Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan hukum gadai menurut Islam. Gadai didefinisikan sebagai perjanjian pinjam meminjam dengan menyerahkan barang sebagai jaminan utang. Hukum gadai didasarkan pada Al-Quran, hadis, dan ijma. Syarat gadai meliputi kesehatan pikiran, dewasa, barang yang ada saat akad, dan barang dapat diserahkan. Rukun gadai terdiri dari penggadai, penerima
1. Anggota kelompok :
1. Hanifa Nurul Fauzia (122120024)
2. Hendun Budiyani (122120026)
3. Heni Novianti (122120027)
4A
KELOMPOK 7
2. A. Pengertian gadai dan hukum
gadai
1. Pengertian Gadai
Gadai (al rahn) secara bahasa dapat diartikan sebagai (al
stubut, al habs) yaitu penetapan dan penahanan.
Secara istilah dapat diartikan menjadikan suatu benda
berharga dalam pandangan syara’ sebagai jaminan atas
adanya 2 kemungkinan, untuk mengembalikan uang itu atau
mengambil sebagian benda itu. Gadai adalah perjanjian
(akad) pinjam meminjam dengan menyerahkan barang
sebagai tanggungan utang.
4. B. Syarat dan Rukun Gadai
Syarat syarat gadai:
1. Sehat fikirannya
2. Dewasa, baligh
3. Barang yang digadaikan telah ada di waktu gadai
4. Barang gadai bisa diserahkan/dipegang oleh
penggadai
5. Adapun rukun gadai:
1. Orang yang menggadai/orang yang menyerahkan barang
jaminan (Ar-rahin)
2. Orang yang menerima barang gadai (Al-murtahin)
3. Barang yang dijadikan jaminan (Al-marhun)
4. Akad (ijab dan qobul)
5. Adanya hutang yang dimiliki oleh penggadai.
6. Jenis Rahn
1. Rahn ‘iqar: bentuk gadai, dimana barang yang
digadaikan hanya dipindahkan kepemilikannya,
namun barangnya sendiri masih tetap dikuasai dan
dipergunakan oleh pemberi gadai.
2. Rahn Hiyazi: bentuk gadai dimana barang yang
digadaikan ikut dipindahkan kepemilikannya
beserta hak kepemilikannya.
7. Ketentuan pokok gadai
1. Shighat (ijab dan qabul)
2. Waktu gadai menjadi keharusan
3. Waktu serah terima gadai dianggap sah
4. Hukum – hukumserah terima
8. C. Pemanfaatan Barang Gadai
Dalam pemanfaatan barang gadai, terdapat perbedaan
pendapat dalam kalangan ulama’, diantaranya:
1. Menurut Jumhur Fuqoha’
2. Menurut Ulama Hanafi
3. MenurutMahmud Shaltut
4. Menurut Imam Ahmad, Ishak, Al Laits Dan Al Hasan
9. D. Resiko Kerusakan Marhun (barang
gadai)
1. Menurut Ulama Hanafiyah: murtahin yang
memegang marhun menanggung resiko kerusakan
marhun atau kehilangan marhun bila marhun itu
rusak atau hilang karena disia - siakan maupun
dengan sendirinya.
2. Menurut Ulama Syafi’iyah: murtahin menanggung
resiko kehilangan, attau kerusakan marhun bila
marhun itu rusak atau hilang karena disia siakan
murtahin.
11. Penanya:
Evi Rifangatul
Bagaimana gadai BPKB?
Boleh, asal kita tidak boleh mengambil untung dari
gadai tersebut, karena haram dan riba.
Azizul Sachita E.
Hukumgadai dari barang yang dimiliki & dikuasai dgn
hukum gadai di atas?
Boleh, karena sebatas tidak mengurangi
12. Harry Widiantoro
Gadai syariah? Itu terjadi karena apa?
Gadai konvensional pake bunga. Gadai syariah bagi
hasil.