SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  115
B A B I 
P E N D A H U L U A N 
A. Latar Belakang 
Dalam era globalisasi, dunia pendidikan sangat dipentingkan dan pemerintah telah 
merencanakan beberapa program untuk pendidikan di Indonesia. Program pemerintah 
ialah pendidikan karakter karena saat ini karakter bangsa mulai memudar sehingga hal 
tersebut menjadi pusat perhatian bagi lembaga pendidikan, ahli pendidik dan peserta 
pendidik. 
Pendidikan karakter dirancang untuk mencetak generasi penerus bangsa yang 
mampu memajukan tanah air tercinta ini. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan 
Nasional telah disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan 
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam 
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangsa potensi 
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang 
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga 
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 
Sebagai guru sekolah dasar, sangat diharapkan untuk memahami makna dari 
Pendidikan Nasional karena dalam sekolah dasar merupakan jenjang utama dan 
pertama bagi peletak dasar kecerdasarn peserta didik. Maka sangat penting bagi guru 
untuk memahami setiap unsur belajar dan pembelajaran, strategi pembelajaran dan 
yang tidak kalah penting yaitu guru juga harus memahami kejiwaan peserta didik. 
B. Rumusan Masalah 
Berdasarkan latar belakang yang telah diurai diatas, maka didapat rumusan 
masalah sebagai berikut : 
1. Apa dan bagaimana strategi belajar mengajar disekolah dasar? 
2. Bagaimana pembelajaran di sekolah dasar? 
3. Apa saja model-model belajar dan rupun model belajar di sekolah dasar? 
4. Bagaimana prosedur pembelajaran disekolah dasar? 
5. Bagaimana pemilihan metode mengajar disekolah dasar? 
6. Media pembelajaran apa yang digunakan disekolah dasar? 
1
7. Apa saja keterampilan dasar mengajar yang diperlukan disekolah dasar? 
8. Bagaimana kegiatan remedial dan pengayaan yang diterapkan disekolah dasar? 
9. Hal apa yang diperlukan dalam mengelola kelas disekolah dasar? 
10. Bagaimana cara untuk mendisiplinkan kelas disekolah dasar? 
11. Bagaimana perencanaan pembelajaran yang efektif disekolah dasar? 
C. Tujuan 
Berdasar dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penyusunan makalah ini 
yaitu : 
1. Memahami hakikat belajar dan mengajar disekolah dasar 
2. Memahami hakikat strategi pembelajaran disekolah dasar 
3. Memahami prosedur dan metode pengajaran disekolah dasar 
4. Mengetahui macam-macam media pembelajaran yang digunakan disekolah 
dasar 
5. Memahami keterampilan dasar mengajar disekolah dasar 
6. Mengetahui kegiatan pembelajaran disekolah dasar 
7. Mengetahui cara untuk mengelola dan mendisiplinkan kelas disekolah dasar 
8. Memahami perencanaan pembelajaran disekolah dasar 
B A B II 
P E M B A H A S A N 
2
MODUL 1 
STRATEGI BELAJAR MENGAJAR 
A. Hakikat Strategi Pembelajaran 
Tugas utama guru ialah mengajar yang berarti membelajarkan siswa untuk 
mencapai tujuan tertentu atau kompetensi. Tujuan atau kompetensi tersebut telah 
dirumuskan dalam kurikulum yang berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan proses 
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran yang menjadi persoalan pokok ialah 
bagaimana memilih dan menggunakan strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran 
yang digunakan harus menggunakan aktivitas belajar yang baik, sehingga tujuan 
pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. 
B. Kegiatan Belajar 
1. Konsep dan Prinsip Belajar dan Pembelajaran 
Mengajar pada hakikatnya adalah membelajarkan siswa, dalam arti mendorong 
dan membimbing siswa belajar. Membelajarkan siswa mengandung maksud agar 
guru berupaya mengaktifkan siswa belajar. Dengan demikian, didalam proses 
pembelajaran guru menggunakan berbagai strategi dan media semata-mata supaya 
siswa belajar. 
a. Konsep Belajar dan Pembelajaran 
Menurut Gagne, belajar ialah suatu proses di mana suatu organisme berubah 
perilakunya sebagai akibat pengalaman. Dari pengertian tersebut, terdapat tiga 
ciri utama belajar, yaitu proses, perubahan perilaku, dan pengalaman. 
(1) Proses 
Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan 
merasakan. Seseorang dikatakan belajar bila pikiran dan perasaannya aktif. 
Aktivitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, 
akan tetapi dirasakan oleh yang bersangkutan (orang yang sedang belajar 
itu). Guru tidak dapat melihat aktivitas pikiran dan perasaan siswa. Yang 
dapat diamati guru ialah manifestasinya, yaitu kegiatan siswa sebagai akibat 
adanya aktivitas pikiran dan perasaan pada diri siswa tersebut. 
3
(2) Perubahan Perilaku 
Seseorang yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, baik 
yang berupa pengetahuan, keterampilan, atau penguasaan nilai-nilai (sikap). 
Menurut para ahli psikologi tidak semua perubahan perilaku dapat 
digolongkan ke dalam hasil belajar. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar 
ialah perubahan yang dihasilkan dari pengalaman (interaksi dengan 
lingkungan), tempat proses mental dan emosional terjadi. Perubahan 
perilaku sebagai hasil belajar dikelompokan ke dalam tiga ranah (kawasan), 
yaitu pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), dan penguasaan 
nilai-nilai atau sikap (afektif). 
(3) Pengalaman 
Belajar adalah mengalami, dalam arti belajar terjadi di dalam 
interaksiantara individu dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun 
sosial. Lingkungan pembelajaran yang baik ialah lingkungan yang memicu 
dan menantang siswa belajar. Guru yang mengajar tanpa menggunakan alat 
peraga, apalagi di kelas rendah kurang memicu siswa belajar lebih giat. 
Belajar dapat melalui pengalaman langsung dan tidak langsung. Belajar 
melalui pengalaman langsung, siswa belajar dengan melakukan sendiri atau 
mengalaminya sendiri. Akan tetapi, bila siswa mengetahuinya karena 
membaca buku atau mendengarkan penjelasan guru, maka disebut belajar 
melalui pengalaman tidak langsung. 
b. Prinsip Belajar dan Pembelajaran 
(1) Motivasi 
Yaitu dorongan untuk melakukan kegiatan belajar, baik motivasi intrinsik 
maupun ekstrinsik. 
(2) Perhatian 
Perhatian atau pemusatan energi psikis terhadap pelajaran erat kaitannya 
dengan motivasi. Untuk memusatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, 
guru dapat mengaitkan pelajaran dengan diri siswa itu sendiri dan atau 
menciptakan situasi pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa. 
(3) Aktivitas 
Bila pikiran dan perasaan siswa tidak terlibat aktif dalam situasi 
pembelajaran, pada hakikatnya siswa tersebut tidak belajar. Penggunaan 
4
metode dan media yang bervariasi dapat merangsang siswa lebih aktif 
belajar. 
(4) Balikan 
Balikan di dalam belajar sangat penting, supaya siswa segera mengetahui 
benar tidaknya pekerjaan yang ia lakukan. Guru sebaiknya mampu 
menyadarkan siswa terhadap kesalahan mereka dan meningkatkan 
pemahaman siswa akan pelajaran tersebut. 
(5) Perbedaan Individual 
Individu merupakan pribadi tersendiri yang memiliki perbedaandari yang 
lain. Guru hendaknya mampu memperhatikan dan melayani siswa sesuai 
dengan karakteristik mereka masing-masing. 
2. Perbedaan Pendekatan, Strategi, Metode dan Teknik Pembelajaran 
Dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, kita selalu berhubungan 
dengan istilah pendekatan, strategi, metode, dan teknik. Keempat istilah tersebut 
sering digunakan secara rancu atau kurang pada tempatnya. 
a. Pendekatan Pembelajaran 
Menurut Joni, pendekatan adalah cara umum dalam memandang 
permasalahan atau objek kajian. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa 
pendekatan pembelajaran adalah cara memandang terhadap pembelajaran. 
b. Strategi Pembelajaran 
Strategi pembelajaran pada dimensi perencanan mengacu pada upaya secara 
strategis dalam memilih, menetapkan, dan merumuskan komponen-komponen 
pembelajaran. 
c. Metode Pembelajaran 
Dalam bahasa Inggris, method berarti cara. Apabila kita kaitkan dengan 
pembelajaran, metode adalah cara yang digunakan guru dalam membelajarkan 
siswa. Karena metode lebih menekankan pada peran guru, istilah metode sering 
digandengkan dengan kata mengajar, yaitu metode mengajar. Beberapa bentuk 
metode mengajar yang kita kenal adalah ceramah, diskusi, tanya jawab, 
simulasi, pemberian tugas, kerja kelompok, demonstrasi (modelling), 
eksperimen, pemecahan masalah, inkuiri, dan sebagainya. 
d. Teknik Pembelajaran 
5
Teknik pembelajaran merupakan wujud konkret dari penggunaan metode, 
strategi, dan pendekatan pembelajaran. Dari langkah-langkah atau teknik 
pembelajaran, kita dapat mengetahui metode, strategi, dan pendekatan yang 
digunakan dalam suatu proses pembelajaran. Faktor-faktor yang perlu 
diperhatikan dalam menentukan teknik pembelajaran diantaranya adalah 
kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan sarana dan waktu, dan kesiapan 
siswa. 
3. Faktor-faktor Penentu dalam Pemilihan Strategi dan Pembelajaran 
a. Tujuan Pembelajaran 
Komponen utama yang harus dipertimbangkan dalam memilih dan 
menggunakan strategi pembelajaran ialah tujuan, yang dalam kurikulum 2004 
dirumuskan dalam bent7uk kompetensi, sebab semua komponen tersebut 
termasuk strategi pembelajaran dipilih dan difungsikan untuk mencapai tujuan 
pembelajaran. Tujuan pembelajaran menyangkut 3 kelompok perilaku, yakni 
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. 
Gagne, Briggs, dan Wager (1992) mengelompokkan kemampuan-kemampuan 
sebagai hasil belajar menjadi : 
(1) Keterampilan Intelektual 
Merupakan ketrampilan pikiran, yang jika dihubungkan dengan 
pendapay Bloom termasuk ranah kognitif. Ketrampilan intelektual terbagi 
atas beberapa tahapan berikut : 
PEMECAHAN MASALAH 
Yang digunakan untuk dapat melakukan 
ATURAN-ATURAN TINGKAT TINGGI 
Yang dibutuhkan sebagai prasyarat untuk menguasai 
ATURAN- ATURAN DAN KONSEP- KONSEP TERDEFINISI 
Yang diperlukan sebagai prasyarat untuk menguasai 
KONSEP- KONSEP KONKRET 
6
Yang diperlukan sebagai prasyarat untuk menguasai 
DISKRIMINASI- DISKRIMINASI 
(2) Strategi Kognitif 
Merupakan suatu proses control, yaitu proses internal yang digunakan 
seseorang untuk memilih dan mengubah cara- cara memberikan pelajaran, 
mengajar, mengingat, dan berpikir (Gagne, Briggs, dan Wager, 1992). 
Strategi ini sangat mempengaruhiketrampilan intelektual seseorang. Orang 
yang strategi kognitifnya telah berkembang dengan baik, dalam 
menghadapi masalah, akan cepat tanggap dan mampu memilih cara- cara 
pemecahan dengan cepat dan tepat, lebih efisien dan efektif. 
(3) Informasi Verbal 
Yang termasuk informasi verbal ialah nama atau label, fakta dan 
pengetahuan. Seorang anak dianggap telah menguasai informasi verbal 
apabila anak tersebut telah mampu mengingat objek yang dilihat atau 
didengarnya. 
(4) Keterampilan Motorik 
Yang dimaksud ketrampilan-ketrampilan motorik tidak hanya 
mencakup kegiatan-kegiatan fisik, tetapi juga digabung dengan 
ketrampilan-ketrampilan psikis. Umpamanya pada saat siswa melakukan 
kegiatan olahraga, selain kegiatan fisik yang terjadi, pikiran mereka juga 
jalan. 
(5) Sikap 
Sikap (afektif) merupakan salah satu ranah perilaku manusia atau 
siswa yang merupakan bagian dari tujuan pendidikan yang tidak dapat 
dipisahkan dari ranah kognitif dan psikomotorik. Sikap yang dimiliki 
seseorang mempengaruhi pilihan tindakan orang tersebut terhadap suatu 
objek, orang, atau peristiwa. Jujur, sopan, ramah, suka menolong orang 
lain, hati-hati, rajin, kreatif, kritis, disiplin, dan sejenisnya, merupakan 
sikap-sikap positif yang harus dibentuk dan dikembangkan pada diri setiap 
peserta didik. 
b. Bahan Pelajaran 
7
Apabila materi yang akan dibahas merupakan materi baru bagi siswa maka 
guru hendaknya memulai kegiatan pembelajaran dengan menjelaskan secara 
singkat atau melakukan demonstrasi yang menarik perhatian siswa. 
Sebaliknya, apabila materi yang akan dibahas merupakan materi yang sudah 
dikenal siswa maka guru dapat meminta siswa untuk mengemukakan 
pengetahuannya yang berkenaan dengan materi materi yang dibahas atau 
mengajukan permasalahan yang harus diselesaikan oleh siswa. 
c. Siswa 
Tujuan yang harus dicapai dari proses pembelajaran ialah perubahan 
perilaku siswa. Selain mempertimbangkan siswa secara individual, jumlah 
siswa akan mempengaruhi pula terhadap penggunaan strategi pembelajaran. 
d. Guru 
Setiap guru memiliki kelebihan dan keterbatasan. Ada guru yang jika 
menerangkan pelajaran sangat menarik perhatian siswa dan jelas, ada juga guru 
lain yang walaupun menggunakan strategi pembelajaran yang sama dengan 
guru yang tadi, tetapi ia tidak mampu menarik perhatian siswa, bahkan 
cenderung membosankan. Hal ini terjadi karena guru yang pertama memiliki 
kelebihan dalam hal seni mengajar. 
e. Sarana (Alat dan Sumber), Waktu dan Ruangan 
Faktor fasilitas, ruang dan waktu yang perlu dipertimbangkan dalam 
memilih strategi pembelajaran ialah: 
(1) Jumlah dan karakteristik alat pelajaran dan alat peraga 
(2) Jumlah dan karakteristik sumber pelajaran 
(3) Ketersediaan ruang yang dibutuhkan 
(4) Jumlah waktu yang tersedia 
4. Berbagai Jenis Strategi Pembelajaran 
Kita diharapkan mampu memberikan contoh penerapan berbagai jenis strategi 
pembelajaran dilihat dari aspek proses pengolahan pesan, pihak pengolah pesan, 
pengaturan guru, jumlah siswa, serta interaksi guru dan siswa. 
a. Strategi Pembelajaran Berdasarkan Proses Pengolahan Pesan 
(1) Strategi Pembelajaran Deduktif 
Dalam strategi pembelajaran deduktif, pesan atau materi pelajaran diolah 
dari yang umum dilanjutkan ke yang khusus, yaitu penjelasan bagian- 
8
bagiannya dengan menggunakan ilustrasi atau contoh. Strategi pembelajaran 
deduktif antara lain dapat digunakan pada pelajaran mengenai konsep 
“terdefinisi”. Strategi pembelajaran deduktif tepat digunakan apabila konsep 
yang akan dibahas merupakan konsep baru bagi siswa atau waktu yang 
tersedia untuk membahas suatu konsep relatif terbatas. 
(2) Strategi Pembelajaran Induktif 
Dalam strategi pembelajaran induktif, pesan atau materi pelajaran diolah 
dari yang khusus menuju ke yang umum, yaitu generaliasi atau rumusan 
konsep atau aturan. 
b. Strategi Pembelajaran Berdasarkan Pihak Pengolah Pesan 
(1) Strategi Pembelajaran Ekspositori 
Dengan strategi pembelajaran ekspositori, guru yang mencari materi 
pelajaran yang akan diajarkan dari berbagai sumber, kemudian guru 
mengolahnya serta membuat rangkuman dan/atau mungkin membuat bagan. 
Jadi, guru lebih aktif daripada siswa. 
(2) Strategi Pembelajaran Heuristik 
Dengan menggunakan strategi pembelajaran heuristic, yang mencari dan 
mengolah pesan atau materi pelajaran ialah siswa. Disini guru berperan 
sebagai fasilitator dan pembimbing kegiatan belajar. Jadi, yang lebih aktif 
adalah siswa itu sendiri. Strategi pembelajaran heuristik, guru tidak berada 
di depan dan menarik siswa untuk mengikutinya, tetapi siswa disuruh 
berada didepan, guru mengarahkan, memberi dorongan, membantu siswa 
bila mengalami kesulitan. 
Keuntungan strategi pembelajaran heuristik bagi siswa adalah secara 
berangsur-angsur akan terbentuk sikap positif pada diri mereka antara lain 
kreatif, kritis, inovatif, percaya diri, terbuka, dan mandiri. 
Strategi ini terbagi kedalam dua bagian, yaitu diskoveri (discovery) dan 
inkuiri (inquiry). Diskoveri, siswa melakukan kegiatan dengan berpedoman 
pada langkah-langkah yang telah ditetapkan oleh guru. Sedangkan inkuiri, 
siswa memperoleh dan menemukan sendiri pengetahuan tanpa pedoman 
atau panduan dari guru. 
(3) Strategi Pembelajaran Berdasarkan Pengaturan Guru 
9
Dari sisi pengaturan guru, dikenal dua jenis strategi pembelajaran yaitu 
strategi pembelajaran seorang guru dan beregu (team teaching). Strategi 
pembelajaran seorang guru sudah biasa dilakukan yaitu guru mengajar 
sejumlah siswa, sedangkan yang dimaksud strategi pembelajaran beregu adalah 
pembelajaran yang dilaksanakan oleh dua guru atau lebih guru untuk sejumlah 
siswa. Hal ini dapat terjadi apabila dua orang atau lebih guru mengajarkan satu 
mata pelajaran, atau mengajarkan salah satu tema yang pembahasannya 
menyangkut berbagai mata pelajaran. 
Pembelajaran beregu jarang dilaksanakan di SD karena guru di SD 
merupakan guru kelas, guru yang mengajarkan semua mata pelajaran di kelas, 
kecuali mata pelajaran Olahraga dan Kesehatan, Pendidikan Agama, dan 
Kesenian. 
(4) Strategi Pembelajaran Berdasarkan Jumlah Siswa 
Berdasarkan jumlah siswa, dikenal tiga strategi pembelajaran, yaitu strategi 
pembelajaran klasikal, kelompok kecil, dan individual. Strategi pembelajaran 
klasikal dan kelompok kecil sudah biasa dilakukan di SD, sedangkan strategi 
pembelajaran individual masih jarang digunakan. Dengan strategi 
pembelajaran individual, siswa belajar secara perseorangan sehingga siswa 
dapat maju sesuai dengan kecepatan masing-masing, tidak harus menunggu 
atau mengejar siswa lain seperti halnya strategi pembelajaran klasikal. 
(5) Strategi Pembelajaran Berdasarkan Interaksi Guru dengan Siswa 
Berdasarkan interaksi antara guru dengan siswa, ada dua strategi 
pembelajaran, yaitu strategi pembelajaran tatap muka dan strategi 
pembelajaran melalui media. Strategi pembelajaran tatap muka akan lebih baik 
dengan menggunakan alat peraga. 
Guru Alat Peraga Siswa 
Guru Siswa 
(Pembelajaran Tatap Muka) 
Strategi pembelajaran melalui media, guru tidak langsung berhadapan 
dengan siswa, akan tetapi guru “mewakilkan” kepada media, contohnya 
10
pembelajaran komputer, kaset audio, dan lain-lain. Jadi, siswa berinteraksi 
dengan media. 
MODUL 2 
PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR 
A. Pembelajaran Di Sekolah Dasar 
1. Pengertian Belajar 
Menurut definisi lama belajar adalah menambah dan mengumpulkan 
pengetahuan. Pengertian ini mengutamakan penguasaan pengeahuan sebanyak-banyaknya 
untuk membentuk intelektual sedangkan sikap dan ketrampilan di 
abaikan. Belajar seperti ini, siswa lebih banyak menghafal bahkan hanya 
mengingat-ingat semua yang dibacanya sehingga cara belaja seperti ini aspek 
pemahaman kurang diperhatikan. 
Pendapat modern pada abad 19 belajar adalah proses perubahan ingkah laku 
yang diperoleh melalui latihan dan perubahan itu disebabkan dukungan dari 
lingkungan yang positif sehingga menimbulkan terjadinya interaksi edukatif. 
Perubahan meliputi pengetahuan sikap, dan ketrampilan yang berdasarkan naluri 
tetapi melalui proses pelatihan. 
Pendapat lain mengemukakan belajar adalah suatu proses interaksi antara 
individu dengan lingkungannya yang menyebabkan proses terjadinya mental, 
intelektual , dan emosional yang akan menjadi suatu sikap, pengetahuan dan 
ketrampilan yang dimilikinya. 
Definisi belajar yang umum diterima saat ini adalah belajar merupakan suatu 
usaha individu untuk mempperoleh perubahan tingkah laku sebagai pengalaman 
inndividu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Hasil dapat dilihat dari 
perbandingan kemampuan sebelumnya dengan sesuadah melakukan pembelajaran, 
sehingga belajar merupakan proses terarah pada pencapaian tujuan atau kompetensi 
yang telah ditetapkan. 
2. Hakikat Belajar 
Proses belajar harus diupayakan secara efektif agar terjadi adanya perubahan 
tingkah laku siswa yang disebabkan oleh proses melihar, membuat, mengamati, 
11
menyelesaikan masalah, menyiak dan latihan. Peristiwa belajar melibatkan aspek 
intelektual, sosial-emosional dan fisik sehingga pengembangan potensi, bakat dan 
minat siswa dapat terajadi maksimal. Interaksi dengan lingkungan dijadikan 
sebagai sumber belajar. Dalam hal ini guru sebagai fasilitator dan pembimbing 
dapat bekerja secara optimal. 
Ada 4 pilar yang perlu diperhatikan dalam belajar yaitu learning to know, 
learning to do, learning to live together dan learning to be. 
1. Learning to know artinya belajar untuk mengetahui. Belajar harus digambarkan 
sebagai sesuatu peristiwa yang dapat merangsang rasa ingin tahu sehhingga 
merasa bahwa belajar merupakan proses yang berkelanjutan. 
2. Learning to do artinya belajar untuk berbuat. Adanya proses melakukan siswa 
harus mengerjakan , menerapkan, menyelesaikan persoalan, melakukan 
eksperimen, penyelidikan, penemuan, ppengamatan, simulasi dan sejenisnya. 
3. Learning to live together artinya belajar untuk hidup bersama. Target dalam 
pembelajaran adalah siswa mampu untuk hidup bersama atau hidup 
mengelompok sehingga harus dibekali pengalaman melakukan tanggung jawab 
dalam kelompok serta memahami dan merasakan kesulitan orang lain. 
4. Learning to be artinya belajar untuk menjadi. Targetnya dalam belajar adalah 
siswa menjadi individu yang utuh sesuai dengan potensi, bakat, minat dan 
kemampuannya, sehingga dapat mengantarkan siswa menjadi manusia yang 
mandiri yang mampu mengenal, mengarahkan, dan merencanakan dirinya 
sendiri. 
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar 
Ada dua kelompok faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar yaitu 
faktor dalam diri siswa (intern) dan faktor dari luar siswa (ekstern). 
1. Faktor dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar adalah 
kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan dan kesehatan, 
serta kebiasan siswa. Setiap individu memiliki kecakapan yang berbea-beda 
yang dikelomokan berdasarkan kecpatan belajar yakni sangat cepat, sedang dan 
lambat. Demikian pula pengelompokan siswa berdasarkan kemampun 
penerimaanny, misalnya proses pemahamannya harus sesuai dengan cara 
perantara visual, verbal, dan atau harus dibantu dengan alat. 
12
2. Faktor dari luar siswa yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya adalah 
lingkugan fisik dan non fisik (termasuk suasana kelas dalam belajar, seperti 
riang gembira, menyenangkan), lingkungan sosial budaya, keluarga, program 
sekolah (termasuk dukungan komite sekolah), guru, pelaksanaan pembelajaran, 
dan temn sekolah. 
Untuk memahami faktor intern yang mempengaruhi hasil belajar siswa, guru 
dapat melakukan berrbagai pendekatan diantarnya dngan wawancara, observasi, 
kunjungan rumah, dokumentasi atau isin berup angket (kuesioner). 
B. Karakteristik Proses Belajar dan Tahapan Perkembangan Siswa Sekolah Dasar 
1. Proses Belajar Berdasarkan Teori dan Tipe Belajar 
Proses belajar yang baik adalah proses belajar yang dapat memberikan 
kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam mempelajari suatu 
kejadian alam, budaya atau sosial. Proses belajar seperti itu cocok itu tepat bila 
digunakan pada siswa kelas tinggi. Proses belajar sangat dipengaruhi oleh 
pendekatan atau strategi belajar yang digunakan dalam pembelajaran. Pelaksanaan 
proses belajar harus diawali dengan rasa butuh dari siswa atau menumbuh 
kembangkan rasa butuh siswa terhadap substansi materi yang dipelajarinya. 
Langkah ini sangat penting agar perhatian, motivasi dan tindakan siswa selalu 
mengarah materi tersebut. Kebutuhan merupakan sumber datangnya motivasi untuk 
melakukan kegiatan. 
a. Teori Belajar 
(1) Teori Belajar disiplin mental 
Karakteristik teori ini mengantut prinsip bahwa manusia memiliki sejumlah 
daya mental seperti daya untuk mengamati, menanggapi, mengingat, 
berfikir, dan sebagainya yang dapat dilatih dan disisiplinkan. Dalam 
pembentukan kemampuan siswa, melatih daya-daya yang dimiliki siswa 
merupakan proses yang penting dalam pembelajaran. 
(2) Teori Belajar Asosiasi 
Teori belajar asosiasi ini berdasarkan pada perubahan tingkah laku yang 
menekankan pola perilaku baru yang diulang-ulang sehingga menjadi 
aktivitas otomatis. Dalam teori ini, belajar lebih mengutamakan stimulus-respon 
yang membentuk kemampuan siswa secara spesifik dan terkontrol. 
13
Hukuman dan ganjaran merupakan pengutan yang dipakai. Menurut pelopor 
aliran ini yaitu Edward L Thorndike bahwa ada tiga hokum yang 
dikemukakannya yaitu 1) Hukum kesiapan bahwa hubungan antara stimulus 
dan respon akan terbentuk apabila telah ada kesiapan pada system syaraf 
individu, 2) Hukum latihan atau pengulangan bahwa hubungan stimulus 
dengan respon akan terbentuk apabila serinng dilatih atau diulang-ulang, 3) 
Hukum akibat bahwa hubungan stimulus dengan respoon akan terjadi 
apabila adanya akibat yang menyenangkan. Bila stimulus dan respon 
tersebut dinilai negatif maka akan terjadi penurunan motivasi. Karakteristik 
teori ini adalah 1) menekankan perubahan tingkah laku yang dapat diamati 
dan diukur, 2) Adanya ganjaran dan hukuman sebagai cara dalam penguat 
perilaku, 3) Perencanaan mengajar sangat khusus, 4) mengabaikan 
kemampuan berfikir siswa. Proses belajar ini memerlukan pengkondisian 
yang mendalam dari guru, diantaranya; 1) harus dipersiapkan secara 
sistematis dan terarah berdasarkan tujuan yang jelas dan terukur, 2) strategi 
belajar dipersiapkan lebih teliti, 3) selalu diperlukan pujian dan ganjaran, 4) 
selalu diawali dengan stimulus-stimulus, 5) Aspek siswa (psikologi maupun 
intelektual) kurang diperhatikan. Teori ini lebih mengutamakan produk, 
hasil belajar dan penguasaan sejumlah pengetahuan siswa, sementara proses 
diabaikan. 
(3) Teori Insight 
Dalam teori ini belajar adalah mengubah pemahaman siswa yang terjadi bila 
siswa menggunakan lingkungan. Belajar selalu diarahkan untuk 
mengembangkan kemampuan tingkat tinggi yaitu berfikir tinggi. Proses 
belajar harus memberikan kesempatan siswa untuk menemukan dan 
mencari informasi sendiri informasi sendiri untuk diolah menjadi prinsip 
dan generalisasi. 
(4) Teori belajar Gestalt. 
Dalam teori in belaja lebih mengutamakan keseluruhan. Pembelajaran 
diberikan dalam bentuk problematic, actual dan nyata. Pengalaman 
memecahkan masalah merupakan proses berfikir tingkat tinggi. Pemahaman 
yang bermutu tinggi adalah pemahaman yang sudah teruji, berisi kecakapan 
menggunakan data, fakta, proses, prinsip dan generalisasi dalam berbagai 
14
situasi kedaan. Siswa belajar melakukan pemecahan masalah , melakukan 
penyelidikan, melakukan penemuan dan kajian. Sudut pandang siswa tidak 
tidak hanya dari satu sudut mata pelajaran melainkan dai seluruh bidang 
studi yang terkait. Teori Gestalt enganut belajar kontruktivitas artinya 
pengetahuan dibangun dan dikembangakan oeh siswa sendiri dengan 
memanfaatkan unsur lingkungan secara maksimal. 
b. Tipe Belajar 
Tipe belajar yang dikemukakan Gagne (1970) ada 8 yang dapat dilakukan 
oleh siswa, yakni : 
(1) Signal Learning (belajar melalui isyarat). Tipe ini dapat membentuk 
perilaku melalui sinyal atau isyarat sehingga terbentuk sikap tertentu, tetapi 
respon yang ditimbulkan dapat bersifat umum, tidak jelas bahkan bersifat 
emosional. 
(2) Stimulus-respon (belajar melalui respon tindak balas). Tipe ini membentuk 
perilaku melalui pengondisian stimulus untuk menghasilkan tindak-nalas 
(respon). Pembentukan ini diperoleh melalui latihan-latihan. 
(3) Chaining Learning (belajar melalui perangkaian). Tipe yang dapat 
membentuk perilaku melalui stimulus-respon yang berangkai. 
(4) Verbal association learning (belajar melalui perkaitan verbal). Tipe ini 
dapat membentuk perilaku melalui perkaitan verbal yang dapat dimulai dari 
yang sederhana, misalnya; bila siswa dikaitkan dengan wujud bentuk 
geometris kemudian siswa dapat menyebutkan “bujur sangkar” atau bila 
siswa diperlihatkan bola kepunyaannya, maka ia akan mengatakan itu bola 
saya, karena ia sudah mengenal bola itu. 
(5) Discrimination learning (belajar melalui membeda-mbedakan). Dengan tipe 
belajar seperrti ini siswa dapat belajar secara sintesis karena dapat 
membeda-mbedakan objek 
(6) Concept learning (belajar melalui konsep). Tipe ini membentuk perilaku 
melalui pemahaman terhadap suatu benda, peristiwa, kategori, golongan 
dan suatu kelompok. Yang dimaksud konsep itu sendiri adalah karakteristik, 
atribut atau definisi suatu objek. Konsep yang konkret dapat dapat 
ditunjukan bendanya sedangkan konsep yang abstrak adalah konsep 
menurut definisi. 
15
(7) Rule learning (belajar melalui aturan-aturan). Belajar melalui aturan 
merupakan proses belajar yang membentuk kemampuan siswa supaya 
memahami aturan-aturan dan mampu menerapkannya. Belajar melalui 
aturan berarti belajar melalui dalil-dalil, rumus-rumus, dan ketentun. 
(8) Problem Solving learning (belajar melalui pemecahan masalah). Tipe ini 
membentuk siswa berfikir ilmuah dan kritis yang termasuk pada belajar 
yang menggunakan pemikiran atau intelektual tinggi. Siswa dapat 
melakukan tipe ini apabila siswa sudah memahami dan menerapkan tipe 
belajar 7 (belajar aturan). 
c. Hasil Belajar 
Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan 
dalam belajar. Menurut Romizoswki (1982) menyebutkan skema kemampuan 
yang dapat menunjukan hasil belajar yaitu, (1) ketrampilan kognitif berkaitan 
dengan membuat keputusan, memecahkan masalah dan berfikir logis. (2) 
Ketrampilan Psikomotor berkaitan dengan kemampuann tindakan fisik dan 
kegiatan perseptual. (3) Ketrampilan reaktif berkaitan dengan sikap, 
kebijaksanaan, perasaan dan self control. (4) Ketrampilan Interaktif berkaitan 
dengan kemampuan sosial dan kepemimpinan. Ada lima tipe hasil belajar yang 
dicapai oleh siswa yaitu motor skills, verbal information, intellectual skills 
attitudes dan cognitive strategi. Perwujudan hasil belajar akan selalu berkaitan 
dengan kegiatan evaluasi pembelajaran sehingga diperlukan adanya teknik dan 
prosedur evaluasi belajar yang dapat menilai secara efektif proses dan hasil 
belajar. 
2. Tahapan Perkembangan Siswa Sekolah Dasar 
Perkembangan siswa merupakan suatu aspek yang harus diperhatikan dalam 
proses belajar yang fase-fasenya harus dipahami oleh guru sehingga tidak 
mengalami hambatan psikologis yang mengakibatkan hasil belajar tidak optimal. 
Tahap perkembangan siswa dapat dilihat dari aspek perkembangan berikut : 
a. Perkembangan Fisik 
Perkembangan berkaitan dengan pertambahan jumlah ukuran tubuh. Siswa 
sekolah dasar kemampuan motoriknya mulai lebih halus dan terarah, tetapi 
berat badan siswa putra lebih ramping dari siswa putri karena masa adolsen 
perempuan lebih cepat dari laki-laki. 
16
b. Perkembangan Sosial 
Perkembangan sekolah siswa sekolah dasar sudah ada pemisah kolompok jenis 
kelamin sehingga dalam pengelompokkan siswa lebih senang berkelompok 
dengan yang sejenis. Rasa kerja sama dan emati sudah mulai tumbuh dalam 
usia ini walaupun konflik dan persaingan tetap masih berlangsung pada 
dirinya.Pada usia ini juga muai mengenal dan mampu melakukan tugas dan 
tanggung jawab dalam kelas atau kelmpok, baik sebagai ketua maupun sebagai 
anggota. 
c. Perkembangan Bahasa 
Dilihat dari cara siswa berkomunikasi menunjukan bahwa mereka sudah 
mampu menggunakan bahasa yang halus dan kompleks. Pada kelas tinggi di 
sekolah dasar gaya bicaranya sudah mulai bergeser dari gaya bicara egosentris 
ke gaya bicara sosial. Pada kelas rendah di sekolah dasar siswa sudah mampu 
membca dan mengenaisis kata-kata serta mengalami peningkatan kemampuan 
dalam tata bahasa. 
d. Perkembangan Kognitif 
Acuan menumbuh kembangkan kempuan kognitif dalam fase konkret 
kemampuan konkret oprasional pada siswa sekolah dasar adalah terbentuknaya 
hubungan-hubungan logis dianara konsep-konsep atau sekema-sekema. Pada 
tahap ini siswa sudah mampu menyesaikan tugas menggabungkan, 
menghubungkan, memisah, menyusun, menderetkan, melipat dan membagi. 
Siswa juga sudah memahami konsep penambahan dan pengurangan berulang 
dalam matematika. Kemampuan berfikir oprasional konkert merupakan atau 
kemampuan prasyarat untuk menuju kemampuan formal oprasional. 
e. Perkembangan Ekspresif 
Pola perkembangan ekspresif siswa sekolah dasar dapat dilihat dari kegiatan 
ungkapan bermain dari kegiatan seni. Siswa sudah menyadari aturan dalam 
suatu permainan bahkan mulai membina hobinya. Dala dirinya sudah muncul 
keinginan untuk menjadi terkenal. 
f. Perkembangan Moral 
Perkembangan moral siswa sekolah dasar adalah kemampuan bertindak menjadi 
orang baik. Tindakan yang dilakukan selalu berorientasi pada orang lain yang 
dianggap berbuat baik. Siswa menganggap perbuatan bai apabila orang lain 
17
merasa senang. Hal ini merupakan tindakan konvesional yang termasuk pada 
tahap orientasi terhaddap keteraturan dan otoritas. 
g. Aspek-aspek Intelegensi 
Aspek-aspek ini meliputi aspek intelegensi linguistic, logis-matematis, spasial, 
music, fisik-kinestetik,intrapribadi,interpribadi. Aspek-aspek intelegensi 
tersebut pada siswa sekolah dasar secara dinamis akan berkembang. Tugas 
pembelajaran adalah mengoptimalkan perkembangan tersebut agar dapat 
dicapai secara efektif. 
h. Aspek Kebutuhan Siswa 
Secara umum ada dua kebutuhan siswa yaitu 1) psiko-biologis yang dinyatakan 
dalam kinginan, minat, tujuan,harapan dan masalahnya. 2) Sosial berkaitan 
dengan tuntunan lingkungan masyarakat , biasanya menurut pandangan orang 
dewasa. 
C. Karakteristik Pembelajaran Di Sekolah Dasar 
1. Karakteristik Pembelajaran di Kelas Rendah 
Pembelajaran konkret yaitu pembelajaran yang dirancang oleh guru 
sehingga kemampuan siswa, bahan ajar, proses belajar dan system penilaian sesuai 
dengan taraf perkembangan siswa. Pembelajaran ini sesuai diberikan pada siswa 
kelas rendah (kelas 1, 2, 3). Siswa kelas rendah di sekolah dasar banyak 
membutuhkan perhatian karena kurang focus dalam konsentrasi, serta kurang 
memperhatikan kecepatan dan aktivitas belajar sehingga hal ini memerlukan 
kegigihan guru untuk menciptakan proses belajar yang lebih menaik dan efektif. 
Strategi yang digunakan dalam proses belajar di kelas rendah ini antara lain 
ceramah, Tanya jawab,, latihan atau drill, belajar kelompok, observasi. Pemilihan 
strategi harus mempertimbangkan variabel-variabel yang terlibat dalam suatu 
