SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  32
MUKADDIMAH.

           Segala puji bagi Allah Swt.. Shalawat serta salam dihaturkan kepada panutan
tertinggi dan pemilik karakter terbaik dan terhadap para sahabat-sahabat pilihan….Wa
ba'du.
           Allah Swt. telah mengatur hubungan keluarga dan memfasilitasinya dengan
berbagai kesucian, posisi yang tinggi dan meletakan aturan-aturan serta sistem yang
sangat rinci yang menyatukan berbagai dimensinya, sebagaimana yang terdapat dalam
firman Allah Swt. :
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-
isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya,
dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir"1.
           Aturan-aturan ini sangat nampak pada rumah tangga yang merupakan
manipestasi ketenangan mutlak yang nantinya akan melahirkan rasa percaya diri. Hal
yang merupakan batu bata pertama bagi rumah tangga dan merupakan jaminan
ketenangan dan kebahagiannya kelak.
           Aturan kedua adalah mawaddah yang merupakan perwujudan rasa cinta dan
merupakan jalinan hubungan yang kokoh yang timbul dari eratnya hubungan dan
tingginya nilai keikhlasan. Dan telah terbukti kebenaran firman Allah Swt. :
"Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami
isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (Kami), dan jadikanlah
kami imam bagi orang-orang yang bertakwa".2
           Lalu datang rasa kasih sayang antara kedua sumi istri yang merupakan
perwujudan dari upaya untuk memaafkan kesalahan-kesalahan dan sikap lemah
lembut dalam bergaul. Juga keduanya saling mengasihi dan berusaha mencarikan
alasan-alasan yang bisa menyebabakan munculnya sikap saling memaafkan. Jadi
kehidupan berumah tangga bukanlah tempat untuk mencari kesalahan-kesalahan dan
bukan pula tempat untuk saling menunjukkan superiorotas. Rumah tangga bukanlah
hubungan antara dua hal yang bertentangan, tetapi ia merupakan hubungan antara
suami istri yang saling melengkapi kekurangan masing-masing.



1
    QS.Ar-Ruum : 21.
2
    QS Al-Furqan : 74.


                                             1
Kebahagian dalam berumah tangga bukanlah tuntunan yang jauh dari pelupuk mata
dan tidak pula mustahil diwujudkan. Setiap manusia memiliki potensi sukses dalam
jiwanya yang dapat meminimalkan energi negatifnya.
       Jadi kebahagiaan berumah tangga bukanlah terletak pada hal-hal permukaan
atau perabotan atau keindahan rumah atau profesi atau ijazah atau kedudukan atau
harta atau kekuasaan. Tetapi kebahagiaan itu muncul dari rasa cukup dan rasa ridha
serta interkasi yang baik dengan berbagai nikmat yang dianugrahkan oleh Allah Swt.
yang begitu melimpah.
       Ketenangan dan ketentraman keluarga tidaklah terpokus pada satu pihak tanpa
keterlibatan pihak lainnya, tetapi hal itu merupakan tanggung jawab bersama antara
kedua suami istri. Dan sejauh kemampuan untuk menanggung beban dan memelihara
rasa tanggung jawab ini dari kedua suami istri secara adil maka sejauh itu pula mereka
mampu sampai ke tepian rasa aman dan kebahagiaan.
       Pengetahuan tentang perbedaan tabiat antara kedua jenis (suami istri) dengan
baik dan dengan penuh penghoramatan dan kemampuan masing-masing fihak dalam
mengenal kebutuhan fihak lain menjadikan kedanya berusaha mendahulukan
kebutuhan pihak lainnya. Hal yang menjadikan rasa cinta makin bersemi dan
hubungan suami istri makin erat. Bahkan dapat menghindarkan banyak persoalan dan
menjauhkan banyak masalah.
       Jadi yang menentukan masa depan suami istri bukanlah kadar rasa cinta antara
keduanya dan bukan pula seberapa jauh mereka sukses dalam hubungan intim atau
karena persoalan-persolan keuangan rumah tangga, tetapi yang menentukannya
adalah cara berinteraksi dan cara menempatkan diri dari berbagai perbedaan-
perbedaan. Hal yang lazim dalam kehidupan berumah tangga.
       Jadi, kemampuan untuk saling memahami antara suami istrilah yang akan
menambah vitalitas hubungan keduanya dan dapat menaungi kehidupan berumah
tangga dengan ketenangan dan cinta kasih. Keduanya hendaknya menyadari bahwa
kesempurnaan     hanyalah milik Allah Swt. semata. Hendaknya janganlah terlalu
menuntut pasangan hidupnya dengan berbagai kesempurnaan. Juga perlu dipahami
bahwa kebahagiaan adalah sesuatu yang sangat nisbi dan tidaklah berlaku mutlak.
Artinya bahwa ia tidaklah mencakup semua aspek kehidupan. Bisa saja kebahagiaan
dan ketentraman tercipta pada beberapa segi kehidupan, sedang segi lainnya tidaklah
menuai kesuksesan. Itulah sunnatullah dalam kehidupan. Hari ini menjadi hari baik



                                          2
anda dan pada hari yang lain andalah yang menjadi tawanannya.. Jadi, bahagia
sepanjang waktu adalah sebuah kemustahilan.
       Hubungan suami istri tidaklah tumbuh dengan baik dengan hanya memberikan
hadiah atau oleh-oleh setiap kali ada momen tertentu, tetapi hal itu tumbuh ketika
terjadi pembicaraan, ketika mendengar dan saling memahami dalam kehidupan
sehari-hari serta saat berusaha menyelesaikan perbedaan-perbedaan kecil secepat
mungkin. Demikian pula komunikasi yang tenang dan dalam suasana saling
menghormati antara keduanya dalam waktu-waktu yang tepat serta kesiapan untuk
berkorban dan bertoleransi antara keduanya, kesemuanya itu akan menghadirkan
suasana yang sehat untuk hubungan suami istri yang baik. Dan tidaklah asing bagi
semua orang bahwa baiknya cara menentukan pasangan dari sejak proses awal
sebelum terjadinya pernikahan dengan berlandaskan pada pertimbangan agama,
akhlak, lingkungan yang baik, kesetaraan dalam karir ilmiah dan wawasan serta status
sosial dari kedua belah pihak, akan melahirkan landasan yang baik dan lahan yang
subur yang nantinya menjadi tempat meretas bangunan pernikahan yang sukses.
       Dan tidak diragunkan lagi bahwa kesadaran keduanya akan kewajiban dan
haknya masing-masing serta pemahaman yang baik akan hal tersebut dan dengan
semangat kuat serta sikap yang terencana dalam memenuhi hak setiap pihak, akan
membawa kehidupan berumah tangga menjauh dari rasa benci dan permusuhan.
       Hendaknya sumi istri waspada dari berbagai kemaksiatan dan dosa-dosa yang
akan melahirkan keresahan dan kepenatan, menimbulkan kerugian dan kesegsaraan,
serta mengganti kebahagiaan menjadi lautan kesengsaraan dan kasih sayang menjadi
pertentangan yang tidak bertepi.
       Salah seorang ulama salaf pernah berkata, "Saya pernah melakukan maksiat
kepada Allah Swt. lalu saya menyaksikan bekas-bekas kemaksiatan itu tampak pada
tingkah laku istriku dan hewan peliharaanku".
       Demikian pula sikap mengacuhkan kesalahan-kesalahan, terutama yang tidak
disengaja, ikut merasakan kesedihan, kebahagiaan, kemesraan, canda tawa, kata-kata
yang baik dan mencerminkan cinta kasih, saling menasehati, saling menghormati,
saling tampil menarik terhadap pasangan, menjauhi sikap kasar dan keras dan
bersikap lemah lembut, kesemuanya itu merupakan bagian dari kunci dan sebab-sebab
kebahagian berumah tangga.




                                         3
Seharusnya pikiran kita tidak pernah lupa bahwa taufik hanyalah ada dalam
genggaman Allah Swt.. Hanya saja mengusahakan berbagai faktor menuju kesuksesan
sangatlah dianjurkan.
          Betapa benar firman Allah Swt. : "Barangsiapa yang mengerjakan amal
saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka
Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik] dan
Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih
baik dari apa yang Telah mereka kerjakan".1
          Kedua suami istri hendaknya tidak lupa bahwa menghormati aturan-aturan
Allah Swt. pada setiap tingkah laku mereka dan mengikuti ajaran-ajaran-Nya serta
sunnah Rasul-Nya adalah merupakan pilar-pilar kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Tidaklah ditemukan sebuah dalil yang lebih baik tentang hal ini selain hadits-hadits
yang menjelaskan keutamaan ketaatan seorang istri terhadap suaminya dan berusaha
mendapatkan keridhaannya. Demikian pula keutamaan seorang suami berlaku baik
terhadap istrinya dengan berlemah lembut kepadanya dan berusaha bersabar terhadap
hal-hal yang tidak menyenagkan yang timbul dari padanya.
          Rasulullah saw bersabda, "Siapa pun wanita yan ditinggal mati oleh
suaminya, sedang sang suami ridha terhadapnya maka ia akan masuk sorga".
(HR. Tirmidzi).
          Juga diriwayatkan dari Rasulullah saw, "Akan dimintakan ampunan bagi
wanita yang taat terhadap suaminya oleh burung-burung yang sedang terbang di
udara lepas, ikan lumba-lumba yang terdapat di dalam air dan matahari serta
bulan selama ia diridhai oleh suaminya. Wanita siapa pun yang bermuka masam
di hadapan suaminya maka ia berada dalam kemurkaan Allah Swt. hingga ia
berusaha tertawa dan mencari keridhaan suaminya. Wanita mana pun yang keluar
rumah tanpa seizin suaminya maka ia akan dilaknat oleh malaikat hingga ia
kembali".
          Jadi, wanita dengan sikap demikian dan keluar rumah tanpa izin suaminya
maka ia terlaknat dan termasuk penghuni neraka hingga ia bertaubat kepada Allah
Swt.. Rasulullah saw bersabda, "Berwasiatlah dengan cara yang baik kepada
wanita", (HR.Bukhari).
          Ada sebuah riwayat bahwa terdapat seorang laki-laki datang menemui Umar
radiyallahu anhu untuk mengeluhkan sikap istrinya. Ia lalu berdiri di depan pintu,
1
    QS.An-Nahl : 97.


                                          4
menunggu beliau keluar rumah. Lalu ia mendengar istri umar jengkel dan marah-
marah terhadap Umar, sedang Umar terdiam dan tidak berusaha melayani kejengkelan
istrinya itu, maka orang tersebut pulang sambil bergumam : Jika demikian yang
terjadi pada diri Umar, padahal ia terkenal dengan sikap kerasnya dan keteguhannya
serta posisinya sebagai Amirul mukminin, lalu bagaimana dengan diriku ? Umar lalu
keluar      dan    melihatnya   pergi   meninggalkan   pintu   rumahnya.   Beliau    lalu
memanggilnya dan bertanya kepadanya, "Apa keperluanmu ?" Ia menjawab, "Wahai
Amirul Mukminin ! Saya datang untuk mengeluhkan sikap istri saya kepadamu, tetapi
saya mendengar sikap istrimu demikian pula maka saya pulang sambil bergumam,
"Jika demikian kondisi Amirul Mukminin dengan istrinya, lalu bagaimana
denganku ?".
           Umar lalu mengatakan, "Wahai saudaraku ! Saya bersabar atas semua itu
karena banyaknya hak-haknya yang harus aku tunaikan kepadanya. Dialah yang
selalu mengurus makananku, menyiapkan roti untukku, mencuci pakaianku, meyusui
bayiku, padahal semua itu tidaklah wajib baginya. Dialah yang membuat hatiku
merasa tenang dan menjauhi perbuatan haram. Saya berusaha menerima perlakuannya
itu karena mempertimbangkan hal-hal di atas.
           Orang itu lalu berkata, "Wahai Amirul Mukminin ! Demikian pula istriku".
           Umar berkata, "Terimalah wahai saudaraku ! itu hanyalah sementara saja"
           Betapa benar firman Allah Swt. yang berbunyi, "Dan barangsiapa berpaling
dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan
kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".1


            Hanya Allah Yang Maha Tahu Segala hal Dibalik Kehendak dan Keinginan
                                          Manusia.


                                                                   PENULIS




                                AGAR CINTA TAK LAYU (Bag.2)


               PILAR-PILAR KEHIDUPAN BERUMAH TANGGA
1
    QS. Thaha : 124.


                                             5
Rumah tangga memiliki pilar-pilar yang harus dipenuhi oleh suami istri,
berupa :
 A.    AGAMA :
                       Dalam hadits Nabi, agama menempati urutan pertama
                       ketika memilih pasangan hidup bagi kedua calon pengantin.
                       Karena agama merupakan dasar semua kebaikan dalam
                       segala wujud ini. Ia merupakan modal dan alat bantu dalam
                       beribadah dengan benar, sebagaimana sabda Rasulullah
                       saw, "Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik
                       perhiasan dunia adalah wanita yang shalehah,"
                       (HR.Imam Muslim).
                       Diantara faktor utama dalam mencapai kebahagiaan
                       keluarga adalah bahwa hendaknya seorang wanita dipenuhi
                       rasa kasih sayang dan tidak sering mengingkari pemberian
                       suami serta tidak mandul. Karena sikap perempuan yang
                       tidak mensyukuri pemberiaan suami akan melahirkan
                       kebencian dan permusuhan.


 B.    AMANAH.
                       Amanah adalah kesadaran jiwa yang membentuk akhlak
                       yang membingkai hubungan seseorang dengan Rabnya.
                       Maksudnya bahwa ia selalu memiliki kesadaran penuh.
                       Dengan adanya sikap amanah ini maka terciptalah rasa
                       saling mempercayai antara kedua suami istri. Kepercayaan
                       diri maksudnya adalah munculnya ketentraman jiwa dalam
                       hati masing-masing pasangan.
                       Jika saja amanah menjadi karakteristik kedua pasangan
                       maka puncak kebahagiaan akan digapai dan keluarga
                       mampu menempati posisinya yang agung. Genersi akan
                       mendapatkan kebaikan dan kebahagiaan akan tampak
                       nyata, baik di dunia maupun kelak di akhirat. Cukuplah
                       amanah mendapatkan posisi yang agung ketika Rasulullah


                                      6
saw menjadikannya sebagai inti dari seluruh keimanan
                 dengan sabdanya, "Tidaklah ada keimanan bagi orang
                 yang tidakmemiliki sikap amanah."




C.   IKHLAS.
                 Ikhlas merupakan rahasia kebahagiaan orang-orang yang
                 saling mencintai. Ia berarti bebasnya rumah tangga dari
                 penipuan dan kemunafikan. Ia merupakan kebeningan
                 hubungan suami istri dalam rangka menghadapi berbagai
                 masalah yang sebenarnya dan berusaha menempatkan
                 segala macam persoalan pada tempatnya masing-masing
                 serta bekerja untuk memecahkan persoalan-persoalan
                 tersebut tanpa adanya tipu daya atau sikap dongkol atau
                 keterlambatan.
                 Jika keikhlasan terwujud maka keluarga akan meperoleh
                 penyelesaian dari semua rasa kesal yang biasanya
                 menghambat kesucian hidupnya. Ikhlas berarti keterbukaan
                 secara mutlak antara suami istri dan adanya transparansi
                 antara mereka.
                 Jadi keikhlasan merupakan rahasia yang akan
                 menyelesaikan masalah bagi orang-orang yang saling
                 mencintai dan pada gilirannya akan mengantar mereka
                 menuju rumah tangga yang dihiasi dengan kebahagiaan
                 yang menyeluruh.

D.   PRILAKU YANG BAIK.
                 Yaitu menghiasi diri dengan akhlak yang terpuji, ucapan
                 dan perbuatan yang baik serta sikap-sikap yang utama.
                 Ia juga berarti adanya sikap lemah lembut antara suami istri
                 dan usaha untuk menjauhi sikap keras, kasar, tinggi hati dan
                 sombong yang nantinya dapat mewujudkan rasa damai dan
                 kasih sayang. Dengan demikian, masing-masing dapat


                                  7
memaafkan kesalahan dan kekhilafan pasangannya dan
                         berusaha mencarikan alasan yang baik terhadap kesalahan-
                         kesalahan serta memafkan kekurangan-kekurangan yang
                         ada.
                         Ia juga berarti berusaha meniggalkan sikap jelek, ucapan
                         rendahan, kufur nikmat, ungkapan keras dan perbuatan
                         yang keji. Betapa benar sabda Rasulullah saw ketika
                         mengatakan, "Kebaikan adalah sikap yang baik.",
                         (HR.Muslim).
                         Kata kebaikan di sini mencakup semua jenis keutamaan dan
                         kemuliaan dalam sifat, ucapan dan perbuatan. Sikap yang
                         baik dan akhlak terpuji merupakan hikmah dibalik
                         diutusnya Rasulullah saw, sebagaimana tercermin dalam
                         sabdanya, "Saya diutus dalam rangka menyempurnakan
                         akhlak yang baik".


 E.    HUBUNGAN YANG BAIK.
       Maksudnya adalah eratnya hubungan antara kedua saumi istri. Artinya bahwa
seorang suami menjalani kehidupan berumah tangga bukan karena pilihan yang harus
ia terima tanpa adanya kesempatan baginya untuk memilih sendiri calon pasangannya.
Atau keinginan untuk berumah tangga yang akhirnya menuai kegagalan. Alasan yang
diungkapkannya adalah : Dia bukan pilihan saya, tetapi dia adalah pilihan ayah, ibu,
dan saudara-saudara saya, atau pun alasan-alasan serupa. Ini merupakan kesalahan
besar dan alasan yang paling buruk yang pernah ada.
       Wajib bagi kedua pasangan untuk memilih pasangannya masing-masing
berdasarkan kehendak dan pilihan mereka. Dengan demikian, ikatan jiwa dan rasa
antara pasangan dapat terwujud. Pilihan demikian tentunya tetap dibingkai dengan
syari'at Allah Swt..


