1. 44 ✿ SEKAR44 ✿ SEKAR
Feature
Teks:IPRangga/Foto:SendieNurseptara
Perinatologi RSCM
Mencintai Bayi Yang
Ditinggalkan
B
aru-baru ini Sekar membaca
sebuah e-mail yang bernada
minta tolong dari Rumah
Sakit Cipto Mangunkusumo, salah
satu rumah sakit yang bersedia me-
nampung bayi-bayi terlantar. Dalam
e-mail itu dituliskan bahwa bagian
Perinatologi Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo (RSCM), Jakarta
membutuhkan banyak dana dan
obat untuk merawat bayi-bayi yang
telantar di bagian itu.
Sekar menjumpai Penyelia Sub-
bagian Perinatologi, Bagian Ilmu
Kesehatan Anak RSCM dr. Rinawati
Rohsiswatmo SpA(K), di ruang
kerjanya. Kepada Sekar, dr. Rina
menjelaskan masalah yang tengah
dihadapi bagiannya itu, “Perinatologi
sudah tidak sanggup membiayai
bayi-bayi ini. Kami terpaksa meminta
bantuan dari luar rumah sakit.”
Perinatologi adalah bagian
khusus yang merawat bayi-bayi
hasil dari kehamilan berisiko tinggi.
Misalnya prematur atau mendapat
kelainan. Tetapi yang memberatkan
bagian ini adalah, 80% dari jumlah
bayi yang lahir prematur dan mem-
punyai kelainan, justru datang dari
keluarga prasejahtera dan tak me-
miliki dokumen pendukung bantuan
dana (Surat Miskin –red). “Ini yang
repot. Kami tidak punya wewenang
untuk memutuskan bahwa mereka
bisa mendapat perawatan yang layak
tanpa Surat Miskin,” jelas lulusan
Royal Women’s Hospital University,
Australia ini.
Akibatnya, banyak muncul tuduh
an miring terhadap RSCM, bahwa
Sebanyak 75-80 persen bayi keluarga prasejahtera
lahir prematur. Karena kesulitan ekonomi mereka
kerap ditinggalkan orang tuanya di rumah sakit. Apa
dampaknya? Biaya. Hanya sedikit rumah sakit yang
mau menampung bayi-bayi itu.
1
2
2. SEKAR ✿ 45SEKAR ✿ 45
rumah sakit pemerintah tersebut,
dalam hal ini Perinatologi, tidak mau
merawat pasien dari keluarga prase-
jahtera. Dr. Rina memaklumi tuduhan
itu. Ia mengatakan tuduhan seperti
ini muncul karena masyarakat tidak
mengetahui persis apa yang terjadi
di Perinatologi. “Bukannya tidak
ingin menolong, tapi andaikata kami
memberikan pertolongan, dan suatu
saat Perinatologi diaudit pemerintah,
dokumen apa yang bisa kami berikan
sebagai pertanggungjawaban?” ia
balik bertanya.
Surat Miskin yang tidak dimili
ki oleh keluarga prasejahtera ini
sebenarnya adalah hasil dari tidak
adanya Kartu Tanda Penduduk, Kartu
Keluarga, dan Surat Nikah. Dengan
tidak memiliki salah satu dari doku-
men tersebut, permohonan mereka
untuk memiliki Surat Miskin tidak
dapat dikabulkan pemerintah. “Kalau
pasien yang baru melahirkan tidak
mempunyai KTP atau KK mungkin
biasa, mengingat banyak dari mereka
adalah penduduk musiman yang
tidak mempunyai pekerjaan tetap.
Tapi kalau tidak mempunyai Surat
Nikah? Ini yang sering membuat
saya mengelus dada,” kata Dr. Rina.
Dari ketiadaan dokumen ini, masalah
yang sesungguhnya muncul.
Terpaksa
Ditelantarkan
Ketika Sekar mengunjungi ruang
perawatan bayi, terbukti bahwa
memang banyak bayi lahir prematur,
selebihnya punya kelainan jantung
atau pernapasan. Dari sekian ba
nyak bayi, ia menunjuk 4 bayi yang
paling banyak mendapat simpati dari
staf Perinatologi. Sampai sekarang
bayi-bayi tersebut dirawat seadanya.
Diberi infus, namun tidak mendapat
perawatan yang diperlukan. Rata-
rata mereka juga belum diberi nama.
Yang pertama kami temui adalah
sepasang bayi kembar lelaki yang
lahir saat kandungan berumur 6 bu-
lan. Orang tua mereka berasal dari
Jati Padang, Jakarta Selatan. Berat
masing-masing 650 gr dan 750 gr.
Sudah beberapa minggu orang tua
mereka tidak muncul. Yang kedua
adalah bayi laki-laki yang lahir dari
pernikahan bawah tangan. Lahir
cukup bulan, namun punya kelainan
pernapasan. Orang tua si bayi
yang berasal dari Cileungsi, Bogor,
tidak datang lagi untuk menengok
anaknya. Yang ketiga lahir cukup
bulan, hanya si ibu meninggal ketika
melahirkan. Bayi itu juga menderita
kelainan pernapasan. Tidak ada
keluarga lain dari Cimanggis, Depok
yang pernah menjenguk si bayi. Dan
terakhir, seorang bayi perempuan.
Sudah 3 bulan tidak ditengok orang
tuanya. Ia sumbing dan buta.
Tidak jelas dari mana orang tua si
bayi berasal.