proses belajar-mengajar. 
Perkembangan ilmiah dikembangkan dengan menciptakan pembelajaran 
yang memungkinkan siswa berandi berpendapat, bertanya. Perkembangan 
kreativitas dilakukan dengan cara melakukan keiatan yang sesuai dengan tahap 
perkembangannya misalkan memecahkan masalah melalui permainan sehari-hari. 
Contoh kegiatan yang dapat dilakukan siswa sekolah dasar di kelas rendah : 
a. Menggolongkan peran anggota keluarga 
18
b. Menggunakan kosa kata geografis untuk menceritakan tentang tempat 
c. Menceritakan cara memanfaatkan uang secara sederhana melalui jual beli 
barang dan menabung 
d. Menceritakan masa kecil melalui bantuan foto maupun cerita dari orang tuanta 
e. Pemperagakana rangkaian gerak dengan music 
f. Mengkomunikasaikan gagasan dengan satu kalimat 
g. Menulis dengan jelas dan rapi. Kalimat yang didiktekan menggunakan huruf 
lepas dan tegak bersambung 
h. Mengaplikasikan konsep atau alogaritma dalam pengerjaan penjumlahan dan 
pengurangan 
i. Mengkomunikasikan gagasan matematika dengan symbol atau diagram 
j. Menentukan pola sifat atau pola bangunan menurut bentuk dan unsurnya 
k. Membilang dan menyebutkan banyak benda, mengingat penjumlahan dan 
pengurangan 
l. Melakukan oprasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan 
hubungannya. 
Dari contoh tersebut digambarkan pemblajaran di sekoah dasar tidak harus 
selalu dengan ceramahtetapi dapat digunakan dengan menggunakan metode 
mengajar yang memungkinkn siswa berkreativitas tinggi dalam belajar. 
2. Karakteristik Pembelajaran Di Kelas Tinggi 
Esensi proses pembelajaran kels tinggi (kelas 4,5,6) sekolah dasar adalah 
suatu pembelajaran yang dilksanakan secara logis dan sistematis untuk 
membelajarkan konsep, dan generalisasi hingga penerapannya (menyelesaikan soal, 
mangggabungkan, menghubungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan, melihat 
dan membagi). Strategi embelajaran yang dilakukan di tingkat ini adalah tanya 
jawab, latihan, belajar kelompok, observasi, inkuiri, pemecahan masalah dan 
diskaveri. Di kelas tinggi siswa dapat dibimbing dengan menggunakan 
pembelajaran konstruktivitas, artinya siswa dibimbing untuk mencari, menemukan, 
menggolongkan, meyusun, melakukan, mangkaji dan menyimpulkan dsendiri atau 
berkelompok dengan substansi yang di pelajarinya. Menurut pieget siswa kelas 6 
SD yang mencapai usia 11 tahun, masuk dalam fase perkembangan oprasional 
formal, artinya suatu perkembangan kognitif yang menunjukan bahwa siswa sudah 
memiliki kemampuan berfikir tinggi atau berfikir ilmiah. Dengan demikian kelas 6 
19
bahkan mulai kelas 5 pemberlajarannya harus menggunakan beberapa pendekatan 
ilmiah. Beberapa contoh kegiatan belajar yang dapat dilakukan siswa kelas tinggi 
SD yaitu: 
a. Mendeskripsikan aturan-aturan yang berlaku dikeluarganya 
b. Membandingkan kelompok-kelompok sosial di masyarakat 
c. Melakukan diskusi kelompok tentang jual beli 
d. Menafsirkan peninggalan-peninggalan sejarah 
e. Memepergakan rangkaina gerak dengan alat music 
f. Mencoba mengubah pola gerak dari irama dalam rangkaian variasi gerak 
g. Mendesain model kontruksi 
h. Mencari, menemukan, memilih informasi dari lingkungan sekolah 
i. Membaca dan menghafal surat-surat pendek dan mengartikannya 
j. Melakukan oprasi hitung campuran 
k. Mengumpulkan bukti perkembangbiakan makhluk hidup 
l. Menyelidiki pengaruh gaya magnet. 
MODUL 3 
MODEL-MODEL BELAJAR DAN RUMPUN MODEL BELAJAR 
A. Model-model Belajar 
Empat model belajar yang dapat membantu dalam merancang dan melaksanakan 
pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan belajar yaitu belajar kolaboratif, belajar 
kuantum, belajar kooperatif serta belajar tematik. 
1. Belajar Kolaboratif 
a. Hakikat Belajar Kolaboratif 
Terjadi belajar kolaboratif yaitu apabila dua orang atu lebih bekerja sama , 
memecahkan masalah bersama untuk mencapai tujuan tertentu. Unsur yang 
penting dalam belajar kolaboratif yaitu; pertama, adanya tujuan yang sama 
sehingga siswa menentukan strategi bersama untuk memecahkan masalah yang 
diberikan guru. Adanya diskusi yaitu saling bertukar fikiran untuk mencari 
jalan keluar dan menetapkan keputusan bersama. Kedua, ketergantungan yang 
positif, maksudnya setiap anggotakelompok hanya dapat berhasil mencapai 
20
tujun apabila seluruh anggot bekerja sama. Dengan demikian, dalam kegiatan 
kolaboratif, ketergantungan individu sangat tinggi. Dalam menerapkan belajar 
kolaboratif, terdapat prinsip-prinsip belajar sebagai berikut : 
1) Mengajarkan ketrampilan kerja sama , mempraktikan, dan balikan diberikan 
dalam hal seberapa bak ketrampilan ketrampilan digunakan 
2) Kegiatan kelas ditingglkan untik meaksanakan kelompok yang kohesif 
3) Individu-individu diberi tanggung jawab untuk kegiatan belajar dan perilaku 
masing-masing 
Strategi-strategi yang berkaitan dengan ketiga prnsip tersebut tidak 
ekseklusif, namun dilaksanakan dengan cara siklus, misalnya menunjukkan 
ketrampiln koopertif sekaligus melaksanakan kekohesifan dan tangung jawab. 
b. Manfaat Belajar Koperatif 
(1) Meningkatkan pengetahuan anggota kelompok karena interaksi dalam 
kelompok merupakan faktor berpengruh terhadap penguasaan konsep 
(2) Belajar memecahkan maslah bersama dalam kelompok 
(3) Memupuk rasa kebersamaan antar siswa 
(4) Meningkatkan kebranian memunculkan ideatau pendapat untuk 
memecahkan masalah bagi setiap individu yang diarahkan untuk 
mengajarkan atau memberi tahu kepada teman kelompoknya jika 
mengetahui dan menguasai permasalahan. 
(5) Memupuk rasa tangung jawab individu dalam mencapai suatu tujuan 
bersama dalam bekerja agar tidak tumpang tindih atau perbedaan pendapat 
yang prinsip 
(6) Setiap anggota meliht dirinya sebagai milik kelompok yang merasa 
memiliki tanggung jawab karena kebersamaan dalam belajar mereka juga 
sangat memperhatikan kelompok. 
2. Belajar Kuantum 
a. Hakikat Belajar Kuantum 
Model belajar ini muncul untuk menanggulangi kebosanan. Belajar 
kuantum mempunyai prinsip bahwa sugesti dapat mempengaruhi hasil belajar 
dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif dan negatif. Pembelajaran 
kuantum mengedepankan unsur-unsur kebebasan, santai, menakjubkan, 
menyenangkan dan menggairahkan. Indikator keberhasilan pembelajaran 
21
kuantum adalah siswa sejahtera. Siswa dikatakan sejahtera kalau aktivitas 
belajarnya menyenangkan dan menggairahkan. 
b. Prinsip Utama Pembelajaran Kuantum 
(1) Segala yang ada disekelilingnya mengirimkan pesan tentang belajar. 
(2) Bertujuan mengembangkan kecakapan siswa dalam mata pelajaran 
(3) Mempunyai modal pengalaman sebelum ia belajar tentang materi apa yang 
telah dipelajari. 
(4) Menghargai setiap usaha siswa agar siswa merasa nyaman sehingga anak 
menjadi tahu bagian ana yang mendapatkan penghagaan 
(5) Merayakan setiap keberhasilan sebagai umpan balik kemajuan belajar dan 
meningkatkan asosiasi emosi positif, bisa dilakukan dengan cara tepuk 
tangan, berterik hore 3 kali dan lain sebagainya. 
c. Manfaat Belajar Kuantum 
(1) Suasana kelas menyenangkan sehingga siswa bergaiah belajar 
(2) Siswa dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada disekelilingnya sebagai 
pendorong belajar. 
(3) Siswa belajar sesuai gaya belajar masing-masing. 
(4) Apa pun yang dilakukan oleh siswa sepatutnya dihargai. 
3. Belajar Kooperatif 
a. Hakikat Belajar Kooperatif 
Belajar kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil 
sehingga siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan kegiatan belajarnya 
sendiri dan juga anggotanya yang lain. Idenya sangat sederhana, anggota kelas 
diorganisasikan ke dalam kelompok-kelompok kecil setelah menerima 
pembelajaraan dari guru. Kemudian para siswa itu mengerjakan tugas sampai 
semua anggota kelompok berhasil memahaminya. 
Kegiatan kooperaktif dapat dikatakan eksis apabila dua orang atau lebih 
bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama. 
b. Prinsip Utama Pembelajaran Kooperatif 
(1) Kesamaan Tujuan 
Tujuan yang sama pada anak-anak dalam kelompok membuat kegiatan 
belajar lebih kooperatif. 
(2) Ketergantungan Positif 
22
Ketergantungan antara individu-individu dapat dilakukan dengan cara (1) 
Tetapkan peran kelompok yang terdiri dari pengamat, penjelas dan 
perekam. (2) Membagi tugas menjadi sub tugas untuk melengkapi 
keberhasilan tugas. (3) Menilai kelompok sebagai satu kesatuan yang teriri 
dari individu-individu. (4) Struktur tujuan kooperatif dapat dikoordinasikan 
dengan menggunakan kelompok belajar kooperatif, menghindari 
pertentangan satu sama lain. (5) Menciptakan situasi pantasi yang 
menjadikan kelompok bekerja sama untuk membangun kekuatan imajinatif, 
dengan aturan yang ditetapkan situasi. 
c. Manfaat Belajar Kooperatif 
(1) Meningkatkan hasil belajar mengajar 
(2) Meingkatkan hubunngan antar kelompok, 
(3) Meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar 
(4) Menubuhakan realisasi kebutuhan pebelajar untuk belajar berfikir 
(5) Memudahkan dan menerapkan pengetahuan dan ketrampilan. 
(6) Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas 
(7) Relative murah kaena tidak memerlukan biaya khusus untuk 
menerapkannya. 
d. Keterbatasan Pembelajaran Kooperatif 
(1) Memerlukan waktu yang cukup bagi setipa siswa untuk bekerja dalam tim 
(2) Memerlukan latihan agar siswa terbiasa belajar dalam tim 
(3) Model belajar ini harus sesuai dengan pembahasan materi ajar 
(4) Memerlukan format penilaian belajar yang berbeda 
(5) Memerkulan kemampuan khusus bagi guruuntuk mengkaji berbgai teknik 
pelaksanaan belajar kooperatif 
4. Belajar Tematik 
a. Hakikat Belajar Tematik 
Belajar tematik adalah kegiatan belajar yang dirancang sekitar ide pokoko 
(tema) dan melibakan beberapa bidang studi yang berkaitan dengan tema. 
Pappas (1995) mengatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan 
pembelajaran yang digunakan guru untuk mendorong partisipasi aktif pebelajar 
dalam kegiatan-kegiatan yang difokuskan pada suatu topic yang disukai 
pebelajar dan dipilih untuk belajar. 
23
b. Prinsip Belajar Tematik 
Meinbach (1995) mengataan bahwa pembelajaran tematik 
mengombinasikan struktur, urutan, strategi yang diorganisasikan dengan baik. 
Belajar tematik merupakan cara untuk mencapai keterpaduan kurikulum dan 
juga mencerminkan pola-pola berpikir, tujuan, dan konsep-konsep umum 
bidang ilmu. 
c. Karakteristik Pembelajaran Tematik 
(1) Memberikan pengalaman langsung dengan objek yang nyata vagi pebelajar 
untuk menilai dan memenipulasi. 
(2) Menciptakan kegiatan dimana anak menggunakan semua pemikirannya 
(3) Embangun kegitan sekitar minat umum pebelajar 
(4) Memberikan kesempatan bermain untuk menerjemahkan pengalaman ke 
dalam pengertian. 
(5) Menemukan cara-cara untuk melibatkan anggota keluarga pebelajar 
d. Perlunya Pembelajaran Tematik, Khususnya di Sekolah Dasar 
(1) Siswa SD kelas awal meahami konsep secara utuh, global, peningkatan 
kecerrdasan dn makin terperincinya sert spesifik pemahamannya terhadap 
konsep tertentu 
(2) Kenyataan hidup sehari-hari menampilkan fakta yang utus dan tematis 
(3) Ada konteksnya 
(4) Guru SD addalah guru kelas, akan lebih mudah mengajar satu konsep secara 
utuh, akan sulit mengajar sub-sub konsep secara terpisah-pisah. 
e. Manfaat Belajar Tematik 
(1) Mendorong pebelajar memanfaatkan suatu konteks dn literature yang luas 
(2) Melihat hubungan ide dan konsep 
(3) Meningkatkan pemahaman pebelajar terhadap apa yang dipelajari. 
(4) Memberikan kesempatan nyata kepada pebelajar untuk membentuk latar 
belakang informasi sendiri dalam rangka membangun pengetahuan baru. 
B. Rumpun Model Belajar 
1. Rumpun Model Sosial 
a. Partner dalam Belajar 
24
Belajar kooperatif yang merupakan belajar yang dituntut untuk bekerjasama 
dengan orang lain bertujuan untuk membantu pebelajar belajar lintas bidang 
studi dalam suatu kurikulum, mmengembangkan rasa percaya diri, ketrampilan 
sosial dan solidaritas, serta tujuan belajar akademik untuk memperoleh 
informasi dan keterampilan melalui inkuri dari suatu disiplin akademik. 
b. Investigasi Kelompok 
Investigasi kelompok menekankan pada rencana pengaturan kelas umum 
atau konvensional yang meliputi pendalaman materi terpadu secara kelompok, 
diskusi, dan perencanaan proyek. Model ini dirancang untuk membimbing 
mendefinisikan masalah dan menggali berbagai andangan tentang masalah 
tersebut. Guru mengorganisasi kelompok dan mendisiplinkannya, serta 
membantu pebelajar mengorganisasikan informasi. 
c. Bermain Peran 
Secara khusus, bermain peran merupakan membantu pebelajar 
mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi tentang isu-isu sosial, 
mengembangkan empty terhadap orang lain dan berusaha untuk meningkatkan 
ketrampilan sosial pebelajar. 
d. Inkuiri Yurisprudensi 
Model ini mengajarkan tentang kebijakan sosial yang bertujuan menyiapkan 
pelajar mempelajari tentang isu-isu sosial di masyarakat suatu negara, di tingkat 
nasional maupun internasional. Pebelajar diajak mengidentifikasi masalah 
kebijakan publik, juga disediakan pilihan untuk pemecahannya. 
e. Kepribadian dan Gaya Mengajar 
Model dengan adanya gaya belajar pebelajar dan guru diyakini dapat 
berkembang, yang terjadi secara optimal, jika lingkungan menyediakan cara 
kerja konseptual yang diperlukan untuk kebutuhan konseptual seseorang. 
f. Inkuiri Sosial 
Model ini dirancang dengan maksud mengajarkan informasi, konsep-konsep, 
dan cara berfikir dan studi tentang nilai sosial dengan menggabungkan 
tugas yang menggabungkan aspek kognitif dan sosial. 
2. Rumpun Model Pemrosesan Informasi 
a. Berpikir Induktif 
25
Model ini memeberikan cara belajar pebelajar untuk mendapatkan dan 
mengorganisasikan informasi serta menciptakan dan menguji hipotesis yang 
mendeskripsikan hubungan diantara serangkaian data. 
b. Pencapaian Konsep 
Model ini memberikan cara yang efektif untuk penyajian informasi yang 
terorganisasi dan topik-topik yang bersekala luas kepada pebelajar pada setiap 
tahap perkembangan. 
c. Inkuiri Ilmiah 
Pebelajar dibawa ke proses ilmiah dan dibantu mengumpulkan dan 
menganalisis data, mengecek hipotesis dan teori, serta mencerminkan hakikat 
pembentukan pengetahuan. 
d. Latihan Inkuiri 
Model ini memberikan rancangan untuk mengajar pebelajar menghubungkan 
alas an sebab akibat dan menjadi lebih baik serta tepat dalam mengajukan 
pertaanyaan, membentuk konsep, dan hipotesis serta mengujinya. 
e. Mnemonic 
Mnemonic merupakan suatu strategi untuk mengingat dan mengasimilasi 
informasi. Ini digunakan untuk membimbing penyaji materi. Guru dapat 
menyajikan alat-alat yang dapat digunkan untuk meningkatkan belajar 
individual maupun kooperatif tentang informasi dan konsep-konsep. 
f. Sinektik 
Model ini dirancang untuk pebelajar memecahkan masalah dan menulis 
kegiatan-kegiatan, serta menambahkan pandangan-pandangan baru pada topic-topik 
dari suatu ilmu yang luas. 
g. Pengorganisasian Awal 
Model ini dirancang untuk memberikan struktur kognitif kepada pebelajar 
untuk memahami materi, melalui kuliah, membaca, dan media yang lain. 
h. Penyesuaian dengan Pebelajar 
Model ini dikembangkan dengan asumsi bahwa pebelajar yang belajar 
dengan strategi intelektual yang lebih kompleks akan meningkatkan 
kemampuan mencapai informasi dan konsep. 
3. Rumpun Model Personal 
a. Pembelajaran Nondirektif 
26
Model ini digunakan dengan beberapa cara. Pertama digunkan sebagai 
model dasar untuk melaksanakan seluruh program pendidikan. Kedua 
dikombinasikan dengan model lain untuk meyakinkan bahwa kontak dilakukan 
dengan pebelajar. Ketiga digunkan ketika pebelajar merencanakan proyek 
belajar mandiri mupun kooperatif. Keempat digunkan secara periodic ketika 
memberikan konseling kepada pebelajar, menemuka jalan ke luar tentang apa 
yang dipikirkan dan disarankan pebelajar untuk dipahaminya. 
b. Peningkatan Harga Diri 
Karya Abraham Maslow digunkan untuk membimbing suatu program 
dalam hal rasa harga diri dan kemampuan aktualisasi diri. Guru menggali 
prinsip-prinsip yang dapat membimbing kegiatan kerja sama dengan pebelajar 
untuk meykinkan dan memeberikan gambaran tentang pribadi si pebeljar sebaik 
mungkin. 
4. Rumpun Model Sistem Perilaku 
a. Belajar Tuntas dan Pembelajaran Terprogram 
Aplikasi teori system perilaku untuk tujuan akademik tampak dalam bentuk 
yang disebut belajar tuntas. Materi dipecah menjadi unit dari yang sederhana 
sampai yang kompleks. Pebelajar mengerjakan setiap bagian secara maju 
berkelanjutan. Setiap unit sudah dipelajari maka diadakan tes untuk mengetahui 
keberhasilan belajae. Jika tidak bisa menyelesaikan tes maka diadakan 
pembelajaran ulang. 
b. Pembelajaran Langsung 
Pernyataan tujuan pembelajaran disampaikan langsung kepada siswa, 
serangkaian kegiatan yang jelas berkaitan dengan tujuan, monitoring yang 
cermat dari kemajuan belajar, balikan tentang hasil belajar, serta taktik untuk 
penilaian yang lebih efektif dikaitkan dengan serangkaian panduan untuk 
memperoleh kegiatan belajar. 
c. Belajar Memulai Simulasi : Latihan dan Latihan Sendiri 
Dua jenis latihan pendekatan dikembangkan dari teori perilaku kelompok 
cybernetic. Salah satu diantaranya adalah model teori-ke-praktik dan yang lain 
adalah simulasi. Simulasi dibentuk dari deskripsi situasi riil kehidupan 
lingkungan yang lebih kecil diciptakan untuk situasi pembelajaran. Terkadang 
cara membawakan dielaborasi. 
27
MODUL 4 
PROSEDUR PEMBELAJARAN 
A. Kegiatan Pra dan Awal Pembelajaran 
Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menciptakan awal pembelajaran 
yang efektif yang memungkinkan siswa siap mengikuti proses pembelajaran dengan 
baik. 
Guru diharapkan mampu merancang dan melaksanakan kegiatan awal 
pembelajaran dengan baik. Kegiatan menyiapkan siswa yang langsung berkaitan 
dengan materi yang akan dibahas disebut kegiatan awal pembelajaran. Sedangkan, 
kegiatan yang tidak berkaitan langsung dengan materi yang akan dibahas disebut 
kegiatan pra pembelajaran. 
1. Kegiatan Pra Pembelajaran 
Kegiatan pra pembelajaran atau kegiatan prainstruksional adalah kegiatan 
pendahuluan pembelajaran yang diarahkan untuk menyiapkan siswa mengikuti 
pelajaran. Kegiatan pra pembelajaran biasanya bersifat umum dan tidak berkaitan 
langsung dengan kompetensi atau materi yang akan dibahas dalam kegiatan inti 
pembelajaran. 
Upaya yang dapat dilakukan guru pada tahap pra pembelajaran diantaranya 
adalah: 
a. Menciptakan sikap dan suasana kelas yang menarik 
Guru harus memperlihatkan sikap yang menyenangkan supaya siswa tidak 
merasa tegang, kaku bahkan takut mengikuti pembelajaran. Guru juga perlu 
mempersiapkan dan menata alat-fasilitas kelas yang memudahkan siswa 
beraktifitas belajar dalam kelas. Memberikan salam di awal pertemuan dan berdoa 
sebelum pelajaran dimulai juga merupakan kegiatan pra pembelajaran yang dapat 
menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. 
b. Memeriksa kehadiran siswa 
Dengan selalu mengecek kehadiran, secara tidak langsung guru telah 
memberikan motivasi terhadap siswa, berdisiplin dalam mengikuti pelajaran dan 
membiasakan diri memberitahukan ketidakhadirannya kepada guru baik secara 
langsung maupun melalui temannya secara lisan atau tertulis. 
28
c. Menciptakan kesiapan belajar siswa 
Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan guru dalam menciptakan 
kesiapan dan semangat siswa dalam belajar, diantaranya sebagai berikut : 
(1) Membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas atau sumber 
belajar yang diperlukan dalam kegiatan belajar 
(2) Menciptakan kondisi belajar untuk meningkatkan perhatian siswa dalam belajar 
(3) Menunjukkan minat dan penuh semangat yang tinggi dalam mengajar 
(4) Mengontrol (mengelola) seluruh aktifitas siswa mulai dari awal sampai akhir 
pembelajaran 
(5) Menggunakan berbagai media pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran 
dan minat siswa 
(6) Mengembangkan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa dapat 
melakukannya 
d. Menciptakan suasana belajar yang demokratis 
Untuk menciptakan suasana belajar yang demokratis, guru harus membimbing 
siswa agar berani menjawab, berani bertanya, berani berpendapat atau berani 
mengeluarkan ide-ide dan berani memperlihatkan untuk kerja. 
Guru harus selalu memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan 
kreatifitas. Pemberian kesempatan seperti ini akan memungkinkan guru untuk 
mengembangkan bakat dan keunggulan yang dimiliki oleh siswa. 
2. Kegiatan Awal Pembelajaran 
Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menyiapkan mental siswa 
dalam memasuki kegiatan inti pembelajaran, untuk membangkitkan motivasi dan 
perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran, memberikan gambaran yang jelas 
tentang batas-batas tugas atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dan menunjukkan 
hubungan antara pengalaman anak dengan materi yang akan dipelajari. 
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam tahap kegiatan awal 
pembelajaran : 
a. Menimbulkan motivasi dan perhatian siswa 
Agar pikiran siswa terfokus pada apa yang akan dibahas dalam 
pembelajaran, guru perlu menyiasatinya untuk menarik perhatian siswa dan 
menimbulkan motivasi siswa pada pelajaran yang akan dilakukan. 
29
Pengajuan pertanyaan atau alat peraga yang menarik perhatian dapat 
menimbulkan motivasi belajar siswa. Dengan tumbuhnya motivasi pada siswa, 
proses pembelajaran akan berlangsung lebih mudah. 
b. Memberi acuan 
Memberi acuan diartikan sebagai upaya guru dalam menyampaikan secara 
spesifik dan singkat gambaran umum tentang hal-hal yang akan dipelajari dan 
kegiatan yang akan ditempuh selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan yang 
dapat dilakukan guru dalam memberi acuan, diantaranya adalah sebagai 
berikut: 
(1) Memberitahukan tujuan (kemampuan) yang diharapkan atau garis besar 
materi yang akan dipelajari 
Kegiatan paling awal yang perlu dilakukan guru sebelum membahas 
pelajaran, adalah memberitahukan tujuan dan kemampuan yang diharapkan 
dikuasai siswa setelah pembelajaran dilakukan atau garis besar materi yang 
akan dipelajari siswa. Dengan informasi tersebut, siswa akan memperoleh 
gambaran yang jelas tentang kemampuan yang dikuasai dan ruang lingkup 
materi yang akan dipelajari. 
(2) Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa 
Dengan menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan selama 
pembelajaran berlangsung, siswa akan terarah usahanya untuk mencapai 
kemampuan atau menguasai topik-topik tersebut. Disamping 
menyampaikan informasi tentang kegiatan yang akan dilakukan selama 
pembelajaran berlangsung, guru juga hendaknya menyampaikan informasi 
tentang sumber-sumber belajar yang mendukung dan dapat digunakan oleh 
siswa. 
c. Membuat kaitan 
Siswa akan tertarik pada pelajaran yang diberikan apabila mereka melihat 
kaitan atau hubungan dengan apa yang telah dikenal atau sesuai dengan 
pengalaman mereka terdahulu atau sesuai dengan minat dan kebutuhan 
mereka.. berikut adalah beberapa cara diantaranya yang dapat dilakukan guru 
dalam membuat kaitan : 
(1) Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari 
sebelumnya 
30
Apabila materi yang akan dibahas memiliki kaitan langsung atau 
menuntut penguasaan siswa terhadap materi sebelumnya maka kegiatan 
awal pembelajaran dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan tentang 
bahan pelajaran yang sudah dipelajari siswa. 
(2) Menunjukkan manfaat materi yang dipelajari 
Pada kegiatan awal pembelajaran, guru hendaknya menunjukkan kaitan 
antara penguasaan kompetensi atau materi yang dipelajari dengan 
kegunaannya dalam kehidupa sehari-hari. 
(3) Meminta siswa mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan materi 
yang akan dibahas 
Untuk membangkitkan perhatian dan motivasi belajar siswa, pada 
kegiatan awal pembelajaran guru dapat meminta siswa untuk 
mengemukakan pengalamannya yang berkaitan dengan materi yang akan 
dibahas. Dengan melihat kaitan antara apa yang akan dipelajari dengan 
pengalaman yang dimiliki, diharapkan siswa akan termotivasi dan 
memusatkan perhatiannya pada pelajaran yang akan berlangsung. 
d. Melaksanakan tes awal 
Tes awal dilakukan apabila materi yang akan dibahas merupakan materi 
baru dan kita ingin mengetahui seberapa banyak siswa telah menguasai materi 
yang akan dibahas tersebut. Guru diharapkan memiliki kemampuan untuk 
menciptakan kondisi awal pembelajaran yang efektif yang mendukung proses 
dan hasil pembelajaran yang optimal. Ada beberapa hal yang harus dilakukan 
oleh guru sejalan dengan tugasnya disekolah, khususnya dalam melakukan 
kegiatan awal pembelajaran diantaranya adalah : 
(1) Memahami latar belakang (termasuk kemampuan) siswa 
(2) Dapat membangkitkan (menarik) perhatian siswa sehingga perhatian siswa 
terpusat pada pelajaran yang akan diikutinya 
(3) Dapat memberikan bimbingan belajar secara kelompok maupun individu 
(4) Dapat menciptakan interaksi edukatif yang efektif sehingga siswa 
merasakan adanya suasana belajar yang aman dan menyenangkan 
(5) Memberikan penguatan pada siswa 
(6) Menanamkan disiplin pada siswa 
31
B. Kegiatan Inti Dalam Pembelajaran 
Melalui kegiatan inti pembelajaran siswa tidak hanya diharapkan memiliki 
kemampuan yang merupakan dampak instruksional (langsung berkaitan dengan tujuan 
pembelajaran yang dirancang sesuai kurikulum) tetapi juga memiliki sikap positif 
terhadap bahan pelajaran (sebagai dampak pengiring dari kegiatan pembelajaran). 
Kegiatan inti pembelajaran hendaknya melibatkan siswa sebanyak mungkin, 
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbuat langsung, dan memenuhi 
kebutuhan siswa baik individual maupun kelompok. 
1. Pembahasan Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Klasikal 
Kegiatan pembelajaran klasikal cenderung digunakan apabila dalam proses 
pembelajarannya guru lebih banyak menyajikan materi yang menekankan pada 
kegiatan pemberian informasi atau penjelasan materi yang belum dipahami siswa. 
Alternatif metode yang sering digunakan dalam pembelajaran klasikal adalah 
metode ceramah dan tanya jawab bervariasi atau metode lain yang dianggap sesuai 
dengan karakteristik materi pelajaran. 
Penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran klasikal memungkinkan 
adanya aktifitas proses mental siswa untuk melihat hubungan antara beberapa 
materi pelajaran yang sedang dibahas. Penggunaan metode tanya jawab 
memungkinkan siswa untuk berlatih berpikir sistematis dan logis disamping 
mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dalam pembelajaran. 
a. Prinsip-prinsip Pembelajaran Klasikal 
(1) Sistematis 
Bahan pelajaran harus disajikan secara berurutan dan selalu berorientasi 
pada tujuan yang telah ditetapkan. Sajian bahan pelajaran dapat 
disampaikan mulai dari yang mudah sampai pada yang sulit atau dari yang 
sifatnya konkret sampai pada yang abstrak. 
(2) Perhatian dan aktivitas 
Dalam pembelajaran klasikal, guru harus selalu memberikan perhatian 
terhadap aktivitas siswa secara menyeluruh dalam kelas. Perhatian dan 
motivasi siswa dalam pembelajaran klasikal sangat memegang peranan 
penting. Siswa akan tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran apabila 
kegiatan tersebut menarik dan menyenangkan. Peningkatan perhatian siswa 
32
terhadap pembelajaran dapat dikembangkan oleh guru melalui penampilan 
guru diantaranya dengan variasi suara, gerak, gaya dan seni mengajar. 
(3) Media pembelajaran 
Keunggulan penggunaan media pembelajaran adalah dapat mengurangi 
verbalisme siswa terhadap informasi yang diberikan oleh guru. 
Pembelajaran yang dianggap efektif adalah pembelajaran yang berbasis 
kontekstual. Artinya semua objek yang ada di lingkungan siswa yang 
dianggap sesuai dengan karakteristik materi dan tujuan pembelajaran dapat 
digunakan guru menjadi media maupun sumber belajar siswa. 
(4) Latihan atau penugasan 
Untuk memantapkan dan memperkuat penguasaan siswa terhadap materi 
pelajaran, guru perlu memberikan latihan atau tugas-tugas. Latihan dan 
tugas yang tidak sesuai dengan kemampuan siswa akan menjadikan beban 
bagi siswa dan dapat menyebabkan siswa frustasi sehingga tujuan 
pemberian latihan dan tugas tidak tercapai. 
b. Kegiatan Inti dalam Pembelajaran Klasikal 
Tahapan selanjutnya yang perlu ditempuh dalam kegiatan inti pembelajaran 
klasikal adalah sebagai berikut. 
Pertama, menyajikan (presentasi) bahan pelajaran dengan ceramah 
bervariasi. Selama menjelaskan guru sebaiknya tidak terus menerus berbicara 
tetapi selang beberapa menit selalu memberi kesempatan kepada siswa untuk 
bertanya atau guru sendiri mengajukan pertanyaan kepada siswa. 
Kedua, memberikan asosiasi dan memberikan ilustrasi untuk meningkatkan 
pemahaman siswa terhadap bahan pelajaran dengan cara menghubungkan atau 
mengaitkan materi yang sedang dipelajari dengan situasi nyata atau dengan 
bahan pelajaran yang lain atau dengan bahan pelajaran yang menggambarkan 
sebab akibat. 
2. Pembahasan Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Kelompok 
Pembelajaran kelompok cenderung banyak digunakan dalam pembelajaran 
dengan pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Berdasarkan teori yang 
melandasi pembelajaran kelompok, siswa akan lebih mudah menemukan dan 
33
memahami konsep-konsep yang dianggap sulit sebelumnya melalui belajar secara 
kelompok dan bekerja sama. 
Stevens & Slavin (1995) menyatakan bahwa siswa yang belajar dengan 
mengikuti pembelajaran kelompok/kooperatif selama periode dua tahun ajaran 
menunjukkan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengna hasil belajar siswa 
yang diorganisasikan secara tradisional. 
Beberapa metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok, 
diantaranya adalah diskusi, kerja kelompok, pemecahan masalah, inkuiri, diskaveri, 
simulasi dan penelitian sederhana (observasi). 
a. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kelompok 
(1) Adanya topik dan permasalahan 
Tujuan utama dalam pembelajaran kelompok sesuai dengan esensi 
pembelajaran kooperatif yaitu membentuk siswa untuk memiliki 
kemampuan bekerja sama serta memiliki sikap toleransi bertanggung jawab. 
Materi pelajaran dalam pembelajaran kelompok diantaranya harus 
mengandung permasalahan maupun proyek yang harus dipecahkan atau 
diselesaikan oleh siswa melalui kerja sama. 
(2) Pembentukan kelompok 
Semiawan dkk (1987) mengemukakan bahwa berdasarkan pendekatan 
CBSA, pengelompokan siswa dapat dilakukan berdasarkan kesenangan 
berkawan, kemampuan, dan minat. Apabila pengelompokkan sudah 
dilakukan, siswa diminta untuk menentukan ketua kelompok, 
penulis/sekretaris dan anggota kelompok. 
(3) Kerja sama 
Pembelajaran kelompok dilaksanakan untuk mengembangkan 
kemampuan siswa bekerja sama, rasa solidaritas, rasa toleransi dan rasa 
tanggung jawab terhadap tugas yang harus dikerjakan dalam kelompok 
tersebut. 
(4) Perhatian 
Selama kegiatan pembelajaran kelompok berlangsung, guru harus 
memperhatikan siswa secara kelompok sekaligus memperhatikan siswa 
sebagai individu dalam kelompok. 
(5) Motivasi 
34
Untuk menunjang keberhasilan belajar secara kelompok, guru harus 
memberikan motivasi dan bimbingan terhadap siswa. Motivasi belajar siswa 
akan muncul apabila guru dapat memberikan suasana belajar yang kondusif, 
menyenangkan dan efektif. 
(6) Sumber belajar dan fasilitas 
Kelengkapan sumber belajar merupakan salah satu aspek yang 
memberikan daya dukung yang kuat terhadap keberhasilan belajar 
kelompom. Ketersediaan sumber belajar dan fasilitas yang diperlukan akan 
menunjang keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran secara optimal. 
(7) Latihan dan tugas 
Untuk memperkuat hasil kerja atau hasil belajar kelompok, guru harus 
memberikan tugas dan latihan-latihan pada semua siswa secara individu 
yang diorganisasi secara efektif dalam belajar kelompok. 
b. Kegiatan Inti dalam Pembelajaran Kelompok 
Metode yang sering digunakan dalam pembelajaran kelompok diantaranya 
adalah metode diskusi yang ditunjang oleh metode ceramah dan tanya jawab. 
Guru menyampaikan tujuan yang diharapkan dicapai dan topik 
pembelajaran yang akan dibahas dalam kegiatan kelompok. Kemudian guru 
mengelompokkan siswa sesuai kriteria yang telah ditentukan dan memberikan 
penjelasan pada siswa tentang tahapan belajar. Selanjutnya siswa melakukan 
diskusi sebagai kegiatan inti pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai 
berikut : 
Pertama, merumuskan masalah berdasarkan topik pembahasan dan tujuan 
pembelajaran. Kedua, mengidentifikasi masalah atau sub-masalah berdasarkan 
permasalahan yang telah dirumuskan. Ketiga, analisis masalah berdasarkan sub-masalah. 
Keempat, menyusun laporan oleh masing-masing kelompok. Kelima, 
presentasi kelompok atau melaporkan hasil diskusi kelompok kecil pada 
seluruh kelompok dilanjutkan diskusi kelas yang langsung dibimbing oleh guru. 
Pada akhir kegiatan, siswa menyimpulan hasil diskusi berdasarkan rumusan 
masalah dan sub-masalah. Selama kegiatan kelompok berlangsung, guru 
hendaknya memonitor jalannya kegiatan di masing-masing kelompok dan 
memberikan bimbingan apabila kelompok mengalami kesulitan mengerjakan 
tugas kelompok. 
35
3. Pembahasan Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Perseorangan 
Kegiatan pembelajaran perseorangan dapat membantu proses pembelajaran 
yang mengarah pada optimalisasi kemampuan siswa secara individu. Diversifikasi 
kurikulum merupakan suatu kurikulum yang dapat memperluas, memperdalam dan 
menyesuaikan dengan keragaman kondisi dan kebutuhan, baik yang menyangkut 
kemampuan atau potensi siswa maupun yang menyangkut potensi lingkungan. 