 F.    WAWASAN AGAMA.
                         Wawasan agama berarti pemahaman suami istri terhadap
                         agama yang mereka anut dan pengetahuan keduanya
                         tentang aturan-aturan Allah Swt., halal dan haram, baik dan
                         buruk dan wawasan tentang hak-hak suami terhadap


                                         8
istrinya dan hak-hak istri terhadap suaminya. Maksudnya,
                           keduanya memahami hak dan kewajiban masing-masing.
                           Suami istri saling melengkapi antara satu dengan yang
                           lainnya. Mereka berdua bukanlah dua insan yang saling
                           berlawanan. Firman Allah Swt., "Dan janganlah kamu
                           melupakan keutamaan di antara kamu."1
                           Jika keduanya mengetahui posisinya masing-masing dan
                           mengetahui kewajibannya dalam agama maka kehidupan
                           akan bermuara pada sikap istiqamah dan keluarga akan
                           memperoleh kebahagiaan yang sumbernya berasal dari
                           ketakwaan kepada Allah Swt..
                           Jadi, pilar-pilar kehidupan yang baik adalah merupakan
                           amal shaleh yang disertai dengan keimanan kepada Allah
                           Swt.. Dengan demikian, kebahagiaan, ketentraman dan rasa
                           cinta antara suami istri dapat segera terwujud. Fitrah ajaran
                           Muhammad         menghendaki       keseimbangan          dalam
                           melaksanakan sesuatu maupun meninggalkannya yang
                           dapat   melahirkan     keseimbangan    antara   ibadah     dan
                           pemenuhan hak dan kewajiban.
                           Kebahadiaan berumah tangga tidaklah tumbuh dan tidaklah
                           langgeng kecuali jika kedua suami istri berusaha untuk
                           mewujudkannya. Ia merupakan buah dari perpaduan antara
                           kehendak suami dan kehendak istri. Ia bagaikan bayi, yang
                           mana, kedua suami istri bekerja sama dalam rangka
                           mewujudkan keberadaanya atas izin Alah Swt..
                           Jadi suami melakukan tugasnya dalam rangka mengayomi,
                           bersikap baik dan memperlakukan anggota keluarga dengan
                           baik. Sementara itu, istri tampil sebagai penyejuk sehingga
                           lahirlah kasih sayang antara keduanya atau apa yang disebut
                           sebagai kebahagiaan.
                           Sebagaimana         bayi   membutuhkan          pengayoman,
                           pengorbanan dan sikap untuk diutamakan, maka demikian
                           pula kebahagiaan. Usaha suami istri untuk tetap menjaga
1
    QS.Al-Baqarah : 237.


                                           9
keberadaannya     dan       selalu    menumbuhkannya     serta
memeliharanya     berarti     itu    merupakan   usaha   untuk
melestarikan dan mengembangkannya.
Kebahagiaan suami istri membutuhkan jiwa pengorbanan
yang mengeratkan ikatan antara kedua orang tua dengan
anak-anaknya. Jika saja kedua orang tua bersabar dalam
menghadirkan rasa pengorbanan itu maka kebahagiaan
suami    istri   akan    menjelama        menjadi   keceriaan,
ketentaraman dan kegembiraan.
Untuk hal demikian, suami istri hendaknya selalu terus
menerus mengembangkan sikap tenggang rasa, baik dalam
satu kesempatana atau dengan cara bergantian.
Dan suami hendaknya selalu menjadi pionir dan memimpin
istrinya dalam segala hal. Hal pertama dan utama dalam hal
ini adalah kebahagiaan. Wanita selalu membutuhkan orang
yang dapat mengarahkannya, sebagaimana pepatah Jerman
berbunyi, "Sapi dan wanita tidak dapat ditundukkan tanpa
adanya tali kendali".
Kebahagiaan hendaknya selalu dimonitor, khususnya pada
tahun-tahun pertama. Dan sesegera mungkin mengobati
hal-hal yang menimpanya agar tidak menjadi akut sehingga
sulit untuk disembuhkan.
Semua itu dilaksanakan tanpa adanya sikap memaksakan
diri, tetapi dengan penuh kesungguhan dan kesederhanaan.
Hal demikian, karena suami ketika melihat pada wajah
istrinya tanda-tanda kebahagiaan, rasa cukup, rasa senang
dan rasa tentram, sedang bibirnya menampakkan senyuman
yang manis, matanya memancarkan pandangan lembut
yang dipenuh dengan kasih sayang, maka ketika itulah
perasaan yang         sedang dinikmati oleh pasangannya
terpantul kepadanya diseratai dengan perasaan tenang dan
rasa syukur terhadap nikmat Allah Swt..




                 10
Bisa dikatakan bahwa suami istri mampu melahirkan
kebahagian jika keduanya memang menghendakinya,
sebagaiamana terdapat pada kisah berikut :
Diceritakan bahwa ada seseorang dari suku quraisy yang
memiliki kekayaan dan sangat dermawan. Hanya saja
tabiatnya keras jika ada yang menyebabkannya marah.
Karena iatulah, setiap kali ia menikah maka setiap kali itu
pula istrinya minta cerai kepadanya karena sifat kerasnya
itu. Lalu ia meminang seorang wanita mulia dari kalangan
suku quraisy. Wanita tersebut telah mengetahui karakternya
dan sikap kerasnya. Keitka laki-laki itu menyerahkan
maharnya, ia mengajaknya berbicara empat mata dan
mengatakan kepadanya : "Wahai wanita yang menjadi
calon istriku ! Saya memiliki sikap keras yang dapat engkau
terima dengan kemualiaan dan kelapangan dadamu.
Semoga kamu memiliki stok kesabaran yang banyak untuk
hal   tersebut.   Kalau   tidak,   maka   saya   tidak   usah
menyembunyikan hal tersebut darimu."
Dengan penuh percaya diri, sebagai wanita yang penuh
kasih sayang dan yakin akan kemampuannya untuk
mewujudkan kebahagiaanbersamanya, ia mengatakan :
Sifatku lebih jelek darimu. Siapa yang membuatmu
tergantung kepada sifat jelek itu !! Ia lalu mencumbunya
dan tidak terdengar kata-kata kasar antara keduanya hingga
kematian memisahkan mereka.
Lihatlah ! Betapa semangat kuat dari kedua pasangan itu
untuk menghadirkan kebahagiaan telah membuahkan
kehidupan yang baik dan penuh dengan teladan.
Jadi, kebahagiaan bukanlah hal yang jauh dari realita dan
sulit terwujud, sebagaimana kemalangan bukanlah hal yang
mutlak adanya. Kemampuan sumi istri untuk melahirkan
kebahagiaan dan kemalangan sama besarnya. Penjelasannya
adalah bahwa masing-masing dari suami maupun istri
memiliki potensi untuk mewujudkan kebahagiaan maupun


                  11
kemalangan       pada     waktu    bersamaan.       Hanya     saja
kebahagiaan       akan muncul jika saja sebab-sebabnya
dihadirkan sehingga peluang kemalangan dalam diri
masing-masing dapat terkubur dan tersisih.
Kebahagian sumi istri yang berlandaskan pada petunjuk,
hikmah, keridhaan, kesabaran, shalat, tawakkal dan rasa
syukur adalah merupakan pengantar menuju kebahagiaan
secara mutlak dan menyuluruh pada hari akhirat nanti insya
Allah.
Juga bahwa ketulusan kepada Allah Swt. dan kesungguhan
untuk terbebas dari kepenatan dapat merubah keluarga dari
neraka yang tak tertahankan menjadi sorga, yang mana tiap
anggota keluarga dapat merasakan kenimatan di dalamnya.
Hal yang menunjukkan bahwa masalah ini lebih sederhana
dan lebih dekat dibanding apa yang diasumsikan orang
adalah kisah seorang wanita yang datang menemui seorang
ulama yang shaleh untuk mengungkapkan kepadanya
bahwa : Saya membenci suamiku. Bahkan saya pernah
hampir meminta cerai darinya karena saya merasa sangat
ingin    mencelakainya     siang    malam.        Ulama   tersebut
mengatakan kepadanya : Dalam kondisi seperti ini, saya
menyarankan       anda     untuk     memulai       menampakkan
kecintaanmu dan kebanggaanmu kepadanya. Jika ia telah
merasakan bahwa tidak bisa lepas darimu maka mulailah
unutk minta talak. Nah, itulah cara terbaik untuk menyakiti
perasaanya !
Setelah berlalu beberapa bulan, wanita itu kembali
menemui sang ulama dan memberitahunya bahwa ia telah
mengikuti nasehatnya. Ulama tersebut langsung memotong
percakapannya dengan mengatakan : Sekaranglah waktunya
untuk meminta talak.
Tiba-tiba wanita itu berteriak dengan penuh penolakan :
Talak !? Mustahil. Saya benar-benar telah mencintainya.
Apa      yang   terjadi   bagi    suami   istri    jika   berusaha


                 12
menampilkan faktor-faktor kebahagiaan berupa rasa cinta,
                           rasa bagga, rasa lembut dan kasih sayang pada kedalaman
                           diri masing-masing !?




                PILIHAN YANG
                    TEPAT


         Banyak orang diantara kita yang berusaha membangun sebuah pemikiran,
berusaha membentuk impian dan bermaksud menghayalkan kebahagiaan. Bahkan
merencanakan dan mencari dalam waktu yang sangat panjang demi memperoleh
gambaran yang lebih baik tentang pasangan hidup, karena memang ia adalah
pasangan seumur hidup sampai berhentinya ajal melanglang buana.
         Sungguh pilihan yang benar, yang dilandasi pada sikap qana'ah, realistis dan
disertai dengan pengamatan yang cukup, pemikiran yang matang yang didasarkan
pada data-data yang benar tentang kondisi pribadi, ekonomi dan sosial, akan
mewujudkan ketenangan dan kebahagiaan.
         Pemikiran yang matang yang disertai pula oleh ketertarikan secara spontan
haruslah diteliti dan diamati hingga menimbulkan kepuasan sebelum memulai hidup
berumah tangga.
         Kebanyakan pemuda saat ini berusaha mencari suasana romantis, cinta dan
pacaran sebelum membangun rumah tangga. Serta berusaha memasukkan hal-hal
tersebut dalam menentukan pilihan yang baik. Padahal, apa yang tampak dalam
rumah tangga berbeda sama sekali dengan apa yang terjadi pada hubungan yang
berlandaskan pada rasa cinta saja.
         Jadi kehidupan rumah tangga, menurut hipotesis dan penelitian ilmiah,
tidaklah terbangun pada rasa cinta dan suasana romantis saja, tetapi ia dibangun di
atas landasan tanggung jawab, keterikatan, rasa ingin mendapatkan ketenangan dan
keinginan untuk berkeluarga dengan penuh kepuasan yang disertai dengan perasaan
cinta.
         Menentukan pasangan hidup, baik suami maupun istri, bukanlah masalah
mudah, bahkan bisa saja terjadi kebingungan sepanjang waktu. Dengan demikian, ia




                                          13
masuk pada keondisi serba bingung, serba salah, menunda dan merasa takut untuk
melangkah.
        Sebelum hal lain, taufik dari Allah Swt. merupakan landasan utama pilihan
yang baik. Hanya saja Allah Swt. memerintahkan kita untuk menempuh berbagai
usaha untuk menentukan istri atau suami. Karena pilihan ini nantinya             akan
membentuk keluarga dan keturunan sepanjang waktu. Ia tidak akan berhenti walau
hanya sejenak saja. Bahkan ia akan berlanjut pada masa-masa mendatang hingga
membentuk generasi masa depan.
        Pasangan hidup haruslah memenuhi beberapa faktor yang mendukung
terciptanya pilihan yang tepat agar terjalin keterikatan dan semangat untuk
membentuk dan membina pasangan serasi. Atau minimal sekali mampu memberikan
ketenangan jiwa dan sosial bagi pemuda dan pemudi yang memulai hidup baru.
        Tidaklah mungkin jika pilihan hanya berdasarkan pada gambaran lahiriah
yang terpusat pada materi saja. Dan betapa banyak yang bercerai karena rumah
tangganya hanya diawali dari pacaran saja. Atau pertimbangannya hanya terbatas
pada masalah keturunan dengan mengesampingkan tingkat pendidikan dan status
sosial. Apa saja yang dibangun pada kesalahan maka pasti hasilnya juga merupakan
kesalahan besar.
        Faktor-faktor penting yang bisa mendukung ketenangan dan kebahagiaan
suami istri terletak pada :
    1. Sikap Qana'ah. Ia merupakan bekal yang tidak pernah lekang. Ia merupakan
        rumus penting dan sesuatu yang sangat urgen sekali. Bahkan ia diibaratkan
        batu bata utama dalam kehidupan keluarga. Kebanyakan inti masalah rumah
        tangga adalah karena suami bermanis muka terhadap ibu atau bapaknya ketika
        hendak menikahkannya tanpa sedikitpun ia berusaha mengungkapkan
        pendapatnya. Bahkan terkadang ia menganggap dirinya telah keluar dari
        aturan keluarga. Siapa yang akan membayar dengan harga tinggi jika
        seandainya di sana ada masalah kejiwaan antara suami itri, yang mana
        pencetusnya adalah ketidakterimaan kedua pasangan terhadap diri mereka
        sendiri atau ketidasiapan untuk mengayuh kehidupan berumah tangga. Dengan
        demikian hendaknya hal yang mendasari suami istri dalam memulai
        kehidupan berumah tangga adalah penerimaan secara sempurna terhadap
        beban berkeluarga berupa tanggung jawab dan keterikatan yang begitu kuat.



                                         14
Hal ini akan terjadi secara alami dengan berusaha bermusyawarah dengan
     orang-orang yang berpengalaman dalam bidang ini. Atau pusat-pusat kegiatan
     sosial memberikan kesempatan untuk konsultasi tentang masalah sosial dan
     kejiwaan yang dapat memberikan manfaat yang berdasarkan            pada hasil
     penelitian tentang masalah rumah tangga dan suami istri.
        Hanya saja sangat disayangkan karena saat ini banyak keluarga yang
     menikahkan anaknya atau memilih pasangan untuk putranya atau menerima
     pinangan bagi putrinya tanpa memperhatikan ciri-ciri suami yang shaleh dan
     pemuda impian yang selalu ditunggu-tunggu. Bahkan ia tidak merasa mampu
     untuk memangku beban tanggung jawab.
         Kebanyakan keluarga ketika memilih pasangan hidup melihat bahwa itu
     hanyalah perkara mudah. Bahkan sudah menjadi budaya umum, mereka
     mencari pasangan hidup setelah mereka mendapatkan pekerjaan atau telah
     selesai kuliahnya     di universitas. Mereka seolah-olah telah siap untuk
     memasuki kehidupan berumah tangga dengan penuh percaya diri, padahal
     mereka sebenarnya belumlah memulai apa-apa. Bahkan kepiawaiannya dalam
     memilih pasangan dan pengetahuannya tentang makna kehidupan berumah
     tangga belumlah matang dan belumlah bisa diandalkan, baik dalam
     menaggung beban berumah tangga maupun hal-hal lainnya.
2. Saling menerima.
3.                       Kepiawaian dalam berinteraksi dengan tuntunan kehidupan
     berumah tangga.
4. Berpikir penuh tentang keluarga dari segi materi, jiwa dan sosial.
5. Kesesuaian dalam masalah wawasan pemikiran dan kondisi kejiwaan.
6. Kedekatan dalam status sosial dan ekonomi. Hal ini sangat ditekankan karena
     banyak masalah keluarga timbul akibat dari adanya perbedaan mendasar
     dalam hal ini.
7. Memahami hubungan kemasyarakatan setelah berkeluarga.
8. Saling menerima antara kedua belah pihak. Suami istri dan kemampuannya
     untuk saling menerima.
9. Penerimaan suami atau istri terhadap pasangannya, baik kelebihan maupun
     kekuranganya. Dan kemampuan untuk menanggung beban tanggung jawab
     dan perbedaan-perbedaan yang terjadi antara mereka.



                                       15
10. Kemampuan untuk memperolah keterampilan dalam berkomunikasi dan
   keterampilan yang dibutuhkan dalam keluarga.
11. Saling memperhatikan perasaan masing-masing.
12. Mengetahui beban tanggung jawab dalam berumah tangga dan kemampuan
   untuk melaksanakan kewajiban sesui dengan seharusnya dengan tetap
   memperkokoh pengawasan internal dalam hal sikap dan tingkah laku terhadap
   hubungan sosial.
13. Memiliki wawasan tentang hal-hal yang sangat sensitif dalam kehidupan
   berumah tangga, khususnya hubungan psikologis yang terjadi atara suami istri.
14. Lingkungan keluarga dan pengalaman buruk pada lingkungan rumah tangga
   memiliki pengaruh besar terhadap pemuda atau pemudi yang hendak memulai
   hidup baru dan hendak menentukan pasangan hidup. Hal ini akan
   menimbulkan efek kuat bagi mereka berdua. Artinya bahwa terkadang dalam
   lingkungan sang pemuda atau pemudi pernah memiliki ganjalan kejiwaan atau
   ganjalan sosial yang dapat mempengaruhi keputusannya dalam menentukan
   pasangan yang baik. Bahkan bisa saja di sana terdapat pandangan yang salah
   yang mereka perolah selama mengalami pengalaman yang tidak mengenakkan
   tersebut.
15. Meminta kesampatan konsultasi yang baik.
16. Tidak menghubngkan pernikahan dengan peercintaan dan nuansa romantis
   yang berlebihan, tetapi memikirkan hal-hal yang sangat penting, yaitu adanya
   kesempatan berduaan untuk menyalakan kembali sumbu kecintaan selama
   kehidupan berumah tangga. Dan berusaha menghidupkan suasana yang baik
   dalam komunikasi antara mereka berdua. Hal tersebut berdasarkan pada
   keyakinan bahwa rasa cita memang terdapat dalam hati dan pasti akan muncul
   dengan sendirinya.
17. Melakukan cek kesehatan sebelum memulai pernikahan.
18. Membekali dan menyiapkan diri unutk memasuki kehidupan berumah tangga,
   baik dari pihak laki-laki maupun dari pihak wanita. Banyak bapak atau pun
   ibu yang bersuaha dengan keras untuk memberikan kebahagiaan kepada
   anaknya dan menekankan hal itu kepada mereka, tetapi hanya terbatas pada
   hal-hal yang bersifat materi saja dan tidak menyentuh hal-hal yang bersifat
   kejiwaan. Artinya bahwa ayah maupun ibu menekankan pada aspek materi
   padahal itu bukanlah kebahagian yang diharapkan, terutama dalam hubungan


                                     16
suami istri. Maka seharusnya ayah memberikan pengetahuan teori dan
   peraktek dan dengan cara yang teratur serta dalam waktu yang
   berkesinambungan terhadap anaknya berdasarkan pada pengalamannya tetang
   bagaimana bersikap baik terhadap wanita. Dan ia juga harus menegaskan
   tentang pentingnya ahklak yang baik, bagaimana kehidupan berumah tangga,
   hak-hak istri, kesabaran dan pendidikan islam secara integral. Demikian pula
   ibu, ia harus berusaha mempersiapakan putrinya untuk mentaati suami dan
   bagaimana cara berinteraksi dengannya. Karena banyak masalah-masalah
   sosial ditemukan dalam mahkamah peradilan disebabkan karena
   meninggalkan apa yang saya sebut sebagai seni menyiapkan anak untuk hidup
   berumah tangga dan membekali mereka untuk berkeluarga. Tetapi kegagalan
   pendidikan berdasarkan banyaknya pengalaman tentang permasalahan
   berumah tangga ditemukan bahwa diantara masalah penting yang banyak
   berkontribusi pada banyak keadaan adalah jelekenya pemahaman kedua orang
   tua tentang kebahagiaan dalam berumah tangga dan cara menetukan pasangan
   bagi putranya serta persetujuaannya terhadap pemuda yang meminang
   putrinya. Mereka memandang bahwa kebahagiaan terletak pada perabotan
   yang mewah, pekerjaan yan mentreng dan banyaknya harta. Mereka
   melupakan hal-hal prinsip dalam kebahagiaan suami istri bagi anak-anaknya
   berupa sikap yang baik, pendidikan yang seimbang yang memebekalinya
   untuk memasuki ladang rumah tangga dan kesiapan-kesiapan mental yang
   dibutuhkan.
19. Mengenal ak-hak dan kewajiban berumah tangga yang begitu banyak. Banyak
   diatara orang yang memasuki perkawainan tidak mengetahui hak dan
   kewajiban dalam berumah tangga. Dengan demikian, orang yang tidak
   memiliki sesuatu mustahil bisa berbagi. Tidaklah masuk akal jika hak dan
   kewajiban bercampur baur mengikuti alur kehidupan beumah tangga, tetapi
   hal tersebut harus dipelajari dan dikuasai.
20. Pengetahuan pemuda yang hendak mengayuh kehidupan berumah tangga
   tentang hak-hak istrinya. Demikian pula pengetahuan gadis yang hendak
   menikah tentang hak-hak suaminya.
21. Banyak orang yang telah memiliki pengalaman gagal sebelumnya dalam
   membina keluarga. Mereka melewati kehidupan berumah tangga dengan
   perasaan luka karena berbagai sebab. Mereka secara tidak langsung