Ketika Sekar kembali ke ruang
kerja dr. Rina, sang dokter langsung
bertanya, “Anda paham yang terjadi
di sini?” Ya, banyak bayi dari keluarga
prasejahtera tersebut yang diting-
galkan orang tuanya. Karena tidak
ada biaya, penyakit yang luar biasa,
dan kurangnya dokumen, membuat
mereka pergi tak kembali. “Tapi ingat!
Tidak ada seorang ibu yang mau
menelantarkan anaknya. Kesulitan
yang terjadi, membuat mereka bin-
gung dan akhirnya kabur ketika kami
menyodorkan tagihan,” jelas dr. Rina
serius. Ia yakin, dari 50 bayi yang
dirawat di sini, hanya 1 yang sengaja
ditinggalkan ibunya.
Lebih lanjut Dr. Rina menjelas-
kan, peranan donatur diperlukan
setidaknya pada tindakan pertama,
yaitu pada hari ketika si ibu mela-
hirkan. Jika memang si pasien tidak
mempunyai Surat Miskin ketika
mendaftar, pihak Perinatologi akan
meminta kerabat lain untuk meng
urusnya. Nah, pada saat itulah
dana dari donatur masuk. Ketika si
kerabat mengurus surat-surat yang
diperlukan, uang hasil sumbangan
akan dipakai untuk menolong ibu
dan bayinya. Dengan dana tersebut
si ibu akan merasa aman. Ia dan
bayinya mendapat perawatan yang
1. Bayi lucu yang terlantar di RSCM.
2. Seorang bayi, yang lahir dengan berat 890
gram ditinggalkan orang tuanya.
3. Ruang perawatan bayi.
3
3. 46 ✿ SEKAR
Feature
layak. Dan saat surat-surat yang
diperlukan selesai, dana dari donatur
bisa dialihkan ke pasien berikut.
Bantuan lain yang dibutuhkan
bagian Perinatologi selain dana tunai
adalah obat. Dokter Rina mengung-
kapkan, pemerintah baru mau mem-
bayar obat kalau status bayi sudah
jelas. Ia memang ditelantarkan, dan
orang tuanya tidak bisa dilacak. Tapi
yang menjadi persoalan, beberapa
orang tua masih datang ke RSCM,
memberi sejumlah uang yang tidak
cukup untuk membeli obat si bayi.
“Mereka datang hanya ketika ada
uang. Nasib si bayi jadi tidak jelas.
Untuk mengeluarkan anaknya dari
rumah sakit tidak mungkin. Untuk
membayar pengobatannya apalagi.
Lebih tidak mungkin,” sesal dokter
yang juga dosen ini. Jadi pada saat
‘menggantung’ seperti itulah, Peri-
natologi membutuhkan kepedulian
orang yang mau memberi persedia
an obat. Kalau perlu sampai si bayi
benar-benar sehat dan diperboleh-
kan pulang.
Diperlukan
Kepercayaan
Dr. Rina mengungkapkan, syarat
bagi donatur yang ingin memberi
bantuan adalah punya kepercayaan
terhadap Perinatologi sebagai penya
lur. Juga mau memberi sumbangan
secara terus-menerus, karena tidak
dapat dipastikan sampai kapan ban-
tuan dibutuhkan. “Pastinya sampai
orang tua si bayi mendapat Surat
Miskin,” jelas Dr. Rina. Donatur bisa
juga membeli obat sendiri, setelah
tentunya berkonsultasi dahulu de
AYO KITA BANTU!
Mari kita bantu rumah sakit yang membuka pintu bagi bayi-
bayi terlantar. Caranya:
1Silakan datang langsung dan dr. Rina di Unit Perina-
tologi, Gedung CMU Lt. 3, Rumah Sakit Cipto Mangunku-
sumo, Jl. Dipenogero 71, Jakarta Pusat. Tel: 021-3146811.
2Bersama teman-teman, buatlah iuran harian Rp1000 per
hari, dan di akhir bulan dikumpulkan. Lalu bawa uang
tersebut ke RSCM atau ke rumah sakit dekat ibu tinggal.
Sumbangkanlah uang tersebut sebagai dana tambahan
biaya melahirkan ibu-ibu yang tidak mampu.
ngan Perinatologi mengenai obat
apa saja yang diperlukan.
Dr. Rina berharap semakin
banyak masyarakat yang menyum-
bang, sehingga semakin sedikit
ibu yang menelantarkan bayinya.
“Kita tidak bisa melulu mengandal-
kan pemerintah. Masalah mereka
banyak. Kami di Perinatologi sudah
mengerti. Kami ingin masyarakat
juga mengerti,” tutup Dr. Rina.
Bayi-bayi itu terlahir bukan atas
kehendak sendiri. Dan ketika mereka
tiba di dunia, dekapan kasih sayang
orang tua tak juga menyambut. Kita
bisa berbuat sesuatu untuk mereka.
Bisa dengan menyumbang lang-
sung ke Unit Perinatologi, bisa juga
dengan membantu ibu-ibu yang tak
punya dana melahirkan. Kita bisa
lakukan sesuatu untuk mereka.
Sedikit bantuan kita sangatlah berarti
buat mereka. Pasti. ✿
4
5
4. Bayi yang sangat malang. Lahir dengan
berat 500 gr dan ditinggal orang tua.
5. Dokter Rina memeriksa salah satu bayi.