SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  101
Musa Ferry Hutauruk Penatalaksanaan Overdosis Opiat
Pendahuluan
   Suatu derivat morfin dengan kekuatan 3 - 5 kali morfin    Dalam waktu 5 menit    setelah suntikan dirubah  menjadi morfin    Dalam waktu 40 menit konsentrasinya (morfin)  melebihi heroin    Heroin mudah masuk ke cerebral / serebri = otak    mudah intoksikasi Heroin ( diacetyl morphine ) Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI PUTAUW
=  Coke Charlie Snow    Euphoria = perasaan senang yang berlebihan    Stress / gelisah    hilang    Aktif / atraktif    Membangkitkan gairah Cocaine
= Heroin / Morfin = Extasy Putauw  Shabu  Cocaine
   Perasaan senang    Ramah    Berperilaku diluar karakter    Berperilaku lucu = Mariyuana / Cannabis Ganja
Complications from Heroin Use    Acute fatal reaction    Allergic and febrile reactions    Cardiovascular system Rhythm disturbances, infarction of heart valves (endocarditis), inflammation of small arteries (vasculitis), inflammation and clotting of veins (thrombophlebitis)    Dermatologic problems Abscesses, ulcers, hyperpigmented areas, track marks, scarring, sweelling    Endocrine system Low blood sugar, sexual dysfunction Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Keracunan di RSCM 1996 : 38 kasus 1997 : 96 kasus Urutan :  1. Organofosfat   2. Extasi   3. Opiat 1998   : 118 kasus Urutan :  1. Extasi   2. Opiat 3. Organofosfat Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Gambaran Narkoba di RSCM ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Dari catatan medik Unit Gawat Darurat (Dr. Nanang Sukmana,dkk) Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
RS. IM =  743 (dari 1997 - 1999) RS. AG = 1120 (Oktober 1997 - 1999) RS.MMA =  251 (selama 1 tahun) RS. TH =  286 (Jan.1999 - Des.1999) Jumlah Penderita Pengguna Narkoba yang  dirawat di berbagai RS. Swasta Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Emergensi Intoksikasi opiat: 1997 - Oktober 1999     62 kasus Pemberian nalokson Berhasil ( 100 %) 90 %  dapat  Antibiotika 3  meninggal di ruangan karena sepsis • • • • • • • • • • Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Pneumonia HCV / HIV PEMAKAI  SEHAT Kelompok risiko  tinggi Emergensi Phenomena Gunung Es " NARKOBA " Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Mekanisme Opiat
Opioid  :  Endorphin/Encephalin Benzo : GABA - A   (   aminobutiric acid A tipe receptor) Neurotransmitter Cocaine Amphet  ( Extasy ) DOPAMIN + 5 HT (  serotonin  )  • • • • • Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
BEBERAPA JENIS RESEPTOR    Reseptor  Mu1  (  1)  :  analgesik, euporia, dan hipotermia Mu2  (  2)  :  bradikardi, depresi napas, miosis, euporia, penurunan kontraksi usus, dan ketergantungan fisik.    Reseptor Kappa  (k)  :  spinal analgesik, depresi napas, miosis, dan hipotermia.    Reseptor Delta  (  )  :  depresi napas, disporia, halusinasi, vasomotor stimulasi.    Reseptor Gamma  (  ):  inhibisi otot polos, spinal analgesik?. Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
RECEPTOR TYPE AND ACTION Key Ag = agonist; Ant = antagonist; +++ = stronger agonist; --- = stronger antagonist; * = some effects for o agonist are antagonized by naloxone; and ** = partial agonist   Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Mekanisme Kerja Endorphin di Otak  dalam keadaan Normal Endorphin (endogen morfin)  1  2 Reseptor Opiat Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Mekanisme Kerja Opiat di Otak pada Pengguna  Morfin Narcan Nalokson Endorphin (endogen morfin)  1  2 Reseptor Opiat Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Metabolisme Heroin ( Putaw ) 6 monoacetyl morphine di - hidrolisa (6-10 menit) morphine liver •  Mo 3 monoglucoronide •  Mo 6 monoglucoronide water soluble (20-30 menit) URINE Heroin • • • • • Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Urine Heroin/putaw (diasetil morphin) Morfin •  Mo 3 monoglucoronide •  Mo 6 monoglucoronide Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Diagnostik
Anamnesis      Kumpulkan informasi selengkapnya tentang seluruh obat yang digunakan termasuk obat yang  sering dipakai.    Kumpulkan informasi dari anggota keluarga, teman  dan petugas tentang obat yang digunakan.    Tanyakan dan simpan (untuk pemeriksaan toksikologis) sisa obat, muntahan yang masih ada.    Tanyakan riwayat alergi obat atau riwayat syok  anafilaksis  Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
•   Khas :    Pinpoint    Depresi napas    Membaik dengan Nalokson •   Bekas suntikan ( needle track sign ) •   Pemeriksaan kualitatif urin DIAGNOSIS Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Gejala Putus Obat ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Gejala Putus Obat ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Tanda-tanda  subjektif   Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Gejala Putus Obat ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Gejala Putus Obat ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Gejala Putus Obat =  Mata berair  Seperti pilek    Bersin    Keringat banyak    Tangan gemetar    Kulit angsa SAKAU