                                      17
memindahkan sikap mereka terhadap lingkungannya dan permasalahan hidup
   mereka serta permasalahan keluarga mereka akibat ketidakmampuannya
   dalam bersikap supel, yang berbeda secara mendasar dengan orang lain.
   Dengan demikian mereka memindahkan pendapat mereka secara membabi
   buta dan dengan cara yang salah serta jauh dari sikap amanah kepada orang-
   orang yang hendak mengayuh kehidupan berumah tangga. Mereka membuat
   orang lain menikmati pemahaman yang salah tentang masa depan keluarga.
   Hal ini banya ditemukan beredar diantara teman-teman dan kerabat. Misalnya,
   kita menemukan seorang pemuda meju untiuk meminang seorang gadis
   dengan modal sikap-sikap tepuji yang bagitu banyak berupa sikap beragama,
   displin, pekerjaan yang baik, masa depan yang cemerlang, lalu ia diterima oleh
   keluarga yang hendak dipinganya. Dengan pasti keluarga tersebut akan
   menerimanya dengan baik dan gadis itu pun tidak menolaknya. Bahkan ia
   akan memberikan persetujuan pada saatnya nanti, hanya saja ia membutuhkan
   waktu. Tetapi selama rentang waktu tersebut, ia bergabung dengan reakan
   kerja atau rekan kuliahnya, lalu ia meminta pendapat mereka dan
   menginformasikan kebahagiaannya, padahal bisa jadi salah seorang diantara
   mereka orang tuanya sedang mengalami perceraian atau terjadi perceraian
   pada lingkungan keluarga besarnya sehingga menimbulkan reaksi tidak baik
   dan efek negatif bagi gadis tersebut, hal yang membuatnya menolak
   pernikahan karena kasus perceraian yang ia dengar. Dengan demikian peroyek
   perkawinan menjadi batal. Demikian pula yang terjadi bagi pemuda. Jadi
   pengalaman yang menakutkan akan memunculkan pada kedua belah pihak
   kebingungan dan rasa takut. Maka wajib bagi keluarga menampung pemuda
   dan menjelaskan permasalahan tersebut serta memperbaiki kesimpangsiuran
   dan kelebihan ari pengalaman buruk tersebut agar dapat menjadi cambuk
   untuk maju dalam rangka menghadapai masalah-masalah mendatangdengan
   penuh perasaan positif dan penuh percaya diri terhadap kehidupan berumah
   tangga.
22. Sebagian orang yang hendak berkeluarga melihat bahwa kehidupan akan
   berhenti setelah menikah. Utang akan bertumpuk demi kepentingan prabot
   rumah tangga dan kebutahan lainnya yang begitu banyak dan tidak
   diperhitungkan sebelumnya. Membeli perlengkapan rumah tangga yang
   biasanya tidak pernah cukup, bahkan terkadang mengurangi kebahagiaan


                                     18
berumah tangga dan ketenangan sosial setelah menikah. Hal ini akan
          memberikan pengaruh bahwa memikirkan masalah pernikahan tidaklah
          membutuhkan pemikiran ekstra keras.
      23. Pilihan yang tepat haruslah dapat mendorong terciptanya ketenangan dan
          kebahagiaan berumah tangga. Pilihan terkadang menjadi hal yang
          membingungkan bagi banyak pemuda atau gadis yang hendak memasuki pintu
          pernikahan. Tetapi sebagian mereka memiliki prioritas terhadap yang lain.
          Kita harus mengenal hal-hal yang perlu diprioritaskan sehingga kita dapat
          sampai kepada tujuan dengan cara bertahap.
      24. Menjauh dari berbagai perbedaan uzur dan sebab, yaitu uzur atau sebab yang
          tampak masuk akal bagi orang lain dan mendorng terciptanya kegagalan, baik
          pada kebingungana dalam negambil sikap atau rasa takut dari sesuatu yang
          sebenarnya terdapat dalam jiwa atau rasa khawatir atau dalam keluarga secara
          umum, apakah akan menampakkan sebab-sebab sebenarnya. Ia hanyalah
          sebab yang bebrpengaruh dalam bentuk yang disengaja sebagai penutup yang
          dapat diterima secara zahir agar sebab yang sebenarnya tidak tersingkap.
          Banyak orang yang hendak memulai hidup berumah tangga mudah menerima
          tawaran untuk menikah padahal ia tidak menerimanya demi menjauh dari
          pergolakan pribadi. Allah Swt. berfirman, "Bahkan manusia itu menjadi
          saksi atas dirinya sendiri.       Meskipun dia mengemukakan alasan-
          alasannya."1
      25. Membebaskan diri dari tekanan negatif masyarakat dan adat istiadat serta
          kebiasaan-kebiasaan yang tidak bermanfaat. Hal yang bisanya banyak
          melanda banyak orang. Lalu berusaha berpegang teguh kepada syariat sebagai
          ganti dari hal-hal demikian.
      26. Menjauhi nuansa-nuansa romantis yang hanya ada dalam hayalan saja yang
          banyak dijejalkan oleh chenel-chenel barat dan filem-filem serta berbagai
          sinetron yang ada.
      27. Hal-hal yang dilandasi pada sebuah kesalahan maka pasti akan salah juga.
          Banyak pemuda maupun gadis yang hendak memasuki kehidupan berumah
          tangga menampilkan diri secara tidak sebenarnya, tetapi mereka tampil tidak
          seperti sebenarnya. Bahkan mereka seolah menikmati kebohongannya
          tersebut. Malahan yang paling bermasalah adalah bahwa mereka menganggap
1
    QS.Al-Qiyamah : 14-15.


                                            19
prilaku demikian sebagai hal biasa saja. Hanya saja tampilan yang sebenarnya
          pasti akan tersingkap dengan segera. Waktulah yang akan membuktikan itu
          semua. Orang yang hendak memasuki gerbang pernikahan membutuhkan
          pengarahan sosial dan kejiwaan. Hal ini disamping kebutuhannya terhadap
          orang tertentu yang ia rasa memberikan dukungan terhadapnya dan
          menguatkannya dengan dorongan moril. Hanya saja hal ini terkadang tidak
          terpenuhi kecuali sekedar nama saja.




                     RUMAH YANG
                    MENYENANGKAN




          Keluarga muslim berawal dari seorang suami dan istri yang didasari pada
ketentraman dan senantiasa dibingkai oleh ketenangan dan kasih sayang berdasarkan
pada apa yang telah digambarkan oleh al-Qur'an tentang karakteristik hubungan antar
suami istri serta hal-hal yang seharusnya terjadi padanya. Firman Allah Swt., "Dan di
antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya,
dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir."1
          Allah Swt. telah mengokohkan landasan hubungan ini dengan penuh hikmat
dan penuh dengan keteraturan dalam bingkai manhaj al-Qur'an yang bersifat rabbani
serta jalur yang begitu jelas dengan firman-Nya, "Dan para wanita mempunyai hak
yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. akan tetapi para
suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada."2
          Landasan rabbaniyah ini merupakan dasar interaksi dalam rangkaian
hubungan suami istri. Kewajiban suami adalah mengetahui bahwa wanita diciptakan
dari salah satu tulang rusuk Nabi Adam agar menjadi bagian hidupnya. Ia akan
menyempurnakan hidupnya sebagaimana ia menyepurnakan hidupnya pula. Tulang
ini begitu dekat posisinya dari hati.

1
    QS Ar-Ruum : 21.
2
    QS Al-Baqarah : 228.


                                           20
Hendaknya suami berhubungan dengan istrinya dengan hatinya dan bukan
denga akalnya. Karena jika ia berhubungan dengan istrinya dengan akalnya maka ia
akan menyusahkannya dan menyusahkan dirinya sendiri. Hati merupakan sumber rasa
kasih sayang. Dialah ikatan yang paling kokoh antara suami dengan istrinya. Cinta
kasih, kelembutan dan ketenangan semuanya bersumber pada hati. Wanita hendaknya
mengetahui posisnya terhadap suami sehingga ia mendekatinya melalui pintu hatinya
yang begitu peka. Rasulullah saw telah berwasiat tentang wanita dengan sabdanya,
"Nasehatilah wanita dengan baik karena mereka adalah amanah di pundak
kalian. Kalian menghalalkan       kemaluannya dengan kalimat Allah Swt. dan
sunnah Rasul-Nya. Janganlah kalian menampar muka da jangan menghinanya."
       Atau seperti apa yang dikatakan sesepuh dalam nasehat mereka, "Bangunlah
rumahmu di atas batu yang kokoh." Maksudnya, bangunan rumah tangga
hendaknya berpijak pada landasan yang kokoh berupa prilaku yang baik, nilai-nilai,
norma dan keutamaan yang melimpah ruah.
       Yang aneh adalah bahwa kita sering mempertimbangkan perasaan orang lain
demi untuk mendapatkan kepercayaan serta penghormatannya, padahal kita tidak
ambil pusing dan tidak memperhatikan cara berhubungan yang baik dengan orang
yang begitu berharga dalam hidup kita. Ia hidup ditengah-tengah kita sebagai partner
hidup. Kita malah terkadang menyakiti perasaannya tanpa sengaja atau dengan
sengaja. Hal ini terjadi karena kita meyakini bahwa landasan rasa dan etika hanya
diberlakukan ketika berintereaksi dengan orang lain. Adapun terhadap kerabat, sikap
keras, kasar dan tanpa perasaan terkadang kita berlakukan terhadap mereka.
       Dari sini wajib bagi kedua pengantin baru untuk bermusyawarah bersama
dalam rangka membicarakan tentang aturan yang dapat ditulis dalam bentuk
perjanjian atau kesepakatan yang mencakup semua yang terjadi dalam kehidupan ini
dan dapat menjamin adanya kesenangan, berupa kegiatan, hobi yang beragam, buku
bacaan, kunjungan, kesempatan untuk berpikir dan tamasya, agar masing-masing
pasangan dapat saling menghargai, dapat menghormati keberadaannya, mengurangi
ketikdaksepakatan dan muamalah yang kurang baik.
       Hendaknya pula ada semacam sanksi atau hukuman yang tepat bagi yang
melanggar serta peluang meminta maaf bagi yang telah melanggar hak-hak pihak lain.
Diantara dasar-dasar akhlak yang diserukan Islam dan orang-orang yang berakal
cemerlang adalah :



                                         21
1.    Sebelum kita masuk ke kamar seseorang hendaknya kita minta izin dan
      mengetuk pintunya.
2.    Ketika masuk ke dalam rumah, kamar, atau mobil kita mengucapkan salam.
3.    Ketika henda keluar dari kamar, kita bertanya kepada penghuninya, apakah
      ia inging sesuatu sebelum kita pergi.
4.    Kita tidak membaca undangan atau cek atau kertas yang tidak ada
      hubungannya dengan kita.
5.    Ketika anda meminjam pulpen atau buku atau mistar, kita harus
      mengembalikannya ke tempat semula.
6.    Jika kita memecahkan sesuatu atau merusaknya kita hendaknya
      menggantinya.
7.    Ketika kita membalik sesuatu yang menjadi milik pribadi pasangan kita atau
      merobah posisinya maka kita harus mengembalikannya ke posisi semula.
8.    Jika seseorang melanggar hak pihak lain maka ia harus minta maaf
      kepadanya.
9.    Jika seseorang meminta maaf karena ia bersalah maka pihak kedua
      hendaknya menerima permintaan maafnya dan jangan sering menghinanya.
10.   Percakapan diantara kita harus berlangsung dalam keadaan santai dan saling
      menunjukkan sikap saling menghormati serta tidak boleh ada penghinaan.
11.   Kita harus mengatakan kebenaran walaupun pahit, tetapi dengan cara yang
      lembut dan tidak melukai perasaan.
12.   Siapapun yang membutuhkan nasehat maka kita harus menasehatinya
      dengan penuh kasih dengan tanpa rasa kesombongan.
13.   Jika seseorang sedang merasa bahagia maka yang lain harus ikut merasa
      bahagia. Demikian pula sebaliknya.
14.   Jika seseorang diantara kita sedang mendapatkan momen yang
      menyenangkan maka kita harus ikut bersama tanpa adanya alasan lain.
15.   Kita harus saling menghormati hobi masing-masing dan menghargainya,
      bahkan kalau perlu kita menyanjungnya dan menganggapnya sebagai hobi
      kita sendiri.
16.   Kita tidak boleh membenturkan sikap egoisme dan kesukuan kita dengan
      sikap serupa.




                                       22
17.   Jika seseorang diantara kita tidak dapat melakukan tugasnya dan ia
      membutuhkan bantuan maka kita harus membantunya tanpa mengenal kata
      terlambat.
18.   Tidak ada untungnya kita menciptakan masalah dan mengungkit masa lalu
      yang suram agar rasa sakit dan kecewa tidak teulang kembali.
19.   Toleransi dan sikap suka memaafkan ketika sanggup merupakan karakter
      orang-orang mulia.
20.   Saling membagi tugas dan semuanya berusaha melaksanakan tugasnya
      masing-masing sebelum menuntut haknya.
21.   Kita tidak boleh berbohong bagaimana pun kondisinya karena kebohongan
      merupakan kakek moyangnya dosa dan orang-orang yang suka berbohong
      tidak akan masuk sorga.
22.   Tidak boleh ada diantara kita yang mengingkari pihak lain jika sedang
      berbicara di hadapan umum.
23.   Kita tidak boleh mencuri bagaimana pun kebutuhan kita terhadap harta.
24.   Setiap kita harus mencintai apa pun yang dicintai pasangan kita sebagaimana
      kita mencintai hal tersebut bagi diri kita sendiri dan berusaha melakukan hal-
      hal yang dapat menyenangkan perasaan pasangan kita.
25.   Bersabar terhadap berbagai musibah merupakan ibadah dan selalu
      menysukuri nikmat-nikmat Allah Swt. merupakan sebuah keharusan.
26.   Shalat merupakan tiang agama dan yakin dengan pertolongan Allah Swt.
      merupaka pilar kesuksesan.
27.   Setiap kita hendaknya memanggil pasangannya dengan panggilan yang
      disenanginya dan tidak mengungkit masalah yang sedang dihadapi ketika
      berbicara dan bercanda, baik secara sembunyi maupun terang-terangan.
                       Rumah tangga muslim yang dihiasi dengan kebahagiaan
                       adalah merupakan jaminan mendasar bagi tegaknya
                       masyarakat muslim yang layak. Keluarga muslim yang
                       diliputi oleh ketenangan dan ketentraman merupakan
                       kebutuhan yang tidak bisa ditawar lagi demi terwujudnya
                       kemaslahatan masyarakat. Keajegannya merupakan
                       prasayarat yang tak dapat ditawar lagi demi kemuliaan dan
                       kejayaan ummat. Oleh karenanya, perhatian Islam terhadap
                       keluarga sangat besar sehingga bangunannya ditegakkan di


                                       23
atas kebenaran dan prinsip keadilan. Pilarnya dikokohkan
dengan rasa tentram. Sedang ruas-ruasnya dikokohkan
dengan rasa takut kepada Allah Swt..
Karena itulah, musuh-musuh Islam mengorbankan begitu
banyak hal demi untuk menghancurkan kelurga muslim dan
mengacaukan ikatan-ikatannya. Mereka menempuh jalur
yang beragam demi tujuan itu. Mendorong suami agar
membangkan terhadap istri mereka, menghiasi wanita
dengan upaya-upaya terselubung agar mereka
meninggalkan rumah dan bergerak menuju jalan-jalan demi
mempertahankan dan menjaga gengsi-gengi palsu. Lalu
timbul banyak masalah di balik itu semua, yang mana,
sebelumnya hal itu tidaklah ada, seandainya aturan berjalan
sesuai dengan aturan Allah Swt..
Musuh-musuh Islam melakukan banyak hal dengan
dukungan teknologi penyiaran dan telekomunikasi yang
mereka miliki demi menghancurkan hubungan kasih sayang
dan rasa saling menghargai antara ayah dan anak, antara ibu
dengan anak gadisnya dan antara sesepuh dengan para
pemuda, dengan berlindung di bawah naungan prinsip-
prinsip yang mereka ciptakan sendiri, seperti tentang
pentingnya perbedaan antara berbagai tingkatan generasi
dan berbagai istilah yang hanya mengandung unsur
keburukan.
Rumah tangga muslim terdiri dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan yang disatukan oleh pernikahan yang
legal dan diumumkan akadnya dihadapan halayak bahwa
mereka telah berpasangan. Setiap orang diantara mereka
memiliki kecakapan masing-masing. Setiap pasangan dapat
memperoleh keberuntungan dan kerugian. Ia mendapatkan
keberuntungan jika mengaturnya dengan cara yang baik dan
memenejnya dengan tepat. Setiap orang melakukan
kewajibannya dengan sempurna. Mereka melakukan semua
itu dengan semangat saling memahami dan penuh kasih


               24
sayang. Di sana, sikap amanah dan penuh ikhlas terjalin
antara kedua belah fihak.
Benarlah firman Allah Swt. dalam sebuah hadits qudsi,
"Saya adalah pihak ketiga bagi dua orang yang
berserikat selama tidak ada seorang pun yang
menghianati pihak lainnya. Jika ada yang berkhianat
maka Saya keluar dari perserikatan itu," (HR.Abu Daud).
Tujuan Islam dalam menyatukan antara laki-laki yang
beriman dan perempuan yang beriman adalah agar dapat
mencapai kesuksesan, memetik buah terindah,
memperoleh keberuntungan, mendapatkan keturunan yang
baik yang nantinya akan berjihad di jalan Allah Swt.,
mengangkat bendera kebenaran dan menyebarkan keadilan
dan kedamaian di bumi.
Untuk tujuan tersebut, Islam meretas jalan yang sangat jelas
rambu-rambunya, mengamankan langkah yang akan
ditempuhnya dalam rangka menuju rumah tangga yang
berbahagia, berupa :


