SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  30
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita ucapkan pada Tuhan YME, berkat
karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ilmu
gizi tentang gastrointestinal. Adapun tujuan dari pembuatan
tugas ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
dosen pembimbing dan menambah wawasan kita tentang gizi
khususnya tentang diet gastrointestinal
Dalam menyelesaikan tugas ini penulis mengucapakan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan tugas ini.
DAFTAR ISI
• Kata Pengantar.........................................................1
• Daftar Isi..................................................................2
• Pendahuluan............................................................4
Pengertian..............................................................6
Tujuan.....................................................................7
• Diet Sal.Cerna Atas...................................................8
Diet Disfagia...........................................................8
Diet Pasca-Hematemesis-melena.........................12
Diet Penyakit Lambung.........................................17
Macam-macam Diet Lambung.............................18
• Diet Sal.Cerna Bawah..................................21
Diet Penyakit Usus Inflamatorik .............21
Diet Penyakit Divertikular........................24
• Daftar Pustaka............................................29
• Nama Kelompok.........................................30
PENDAHULUAN
Diet Dalam kamus Gizi Pelengkap Kesehatan
Keluarga 2009 keluaran
Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), Diet memiliki
arti sebagai pengaturan
pola dan konsumsi makanan serta minuman yang
dilarang, dibatasi jumlahnya,
dimodifikasi, atau diperolehkan dengan jumlah tertentu
untuk tujuan terapi
penyakit yang diderita, kesehatan, atau penurunan
berat badan .
Oleh karena itu Diet dapat di defenisikan sebagai
usaha seseorang dalam mengatur pola makan dan
mengurangi makan untuk mendapatkan berat badan
yang ideal.
Gastrointestinal adalah merupakan suatu saluran
pencernaan yang panjangnya sekitar 9 meter mulai
dari mulut sampai anus, meliputi oropharing,
esophagus, stomach(lambung), usus halus dan usus
besar.
Pengertian Diet Gastrointestinal
Diet gastrointertinal adalah mengatur pola asupan
nutrisi dan gizi yang seimbang pada saluran
pencernaan, sehingga makanan tersebut mudah
dicerna dan menghasilkan energi.
Tujuan Diet Gastrointestinal
Diet Gastrointestinal bertujuan untuk mengatur
jalannya saluran pencernaan yang berfungsi untuk
mencerna makanan, mengabsorpsi zat-zat gizi, dan
mengekskresikan sisa-sisa pencernaan, sehingga
asupan nutrisi yang masuk dapat seimbang dengan
nutrisi yang keluar. Pada diet gastrointestinal
mencakup lambung,usus halus, dan usus besar.
Menurut lokasinya, penyakit saluran cerna dibagi
dalam dua kelompok, yaitu penyakit saluran cerna
atas dan bawah.
Diet Penyakit Saluran Cerna Atas
A. Diet Disfagia
Disfagia adalah kesulitan menelan karna adanya
gangguan aliran makanan pada saluran cerna. Hal
ini dapat terjadi karena kelainan sistem saraf
menelan, pascastroke, dan adanya masa atau tumor
yang menutupi saluran cerna.
1. Tujuan Diet Disfagia
a. Menurunkan resiko aspirasi akibat masuknya
makanan ke dalam saluran pernapasan.
b. Mencegah dan mengoreksi defisiensi zat gizi dan
cairan.
2. Syarat-syarat diet disfagia
a. Cukup energi, protein, dan zat gizi lainnya.
b. Mudah dicerna, porsi makanan kecil, dan sering
diberikan.
c. Cukup cairan.
lanjutan...
d. Makanan diberikan secara bertahap dimulai dari
makanan saring hingga makanan lunak.
e. Makanan cair jernih tidak diberikan karena
sering menyebabkan tersedak atau aspirasi.
f. Cara pemberian makanan dapat per oral atau
melalui pipa(selang).
3. Macam-macam Diet Diasfagia dan Indikasi
Pemberian.
Disfagia dapat terjadi pada lansia, adanya gangguan
saraf menelan, tumor esofagus, dan pascastroke.
Bentuk makanan bergantung pada cara pemberian.
Bila diberikan melalui pipa, makanan diberikan dalam
bentuk makanan cair penuh, bila diberikan per oral
maka makanan diberikan dalam bentuk makanan
cair kental, saring, atau lunak.
B. Diet Paca-Hematemesis-Melena
Hematemesis-melena adalah keadaan muntah dan
buang air besar berupa darah akibat luka atau
kerusakan pada saluran cerna.
1. Tujuan diet pasca-hematemesi-melena
a. Memberikan makanan secukupnya yang
memungkinkan istirahat pada saluran
cerna, mengurangi resiko perdarahan ulang dan
mencegah aspirasi(tersedak).
b. Mengusahakan keadaan gizi sebaik mungkin.
2. Syarat-syarat Diet Pasca-Hematemesis-melena.
a. Tidak merangsang saluran cerna.
b. Tidak meninggalkan sisa.
c. Pada fase akut dapat diberikan makanan
parenteral saja selama 24 jam sampai 48 jam
untuk mengistirahatkan lambung.
3. Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
Diet diberikan dalam bentuk makanan cair jernih tiap
2-3 jam pascaperdarahan. Nilai gizi makanan ini
sangat rendah sehingga diberikan selama 1-2 hari
saja.
C. Diet Penyakit Lambung
Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi
gastritis akut dan kronis, ulkus peptikum,pasca
operasi lambung yang sering dikuti dengan”Dumping
syndrome”dan kanker lambung. Gangguan
gastrointestinal sering dihubungkan dengan emosi
atau psikoneurosis atau makan terlalu cepat karena
kurang dikunyah serta terlalu banyak merokok.
Gangguan gastrointestinal sering dihubungkan
dengan emosi atau psikoneurosis atau makan terlalu
cepat karena kurang dikunyah serta terlalu banyak
merokok.
1. Tujuan Diet Penyakit Lambung
Untuk memberikan makanan dan cairan secukupnya
yang tidak memberatkan lambung serta mencegah
dan menetralkan sekresi asam lambung yang
berlebihan.
2. Syarat Diet penyakit Lambung
a. Mudah cerna, porsi kecil, dan sering diberikan.
b. Energi dan protein cukup, sesuai kemampuan
individu untuk menerimanya.
lanjutan...
c. Lemak rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan
energi total yang ditingkatkan secara bertahap
hingga sesuai dengan kebutuhan.
d. Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang
ditingkatkan secara bertahap.
e. Cairan cukup, terutama bila ada muntah.
f. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu
yang tajam,baik secara termis, mekanis, maupun
kimia (disesuaikan dengan daya terima
perorangan).
lanjutan...
g. Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa;
umumnya tidak dianjurkan minum susu terlalu
banyak.
h. Makan secara perlahan dilingkungan yang
tenang.
i. Pada fase akut dapat diberikan makanan
parenteral saja selama 24-48 jam untuk memberi
istirahat pada lambung.
Macam-macam Diet
1. Diet Lambung I
Diet lambung ini diberikan kepada pasien gastritis
akut, ulkus peptikum, pasca pendarahan, dan tifus
abdominalis berat. Makanan diberikan dalam
bentuk saring, makan diberikan setiap 3 jam selama
1-2 hari saja karena membosankan serta kurang
energi, zat besi, tiamin, dan vitamin c.
2. Diet Lambung II
Diet ini diberikan sebagai perpindahan dari Diet
Lambung I, Kepa pasien dengan ulkus peptikum
atau gastritis kronis dan tifus abdominalis ringan.
Makan berbentuk lunak, porsi kecil serta diberikan
berupa 3 kali makanan lengkap dan 2-3 kali
makanan selingan. Makanan ini cukup energi,
protein, vitamin C, tetapi kurang tiamin.
3. Diet Lambung III
Diet lambung ini sebagai perpindahan dari Diet
Lambung II, pada pasien dengan ulkus peptikum,
gastritis kronik, atau tifus abdominalis yang hampir
sembuh. Makanan berbentuk lunak atau bisa
bergantung pada toleransi pasien. Makanan ini
cukup energi dan zat gizi lainnya.
Diet Penyakit Saluran Cerna Bawah
A. Diet Penyakit Usus Inflamatorik (Inflammatory
Bowel Disease)
penyakit usus inflamatorik adalah peradangan
terutama pada ileum dan usus besar dengan gejala
diare, disertai darah, lendir, nyeri abdomen, berat
badan berkurang, nafsu makan berkurang, demam,
dan kemugkinan terjadi steatorea (adanya lemak
dalam fases)
1. Tujuan Diet Penyakit Usus Inflamatorik
a. Memperbaiki ketidak seimbangan cairan dan
elektrolit.
b. Mengganti kehilangan zat gizi dan memperbaiki
status gizi kurang
c. Mencegah iritasi dan inflamasi lebih lanjut.
d. Mengistirahatkan usus pada masa akut.
2. Syarat Diet Penyakit Usus Inflamatorik
a. Pada fase akut dianjurkan berpuasa dan diberikan
makanan secara parenteral saja.
lanjutan...
b. Bila gejala hilang dapat diberikan makanan biasa
seperti nasi, sayur, dan makanan yang
mengandung nutrisi dan gizi seimbang.
c. Cukup cairan dan elektrolit.
d. Menghindari makanan yang menimbulkan gas.
3. Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
Sesuai dengan gejala penyakit, dapat diberikan
makanan cair, lunak, biasa, atau diet sisa rendah
dengan modifikas rendah laktosa.
A. Diet Penyakit Divertikular
Penyakit divertikular terdiri atas penyakit
Divertikulosis dan Divertikulitis. Penyakit
divertikulosis yaitu adanya kantong- kantong kecil
yang terbentuk pada dinding kolon yang terjadi
akibat tekanan intrakolon yang tinggi pada
konstipasi kronik. Hal ini terutama terjadi pada usia
lanjut yang makanannya rendah serat.
Penyakit divertikulitis terjadi bila penumpukan sisa
makanan pada divertikular menyebabkan
peradangan.
lanjutan...
Gejala – gejalanya antara lain kram pada bagian kiri
bawah perut, mual, kembung, muntah, konstipasi,
diare, mengigil, dan demam.
a. Diet Penyakit Divertikulosis
1. Tujuan diet divertikulosis
a. Meningkatkan volume dan konsistensi feses.
b. Menurunkan tekanan intraluminal.
c. Mencegah infeksi.
2. Syarat Diet Penyakit Divertikulosis
a. Kebutuhan energi dan zat gizi normal.
b. Cairan tinggi yaitu 2-2,5 lliter sehari.
c. Tinggi serat
b. Penyakit divertikulitis
1. Tujuan Diet Divertikulitis
a. Mengistirahatkan usus untuk mencegah
perforasi.
b. Mencegah akibat laksatif dari makanan
berserat tinggi
2. Syarat Diet Penyakit Divertikulitis
a. Mengusahakan asupan energi dan zat gizi
cukup sesuai dengan batasan diet yang
ditetapkan.
b. Bila ada pendarahan, dimulai dengan makanan
cair jernih.
c. Hindari makanan yang banyak mengandung
biji-biji kecil, seperti tomat, jambu biji,
stroberi, yang dapat menumpuk dalam
divertikular.
d. Untuk mencegah konstipasi, minum minimal 8
gelas sehari.
3. Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
Sesuai dengan gejala penyakit, dapat diberikan
makanan cair jernih, makanan cair kental atau
penuh, saring, lunak, atau biasa.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2010. Penuntun Diet Edisi Baru
Cetakan Keduapuluh lima. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Kelompok 3
• Serly mardiah tullah(Pengetik)
• Sri Atun (Pendikte dan Mengecek)
• Nia Delvi Larosi (Pengedit)
• Dian Tri Widya (Pencari Bahan/Buku)
• Muhammad Arif (Pencari Bahan/Buku)

Contenu connexe

Tendances

Konseling Gizi (perencanaan)
Konseling Gizi (perencanaan)Konseling Gizi (perencanaan)
Konseling Gizi (perencanaan)Dessycis
 
Materi v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi burukMateri v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi burukJoni Iswanto
 
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAHDIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAHpjj_kemenkes
 
DIET PENYAKIT JANTUNG KELOMPOK 4
DIET PENYAKIT JANTUNG KELOMPOK 4DIET PENYAKIT JANTUNG KELOMPOK 4
DIET PENYAKIT JANTUNG KELOMPOK 4Indri Wati
 
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt Hardianti Darmatika
 
Kasus dislipidemia tika
Kasus dislipidemia tikaKasus dislipidemia tika
Kasus dislipidemia tikaFeny Kartika
 
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT pjj_kemenkes
 
Diet Pada Ibu Hamil dengan Preeklampsia
Diet Pada Ibu Hamil dengan PreeklampsiaDiet Pada Ibu Hamil dengan Preeklampsia
Diet Pada Ibu Hamil dengan PreeklampsiaWira Rotinsulu
 
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)Shela Rizky Tarinda
 
PPT Gizi Balita
PPT Gizi Balita PPT Gizi Balita
PPT Gizi Balita Chiyapuri
 
STUDI KASUS MIOMA UTERI
STUDI KASUS MIOMA UTERISTUDI KASUS MIOMA UTERI
STUDI KASUS MIOMA UTERIRatna Arditya
 
Gizi pada bayi & balita
Gizi pada bayi & balitaGizi pada bayi & balita
Gizi pada bayi & balitaAgnescia Sera
 

Tendances (20)

Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas DewasaNutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
 
Konseling Gizi (perencanaan)
Konseling Gizi (perencanaan)Konseling Gizi (perencanaan)
Konseling Gizi (perencanaan)
 
Kasus pjk
Kasus pjkKasus pjk
Kasus pjk
 
Materi v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi burukMateri v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi buruk
 
Kasus gout
Kasus goutKasus gout
Kasus gout
 
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAHDIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
 
DIET PENYAKIT JANTUNG KELOMPOK 4
DIET PENYAKIT JANTUNG KELOMPOK 4DIET PENYAKIT JANTUNG KELOMPOK 4
DIET PENYAKIT JANTUNG KELOMPOK 4
 
Kasus dm hamil
Kasus dm hamilKasus dm hamil
Kasus dm hamil
 
3 kb 3 modul 3 gizi
3 kb 3 modul 3 gizi3 kb 3 modul 3 gizi
3 kb 3 modul 3 gizi
 
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt
 
Kasus dislipidemia tika
Kasus dislipidemia tikaKasus dislipidemia tika
Kasus dislipidemia tika
 
Ilmu gizi 1
Ilmu gizi 1Ilmu gizi 1
Ilmu gizi 1
 
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
 
Diet Pada Ibu Hamil dengan Preeklampsia
Diet Pada Ibu Hamil dengan PreeklampsiaDiet Pada Ibu Hamil dengan Preeklampsia
Diet Pada Ibu Hamil dengan Preeklampsia
 
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
 
PPT Gizi Balita
PPT Gizi Balita PPT Gizi Balita
PPT Gizi Balita
 
STUDI KASUS MIOMA UTERI
STUDI KASUS MIOMA UTERISTUDI KASUS MIOMA UTERI
STUDI KASUS MIOMA UTERI
 
Gizi pada bayi & balita
Gizi pada bayi & balitaGizi pada bayi & balita
Gizi pada bayi & balita
 
Asuhan gizi sirosis hati
Asuhan gizi sirosis hati Asuhan gizi sirosis hati
Asuhan gizi sirosis hati
 
Kasus infeksi dhf
Kasus infeksi dhfKasus infeksi dhf
Kasus infeksi dhf
 

En vedette

Diet pada penyakit saluran cerna
Diet pada penyakit saluran cernaDiet pada penyakit saluran cerna
Diet pada penyakit saluran cernaarfian vhio
 
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN pjj_kemenkes
 
Kasus saluran cerna atas 2
Kasus saluran cerna atas 2Kasus saluran cerna atas 2
Kasus saluran cerna atas 2'Rheyfan Caspian
 
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Indri Wati
 
41 year-old man with an abdominal mass
41 year-old man with an abdominal mass41 year-old man with an abdominal mass
41 year-old man with an abdominal massDhayu Pandia
 
Ppt rencana asuhan gizi dengan metode ncp
Ppt rencana asuhan gizi dengan metode ncpPpt rencana asuhan gizi dengan metode ncp
Ppt rencana asuhan gizi dengan metode ncpRahmi Fadhilla
 
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obatpjj_kemenkes
 
Makalah Memberi Makanan Melalui NGT
Makalah Memberi Makanan Melalui NGTMakalah Memberi Makanan Melalui NGT
Makalah Memberi Makanan Melalui NGTyohanes meor
 
STUDY KASUS HT,DISLIPIDEMIA, CKD, ASAM URAT DAN JANTUNG
STUDY KASUS HT,DISLIPIDEMIA, CKD, ASAM URAT DAN JANTUNGSTUDY KASUS HT,DISLIPIDEMIA, CKD, ASAM URAT DAN JANTUNG
STUDY KASUS HT,DISLIPIDEMIA, CKD, ASAM URAT DAN JANTUNGIndri Savitri
 
Nutritional care prose (ncp)
Nutritional care prose (ncp)Nutritional care prose (ncp)
Nutritional care prose (ncp)zhea mays
 

En vedette (12)

Diet pada penyakit saluran cerna
Diet pada penyakit saluran cernaDiet pada penyakit saluran cerna
Diet pada penyakit saluran cerna
 
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
 
Kasus saluran cerna atas 2
Kasus saluran cerna atas 2Kasus saluran cerna atas 2
Kasus saluran cerna atas 2
 
Kasus saluran cerna bawah
Kasus saluran cerna bawahKasus saluran cerna bawah
Kasus saluran cerna bawah
 