0   drug craving   anxiety 1     yawning  lacrimation   sweating  rinorhea   2    mydriasis  muscle twitching   goose flesh  anorexia 3    insomnia   Abd. cramps      pulse    Vomiting /diarrhea      RR   Weakness      BP Opiate withdrawal Grade Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Table 3. Effects of Opiate Administration and Opiate Withdrawal Opiate Administration Hypothermia Decrease in blood pressure Peripheral vasodilation, skin flushed and warm Miosis (pupillary constriction) Drying of secretions Constipation Respiratory depression Decreased urinary 17-ketosteroid levels Antitusive Decreased sex drive Relaxation Analgesia Euphoria Opiate Withdrawal Hyperthermia Increase in blood pressure Piloerection (gooseflesh), chillines Mydriasis (pupillary dilation) Lacrimation, rhinorrhea Diarrhea Yawning, panting Increased urinary 17-ketosteroid levels Sneezing Spontaneous ejaculations and orgasms Restlessness, insomnia Pain and irritability Depression Source.From Jaffe (1985) and Jaffe and Martin (1985) Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Tatalaksana Umum
Emergensi Hospitalisasi Habilitasi Penyuluhan Tatalaksana  Penderita  NARKOBA Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Kelompok  :     Pengguna sakit      Pengguna sehat      Risiko Tinggi   HIV HCV Pneumonia,dll Adiksi Craving Putus obat / withdrawal Kultural Persepsi Bahaya Narkotika      Knowledge    Attitude    Motivation    Supportive    Relationship Informasi Obat Psikiatri  Psikiater Psikolog Guru (BP) Orang tua (POMG) OSIS Continue/pengendali program Penyuluhan Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Emergensi    Sistem emergensi    Strategi Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
INTOKSIKASI / KERACUNAN KENYATAAN DI LAPANGAN KESULITAN PENATALAKSANAAN •  Penyebab (sukar diketahui) •  Kerusakan Multi Organ • • • • • Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
INTOKSIKASI / KERACUNAN •  Cepat •  Tepat Pulih    Komplikasi    Kematian Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
HIV HCV Pneumonia drug abuse Infected Carditis  Kelainan neurologi Kelainan Psikiatri  ( withdrawal / putus obat ) Pokdisus AIDS Interna Paru Interna Neurologi Psikiatri Hospitalisasi Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
•  Medical Oriented •  Religi Oriented •  Traditional Oriented Habilitasi Menyatukan dalam pengawasan Pengontrol Program Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Panduan  Dokter / Disiplin lain Kualitas Hidup Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Penatalaksanaan Kegawatan
Prinsip Penatalaksanaan Kasus Keracunan    Penatalaksanaan kegawatan    Penilaian Klinis    Dekontaminasi racun    Pemberian antidotum    Terapi suportif    Observasi dan konsultasi    Rehabilitasi Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Keadaan  Klinis  Yang  Perlu Mendapat  Perhatian     Koma    Kejang    Henti jantung    Henti napas    Syok Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Penatalaksanaan  Kegawatan A  (Airways)   bebaskan  jalan  napas  dari  sumbatan  bahan muntahan, lendir, gigi  palsu, dll.  Bila  perlu  dengan perubahan  posisi  dan  oropharyngeal  airway   dan  alat penghisap  lendir. B  (Breathing)   jaga  agar  pernapasan  sebaik  mungkin  dan  bila  memang  diperlukan  dapat  dengan  alat respirator. C  (Circulation)  tekanan  darah  dan  volume  cairan  harus dipertahankan  secukupnya  dengan  pemberian  cairan.  Bila  terjadi  henti  jantung  lakukan  RJP (Resusitasi Jantung Paru). Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
   Antinyeri melalui efek depresi pada otak    chest pain, udem paru, keganasan    Sering disalah gunakan Opiat Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
O P I A T , S E D A T I V E, O R   E T H A N O L  I N T O X I C A T I O N Koma Depresi pernapasan MIOSIS Hipotensi Bradikardi Hipotermi Edema pulmoner Bising usus menurun Hiporefleksi Kejang (kasus berat) ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Opiat : morpin, pethidin, heroin, dan kodein Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Tabel 1. Jenis obat opium, dosis fatal, dan dosis pengobatan Jenis Obat Kodein Dextrometorphan Heroin Loperamid (imodium) Meperidin (petidin) Morpin Naloxone (Narcan)*) Opium  (Papaver somniferum) Pentazocaine (Talwin) Dosis fatal  Dosis pengobatan  (grm)  (mg) 0,8   60 0,5   60-120/day 0,2   4 0,5   1   100 0,2   10 0,3 0,3   *) Antagonis narkotika. Dosis s/d 5 mg tidak menyebabkan kematian. Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Tabel 2. Perkiraan waktu deteksi dalam urin  beberapa jenis obat  Jenis obat   Lamanya waktu bisa dideteksi Amfetamin   2 hari Barbiturat     1 hari (short acting)   3 minggu (long acting) Benzidiazepin   3 hari Kokain   2 - 4 hari Kodein   2 hari Heroin   1 - 2 hari  Methadone   3 hari Morpin   2 - 5 hari Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Protokol Penanganan Overdosis Opiat di I.G.D ,[object Object],[object Object],[object Object],A. Penanganan Kegawatan : Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Protokol Penanganan Overdosis Opiat di I.G.D ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],B. Pemberian antidotum nalokson : Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Protokol Penanganan Overdosis Opiat di I.G.D ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Protokol Penanganan Overdosis Opiat di I.G.D ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Protokol Penanganan Overdosis Opiat di I.G.D ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Edema paru diobati sesuai dengan antidotnya yaitu pemberian naloxon disamping oksigen dan respirator bila diperlukan. Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Hipotensi diberikan cairan IV yang  adekuat, dapat dipertimbangkan pemberian dopamin dengan dosis  2 - 5 mcg/Kg BB/menit dan dapat ditritasi bila diperlukan. Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Pasien Pengguna Opiat Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
 
