SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  23
Télécharger pour lire hors ligne
SISTEM BUDIDAYA TANAMAN
Adalah sistem pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya alam
nabati melalui upaya manusia yang dengan modal, teknologi, dan
sumberdaya lainnya menghasilkan barang guna memenuhi
kebutuhan manusia secara lebih baik
Oleh karena itu sistem budidaya tanaman akan
dikembangkan dengan berasaskan manfaat, lestari, dan
berkelanjutan
1. Meningkatkan dan memperluas
penganekaragaman hasil tanaman guna
memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan,
kesehatan, industri dalam negeri, dan
memperbesar ekspor;
2. Meningkatkan pendapatan dan taraf hidup
petani;
3. Mendorong perluasan dan pemerataan
kesempatan berusaha dan kesempatan kerja.
ASAS
TUJUAN
PENGERTIAN
(Pasal 1, 2 dan 3)
PERAN PEMERINTAH DALAM
SISTEM BUDIDAYA TANAMAN
(Pasal 5)
Melakukan Perencanaan Budidaya Tanaman, melalui :
1. Menyusun rencana pengembangan budidaya tanaman sesuai
dengan tahapan rencana pembangunan nasional;
2. Menetapkan wilayah pengembangan budidaya tanaman;
3. Mengatur produksi budidaya tanaman tertentu berdasarkan
kepentingan nasional;
4. Menciptakan kondisi yang menunjang peranserta masyarakat
MEMPERHATIKAN KEPENTINGAN MASYARAKAT
Pertanyaan kritis : Mengapa memperhatikan kepentingan masyarakat dan
bukan hanya kepentingan petani ?
HAK PETANI
(Pasal 6)
1. Petani memiliki hak untuk menentukan jenis tanaman yang
diusahakan dan peribudidaya yang diterapkanya
2. Apabila hak tersebut di atas tidak dapat diterapkan karena adanya
ketentuan dari pemerintah, maka pemerintah wajib mengupayakan
agar petani mendapatkan atau memperoleh jaminan penghasilan
Pertanyaan kritis :
1. Apakah hak petani ini bersifat mutlak atau absolut ?
2. Siapa yang disebut petani dalam UU tersebut di atas ?
Pertanyaan kritis :
1. Bagaimana cara petani mendapatkan hak jaminan penghasilan ?
2. Berapa nilai jaminan penghasilan tersebut ?
3. Bagaimana cara menghitungnya ?
PETANI adalah orang, baik yang mempunyai maupun tidak mempunyai lahan yang mata pencaharian pokoknya
mengusahakan lahan dan/atau media tumbuh tanaman untuk budidaya tanaman
KEWAJIBAN PENYELENGGARA
BUDIDAYA TANAMAN
(Pasal 7)
1. Penyelenggara budidaya tanaman yang membuka dan mengolah
lahan dalam luasan tertentu untuk keperluan budidaya tanaman
wajib mengikuti tata cara yang dapat mencegah timbulnya
kerusakan lingkungan hidup
2. Penyelenggara budidaya tanaman yang menggunakan media
tumbuh tanaman untuk keperluan budidaya tanaman wajib
mengikuti tata cara yang dapat mencegah timbulnya pencemaran
lingkungan
Pertanyaan kritis :
1. Siapa yang dimaksud penyelenggara budidaya tanaman ?
2. Mengapa disebutkan “dalam luasan tertentu” ?
Pertanyaan kritis :
1. Apa yang dimaksud dengan Media Tumbuh Tanaman ?
PENYELENGGARA BUDIDAYA TANAMAN adalah orang atau badan hukum
PERBENIHAN TANAMAN
(Pasal 6)
1. Benih bermutu untuk pengembangan budidaya tanaman dilakukan
melalui kegiatan penemuan varietas unggul (melalui kegiatan
pemuliaan) dan/atau introduksi dari luar negeri (dalam bentuk
benih atau materi induk)
2. Setiap orang atau badan hukum dapat melakukan pemuliaan
tanaman untuk menemukan varietas unggul dan/atau introduksi
dari luar negeri
Pertanyaan kritis :
1. Apa yang dimaksud “Benih Bermutu” ?
2. Apa yang dimaksud “Materi Induk” ?
Pertanyaan kritis :
1. Apa yang dimaksud dengan Varietas Unggul ?
(Pasal 8 s/d 15)
3. Varietas unggul atau introduksi dari luar negeri DILARANG
diedarkan sebelum dilepas oleh pemerintah
4. Benih dari varietas unggul yang telah dilepas oleh pemerintah
disebut BENIH BINA
5. Benih Bina yang akan diedarkan harus telah lulus SERTIFIKASI dan
MEMENUHI STANDAR MUTU yang ditetapkan pemerintah
6. Benih Bina yang telah lulus sertifikasi dan akan diedarkan WAJIB
DIBERI LABEL sesuai dengan kelas benihnya
7. Pemerintah melakukan pengawasan terhadap PENGADAAN dan
PEREDARAN benih bina
Pertanyaan kritis :
1. Apa yang dimaksud dengan “di lepas oleh pemerintah” ?
2. Apa warna Label untuk benih BS-FS-SS dan ES ?
3. Apa pengertian dari “pengadaan dan peredaran” benih bina ?
BENIH BERMUTU adalah benih yang memiliki mutu genetik, mutu fisik, mutu fisiologis dan kesehatan benih sesuai
yang dipersyaratkan (terkait dengan efisiensi, mutu dan daya saing produk)
BENIH UNGGUL terkait dengan produksi dan produktivitas
MATERI INDUK adalah
PENANAMAN
(Pasal 18)
1. Penanaman merupakan kegiatan menanam benih pada pertanaman
yang berupa lahan atau media tumbuh tanaman dengan tujuan
untuk memperoleh tanaman dengan pertumbuhan optimal guna
mencapai produktivitas yang tinggi
2. Untuk mencapai tujuan sebagaimana di atas, penanaman harus
dilakukan dengan tepat pola tanam, tepat benih, tepat cara, tepat
sarana, dan tepat waktu
Pertanyaan kritis :
1. Apa yang dimaksud dengan (1) tepat pola tanam, (2) tepat benih, (3)
tepat cara, (4) tepat sarana, dan (5) tepat waktu ?
2. Untuk kepentingan siapa, UU harus mengatur 5 tepat dalam kegiatan
penanaman ?
PEMANFAATAN AIR
(Pasal 19)
1. Pemerintah mengatur dan membina pemanfaatan air untuk
budidaya tanaman
2. Pemanfaatan air sebagaimana dimaksud di atas, dilakukan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Pertanyaan kritis :
1. Apa yang dimaksud “mengatur dan membina” pemanfaatan air ?
2. Mengapa UU hanya menyebut “mengatur” ?
3. Siapa yang bertanggungjawab “menyediakan atau memenuhi kebutuhan”
air untuk budidaya tanaman ?
PERLINDUNGAN TANAMAN
(Pasal 20 s/d 27)
1. Perlindungan tanaman dilaksanakan dengan sistem pengendalian
hama terpadu.
2. Perlindungan tanaman sebagaimana di atas, dilaksanakan melalui
kegiatan (a) Pencegahan masuknya OPT dari luar atau dari satu
daerah ke daerah lain; (b) pengendalian OPT dan (c) Eradikasi
3. Dalam melakukan perlindungan tanaman, setiap orang atau badan
hukum dilarang menggunakan sarana dan/atau cara yang dapat
mengganggu kesehatan dan/atau mengancam keselamatan
manusia, menimbulkan gangguan dan kerusakan sumberdaya alam
dan/atau lingkungan hidup
Pertanyaan kritis :
1. Apa yang dimaksud “pengendalian hama terpadu” ?
2. Bagaimana cara mencegah masuknya OPT dari luar negeri atau dari suatu
wilayah ke wilayah lain ?
3. Apa yang dimaksud eradikasi ? Apakah tanaman yang dieradikasi,
pemiliknya mendapat ganti rugi ?
PEMELIHARAAN TANAMAN
(Pasal 28)
1. Pemeliharaan tanaman ditujukan untuk :
a) menciptakan kondisi pertumbuhan dan produktivitas tanaman
yang optimal;
b) menjaga kelestarian lingkungan;
c) mencegah timbulnya kerugian pihak lain dan atau kepentingan
umum
2. Dalam pemeliharaan tanaman, setiap orang atau badan hukum
dilarang menggunakan sarana dan/atau cara yang mengganggu
kesehatan dan/atau mengancam keselamatan manusia,
menimbulkan gangguan dan kerusakan sumberdaya alam dan/atau
lingkungan hidup.
PANEN DAN PASCA PANEN
(Pasal 31 s/d 36)
1. Panen merupakan kegiatan pemungutan hasil budidaya tanaman
yang ditujukan untuk memperoleh hasil yang optimal dengan
menekan kehilangan dan kerusakan hasil serta menjamin
terpenuhinya standar mutu
