3. Suatu derivat morfin dengan kekuatan 3 - 5 kali morfin Dalam waktu 5 menit setelah suntikan dirubah menjadi morfin Dalam waktu 40 menit konsentrasinya (morfin) melebihi heroin Heroin mudah masuk ke cerebral / serebri = otak mudah intoksikasi Heroin ( diacetyl morphine ) Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI PUTAUW
4. = Coke Charlie Snow Euphoria = perasaan senang yang berlebihan Stress / gelisah hilang Aktif / atraktif Membangkitkan gairah Cocaine
7. Complications from Heroin Use Acute fatal reaction Allergic and febrile reactions Cardiovascular system Rhythm disturbances, infarction of heart valves (endocarditis), inflammation of small arteries (vasculitis), inflammation and clotting of veins (thrombophlebitis) Dermatologic problems Abscesses, ulcers, hyperpigmented areas, track marks, scarring, sweelling Endocrine system Low blood sugar, sexual dysfunction Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
8. Keracunan di RSCM 1996 : 38 kasus 1997 : 96 kasus Urutan : 1. Organofosfat 2. Extasi 3. Opiat 1998 : 118 kasus Urutan : 1. Extasi 2. Opiat 3. Organofosfat Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
9.
10. RS. IM = 743 (dari 1997 - 1999) RS. AG = 1120 (Oktober 1997 - 1999) RS.MMA = 251 (selama 1 tahun) RS. TH = 286 (Jan.1999 - Des.1999) Jumlah Penderita Pengguna Narkoba yang dirawat di berbagai RS. Swasta Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
11. Emergensi Intoksikasi opiat: 1997 - Oktober 1999 62 kasus Pemberian nalokson Berhasil ( 100 %) 90 % dapat Antibiotika 3 meninggal di ruangan karena sepsis • • • • • • • • • • Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
12. Pneumonia HCV / HIV PEMAKAI SEHAT Kelompok risiko tinggi Emergensi Phenomena Gunung Es " NARKOBA " Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
16. RECEPTOR TYPE AND ACTION Key Ag = agonist; Ant = antagonist; +++ = stronger agonist; --- = stronger antagonist; * = some effects for o agonist are antagonized by naloxone; and ** = partial agonist Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
17. Mekanisme Kerja Endorphin di Otak dalam keadaan Normal Endorphin (endogen morfin) 1 2 Reseptor Opiat Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
18. Mekanisme Kerja Opiat di Otak pada Pengguna Morfin Narcan Nalokson Endorphin (endogen morfin) 1 2 Reseptor Opiat Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
19. Metabolisme Heroin ( Putaw ) 6 monoacetyl morphine di - hidrolisa (6-10 menit) morphine liver • Mo 3 monoglucoronide • Mo 6 monoglucoronide water soluble (20-30 menit) URINE Heroin • • • • • Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
20. Urine Heroin/putaw (diasetil morphin) Morfin • Mo 3 monoglucoronide • Mo 6 monoglucoronide Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
22. Anamnesis Kumpulkan informasi selengkapnya tentang seluruh obat yang digunakan termasuk obat yang sering dipakai. Kumpulkan informasi dari anggota keluarga, teman dan petugas tentang obat yang digunakan. Tanyakan dan simpan (untuk pemeriksaan toksikologis) sisa obat, muntahan yang masih ada. Tanyakan riwayat alergi obat atau riwayat syok anafilaksis Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
23. • Khas : Pinpoint Depresi napas Membaik dengan Nalokson • Bekas suntikan ( needle track sign ) • Pemeriksaan kualitatif urin DIAGNOSIS Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
24.
25.
26.
27.