Pembelajaran perseorangan pada umumnya lebih banyak diterapkan dalam 
pemberian tugas dan atau latihan. Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran dan 
memberikan pengarahan tentang tahapan belajar yang harus ditempuh oleh siswa, 
langkah selanjutnya yang dilakukan guru adalah sebagai berikut. 
Pertama, menjelaskan secara singkat tentang materi pelajaran yang akan 
ditugaskan atau yang akan dilatihkan pada siswa. Kedua, memberikan lembaran 
kerja atau tugas. Ketiga, memantau dan menilai kegiatan siswa. Pada akhir kegiatan 
pembelajaran, guru memeriksa dan menilai tugas atau latihan yang telah dikerjakan 
oleh siswa serta memberikan balikan terhadap pekerjaan siswa. 
Melalui penguatan guru dapat membangkitkan dan memelihara motivasi belajar 
siswa, dapat mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa yang kurang baik, 
serta dapat mendorong munculnya tingkah laku yang produktif. 
C. Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran 
1. Kegiatan Akhir Pembelajaran 
Dengan melakukan kegiatan akhir pembelajaran, guru akan mengetahui 
kompetensi yang sudah dan yang belum dikuasai oleh siswa. Kegiatan yang bisa 
dilakukan guru dalam kegiatan akhir ini adalah memberikan tes, baik lisan maupun 
tertulis. 
a. Meninjau kembali penguasaan siswa 
Untuk meninjau kembali penguasaan siswa terhadap materi yang telah 
dipelajari siswa, guru dapat melakukan dua cara yaitu merangkum pokok materi 
atau membuat ringkasan materi pelajaran. 
Dalam melaksanakan kegiatan membuat rangkuman/ringkasan, hendaknya 
memperhatikan kriteria berikut : 
(1) Berorientasi pada acuan hasil belajar dan kompetensi dasar 
(2) Singkat, jelas dan bahasa mudah dipahami 
36
(3) Kesimpulan/ringkasan tidak keluar dari topik yang telah dibahas 
(4) Dapat menggunakan waktu sesingkat mungkin 
b. Melaksanakan penilaian 
Melalui kegiatan penilaian akhir guru akan mengetahui tercapai tidaknya 
kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa. Untuk mengetahui penguasaan 
siswa terhadap kompetensi yang diharapkan, guru dapat memberikan tes atau 
meminta siswa untuk membuat ringkasan atau kesimpulan dari materi yang 
telah dibahas. 
Tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran disebut tes akhir (post-test), 
yaitu tes yang ditujukan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap 
materi yang telah dipelajari. Dalam prosesnya guru dapat melaksanakan 
penilaian secara lisan atau tertulis. 
2. Melaksanakan Kegiatan Tindak Lanjut Pembelajaran 
Kegiatan tindak lanjut pembelajaran dapat dilaksanakan diluar jam pelajaran, 
sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia. Kegiatan ini dilakukan untuk 
mengoptimalkan hasil belajar siwa. Berikut ini beberapa kegiatan tindak lanjut 
yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan penguasaan siswa terhadap 
kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa : 
a. Memberikan tugas atau latihan yang harus dikerjakan dirumah 
Pemberian tugas tidak boleh melebihi kemampuan siswa, sebab 
memberikan tugas yang berlebihan dapat membuat siswa frustasi, jenuh bahkan 
akan dapat menurunkan motivasi serta minat belajarnya. 
Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam memberikan tugas kepada 
siswa. Pertama, guru hendaknya menentukan dan menjelaskan secara singkat 
tentang topik tugas yang dikerjakan oleh siswa. Kedua, guru perlu menjelaskan 
tentang tahapan tugas-tugas yang akan dikerjakan berdasarkan lembaran tugas. 
Ketiga, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang tugas 
yang belum dipahaminya. Kempat, guru menjelaskan tentang proses 
penyelesaian tugas. Kelima, siswa diminta menyerahkan dan mengerjakan tugas 
sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Keenam, guru harus memeriksa 
dan membahas setiap tugas yang diberikan. 
b. Membahas kembali bahan pelajaran yang belum dikuasai oleh siswa 
37
Ada dua kemungkinan kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk membantu 
siswa menguasai kompetensi yang belum dikuasainya. Pertama, membahas 
kembali materi yang belum dikuasai siswa pada saat itu juga, apabila waktunya 
tersedia. Kedua, membahas kembali materi pelajaran pada pertemuan 
berikutnya apabila membutuhkan waktu yang relative lama. 
Guru hendaknya membuat desain tindak lanjut pembelajaran yang 
mencakup rumusan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai, kegiatan belajar, 
evaluasi serta sumber belajar yang diperlukan. 
c. Membaca materi pelajaran tertentu 
Siswa yang belum menguasai materi pelajaran dapat ditugaskan untuk 
membaca buku lain agar dapat memahami materi yang dibahas. Siswa yang 
sudah menguasai materi kompetensi yang diharapkan, dapat ditugaskan 
membaca buku sumber lain untuk memperluas wawasan siswa terhadap topik 
yang telah dipelajari. 
d. Memberikan motivasi atau bimbingan belajar 
Untuk dapat memperbaiki atau meningkatkan penguasaan, siswa perlu 
mendapat bimbingan dari guru. Bimbingan tersebut dapat berupa arahan atau 
petunjuk yang jelas kepada siswa sehingga tugas yang diberikan dapat 
dikerjakan secara optimal oleh siswa. 
e. Mengemukakan tentang topik yang akan dibahas pada waktu yang akan datang 
Cara ini perlu dilakukan diluar jam pelajaran. Untuk mendukung kegiatan 
tersebut guru perlu memberikan alternatif kegiatan belajar secara sistematis 
yang perlu dilakukan siswa diluar jam pelajaran. 
Langkah selanjutnya yaitu menutup pelajaran, apabila pelajaran berlangsung 
pada jam yang paling akhir maka harus dibiasakan siswa menutup pelajaran 
dengan berdoa. 
MODUL 5 
PEMILIHAN METODE MENGAJAR 
A. Hakikat dan Faktor-faktor dalam Pemilihan Metode Mengajar 
1. Hakikat Metode Mengajar dalam Pembelajaran 
38
Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus digunakan 
dalam kegiatan pembelajaran karena untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun 
dalam upaya membentuk kemampuan siswa diperlukan adanya suatu metode atau 
cara mengajar yang efektif. 
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar, 
diantaranya berikut ini : 
a. Metode mengajar harus memungkinkan dapat membangkitkan rasa ingin tahu 
siswa lebih jauh terhadap materi pelajaran 
b. Metode mengajar harus memungkinkan dapat memberikan peluang untuk 
berekspresi yang kreatif dalam aspek seni 
c. Metode mengajar harus memungkinkan siswa belajar melalui pemecahan 
masalah 
d. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk selalu ingin menguji 
kebenaran sesuatu 
e. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan 
terhadap suatu topik permasalahan 
f. Metode mengajar harus memungkinkan siswa mampu menyimak 
g. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri 
h. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk belajar secara bekerja 
sama 
i. Metode mengajar harus memungkinkan siswa unutk lebih termotivasi dalam 
belajarnya 
Penggunaan metode mengajar dalam pembelajaran ditinjau dari segi 
prosesnya memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut : 
a. Sebagai alat atau cara unutk mencapai tujuan pembelajaran atau membentuk 
kompetensi siswa 
b. Sebagai gambaran aktivitas yang harus ditempuh oleh siswa dan guru dalam 
kegiatan pembelajaran 
c. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan alat penilaian pembelajaran 
d. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan bibingan dalam kegiatan 
pembelajaran. 
2. Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Pemilihan Metode Mengajar 
Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut : 
39
a. Tujuan pembelajaran atau kompetensi siswa 
Tujuan institusional adalah tujuan yang ingin dicapai oleh suatu lembaga 
pendidikan. Tujuan bidang studi adalah tujuan yang harus dicapai oleh suatu 
mata pelajaran atau suatu bidang studi. Tujuan pembelajaran (instruksional) 
adalah tujuan yang harus dicapai dalam suatu pokok bahasan tertentu. 
Tujuan pembelajaran khusus dapat dikatakan sebagai enabling objectives 
artinya tujuan pembelajaran harus dicapai selama proses pembelajaran 
berlangsung, sedangkan tujuan pembelajaran umum dapat dikatakan sebagai 
target objectives yang artinya tujuan pembelajaran tersebut dapat dicapai 
setelah pembelajaran selesai (Gagne, 1978 : 97). 
Tujuan pembelajaran berdasarkan ranah kognitif, afektif dan psikomotor. 
(1) Kognitif 
(a) Pengetahuan, lebih menitikberatkan pada kemampuan mengetahui, atau 
untuk mengingat sesuatu 
(b) Pemahaman, lebih menekankan pada kemampuan menerjemahkan, 
memahami sesuatu dan seterusnya 
(c) Penerapan, lebih menekankan pada kemampuan membuat, mengerjakan 
atau menggunakan teori atau rumus 
(d) Analisis, lebih menekankan pada kemampuan mengkaji, menguraikan, 
membedakan, mengidentifikasi dan seterusnya 
(e) Sintesis, lebih menekankan pada kemampuan menggabungkan, 
mengelompokkan, menyusun, membuat rencana program dan 
seterusnya. 
(2) Afektif 
(a) Penerimaan, lebih menekankan pada kemampuan peka, atau menerima 
(b) Partisipasi, lebih menekankan pada turut serta pada suatu kegiatan dan 
kerelaan hati 
(c) Penilaian dan penentuan sikap, lebih menekankan pada menentukan 
sikap 
(d) Psikomotor 
(a) Persepsi, lebih menekankan pada kemampuan berpendapat terhadap 
sesuatu dan peka terhadap sesuatu hal 
(b) Kesiapan, kemampuan bersiap diri secara fisik 
40
(c) Gerakan terbimbing, kemampuan dalam meniru pekerjaan orang lain 
(d) Gerakan terbiasa, keterampilan yang berpegang pada pola 
(e) Gerak yang kompleks, keterampilan yang lincah, cepat dan lancar 
b. Karakteristik Bahan Pelajaran/Materi Pelajaran 
Beberapa aspek yang terdapat dalam materi pelajaran, yaitu : 
(1) Aspek konsep, merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan 
pengertian, atribut, karakteristik, label atau ide dan gagasan tertentu 
(2) Aspek fakta, merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan 
peristiwa yang lalu, data yang memiliki esensi objek dan waktu 
(3) Aspek prinsip, merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan 
aturan, dalil, hukum, ketentuan dan prosedur yang harus ditempuh 
(4) Aspek nilai, merupakan substansi materi pelajran yang berhubungan dengan 
spek perilaku yang baik dan buruk, yang benar dan salah, yang bremanfaat 
dan yang tidak 
(5) Aspek keterampilan intelektual, merupakan substansi isi pelajaran yang 
berhubungan dengan pembentukan kemampuan menyelesaikan persoalan 
atau permasalahan, berpikir sistematis, berpikir logis, berpikir taktis, 
berpikir kritis, berpikir inovatif, dan berpikir ilmiah 
(6) Aspek keterampilan psikomotor, merupakan substansi materi pelajaran yang 
berhubungan dengan pembentukan kemampuan fisik. 
c. Waktu yang digunakan 
Pemilihan metode mengajar juga harus memperhatikan alokasi waktu yang 
tersedia dalam jam pelajaran. 
d. Faktor siswa 
Aspek yang berkaitan dengan faktor siswa terutama pada aspek kesegaran 
mental, jumlah siswa dan kemampuan siswa. Guru harus bisa mengelola 
pembelajaran berdasarkan jumlah siswa dan harus mengatur tempat duduk 
supaya sesuai dengan kondisi siswa dalam belajar. 
e. Fasilitas, media, dan sumber belajar 
Apabila guru dan siswa akan menggunakan alat atau fasilitas maka guru 
bersangkutan sebelum pembelajaran harus mempersiapkan terlebih dahulu. 
media pesan lisan harus dapat dipahami siswa sehingga siswa tidak 
menimbulkan verbalisme. 
41
3. Pentingnya Metode Mengajar dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran 
Maupun Membentuk Kemampuan Siswa 
Metode mengajar memiliki keterkaitan yang kuat dengan tujuan pembelajaran. 
Keterkaitan tersebut dapat dilihat dari gambaran perilaku maupun kompetensi yang 
harus dimiliki oleh siswa selama dan setelah jam pelajran dengan cara yang harus 
ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut. 
B. Jenis-jenis Metode Mengajar 
Metode mengajar merupakan cara yang digunakan guru dalam membelajarkan 
siswa agar terjadi interaksi dan proses belajar yang efektif dalam pembelajaran. Setiap 
metode mengajar memiliki keunggulan dan kekurangan sehingga hal tersebut dapat 
dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih metode tersebut. Kelemahan-kelemahan 
suat metode harus diantisipasi dan dikaji oleh guru agar dalam penggunaannya dapat 
efektif. 
1. Metode Ceramah (Lecture) 
Metode ceramah merupakan suatu cara penyajian bahan atau penyampaian 
bahan ajaran secara lisan dari guru. Ceramah yang baik adalah ceramah bervariasi 
artinya ceramah yang dilengkapi dengan penggunaan alat dan media serta adanya 
tambahan dialog interaktif atau diskusi sehingga proses pembelajaran tidak 
menjenuhkan. 
a. Karakteristik Metode Ceramah 
Metode ceramah digunakan apabila proses pembelajaran yang dilakukan 
lebih bersifat pemberian informasi berupa fakta-fakta atau konsep-konsep 
sederhana. Dalam prosesnya perlu adanya dukungan kondisi yang efeketif dari 
guru seperti suasana emosional yang dapat membangkitkan motivasi dan 
perhatian dari siswa selama mendengarkan ceramah guru. 
b. Prosedur Metode Ceramah 
Dijelaskan pada modul prosedur pembelajaran. 
c. Prasyarat Untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Ceramah 
Beberapa kemampuan yang harus diperhatikan guru untuk mendukung 
keberhasilan metode ceramah, yaitu : 
(1) Menguasai teknik-teknik ceramah yang memungkinkan dapat 
membangkitkan minat, dan motivasi siswa 
42
(2) Mempu memberikan ilustrasi yang sesuai dengan bahan pelajaran 
(3) Menguasai materi pelajaran 
(4) Menjelaskan pokok-pokok bahan pelajaran secara sistemik 
(5) Menguasai aktivitas seluruh siswa dalam kelas 
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode ceramah, 
yaitu : 
(1) Siswa mampu mendengarkan dan mencatat bahan pelajaran yang dijelaskan 
guru 
(2) Kemampuan awal yang dimiliki siswa berhubungan dengan materi yang 
akan dipelajari 
(3) Memiliki suasana emosional yang mendukung untuk memperhatikan dan 
memiliki motivasi mengikuti pelajaran 
d. Keunggulan Metode Ceramah 
(1) Ekonomis waktu dan biaya. Karena waktu dan materi pelajaran dapat diatur 
oleh guru secara langsung 
(2) Target jumlah siswa akan lebih banyak 
(3) Bahan pelajaran sudah dipilih/dipersiapkan 
(4) Apabila bahan pelajaran belum dikuasai oleh sebagian siswa maka guru 
akan merasa mudah untuk menugaskan dan memberikan rambu-rambu 
pada siswa yang bersangkutan 
e. Kelemahan Metode Ceramah 
(1) Sulit bagi yang kurang memiliki kemampuan menyimak dan mencatat yang 
baik 
(2) Kemungkinan menimbulkan verbalisme 
(3) Sangat kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi 
(4) Peran guru lebih banyak sebagai sumber pelajaran 
(5) Materi pelajaran lebih cenderung pada aspek ingatan 
(6) Proses pembelajaran ada dalam otoritas guru 
2. Metode Diskusi 
Metode mengajar diskusi merupakan cara mengajar yang dalam pembahasan 
dan penyajian materinya melalui suatu problema atau pertanyaan yang harus 
diselesaikan berdasarkan pendapat atau keputusan secara bersama. 
a. Karakteristik Metode Diskusi 
43
Penggunaan metode diskusi, bahan pelajaran harus dikemukakan dengan 
topik permasalahan atau persoalan yang akan menstimulus siswa 
menyelesaikan permasalahan/persoalan tersebut. 
Tugas utama guru dalam kegiatan ini sebagai pembimbing, fasilitator atau 
motivator supaya interaksi dan aktivitas siswa dalam diskusi menjadi efektif. 
b. Prosedur Metode Diskusi 
Dijelaskan pada modul prosedur pembelajaran. 
c. Prasyarat Untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Diskusi 
Kemampuan guru yang perlu dipersiapkan, yaitu : 
(1) Mampu merumuskan permasalahan sesuai pembelajaran diskusi 
(2) Mampu membimbing siswa untuk merumuskan dan mengidentifikasi 
permasalahan serta menarik kesimpulan 
(3) Mampu mengelompokkan siswa sesuai dengan kebutuhan permasalahan 
dan pengembangan kemampuan siswa 
(4) Mampu mengelola pembelajaran melalui diskusi 
(5) Menguasai permasalahan yang di diskusikan 
Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan, adalah : 
(1) Memiliki motivasi, perhatian dan minat dalam berdiskusi 
(2) Mampu melaksanakan diskusi 
(3) Mampu menerapkan belajar secara bersama 
(4) Mampu mengeluarkan isi pikiran 
(5) Mampu memahami dan menghargai pendapat orang lain 
d. Keunggulan Metode Diskusi 
(1) Bertukar pikiran 
(2) Menghayati permasalahn 
(3) Merangsang siswa untuk berpendapat 
(4) Mengembangkan rasa tanggung jawab 
(5) Membina kemampuan berbicara 
(6) Belajar memahami pendapat atau pikiran orang lian 
(7) Memberikan kesempatan belajar 
e. Kelemahan Metode Diskusi 
(1) Relative memerlukan waktu yang cukup banyak 
44
(2) Apabila siswa tidak memahami konsep dasar permasalahan maka diskusi 
tidak akan efektif 
(3) Materi pelajaran dapat menjadi lebih luas 
(4) Yang aktif hanya siswa tertentu saja 
3. Metode Simulasi (Simulation) 
Proses pembelajaran yang menggunakan simulasi cenderung objeknya bukan 
benda atau kegiatan yang sebenarnya, melainkan kegiatan mengajar yang bersifat 
pura-pura. 
Jenis model simulasi diantaranya yaitu, bermain peran (role playing), dalam 
prosesnya pembelajaran metode ini mengutamakan pola permainan dalam bentuk 
dramatisasi. 
Sosiodrama, dalam pembelajaran yang dilakukan oleh kelompok untuk 
melakukan aktivitas belajar memecahkan masalah yang berhubungan dengan 
masalah individu sebagai makhluk sosial 
Permainan simulasi (simulation games), dalam pembelajarannya siswa bermain 
peran sesuai dengan peran yang ditugaskan sebagai belajar membuat suatu 
keputusan. 
a. Karakteristik metode simulasi 
Pembinaan kemampuan bekerja sama, komunikasi, dan interaksi merupakan 
bagian dari keterampilan yang akan dihasilkan melalui pembelajaran simulasi. 
Langsung maupun tidak langsung melalui simulasi kemampuan siswa yang 
berkaitan dengan bermain peran dapat dikembangkan. 
b. Prosedur metode simulasi 
(1) Menetapkan topik simulasi yang diarahkan guru 
(2) Menetapkan kelompok dan topik-topik yang akan dibahas 
(3) Simulasi diawali dengan petunjuk dari guru tentang prosedur, teknik dan 
peran yang dimainkan 
(4) Proses pengamatan terhadap proses, peran, teknik dan prosedur dapat 
dilakukan dengan diskusi 
(5) Kesimpulan dan saran dari kegiatan simulasi 
c. Prasyarat untuk mengoptimalkan pembelajaran simulasi 
Kemampuan guru yang harus diperhatikan, yaitu : 
45
(1) Mampu membimbing siswa dalam mengarahkan teknik, prosedur dan 
peran yang akan dilakukan dalam simulasi 
(2) Mampu memberikan ilustrasi 
(3) Mampu menguasai pesan yang dimaksud dalam bahasa simulasi 
(4) Mampu mengamati secara proses simulasi yang dilakukan oleh siswa 
Kondisi dan kemampuan siswa yang perlu diperhatikan, yaitu : 
(1) Kondisi, minat, perhatian, dan motivasi siswa dalam bersimulasi 
(2) Pemahaman terhadap pesan yang akan menstimulasikan 
(3) Kemampuan dasar berkomunikasi dan berperan 
d. Keunggulan metode simulasi 
(1) Siswa dapat melakukan interaksi sosial dan komunikasi dalam 
kelompoknya 
(2) Aktivitas siswa cukup tinggi dalam pembelajaran sehingga terlibat langsung 
dalam pembelajaran 
(3) Dapat membiasakan siswa untuk memahami permasalahan sosial 
(4) Dapat membina hubungan personal yang positif 
(5) Dapat membangkitkan imajinasi 
(6) Membina hubungan komunikatif dan bekerja sama dalam kelompok 
e. Kelemahan metode simulasi 
(1) Relatif memerlukan waktu yang cukup banyak 
(2) Sangat bergantung pada aktivitas siswa 
(3) Cenderung memerlukan pemanfaatan sumber belajar 
(4) Banyak siswa yang kurang menyenangi simulasi 
4. Metode Demonstrasi 
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan 
pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan 
sesuatu sehingga dapat mempelajarinya secara proses. Demonstrasi digunakan 
semata-mata untuk : (1) mengkonkretkan suatu konsep atau prosedur yang abstrak; 
(2) mengajarkan bagaimana berbuat atau menggunakan prosedur secara tepat; (3) 
meyakinkan bahwa alat dan prosedur tersebut bisa digunakan; (4) membangkitkan 
minat menggunakan alat dan prosedur. 
a. Karakteristik 
46
Dalam pelaksanaan metode mengajar demonstrasi, selain guru yang akan 
menjadi model juga dapat mendatangkan nara sumber yang akan 
mendemonstrasikan objek materi pelajaran, dengan syarat harus menguasai 
bahan materi yang di demonstrasikan, serta mengutamakan aktivitas siswa 
untuk melakukan demonstrasi tersebut. 
b. Prosedur 
(1) Mempersiapkan alat bantu yang digunakan dalam pembelajaran 
(2) Memberikan penjelasan tentang topik yang akan di demonstrasikan 
(3) Pelaksanaan demonstrasi bersamaan dengan perhatian dan peniruan dari 
siswa 
(4) Penguatan (diskusi, tanya jawab, dan atau latihan) terhadap hasil 
demonstrasi 
(5) Kesimpulan 
c. Prasyarat untuk mengoptimalkan pembelajaran demonstrasi 
Kemampuan guru yang perlu diperhatikan : 
(1) Mampu secara proses dalam melaksanakan demonstrasi materi atau topik 
yang dipraktikan 
(2) Mampu mengelola kelas dan menguasai siswa secara menyeluruh 
(3) Mampu menggunakan alat bantu yang digunakan 
(4) Mempu melaksanakan penilaian proses 
Kondisi dan kemampuan siswa yang perlu diperhatikan : 
(1) Siswa memiliki motivasi, perhatian, dan minat terhadap topik yang akan di 
demonstrasikan 
(2) Memahami tentang tujuan/maksud yang akan di demonstrasikan 
(3) Mampu mengamati proses yang di demonstrasikan 
(4) Mampu mengidentifikasi kondisi dan alat yang digunakan dalam 
demonstrasi 
d. Keunggulan 
(1) Siswa-siswa dapat memahami bahan pelajaran sesuai dengan objek yang 
sebenarnya 
(2) Dapat mengembangkan rasa ingin tahu siswa 
(3) Dapat melakukan pekerjaan berdasarkan proses yang sistematis 
47
(4) Dapat mengetahui hubungan yang structural atau urutan objek 
(5) Dapat melakukan perbandingan dari beberapa objek 
e. Kelemahan 
(1) Hanya dapat menimbulkan cara berpikir yang konkret saja 
(2) Jika jumlah siswa banyak dan posisi siswa tidak diatur maka demonstrasi 
tidak efektif 
(3) Bergantung pada alat bantu yang sebenarnya 
(4) Sering terjadi siswa kurang berani dalam mencoba atau melakukan praktik 
yang di demonstrasikan 
5. Metode Eksperimen 
Eksperimen dimaksudkan bahwa guru dan siswa mencoba mengerjakan 
sesuatu serta mengamati proses dan hasil pekerjaannya.Setelah eksperimen selesai, 
siswa ditugaskan untuk membandingkan dengan hasil eksperimen yang lain, dan 
mendiskusikan bila ada perbedaan dan kekeliruan (Winarno:1980:90). 
Setiap kegiatan eksperimen harus dilakukan secara sistemik dan sistematis, 
yaitu harus dimulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan kajian hasil. 
Lebih mendalamnya siswa harus membuat laporan, kemudian disajikan di depan 
teman-teman yang lain. 
a. Karateristik 
Esensi pembelajaran ini adalah mencobakan sesuatu objek. Untuk 
mendukung keberhasilan pembelajaran eksperimen segala sesuatunya perlu 
dipersiapkan dan dikondisikan secara maksimal.mulai dari awal pembelajaran 
siswa sudah memahami topic eksperimen secara jelas. Demikian pula diakhir 
kegiatan eksperimen siswa memperoleh kemampuan sikap serta menunjukkan 
hasil temuan-temuan. 
b. Prosedur 
(1) Mempersiapkan alat bantu (alat eksperimen) 
(2) Petunjuk dan informasi tentang tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam 
eksperimen 
(3) Pelaksanaan eksperimen dengan menggunakan lembaran kerja/pedoman 
eksperimen yang disusun secara sistematis sehingga siswa dalam 
pelaksanaannya tidak banyak mendapat kesulitan dan membuat laporan 
48
(4) Penguatan perolehan teman-teman eksperimen dilakukan dengan diskusi, 
tanya jawab dan/atau tugas 
(5) Kesimpulan 
c. Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Eksperimen 
Kemampuan guru yang harus diperhatikan agar eksperimen berhasil dengan 
baik : 
(1) Mampu membimbing siswa dari merumuskan hipotesis sampai pada 
pembuktian dan kesimpulan serta membuat laporan eksperimen 
(2) Menguasai konsep yang dieksperimenkan 
(3) Mampu mengelola kelas 
(4) Mampu menciptakan kondisi pembelajaran eksperimen secara efektif 
(5) Mampu memberikan penilaian secara proses 
Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk menunjang 
eksperimen : 
(1) Memiliki motivasi, perhatian dan minat belajar melalui eksperimen 
(2) Memiliki kemampuan melaksanakan eksperimen 
(3) Memiliki sikap yang tekun, teliti dan kerja keras 
(4) Mampu menulis, membaca, dan menyimak dengan baik 
d. Keunggulan 
(1) Membangkitkan rasa ingin tahu siswa 
(2) Membangkitkan sikap ilmiah siswa 
(3) Membuat pembelajaran bersifat aktual 
(4) Membina kebiasaan belajar kelompok maupun individu 
e. Kelemahan 
(1) Memerlukan alat dan biaya 
(2) Memerlukan waktu relatif lama 
(3) Sangat sedikit sekolah yang memiliki fasilitas eksperimen 
(4) Guru dan siswa banyak yang belum terbiasa melakukan eksperimen 
6. Metode Karya Wisata 
Pembelajaran karya wisata (field trip) artinya aktifitas belajar siswa dibawa 
keluar kelas. Karya wisata lebih menitikberatkan pada perjalanan yang relatif jauh 
dari kelas/sekolah untuk mengunjungi tempat-tempat yang berkaitan dengan topik 
bahasan yang bersifat umum. 
49
Selain untuk peningkatan kemampuan juga lebih bersifat untuk peningkatan 
aspek-aspek psikologis siswa. 
a. Karakteristik 
Menemukan sumber bahan pelajaran sesuai dengan perkembangan 
masyarakat, dilaksanakan diluar kelas/sekolah, memiliki perencanaan, aktifitas 
siswa lebih muncul daripada guru, aspek pembelajaran merupakan salah satu 
implementasi dari pembelajara berbasis kontekstual. 
b. Prosedur 
(1) Menetapkan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai siswa 
(2) Mempelajari topik karya wisata 
(3) Merumuskan kegiatan yang akan ditempuh 
(4) Melaksanakan kegiatan 
(5) Menilai kegiatan 
(6) Melaporkan hasil kegiatan 
c. Prasyarat Untuk Mengoptimalkan Metode Karya Wisata 
Kemampuan guru yang harus diperhatikan : 
(1) Mampu mengidentifikasi objek karya wisata yang sesuai dengan tujuan 
pembelajaran 
(2) Mampu membuat perencanaan dan panduan siswa dalam melaksanakan 
karya wisata 
(3) Mampu mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan dalam karya 
wisata 
(4) Mampu mengontrol, memfasilitasi dan membimbing aktifitas siswa 
selama melakukan kegiatan 
(5) Mampu menilai kegiatan karya wisata 
Kondisi dan kemampuan siswa yang perlu diperhatikan : 
(1) Mampu memahami petunjuk pelaksanaan karya wisata 
(2) Mampu menyusun laporan hasil karya wisata 
(3) Mampu belajar secara mandiri maupun kelompok 
(4) Mampu menggunakan bahan atau alat yang diperlukan dalam kegiatan 
karya wisata 
d. Keunggulan 
50
(1) Memberikan kesempatan pada siswa untuk memperoleh pengalaman nyata, 
praktis dan konkret 
(2) Dapat menumbuhkan rasa senang, minat dan motivasi terhadap objek 
tertentu 
(3) Memberikan masukan terhadap program sekolah 
(4) Mendekatakan siswa dengan lingkungan 
e. Kelemahan 
(1) Memerlukan alokasi waktu yang cukup banyak 
(2) Memerlukan pengawasan dan bimbingan ekstra ketat terhadap aktifitas 
siswa 
(3) Akan banyak menggunakan biaya 
(4) Jika tidak dikontrol maka siswa selal terlena dengan bermainnya daripada 
belajarnya 
7. Metode Pemecahan Masalah 
Metode pemecahan masalah digunakan dalam implementasi pembelajaran 
terpadu maupun kontekstual karena pembelajaran ini dikembangkan secara 
integritas antara kemampuan siswa dengan topik bahasan maupun lingkungan. 
Metode ini cenderung menggunakan pendekatan kontruktivisme artinya 
pengetahuan, keterampilan dan sikap akan dikembangkan dan dibangun oleh siswa 
dibawah bimbingan guru. 
a. Karakteristik 
Metode pemecahan masalah merupakan suatu metode ilmiah yang 
digunakan dalam proses pembelajaran. Metode ini sesuai jika digunakan pada 
siswa sekolah dasar di kelas tinggi. Cenderung pendekatan induktif yang 
digunakan dalam proses pembelajaran pemecahan masalah, siswa belajar mulai 
dari hal-hal yang khusus sampai pada konsep umum. 
b. Prosedur 
(1) Merumuskan dan membatasi masalah 
(2) Merumuskan dugaan dan pernyataan 
(3) Mengumpulkan data atau mengolah data 
(4) Membuktikan atau menjawab pertanyaan 
(5) Merumuskan kesimpulan 
c. Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Pemecahan Masalah 
51
Kemampuan guru yang harus diperhatikan : 
(1) Mampu membimbing siswa dari merumuskan hipotesis sampai pada 
pembuktian dan kesimpulan serta membuat laporan pemecahan masalah 
(2) Menguasai konsep yang di problem-solvingkan 
(3) Mampu mengelola kelas 
(4) Mampu menciptakan kondisi pembelajaran pemecahan masalah secara 
efektif 
(5) Mampu memberikan penilaian secara proses 
Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan : 
(1) Memiliki motivasi, perhatian dan minat belajar melalui pemecahan 
masalah 
(2) Memiliki kemampuan melaksanakan pemecahan masalah 
(3) Memiliki sikap yang tekun, teliti dan kerja keras 
(4) Mampu menulis, membaca dan menyimak dengan baik 
d. Keunggulan 
(1) Mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah 
(2) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis 
(3) Mempelajari bahan pelajaran yang aktual dengan kebutuhan dan 
perkembangan masyarakat 
(4) Jika dilaksanakan secara kelompok dapat mengembangkan kemampuan 
sosial siswa 
(5) Mengoptimalkan kemampuan siswa 
e. Kelemahan 
(1) Waktu yang digunakan relatif lama 
(2) Bahan pelajaran tidak bersifat logis dan sistematis 
(3) Memerlukan bimbingan dari guru 
C. Hubungan Pengalaman Belajar dengan Metode Mengajar 
Pengalaman belajar (learning experience) merupakan suatu proses kegiatan belajar 
untuk mencapai tujuan pembelajaran. 
Keterampilan proses merupakan pendekatan belajar – mengajar yang mengarah 
pada pengembangan kemampuan-kemampuan mental, fisik, dan social yang mendasar 
sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri siswa (Depdikbud 1990:9). 
52
Pengalaman yang diperoleh siswa dalam pembelajaran dapat berupa pengalaman 
intelektual, emosional, social, fisik-motorik. Perkembangan itu dicapai melalui 
serentetan pengalaman, yaitu pengalaman mengindera, seperti melihat dan mendengar. 
Pengalaman berpikir, seperti mengingat dan menyelesaikan persoalan. Pengalaman 
sosial, seperti berkomunikasi dan bekerja sama. Pengalaman emosional, seperti 
dihargai dan dikagumi. 
Dalam metode ceramah, pengalaman menyimak merupakan pengalaman yang 
cenderung banyak diperoleh siswa. Disini akan terjadi proses mental yaitu mengerti 
dan tidak mengerti, diterima dan tidak diterima. 
Pembelajaran melalui diskusi yang dilaksanakan secara efektif akan banyak 
berdampak terhadap pengalaman siswa. Pengalaman yang diperoleh diantaranya yaitu 
bekerja sama, menjadi pemimpin/anggota kelompok, mengeluarkan ide atau pendapat, 
berkomunikasi dalam kelompok dan pengalaman menyimpulkan hasil penyelesaian 
masalah. 
Dalam pembelajaran simulasi secara langsung maupun tidak langsung akan 
berdampak terhadap pengalaman belajar siswa, diantaranya dalam berinteraksi, 
berkomunikasi dalam kelompok, bekerja sama dan menilai proses kegiatan simulasi. 
Hal yang perlu diperhatikan dalam metode demonstrasi adalah posisi siswa 
seluruhnya harus dapat memperhatikan terhadap objek yang akan didemonstrasikan. 
Pengalaman yang diperoleh yaitu memperhatikan prosedur yang sistematis, 
mempraktikan keterampilan secara proses, menggunakan alat atau bahan yang 
sebenarnya. 
Dalam pembelajaran eksperimen, pengalaman yang diperoleh hamper sama dengan 
pembelajaran demonstrasi, tetapi dalam eksperimen juga akan diperoleh pengalaman 
membanding-bandingkan dengan hasil eksperimen yang lain, mendiskusikan apabila 
ada perbedaan dan kekeliruan, menemukan suatu konsep dan membuktikan secara 
proses. 
Pengalaman yang diperoleh dari pembelajaran karya wisata yaitu bersosialisasi, 
bekerja sama, berinteraksi, mengamati dan menilai objek. Pengembangan kemampuan 
dengan pengalaman memecahkan masalah, mengambil keputusan dan menerapkan ide-ide. 
53
MODUL 6 
MEDIA PEMBELAJARAN 
Tingkat keefektifan pembelajaran di sekolah dasar salah satunya dipengaruhi oleh 
kemampuan guru menerapkan asas kekonkretan dalam mengelola proses pembelajaran. 
Untuk mewujudkan asas kekonkretan dalam pembelajaran di sekolah dasar dibutuhkan 
adanya media pembelajaran yang tepat. Penggunaan media dalam proses pembelajaran 
akan menumbuhkan kebermaknaan belajar di mana para siswa akan lebih tertarik, merasa 
senang, dan termotivasi untuk belajar, serta menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap sesuatu 
yang dipelajarinya. 
A. Hakikat, Fungsi serta Peranan Media Pembelajaran 
Media pembelajaran pada hakikatnya merupakan saluran atau jembatan dari pesan-pesan 
pembelajaran (messages) yang disampaika oleh sumber pesan (guru) kepada 
penerima pesan (siswa) dengan maksud agar pesan-pesan tersebut dapat diserap dengan 
cepat dan tepat sesuai dengan tujuannya. 
Pemahaman terhadap konsep media pembelajaran tidak terbatas hanya kepada 
peralatan (hardware), tetapi yang lebih utama yaitu pesan atau informasi (software) 
yang disajikan melalui peralatan tersebut. Dengan demikian, konsep media 
pembelajaran itu mngandung pengertian adanya peralatan dan pesan yang 
disampaikannya dalm satu kesatuan yang utuh. 
Fungsi utama media pembelajaran, yaitu sebagai sarana bantu untuk mewujudkan 
situasi pembelajaran yang lebih efektif. Dengan fungsi itu, media pembelajaran harus 
dijadikan bagian integral keseluruhan proses pembelajaran itu sendiri. Dalam 
penggunaannya harus relevan dengan tujuan/kompetensi yang ingin dicapai dan bahan 
ajar, tidak diperkenankan menggunakannya hanya sekedar untuk permainan atau 
memancing perhatian siswa semata. Fungsi lain yaitu untuk mempercepat proses 
belajar sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan 
mengurangi verbalisme (salah penafsiran) 
Guru dapat lebih mengefektifkan pencapaian kompetensi/tujuan pembelajaran 
melalui penggunaan media secara optimal, sebab media ini memiliki nilai dan manfaat 
yang sangat menguntungkan, diantaranya : 
1. Membuat konkret konsep-konsep yang abstrak 
54
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD
Pembelajaran SD