2. Panen harus dilakukan tepat waktu, tepat keadaan, tepat cara, dan
tepat sarana dan harus dicegah timbulnya kerugian bagi masyarakat
dan/atau kerusakan sumberdaya alam dan/atau lingkungan hidup
3. Pemerintah wajib meringankan beban petani kecil berlahan sempit
yang budidaya tanamannya gagal panen karena bencana alam.
4. Pascapanen meliputi kegiatan pembersihan, pengupasan, sortasi,
pengawetan, pengemasan, penyimpanan, standardisasi mutu, dan
transportasi hasil produksi budidaya tanaman serta ditujukan untuk
meningkatkan mutu, menekan tingkat kehilangan dan/atau
kerusakan, memperpanjang daya simpan, dan meningkatkan daya
guna serta nilai tambah hasil budidaya tanaman
(Pasal 31 s/d 36)
5. Pemerintah menetapkan standar dan akreditisasi atas kelayakan
unit pengolahan, alat transportasi, dan unit penyimpanan hasil.
budidaya tanaman
6. Pemerintah menetapkan harga dasar hasil budidaya tanaman
tertentu yang akan di atur lebih lanjut oleh pemerintah
Pertanyaan kritis :
1. Apa kriteria petani kecil ?
2. Berapa luasan lahan/skala usaha sehingga disebut “berlahan sempit” ?
3. Apasaja yang dapat dikategorikan sebagai bencana alam yang
menyebabkan gagal panen ?
SARANA PRODUKSI
(Pasal 37 s/d 43)
1. Sarana produksi yang dimaksud dalam UU adalah pupuk, pestisida
serta alat dan mesin untuk keperluan budidaya tanaman
2. Pupuk yang beredar di dalam wilayah negara Republik Indonesia
wajib memenuhi standar mutu dan terjamin efektivitasnya serta
diberi label
3. Pemerintah mengawasi pengadaan dan peredaran pupuk, yang tata
caranya akan di atur dengan peraturan pemerintah
4. Pestisida yang akan diedarkan di dalam wilayah negara Republik
Indonesia wajib terdaftar, memenuhi standar mutu, terjamin
efektivitasnya, aman bagi manusia dan lingkungan hidup, serta
diberi label
5. Pemerintah melakukan pendaftaran dan mengawasi pengadaan,
peredaran, serta penggunaan pestisida
6. Pemerintah dapat melarang atau membatasi peredaran dan/atau
penggunaan pestisida tertentu
(Pasal 37 s/d 43)
7. Setiap orang atau badan hukum yang menguasai pestisida yang
dilarang peredarannya atau yang tidak memenuhi standar mutu
atau rusak atau tidak terdaflar wajib memusnahkannya
8. Pemerintah menetapkan jenis dan standar alat dan mesin budidaya
tanaman yang produksi serta peredarannya perlu diawasi
9. Alat dan mesin budidaya tanaman sebagaimana dimaksud di atas,
akan diuji terlebih dahulu sebelum diedarkan
Pertanyaan kritis :
1. Bagaimana mekanisme pemusnahan pestisida dan pupuk yang telah
dilarang peredarannya oleh pemerintah ?
2. Apakah pemilik pestisida dan/atau pupuk yang dimusnahkan mendapat
ganti rugi ?
TATA RUANG DAN TATA GUNA TANAH
BUDIDAYA TANAMAN
(Pasal 44 s/d 46)
1. Pemanfaatan lahan untuk keperluan budidaya tanaman disesusikan
dengan ketentuan tata ruang dan tata guna tanah sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku
2. Dalam pemanfaatan lahan harus memperhatikan kesesuaian dan
kemampuan lahan, pelestarian lingkungan hidup, khususnya
konservasi tanah
3. Luas lahan maksimum untuk unit usaha budidaya tanaman yang
dilakukan di atas tanah yang dikuasai negara di tetapkan oleh
pemerintah
4. Perubahan jenis tanaman pada unit usaha budidaya tanaman di
atas tanah yang dikuasai negara harus mendapat persetujuan
pemerintah
PENGUSAHAAN
(Pasal 47 s/d 51)
1. Usaha budidaya tanaman hanya dapat dilakukan oleh perorangan
warga negara Indonesia atau badan usaha yang berbentuk badan
hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan
di Indonesia
2. Badan usaha yang berbentuk badan hukum, dapat berupa :
a. Koperasi; atau
b. Badan Usaha Milik Negara termasuk Badan Usaha Milik
Daerah; atau
c. Perusahaan swasta.
3. Badan usaha sebagaimana dimaksud di atas, diarahkan atau dapat
ditugaskan oleh pemerintah untuk bekerja sama secara terpadu
dengan masyarakat petani dalam melakukan usaha budidaya
tanaman
PENGUSAHAAN
(Pasal 47 s/d 51)
1. Usaha budidaya tanaman hanya dapat dilakukan oleh perorangan
warga negara Indonesia atau badan usaha yang berbentuk badan
hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan
di Indonesia
2. Badan usaha yang berbentuk badan hukum, dapat berupa :
a. Koperasi; atau
b. Badan Usaha Milik Negara termasuk Badan Usaha Milik
Daerah; atau
c. Perusahaan swasta.
3. Badan usaha sebagaimana dimaksud di atas, diarahkan atau dapat
ditugaskan oleh pemerintah untuk bekerja sama secara terpadu
dengan masyarakat petani dalam melakukan usaha budidaya
tanaman
KETENTUAN PIDANA
(Pasal 60 s/d 63)
1. Barang siapa dengan sengaja melakukan hal-hal dibawah ini
merupakan KEJAHATAN :
a) Mencari dan mengumpulkan plasma nutfah tanpa izin
b) Mengedarkan hasil pemuliaan atau introduksi yang belum
dilepas
c) Mengedarkan benih bina yang tidak sesuai dengan label
d) Mengeluarkan benih dari atau memasukkan ke dalam wilayah
Negara Republik Indonesia tanpa izin
e) Menggunakan cara dan/atau sarana perlindungan tanaman
yang mengganggu kesehatan dan mengancam keselamatan
manusia atau menimbulkan kerusakan lingkungan hidup
f) Mengedarkan pupuk yang tidak sesuai dengan label
g) Mengedarkan pestisida yang tidak terdaftar atau tidak sesuai
dengan label
h) Tidak memusnahkan pestisida yang dilarang peredarannya,
tidak memenuhi standar mutu, rusak atau tidak terdaftar
KETENTUAN PIDANA
(Pasal 60 s/d 63)
1. Barang siapa dengan sengaja melakukan hal-hal dibawah ini
merupakan KEJAHATAN (Lanjutan) :
g) Melakukan pengadaan, peredaran, dan penanaman benih
tanaman tertentu yang merugikan masyarakat, budidaya
tanaman, sumberdaya alam lainnya, dan/atau lingkungan
hidup dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan denda paling banyak Rp. 250.000.000,- (dua ratus
lima puluh juta rupiah)
KETENTUAN PIDANA
(Pasal 60 s/d ...)
1. Barang siapa karena kelalaian melakukan hal-hal dibawah ini
merupakan PELANGGARAN :
a) Mencari dan mengumpulkan plasma nutfah tanpa izin
b) Mengedarkan hasil pemuliaan atau introduksi yang belum
dilepas
c) Mengedarkan benih bina yang tidak sesuai dengan label
d) Mengeluarkan benih dari atau memasukkan ke dalam wilayah
Negara Republik Indonesia tanpa izin
e) Menggunakan cara dan/atau sarana perlindungan tanaman
yang mengganggu kesehatan dan mengancam keselamatan
manusia atau menimbulkan kerusakan lingkungan hidup
f) Mengedarkan pupuk yang tidak sesuai dengan label
g) Mengedarkan pestisida yang tidak terdaftar atau tidak sesuai
dengan label
h) Tidak memusnahkan pestisida yang dilarang peredarannya,
tidak memenuhi standar mutu, rusak atau tidak terdaftar
KETENTUAN PIDANA
(Pasal 60 s/d 63)
1. Barang siapa karena kelalaian melakukan hal-hal dibawah ini
merupakan PELANGGARAN :
g) Melakukan pengadaan, peredaran, dan penanaman benih
tanaman tertentu yang merugikan masyarakat, budidaya
tanaman, sumberdaya alam lainnya, dan/atau lingkungan
hidup dipidana dengan pidana kurungan paling lama 12 (dua
belas) bulan atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima
puluh juta rupiah).
BARANG SIAPA :
DENGAN SENGAJA  KEJAHATAN
KARENA KELALAIAN  PELANGGARAN
Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)

