2. AIR, SUMBER KEHIDUPAN
Sebagian besar (70 %) tubuh mahluk
hidup berisi air
Tempat tinggal bagi sebagian jenis
mahluk hidup (tanaman, insekta, ikan,
dan mamalia)
Fungsi lain: transportasi, olahraga dan
rekreasi, pencuci, dan tempat buangan
KUALITAS?
3. KUALITAS,
MENENTUKAN FUNGSI
Kualitas yang sesuai untuk suatu fungsi
belum tentu sesuai untuk fungsi yang lain.
Kualitas air danau yang sesuai untuk
olahraga dayung tidak sesuai untuk
diminum.
Kualitas air minum dapat digunakan untuk
air pendingin mesin, tetapi tidak
sebaliknya.
4. KUALITAS AIR,
Ditentukan oleh keberadaan
senyawa kimia terlarut dan
tersuspensi.
Ditentukan oleh jumlah senyawa
kimia terlarut dan tersuspensi.
Ditentukan oleh akibat dari senyawa
kimia terlarut dan tesrsuspensi
tersebut terhadap mahluk hidup
penghuni ekosistem
5. KUALITAS AIR,
Air minum, sebagai contoh,
diharuskan mengikuti aturan
keeradaan dan jumlah senyawa
kimia yang ketat untuk melindungi
kesehatan manusia pemakainya
(diperkirakan 30.000 orang
meninggal setiap hari di dunia
karena penggunaan air dengan
kualitas buruk dan kurangnya
sanitasi).
6. KELAS KUALITAS AIR:
Kelas satu, dapat digunakan untuk air baku
air minum;
Kelas dua, dapat digunakan untuk
prasarana/sarana rekreasi air,
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan,
dan air untuk mengairi pertanaman;
Kelas tiga, dapat digunakan untuk
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan,
dan air untuk mengairi pertanaman;
Kelas empat, dapat digunakan untuk
mengairi pertanaman.
7. PENCEMARAN AIR
Pembuangan bahan sisa sangat mudah
dilakukan melalui air.
Bahan sisa yang dibuang melalui air
hilang dari pandangan tetapi tidak
pernah hilang senyawanya.
Air memiliki kemampuan merombak
senyawa penyusun bahan sisa, tetapi
tidak secepat jumlah bahan sisa yang
dimasukkan ke dalam air.
8. PENCEMARAN AIR
Jumlah buangan bahan sisa yang melampaui
kemampuan badan air merombak senyawa
penyusun bahan sisa tersebut menghasilkan
pencemaran.
Bahan sisa yang mencemari air sebagian
besar berasal dari rumah tangga, pertanian,
dan industri.
Bahan sisa pencemar juga mengandung
senyawa-senyawa kimia sintetik yang
berbahaya dan senyawa-senyawa kimia yang
tidak dapat dirombak oleh alam.
9. PENCEMARAN AIR
DEFINISI:
masuknya atau dimasukkannya
mahluk hidup, zat, energi dan atau
komponen lain ke dalam air oleh
kegiatan manusia sehingga kualitas
air turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan air tidak
berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukkannya
10. ASAL PENCEMARAN AIR
1. LANGSUNG (point source)
Rumah tangga: Septic tanks, Grey
water.
Pertanian: Kotoran peternakan.
Perkotaan: Timbunan pembuangan
sampah, timbunan endapan IPAL,
tempat pemakaman umum, timbunan
bahan pengerasan jalan.
11. ASAL PENCEMARAN AIR
1. LANGSUNG (point source)
Industri: Kebocoran tangki dan pipa
minyak, kebocoran dan tumpahan
bahan kimia bahan baku industri,
sumur injeksi limbah industri, bahan
pengawet, “tailing” di industri
pertambangan, debu terbang dari
instalasi pembangkit tenaga, buangan
lumpur minyak di industri pengilangan
minyak, dan sisa pencucian alat
industri.