Komplikasi yang sering terjadi Nanang Sukmana Subbagian Alergi & Imunologi Klinik Bag. Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UI/ RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
Tabel 1 : Sebaran Menurut  Umur
Tabel   2 :  Distribusi Komplikasi  ( IVDU )  Yang Ditemukan  di UGD
Tabel 3 : Distribusi Penggunaan Nalokson
Gejala Putus Obat ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Gejala Putus Obat ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Tanda-tanda  subjektif   Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Gejala Putus Obat ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Gejala Putus Obat ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Table 3. Effects of Opiate Administration and Opiate Withdrawal Opiate Administration Hypothermia Decrease in blood pressure Peripheral vasodilation, skin flushed and warm Miosis (pupillary constriction) Drying of secretions Constipation Respiratory depression Decreased urinary 17-ketosteroid levels Antitusive Decreased sex drive Relaxation Analgesia Euphoria Opiate Withdrawal Hyperthermia Increase in blood pressure Piloerection (gooseflesh), chillines Mydriasis (pupillary dilation) Lacrimation, rhinorrhea Diarrhea Yawning, panting Increased urinary 17-ketosteroid levels Sneezing Spontaneous ejaculations and orgasms Restlessness, insomnia Pain and irritability Depression Source.From Jaffe (1985) and Jaffe and Martin (1985) Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
HCV ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
   Infeksi Hepatitis C disebabkan oleh virus hepatitis tipe C yang dalam  jangka panjang dapat merusak hati  (sirosis)    Kerusakan hati tersebut dapat diperburuk bila terinfeksi virus lain (HIV)  atau  penyakit-penyakit yang dapat menurunkan daya tahan tubuh    Keluhan-keluhan umumnya ringan ( lemas, lesu, nyeri di epigastrium,  mual, nafsu makan menurun,  dll)    Kurang lebih  80%  penderita yang terinfeksi hepatitis C akan berkembang  menjadi Hepatitis C yang kronis (perjalanannya dapat bertahun-tahun) Hepatitis C Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
   Hepatitis C ditularkan terutama melalui  darah dan produk darah    Penularan melalui ibu hamil dapat terjadi  5%  kecuali pada keadaan ibu yang mempunyai jumlah virus dalam darah ( viral load ) yang tinggi    Peningkatan Hepatitis C seiring dengan penggunaan narkoba  dengan  suntikan    Pengobatan Hepatitis C dengan pemberian  interveron  dan ribavirin  selama 6-8 bulan Hepatitis C (lanjutan) Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Upaya - Upaya Pada Penderita Hepatitis C     Cukup istirahat    Hindari konsumsi alkohol, narkoba    Hindari pemakaian obat-obat yang tidak diperlukan (obat pusing, dll)    Makan makanan yang bergizi    Konsultasi rutin dengan dokter Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
HIV ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
HIV / AIDS  (1) ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
HIV / AIDS  (2) Cara penularan yang penting saat ini di Indonesia,  yaitu di kalangan pecandu narkotika karena  kebiasaan memakai   jarum suntik bersama  dan  jarum yang tidak steril   Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
HIV / AIDS  (3) ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
HIV / AIDS  (4) ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
HIV / AIDS  (5) Gejala minor  :  -  batuk menetap > 1bulan   -  dermatitis generalisata -  herpes zoster multisegmental dan atau berulang -  kandidiasis orofaringeal -  herpes simpleks kronik progresif  -  limfadenopati generalisata -  infeksi jamur berulang  pada alat kelamin wanita ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Pneumonia Drug Abuse  (Infeksi Paru oleh karena Opiat)  1 ,[object Object],[object Object],Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Pneumonia Drug Abuse  (Infeksi Paru oleh karena Opiat)  2 ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Ditemukan ronkhi diparu dan pada foto rontgen terlihat gambaran fibroinfiltrat  dilapangan bawah paru.  Kerusakan tersebut bergantung pada lama  pemakaian opiat ,  cara (rute)   pemakaian , dan  daya tahan tubuh . Pneumonia Drug Abuse  (Infeksi Paru oleh karena Opiat)  3 Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Pneumonia Drug Abuse  (Infeksi Paru oleh karena Opiat)  4 Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Infected Carditis (Infeksi di Jantung) 1    Adalah infeksi mikrobial pada  lapisan dinding jantung  dengan  karakteristik terjadinya suatu endapan (vegetasi) pada  daun katup dan dapat meluas kebagian lain.    Pada pengguna obat opiat secara  suntikan  ( intravena )  biasanya lesi terjadi di  katup kanan jantung  (45%) dan  katup jantung kiri  (15%)  Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Infected Carditis (Infeksi di Jantung) 2    Etiologi   : •  Staphylococcus coagulase  ( 50% )   •  Streptococcus  ( 15% )    Keluhan   :  -  demam   ( 75-100% )   -  rasa lesu  ( 30% )   -  anoreksia   (tidak nafsu makan) dan  penurunan berat badan  ( 10-15% )   -  sesak napas  ( 10% )    Pemeriksaan fisik  : bervariasi Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Infected Carditis (Infeksi di Jantung) 3 ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],   Pemeriksaan tambahan  : Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Infected Carditis (Infeksi di Jantung) 4    Pemeriksaan khusus  : - Biakan darah - Ekhokardiografi    Pengobatan  :  1. Medikal non-bedah : pemberian obat antibiotika 2. Bedah Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Adverse Effects of Mood-Altering Drugs on Pregnancy and the Newborn Drug Alcholol Amphetamines Barbiturates, sedatives, tranquilizers Cannabis Coccaine Heroin Marijuana  Methadone Nicotine Phencyclidine Spontaneous Abortion + + + + Premature Delivery + + + + Perinatal Mortality + + + + Neonatal Withdrawal + + +/- Fetal Distress + + +/- + + + + Congenital Abnormality + + + +/- Opiat dan Kehamilan + Adverse effects; +/- Effects not consistently documented Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Complications of Heroin Use in Pregnant Women Opiat dan Kehamilan ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Hepatitis C imunitas yang menurun HIV/AIDS Pneumonia  drug abuse Gejala  putus obat (sakau) Infected carditis Infeksi lain Kelompok pengguna opiat Kelainan neurologi Komplikasi pada kehamilan Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
   Suatu derivat morfin dengan kekuatan 3 - 5 kali morfin    Dalam waktu 5 menit    setelah suntikan dirubah  menjadi morfin    Dalam waktu 40 menit konsentrasinya (morfin)  melebihi heroin    Heroin mudah masuk ke cerebral / serebri = otak    mudah intoksikasi Heroin ( diacetyl morphine ) Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI PUTAUW
=  Coke Charlie Snow    Euphoria = perasaan senang yang berlebihan    Stress / gelisah    hilang    Aktif / atraktif    Membangkitkan gairah Cocaine
= Heroin / Morfin = Extasy Putauw  Shabu  Cocaine
   Perasaan senang    Ramah    Berperilaku diluar karakter    Berperilaku lucu = Mariyuana / Cannabis Ganja
Jasmani Rohani Sosial SEHAT
Gejala Putus Obat =  Mata berair  Seperti pilek    Bersin    Keringat banyak    Tangan gemetar    Kulit angsa SAKAU
Street Names for Heroin Bing Boy Jive Brown Caballo Chivo Crap Dead on Arrival Dope Doo Doo Duke Dynamite Estuffan Foolish Pleasure Funk H Hombre Horse Jive Junk La Bamba Mud Scat Shit Skag Smack Sugar Sweet Jesus Tango and Cash Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Rute (Pemakai Heroin)    Smoking Snorting Sniffing    Injeksi bawah kulit (skin popping)    IV (intra vena) Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Heroin Withdrawal Signs and Symptoms Mild Yawning Tearing of eyes Running nose Sneezing Sweating Moderate Loss of appetite Dilated pupils Tremors Gooseflesh (termed  “ cold turkey”) Marked Deep breathing Fever Restlessness Agitation Elevated blood pressure Severe Vomiting Abdominal cramps Diarrhea Muscle spasms ( termed “  kicking  the habit “ ) Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Types of Heroin Street Name Heroin preparations Number 1 Number 2 Number 3 – white Number 4 Black Tar Iranian Heroin (Dava, Rufus, Persian Brown) Red Chicken Composition and /or Color Crude morphine base;  tan/brown White/gray May contain caffeine ( 30- 50% ) Or small dose of  Strychnine (rarely); tan/gray White to yellow Higher-quality heroin Heroin with adulterants, Becoming dark, reddish Brown powder Heroin and red dye, fentanyl Method of  Administration Smoking Injection and smoking Smoking Injection Injection Injection Smoking, Injection Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Street Name Heroin combinations Mexican brown Bombitas Speedball Designer “heroin” China White Tango and Cash MPPP, MPTP Other illicit opiate Preparations* Blue Velvet,Ts and Blues Loads (Setups) Composition and /or Color Heroin and coffee Heroin and amphetamines  Heroin and cocaine  Fentanyl analogues Fentanyl analogues Meperidine analogues Pentazocine, tripelennamine Codeine, glutethimide (Doriden) Method of  Administration Injection Injection Injection Injection Injection Injection Injection Injection Injection * Used when heroin is unavailable Types of Heroin Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Complications from Heroin Use    Acute fatal reaction    Allergic and febrile reactions    Cardiovascular system Rhythm disturbances, infarction of heart valves (endocarditis), inflammation of small arteries (vasculitis), inflammation and clotting of veins (thrombophlebitis)    Dermatologic problems Abscesses, ulcers, hyperpigmented areas, track marks, scarring, sweelling    Endocrine system Low blood sugar, sexual dysfunction Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Complications from Heroin Use    Gastrointestinal tract Decreased stomach-emptying, bile secretion, and intestinal activity, constipation    Hematologic and immunological abnormalities    Liver  Hepatitis, chronic liver disease    Infections in multiple organ systems    Respiratory system Increased susceptibility to pulmonary infections; incresead  pressure in pulmonary vessels Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Purposive  : Behavior (  24 jam  ) - Nervous - Anxietas - Tergantung terhadap uang / obat Non-purposive symptoms  (  8 – 12 jam  ) Mild – severe setelah suntikan Bisa berlanjut 38 – 48 jam   Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
Terima kasih

Contenu connexe

Tendances

Case Report Meningitis
Case Report MeningitisCase Report Meningitis
Case Report MeningitisKharima SD
 
Algoritma Takikardi ACLS
Algoritma Takikardi ACLSAlgoritma Takikardi ACLS
Algoritma Takikardi ACLSTabita P S, M.D
 
Tatalaksana Gagal Jantung Akut ( Acute Heart Failure Update)
Tatalaksana Gagal Jantung Akut  ( Acute Heart Failure Update)Tatalaksana Gagal Jantung Akut  ( Acute Heart Failure Update)
Tatalaksana Gagal Jantung Akut ( Acute Heart Failure Update)Isman Firdaus
 
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARUCASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARUKharima SD
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikAulia Amani
 
Ppt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidismePpt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidismeKANDA IZUL
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisSeascape Surveys
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
 
2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...
2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...
2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...Isman Firdaus
 
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxPerbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxAditAditya19
 
cephalgia kronik
cephalgia kronikcephalgia kronik
cephalgia kronikrianast
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikuspeternugraha
 

Tendances (20)

Katarak Imatur
Katarak ImaturKatarak Imatur
Katarak Imatur
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
Case Report Meningitis
Case Report MeningitisCase Report Meningitis
Case Report Meningitis
 
Algoritma Takikardi ACLS
Algoritma Takikardi ACLSAlgoritma Takikardi ACLS
Algoritma Takikardi ACLS
 
Tatalaksana Gagal Jantung Akut ( Acute Heart Failure Update)
Tatalaksana Gagal Jantung Akut  ( Acute Heart Failure Update)Tatalaksana Gagal Jantung Akut  ( Acute Heart Failure Update)
Tatalaksana Gagal Jantung Akut ( Acute Heart Failure Update)
 
Cedera kepala
Cedera kepalaCedera kepala
Cedera kepala
 
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARUCASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
 
Ppt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidismePpt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidisme
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
 
2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...
2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...
2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...
 
Keseimbangan cairan & elektrolit
Keseimbangan cairan & elektrolitKeseimbangan cairan & elektrolit
Keseimbangan cairan & elektrolit
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Diabetes Melitus Tipe 1
Diabetes Melitus Tipe 1Diabetes Melitus Tipe 1
Diabetes Melitus Tipe 1
 
Rhinitis alergi
Rhinitis alergi Rhinitis alergi
Rhinitis alergi
 
icdx
 icdx icdx
icdx
 
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxPerbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
 
cephalgia kronik
cephalgia kronikcephalgia kronik
cephalgia kronik
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikus
 

Similaire à Optimal Untuk Dokumen Penatalaksanaan Overdosis Opiat

Tatalaksana Gejala Non Nyeri - Pelatihan Paliatif bagi Tenaga Medis 2023.pptx
Tatalaksana Gejala Non Nyeri - Pelatihan Paliatif bagi Tenaga Medis  2023.pptxTatalaksana Gejala Non Nyeri - Pelatihan Paliatif bagi Tenaga Medis  2023.pptx
Tatalaksana Gejala Non Nyeri - Pelatihan Paliatif bagi Tenaga Medis 2023.pptxliasaint
 
Terapi somatik
Terapi somatikTerapi somatik
Terapi somatikrian92
 
Presentasi farmako parkinson dan ssp
Presentasi farmako parkinson dan sspPresentasi farmako parkinson dan ssp
Presentasi farmako parkinson dan sspPutri MpudtEpriani
 
Tatalaksana Penyakit Parkinson secara farmakologi
Tatalaksana Penyakit Parkinson secara farmakologiTatalaksana Penyakit Parkinson secara farmakologi
Tatalaksana Penyakit Parkinson secara farmakologiSupri28
 
Farmakologi Sistem Saraf
Farmakologi Sistem SarafFarmakologi Sistem Saraf
Farmakologi Sistem SarafDedi Kun
 
Pengenalan dasar napza
Pengenalan dasar napza Pengenalan dasar napza
Pengenalan dasar napza nunung31
 
Materi_Penyuluhan_Narkoba_Copy.ppt
Materi_Penyuluhan_Narkoba_Copy.pptMateri_Penyuluhan_Narkoba_Copy.ppt
Materi_Penyuluhan_Narkoba_Copy.pptFahmiPdd
 
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem sarafnataliaayp
 
movement disorder in neurology department.pptx
movement disorder in neurology department.pptxmovement disorder in neurology department.pptx
movement disorder in neurology department.pptxFirstiafinaTiffany1
 
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...AlexFabrigaz Apt
 
Narkoba ditinjau dari as[pek kesehatan
Narkoba ditinjau dari as[pek kesehatanNarkoba ditinjau dari as[pek kesehatan
Narkoba ditinjau dari as[pek kesehatanHartati Yuningsih
 
