SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  21
Assalamualaikum 
Hardedta
Putriyana
Eha Julaeha
Putri Amalia
Sukma
Monic
Chaerur .R.
Suryandika
Kewajiban/ hutang lancarKewajiban/ hutang lancar
PENGERTIAN UTANG LANCAR
Hutang lancar adalah kewajiban yang lukuidasinya di perkiran secara layak
memerlukan penggunaan sumber daya yang ada diklasifikasikan sebagai aktifa lancar,
atau penciptaan kewajiban lancar lain.
Macam-macam hutang lancar :
 Hutang usaha
 Wesel bayar
 Hutang jangka panjang yang jatuh tempo
 Kewajiban jangka pendek yang diharapkan didanai kembali
 Hutang deviden
 Deposito yang dapat dikembalikan
 Pendapatan diterima dimuka
 Hutang pajak penjualan/pendapatan
 Kewajiban kepada karyawan
PENGUKURAN UTANG LANCAR
Untuk tujuan pengukuran, baik hutang lancar maupun
tidak lancar dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis,
yaitu:
1) Hutang yang jumlahnya sudah pasti. Contoh: dari hutang
ini adalah nominal dari wesel atau obligasi.
2)Hutang yang jumlahnya harus di estimasi. Dilihat dari
kepastian nya, hutang ini pasti terjadi namun jumlahnya
belum diketahui secara pasti. Hutang garansi merupakan
contohnya
3)Hutang bersyarat (contingent liability) yaitu suatu
hutang yang akan muncul jika terjadi kejadian lain.
Contohnya perusahaan di tuntut dipengadilan oleh
perusahaan lain.
Pengukuran utang lancar
Hutang diakui bila transaksi yang m enimbulkan kewajiban telah terjadi,
AFB (Statement nomor 4, paragraph 181) dan FASB (SFAC 5 paragraf
67) menyatakan bahwa hutang diukur berdasarkan jumlah uang pada
suatu transaksi. Kewajiban baru dapat diakui bila memenuhu criteria.
1. Memenuhi definisi suatu kewajiban
2. Dapat diukur
3. Relevan
4. Dapat diandalkan
Kewajiban biasanya timbuh dan diakui hanya kalau aktiva telah diserahkan
atau perusahaan telah membuat perjanjian yang tidak dapat dibatalkan untuk
membeli aktiva.
Dengan, demikian besarnya nilai hutang tersebut harus di diskontokan
dengan tingkat bunga tertentu dengan rumus:
PV= 𝐹(1 + 𝑟)−1
1.Hutang Usaha
Hutang usaha atau hutang dagang adalah
saldo yang terhutang kepada pihak lain baik
berupa barang , supplies ataupun jasa yang di
beli dengan secara kredit. Penilaian yang
dilakukan didasarkan pada jumlah pesanan
(invoice). Pencatatan hutang dagang atau hutang
usaha bisa dilakukan atas dasar net atau gross.
Jika hak telah beralih sebelum barang diterima , maka transaksi di catat
setelah hak di terima pembeli.
Pencatatan pada saat terjadi nya hutang dagang.
Format jurnal pada hutang lancar
Jurnal pada saat terjadi nya pelunasan hutang dagang
Hutang dagang xxx
Kas xxx
Persediaan xxx
Hutang dagang xxx
2. Hutang wesel
perusahaan kadangkala menerbitkan sebuah promes atau janji tertulis
untuk membayar uang pada tanggal tertentu. Dilihat dari ada atau tidak nya tarif
bunga yang harus di bayar, noters dapat dibagi kedala hutang wesel berbunga
dan hutang wesel tak berbunga. Hutang wesel berbunga merupakan hutang wesel
yang penerbitan nya disamping harus membayar nominal wesel juga harus
membayar bunga.
3. Hutang wesel berbunga (Interest Bearing Notes Payable)
Misalkan perusahaan pada tanggal 2 april 2004 perusahaan menerbitkan
sebuah promes nilai nominal Rp. 1.000.000,00 bunga 12% setahun yang akan jatuh
tempo 30 juni 2004 sebagai pelunasan hutang usaha. Jurnal yang dibuat pada
tanggal 2 april adalah sebagai berikut.
4. Wesel Bayar tak berbunga secara eksplisit
Dalam wesel tak berbunga, penerbit promes hanya membayar nilai nominal,
dengan demikian nilai nominal merupakan nilai pada saat jatuh tempo
untuk tujuan pengukuran , wesel tersebut didiskontokan dalam jumlah
dilaporkan di neraca adalah sebesar nilai sekarang yaitu niali nominal
dikurangi diskonto nya.
Nilai sekarang dari hutang wesel ini kadang kala mudah diketahui, misalkan
pada tanggal 30 desember 2003 perusahaan menyerahkan wesel tak
berbunga nominal Rp. 100.000.000,00 kepada seorang kreditur untuk
melunasi hutang perusahaan kepada nya sebesar Rp. 90.000.000,00 jika
diserahkan promes (hutang wesel) tersebut adalah nilai hutang yang
dilunasi yaitu Rp. 90.000.000,00 jatuh tempo wesel 30 agustus 2004
Jurnal yang dibuat adalah:
5. hutang jangka panjang ynga jatuh tempo
Hutang jangka panjang seoerti obligasi, hipotik maupun wesel
yang akan jatuh tempo pada tahun fiskal berikutnya akan di
akui sebagai jutang lancar. Adapun hutang jangka panjang
yang tidak diakui hutang lancar yaitu :
a. Dilunasi dari penerbitan hutang yang baru
b. Dikonversi menjadi hutang saham
c. Dilunasi dengan menggunakan aktiva yang terakumulasi
6. kewajiban jangka pendek yang diharapkan di danai kembali
Adalah hutang yang dijadwalkan akan jatuh tempo dalam waktu satu
tahun setelah tanggal neraca perusahaan . beberapa kewajiban
jangka pendek diharapkan akan didanai kembali atas dasar jangka
panjang dan karena itu dipekirakan tidak memrlukan penggunaan
modal kerja selama tahun berikutnya.
 Kriteria pendanaan kembali
Kriteria otorotif untuk menentukan situasi dimana kewajiban
jangka pendek dapat secara layak dikeluarkan dari kewajiban
lancar
Suatu perusahaan diharuskan mengeluarkan kewajibanjangka pendek dari
kewajiban lancar jika kedua kondisi berikut terpenuhi :
1. Memilik rencana untuk mendanai kembali kewajiban atas dasar dasar jangka
panjang
2. Menunjukkan kemampuan untuk melaksanaan pendanaan kembali, kemampuan
tersebut dapar ditunjukkan dari :
