SlideShare a Scribd company logo
1 of 69
PENGOLAHAN
LIMBAH CAIR
SECARA BIOLOGIS
IRFAN D. PRIJAMBADA
Lab. Mikrobiolgi Tanah dan Lingkungan
Fak. Pertanian, Universitas Gadjah Mada
AIR, SUMBER KEHIDUPAN
 Sebagian besar (70 %) tubuh mahluk
hidup berisi air
 Tempat tinggal bagi sebagian jenis
mahluk hidup (tanaman, insekta, ikan,
dan mamalia)
 Fungsi lain: transportasi, olahraga dan
rekreasi, pencuci, dan tempat buangan
KUALITAS?
KUALITAS,
MENENTUKAN FUNGSI
 Kualitas yang sesuai untuk suatu fungsi
belum tentu sesuai untuk fungsi yang lain.
 Kualitas air danau yang sesuai untuk
olahraga dayung tidak sesuai untuk
diminum.
 Kualitas air minum dapat digunakan untuk
air pendingin mesin, tetapi tidak
sebaliknya.
KUALITAS AIR,
 Ditentukan oleh keberadaan
senyawa kimia terlarut dan
tersuspensi.
 Ditentukan oleh jumlah senyawa
kimia terlarut dan tersuspensi.
 Ditentukan oleh akibat dari senyawa
kimia terlarut dan tesrsuspensi
tersebut terhadap mahluk hidup
penghuni ekosistem
KUALITAS AIR,
 Air minum, sebagai contoh,
diharuskan mengikuti aturan
keeradaan dan jumlah senyawa
kimia yang ketat untuk melindungi
kesehatan manusia pemakainya
(diperkirakan 30.000 orang
meninggal setiap hari di dunia
karena penggunaan air dengan
kualitas buruk dan kurangnya
sanitasi).
KELAS KUALITAS AIR:
 Kelas satu, dapat digunakan untuk air baku
air minum;
 Kelas dua, dapat digunakan untuk
prasarana/sarana rekreasi air,
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan,
dan air untuk mengairi pertanaman;
 Kelas tiga, dapat digunakan untuk
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan,
dan air untuk mengairi pertanaman;
 Kelas empat, dapat digunakan untuk
mengairi pertanaman.
PENCEMARAN AIR
 Pembuangan bahan sisa sangat mudah
dilakukan melalui air.
 Bahan sisa yang dibuang melalui air
hilang dari pandangan tetapi tidak
pernah hilang senyawanya.
 Air memiliki kemampuan merombak
senyawa penyusun bahan sisa, tetapi
tidak secepat jumlah bahan sisa yang
dimasukkan ke dalam air.
PENCEMARAN AIR
 Jumlah buangan bahan sisa yang melampaui
kemampuan badan air merombak senyawa
penyusun bahan sisa tersebut menghasilkan
pencemaran.
 Bahan sisa yang mencemari air sebagian
besar berasal dari rumah tangga, pertanian,
dan industri.
 Bahan sisa pencemar juga mengandung
senyawa-senyawa kimia sintetik yang
berbahaya dan senyawa-senyawa kimia yang
tidak dapat dirombak oleh alam.
PENCEMARAN AIR
DEFINISI:
masuknya atau dimasukkannya
mahluk hidup, zat, energi dan atau
komponen lain ke dalam air oleh
kegiatan manusia sehingga kualitas
air turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan air tidak
berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukkannya
ASAL PENCEMARAN AIR
1. LANGSUNG (point source)
 Rumah tangga: Septic tanks, Grey
water.
 Pertanian: Kotoran peternakan.
 Perkotaan: Timbunan pembuangan
sampah, timbunan endapan IPAL,
tempat pemakaman umum, timbunan
bahan pengerasan jalan.
ASAL PENCEMARAN AIR
1. LANGSUNG (point source)
 Industri: Kebocoran tangki dan pipa
minyak, kebocoran dan tumpahan
bahan kimia bahan baku industri,
sumur injeksi limbah industri, bahan
pengawet, “tailing” di industri
pertambangan, debu terbang dari
instalasi pembangkit tenaga, buangan
lumpur minyak di industri pengilangan
minyak, dan sisa pencucian alat
industri.
ASAL PENCEMARAN AIR
2. TIDAK LANGSUNG (non-point source)
 Pupuk dari lahan pertanian
 Pestisida dari lahan pertanian dan hutan
 Jatuhan bahan kimia terlarut/tersuspensi
melalui hujan.
PENCEMARAN AIR LEWAT UDARA
 Aktifitas manusia menghasilkan
senyawa-senyawa kimia yang
dilepaskan ke udara.
 Senyawa-senyawa kimia tersebut
menyebar melalui aliran udara melewati
batas-batas wilayah pemerintahan
sehingga disebut long-range
transboundary air pollution (LRTAP).
 Senyawa-senyawa tersebut memasuki
lingkungan air melalui pengendapan
basah maupun kering.
PENCEMARAN AIR LEWAT UDARA
 Hujan asam, merupakan fenomena LRTAP
yang sering dipublikasikan, berasal dari gas
buang mesin berbahan bakar batu bara dan
minyak, industri peleburan logam, industri
pengilangan minyak, dan industri pulp dan
kertas. Gas SO2 dan NO2 diubah menjadi
H2SO4 dan HNO3 di udara setelah bereaksi
dengan air.
 Di Kanada bagian timur, hujan asam
diperhitungkan berasal dari Amerika Serikat.
Sedangkan hujan asam di bagian timur laut
Amerika serikat diperkirakan berasal dari
Kanada.
PENCEMARAN AIR LEWAT UDARA
 Hujan asam mengancam lingkungan
yang tidak tahan asam. Berbagai jenis
ikan, serangga, tanaman air, dan
mikroorganisme mengalami gangguan
reproduksi dan kematian. Penurunan
populasi organisme ini dapat
mempengaruhi jaringan makanan.
MAHLUK HIDUP PENCEMAR AIR
 Hewan
 Tumbuhan
 Jamur
 Khamir
 Bakteri
BAHAN KIMIA PENCEMAR AIR
 Terdapat hampir 10.000.000 bahan kimia, kurang
lebih 100 000 di antaranya digunakan secara
komersial.
 Hampir semua bahan kimia beracun dilepaskan ke
lingkungan air secara langsung, sebagian lainnya
melalui rembesan atau aliran air permukaan.
 Bahan-bahan kimia pencemar air dapat
mengakibatkan perubahan rasa, bau, dan warna
air.
 Bahan kimia pencemar air yang beracun dapat
mengakibatkan penurunan fertilitas, perubahan