SATU : MEMILIH PASANGAN HIDUP.
Agar kita tidak terpesona oleh tampilan luar atau
terpengaruh oleh hawa nafsu sehingga kita jatuh dalam
kesalahan maka Islam menggariskan jalur yang tepat dalam
rangka memilih pasangan.
Rasulullah saw bersabda, "Wanita dinikahi karena empat
hal : karena hartanya, kecantikannya, keturunannya dan
karena agamanya. Utamakanlah yang beragama agar
kalian mendapatkan keberuntungan," (Muttafaq Alaihi).
Siapapun yang bisa mendapatkan wanita yang berperilkau
baik dan beragama yang akan mendapinginya dalam hidup
ini dalam rumah tangganya sebagai istri shalehah maka ia
telah mendapatkan keberuntungan. Ini tidaklah beararti
bahwa kecantikan tidak menjadi pertimbangan, karena tidak
bisa dipungkiri bahwa keberadaannya merupakan salah satu


               25
faktor terwujudnya kebahagiaan, demikian pula sifat-sifat
                   yang telah disebutkan sebelumnya dalam hadits. Hanya
                   saja, hendaknya ia tidak nmenjadi tujuan utama. Karenanya,
                   selain agama, hendaknya wanita memiliki sifat-sifat
                   seperti :
A.   Kecantikan : Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw, "Lihatlah,
     karena dengan melihatnya akan dapat menimbulkan rasa syang antara
     kalian berdua," (HR.Tirmidzi, An-Nasa'I dan Ibnu Majah).
B.   Hendaknya ia penuh kasih sayang dan dapat melahirkan banyak generasi.
     Hal ini berdasarkan pada sabda Rasulullah saw, "Nikahilah wanita yang
     subur dan penuh kasih sayang," (HR.Abu Daud dan An-Nasa'i).
C.   Hendaknya maharnya tidak terlalu mahal : Hal ini berdasarkan pada sabda
     Rasulullah saw, "Wanita yang paling banyak berkahnya adalah wanita
     yang sedikit maharnya," (HR.Ahmad dan Al-Baihaqi).
D.   Hendaknya ia seorang yang masih gadis. Hal ini berdasarkan pada hadits
     Jabir bin Abdullah radiyallahu anhu –ketika itu, ia menikahi seorang
     janda- lalu Rasulullah saw mengatakn kepadanya, "Kenapa bukan
     seorang gadis yang bisa engkau ajak bercumbu dan mengajakmu
     bercumbu," (Muttafaq alaihi).
                   Adapun sifat-sifat penting yang seharusnya dimiliki laki-
                   laki adalah agama dan prilaku yang baik. Rasulullah saw
                   besabda, "Jika kalia didatangi oleh pemuda yang kalian
                   ridhai agama dan prilakunya maka nikahkanlah mereka.
                   Jika kalian tidak melakukannya maka akan terjadi fitnah
                   dan kerusakan yang nyata di bumi," (HR.Ahmad dan
                   Tirmdzi).
                   Seseorang pernah mengatakan kepada Hasan, "Saya
                   memiliki anak perempuan. Dengan siapa, menurut anda,
                   seharusnya saya nikahkan ? Beliau menjawab,
                   "Nikahkanlah dengan orang yang bertakwa kepada Allah
                   Swt.. Jika ia mencintainya maka ia akan memuliakannya.
                   Jika ia marah kepadanya maka ia tidak akan
                   menzhaliminya."



                                     26
DUA : MEMENEJ PERUSAHAAN (RUMAH
                         TANGGA).
                         Perusahaan manapun yang hendak sukses maka harus
                         memiliki menejemen yang mengatur urusannya dan
                         menjamin keberlangsungannya. Hendaknya menejemen ini
                         memiliki kompetensi dalam menghadapai setiap masalah
                         yang timbul atau problem baru yang ada. Bukanlah
                         termasuk sikap bijaksana jika membiarkan masalah
                         berlarut-larut sehingga kedua belah pihak berlomba untuk
                         saling mengungguli dan kedua pucuk piminan rumah
                         tangga saling berebut pengaruh sehingga lahirlah
                         pertentangan, muncullah kesemerawutan dan tampillah
                         kemalangan.
                         Demi kebahagiaan perusahaan (rumah tangga) dan orang-
                         orang yang tergabung di dalamnya maka seharusnya
                         kepimipinan dan menejemen rumah tangga diserahkan
                         kepada suami sebagai pendidik, tulang pungung dan
                         sebagai contoh teladan keluarga, sebagaimana tercantum
                         dalam firman Allah Swt., "Kaum laki-laki itu adalah
                         pemimpin bagi kaum wanita, oleh Karena Allah Telah
                         melebihkan     sebahagian      mereka     (laki-laki)   atas
                         sebahagian yang lain (wanita), dan Karena mereka (laki-
                         laki) Telah menafkahkan sebagian dari harta mereka."1
                         Ini tidaklah berarti bahwa wanita kurang mendalam
                         pandangan dan analisanya, tetapi karena perasaannya yang
                         mendominasi dan sikapnya yang begitu lembut yang
                         menyebabkan laki-laki memiliki keunggulan darinya dari
                         segi kecermatan berpikir dan melihat akibat dari sebuah
                         tindakan, tanpa disertai sikap tergesa-gesa atau keterbawaan
                         perasaan. Inilah rumussan yang sebenarnya. Hanya saja,
                         setiap   rmusan     pasti   memiliki    pengecualian    yang
                         menjadikan wanita unggul dibanding laki-laki dalam
                         berfikir dan mengambil keputusan.
1
    QS An-Nisaa' : 34.


                                        27
KETIGA : MUSYAWARAH.
Selama kepemipinan berdasarkan pada sikap bijaksana dan
sikap kepeloporan maka setiap hakim dalam Islam
bukanlah merupakan kemaslahatan secara mutlak. Ia
hanyalah mengatur berdasarkan aturan Allah Swt.. Dan
kelak ia akan ditanya di hadapan-Nya tentang orang-orang
yang dipimpinnya. Apa ia betul-betul mengaturnya dengan
baik atau menyia-nyiakan mereka. Atau apakah ia berlaku
adil   berdasarkan   petunjuk   Allah   Swt.   atau   malah
menzhalimi mereka ?
Musyawarah adalah merupakan aturan yang ditetapkan oleh
Allah Swt. dalam agama-Nya agar menjadi landasan antara
hakim dengan orang-orang yang diaturnya. Jangan ada yang
mengira bahwa itu hanyalah diperuntukkan bagi pemimpin
ummat dan para pemerintahannya saja, tetapi ia bersifat
umum dan mencakup setiap level kepemimpinan dan setiap
jabatan. Bahkan lebih baik lagi bagi suami istri jika mereka
saling bermusyawarah dan saling memahami pada setiap
masalah yang berkaitan dengan rumah tangganya tanpa
adanya rasa berkuasa atau rasa mendominasi dan rasa
dendam. Tidaklah penting mengambil pendapat darinya,
tetapi yang terpenting adalah bagaiaman melaksanakan
pendapat yang benar yang nantinya dapat menghasilkan
manfaat dan kebahagiaan bagi semua anggota keluarga.


KEEMPAT : PEMBAGIAN TUGAS.
Pada setiap perusahaan pasti semua serikat memiliki hak
dan kewajiban agar perusahaan berjalan sebagaimana
mestinya. Demikian pula yang dilakukan oleh Islam
terhadap rumah tangga. Islam telah menjadikan bagi kedua
pasangan suami istri hak-hak dan        kewajiban masing-
masing. Kebahagiaan tidak akan terwujud jika salah satu
pihak mengabaikan tugasnya lalu berusaha menuntut


               28
haknya kepada pihak lain. Seharusnya keduanya berusaha
                            saling berlomba dalam melaksanakan kewajiban masing-
                            masing sebagai usaha untuk membahagiakan pasangannya.
                            Dan sebagai usaha untuk mewujudkan ketenangan batin
                            bagi dirinya sendiri dan orang lain.
                            Allah    Swt.   sebagai   hakim    sebenar-benarnya      telah
                            menetapkan hak dan kewajiban tersebut agar kedua
                            pasangan tidak saling menzhalimi dan agar kebahagiaan
                            dapat terwujud sesuai dengan rumusan yang adil dan penuh
                            ketelitian yang berasal dari produk Yang Maha Mengetahui
                            yang menetapkan urusan di atas landasan keadilan.
                            Betapa benar Dzat Yang Maha Mengetahui ketika
                            berfirman, "Dan para wanita mempunyai hak yang
                            seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang
                            ma'ruf. akan tetapi para suami, mempunyai satu
                            tingkatan kelebihan daripada isterinya[143]. dan Allah
                            Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".1


                            KELIMA : HAK-HAK ISTRI.
                            Islam telah menetapkan hak bagi istri dan menutut suami
                            untuk    memenuhinya       serta   mengarahkannya        untuk
                            melaksanakannya berdasarkan pada kepemimpinannya
                            dalam rumah tangga dan sebagai wujud tanggung
                            jawabnya, diantaranya :
        A.    Hendaknya suami berprilaku baik ketika berinteraksi dengan istrimya. Ini
              tidak berarti bahwa ia hanya nmenjauhkan bahaya darinya saja, tetapi
              artinya bahwa ia menaggung beban yang menjadi tugasnya. Ia hendaknya
              tetap bijaksana walaupun ia sedang marah sebagai wujud upayanya dalam
              mencontoh prilaku Rasulullah saw.
        B.    Bercumbu, bermesraan dan mencandainya. Dengan sikap demikian, hati
              wanita bisa terhibur dan perasaannya dapat diliputi oleh kebahagiaan. Ia
              makin akrab dengan suaminya dan betah bersamanya.
        C.    Hendaknya ia cemburu degan porsi yang secukupnya.
1
    QS. Al-Baqarah : 228.


                                            29
KEENAM : HAK-HAK SUAMI.

     A.   KETAATAN.
          Wanita tidak boleh membangkan terhadap suaminya dan menyalahi
          perintahnya. Kecuali dalam hal yang diharamkan oleh Allah Swt.. Tentang
          hal ini, Rasulullah saw bersabda, "Jika saja menyuruh seseorang untuk
          bersujud maka saya pasti menyuruh wanita bersujud kepada suaminya
          karena begitu besarnya haknya atasnya," (HR.Tirmidz dan Ibnu Majah).


G.        TAMPIL CANTIK DIHADAPAN SUAMINYA.
          Wanita hendaknya bersolekdan tampil menarik di hadapan suaminya.
          Yang mana, pandangan suaminya tidak tertuua kepadanya kecuali ia dalam
          keadaan menarik


H.        BERBUAT BAIK TERHADAP SUAMINYA.
          Diantara wujud berbuat baik itu adalah hendaknya ia tidak membuatnya
          marah dan terjatuh dalam kubangan dosa karena sikap pembangkangannya
          dan sikapnya yang terus menerus menyalahi perintahnya serta melakukan
          hal-hal yang tidak diinginkan. Khususnya jika ia bersumpah (menegaskan)
          kepadanya agar melakukan sebuah pekerjaan atau bersumpah
          (menegaskan) agar tidak melakukan sebuah pekerjaan tertentu. Istri yang
          baik tentunya mentaati suaminya ketika ia bersumpah (menegaskan)
          sesuatu kepadanya. Ia tidak memaksanya untuk menebus sumpahnya
          setelah ia melanggarnya karena ia adalah orang orang yang takut kepada
          Allah Swt. dan memperhatikan perintah-perintah-Nya serta
          memperhatikan hak-hak suaminya. Ia tidak membebaninya dengan
          berbagai masalah, apalagi membebaninya dengan sikap demikian.


I.        PERHATIAN PENUH.
          Maksudnya, wanita memperhatikan hak-hak suaminya, baik ketika ia ada
          di rumah atau sedang berada di luar rumah. Ia tidak boleh menciderai
          kehormatannya dan tidak menghambur-hamburkan hartanya. Ia juga harus
          menjauhi semua perbuatan buruk atau menjauhi perbuatan yang


                                        30
menyebabkan menyebabkan harga dirinya hancur. Ia harus menyayangi
               anak-anaknya, baik mereka adalah anak-anak dari hasil perkawinannya
               maupun anak tirinya.
               Rasulullah saw bersabda, "Seorang mukmin tidak mendapatkan manfaat
               setelah takwa kepada Allah Swt. kecuali seorang istri shalehah. Jika ia
               memmerintahnya maka ia mentaatinya. Jika ia memandangnya maka ia
               membuatnya senang. Jika ia bersumpah atasnya maka ia berbuat baik
               kepadanya. Jika ia jauh darinya maka ia menjaga dirinya dan
               hartaanya," (HR.Imam Ahmad).




        J.     SIKAP QANA'AH.
               Istri yang berakal seharusnya tidak membebani suaminya dengan berbagai
               tuntunan. Hendaknya ia merasa cukup dengan apa yang diberikan oleh
               Allah Swt. kepadanya. Banyaknya tuntunan wanita terhadap suaminya bisa
               saja membuat suami melakukan usaha yang haram, hal yang menyebabkan
               terjadinya kemalangan bagi keluarga di dunia maupun di akhirat kelak.
               Juga degan banyaknya tuntutan istri menyebabkan hidup suami penuh
               dengan kegelisahan dan kebingungan ketika merasa tidak mampu
               memenuhi tuntutan tersebut. Kebingungan dan kegelisahannya pasti akan
               berefek kepadanya dan kepada urusan rumah tangga secara keseluruhan,
               sebagai wujud kebenaran firman Allah Swt. yang berbunyi, "Allah tidak
               membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia
               mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat
               siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya."1
               Juga firman-Nya, "Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang
               melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya."2


        K.     NASEHAT DAN PENDIDIKAN AKHLAK.
               Allah Swt. menetapkan hak ini agar dijadikan alat bantu untuk menjaga
               pilar-pilar rumah tangga agar tidak……



1
    QS.Al-Baqarah : 286.
2
    QS. At-Thalaaq : 7.


                                            31
32

Contenu connexe

Tendances

Indraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
IndraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaIndraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Indraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaressa comunity
 
48. do'a imam as pada hari korban (idul adha) dan hari jumat
48. do'a imam as pada hari korban (idul adha) dan hari jumat48. do'a imam as pada hari korban (idul adha) dan hari jumat
48. do'a imam as pada hari korban (idul adha) dan hari jumatSMA Negeri 9 KERINCI
 
Komunikasi keuangan suami istri febiola aryanti-online courses-medidu
Komunikasi keuangan suami istri   febiola aryanti-online courses-mediduKomunikasi keuangan suami istri   febiola aryanti-online courses-medidu
Komunikasi keuangan suami istri febiola aryanti-online courses-mediduSigit Sedayu
 
hizib as saifi (bahagian 2)
hizib as saifi (bahagian 2)hizib as saifi (bahagian 2)
hizib as saifi (bahagian 2)Rozaq Fadlli
 
Presentasi Agama Keluarga Sakinah
Presentasi Agama Keluarga SakinahPresentasi Agama Keluarga Sakinah
Presentasi Agama Keluarga SakinahIra Setyarini
 
bahaya dan akibat buruk zina
 bahaya dan akibat buruk zina bahaya dan akibat buruk zina
bahaya dan akibat buruk zinaR&R Darulkautsar
 
Nasehatuntukke 2 orangtua
Nasehatuntukke 2 orangtuaNasehatuntukke 2 orangtua
Nasehatuntukke 2 orangtuaIlham Ganjaq
 

Tendances (13)

Makalah fiqih talak
Makalah fiqih talakMakalah fiqih talak
Makalah fiqih talak
 
Indraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
IndraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaIndraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Indraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Membangun keluarga sakinah
Membangun keluarga sakinahMembangun keluarga sakinah
Membangun keluarga sakinah
 
Syukur man
Syukur manSyukur man
Syukur man
 
48. do'a imam as pada hari korban (idul adha) dan hari jumat
48. do'a imam as pada hari korban (idul adha) dan hari jumat48. do'a imam as pada hari korban (idul adha) dan hari jumat
48. do'a imam as pada hari korban (idul adha) dan hari jumat
 
Komunikasi keuangan suami istri febiola aryanti-online courses-medidu
Komunikasi keuangan suami istri   febiola aryanti-online courses-mediduKomunikasi keuangan suami istri   febiola aryanti-online courses-medidu
Komunikasi keuangan suami istri febiola aryanti-online courses-medidu
 
hizib as saifi (bahagian 2)
hizib as saifi (bahagian 2)hizib as saifi (bahagian 2)
hizib as saifi (bahagian 2)
 
Allah tak pernah janji
Allah tak pernah janjiAllah tak pernah janji
Allah tak pernah janji
 
Doa khatam al
Doa khatam alDoa khatam al
Doa khatam al
 
Siraman kemanten
Siraman kemantenSiraman kemanten
Siraman kemanten
 
Presentasi Agama Keluarga Sakinah
Presentasi Agama Keluarga SakinahPresentasi Agama Keluarga Sakinah
Presentasi Agama Keluarga Sakinah
 
bahaya dan akibat buruk zina
 bahaya dan akibat buruk zina bahaya dan akibat buruk zina
bahaya dan akibat buruk zina
 
Nasehatuntukke 2 orangtua
Nasehatuntukke 2 orangtuaNasehatuntukke 2 orangtua
Nasehatuntukke 2 orangtua
 

En vedette

Aws eg3.0 96 training welder-level-11
Aws eg3.0 96 training welder-level-11Aws eg3.0 96 training welder-level-11
Aws eg3.0 96 training welder-level-11Malai Kavya
 
Mathematical handbook of formulas and tables manteshwer
Mathematical handbook of formulas and tables  manteshwerMathematical handbook of formulas and tables  manteshwer
Mathematical handbook of formulas and tables manteshwerMalai Kavya
 
Diuk arches - presentation 2013
Diuk arches - presentation   2013Diuk arches - presentation   2013
Diuk arches - presentation 2013Diuk Arches ltd.
 
Semangat Mengamalkan Amalan Sunnah
Semangat Mengamalkan Amalan SunnahSemangat Mengamalkan Amalan Sunnah
Semangat Mengamalkan Amalan SunnahIdrus Abidin
 
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia ModernMakna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia ModernIdrus Abidin
 
Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.
Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.
Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.Idrus Abidin
 
Keberanian dalam Islam
Keberanian dalam IslamKeberanian dalam Islam
Keberanian dalam IslamIdrus Abidin
 
Pipe coating system
Pipe coating systemPipe coating system
Pipe coating systemMalai Kavya
 

En vedette (9)

Aws eg3.0 96 training welder-level-11
Aws eg3.0 96 training welder-level-11Aws eg3.0 96 training welder-level-11
Aws eg3.0 96 training welder-level-11
 
Mathematical handbook of formulas and tables manteshwer
Mathematical handbook of formulas and tables  manteshwerMathematical handbook of formulas and tables  manteshwer
Mathematical handbook of formulas and tables manteshwer
 
Diuk arches - presentation 2013
Diuk arches - presentation   2013Diuk arches - presentation   2013
Diuk arches - presentation 2013
 
Semangat Mengamalkan Amalan Sunnah
Semangat Mengamalkan Amalan SunnahSemangat Mengamalkan Amalan Sunnah
Semangat Mengamalkan Amalan Sunnah
 
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia ModernMakna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern
 
Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.
Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.
Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.
 
