Majelis Mujahidin bermaksud menyatukan kaum muslim untuk bersama-sama berjuang menegakkan syariat Islam secara menyeluruh di segala aspek kehidupan dengan menjadikan al-Quran dan sunnah sebagai pedoman perjuangan melalui kerjasama lintas suku, bangsa, dan negara.
1. MAJELIS MUJAHIDIN INDONESIA
M uqaddimah
Majelis Mujahidin adalah lembaga yang dilahirkan melalui
Konggres Mujahidin I yang diselenggarakan di Yogyakarta tanggal
5-7 Jumadil Ula 1421 H, bertepatan dengan tanggal 5-7 Agustus
2000. Konggres tersebut bertemakan Penegakan Syari’ at Islam,
dihadiri oleh lebih dari 1800 peserta dari 24 Propinsi di Indonesia,
dan beberapa utusan luar-negeri. Konggres Mujahidin I itulah yang
kemudian mengamanatkan kepada sejumlah 32 tokoh Islam
Indonesia yang tercatat sebagai Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA)
untuk meneruskan misi Penegakan Syari’ at Islam melalui wadah
yang disebut sebagai Majelis Mujahidin
2. Tempat dan Waktu Didirikan
• Majelis Mujahidin dipermaklumkan di
Yogyakarta melalui Kongres Mujahidin, pada
hari Senin 7 Jumadil Ula 1421 H, bertepatan
dengan tanggal 7 Agustus 2000 M, untuk
jangka waktu yang belum ditentukan.
Tempat Kedudukan. Majelis Mujahidin
berpusat di Yogyakarta dengan Perwakilannya
di seluruh wilayah Indonesia dan luar negeri.
3. Maksud dan Tujuan
• Majelis Mujahidin bermaksud menyatukan
segenap potensi dan kekuatan kaum muslimin
(mujahidin). Tujuannya adalah, untuk bersama-
sama berjuang menegakkan Syari’ah Islam dalam
segala aspek kehidupan, sehingga Syari’ah Islam
menjadi rujukan tunggal bagi sistem
pemerintahan dan kebijakan kenegaraan secara
nasional maupun internasional. Yang
dimaksudkan dengan Syari’at Islam disini adalah,
segala aturan hidup serta tuntunan yang
diajarkan oleh agama Islam yang bersumber dari
al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad Saw.
4. Manhaj Perjuangan
• Manhaj perjuangan Majelis Mujahidin adalah
Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Saw. yang
shahih.
5. Sifat Majelis Mujahidin
• Majelis Mujahidin bersifat Tansiq atau aliansi
gerakan (amal) di antara ummat Islam
(mujahid) berdasarkan ukhuwah, kesamaan
aqidah serta manhaj perjuangan, sehingga
majelis ini mampu menjadi panutan ummat
dalam hal berjuang menegakkan Dienullah di
muka bumi ini, tanpa dibatasi oleh suku,
bangsa ataupun negara
6. • Aliansi atau tansiq ini dikembangkan dalam 3
formulasi, yakni: Kebersamaan dalam misi
menegakkan syari’at Islam (tansiqul fardi),
Kebersamaan dalam Program menegakkan
syari’at Islam (tansiqul ‘amali), dan
Kebersamaan dalam satu institusi Penegakan
Syari’ah Islam (tansiqun nidhami).
7. Visi, Misi dan Aqidah Majelis
Mujahidin
I. Visi Majelis Mujahidin
Visi Majelis Mujahidin adalah tegaknya Syari’at
Islam dalam kehidupan umat Islam
II. Misi Majelis Mujahidin
Misi Majelis Mujahidin adalah berjuang demi
tegaknya syari’at Islam secara menyeluruh
(kaffah). sehingga memperoleh keberuntungan
hidup dunia-akhirat dan membawa rahmat bagi
bangsa, negara , umat manusia, dan alam
semesta.
8. Aqidah Majelis Mujahidin
• Penegakan Syari’at Islam yang diemban oleh Majelis
Mujahidin dilandasi oleh ajaran Tauhid yang utuh,
yakni Tauhid sebagaimana yang dituntunkan oleh
Rasulullah Saw. sesuai dengan pemahaman Ulama
salafus shalih. Dalam memahami Tauhid, manusia
tidak boleh berpedoman hanya pada Tauhid
Rububiyah dan Tauhid Asma’ wa Sifat saja, yang hanya
meyakini Allah Swt. sebagai penguasa dan pengatur
alam semesta, yang menentukan hidup-mati dan rizki
manusia. Juga tidak cukup sekedar meyakini bahwa
Allah itu Maha Mengetahui, Maha Kuasa, dan sifat-
sifat Allah lainnya. Apabila Tauhid hanya dibatasi pada
Tauhid Rububiyah dan Tauhid Asma’ wa Sifat saja,
maka berarti manusia meniru perilaku iblis yang
kemudian memperoleh murka dan azab dari Allah Swt
untuk selama-lamanya.
9. • Keyakinan akan kekuasaan Allah Swt. sebagai penguasa dan pengatur alam
semesta serta Allah itu Maha Mengetahui, Maha Kuasa, dan sifat-sifat Allah
lainnya harus disertai dengan keta’atan akan semua perintah Allah, agar
manusia selamat hidupnya dunia dan akhirat. Keta’atan pada perintah Allah
swt secara menyeluruh inilah hakekat dari Tauhid para nabi yang membuat
manusia beruntung dalam kehidupannya. Keta’atan hanya pada sebagian
perintah Allah saja, tidak dapat dibenarkan dan sikap demikian diancam oleh
Allah Swt. sebagaimana tertera dalam al Qur’an surat al-Baqarah ayat 85 yang
artinya: “Apakah kalian hanya mengikuti sebagian saja tuntunan Allah dan
menolak sebagian lainnya? Jika begitu sikap kalian maka tidak ada imbalan
yang setimpal kecuali kehinaan di dunia sedangkan di akhirat akan menerima
siksa yang pedih.”. Di sinilah hakekat dari beriman dan ber-Islam secara benar
yang seharusnya menjadi landasan berfikir, bersikap, dan bertindak kaum
muslimin maupun ormas, orpol serta jama’ah/harakah Islam.
10. Aliansi Gerakan
• Pada Kongres I di Yogyakarta, diputuskan bahwa Majelis Mujahidin merupakan
organisasi aliansi gerakan (tansiq amal) yang bersifat universal, tidak dibatasi
suku, bangsa maupun negara. Memang format tansiq ini memang masih
menjadi bahan perdebatan yang cukup panjang di antara aktivis Majelis
Mujahidin. Namun yang pasti, tansiq ini bisa saja diikuti oleh organisasi maupun
personal. Meskipun tidak atau belum ada aturan tertulis mengenai syarat
menjadi anggota Majelis Mujahidin, namun cukup dimaklumi bahwa anggota
Majelis Mujahidin adalah muslim yang taat. Konsekuensi lain dari format aliansi
adalah adanya kesiapan anggota-anggotanya untuk berbeda pendapat dengan
anggota yang lainnya. Inilah barangkali yang menjadi ciri khusus Majelis
Mujahidin, dibandingkan dengan kelompok muslim “fundamentalis” yang pada
umumnya tertutup tetapi justru di sini kader-kadernya harus siap menghadapi
perbedaan-perbedaan. Namun ternyata jika diselami lebih jauh, aliansi
Mujahidin ini masih mempersyaratkan, yaitu keshahihan aqidah, dalam
timbangan mujadihin, yaitu dalam prespektif aqidah salaf. Dengan mereka yang
sama-sama beraqidah salaf bisa melakukan aliansi lebih terbuka, sedangkan
dengan mereka yang tidak beraqidah salaf, aliansinya dilakukan hanya dalam
wilayah perjuangan penegakan syariah. Jadi di sini semacam ada kaidah “kita
beramal dalam masalah yang kita sepakati”
11. Simpulan
• Majelis Mujahidin bermaksud menyatukan segenap potensi
dan kekuatan kaum muslimin (mujahidin). Tujuannya adalah,
untuk bersama-sama berjuang menegakkan Syari’ah Islam
dalam segala aspek kehidupan, sehingga Syari’ah Islam menjadi
rujukan tunggal bagi sistem pemerintahan dan kebijakan
kenegaraan secara nasional maupun internasional. Yang
dimaksudkan dengan Syari’at Islam disini adalah, segala aturan
hidup serta tuntunan yang diajarkan oleh agama Islam yang
bersumber dari al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad Saw.
perjuangan Majelis Mujahidin adalah Al-Qur’an dan Sunnah
Rasulullah Saw. yang shahih. Majelis Mujahidin bersifat Tansiq
atau aliansi gerakan (amal) di antara ummat Islam (mujahid)
berdasarkan ukhuwah, kesamaan aqidah serta manhaj
perjuangan, sehingga majelis ini mampu menjadi panutan
ummat dalam hal berjuang menegakkan Dienullah di muka
bumi ini, tanpa dibatasi oleh suku, bangsa ataupun negara