bentuk tubuh, kerusakan sistem ketahanan tubuh,
dan peningkatan kebolehjadian tumor pada hewan.
 Limbah cair banyak dihasilkan oleh
industri dan rumah tangga.
 Limbah cair sering mengandung:
 Bahan organik tersuspensi (tinggi)
 Bakteri (coliforms dan pathogen)
 Pencemar kimia, pestisida dan logam
berat
 Sebagian besar dapat dihilangkan oleh aktifitas
mikroba
PENCEMARAN AIR
OLEH LIMBAH CAIR
SENYAWA ORGANIK YANG
DIHASILKAN OLEH MAHLUK HIDUP
 Karbohidrat
 Lemak
 Protein
LIMBAH CAIR INDUSTRI
 Sisa atau hasil buangan produksi yang berupa
zat cair dan diolah melalui IPAL.
 Jika hasil analisis menunjukkan bahwa limbah
tersebut beracun berdasarkan baku mutu, harus
dikirim ke pusat pengolahan limbah cair.
 Jika sesuai baku mutu dapat digunakan untuk
internal production consumption atau dibuang
ke lingkungan dengan ijin BAPPEDAL
20 Senyawa beracun pencemar air
1 ARSENIC
2 LEAD
3 MERCURY
4 VINYL CHLORIDE
5 POLYCHLORINATED BIPHENYLS
6 BENZENE
7 CADMIUM
8 POLYCYCLIC AROMATIC HYDROCARBONS
9 BENZO(A)PYRENE
10 BENZO(B)FLUORANTHENE
20 Senyawa beracun pencemar air
11 CHLOROFORM
12 DDT, P,P'-
13 AROCLOR 1254
14 AROCLOR 1260
15 DIBENZO(A,H)ANTHRACENE
16 TRICHLOROETHYLENE
17 CHROMIUM, HEXAVALENT
18 DIELDRIN
19 PHOSPHORUS, WHITE
20 CHLORDANE
 Peraturan tentang baku mutu air limbah.
 Beberapa perlakuan dibutuhkan untuk
memenuhi baku mutu:
Perlakuan primer
 Penghilangan fisik bahan tersuspensi.
Perlakuan sekunder
 Degradasi oleh mikroba untuk menghilangkan
senyawa organik terlarut.
Perlakuan tersier
 Pemisahan bahan terendapkan.
PENGOLAHAN BIOLOGIS
UNTUK LIMBAH CAIR
Primary Settling
Basins
Primary Settling
Primary Settling Tank Design
 Size
rectangular: 3-24 m wide x 15-100 m long
circular: 3-90 m diameter
 Detention time: 1.5-2.5 hours
 Overflow rate: 25-60 m3
/m2
·day
 Typical removal efficiencies
solids: 50-60%
BOD5: 30-35%
Secondary Treatment Provide BOD removal beyond what is
achieved in primary treatment
removal of soluble BOD
additional removal of suspended solids
 Basic approach is to use aerobic biological
degradation:
organic carbon + O2 → CO2
 Objective is to allow the BOD to be
exerted in the treatment plant rather than
in the stream
How is this accomplished?
 Create a very rich
environment for
growth of a diverse
microbial community
Basic Ingredients
 High density of microorganisms (keep
organisms in system)
 Good contact between organisms and
wastes (provide mixing)
 Provide high levels of oxygen (aeration)
 Favorable temperature, pH, nutrients
(design and operation)
 No toxic chemicals present (control
industrial inputs)
Dispersed growth vs Fixed
Growth
 Dispersed Growth – suspended organisms
Activated sludge
Oxidation ditches/ponds
Aerated lagoons, stabilization ponds
 Fixed Growth – attached organisms
Trickling filters
Rotating Biological Contactors (RBCs)
Activated Sludge
 Process in which a mixture of wastewater and
microorganisms (biological sludge) is agitated
and aerated
 Leads to oxidation of dissolved organics
 After oxidation, separate sludge from
wastewater
 Induce microbial growth
 Need food, oxygen
 Want Mixed Liquor Suspended Solids (MLSS)
of 3,000 to 6,000 mg/L
Activated Sludge
Mixed
Liquor Air
Secondary
clarifier
w/w
Waste
Activated
Sludge
(WAS)
Return
Activated
Sludge
(RAS)
Treated
w/w
Discharge to
River or Land
Application
Activated sludge
East Lansing WWTP
Secondary Clarifier
East Lansing WWTP
Activated Sludge Design
 Major design parameter: food to microorganism
ratio:
(MLVSS)solidssuspended
volatileliquormixed
volume
BODsolubleinitial
rateflowwhere
5
=
=
=
=
=
X
V
S
Q
VX
QS
M
F
0
0
Activated Sludge Design
 td = approximately 6 - 8 hr
 Long rectangular aeration basins
 Air is injected near bottom of aeration
tanks through system of diffusers
 Aeration system used to provide mixing
 MLVSS and F/M controlled by wasting a
portion of microorganisms
F/M Parameter
 Low F/M (low rate of wasting)
 starved organisms
 more complete degradation
 larger, more costly aeration tanks
 more O2 required
 higher power costs (to supply O2)
 less sludge to handle
 High F/M (high rate of wasting)
 organisms are saturated with food
 low treatment efficiency
Trickling Filters
 Rotating distribution arm sprays primary
effluent over circular bed of rock or other
coarse media
 Air circulates in pores between rocks
 “Biofilm” develops on rocks and micro-
organisms degrade waste materials as
they flow past
 Organisms slough off in clumps when film
gets too thick
Trickling Filters
Filter Material
Trickling Filters
 Not a true filtering or sieving process
 Material only provides surface on which
bacteria to grow
 Can use plastic media
lighter - can get deeper beds (up to 12 m)
reduced space requirement
larger surface area for growth
greater void ratios (better air flow)
less prone to plugging by accumulating slime
Trickling
Filters
Trickling Filter Plant Layout
Rotating Biological Contactors
 Called RBCs
 Consists of series of closely spaced discs
mounted on a horizontal shaft and rotated
while ~40% of each disc is submerged in
wastewater
 Discs: light-weight plastic
 Slime is 1-3 mm in thickness on disc
Rotating Biological Contactors
Rotating Biological Contactors
Aeration
Shearing of excess
microorganisms
Attached microorganisms
pick up organics
Film
mixes with
wastewater
Rotating Biological Contactors
Primary
Settling
Sludge
Treatment
Secondary
Settling
Sludge Treatment
Low-tech solutions
 Aerobic ponds
 Facultative ponds
 Anaerobic ponds
Aerobic ponds
 Shallow ponds (<1 m
deep)
 Light penetrates to
bottom
 Active algal
photosynthesis
 Organic matter con-
verted to CO2, NO3
-
,
HSO4
-
, HPO4
2-
, etc.
Facultative ponds
 Ponds 1 - 2.5 m deep
 td = 30 - 180 d
 not easily subject to
upsets due to
fluctuations in Q,
loading
 low capital, O&M costs
Facultative
Aerobic
Anaerobic
Oxidation Ditches
Anaerobic Ponds
 Primarily used as a pretreatment process
for high strength, high temperature wastes
 Can handle much high loadings
 2 stage:
Acid fermentation: Organics → Org. acids
Methane fermentation Org. Acids → CH4 and
CO2
Land and Wetland Application
 Spray irrigation and infiltration
 Overland flow
 Wetlands
Source: Environmental
Science, 4th ed., B.J. Nebel
and R.T. Wright, Prentice-
Hall, N.J., c. 1981
Spray irrigation
 Usually follows oxidation ponds, aerated
lagoons
 Application leads to filtering, biological
degradation, ion exchange, sorption,
photodegradation
 Need about 1 acre/100 people
Secondary
Treatment
Flooding,
channeling
spray irrigation
Spray irrigation
 Problems
climate
pathogens
need buffer zone
Source: Environmental Science, 4th ed., B.J. Nebel
and R.T. Wright, Prentice-Hall, N.J., c. 1981
Overland flow
 Water irrigated onto long narrow fields
 Use grasses that take up large amounts of
nitrogen
 Underlying soil should be fairly impervious
Secondary
Treatment
Application to land
slopped at 2-8%
Overland Flow:
Emmitsburg, MD
 Treats 1 MGD on 200
acres
 Settling pond then
irrigated
 Fields planted with
reed canary grass
 Below ~1 ft topsoil is
compacted clay
Source: Environmental Science, 4th ed., B.J. Nebel
and R.T. Wright, Prentice-Hall, N.J., c. 1981
Overland Flow:
Emmitsburg, MD
 W/W applied to one side of
field, percolates through
topsoil to a collecting gutter
 Water in gutter (clear and
nutrient-free)
 Collected in another
reservoir and spray-irrigated
onto forage crops
Source: Environmental Science, 4th ed.,
B.J. Nebel and R.T. Wright, Prentice-Hall,
N.J., c. 1981
Overland Flow:
Emmitsburg, MD
 Land for irrigation was
donated by townsperson
 Why? What were the
benefits of such a project?
 What would be the
concerns?
Source: Environmental Science, 4th ed.,
B.J. Nebel and R.T. Wright, Prentice-Hall,
N.J., c. 1981
Overland Flow:
Emmitsburg, MD
 Advantages
 free water
 free nutrients
 plants can be fed to
animals
 low-cost
 low-maintenance
 water meets discharge
regulations (NPDES)
 Disadvantages
 will not work in cold
climates
 pathogen dispersion in
air
 need buffer zones
 need large amount of
land
Wetlands
 Use of natural or artificial wetlands
 Floating plants act as filters and support
for bacteria
(From: Environmental Science, 4th ed., B.J. Nebeland R.T. Wright, Prentice-Hall, N.J., © 1981)
(From:
http://www.city.pg.bc.ca/finished.htm)
Facility Options
 Considerations for wastewater treatment
facility options
… →
Facility Options
 Considerations for wastewater treatment
facility options
costs
 capital
 operation and maintenance (including energy)
availability of space
degree of treatment required by NPDES
permit
municipal or municipal plus industrial
flowrate
Facility Options
 Considerations for wastewater
treatment facility options
distance from residential properties
 problems with: odors, flies, other nuisances
agricultural usage or land application
options
presence of pathogens
experience of design engineers
Pemisahan fisik bahan organik
tersuspensi dalam bak
pengendapan untuk mengurangi
kebutuhan oksigen biologis
(BOD).
PERLAKUAN PRIMER
 Degradasi oleh mikroba untuk
mengurangi kandungan senyawa
organik.
 Dua cara:
 Degradasi anaerobik dalam sludge
tank / activated sludge tank
 Degradasi aerobik menggunakan
trickling bed filter.
PERLAKUAN SEKUNDER
KEBUTUHAN OKSIGEN
 Kebutuhan oksigen
mencerminkan proses biologis.
 Dinyatakan dalam Biological
Oxygen Demand (BOD) yang
merupakan kebutuhan oksigen
untuk merombak senyawa
organik dalam limbah cair
selama 5 hari pada suhu 20o
C.
 Dinyatakan juga dalam bentuk
Chemical Oxygen Demand (COD)
yang merupakan jumlah
oksigen ang diperlukan untuk
mengoksidasi senyawa organik
selama.
 Perbedaan BOD dan COD
mencerminkan efisiensi proses
biologi yang dilakukan.
KEBUTUHAN OKSIGEN 2
 Untuk menghilangkan sisa senyawa
organik dan mineral (biasanya berbeaya
tinggi dan tidak selalu dibutuhkan).
 Fosfat dapat diendapkan dengan
flokulasi menggunakan garam yang
mengandung aluminium, besi atau
kalsium.
 Mikroba pathogen dapat dihilangkan
dengan khlorinasi atau penyinaran UV.
 Arang aktif dapat digunakan untuk
menghilangkan senyawa oganik
rekalsitran.
PERLAKUAN TERSIER
PARAMETER HASIL OLAHAN
 BOD (Biological Oxigen Demand)
 COD (Chemical Oxigen Demand)
 SS (Suspended Solid)
 TSS (Total Suspended Solid)
 N-Ammonium (Nitrogen Removal)
 N-Nitrit (Nitrogen Removal)
 N-Nitrat (Nitrogen Removal)
 P-Phospat (Phospourus Removal)
 pH

More Related Content

What's hot

Pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkunganPencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan
sanggede
 
Kimia lingkungan
Kimia lingkungan Kimia lingkungan
Kimia lingkungan
nilammelati
 
Kelompok 5 pencemaran lingkungan
Kelompok 5 pencemaran lingkunganKelompok 5 pencemaran lingkungan
Kelompok 5 pencemaran lingkungan
Mitha Ye Es
 
Air dan larutan
Air dan larutanAir dan larutan
Air dan larutan
SMK Jeram
 
Penyediaan air bersih
Penyediaan air bersihPenyediaan air bersih
Penyediaan air bersih
Inha Rusdy
 
karakteristik, komposisi dan kuantitas tinja
karakteristik, komposisi dan kuantitas tinjakarakteristik, komposisi dan kuantitas tinja
karakteristik, komposisi dan kuantitas tinja
Kholisotul Hikmah
 

What's hot (20)

pencemaran lingkungan
pencemaran lingkunganpencemaran lingkungan
pencemaran lingkungan
 
Praktikum pencemaran air pdf
Praktikum pencemaran air pdfPraktikum pencemaran air pdf
Praktikum pencemaran air pdf
 
Pencemaran air
Pencemaran airPencemaran air
Pencemaran air
 
POLUSI AIR
POLUSI AIRPOLUSI AIR
POLUSI AIR
 
Pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkunganPencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan
 
Bhn klh-1a-air
Bhn klh-1a-airBhn klh-1a-air
Bhn klh-1a-air
 
Pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkunganPencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan
 
Kimia lingkungan
Kimia lingkungan Kimia lingkungan
Kimia lingkungan
 
Kelompok 5 pencemaran lingkungan
Kelompok 5 pencemaran lingkunganKelompok 5 pencemaran lingkungan
Kelompok 5 pencemaran lingkungan
 
Pencemaran dan pelestarian lingkungan hidup
Pencemaran dan pelestarian lingkungan hidupPencemaran dan pelestarian lingkungan hidup
Pencemaran dan pelestarian lingkungan hidup
 
Air Dalam Industri
Air Dalam IndustriAir Dalam Industri
Air Dalam Industri
 
Makalah teknik lingkungan LIMBAH CAIR PADA INDUSTRI TEKSTIL DAN DAMPAKNYA TER...
Makalah teknik lingkungan LIMBAH CAIR PADA INDUSTRI TEKSTIL DAN DAMPAKNYA TER...Makalah teknik lingkungan LIMBAH CAIR PADA INDUSTRI TEKSTIL DAN DAMPAKNYA TER...
Makalah teknik lingkungan LIMBAH CAIR PADA INDUSTRI TEKSTIL DAN DAMPAKNYA TER...
 
Pengolahan Air Limbah PPT
Pengolahan Air Limbah PPTPengolahan Air Limbah PPT
Pengolahan Air Limbah PPT
 
Air dan larutan
Air dan larutanAir dan larutan
Air dan larutan
 
Pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkunganPencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan
 
Penyediaan air bersih
Penyediaan air bersihPenyediaan air bersih
Penyediaan air bersih
 
Pencemaran dan pelstarian lingkungan
Pencemaran dan pelstarian lingkunganPencemaran dan pelstarian lingkungan
Pencemaran dan pelstarian lingkungan
 
Indikator Polusi (Polusi Udara, Polusi Air, Polusi Tanah)
Indikator Polusi (Polusi Udara, Polusi Air, Polusi Tanah)Indikator Polusi (Polusi Udara, Polusi Air, Polusi Tanah)
Indikator Polusi (Polusi Udara, Polusi Air, Polusi Tanah)
 
Ipa7 kd9-b
Ipa7 kd9-bIpa7 kd9-b
Ipa7 kd9-b
 
karakteristik, komposisi dan kuantitas tinja
karakteristik, komposisi dan kuantitas tinjakarakteristik, komposisi dan kuantitas tinja
karakteristik, komposisi dan kuantitas tinja
 

Viewers also liked

Nota teknis, sop, estimasi pengolahan limbah pt. gsa
Nota teknis, sop, estimasi pengolahan limbah pt. gsaNota teknis, sop, estimasi pengolahan limbah pt. gsa
Nota teknis, sop, estimasi pengolahan limbah pt. gsa
Edoy Mulyana
 
Makalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahMakalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbah
Septya Kaunang
 
pengolahan air dengan lumpur aktif
pengolahan air dengan lumpur aktifpengolahan air dengan lumpur aktif
pengolahan air dengan lumpur aktif
1106499
 
Makalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahMakalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbah
Rizki Widiantoro
 

Viewers also liked (17)

Pengolahan Air Limbah
Pengolahan Air LimbahPengolahan Air Limbah
Pengolahan Air Limbah
 
Nota teknis, sop, estimasi pengolahan limbah pt. gsa
Nota teknis, sop, estimasi pengolahan limbah pt. gsaNota teknis, sop, estimasi pengolahan limbah pt. gsa
Nota teknis, sop, estimasi pengolahan limbah pt. gsa
 
Makalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahMakalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbah
 
Mekanisme kerja lumpur aktif
Mekanisme kerja lumpur aktifMekanisme kerja lumpur aktif
Mekanisme kerja lumpur aktif
 
Tugas utilitas baku mutu air menurut who
Tugas utilitas baku mutu air menurut whoTugas utilitas baku mutu air menurut who
Tugas utilitas baku mutu air menurut who
 
pengolahan air dengan lumpur aktif
pengolahan air dengan lumpur aktifpengolahan air dengan lumpur aktif
pengolahan air dengan lumpur aktif
 
Tugas softskill
Tugas softskillTugas softskill
Tugas softskill
 
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestikPermen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
 
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/KotaPemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
 
Makalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahMakalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbah
 
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaSistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
 
3 teknik dasar pengolahan limbah cair
3 teknik dasar pengolahan limbah cair3 teknik dasar pengolahan limbah cair
3 teknik dasar pengolahan limbah cair
 
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikPerencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisSistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
 
Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah
Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbahDasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah
Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah
 
Instalasi Pengolahan Air Limbah -- Ahlinya ya.. Fujikasui Engineering
Instalasi Pengolahan Air Limbah -- Ahlinya ya.. Fujikasui EngineeringInstalasi Pengolahan Air Limbah -- Ahlinya ya.. Fujikasui Engineering
Instalasi Pengolahan Air Limbah -- Ahlinya ya.. Fujikasui Engineering
 

Similar to Biotek pengolahan limbah_cair

Biotek pengolahan limbah_cair
Biotek pengolahan limbah_cairBiotek pengolahan limbah_cair
Biotek pengolahan limbah_cair
Shoetiaone
 
Makalah pencemaran-air
Makalah pencemaran-airMakalah pencemaran-air
Makalah pencemaran-air
Irenius Sondy
 
Konsep dasar kimia air
Konsep dasar kimia airKonsep dasar kimia air
Konsep dasar kimia air
MAYAKUSU
 
Stan kesehatan lingkungan
Stan kesehatan lingkunganStan kesehatan lingkungan
Stan kesehatan lingkungan
mitra_kreasi
 
Pengelolaan SDA berwawasan lingkungan by Pangestu Chaesar
Pengelolaan SDA berwawasan lingkungan by Pangestu ChaesarPengelolaan SDA berwawasan lingkungan by Pangestu Chaesar
Pengelolaan SDA berwawasan lingkungan by Pangestu Chaesar
Pangestu S
 

Similar to Biotek pengolahan limbah_cair (20)

Biotek pengolahan limbah_cair
Biotek pengolahan limbah_cairBiotek pengolahan limbah_cair
Biotek pengolahan limbah_cair
 
BIOINDIKATOR DAN BIOMONITORING LIMNOLOGI 10.ppt
BIOINDIKATOR DAN BIOMONITORING LIMNOLOGI 10.pptBIOINDIKATOR DAN BIOMONITORING LIMNOLOGI 10.ppt
BIOINDIKATOR DAN BIOMONITORING LIMNOLOGI 10.ppt
 
Dampak air
Dampak airDampak air
Dampak air
 
Permasalahan Lingkungan Mendasari Pengelolaan Lingkungan Hidup
Permasalahan Lingkungan Mendasari Pengelolaan Lingkungan HidupPermasalahan Lingkungan Mendasari Pengelolaan Lingkungan Hidup
Permasalahan Lingkungan Mendasari Pengelolaan Lingkungan Hidup
 
Analisis data air
Analisis data airAnalisis data air
Analisis data air
 
AKL AIR.pdf
AKL AIR.pdfAKL AIR.pdf
AKL AIR.pdf
 
Makalah pencemaran-air
Makalah pencemaran-airMakalah pencemaran-air
Makalah pencemaran-air
 
Polusi Air.pptx
Polusi Air.pptxPolusi Air.pptx
Polusi Air.pptx
 
Konsep dasar kimia air
Konsep dasar kimia airKonsep dasar kimia air
Konsep dasar kimia air
 
Stan kesehatan lingkungan
Stan kesehatan lingkunganStan kesehatan lingkungan
Stan kesehatan lingkungan
 
Pengolahan Limbah domestik
Pengolahan Limbah domestikPengolahan Limbah domestik
Pengolahan Limbah domestik
 
Pencemaran Air
Pencemaran AirPencemaran Air
Pencemaran Air
 
Pencemaran Air
Pencemaran AirPencemaran Air
Pencemaran Air
 
Pengelolaan SDA berwawasan lingkungan by Pangestu Chaesar
Pengelolaan SDA berwawasan lingkungan by Pangestu ChaesarPengelolaan SDA berwawasan lingkungan by Pangestu Chaesar
Pengelolaan SDA berwawasan lingkungan by Pangestu Chaesar
 
Jurnal kimia
Jurnal kimiaJurnal kimia
Jurnal kimia
 
pencemaran air sains pbs band 6
pencemaran air sains pbs band 6pencemaran air sains pbs band 6
pencemaran air sains pbs band 6
 
IPA_Kelas_7_Bab_8_Pencemaran_Lingkungan.ppt
IPA_Kelas_7_Bab_8_Pencemaran_Lingkungan.pptIPA_Kelas_7_Bab_8_Pencemaran_Lingkungan.ppt
IPA_Kelas_7_Bab_8_Pencemaran_Lingkungan.ppt
 
IPA_Kelas_7_Bab_8_Pencemaran_Lingkungan.PPT
IPA_Kelas_7_Bab_8_Pencemaran_Lingkungan.PPTIPA_Kelas_7_Bab_8_Pencemaran_Lingkungan.PPT
IPA_Kelas_7_Bab_8_Pencemaran_Lingkungan.PPT
 
Bab 3 pencemaran lingkungan
Bab 3 pencemaran lingkunganBab 3 pencemaran lingkungan
Bab 3 pencemaran lingkungan
 
Pertemuan 10
Pertemuan 10Pertemuan 10
Pertemuan 10
 

More from PT. Likers Fice.com

Pedoman penulisan karya ilmiah 0 2
Pedoman penulisan karya ilmiah 0 2Pedoman penulisan karya ilmiah 0 2
Pedoman penulisan karya ilmiah 0 2
PT. Likers Fice.com
 

More from PT. Likers Fice.com (20)

Potensial listrik dan kapasitor(hizkia glorius soma)
Potensial listrik dan kapasitor(hizkia glorius soma)Potensial listrik dan kapasitor(hizkia glorius soma)
Potensial listrik dan kapasitor(hizkia glorius soma)
 
P1 algoritma dan flowchart 2
P1 algoritma dan flowchart 2P1 algoritma dan flowchart 2
P1 algoritma dan flowchart 2
 
P1 algoritma dan flowchart
P1 algoritma dan flowchartP1 algoritma dan flowchart
P1 algoritma dan flowchart
 
Contoh proposal pkm yang didanai dikti
Contoh proposal pkm yang didanai diktiContoh proposal pkm yang didanai dikti
Contoh proposal pkm yang didanai dikti
 
dasar-pemrograman-algoritma-flowchart
 dasar-pemrograman-algoritma-flowchart dasar-pemrograman-algoritma-flowchart
dasar-pemrograman-algoritma-flowchart
 
Ruang & warna
Ruang & warnaRuang & warna
Ruang & warna
 
Presentation2
Presentation2Presentation2
Presentation2
 
Algoritma pemrograman-a[2]
Algoritma pemrograman-a[2]Algoritma pemrograman-a[2]
Algoritma pemrograman-a[2]
 
Abc01 algoritma-dan-flowchart
Abc01 algoritma-dan-flowchartAbc01 algoritma-dan-flowchart
Abc01 algoritma-dan-flowchart
 
P1 algoritma dan flowchart 2
P1 algoritma dan flowchart 2P1 algoritma dan flowchart 2
P1 algoritma dan flowchart 2
 