Presentasi Seminar Kejang pada Anak dr. Asih, Sp.A.pdf
Presentasi Seminar Kejang pada Anak dr. Asih, Sp.A.pdfPresentasi Seminar Kejang pada Anak dr. Asih, Sp.A.pdf
Presentasi Seminar Kejang pada Anak dr. Asih, Sp.A.pdfWildaAlAlufRiandini
 
Analgesik antipiretik-anasthesi
Analgesik antipiretik-anasthesiAnalgesik antipiretik-anasthesi
Analgesik antipiretik-anasthesiNunung Ayu Novi
 

Similaire à Optimal Untuk Dokumen Penatalaksanaan Overdosis Opiat (20)

Overdosis opiat
Overdosis opiatOverdosis opiat
Overdosis opiat
 
Tatalaksana Gejala Non Nyeri - Pelatihan Paliatif bagi Tenaga Medis 2023.pptx
Tatalaksana Gejala Non Nyeri - Pelatihan Paliatif bagi Tenaga Medis  2023.pptxTatalaksana Gejala Non Nyeri - Pelatihan Paliatif bagi Tenaga Medis  2023.pptx
Tatalaksana Gejala Non Nyeri - Pelatihan Paliatif bagi Tenaga Medis 2023.pptx
 
Terapi somatik
Terapi somatikTerapi somatik
Terapi somatik
 
Presentasi farmako parkinson dan ssp
Presentasi farmako parkinson dan sspPresentasi farmako parkinson dan ssp
Presentasi farmako parkinson dan ssp
 
psikofarma4.pptx
psikofarma4.pptxpsikofarma4.pptx
psikofarma4.pptx
 
Dadah dan kesannya
Dadah dan kesannyaDadah dan kesannya
Dadah dan kesannya
 
Tatalaksana Penyakit Parkinson secara farmakologi
Tatalaksana Penyakit Parkinson secara farmakologiTatalaksana Penyakit Parkinson secara farmakologi
Tatalaksana Penyakit Parkinson secara farmakologi
 
Farmakologi Sistem Saraf
Farmakologi Sistem SarafFarmakologi Sistem Saraf
Farmakologi Sistem Saraf
 
Pengenalan dasar napza
Pengenalan dasar napza Pengenalan dasar napza
Pengenalan dasar napza
 
Materi_Penyuluhan_Narkoba_Copy.ppt
Materi_Penyuluhan_Narkoba_Copy.pptMateri_Penyuluhan_Narkoba_Copy.ppt
Materi_Penyuluhan_Narkoba_Copy.ppt
 
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
 
movement disorder in neurology department.pptx
movement disorder in neurology department.pptxmovement disorder in neurology department.pptx
movement disorder in neurology department.pptx
 
PTO dan Meso.ppt
PTO dan Meso.pptPTO dan Meso.ppt
PTO dan Meso.ppt
 
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...
 
Narkoba ditinjau dari as[pek kesehatan
Narkoba ditinjau dari as[pek kesehatanNarkoba ditinjau dari as[pek kesehatan
Narkoba ditinjau dari as[pek kesehatan
 
Tugas ninir
Tugas ninirTugas ninir
Tugas ninir
 
Presentasi Seminar Kejang pada Anak dr. Asih, Sp.A.pdf
Presentasi Seminar Kejang pada Anak dr. Asih, Sp.A.pdfPresentasi Seminar Kejang pada Anak dr. Asih, Sp.A.pdf
Presentasi Seminar Kejang pada Anak dr. Asih, Sp.A.pdf
 
Analgesik antipiretik-anasthesi
Analgesik antipiretik-anasthesiAnalgesik antipiretik-anasthesi
Analgesik antipiretik-anasthesi
 
Anesthesia-msn
 Anesthesia-msn Anesthesia-msn
Anesthesia-msn
 
Penyuluhan narkoba
Penyuluhan narkobaPenyuluhan narkoba
Penyuluhan narkoba
 

Plus de Musa Hutauruk

Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan
Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikanAplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan
Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikanMusa Hutauruk
 
02 sejarah tes psikologis
02 sejarah tes psikologis02 sejarah tes psikologis
02 sejarah tes psikologisMusa Hutauruk
 
Relapse prevention brief warning signs(indonesian)
Relapse prevention brief warning signs(indonesian)Relapse prevention brief warning signs(indonesian)
Relapse prevention brief warning signs(indonesian)Musa Hutauruk
 
Mengenal senjata si pecandu
Mengenal senjata si pecanduMengenal senjata si pecandu
Mengenal senjata si pecanduMusa Hutauruk
 
Drugs, addiction and hiv,aids presentation
Drugs, addiction and hiv,aids presentationDrugs, addiction and hiv,aids presentation
Drugs, addiction and hiv,aids presentationMusa Hutauruk
 
Complementary t herapy
Complementary t herapyComplementary t herapy
Complementary t herapyMusa Hutauruk
 
Terciptanya seorang pecandu
Terciptanya seorang pecanduTerciptanya seorang pecandu
Terciptanya seorang pecanduMusa Hutauruk
 
Komunikasi antar personal
Komunikasi antar personalKomunikasi antar personal
Komunikasi antar personalMusa Hutauruk
 
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01Musa Hutauruk
 
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01Musa Hutauruk
 

Plus de Musa Hutauruk (20)

Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan
Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikanAplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan
Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan
 
Presentation
Presentation Presentation
Presentation
 
02 sejarah tes psikologis
02 sejarah tes psikologis02 sejarah tes psikologis
02 sejarah tes psikologis
 
Relapse prevention brief warning signs(indonesian)
Relapse prevention brief warning signs(indonesian)Relapse prevention brief warning signs(indonesian)
Relapse prevention brief warning signs(indonesian)
 
Mengenal senjata si pecandu
Mengenal senjata si pecanduMengenal senjata si pecandu
Mengenal senjata si pecandu
 
Drugs, addiction and hiv,aids presentation
Drugs, addiction and hiv,aids presentationDrugs, addiction and hiv,aids presentation
Drugs, addiction and hiv,aids presentation
 
Uu narkotika
Uu narkotikaUu narkotika
Uu narkotika
 
Complementary t herapy
Complementary t herapyComplementary t herapy
Complementary t herapy
 
Kepatuhan berobat
Kepatuhan berobatKepatuhan berobat
Kepatuhan berobat
 
Sikap
SikapSikap
Sikap
 
Motivasi
MotivasiMotivasi
Motivasi
 
Terciptanya seorang pecandu
Terciptanya seorang pecanduTerciptanya seorang pecandu
Terciptanya seorang pecandu
 
Komunikasi antar personal
Komunikasi antar personalKomunikasi antar personal
Komunikasi antar personal
 
Farmakologi arv
Farmakologi arvFarmakologi arv
Farmakologi arv
 
Sikap
SikapSikap
Sikap
 
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01
 
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01
 
Step 12
Step 12Step 12
Step 12
 
Step 11
Step 11Step 11
Step 11
 
Step 7
Step 7Step 7
Step 7
 

Dernier

Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxCahyaRizal1
 

Dernier (20)

Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
 

Optimal Untuk Dokumen Penatalaksanaan Overdosis Opiat

  • 1. Musa Ferry Hutauruk Penatalaksanaan Overdosis Opiat
  • 3. Suatu derivat morfin dengan kekuatan 3 - 5 kali morfin  Dalam waktu 5 menit  setelah suntikan dirubah menjadi morfin  Dalam waktu 40 menit konsentrasinya (morfin) melebihi heroin  Heroin mudah masuk ke cerebral / serebri = otak  mudah intoksikasi Heroin ( diacetyl morphine ) Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI PUTAUW
  • 4. = Coke Charlie Snow  Euphoria = perasaan senang yang berlebihan  Stress / gelisah  hilang  Aktif / atraktif  Membangkitkan gairah Cocaine
  • 5. = Heroin / Morfin = Extasy Putauw Shabu Cocaine
  • 6. Perasaan senang  Ramah  Berperilaku diluar karakter  Berperilaku lucu = Mariyuana / Cannabis Ganja
  • 7. Complications from Heroin Use  Acute fatal reaction  Allergic and febrile reactions  Cardiovascular system Rhythm disturbances, infarction of heart valves (endocarditis), inflammation of small arteries (vasculitis), inflammation and clotting of veins (thrombophlebitis)  Dermatologic problems Abscesses, ulcers, hyperpigmented areas, track marks, scarring, sweelling  Endocrine system Low blood sugar, sexual dysfunction Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 8. Keracunan di RSCM 1996 : 38 kasus 1997 : 96 kasus Urutan : 1. Organofosfat 2. Extasi 3. Opiat 1998 : 118 kasus Urutan : 1. Extasi 2. Opiat 3. Organofosfat Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 9.
  • 10. RS. IM = 743 (dari 1997 - 1999) RS. AG = 1120 (Oktober 1997 - 1999) RS.MMA = 251 (selama 1 tahun) RS. TH = 286 (Jan.1999 - Des.1999) Jumlah Penderita Pengguna Narkoba yang dirawat di berbagai RS. Swasta Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 11. Emergensi Intoksikasi opiat: 1997 - Oktober 1999  62 kasus Pemberian nalokson Berhasil ( 100 %) 90 % dapat Antibiotika 3 meninggal di ruangan karena sepsis • • • • • • • • • • Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 12. Pneumonia HCV / HIV PEMAKAI SEHAT Kelompok risiko tinggi Emergensi Phenomena Gunung Es " NARKOBA " Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 14. Opioid : Endorphin/Encephalin Benzo : GABA - A (  aminobutiric acid A tipe receptor) Neurotransmitter Cocaine Amphet ( Extasy ) DOPAMIN + 5 HT ( serotonin ) • • • • • Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 15. BEBERAPA JENIS RESEPTOR  Reseptor Mu1 (  1) : analgesik, euporia, dan hipotermia Mu2 (  2) : bradikardi, depresi napas, miosis, euporia, penurunan kontraksi usus, dan ketergantungan fisik.  Reseptor Kappa (k) : spinal analgesik, depresi napas, miosis, dan hipotermia.  Reseptor Delta (  ) : depresi napas, disporia, halusinasi, vasomotor stimulasi.  Reseptor Gamma (  ): inhibisi otot polos, spinal analgesik?. Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 16. RECEPTOR TYPE AND ACTION Key Ag = agonist; Ant = antagonist; +++ = stronger agonist; --- = stronger antagonist; * = some effects for o agonist are antagonized by naloxone; and ** = partial agonist Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 17. Mekanisme Kerja Endorphin di Otak dalam keadaan Normal Endorphin (endogen morfin)  1  2 Reseptor Opiat Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 18. Mekanisme Kerja Opiat di Otak pada Pengguna Morfin Narcan Nalokson Endorphin (endogen morfin)  1  2 Reseptor Opiat Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 19. Metabolisme Heroin ( Putaw ) 6 monoacetyl morphine di - hidrolisa (6-10 menit) morphine liver • Mo 3 monoglucoronide • Mo 6 monoglucoronide water soluble (20-30 menit) URINE Heroin • • • • • Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 20. Urine Heroin/putaw (diasetil morphin) Morfin • Mo 3 monoglucoronide • Mo 6 monoglucoronide Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 22. Anamnesis  Kumpulkan informasi selengkapnya tentang seluruh obat yang digunakan termasuk obat yang sering dipakai.  Kumpulkan informasi dari anggota keluarga, teman dan petugas tentang obat yang digunakan.  Tanyakan dan simpan (untuk pemeriksaan toksikologis) sisa obat, muntahan yang masih ada.  Tanyakan riwayat alergi obat atau riwayat syok anafilaksis Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 23. Khas :  Pinpoint  Depresi napas  Membaik dengan Nalokson • Bekas suntikan ( needle track sign ) • Pemeriksaan kualitatif urin DIAGNOSIS Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 24.
  • 25.
  • 26.
  • 27.
  • 28. Gejala Putus Obat =  Mata berair  Seperti pilek  Bersin  Keringat banyak  Tangan gemetar  Kulit angsa SAKAU
  • 29. 0 drug craving anxiety 1 yawning lacrimation sweating rinorhea 2 mydriasis muscle twitching goose flesh anorexia 3 insomnia Abd. cramps  pulse Vomiting /diarrhea  RR Weakness  BP Opiate withdrawal Grade Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 30. Table 3. Effects of Opiate Administration and Opiate Withdrawal Opiate Administration Hypothermia Decrease in blood pressure Peripheral vasodilation, skin flushed and warm Miosis (pupillary constriction) Drying of secretions Constipation Respiratory depression Decreased urinary 17-ketosteroid levels Antitusive Decreased sex drive Relaxation Analgesia Euphoria Opiate Withdrawal Hyperthermia Increase in blood pressure Piloerection (gooseflesh), chillines Mydriasis (pupillary dilation) Lacrimation, rhinorrhea Diarrhea Yawning, panting Increased urinary 17-ketosteroid levels Sneezing Spontaneous ejaculations and orgasms Restlessness, insomnia Pain and irritability Depression Source.From Jaffe (1985) and Jaffe and Martin (1985) Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 32. Emergensi Hospitalisasi Habilitasi Penyuluhan Tatalaksana Penderita NARKOBA Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 33. Kelompok :  Pengguna sakit  Pengguna sehat  Risiko Tinggi HIV HCV Pneumonia,dll Adiksi Craving Putus obat / withdrawal Kultural Persepsi Bahaya Narkotika  Knowledge  Attitude  Motivation  Supportive  Relationship Informasi Obat Psikiatri Psikiater Psikolog Guru (BP) Orang tua (POMG) OSIS Continue/pengendali program Penyuluhan Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 34. Emergensi  Sistem emergensi  Strategi Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 35. INTOKSIKASI / KERACUNAN KENYATAAN DI LAPANGAN KESULITAN PENATALAKSANAAN • Penyebab (sukar diketahui) • Kerusakan Multi Organ • • • • • Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 36. INTOKSIKASI / KERACUNAN • Cepat • Tepat Pulih  Komplikasi  Kematian Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 37. HIV HCV Pneumonia drug abuse Infected Carditis Kelainan neurologi Kelainan Psikiatri ( withdrawal / putus obat ) Pokdisus AIDS Interna Paru Interna Neurologi Psikiatri Hospitalisasi Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 38. • Medical Oriented • Religi Oriented • Traditional Oriented Habilitasi Menyatukan dalam pengawasan Pengontrol Program Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 39. Panduan Dokter / Disiplin lain Kualitas Hidup Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 41. Prinsip Penatalaksanaan Kasus Keracunan  Penatalaksanaan kegawatan  Penilaian Klinis  Dekontaminasi racun  Pemberian antidotum  Terapi suportif  Observasi dan konsultasi  Rehabilitasi Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 42. Keadaan Klinis Yang Perlu Mendapat Perhatian  Koma  Kejang  Henti jantung  Henti napas  Syok Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 43. Penatalaksanaan Kegawatan A (Airways) bebaskan jalan napas dari sumbatan bahan muntahan, lendir, gigi palsu, dll. Bila perlu dengan perubahan posisi dan oropharyngeal airway dan alat penghisap lendir. B (Breathing) jaga agar pernapasan sebaik mungkin dan bila memang diperlukan dapat dengan alat respirator. C (Circulation) tekanan darah dan volume cairan harus dipertahankan secukupnya dengan pemberian cairan. Bila terjadi henti jantung lakukan RJP (Resusitasi Jantung Paru). Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 44. Antinyeri melalui efek depresi pada otak  chest pain, udem paru, keganasan  Sering disalah gunakan Opiat Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 45.
  • 46. Tabel 1. Jenis obat opium, dosis fatal, dan dosis pengobatan Jenis Obat Kodein Dextrometorphan Heroin Loperamid (imodium) Meperidin (petidin) Morpin Naloxone (Narcan)*) Opium (Papaver somniferum) Pentazocaine (Talwin) Dosis fatal Dosis pengobatan (grm) (mg) 0,8 60 0,5 60-120/day 0,2 4 0,5 1 100 0,2 10 0,3 0,3 *) Antagonis narkotika. Dosis s/d 5 mg tidak menyebabkan kematian. Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 47. Tabel 2. Perkiraan waktu deteksi dalam urin beberapa jenis obat Jenis obat Lamanya waktu bisa dideteksi Amfetamin 2 hari Barbiturat 1 hari (short acting) 3 minggu (long acting) Benzidiazepin 3 hari Kokain 2 - 4 hari Kodein 2 hari Heroin 1 - 2 hari Methadone 3 hari Morpin 2 - 5 hari Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 48.
  • 49.
  • 50.
  • 51.
  • 52.
  • 53. Edema paru diobati sesuai dengan antidotnya yaitu pemberian naloxon disamping oksigen dan respirator bila diperlukan. Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 54. Hipotensi diberikan cairan IV yang adekuat, dapat dipertimbangkan pemberian dopamin dengan dosis 2 - 5 mcg/Kg BB/menit dan dapat ditritasi bila diperlukan. Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 55. Pasien Pengguna Opiat Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 56.  
  • 57. Komplikasi yang sering terjadi Nanang Sukmana Subbagian Alergi & Imunologi Klinik Bag. Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UI/ RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
  • 58. Tabel 1 : Sebaran Menurut Umur
  • 59. Tabel 2 : Distribusi Komplikasi ( IVDU ) Yang Ditemukan di UGD
  • 60. Tabel 3 : Distribusi Penggunaan Nalokson
  • 61.
  • 62.
  • 63.
  • 64.
  • 65. Table 3. Effects of Opiate Administration and Opiate Withdrawal Opiate Administration Hypothermia Decrease in blood pressure Peripheral vasodilation, skin flushed and warm Miosis (pupillary constriction) Drying of secretions Constipation Respiratory depression Decreased urinary 17-ketosteroid levels Antitusive Decreased sex drive Relaxation Analgesia Euphoria Opiate Withdrawal Hyperthermia Increase in blood pressure Piloerection (gooseflesh), chillines Mydriasis (pupillary dilation) Lacrimation, rhinorrhea Diarrhea Yawning, panting Increased urinary 17-ketosteroid levels Sneezing Spontaneous ejaculations and orgasms Restlessness, insomnia Pain and irritability Depression Source.From Jaffe (1985) and Jaffe and Martin (1985) Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 66.
  • 67. Infeksi Hepatitis C disebabkan oleh virus hepatitis tipe C yang dalam jangka panjang dapat merusak hati (sirosis)  Kerusakan hati tersebut dapat diperburuk bila terinfeksi virus lain (HIV) atau penyakit-penyakit yang dapat menurunkan daya tahan tubuh  Keluhan-keluhan umumnya ringan ( lemas, lesu, nyeri di epigastrium, mual, nafsu makan menurun, dll)  Kurang lebih 80% penderita yang terinfeksi hepatitis C akan berkembang menjadi Hepatitis C yang kronis (perjalanannya dapat bertahun-tahun) Hepatitis C Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 68. Hepatitis C ditularkan terutama melalui darah dan produk darah  Penularan melalui ibu hamil dapat terjadi 5% kecuali pada keadaan ibu yang mempunyai jumlah virus dalam darah ( viral load ) yang tinggi  Peningkatan Hepatitis C seiring dengan penggunaan narkoba dengan suntikan  Pengobatan Hepatitis C dengan pemberian interveron dan ribavirin selama 6-8 bulan Hepatitis C (lanjutan) Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 69. Upaya - Upaya Pada Penderita Hepatitis C  Cukup istirahat  Hindari konsumsi alkohol, narkoba  Hindari pemakaian obat-obat yang tidak diperlukan (obat pusing, dll)  Makan makanan yang bergizi  Konsultasi rutin dengan dokter Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 70.