Keberanian dalam Islam
Keberanian dalam IslamKeberanian dalam Islam
Keberanian dalam Islam
 
Pipe coating system
Pipe coating systemPipe coating system
Pipe coating system
 
Iws q&a rev 1
Iws q&a rev 1Iws q&a rev 1
Iws q&a rev 1
 

Similaire à KEBAHAGIAAN RUMAH TANGGA

Pembentukan keluarga dalam islam dan memilih jodoh
Pembentukan keluarga dalam islam dan memilih jodohPembentukan keluarga dalam islam dan memilih jodoh
Pembentukan keluarga dalam islam dan memilih jodohildahayati ilias
 
Membangun keluarga islam
Membangun keluarga islamMembangun keluarga islam
Membangun keluarga islamCintia Clarissa
 
Cinta sampai syurga Nik Raihan
Cinta sampai syurga Nik RaihanCinta sampai syurga Nik Raihan
Cinta sampai syurga Nik RaihanNik Raihan Rahman
 
Pernikahan secara Islam
Pernikahan secara IslamPernikahan secara Islam
Pernikahan secara IslamRantiRiyanti
 
Institusi kekeluargaan dalam islam
Institusi kekeluargaan dalam islamInstitusi kekeluargaan dalam islam
Institusi kekeluargaan dalam islamShahirah Zafirah
 
Makalah ahlak dalam_keluarga
Makalah ahlak dalam_keluargaMakalah ahlak dalam_keluarga
Makalah ahlak dalam_keluargaputrihelena
 
Makalah ahlak dalam_keluarga
Makalah ahlak dalam_keluargaMakalah ahlak dalam_keluarga
Makalah ahlak dalam_keluargaputrihelena
 
Fiqh munakahat 141121
Fiqh munakahat 141121Fiqh munakahat 141121
Fiqh munakahat 141121Ahmad Nizam
 
psikologi suami istri untuk menjaga keharmonisan rumah tangga.pptx
psikologi suami istri untuk menjaga keharmonisan rumah tangga.pptxpsikologi suami istri untuk menjaga keharmonisan rumah tangga.pptx
psikologi suami istri untuk menjaga keharmonisan rumah tangga.pptxpipiiit
 

Similaire à KEBAHAGIAAN RUMAH TANGGA (20)

Pembentukan keluarga dalam islam dan memilih jodoh
Pembentukan keluarga dalam islam dan memilih jodohPembentukan keluarga dalam islam dan memilih jodoh
Pembentukan keluarga dalam islam dan memilih jodoh
 
Baitul Muslim
Baitul MuslimBaitul Muslim
Baitul Muslim
 
Membangun keluarga islam
Membangun keluarga islamMembangun keluarga islam
Membangun keluarga islam
 
Makalah Keluarga Sakinah
Makalah Keluarga SakinahMakalah Keluarga Sakinah
Makalah Keluarga Sakinah
 
Nora1powerpoint[1]
Nora1powerpoint[1]Nora1powerpoint[1]
Nora1powerpoint[1]
 
Cinta sampai syurga
Cinta sampai syurga Cinta sampai syurga
Cinta sampai syurga
 
Cinta sampai syurga Nik Raihan
Cinta sampai syurga Nik RaihanCinta sampai syurga Nik Raihan
Cinta sampai syurga Nik Raihan
 
Pernikahan secara Islam
Pernikahan secara IslamPernikahan secara Islam
Pernikahan secara Islam
 
Institusi kekeluargaan dalam islam
Institusi kekeluargaan dalam islamInstitusi kekeluargaan dalam islam
Institusi kekeluargaan dalam islam
 
Makalah munakahat
Makalah munakahatMakalah munakahat
Makalah munakahat
 
Makalah ahlak dalam_keluarga
Makalah ahlak dalam_keluargaMakalah ahlak dalam_keluarga
Makalah ahlak dalam_keluarga
 
Makalah ahlak dalam_keluarga
Makalah ahlak dalam_keluargaMakalah ahlak dalam_keluarga
Makalah ahlak dalam_keluarga
 
Fiqh munakahat 141121
Fiqh munakahat 141121Fiqh munakahat 141121
Fiqh munakahat 141121
 
psikologi suami istri untuk menjaga keharmonisan rumah tangga.pptx
psikologi suami istri untuk menjaga keharmonisan rumah tangga.pptxpsikologi suami istri untuk menjaga keharmonisan rumah tangga.pptx
psikologi suami istri untuk menjaga keharmonisan rumah tangga.pptx
 
Khutbah nikah farisa
Khutbah nikah farisaKhutbah nikah farisa
Khutbah nikah farisa
 
Khutbah nikah farisa
Khutbah nikah farisaKhutbah nikah farisa
Khutbah nikah farisa
 
Pernikahan dalam islam
Pernikahan dalam islamPernikahan dalam islam
Pernikahan dalam islam
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Pernikahan tekpen
Pernikahan tekpenPernikahan tekpen
Pernikahan tekpen
 
Fiqih III
Fiqih IIIFiqih III
Fiqih III
 

Plus de Idrus Abidin

Rasionalitas al Qur’an dalam Dunia Debat
Rasionalitas al Qur’an dalam Dunia DebatRasionalitas al Qur’an dalam Dunia Debat
Rasionalitas al Qur’an dalam Dunia DebatIdrus Abidin
 
VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.
VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.
VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.Idrus Abidin
 
Bahaya Dosa dan Maksiat.
Bahaya Dosa dan Maksiat.Bahaya Dosa dan Maksiat.
Bahaya Dosa dan Maksiat.Idrus Abidin
 
LGBT dalam Perbincangan Ulama Mazhab
LGBT dalam Perbincangan Ulama MazhabLGBT dalam Perbincangan Ulama Mazhab
LGBT dalam Perbincangan Ulama MazhabIdrus Abidin
 
Hakikat kemerdekaan menurut islam
Hakikat kemerdekaan menurut islam Hakikat kemerdekaan menurut islam
Hakikat kemerdekaan menurut islam Idrus Abidin
 
Tafsir Surat al-Maidah ayat 51
Tafsir Surat al-Maidah ayat 51Tafsir Surat al-Maidah ayat 51
Tafsir Surat al-Maidah ayat 51Idrus Abidin
 
Tafsir Surah al-Qori'ah
Tafsir Surah al-Qori'ahTafsir Surah al-Qori'ah
Tafsir Surah al-Qori'ahIdrus Abidin
 
Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)
Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)
Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)Idrus Abidin
 
Tafsir Surat an-Naas
Tafsir Surat an-NaasTafsir Surat an-Naas
Tafsir Surat an-NaasIdrus Abidin
 
Tafsir Surah al-Maun
Tafsir Surah al-MaunTafsir Surah al-Maun
Tafsir Surah al-MaunIdrus Abidin
 
Tafsir Surat al A'laa
Tafsir Surat al A'laaTafsir Surat al A'laa
Tafsir Surat al A'laaIdrus Abidin
 
Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun)
Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun) Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun)
Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun) Idrus Abidin
 
Urgensi Ilmu dalam Islam
Urgensi Ilmu dalam IslamUrgensi Ilmu dalam Islam
Urgensi Ilmu dalam IslamIdrus Abidin
 
Keistimewaan al-Qur'an
Keistimewaan al-Qur'anKeistimewaan al-Qur'an
Keistimewaan al-Qur'anIdrus Abidin
 
Bahaya Sihir dan Perdukunan
Bahaya Sihir dan Perdukunan  Bahaya Sihir dan Perdukunan
Bahaya Sihir dan Perdukunan Idrus Abidin
 
Pesona Kenikmatan Surga
Pesona Kenikmatan SurgaPesona Kenikmatan Surga
Pesona Kenikmatan SurgaIdrus Abidin
 
Gambaran neraka bagian 2
Gambaran neraka bagian 2Gambaran neraka bagian 2
Gambaran neraka bagian 2Idrus Abidin
 
Gambaran Neraka Bagian 1
Gambaran Neraka  Bagian 1Gambaran Neraka  Bagian 1
Gambaran Neraka Bagian 1Idrus Abidin
 

Plus de Idrus Abidin (20)

Rasionalitas al Qur’an dalam Dunia Debat
Rasionalitas al Qur’an dalam Dunia DebatRasionalitas al Qur’an dalam Dunia Debat
Rasionalitas al Qur’an dalam Dunia Debat
 
VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.
VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.
VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.
 
Bahaya Dosa dan Maksiat.
Bahaya Dosa dan Maksiat.Bahaya Dosa dan Maksiat.
Bahaya Dosa dan Maksiat.
 
LGBT dalam Perbincangan Ulama Mazhab
LGBT dalam Perbincangan Ulama MazhabLGBT dalam Perbincangan Ulama Mazhab
LGBT dalam Perbincangan Ulama Mazhab
 
Hakikat kemerdekaan menurut islam
Hakikat kemerdekaan menurut islam Hakikat kemerdekaan menurut islam
Hakikat kemerdekaan menurut islam
 
Tafsir Surat al-Maidah ayat 51
Tafsir Surat al-Maidah ayat 51Tafsir Surat al-Maidah ayat 51
Tafsir Surat al-Maidah ayat 51
 
Tafsir Surah al-Qori'ah
Tafsir Surah al-Qori'ahTafsir Surah al-Qori'ah
Tafsir Surah al-Qori'ah
 
Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)
Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)
Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)
 
Tafsir Surat an-Naas
Tafsir Surat an-NaasTafsir Surat an-Naas
Tafsir Surat an-Naas
 
Tafsir Ayat Puasa
Tafsir Ayat PuasaTafsir Ayat Puasa
Tafsir Ayat Puasa
 
Tafsir Surah al-Maun
Tafsir Surah al-MaunTafsir Surah al-Maun
Tafsir Surah al-Maun
 
Tafsir Surat al A'laa
Tafsir Surat al A'laaTafsir Surat al A'laa
Tafsir Surat al A'laa
 
Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun)
Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun) Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun)
Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun)
 
Urgensi Ilmu dalam Islam
Urgensi Ilmu dalam IslamUrgensi Ilmu dalam Islam
Urgensi Ilmu dalam Islam
 
Tujuan al-Qur'an
Tujuan al-Qur'anTujuan al-Qur'an
Tujuan al-Qur'an
 
Keistimewaan al-Qur'an
Keistimewaan al-Qur'anKeistimewaan al-Qur'an
Keistimewaan al-Qur'an
 
Bahaya Sihir dan Perdukunan
Bahaya Sihir dan Perdukunan  Bahaya Sihir dan Perdukunan
Bahaya Sihir dan Perdukunan
 
Pesona Kenikmatan Surga
Pesona Kenikmatan SurgaPesona Kenikmatan Surga
Pesona Kenikmatan Surga
 
Gambaran neraka bagian 2
Gambaran neraka bagian 2Gambaran neraka bagian 2
Gambaran neraka bagian 2
 
Gambaran Neraka Bagian 1
Gambaran Neraka  Bagian 1Gambaran Neraka  Bagian 1
Gambaran Neraka Bagian 1
 