Pedoman penulisan skripsi
Pedoman penulisan skripsiPedoman penulisan skripsi
Pedoman penulisan skripsi
 
Pedoman penulisan karya ilmiah 0 2
Pedoman penulisan karya ilmiah 0 2Pedoman penulisan karya ilmiah 0 2
Pedoman penulisan karya ilmiah 0 2
 
Gravitasi newton
Gravitasi newtonGravitasi newton
Gravitasi newton
 
Silogisme
SilogismeSilogisme
Silogisme
 
Pedoman penulisan skripsi
Pedoman penulisan skripsiPedoman penulisan skripsi
Pedoman penulisan skripsi
 
Masjid jami
Masjid jamiMasjid jami
Masjid jami
 
Masjid jami part 2
Masjid jami part 2Masjid jami part 2
Masjid jami part 2
 
Klasifikasi makhluk hidup
Klasifikasi makhluk hidupKlasifikasi makhluk hidup
Klasifikasi makhluk hidup
 
Biology project
Biology projectBiology project
Biology project
 
Materi awal biologi sma
Materi awal biologi smaMateri awal biologi sma
Materi awal biologi sma
 

Recently uploaded

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 

Recently uploaded (20)

vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 

Biotek pengolahan limbah_cair

  • 1. PENGOLAHAN LIMBAH CAIR SECARA BIOLOGIS IRFAN D. PRIJAMBADA Lab. Mikrobiolgi Tanah dan Lingkungan Fak. Pertanian, Universitas Gadjah Mada
  • 2. AIR, SUMBER KEHIDUPAN  Sebagian besar (70 %) tubuh mahluk hidup berisi air  Tempat tinggal bagi sebagian jenis mahluk hidup (tanaman, insekta, ikan, dan mamalia)  Fungsi lain: transportasi, olahraga dan rekreasi, pencuci, dan tempat buangan KUALITAS?
  • 3. KUALITAS, MENENTUKAN FUNGSI  Kualitas yang sesuai untuk suatu fungsi belum tentu sesuai untuk fungsi yang lain.  Kualitas air danau yang sesuai untuk olahraga dayung tidak sesuai untuk diminum.  Kualitas air minum dapat digunakan untuk air pendingin mesin, tetapi tidak sebaliknya.
  • 4. KUALITAS AIR,  Ditentukan oleh keberadaan senyawa kimia terlarut dan tersuspensi.  Ditentukan oleh jumlah senyawa kimia terlarut dan tersuspensi.  Ditentukan oleh akibat dari senyawa kimia terlarut dan tesrsuspensi tersebut terhadap mahluk hidup penghuni ekosistem
  • 5. KUALITAS AIR,  Air minum, sebagai contoh, diharuskan mengikuti aturan keeradaan dan jumlah senyawa kimia yang ketat untuk melindungi kesehatan manusia pemakainya (diperkirakan 30.000 orang meninggal setiap hari di dunia karena penggunaan air dengan kualitas buruk dan kurangnya sanitasi).
  • 6. KELAS KUALITAS AIR:  Kelas satu, dapat digunakan untuk air baku air minum;  Kelas dua, dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, dan air untuk mengairi pertanaman;  Kelas tiga, dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, dan air untuk mengairi pertanaman;  Kelas empat, dapat digunakan untuk mengairi pertanaman.
  • 7. PENCEMARAN AIR  Pembuangan bahan sisa sangat mudah dilakukan melalui air.  Bahan sisa yang dibuang melalui air hilang dari pandangan tetapi tidak pernah hilang senyawanya.  Air memiliki kemampuan merombak senyawa penyusun bahan sisa, tetapi tidak secepat jumlah bahan sisa yang dimasukkan ke dalam air.
  • 8. PENCEMARAN AIR  Jumlah buangan bahan sisa yang melampaui kemampuan badan air merombak senyawa penyusun bahan sisa tersebut menghasilkan pencemaran.  Bahan sisa yang mencemari air sebagian besar berasal dari rumah tangga, pertanian, dan industri.  Bahan sisa pencemar juga mengandung senyawa-senyawa kimia sintetik yang berbahaya dan senyawa-senyawa kimia yang tidak dapat dirombak oleh alam.
  • 9. PENCEMARAN AIR DEFINISI: masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya
  • 10. ASAL PENCEMARAN AIR 1. LANGSUNG (point source)  Rumah tangga: Septic tanks, Grey water.  Pertanian: Kotoran peternakan.  Perkotaan: Timbunan pembuangan sampah, timbunan endapan IPAL, tempat pemakaman umum, timbunan bahan pengerasan jalan.
  • 11. ASAL PENCEMARAN AIR 1. LANGSUNG (point source)  Industri: Kebocoran tangki dan pipa minyak, kebocoran dan tumpahan bahan kimia bahan baku industri, sumur injeksi limbah industri, bahan pengawet, “tailing” di industri pertambangan, debu terbang dari instalasi pembangkit tenaga, buangan lumpur minyak di industri pengilangan minyak, dan sisa pencucian alat industri.
  • 12. ASAL PENCEMARAN AIR 2. TIDAK LANGSUNG (non-point source)  Pupuk dari lahan pertanian  Pestisida dari lahan pertanian dan hutan  Jatuhan bahan kimia terlarut/tersuspensi melalui hujan.
  • 13. PENCEMARAN AIR LEWAT UDARA  Aktifitas manusia menghasilkan senyawa-senyawa kimia yang dilepaskan ke udara.  Senyawa-senyawa kimia tersebut menyebar melalui aliran udara melewati batas-batas wilayah pemerintahan sehingga disebut long-range transboundary air pollution (LRTAP).  Senyawa-senyawa tersebut memasuki lingkungan air melalui pengendapan basah maupun kering.
  • 14. PENCEMARAN AIR LEWAT UDARA  Hujan asam, merupakan fenomena LRTAP yang sering dipublikasikan, berasal dari gas buang mesin berbahan bakar batu bara dan minyak, industri peleburan logam, industri pengilangan minyak, dan industri pulp dan kertas. Gas SO2 dan NO2 diubah menjadi H2SO4 dan HNO3 di udara setelah bereaksi dengan air.  Di Kanada bagian timur, hujan asam diperhitungkan berasal dari Amerika Serikat. Sedangkan hujan asam di bagian timur laut Amerika serikat diperkirakan berasal dari Kanada.
  • 15. PENCEMARAN AIR LEWAT UDARA  Hujan asam mengancam lingkungan yang tidak tahan asam. Berbagai jenis ikan, serangga, tanaman air, dan mikroorganisme mengalami gangguan reproduksi dan kematian. Penurunan populasi organisme ini dapat mempengaruhi jaringan makanan.
  • 16. MAHLUK HIDUP PENCEMAR AIR  Hewan  Tumbuhan  Jamur  Khamir  Bakteri
  • 17. BAHAN KIMIA PENCEMAR AIR  Terdapat hampir 10.000.000 bahan kimia, kurang lebih 100 000 di antaranya digunakan secara komersial.  Hampir semua bahan kimia beracun dilepaskan ke lingkungan air secara langsung, sebagian lainnya melalui rembesan atau aliran air permukaan.  Bahan-bahan kimia pencemar air dapat mengakibatkan perubahan rasa, bau, dan warna air.  Bahan kimia pencemar air yang beracun dapat mengakibatkan penurunan fertilitas, perubahan bentuk tubuh, kerusakan sistem ketahanan tubuh, dan peningkatan kebolehjadian tumor pada hewan.
  • 18.  Limbah cair banyak dihasilkan oleh industri dan rumah tangga.  Limbah cair sering mengandung:  Bahan organik tersuspensi (tinggi)  Bakteri (coliforms dan pathogen)  Pencemar kimia, pestisida dan logam berat  Sebagian besar dapat dihilangkan oleh aktifitas mikroba PENCEMARAN AIR OLEH LIMBAH CAIR
  • 19. SENYAWA ORGANIK YANG DIHASILKAN OLEH MAHLUK HIDUP  Karbohidrat  Lemak  Protein
  • 20. LIMBAH CAIR INDUSTRI  Sisa atau hasil buangan produksi yang berupa zat cair dan diolah melalui IPAL.  Jika hasil analisis menunjukkan bahwa limbah tersebut beracun berdasarkan baku mutu, harus dikirim ke pusat pengolahan limbah cair.  Jika sesuai baku mutu dapat digunakan untuk internal production consumption atau dibuang ke lingkungan dengan ijin BAPPEDAL
  • 21. 20 Senyawa beracun pencemar air 1 ARSENIC 2 LEAD 3 MERCURY 4 VINYL CHLORIDE 5 POLYCHLORINATED BIPHENYLS 6 BENZENE 7 CADMIUM 8 POLYCYCLIC AROMATIC HYDROCARBONS 9 BENZO(A)PYRENE 10 BENZO(B)FLUORANTHENE
  • 22. 20 Senyawa beracun pencemar air 11 CHLOROFORM 12 DDT, P,P'- 13 AROCLOR 1254 14 AROCLOR 1260 15 DIBENZO(A,H)ANTHRACENE 16 TRICHLOROETHYLENE 17 CHROMIUM, HEXAVALENT 18 DIELDRIN 19 PHOSPHORUS, WHITE 20 CHLORDANE
  • 23.  Peraturan tentang baku mutu air limbah.  Beberapa perlakuan dibutuhkan untuk memenuhi baku mutu: Perlakuan primer  Penghilangan fisik bahan tersuspensi. Perlakuan sekunder  Degradasi oleh mikroba untuk menghilangkan senyawa organik terlarut. Perlakuan tersier  Pemisahan bahan terendapkan. PENGOLAHAN BIOLOGIS UNTUK LIMBAH CAIR
  • 26. Primary Settling Tank Design  Size rectangular: 3-24 m wide x 15-100 m long circular: 3-90 m diameter  Detention time: 1.5-2.5 hours  Overflow rate: 25-60 m3 /m2 ·day  Typical removal efficiencies solids: 50-60% BOD5: 30-35%
  • 27. Secondary Treatment Provide BOD removal beyond what is achieved in primary treatment removal of soluble BOD additional removal of suspended solids  Basic approach is to use aerobic biological degradation: organic carbon + O2 → CO2  Objective is to allow the BOD to be exerted in the treatment plant rather than in the stream
  • 28. How is this accomplished?  Create a very rich environment for growth of a diverse microbial community
  • 29. Basic Ingredients  High density of microorganisms (keep organisms in system)  Good contact between organisms and wastes (provide mixing)  Provide high levels of oxygen (aeration)  Favorable temperature, pH, nutrients (design and operation)  No toxic chemicals present (control industrial inputs)
  • 30. Dispersed growth vs Fixed Growth  Dispersed Growth – suspended organisms Activated sludge Oxidation ditches/ponds Aerated lagoons, stabilization ponds  Fixed Growth – attached organisms Trickling filters Rotating Biological Contactors (RBCs)
  • 31. Activated Sludge  Process in which a mixture of wastewater and microorganisms (biological sludge) is agitated and aerated  Leads to oxidation of dissolved organics  After oxidation, separate sludge from wastewater  Induce microbial growth  Need food, oxygen  Want Mixed Liquor Suspended Solids (MLSS) of 3,000 to 6,000 mg/L
  • 35. Activated Sludge Design  Major design parameter: food to microorganism ratio: (MLVSS)solidssuspended volatileliquormixed volume BODsolubleinitial rateflowwhere 5 = = = = = X V S Q VX QS M F 0 0
  • 36. Activated Sludge Design  td = approximately 6 - 8 hr  Long rectangular aeration basins  Air is injected near bottom of aeration tanks through system of diffusers  Aeration system used to provide mixing  MLVSS and F/M controlled by wasting a portion of microorganisms
  • 37. F/M Parameter  Low F/M (low rate of wasting)  starved organisms  more complete degradation  larger, more costly aeration tanks  more O2 required  higher power costs (to supply O2)  less sludge to handle  High F/M (high rate of wasting)  organisms are saturated with food  low treatment efficiency
  • 38. Trickling Filters  Rotating distribution arm sprays primary effluent over circular bed of rock or other coarse media  Air circulates in pores between rocks  “Biofilm” develops on rocks and micro- organisms degrade waste materials as they flow past  Organisms slough off in clumps when film gets too thick
  • 40. Trickling Filters  Not a true filtering or sieving process  Material only provides surface on which bacteria to grow  Can use plastic media lighter - can get deeper beds (up to 12 m) reduced space requirement larger surface area for growth greater void ratios (better air flow) less prone to plugging by accumulating slime
  • 43. Rotating Biological Contactors  Called RBCs  Consists of series of closely spaced discs mounted on a horizontal shaft and rotated while ~40% of each disc is submerged in wastewater  Discs: light-weight plastic  Slime is 1-3 mm in thickness on disc
  • 45. Rotating Biological Contactors Aeration Shearing of excess microorganisms Attached microorganisms pick up organics Film mixes with wastewater