  • 71.
  • 72. HIV / AIDS (2) Cara penularan yang penting saat ini di Indonesia, yaitu di kalangan pecandu narkotika karena kebiasaan memakai jarum suntik bersama dan jarum yang tidak steril Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 73.
  • 74.
  • 75.
  • 76.
  • 77.
  • 78.
  • 79.
  • 80. Infected Carditis (Infeksi di Jantung) 1  Adalah infeksi mikrobial pada lapisan dinding jantung dengan karakteristik terjadinya suatu endapan (vegetasi) pada daun katup dan dapat meluas kebagian lain.  Pada pengguna obat opiat secara suntikan ( intravena ) biasanya lesi terjadi di katup kanan jantung (45%) dan katup jantung kiri (15%) Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 81. Infected Carditis (Infeksi di Jantung) 2  Etiologi : • Staphylococcus coagulase ( 50% ) • Streptococcus ( 15% )  Keluhan : - demam ( 75-100% ) - rasa lesu ( 30% ) - anoreksia (tidak nafsu makan) dan penurunan berat badan ( 10-15% ) - sesak napas ( 10% )  Pemeriksaan fisik : bervariasi Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 82.
  • 83. Infected Carditis (Infeksi di Jantung) 4  Pemeriksaan khusus : - Biakan darah - Ekhokardiografi  Pengobatan : 1. Medikal non-bedah : pemberian obat antibiotika 2. Bedah Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 84. Adverse Effects of Mood-Altering Drugs on Pregnancy and the Newborn Drug Alcholol Amphetamines Barbiturates, sedatives, tranquilizers Cannabis Coccaine Heroin Marijuana Methadone Nicotine Phencyclidine Spontaneous Abortion + + + + Premature Delivery + + + + Perinatal Mortality + + + + Neonatal Withdrawal + + +/- Fetal Distress + + +/- + + + + Congenital Abnormality + + + +/- Opiat dan Kehamilan + Adverse effects; +/- Effects not consistently documented Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 85.
  • 86. Hepatitis C imunitas yang menurun HIV/AIDS Pneumonia drug abuse Gejala putus obat (sakau) Infected carditis Infeksi lain Kelompok pengguna opiat Kelainan neurologi Komplikasi pada kehamilan Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 87. Suatu derivat morfin dengan kekuatan 3 - 5 kali morfin  Dalam waktu 5 menit  setelah suntikan dirubah menjadi morfin  Dalam waktu 40 menit konsentrasinya (morfin) melebihi heroin  Heroin mudah masuk ke cerebral / serebri = otak  mudah intoksikasi Heroin ( diacetyl morphine ) Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI PUTAUW
  • 88. = Coke Charlie Snow  Euphoria = perasaan senang yang berlebihan  Stress / gelisah  hilang  Aktif / atraktif  Membangkitkan gairah Cocaine
  • 89. = Heroin / Morfin = Extasy Putauw Shabu Cocaine
  • 90. Perasaan senang  Ramah  Berperilaku diluar karakter  Berperilaku lucu = Mariyuana / Cannabis Ganja
  • 92. Gejala Putus Obat =  Mata berair  Seperti pilek  Bersin  Keringat banyak  Tangan gemetar  Kulit angsa SAKAU
  • 93. Street Names for Heroin Bing Boy Jive Brown Caballo Chivo Crap Dead on Arrival Dope Doo Doo Duke Dynamite Estuffan Foolish Pleasure Funk H Hombre Horse Jive Junk La Bamba Mud Scat Shit Skag Smack Sugar Sweet Jesus Tango and Cash Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 94. Rute (Pemakai Heroin)  Smoking Snorting Sniffing  Injeksi bawah kulit (skin popping)  IV (intra vena) Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 95. Heroin Withdrawal Signs and Symptoms Mild Yawning Tearing of eyes Running nose Sneezing Sweating Moderate Loss of appetite Dilated pupils Tremors Gooseflesh (termed “ cold turkey”) Marked Deep breathing Fever Restlessness Agitation Elevated blood pressure Severe Vomiting Abdominal cramps Diarrhea Muscle spasms ( termed “ kicking the habit “ ) Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 96. Types of Heroin Street Name Heroin preparations Number 1 Number 2 Number 3 – white Number 4 Black Tar Iranian Heroin (Dava, Rufus, Persian Brown) Red Chicken Composition and /or Color Crude morphine base; tan/brown White/gray May contain caffeine ( 30- 50% ) Or small dose of Strychnine (rarely); tan/gray White to yellow Higher-quality heroin Heroin with adulterants, Becoming dark, reddish Brown powder Heroin and red dye, fentanyl Method of Administration Smoking Injection and smoking Smoking Injection Injection Injection Smoking, Injection Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 97. Street Name Heroin combinations Mexican brown Bombitas Speedball Designer “heroin” China White Tango and Cash MPPP, MPTP Other illicit opiate Preparations* Blue Velvet,Ts and Blues Loads (Setups) Composition and /or Color Heroin and coffee Heroin and amphetamines Heroin and cocaine Fentanyl analogues Fentanyl analogues Meperidine analogues Pentazocine, tripelennamine Codeine, glutethimide (Doriden) Method of Administration Injection Injection Injection Injection Injection Injection Injection Injection Injection * Used when heroin is unavailable Types of Heroin Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 98. Complications from Heroin Use  Acute fatal reaction  Allergic and febrile reactions  Cardiovascular system Rhythm disturbances, infarction of heart valves (endocarditis), inflammation of small arteries (vasculitis), inflammation and clotting of veins (thrombophlebitis)  Dermatologic problems Abscesses, ulcers, hyperpigmented areas, track marks, scarring, sweelling  Endocrine system Low blood sugar, sexual dysfunction Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 99. Complications from Heroin Use  Gastrointestinal tract Decreased stomach-emptying, bile secretion, and intestinal activity, constipation  Hematologic and immunological abnormalities  Liver Hepatitis, chronic liver disease  Infections in multiple organ systems  Respiratory system Increased susceptibility to pulmonary infections; incresead pressure in pulmonary vessels Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI
  • 100. Purposive : Behavior ( 24 jam ) - Nervous - Anxietas - Tergantung terhadap uang / obat Non-purposive symptoms ( 8 – 12 jam ) Mild – severe setelah suntikan Bisa berlanjut 38 – 48 jam Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI