4. material akan
menyebabkan
material tersebut
kehilangan elektron
dan terionisasi.
Paparan radiasinya
diukur dengan
satuan rad atau unit
radiasi yang diserap.
Satuan lain adalah
penghitungan
berdasarkan
kerusakan biologis
akibat paparan
radiasinya.
5. Sifat Sinar X
• Mempunyai daya tembus yang tinggi Sinar X dapat menembus bahan dengan
daya tembus yang sangat besar, dan digunakan dalam proses radiografi.
• Mempunyai panjang gelombang yang pendek Yaitu : 1/10.000 panjang
gelombang yang kelihatan
• Mempunyai efek fotografi. Sinar X dapat menghitamkan emulsi film setelah
diproses di kamar gelap.
• Mempunyai sifat berionisasi.Efek primer sinar X apabila mengenai suatu
bahan atau zat akan menimbulkan ionisasi partikel-partikel bahan zat
tersebut.
• Mempunyai efek biologi. Sinar X akan menimbulkan perubahan-perubahan
biologi pada jaringan. Efek biologi ini digunakan dalam pengobatan
radioterapi.
6. Penemu : Wilhelm Conrad Rontgen
Kebangsaan : Jerman
Tahun : 1895
Sejarah singkat : Diilhami dari
hasil percobaan:
J.J Thomson mengenai
tabung katoda
Heinrich Hertz tentang
foto listrik.
Kedua percobaan
tersebut mengamati
gerak elektron yang
keluar dari katoda
menuju ke anoda yang
8. Pembangkit sinar-X berupa tabung
hampa udara yang di dalamnya
terdapat filamen yang juga
sebagai katoda dan terdapat
komponen anoda. Jika filamen
dipanaskan maka akan keluar
elektron dan apabila antara
katoda dan anoda diberi beda
potensial yang tinggi, elektron
akan dipercepat menuju ke anoda.
Dengan percepatan elektron
tersebut maka akan terjadi
tumbukan tak kenyal sempurna
antara elektron dengan
12. Aplikasi Sinar X
Pemanfaatan sinar-X di bidang kedokteran nuklir.
Radiasi untuk diagnostic
Pemeriksaan sinar-X gigi
Penggunaan radiasi sinar-X untuk terapi (radio
terapi)
Alat diagnosis yang banyak digunakan di daerah
adalah pesawat sinar-X (photo Rontgen) yang
berfungsi untuk photo thorax, tulang
tangan,kaki dan organ tubuh yang lainnya.
13.
14. 1. Kerontokan pada rambut
2. Kerusakan kulit
3. Kelainan pada janin dalam kandungan
4. Terjadinya Tumor
5. Leukimia