Contenu connexe

Tendances

Dasar Dasar Agronomi Ir. Rohlan Rogomulyo
Dasar Dasar Agronomi Ir. Rohlan RogomulyoDasar Dasar Agronomi Ir. Rohlan Rogomulyo
Dasar Dasar Agronomi Ir. Rohlan RogomulyoAndrew Hutabarat
 
Unsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial TumbuhanUnsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial TumbuhanGoogle
 
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN Repository Ipb
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihTidar University
 
Penggunaan Zat Pengatur Tumbuh, Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman, d...
Penggunaan Zat Pengatur  Tumbuh, Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman, d...Penggunaan Zat Pengatur  Tumbuh, Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman, d...
Penggunaan Zat Pengatur Tumbuh, Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman, d...Rozi Aziz
 
Laporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihLaporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihTidar University
 
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEM
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEMAcara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEM
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEMAlfian Nopara Saifudin
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung AGROTEKNOLOGI
 
Makalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventifMakalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventifSeptian Muna Barakati
 
Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Pertanian Organik (Organic Agriculture)Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Pertanian Organik (Organic Agriculture)Nestri Yuniardi
 
Laporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakitLaporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakitfahmiganteng
 
Respon fisiologi thdp cekaman (9)
Respon fisiologi thdp cekaman (9)Respon fisiologi thdp cekaman (9)
Respon fisiologi thdp cekaman (9)f' yagami
 
Teknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomatTeknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomatYosep Setiawan
 
25. Sistem tanam tumpang sari oleh monika andini
25. Sistem tanam tumpang sari oleh monika andini25. Sistem tanam tumpang sari oleh monika andini
25. Sistem tanam tumpang sari oleh monika andinitani57
 
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...Moh Masnur
 

Tendances (20)

Dasar Dasar Agronomi Ir. Rohlan Rogomulyo
Dasar Dasar Agronomi Ir. Rohlan RogomulyoDasar Dasar Agronomi Ir. Rohlan Rogomulyo
Dasar Dasar Agronomi Ir. Rohlan Rogomulyo
 
Unsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial TumbuhanUnsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial Tumbuhan
 
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
 
Penggunaan Zat Pengatur Tumbuh, Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman, d...
Penggunaan Zat Pengatur  Tumbuh, Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman, d...Penggunaan Zat Pengatur  Tumbuh, Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman, d...
Penggunaan Zat Pengatur Tumbuh, Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman, d...
 
Laporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihLaporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benih
 
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEM
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEMAcara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEM
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEM
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
 
Botani 1 Pendahuluan
Botani 1 PendahuluanBotani 1 Pendahuluan
Botani 1 Pendahuluan
 
Makalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventifMakalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventif
 
Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Pertanian Organik (Organic Agriculture)Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Pertanian Organik (Organic Agriculture)
 
Laporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakitLaporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakit
 
Kultur teknis
Kultur teknisKultur teknis
Kultur teknis
 
Alsin pemupukan
Alsin pemupukanAlsin pemupukan
Alsin pemupukan
 
9. pengujian-benih
9. pengujian-benih9. pengujian-benih
9. pengujian-benih
 
Respon fisiologi thdp cekaman (9)
Respon fisiologi thdp cekaman (9)Respon fisiologi thdp cekaman (9)
Respon fisiologi thdp cekaman (9)
 
Kakao
KakaoKakao
Kakao
 
Teknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomatTeknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomat
 
25. Sistem tanam tumpang sari oleh monika andini
25. Sistem tanam tumpang sari oleh monika andini25. Sistem tanam tumpang sari oleh monika andini
25. Sistem tanam tumpang sari oleh monika andini
 
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
 

En vedette

Pp no. 44 tahun 1995 ttg pembenihan tanaman
Pp no. 44 tahun 1995 ttg pembenihan tanamanPp no. 44 tahun 1995 ttg pembenihan tanaman
Pp no. 44 tahun 1995 ttg pembenihan tanamanGhina Shadrina
 
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)Hari Prasetyo
 
Pemasukan dan pengeluaran benih (permentan no. 38 tahun 2006 dan no. 70 tahun...
Pemasukan dan pengeluaran benih (permentan no. 38 tahun 2006 dan no. 70 tahun...Pemasukan dan pengeluaran benih (permentan no. 38 tahun 2006 dan no. 70 tahun...
Pemasukan dan pengeluaran benih (permentan no. 38 tahun 2006 dan no. 70 tahun...Hari Prasetyo
 
Tatacara pendaftaran varietas tan. hortikultura (permentan no. 38 tahun 2011)
Tatacara pendaftaran varietas tan. hortikultura (permentan no. 38 tahun 2011)Tatacara pendaftaran varietas tan. hortikultura (permentan no. 38 tahun 2011)
Tatacara pendaftaran varietas tan. hortikultura (permentan no. 38 tahun 2011)Hari Prasetyo
 
Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)
Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)
Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)Ghina Shadrina
 
Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)
Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)
Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)Hari Prasetyo
 
Kerangka acuan pengukuran kinerja target 100 0-100 DJCK Kementerian PU
Kerangka acuan pengukuran kinerja target 100 0-100 DJCK Kementerian PUKerangka acuan pengukuran kinerja target 100 0-100 DJCK Kementerian PU
Kerangka acuan pengukuran kinerja target 100 0-100 DJCK Kementerian PUHari Prasetyo
 
Produksi, sertifikasi, peredaran benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...
Produksi, sertifikasi, peredaran  benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...Produksi, sertifikasi, peredaran  benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...
Produksi, sertifikasi, peredaran benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...Hari Prasetyo
 
Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013
Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013
Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013Hari Prasetyo
 
Asbabun nuzul imam al wahidi
Asbabun nuzul imam al wahidiAsbabun nuzul imam al wahidi
Asbabun nuzul imam al wahidielra
 
Hadist sahih imam muslim
Hadist sahih imam muslimHadist sahih imam muslim
Hadist sahih imam muslimAyenk Yenk
 
hak atas tanah yang bersifat sementara dan konversi UUPA 5/1960.ppt
hak atas tanah yang bersifat sementara dan konversi UUPA 5/1960.ppthak atas tanah yang bersifat sementara dan konversi UUPA 5/1960.ppt
hak atas tanah yang bersifat sementara dan konversi UUPA 5/1960.pptadi setyawan
 
Hadits Shahih Imam Muslim
Hadits Shahih Imam MuslimHadits Shahih Imam Muslim
Hadits Shahih Imam MuslimAnggit T A W
 
Permen 16 th 2012 Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup
Permen 16 th 2012 Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan HidupPermen 16 th 2012 Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup
Permen 16 th 2012 Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan HidupDewi Hadiwinoto
 
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnyaBerikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnyaOperator Warnet Vast Raha
 
Iplementasi ISO dan OHSAS
Iplementasi ISO dan OHSASIplementasi ISO dan OHSAS
Iplementasi ISO dan OHSASAl Marson
 

En vedette (20)

Pp no. 44 tahun 1995 ttg pembenihan tanaman
Pp no. 44 tahun 1995 ttg pembenihan tanamanPp no. 44 tahun 1995 ttg pembenihan tanaman
Pp no. 44 tahun 1995 ttg pembenihan tanaman
 
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)
 
Pemasukan dan pengeluaran benih (permentan no. 38 tahun 2006 dan no. 70 tahun...
Pemasukan dan pengeluaran benih (permentan no. 38 tahun 2006 dan no. 70 tahun...Pemasukan dan pengeluaran benih (permentan no. 38 tahun 2006 dan no. 70 tahun...
Pemasukan dan pengeluaran benih (permentan no. 38 tahun 2006 dan no. 70 tahun...
 
Tatacara pendaftaran varietas tan. hortikultura (permentan no. 38 tahun 2011)
Tatacara pendaftaran varietas tan. hortikultura (permentan no. 38 tahun 2011)Tatacara pendaftaran varietas tan. hortikultura (permentan no. 38 tahun 2011)
Tatacara pendaftaran varietas tan. hortikultura (permentan no. 38 tahun 2011)
 
Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)
Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)
Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)
 
Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)
Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)
Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)
 
Kerangka acuan pengukuran kinerja target 100 0-100 DJCK Kementerian PU
Kerangka acuan pengukuran kinerja target 100 0-100 DJCK Kementerian PUKerangka acuan pengukuran kinerja target 100 0-100 DJCK Kementerian PU
Kerangka acuan pengukuran kinerja target 100 0-100 DJCK Kementerian PU
 
Produksi, sertifikasi, peredaran benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...
Produksi, sertifikasi, peredaran  benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...Produksi, sertifikasi, peredaran  benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...
Produksi, sertifikasi, peredaran benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...
 
Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013
Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013
Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013
 
Asbabun nuzul imam al wahidi
Asbabun nuzul imam al wahidiAsbabun nuzul imam al wahidi
Asbabun nuzul imam al wahidi
 
Hadist sahih imam muslim
Hadist sahih imam muslimHadist sahih imam muslim
Hadist sahih imam muslim
 
Dna sebagai materi genetik
Dna sebagai materi genetikDna sebagai materi genetik
Dna sebagai materi genetik
 
hak atas tanah yang bersifat sementara dan konversi UUPA 5/1960.ppt
hak atas tanah yang bersifat sementara dan konversi UUPA 5/1960.ppthak atas tanah yang bersifat sementara dan konversi UUPA 5/1960.ppt
hak atas tanah yang bersifat sementara dan konversi UUPA 5/1960.ppt
 
Hadits Shahih Imam Muslim
Hadits Shahih Imam MuslimHadits Shahih Imam Muslim
Hadits Shahih Imam Muslim
 
Permen 16 th 2012 Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup
Permen 16 th 2012 Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan HidupPermen 16 th 2012 Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup
Permen 16 th 2012 Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup
 
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnyaBerikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
 
Ppt mutiara
Ppt mutiaraPpt mutiara
Ppt mutiara
 
Ppt itb klp 2
Ppt itb klp 2Ppt itb klp 2
Ppt itb klp 2
 
Iplementasi ISO dan OHSAS
Iplementasi ISO dan OHSASIplementasi ISO dan OHSAS
Iplementasi ISO dan OHSAS
 
Dasar hukum K3
Dasar hukum K3Dasar hukum K3
Dasar hukum K3
 

Similaire à Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)

Uu no.12-tahun-1992-tentang-sistem-budidaya-tanaman
Uu no.12-tahun-1992-tentang-sistem-budidaya-tanamanUu no.12-tahun-1992-tentang-sistem-budidaya-tanaman
Uu no.12-tahun-1992-tentang-sistem-budidaya-tanamanRizki Fitrianto
 
Perlindungan tanaman kuliah umum
Perlindungan tanaman kuliah umumPerlindungan tanaman kuliah umum
Perlindungan tanaman kuliah umumAndrew Hutabarat
 
Perlindungan tanaman kuliah umum
Perlindungan tanaman kuliah umumPerlindungan tanaman kuliah umum
Perlindungan tanaman kuliah umumAndrew Hutabarat
 
Pestisida dan aplikasi 1
Pestisida dan aplikasi 1Pestisida dan aplikasi 1
Pestisida dan aplikasi 1Gede Susrama
 
Pestisida dan aplikasi 1
Pestisida dan aplikasi 1Pestisida dan aplikasi 1
Pestisida dan aplikasi 1Gede Susrama
 
Peraturan menkes tentang gizi rumah sakit
Peraturan menkes tentang gizi rumah sakitPeraturan menkes tentang gizi rumah sakit
Peraturan menkes tentang gizi rumah sakitNeneng Rukmawati
 
PPT-UEU-Hukum-Lingkungan-Pertemuan-1.pptx
PPT-UEU-Hukum-Lingkungan-Pertemuan-1.pptxPPT-UEU-Hukum-Lingkungan-Pertemuan-1.pptx
PPT-UEU-Hukum-Lingkungan-Pertemuan-1.pptxmejakamar1
 
Pp21 2005 ttg keamanan hayati produk rekayasa genetik
Pp21 2005 ttg keamanan hayati produk rekayasa genetikPp21 2005 ttg keamanan hayati produk rekayasa genetik
Pp21 2005 ttg keamanan hayati produk rekayasa genetikwalhiaceh
 
PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA (PGPR) _workshop ditlinhort.pdf
PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA (PGPR) _workshop ditlinhort.pdfPLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA (PGPR) _workshop ditlinhort.pdf
PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA (PGPR) _workshop ditlinhort.pdfsilaon7
 
KEBIJAKAN_PERLINDUNGAN_TANAMAN.ppt
KEBIJAKAN_PERLINDUNGAN_TANAMAN.pptKEBIJAKAN_PERLINDUNGAN_TANAMAN.ppt
KEBIJAKAN_PERLINDUNGAN_TANAMAN.ppteeqra
 
I1.11.sesi 9 pengendalian opt
I1.11.sesi 9 pengendalian optI1.11.sesi 9 pengendalian opt
I1.11.sesi 9 pengendalian optAndrew Hutabarat
 
Uu tahun 2000 no. 3o tentang rahasia dagang
Uu tahun 2000 no. 3o tentang rahasia dagangUu tahun 2000 no. 3o tentang rahasia dagang
Uu tahun 2000 no. 3o tentang rahasia dagangLegal Akses
 
F2. gmo & biosafety protocol
F2. gmo & biosafety protocolF2. gmo & biosafety protocol
F2. gmo & biosafety protocolWahyu Yuns
 
Teknologi_dan_Poduksi_Benih_kelompok 1.pptx
Teknologi_dan_Poduksi_Benih_kelompok 1.pptxTeknologi_dan_Poduksi_Benih_kelompok 1.pptx
Teknologi_dan_Poduksi_Benih_kelompok 1.pptxghertzdrumstick
 
KULIAH 3.AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI.pdf
KULIAH 3.AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI.pdfKULIAH 3.AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI.pdf
KULIAH 3.AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI.pdfFebriskaPutriZuhairi
 
Pestisida dan teknik aplikasi 1-Nop-2012
Pestisida dan teknik aplikasi 1-Nop-2012Pestisida dan teknik aplikasi 1-Nop-2012
Pestisida dan teknik aplikasi 1-Nop-2012Gede Susrama
 

Similaire à Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992) (20)

Uu no.12-tahun-1992-tentang-sistem-budidaya-tanaman
Uu no.12-tahun-1992-tentang-sistem-budidaya-tanamanUu no.12-tahun-1992-tentang-sistem-budidaya-tanaman
Uu no.12-tahun-1992-tentang-sistem-budidaya-tanaman
 
Perlindungan tanaman kuliah umum
Perlindungan tanaman kuliah umumPerlindungan tanaman kuliah umum
Perlindungan tanaman kuliah umum
 
Perlindungan tanaman kuliah umum
Perlindungan tanaman kuliah umumPerlindungan tanaman kuliah umum
Perlindungan tanaman kuliah umum
 
Pestisida dan aplikasi 1
Pestisida dan aplikasi 1Pestisida dan aplikasi 1
Pestisida dan aplikasi 1
 
Pestisida dan aplikasi 1
Pestisida dan aplikasi 1Pestisida dan aplikasi 1
Pestisida dan aplikasi 1
 
Uu 29 2000 Pjls
Uu 29 2000 PjlsUu 29 2000 Pjls
Uu 29 2000 Pjls
 
Peraturan menkes tentang gizi rumah sakit
Peraturan menkes tentang gizi rumah sakitPeraturan menkes tentang gizi rumah sakit
Peraturan menkes tentang gizi rumah sakit
 