KEBAHAGIAAN RUMAH TANGGA

  • 1. MUKADDIMAH. Segala puji bagi Allah Swt.. Shalawat serta salam dihaturkan kepada panutan tertinggi dan pemilik karakter terbaik dan terhadap para sahabat-sahabat pilihan….Wa ba'du. Allah Swt. telah mengatur hubungan keluarga dan memfasilitasinya dengan berbagai kesucian, posisi yang tinggi dan meletakan aturan-aturan serta sistem yang sangat rinci yang menyatukan berbagai dimensinya, sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah Swt. : "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri- isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir"1. Aturan-aturan ini sangat nampak pada rumah tangga yang merupakan manipestasi ketenangan mutlak yang nantinya akan melahirkan rasa percaya diri. Hal yang merupakan batu bata pertama bagi rumah tangga dan merupakan jaminan ketenangan dan kebahagiannya kelak. Aturan kedua adalah mawaddah yang merupakan perwujudan rasa cinta dan merupakan jalinan hubungan yang kokoh yang timbul dari eratnya hubungan dan tingginya nilai keikhlasan. Dan telah terbukti kebenaran firman Allah Swt. : "Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (Kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa".2 Lalu datang rasa kasih sayang antara kedua sumi istri yang merupakan perwujudan dari upaya untuk memaafkan kesalahan-kesalahan dan sikap lemah lembut dalam bergaul. Juga keduanya saling mengasihi dan berusaha mencarikan alasan-alasan yang bisa menyebabakan munculnya sikap saling memaafkan. Jadi kehidupan berumah tangga bukanlah tempat untuk mencari kesalahan-kesalahan dan bukan pula tempat untuk saling menunjukkan superiorotas. Rumah tangga bukanlah hubungan antara dua hal yang bertentangan, tetapi ia merupakan hubungan antara suami istri yang saling melengkapi kekurangan masing-masing. 1 QS.Ar-Ruum : 21. 2 QS Al-Furqan : 74. 1
  • 2. Kebahagian dalam berumah tangga bukanlah tuntunan yang jauh dari pelupuk mata dan tidak pula mustahil diwujudkan. Setiap manusia memiliki potensi sukses dalam jiwanya yang dapat meminimalkan energi negatifnya. Jadi kebahagiaan berumah tangga bukanlah terletak pada hal-hal permukaan atau perabotan atau keindahan rumah atau profesi atau ijazah atau kedudukan atau harta atau kekuasaan. Tetapi kebahagiaan itu muncul dari rasa cukup dan rasa ridha serta interkasi yang baik dengan berbagai nikmat yang dianugrahkan oleh Allah Swt. yang begitu melimpah. Ketenangan dan ketentraman keluarga tidaklah terpokus pada satu pihak tanpa keterlibatan pihak lainnya, tetapi hal itu merupakan tanggung jawab bersama antara kedua suami istri. Dan sejauh kemampuan untuk menanggung beban dan memelihara rasa tanggung jawab ini dari kedua suami istri secara adil maka sejauh itu pula mereka mampu sampai ke tepian rasa aman dan kebahagiaan. Pengetahuan tentang perbedaan tabiat antara kedua jenis (suami istri) dengan baik dan dengan penuh penghoramatan dan kemampuan masing-masing fihak dalam mengenal kebutuhan fihak lain menjadikan kedanya berusaha mendahulukan kebutuhan pihak lainnya. Hal yang menjadikan rasa cinta makin bersemi dan hubungan suami istri makin erat. Bahkan dapat menghindarkan banyak persoalan dan menjauhkan banyak masalah. Jadi yang menentukan masa depan suami istri bukanlah kadar rasa cinta antara keduanya dan bukan pula seberapa jauh mereka sukses dalam hubungan intim atau karena persoalan-persolan keuangan rumah tangga, tetapi yang menentukannya adalah cara berinteraksi dan cara menempatkan diri dari berbagai perbedaan- perbedaan. Hal yang lazim dalam kehidupan berumah tangga. Jadi, kemampuan untuk saling memahami antara suami istrilah yang akan menambah vitalitas hubungan keduanya dan dapat menaungi kehidupan berumah tangga dengan ketenangan dan cinta kasih. Keduanya hendaknya menyadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah Swt. semata. Hendaknya janganlah terlalu menuntut pasangan hidupnya dengan berbagai kesempurnaan. Juga perlu dipahami bahwa kebahagiaan adalah sesuatu yang sangat nisbi dan tidaklah berlaku mutlak. Artinya bahwa ia tidaklah mencakup semua aspek kehidupan. Bisa saja kebahagiaan dan ketentraman tercipta pada beberapa segi kehidupan, sedang segi lainnya tidaklah menuai kesuksesan. Itulah sunnatullah dalam kehidupan. Hari ini menjadi hari baik 2
  • 3. anda dan pada hari yang lain andalah yang menjadi tawanannya.. Jadi, bahagia sepanjang waktu adalah sebuah kemustahilan. Hubungan suami istri tidaklah tumbuh dengan baik dengan hanya memberikan hadiah atau oleh-oleh setiap kali ada momen tertentu, tetapi hal itu tumbuh ketika terjadi pembicaraan, ketika mendengar dan saling memahami dalam kehidupan sehari-hari serta saat berusaha menyelesaikan perbedaan-perbedaan kecil secepat mungkin. Demikian pula komunikasi yang tenang dan dalam suasana saling menghormati antara keduanya dalam waktu-waktu yang tepat serta kesiapan untuk berkorban dan bertoleransi antara keduanya, kesemuanya itu akan menghadirkan suasana yang sehat untuk hubungan suami istri yang baik. Dan tidaklah asing bagi semua orang bahwa baiknya cara menentukan pasangan dari sejak proses awal sebelum terjadinya pernikahan dengan berlandaskan pada pertimbangan agama, akhlak, lingkungan yang baik, kesetaraan dalam karir ilmiah dan wawasan serta status sosial dari kedua belah pihak, akan melahirkan landasan yang baik dan lahan yang subur yang nantinya menjadi tempat meretas bangunan pernikahan yang sukses. Dan tidak diragunkan lagi bahwa kesadaran keduanya akan kewajiban dan haknya masing-masing serta pemahaman yang baik akan hal tersebut dan dengan semangat kuat serta sikap yang terencana dalam memenuhi hak setiap pihak, akan membawa kehidupan berumah tangga menjauh dari rasa benci dan permusuhan. Hendaknya sumi istri waspada dari berbagai kemaksiatan dan dosa-dosa yang akan melahirkan keresahan dan kepenatan, menimbulkan kerugian dan kesegsaraan, serta mengganti kebahagiaan menjadi lautan kesengsaraan dan kasih sayang menjadi pertentangan yang tidak bertepi. Salah seorang ulama salaf pernah berkata, "Saya pernah melakukan maksiat kepada Allah Swt. lalu saya menyaksikan bekas-bekas kemaksiatan itu tampak pada tingkah laku istriku dan hewan peliharaanku". Demikian pula sikap mengacuhkan kesalahan-kesalahan, terutama yang tidak disengaja, ikut merasakan kesedihan, kebahagiaan, kemesraan, canda tawa, kata-kata yang baik dan mencerminkan cinta kasih, saling menasehati, saling menghormati, saling tampil menarik terhadap pasangan, menjauhi sikap kasar dan keras dan bersikap lemah lembut, kesemuanya itu merupakan bagian dari kunci dan sebab-sebab kebahagian berumah tangga. 3
  • 4. Seharusnya pikiran kita tidak pernah lupa bahwa taufik hanyalah ada dalam genggaman Allah Swt.. Hanya saja mengusahakan berbagai faktor menuju kesuksesan sangatlah dianjurkan. Betapa benar firman Allah Swt. : "Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik] dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan".1 Kedua suami istri hendaknya tidak lupa bahwa menghormati aturan-aturan Allah Swt. pada setiap tingkah laku mereka dan mengikuti ajaran-ajaran-Nya serta sunnah Rasul-Nya adalah merupakan pilar-pilar kebahagiaan di dunia dan akhirat. Tidaklah ditemukan sebuah dalil yang lebih baik tentang hal ini selain hadits-hadits yang menjelaskan keutamaan ketaatan seorang istri terhadap suaminya dan berusaha mendapatkan keridhaannya. Demikian pula keutamaan seorang suami berlaku baik terhadap istrinya dengan berlemah lembut kepadanya dan berusaha bersabar terhadap hal-hal yang tidak menyenagkan yang timbul dari padanya. Rasulullah saw bersabda, "Siapa pun wanita yan ditinggal mati oleh suaminya, sedang sang suami ridha terhadapnya maka ia akan masuk sorga". (HR. Tirmidzi). Juga diriwayatkan dari Rasulullah saw, "Akan dimintakan ampunan bagi wanita yang taat terhadap suaminya oleh burung-burung yang sedang terbang di udara lepas, ikan lumba-lumba yang terdapat di dalam air dan matahari serta bulan selama ia diridhai oleh suaminya. Wanita siapa pun yang bermuka masam di hadapan suaminya maka ia berada dalam kemurkaan Allah Swt. hingga ia berusaha tertawa dan mencari keridhaan suaminya. Wanita mana pun yang keluar rumah tanpa seizin suaminya maka ia akan dilaknat oleh malaikat hingga ia kembali". Jadi, wanita dengan sikap demikian dan keluar rumah tanpa izin suaminya maka ia terlaknat dan termasuk penghuni neraka hingga ia bertaubat kepada Allah Swt.. Rasulullah saw bersabda, "Berwasiatlah dengan cara yang baik kepada wanita", (HR.Bukhari). Ada sebuah riwayat bahwa terdapat seorang laki-laki datang menemui Umar radiyallahu anhu untuk mengeluhkan sikap istrinya. Ia lalu berdiri di depan pintu, 1 QS.An-Nahl : 97. 4
  • 5. menunggu beliau keluar rumah. Lalu ia mendengar istri umar jengkel dan marah- marah terhadap Umar, sedang Umar terdiam dan tidak berusaha melayani kejengkelan istrinya itu, maka orang tersebut pulang sambil bergumam : Jika demikian yang terjadi pada diri Umar, padahal ia terkenal dengan sikap kerasnya dan keteguhannya serta posisinya sebagai Amirul mukminin, lalu bagaimana dengan diriku ? Umar lalu keluar dan melihatnya pergi meninggalkan pintu rumahnya. Beliau lalu memanggilnya dan bertanya kepadanya, "Apa keperluanmu ?" Ia menjawab, "Wahai Amirul Mukminin ! Saya datang untuk mengeluhkan sikap istri saya kepadamu, tetapi saya mendengar sikap istrimu demikian pula maka saya pulang sambil bergumam, "Jika demikian kondisi Amirul Mukminin dengan istrinya, lalu bagaimana denganku ?". Umar lalu mengatakan, "Wahai saudaraku ! Saya bersabar atas semua itu karena banyaknya hak-haknya yang harus aku tunaikan kepadanya. Dialah yang selalu mengurus makananku, menyiapkan roti untukku, mencuci pakaianku, meyusui bayiku, padahal semua itu tidaklah wajib baginya. Dialah yang membuat hatiku merasa tenang dan menjauhi perbuatan haram. Saya berusaha menerima perlakuannya itu karena mempertimbangkan hal-hal di atas. Orang itu lalu berkata, "Wahai Amirul Mukminin ! Demikian pula istriku". Umar berkata, "Terimalah wahai saudaraku ! itu hanyalah sementara saja" Betapa benar firman Allah Swt. yang berbunyi, "Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".1 Hanya Allah Yang Maha Tahu Segala hal Dibalik Kehendak dan Keinginan Manusia. PENULIS AGAR CINTA TAK LAYU (Bag.2) PILAR-PILAR KEHIDUPAN BERUMAH TANGGA 1 QS. Thaha : 124. 5
  • 6. Rumah tangga memiliki pilar-pilar yang harus dipenuhi oleh suami istri, berupa : A. AGAMA : Dalam hadits Nabi, agama menempati urutan pertama ketika memilih pasangan hidup bagi kedua calon pengantin. Karena agama merupakan dasar semua kebaikan dalam segala wujud ini. Ia merupakan modal dan alat bantu dalam beribadah dengan benar, sebagaimana sabda Rasulullah saw, "Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang shalehah," (HR.Imam Muslim). Diantara faktor utama dalam mencapai kebahagiaan keluarga adalah bahwa hendaknya seorang wanita dipenuhi rasa kasih sayang dan tidak sering mengingkari pemberian suami serta tidak mandul. Karena sikap perempuan yang tidak mensyukuri pemberiaan suami akan melahirkan kebencian dan permusuhan. B. AMANAH. Amanah adalah kesadaran jiwa yang membentuk akhlak yang membingkai hubungan seseorang dengan Rabnya. Maksudnya bahwa ia selalu memiliki kesadaran penuh. Dengan adanya sikap amanah ini maka terciptalah rasa saling mempercayai antara kedua suami istri. Kepercayaan diri maksudnya adalah munculnya ketentraman jiwa dalam hati masing-masing pasangan. Jika saja amanah menjadi karakteristik kedua pasangan maka puncak kebahagiaan akan digapai dan keluarga mampu menempati posisinya yang agung. Genersi akan mendapatkan kebaikan dan kebahagiaan akan tampak nyata, baik di dunia maupun kelak di akhirat. Cukuplah amanah mendapatkan posisi yang agung ketika Rasulullah 6
  • 7. saw menjadikannya sebagai inti dari seluruh keimanan dengan sabdanya, "Tidaklah ada keimanan bagi orang yang tidakmemiliki sikap amanah." C. IKHLAS. Ikhlas merupakan rahasia kebahagiaan orang-orang yang saling mencintai. Ia berarti bebasnya rumah tangga dari penipuan dan kemunafikan. Ia merupakan kebeningan hubungan suami istri dalam rangka menghadapi berbagai masalah yang sebenarnya dan berusaha menempatkan segala macam persoalan pada tempatnya masing-masing serta bekerja untuk memecahkan persoalan-persoalan tersebut tanpa adanya tipu daya atau sikap dongkol atau keterlambatan. Jika keikhlasan terwujud maka keluarga akan meperoleh penyelesaian dari semua rasa kesal yang biasanya menghambat kesucian hidupnya. Ikhlas berarti keterbukaan secara mutlak antara suami istri dan adanya transparansi antara mereka. Jadi keikhlasan merupakan rahasia yang akan menyelesaikan masalah bagi orang-orang yang saling mencintai dan pada gilirannya akan mengantar mereka menuju rumah tangga yang dihiasi dengan kebahagiaan yang menyeluruh. D. PRILAKU YANG BAIK. Yaitu menghiasi diri dengan akhlak yang terpuji, ucapan dan perbuatan yang baik serta sikap-sikap yang utama. Ia juga berarti adanya sikap lemah lembut antara suami istri dan usaha untuk menjauhi sikap keras, kasar, tinggi hati dan sombong yang nantinya dapat mewujudkan rasa damai dan kasih sayang. Dengan demikian, masing-masing dapat 7
  • 8. memaafkan kesalahan dan kekhilafan pasangannya dan berusaha mencarikan alasan yang baik terhadap kesalahan- kesalahan serta memafkan kekurangan-kekurangan yang ada. Ia juga berarti berusaha meniggalkan sikap jelek, ucapan rendahan, kufur nikmat, ungkapan keras dan perbuatan yang keji. Betapa benar sabda Rasulullah saw ketika mengatakan, "Kebaikan adalah sikap yang baik.", (HR.Muslim). Kata kebaikan di sini mencakup semua jenis keutamaan dan kemuliaan dalam sifat, ucapan dan perbuatan. Sikap yang baik dan akhlak terpuji merupakan hikmah dibalik diutusnya Rasulullah saw, sebagaimana tercermin dalam sabdanya, "Saya diutus dalam rangka menyempurnakan akhlak yang baik". E. HUBUNGAN YANG BAIK. Maksudnya adalah eratnya hubungan antara kedua saumi istri. Artinya bahwa seorang suami menjalani kehidupan berumah tangga bukan karena pilihan yang harus ia terima tanpa adanya kesempatan baginya untuk memilih sendiri calon pasangannya. Atau keinginan untuk berumah tangga yang akhirnya menuai kegagalan. Alasan yang diungkapkannya adalah : Dia bukan pilihan saya, tetapi dia adalah pilihan ayah, ibu, dan saudara-saudara saya, atau pun alasan-alasan serupa. Ini merupakan kesalahan besar dan alasan yang paling buruk yang pernah ada. Wajib bagi kedua pasangan untuk memilih pasangannya masing-masing berdasarkan kehendak dan pilihan mereka. Dengan demikian, ikatan jiwa dan rasa antara pasangan dapat terwujud. Pilihan demikian tentunya tetap dibingkai dengan syari'at Allah Swt.. F. WAWASAN AGAMA. Wawasan agama berarti pemahaman suami istri terhadap agama yang mereka anut dan pengetahuan keduanya tentang aturan-aturan Allah Swt., halal dan haram, baik dan buruk dan wawasan tentang hak-hak suami terhadap 8
  • 9. istrinya dan hak-hak istri terhadap suaminya. Maksudnya, keduanya memahami hak dan kewajiban masing-masing. Suami istri saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Mereka berdua bukanlah dua insan yang saling berlawanan. Firman Allah Swt., "Dan janganlah kamu melupakan keutamaan di antara kamu."1 Jika keduanya mengetahui posisinya masing-masing dan mengetahui kewajibannya dalam agama maka kehidupan akan bermuara pada sikap istiqamah dan keluarga akan memperoleh kebahagiaan yang sumbernya berasal dari ketakwaan kepada Allah Swt.. Jadi, pilar-pilar kehidupan yang baik adalah merupakan amal shaleh yang disertai dengan keimanan kepada Allah Swt.. Dengan demikian, kebahagiaan, ketentraman dan rasa cinta antara suami istri dapat segera terwujud. Fitrah ajaran Muhammad menghendaki keseimbangan dalam melaksanakan sesuatu maupun meninggalkannya yang dapat melahirkan keseimbangan antara ibadah dan pemenuhan hak dan kewajiban. Kebahadiaan berumah tangga tidaklah tumbuh dan tidaklah langgeng kecuali jika kedua suami istri berusaha untuk mewujudkannya. Ia merupakan buah dari perpaduan antara kehendak suami dan kehendak istri. Ia bagaikan bayi, yang mana, kedua suami istri bekerja sama dalam rangka mewujudkan keberadaanya atas izin Alah Swt.. Jadi suami melakukan tugasnya dalam rangka mengayomi, bersikap baik dan memperlakukan anggota keluarga dengan baik. Sementara itu, istri tampil sebagai penyejuk sehingga lahirlah kasih sayang antara keduanya atau apa yang disebut sebagai kebahagiaan. Sebagaimana bayi membutuhkan pengayoman, pengorbanan dan sikap untuk diutamakan, maka demikian pula kebahagiaan. Usaha suami istri untuk tetap menjaga 1 QS.Al-Baqarah : 237. 9
  • 10. keberadaannya dan selalu menumbuhkannya serta memeliharanya berarti itu merupakan usaha untuk melestarikan dan mengembangkannya. Kebahagiaan suami istri membutuhkan jiwa pengorbanan yang mengeratkan ikatan antara kedua orang tua dengan anak-anaknya. Jika saja kedua orang tua bersabar dalam menghadirkan rasa pengorbanan itu maka kebahagiaan suami istri akan menjelama menjadi keceriaan, ketentaraman dan kegembiraan. Untuk hal demikian, suami istri hendaknya selalu terus menerus mengembangkan sikap tenggang rasa, baik dalam satu kesempatana atau dengan cara bergantian. Dan suami hendaknya selalu menjadi pionir dan memimpin istrinya dalam segala hal. Hal pertama dan utama dalam hal ini adalah kebahagiaan. Wanita selalu membutuhkan orang yang dapat mengarahkannya, sebagaimana pepatah Jerman berbunyi, "Sapi dan wanita tidak dapat ditundukkan tanpa adanya tali kendali". Kebahagiaan hendaknya selalu dimonitor, khususnya pada tahun-tahun pertama. Dan sesegera mungkin mengobati hal-hal yang menimpanya agar tidak menjadi akut sehingga sulit untuk disembuhkan. Semua itu dilaksanakan tanpa adanya sikap memaksakan diri, tetapi dengan penuh kesungguhan dan kesederhanaan. Hal demikian, karena suami ketika melihat pada wajah istrinya tanda-tanda kebahagiaan, rasa cukup, rasa senang dan rasa tentram, sedang bibirnya menampakkan senyuman yang manis, matanya memancarkan pandangan lembut yang dipenuh dengan kasih sayang, maka ketika itulah perasaan yang sedang dinikmati oleh pasangannya terpantul kepadanya diseratai dengan perasaan tenang dan rasa syukur terhadap nikmat Allah Swt.. 10
  • 11. Bisa dikatakan bahwa suami istri mampu melahirkan kebahagian jika keduanya memang menghendakinya, sebagaiamana terdapat pada kisah berikut : Diceritakan bahwa ada seseorang dari suku quraisy yang memiliki kekayaan dan sangat dermawan. Hanya saja tabiatnya keras jika ada yang menyebabkannya marah. Karena iatulah, setiap kali ia menikah maka setiap kali itu pula istrinya minta cerai kepadanya karena sifat kerasnya itu. Lalu ia meminang seorang wanita mulia dari kalangan suku quraisy. Wanita tersebut telah mengetahui karakternya dan sikap kerasnya. Keitka laki-laki itu menyerahkan maharnya, ia mengajaknya berbicara empat mata dan mengatakan kepadanya : "Wahai wanita yang menjadi calon istriku ! Saya memiliki sikap keras yang dapat engkau terima dengan kemualiaan dan kelapangan dadamu. Semoga kamu memiliki stok kesabaran yang banyak untuk hal tersebut. Kalau tidak, maka saya tidak usah menyembunyikan hal tersebut darimu." Dengan penuh percaya diri, sebagai wanita yang penuh kasih sayang dan yakin akan kemampuannya untuk mewujudkan kebahagiaanbersamanya, ia mengatakan : Sifatku lebih jelek darimu. Siapa yang membuatmu tergantung kepada sifat jelek itu !! Ia lalu mencumbunya dan tidak terdengar kata-kata kasar antara keduanya hingga kematian memisahkan mereka. Lihatlah ! Betapa semangat kuat dari kedua pasangan itu untuk menghadirkan kebahagiaan telah membuahkan kehidupan yang baik dan penuh dengan teladan. Jadi, kebahagiaan bukanlah hal yang jauh dari realita dan sulit terwujud, sebagaimana kemalangan bukanlah hal yang mutlak adanya. Kemampuan sumi istri untuk melahirkan kebahagiaan dan kemalangan sama besarnya. Penjelasannya adalah bahwa masing-masing dari suami maupun istri memiliki potensi untuk mewujudkan kebahagiaan maupun 11