12. ASAL PENCEMARAN AIR
2. TIDAK LANGSUNG (non-point source)
Pupuk dari lahan pertanian
Pestisida dari lahan pertanian dan hutan
Jatuhan bahan kimia terlarut/tersuspensi
melalui hujan.
13. PENCEMARAN AIR LEWAT UDARA
Aktifitas manusia menghasilkan
senyawa-senyawa kimia yang
dilepaskan ke udara.
Senyawa-senyawa kimia tersebut
menyebar melalui aliran udara melewati
batas-batas wilayah pemerintahan
sehingga disebut long-range
transboundary air pollution (LRTAP).
Senyawa-senyawa tersebut memasuki
lingkungan air melalui pengendapan
basah maupun kering.
14. PENCEMARAN AIR LEWAT UDARA
Hujan asam, merupakan fenomena LRTAP
yang sering dipublikasikan, berasal dari gas
buang mesin berbahan bakar batu bara dan
minyak, industri peleburan logam, industri
pengilangan minyak, dan industri pulp dan
kertas. Gas SO2 dan NO2 diubah menjadi
H2SO4 dan HNO3 di udara setelah bereaksi
dengan air.
Di Kanada bagian timur, hujan asam
diperhitungkan berasal dari Amerika Serikat.
Sedangkan hujan asam di bagian timur laut
Amerika serikat diperkirakan berasal dari
Kanada.
15. PENCEMARAN AIR LEWAT UDARA
Hujan asam mengancam lingkungan
yang tidak tahan asam. Berbagai jenis
ikan, serangga, tanaman air, dan
mikroorganisme mengalami gangguan
reproduksi dan kematian. Penurunan
populasi organisme ini dapat
mempengaruhi jaringan makanan.
17. BAHAN KIMIA PENCEMAR AIR
Terdapat hampir 10.000.000 bahan kimia, kurang
lebih 100 000 di antaranya digunakan secara
komersial.
Hampir semua bahan kimia beracun dilepaskan ke
lingkungan air secara langsung, sebagian lainnya
melalui rembesan atau aliran air permukaan.
Bahan-bahan kimia pencemar air dapat
mengakibatkan perubahan rasa, bau, dan warna
air.
Bahan kimia pencemar air yang beracun dapat
mengakibatkan penurunan fertilitas, perubahan
bentuk tubuh, kerusakan sistem ketahanan tubuh,
dan peningkatan kebolehjadian tumor pada hewan.
18. Limbah cair banyak dihasilkan oleh
industri dan rumah tangga.
Limbah cair sering mengandung:
Bahan organik tersuspensi (tinggi)
Bakteri (coliforms dan pathogen)
Pencemar kimia, pestisida dan logam
berat
Sebagian besar dapat dihilangkan oleh aktifitas
mikroba
PENCEMARAN AIR
OLEH LIMBAH CAIR
20. LIMBAH CAIR INDUSTRI
Sisa atau hasil buangan produksi yang berupa
zat cair dan diolah melalui IPAL.
Jika hasil analisis menunjukkan bahwa limbah
tersebut beracun berdasarkan baku mutu, harus
dikirim ke pusat pengolahan limbah cair.
Jika sesuai baku mutu dapat digunakan untuk
internal production consumption atau dibuang
ke lingkungan dengan ijin BAPPEDAL
23. Peraturan tentang baku mutu air limbah.
Beberapa perlakuan dibutuhkan untuk
memenuhi baku mutu:
Perlakuan primer
Penghilangan fisik bahan tersuspensi.
Perlakuan sekunder
Degradasi oleh mikroba untuk menghilangkan
senyawa organik terlarut.
Perlakuan tersier
Pemisahan bahan terendapkan.