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
 
41 year-old man with an abdominal mass
41 year-old man with an abdominal mass41 year-old man with an abdominal mass
41 year-old man with an abdominal mass
 
Kasus stroke hipertensi
Kasus stroke hipertensiKasus stroke hipertensi
Kasus stroke hipertensi
 
Ppt rencana asuhan gizi dengan metode ncp
Ppt rencana asuhan gizi dengan metode ncpPpt rencana asuhan gizi dengan metode ncp
Ppt rencana asuhan gizi dengan metode ncp
 
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
 
Makalah Memberi Makanan Melalui NGT
Makalah Memberi Makanan Melalui NGTMakalah Memberi Makanan Melalui NGT
Makalah Memberi Makanan Melalui NGT
 
STUDY KASUS HT,DISLIPIDEMIA, CKD, ASAM URAT DAN JANTUNG
STUDY KASUS HT,DISLIPIDEMIA, CKD, ASAM URAT DAN JANTUNGSTUDY KASUS HT,DISLIPIDEMIA, CKD, ASAM URAT DAN JANTUNG
STUDY KASUS HT,DISLIPIDEMIA, CKD, ASAM URAT DAN JANTUNG
 
Nutritional care prose (ncp)
Nutritional care prose (ncp)Nutritional care prose (ncp)
Nutritional care prose (ncp)
 

Similaire à Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)

TERAPI DIET SALURAN PENCERNAAN ATAS.pptx
TERAPI DIET SALURAN PENCERNAAN ATAS.pptxTERAPI DIET SALURAN PENCERNAAN ATAS.pptx
TERAPI DIET SALURAN PENCERNAAN ATAS.pptxAvianiHarfika2
 
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaan
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaanSistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaan
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaanMina Audina
 
PPT gizi dan diet penyakit lambung
PPT gizi dan diet penyakit lambungPPT gizi dan diet penyakit lambung
PPT gizi dan diet penyakit lambungSTIKes dr.Sismadi
 
Diet penyakit kantung empedu
Diet penyakit kantung empeduDiet penyakit kantung empedu
Diet penyakit kantung empeduwokwok
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brTeye Onti
 
Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi
Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisiAsuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi
Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisiSulistia Rini
 
treatment of dhiarrea MHS.pptx
treatment of dhiarrea MHS.pptxtreatment of dhiarrea MHS.pptx
treatment of dhiarrea MHS.pptxDiniMardhiyani4
 
Laporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan geaLaporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan geaCha Cha
 
Karya ilmiah makan bergizi dan menu seimbang
Karya ilmiah makan bergizi dan menu seimbang  Karya ilmiah makan bergizi dan menu seimbang
Karya ilmiah makan bergizi dan menu seimbang Rio Prasetia
 
pp diare bu lusi.pptx
pp diare bu lusi.pptxpp diare bu lusi.pptx
pp diare bu lusi.pptxnarindaika
 
KB 3 Perawatan Paliatif Pada Anak dan Pasien Usia Lanjut
KB 3 Perawatan Paliatif  Pada Anak dan Pasien Usia LanjutKB 3 Perawatan Paliatif  Pada Anak dan Pasien Usia Lanjut
KB 3 Perawatan Paliatif Pada Anak dan Pasien Usia LanjutUwes Chaeruman
 

Similaire à Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung) (20)

TERAPI DIET SALURAN PENCERNAAN ATAS.pptx
TERAPI DIET SALURAN PENCERNAAN ATAS.pptxTERAPI DIET SALURAN PENCERNAAN ATAS.pptx
TERAPI DIET SALURAN PENCERNAAN ATAS.pptx
 
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaan
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaanSistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaan
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaan
 
PPT gizi dan diet penyakit lambung
PPT gizi dan diet penyakit lambungPPT gizi dan diet penyakit lambung
PPT gizi dan diet penyakit lambung
 
Diet penyakit kantung empedu
Diet penyakit kantung empeduDiet penyakit kantung empedu
Diet penyakit kantung empedu
 
Kebutuhan nutrisi
Kebutuhan nutrisiKebutuhan nutrisi
Kebutuhan nutrisi
 
Sap gastropati-angga
Sap gastropati-anggaSap gastropati-angga
Sap gastropati-angga
 
Gangguan pencernaan
Gangguan pencernaanGangguan pencernaan
Gangguan pencernaan
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen br
 
askep Gastritis
askep Gastritisaskep Gastritis
askep Gastritis
 
pemenuhan Kebutuhan nutrisi
pemenuhan Kebutuhan nutrisipemenuhan Kebutuhan nutrisi
pemenuhan Kebutuhan nutrisi
 
Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi
Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisiAsuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi
Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi
 
treatment of dhiarrea MHS.pptx
treatment of dhiarrea MHS.pptxtreatment of dhiarrea MHS.pptx
treatment of dhiarrea MHS.pptx
 
Laporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan geaLaporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan gea
 
Karya ilmiah makan bergizi dan menu seimbang
Karya ilmiah makan bergizi dan menu seimbang  Karya ilmiah makan bergizi dan menu seimbang
Karya ilmiah makan bergizi dan menu seimbang
 
pp diare bu lusi.pptx
pp diare bu lusi.pptxpp diare bu lusi.pptx
pp diare bu lusi.pptx
 
Masalah gz pd bumil
Masalah gz pd bumilMasalah gz pd bumil
Masalah gz pd bumil
 
Masalah gz pd bumil AKPER PEMKAB MUNA
Masalah gz pd bumil AKPER PEMKAB MUNA Masalah gz pd bumil AKPER PEMKAB MUNA
Masalah gz pd bumil AKPER PEMKAB MUNA
 
KB 3 Perawatan Paliatif Pada Anak dan Pasien Usia Lanjut
KB 3 Perawatan Paliatif  Pada Anak dan Pasien Usia LanjutKB 3 Perawatan Paliatif  Pada Anak dan Pasien Usia Lanjut
KB 3 Perawatan Paliatif Pada Anak dan Pasien Usia Lanjut
 
173625893 sap-gastroenteritis
173625893 sap-gastroenteritis173625893 sap-gastroenteritis
173625893 sap-gastroenteritis
 
173625893 sap-gastroenteritis
173625893 sap-gastroenteritis173625893 sap-gastroenteritis
173625893 sap-gastroenteritis
 

Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)

  • 1. KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita ucapkan pada Tuhan YME, berkat karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ilmu gizi tentang gastrointestinal. Adapun tujuan dari pembuatan tugas ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing dan menambah wawasan kita tentang gizi khususnya tentang diet gastrointestinal Dalam menyelesaikan tugas ini penulis mengucapakan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan tugas ini.
  • 2. DAFTAR ISI • Kata Pengantar.........................................................1 • Daftar Isi..................................................................2 • Pendahuluan............................................................4 Pengertian..............................................................6 Tujuan.....................................................................7 • Diet Sal.Cerna Atas...................................................8 Diet Disfagia...........................................................8 Diet Pasca-Hematemesis-melena.........................12 Diet Penyakit Lambung.........................................17 Macam-macam Diet Lambung.............................18
  • 3. • Diet Sal.Cerna Bawah..................................21 Diet Penyakit Usus Inflamatorik .............21 Diet Penyakit Divertikular........................24 • Daftar Pustaka............................................29 • Nama Kelompok.........................................30
  • 4. PENDAHULUAN Diet Dalam kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga 2009 keluaran Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), Diet memiliki arti sebagai pengaturan pola dan konsumsi makanan serta minuman yang dilarang, dibatasi jumlahnya, dimodifikasi, atau diperolehkan dengan jumlah tertentu untuk tujuan terapi penyakit yang diderita, kesehatan, atau penurunan berat badan .
  • 5. Oleh karena itu Diet dapat di defenisikan sebagai usaha seseorang dalam mengatur pola makan dan mengurangi makan untuk mendapatkan berat badan yang ideal. Gastrointestinal adalah merupakan suatu saluran pencernaan yang panjangnya sekitar 9 meter mulai dari mulut sampai anus, meliputi oropharing, esophagus, stomach(lambung), usus halus dan usus besar.
  • 6. Pengertian Diet Gastrointestinal Diet gastrointertinal adalah mengatur pola asupan nutrisi dan gizi yang seimbang pada saluran pencernaan, sehingga makanan tersebut mudah dicerna dan menghasilkan energi.
  • 7. Tujuan Diet Gastrointestinal Diet Gastrointestinal bertujuan untuk mengatur jalannya saluran pencernaan yang berfungsi untuk mencerna makanan, mengabsorpsi zat-zat gizi, dan mengekskresikan sisa-sisa pencernaan, sehingga asupan nutrisi yang masuk dapat seimbang dengan nutrisi yang keluar. Pada diet gastrointestinal mencakup lambung,usus halus, dan usus besar. Menurut lokasinya, penyakit saluran cerna dibagi dalam dua kelompok, yaitu penyakit saluran cerna atas dan bawah.
  • 8. Diet Penyakit Saluran Cerna Atas A. Diet Disfagia Disfagia adalah kesulitan menelan karna adanya gangguan aliran makanan pada saluran cerna. Hal ini dapat terjadi karena kelainan sistem saraf menelan, pascastroke, dan adanya masa atau tumor yang menutupi saluran cerna.
  • 9. 1. Tujuan Diet Disfagia a. Menurunkan resiko aspirasi akibat masuknya makanan ke dalam saluran pernapasan. b. Mencegah dan mengoreksi defisiensi zat gizi dan cairan. 2. Syarat-syarat diet disfagia a. Cukup energi, protein, dan zat gizi lainnya. b. Mudah dicerna, porsi makanan kecil, dan sering diberikan. c. Cukup cairan. lanjutan...
  • 10. d. Makanan diberikan secara bertahap dimulai dari makanan saring hingga makanan lunak. e. Makanan cair jernih tidak diberikan karena sering menyebabkan tersedak atau aspirasi. f. Cara pemberian makanan dapat per oral atau melalui pipa(selang).
  • 11. 3. Macam-macam Diet Diasfagia dan Indikasi Pemberian. Disfagia dapat terjadi pada lansia, adanya gangguan saraf menelan, tumor esofagus, dan pascastroke. Bentuk makanan bergantung pada cara pemberian. Bila diberikan melalui pipa, makanan diberikan dalam bentuk makanan cair penuh, bila diberikan per oral maka makanan diberikan dalam bentuk makanan cair kental, saring, atau lunak.
  • 12. B. Diet Paca-Hematemesis-Melena Hematemesis-melena adalah keadaan muntah dan buang air besar berupa darah akibat luka atau kerusakan pada saluran cerna. 1. Tujuan diet pasca-hematemesi-melena a. Memberikan makanan secukupnya yang memungkinkan istirahat pada saluran cerna, mengurangi resiko perdarahan ulang dan mencegah aspirasi(tersedak). b. Mengusahakan keadaan gizi sebaik mungkin.
  • 13. 2. Syarat-syarat Diet Pasca-Hematemesis-melena. a. Tidak merangsang saluran cerna. b. Tidak meninggalkan sisa. c. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24 jam sampai 48 jam untuk mengistirahatkan lambung. 3. Jenis Diet dan Indikasi Pemberian Diet diberikan dalam bentuk makanan cair jernih tiap 2-3 jam pascaperdarahan. Nilai gizi makanan ini sangat rendah sehingga diberikan selama 1-2 hari saja.
  • 14. C. Diet Penyakit Lambung Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi gastritis akut dan kronis, ulkus peptikum,pasca operasi lambung yang sering dikuti dengan”Dumping syndrome”dan kanker lambung. Gangguan gastrointestinal sering dihubungkan dengan emosi atau psikoneurosis atau makan terlalu cepat karena kurang dikunyah serta terlalu banyak merokok. Gangguan gastrointestinal sering dihubungkan dengan emosi atau psikoneurosis atau makan terlalu cepat karena kurang dikunyah serta terlalu banyak merokok.
  • 15. 1. Tujuan Diet Penyakit Lambung Untuk memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan. 2. Syarat Diet penyakit Lambung a. Mudah cerna, porsi kecil, dan sering diberikan. b. Energi dan protein cukup, sesuai kemampuan individu untuk menerimanya. lanjutan...
  • 16. c. Lemak rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang ditingkatkan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan. d. Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara bertahap. e. Cairan cukup, terutama bila ada muntah. f. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam,baik secara termis, mekanis, maupun kimia (disesuaikan dengan daya terima perorangan). lanjutan...
  • 17. g. Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa; umumnya tidak dianjurkan minum susu terlalu banyak. h. Makan secara perlahan dilingkungan yang tenang. i. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam untuk memberi istirahat pada lambung.
  • 18. Macam-macam Diet 1. Diet Lambung I Diet lambung ini diberikan kepada pasien gastritis akut, ulkus peptikum, pasca pendarahan, dan tifus abdominalis berat. Makanan diberikan dalam bentuk saring, makan diberikan setiap 3 jam selama 1-2 hari saja karena membosankan serta kurang energi, zat besi, tiamin, dan vitamin c.
  • 19. 2. Diet Lambung II Diet ini diberikan sebagai perpindahan dari Diet Lambung I, Kepa pasien dengan ulkus peptikum atau gastritis kronis dan tifus abdominalis ringan. Makan berbentuk lunak, porsi kecil serta diberikan berupa 3 kali makanan lengkap dan 2-3 kali makanan selingan. Makanan ini cukup energi, protein, vitamin C, tetapi kurang tiamin.
  • 20. 3. Diet Lambung III Diet lambung ini sebagai perpindahan dari Diet Lambung II, pada pasien dengan ulkus peptikum, gastritis kronik, atau tifus abdominalis yang hampir sembuh. Makanan berbentuk lunak atau bisa bergantung pada toleransi pasien. Makanan ini cukup energi dan zat gizi lainnya.
  • 21. Diet Penyakit Saluran Cerna Bawah A. Diet Penyakit Usus Inflamatorik (Inflammatory Bowel Disease) penyakit usus inflamatorik adalah peradangan terutama pada ileum dan usus besar dengan gejala diare, disertai darah, lendir, nyeri abdomen, berat badan berkurang, nafsu makan berkurang, demam, dan kemugkinan terjadi steatorea (adanya lemak dalam fases)
  • 22. 1. Tujuan Diet Penyakit Usus Inflamatorik a. Memperbaiki ketidak seimbangan cairan dan elektrolit. b. Mengganti kehilangan zat gizi dan memperbaiki status gizi kurang c. Mencegah iritasi dan inflamasi lebih lanjut. d. Mengistirahatkan usus pada masa akut. 2. Syarat Diet Penyakit Usus Inflamatorik a. Pada fase akut dianjurkan berpuasa dan diberikan makanan secara parenteral saja. lanjutan...
  • 23. b. Bila gejala hilang dapat diberikan makanan biasa seperti nasi, sayur, dan makanan yang mengandung nutrisi dan gizi seimbang. c. Cukup cairan dan elektrolit. d. Menghindari makanan yang menimbulkan gas. 3. Jenis Diet dan Indikasi Pemberian Sesuai dengan gejala penyakit, dapat diberikan makanan cair, lunak, biasa, atau diet sisa rendah dengan modifikas rendah laktosa.
  • 24. A. Diet Penyakit Divertikular Penyakit divertikular terdiri atas penyakit Divertikulosis dan Divertikulitis. Penyakit divertikulosis yaitu adanya kantong- kantong kecil yang terbentuk pada dinding kolon yang terjadi akibat tekanan intrakolon yang tinggi pada konstipasi kronik. Hal ini terutama terjadi pada usia lanjut yang makanannya rendah serat. Penyakit divertikulitis terjadi bila penumpukan sisa makanan pada divertikular menyebabkan peradangan. lanjutan...
  • 25. Gejala – gejalanya antara lain kram pada bagian kiri bawah perut, mual, kembung, muntah, konstipasi, diare, mengigil, dan demam. a. Diet Penyakit Divertikulosis 1. Tujuan diet divertikulosis a. Meningkatkan volume dan konsistensi feses. b. Menurunkan tekanan intraluminal. c. Mencegah infeksi.
  • 26. 2. Syarat Diet Penyakit Divertikulosis a. Kebutuhan energi dan zat gizi normal. b. Cairan tinggi yaitu 2-2,5 lliter sehari. c. Tinggi serat b. Penyakit divertikulitis 1. Tujuan Diet Divertikulitis a. Mengistirahatkan usus untuk mencegah perforasi. b. Mencegah akibat laksatif dari makanan berserat tinggi
  • 27. 2. Syarat Diet Penyakit Divertikulitis a. Mengusahakan asupan energi dan zat gizi cukup sesuai dengan batasan diet yang ditetapkan. b. Bila ada pendarahan, dimulai dengan makanan cair jernih. c. Hindari makanan yang banyak mengandung biji-biji kecil, seperti tomat, jambu biji, stroberi, yang dapat menumpuk dalam divertikular. d. Untuk mencegah konstipasi, minum minimal 8 gelas sehari.
  • 28. 3. Jenis Diet dan Indikasi Pemberian Sesuai dengan gejala penyakit, dapat diberikan makanan cair jernih, makanan cair kental atau penuh, saring, lunak, atau biasa.
  • 29. DAFTAR PUSTAKA Almatsier, Sunita. 2010. Penuntun Diet Edisi Baru Cetakan Keduapuluh lima. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
  • 30. Kelompok 3 • Serly mardiah tullah(Pengetik) • Sri Atun (Pendikte dan Mengecek) • Nia Delvi Larosi (Pengedit) • Dian Tri Widya (Pencari Bahan/Buku) • Muhammad Arif (Pencari Bahan/Buku)