3. Mendanai kembali secara aktual kewajiban jangka pendek dengan
menerbitkan kewajiban jangka panjang atau sekuritas ekuitas setelah
tanggal neraca, tetapi sebelum neraca tersebut di terbitkan .
4. Melakukan perjanjian pendanaan yang jelasmengizinkan perusahaan untuk
mendanai kembali hutang atas dasar jangka pnajng pada syarat-syarat yang
dapat ditentukan.
7. Hutang deviden
Adalah kewajiban perusahaan kepada pemegang saham karena
mengumumkan pembagian laba berupa kas dan aktiva lain. Deviden menjadi hutang
pada saat diumumkan oleh dewan direksi perusahaan. Hutang deviden tidak bertambah
seperti halnya hutang obligasi.
Dalam pembagian deviden, perusahaan mengumumkan secara resmi berapa jumlah
yang akan dibagikan dan setelah itu baru dilakukan pembayaran. Dengan adanya
pengumuman ini, maka pada saat itu perusahaan sudah memunyai kewajiban kepada
para pemegang saham sebesar jmlah deviden yang telah diumumkan dan deviden itu
baru lunas setelah deviden dibayarkan
Kewajiban pengumuman ini diakui sebagai kewajiban lancar sebesar jumlah yang akan
dibayarkan. Contoh timbulnya kewajiban :
Pada tgl 31 desember 2010 PT. “WIBOWO” mengumumkan pembagian deviden Rp.
1.000 per lembar saham untuk jumlah lembar saham yang beredar 10.000 lembar.
Pembayaran akan dilakukan mulai tanggal 15 januari 2011.
Mulai tanggal 15 januari 2011.
Transaksi ini akan dicatat sbb :
1. Pada waktu pengumuman
Laba yang ditahan Rp. 10.000.000,-
Hutang deviden Rp. 10.000.000,-
1. Pada waktu deviden dibayarkan
Hutang deviden Rp. 10.000.000,-
Kas Rp. 10.000.000,-
8. Deposito yang dapat dikembalikan
yaitu deposito kas yang diterima dari pelanggan dan karyawan untuk menjamin
Pelaksanaan kontrak atau jasa sebagai jaminan untuk menutuppembayaran kewajiban
Yang diharapkan dimasa depan. Klasifikas deposito yang dapat dikembalikan sebagai
hutang Lancar dan tidak lancar tergantung pada waktu antara tanggal deposito
dan pemutusan Hubungan yang memasyarakatkan deposito.
Contoh deposito yang akan dikembalikan :
1. Perusahaan telepon seringkali mensyaratkan sejumlah deposito untuk pemasangan
telepon
2. Deposito juga dapat diterima dari pelanggan sebagai jaminan untuk kemungkinan
kerusakan atas property yang ada ditangan pelanggan.
9. Pendapatan yang diterima dimuka
Perusahaan kadang menerima pembayaran untuk barang atau jasa yang
belum diberikan. untuk penerimaan jenis ini, perusahaan harus memasukkannya
kedalam pos utang, karena perusahaan mempunyai kewajiban untuk
memberikan barang atau jasa diwaktu yang akan datang.
contoh:
PT. D menerima pembayaran Rp 50 juta untuk barang dagangan
yang dipesan konsumen, barang dagangan tersebut harus dikirim
akhir bulan depan.
10. Hutang kontijensi
Istilah kewajiban kontingensi merupakan kewajiban potensial di masa yang akan
datang yang memungkinkan dapat terjadi. Kewajiban ini berbeda dengan
kewajiban yang diestimasikan, yaitu kewajiban yang memang ada namun jumlah,
tanggal jatuh temponya dan atau pelunasannya tidak pasti. Jenis kewajiban
kontingensi itu meliputi:
1) Perkara hukum yang belun diputuskan
Perkara hukum terhadap suatu perusahaan dicatat sebagai kewajiban
kontingensi dan berakhir bila tuntutan hasil perkara itu diselesaikan (yaitu
semua sudah sepakat, diselesaikan di luar pengadilan). perkara hukum yang belum
diputuskan pada saat tanggal neraca umumnya dimasukan dalam bentuk catatan
kaki tanpa mencantumkan nilainya.
2) Endorsemen
Bila kesepakatan berkaitan dalam mendiskontokan wesel bayar atau menjual
piutang dagang, maka perusahaan menjamin hutang itu dan menjadi terhutang bila
debitur yang semula tidak melunasi.
3) Pajak pendapatan
Jika IRS tidak mengakui pengembalian pajak perusahaan sebagaimana yang
dilaporkan dan menimbulkan pajak tambahan, maka kewajiban kontingensi perlu disajikan
untuk tujuan pemeriksaan. penjelasan khusus perlu diberikan, namun sering dimasukan
pula catatan kaki mengenai pemeriksaan dari IRS dan surat ketetapan kewajiban pajak
selama beberapa tahun. kecuali dalam kasus penyelewengan atau tidak mengis
pengembalian pajak, ketentuan pembatasan mencegah IRS tidak melakukan auditing
lebih dari tiga tahun.
Dalam penyajian kewajiban kontingensi, tujuan utamanya adalah untuk penjelasan yang
layak atas kontingensi tersebut dan jika dapat ditaksir jumlahnya, sebaiknya nilainya
dicantumkan. Penjelasan dalam laporan keuangan dapat dilakukan berupa :
a) Penjelasan lebih lanjut setelah nama perkiraan,
b) catatan kaki,
c) memasukan item itu diantara kewajiban tanpa menunjukan nilai atau
d) apropriasi dari laba yang ditahan
Cara penyajian hutang lancar pada laporan keuangan neraca
Dalam laporan keuangan neraca hutang lancar disajika dengan cara :
1. Setiap jenis hutang lancar harus disajikan terpisah (cut off) dari jumlah yang material,
2. Hutang terhadap perusahaan afillasi, pemegang saham, karyawan perusahaan harus dipisahkan
dari hutang kepada pihak ketiga yang independent,
3. aktiva yang dijaminkan dalam penarikan hutang lancar harus diungkapkan dalam laporan
keuangan,
4. Aktiva dan hutang lancar tidak boleh digabungkan penyajiannya kedalam jumlah netto,
5. Hutang bersyarat harus dijelaskan didalam neraca,
6. Disajikan sesuai likuiditasnya, sama seperti aktiva, hutang lancar yang dapat dengan segera
dibayar maka disajikan dalam urutan yang paling diatas,
7. Dilaporkan pada sisi sebelah kanan neraca.
Thankyou...
Production:

Contenu connexe

Tendances

UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2DIANA LESTARI
 
Wesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjangWesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjangFirdha Aryati
 
AK2-Pertemuan-1-Liabilitas-Jangka-Pendek
AK2-Pertemuan-1-Liabilitas-Jangka-PendekAK2-Pertemuan-1-Liabilitas-Jangka-Pendek
AK2-Pertemuan-1-Liabilitas-Jangka-Pendekaosta julytha
 
Akuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDAAkuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDAMahyuni Bjm
 
Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015
Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015
Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015PPA FEUI
 
Materi Akuntansi Perbankan tentang Akuntansi kliring
Materi Akuntansi Perbankan tentang Akuntansi kliringMateri Akuntansi Perbankan tentang Akuntansi kliring
Materi Akuntansi Perbankan tentang Akuntansi kliringIbas Ibnu Patriandana
 
Piutang account-receivable
Piutang account-receivablePiutang account-receivable
Piutang account-receivableIndra Yu
 
Akuntansi Salam Dalam Bank Syari'ah
Akuntansi Salam Dalam Bank Syari'ahAkuntansi Salam Dalam Bank Syari'ah
Akuntansi Salam Dalam Bank Syari'ahmadureh
 
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIAN
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIANSISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIAN
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIANrusdiman1
 
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDAAkuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDAMahyuni Bjm
 
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2Ratih Anjilni
 
AKL 2 Pemilikan Tidak Langsung
AKL 2 Pemilikan Tidak LangsungAKL 2 Pemilikan Tidak Langsung
AKL 2 Pemilikan Tidak LangsungAdi Jauhari
 
Akuntansi Kewajiban Lancar & Penggajian (Pengantar Akuntansi II)
Akuntansi Kewajiban Lancar & Penggajian (Pengantar Akuntansi II)Akuntansi Kewajiban Lancar & Penggajian (Pengantar Akuntansi II)
Akuntansi Kewajiban Lancar & Penggajian (Pengantar Akuntansi II)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Akuntansi Piutang PEMDA
Akuntansi Piutang PEMDAAkuntansi Piutang PEMDA
Akuntansi Piutang PEMDAMahyuni Bjm
 
Bab 17 audit siklus pembiayaan
Bab 17 audit siklus pembiayaanBab 17 audit siklus pembiayaan
Bab 17 audit siklus pembiayaanDhita Arum
 
BAB 1 Akuntansi Utang Jangka Panjang.pptx
BAB 1 Akuntansi Utang Jangka Panjang.pptxBAB 1 Akuntansi Utang Jangka Panjang.pptx
BAB 1 Akuntansi Utang Jangka Panjang.pptxventy3
 

Tendances (20)

UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
 
Wesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjangWesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjang
 
AK2-Pertemuan-1-Liabilitas-Jangka-Pendek
AK2-Pertemuan-1-Liabilitas-Jangka-PendekAK2-Pertemuan-1-Liabilitas-Jangka-Pendek
AK2-Pertemuan-1-Liabilitas-Jangka-Pendek
 
Akuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDAAkuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDA
 
Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015
Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015
Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015
 
Materi Akuntansi Perbankan tentang Akuntansi kliring
Materi Akuntansi Perbankan tentang Akuntansi kliringMateri Akuntansi Perbankan tentang Akuntansi kliring
Materi Akuntansi Perbankan tentang Akuntansi kliring
 
Bab 3-piutang-wesel
Bab 3-piutang-weselBab 3-piutang-wesel
Bab 3-piutang-wesel
 
Piutang account-receivable
Piutang account-receivablePiutang account-receivable
Piutang account-receivable
 
Akuntansi Salam Dalam Bank Syari'ah
Akuntansi Salam Dalam Bank Syari'ahAkuntansi Salam Dalam Bank Syari'ah
Akuntansi Salam Dalam Bank Syari'ah
 
ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)
ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)
ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)
 
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIAN
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIANSISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIAN
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIAN
 
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDAAkuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDA
 
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
 
AKL 2 Pemilikan Tidak Langsung
AKL 2 Pemilikan Tidak LangsungAKL 2 Pemilikan Tidak Langsung
AKL 2 Pemilikan Tidak Langsung
 
Akuntansi Kewajiban Lancar & Penggajian (Pengantar Akuntansi II)
Akuntansi Kewajiban Lancar & Penggajian (Pengantar Akuntansi II)Akuntansi Kewajiban Lancar & Penggajian (Pengantar Akuntansi II)
Akuntansi Kewajiban Lancar & Penggajian (Pengantar Akuntansi II)
 
Akuntansi Piutang PEMDA
Akuntansi Piutang PEMDAAkuntansi Piutang PEMDA
Akuntansi Piutang PEMDA
 
Bab 17 audit siklus pembiayaan
Bab 17 audit siklus pembiayaanBab 17 audit siklus pembiayaan
Bab 17 audit siklus pembiayaan
 
BAB 1 Akuntansi Utang Jangka Panjang.pptx
BAB 1 Akuntansi Utang Jangka Panjang.pptxBAB 1 Akuntansi Utang Jangka Panjang.pptx
BAB 1 Akuntansi Utang Jangka Panjang.pptx
 
Kewajiban Lancar
Kewajiban LancarKewajiban Lancar
Kewajiban Lancar
 
Soal jawab akuntansi lanjutan 2
Soal jawab akuntansi lanjutan 2Soal jawab akuntansi lanjutan 2
Soal jawab akuntansi lanjutan 2
 

En vedette

Sistim pencatatan utang akuntansi
Sistim pencatatan utang akuntansiSistim pencatatan utang akuntansi
Sistim pencatatan utang akuntansitohamtk
 
Hutang lancar
Hutang lancarHutang lancar
Hutang lancardkadani
 
Utang dagang (account payable)
Utang dagang (account payable) Utang dagang (account payable)
Utang dagang (account payable) Anna Septiyani
 
Utang jangka pendek
Utang jangka pendekUtang jangka pendek
Utang jangka pendekPrass Anjar
 
Soal akuntansi utang dan aktiva tetap
Soal akuntansi utang dan aktiva tetapSoal akuntansi utang dan aktiva tetap
Soal akuntansi utang dan aktiva tetapheri baskoro
 
Akuntansi Kewajiban berdasarkan SAP Akrual
Akuntansi Kewajiban berdasarkan SAP AkrualAkuntansi Kewajiban berdasarkan SAP Akrual
Akuntansi Kewajiban berdasarkan SAP AkrualNoor Shiddiq
 
Pengelolaan Kartu Utang
Pengelolaan Kartu UtangPengelolaan Kartu Utang
Pengelolaan Kartu UtangKasmadi Rais
 
Ch.13 kewajiban lancar
Ch.13 kewajiban lancarCh.13 kewajiban lancar
Ch.13 kewajiban lancarbetavanjava
 
Pengantar Akuntansi 2 - Ch10 Liability
Pengantar Akuntansi 2 - Ch10 LiabilityPengantar Akuntansi 2 - Ch10 Liability
Pengantar Akuntansi 2 - Ch10 Liabilityyuliapratiwi2810
 
perjanjian sewa rumah
perjanjian sewa rumahperjanjian sewa rumah
perjanjian sewa rumahLegal Akses
 

En vedette (14)

Sistim pencatatan utang akuntansi
Sistim pencatatan utang akuntansiSistim pencatatan utang akuntansi
Sistim pencatatan utang akuntansi
 
Hutang lancar
Hutang lancarHutang lancar
Hutang lancar
 
Utang dagang (account payable)
Utang dagang (account payable) Utang dagang (account payable)
Utang dagang (account payable)
 
Utang jangka pendek
Utang jangka pendekUtang jangka pendek
Utang jangka pendek
 
Soal akuntansi utang dan aktiva tetap
Soal akuntansi utang dan aktiva tetapSoal akuntansi utang dan aktiva tetap
Soal akuntansi utang dan aktiva tetap
 
Akuntansi Kewajiban berdasarkan SAP Akrual
Akuntansi Kewajiban berdasarkan SAP AkrualAkuntansi Kewajiban berdasarkan SAP Akrual
Akuntansi Kewajiban berdasarkan SAP Akrual
 