PER-UU-HSP - Copy.PPT
PER-UU-HSP - Copy.PPTPER-UU-HSP - Copy.PPT
PER-UU-HSP - Copy.PPT
 
PPT-UEU-Hukum-Lingkungan-Pertemuan-1.pptx
PPT-UEU-Hukum-Lingkungan-Pertemuan-1.pptxPPT-UEU-Hukum-Lingkungan-Pertemuan-1.pptx
PPT-UEU-Hukum-Lingkungan-Pertemuan-1.pptx
 
Pp21 2005 ttg keamanan hayati produk rekayasa genetik
Pp21 2005 ttg keamanan hayati produk rekayasa genetikPp21 2005 ttg keamanan hayati produk rekayasa genetik
Pp21 2005 ttg keamanan hayati produk rekayasa genetik
 
PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA (PGPR) _workshop ditlinhort.pdf
PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA (PGPR) _workshop ditlinhort.pdfPLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA (PGPR) _workshop ditlinhort.pdf
PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA (PGPR) _workshop ditlinhort.pdf
 
KEBIJAKAN_PERLINDUNGAN_TANAMAN.ppt
KEBIJAKAN_PERLINDUNGAN_TANAMAN.pptKEBIJAKAN_PERLINDUNGAN_TANAMAN.ppt
KEBIJAKAN_PERLINDUNGAN_TANAMAN.ppt
 
I1.11.sesi 9 pengendalian opt
I1.11.sesi 9 pengendalian optI1.11.sesi 9 pengendalian opt
I1.11.sesi 9 pengendalian opt
 
Kultur jaringan
Kultur jaringanKultur jaringan
Kultur jaringan
 
Uu tahun 2000 no. 3o tentang rahasia dagang
Uu tahun 2000 no. 3o tentang rahasia dagangUu tahun 2000 no. 3o tentang rahasia dagang
Uu tahun 2000 no. 3o tentang rahasia dagang
 
VARIETAS TANAMAN.pptx
VARIETAS TANAMAN.pptxVARIETAS TANAMAN.pptx
VARIETAS TANAMAN.pptx
 
F2. gmo & biosafety protocol
F2. gmo & biosafety protocolF2. gmo & biosafety protocol
F2. gmo & biosafety protocol
 
Teknologi_dan_Poduksi_Benih_kelompok 1.pptx
Teknologi_dan_Poduksi_Benih_kelompok 1.pptxTeknologi_dan_Poduksi_Benih_kelompok 1.pptx
Teknologi_dan_Poduksi_Benih_kelompok 1.pptx
 
KULIAH 3.AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI.pdf
KULIAH 3.AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI.pdfKULIAH 3.AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI.pdf
KULIAH 3.AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI.pdf
 
Pestisida dan teknik aplikasi 1-Nop-2012
Pestisida dan teknik aplikasi 1-Nop-2012Pestisida dan teknik aplikasi 1-Nop-2012
Pestisida dan teknik aplikasi 1-Nop-2012
 

Dernier

Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 

Dernier (20)

Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 

Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)