  • 12. kemalangan pada waktu bersamaan. Hanya saja kebahagiaan akan muncul jika saja sebab-sebabnya dihadirkan sehingga peluang kemalangan dalam diri masing-masing dapat terkubur dan tersisih. Kebahagian sumi istri yang berlandaskan pada petunjuk, hikmah, keridhaan, kesabaran, shalat, tawakkal dan rasa syukur adalah merupakan pengantar menuju kebahagiaan secara mutlak dan menyuluruh pada hari akhirat nanti insya Allah. Juga bahwa ketulusan kepada Allah Swt. dan kesungguhan untuk terbebas dari kepenatan dapat merubah keluarga dari neraka yang tak tertahankan menjadi sorga, yang mana tiap anggota keluarga dapat merasakan kenimatan di dalamnya. Hal yang menunjukkan bahwa masalah ini lebih sederhana dan lebih dekat dibanding apa yang diasumsikan orang adalah kisah seorang wanita yang datang menemui seorang ulama yang shaleh untuk mengungkapkan kepadanya bahwa : Saya membenci suamiku. Bahkan saya pernah hampir meminta cerai darinya karena saya merasa sangat ingin mencelakainya siang malam. Ulama tersebut mengatakan kepadanya : Dalam kondisi seperti ini, saya menyarankan anda untuk memulai menampakkan kecintaanmu dan kebanggaanmu kepadanya. Jika ia telah merasakan bahwa tidak bisa lepas darimu maka mulailah unutk minta talak. Nah, itulah cara terbaik untuk menyakiti perasaanya ! Setelah berlalu beberapa bulan, wanita itu kembali menemui sang ulama dan memberitahunya bahwa ia telah mengikuti nasehatnya. Ulama tersebut langsung memotong percakapannya dengan mengatakan : Sekaranglah waktunya untuk meminta talak. Tiba-tiba wanita itu berteriak dengan penuh penolakan : Talak !? Mustahil. Saya benar-benar telah mencintainya. Apa yang terjadi bagi suami istri jika berusaha 12
  • 13. menampilkan faktor-faktor kebahagiaan berupa rasa cinta, rasa bagga, rasa lembut dan kasih sayang pada kedalaman diri masing-masing !? PILIHAN YANG TEPAT Banyak orang diantara kita yang berusaha membangun sebuah pemikiran, berusaha membentuk impian dan bermaksud menghayalkan kebahagiaan. Bahkan merencanakan dan mencari dalam waktu yang sangat panjang demi memperoleh gambaran yang lebih baik tentang pasangan hidup, karena memang ia adalah pasangan seumur hidup sampai berhentinya ajal melanglang buana. Sungguh pilihan yang benar, yang dilandasi pada sikap qana'ah, realistis dan disertai dengan pengamatan yang cukup, pemikiran yang matang yang didasarkan pada data-data yang benar tentang kondisi pribadi, ekonomi dan sosial, akan mewujudkan ketenangan dan kebahagiaan. Pemikiran yang matang yang disertai pula oleh ketertarikan secara spontan haruslah diteliti dan diamati hingga menimbulkan kepuasan sebelum memulai hidup berumah tangga. Kebanyakan pemuda saat ini berusaha mencari suasana romantis, cinta dan pacaran sebelum membangun rumah tangga. Serta berusaha memasukkan hal-hal tersebut dalam menentukan pilihan yang baik. Padahal, apa yang tampak dalam rumah tangga berbeda sama sekali dengan apa yang terjadi pada hubungan yang berlandaskan pada rasa cinta saja. Jadi kehidupan rumah tangga, menurut hipotesis dan penelitian ilmiah, tidaklah terbangun pada rasa cinta dan suasana romantis saja, tetapi ia dibangun di atas landasan tanggung jawab, keterikatan, rasa ingin mendapatkan ketenangan dan keinginan untuk berkeluarga dengan penuh kepuasan yang disertai dengan perasaan cinta. Menentukan pasangan hidup, baik suami maupun istri, bukanlah masalah mudah, bahkan bisa saja terjadi kebingungan sepanjang waktu. Dengan demikian, ia 13
  • 14. masuk pada keondisi serba bingung, serba salah, menunda dan merasa takut untuk melangkah. Sebelum hal lain, taufik dari Allah Swt. merupakan landasan utama pilihan yang baik. Hanya saja Allah Swt. memerintahkan kita untuk menempuh berbagai usaha untuk menentukan istri atau suami. Karena pilihan ini nantinya akan membentuk keluarga dan keturunan sepanjang waktu. Ia tidak akan berhenti walau hanya sejenak saja. Bahkan ia akan berlanjut pada masa-masa mendatang hingga membentuk generasi masa depan. Pasangan hidup haruslah memenuhi beberapa faktor yang mendukung terciptanya pilihan yang tepat agar terjalin keterikatan dan semangat untuk membentuk dan membina pasangan serasi. Atau minimal sekali mampu memberikan ketenangan jiwa dan sosial bagi pemuda dan pemudi yang memulai hidup baru. Tidaklah mungkin jika pilihan hanya berdasarkan pada gambaran lahiriah yang terpusat pada materi saja. Dan betapa banyak yang bercerai karena rumah tangganya hanya diawali dari pacaran saja. Atau pertimbangannya hanya terbatas pada masalah keturunan dengan mengesampingkan tingkat pendidikan dan status sosial. Apa saja yang dibangun pada kesalahan maka pasti hasilnya juga merupakan kesalahan besar. Faktor-faktor penting yang bisa mendukung ketenangan dan kebahagiaan suami istri terletak pada : 1. Sikap Qana'ah. Ia merupakan bekal yang tidak pernah lekang. Ia merupakan rumus penting dan sesuatu yang sangat urgen sekali. Bahkan ia diibaratkan batu bata utama dalam kehidupan keluarga. Kebanyakan inti masalah rumah tangga adalah karena suami bermanis muka terhadap ibu atau bapaknya ketika hendak menikahkannya tanpa sedikitpun ia berusaha mengungkapkan pendapatnya. Bahkan terkadang ia menganggap dirinya telah keluar dari aturan keluarga. Siapa yang akan membayar dengan harga tinggi jika seandainya di sana ada masalah kejiwaan antara suami itri, yang mana pencetusnya adalah ketidakterimaan kedua pasangan terhadap diri mereka sendiri atau ketidasiapan untuk mengayuh kehidupan berumah tangga. Dengan demikian hendaknya hal yang mendasari suami istri dalam memulai kehidupan berumah tangga adalah penerimaan secara sempurna terhadap beban berkeluarga berupa tanggung jawab dan keterikatan yang begitu kuat. 14
  • 15. Hal ini akan terjadi secara alami dengan berusaha bermusyawarah dengan orang-orang yang berpengalaman dalam bidang ini. Atau pusat-pusat kegiatan sosial memberikan kesempatan untuk konsultasi tentang masalah sosial dan kejiwaan yang dapat memberikan manfaat yang berdasarkan pada hasil penelitian tentang masalah rumah tangga dan suami istri. Hanya saja sangat disayangkan karena saat ini banyak keluarga yang menikahkan anaknya atau memilih pasangan untuk putranya atau menerima pinangan bagi putrinya tanpa memperhatikan ciri-ciri suami yang shaleh dan pemuda impian yang selalu ditunggu-tunggu. Bahkan ia tidak merasa mampu untuk memangku beban tanggung jawab. Kebanyakan keluarga ketika memilih pasangan hidup melihat bahwa itu hanyalah perkara mudah. Bahkan sudah menjadi budaya umum, mereka mencari pasangan hidup setelah mereka mendapatkan pekerjaan atau telah selesai kuliahnya di universitas. Mereka seolah-olah telah siap untuk memasuki kehidupan berumah tangga dengan penuh percaya diri, padahal mereka sebenarnya belumlah memulai apa-apa. Bahkan kepiawaiannya dalam memilih pasangan dan pengetahuannya tentang makna kehidupan berumah tangga belumlah matang dan belumlah bisa diandalkan, baik dalam menaggung beban berumah tangga maupun hal-hal lainnya. 2. Saling menerima. 3. Kepiawaian dalam berinteraksi dengan tuntunan kehidupan berumah tangga. 4. Berpikir penuh tentang keluarga dari segi materi, jiwa dan sosial. 5. Kesesuaian dalam masalah wawasan pemikiran dan kondisi kejiwaan. 6. Kedekatan dalam status sosial dan ekonomi. Hal ini sangat ditekankan karena banyak masalah keluarga timbul akibat dari adanya perbedaan mendasar dalam hal ini. 7. Memahami hubungan kemasyarakatan setelah berkeluarga. 8. Saling menerima antara kedua belah pihak. Suami istri dan kemampuannya untuk saling menerima. 9. Penerimaan suami atau istri terhadap pasangannya, baik kelebihan maupun kekuranganya. Dan kemampuan untuk menanggung beban tanggung jawab dan perbedaan-perbedaan yang terjadi antara mereka. 15
  • 16. 10. Kemampuan untuk memperolah keterampilan dalam berkomunikasi dan keterampilan yang dibutuhkan dalam keluarga. 11. Saling memperhatikan perasaan masing-masing. 12. Mengetahui beban tanggung jawab dalam berumah tangga dan kemampuan untuk melaksanakan kewajiban sesui dengan seharusnya dengan tetap memperkokoh pengawasan internal dalam hal sikap dan tingkah laku terhadap hubungan sosial. 13. Memiliki wawasan tentang hal-hal yang sangat sensitif dalam kehidupan berumah tangga, khususnya hubungan psikologis yang terjadi atara suami istri. 14. Lingkungan keluarga dan pengalaman buruk pada lingkungan rumah tangga memiliki pengaruh besar terhadap pemuda atau pemudi yang hendak memulai hidup baru dan hendak menentukan pasangan hidup. Hal ini akan menimbulkan efek kuat bagi mereka berdua. Artinya bahwa terkadang dalam lingkungan sang pemuda atau pemudi pernah memiliki ganjalan kejiwaan atau ganjalan sosial yang dapat mempengaruhi keputusannya dalam menentukan pasangan yang baik. Bahkan bisa saja di sana terdapat pandangan yang salah yang mereka perolah selama mengalami pengalaman yang tidak mengenakkan tersebut. 15. Meminta kesampatan konsultasi yang baik. 16. Tidak menghubngkan pernikahan dengan peercintaan dan nuansa romantis yang berlebihan, tetapi memikirkan hal-hal yang sangat penting, yaitu adanya kesempatan berduaan untuk menyalakan kembali sumbu kecintaan selama kehidupan berumah tangga. Dan berusaha menghidupkan suasana yang baik dalam komunikasi antara mereka berdua. Hal tersebut berdasarkan pada keyakinan bahwa rasa cita memang terdapat dalam hati dan pasti akan muncul dengan sendirinya. 17. Melakukan cek kesehatan sebelum memulai pernikahan. 18. Membekali dan menyiapkan diri unutk memasuki kehidupan berumah tangga, baik dari pihak laki-laki maupun dari pihak wanita. Banyak bapak atau pun ibu yang bersuaha dengan keras untuk memberikan kebahagiaan kepada anaknya dan menekankan hal itu kepada mereka, tetapi hanya terbatas pada hal-hal yang bersifat materi saja dan tidak menyentuh hal-hal yang bersifat kejiwaan. Artinya bahwa ayah maupun ibu menekankan pada aspek materi padahal itu bukanlah kebahagian yang diharapkan, terutama dalam hubungan 16
  • 17. suami istri. Maka seharusnya ayah memberikan pengetahuan teori dan peraktek dan dengan cara yang teratur serta dalam waktu yang berkesinambungan terhadap anaknya berdasarkan pada pengalamannya tetang bagaimana bersikap baik terhadap wanita. Dan ia juga harus menegaskan tentang pentingnya ahklak yang baik, bagaimana kehidupan berumah tangga, hak-hak istri, kesabaran dan pendidikan islam secara integral. Demikian pula ibu, ia harus berusaha mempersiapakan putrinya untuk mentaati suami dan bagaimana cara berinteraksi dengannya. Karena banyak masalah-masalah sosial ditemukan dalam mahkamah peradilan disebabkan karena meninggalkan apa yang saya sebut sebagai seni menyiapkan anak untuk hidup berumah tangga dan membekali mereka untuk berkeluarga. Tetapi kegagalan pendidikan berdasarkan banyaknya pengalaman tentang permasalahan berumah tangga ditemukan bahwa diantara masalah penting yang banyak berkontribusi pada banyak keadaan adalah jelekenya pemahaman kedua orang tua tentang kebahagiaan dalam berumah tangga dan cara menetukan pasangan bagi putranya serta persetujuaannya terhadap pemuda yang meminang putrinya. Mereka memandang bahwa kebahagiaan terletak pada perabotan yang mewah, pekerjaan yan mentreng dan banyaknya harta. Mereka melupakan hal-hal prinsip dalam kebahagiaan suami istri bagi anak-anaknya berupa sikap yang baik, pendidikan yang seimbang yang memebekalinya untuk memasuki ladang rumah tangga dan kesiapan-kesiapan mental yang dibutuhkan. 19. Mengenal ak-hak dan kewajiban berumah tangga yang begitu banyak. Banyak diatara orang yang memasuki perkawainan tidak mengetahui hak dan kewajiban dalam berumah tangga. Dengan demikian, orang yang tidak memiliki sesuatu mustahil bisa berbagi. Tidaklah masuk akal jika hak dan kewajiban bercampur baur mengikuti alur kehidupan beumah tangga, tetapi hal tersebut harus dipelajari dan dikuasai. 20. Pengetahuan pemuda yang hendak mengayuh kehidupan berumah tangga tentang hak-hak istrinya. Demikian pula pengetahuan gadis yang hendak menikah tentang hak-hak suaminya. 21. Banyak orang yang telah memiliki pengalaman gagal sebelumnya dalam membina keluarga. Mereka melewati kehidupan berumah tangga dengan perasaan luka karena berbagai sebab. Mereka secara tidak langsung 17
  • 18. memindahkan sikap mereka terhadap lingkungannya dan permasalahan hidup mereka serta permasalahan keluarga mereka akibat ketidakmampuannya dalam bersikap supel, yang berbeda secara mendasar dengan orang lain. Dengan demikian mereka memindahkan pendapat mereka secara membabi buta dan dengan cara yang salah serta jauh dari sikap amanah kepada orang- orang yang hendak mengayuh kehidupan berumah tangga. Mereka membuat orang lain menikmati pemahaman yang salah tentang masa depan keluarga. Hal ini banya ditemukan beredar diantara teman-teman dan kerabat. Misalnya, kita menemukan seorang pemuda meju untiuk meminang seorang gadis dengan modal sikap-sikap tepuji yang bagitu banyak berupa sikap beragama, displin, pekerjaan yang baik, masa depan yang cemerlang, lalu ia diterima oleh keluarga yang hendak dipinganya. Dengan pasti keluarga tersebut akan menerimanya dengan baik dan gadis itu pun tidak menolaknya. Bahkan ia akan memberikan persetujuan pada saatnya nanti, hanya saja ia membutuhkan waktu. Tetapi selama rentang waktu tersebut, ia bergabung dengan reakan kerja atau rekan kuliahnya, lalu ia meminta pendapat mereka dan menginformasikan kebahagiaannya, padahal bisa jadi salah seorang diantara mereka orang tuanya sedang mengalami perceraian atau terjadi perceraian pada lingkungan keluarga besarnya sehingga menimbulkan reaksi tidak baik dan efek negatif bagi gadis tersebut, hal yang membuatnya menolak pernikahan karena kasus perceraian yang ia dengar. Dengan demikian peroyek perkawinan menjadi batal. Demikian pula yang terjadi bagi pemuda. Jadi pengalaman yang menakutkan akan memunculkan pada kedua belah pihak kebingungan dan rasa takut. Maka wajib bagi keluarga menampung pemuda dan menjelaskan permasalahan tersebut serta memperbaiki kesimpangsiuran dan kelebihan ari pengalaman buruk tersebut agar dapat menjadi cambuk untuk maju dalam rangka menghadapai masalah-masalah mendatangdengan penuh perasaan positif dan penuh percaya diri terhadap kehidupan berumah tangga. 22. Sebagian orang yang hendak berkeluarga melihat bahwa kehidupan akan berhenti setelah menikah. Utang akan bertumpuk demi kepentingan prabot rumah tangga dan kebutahan lainnya yang begitu banyak dan tidak diperhitungkan sebelumnya. Membeli perlengkapan rumah tangga yang biasanya tidak pernah cukup, bahkan terkadang mengurangi kebahagiaan 18
  • 19. berumah tangga dan ketenangan sosial setelah menikah. Hal ini akan memberikan pengaruh bahwa memikirkan masalah pernikahan tidaklah membutuhkan pemikiran ekstra keras. 23. Pilihan yang tepat haruslah dapat mendorong terciptanya ketenangan dan kebahagiaan berumah tangga. Pilihan terkadang menjadi hal yang membingungkan bagi banyak pemuda atau gadis yang hendak memasuki pintu pernikahan. Tetapi sebagian mereka memiliki prioritas terhadap yang lain. Kita harus mengenal hal-hal yang perlu diprioritaskan sehingga kita dapat sampai kepada tujuan dengan cara bertahap. 24. Menjauh dari berbagai perbedaan uzur dan sebab, yaitu uzur atau sebab yang tampak masuk akal bagi orang lain dan mendorng terciptanya kegagalan, baik pada kebingungana dalam negambil sikap atau rasa takut dari sesuatu yang sebenarnya terdapat dalam jiwa atau rasa khawatir atau dalam keluarga secara umum, apakah akan menampakkan sebab-sebab sebenarnya. Ia hanyalah sebab yang bebrpengaruh dalam bentuk yang disengaja sebagai penutup yang dapat diterima secara zahir agar sebab yang sebenarnya tidak tersingkap. Banyak orang yang hendak memulai hidup berumah tangga mudah menerima tawaran untuk menikah padahal ia tidak menerimanya demi menjauh dari pergolakan pribadi. Allah Swt. berfirman, "Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri. Meskipun dia mengemukakan alasan- alasannya."1 25. Membebaskan diri dari tekanan negatif masyarakat dan adat istiadat serta kebiasaan-kebiasaan yang tidak bermanfaat. Hal yang bisanya banyak melanda banyak orang. Lalu berusaha berpegang teguh kepada syariat sebagai ganti dari hal-hal demikian. 26. Menjauhi nuansa-nuansa romantis yang hanya ada dalam hayalan saja yang banyak dijejalkan oleh chenel-chenel barat dan filem-filem serta berbagai sinetron yang ada. 27. Hal-hal yang dilandasi pada sebuah kesalahan maka pasti akan salah juga. Banyak pemuda maupun gadis yang hendak memasuki kehidupan berumah tangga menampilkan diri secara tidak sebenarnya, tetapi mereka tampil tidak seperti sebenarnya. Bahkan mereka seolah menikmati kebohongannya tersebut. Malahan yang paling bermasalah adalah bahwa mereka menganggap 1 QS.Al-Qiyamah : 14-15. 19
  • 20. prilaku demikian sebagai hal biasa saja. Hanya saja tampilan yang sebenarnya pasti akan tersingkap dengan segera. Waktulah yang akan membuktikan itu semua. Orang yang hendak memasuki gerbang pernikahan membutuhkan pengarahan sosial dan kejiwaan. Hal ini disamping kebutuhannya terhadap orang tertentu yang ia rasa memberikan dukungan terhadapnya dan menguatkannya dengan dorongan moril. Hanya saja hal ini terkadang tidak terpenuhi kecuali sekedar nama saja. RUMAH YANG MENYENANGKAN Keluarga muslim berawal dari seorang suami dan istri yang didasari pada ketentraman dan senantiasa dibingkai oleh ketenangan dan kasih sayang berdasarkan pada apa yang telah digambarkan oleh al-Qur'an tentang karakteristik hubungan antar suami istri serta hal-hal yang seharusnya terjadi padanya. Firman Allah Swt., "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir."1 Allah Swt. telah mengokohkan landasan hubungan ini dengan penuh hikmat dan penuh dengan keteraturan dalam bingkai manhaj al-Qur'an yang bersifat rabbani serta jalur yang begitu jelas dengan firman-Nya, "Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada."2 Landasan rabbaniyah ini merupakan dasar interaksi dalam rangkaian hubungan suami istri. Kewajiban suami adalah mengetahui bahwa wanita diciptakan dari salah satu tulang rusuk Nabi Adam agar menjadi bagian hidupnya. Ia akan menyempurnakan hidupnya sebagaimana ia menyepurnakan hidupnya pula. Tulang ini begitu dekat posisinya dari hati. 1 QS Ar-Ruum : 21. 2 QS Al-Baqarah : 228. 20