Pengelolaan Kartu Utang
Pengelolaan Kartu UtangPengelolaan Kartu Utang
Pengelolaan Kartu Utang
 
Ch.13 kewajiban lancar
Ch.13 kewajiban lancarCh.13 kewajiban lancar
Ch.13 kewajiban lancar
 
Kewajiban lancar
Kewajiban lancarKewajiban lancar
Kewajiban lancar
 
Liabilitas SR
Liabilitas  SRLiabilitas  SR
Liabilitas SR
 
Pengantar Akuntansi 2 - Ch10 Liability
Pengantar Akuntansi 2 - Ch10 LiabilityPengantar Akuntansi 2 - Ch10 Liability
Pengantar Akuntansi 2 - Ch10 Liability
 
Liabilitas jangka panjang
Liabilitas jangka panjangLiabilitas jangka panjang
Liabilitas jangka panjang
 
surat wasiat
surat wasiatsurat wasiat
surat wasiat
 
perjanjian sewa rumah
perjanjian sewa rumahperjanjian sewa rumah
perjanjian sewa rumah
 

Similaire à Kewajiban / Hutang Lancar

Analisa ap hutang pendek
Analisa ap hutang pendekAnalisa ap hutang pendek
Analisa ap hutang pendekSadeg Sadeh
 
pptwesel-180612000802 (2).pdf
pptwesel-180612000802 (2).pdfpptwesel-180612000802 (2).pdf
pptwesel-180612000802 (2).pdfRehanOgie
 
Meet 1-Current Liabilities-DYP (1).pdf
Meet 1-Current Liabilities-DYP (1).pdfMeet 1-Current Liabilities-DYP (1).pdf
Meet 1-Current Liabilities-DYP (1).pdfMasnaAbdulBaqi
 
MAKALAH KELOMPOK 1 AKM II.pdf
MAKALAH KELOMPOK 1 AKM II.pdfMAKALAH KELOMPOK 1 AKM II.pdf
MAKALAH KELOMPOK 1 AKM II.pdfAprisaangrariani
 
kewajiban jangka panjang , Ekonomi kelas 12
 kewajiban jangka panjang , Ekonomi kelas 12 kewajiban jangka panjang , Ekonomi kelas 12
kewajiban jangka panjang , Ekonomi kelas 12ElisabethYesi
 
Bab 1 Kas_Dan_Piutang Akuntansi Keuangan Menengah
Bab 1 Kas_Dan_Piutang Akuntansi Keuangan MenengahBab 1 Kas_Dan_Piutang Akuntansi Keuangan Menengah
Bab 1 Kas_Dan_Piutang Akuntansi Keuangan MenengahKaniaPutri34
 
Konsep hutang dan ekuitas
Konsep hutang dan ekuitasKonsep hutang dan ekuitas
Konsep hutang dan ekuitasRose Meea
 
Jenis jenis piutang , piutang wesel, piutang bunga, piutang karyawan dan piut...
Jenis jenis piutang , piutang wesel, piutang bunga, piutang karyawan dan piut...Jenis jenis piutang , piutang wesel, piutang bunga, piutang karyawan dan piut...
Jenis jenis piutang , piutang wesel, piutang bunga, piutang karyawan dan piut...sitifajarmarinda
 
13. KEBIJAKAN AKUNTANSI KEWAJIBAN.pdf 13. KEBIJAKAN AKUNTANSI KEWAJIBAN.pdf
13. KEBIJAKAN AKUNTANSI KEWAJIBAN.pdf 13. KEBIJAKAN AKUNTANSI KEWAJIBAN.pdf13. KEBIJAKAN AKUNTANSI KEWAJIBAN.pdf 13. KEBIJAKAN AKUNTANSI KEWAJIBAN.pdf
13. KEBIJAKAN AKUNTANSI KEWAJIBAN.pdf 13. KEBIJAKAN AKUNTANSI KEWAJIBAN.pdfsikhwan
 
Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)
Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)
Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)Dela Pandu Asworo
 
Akuntansi Kewajiban Dan Ekuitas Dana.pptx
Akuntansi Kewajiban Dan Ekuitas Dana.pptxAkuntansi Kewajiban Dan Ekuitas Dana.pptx
Akuntansi Kewajiban Dan Ekuitas Dana.pptxAlthafariqMDhafa1
 

Similaire à Kewajiban / Hutang Lancar (20)

Analisa ap hutang pendek
Analisa ap hutang pendekAnalisa ap hutang pendek
Analisa ap hutang pendek
 
HUTANG LANCAR d3.ppt
HUTANG LANCAR d3.pptHUTANG LANCAR d3.ppt
HUTANG LANCAR d3.ppt
 
Ppt wesel
Ppt weselPpt wesel
Ppt wesel
 
pptwesel-180612000802 (2).pdf
pptwesel-180612000802 (2).pdfpptwesel-180612000802 (2).pdf
pptwesel-180612000802 (2).pdf
 
Akuntansi Perpajakan
Akuntansi PerpajakanAkuntansi Perpajakan
Akuntansi Perpajakan
 
Meet 1-Current Liabilities-DYP (1).pdf
Meet 1-Current Liabilities-DYP (1).pdfMeet 1-Current Liabilities-DYP (1).pdf
Meet 1-Current Liabilities-DYP (1).pdf
 
Rangkuman piutang
Rangkuman piutangRangkuman piutang
Rangkuman piutang
 
MAKALAH KELOMPOK 1 AKM II.pdf
MAKALAH KELOMPOK 1 AKM II.pdfMAKALAH KELOMPOK 1 AKM II.pdf
MAKALAH KELOMPOK 1 AKM II.pdf
 
kewajiban jangka panjang , Ekonomi kelas 12
 kewajiban jangka panjang , Ekonomi kelas 12 kewajiban jangka panjang , Ekonomi kelas 12
kewajiban jangka panjang , Ekonomi kelas 12
 
Bab 1 Kas_Dan_Piutang Akuntansi Keuangan Menengah
Bab 1 Kas_Dan_Piutang Akuntansi Keuangan MenengahBab 1 Kas_Dan_Piutang Akuntansi Keuangan Menengah
Bab 1 Kas_Dan_Piutang Akuntansi Keuangan Menengah
 
Piutang
PiutangPiutang
Piutang
 
Konsep hutang dan ekuitas
Konsep hutang dan ekuitasKonsep hutang dan ekuitas
Konsep hutang dan ekuitas
 
Ch 07 kas & piutang
Ch 07 kas & piutangCh 07 kas & piutang
Ch 07 kas & piutang
 
Jenis jenis piutang , piutang wesel, piutang bunga, piutang karyawan dan piut...
Jenis jenis piutang , piutang wesel, piutang bunga, piutang karyawan dan piut...Jenis jenis piutang , piutang wesel, piutang bunga, piutang karyawan dan piut...
Jenis jenis piutang , piutang wesel, piutang bunga, piutang karyawan dan piut...
 
Kewajiban dan ekuitas
Kewajiban dan ekuitasKewajiban dan ekuitas
Kewajiban dan ekuitas
 
13. KEBIJAKAN AKUNTANSI KEWAJIBAN.pdf 13. KEBIJAKAN AKUNTANSI KEWAJIBAN.pdf
13. KEBIJAKAN AKUNTANSI KEWAJIBAN.pdf 13. KEBIJAKAN AKUNTANSI KEWAJIBAN.pdf13. KEBIJAKAN AKUNTANSI KEWAJIBAN.pdf 13. KEBIJAKAN AKUNTANSI KEWAJIBAN.pdf
13. KEBIJAKAN AKUNTANSI KEWAJIBAN.pdf 13. KEBIJAKAN AKUNTANSI KEWAJIBAN.pdf
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Kewajiban Lancar
Kewajiban LancarKewajiban Lancar
Kewajiban Lancar
 
Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)
Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)
Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)
 
Akuntansi Kewajiban Dan Ekuitas Dana.pptx
Akuntansi Kewajiban Dan Ekuitas Dana.pptxAkuntansi Kewajiban Dan Ekuitas Dana.pptx
Akuntansi Kewajiban Dan Ekuitas Dana.pptx
 

Dernier

KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptxDasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptxadel876203
 
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptxmatematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptxArvaAthallahSusanto
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxHakamNiazi
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 

Dernier (20)

KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptxDasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
 
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptxmatematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 

Kewajiban / Hutang Lancar

  • 1. Assalamualaikum  Hardedta Putriyana Eha Julaeha Putri Amalia Sukma Monic Chaerur .R. Suryandika
  • 3. PENGERTIAN UTANG LANCAR Hutang lancar adalah kewajiban yang lukuidasinya di perkiran secara layak memerlukan penggunaan sumber daya yang ada diklasifikasikan sebagai aktifa lancar, atau penciptaan kewajiban lancar lain. Macam-macam hutang lancar :  Hutang usaha  Wesel bayar  Hutang jangka panjang yang jatuh tempo  Kewajiban jangka pendek yang diharapkan didanai kembali  Hutang deviden  Deposito yang dapat dikembalikan  Pendapatan diterima dimuka  Hutang pajak penjualan/pendapatan  Kewajiban kepada karyawan
  • 4. PENGUKURAN UTANG LANCAR Untuk tujuan pengukuran, baik hutang lancar maupun tidak lancar dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu: 1) Hutang yang jumlahnya sudah pasti. Contoh: dari hutang ini adalah nominal dari wesel atau obligasi. 2)Hutang yang jumlahnya harus di estimasi. Dilihat dari kepastian nya, hutang ini pasti terjadi namun jumlahnya belum diketahui secara pasti. Hutang garansi merupakan contohnya 3)Hutang bersyarat (contingent liability) yaitu suatu hutang yang akan muncul jika terjadi kejadian lain. Contohnya perusahaan di tuntut dipengadilan oleh perusahaan lain.
  • 5. Pengukuran utang lancar Hutang diakui bila transaksi yang m enimbulkan kewajiban telah terjadi, AFB (Statement nomor 4, paragraph 181) dan FASB (SFAC 5 paragraf 67) menyatakan bahwa hutang diukur berdasarkan jumlah uang pada suatu transaksi. Kewajiban baru dapat diakui bila memenuhu criteria. 1. Memenuhi definisi suatu kewajiban 2. Dapat diukur 3. Relevan 4. Dapat diandalkan Kewajiban biasanya timbuh dan diakui hanya kalau aktiva telah diserahkan atau perusahaan telah membuat perjanjian yang tidak dapat dibatalkan untuk membeli aktiva. Dengan, demikian besarnya nilai hutang tersebut harus di diskontokan dengan tingkat bunga tertentu dengan rumus: PV= 𝐹(1 + 𝑟)−1
  • 6. 1.Hutang Usaha Hutang usaha atau hutang dagang adalah saldo yang terhutang kepada pihak lain baik berupa barang , supplies ataupun jasa yang di beli dengan secara kredit. Penilaian yang dilakukan didasarkan pada jumlah pesanan (invoice). Pencatatan hutang dagang atau hutang usaha bisa dilakukan atas dasar net atau gross.
  • 7. Jika hak telah beralih sebelum barang diterima , maka transaksi di catat setelah hak di terima pembeli. Pencatatan pada saat terjadi nya hutang dagang. Format jurnal pada hutang lancar Jurnal pada saat terjadi nya pelunasan hutang dagang Hutang dagang xxx Kas xxx Persediaan xxx Hutang dagang xxx
  • 8. 2. Hutang wesel perusahaan kadangkala menerbitkan sebuah promes atau janji tertulis untuk membayar uang pada tanggal tertentu. Dilihat dari ada atau tidak nya tarif bunga yang harus di bayar, noters dapat dibagi kedala hutang wesel berbunga dan hutang wesel tak berbunga. Hutang wesel berbunga merupakan hutang wesel yang penerbitan nya disamping harus membayar nominal wesel juga harus membayar bunga. 3. Hutang wesel berbunga (Interest Bearing Notes Payable) Misalkan perusahaan pada tanggal 2 april 2004 perusahaan menerbitkan sebuah promes nilai nominal Rp. 1.000.000,00 bunga 12% setahun yang akan jatuh tempo 30 juni 2004 sebagai pelunasan hutang usaha. Jurnal yang dibuat pada tanggal 2 april adalah sebagai berikut.
  • 9. 4. Wesel Bayar tak berbunga secara eksplisit Dalam wesel tak berbunga, penerbit promes hanya membayar nilai nominal, dengan demikian nilai nominal merupakan nilai pada saat jatuh tempo untuk tujuan pengukuran , wesel tersebut didiskontokan dalam jumlah dilaporkan di neraca adalah sebesar nilai sekarang yaitu niali nominal dikurangi diskonto nya. Nilai sekarang dari hutang wesel ini kadang kala mudah diketahui, misalkan pada tanggal 30 desember 2003 perusahaan menyerahkan wesel tak berbunga nominal Rp. 100.000.000,00 kepada seorang kreditur untuk melunasi hutang perusahaan kepada nya sebesar Rp. 90.000.000,00 jika diserahkan promes (hutang wesel) tersebut adalah nilai hutang yang dilunasi yaitu Rp. 90.000.000,00 jatuh tempo wesel 30 agustus 2004 Jurnal yang dibuat adalah:
  • 10. 5. hutang jangka panjang ynga jatuh tempo Hutang jangka panjang seoerti obligasi, hipotik maupun wesel yang akan jatuh tempo pada tahun fiskal berikutnya akan di akui sebagai jutang lancar. Adapun hutang jangka panjang yang tidak diakui hutang lancar yaitu : a. Dilunasi dari penerbitan hutang yang baru b. Dikonversi menjadi hutang saham c. Dilunasi dengan menggunakan aktiva yang terakumulasi
  • 11. 6. kewajiban jangka pendek yang diharapkan di danai kembali Adalah hutang yang dijadwalkan akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun setelah tanggal neraca perusahaan . beberapa kewajiban jangka pendek diharapkan akan didanai kembali atas dasar jangka panjang dan karena itu dipekirakan tidak memrlukan penggunaan modal kerja selama tahun berikutnya.  Kriteria pendanaan kembali Kriteria otorotif untuk menentukan situasi dimana kewajiban jangka pendek dapat secara layak dikeluarkan dari kewajiban lancar