  • 1.
  • 2. SISTEM BUDIDAYA TANAMAN Adalah sistem pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya alam nabati melalui upaya manusia yang dengan modal, teknologi, dan sumberdaya lainnya menghasilkan barang guna memenuhi kebutuhan manusia secara lebih baik Oleh karena itu sistem budidaya tanaman akan dikembangkan dengan berasaskan manfaat, lestari, dan berkelanjutan 1. Meningkatkan dan memperluas penganekaragaman hasil tanaman guna memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan, industri dalam negeri, dan memperbesar ekspor; 2. Meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani; 3. Mendorong perluasan dan pemerataan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. ASAS TUJUAN PENGERTIAN (Pasal 1, 2 dan 3)
  • 3. PERAN PEMERINTAH DALAM SISTEM BUDIDAYA TANAMAN (Pasal 5) Melakukan Perencanaan Budidaya Tanaman, melalui : 1. Menyusun rencana pengembangan budidaya tanaman sesuai dengan tahapan rencana pembangunan nasional; 2. Menetapkan wilayah pengembangan budidaya tanaman; 3. Mengatur produksi budidaya tanaman tertentu berdasarkan kepentingan nasional; 4. Menciptakan kondisi yang menunjang peranserta masyarakat MEMPERHATIKAN KEPENTINGAN MASYARAKAT Pertanyaan kritis : Mengapa memperhatikan kepentingan masyarakat dan bukan hanya kepentingan petani ?
  • 4. HAK PETANI (Pasal 6) 1. Petani memiliki hak untuk menentukan jenis tanaman yang diusahakan dan peribudidaya yang diterapkanya 2. Apabila hak tersebut di atas tidak dapat diterapkan karena adanya ketentuan dari pemerintah, maka pemerintah wajib mengupayakan agar petani mendapatkan atau memperoleh jaminan penghasilan Pertanyaan kritis : 1. Apakah hak petani ini bersifat mutlak atau absolut ? 2. Siapa yang disebut petani dalam UU tersebut di atas ? Pertanyaan kritis : 1. Bagaimana cara petani mendapatkan hak jaminan penghasilan ? 2. Berapa nilai jaminan penghasilan tersebut ? 3. Bagaimana cara menghitungnya ? PETANI adalah orang, baik yang mempunyai maupun tidak mempunyai lahan yang mata pencaharian pokoknya mengusahakan lahan dan/atau media tumbuh tanaman untuk budidaya tanaman
  • 5. KEWAJIBAN PENYELENGGARA BUDIDAYA TANAMAN (Pasal 7) 1. Penyelenggara budidaya tanaman yang membuka dan mengolah lahan dalam luasan tertentu untuk keperluan budidaya tanaman wajib mengikuti tata cara yang dapat mencegah timbulnya kerusakan lingkungan hidup 2. Penyelenggara budidaya tanaman yang menggunakan media tumbuh tanaman untuk keperluan budidaya tanaman wajib mengikuti tata cara yang dapat mencegah timbulnya pencemaran lingkungan Pertanyaan kritis : 1. Siapa yang dimaksud penyelenggara budidaya tanaman ? 2. Mengapa disebutkan “dalam luasan tertentu” ? Pertanyaan kritis : 1. Apa yang dimaksud dengan Media Tumbuh Tanaman ? PENYELENGGARA BUDIDAYA TANAMAN adalah orang atau badan hukum
  • 6. PERBENIHAN TANAMAN (Pasal 6) 1. Benih bermutu untuk pengembangan budidaya tanaman dilakukan melalui kegiatan penemuan varietas unggul (melalui kegiatan pemuliaan) dan/atau introduksi dari luar negeri (dalam bentuk benih atau materi induk) 2. Setiap orang atau badan hukum dapat melakukan pemuliaan tanaman untuk menemukan varietas unggul dan/atau introduksi dari luar negeri Pertanyaan kritis : 1. Apa yang dimaksud “Benih Bermutu” ? 2. Apa yang dimaksud “Materi Induk” ? Pertanyaan kritis : 1. Apa yang dimaksud dengan Varietas Unggul ?
  • 7. (Pasal 8 s/d 15) 3. Varietas unggul atau introduksi dari luar negeri DILARANG diedarkan sebelum dilepas oleh pemerintah 4. Benih dari varietas unggul yang telah dilepas oleh pemerintah disebut BENIH BINA 5. Benih Bina yang akan diedarkan harus telah lulus SERTIFIKASI dan MEMENUHI STANDAR MUTU yang ditetapkan pemerintah 6. Benih Bina yang telah lulus sertifikasi dan akan diedarkan WAJIB DIBERI LABEL sesuai dengan kelas benihnya 7. Pemerintah melakukan pengawasan terhadap PENGADAAN dan PEREDARAN benih bina Pertanyaan kritis : 1. Apa yang dimaksud dengan “di lepas oleh pemerintah” ? 2. Apa warna Label untuk benih BS-FS-SS dan ES ? 3. Apa pengertian dari “pengadaan dan peredaran” benih bina ? BENIH BERMUTU adalah benih yang memiliki mutu genetik, mutu fisik, mutu fisiologis dan kesehatan benih sesuai yang dipersyaratkan (terkait dengan efisiensi, mutu dan daya saing produk) BENIH UNGGUL terkait dengan produksi dan produktivitas MATERI INDUK adalah
  • 8. PENANAMAN (Pasal 18) 1. Penanaman merupakan kegiatan menanam benih pada pertanaman yang berupa lahan atau media tumbuh tanaman dengan tujuan untuk memperoleh tanaman dengan pertumbuhan optimal guna mencapai produktivitas yang tinggi 2. Untuk mencapai tujuan sebagaimana di atas, penanaman harus dilakukan dengan tepat pola tanam, tepat benih, tepat cara, tepat sarana, dan tepat waktu Pertanyaan kritis : 1. Apa yang dimaksud dengan (1) tepat pola tanam, (2) tepat benih, (3) tepat cara, (4) tepat sarana, dan (5) tepat waktu ? 2. Untuk kepentingan siapa, UU harus mengatur 5 tepat dalam kegiatan penanaman ?
  • 9. PEMANFAATAN AIR (Pasal 19) 1. Pemerintah mengatur dan membina pemanfaatan air untuk budidaya tanaman 2. Pemanfaatan air sebagaimana dimaksud di atas, dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku Pertanyaan kritis : 1. Apa yang dimaksud “mengatur dan membina” pemanfaatan air ? 2. Mengapa UU hanya menyebut “mengatur” ? 3. Siapa yang bertanggungjawab “menyediakan atau memenuhi kebutuhan” air untuk budidaya tanaman ?
  • 10. PERLINDUNGAN TANAMAN (Pasal 20 s/d 27) 1. Perlindungan tanaman dilaksanakan dengan sistem pengendalian hama terpadu. 2. Perlindungan tanaman sebagaimana di atas, dilaksanakan melalui kegiatan (a) Pencegahan masuknya OPT dari luar atau dari satu daerah ke daerah lain; (b) pengendalian OPT dan (c) Eradikasi 3. Dalam melakukan perlindungan tanaman, setiap orang atau badan hukum dilarang menggunakan sarana dan/atau cara yang dapat mengganggu kesehatan dan/atau mengancam keselamatan manusia, menimbulkan gangguan dan kerusakan sumberdaya alam dan/atau lingkungan hidup Pertanyaan kritis : 1. Apa yang dimaksud “pengendalian hama terpadu” ? 2. Bagaimana cara mencegah masuknya OPT dari luar negeri atau dari suatu wilayah ke wilayah lain ? 3. Apa yang dimaksud eradikasi ? Apakah tanaman yang dieradikasi, pemiliknya mendapat ganti rugi ?
  • 11. PEMELIHARAAN TANAMAN (Pasal 28) 1. Pemeliharaan tanaman ditujukan untuk : a) menciptakan kondisi pertumbuhan dan produktivitas tanaman yang optimal; b) menjaga kelestarian lingkungan; c) mencegah timbulnya kerugian pihak lain dan atau kepentingan umum 2. Dalam pemeliharaan tanaman, setiap orang atau badan hukum dilarang menggunakan sarana dan/atau cara yang mengganggu kesehatan dan/atau mengancam keselamatan manusia, menimbulkan gangguan dan kerusakan sumberdaya alam dan/atau lingkungan hidup.