  • 47. Low-tech solutions  Aerobic ponds  Facultative ponds  Anaerobic ponds
  • 48. Aerobic ponds  Shallow ponds (<1 m deep)  Light penetrates to bottom  Active algal photosynthesis  Organic matter con- verted to CO2, NO3 - , HSO4 - , HPO4 2- , etc.
  • 49. Facultative ponds  Ponds 1 - 2.5 m deep  td = 30 - 180 d  not easily subject to upsets due to fluctuations in Q, loading  low capital, O&M costs Facultative Aerobic Anaerobic
  • 51. Anaerobic Ponds  Primarily used as a pretreatment process for high strength, high temperature wastes  Can handle much high loadings  2 stage: Acid fermentation: Organics → Org. acids Methane fermentation Org. Acids → CH4 and CO2
  • 52. Land and Wetland Application  Spray irrigation and infiltration  Overland flow  Wetlands Source: Environmental Science, 4th ed., B.J. Nebel and R.T. Wright, Prentice- Hall, N.J., c. 1981
  • 53. Spray irrigation  Usually follows oxidation ponds, aerated lagoons  Application leads to filtering, biological degradation, ion exchange, sorption, photodegradation  Need about 1 acre/100 people Secondary Treatment Flooding, channeling spray irrigation
  • 54. Spray irrigation  Problems climate pathogens need buffer zone Source: Environmental Science, 4th ed., B.J. Nebel and R.T. Wright, Prentice-Hall, N.J., c. 1981
  • 55. Overland flow  Water irrigated onto long narrow fields  Use grasses that take up large amounts of nitrogen  Underlying soil should be fairly impervious Secondary Treatment Application to land slopped at 2-8%
  • 56. Overland Flow: Emmitsburg, MD  Treats 1 MGD on 200 acres  Settling pond then irrigated  Fields planted with reed canary grass  Below ~1 ft topsoil is compacted clay Source: Environmental Science, 4th ed., B.J. Nebel and R.T. Wright, Prentice-Hall, N.J., c. 1981
  • 57. Overland Flow: Emmitsburg, MD  W/W applied to one side of field, percolates through topsoil to a collecting gutter  Water in gutter (clear and nutrient-free)  Collected in another reservoir and spray-irrigated onto forage crops Source: Environmental Science, 4th ed., B.J. Nebel and R.T. Wright, Prentice-Hall, N.J., c. 1981
  • 58. Overland Flow: Emmitsburg, MD  Land for irrigation was donated by townsperson  Why? What were the benefits of such a project?  What would be the concerns? Source: Environmental Science, 4th ed., B.J. Nebel and R.T. Wright, Prentice-Hall, N.J., c. 1981
  • 59. Overland Flow: Emmitsburg, MD  Advantages  free water  free nutrients  plants can be fed to animals  low-cost  low-maintenance  water meets discharge regulations (NPDES)  Disadvantages  will not work in cold climates  pathogen dispersion in air  need buffer zones  need large amount of land
  • 60. Wetlands  Use of natural or artificial wetlands  Floating plants act as filters and support for bacteria (From: Environmental Science, 4th ed., B.J. Nebeland R.T. Wright, Prentice-Hall, N.J., © 1981) (From: http://www.city.pg.bc.ca/finished.htm)
  • 61. Facility Options  Considerations for wastewater treatment facility options … →
  • 62. Facility Options  Considerations for wastewater treatment facility options costs  capital  operation and maintenance (including energy) availability of space degree of treatment required by NPDES permit municipal or municipal plus industrial flowrate
  • 63. Facility Options  Considerations for wastewater treatment facility options distance from residential properties  problems with: odors, flies, other nuisances agricultural usage or land application options presence of pathogens experience of design engineers
  • 64. Pemisahan fisik bahan organik tersuspensi dalam bak pengendapan untuk mengurangi kebutuhan oksigen biologis (BOD). PERLAKUAN PRIMER
  • 65.  Degradasi oleh mikroba untuk mengurangi kandungan senyawa organik.  Dua cara:  Degradasi anaerobik dalam sludge tank / activated sludge tank  Degradasi aerobik menggunakan trickling bed filter. PERLAKUAN SEKUNDER
  • 66. KEBUTUHAN OKSIGEN  Kebutuhan oksigen mencerminkan proses biologis.  Dinyatakan dalam Biological Oxygen Demand (BOD) yang merupakan kebutuhan oksigen untuk merombak senyawa organik dalam limbah cair selama 5 hari pada suhu 20o C.
  • 67.  Dinyatakan juga dalam bentuk Chemical Oxygen Demand (COD) yang merupakan jumlah oksigen ang diperlukan untuk mengoksidasi senyawa organik selama.  Perbedaan BOD dan COD mencerminkan efisiensi proses biologi yang dilakukan. KEBUTUHAN OKSIGEN 2
  • 68.  Untuk menghilangkan sisa senyawa organik dan mineral (biasanya berbeaya tinggi dan tidak selalu dibutuhkan).  Fosfat dapat diendapkan dengan flokulasi menggunakan garam yang mengandung aluminium, besi atau kalsium.  Mikroba pathogen dapat dihilangkan dengan khlorinasi atau penyinaran UV.  Arang aktif dapat digunakan untuk menghilangkan senyawa oganik rekalsitran. PERLAKUAN TERSIER
  • 69. PARAMETER HASIL OLAHAN  BOD (Biological Oxigen Demand)  COD (Chemical Oxigen Demand)  SS (Suspended Solid)  TSS (Total Suspended Solid)  N-Ammonium (Nitrogen Removal)  N-Nitrit (Nitrogen Removal)  N-Nitrat (Nitrogen Removal)  P-Phospat (Phospourus Removal)  pH

Editor's Notes

  1. t d = approximately 6 - 8 hr Long rectangular aeration basins Air is injected near bottom of aeration tanks through system of diffusers Controlled by wasting a portion of microorganisms
  2. Facultative zone: aerobic during day (photosynthesis occurs) anaerobic at night (respiration) Rely on wind action for reaeration wastewater enters from bottom