  • 12. Suatu perusahaan diharuskan mengeluarkan kewajibanjangka pendek dari kewajiban lancar jika kedua kondisi berikut terpenuhi : 1. Memilik rencana untuk mendanai kembali kewajiban atas dasar dasar jangka panjang 2. Menunjukkan kemampuan untuk melaksanaan pendanaan kembali, kemampuan tersebut dapar ditunjukkan dari : 3. Mendanai kembali secara aktual kewajiban jangka pendek dengan menerbitkan kewajiban jangka panjang atau sekuritas ekuitas setelah tanggal neraca, tetapi sebelum neraca tersebut di terbitkan . 4. Melakukan perjanjian pendanaan yang jelasmengizinkan perusahaan untuk mendanai kembali hutang atas dasar jangka pnajng pada syarat-syarat yang dapat ditentukan.
  • 13. 7. Hutang deviden Adalah kewajiban perusahaan kepada pemegang saham karena mengumumkan pembagian laba berupa kas dan aktiva lain. Deviden menjadi hutang pada saat diumumkan oleh dewan direksi perusahaan. Hutang deviden tidak bertambah seperti halnya hutang obligasi. Dalam pembagian deviden, perusahaan mengumumkan secara resmi berapa jumlah yang akan dibagikan dan setelah itu baru dilakukan pembayaran. Dengan adanya pengumuman ini, maka pada saat itu perusahaan sudah memunyai kewajiban kepada para pemegang saham sebesar jmlah deviden yang telah diumumkan dan deviden itu baru lunas setelah deviden dibayarkan Kewajiban pengumuman ini diakui sebagai kewajiban lancar sebesar jumlah yang akan dibayarkan. Contoh timbulnya kewajiban : Pada tgl 31 desember 2010 PT. “WIBOWO” mengumumkan pembagian deviden Rp. 1.000 per lembar saham untuk jumlah lembar saham yang beredar 10.000 lembar. Pembayaran akan dilakukan mulai tanggal 15 januari 2011.
  • 14. Mulai tanggal 15 januari 2011. Transaksi ini akan dicatat sbb : 1. Pada waktu pengumuman Laba yang ditahan Rp. 10.000.000,- Hutang deviden Rp. 10.000.000,- 1. Pada waktu deviden dibayarkan Hutang deviden Rp. 10.000.000,- Kas Rp. 10.000.000,-
  • 15. 8. Deposito yang dapat dikembalikan yaitu deposito kas yang diterima dari pelanggan dan karyawan untuk menjamin Pelaksanaan kontrak atau jasa sebagai jaminan untuk menutuppembayaran kewajiban Yang diharapkan dimasa depan. Klasifikas deposito yang dapat dikembalikan sebagai hutang Lancar dan tidak lancar tergantung pada waktu antara tanggal deposito dan pemutusan Hubungan yang memasyarakatkan deposito. Contoh deposito yang akan dikembalikan : 1. Perusahaan telepon seringkali mensyaratkan sejumlah deposito untuk pemasangan telepon 2. Deposito juga dapat diterima dari pelanggan sebagai jaminan untuk kemungkinan kerusakan atas property yang ada ditangan pelanggan.
  • 16. 9. Pendapatan yang diterima dimuka Perusahaan kadang menerima pembayaran untuk barang atau jasa yang belum diberikan. untuk penerimaan jenis ini, perusahaan harus memasukkannya kedalam pos utang, karena perusahaan mempunyai kewajiban untuk memberikan barang atau jasa diwaktu yang akan datang. contoh: PT. D menerima pembayaran Rp 50 juta untuk barang dagangan yang dipesan konsumen, barang dagangan tersebut harus dikirim akhir bulan depan.
  • 17. 10. Hutang kontijensi Istilah kewajiban kontingensi merupakan kewajiban potensial di masa yang akan datang yang memungkinkan dapat terjadi. Kewajiban ini berbeda dengan kewajiban yang diestimasikan, yaitu kewajiban yang memang ada namun jumlah, tanggal jatuh temponya dan atau pelunasannya tidak pasti. Jenis kewajiban kontingensi itu meliputi: 1) Perkara hukum yang belun diputuskan Perkara hukum terhadap suatu perusahaan dicatat sebagai kewajiban kontingensi dan berakhir bila tuntutan hasil perkara itu diselesaikan (yaitu semua sudah sepakat, diselesaikan di luar pengadilan). perkara hukum yang belum diputuskan pada saat tanggal neraca umumnya dimasukan dalam bentuk catatan kaki tanpa mencantumkan nilainya.
  • 18. 2) Endorsemen Bila kesepakatan berkaitan dalam mendiskontokan wesel bayar atau menjual piutang dagang, maka perusahaan menjamin hutang itu dan menjadi terhutang bila debitur yang semula tidak melunasi. 3) Pajak pendapatan Jika IRS tidak mengakui pengembalian pajak perusahaan sebagaimana yang dilaporkan dan menimbulkan pajak tambahan, maka kewajiban kontingensi perlu disajikan untuk tujuan pemeriksaan. penjelasan khusus perlu diberikan, namun sering dimasukan pula catatan kaki mengenai pemeriksaan dari IRS dan surat ketetapan kewajiban pajak selama beberapa tahun. kecuali dalam kasus penyelewengan atau tidak mengis pengembalian pajak, ketentuan pembatasan mencegah IRS tidak melakukan auditing lebih dari tiga tahun.
  • 19. Dalam penyajian kewajiban kontingensi, tujuan utamanya adalah untuk penjelasan yang layak atas kontingensi tersebut dan jika dapat ditaksir jumlahnya, sebaiknya nilainya dicantumkan. Penjelasan dalam laporan keuangan dapat dilakukan berupa : a) Penjelasan lebih lanjut setelah nama perkiraan, b) catatan kaki, c) memasukan item itu diantara kewajiban tanpa menunjukan nilai atau d) apropriasi dari laba yang ditahan
  • 20. Cara penyajian hutang lancar pada laporan keuangan neraca Dalam laporan keuangan neraca hutang lancar disajika dengan cara : 1. Setiap jenis hutang lancar harus disajikan terpisah (cut off) dari jumlah yang material, 2. Hutang terhadap perusahaan afillasi, pemegang saham, karyawan perusahaan harus dipisahkan dari hutang kepada pihak ketiga yang independent, 3. aktiva yang dijaminkan dalam penarikan hutang lancar harus diungkapkan dalam laporan keuangan, 4. Aktiva dan hutang lancar tidak boleh digabungkan penyajiannya kedalam jumlah netto, 5. Hutang bersyarat harus dijelaskan didalam neraca, 6. Disajikan sesuai likuiditasnya, sama seperti aktiva, hutang lancar yang dapat dengan segera dibayar maka disajikan dalam urutan yang paling diatas, 7. Dilaporkan pada sisi sebelah kanan neraca.