28. Gejala Putus Obat = Mata berair Seperti pilek Bersin Keringat banyak Tangan gemetar Kulit angsa SAKAU
33. Kelompok : Pengguna sakit Pengguna sehat Risiko Tinggi HIV HCV Pneumonia,dll Adiksi Craving Putus obat / withdrawal Kultural Persepsi Bahaya Narkotika Knowledge Attitude Motivation Supportive Relationship Informasi Obat Psikiatri Psikiater Psikolog Guru (BP) Orang tua (POMG) OSIS Continue/pengendali program Penyuluhan Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
34. Emergensi Sistem emergensi Strategi Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
35. INTOKSIKASI / KERACUNAN KENYATAAN DI LAPANGAN KESULITAN PENATALAKSANAAN • Penyebab (sukar diketahui) • Kerusakan Multi Organ • • • • • Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
36. INTOKSIKASI / KERACUNAN • Cepat • Tepat Pulih Komplikasi Kematian Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
37. HIV HCV Pneumonia drug abuse Infected Carditis Kelainan neurologi Kelainan Psikiatri ( withdrawal / putus obat ) Pokdisus AIDS Interna Paru Interna Neurologi Psikiatri Hospitalisasi Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
38. • Medical Oriented • Religi Oriented • Traditional Oriented Habilitasi Menyatukan dalam pengawasan Pengontrol Program Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
39. Panduan Dokter / Disiplin lain Kualitas Hidup Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
41. Prinsip Penatalaksanaan Kasus Keracunan Penatalaksanaan kegawatan Penilaian Klinis Dekontaminasi racun Pemberian antidotum Terapi suportif Observasi dan konsultasi Rehabilitasi Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
42. Keadaan Klinis Yang Perlu Mendapat Perhatian Koma Kejang Henti jantung Henti napas Syok Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
43. Penatalaksanaan Kegawatan A (Airways) bebaskan jalan napas dari sumbatan bahan muntahan, lendir, gigi palsu, dll. Bila perlu dengan perubahan posisi dan oropharyngeal airway dan alat penghisap lendir. B (Breathing) jaga agar pernapasan sebaik mungkin dan bila memang diperlukan dapat dengan alat respirator. C (Circulation) tekanan darah dan volume cairan harus dipertahankan secukupnya dengan pemberian cairan. Bila terjadi henti jantung lakukan RJP (Resusitasi Jantung Paru). Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
44. Antinyeri melalui efek depresi pada otak chest pain, udem paru, keganasan Sering disalah gunakan Opiat Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
47. Tabel 2. Perkiraan waktu deteksi dalam urin beberapa jenis obat Jenis obat Lamanya waktu bisa dideteksi Amfetamin 2 hari Barbiturat 1 hari (short acting) 3 minggu (long acting) Benzidiazepin 3 hari Kokain 2 - 4 hari Kodein 2 hari Heroin 1 - 2 hari Methadone 3 hari Morpin 2 - 5 hari Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
48.
49.
50.
51.
52.
53. Edema paru diobati sesuai dengan antidotnya yaitu pemberian naloxon disamping oksigen dan respirator bila diperlukan. Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
54. Hipotensi diberikan cairan IV yang adekuat, dapat dipertimbangkan pemberian dopamin dengan dosis 2 - 5 mcg/Kg BB/menit dan dapat ditritasi bila diperlukan. Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
57. Komplikasi yang sering terjadi Nanang Sukmana Subbagian Alergi & Imunologi Klinik Bag. Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UI/ RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
65. Table 3. Effects of Opiate Administration and Opiate Withdrawal Opiate Administration Hypothermia Decrease in blood pressure Peripheral vasodilation, skin flushed and warm Miosis (pupillary constriction) Drying of secretions Constipation Respiratory depression Decreased urinary 17-ketosteroid levels Antitusive Decreased sex drive Relaxation Analgesia Euphoria Opiate Withdrawal Hyperthermia Increase in blood pressure Piloerection (gooseflesh), chillines Mydriasis (pupillary dilation) Lacrimation, rhinorrhea Diarrhea Yawning, panting Increased urinary 17-ketosteroid levels Sneezing Spontaneous ejaculations and orgasms Restlessness, insomnia Pain and irritability Depression Source.From Jaffe (1985) and Jaffe and Martin (1985) Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
66.
67. Infeksi Hepatitis C disebabkan oleh virus hepatitis tipe C yang dalam jangka panjang dapat merusak hati (sirosis) Kerusakan hati tersebut dapat diperburuk bila terinfeksi virus lain (HIV) atau penyakit-penyakit yang dapat menurunkan daya tahan tubuh Keluhan-keluhan umumnya ringan ( lemas, lesu, nyeri di epigastrium, mual, nafsu makan menurun, dll) Kurang lebih 80% penderita yang terinfeksi hepatitis C akan berkembang menjadi Hepatitis C yang kronis (perjalanannya dapat bertahun-tahun) Hepatitis C Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
68. Hepatitis C ditularkan terutama melalui darah dan produk darah Penularan melalui ibu hamil dapat terjadi 5% kecuali pada keadaan ibu yang mempunyai jumlah virus dalam darah ( viral load ) yang tinggi Peningkatan Hepatitis C seiring dengan penggunaan narkoba dengan suntikan Pengobatan Hepatitis C dengan pemberian interveron dan ribavirin selama 6-8 bulan Hepatitis C (lanjutan) Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
69. Upaya - Upaya Pada Penderita Hepatitis C Cukup istirahat Hindari konsumsi alkohol, narkoba Hindari pemakaian obat-obat yang tidak diperlukan (obat pusing, dll) Makan makanan yang bergizi Konsultasi rutin dengan dokter Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
70.
71.