Contenu connexe

Tendances

Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013
Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013
Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013dimas hartono
 
Instrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswa
Instrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswaInstrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswa
Instrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswanurmaliaazmi
 
Penyusunan bahan ajar (KELOMPOK 9)
Penyusunan bahan ajar (KELOMPOK 9)Penyusunan bahan ajar (KELOMPOK 9)
Penyusunan bahan ajar (KELOMPOK 9)Nastiti Rahajeng
 
Kelas 01 sd_tematik_1_diriku_guru
Kelas 01 sd_tematik_1_diriku_guruKelas 01 sd_tematik_1_diriku_guru
Kelas 01 sd_tematik_1_diriku_guruabdmuiz78
 
Penilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektifPenilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektifEdi Candra
 
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menyimak
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus MenyimakPembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menyimak
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus MenyimakYuns Saragih
 
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docx
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docxCONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docx
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docxFriscaDwiSeptianaPut
 
Makalah teori belajar
Makalah teori belajarMakalah teori belajar
Makalah teori belajarNarendra
 
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)elissugiharti1
 
RPP IPA KELAS 7 Bab 2.klasifikasi makhluk hidup
RPP IPA KELAS 7 Bab 2.klasifikasi makhluk hidupRPP IPA KELAS 7 Bab 2.klasifikasi makhluk hidup
RPP IPA KELAS 7 Bab 2.klasifikasi makhluk hidupsajidintuban
 
Contoh portofolio ipa
Contoh portofolio ipaContoh portofolio ipa
Contoh portofolio ipaKhusnul Huda
 
Macam-macam Strategi Pembelajaran
Macam-macam Strategi PembelajaranMacam-macam Strategi Pembelajaran
Macam-macam Strategi PembelajaranRiska Daenangsari
 
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...Jerry Makawimbang
 
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.Grace Ginting
 
Ketrampilan dasar dalam pembelajaran terpadu bab 3
Ketrampilan dasar  dalam pembelajaran terpadu bab 3Ketrampilan dasar  dalam pembelajaran terpadu bab 3
Ketrampilan dasar dalam pembelajaran terpadu bab 3Ismail Fizh
 
Keterkaitan p kn dengan ips dan mata pelajaran lainnya (kelompok 3) [autosaved]
Keterkaitan p kn dengan ips dan mata pelajaran lainnya (kelompok 3) [autosaved]Keterkaitan p kn dengan ips dan mata pelajaran lainnya (kelompok 3) [autosaved]
Keterkaitan p kn dengan ips dan mata pelajaran lainnya (kelompok 3) [autosaved]siti nur alifah
 
Soal dan Kunci Jawaban Evaluasi Pembelajaran
Soal dan Kunci Jawaban Evaluasi PembelajaranSoal dan Kunci Jawaban Evaluasi Pembelajaran
Soal dan Kunci Jawaban Evaluasi PembelajaranAndy Saputra
 
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil BelajarModul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil BelajarNaita Novia Sari
 
Percobaan Perpindahan Kalor melalui Konduksi, Konveksi dan Radiasi
Percobaan Perpindahan Kalor melalui Konduksi, Konveksi dan RadiasiPercobaan Perpindahan Kalor melalui Konduksi, Konveksi dan Radiasi
Percobaan Perpindahan Kalor melalui Konduksi, Konveksi dan RadiasiAchmad Solichin
 

Tendances (20)

Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013
Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013
Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013
 
Instrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswa
Instrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswaInstrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswa
Instrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswa
 
Penyusunan bahan ajar (KELOMPOK 9)
Penyusunan bahan ajar (KELOMPOK 9)Penyusunan bahan ajar (KELOMPOK 9)
Penyusunan bahan ajar (KELOMPOK 9)
 
Kelas 01 sd_tematik_1_diriku_guru
Kelas 01 sd_tematik_1_diriku_guruKelas 01 sd_tematik_1_diriku_guru
Kelas 01 sd_tematik_1_diriku_guru
 
Penilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektifPenilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektif
 
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menyimak
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus MenyimakPembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menyimak
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menyimak
 
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docx
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docxCONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docx
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docx
 
Powerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaranPowerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaran
 
Makalah teori belajar
Makalah teori belajarMakalah teori belajar
Makalah teori belajar
 
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
 
RPP IPA KELAS 7 Bab 2.klasifikasi makhluk hidup
RPP IPA KELAS 7 Bab 2.klasifikasi makhluk hidupRPP IPA KELAS 7 Bab 2.klasifikasi makhluk hidup
RPP IPA KELAS 7 Bab 2.klasifikasi makhluk hidup
 
Contoh portofolio ipa
Contoh portofolio ipaContoh portofolio ipa
Contoh portofolio ipa
 
Macam-macam Strategi Pembelajaran
Macam-macam Strategi PembelajaranMacam-macam Strategi Pembelajaran
Macam-macam Strategi Pembelajaran
 
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
 
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
 
Ketrampilan dasar dalam pembelajaran terpadu bab 3
Ketrampilan dasar  dalam pembelajaran terpadu bab 3Ketrampilan dasar  dalam pembelajaran terpadu bab 3
Ketrampilan dasar dalam pembelajaran terpadu bab 3
 
Keterkaitan p kn dengan ips dan mata pelajaran lainnya (kelompok 3) [autosaved]
Keterkaitan p kn dengan ips dan mata pelajaran lainnya (kelompok 3) [autosaved]Keterkaitan p kn dengan ips dan mata pelajaran lainnya (kelompok 3) [autosaved]
Keterkaitan p kn dengan ips dan mata pelajaran lainnya (kelompok 3) [autosaved]
 
Soal dan Kunci Jawaban Evaluasi Pembelajaran
Soal dan Kunci Jawaban Evaluasi PembelajaranSoal dan Kunci Jawaban Evaluasi Pembelajaran
Soal dan Kunci Jawaban Evaluasi Pembelajaran
 
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil BelajarModul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
 
Percobaan Perpindahan Kalor melalui Konduksi, Konveksi dan Radiasi
Percobaan Perpindahan Kalor melalui Konduksi, Konveksi dan RadiasiPercobaan Perpindahan Kalor melalui Konduksi, Konveksi dan Radiasi
Percobaan Perpindahan Kalor melalui Konduksi, Konveksi dan Radiasi
 

En vedette

Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri
Strategi Belajar Mengajar - Mulyana SumantriStrategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri
Strategi Belajar Mengajar - Mulyana SumantriHariyatunnisa Ahmad
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii33335
 
Perencanaan dalam strategi belajar (tjoetnyak)
Perencanaan dalam strategi belajar (tjoetnyak)Perencanaan dalam strategi belajar (tjoetnyak)
Perencanaan dalam strategi belajar (tjoetnyak)Tjoetnyak Izzatie
 
Proses pengelolaan pesan komunikasi
Proses pengelolaan pesan komunikasiProses pengelolaan pesan komunikasi
Proses pengelolaan pesan komunikasiMelta Jannatanissa
 
Strategi Belajar Mengajar Matematika
Strategi Belajar Mengajar MatematikaStrategi Belajar Mengajar Matematika
Strategi Belajar Mengajar MatematikaMasdariaS
 
Teori belajar mengajar
Teori belajar mengajarTeori belajar mengajar
Teori belajar mengajarLhya Baha
 
Makalah grace pendekatan pengembangan kurikulum1
Makalah grace pendekatan pengembangan kurikulum1Makalah grace pendekatan pengembangan kurikulum1
Makalah grace pendekatan pengembangan kurikulum1Grace Ginting
 
Strategi belajar mengajar
Strategi belajar mengajarStrategi belajar mengajar
Strategi belajar mengajarlaila zulfa
 
Tugas strategi belajar mengajar
Tugas strategi belajar mengajarTugas strategi belajar mengajar
Tugas strategi belajar mengajarPramono Putra
 
Kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranKurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajarananisaaprilia732
 
Strategi Belajar Mengajar - Made Wena
Strategi Belajar Mengajar - Made WenaStrategi Belajar Mengajar - Made Wena
Strategi Belajar Mengajar - Made WenaHariyatunnisa Ahmad
 
Makalah taxonomy hasil belajar revisi (autosaved)
Makalah taxonomy hasil belajar revisi (autosaved)Makalah taxonomy hasil belajar revisi (autosaved)
Makalah taxonomy hasil belajar revisi (autosaved)EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Strategi Pembelajaran
Strategi PembelajaranStrategi Pembelajaran
Strategi PembelajaranDina Widyana
 
Kurikulum sepak bola indonesia part1
Kurikulum sepak bola indonesia part1Kurikulum sepak bola indonesia part1
Kurikulum sepak bola indonesia part1rizal_sy
 
Materi 1 karakteristik peserta didik
Materi 1 karakteristik peserta didikMateri 1 karakteristik peserta didik
Materi 1 karakteristik peserta didikpujaan81
 

En vedette (20)

Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri
Strategi Belajar Mengajar - Mulyana SumantriStrategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri
Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri
 
Teaching style
Teaching styleTeaching style
Teaching style
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Perencanaan dalam strategi belajar (tjoetnyak)
Perencanaan dalam strategi belajar (tjoetnyak)Perencanaan dalam strategi belajar (tjoetnyak)
Perencanaan dalam strategi belajar (tjoetnyak)
 
Proses pengelolaan pesan komunikasi
Proses pengelolaan pesan komunikasiProses pengelolaan pesan komunikasi
Proses pengelolaan pesan komunikasi
 
Strategi Belajar Mengajar Matematika
Strategi Belajar Mengajar MatematikaStrategi Belajar Mengajar Matematika
Strategi Belajar Mengajar Matematika
 
Teori belajar mengajar
Teori belajar mengajarTeori belajar mengajar
Teori belajar mengajar
 
Belajar Resume Buku
Belajar Resume BukuBelajar Resume Buku
Belajar Resume Buku
 
Makalah grace pendekatan pengembangan kurikulum1
Makalah grace pendekatan pengembangan kurikulum1Makalah grace pendekatan pengembangan kurikulum1
Makalah grace pendekatan pengembangan kurikulum1
 
Strategi belajar mengajar
Strategi belajar mengajarStrategi belajar mengajar
Strategi belajar mengajar
 
Tugas strategi belajar mengajar
Tugas strategi belajar mengajarTugas strategi belajar mengajar
Tugas strategi belajar mengajar
 
Kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranKurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaran
 
Artikel mastery learning
Artikel mastery learningArtikel mastery learning
Artikel mastery learning
 
Strategi Belajar Mengajar - Made Wena
Strategi Belajar Mengajar - Made WenaStrategi Belajar Mengajar - Made Wena
Strategi Belajar Mengajar - Made Wena
 
Makalah taxonomy hasil belajar revisi (autosaved)
Makalah taxonomy hasil belajar revisi (autosaved)Makalah taxonomy hasil belajar revisi (autosaved)
Makalah taxonomy hasil belajar revisi (autosaved)
 
Strategi Pembelajaran
Strategi PembelajaranStrategi Pembelajaran
Strategi Pembelajaran
 
Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran
 
Kurikulum sepak bola indonesia part1
Kurikulum sepak bola indonesia part1Kurikulum sepak bola indonesia part1
Kurikulum sepak bola indonesia part1
 
Penilaian Hasil Belajar
Penilaian Hasil BelajarPenilaian Hasil Belajar
Penilaian Hasil Belajar
 
Materi 1 karakteristik peserta didik
Materi 1 karakteristik peserta didikMateri 1 karakteristik peserta didik
Materi 1 karakteristik peserta didik
 

Similaire à Pembelajaran SD

Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)
Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)
Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)Hariyatunnisa Ahmad
 
Stategi belajar mengajar]
Stategi belajar mengajar]Stategi belajar mengajar]
Stategi belajar mengajar]Khoer Barcelona
 
Stategi belajar mengajar]
Stategi belajar mengajar]Stategi belajar mengajar]
Stategi belajar mengajar]Derye Prayoga
 
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)Hariyatunnisa Ahmad
 
Kel. 1 Psikologi Pendidikan.pdf, ppt, psikologi pendidikan
Kel. 1 Psikologi Pendidikan.pdf, ppt, psikologi pendidikanKel. 1 Psikologi Pendidikan.pdf, ppt, psikologi pendidikan
Kel. 1 Psikologi Pendidikan.pdf, ppt, psikologi pendidikanRayhanFadhlil
 
Ppt uas tekno
Ppt uas teknoPpt uas tekno
Ppt uas teknouus_yuli
 
tugas akhir mata kuliah standar belajar matematika
tugas akhir mata kuliah standar belajar matematikatugas akhir mata kuliah standar belajar matematika
tugas akhir mata kuliah standar belajar matematikadea nindria imansari
 
Tgz ipah 2 a kurikulum
Tgz ipah 2 a kurikulumTgz ipah 2 a kurikulum
Tgz ipah 2 a kurikulumHanie Mutzz
 
Tuti Herawati Tugas Kurikulum Pembelajarannnnnn
Tuti Herawati Tugas Kurikulum PembelajarannnnnnTuti Herawati Tugas Kurikulum Pembelajarannnnnn
Tuti Herawati Tugas Kurikulum Pembelajarannnnnn20080210965
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranTugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranFenny Radinal
 
Ppt tekno maya
Ppt tekno mayaPpt tekno maya
Ppt tekno maya240108
 
Pp tekno maya
Pp tekno mayaPp tekno maya
Pp tekno mayamaya38
 
Teaching (instruction)
Teaching (instruction)Teaching (instruction)
Teaching (instruction)Alfonsus Sam
 
Makalah metode pengajaran
Makalah metode pengajaranMakalah metode pengajaran
Makalah metode pengajaranPENJAGA HATI
 
Kurikulum dan pembelajaran... adit
Kurikulum dan pembelajaran... aditKurikulum dan pembelajaran... adit
Kurikulum dan pembelajaran... aditAdhitya Ramandha
 
Tugas uas teknologi pendidikan nika
Tugas uas teknologi pendidikan nikaTugas uas teknologi pendidikan nika
Tugas uas teknologi pendidikan nikaNIKAPUTRIMUSTIKADEVI
 

Similaire à Pembelajaran SD (20)

Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)
Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)
Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)
 
Stategi belajar mengajar]
Stategi belajar mengajar]Stategi belajar mengajar]
Stategi belajar mengajar]
 
Stategi belajar mengajar]
Stategi belajar mengajar]Stategi belajar mengajar]
Stategi belajar mengajar]
 
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
 
Kurikulum
KurikulumKurikulum
Kurikulum
 
Tugas tekhnologi pendidikan umi bunga
Tugas tekhnologi pendidikan umi bungaTugas tekhnologi pendidikan umi bunga
Tugas tekhnologi pendidikan umi bunga
 
Kel. 1 Psikologi Pendidikan.pdf, ppt, psikologi pendidikan
Kel. 1 Psikologi Pendidikan.pdf, ppt, psikologi pendidikanKel. 1 Psikologi Pendidikan.pdf, ppt, psikologi pendidikan
Kel. 1 Psikologi Pendidikan.pdf, ppt, psikologi pendidikan
 
Ppt uas tekno
Ppt uas teknoPpt uas tekno
Ppt uas tekno
 
tugas akhir mata kuliah standar belajar matematika
tugas akhir mata kuliah standar belajar matematikatugas akhir mata kuliah standar belajar matematika
tugas akhir mata kuliah standar belajar matematika
 
Tgz ipah 2 a kurikulum
Tgz ipah 2 a kurikulumTgz ipah 2 a kurikulum
Tgz ipah 2 a kurikulum
 
Tuti Herawati Tugas Kurikulum Pembelajarannnnnn
Tuti Herawati Tugas Kurikulum PembelajarannnnnnTuti Herawati Tugas Kurikulum Pembelajarannnnnn
Tuti Herawati Tugas Kurikulum Pembelajarannnnnn
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranTugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaran
 
Ppt tekno maya
Ppt tekno mayaPpt tekno maya
Ppt tekno maya
 
Pp tekno maya
Pp tekno mayaPp tekno maya
Pp tekno maya
 
Teaching (instruction)
Teaching (instruction)Teaching (instruction)
Teaching (instruction)
 
Makalah metode pengajaran
Makalah metode pengajaranMakalah metode pengajaran
Makalah metode pengajaran
 
Kurikulum dan pembelajaran... adit
Kurikulum dan pembelajaran... aditKurikulum dan pembelajaran... adit
Kurikulum dan pembelajaran... adit
 
Tugas uas teknologi pendidikan nika
Tugas uas teknologi pendidikan nikaTugas uas teknologi pendidikan nika
Tugas uas teknologi pendidikan nika
 

Plus de Hariyatunnisa Ahmad

Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen PendidikanMini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen PendidikanHariyatunnisa Ahmad
 
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra IndonesiaHakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra IndonesiaHariyatunnisa Ahmad
 
Perangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstem
Perangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstemPerangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstem
Perangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstemHariyatunnisa Ahmad
 
Filsafat Pendidikan Esensialisme
Filsafat Pendidikan EsensialismeFilsafat Pendidikan Esensialisme
Filsafat Pendidikan EsensialismeHariyatunnisa Ahmad
 
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1Hariyatunnisa Ahmad
 
Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi PembelajaranKonsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi PembelajaranHariyatunnisa Ahmad
 
Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)
Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)
Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)Hariyatunnisa Ahmad
 

Plus de Hariyatunnisa Ahmad (20)

Model Lesson Study di Jepang
Model Lesson Study di JepangModel Lesson Study di Jepang
Model Lesson Study di Jepang
 
Media Ajar 3 Dimensi
Media Ajar 3 DimensiMedia Ajar 3 Dimensi
Media Ajar 3 Dimensi
 
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen PendidikanMini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
 
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra IndonesiaHakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
 
Analisis Wacana
Analisis WacanaAnalisis Wacana
Analisis Wacana
 
Sastra Anak
Sastra AnakSastra Anak
Sastra Anak
 
Perangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstem
Perangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstemPerangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstem
Perangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstem
 
Pembuktian Fonem
Pembuktian FonemPembuktian Fonem
Pembuktian Fonem
 
Pemikiran Ki Hajar Dewantara
Pemikiran Ki Hajar DewantaraPemikiran Ki Hajar Dewantara
Pemikiran Ki Hajar Dewantara
 
Filsafat Pendidikan Pancasila
Filsafat Pendidikan PancasilaFilsafat Pendidikan Pancasila
Filsafat Pendidikan Pancasila
 
Filsafat Pendidikan Esensialisme
Filsafat Pendidikan EsensialismeFilsafat Pendidikan Esensialisme
Filsafat Pendidikan Esensialisme
 
Filsafat Pendidikan
Filsafat PendidikanFilsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan
 
Membaca
MembacaMembaca
Membaca
 
Duga Daya Simak Diri
Duga Daya Simak DiriDuga Daya Simak Diri
Duga Daya Simak Diri
 
Menyimak
MenyimakMenyimak
Menyimak
 
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
 
Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi PembelajaranKonsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
 
Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)
Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)
Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)
 
Konsep Dasar Manajemen Kelas
Konsep Dasar Manajemen KelasKonsep Dasar Manajemen Kelas
Konsep Dasar Manajemen Kelas
 
Analisis Butir Soal
Analisis Butir SoalAnalisis Butir Soal
Analisis Butir Soal
 

Dernier

APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfAPRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfVenyHandayani2
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfEmeldaSpd
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaSoal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaMonaAmelia
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptxTina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptxTINAFITRIYAH
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunnhsani2006
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",Kanaidi ken
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 

Dernier (20)

APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfAPRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaSoal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptxTina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 

Pembelajaran SD

  • 1. B A B I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Dalam era globalisasi, dunia pendidikan sangat dipentingkan dan pemerintah telah merencanakan beberapa program untuk pendidikan di Indonesia. Program pemerintah ialah pendidikan karakter karena saat ini karakter bangsa mulai memudar sehingga hal tersebut menjadi pusat perhatian bagi lembaga pendidikan, ahli pendidik dan peserta pendidik. Pendidikan karakter dirancang untuk mencetak generasi penerus bangsa yang mampu memajukan tanah air tercinta ini. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional telah disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangsa potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sebagai guru sekolah dasar, sangat diharapkan untuk memahami makna dari Pendidikan Nasional karena dalam sekolah dasar merupakan jenjang utama dan pertama bagi peletak dasar kecerdasarn peserta didik. Maka sangat penting bagi guru untuk memahami setiap unsur belajar dan pembelajaran, strategi pembelajaran dan yang tidak kalah penting yaitu guru juga harus memahami kejiwaan peserta didik. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diurai diatas, maka didapat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apa dan bagaimana strategi belajar mengajar disekolah dasar? 2. Bagaimana pembelajaran di sekolah dasar? 3. Apa saja model-model belajar dan rupun model belajar di sekolah dasar? 4. Bagaimana prosedur pembelajaran disekolah dasar? 5. Bagaimana pemilihan metode mengajar disekolah dasar? 6. Media pembelajaran apa yang digunakan disekolah dasar? 1
  • 2. 7. Apa saja keterampilan dasar mengajar yang diperlukan disekolah dasar? 8. Bagaimana kegiatan remedial dan pengayaan yang diterapkan disekolah dasar? 9. Hal apa yang diperlukan dalam mengelola kelas disekolah dasar? 10. Bagaimana cara untuk mendisiplinkan kelas disekolah dasar? 11. Bagaimana perencanaan pembelajaran yang efektif disekolah dasar? C. Tujuan Berdasar dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu : 1. Memahami hakikat belajar dan mengajar disekolah dasar 2. Memahami hakikat strategi pembelajaran disekolah dasar 3. Memahami prosedur dan metode pengajaran disekolah dasar 4. Mengetahui macam-macam media pembelajaran yang digunakan disekolah dasar 5. Memahami keterampilan dasar mengajar disekolah dasar 6. Mengetahui kegiatan pembelajaran disekolah dasar 7. Mengetahui cara untuk mengelola dan mendisiplinkan kelas disekolah dasar 8. Memahami perencanaan pembelajaran disekolah dasar B A B II P E M B A H A S A N 2
  • 3. MODUL 1 STRATEGI BELAJAR MENGAJAR A. Hakikat Strategi Pembelajaran Tugas utama guru ialah mengajar yang berarti membelajarkan siswa untuk mencapai tujuan tertentu atau kompetensi. Tujuan atau kompetensi tersebut telah dirumuskan dalam kurikulum yang berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran yang menjadi persoalan pokok ialah bagaimana memilih dan menggunakan strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran yang digunakan harus menggunakan aktivitas belajar yang baik, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. B. Kegiatan Belajar 1. Konsep dan Prinsip Belajar dan Pembelajaran Mengajar pada hakikatnya adalah membelajarkan siswa, dalam arti mendorong dan membimbing siswa belajar. Membelajarkan siswa mengandung maksud agar guru berupaya mengaktifkan siswa belajar. Dengan demikian, didalam proses pembelajaran guru menggunakan berbagai strategi dan media semata-mata supaya siswa belajar. a. Konsep Belajar dan Pembelajaran Menurut Gagne, belajar ialah suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Dari pengertian tersebut, terdapat tiga ciri utama belajar, yaitu proses, perubahan perilaku, dan pengalaman. (1) Proses Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar bila pikiran dan perasaannya aktif. Aktivitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, akan tetapi dirasakan oleh yang bersangkutan (orang yang sedang belajar itu). Guru tidak dapat melihat aktivitas pikiran dan perasaan siswa. Yang dapat diamati guru ialah manifestasinya, yaitu kegiatan siswa sebagai akibat adanya aktivitas pikiran dan perasaan pada diri siswa tersebut. 3
  • 4. (2) Perubahan Perilaku Seseorang yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang berupa pengetahuan, keterampilan, atau penguasaan nilai-nilai (sikap). Menurut para ahli psikologi tidak semua perubahan perilaku dapat digolongkan ke dalam hasil belajar. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar ialah perubahan yang dihasilkan dari pengalaman (interaksi dengan lingkungan), tempat proses mental dan emosional terjadi. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar dikelompokan ke dalam tiga ranah (kawasan), yaitu pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), dan penguasaan nilai-nilai atau sikap (afektif). (3) Pengalaman Belajar adalah mengalami, dalam arti belajar terjadi di dalam interaksiantara individu dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial. Lingkungan pembelajaran yang baik ialah lingkungan yang memicu dan menantang siswa belajar. Guru yang mengajar tanpa menggunakan alat peraga, apalagi di kelas rendah kurang memicu siswa belajar lebih giat. Belajar dapat melalui pengalaman langsung dan tidak langsung. Belajar melalui pengalaman langsung, siswa belajar dengan melakukan sendiri atau mengalaminya sendiri. Akan tetapi, bila siswa mengetahuinya karena membaca buku atau mendengarkan penjelasan guru, maka disebut belajar melalui pengalaman tidak langsung. b. Prinsip Belajar dan Pembelajaran (1) Motivasi Yaitu dorongan untuk melakukan kegiatan belajar, baik motivasi intrinsik maupun ekstrinsik. (2) Perhatian Perhatian atau pemusatan energi psikis terhadap pelajaran erat kaitannya dengan motivasi. Untuk memusatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, guru dapat mengaitkan pelajaran dengan diri siswa itu sendiri dan atau menciptakan situasi pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa. (3) Aktivitas Bila pikiran dan perasaan siswa tidak terlibat aktif dalam situasi pembelajaran, pada hakikatnya siswa tersebut tidak belajar. Penggunaan 4
  • 5. metode dan media yang bervariasi dapat merangsang siswa lebih aktif belajar. (4) Balikan Balikan di dalam belajar sangat penting, supaya siswa segera mengetahui benar tidaknya pekerjaan yang ia lakukan. Guru sebaiknya mampu menyadarkan siswa terhadap kesalahan mereka dan meningkatkan pemahaman siswa akan pelajaran tersebut. (5) Perbedaan Individual Individu merupakan pribadi tersendiri yang memiliki perbedaandari yang lain. Guru hendaknya mampu memperhatikan dan melayani siswa sesuai dengan karakteristik mereka masing-masing. 2. Perbedaan Pendekatan, Strategi, Metode dan Teknik Pembelajaran Dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, kita selalu berhubungan dengan istilah pendekatan, strategi, metode, dan teknik. Keempat istilah tersebut sering digunakan secara rancu atau kurang pada tempatnya. a. Pendekatan Pembelajaran Menurut Joni, pendekatan adalah cara umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa pendekatan pembelajaran adalah cara memandang terhadap pembelajaran. b. Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran pada dimensi perencanan mengacu pada upaya secara strategis dalam memilih, menetapkan, dan merumuskan komponen-komponen pembelajaran. c. Metode Pembelajaran Dalam bahasa Inggris, method berarti cara. Apabila kita kaitkan dengan pembelajaran, metode adalah cara yang digunakan guru dalam membelajarkan siswa. Karena metode lebih menekankan pada peran guru, istilah metode sering digandengkan dengan kata mengajar, yaitu metode mengajar. Beberapa bentuk metode mengajar yang kita kenal adalah ceramah, diskusi, tanya jawab, simulasi, pemberian tugas, kerja kelompok, demonstrasi (modelling), eksperimen, pemecahan masalah, inkuiri, dan sebagainya. d. Teknik Pembelajaran 5
  • 6. Teknik pembelajaran merupakan wujud konkret dari penggunaan metode, strategi, dan pendekatan pembelajaran. Dari langkah-langkah atau teknik pembelajaran, kita dapat mengetahui metode, strategi, dan pendekatan yang digunakan dalam suatu proses pembelajaran. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan teknik pembelajaran diantaranya adalah kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan sarana dan waktu, dan kesiapan siswa. 3. Faktor-faktor Penentu dalam Pemilihan Strategi dan Pembelajaran a. Tujuan Pembelajaran Komponen utama yang harus dipertimbangkan dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran ialah tujuan, yang dalam kurikulum 2004 dirumuskan dalam bent7uk kompetensi, sebab semua komponen tersebut termasuk strategi pembelajaran dipilih dan difungsikan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran menyangkut 3 kelompok perilaku, yakni pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Gagne, Briggs, dan Wager (1992) mengelompokkan kemampuan-kemampuan sebagai hasil belajar menjadi : (1) Keterampilan Intelektual Merupakan ketrampilan pikiran, yang jika dihubungkan dengan pendapay Bloom termasuk ranah kognitif. Ketrampilan intelektual terbagi atas beberapa tahapan berikut : PEMECAHAN MASALAH Yang digunakan untuk dapat melakukan ATURAN-ATURAN TINGKAT TINGGI Yang dibutuhkan sebagai prasyarat untuk menguasai ATURAN- ATURAN DAN KONSEP- KONSEP TERDEFINISI Yang diperlukan sebagai prasyarat untuk menguasai KONSEP- KONSEP KONKRET 6
  • 7. Yang diperlukan sebagai prasyarat untuk menguasai DISKRIMINASI- DISKRIMINASI (2) Strategi Kognitif Merupakan suatu proses control, yaitu proses internal yang digunakan seseorang untuk memilih dan mengubah cara- cara memberikan pelajaran, mengajar, mengingat, dan berpikir (Gagne, Briggs, dan Wager, 1992). Strategi ini sangat mempengaruhiketrampilan intelektual seseorang. Orang yang strategi kognitifnya telah berkembang dengan baik, dalam menghadapi masalah, akan cepat tanggap dan mampu memilih cara- cara pemecahan dengan cepat dan tepat, lebih efisien dan efektif. (3) Informasi Verbal Yang termasuk informasi verbal ialah nama atau label, fakta dan pengetahuan. Seorang anak dianggap telah menguasai informasi verbal apabila anak tersebut telah mampu mengingat objek yang dilihat atau didengarnya. (4) Keterampilan Motorik Yang dimaksud ketrampilan-ketrampilan motorik tidak hanya mencakup kegiatan-kegiatan fisik, tetapi juga digabung dengan ketrampilan-ketrampilan psikis. Umpamanya pada saat siswa melakukan kegiatan olahraga, selain kegiatan fisik yang terjadi, pikiran mereka juga jalan. (5) Sikap Sikap (afektif) merupakan salah satu ranah perilaku manusia atau siswa yang merupakan bagian dari tujuan pendidikan yang tidak dapat dipisahkan dari ranah kognitif dan psikomotorik. Sikap yang dimiliki seseorang mempengaruhi pilihan tindakan orang tersebut terhadap suatu objek, orang, atau peristiwa. Jujur, sopan, ramah, suka menolong orang lain, hati-hati, rajin, kreatif, kritis, disiplin, dan sejenisnya, merupakan sikap-sikap positif yang harus dibentuk dan dikembangkan pada diri setiap peserta didik. b. Bahan Pelajaran 7
  • 8. Apabila materi yang akan dibahas merupakan materi baru bagi siswa maka guru hendaknya memulai kegiatan pembelajaran dengan menjelaskan secara singkat atau melakukan demonstrasi yang menarik perhatian siswa. Sebaliknya, apabila materi yang akan dibahas merupakan materi yang sudah dikenal siswa maka guru dapat meminta siswa untuk mengemukakan pengetahuannya yang berkenaan dengan materi materi yang dibahas atau mengajukan permasalahan yang harus diselesaikan oleh siswa. c. Siswa Tujuan yang harus dicapai dari proses pembelajaran ialah perubahan perilaku siswa. Selain mempertimbangkan siswa secara individual, jumlah siswa akan mempengaruhi pula terhadap penggunaan strategi pembelajaran. d. Guru Setiap guru memiliki kelebihan dan keterbatasan. Ada guru yang jika menerangkan pelajaran sangat menarik perhatian siswa dan jelas, ada juga guru lain yang walaupun menggunakan strategi pembelajaran yang sama dengan guru yang tadi, tetapi ia tidak mampu menarik perhatian siswa, bahkan cenderung membosankan. Hal ini terjadi karena guru yang pertama memiliki kelebihan dalam hal seni mengajar. e. Sarana (Alat dan Sumber), Waktu dan Ruangan Faktor fasilitas, ruang dan waktu yang perlu dipertimbangkan dalam memilih strategi pembelajaran ialah: (1) Jumlah dan karakteristik alat pelajaran dan alat peraga (2) Jumlah dan karakteristik sumber pelajaran (3) Ketersediaan ruang yang dibutuhkan (4) Jumlah waktu yang tersedia 4. Berbagai Jenis Strategi Pembelajaran Kita diharapkan mampu memberikan contoh penerapan berbagai jenis strategi pembelajaran dilihat dari aspek proses pengolahan pesan, pihak pengolah pesan, pengaturan guru, jumlah siswa, serta interaksi guru dan siswa. a. Strategi Pembelajaran Berdasarkan Proses Pengolahan Pesan (1) Strategi Pembelajaran Deduktif Dalam strategi pembelajaran deduktif, pesan atau materi pelajaran diolah dari yang umum dilanjutkan ke yang khusus, yaitu penjelasan bagian- 8
  • 9. bagiannya dengan menggunakan ilustrasi atau contoh. Strategi pembelajaran deduktif antara lain dapat digunakan pada pelajaran mengenai konsep “terdefinisi”. Strategi pembelajaran deduktif tepat digunakan apabila konsep yang akan dibahas merupakan konsep baru bagi siswa atau waktu yang tersedia untuk membahas suatu konsep relatif terbatas. (2) Strategi Pembelajaran Induktif Dalam strategi pembelajaran induktif, pesan atau materi pelajaran diolah dari yang khusus menuju ke yang umum, yaitu generaliasi atau rumusan konsep atau aturan. b. Strategi Pembelajaran Berdasarkan Pihak Pengolah Pesan (1) Strategi Pembelajaran Ekspositori Dengan strategi pembelajaran ekspositori, guru yang mencari materi pelajaran yang akan diajarkan dari berbagai sumber, kemudian guru mengolahnya serta membuat rangkuman dan/atau mungkin membuat bagan. Jadi, guru lebih aktif daripada siswa. (2) Strategi Pembelajaran Heuristik Dengan menggunakan strategi pembelajaran heuristic, yang mencari dan mengolah pesan atau materi pelajaran ialah siswa. Disini guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing kegiatan belajar. Jadi, yang lebih aktif adalah siswa itu sendiri. Strategi pembelajaran heuristik, guru tidak berada di depan dan menarik siswa untuk mengikutinya, tetapi siswa disuruh berada didepan, guru mengarahkan, memberi dorongan, membantu siswa bila mengalami kesulitan. Keuntungan strategi pembelajaran heuristik bagi siswa adalah secara berangsur-angsur akan terbentuk sikap positif pada diri mereka antara lain kreatif, kritis, inovatif, percaya diri, terbuka, dan mandiri. Strategi ini terbagi kedalam dua bagian, yaitu diskoveri (discovery) dan inkuiri (inquiry). Diskoveri, siswa melakukan kegiatan dengan berpedoman pada langkah-langkah yang telah ditetapkan oleh guru. Sedangkan inkuiri, siswa memperoleh dan menemukan sendiri pengetahuan tanpa pedoman atau panduan dari guru. (3) Strategi Pembelajaran Berdasarkan Pengaturan Guru 9
  • 10. Dari sisi pengaturan guru, dikenal dua jenis strategi pembelajaran yaitu strategi pembelajaran seorang guru dan beregu (team teaching). Strategi pembelajaran seorang guru sudah biasa dilakukan yaitu guru mengajar sejumlah siswa, sedangkan yang dimaksud strategi pembelajaran beregu adalah pembelajaran yang dilaksanakan oleh dua guru atau lebih guru untuk sejumlah siswa. Hal ini dapat terjadi apabila dua orang atau lebih guru mengajarkan satu mata pelajaran, atau mengajarkan salah satu tema yang pembahasannya menyangkut berbagai mata pelajaran. Pembelajaran beregu jarang dilaksanakan di SD karena guru di SD merupakan guru kelas, guru yang mengajarkan semua mata pelajaran di kelas, kecuali mata pelajaran Olahraga dan Kesehatan, Pendidikan Agama, dan Kesenian. (4) Strategi Pembelajaran Berdasarkan Jumlah Siswa Berdasarkan jumlah siswa, dikenal tiga strategi pembelajaran, yaitu strategi pembelajaran klasikal, kelompok kecil, dan individual. Strategi pembelajaran klasikal dan kelompok kecil sudah biasa dilakukan di SD, sedangkan strategi pembelajaran individual masih jarang digunakan. Dengan strategi pembelajaran individual, siswa belajar secara perseorangan sehingga siswa dapat maju sesuai dengan kecepatan masing-masing, tidak harus menunggu atau mengejar siswa lain seperti halnya strategi pembelajaran klasikal. (5) Strategi Pembelajaran Berdasarkan Interaksi Guru dengan Siswa Berdasarkan interaksi antara guru dengan siswa, ada dua strategi pembelajaran, yaitu strategi pembelajaran tatap muka dan strategi pembelajaran melalui media. Strategi pembelajaran tatap muka akan lebih baik dengan menggunakan alat peraga. Guru Alat Peraga Siswa Guru Siswa (Pembelajaran Tatap Muka) Strategi pembelajaran melalui media, guru tidak langsung berhadapan dengan siswa, akan tetapi guru “mewakilkan” kepada media, contohnya 10
  • 11. pembelajaran komputer, kaset audio, dan lain-lain. Jadi, siswa berinteraksi dengan media. MODUL 2 PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR A. Pembelajaran Di Sekolah Dasar 1. Pengertian Belajar Menurut definisi lama belajar adalah menambah dan mengumpulkan pengetahuan. Pengertian ini mengutamakan penguasaan pengeahuan sebanyak-banyaknya untuk membentuk intelektual sedangkan sikap dan ketrampilan di abaikan. Belajar seperti ini, siswa lebih banyak menghafal bahkan hanya mengingat-ingat semua yang dibacanya sehingga cara belaja seperti ini aspek pemahaman kurang diperhatikan. Pendapat modern pada abad 19 belajar adalah proses perubahan ingkah laku yang diperoleh melalui latihan dan perubahan itu disebabkan dukungan dari lingkungan yang positif sehingga menimbulkan terjadinya interaksi edukatif. Perubahan meliputi pengetahuan sikap, dan ketrampilan yang berdasarkan naluri tetapi melalui proses pelatihan. Pendapat lain mengemukakan belajar adalah suatu proses interaksi antara individu dengan lingkungannya yang menyebabkan proses terjadinya mental, intelektual , dan emosional yang akan menjadi suatu sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang dimilikinya. Definisi belajar yang umum diterima saat ini adalah belajar merupakan suatu usaha individu untuk mempperoleh perubahan tingkah laku sebagai pengalaman inndividu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Hasil dapat dilihat dari perbandingan kemampuan sebelumnya dengan sesuadah melakukan pembelajaran, sehingga belajar merupakan proses terarah pada pencapaian tujuan atau kompetensi yang telah ditetapkan. 2. Hakikat Belajar Proses belajar harus diupayakan secara efektif agar terjadi adanya perubahan tingkah laku siswa yang disebabkan oleh proses melihar, membuat, mengamati, 11
  • 12. menyelesaikan masalah, menyiak dan latihan. Peristiwa belajar melibatkan aspek intelektual, sosial-emosional dan fisik sehingga pengembangan potensi, bakat dan minat siswa dapat terajadi maksimal. Interaksi dengan lingkungan dijadikan sebagai sumber belajar. Dalam hal ini guru sebagai fasilitator dan pembimbing dapat bekerja secara optimal. Ada 4 pilar yang perlu diperhatikan dalam belajar yaitu learning to know, learning to do, learning to live together dan learning to be. 1. Learning to know artinya belajar untuk mengetahui. Belajar harus digambarkan sebagai sesuatu peristiwa yang dapat merangsang rasa ingin tahu sehhingga merasa bahwa belajar merupakan proses yang berkelanjutan. 2. Learning to do artinya belajar untuk berbuat. Adanya proses melakukan siswa harus mengerjakan , menerapkan, menyelesaikan persoalan, melakukan eksperimen, penyelidikan, penemuan, ppengamatan, simulasi dan sejenisnya. 3. Learning to live together artinya belajar untuk hidup bersama. Target dalam pembelajaran adalah siswa mampu untuk hidup bersama atau hidup mengelompok sehingga harus dibekali pengalaman melakukan tanggung jawab dalam kelompok serta memahami dan merasakan kesulitan orang lain. 4. Learning to be artinya belajar untuk menjadi. Targetnya dalam belajar adalah siswa menjadi individu yang utuh sesuai dengan potensi, bakat, minat dan kemampuannya, sehingga dapat mengantarkan siswa menjadi manusia yang mandiri yang mampu mengenal, mengarahkan, dan merencanakan dirinya sendiri. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Ada dua kelompok faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar yaitu faktor dalam diri siswa (intern) dan faktor dari luar siswa (ekstern). 1. Faktor dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar adalah kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan dan kesehatan, serta kebiasan siswa. Setiap individu memiliki kecakapan yang berbea-beda yang dikelomokan berdasarkan kecpatan belajar yakni sangat cepat, sedang dan lambat. Demikian pula pengelompokan siswa berdasarkan kemampun penerimaanny, misalnya proses pemahamannya harus sesuai dengan cara perantara visual, verbal, dan atau harus dibantu dengan alat. 12
  • 13. 2. Faktor dari luar siswa yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya adalah lingkugan fisik dan non fisik (termasuk suasana kelas dalam belajar, seperti riang gembira, menyenangkan), lingkungan sosial budaya, keluarga, program sekolah (termasuk dukungan komite sekolah), guru, pelaksanaan pembelajaran, dan temn sekolah. Untuk memahami faktor intern yang mempengaruhi hasil belajar siswa, guru dapat melakukan berrbagai pendekatan diantarnya dngan wawancara, observasi, kunjungan rumah, dokumentasi atau isin berup angket (kuesioner). B. Karakteristik Proses Belajar dan Tahapan Perkembangan Siswa Sekolah Dasar 1. Proses Belajar Berdasarkan Teori dan Tipe Belajar Proses belajar yang baik adalah proses belajar yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam mempelajari suatu kejadian alam, budaya atau sosial. Proses belajar seperti itu cocok itu tepat bila digunakan pada siswa kelas tinggi. Proses belajar sangat dipengaruhi oleh pendekatan atau strategi belajar yang digunakan dalam pembelajaran. Pelaksanaan proses belajar harus diawali dengan rasa butuh dari siswa atau menumbuh kembangkan rasa butuh siswa terhadap substansi materi yang dipelajarinya. Langkah ini sangat penting agar perhatian, motivasi dan tindakan siswa selalu mengarah materi tersebut. Kebutuhan merupakan sumber datangnya motivasi untuk melakukan kegiatan. a. Teori Belajar (1) Teori Belajar disiplin mental Karakteristik teori ini mengantut prinsip bahwa manusia memiliki sejumlah daya mental seperti daya untuk mengamati, menanggapi, mengingat, berfikir, dan sebagainya yang dapat dilatih dan disisiplinkan. Dalam pembentukan kemampuan siswa, melatih daya-daya yang dimiliki siswa merupakan proses yang penting dalam pembelajaran. (2) Teori Belajar Asosiasi Teori belajar asosiasi ini berdasarkan pada perubahan tingkah laku yang menekankan pola perilaku baru yang diulang-ulang sehingga menjadi aktivitas otomatis. Dalam teori ini, belajar lebih mengutamakan stimulus-respon yang membentuk kemampuan siswa secara spesifik dan terkontrol. 13
  • 14. Hukuman dan ganjaran merupakan pengutan yang dipakai. Menurut pelopor aliran ini yaitu Edward L Thorndike bahwa ada tiga hokum yang dikemukakannya yaitu 1) Hukum kesiapan bahwa hubungan antara stimulus dan respon akan terbentuk apabila telah ada kesiapan pada system syaraf individu, 2) Hukum latihan atau pengulangan bahwa hubungan stimulus dengan respon akan terbentuk apabila serinng dilatih atau diulang-ulang, 3) Hukum akibat bahwa hubungan stimulus dengan respoon akan terjadi apabila adanya akibat yang menyenangkan. Bila stimulus dan respon tersebut dinilai negatif maka akan terjadi penurunan motivasi. Karakteristik teori ini adalah 1) menekankan perubahan tingkah laku yang dapat diamati dan diukur, 2) Adanya ganjaran dan hukuman sebagai cara dalam penguat perilaku, 3) Perencanaan mengajar sangat khusus, 4) mengabaikan kemampuan berfikir siswa. Proses belajar ini memerlukan pengkondisian yang mendalam dari guru, diantaranya; 1) harus dipersiapkan secara sistematis dan terarah berdasarkan tujuan yang jelas dan terukur, 2) strategi belajar dipersiapkan lebih teliti, 3) selalu diperlukan pujian dan ganjaran, 4) selalu diawali dengan stimulus-stimulus, 5) Aspek siswa (psikologi maupun intelektual) kurang diperhatikan. Teori ini lebih mengutamakan produk, hasil belajar dan penguasaan sejumlah pengetahuan siswa, sementara proses diabaikan. (3) Teori Insight Dalam teori ini belajar adalah mengubah pemahaman siswa yang terjadi bila siswa menggunakan lingkungan. Belajar selalu diarahkan untuk mengembangkan kemampuan tingkat tinggi yaitu berfikir tinggi. Proses belajar harus memberikan kesempatan siswa untuk menemukan dan mencari informasi sendiri informasi sendiri untuk diolah menjadi prinsip dan generalisasi. (4) Teori belajar Gestalt. Dalam teori in belaja lebih mengutamakan keseluruhan. Pembelajaran diberikan dalam bentuk problematic, actual dan nyata. Pengalaman memecahkan masalah merupakan proses berfikir tingkat tinggi. Pemahaman yang bermutu tinggi adalah pemahaman yang sudah teruji, berisi kecakapan menggunakan data, fakta, proses, prinsip dan generalisasi dalam berbagai 14
  • 15. situasi kedaan. Siswa belajar melakukan pemecahan masalah , melakukan penyelidikan, melakukan penemuan dan kajian. Sudut pandang siswa tidak tidak hanya dari satu sudut mata pelajaran melainkan dai seluruh bidang studi yang terkait. Teori Gestalt enganut belajar kontruktivitas artinya pengetahuan dibangun dan dikembangakan oeh siswa sendiri dengan memanfaatkan unsur lingkungan secara maksimal. b. Tipe Belajar Tipe belajar yang dikemukakan Gagne (1970) ada 8 yang dapat dilakukan oleh siswa, yakni : (1) Signal Learning (belajar melalui isyarat). Tipe ini dapat membentuk perilaku melalui sinyal atau isyarat sehingga terbentuk sikap tertentu, tetapi respon yang ditimbulkan dapat bersifat umum, tidak jelas bahkan bersifat emosional. (2) Stimulus-respon (belajar melalui respon tindak balas). Tipe ini membentuk perilaku melalui pengondisian stimulus untuk menghasilkan tindak-nalas (respon). Pembentukan ini diperoleh melalui latihan-latihan. (3) Chaining Learning (belajar melalui perangkaian). Tipe yang dapat membentuk perilaku melalui stimulus-respon yang berangkai. (4) Verbal association learning (belajar melalui perkaitan verbal). Tipe ini dapat membentuk perilaku melalui perkaitan verbal yang dapat dimulai dari yang sederhana, misalnya; bila siswa dikaitkan dengan wujud bentuk geometris kemudian siswa dapat menyebutkan “bujur sangkar” atau bila siswa diperlihatkan bola kepunyaannya, maka ia akan mengatakan itu bola saya, karena ia sudah mengenal bola itu. (5) Discrimination learning (belajar melalui membeda-mbedakan). Dengan tipe belajar seperrti ini siswa dapat belajar secara sintesis karena dapat membeda-mbedakan objek (6) Concept learning (belajar melalui konsep). Tipe ini membentuk perilaku melalui pemahaman terhadap suatu benda, peristiwa, kategori, golongan dan suatu kelompok. Yang dimaksud konsep itu sendiri adalah karakteristik, atribut atau definisi suatu objek. Konsep yang konkret dapat dapat ditunjukan bendanya sedangkan konsep yang abstrak adalah konsep menurut definisi. 15
  • 16. (7) Rule learning (belajar melalui aturan-aturan). Belajar melalui aturan merupakan proses belajar yang membentuk kemampuan siswa supaya memahami aturan-aturan dan mampu menerapkannya. Belajar melalui aturan berarti belajar melalui dalil-dalil, rumus-rumus, dan ketentun. (8) Problem Solving learning (belajar melalui pemecahan masalah). Tipe ini membentuk siswa berfikir ilmuah dan kritis yang termasuk pada belajar yang menggunakan pemikiran atau intelektual tinggi. Siswa dapat melakukan tipe ini apabila siswa sudah memahami dan menerapkan tipe belajar 7 (belajar aturan). c. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar. Menurut Romizoswki (1982) menyebutkan skema kemampuan yang dapat menunjukan hasil belajar yaitu, (1) ketrampilan kognitif berkaitan dengan membuat keputusan, memecahkan masalah dan berfikir logis. (2) Ketrampilan Psikomotor berkaitan dengan kemampuann tindakan fisik dan kegiatan perseptual. (3) Ketrampilan reaktif berkaitan dengan sikap, kebijaksanaan, perasaan dan self control. (4) Ketrampilan Interaktif berkaitan dengan kemampuan sosial dan kepemimpinan. Ada lima tipe hasil belajar yang dicapai oleh siswa yaitu motor skills, verbal information, intellectual skills attitudes dan cognitive strategi. Perwujudan hasil belajar akan selalu berkaitan dengan kegiatan evaluasi pembelajaran sehingga diperlukan adanya teknik dan prosedur evaluasi belajar yang dapat menilai secara efektif proses dan hasil belajar. 2. Tahapan Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Perkembangan siswa merupakan suatu aspek yang harus diperhatikan dalam proses belajar yang fase-fasenya harus dipahami oleh guru sehingga tidak mengalami hambatan psikologis yang mengakibatkan hasil belajar tidak optimal. Tahap perkembangan siswa dapat dilihat dari aspek perkembangan berikut : a. Perkembangan Fisik Perkembangan berkaitan dengan pertambahan jumlah ukuran tubuh. Siswa sekolah dasar kemampuan motoriknya mulai lebih halus dan terarah, tetapi berat badan siswa putra lebih ramping dari siswa putri karena masa adolsen perempuan lebih cepat dari laki-laki. 16
  • 17. b. Perkembangan Sosial Perkembangan sekolah siswa sekolah dasar sudah ada pemisah kolompok jenis kelamin sehingga dalam pengelompokkan siswa lebih senang berkelompok dengan yang sejenis. Rasa kerja sama dan emati sudah mulai tumbuh dalam usia ini walaupun konflik dan persaingan tetap masih berlangsung pada dirinya.Pada usia ini juga muai mengenal dan mampu melakukan tugas dan tanggung jawab dalam kelas atau kelmpok, baik sebagai ketua maupun sebagai anggota. c. Perkembangan Bahasa Dilihat dari cara siswa berkomunikasi menunjukan bahwa mereka sudah mampu menggunakan bahasa yang halus dan kompleks. Pada kelas tinggi di sekolah dasar gaya bicaranya sudah mulai bergeser dari gaya bicara egosentris ke gaya bicara sosial. Pada kelas rendah di sekolah dasar siswa sudah mampu membca dan mengenaisis kata-kata serta mengalami peningkatan kemampuan dalam tata bahasa. d. Perkembangan Kognitif Acuan menumbuh kembangkan kempuan kognitif dalam fase konkret kemampuan konkret oprasional pada siswa sekolah dasar adalah terbentuknaya hubungan-hubungan logis dianara konsep-konsep atau sekema-sekema. Pada tahap ini siswa sudah mampu menyesaikan tugas menggabungkan, menghubungkan, memisah, menyusun, menderetkan, melipat dan membagi. Siswa juga sudah memahami konsep penambahan dan pengurangan berulang dalam matematika. Kemampuan berfikir oprasional konkert merupakan atau kemampuan prasyarat untuk menuju kemampuan formal oprasional. e. Perkembangan Ekspresif Pola perkembangan ekspresif siswa sekolah dasar dapat dilihat dari kegiatan ungkapan bermain dari kegiatan seni. Siswa sudah menyadari aturan dalam suatu permainan bahkan mulai membina hobinya. Dala dirinya sudah muncul keinginan untuk menjadi terkenal. f. Perkembangan Moral Perkembangan moral siswa sekolah dasar adalah kemampuan bertindak menjadi orang baik. Tindakan yang dilakukan selalu berorientasi pada orang lain yang dianggap berbuat baik. Siswa menganggap perbuatan bai apabila orang lain 17
  • 18. merasa senang. Hal ini merupakan tindakan konvesional yang termasuk pada tahap orientasi terhaddap keteraturan dan otoritas. g. Aspek-aspek Intelegensi Aspek-aspek ini meliputi aspek intelegensi linguistic, logis-matematis, spasial, music, fisik-kinestetik,intrapribadi,interpribadi. Aspek-aspek intelegensi tersebut pada siswa sekolah dasar secara dinamis akan berkembang. Tugas pembelajaran adalah mengoptimalkan perkembangan tersebut agar dapat dicapai secara efektif. h. Aspek Kebutuhan Siswa Secara umum ada dua kebutuhan siswa yaitu 1) psiko-biologis yang dinyatakan dalam kinginan, minat, tujuan,harapan dan masalahnya. 2) Sosial berkaitan dengan tuntunan lingkungan masyarakat , biasanya menurut pandangan orang dewasa. C. Karakteristik Pembelajaran Di Sekolah Dasar 1. Karakteristik Pembelajaran di Kelas Rendah Pembelajaran konkret yaitu pembelajaran yang dirancang oleh guru sehingga kemampuan siswa, bahan ajar, proses belajar dan system penilaian sesuai dengan taraf perkembangan siswa. Pembelajaran ini sesuai diberikan pada siswa kelas rendah (kelas 1, 2, 3). Siswa kelas rendah di sekolah dasar banyak membutuhkan perhatian karena kurang focus dalam konsentrasi, serta kurang memperhatikan kecepatan dan aktivitas belajar sehingga hal ini memerlukan kegigihan guru untuk menciptakan proses belajar yang lebih menaik dan efektif. Strategi yang digunakan dalam proses belajar di kelas rendah ini antara lain ceramah, Tanya jawab,, latihan atau drill, belajar kelompok, observasi. Pemilihan strategi harus mempertimbangkan variabel-variabel yang terlibat dalam suatu proses belajar-mengajar. Perkembangan ilmiah dikembangkan dengan menciptakan pembelajaran yang memungkinkan siswa berandi berpendapat, bertanya. Perkembangan kreativitas dilakukan dengan cara melakukan keiatan yang sesuai dengan tahap perkembangannya misalkan memecahkan masalah melalui permainan sehari-hari. Contoh kegiatan yang dapat dilakukan siswa sekolah dasar di kelas rendah : a. Menggolongkan peran anggota keluarga 18
  • 19. b. Menggunakan kosa kata geografis untuk menceritakan tentang tempat c. Menceritakan cara memanfaatkan uang secara sederhana melalui jual beli barang dan menabung d. Menceritakan masa kecil melalui bantuan foto maupun cerita dari orang tuanta e. Pemperagakana rangkaian gerak dengan music f. Mengkomunikasaikan gagasan dengan satu kalimat g. Menulis dengan jelas dan rapi. Kalimat yang didiktekan menggunakan huruf lepas dan tegak bersambung h. Mengaplikasikan konsep atau alogaritma dalam pengerjaan penjumlahan dan pengurangan i. Mengkomunikasikan gagasan matematika dengan symbol atau diagram j. Menentukan pola sifat atau pola bangunan menurut bentuk dan unsurnya k. Membilang dan menyebutkan banyak benda, mengingat penjumlahan dan pengurangan l. Melakukan oprasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan hubungannya. Dari contoh tersebut digambarkan pemblajaran di sekoah dasar tidak harus selalu dengan ceramahtetapi dapat digunakan dengan menggunakan metode mengajar yang memungkinkn siswa berkreativitas tinggi dalam belajar. 2. Karakteristik Pembelajaran Di Kelas Tinggi Esensi proses pembelajaran kels tinggi (kelas 4,5,6) sekolah dasar adalah suatu pembelajaran yang dilksanakan secara logis dan sistematis untuk membelajarkan konsep, dan generalisasi hingga penerapannya (menyelesaikan soal, mangggabungkan, menghubungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan, melihat dan membagi). Strategi embelajaran yang dilakukan di tingkat ini adalah tanya jawab, latihan, belajar kelompok, observasi, inkuiri, pemecahan masalah dan diskaveri. Di kelas tinggi siswa dapat dibimbing dengan menggunakan pembelajaran konstruktivitas, artinya siswa dibimbing untuk mencari, menemukan, menggolongkan, meyusun, melakukan, mangkaji dan menyimpulkan dsendiri atau berkelompok dengan substansi yang di pelajarinya. Menurut pieget siswa kelas 6 SD yang mencapai usia 11 tahun, masuk dalam fase perkembangan oprasional formal, artinya suatu perkembangan kognitif yang menunjukan bahwa siswa sudah memiliki kemampuan berfikir tinggi atau berfikir ilmiah. Dengan demikian kelas 6 19
  • 20. bahkan mulai kelas 5 pemberlajarannya harus menggunakan beberapa pendekatan ilmiah. Beberapa contoh kegiatan belajar yang dapat dilakukan siswa kelas tinggi SD yaitu: a. Mendeskripsikan aturan-aturan yang berlaku dikeluarganya b. Membandingkan kelompok-kelompok sosial di masyarakat c. Melakukan diskusi kelompok tentang jual beli d. Menafsirkan peninggalan-peninggalan sejarah e. Memepergakan rangkaina gerak dengan alat music f. Mencoba mengubah pola gerak dari irama dalam rangkaian variasi gerak g. Mendesain model kontruksi h. Mencari, menemukan, memilih informasi dari lingkungan sekolah i. Membaca dan menghafal surat-surat pendek dan mengartikannya j. Melakukan oprasi hitung campuran k. Mengumpulkan bukti perkembangbiakan makhluk hidup l. Menyelidiki pengaruh gaya magnet. MODUL 3 MODEL-MODEL BELAJAR DAN RUMPUN MODEL BELAJAR A. Model-model Belajar Empat model belajar yang dapat membantu dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan belajar yaitu belajar kolaboratif, belajar kuantum, belajar kooperatif serta belajar tematik. 1. Belajar Kolaboratif a. Hakikat Belajar Kolaboratif Terjadi belajar kolaboratif yaitu apabila dua orang atu lebih bekerja sama , memecahkan masalah bersama untuk mencapai tujuan tertentu. Unsur yang penting dalam belajar kolaboratif yaitu; pertama, adanya tujuan yang sama sehingga siswa menentukan strategi bersama untuk memecahkan masalah yang diberikan guru. Adanya diskusi yaitu saling bertukar fikiran untuk mencari jalan keluar dan menetapkan keputusan bersama. Kedua, ketergantungan yang positif, maksudnya setiap anggotakelompok hanya dapat berhasil mencapai 20
  • 21. tujun apabila seluruh anggot bekerja sama. Dengan demikian, dalam kegiatan kolaboratif, ketergantungan individu sangat tinggi. Dalam menerapkan belajar kolaboratif, terdapat prinsip-prinsip belajar sebagai berikut : 1) Mengajarkan ketrampilan kerja sama , mempraktikan, dan balikan diberikan dalam hal seberapa bak ketrampilan ketrampilan digunakan 2) Kegiatan kelas ditingglkan untik meaksanakan kelompok yang kohesif 3) Individu-individu diberi tanggung jawab untuk kegiatan belajar dan perilaku masing-masing Strategi-strategi yang berkaitan dengan ketiga prnsip tersebut tidak ekseklusif, namun dilaksanakan dengan cara siklus, misalnya menunjukkan ketrampiln koopertif sekaligus melaksanakan kekohesifan dan tangung jawab. b. Manfaat Belajar Koperatif (1) Meningkatkan pengetahuan anggota kelompok karena interaksi dalam kelompok merupakan faktor berpengruh terhadap penguasaan konsep (2) Belajar memecahkan maslah bersama dalam kelompok (3) Memupuk rasa kebersamaan antar siswa (4) Meningkatkan kebranian memunculkan ideatau pendapat untuk memecahkan masalah bagi setiap individu yang diarahkan untuk mengajarkan atau memberi tahu kepada teman kelompoknya jika mengetahui dan menguasai permasalahan. (5) Memupuk rasa tangung jawab individu dalam mencapai suatu tujuan bersama dalam bekerja agar tidak tumpang tindih atau perbedaan pendapat yang prinsip (6) Setiap anggota meliht dirinya sebagai milik kelompok yang merasa memiliki tanggung jawab karena kebersamaan dalam belajar mereka juga sangat memperhatikan kelompok. 2. Belajar Kuantum a. Hakikat Belajar Kuantum Model belajar ini muncul untuk menanggulangi kebosanan. Belajar kuantum mempunyai prinsip bahwa sugesti dapat mempengaruhi hasil belajar dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif dan negatif. Pembelajaran kuantum mengedepankan unsur-unsur kebebasan, santai, menakjubkan, menyenangkan dan menggairahkan. Indikator keberhasilan pembelajaran 21
  • 22. kuantum adalah siswa sejahtera. Siswa dikatakan sejahtera kalau aktivitas belajarnya menyenangkan dan menggairahkan. b. Prinsip Utama Pembelajaran Kuantum (1) Segala yang ada disekelilingnya mengirimkan pesan tentang belajar. (2) Bertujuan mengembangkan kecakapan siswa dalam mata pelajaran (3) Mempunyai modal pengalaman sebelum ia belajar tentang materi apa yang telah dipelajari. (4) Menghargai setiap usaha siswa agar siswa merasa nyaman sehingga anak menjadi tahu bagian ana yang mendapatkan penghagaan (5) Merayakan setiap keberhasilan sebagai umpan balik kemajuan belajar dan meningkatkan asosiasi emosi positif, bisa dilakukan dengan cara tepuk tangan, berterik hore 3 kali dan lain sebagainya. c. Manfaat Belajar Kuantum (1) Suasana kelas menyenangkan sehingga siswa bergaiah belajar (2) Siswa dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada disekelilingnya sebagai pendorong belajar. (3) Siswa belajar sesuai gaya belajar masing-masing. (4) Apa pun yang dilakukan oleh siswa sepatutnya dihargai. 3. Belajar Kooperatif a. Hakikat Belajar Kooperatif Belajar kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil sehingga siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan kegiatan belajarnya sendiri dan juga anggotanya yang lain. Idenya sangat sederhana, anggota kelas diorganisasikan ke dalam kelompok-kelompok kecil setelah menerima pembelajaraan dari guru. Kemudian para siswa itu mengerjakan tugas sampai semua anggota kelompok berhasil memahaminya. Kegiatan kooperaktif dapat dikatakan eksis apabila dua orang atau lebih bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama. b. Prinsip Utama Pembelajaran Kooperatif (1) Kesamaan Tujuan Tujuan yang sama pada anak-anak dalam kelompok membuat kegiatan belajar lebih kooperatif. (2) Ketergantungan Positif 22
  • 23. Ketergantungan antara individu-individu dapat dilakukan dengan cara (1) Tetapkan peran kelompok yang terdiri dari pengamat, penjelas dan perekam. (2) Membagi tugas menjadi sub tugas untuk melengkapi keberhasilan tugas. (3) Menilai kelompok sebagai satu kesatuan yang teriri dari individu-individu. (4) Struktur tujuan kooperatif dapat dikoordinasikan dengan menggunakan kelompok belajar kooperatif, menghindari pertentangan satu sama lain. (5) Menciptakan situasi pantasi yang menjadikan kelompok bekerja sama untuk membangun kekuatan imajinatif, dengan aturan yang ditetapkan situasi. c. Manfaat Belajar Kooperatif (1) Meningkatkan hasil belajar mengajar (2) Meingkatkan hubunngan antar kelompok, (3) Meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar (4) Menubuhakan realisasi kebutuhan pebelajar untuk belajar berfikir (5) Memudahkan dan menerapkan pengetahuan dan ketrampilan. (6) Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas (7) Relative murah kaena tidak memerlukan biaya khusus untuk menerapkannya. d. Keterbatasan Pembelajaran Kooperatif (1) Memerlukan waktu yang cukup bagi setipa siswa untuk bekerja dalam tim (2) Memerlukan latihan agar siswa terbiasa belajar dalam tim (3) Model belajar ini harus sesuai dengan pembahasan materi ajar (4) Memerlukan format penilaian belajar yang berbeda (5) Memerkulan kemampuan khusus bagi guruuntuk mengkaji berbgai teknik pelaksanaan belajar kooperatif 4. Belajar Tematik a. Hakikat Belajar Tematik Belajar tematik adalah kegiatan belajar yang dirancang sekitar ide pokoko (tema) dan melibakan beberapa bidang studi yang berkaitan dengan tema. Pappas (1995) mengatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang digunakan guru untuk mendorong partisipasi aktif pebelajar dalam kegiatan-kegiatan yang difokuskan pada suatu topic yang disukai pebelajar dan dipilih untuk belajar. 23
  • 24. b. Prinsip Belajar Tematik Meinbach (1995) mengataan bahwa pembelajaran tematik mengombinasikan struktur, urutan, strategi yang diorganisasikan dengan baik. Belajar tematik merupakan cara untuk mencapai keterpaduan kurikulum dan juga mencerminkan pola-pola berpikir, tujuan, dan konsep-konsep umum bidang ilmu. c. Karakteristik Pembelajaran Tematik (1) Memberikan pengalaman langsung dengan objek yang nyata vagi pebelajar untuk menilai dan memenipulasi. (2) Menciptakan kegiatan dimana anak menggunakan semua pemikirannya (3) Embangun kegitan sekitar minat umum pebelajar (4) Memberikan kesempatan bermain untuk menerjemahkan pengalaman ke dalam pengertian. (5) Menemukan cara-cara untuk melibatkan anggota keluarga pebelajar d. Perlunya Pembelajaran Tematik, Khususnya di Sekolah Dasar (1) Siswa SD kelas awal meahami konsep secara utuh, global, peningkatan kecerrdasan dn makin terperincinya sert spesifik pemahamannya terhadap konsep tertentu (2) Kenyataan hidup sehari-hari menampilkan fakta yang utus dan tematis (3) Ada konteksnya (4) Guru SD addalah guru kelas, akan lebih mudah mengajar satu konsep secara utuh, akan sulit mengajar sub-sub konsep secara terpisah-pisah. e. Manfaat Belajar Tematik (1) Mendorong pebelajar memanfaatkan suatu konteks dn literature yang luas (2) Melihat hubungan ide dan konsep (3) Meningkatkan pemahaman pebelajar terhadap apa yang dipelajari. (4) Memberikan kesempatan nyata kepada pebelajar untuk membentuk latar belakang informasi sendiri dalam rangka membangun pengetahuan baru. B. Rumpun Model Belajar 1. Rumpun Model Sosial a. Partner dalam Belajar 24
  • 25. Belajar kooperatif yang merupakan belajar yang dituntut untuk bekerjasama dengan orang lain bertujuan untuk membantu pebelajar belajar lintas bidang studi dalam suatu kurikulum, mmengembangkan rasa percaya diri, ketrampilan sosial dan solidaritas, serta tujuan belajar akademik untuk memperoleh informasi dan keterampilan melalui inkuri dari suatu disiplin akademik. b. Investigasi Kelompok Investigasi kelompok menekankan pada rencana pengaturan kelas umum atau konvensional yang meliputi pendalaman materi terpadu secara kelompok, diskusi, dan perencanaan proyek. Model ini dirancang untuk membimbing mendefinisikan masalah dan menggali berbagai andangan tentang masalah tersebut. Guru mengorganisasi kelompok dan mendisiplinkannya, serta membantu pebelajar mengorganisasikan informasi. c. Bermain Peran Secara khusus, bermain peran merupakan membantu pebelajar mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi tentang isu-isu sosial, mengembangkan empty terhadap orang lain dan berusaha untuk meningkatkan ketrampilan sosial pebelajar. d. Inkuiri Yurisprudensi Model ini mengajarkan tentang kebijakan sosial yang bertujuan menyiapkan pelajar mempelajari tentang isu-isu sosial di masyarakat suatu negara, di tingkat nasional maupun internasional. Pebelajar diajak mengidentifikasi masalah kebijakan publik, juga disediakan pilihan untuk pemecahannya. e. Kepribadian dan Gaya Mengajar Model dengan adanya gaya belajar pebelajar dan guru diyakini dapat berkembang, yang terjadi secara optimal, jika lingkungan menyediakan cara kerja konseptual yang diperlukan untuk kebutuhan konseptual seseorang. f. Inkuiri Sosial Model ini dirancang dengan maksud mengajarkan informasi, konsep-konsep, dan cara berfikir dan studi tentang nilai sosial dengan menggabungkan tugas yang menggabungkan aspek kognitif dan sosial. 2. Rumpun Model Pemrosesan Informasi a. Berpikir Induktif 25
  • 26. Model ini memeberikan cara belajar pebelajar untuk mendapatkan dan mengorganisasikan informasi serta menciptakan dan menguji hipotesis yang mendeskripsikan hubungan diantara serangkaian data. b. Pencapaian Konsep Model ini memberikan cara yang efektif untuk penyajian informasi yang terorganisasi dan topik-topik yang bersekala luas kepada pebelajar pada setiap tahap perkembangan. c. Inkuiri Ilmiah Pebelajar dibawa ke proses ilmiah dan dibantu mengumpulkan dan menganalisis data, mengecek hipotesis dan teori, serta mencerminkan hakikat pembentukan pengetahuan. d. Latihan Inkuiri Model ini memberikan rancangan untuk mengajar pebelajar menghubungkan alas an sebab akibat dan menjadi lebih baik serta tepat dalam mengajukan pertaanyaan, membentuk konsep, dan hipotesis serta mengujinya. e. Mnemonic Mnemonic merupakan suatu strategi untuk mengingat dan mengasimilasi informasi. Ini digunakan untuk membimbing penyaji materi. Guru dapat menyajikan alat-alat yang dapat digunkan untuk meningkatkan belajar individual maupun kooperatif tentang informasi dan konsep-konsep. f. Sinektik Model ini dirancang untuk pebelajar memecahkan masalah dan menulis kegiatan-kegiatan, serta menambahkan pandangan-pandangan baru pada topic-topik dari suatu ilmu yang luas. g. Pengorganisasian Awal Model ini dirancang untuk memberikan struktur kognitif kepada pebelajar untuk memahami materi, melalui kuliah, membaca, dan media yang lain. h. Penyesuaian dengan Pebelajar Model ini dikembangkan dengan asumsi bahwa pebelajar yang belajar dengan strategi intelektual yang lebih kompleks akan meningkatkan kemampuan mencapai informasi dan konsep. 3. Rumpun Model Personal a. Pembelajaran Nondirektif 26
  • 27. Model ini digunakan dengan beberapa cara. Pertama digunkan sebagai model dasar untuk melaksanakan seluruh program pendidikan. Kedua dikombinasikan dengan model lain untuk meyakinkan bahwa kontak dilakukan dengan pebelajar. Ketiga digunkan ketika pebelajar merencanakan proyek belajar mandiri mupun kooperatif. Keempat digunkan secara periodic ketika memberikan konseling kepada pebelajar, menemuka jalan ke luar tentang apa yang dipikirkan dan disarankan pebelajar untuk dipahaminya. b. Peningkatan Harga Diri Karya Abraham Maslow digunkan untuk membimbing suatu program dalam hal rasa harga diri dan kemampuan aktualisasi diri. Guru menggali prinsip-prinsip yang dapat membimbing kegiatan kerja sama dengan pebelajar untuk meykinkan dan memeberikan gambaran tentang pribadi si pebeljar sebaik mungkin. 4. Rumpun Model Sistem Perilaku a. Belajar Tuntas dan Pembelajaran Terprogram Aplikasi teori system perilaku untuk tujuan akademik tampak dalam bentuk yang disebut belajar tuntas. Materi dipecah menjadi unit dari yang sederhana sampai yang kompleks. Pebelajar mengerjakan setiap bagian secara maju berkelanjutan. Setiap unit sudah dipelajari maka diadakan tes untuk mengetahui keberhasilan belajae. Jika tidak bisa menyelesaikan tes maka diadakan pembelajaran ulang. b. Pembelajaran Langsung Pernyataan tujuan pembelajaran disampaikan langsung kepada siswa, serangkaian kegiatan yang jelas berkaitan dengan tujuan, monitoring yang cermat dari kemajuan belajar, balikan tentang hasil belajar, serta taktik untuk penilaian yang lebih efektif dikaitkan dengan serangkaian panduan untuk memperoleh kegiatan belajar. c. Belajar Memulai Simulasi : Latihan dan Latihan Sendiri Dua jenis latihan pendekatan dikembangkan dari teori perilaku kelompok cybernetic. Salah satu diantaranya adalah model teori-ke-praktik dan yang lain adalah simulasi. Simulasi dibentuk dari deskripsi situasi riil kehidupan lingkungan yang lebih kecil diciptakan untuk situasi pembelajaran. Terkadang cara membawakan dielaborasi. 27
  • 28. MODUL 4 PROSEDUR PEMBELAJARAN A. Kegiatan Pra dan Awal Pembelajaran Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menciptakan awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa siap mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Guru diharapkan mampu merancang dan melaksanakan kegiatan awal pembelajaran dengan baik. Kegiatan menyiapkan siswa yang langsung berkaitan dengan materi yang akan dibahas disebut kegiatan awal pembelajaran. Sedangkan, kegiatan yang tidak berkaitan langsung dengan materi yang akan dibahas disebut kegiatan pra pembelajaran. 1. Kegiatan Pra Pembelajaran Kegiatan pra pembelajaran atau kegiatan prainstruksional adalah kegiatan pendahuluan pembelajaran yang diarahkan untuk menyiapkan siswa mengikuti pelajaran. Kegiatan pra pembelajaran biasanya bersifat umum dan tidak berkaitan langsung dengan kompetensi atau materi yang akan dibahas dalam kegiatan inti pembelajaran. Upaya yang dapat dilakukan guru pada tahap pra pembelajaran diantaranya adalah: a. Menciptakan sikap dan suasana kelas yang menarik Guru harus memperlihatkan sikap yang menyenangkan supaya siswa tidak merasa tegang, kaku bahkan takut mengikuti pembelajaran. Guru juga perlu mempersiapkan dan menata alat-fasilitas kelas yang memudahkan siswa beraktifitas belajar dalam kelas. Memberikan salam di awal pertemuan dan berdoa sebelum pelajaran dimulai juga merupakan kegiatan pra pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. b. Memeriksa kehadiran siswa Dengan selalu mengecek kehadiran, secara tidak langsung guru telah memberikan motivasi terhadap siswa, berdisiplin dalam mengikuti pelajaran dan membiasakan diri memberitahukan ketidakhadirannya kepada guru baik secara langsung maupun melalui temannya secara lisan atau tertulis. 28
  • 29. c. Menciptakan kesiapan belajar siswa Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan guru dalam menciptakan kesiapan dan semangat siswa dalam belajar, diantaranya sebagai berikut : (1) Membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas atau sumber belajar yang diperlukan dalam kegiatan belajar (2) Menciptakan kondisi belajar untuk meningkatkan perhatian siswa dalam belajar (3) Menunjukkan minat dan penuh semangat yang tinggi dalam mengajar (4) Mengontrol (mengelola) seluruh aktifitas siswa mulai dari awal sampai akhir pembelajaran (5) Menggunakan berbagai media pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran dan minat siswa (6) Mengembangkan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa dapat melakukannya d. Menciptakan suasana belajar yang demokratis Untuk menciptakan suasana belajar yang demokratis, guru harus membimbing siswa agar berani menjawab, berani bertanya, berani berpendapat atau berani mengeluarkan ide-ide dan berani memperlihatkan untuk kerja. Guru harus selalu memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan kreatifitas. Pemberian kesempatan seperti ini akan memungkinkan guru untuk mengembangkan bakat dan keunggulan yang dimiliki oleh siswa. 2. Kegiatan Awal Pembelajaran Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menyiapkan mental siswa dalam memasuki kegiatan inti pembelajaran, untuk membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran, memberikan gambaran yang jelas tentang batas-batas tugas atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dan menunjukkan hubungan antara pengalaman anak dengan materi yang akan dipelajari. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam tahap kegiatan awal pembelajaran : a. Menimbulkan motivasi dan perhatian siswa Agar pikiran siswa terfokus pada apa yang akan dibahas dalam pembelajaran, guru perlu menyiasatinya untuk menarik perhatian siswa dan menimbulkan motivasi siswa pada pelajaran yang akan dilakukan. 29
  • 30. Pengajuan pertanyaan atau alat peraga yang menarik perhatian dapat menimbulkan motivasi belajar siswa. Dengan tumbuhnya motivasi pada siswa, proses pembelajaran akan berlangsung lebih mudah. b. Memberi acuan Memberi acuan diartikan sebagai upaya guru dalam menyampaikan secara spesifik dan singkat gambaran umum tentang hal-hal yang akan dipelajari dan kegiatan yang akan ditempuh selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam memberi acuan, diantaranya adalah sebagai berikut: (1) Memberitahukan tujuan (kemampuan) yang diharapkan atau garis besar materi yang akan dipelajari Kegiatan paling awal yang perlu dilakukan guru sebelum membahas pelajaran, adalah memberitahukan tujuan dan kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa setelah pembelajaran dilakukan atau garis besar materi yang akan dipelajari siswa. Dengan informasi tersebut, siswa akan memperoleh gambaran yang jelas tentang kemampuan yang dikuasai dan ruang lingkup materi yang akan dipelajari. (2) Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa Dengan menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran berlangsung, siswa akan terarah usahanya untuk mencapai kemampuan atau menguasai topik-topik tersebut. Disamping menyampaikan informasi tentang kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran berlangsung, guru juga hendaknya menyampaikan informasi tentang sumber-sumber belajar yang mendukung dan dapat digunakan oleh siswa. c. Membuat kaitan Siswa akan tertarik pada pelajaran yang diberikan apabila mereka melihat kaitan atau hubungan dengan apa yang telah dikenal atau sesuai dengan pengalaman mereka terdahulu atau sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka.. berikut adalah beberapa cara diantaranya yang dapat dilakukan guru dalam membuat kaitan : (1) Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya 30
  • 31. Apabila materi yang akan dibahas memiliki kaitan langsung atau menuntut penguasaan siswa terhadap materi sebelumnya maka kegiatan awal pembelajaran dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari siswa. (2) Menunjukkan manfaat materi yang dipelajari Pada kegiatan awal pembelajaran, guru hendaknya menunjukkan kaitan antara penguasaan kompetensi atau materi yang dipelajari dengan kegunaannya dalam kehidupa sehari-hari. (3) Meminta siswa mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas Untuk membangkitkan perhatian dan motivasi belajar siswa, pada kegiatan awal pembelajaran guru dapat meminta siswa untuk mengemukakan pengalamannya yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas. Dengan melihat kaitan antara apa yang akan dipelajari dengan pengalaman yang dimiliki, diharapkan siswa akan termotivasi dan memusatkan perhatiannya pada pelajaran yang akan berlangsung. d. Melaksanakan tes awal Tes awal dilakukan apabila materi yang akan dibahas merupakan materi baru dan kita ingin mengetahui seberapa banyak siswa telah menguasai materi yang akan dibahas tersebut. Guru diharapkan memiliki kemampuan untuk menciptakan kondisi awal pembelajaran yang efektif yang mendukung proses dan hasil pembelajaran yang optimal. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru sejalan dengan tugasnya disekolah, khususnya dalam melakukan kegiatan awal pembelajaran diantaranya adalah : (1) Memahami latar belakang (termasuk kemampuan) siswa (2) Dapat membangkitkan (menarik) perhatian siswa sehingga perhatian siswa terpusat pada pelajaran yang akan diikutinya (3) Dapat memberikan bimbingan belajar secara kelompok maupun individu (4) Dapat menciptakan interaksi edukatif yang efektif sehingga siswa merasakan adanya suasana belajar yang aman dan menyenangkan (5) Memberikan penguatan pada siswa (6) Menanamkan disiplin pada siswa 31
  • 32. B. Kegiatan Inti Dalam Pembelajaran Melalui kegiatan inti pembelajaran siswa tidak hanya diharapkan memiliki kemampuan yang merupakan dampak instruksional (langsung berkaitan dengan tujuan pembelajaran yang dirancang sesuai kurikulum) tetapi juga memiliki sikap positif terhadap bahan pelajaran (sebagai dampak pengiring dari kegiatan pembelajaran). Kegiatan inti pembelajaran hendaknya melibatkan siswa sebanyak mungkin, memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbuat langsung, dan memenuhi kebutuhan siswa baik individual maupun kelompok. 1. Pembahasan Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Klasikal Kegiatan pembelajaran klasikal cenderung digunakan apabila dalam proses pembelajarannya guru lebih banyak menyajikan materi yang menekankan pada kegiatan pemberian informasi atau penjelasan materi yang belum dipahami siswa. Alternatif metode yang sering digunakan dalam pembelajaran klasikal adalah metode ceramah dan tanya jawab bervariasi atau metode lain yang dianggap sesuai dengan karakteristik materi pelajaran. Penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran klasikal memungkinkan adanya aktifitas proses mental siswa untuk melihat hubungan antara beberapa materi pelajaran yang sedang dibahas. Penggunaan metode tanya jawab memungkinkan siswa untuk berlatih berpikir sistematis dan logis disamping mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dalam pembelajaran. a. Prinsip-prinsip Pembelajaran Klasikal (1) Sistematis Bahan pelajaran harus disajikan secara berurutan dan selalu berorientasi pada tujuan yang telah ditetapkan. Sajian bahan pelajaran dapat disampaikan mulai dari yang mudah sampai pada yang sulit atau dari yang sifatnya konkret sampai pada yang abstrak. (2) Perhatian dan aktivitas Dalam pembelajaran klasikal, guru harus selalu memberikan perhatian terhadap aktivitas siswa secara menyeluruh dalam kelas. Perhatian dan motivasi siswa dalam pembelajaran klasikal sangat memegang peranan penting. Siswa akan tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran apabila kegiatan tersebut menarik dan menyenangkan. Peningkatan perhatian siswa 32
  • 33. terhadap pembelajaran dapat dikembangkan oleh guru melalui penampilan guru diantaranya dengan variasi suara, gerak, gaya dan seni mengajar. (3) Media pembelajaran Keunggulan penggunaan media pembelajaran adalah dapat mengurangi verbalisme siswa terhadap informasi yang diberikan oleh guru. Pembelajaran yang dianggap efektif adalah pembelajaran yang berbasis kontekstual. Artinya semua objek yang ada di lingkungan siswa yang dianggap sesuai dengan karakteristik materi dan tujuan pembelajaran dapat digunakan guru menjadi media maupun sumber belajar siswa. (4) Latihan atau penugasan Untuk memantapkan dan memperkuat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran, guru perlu memberikan latihan atau tugas-tugas. Latihan dan tugas yang tidak sesuai dengan kemampuan siswa akan menjadikan beban bagi siswa dan dapat menyebabkan siswa frustasi sehingga tujuan pemberian latihan dan tugas tidak tercapai. b. Kegiatan Inti dalam Pembelajaran Klasikal Tahapan selanjutnya yang perlu ditempuh dalam kegiatan inti pembelajaran klasikal adalah sebagai berikut. Pertama, menyajikan (presentasi) bahan pelajaran dengan ceramah bervariasi. Selama menjelaskan guru sebaiknya tidak terus menerus berbicara tetapi selang beberapa menit selalu memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau guru sendiri mengajukan pertanyaan kepada siswa. Kedua, memberikan asosiasi dan memberikan ilustrasi untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap bahan pelajaran dengan cara menghubungkan atau mengaitkan materi yang sedang dipelajari dengan situasi nyata atau dengan bahan pelajaran yang lain atau dengan bahan pelajaran yang menggambarkan sebab akibat. 2. Pembahasan Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Kelompok Pembelajaran kelompok cenderung banyak digunakan dalam pembelajaran dengan pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Berdasarkan teori yang melandasi pembelajaran kelompok, siswa akan lebih mudah menemukan dan 33
  • 34. memahami konsep-konsep yang dianggap sulit sebelumnya melalui belajar secara kelompok dan bekerja sama. Stevens & Slavin (1995) menyatakan bahwa siswa yang belajar dengan mengikuti pembelajaran kelompok/kooperatif selama periode dua tahun ajaran menunjukkan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengna hasil belajar siswa yang diorganisasikan secara tradisional. Beberapa metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok, diantaranya adalah diskusi, kerja kelompok, pemecahan masalah, inkuiri, diskaveri, simulasi dan penelitian sederhana (observasi). a. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kelompok (1) Adanya topik dan permasalahan Tujuan utama dalam pembelajaran kelompok sesuai dengan esensi pembelajaran kooperatif yaitu membentuk siswa untuk memiliki kemampuan bekerja sama serta memiliki sikap toleransi bertanggung jawab. Materi pelajaran dalam pembelajaran kelompok diantaranya harus mengandung permasalahan maupun proyek yang harus dipecahkan atau diselesaikan oleh siswa melalui kerja sama. (2) Pembentukan kelompok Semiawan dkk (1987) mengemukakan bahwa berdasarkan pendekatan CBSA, pengelompokan siswa dapat dilakukan berdasarkan kesenangan berkawan, kemampuan, dan minat. Apabila pengelompokkan sudah dilakukan, siswa diminta untuk menentukan ketua kelompok, penulis/sekretaris dan anggota kelompok. (3) Kerja sama Pembelajaran kelompok dilaksanakan untuk mengembangkan kemampuan siswa bekerja sama, rasa solidaritas, rasa toleransi dan rasa tanggung jawab terhadap tugas yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut. (4) Perhatian Selama kegiatan pembelajaran kelompok berlangsung, guru harus memperhatikan siswa secara kelompok sekaligus memperhatikan siswa sebagai individu dalam kelompok. (5) Motivasi 34
  • 35. Untuk menunjang keberhasilan belajar secara kelompok, guru harus memberikan motivasi dan bimbingan terhadap siswa. Motivasi belajar siswa akan muncul apabila guru dapat memberikan suasana belajar yang kondusif, menyenangkan dan efektif. (6) Sumber belajar dan fasilitas Kelengkapan sumber belajar merupakan salah satu aspek yang memberikan daya dukung yang kuat terhadap keberhasilan belajar kelompom. Ketersediaan sumber belajar dan fasilitas yang diperlukan akan menunjang keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran secara optimal. (7) Latihan dan tugas Untuk memperkuat hasil kerja atau hasil belajar kelompok, guru harus memberikan tugas dan latihan-latihan pada semua siswa secara individu yang diorganisasi secara efektif dalam belajar kelompok. b. Kegiatan Inti dalam Pembelajaran Kelompok Metode yang sering digunakan dalam pembelajaran kelompok diantaranya adalah metode diskusi yang ditunjang oleh metode ceramah dan tanya jawab. Guru menyampaikan tujuan yang diharapkan dicapai dan topik pembelajaran yang akan dibahas dalam kegiatan kelompok. Kemudian guru mengelompokkan siswa sesuai kriteria yang telah ditentukan dan memberikan penjelasan pada siswa tentang tahapan belajar. Selanjutnya siswa melakukan diskusi sebagai kegiatan inti pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut : Pertama, merumuskan masalah berdasarkan topik pembahasan dan tujuan pembelajaran. Kedua, mengidentifikasi masalah atau sub-masalah berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan. Ketiga, analisis masalah berdasarkan sub-masalah. Keempat, menyusun laporan oleh masing-masing kelompok. Kelima, presentasi kelompok atau melaporkan hasil diskusi kelompok kecil pada seluruh kelompok dilanjutkan diskusi kelas yang langsung dibimbing oleh guru. Pada akhir kegiatan, siswa menyimpulan hasil diskusi berdasarkan rumusan masalah dan sub-masalah. Selama kegiatan kelompok berlangsung, guru hendaknya memonitor jalannya kegiatan di masing-masing kelompok dan memberikan bimbingan apabila kelompok mengalami kesulitan mengerjakan tugas kelompok. 35