PENGOLAHAN BIOLOGIS
UNTUK LIMBAH CAIR
26. Primary Settling Tank Design
Size
rectangular: 3-24 m wide x 15-100 m long
circular: 3-90 m diameter
Detention time: 1.5-2.5 hours
Overflow rate: 25-60 m3
/m2
·day
Typical removal efficiencies
solids: 50-60%
BOD5: 30-35%
27. Secondary Treatment Provide BOD removal beyond what is
achieved in primary treatment
removal of soluble BOD
additional removal of suspended solids
Basic approach is to use aerobic biological
degradation:
organic carbon + O2 → CO2
Objective is to allow the BOD to be
exerted in the treatment plant rather than
in the stream
28. How is this accomplished?
Create a very rich
environment for
growth of a diverse
microbial community
29. Basic Ingredients
High density of microorganisms (keep
organisms in system)
Good contact between organisms and
wastes (provide mixing)
Provide high levels of oxygen (aeration)
Favorable temperature, pH, nutrients
(design and operation)
No toxic chemicals present (control
industrial inputs)
31. Activated Sludge
Process in which a mixture of wastewater and
microorganisms (biological sludge) is agitated
and aerated
Leads to oxidation of dissolved organics
After oxidation, separate sludge from
wastewater
Induce microbial growth
Need food, oxygen
Want Mixed Liquor Suspended Solids (MLSS)
of 3,000 to 6,000 mg/L
35. Activated Sludge Design
Major design parameter: food to microorganism
ratio:
(MLVSS)solidssuspended
volatileliquormixed
volume
BODsolubleinitial
rateflowwhere
5
=
=
=
=
=
X
V
S
Q
VX
QS
M
F
0
0
36. Activated Sludge Design
td = approximately 6 - 8 hr
Long rectangular aeration basins
Air is injected near bottom of aeration
tanks through system of diffusers
Aeration system used to provide mixing
MLVSS and F/M controlled by wasting a
portion of microorganisms
37. F/M Parameter
Low F/M (low rate of wasting)
starved organisms
more complete degradation
larger, more costly aeration tanks
more O2 required
higher power costs (to supply O2)
less sludge to handle
High F/M (high rate of wasting)
organisms are saturated with food
low treatment efficiency
38. Trickling Filters
Rotating distribution arm sprays primary
effluent over circular bed of rock or other
coarse media
Air circulates in pores between rocks
“Biofilm” develops on rocks and micro-
organisms degrade waste materials as
they flow past
Organisms slough off in clumps when film
gets too thick
40. Trickling Filters
Not a true filtering or sieving process
Material only provides surface on which
bacteria to grow
Can use plastic media
lighter - can get deeper beds (up to 12 m)
reduced space requirement
larger surface area for growth
greater void ratios (better air flow)
less prone to plugging by accumulating slime
43. Rotating Biological Contactors
Called RBCs
Consists of series of closely spaced discs
mounted on a horizontal shaft and rotated
while ~40% of each disc is submerged in
wastewater
Discs: light-weight plastic
Slime is 1-3 mm in thickness on disc
48. Aerobic ponds
Shallow ponds (<1 m
deep)
Light penetrates to
bottom
Active algal
photosynthesis
Organic matter con-
verted to CO2, NO3
-
,
HSO4
-
, HPO4
2-
, etc.