  • 12. PANEN DAN PASCA PANEN (Pasal 31 s/d 36) 1. Panen merupakan kegiatan pemungutan hasil budidaya tanaman yang ditujukan untuk memperoleh hasil yang optimal dengan menekan kehilangan dan kerusakan hasil serta menjamin terpenuhinya standar mutu 2. Panen harus dilakukan tepat waktu, tepat keadaan, tepat cara, dan tepat sarana dan harus dicegah timbulnya kerugian bagi masyarakat dan/atau kerusakan sumberdaya alam dan/atau lingkungan hidup 3. Pemerintah wajib meringankan beban petani kecil berlahan sempit yang budidaya tanamannya gagal panen karena bencana alam. 4. Pascapanen meliputi kegiatan pembersihan, pengupasan, sortasi, pengawetan, pengemasan, penyimpanan, standardisasi mutu, dan transportasi hasil produksi budidaya tanaman serta ditujukan untuk meningkatkan mutu, menekan tingkat kehilangan dan/atau kerusakan, memperpanjang daya simpan, dan meningkatkan daya guna serta nilai tambah hasil budidaya tanaman
  • 13. (Pasal 31 s/d 36) 5. Pemerintah menetapkan standar dan akreditisasi atas kelayakan unit pengolahan, alat transportasi, dan unit penyimpanan hasil. budidaya tanaman 6. Pemerintah menetapkan harga dasar hasil budidaya tanaman tertentu yang akan di atur lebih lanjut oleh pemerintah Pertanyaan kritis : 1. Apa kriteria petani kecil ? 2. Berapa luasan lahan/skala usaha sehingga disebut “berlahan sempit” ? 3. Apasaja yang dapat dikategorikan sebagai bencana alam yang menyebabkan gagal panen ?
  • 14. SARANA PRODUKSI (Pasal 37 s/d 43) 1. Sarana produksi yang dimaksud dalam UU adalah pupuk, pestisida serta alat dan mesin untuk keperluan budidaya tanaman 2. Pupuk yang beredar di dalam wilayah negara Republik Indonesia wajib memenuhi standar mutu dan terjamin efektivitasnya serta diberi label 3. Pemerintah mengawasi pengadaan dan peredaran pupuk, yang tata caranya akan di atur dengan peraturan pemerintah 4. Pestisida yang akan diedarkan di dalam wilayah negara Republik Indonesia wajib terdaftar, memenuhi standar mutu, terjamin efektivitasnya, aman bagi manusia dan lingkungan hidup, serta diberi label 5. Pemerintah melakukan pendaftaran dan mengawasi pengadaan, peredaran, serta penggunaan pestisida 6. Pemerintah dapat melarang atau membatasi peredaran dan/atau penggunaan pestisida tertentu
  • 15. (Pasal 37 s/d 43) 7. Setiap orang atau badan hukum yang menguasai pestisida yang dilarang peredarannya atau yang tidak memenuhi standar mutu atau rusak atau tidak terdaflar wajib memusnahkannya 8. Pemerintah menetapkan jenis dan standar alat dan mesin budidaya tanaman yang produksi serta peredarannya perlu diawasi 9. Alat dan mesin budidaya tanaman sebagaimana dimaksud di atas, akan diuji terlebih dahulu sebelum diedarkan Pertanyaan kritis : 1. Bagaimana mekanisme pemusnahan pestisida dan pupuk yang telah dilarang peredarannya oleh pemerintah ? 2. Apakah pemilik pestisida dan/atau pupuk yang dimusnahkan mendapat ganti rugi ?
  • 16. TATA RUANG DAN TATA GUNA TANAH BUDIDAYA TANAMAN (Pasal 44 s/d 46) 1. Pemanfaatan lahan untuk keperluan budidaya tanaman disesusikan dengan ketentuan tata ruang dan tata guna tanah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku 2. Dalam pemanfaatan lahan harus memperhatikan kesesuaian dan kemampuan lahan, pelestarian lingkungan hidup, khususnya konservasi tanah 3. Luas lahan maksimum untuk unit usaha budidaya tanaman yang dilakukan di atas tanah yang dikuasai negara di tetapkan oleh pemerintah 4. Perubahan jenis tanaman pada unit usaha budidaya tanaman di atas tanah yang dikuasai negara harus mendapat persetujuan pemerintah
  • 17. PENGUSAHAAN (Pasal 47 s/d 51) 1. Usaha budidaya tanaman hanya dapat dilakukan oleh perorangan warga negara Indonesia atau badan usaha yang berbentuk badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia 2. Badan usaha yang berbentuk badan hukum, dapat berupa : a. Koperasi; atau b. Badan Usaha Milik Negara termasuk Badan Usaha Milik Daerah; atau c. Perusahaan swasta. 3. Badan usaha sebagaimana dimaksud di atas, diarahkan atau dapat ditugaskan oleh pemerintah untuk bekerja sama secara terpadu dengan masyarakat petani dalam melakukan usaha budidaya tanaman
  • 18. PENGUSAHAAN (Pasal 47 s/d 51) 1. Usaha budidaya tanaman hanya dapat dilakukan oleh perorangan warga negara Indonesia atau badan usaha yang berbentuk badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia 2. Badan usaha yang berbentuk badan hukum, dapat berupa : a. Koperasi; atau b. Badan Usaha Milik Negara termasuk Badan Usaha Milik Daerah; atau c. Perusahaan swasta. 3. Badan usaha sebagaimana dimaksud di atas, diarahkan atau dapat ditugaskan oleh pemerintah untuk bekerja sama secara terpadu dengan masyarakat petani dalam melakukan usaha budidaya tanaman
  • 19. KETENTUAN PIDANA (Pasal 60 s/d 63) 1. Barang siapa dengan sengaja melakukan hal-hal dibawah ini merupakan KEJAHATAN : a) Mencari dan mengumpulkan plasma nutfah tanpa izin b) Mengedarkan hasil pemuliaan atau introduksi yang belum dilepas c) Mengedarkan benih bina yang tidak sesuai dengan label d) Mengeluarkan benih dari atau memasukkan ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia tanpa izin e) Menggunakan cara dan/atau sarana perlindungan tanaman yang mengganggu kesehatan dan mengancam keselamatan manusia atau menimbulkan kerusakan lingkungan hidup f) Mengedarkan pupuk yang tidak sesuai dengan label g) Mengedarkan pestisida yang tidak terdaftar atau tidak sesuai dengan label h) Tidak memusnahkan pestisida yang dilarang peredarannya, tidak memenuhi standar mutu, rusak atau tidak terdaftar
  • 20. KETENTUAN PIDANA (Pasal 60 s/d 63) 1. Barang siapa dengan sengaja melakukan hal-hal dibawah ini merupakan KEJAHATAN (Lanjutan) : g) Melakukan pengadaan, peredaran, dan penanaman benih tanaman tertentu yang merugikan masyarakat, budidaya tanaman, sumberdaya alam lainnya, dan/atau lingkungan hidup dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah)
  • 21. KETENTUAN PIDANA (Pasal 60 s/d ...) 1. Barang siapa karena kelalaian melakukan hal-hal dibawah ini merupakan PELANGGARAN : a) Mencari dan mengumpulkan plasma nutfah tanpa izin b) Mengedarkan hasil pemuliaan atau introduksi yang belum dilepas c) Mengedarkan benih bina yang tidak sesuai dengan label d) Mengeluarkan benih dari atau memasukkan ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia tanpa izin e) Menggunakan cara dan/atau sarana perlindungan tanaman yang mengganggu kesehatan dan mengancam keselamatan manusia atau menimbulkan kerusakan lingkungan hidup f) Mengedarkan pupuk yang tidak sesuai dengan label g) Mengedarkan pestisida yang tidak terdaftar atau tidak sesuai dengan label h) Tidak memusnahkan pestisida yang dilarang peredarannya, tidak memenuhi standar mutu, rusak atau tidak terdaftar
  • 22. KETENTUAN PIDANA (Pasal 60 s/d 63) 1. Barang siapa karena kelalaian melakukan hal-hal dibawah ini merupakan PELANGGARAN : g) Melakukan pengadaan, peredaran, dan penanaman benih tanaman tertentu yang merugikan masyarakat, budidaya tanaman, sumberdaya alam lainnya, dan/atau lingkungan hidup dipidana dengan pidana kurungan paling lama 12 (dua belas) bulan atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). BARANG SIAPA : DENGAN SENGAJA  KEJAHATAN KARENA KELALAIAN  PELANGGARAN