  • 36. 3. Pembahasan Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Perseorangan Kegiatan pembelajaran perseorangan dapat membantu proses pembelajaran yang mengarah pada optimalisasi kemampuan siswa secara individu. Diversifikasi kurikulum merupakan suatu kurikulum yang dapat memperluas, memperdalam dan menyesuaikan dengan keragaman kondisi dan kebutuhan, baik yang menyangkut kemampuan atau potensi siswa maupun yang menyangkut potensi lingkungan. Pembelajaran perseorangan pada umumnya lebih banyak diterapkan dalam pemberian tugas dan atau latihan. Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan pengarahan tentang tahapan belajar yang harus ditempuh oleh siswa, langkah selanjutnya yang dilakukan guru adalah sebagai berikut. Pertama, menjelaskan secara singkat tentang materi pelajaran yang akan ditugaskan atau yang akan dilatihkan pada siswa. Kedua, memberikan lembaran kerja atau tugas. Ketiga, memantau dan menilai kegiatan siswa. Pada akhir kegiatan pembelajaran, guru memeriksa dan menilai tugas atau latihan yang telah dikerjakan oleh siswa serta memberikan balikan terhadap pekerjaan siswa. Melalui penguatan guru dapat membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa, dapat mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa yang kurang baik, serta dapat mendorong munculnya tingkah laku yang produktif. C. Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran 1. Kegiatan Akhir Pembelajaran Dengan melakukan kegiatan akhir pembelajaran, guru akan mengetahui kompetensi yang sudah dan yang belum dikuasai oleh siswa. Kegiatan yang bisa dilakukan guru dalam kegiatan akhir ini adalah memberikan tes, baik lisan maupun tertulis. a. Meninjau kembali penguasaan siswa Untuk meninjau kembali penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari siswa, guru dapat melakukan dua cara yaitu merangkum pokok materi atau membuat ringkasan materi pelajaran. Dalam melaksanakan kegiatan membuat rangkuman/ringkasan, hendaknya memperhatikan kriteria berikut : (1) Berorientasi pada acuan hasil belajar dan kompetensi dasar (2) Singkat, jelas dan bahasa mudah dipahami 36
  • 37. (3) Kesimpulan/ringkasan tidak keluar dari topik yang telah dibahas (4) Dapat menggunakan waktu sesingkat mungkin b. Melaksanakan penilaian Melalui kegiatan penilaian akhir guru akan mengetahui tercapai tidaknya kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa. Untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap kompetensi yang diharapkan, guru dapat memberikan tes atau meminta siswa untuk membuat ringkasan atau kesimpulan dari materi yang telah dibahas. Tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran disebut tes akhir (post-test), yaitu tes yang ditujukan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Dalam prosesnya guru dapat melaksanakan penilaian secara lisan atau tertulis. 2. Melaksanakan Kegiatan Tindak Lanjut Pembelajaran Kegiatan tindak lanjut pembelajaran dapat dilaksanakan diluar jam pelajaran, sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia. Kegiatan ini dilakukan untuk mengoptimalkan hasil belajar siwa. Berikut ini beberapa kegiatan tindak lanjut yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan penguasaan siswa terhadap kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa : a. Memberikan tugas atau latihan yang harus dikerjakan dirumah Pemberian tugas tidak boleh melebihi kemampuan siswa, sebab memberikan tugas yang berlebihan dapat membuat siswa frustasi, jenuh bahkan akan dapat menurunkan motivasi serta minat belajarnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam memberikan tugas kepada siswa. Pertama, guru hendaknya menentukan dan menjelaskan secara singkat tentang topik tugas yang dikerjakan oleh siswa. Kedua, guru perlu menjelaskan tentang tahapan tugas-tugas yang akan dikerjakan berdasarkan lembaran tugas. Ketiga, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang tugas yang belum dipahaminya. Kempat, guru menjelaskan tentang proses penyelesaian tugas. Kelima, siswa diminta menyerahkan dan mengerjakan tugas sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Keenam, guru harus memeriksa dan membahas setiap tugas yang diberikan. b. Membahas kembali bahan pelajaran yang belum dikuasai oleh siswa 37
  • 38. Ada dua kemungkinan kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk membantu siswa menguasai kompetensi yang belum dikuasainya. Pertama, membahas kembali materi yang belum dikuasai siswa pada saat itu juga, apabila waktunya tersedia. Kedua, membahas kembali materi pelajaran pada pertemuan berikutnya apabila membutuhkan waktu yang relative lama. Guru hendaknya membuat desain tindak lanjut pembelajaran yang mencakup rumusan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai, kegiatan belajar, evaluasi serta sumber belajar yang diperlukan. c. Membaca materi pelajaran tertentu Siswa yang belum menguasai materi pelajaran dapat ditugaskan untuk membaca buku lain agar dapat memahami materi yang dibahas. Siswa yang sudah menguasai materi kompetensi yang diharapkan, dapat ditugaskan membaca buku sumber lain untuk memperluas wawasan siswa terhadap topik yang telah dipelajari. d. Memberikan motivasi atau bimbingan belajar Untuk dapat memperbaiki atau meningkatkan penguasaan, siswa perlu mendapat bimbingan dari guru. Bimbingan tersebut dapat berupa arahan atau petunjuk yang jelas kepada siswa sehingga tugas yang diberikan dapat dikerjakan secara optimal oleh siswa. e. Mengemukakan tentang topik yang akan dibahas pada waktu yang akan datang Cara ini perlu dilakukan diluar jam pelajaran. Untuk mendukung kegiatan tersebut guru perlu memberikan alternatif kegiatan belajar secara sistematis yang perlu dilakukan siswa diluar jam pelajaran. Langkah selanjutnya yaitu menutup pelajaran, apabila pelajaran berlangsung pada jam yang paling akhir maka harus dibiasakan siswa menutup pelajaran dengan berdoa. MODUL 5 PEMILIHAN METODE MENGAJAR A. Hakikat dan Faktor-faktor dalam Pemilihan Metode Mengajar 1. Hakikat Metode Mengajar dalam Pembelajaran 38
  • 39. Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus digunakan dalam kegiatan pembelajaran karena untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun dalam upaya membentuk kemampuan siswa diperlukan adanya suatu metode atau cara mengajar yang efektif. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar, diantaranya berikut ini : a. Metode mengajar harus memungkinkan dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa lebih jauh terhadap materi pelajaran b. Metode mengajar harus memungkinkan dapat memberikan peluang untuk berekspresi yang kreatif dalam aspek seni c. Metode mengajar harus memungkinkan siswa belajar melalui pemecahan masalah d. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk selalu ingin menguji kebenaran sesuatu e. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan terhadap suatu topik permasalahan f. Metode mengajar harus memungkinkan siswa mampu menyimak g. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri h. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk belajar secara bekerja sama i. Metode mengajar harus memungkinkan siswa unutk lebih termotivasi dalam belajarnya Penggunaan metode mengajar dalam pembelajaran ditinjau dari segi prosesnya memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut : a. Sebagai alat atau cara unutk mencapai tujuan pembelajaran atau membentuk kompetensi siswa b. Sebagai gambaran aktivitas yang harus ditempuh oleh siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran c. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan alat penilaian pembelajaran d. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan bibingan dalam kegiatan pembelajaran. 2. Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Pemilihan Metode Mengajar Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut : 39
  • 40. a. Tujuan pembelajaran atau kompetensi siswa Tujuan institusional adalah tujuan yang ingin dicapai oleh suatu lembaga pendidikan. Tujuan bidang studi adalah tujuan yang harus dicapai oleh suatu mata pelajaran atau suatu bidang studi. Tujuan pembelajaran (instruksional) adalah tujuan yang harus dicapai dalam suatu pokok bahasan tertentu. Tujuan pembelajaran khusus dapat dikatakan sebagai enabling objectives artinya tujuan pembelajaran harus dicapai selama proses pembelajaran berlangsung, sedangkan tujuan pembelajaran umum dapat dikatakan sebagai target objectives yang artinya tujuan pembelajaran tersebut dapat dicapai setelah pembelajaran selesai (Gagne, 1978 : 97). Tujuan pembelajaran berdasarkan ranah kognitif, afektif dan psikomotor. (1) Kognitif (a) Pengetahuan, lebih menitikberatkan pada kemampuan mengetahui, atau untuk mengingat sesuatu (b) Pemahaman, lebih menekankan pada kemampuan menerjemahkan, memahami sesuatu dan seterusnya (c) Penerapan, lebih menekankan pada kemampuan membuat, mengerjakan atau menggunakan teori atau rumus (d) Analisis, lebih menekankan pada kemampuan mengkaji, menguraikan, membedakan, mengidentifikasi dan seterusnya (e) Sintesis, lebih menekankan pada kemampuan menggabungkan, mengelompokkan, menyusun, membuat rencana program dan seterusnya. (2) Afektif (a) Penerimaan, lebih menekankan pada kemampuan peka, atau menerima (b) Partisipasi, lebih menekankan pada turut serta pada suatu kegiatan dan kerelaan hati (c) Penilaian dan penentuan sikap, lebih menekankan pada menentukan sikap (d) Psikomotor (a) Persepsi, lebih menekankan pada kemampuan berpendapat terhadap sesuatu dan peka terhadap sesuatu hal (b) Kesiapan, kemampuan bersiap diri secara fisik 40
  • 41. (c) Gerakan terbimbing, kemampuan dalam meniru pekerjaan orang lain (d) Gerakan terbiasa, keterampilan yang berpegang pada pola (e) Gerak yang kompleks, keterampilan yang lincah, cepat dan lancar b. Karakteristik Bahan Pelajaran/Materi Pelajaran Beberapa aspek yang terdapat dalam materi pelajaran, yaitu : (1) Aspek konsep, merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan pengertian, atribut, karakteristik, label atau ide dan gagasan tertentu (2) Aspek fakta, merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan peristiwa yang lalu, data yang memiliki esensi objek dan waktu (3) Aspek prinsip, merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan aturan, dalil, hukum, ketentuan dan prosedur yang harus ditempuh (4) Aspek nilai, merupakan substansi materi pelajran yang berhubungan dengan spek perilaku yang baik dan buruk, yang benar dan salah, yang bremanfaat dan yang tidak (5) Aspek keterampilan intelektual, merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan pembentukan kemampuan menyelesaikan persoalan atau permasalahan, berpikir sistematis, berpikir logis, berpikir taktis, berpikir kritis, berpikir inovatif, dan berpikir ilmiah (6) Aspek keterampilan psikomotor, merupakan substansi materi pelajaran yang berhubungan dengan pembentukan kemampuan fisik. c. Waktu yang digunakan Pemilihan metode mengajar juga harus memperhatikan alokasi waktu yang tersedia dalam jam pelajaran. d. Faktor siswa Aspek yang berkaitan dengan faktor siswa terutama pada aspek kesegaran mental, jumlah siswa dan kemampuan siswa. Guru harus bisa mengelola pembelajaran berdasarkan jumlah siswa dan harus mengatur tempat duduk supaya sesuai dengan kondisi siswa dalam belajar. e. Fasilitas, media, dan sumber belajar Apabila guru dan siswa akan menggunakan alat atau fasilitas maka guru bersangkutan sebelum pembelajaran harus mempersiapkan terlebih dahulu. media pesan lisan harus dapat dipahami siswa sehingga siswa tidak menimbulkan verbalisme. 41
  • 42. 3. Pentingnya Metode Mengajar dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran Maupun Membentuk Kemampuan Siswa Metode mengajar memiliki keterkaitan yang kuat dengan tujuan pembelajaran. Keterkaitan tersebut dapat dilihat dari gambaran perilaku maupun kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa selama dan setelah jam pelajran dengan cara yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut. B. Jenis-jenis Metode Mengajar Metode mengajar merupakan cara yang digunakan guru dalam membelajarkan siswa agar terjadi interaksi dan proses belajar yang efektif dalam pembelajaran. Setiap metode mengajar memiliki keunggulan dan kekurangan sehingga hal tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih metode tersebut. Kelemahan-kelemahan suat metode harus diantisipasi dan dikaji oleh guru agar dalam penggunaannya dapat efektif. 1. Metode Ceramah (Lecture) Metode ceramah merupakan suatu cara penyajian bahan atau penyampaian bahan ajaran secara lisan dari guru. Ceramah yang baik adalah ceramah bervariasi artinya ceramah yang dilengkapi dengan penggunaan alat dan media serta adanya tambahan dialog interaktif atau diskusi sehingga proses pembelajaran tidak menjenuhkan. a. Karakteristik Metode Ceramah Metode ceramah digunakan apabila proses pembelajaran yang dilakukan lebih bersifat pemberian informasi berupa fakta-fakta atau konsep-konsep sederhana. Dalam prosesnya perlu adanya dukungan kondisi yang efeketif dari guru seperti suasana emosional yang dapat membangkitkan motivasi dan perhatian dari siswa selama mendengarkan ceramah guru. b. Prosedur Metode Ceramah Dijelaskan pada modul prosedur pembelajaran. c. Prasyarat Untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Ceramah Beberapa kemampuan yang harus diperhatikan guru untuk mendukung keberhasilan metode ceramah, yaitu : (1) Menguasai teknik-teknik ceramah yang memungkinkan dapat membangkitkan minat, dan motivasi siswa 42
  • 43. (2) Mempu memberikan ilustrasi yang sesuai dengan bahan pelajaran (3) Menguasai materi pelajaran (4) Menjelaskan pokok-pokok bahan pelajaran secara sistemik (5) Menguasai aktivitas seluruh siswa dalam kelas Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode ceramah, yaitu : (1) Siswa mampu mendengarkan dan mencatat bahan pelajaran yang dijelaskan guru (2) Kemampuan awal yang dimiliki siswa berhubungan dengan materi yang akan dipelajari (3) Memiliki suasana emosional yang mendukung untuk memperhatikan dan memiliki motivasi mengikuti pelajaran d. Keunggulan Metode Ceramah (1) Ekonomis waktu dan biaya. Karena waktu dan materi pelajaran dapat diatur oleh guru secara langsung (2) Target jumlah siswa akan lebih banyak (3) Bahan pelajaran sudah dipilih/dipersiapkan (4) Apabila bahan pelajaran belum dikuasai oleh sebagian siswa maka guru akan merasa mudah untuk menugaskan dan memberikan rambu-rambu pada siswa yang bersangkutan e. Kelemahan Metode Ceramah (1) Sulit bagi yang kurang memiliki kemampuan menyimak dan mencatat yang baik (2) Kemungkinan menimbulkan verbalisme (3) Sangat kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi (4) Peran guru lebih banyak sebagai sumber pelajaran (5) Materi pelajaran lebih cenderung pada aspek ingatan (6) Proses pembelajaran ada dalam otoritas guru 2. Metode Diskusi Metode mengajar diskusi merupakan cara mengajar yang dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau pertanyaan yang harus diselesaikan berdasarkan pendapat atau keputusan secara bersama. a. Karakteristik Metode Diskusi 43
  • 44. Penggunaan metode diskusi, bahan pelajaran harus dikemukakan dengan topik permasalahan atau persoalan yang akan menstimulus siswa menyelesaikan permasalahan/persoalan tersebut. Tugas utama guru dalam kegiatan ini sebagai pembimbing, fasilitator atau motivator supaya interaksi dan aktivitas siswa dalam diskusi menjadi efektif. b. Prosedur Metode Diskusi Dijelaskan pada modul prosedur pembelajaran. c. Prasyarat Untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Diskusi Kemampuan guru yang perlu dipersiapkan, yaitu : (1) Mampu merumuskan permasalahan sesuai pembelajaran diskusi (2) Mampu membimbing siswa untuk merumuskan dan mengidentifikasi permasalahan serta menarik kesimpulan (3) Mampu mengelompokkan siswa sesuai dengan kebutuhan permasalahan dan pengembangan kemampuan siswa (4) Mampu mengelola pembelajaran melalui diskusi (5) Menguasai permasalahan yang di diskusikan Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan, adalah : (1) Memiliki motivasi, perhatian dan minat dalam berdiskusi (2) Mampu melaksanakan diskusi (3) Mampu menerapkan belajar secara bersama (4) Mampu mengeluarkan isi pikiran (5) Mampu memahami dan menghargai pendapat orang lain d. Keunggulan Metode Diskusi (1) Bertukar pikiran (2) Menghayati permasalahn (3) Merangsang siswa untuk berpendapat (4) Mengembangkan rasa tanggung jawab (5) Membina kemampuan berbicara (6) Belajar memahami pendapat atau pikiran orang lian (7) Memberikan kesempatan belajar e. Kelemahan Metode Diskusi (1) Relative memerlukan waktu yang cukup banyak 44
  • 45. (2) Apabila siswa tidak memahami konsep dasar permasalahan maka diskusi tidak akan efektif (3) Materi pelajaran dapat menjadi lebih luas (4) Yang aktif hanya siswa tertentu saja 3. Metode Simulasi (Simulation) Proses pembelajaran yang menggunakan simulasi cenderung objeknya bukan benda atau kegiatan yang sebenarnya, melainkan kegiatan mengajar yang bersifat pura-pura. Jenis model simulasi diantaranya yaitu, bermain peran (role playing), dalam prosesnya pembelajaran metode ini mengutamakan pola permainan dalam bentuk dramatisasi. Sosiodrama, dalam pembelajaran yang dilakukan oleh kelompok untuk melakukan aktivitas belajar memecahkan masalah yang berhubungan dengan masalah individu sebagai makhluk sosial Permainan simulasi (simulation games), dalam pembelajarannya siswa bermain peran sesuai dengan peran yang ditugaskan sebagai belajar membuat suatu keputusan. a. Karakteristik metode simulasi Pembinaan kemampuan bekerja sama, komunikasi, dan interaksi merupakan bagian dari keterampilan yang akan dihasilkan melalui pembelajaran simulasi. Langsung maupun tidak langsung melalui simulasi kemampuan siswa yang berkaitan dengan bermain peran dapat dikembangkan. b. Prosedur metode simulasi (1) Menetapkan topik simulasi yang diarahkan guru (2) Menetapkan kelompok dan topik-topik yang akan dibahas (3) Simulasi diawali dengan petunjuk dari guru tentang prosedur, teknik dan peran yang dimainkan (4) Proses pengamatan terhadap proses, peran, teknik dan prosedur dapat dilakukan dengan diskusi (5) Kesimpulan dan saran dari kegiatan simulasi c. Prasyarat untuk mengoptimalkan pembelajaran simulasi Kemampuan guru yang harus diperhatikan, yaitu : 45
  • 46. (1) Mampu membimbing siswa dalam mengarahkan teknik, prosedur dan peran yang akan dilakukan dalam simulasi (2) Mampu memberikan ilustrasi (3) Mampu menguasai pesan yang dimaksud dalam bahasa simulasi (4) Mampu mengamati secara proses simulasi yang dilakukan oleh siswa Kondisi dan kemampuan siswa yang perlu diperhatikan, yaitu : (1) Kondisi, minat, perhatian, dan motivasi siswa dalam bersimulasi (2) Pemahaman terhadap pesan yang akan menstimulasikan (3) Kemampuan dasar berkomunikasi dan berperan d. Keunggulan metode simulasi (1) Siswa dapat melakukan interaksi sosial dan komunikasi dalam kelompoknya (2) Aktivitas siswa cukup tinggi dalam pembelajaran sehingga terlibat langsung dalam pembelajaran (3) Dapat membiasakan siswa untuk memahami permasalahan sosial (4) Dapat membina hubungan personal yang positif (5) Dapat membangkitkan imajinasi (6) Membina hubungan komunikatif dan bekerja sama dalam kelompok e. Kelemahan metode simulasi (1) Relatif memerlukan waktu yang cukup banyak (2) Sangat bergantung pada aktivitas siswa (3) Cenderung memerlukan pemanfaatan sumber belajar (4) Banyak siswa yang kurang menyenangi simulasi 4. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu sehingga dapat mempelajarinya secara proses. Demonstrasi digunakan semata-mata untuk : (1) mengkonkretkan suatu konsep atau prosedur yang abstrak; (2) mengajarkan bagaimana berbuat atau menggunakan prosedur secara tepat; (3) meyakinkan bahwa alat dan prosedur tersebut bisa digunakan; (4) membangkitkan minat menggunakan alat dan prosedur. a. Karakteristik 46
  • 47. Dalam pelaksanaan metode mengajar demonstrasi, selain guru yang akan menjadi model juga dapat mendatangkan nara sumber yang akan mendemonstrasikan objek materi pelajaran, dengan syarat harus menguasai bahan materi yang di demonstrasikan, serta mengutamakan aktivitas siswa untuk melakukan demonstrasi tersebut. b. Prosedur (1) Mempersiapkan alat bantu yang digunakan dalam pembelajaran (2) Memberikan penjelasan tentang topik yang akan di demonstrasikan (3) Pelaksanaan demonstrasi bersamaan dengan perhatian dan peniruan dari siswa (4) Penguatan (diskusi, tanya jawab, dan atau latihan) terhadap hasil demonstrasi (5) Kesimpulan c. Prasyarat untuk mengoptimalkan pembelajaran demonstrasi Kemampuan guru yang perlu diperhatikan : (1) Mampu secara proses dalam melaksanakan demonstrasi materi atau topik yang dipraktikan (2) Mampu mengelola kelas dan menguasai siswa secara menyeluruh (3) Mampu menggunakan alat bantu yang digunakan (4) Mempu melaksanakan penilaian proses Kondisi dan kemampuan siswa yang perlu diperhatikan : (1) Siswa memiliki motivasi, perhatian, dan minat terhadap topik yang akan di demonstrasikan (2) Memahami tentang tujuan/maksud yang akan di demonstrasikan (3) Mampu mengamati proses yang di demonstrasikan (4) Mampu mengidentifikasi kondisi dan alat yang digunakan dalam demonstrasi d. Keunggulan (1) Siswa-siswa dapat memahami bahan pelajaran sesuai dengan objek yang sebenarnya (2) Dapat mengembangkan rasa ingin tahu siswa (3) Dapat melakukan pekerjaan berdasarkan proses yang sistematis 47
  • 48. (4) Dapat mengetahui hubungan yang structural atau urutan objek (5) Dapat melakukan perbandingan dari beberapa objek e. Kelemahan (1) Hanya dapat menimbulkan cara berpikir yang konkret saja (2) Jika jumlah siswa banyak dan posisi siswa tidak diatur maka demonstrasi tidak efektif (3) Bergantung pada alat bantu yang sebenarnya (4) Sering terjadi siswa kurang berani dalam mencoba atau melakukan praktik yang di demonstrasikan 5. Metode Eksperimen Eksperimen dimaksudkan bahwa guru dan siswa mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan hasil pekerjaannya.Setelah eksperimen selesai, siswa ditugaskan untuk membandingkan dengan hasil eksperimen yang lain, dan mendiskusikan bila ada perbedaan dan kekeliruan (Winarno:1980:90). Setiap kegiatan eksperimen harus dilakukan secara sistemik dan sistematis, yaitu harus dimulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan kajian hasil. Lebih mendalamnya siswa harus membuat laporan, kemudian disajikan di depan teman-teman yang lain. a. Karateristik Esensi pembelajaran ini adalah mencobakan sesuatu objek. Untuk mendukung keberhasilan pembelajaran eksperimen segala sesuatunya perlu dipersiapkan dan dikondisikan secara maksimal.mulai dari awal pembelajaran siswa sudah memahami topic eksperimen secara jelas. Demikian pula diakhir kegiatan eksperimen siswa memperoleh kemampuan sikap serta menunjukkan hasil temuan-temuan. b. Prosedur (1) Mempersiapkan alat bantu (alat eksperimen) (2) Petunjuk dan informasi tentang tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam eksperimen (3) Pelaksanaan eksperimen dengan menggunakan lembaran kerja/pedoman eksperimen yang disusun secara sistematis sehingga siswa dalam pelaksanaannya tidak banyak mendapat kesulitan dan membuat laporan 48
  • 49. (4) Penguatan perolehan teman-teman eksperimen dilakukan dengan diskusi, tanya jawab dan/atau tugas (5) Kesimpulan c. Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Eksperimen Kemampuan guru yang harus diperhatikan agar eksperimen berhasil dengan baik : (1) Mampu membimbing siswa dari merumuskan hipotesis sampai pada pembuktian dan kesimpulan serta membuat laporan eksperimen (2) Menguasai konsep yang dieksperimenkan (3) Mampu mengelola kelas (4) Mampu menciptakan kondisi pembelajaran eksperimen secara efektif (5) Mampu memberikan penilaian secara proses Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk menunjang eksperimen : (1) Memiliki motivasi, perhatian dan minat belajar melalui eksperimen (2) Memiliki kemampuan melaksanakan eksperimen (3) Memiliki sikap yang tekun, teliti dan kerja keras (4) Mampu menulis, membaca, dan menyimak dengan baik d. Keunggulan (1) Membangkitkan rasa ingin tahu siswa (2) Membangkitkan sikap ilmiah siswa (3) Membuat pembelajaran bersifat aktual (4) Membina kebiasaan belajar kelompok maupun individu e. Kelemahan (1) Memerlukan alat dan biaya (2) Memerlukan waktu relatif lama (3) Sangat sedikit sekolah yang memiliki fasilitas eksperimen (4) Guru dan siswa banyak yang belum terbiasa melakukan eksperimen 6. Metode Karya Wisata Pembelajaran karya wisata (field trip) artinya aktifitas belajar siswa dibawa keluar kelas. Karya wisata lebih menitikberatkan pada perjalanan yang relatif jauh dari kelas/sekolah untuk mengunjungi tempat-tempat yang berkaitan dengan topik bahasan yang bersifat umum. 49
  • 50. Selain untuk peningkatan kemampuan juga lebih bersifat untuk peningkatan aspek-aspek psikologis siswa. a. Karakteristik Menemukan sumber bahan pelajaran sesuai dengan perkembangan masyarakat, dilaksanakan diluar kelas/sekolah, memiliki perencanaan, aktifitas siswa lebih muncul daripada guru, aspek pembelajaran merupakan salah satu implementasi dari pembelajara berbasis kontekstual. b. Prosedur (1) Menetapkan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai siswa (2) Mempelajari topik karya wisata (3) Merumuskan kegiatan yang akan ditempuh (4) Melaksanakan kegiatan (5) Menilai kegiatan (6) Melaporkan hasil kegiatan c. Prasyarat Untuk Mengoptimalkan Metode Karya Wisata Kemampuan guru yang harus diperhatikan : (1) Mampu mengidentifikasi objek karya wisata yang sesuai dengan tujuan pembelajaran (2) Mampu membuat perencanaan dan panduan siswa dalam melaksanakan karya wisata (3) Mampu mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan dalam karya wisata (4) Mampu mengontrol, memfasilitasi dan membimbing aktifitas siswa selama melakukan kegiatan (5) Mampu menilai kegiatan karya wisata Kondisi dan kemampuan siswa yang perlu diperhatikan : (1) Mampu memahami petunjuk pelaksanaan karya wisata (2) Mampu menyusun laporan hasil karya wisata (3) Mampu belajar secara mandiri maupun kelompok (4) Mampu menggunakan bahan atau alat yang diperlukan dalam kegiatan karya wisata d. Keunggulan 50
  • 51. (1) Memberikan kesempatan pada siswa untuk memperoleh pengalaman nyata, praktis dan konkret (2) Dapat menumbuhkan rasa senang, minat dan motivasi terhadap objek tertentu (3) Memberikan masukan terhadap program sekolah (4) Mendekatakan siswa dengan lingkungan e. Kelemahan (1) Memerlukan alokasi waktu yang cukup banyak (2) Memerlukan pengawasan dan bimbingan ekstra ketat terhadap aktifitas siswa (3) Akan banyak menggunakan biaya (4) Jika tidak dikontrol maka siswa selal terlena dengan bermainnya daripada belajarnya 7. Metode Pemecahan Masalah Metode pemecahan masalah digunakan dalam implementasi pembelajaran terpadu maupun kontekstual karena pembelajaran ini dikembangkan secara integritas antara kemampuan siswa dengan topik bahasan maupun lingkungan. Metode ini cenderung menggunakan pendekatan kontruktivisme artinya pengetahuan, keterampilan dan sikap akan dikembangkan dan dibangun oleh siswa dibawah bimbingan guru. a. Karakteristik Metode pemecahan masalah merupakan suatu metode ilmiah yang digunakan dalam proses pembelajaran. Metode ini sesuai jika digunakan pada siswa sekolah dasar di kelas tinggi. Cenderung pendekatan induktif yang digunakan dalam proses pembelajaran pemecahan masalah, siswa belajar mulai dari hal-hal yang khusus sampai pada konsep umum. b. Prosedur (1) Merumuskan dan membatasi masalah (2) Merumuskan dugaan dan pernyataan (3) Mengumpulkan data atau mengolah data (4) Membuktikan atau menjawab pertanyaan (5) Merumuskan kesimpulan c. Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Pemecahan Masalah 51
  • 52. Kemampuan guru yang harus diperhatikan : (1) Mampu membimbing siswa dari merumuskan hipotesis sampai pada pembuktian dan kesimpulan serta membuat laporan pemecahan masalah (2) Menguasai konsep yang di problem-solvingkan (3) Mampu mengelola kelas (4) Mampu menciptakan kondisi pembelajaran pemecahan masalah secara efektif (5) Mampu memberikan penilaian secara proses Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan : (1) Memiliki motivasi, perhatian dan minat belajar melalui pemecahan masalah (2) Memiliki kemampuan melaksanakan pemecahan masalah (3) Memiliki sikap yang tekun, teliti dan kerja keras (4) Mampu menulis, membaca dan menyimak dengan baik d. Keunggulan (1) Mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah (2) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis (3) Mempelajari bahan pelajaran yang aktual dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat (4) Jika dilaksanakan secara kelompok dapat mengembangkan kemampuan sosial siswa (5) Mengoptimalkan kemampuan siswa e. Kelemahan (1) Waktu yang digunakan relatif lama (2) Bahan pelajaran tidak bersifat logis dan sistematis (3) Memerlukan bimbingan dari guru C. Hubungan Pengalaman Belajar dengan Metode Mengajar Pengalaman belajar (learning experience) merupakan suatu proses kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Keterampilan proses merupakan pendekatan belajar – mengajar yang mengarah pada pengembangan kemampuan-kemampuan mental, fisik, dan social yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri siswa (Depdikbud 1990:9). 52
  • 53. Pengalaman yang diperoleh siswa dalam pembelajaran dapat berupa pengalaman intelektual, emosional, social, fisik-motorik. Perkembangan itu dicapai melalui serentetan pengalaman, yaitu pengalaman mengindera, seperti melihat dan mendengar. Pengalaman berpikir, seperti mengingat dan menyelesaikan persoalan. Pengalaman sosial, seperti berkomunikasi dan bekerja sama. Pengalaman emosional, seperti dihargai dan dikagumi. Dalam metode ceramah, pengalaman menyimak merupakan pengalaman yang cenderung banyak diperoleh siswa. Disini akan terjadi proses mental yaitu mengerti dan tidak mengerti, diterima dan tidak diterima. Pembelajaran melalui diskusi yang dilaksanakan secara efektif akan banyak berdampak terhadap pengalaman siswa. Pengalaman yang diperoleh diantaranya yaitu bekerja sama, menjadi pemimpin/anggota kelompok, mengeluarkan ide atau pendapat, berkomunikasi dalam kelompok dan pengalaman menyimpulkan hasil penyelesaian masalah. Dalam pembelajaran simulasi secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak terhadap pengalaman belajar siswa, diantaranya dalam berinteraksi, berkomunikasi dalam kelompok, bekerja sama dan menilai proses kegiatan simulasi. Hal yang perlu diperhatikan dalam metode demonstrasi adalah posisi siswa seluruhnya harus dapat memperhatikan terhadap objek yang akan didemonstrasikan. Pengalaman yang diperoleh yaitu memperhatikan prosedur yang sistematis, mempraktikan keterampilan secara proses, menggunakan alat atau bahan yang sebenarnya. Dalam pembelajaran eksperimen, pengalaman yang diperoleh hamper sama dengan pembelajaran demonstrasi, tetapi dalam eksperimen juga akan diperoleh pengalaman membanding-bandingkan dengan hasil eksperimen yang lain, mendiskusikan apabila ada perbedaan dan kekeliruan, menemukan suatu konsep dan membuktikan secara proses. Pengalaman yang diperoleh dari pembelajaran karya wisata yaitu bersosialisasi, bekerja sama, berinteraksi, mengamati dan menilai objek. Pengembangan kemampuan dengan pengalaman memecahkan masalah, mengambil keputusan dan menerapkan ide-ide. 53
  • 54. MODUL 6 MEDIA PEMBELAJARAN Tingkat keefektifan pembelajaran di sekolah dasar salah satunya dipengaruhi oleh kemampuan guru menerapkan asas kekonkretan dalam mengelola proses pembelajaran. Untuk mewujudkan asas kekonkretan dalam pembelajaran di sekolah dasar dibutuhkan adanya media pembelajaran yang tepat. Penggunaan media dalam proses pembelajaran akan menumbuhkan kebermaknaan belajar di mana para siswa akan lebih tertarik, merasa senang, dan termotivasi untuk belajar, serta menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap sesuatu yang dipelajarinya. A. Hakikat, Fungsi serta Peranan Media Pembelajaran Media pembelajaran pada hakikatnya merupakan saluran atau jembatan dari pesan-pesan pembelajaran (messages) yang disampaika oleh sumber pesan (guru) kepada penerima pesan (siswa) dengan maksud agar pesan-pesan tersebut dapat diserap dengan cepat dan tepat sesuai dengan tujuannya. Pemahaman terhadap konsep media pembelajaran tidak terbatas hanya kepada peralatan (hardware), tetapi yang lebih utama yaitu pesan atau informasi (software) yang disajikan melalui peralatan tersebut. Dengan demikian, konsep media pembelajaran itu mngandung pengertian adanya peralatan dan pesan yang disampaikannya dalm satu kesatuan yang utuh. Fungsi utama media pembelajaran, yaitu sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif. Dengan fungsi itu, media pembelajaran harus dijadikan bagian integral keseluruhan proses pembelajaran itu sendiri. Dalam penggunaannya harus relevan dengan tujuan/kompetensi yang ingin dicapai dan bahan ajar, tidak diperkenankan menggunakannya hanya sekedar untuk permainan atau memancing perhatian siswa semata. Fungsi lain yaitu untuk mempercepat proses belajar sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan mengurangi verbalisme (salah penafsiran) Guru dapat lebih mengefektifkan pencapaian kompetensi/tujuan pembelajaran melalui penggunaan media secara optimal, sebab media ini memiliki nilai dan manfaat yang sangat menguntungkan, diantaranya : 1. Membuat konkret konsep-konsep yang abstrak 54