49. Facultative ponds
Ponds 1 - 2.5 m deep
td = 30 - 180 d
not easily subject to
upsets due to
fluctuations in Q,
loading
low capital, O&M costs
Facultative
Aerobic
Anaerobic
51. Anaerobic Ponds
Primarily used as a pretreatment process
for high strength, high temperature wastes
Can handle much high loadings
2 stage:
Acid fermentation: Organics → Org. acids
Methane fermentation Org. Acids → CH4 and
CO2
52. Land and Wetland Application
Spray irrigation and infiltration
Overland flow
Wetlands
Source: Environmental
Science, 4th ed., B.J. Nebel
and R.T. Wright, Prentice-
Hall, N.J., c. 1981
53. Spray irrigation
Usually follows oxidation ponds, aerated
lagoons
Application leads to filtering, biological
degradation, ion exchange, sorption,
photodegradation
Need about 1 acre/100 people
Secondary
Treatment
Flooding,
channeling
spray irrigation
55. Overland flow
Water irrigated onto long narrow fields
Use grasses that take up large amounts of
nitrogen
Underlying soil should be fairly impervious
Secondary
Treatment
Application to land
slopped at 2-8%
56. Overland Flow:
Emmitsburg, MD
Treats 1 MGD on 200
acres
Settling pond then
irrigated
Fields planted with
reed canary grass
Below ~1 ft topsoil is
compacted clay
Source: Environmental Science, 4th ed., B.J. Nebel
and R.T. Wright, Prentice-Hall, N.J., c. 1981
57. Overland Flow:
Emmitsburg, MD
W/W applied to one side of
field, percolates through
topsoil to a collecting gutter
Water in gutter (clear and
nutrient-free)
Collected in another
reservoir and spray-irrigated
onto forage crops
Source: Environmental Science, 4th ed.,
B.J. Nebel and R.T. Wright, Prentice-Hall,
N.J., c. 1981
58. Overland Flow:
Emmitsburg, MD
Land for irrigation was
donated by townsperson
Why? What were the
benefits of such a project?
What would be the
concerns?
Source: Environmental Science, 4th ed.,
B.J. Nebel and R.T. Wright, Prentice-Hall,
N.J., c. 1981
59. Overland Flow:
Emmitsburg, MD
Advantages
free water
free nutrients
plants can be fed to
animals
low-cost
low-maintenance
water meets discharge
regulations (NPDES)
Disadvantages
will not work in cold
climates
pathogen dispersion in
air
need buffer zones
need large amount of
land
62. Facility Options
Considerations for wastewater treatment
facility options
costs
capital
operation and maintenance (including energy)
availability of space
degree of treatment required by NPDES
permit
municipal or municipal plus industrial
flowrate
63. Facility Options
Considerations for wastewater
treatment facility options
distance from residential properties
problems with: odors, flies, other nuisances
agricultural usage or land application
options
presence of pathogens
experience of design engineers
64. Pemisahan fisik bahan organik
tersuspensi dalam bak
pengendapan untuk mengurangi
kebutuhan oksigen biologis
(BOD).
PERLAKUAN PRIMER
65. Degradasi oleh mikroba untuk
mengurangi kandungan senyawa
organik.
Dua cara:
Degradasi anaerobik dalam sludge
tank / activated sludge tank
Degradasi aerobik menggunakan
trickling bed filter.
PERLAKUAN SEKUNDER
66. KEBUTUHAN OKSIGEN
Kebutuhan oksigen
mencerminkan proses biologis.
Dinyatakan dalam Biological
Oxygen Demand (BOD) yang
merupakan kebutuhan oksigen
untuk merombak senyawa
organik dalam limbah cair
selama 5 hari pada suhu 20o
C.
67. Dinyatakan juga dalam bentuk
Chemical Oxygen Demand (COD)
yang merupakan jumlah
oksigen ang diperlukan untuk
mengoksidasi senyawa organik
selama.
Perbedaan BOD dan COD
mencerminkan efisiensi proses
biologi yang dilakukan.
KEBUTUHAN OKSIGEN 2
68. Untuk menghilangkan sisa senyawa
organik dan mineral (biasanya berbeaya
tinggi dan tidak selalu dibutuhkan).
Fosfat dapat diendapkan dengan
flokulasi menggunakan garam yang
mengandung aluminium, besi atau
kalsium.
Mikroba pathogen dapat dihilangkan
dengan khlorinasi atau penyinaran UV.
Arang aktif dapat digunakan untuk
menghilangkan senyawa oganik
rekalsitran.
PERLAKUAN TERSIER
t d = approximately 6 - 8 hr Long rectangular aeration basins Air is injected near bottom of aeration tanks through system of diffusers Controlled by wasting a portion of microorganisms
Facultative zone: aerobic during day (photosynthesis occurs) anaerobic at night (respiration) Rely on wind action for reaeration wastewater enters from bottom