  • 21. Hendaknya suami berhubungan dengan istrinya dengan hatinya dan bukan denga akalnya. Karena jika ia berhubungan dengan istrinya dengan akalnya maka ia akan menyusahkannya dan menyusahkan dirinya sendiri. Hati merupakan sumber rasa kasih sayang. Dialah ikatan yang paling kokoh antara suami dengan istrinya. Cinta kasih, kelembutan dan ketenangan semuanya bersumber pada hati. Wanita hendaknya mengetahui posisnya terhadap suami sehingga ia mendekatinya melalui pintu hatinya yang begitu peka. Rasulullah saw telah berwasiat tentang wanita dengan sabdanya, "Nasehatilah wanita dengan baik karena mereka adalah amanah di pundak kalian. Kalian menghalalkan kemaluannya dengan kalimat Allah Swt. dan sunnah Rasul-Nya. Janganlah kalian menampar muka da jangan menghinanya." Atau seperti apa yang dikatakan sesepuh dalam nasehat mereka, "Bangunlah rumahmu di atas batu yang kokoh." Maksudnya, bangunan rumah tangga hendaknya berpijak pada landasan yang kokoh berupa prilaku yang baik, nilai-nilai, norma dan keutamaan yang melimpah ruah. Yang aneh adalah bahwa kita sering mempertimbangkan perasaan orang lain demi untuk mendapatkan kepercayaan serta penghormatannya, padahal kita tidak ambil pusing dan tidak memperhatikan cara berhubungan yang baik dengan orang yang begitu berharga dalam hidup kita. Ia hidup ditengah-tengah kita sebagai partner hidup. Kita malah terkadang menyakiti perasaannya tanpa sengaja atau dengan sengaja. Hal ini terjadi karena kita meyakini bahwa landasan rasa dan etika hanya diberlakukan ketika berintereaksi dengan orang lain. Adapun terhadap kerabat, sikap keras, kasar dan tanpa perasaan terkadang kita berlakukan terhadap mereka. Dari sini wajib bagi kedua pengantin baru untuk bermusyawarah bersama dalam rangka membicarakan tentang aturan yang dapat ditulis dalam bentuk perjanjian atau kesepakatan yang mencakup semua yang terjadi dalam kehidupan ini dan dapat menjamin adanya kesenangan, berupa kegiatan, hobi yang beragam, buku bacaan, kunjungan, kesempatan untuk berpikir dan tamasya, agar masing-masing pasangan dapat saling menghargai, dapat menghormati keberadaannya, mengurangi ketikdaksepakatan dan muamalah yang kurang baik. Hendaknya pula ada semacam sanksi atau hukuman yang tepat bagi yang melanggar serta peluang meminta maaf bagi yang telah melanggar hak-hak pihak lain. Diantara dasar-dasar akhlak yang diserukan Islam dan orang-orang yang berakal cemerlang adalah : 21
  • 22. 1. Sebelum kita masuk ke kamar seseorang hendaknya kita minta izin dan mengetuk pintunya. 2. Ketika masuk ke dalam rumah, kamar, atau mobil kita mengucapkan salam. 3. Ketika henda keluar dari kamar, kita bertanya kepada penghuninya, apakah ia inging sesuatu sebelum kita pergi. 4. Kita tidak membaca undangan atau cek atau kertas yang tidak ada hubungannya dengan kita. 5. Ketika anda meminjam pulpen atau buku atau mistar, kita harus mengembalikannya ke tempat semula. 6. Jika kita memecahkan sesuatu atau merusaknya kita hendaknya menggantinya. 7. Ketika kita membalik sesuatu yang menjadi milik pribadi pasangan kita atau merobah posisinya maka kita harus mengembalikannya ke posisi semula. 8. Jika seseorang melanggar hak pihak lain maka ia harus minta maaf kepadanya. 9. Jika seseorang meminta maaf karena ia bersalah maka pihak kedua hendaknya menerima permintaan maafnya dan jangan sering menghinanya. 10. Percakapan diantara kita harus berlangsung dalam keadaan santai dan saling menunjukkan sikap saling menghormati serta tidak boleh ada penghinaan. 11. Kita harus mengatakan kebenaran walaupun pahit, tetapi dengan cara yang lembut dan tidak melukai perasaan. 12. Siapapun yang membutuhkan nasehat maka kita harus menasehatinya dengan penuh kasih dengan tanpa rasa kesombongan. 13. Jika seseorang sedang merasa bahagia maka yang lain harus ikut merasa bahagia. Demikian pula sebaliknya. 14. Jika seseorang diantara kita sedang mendapatkan momen yang menyenangkan maka kita harus ikut bersama tanpa adanya alasan lain. 15. Kita harus saling menghormati hobi masing-masing dan menghargainya, bahkan kalau perlu kita menyanjungnya dan menganggapnya sebagai hobi kita sendiri. 16. Kita tidak boleh membenturkan sikap egoisme dan kesukuan kita dengan sikap serupa. 22
  • 23. 17. Jika seseorang diantara kita tidak dapat melakukan tugasnya dan ia membutuhkan bantuan maka kita harus membantunya tanpa mengenal kata terlambat. 18. Tidak ada untungnya kita menciptakan masalah dan mengungkit masa lalu yang suram agar rasa sakit dan kecewa tidak teulang kembali. 19. Toleransi dan sikap suka memaafkan ketika sanggup merupakan karakter orang-orang mulia. 20. Saling membagi tugas dan semuanya berusaha melaksanakan tugasnya masing-masing sebelum menuntut haknya. 21. Kita tidak boleh berbohong bagaimana pun kondisinya karena kebohongan merupakan kakek moyangnya dosa dan orang-orang yang suka berbohong tidak akan masuk sorga. 22. Tidak boleh ada diantara kita yang mengingkari pihak lain jika sedang berbicara di hadapan umum. 23. Kita tidak boleh mencuri bagaimana pun kebutuhan kita terhadap harta. 24. Setiap kita harus mencintai apa pun yang dicintai pasangan kita sebagaimana kita mencintai hal tersebut bagi diri kita sendiri dan berusaha melakukan hal- hal yang dapat menyenangkan perasaan pasangan kita. 25. Bersabar terhadap berbagai musibah merupakan ibadah dan selalu menysukuri nikmat-nikmat Allah Swt. merupakan sebuah keharusan. 26. Shalat merupakan tiang agama dan yakin dengan pertolongan Allah Swt. merupaka pilar kesuksesan. 27. Setiap kita hendaknya memanggil pasangannya dengan panggilan yang disenanginya dan tidak mengungkit masalah yang sedang dihadapi ketika berbicara dan bercanda, baik secara sembunyi maupun terang-terangan. Rumah tangga muslim yang dihiasi dengan kebahagiaan adalah merupakan jaminan mendasar bagi tegaknya masyarakat muslim yang layak. Keluarga muslim yang diliputi oleh ketenangan dan ketentraman merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditawar lagi demi terwujudnya kemaslahatan masyarakat. Keajegannya merupakan prasayarat yang tak dapat ditawar lagi demi kemuliaan dan kejayaan ummat. Oleh karenanya, perhatian Islam terhadap keluarga sangat besar sehingga bangunannya ditegakkan di 23
  • 24. atas kebenaran dan prinsip keadilan. Pilarnya dikokohkan dengan rasa tentram. Sedang ruas-ruasnya dikokohkan dengan rasa takut kepada Allah Swt.. Karena itulah, musuh-musuh Islam mengorbankan begitu banyak hal demi untuk menghancurkan kelurga muslim dan mengacaukan ikatan-ikatannya. Mereka menempuh jalur yang beragam demi tujuan itu. Mendorong suami agar membangkan terhadap istri mereka, menghiasi wanita dengan upaya-upaya terselubung agar mereka meninggalkan rumah dan bergerak menuju jalan-jalan demi mempertahankan dan menjaga gengsi-gengi palsu. Lalu timbul banyak masalah di balik itu semua, yang mana, sebelumnya hal itu tidaklah ada, seandainya aturan berjalan sesuai dengan aturan Allah Swt.. Musuh-musuh Islam melakukan banyak hal dengan dukungan teknologi penyiaran dan telekomunikasi yang mereka miliki demi menghancurkan hubungan kasih sayang dan rasa saling menghargai antara ayah dan anak, antara ibu dengan anak gadisnya dan antara sesepuh dengan para pemuda, dengan berlindung di bawah naungan prinsip- prinsip yang mereka ciptakan sendiri, seperti tentang pentingnya perbedaan antara berbagai tingkatan generasi dan berbagai istilah yang hanya mengandung unsur keburukan. Rumah tangga muslim terdiri dari seorang laki-laki dan seorang perempuan yang disatukan oleh pernikahan yang legal dan diumumkan akadnya dihadapan halayak bahwa mereka telah berpasangan. Setiap orang diantara mereka memiliki kecakapan masing-masing. Setiap pasangan dapat memperoleh keberuntungan dan kerugian. Ia mendapatkan keberuntungan jika mengaturnya dengan cara yang baik dan memenejnya dengan tepat. Setiap orang melakukan kewajibannya dengan sempurna. Mereka melakukan semua itu dengan semangat saling memahami dan penuh kasih 24
  • 25. sayang. Di sana, sikap amanah dan penuh ikhlas terjalin antara kedua belah fihak. Benarlah firman Allah Swt. dalam sebuah hadits qudsi, "Saya adalah pihak ketiga bagi dua orang yang berserikat selama tidak ada seorang pun yang menghianati pihak lainnya. Jika ada yang berkhianat maka Saya keluar dari perserikatan itu," (HR.Abu Daud). Tujuan Islam dalam menyatukan antara laki-laki yang beriman dan perempuan yang beriman adalah agar dapat mencapai kesuksesan, memetik buah terindah, memperoleh keberuntungan, mendapatkan keturunan yang baik yang nantinya akan berjihad di jalan Allah Swt., mengangkat bendera kebenaran dan menyebarkan keadilan dan kedamaian di bumi. Untuk tujuan tersebut, Islam meretas jalan yang sangat jelas rambu-rambunya, mengamankan langkah yang akan ditempuhnya dalam rangka menuju rumah tangga yang berbahagia, berupa : SATU : MEMILIH PASANGAN HIDUP. Agar kita tidak terpesona oleh tampilan luar atau terpengaruh oleh hawa nafsu sehingga kita jatuh dalam kesalahan maka Islam menggariskan jalur yang tepat dalam rangka memilih pasangan. Rasulullah saw bersabda, "Wanita dinikahi karena empat hal : karena hartanya, kecantikannya, keturunannya dan karena agamanya. Utamakanlah yang beragama agar kalian mendapatkan keberuntungan," (Muttafaq Alaihi). Siapapun yang bisa mendapatkan wanita yang berperilkau baik dan beragama yang akan mendapinginya dalam hidup ini dalam rumah tangganya sebagai istri shalehah maka ia telah mendapatkan keberuntungan. Ini tidaklah beararti bahwa kecantikan tidak menjadi pertimbangan, karena tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaannya merupakan salah satu 25
  • 26. faktor terwujudnya kebahagiaan, demikian pula sifat-sifat yang telah disebutkan sebelumnya dalam hadits. Hanya saja, hendaknya ia tidak nmenjadi tujuan utama. Karenanya, selain agama, hendaknya wanita memiliki sifat-sifat seperti : A. Kecantikan : Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw, "Lihatlah, karena dengan melihatnya akan dapat menimbulkan rasa syang antara kalian berdua," (HR.Tirmidzi, An-Nasa'I dan Ibnu Majah). B. Hendaknya ia penuh kasih sayang dan dapat melahirkan banyak generasi. Hal ini berdasarkan pada sabda Rasulullah saw, "Nikahilah wanita yang subur dan penuh kasih sayang," (HR.Abu Daud dan An-Nasa'i). C. Hendaknya maharnya tidak terlalu mahal : Hal ini berdasarkan pada sabda Rasulullah saw, "Wanita yang paling banyak berkahnya adalah wanita yang sedikit maharnya," (HR.Ahmad dan Al-Baihaqi). D. Hendaknya ia seorang yang masih gadis. Hal ini berdasarkan pada hadits Jabir bin Abdullah radiyallahu anhu –ketika itu, ia menikahi seorang janda- lalu Rasulullah saw mengatakn kepadanya, "Kenapa bukan seorang gadis yang bisa engkau ajak bercumbu dan mengajakmu bercumbu," (Muttafaq alaihi). Adapun sifat-sifat penting yang seharusnya dimiliki laki- laki adalah agama dan prilaku yang baik. Rasulullah saw besabda, "Jika kalia didatangi oleh pemuda yang kalian ridhai agama dan prilakunya maka nikahkanlah mereka. Jika kalian tidak melakukannya maka akan terjadi fitnah dan kerusakan yang nyata di bumi," (HR.Ahmad dan Tirmdzi). Seseorang pernah mengatakan kepada Hasan, "Saya memiliki anak perempuan. Dengan siapa, menurut anda, seharusnya saya nikahkan ? Beliau menjawab, "Nikahkanlah dengan orang yang bertakwa kepada Allah Swt.. Jika ia mencintainya maka ia akan memuliakannya. Jika ia marah kepadanya maka ia tidak akan menzhaliminya." 26
  • 27. DUA : MEMENEJ PERUSAHAAN (RUMAH TANGGA). Perusahaan manapun yang hendak sukses maka harus memiliki menejemen yang mengatur urusannya dan menjamin keberlangsungannya. Hendaknya menejemen ini memiliki kompetensi dalam menghadapai setiap masalah yang timbul atau problem baru yang ada. Bukanlah termasuk sikap bijaksana jika membiarkan masalah berlarut-larut sehingga kedua belah pihak berlomba untuk saling mengungguli dan kedua pucuk piminan rumah tangga saling berebut pengaruh sehingga lahirlah pertentangan, muncullah kesemerawutan dan tampillah kemalangan. Demi kebahagiaan perusahaan (rumah tangga) dan orang- orang yang tergabung di dalamnya maka seharusnya kepimipinan dan menejemen rumah tangga diserahkan kepada suami sebagai pendidik, tulang pungung dan sebagai contoh teladan keluarga, sebagaimana tercantum dalam firman Allah Swt., "Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh Karena Allah Telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan Karena mereka (laki- laki) Telah menafkahkan sebagian dari harta mereka."1 Ini tidaklah berarti bahwa wanita kurang mendalam pandangan dan analisanya, tetapi karena perasaannya yang mendominasi dan sikapnya yang begitu lembut yang menyebabkan laki-laki memiliki keunggulan darinya dari segi kecermatan berpikir dan melihat akibat dari sebuah tindakan, tanpa disertai sikap tergesa-gesa atau keterbawaan perasaan. Inilah rumussan yang sebenarnya. Hanya saja, setiap rmusan pasti memiliki pengecualian yang menjadikan wanita unggul dibanding laki-laki dalam berfikir dan mengambil keputusan. 1 QS An-Nisaa' : 34. 27
  • 28. KETIGA : MUSYAWARAH. Selama kepemipinan berdasarkan pada sikap bijaksana dan sikap kepeloporan maka setiap hakim dalam Islam bukanlah merupakan kemaslahatan secara mutlak. Ia hanyalah mengatur berdasarkan aturan Allah Swt.. Dan kelak ia akan ditanya di hadapan-Nya tentang orang-orang yang dipimpinnya. Apa ia betul-betul mengaturnya dengan baik atau menyia-nyiakan mereka. Atau apakah ia berlaku adil berdasarkan petunjuk Allah Swt. atau malah menzhalimi mereka ? Musyawarah adalah merupakan aturan yang ditetapkan oleh Allah Swt. dalam agama-Nya agar menjadi landasan antara hakim dengan orang-orang yang diaturnya. Jangan ada yang mengira bahwa itu hanyalah diperuntukkan bagi pemimpin ummat dan para pemerintahannya saja, tetapi ia bersifat umum dan mencakup setiap level kepemimpinan dan setiap jabatan. Bahkan lebih baik lagi bagi suami istri jika mereka saling bermusyawarah dan saling memahami pada setiap masalah yang berkaitan dengan rumah tangganya tanpa adanya rasa berkuasa atau rasa mendominasi dan rasa dendam. Tidaklah penting mengambil pendapat darinya, tetapi yang terpenting adalah bagaiaman melaksanakan pendapat yang benar yang nantinya dapat menghasilkan manfaat dan kebahagiaan bagi semua anggota keluarga. KEEMPAT : PEMBAGIAN TUGAS. Pada setiap perusahaan pasti semua serikat memiliki hak dan kewajiban agar perusahaan berjalan sebagaimana mestinya. Demikian pula yang dilakukan oleh Islam terhadap rumah tangga. Islam telah menjadikan bagi kedua pasangan suami istri hak-hak dan kewajiban masing- masing. Kebahagiaan tidak akan terwujud jika salah satu pihak mengabaikan tugasnya lalu berusaha menuntut 28
  • 29. haknya kepada pihak lain. Seharusnya keduanya berusaha saling berlomba dalam melaksanakan kewajiban masing- masing sebagai usaha untuk membahagiakan pasangannya. Dan sebagai usaha untuk mewujudkan ketenangan batin bagi dirinya sendiri dan orang lain. Allah Swt. sebagai hakim sebenar-benarnya telah menetapkan hak dan kewajiban tersebut agar kedua pasangan tidak saling menzhalimi dan agar kebahagiaan dapat terwujud sesuai dengan rumusan yang adil dan penuh ketelitian yang berasal dari produk Yang Maha Mengetahui yang menetapkan urusan di atas landasan keadilan. Betapa benar Dzat Yang Maha Mengetahui ketika berfirman, "Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya[143]. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".1 KELIMA : HAK-HAK ISTRI. Islam telah menetapkan hak bagi istri dan menutut suami untuk memenuhinya serta mengarahkannya untuk melaksanakannya berdasarkan pada kepemimpinannya dalam rumah tangga dan sebagai wujud tanggung jawabnya, diantaranya : A. Hendaknya suami berprilaku baik ketika berinteraksi dengan istrimya. Ini tidak berarti bahwa ia hanya nmenjauhkan bahaya darinya saja, tetapi artinya bahwa ia menaggung beban yang menjadi tugasnya. Ia hendaknya tetap bijaksana walaupun ia sedang marah sebagai wujud upayanya dalam mencontoh prilaku Rasulullah saw. B. Bercumbu, bermesraan dan mencandainya. Dengan sikap demikian, hati wanita bisa terhibur dan perasaannya dapat diliputi oleh kebahagiaan. Ia makin akrab dengan suaminya dan betah bersamanya. C. Hendaknya ia cemburu degan porsi yang secukupnya. 1 QS. Al-Baqarah : 228. 29
  • 30. KEENAM : HAK-HAK SUAMI. A. KETAATAN. Wanita tidak boleh membangkan terhadap suaminya dan menyalahi perintahnya. Kecuali dalam hal yang diharamkan oleh Allah Swt.. Tentang hal ini, Rasulullah saw bersabda, "Jika saja menyuruh seseorang untuk bersujud maka saya pasti menyuruh wanita bersujud kepada suaminya karena begitu besarnya haknya atasnya," (HR.Tirmidz dan Ibnu Majah). G. TAMPIL CANTIK DIHADAPAN SUAMINYA. Wanita hendaknya bersolekdan tampil menarik di hadapan suaminya. Yang mana, pandangan suaminya tidak tertuua kepadanya kecuali ia dalam keadaan menarik H. BERBUAT BAIK TERHADAP SUAMINYA. Diantara wujud berbuat baik itu adalah hendaknya ia tidak membuatnya marah dan terjatuh dalam kubangan dosa karena sikap pembangkangannya dan sikapnya yang terus menerus menyalahi perintahnya serta melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Khususnya jika ia bersumpah (menegaskan) kepadanya agar melakukan sebuah pekerjaan atau bersumpah (menegaskan) agar tidak melakukan sebuah pekerjaan tertentu. Istri yang baik tentunya mentaati suaminya ketika ia bersumpah (menegaskan) sesuatu kepadanya. Ia tidak memaksanya untuk menebus sumpahnya setelah ia melanggarnya karena ia adalah orang orang yang takut kepada Allah Swt. dan memperhatikan perintah-perintah-Nya serta memperhatikan hak-hak suaminya. Ia tidak membebaninya dengan berbagai masalah, apalagi membebaninya dengan sikap demikian. I. PERHATIAN PENUH. Maksudnya, wanita memperhatikan hak-hak suaminya, baik ketika ia ada di rumah atau sedang berada di luar rumah. Ia tidak boleh menciderai kehormatannya dan tidak menghambur-hamburkan hartanya. Ia juga harus menjauhi semua perbuatan buruk atau menjauhi perbuatan yang 30
  • 31. menyebabkan menyebabkan harga dirinya hancur. Ia harus menyayangi anak-anaknya, baik mereka adalah anak-anak dari hasil perkawinannya maupun anak tirinya. Rasulullah saw bersabda, "Seorang mukmin tidak mendapatkan manfaat setelah takwa kepada Allah Swt. kecuali seorang istri shalehah. Jika ia memmerintahnya maka ia mentaatinya. Jika ia memandangnya maka ia membuatnya senang. Jika ia bersumpah atasnya maka ia berbuat baik kepadanya. Jika ia jauh darinya maka ia menjaga dirinya dan hartaanya," (HR.Imam Ahmad). J. SIKAP QANA'AH. Istri yang berakal seharusnya tidak membebani suaminya dengan berbagai tuntunan. Hendaknya ia merasa cukup dengan apa yang diberikan oleh Allah Swt. kepadanya. Banyaknya tuntunan wanita terhadap suaminya bisa saja membuat suami melakukan usaha yang haram, hal yang menyebabkan terjadinya kemalangan bagi keluarga di dunia maupun di akhirat kelak. Juga degan banyaknya tuntutan istri menyebabkan hidup suami penuh dengan kegelisahan dan kebingungan ketika merasa tidak mampu memenuhi tuntutan tersebut. Kebingungan dan kegelisahannya pasti akan berefek kepadanya dan kepada urusan rumah tangga secara keseluruhan, sebagai wujud kebenaran firman Allah Swt. yang berbunyi, "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya."1 Juga firman-Nya, "Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya."2 K. NASEHAT DAN PENDIDIKAN AKHLAK. Allah Swt. menetapkan hak ini agar dijadikan alat bantu untuk menjaga pilar-pilar rumah tangga agar tidak…… 1 QS.Al-Baqarah : 286. 2 QS. At-Thalaaq : 7. 31
  • 32. 32