Makalah ini membahas tentang paradigma negatif masyarakat terhadap matematika dan cara mengubahnya. Beberapa mitos yang berkembang antara lain bahwa matematika sulit dan membosankan. Paradigma ini terbentuk karena faktor guru, siswa, dan matematika itu sendiri. Untuk mengubahnya, perlu pendekatan pembelajaran yang memberdayakan siswa secara aktif.
1. Paradigma matematika | 1
MAKALAH
PARADIGMA MATEMATIKA
Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester Mata Kuliah
Bahasa Indonesia
Dosen pengampu: Indrya Mulyaningsih, M. Pd.
Disusun oleh:
Nida Hilyatul Mudrikah
(14121530631)
Matematika-C/ II
FAKULTAS TARBIYAH
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
TAHUN AKADEMIK 2012/2013
2. Paradigma matematika | 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tidak sedikit orang yang bilang bahwa matematika itu pelajaran yang
sulit. Banyak orang yang bilang bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran
yang sulit. para siswa menganggap bahwa pelajaran matematika merupakan
momok dalam dunia pendidikan.hal itu terbukti dengan banyaknya nilai jelek
yang terjadi dalam kebanyakan nilai ulangan harian maupun ulangan uan. dan
juga hasil survey pendapat yang diadakan kebnyakan siswa berpendapat bahwa
pelajaran matematika meruakan pelajaran yang sukar dan membosankan.
Paradigma ini perlu dibenahi agar dapat menjadikan matematika
sebagai pelajaran yang digemari oleh kalangan pelajar. Banyak sekali metode
pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika.
B. Rumusan masalah
Apa sajakah mitos mengenai matematika yang berkembang di
masyarakat ?
Bagaimana paradigma mengenai matematika di kalangan berbagai
pihak ?
Bagaimana cara mengubah paradigma negatif tentang matematika ?
Metode pembelajaran apa saja yang bisa diterapkan pada matematika ?
C. Tujuan masalah
Untuk mengetahui mitos matematika yang berkembang di masyarakat.
Mampu menjelaskan paradigma matematika di kalangan masyarakat.
Dapat mengubah paradigm negatif tentang matematika.
Mengetahui metode pembelajaran yang bisa diterapkan pada
matematika.
3. Paradigma matematika | 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tentang matematika
Kata "matematika" berasal dari kata μάθημα (máthema) dalam bahasa
Yunani yang diartikan sebagai "sains, ilmu pengetahuan, atau belajar", juga
μαθηματικός (mathematikós) yang diartikan sebagai "suka belajar". Nah, jika
menilik artinya secara harafiah, sebenarnya tidak ada alasan bagi kita untuk
tidak suka atau takut dengan matematika. Karena kalau kita tidak suka
matematika itu berarti kita tidak suka belajar. Kalau kita selama ini masih
menganggap matematika itu sulit, mungkin sebenarnya kita belum mengenal
apa itu matematika.
Menurut Morris Kline 1
bahwa jatuh bangunnya suatu Negara dewasa
ini tergantung dari kemajuan di bidang matematika dan Slamet Imam Santoso2
mengemukakan bahwa fungsi matematika dapat merupakan ketahanan
Indonesia dalam abad 20 di jalan raya, bangsa-bangsa.
Untuk mengenal matematika lebih dekat, lebih dulu kita mesti
mengetahui ciri-ciri atau mengenali sifat-sifatnya. Matematika itu memiliki
beberapa ciri-ciri penting. Pertama, memiliki obyek yang abstrak. Berbeda
dengan ilmu pengetahuan lain, matematika merupakan cabang ilmu yang
spesifik. Matematika tidak mempelajari obyek-obyek yang secara langsung
dapat ditangkap oleh indera manusia. Substansi matematika adalah benda-
benda pikir yang bersifat abstrak.
Konsep-konsep matematika memiliki pola pikir deduktif dan
konsisten. Matematika dikembangkan melalui deduksi dari seperangkat
anggapan-anggapan yang tidak dipersoalkan lagi nilai kebenarannya dan
dianggap saja benar. Dalam matematika, anggapan-anggapan yang dianggap
benar itu dikenal dengan sebutan aksioma. Sekumpulan aksioma ini dapat
1
Jujun S. Suriasumantri, Opcit. Hal. 172
2
Ibid., hal. 225
4. Paradigma matematika | 4
digunakan untuk menyimpulkan kebenaran suatu pernyataan lain, dan
pernyataan ini disebut teorema. Dari aksioma dan teorema atau dari teorema
dan teorema kemudian dapat diturunkan teorema lain. Akhirnya matematika
merupakan kumpulan butir-butir pengetahuan benar yang hanya terdiri atas dua
jenis kebenaran, yaitu aksioma dan teorema.
Walaupun pada awalnya matematika lahir dari hasil pengamatan
empiris terhadap benda-benda konkret (geometri), namun dalam
perkembangannya matematika lebih memasuki dunianya yang abstrak.3
Obyek
matematika adalah fakta, konsep, operasi dan prinsip yang kesemuannya itu
berperan dalam membentuk proses berpikir matematis, dengan salah satu
cirinya adalah adanya alur penalaran yang logis.
Selebihnya, kalau lah ada pengetahuan yang tampaknya benar, namun
belum dapat dibuktikan, maka butir pengetahuan itu belum dianggap kebenaran
dan hanya berupa suatu "takhayul" yang masih perlu dibuktikan. (Andi Hakim
Nasution: 2001). Dengan kata lain, kebenaran konsistensi matematika adalah
kebenaran dari suatu pernyataan tertentu yang didasarkan pada kebenaran-
kebenaran pernyataan terdahulu yang telah diterima sebelumnya.
Sehingga satu sama lain tidak mengalami pertentangan.
Disiplin utama dalam matematika awalnya didasarkan pada kebutuhan
perhitungan dalam perdagangan, pengukuran tanah dan memprediksi peristiwa
dalam astronomi. Ketiga kebutuhan ini secara umum berkaitan dengan ketiga
pembagian umum bidang matematika, yaitu studi tentang struktur, ruang dan
perubahan.
Studi tentang struktur dimulai dengan bilangan, seperti tentang
bilangan asli dan bilangan bulat serta operasi arimetikanya, yang semuanya itu
dijabarkan dalam aljabar dasar. Sedangkan teori bilangan, aljabar linier, aljabar
abstrak, struktur aljabar merupakan bagian lanjut dari studi tentang struktur ini,
yang akan dijumpai ketika seseorang studi lebih mendalam tentang matematika
diperguruantinggi.
3
Darhim Kas, Media Pendidikan Matematika. Hal. 8
5. Paradigma matematika | 5
Sedangkan ilmu tentang ruang berawal dari geometri, yaitu geometri
Euclid dan trigonometri dari ruang tiga dimensi (yang juga dapat diterapkan ke
dimensi lainnya), kemudian belakangan juga digeneralisasi ke geometri Non-
euclid yang memegang peran sentral, salah satunya dalam teori relativitas
umum.
Sementara kalkulus merupakan satu contoh bagian dari matematika
yang digunakan untuk memahami dan mendiskripsikan perubahan pada
kuantitas yang dapat dihitung. Konsep utama yang digunakan untuk
menjelaskan perubahan variabel adalah fungsi. Banyak permasalahan yang
berujung secara alamiah pada hubungan antara kuantitas dan laju
perubahannya, dan metode untuk memecahkan masalah ini adalah topik
bahasan dari persamaan differensial.
Dan tentu masih banyak lagi yang lain seperti analisis real, analisis
kompleks, maupun analisis fungsional yang belum akan dipelajari di bangku
SMA. Untuk menjelaskan dan menyelidiki dasar matematika, dikembangkan
bidang teori pasti, logika matematika dan teori model. Saat pertama kali
komputer disusun, beberapa konsep teori yang penting dibentuk oleh
matematikawan dan telah memicu munculnya bidang teori komputabilitas,
teori kompleksitas komputasional, teori informasi dan teori informasi
algoritma.
Nama umum untuk bidang-bidang penggunaan matematika dalam
ilmu komputer ini adalah matematika diskret. Bidang-bidang penting dalam
matematika terapan antara lain adalah statistik, yang menggunakan teori
probabilitas sebagai alat untuk memberikan deskripsi, analisis dan perkiraan
fenomena dan digunakan dalam hampir seluruh ilmu pengetahuan.
B. Mitos tentang matematika
Matematika adalah salah satu ilmu pasti yang wajib dipelajari di
sekolah. Dari sekian penelitian yang diadakan bisa ditarik kesimpulan bahwa
Matematika merupakan masalah besar bagi para siswa. Kecenderungan
terhadap hal ini memang menjadi salah satu tantangan besar, khususnya bagi
6. Paradigma matematika | 6
para pendidik dan pengajar mata pelajaran yang berkaitan. Pandangan
masyarakat terhadap matematika yang menyatakan bahwa matematika
merupakan mata pelajaran yang sulit tumbuh dan mengakar kuat di benak kita
semua. Tak terkecuali bagi para siswa.
Dibawah ini akan diterangkan mengenai mitos yang berkembang di
kalangan masyarakat:
1. Matematika merupakan mata pelajaran yang sangat sukar dipelajari
Matematika tidak sesulit yang dibayangkan. Sebenarnya tingkat
kesukaran suatu subjek pelajaran dilihat dari minat peserta didik itu
sendiri. Kalau dari awal sudah mulai menjustivikasi pelajaran
matematika itu sulit pasti akan terasa sulit.
2. Banyak rumus yang harus dihafalkan
Ciri mendasar dari matematika memang rumus akan tetapi tidak
semua rumus harus dihafal. Dalam mempelajari ilmu matematika
diperlukan adanya pemahaman konsep. Dengan memahami suatu konsep
rumus pun tak harus lagi di hafal.
3. Harus cepat dalam menghitung
Matematika memang berkaitan dengan hitung-menghitung seperti
yang mutlak harus dikuasai waktu di SD dulu. Tapi menginjak SMP dan
SMA hitung-menghitung hanyalah alat bantu untuk menemukan solusi
pemecahan masalah Matematika. Proses analisis penalaran terhadap
masalah atau soal sehingga bisa menemukan cara dan model Matematika
lalu diselesaikan menggunakan konsep menghitung. Jadi peranan
penalaran dan pemahaman konsep adalah satu hal yang menjadi titik
berat dalam Matematika.
4. Matematika adalah ilmu abstrak, tidak jelas penerapan dalam kehidupan.
5. Matematika itu membosankan
Matematika sangatlah menyenangkan bila kita sudah menjadikan
matematika menjadi salah satu alat untuk menemukan solusi terhadap
sebuah permasalahan tertentu. Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa
matematika adalah mengubah permasalahan menjadi model matematika
7. Paradigma matematika | 7
sehingga bisa ditemukan solusinya menggunakan penalaran dan
pemahaman konsep matematika. Dalam proses penemuan jawaban dan
solusi tidak terikat pada satu cara saja, melainkan ada banyak metode dan
langkah penyelesaian yang bisa dikerjakan.
C. Paradigma negatif tentang matematika
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dihindari
bahkan dibenci oleh kebanyakan siswa. Banyak siswa yang memberikan
respon negatif saat mendengar kata matematika. Matematika dianggap sebagai
pelajaran rumit dengan ratusan rumus dan logika yang membingungkan,
sehingga tidak jarang banyak nilai yang tidak memuaskan pada mata pelajaran
yang satu ini. Didasari dengan ketakutan ini akhirnya banyak siswa yang
menjustivikasi bahwa semua materi matematika itu sulit. Sehingga, paradigma
negatif bahwa matematika itu membosankan, sulit dipahami, dan tidak menarik
tertanam kuat pada diri siswa. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Djaali
dalam Surdika (1998: 2) menyimpulkan bahwa prestasi belajar matematika di
sekolah menengah sama dengan sekolah dasar yaitu relatif rendah jika
dibandingkan dengan mata pelajaran lain, yang disebabkan oleh rendahnya
minat belajar siswa.
Faktor yang membuat matematika dipandang negatif oleh para peserta
didik4
:
1. Faktor matematika itu sendiri
Belajar matematika menuntut kemampuan dalam berhitung,
menganalisa, dan lain-lain. Sedangkan kebanyakan siswa lebih memilih
membaca dan menghafal daripada berhitung.
2. Guru
Seorang guru memegang peranan penting dalam pengajaran dan
pendidikan pada siswanya. Paham atau tidaknya siswa kepada materi
pembelajaran tergantung kepada gurunya. Bagaimana guru
menyampaikan materi dan bagaimana guru menciptakan suasana belajar
4
Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar. Hal. 103.
8. Paradigma matematika | 8
di dalam kelas, memiliki pengaruh besar terhadap tingkat pemahaman
siswa. Sementara itu, kebanyakan guru matematika kurang disukai. Jadi,
bagaimana mungkin siswa akan menyukai matematika jika mereka tidak
menyukai guru yang mengajar.
3. Siswa
Secara turun temurun matematika dianggap sebagai musuh besar
bagi para siswa karena tingkat kesulitan yang dimilikinya. Hal ini telah
tersugesti kepada setiap siswa sehingga sebelum mencoba, mereka
menganggapnya sulit. Hal ini dibarengi dengan rendahnya motivasi siswa
untuk mampu menyelesaikan soal matematika. Padahal sesungguhnya,
jika ada sedikit motivasi untuk mencoba, mereka dapat menemukan
bahwa matematika itu menyenangkan.
D. Mengubah paradigma negatif matematika
Pendidikan matematika di tanah air saat ini sedang mengalami
perubahan paradigma. Terdapat kesadaran yang kuat, terutama di kalangan
pengambil kebijakan, untuk memperbaharui pendidikan matematika.
Tujuannya adalah agar pembelajaran matematika lebih bermakna bagi siswa
dan dapat memberikan bekal kompetensi yang memadai baik untuk studi lanjut
maupun untuk memasuki dunia kerja (Sutarto Hadi: 2008).
Paradigma baru pendidikan lebih menekankan pada peserta didik
sebagai manusia yang memiliki potensi untuk belajar dan berkembang. Siswa
harus aktif dalam pencarian dan pengembangan pengetahuan. Kebenaran ilmu
tidak terbatas pada apa yang disampaikan oleh guru. Guru harus mengubah
perannya, tidak lagi sebagai pemegang otoritas tertinggi keilmuan dan
indoktriner, tetapi menjadi fasilitator yang membimbing siswa ke arah
pembentukan pengetahuan oleh diri mereka sendiri5
.
Melalui paradigma baru tersebut diharapkan di kelas siswa aktif
dalam belajar, aktif berdiskusi, berani menyampaikan gagasan dan menerima
5
JJ. Hasibuan, Proses Belajar Mengajar. Hal. 4
9. Paradigma matematika | 9
gagasan dan orang lain, dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi (Zamroni,
2000).
Selama ini matematika matematika dianggap sebagai pelajaran
yang sulit oleh sebagian besar siswa. Anggapan ini tidak terlepas dari persepsi
yang berkembang di masyarakat tentang matematika. Anggapan banyak orang
bahwa matematika pelajaran yang sulit tanpa disadari telah mengkooptasi
pikiran siswa. Sehingga siswa juga beranggapan demikian, ketika berhadapan
dengan matematika. Pandangan bahwa matematika ilmu yang kering, abstrak,
teoritis, penuh dengan lambang-lambang dan rumus yang sulit dan
membingungkan.6
Anggapan ini ikut membentuk persepsi negatif siswa
terhadap matematika. Akibatnya pelajaran matematika tidak dipandang secara
objektif lagi.
Matematika sebagai salah satu ilmu pengetahun kehilangan sifat
netralnya (HJ Sriyanto: 2008). Tentu saja anggapan yang berkembang di
masyarakat tidak dapat disalahkan begitu saja. Anggapan itu muncul karena
pengalaman yang kurang menyenangkan terhadap pembelajaran matematika.
Anggapan bahwa matematika pelajaran yang sulit juga diperparah oleh sikap
guru ketika pembelajaran berlangsung. Sikap guru yang pemarah, suka
mencela, suka menghukum dan kalau mengajar terlalu cepat dan monoton
memperparah kondisi ini.
Untuk menghilangkan persepsi pada siswa bahwa matematika sulit,
harus dimulai dari diri guru. Pertama guru harus merubah paradigma
pembelajaran tradisional ke paradigma pembelajaran progresif. Pada
paradigma tradisional pembelajaran matematika disekolah cendrung
didominasi oleh transfer pengetahuan. Materi yang banyak dan sulit, serta
tuntutan untuk menyelesaikan materi pembelajaran telah membuat guru
membelajarkan matematika dengan cepat tapi tidak mendalam.
Pembelajaran matematika dilakukan dengan pola instruksi, bukan
konstruksi dan rekonstruksi pengetahuan.7
Bahkan tanpa memberi kesempatan
6
Darhim Kas, Media Pendidikan Matematika. Hal. 8.
7
JJ. Hasibuan, Proses Belajar Mengajar. Hal. 13
10. Paradigma matematika | 10
pada siswa untuk menentukan sendiri arah mana siswa ingin berekplorasi
dalam menemukan pengetahuan yang bermakna bagi dirinya.akibatnya
pembelajaran matematika di sekolah hanya bersifat hafalan dan bukan melatih
pola pikir. Kedua guru harus merubah paradigma tentang matematika.
Matematika bukan sekedar alat bagi ilmu yang lain, tapi matematika juga
merupakan aktivitas manusia.8
Hans Freudental berpendapat bahwa matematika merupakan
aktivitas insani (mathematics as human activity). Menurutnya siswa tidak bisa
di pandang sebagai penerima pasif matematika yang sudah jadi (passive
receivers of ready-made mathematics). Siswa harus diberi kesempatan untuk
menemukan kembali matematika di bawah bimbingan orang dewasa
(Gravemeijer, 1994).
Selain itu guru dapat memberikan selingan ketika pembelajaran
berlangsung. Selingan dalam pembelajaran matematika dapat berupa teka-teki
matematika, permainan matematika dan menceritakan kisah-kisah matematika.
Misalnya kisah thales yang ketika berada di Mesir, diminta oleh raja untuk
menentukan tingginya sebuah piramid. Thales pun menanti suatu saat disiang
hari ketika bayangan tubuhnya sama panjang dengan tinggi tubunya sendiri.
Kemudian mengukur panjang bayangan piramid yang tentu saja sama panjang
dengan tinngi piramid.
Masih banyak tehnik lain untuk mengubah persepsi siswa tentang
matematika. Karena matematika adalah aktivitas manusia, alangkah baiknya
juga dalam pembelajaran matematika guru beraktivitas mempelajari dan
mencari metode-metode baru dalam pembelajaran matematika. Sehingga guru
tidak monoton pada metode-metode tertentu saja. Dengan kreatifitas guru
diharapkan beberapa tahun mendatang matematika bukan lagi menjadi momok
bagi siswa tapi justru menjadi pelajaran yang disenangi.9
.
8
Muhibbi Syah, Psikologi Belajar. Hal. 181.
9
Ibid, hal. 68
11. Paradigma matematika | 11
E. Teori belajar Matematika
Penggunaan matematika atau berhitung dalam kehidupan manusia
sehari-hari telah menunjukan hasil nyata seperti dasar bagi desain ilmu teknik
misalnya perhitungan untuk pembangunan antariksa dan di samping dasar
desain ilmu teknik metode matematis memberikan inspirasi kepada pemikiran
di bidang social dan ekonomi dapat memberikan warna kepada kegiatan seni
lukis. Arsitektur dan musik.
Pengetahuan mengenai matematika memberikan bahasa, proses dan
teori yang memberikan ilmu suatu bentuk dan kekuasaan yang akhirnya bahwa
matematika merupakan salah satu kekuatan utama pembentukan konsepsi
tentang alam suatu hakikat dan tujuan manusia dalam kehidupannya.10
Keberhasilan proses balajar mengajar maematika tidak terlepas dari
persiapan peserta didik dan persiapan oleh para tenaga pendidik di bidangnya
dan bagi peserta didik yang sudah mempunyai minat untuk belajar matematika
akan merasa senang dan dengan penuh perhatian mengikuti pelajaran tersebut.
Pengajaran metematika adalah pemecahan masalah atau yang lebih
mengutamakan proses dari produk, maka teori belajar mengajar yang akan
lebih berperan dalam pemecahan masalah tersebut oleh Prof. ET Russefendi
dibahas hasil penemuan-penemuan para ahli di bidangnya, antara lain:
1. Aliran Latihan Mental
Anak yang belajar harus banyak latihan, semakin banyak, kuat
serta keras latihannya semakin baik.
2. Teori Thorndike
Belajar itu harus dengan pengaitan maksudnya pengaitan antara
pelajaran yang akan dipelajari anak didik dengan pelajaran yang telah
diketahui atau yang dipelajari sebelumnya. Makin kuat kaitannya makin
baik ia belajar. Penekanan teori Thorndike bahwa setiap pelajaran harus
dilatihhapalkan eengan cara stimulus respons berupa hadiah dengan nilai
yang baik dan atau setiap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada
anak didik, pendidik juga memberikan jawaban.
10
Jujun S. Suriasumantri., op cit. hal. 72.
12. Paradigma matematika | 12
3. Teori Dewey
Dewey termasuk aliran pendidikan yang progresif dimana Dewey
mengutamakan pada pengertian dan belajar bermakna, maksudnya anak
didik yang belum siap jangan dipaksa belajar. Para pendidik atau oran tua
sebaiknya menunggu kesiapan peserta didik atau anak untuk belajar, atau
dapat dilakukan dengan mengatur suasana pengajaran sehingga siswa
siap untuk belajar.
4. Aliran Psikologi Gestalt
Aliran psikologi Gestalt saling mendukung dengan aliran pengaitan
dari Thorndike dan aliran pendidikan progresif Dewey yaitu pengajaran
ditekankan pada pnegertian belajar bermakna dan pengaitan. Dan
penekanan pada latih hafal yang dilakukan setelah anak didik
memperoleh pengertian.
5. Teori Van Hiele
Penerapan teori Van Hiele diyakini dapat mengatasi kesulitan
belajar siswa dalam geometri. Hal ini disebabkan karena teori Van Hiele
lebih menekankan pada pembelajaran yang disesuaikan dengan tahap
berpikirsiswa. Geometri menempati posisi khusus dalam kurikulum
matematika karena banyaknya konsep-konsep yang termuat di dalamnya.
Dari sudut pandang psikologi, geometri merupakan penyajian
abstraksi pengalaman visual dan spasial, misalnya bidang, pola,
pengukuran dan pemetaan. Sedangkan dari sudut pandang matematik,
geometri menyediakan pendekatan-pendekatan untuk pemecahan
masalah, misalnya gambar-gambar, diagram, sistem koordinat, vektor,
dan transformasi. Geometri juga merupakan sarana untuk mempelajari
struktur matematika (Burger & Culpepper, 1993:140).
Tujuan pembelajaran geometri adalah agar siswa memperoleh rasa
percaya diri mengenai kemampuan matematikanya, menjadi pemecah
masalah yang baik, dapat berkomunikasi secara matematik, dan dapat
bernalar secara matematik (Bobango, 1992:148). Sedangkan Budiarto
(2000:439) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran geometri adalah
13. Paradigma matematika | 13
untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis, mengembangkan
intuisi keruangan, menanamkan pengetahuan untuk menunjang materi
yang lain, dan dapat membaca serta menginterpretasikan argumen-
argumen matematik.
Penelitian yang dilakukan Van Hiele melahirkan beberapa
kesimpulan mengenai tahap-tahap perkembangan kognitif anak dalam
memahami geometri. Van Hiele (Ismail, 1998) menyatakan bahwa
terdapat 5 tahap pemahaman geometri yaitu: Tahap pengenalan,analisis,
pengurutan, deduksi, dan keakuratan.
6. Teori Robert M. Gagne
Gagne menggabungkan ide-ide behaviorisme dan kognitivisme
dalam pembelajaran. Menurut Gagne, dalam pembelajaran proses
penerimaan informasi, diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam
bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi interaksi antara
kondisi internal dengan kondisi eksternal individu. Kondisi internal
adalah keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil
belajar dan proses kognitif yang terjadi di dalam individu.sedangkan
kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi
individu dalam proses pembelajaran.
F. Metode mengajar matematika
1. Metode Ceramah
Yang dimaksud ceramah ialah penerangan dan penuturan secara
lisan oleh guru terhadap kelas. Dalam pelaksanaan ceramah untuk
menjelaskan uraiannya, guru dapat menggunakan alat-alat pembantu
seperti gambar-gambar. Tetapi metode pertama berhubungan guru
dengan siswa adalah berbicara.
Peranan murid dalam metode ceramah adalah mendengarkan
dengan teliti serta mencatat pokok penting yang di kemukakan oleh guru.
Pelaksanaan ceramah yang wajar terletak pada pemberian fakta atau
informasi dalam waktu singkat terhadap sejumlah pendengar yang
relative besar dan apabila metode lain tidak mungkin ditempuh karena
14. Paradigma matematika | 14
tidak tersediannya bahan bacaan dan atau untuk menyimpulkan dan
memperkenalkan sesuatu yang baru.
Metode ceramah yang tepat digunakan :
a) Apabila guru akan menyampaikan bahan kepada murid yang besar
jumlahnya.
b) Apabila guru atau penceramah adalah pembicara yyang baik,
bersemangat dan berwibawa sehingga dapat merangsang para murid
untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan.
c) Apabila tidak ada waktu untuk berdiskusi dan bahan pelajaran yang
akan disampaikan terlalu banyak.
d) Apabila bahan pelajaran yang akan disampaikan hanya merupakan
keterangan atau penjelasan misalnya tentang hal-hal pokok yang telah
dipelajari oleh murid untuk memungkinkan para murid melihat lebih
jelas hubungan pokok yang satu dengan yang lain.
e) Apabila guru akan memperkenalkan okok baru dalam rangka
pelajaran yang lalu.
Keunggulan metode ceramah
a) Dalam waktu relative singkat dapat disampaikan bahan pelajran yang
sebanyak-banyaknya.
b) Organisasi kelas lebih sederhana, tidak perlu mengadakan
pengelompokan murid-murid.
c) Guru dapat menguasai seluruh kelas dengan mudah, walaupun jumlah
murid cukup besar.
d) Apabila penceramah berhasil baik, dapat menimbulkan semangat,
kreasi yang konstruktif, yang merangsang para murid untuk
melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan.
e) Metode ini lebih fleksibel dalam arti jika waktu terbatas bahan dapat
dipersingkat dengan mengambil garis besarnya saja, sebaliknya jika
waktu yang disediakan bahan banyak yang diberikan dapat diperluas
dan mendalam.
15. Paradigma matematika | 15
f) Guru atau penceramah dapat menguasai seluruh arah pembicaraan
mencapai tujuan yang diinginkannya.
Kelemahan metode ceramah
a) Guru sukar mengetahui sampai dimana batas kemampuan para murid
dalam memahami bahan-bahan yang telah dibicarakan.
b) Tidak jarang guru selalu mengejar target sejumlah bahan yang banyak,
sehingga pelaksanaannya lebih bersifat pemompaan.
c) Para murid lebih cenderung bersikap pasif dan menganggap segala
yang diceramahkan itu benar sehingga dengan demikian bentuk
pelajan menjadi bersifat verbalisme.
d) Mungkin sekali para murid kurang tepat dalam mengambil
kesimpulan sehingga berlainan dari apa yang dimaksud oleh guru.
e) Apabila guru atau penceramah tidak memperhatikan segi psikologis
dan didaktis, pembicaraan dapat melantur dan bertele-tele sehingga
membosankan bagi para murid.atau dapat pula inti ceramah menjadi
kabur karena terlalu banyak humor dalam membangkitkan minat dan
perhatian anak yang terlalu berlebih-lebihan.
2. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara mengajar dengan jalan mendiskusikan
suatu topik mata pelajaran tertentu, sehingga menimbulkan pengertian
serta perubahan tingkah laku murid. Dalam metode ini semua anak diikut
sertakan secara aktif untuk mencari pemecahan tentang topik tersebut
(diskusi = debat). Karena dalam diskusi memerlukan dan melibatkan
beberapa orang murid yang bekerjasama dalam mencapai kemungkinan
pemecahan yang terbaik, maka metode ini biasa juga disebut metode
musyawarah.
Maksud utanma metode ini adalah untuk merangsang murid
berfikir dan mengeluarkan pendapat sendiri serta secara sungguh-
sungguh menyumbangkan kemampuannya menghadapi masalah
bersama, mencari keputusan terbaik atas persetujuan bersama.
16. Paradigma matematika | 16
Adapun sifat masalah yang baik untuk didiskusikan ialah :
a) Masalah itu harus menarik minat anak-anak sesuai dengan tingkat
perkembangannya dan merupakan topik yang up to date dan aktual.
b) Mempunyai kemungkinan penecahan lebih dari satu kesimpulan yang
masing-masing dapat dipertahankan; bukan atas dasar benar atau salah
melainkan terutama atas dasar pertimbangan atau perbandingan; yang
kemudian bisa dipertemukan suatu konklusi yang setepat-te[patnya
melalui musyawarah.
Metode diskusi tepat digunakan :
a) Apabila ada masalah yang diperkirakan tepat untuk dipecahkan oleh
para murid.
b) Apabila diperlukan suatu keputusan atau pendapat bersama tentang
suatu masalah.
c) Apabila ingin menggugah kesanggupan pada anak untuk merumuskan
jalan pikirannya secara teratur dan dalam bentuk yang dapat diterima
oleh orang lain.
d) Apabila ingin membiasakan anak suka mendengar penmdapat orang
lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri; membiasdaka
bekerjasama dan bersikap terbuka dan penuh toleransi.
Kebaikan metode diskusi :
a) Suasana kelas sangat hidup sebab anak-anak sepenuhnya
mengarahkan perhatian dan pikirannya kepada masalah yang sedang
didiskusikan. Partisipasi anak, baik perorangan maupun seluruh kelas
lebih meningkat.
b) Dapat mempertinggi prestasi kepribadian individu, seperti : semangat
toleransi, jiwa demokrasi, kritis dalam berfikit, tekun, sabar dan
sebagainya.
c) Hasil-hasil diskusi mudah difahami dan dilaksanakan bersama karena
anak-anak ikut serta secara aktif dalam pembahasan sampai kepada
suatu kesimpulan.
17. Paradigma matematika | 17
d) Anak-anak dilatih mematuhi peraturan-peraturan dan tata tertib dalam
suatu diskusi sebagai pengalaman berharga bagi kehidupan
sesungguhnya kelak di masyarakat.
Kelemahan metode diskusi :
a) Terutama dalam kelompok besar mungkin sekali ada diantara anak
yang tidak aktif ambil bagian sehingga diskusi merupakan kesempatan
untuk melepaskan diri dari tanggungjawab.
b) Biasanya guru sulit menduga arah penyelesaian dan hasil diskusi
karena waktu yang dipergunakan cukup panjang serta beberapa faktor
lain yang mempengaruhi lancar tidaknya diskusi.
c) Tidak selamanya mudah bagi anak-anak untuk mengatur cara berfikir
sistematis dan rapih, apalagi secara ilmiah.
Cara mempersiapakan diskusi yang efektif :
a) Rumuskan tujuan khusus yang akan didiskusikan.
b) Selidiki dan pertimbangkan apakah metode ini tepat untuk dipakai.
c) Persiapkan bahan-bahan sesuai dengan tujuan khusus yang hendak
dicapai dalam diskusi.
d) Guru hendaknya mempersiapkan diri sebagai pimpinan diskusi dari
segala kemungkinan penyimpangan-penyimpangan yang akan terjadi.
e) Usahakan agar setiap murid mendapat giliran berbicara dan
mengemukakan pendapatnya. Untuk itu guru harus mempunyai
catatan tentang pribadi masing-masing murid yang diikut sertakan
dalam diskusi.
3. Metode Tanya-Jawab
Metode Tanya-jawab ialah penyampaian pelajaran oleh guru
dengan jalan mengajukan pertanyaan dan murid menjawab.
Metode ini dimaksudkan untuk meninjau pelajaran yang lalu, agar
para murid atau siswa memusatkan lagi perhatian tentang sejumlah
kemajuan yang telah dicapai sehingga dapat melanjutkan pelajaran
berikutnya, dan untuk merangsang perhatian murid karna metode ini
dapat digunakan pula sebagai apersepsi, selingan, dan evaluasi.
18. Paradigma matematika | 18
Metode Tanya-jawab tepat digunakan :
a) Apakah ditujukan untuk merangsang anak agar perhatiannya terarah
kepada masalah yang sedang dibicarakan.
b) Apakah dimaksudkan untuk mengarahkan pengamatan dan proses
berpikir anak.
c) Apabila ditujukan sebagai ulangan untuk menilai pelajaran yang telah
diberikan.
d) Apabila ditujukan sebagai selingan dalam ceramah.
Kebaikan metode tanya-jawab :
a) Situasi kelas lebih hidup karena para murid aktif berfikir dan
menyampaikan buah pikirannya melalui jjawaban-jawabannya atas
pertanyaan guru.
b) Sangat positif untuk melatih anak agar berani mengemukakan
pendapat dengan lisan secara teratur.
c) Timbulnya perbedaan pendapat diantara para murid, membawa kelas
pada situasi diskusi yang menarik.
d) Murid yang biasanya segan mencurahkan perhatian, menjadi lebih
berhati-hati dan secara sungguh-sungguh mengikuti pelajaran.
e) Sekalipun pelajaran berjalan agak lamban tetapi guru dapat melakukan
control terhadap pemahaman dan pengertian murid tentang masalah
yang dibicarakan.
Kelemahan metode tanya-jawab :
a) Apabila terjadi perbedaan pendapat antara murid dengan murid akan
menimbulkan perdebatan sengit sehingga memakan banyak waktu
untuk menyelesaikannya. Lebih-lebih apabila timbul perbedaan
pendapat antara murid yang menyalahkan pendapat guru maka akan
mengandung resiko yang cukup besar.
b) Kemungkinan timbul penyimpangan dari pokok persoalan, terutama
apabila terdapat jawaban-jawaban yang kebetulan lebih menarik
perhatian murid atau murid mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
19. Paradigma matematika | 19
mengandung masalah baru padahal jauh dari sasaran pelajaran yang
dituju.
c) Memakan waktu yang cukup lama untuk merangkum bahan-bahan
pelajaran.
Bagaimana mempersiapkan tanya-jawab yang efektif :
a) Terlebih dahulu rumuskan tujuan khusus yang akan dicapai dengan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
b) Selidiki dan pertimbangkan dengan seksama apakah metode tanya-
jawab ini tepat untuk dipakai.
c) Kemudian susunlah bahan-bahan pertanyaan yang dapat
membangkitkan minat dan perhatian, dapat mendorong inisiatif anak,
dan dapat merangsang murid untuk bekerja sama.
d) Dalam penggunaan mmetode ini hendaknya diarahkan pula untuk
melatih anak mampu mengasosiasikannya dengan masalah-masalah
lain.
e) Tehnik mengajukan pertanyaan hendaknya ditujukan kepada seluruh
kelas secara bergilir dan merata, tidak hanya tertuju pada murid
tertentu saja.
f) Supaya dihindari kemungkinan-kemungkinan jawaban yang dapat
menyimpang dari pokok persoalan.
g) Menyediakan kesempatan bertanya bagi murid yang masih
memerlukan penjelasan.
4. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi ialah suatu metode mengajar yang dilakukan
guru atau seseorang lainnya dengan memperlihatkan kepada seluruh
kelas tentang suatu proses atau suatu cara melakukan sesuatu.
Metode demonstrasi tepat digunakan :
a) Apabila ingin menjelaskan tentang proses mengatur sesuatu; misalnya
bagaimana mengatur barisan agar tertib dan disiplin, atau tentang
bagaimana mengatur tata ruang belajar agar menyenangkan, bergairah
dan pikiran dapat terkonsentrasi.
20. Paradigma matematika | 20
b) Apabila ingin mejelaskann tentang bagaimana membuat sesuatu;
misalnya tentang membuat foto, kebun percontohan kolam ikan,
bangunan rumah murah dan sebagainya. Dengan memperlihatkan
proses pembuatannya akan lebih berarti daripada keterangan hanya
dengan lisan semata.
c) Apabila ingin menjelaskan tentang proses bekerja sesuatu; misalnya
tentang bekerjanya mesin sepeda motor, guru mempelihatkan gambar
tentang hubungan onderdil satu dengn yang lainnya serta bekerjanya
mekanisme onderdil-onderdil itu. Kemudian alat sebenarnya di
perlihatkan kepada murid dan para murid-murid diberi kesempatan
mengamat-amati onderdil-onderdil itu. Bilamana mungkin, para murid
diberi kesempatan pula secara praktik melakukan bongkar pasang
mesin tersebut.
d) Apabila ingin menjelaskan tentang bagaimana mengerjakan atau
menggunakan sesuatu; misalnya latihan kemiliteran dalam
menggunakan senjata. Para muris berkumpul menyaksikan instruktur
mendemonstrasikan cara-cara bongkar-pasang senjata dan menembak
serta langkah-langkah pengamanannya.
e) Apabila ingin menjelaskan tentang terdiri dari apa saja sesuatu itu;
misalnya dalam hal masak-memasak atau menganalisa obat-obatan
dan sebagainya.
f) Apabila ingin menjelaskan tentang cara bagaimana yang lebih baik
melakukan sesuatu; misalnya tentang cara menggambar sebuah
rencana gedung sekolah lebih baik menghadap ke Barat atau ke
Timur, atau tentang cara menananm cengkeh yang baik dengan
menggunakan dua cara peraatan, dan sebagainya.
g) Apabila ingin membuktikan tentang kebenaran sesuatu; mialnya
tentang udara yang menurut ilmu alam mengandung kurang lebih 256
zat asam. Untuk membuktikan teori ini, guru mengambil lilin, selas
dan pring yang berisi air berwarna. Lilin kemudian dinyalakan,
diletakkan di tengah-tengah piring dan selanjutnya ditutupi dengan
21. Paradigma matematika | 21
gelas. Ternyata lilin padam dan air naik ke dalam gelas setinggi
kurang lebih setengah gelas. Dengan cara inilah guru men-
demonstrasikan suatu pembuktian tentang kebenaran suatu prinsip
sehingga dengan demikian akan mempertinggi minat dan perhatian
murid.
Kebaikan metode demonstrasi:
a) Dengan metode ini para murid dapat menghayati dengan sepenuh hati
mengenai pelajaran yang diberikan.
b) Perhatian anak dapat terpusat pada hal-hal penting yang
didemonstrasikan.
c) Mengurangi kesalahan-kesalahan dalam mengambil kesimpulan dari
apa yang diterangkan guru secara lisan atau apa yang dipelajari di
dalam buku, karena murid memperoleh gambaran melalui pengamatan
langsung terhadap suatu proses.
d) Masalah yang mungkin timbul dalam hati anak-anak dapat langsung
terjawab.
Kelemahan metode demonstrasi:
a) Apabila sarana peralatan kurang memadai, tidak sesuai dengan
kebutuhan atau tidak bisa diamati dengan jelas oleh para murid, maka
metode ini kurang effektif.
b) Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelas.
Mempersiapkan demonstrasi :
a) Merumuskan tujuan yang hendak dicapai berupa kecakapan serta
ketrampilan para murid setelah demonstrasi itu berakhir.
b)Merencanakan secara matang langkah-langkah demonstrasi yang akan
dilaksanakan.
c) Memperhitungkan waktu yang tersedia.
d)Menetapkan rencana untuk menilai hasil-hasil demonstrasi yang telah
dicapai.
5. Metode permainan
22. Paradigma matematika | 22
Sering guru mengeluh, banyak siswa motivasi belajarnya rendah
walaupun guru sudah berupaya menggunakan berbagai metode.
Penerapan media permainan bisa digunakan sebagai salah satu alternative
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Banyak orang yang
beranggapan bahwa bermain dan belajar adalah sesuatu yang bertolak
belakang. ” Banyak bermain akan mengurangi waktu belajar”, begitu
kata para orangtua. Sedangkan menurut anak, ” bermain itu
menyenangkan dan belajar itu menjemukan!”. bermain kadang
disamakan dengan main-main yang lebih bernada sepele, tidak serius dan
dianggap sebagai tindakan yang hanya dilakukan oleh anak kecil.
Padahal, banyak aspek yang terkandung dalm bermain terlebih bermain
yang memiliki unsur pendidikan .
Bermain mengandung aspek kegembiraan, kelegaan, kenikmatan
yang intensif, bebas dari ketegangan atau kedukaan, bersifat
memerdekakan jiwa. Permainan manusia sangat erat dan ekspresi diri,
spontanitas, melatih pribadi untuk siap melewati persaingan, siap
menerima kemenangan sekaligus siap menerima kekalahan, dan
aktualisasi diri. Oleh karena itu, permainan bersifat mendewasakan.
Melalui bermain, seseorang belajar banyak tentang kehidupan
baik itu belajat kemandirian, keberanian, sosialisasi, kepemimpinan dan
menyadari arti akan eksistensi dirinya .
Riset-riset otak mutakhir menunjukkan hasil-hasil luar biasa
berkaitan dengan Learning dan Brain. Misalnya, Peter Kline, dalam The
Everyday Genius mengatakan bahwa proses belajar akan berlangsung
sangat efektif apabila seseorang berada dalam keadaan yang fun. “Bapak
Accelerated Learning” asal Bulgaria, Georgi Lazanov. Lazanov
merumuskan pandangan ini dalam istilah “membangun sugesti positif”.
Proses pemercepatan belajar akan bisa dicapai apabila kondisi kelas
menyenangkan. Salah satu cara praktis membangun suasana kelas yang
menyenangkan, yang diusulkan oleh Lazanov, adalah lewat musik .
23. Paradigma matematika | 23
Ditengah permainanlah kita paling dekat dengan kekuatan penuh
kita. Kesenangan bermain tidak terhalang terlepaskan segala macam
indofrin positif dalam tubuh, melatih kesehatan dan membuat kita merasa
hidup sepenuhnya. Beberapa manfaat bermain dan belajar adalah sebagai
berikut :
a) Menyingkirkan keseriusan yang menghambat
b) Menghilangkan sterss dalam lingkungan belajar
c) Mengajak orang terlibat penuh
d) Meningkatkan proses belajar
1) Penggunaan Media Permainan
Salah satu media yang dapat digunakan dalam proses kegiatan
belajar mengajar adalah media permainan. Permainan adalah setiap
konteks antara pemain yang berinteraksi satu sama lain dengan
mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu pula. Permainan dapat menjadi sumber belajar atau media
belajar apabila permainan tersebut bertujuan untuk mencapai tujuan
pendidikan atau pembelajaran.
Anak dapat belajar berbagai kesempatan dan kegiatan baik
didalam sekolah maupun diluar sekolah. Permainan dapat membuat
suasana lingkungan belajar menjadi menyenangkan, segar, hidup,
bahagia, santai namun tetap memiliki suasana belajar yang kondusif .
Menurut Piageat, bermain adalah manifestasi penyesuaian , salah satu
dasar proses-proses mental menuju pada pertumbuhan intelektual dan
bermain merupakan suatu mekanisme penyesuaian yang penting bagi
perkembangan atau pertumbuhan manusia..
Menurut Sadiman (2006) sebagai media pembelajaran,
permainan mempunyai beberapa kelebihan, yaitu : permainan adalah
sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan, sesuatu yang
menghibur dan menarik. Permainan memungkunkan adanya
partisipasi aktif dari siswa untuk belajar. Permainan dapat
memberikan umpan balik langsung.
24. Paradigma matematika | 24
Permainan memungkinkan siswa untuk memecahkan masalah-
masalah yang nyata. Permainan memberikan pengalaman-pengalaman
nyata dan dapat diulangi sebanyak yang dikehendaki, kesalahan-
kesalahan operasional dapat diperbaiki. Membantu siswa
meningkatkan kemampuan komunikatifnya. Membantu siswa yang
sulit belajar dengan metode tradisional. Permainan besifat luwes,
dapat dipakai untuk bernagai tujuan pendidikan. Permainan dapat
dengan mudah dibuat dan diperbanyak.
6. Metode Penugasan / Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas resitasi adalah cara penyajian bahan
pelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar murid melakukan
kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggungjawabkannya. Tugas
yang diberikan oleh guru dapat memperdalam bahan pelajaran, dan dapat
pula mengecek bahan yang telah dipelajari. Tugas dan resitasi
merangsang anak untuk aktif belaja baik secara individual maupun
kelompok.
Agar hasil belajar siswa memuaskan, guru pewrlu merumuskan
tujuan yang jelas yang hendaknya dicapai oleh murid. Sifat daripada
tujuan-tujuan itu adalah :
a) Merangsang agar siswa berusaha lebih baik memupuk inisiatif,
bertanggungjawab dan berdiri sendiri.
b) Membawa kegiatan-kegiatan sekolah yang berharga kepada minat
siswa yang masih terluang. Waktu-waktu luang dari para siswa agar
dapat digunakan lebih konstruktif.
c) Memperkaya pengalaman-pengalaman sekolah dengan memulai
kegiatan-kegiatan di luar kelas.
d) Memperkuat hasil belajar di sekolah dengan menyelenggarakan
latihan-latihan yang perlu integrasi dan penggunaanya.
Selain itu, guru juga perlu memberikan petunjuk-petunjuk yang
jelas mengenai tuga yang diberikan kepada siswa. Tugas yang harus
dilakukan oleh siswa perlu jelas. Ini berarti bahwa guru, dalam
25. Paradigma matematika | 25
memberikan tugas harus menjelaskan aspek-aspek yang perlu dipelajari
oleh para siswa , agar siswa tidak merasa bingung apa yang harus
dipentingkan . jika aspek-aspek yang diperlukan sudah jelas, maka
perhatian siswa waktu belajar akan lebih dipusatkan pada aspek-aspek
yang dipentingkan itu.
Kebaikan metode pemberian tugas :
a) Pengetahuan yang diperoleh siswa dari hasil belajar, hasil percobaan
atau hasil penyelidikan yang banyak berhubungan dengan minat dan
bakat yang berguna untuk hidup mereka akan lebih meresap, tahan
lama dan lebih otentik.
b) Siswa berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian
mengambil inisiatif, bertanggungjawab dan berdiri sendiri.
c) Tugas dapat lebih meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari gur,
lebih memperdalam, memperkaya, atau memperluas wawasan tentang
apa yang dipelajari.
d) Tugas dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari dan mengolah
sendiri informasi dan komunikasi. Hal ini diperlukan sehubungan
dengan abad informasi dan komunikasi yang maju demikian pesat dan
cepat.
e) Metode ini dapat membuat siswa bergairah dalam belajar yang
dilakukan dengan berbagai variasi sehingga tidak membosankan.
Kelemahan metode pemberian tugas :
a) Seringkali siswa melakukan penipuan diri dimana mereka hanya
meniru hasil pekerjaan orang lain, tanpa mengalami peristiwa belajar.
b) Adakalanya tugas itu dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
c) Apabila tugas terlalu diberikan atau hanya sekedar melepaskan
tanggungjawab bagi guru, apalagi bila tugas-tugas itu sukar
dilaksanakan, ketegangan mental mereka dapat terpengaruh.
d) Kalau tugas diberikan secara umum mungkin seorang anak didik akan
mengalami kesulitan karena akan sukar menyelesaikan tugas dengan
26. Paradigma matematika | 26
adanya perbedaan individual. Kelemahan ini lebih dititikberatkan pada
siswa, tetapi ada juga kelemahan guru.
Mengatasi kelemahan metode pemberian tugas :
a) Tugas yang diberikan kepada siswa hendaklah jelas., sehingga mereka
mengerti apa yang harus dikerjakan.
b) Tugas yang diberikan kepada siswa dengan memperlihatkan
perbedaan individu masing-masing.
c) Waktu untuk menyelesaikan tugas harus cukup.
d) Adanya kontrol dan pengawasan yang sistematis atas tugas yang
diberikan sehingga mendorong siswa untuk belajar dengan sungguh-
sungguh.
e) Tugas yang diberikan hendaklah mempertimbangkan :
- Menarik minat dan perhatian siswa.
- Mendorong siswa untuk mencari, mengalami dan
menyampaiakan.
- Diusahakan tugas itu praktis dan bersifat ilmiah.
- Bahan pelajaran yang ditugaskan agar diambil dari hal-hal yang
dikenal siswa.
27. Paradigma matematika | 27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata "matematika" berasal dari kata μάθημα (máthema) dalam bahasa
Yunani yang diartikan sebagai "sains, ilmu pengetahuan, atau belajar", juga
μαθηματικός (mathematikós) yang diartikan sebagai "suka belajar". Melihat
matematika dari sudut pandang keilmuan berarti kita harus memahami dengan
baik karakteristik-karakteristik yang menjadi kekhasan dari matematika
tersebut.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dihindari
bahkan dibenci oleh kebanyakan siswa. Banyak siswa yang memberikan
respon negatif saat mendengar kata matematika. Matematika dianggap sebagai
pelajaran rumit dengan ratusan rumus dan logika yang membingungkan,
sehingga tidak jarang banyak nilai yang tidak memuaskan pada mata pelajaran
yang satu ini.
Untuk menghilangkan persepsi pada siswa bahwa matematika sulit,
harus dimulai dari diri guru. Pertama guru harus merubah paradigma
pembelajaran tradisional ke paradigma pembelajaran progresif. Pada
paradigma tradisional pembelajaran matematika disekolah cendrung
didominasi oleh transfer pengetahuan. Materi yang banyak dan sulit, serta
tuntutan untuk menyelesaikan materi pembelajaran telah membuat guru
membelajarkan matematika dengan cepat tapi tidak mendalam.
Banyak tehnik lain untuk mengubah persepsi siswa tentang
matematika. Karena matematika adalah aktivitas manusia, alangkah baiknya
juga dalam pembelajaran matematika guru beraktivitas mempelajari dan
mencari metode-metode baru dalam pembelajaran matematika. Sehingga guru
tidak monoton pada metode-metode tertentu saja. Dengan kreatifitas guru
diharapkan beberapa tahun mendatang matematika bukan lagi menjadi momok
bagi siswa tapi justru menjadi pelajaran yang disenangi.
28. Paradigma matematika | 28
Penerapan suatu metode atau cara atau pendekatan dalam pengajaran
matematika sebelumnya menysun strategi belajar mengajar, dengan strategi
belajar mengajar yang sudah tersusun dapat ditentukan metode mengajar atau
tehnik mengajar dan akhirnya dapat dipilih media pelajaran sebagi pendukung
materi pelajaran yang akan diajarkan.
Menerapkan metode mengajar matematika pendidik harus dapat
memanfaatkan pengalaman-pengalaman alamiah peserta didik guna
mengembangkan konsep-konsep matematika seperti bilangan, pengukuran, dan
benda-benda lainnya serta dapat memelihara keterampilan yang diperlukan
dengan demikian peserta didik akan menyenangi matematika karena relevan
dengan kehidupan sehari-hari.
Strategi belajar itu sangat penting. Anak dengan mudah
mempelajari sesuatu yang baru. Akan tetapai, untuk hal-hal yang sulit strategi
belajar ama penting. Pengajaran harus berpusat pada bagaimana siswa
menggunakan pengetahuan baru mereka. Starategi belajar lebih di pentingkan
disbanding dengan hasilnya.
Dari berbagai penjelasan diatas bahwa dalam suatu pembelajaran
banyak metode mengajar yang bisa dilakukan, sehingga guru dapat memilih
metode mengajar yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Dengan
banyaknya metode mengajar, penyampaian bahan ajar pun disampaikan
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing siswa pada
akhirnya diharapkan dapat memacu motivasi siswa untuk lebih mendalami
bahan ajar yang disajikan.
29. Paradigma matematika | 29
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka
Setia.
J.J. Hasibuan dan Mujiono. 2002. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Manfaat, Budi. 2010. Membumikan Matematika dari Kampus ke
Kampung. Cirebon: Eduvision Publishing.
Raka, Joni. 1980. Cara Belajar Siswa Aktif. Jakarta: P3G Departemen P
dan K.
Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma baru pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Simanjuntak, Lisnawaty. 1993. Metode Mengajar Matematika. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Http://rumah-matematika.blogspot.com/2008/07/tentang-matematika.html.
( Diunduh tanggal 21 April 2013 Pukul: 16.18)