72. HIV / AIDS (2) Cara penularan yang penting saat ini di Indonesia, yaitu di kalangan pecandu narkotika karena kebiasaan memakai jarum suntik bersama dan jarum yang tidak steril Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80. Infected Carditis (Infeksi di Jantung) 1 Adalah infeksi mikrobial pada lapisan dinding jantung dengan karakteristik terjadinya suatu endapan (vegetasi) pada daun katup dan dapat meluas kebagian lain. Pada pengguna obat opiat secara suntikan ( intravena ) biasanya lesi terjadi di katup kanan jantung (45%) dan katup jantung kiri (15%) Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
83. Infected Carditis (Infeksi di Jantung) 4 Pemeriksaan khusus : - Biakan darah - Ekhokardiografi Pengobatan : 1. Medikal non-bedah : pemberian obat antibiotika 2. Bedah Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
84. Adverse Effects of Mood-Altering Drugs on Pregnancy and the Newborn Drug Alcholol Amphetamines Barbiturates, sedatives, tranquilizers Cannabis Coccaine Heroin Marijuana Methadone Nicotine Phencyclidine Spontaneous Abortion + + + + Premature Delivery + + + + Perinatal Mortality + + + + Neonatal Withdrawal + + +/- Fetal Distress + + +/- + + + + Congenital Abnormality + + + +/- Opiat dan Kehamilan + Adverse effects; +/- Effects not consistently documented Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
85.
86. Hepatitis C imunitas yang menurun HIV/AIDS Pneumonia drug abuse Gejala putus obat (sakau) Infected carditis Infeksi lain Kelompok pengguna opiat Kelainan neurologi Komplikasi pada kehamilan Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
87. Suatu derivat morfin dengan kekuatan 3 - 5 kali morfin Dalam waktu 5 menit setelah suntikan dirubah menjadi morfin Dalam waktu 40 menit konsentrasinya (morfin) melebihi heroin Heroin mudah masuk ke cerebral / serebri = otak mudah intoksikasi Heroin ( diacetyl morphine ) Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI PUTAUW
88. = Coke Charlie Snow Euphoria = perasaan senang yang berlebihan Stress / gelisah hilang Aktif / atraktif Membangkitkan gairah Cocaine
92. Gejala Putus Obat = Mata berair Seperti pilek Bersin Keringat banyak Tangan gemetar Kulit angsa SAKAU
93. Street Names for Heroin Bing Boy Jive Brown Caballo Chivo Crap Dead on Arrival Dope Doo Doo Duke Dynamite Estuffan Foolish Pleasure Funk H Hombre Horse Jive Junk La Bamba Mud Scat Shit Skag Smack Sugar Sweet Jesus Tango and Cash Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
94. Rute (Pemakai Heroin) Smoking Snorting Sniffing Injeksi bawah kulit (skin popping) IV (intra vena) Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
95. Heroin Withdrawal Signs and Symptoms Mild Yawning Tearing of eyes Running nose Sneezing Sweating Moderate Loss of appetite Dilated pupils Tremors Gooseflesh (termed “ cold turkey”) Marked Deep breathing Fever Restlessness Agitation Elevated blood pressure Severe Vomiting Abdominal cramps Diarrhea Muscle spasms ( termed “ kicking the habit “ ) Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
96. Types of Heroin Street Name Heroin preparations Number 1 Number 2 Number 3 – white Number 4 Black Tar Iranian Heroin (Dava, Rufus, Persian Brown) Red Chicken Composition and /or Color Crude morphine base; tan/brown White/gray May contain caffeine ( 30- 50% ) Or small dose of Strychnine (rarely); tan/gray White to yellow Higher-quality heroin Heroin with adulterants, Becoming dark, reddish Brown powder Heroin and red dye, fentanyl Method of Administration Smoking Injection and smoking Smoking Injection Injection Injection Smoking, Injection Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
97. Street Name Heroin combinations Mexican brown Bombitas Speedball Designer “heroin” China White Tango and Cash MPPP, MPTP Other illicit opiate Preparations* Blue Velvet,Ts and Blues Loads (Setups) Composition and /or Color Heroin and coffee Heroin and amphetamines Heroin and cocaine Fentanyl analogues Fentanyl analogues Meperidine analogues Pentazocine, tripelennamine Codeine, glutethimide (Doriden) Method of Administration Injection Injection Injection Injection Injection Injection Injection Injection Injection * Used when heroin is unavailable Types of Heroin Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
98. Complications from Heroin Use Acute fatal reaction Allergic and febrile reactions Cardiovascular system Rhythm disturbances, infarction of heart valves (endocarditis), inflammation of small arteries (vasculitis), inflammation and clotting of veins (thrombophlebitis) Dermatologic problems Abscesses, ulcers, hyperpigmented areas, track marks, scarring, sweelling Endocrine system Low blood sugar, sexual dysfunction Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
99. Complications from Heroin Use Gastrointestinal tract Decreased stomach-emptying, bile secretion, and intestinal activity, constipation Hematologic and immunological abnormalities Liver Hepatitis, chronic liver disease Infections in multiple organ systems Respiratory system Increased susceptibility to pulmonary infections; incresead pressure in pulmonary vessels Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
100. Purposive : Behavior ( 24 jam ) - Nervous - Anxietas - Tergantung terhadap uang / obat Non-purposive symptoms ( 8 – 12 jam ) Mild – severe setelah suntikan Bisa berlanjut 38 – 48 jam Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI