SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  11
Tugas individu
Pengendapan dan Gravimetri
Oleh:
Nama : Tri Hiu Amborowati
Nim : 0703133928
Fakultas : MIPA
Jurusan : Kimia
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Riau
Pekabaru
2009
Pembahasan
Titrasi Pengendapan
Titrasi pengendapan adalah golongan titrasi dimana hasil titrasinya merupakan
endapan atau garam yang sukar larut. Prinsip dararnya adalah reaksi pengendapan yang
cepat mencapai kesetimbangan pada setiap penambahan titran; tidak ada pengotor yang
mengganggu dan diperlukan indicator untuk melihat titik akhir titrasi.
Reaksi Pengendapan
a). Kelarutan Endapan
Banyak reaksi yang digunakan dalam analisa anorganik kulitatif melibatkan
pembentukan endapan. Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase
padat keluar dari larutan. Endapan dapat berupa kristal dan koloid. Endapan terbentuk
jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan (S)
didefinisikan sebagai konsentrasi molar dari larutan jenuh.
Hal yang mempengaruhi kelarutan, seperti:
• Suhu
• Sifat pelarut
• Efek ion sejenis
• Efek ion lain
• Pengaruh pH
• Pengaruh hidrolisis
• Pengaruh kompleks
Perubahan kelarutan dengan tekanan tak begitu mempengaruhi, karena semua
pekerjaan dipengaruhi oleh tekanan atmosfer. Perubahan tekanan atmosfer yang sedikit
tidak akan mempengaruhi kelarutan. Hal yang terpenting, bahwa suhu sangat
berpengaruh terhadap kelarutan. Dengan rincian, apabila suhu diperbesar maka kelarutan
endapan akan bertambah besar. Sebaliknya, apabila suhu kecil maka kelarutan endapan
juga kecil. Kadang kala endapan yang baik terbentuk pada larutan panas, tetapi jangan
lakukan penyaringan terlahap larutan panas Karena panas berpengaruh pada
pengendapan. Laju kenaikan kelarutan mempunyai nilai suhu yang berbeda-beda.
Misalnya: pemisahan ion timbel dari perak dan merkurium(I) dapat dicapai dengan
menngendapkan ketiga ion itu dengan penambahan klorida, kemudian diteruskan dengan
penambahan air panas pada campuran.
Pelarut yang sering digunakan adalah air, hampir sebagian besar senyawa (garam)
larut dalam air kecuali garam dengan kation logam alkali. Pelarut lain yang
menguntungkan seperti eter, alcohol,.Misalnya: pemisahan logam-logam alkali dapai
dicapai dengan mengekstraksi garam-garamnya secara selektif dengan berbagai pelarut.
Kelarutan juga dipengaruhi oleh sifat dan konsentrasi zat lain. Ada perbedaan
mencolok antara efek ion sekutu ( ion sejenis) dengan ion asing. Ion sekutu adalah suatu
ion yang merupakan salah satu bahan endapan. Pada perak nitrat, misalnya, baik ion
perak maupun ion nitrat merupakan ion sekutu. Kelarutan endapan dalam air akan
berkurang jika dalam larutan tersebut mengandung satu dari ion-ion penyusun
endapan.Penambahan kation atau anion yang sama akan mengurangi konsentrasi ion
pengendapan sehingga endapan ion garam akan bertambah.
Sedangkan ion asing adalah adanya penambahan endapan dengan ion asing yang
menyebabkan kelarutan jauh pertambahannya.Beberapa endapan bertambah kelarutannya
bila dalam larutan terdapat garam- garam yang berbeda dengan endapan. pH tergantung
pada kelarutan garam dari asam lemah.Misalnya: oksalat, penggabungan ion H+
akan
menambah kelarutan garamnya.
Jika garam dari asam lemah dilarutkan dalam air, akan menghasilkan perubahan
ion H+.
Kation dari spesies garam mengalami hidrolisis sehingga menambah kelarutannya.
Kelarutan garam yang sediit larut merupakan fungsi konsentrasi zat lain yang
membentuk kompleks dengan kation garam tersebut. Misalnya pengaruh NH3 pada
endapan AgCl.
b). Hasil Kali Kelarutan
Larutan jenuh dari suatu garam, berhubungan dengan suatu system kesetimbangan
terhadap hokum egiatan massa. Misalnya: jika endapan perak klorida ada pada
kesetimbangan denagn kelarutan jenuhnya, maka kesetimbangan berikut terjadi:
AgCl ⇌
Tetapan kesetimabngan
K= ----------------
[AgCl]
Konsentrasi ion perak klorida dalam fase padat tidak dapat berubah, maka dapat
dimasukan tetapan baru (Ks), yang dinamakan hasil kali kelarutan :
Ks = [Ag+
] [Cl-
c). Penerapan Hubungan Hasil Kali Kelarutan
Hasil kali kelarutan dalam keadaan yang sebenarnya merupakan nilai akhir yang
dicapai hasil kali ion ketika kesetimbangan tercapai antara
NaCl yang terdapat
(mol l-1
)
Ag+
terlarut (mol l-1
)
0,933 8,6 x 10-5
1,433 1,84 x 104
2,272 5,74 x 10-4
3,000 1,19 x 10-3
4,170 3,34 x 10-3
5,039 6,04 x 10-3
Pengendapan Sulfida
Gas hidrogen sulfida sering dipakai sebagai reagensia dalam analisa anorganik
kualitatif. Bila gas hidrogen sulfida dialirkan ke dalam larutan, sulfida-sulfida logam
mengendap. Konsentrasi ion logam biasanya jatuh dalam daerah 1 - 10-3
mol l-1
,
konsentrasi ion sulfida dapat berbeda-beda, biasanya dipilih dengan menyesuaikan pH
larutan. Perbedaan konsentrasi ion sulfida dengan pH disebabkan oleh hidrogen sulfida
merupakan asam lemah.
Pengendapan dan Pelarutan Hidroksida Logam
Prinsip hasil kali kelarutan dapat dipakai untuk pembentukan endapan hidroksida
logam. Endapan akan terbentuk jika konsentrasi ion logam dan hidroksil lebih tinggi dari
yang diperbolehkan oleh hasil kali kelarutan. Dengan memakai prinsip hasil kali
kelarutan, dapat dihitung pH minimum yang diperlukan untuk pengendapan suatu
hidroksi logam.
Kelarutan Garam dari Asam Lemah Yang Sangat Sedikit Larut Dalam Asam-Asam
Mineral Kuat
Prinsip hasil kali kelarutan memberikan penjelasan yang sederhana terhadap
kelarutan garam dari asam lemah yang sangat sedikit larut dalam asam-asam mineral
kuat. Fenomena ini relatif sering timbul dalam analisis kuantitatif. Jika konsentrasi ion
hidrogen cukup tinggi, seluruh jumlah endapan bisa melarut.
Setiap karbonat logam mengalami penguraian tanpa menghasilkan endapan jika
diolah dengan asam yang lemah sekalipun.
Pengendapan Fraksional
Perhitungan-perhitungan tentang yang mana dari dua garam yang sangat sedikit
larut, akan diendapkan pada kondisi eksperimen tertentu, dapat juga dibuat dengan
bantuan prinsip hasil kali kelarutan. Satu contoh praktis adalah untuk menaksir halida-
halida dengan menggunakan metode Mohr.
Dalam proses ini suatu larutan ion klorida dititieer dengan larutan baku perak
nitrat, dengan ditambahkan sedikit kalium dikromat yang berfungsi sebagai indikator.
Dua garam yang terbentuk dan sangat sedikit larut adalah perak klorida dan perak
kromat.
d). Struktur Morfologi dan Kemurnian Endapan
Pengendapan mungkin adalah metode yang paling sering dipakai dalam praktek
analisis kualitatif. Timbulnya endapan sebagai hasil penambahan suatu regensia tertentu
dapat dipakai sebagai uji terhadap suatu ion tertentu. Yaitu dengan jalan memperhatikan
warna dan penampilan umum yang tepat serta efek dari penambahan regensia lain
terhadap endapan tersebut. Meski demikian pengendapan juga dapat dimaksudkan untuk
tujuan pemisahan. Hal ini dilakukan dengan jalan menambahkan regensia yang sesuai
dan menghasilkan satu atau beberapa ion endapan-endapan yang ada dalam larutan.
Setelah itu endapan disaring dan dicuci, sebagian ion tetap terlarut sedangkan yang lain
dapat ditemukan dalam endapan. Untuk dapat mencapai pemisahan yang kuantitatif,
endapan tadi haruslah mudah disaring dan bebas dari kontaminasi.
Kemudahan suatu endapan untuk disaring dan dicuci bergantung pada sebagian
besar struktur morfologi endapan, yaitu pada bentuk dan ukuran kristalnya. Semakin
besar kristal yang terbentuk maka semakin mudah untuk disaring. Bentuk kristal yang
sederhana seperti kubus, oktahedron, atau jarum akan lebih mudah untuk disaring.
Struktur kristal yang lebih kompleks yang mengandung lekuk-lekuk atau berlubang akan
menyebabkan tertahannya cairan induk pada waktu penyaringan, bahkan setelah dicuci
dengan seksama.
Ukuran kristal yang terbentuk selama pengendapan tergantung pada laju
pembentukan inti dan laju pertumbuhan kristal.
Laju pembentukan inti dinyatakan dengan jumlah inti yang terbentuk per satuan
waktu. Semakin tinggi laju pembentukan inti semakin banyak pula kristal yang terbentuk,
tetapi tak satupun dari kristal ini yang akan tumbuh terlalu besar. Laju pembentukan inti
tergantung pada derajat lewat jenuh (supersaturation) dari larutan. Semakin tinggi
derajat lewat jenuh maka akan semakin besar laju pembnetukan inti.
Laju pertumbuhan kristal tergantung pada derajat lewat jenuh. Semakin tinggi
derajat lewat jenuhnya maka akan semakin kecil laju pertumbuhan kristal dan kristal
yang terbentuk akan semakin kecil.
Struktur morfologi endapan umumnya dapat diperbaiki dengan pengolahan lanjut.
Kelarutan partikel yang sangat kecil adalah jauh lebih besr daripada kelarutan kristal-
kristal besar dari zat yang sama. Jika suatu campuran yang terdiri atas larutan induk dan
endapannya lalu dibiarkan diam untuk waktu yang sangat lama, maka partikel kecil tadi
perlahan-lahan akan melarut ke dalam larutan induk, sedangkan partikel yang besar justru
akan tumbuh sehingga terjadi rekristalisasi (proses pematangan /ageing yang dapat
dipercepat dengan mendiamkan campuran pada suhu yang tinggi/pencernaan/digestion).
Namun pematangan endapan akan berefek tidak mudah larut dalam asam atau basa.
Endapan yang terpisah dari larutan tak selalu dalam keadaan sempurna
(terkontaminasi oleh zat pencemar), tergantung dari sifat endapan dan kondisi
pengendapan. Kopresipitasi (Pengendapan – ikut) adalah pencemaran endapan oleh zat
yang secara normal larut dalam larutan induk. Dua hal penyebab kopresipitasi adalah
adsorpsi partikel asing pada permukaan kristal yang sedang tumbuh dan oklusi partikel
asing sewaktu proses pertumbuhan kristal.
Beberapa jenis endapan ada yang diendapkan dengan perlahan-lahan dan larutan
berada dalam kondisi lewat jenuh untuk waktu yang sangat lama. Jenis endapan seperti
ini lebih mungkin terkontaminasi oleh zat-zat pencemar yang ada pada pasca
pengendapan Pos Presipitasi.
e). Keadaan Koloid
Dalam analisa kualitatif, kadang-kadang terjadi ketidakmunculan suatu zat
sebagai endapan ketika pereaksi terdapat dalam konsentrasi sedemikian sehingga hasil
kali kelarutan zat itu telah jauh dilampaui dan telah diambil tindakan-tindakan untuk
mencegah terjadinya keadaan lewat jenuh dari larutan tersebut.
Jika suatu berkas cahaya yang kuat dilewatkan pada larutan dan diamati dengan
mikroskop yang tegak lurus terhadap cahaya masuk, maka akan terlihat pembauran
cahaya yang disebabkan oleh terpantulnya cahaya oleh partikel-pertikel yang tersuspensi
dalam larutan (Efek Tyndall). Efek seperti ini tidak terlihat dalam larutan sejati yaitu
larutan yang mempunyai dimensi seperti molekul. Partikel-partikel yang berada dalam
keadaan yang begitu halus sehingga tidak muncul sebagai endapan berada dalam keadaan
Koloid. Elektrolit yang dapat menimbulkan pengendapan disebut koagulasi. Koloid
bukan merupakan larutan sejati, penelitian lebih lanjut mengatakan bahwa koloid
merupakan larutan tak homogen, tetapi terdiri dari suspensi partikel-partikel padat atau
cairan dalam suatu cairan. Campuran semacam ini dikenal sebagai sistem dispersi;
sedangkan cairannya disebut medium dispersi dan koloidnya disebut fase dispersi.
Ukuran partikel koloid sangat kecil, sehingga penyaringan tidak dapat dilakukan dengan
kertas saring biasa; maka pemisahan partikel dapat dilakukan dengan menggunakan
penyaring ultra. Suatu cairan dalam medium pendispersinya cair disebut sol.
Tabel II. Beberapa sifat sistem koloid
Sol hidrofob Sol hidrofil
1). Viskositas sol hampir sama dengan
viskositas medium. Misalnya: sol dari
logam, perak halida, hidroksida logam, dan
barium sulfat.
1). Viskositas jauh lebih tinggi, sol
mengeras menjadi massa yang menyerupai
selai; sering dinamakan gel. Contohnya: sol
dari asam salisilat.
2). Elektrolit dalam jumlah yang relatif
sedikit, menimbulkan flokulasi. Perubahan-
perubahan umumnya irreversible; air tak
mempunyai efek flokulan.
2). Elektrolit dalam jumlah kecil
mempunyai sedikit efek, dalam jumlah
banyak menyebabkan pengendapan,
penggaraman. Perubahannya reversible
dengan penambahan air.
3). Biasanya, partikel-partikel mempunyai
muatan listrik dengan tanda muatan
tertentu. Partikel bermigrasi kasatu arah
dalam medan listrik.
3). Partikel-partikel dapat berubah muatan.
Partikel bisa bermigrasi kesalah satu arah
atau tidak dalam medan listrik.
4). Ultra-mikroskop memperlihatkan
partikel-partikel terang dalam gerakan yang
kuat( gerak brown ).
4). Hanya cahaya difus yang terlihat dalam
ultra-mikroskop.
5). Tegangan permukaan hampir sama
dengan tegangan permukaan dengan air.
5). Tegangan permukaan lebih rendah dari
tegangan permukaan air.
Sol hidrofob
Partikel-partikel koloid dalam larutan memperlihatkan fenomena yang disebuut gerak
brown. Stabilitas larutan koloid erat hubungannya dengan muatan listrik pada partikel-
partikel. Penambahan suatu elektrolit dalam jumlah yang lebih besar kepada larutan
disebut efek penggaraman ( salting-out effect ). Jumlah minimum elektrolit yang
diperlukan untuk menyebabkan flokulasi (penggumpalan), disebut nilai flokulasi atau
nilai koagulasi.
Sol hidrofil
Sol hidrofil lebih sukar untuk di koagulasi.Hal ini dapat disebabkan karena partikel-
partikel sol iofil teradsorpsi oleh sol liofob. Zat hidrofil dikenal sebagai koloid
pelindung. Selama pengkoagulasi koloid dengan suatu elektrolit, ion bermuatan
berlawanan dengan muatan koloid diadsorpsi dengan tingkat yang berbeda-beda diatas
permukaan; makin tinggi valensi ion, makin kuat ia teradsopsi.
Gravimetri
Gravimetri adalah metode analisis kuntitatif unsur atau senyawa berdasarkan
bobotnya yang diawali dengan pengendapan dan diikuti dengan pemisahan dan
pemanasan endapan dan diakhiri dengan penimbangan.
Untuk memperoleh keberhasilan pada analisis secara gravimetri, maka harus
memperhatikan tiga hal berikut ;
1. Unsur atau senyawa yang ditentukan harus terendapkan secara sempurna.
2. Bentuk endapan yang ditimbang harus diketahui dengan pasti rumus molekulnya.
3. Endapan yang diperoleh harus murni dan mudah ditimbang.
Dalam analisis gravimetri meliputi beberapa tahap sebagai berikut ;
a). Pelarutan sampel (untuk sampel padat).
b). Pembentukan endapan dengan menambahkan pereaksi pengendap secara berlebih agar
semua unsur/senyawa diendapkan oleh pereaksi. Pengendapan dilakukan pada suhu
tertentu dan pH tertentu yang merupakan kondisi optimum reaksi pengendapan.
Tahap analisa gravimetri paling penting, yaitu:
a).Penyaringan endapan.
b).Pencucian endapan, dengan cara menyiram endapan di dalam penyaring dengan
larutan tertentu.
c).Pengeringan endapan sampai mencapai berat konstan.
d).Penimbangan endapan.
e).Perhitungan.
Berat endapan (gram) x F.G. x 100%
Kadar Unsur (%) = ____________________________________
atau senyawa Berat sampel (gram)
Masa atom/molekul relatif (Ar/Mr)unsur/senyawa yang ditentukan
Faktor = F.G. = ______________________________________________________
Gravimetri Masa molekul relatif (Mr) endapan yang ditimbang
Gambar 10.1. Sistim penyaringan endapan yang dibantu dengan pompa vakum.
Analisis gravimetri dapat dilakukan dengan cara pengendapan, penguapan dan
elektrolisis.
1. Metode Pengendapan
Suatu sampel yang akan ditentukan seara gravimetri mula-mula ditimbang secara
kuantitatif, dilarutkan dalam pelarut tertentu kemudian diendapkan kembali dengan
reagen tertentu. Senyawa yang dihasilkan harus memenuhi sarat yaitu memiliki kelarutan
sangat kecil sehingga bisa mengendap kembali dan dapat dianalisis dengan cara
menimbang.
Endapan yang terbentuk harus berukuran lebih besar dari pada pori-pori alat penyaring
(kertas saring), kemudian endapan tersebut dicuci dengan larutan elektrolit yang
mengandung ion sejenis dengan ion endapan.
Hal ini dilakukan untuk melarutkan pengotor yang terdapat dipermukaan endapan dan
memaksimalkan endapan. Endapan yang terbentuk dikeringkan pada suhu 100-130
derajat celcius atau dipijarkan sampai suhu 800 derajat celcius tergantung suhu
dekomposisi dari analit.
Pengendapan kation misalnya, pengendapan sebagai garam sulfida, pengendapan nikel
dengan DMG, pengendapan perak dengan klorida atau logam hidroksida dengan
mengetur pH larutan. Penambahan reagen dilakukan secara berlebihan untuk
memperkecil kelarutan produk yang diinginkan.
aA +rR  AaRr(s)
Penambahan reagen R secara berlebihan akan memaksimalkan produk AaRr yang
terbentuk.
2. Metode Penguapan
Metode penguapan dalam analisis gravimetri digunakan untuk menetapkan komponen-
komponen dari suatu senyawa yang relatif mudah menguap. Cara yang dilakukan dalam
metode ini dapat dilakukan dengan cara pemanasan dalam gas tertentu atau penambahan
suatu pereaksi tertentu sehingga komponen yang tidak diinginkan mudah menguap atau
penambahan suatu pereaksi tertentu sehingga komponen yang diinginkan tidak mudah
menguap.
Metode penguapan ini dapat digunakan untuk menentukan kadar air(hidrat) dalam suatu
senyawa atau kadar air dalam suatu sampel basah. Berat sampel sebelum dipanaskan
merupakan berat senyawa dan berat air kristal yang menguap. Pemanasan untuk
menguapkan air kristal adalah 110-130 derajat celcius, garam-garam anorganik banyak
yang bersifat higroskopis sehingga dapat ditentukan kadar hidrat/air yang terikat sebagai
air kristal.
3. Metode Elektrolisis
Metode elektrolisis dilakukan dengan cara mereduksi ion-ion logam terlarut menjadi
endapan logam. Ion-ion logam berada dalam bentuk kation apabila dialiri dengan arus
listrikndengan besar tertentu dalam waktu tertentu maka akan terjadi reaksi reduksi
menjadi logam dengan bilangan oksidasi 0.
Endapan yang terbentuk selanjutnya dapat ditentukan berdasarkan beratnya, misalnya
mengendapkan tembaga terlarut dalam suatu sampel cair dengan cara mereduksi. Cara
elektrolisis ini dapat diberlakukan pada sampel yang diduga mengandung kadar logam
terlarut cukup besar seperti air limbah.
Suatu analisis gravimetri dilakukan apabila kadar analit yang terdapat dalam sampel
relatif besar sehingga dapat diendapkan dan ditimbang. Apabila kadar analit dalam
sampel hanya berupa unsurpelarut, maka metode gravimetri tidak mendapat hasil yang
teliti. Sampel yang dapat dianalisis dengan metode gravimetri dapat berupa sampel
padat maupun sampel cair.
Kesimpulan
• Titrasi pengendapan adalah golongan titrasi dimana hasil titrasinya merupakan
endapan atau garam yang sukar larut. Prinsip dararnya adalah reaksi pengendapan
yang cepat mencapai kesetimbangan pada setiap penambahan titran; tidak ada
pengotor yang mengganggu dan diperlukan indicator untuk melihat titik akhir
titrasi.
• Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari
larutan. Endapan dapat berupa kristal dan koloid.
• Hal yang mempengaruhi kelarutan, seperti:
• Suhu
• Sifat pelarut
• Efek ion sejenis
• Efek ion lain
• Pengaruh pH
• Pengaruh hidrolisis
• Pengaruh kompleks
• Gravimetri adalah metode analisis kuntitatif unsur atau senyawa berdasarkan
bobotnya yang diawali dengan pengendapan dan diikuti dengan pemisahan dan
pemanasan endapan dan diakhiri dengan penimbangan.
• Tahap analisa gravimetri paling penting, yaitu:
a). Penyaringan endapan.
b). Pencucian endapan, dengan cara menyiram endapan di dalam penyaring dengan
larutan tertentu.
c). Pengeringan endapan sampai mencapai berat konstan.
d). Penimbangan endapan.
e). Perhitungan.
• Analisis gravimetri dapat dilakukan dengan cara pengendapan, penguapan dan
elektrolisis.
Daftar Pustaka
Flag.J.F. 1948. Organic reagent used in gravimetry and volumetric analysis. Interscience,
New York
Feigl.F. 1949. Chemistry of selective,specific, sensitive reactions. Academic Press
Erdey.L 1963. Gravimetri analytical reagent. Pergamon
Vogel. 1995. Analisa anorganik kualitatif makro dan semi mikro. PT. Kalman Media
Pustaka, Jakarta

Contenu connexe

Tendances

96837935 bundel-kalium-bikromat
96837935 bundel-kalium-bikromat96837935 bundel-kalium-bikromat
96837935 bundel-kalium-bikromatHaris Nurhidayat
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatYasherly Amrina
 
Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatifZamZam Pbj
 
Identifikasi anion co3, hco3, tiosulfat copy
Identifikasi anion co3, hco3, tiosulfat   copyIdentifikasi anion co3, hco3, tiosulfat   copy
Identifikasi anion co3, hco3, tiosulfat copyRatna Kristiani
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonDwi Atika Atika
 
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion ginaLaporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion ginaGina Sari
 
Pemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiPemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiKustian Permana
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionDokter Tekno
 
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-iNurwidayanti1212
 
PPT Identifikasi Anion dan Kation
PPT Identifikasi Anion dan KationPPT Identifikasi Anion dan Kation
PPT Identifikasi Anion dan KationSalsabila Azzahra
 
Ppt kation anion kimia analisa
Ppt kation anion kimia analisaPpt kation anion kimia analisa
Ppt kation anion kimia analisadinasamei
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basawd_amaliah
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrDila Adila
 

Tendances (20)

KOMPLEKSOMETRI
KOMPLEKSOMETRIKOMPLEKSOMETRI
KOMPLEKSOMETRI
 
96837935 bundel-kalium-bikromat
96837935 bundel-kalium-bikromat96837935 bundel-kalium-bikromat
96837935 bundel-kalium-bikromat
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfat
 
Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatif
 
Identifikasi anion co3, hco3, tiosulfat copy
Identifikasi anion co3, hco3, tiosulfat   copyIdentifikasi anion co3, hco3, tiosulfat   copy
Identifikasi anion co3, hco3, tiosulfat copy
 
Etil asetat
Etil asetatEtil asetat
Etil asetat
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion ginaLaporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
 
Laporan hidrolisis sukrosa
Laporan hidrolisis sukrosaLaporan hidrolisis sukrosa
Laporan hidrolisis sukrosa
 
Pemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiPemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. ii
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
 
Vitamin kel 2
Vitamin kel 2Vitamin kel 2
Vitamin kel 2
 
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
 
PPT Identifikasi Anion dan Kation
PPT Identifikasi Anion dan KationPPT Identifikasi Anion dan Kation
PPT Identifikasi Anion dan Kation
 
Ppt kation anion kimia analisa
Ppt kation anion kimia analisaPpt kation anion kimia analisa
Ppt kation anion kimia analisa
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basa
 
Analisis kualitatif anorganik
Analisis kualitatif anorganikAnalisis kualitatif anorganik
Analisis kualitatif anorganik
 
Volumetri (Kimia Analitik)
Volumetri (Kimia Analitik)Volumetri (Kimia Analitik)
Volumetri (Kimia Analitik)
 
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-AirLaporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam Mohr
 

En vedette

52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...
52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...
52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...Indriati Dewi
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetriwd_amaliah
 
ITP UNS SEMESTER 2 Soal gravimetri
ITP UNS SEMESTER 2 Soal gravimetriITP UNS SEMESTER 2 Soal gravimetri
ITP UNS SEMESTER 2 Soal gravimetriFransiska Puteri
 
Penetapan kadar sulfat dalam natrium sulfat
Penetapan kadar sulfat dalam natrium sulfatPenetapan kadar sulfat dalam natrium sulfat
Penetapan kadar sulfat dalam natrium sulfatAlfi Yuliyanti
 
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium SulfatPenetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium SulfatRidwan Ajipradana
 
001 perbandingan proses_pembuatan_biodiesel_didalam_reaktor_batch_dan_...
001 perbandingan proses_pembuatan_biodiesel_didalam_reaktor_batch_dan_...001 perbandingan proses_pembuatan_biodiesel_didalam_reaktor_batch_dan_...
001 perbandingan proses_pembuatan_biodiesel_didalam_reaktor_batch_dan_...bapakfian
 
Pengelolaan sampah berbasis masyarakat di surabaya
Pengelolaan sampah berbasis masyarakat di surabayaPengelolaan sampah berbasis masyarakat di surabaya
Pengelolaan sampah berbasis masyarakat di surabayaIndriati Dewi
 
Bagaimana kita merasa lapar dan kenyang
Bagaimana kita merasa lapar dan kenyangBagaimana kita merasa lapar dan kenyang
Bagaimana kita merasa lapar dan kenyangIndriati Dewi
 
Analisa gas co2 dalam air menggunakan toc
Analisa gas co2 dalam air menggunakan tocAnalisa gas co2 dalam air menggunakan toc
Analisa gas co2 dalam air menggunakan tocIndriati Dewi
 
51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetri51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetriIndriati Dewi
 
Kel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerah
Kel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerahKel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerah
Kel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerahIndriati Dewi
 
Materi hindu-budha sejarah
Materi hindu-budha sejarahMateri hindu-budha sejarah
Materi hindu-budha sejarahIndriati Dewi
 
Kajian peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah
Kajian peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampahKajian peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah
Kajian peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampahIndriati Dewi
 
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 
Kumpulan+soal+un+matematika+sma+ipa
Kumpulan+soal+un+matematika+sma+ipaKumpulan+soal+un+matematika+sma+ipa
Kumpulan+soal+un+matematika+sma+ipaIndriati Dewi
 

En vedette (20)

52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...
52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...
52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...
 
Makalah Gravimetri
Makalah GravimetriMakalah Gravimetri
Makalah Gravimetri
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
 
10 gravimetri
10 gravimetri10 gravimetri
10 gravimetri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Soal gravimetri
ITP UNS SEMESTER 2 Soal gravimetriITP UNS SEMESTER 2 Soal gravimetri
ITP UNS SEMESTER 2 Soal gravimetri
 
Penetapan kadar sulfat dalam natrium sulfat
Penetapan kadar sulfat dalam natrium sulfatPenetapan kadar sulfat dalam natrium sulfat
Penetapan kadar sulfat dalam natrium sulfat
 
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium SulfatPenetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
 
Gravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatikaGravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatika
 
001 perbandingan proses_pembuatan_biodiesel_didalam_reaktor_batch_dan_...
001 perbandingan proses_pembuatan_biodiesel_didalam_reaktor_batch_dan_...001 perbandingan proses_pembuatan_biodiesel_didalam_reaktor_batch_dan_...
001 perbandingan proses_pembuatan_biodiesel_didalam_reaktor_batch_dan_...
 
Pengelolaan sampah berbasis masyarakat di surabaya
Pengelolaan sampah berbasis masyarakat di surabayaPengelolaan sampah berbasis masyarakat di surabaya
Pengelolaan sampah berbasis masyarakat di surabaya
 
Corpulmonale
CorpulmonaleCorpulmonale
Corpulmonale
 
Bagaimana kita merasa lapar dan kenyang
Bagaimana kita merasa lapar dan kenyangBagaimana kita merasa lapar dan kenyang
Bagaimana kita merasa lapar dan kenyang
 
Internet
InternetInternet
Internet
 
Analisa gas co2 dalam air menggunakan toc
Analisa gas co2 dalam air menggunakan tocAnalisa gas co2 dalam air menggunakan toc
Analisa gas co2 dalam air menggunakan toc
 
51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetri51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetri
 
Kel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerah
Kel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerahKel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerah
Kel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerah
 
Materi hindu-budha sejarah
Materi hindu-budha sejarahMateri hindu-budha sejarah
Materi hindu-budha sejarah
 
Kajian peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah
Kajian peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampahKajian peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah
Kajian peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah
 
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
 
Kumpulan+soal+un+matematika+sma+ipa
Kumpulan+soal+un+matematika+sma+ipaKumpulan+soal+un+matematika+sma+ipa
Kumpulan+soal+un+matematika+sma+ipa
 

Similaire à 20354210 pengendapan-dan-gravimetri

Makalah kimia teknik
Makalah kimia teknikMakalah kimia teknik
Makalah kimia teknikJuleha Usmad
 
PPT KAPSEL KELATURAN KEL 2.pptx
PPT KAPSEL KELATURAN KEL 2.pptxPPT KAPSEL KELATURAN KEL 2.pptx
PPT KAPSEL KELATURAN KEL 2.pptxChintiaMarbun
 
Laporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarLaporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarilmanafia13
 
Kd meeting 4 (konsep larutan dan koloid)
Kd meeting 4 (konsep larutan dan koloid)Kd meeting 4 (konsep larutan dan koloid)
Kd meeting 4 (konsep larutan dan koloid)Muhammad Luthfan
 
Pemurnian air laut
Pemurnian air lautPemurnian air laut
Pemurnian air lautHeriEffendy2
 
Laporan praktikum 6 - persiapan koloid
Laporan praktikum 6 - persiapan koloidLaporan praktikum 6 - persiapan koloid
Laporan praktikum 6 - persiapan koloidFirda Shabrina
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutRizki Ramadhan
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutRizki Ramadhan
 
Study literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometriStudy literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometriDevitaAirin
 
Laporan awal ddka reska
Laporan awal ddka reskaLaporan awal ddka reska
Laporan awal ddka reskaReska wati
 
Uji kation anion
Uji kation   anionUji kation   anion
Uji kation anionTillapia
 
PPT KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptx
PPT KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptxPPT KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptx
PPT KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptxhellyjelita
 

Similaire à 20354210 pengendapan-dan-gravimetri (20)

Cu dengan gravimetri
Cu dengan gravimetriCu dengan gravimetri
Cu dengan gravimetri
 
Makalah kimia teknik
Makalah kimia teknikMakalah kimia teknik
Makalah kimia teknik
 
PPT KAPSEL KELATURAN KEL 2.pptx
PPT KAPSEL KELATURAN KEL 2.pptxPPT KAPSEL KELATURAN KEL 2.pptx
PPT KAPSEL KELATURAN KEL 2.pptx
 
Sistem koloid
Sistem koloidSistem koloid
Sistem koloid
 
Larutan
LarutanLarutan
Larutan
 
Laporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarLaporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasar
 
Redoks
RedoksRedoks
Redoks
 
Makalah kaf iv
Makalah kaf ivMakalah kaf iv
Makalah kaf iv
 
Kd meeting 4 (konsep larutan dan koloid)
Kd meeting 4 (konsep larutan dan koloid)Kd meeting 4 (konsep larutan dan koloid)
Kd meeting 4 (konsep larutan dan koloid)
 
Pemurnian air laut
Pemurnian air lautPemurnian air laut
Pemurnian air laut
 
Laporan praktikum 6 - persiapan koloid
Laporan praktikum 6 - persiapan koloidLaporan praktikum 6 - persiapan koloid
Laporan praktikum 6 - persiapan koloid
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Study literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometriStudy literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometri
 
Laporan awal ddka reska
Laporan awal ddka reskaLaporan awal ddka reska
Laporan awal ddka reska
 
Sistem Koloid (Pengertian)
Sistem Koloid (Pengertian)Sistem Koloid (Pengertian)
Sistem Koloid (Pengertian)
 
Uji kation anion
Uji kation   anionUji kation   anion
Uji kation anion
 
Sintesis nanopartikel
Sintesis nanopartikelSintesis nanopartikel
Sintesis nanopartikel
 
PPT KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptx
PPT KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptxPPT KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptx
PPT KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptx
 

Plus de Indriati Dewi

Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap KehidupanDegradasi Lahan dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap KehidupanIndriati Dewi
 
Kriteria pengukuran kualitas hidup
Kriteria pengukuran kualitas hidupKriteria pengukuran kualitas hidup
Kriteria pengukuran kualitas hidupIndriati Dewi
 
Contoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikan
Contoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikanContoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikan
Contoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikanIndriati Dewi
 
Fisiologi sistim-respirasi
Fisiologi sistim-respirasiFisiologi sistim-respirasi
Fisiologi sistim-respirasiIndriati Dewi
 
25139330 makalah-lingkungan-hidup
25139330 makalah-lingkungan-hidup25139330 makalah-lingkungan-hidup
25139330 makalah-lingkungan-hidupIndriati Dewi
 
17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri
17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri
17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industriIndriati Dewi
 
Mengidentifikasi aldehid dan keton
Mengidentifikasi aldehid dan ketonMengidentifikasi aldehid dan keton
Mengidentifikasi aldehid dan ketonIndriati Dewi
 
68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri
68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri
68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetriIndriati Dewi
 
Pages from prosiding_avoer_2011-23
Pages from prosiding_avoer_2011-23Pages from prosiding_avoer_2011-23
Pages from prosiding_avoer_2011-23Indriati Dewi
 
Pages from prosiding_avoer_2011-22
Pages from prosiding_avoer_2011-22Pages from prosiding_avoer_2011-22
Pages from prosiding_avoer_2011-22Indriati Dewi
 
Pages from prosiding_avoer_2011-18
Pages from prosiding_avoer_2011-18Pages from prosiding_avoer_2011-18
Pages from prosiding_avoer_2011-18Indriati Dewi
 
Pages from prosiding_avoer_2011-17
Pages from prosiding_avoer_2011-17Pages from prosiding_avoer_2011-17
Pages from prosiding_avoer_2011-17Indriati Dewi
 
Pages from prosiding_avoer_2011-16
Pages from prosiding_avoer_2011-16Pages from prosiding_avoer_2011-16
Pages from prosiding_avoer_2011-16Indriati Dewi
 
Pages from prosiding_avoer_2011-15
Pages from prosiding_avoer_2011-15Pages from prosiding_avoer_2011-15
Pages from prosiding_avoer_2011-15Indriati Dewi
 
Pages from pages_from_prosiding_avoer_2011-26
Pages from pages_from_prosiding_avoer_2011-26Pages from pages_from_prosiding_avoer_2011-26
Pages from pages_from_prosiding_avoer_2011-26Indriati Dewi
 

Plus de Indriati Dewi (20)

Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap KehidupanDegradasi Lahan dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap Kehidupan
 
Kriteria pengukuran kualitas hidup
Kriteria pengukuran kualitas hidupKriteria pengukuran kualitas hidup
Kriteria pengukuran kualitas hidup
 
Contoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikan
Contoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikanContoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikan
Contoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikan
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Mansur al-Hallaj
Mansur al-HallajMansur al-Hallaj
Mansur al-Hallaj
 
Fisiologi sistim-respirasi
Fisiologi sistim-respirasiFisiologi sistim-respirasi
Fisiologi sistim-respirasi
 
Contoh makalah
Contoh makalahContoh makalah
Contoh makalah
 
25139330 makalah-lingkungan-hidup
25139330 makalah-lingkungan-hidup25139330 makalah-lingkungan-hidup
25139330 makalah-lingkungan-hidup
 
17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri
17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri
17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri
 
Mengidentifikasi aldehid dan keton
Mengidentifikasi aldehid dan ketonMengidentifikasi aldehid dan keton
Mengidentifikasi aldehid dan keton
 
Geothermal
GeothermalGeothermal
Geothermal
 
Corel draw
Corel drawCorel draw
Corel draw
 
68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri
68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri
68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri
 
Pages from prosiding_avoer_2011-23
Pages from prosiding_avoer_2011-23Pages from prosiding_avoer_2011-23
Pages from prosiding_avoer_2011-23
 
Pages from prosiding_avoer_2011-22
Pages from prosiding_avoer_2011-22Pages from prosiding_avoer_2011-22
Pages from prosiding_avoer_2011-22
 
Pages from prosiding_avoer_2011-18
Pages from prosiding_avoer_2011-18Pages from prosiding_avoer_2011-18
Pages from prosiding_avoer_2011-18
 
Pages from prosiding_avoer_2011-17
Pages from prosiding_avoer_2011-17Pages from prosiding_avoer_2011-17
Pages from prosiding_avoer_2011-17
 
Pages from prosiding_avoer_2011-16
Pages from prosiding_avoer_2011-16Pages from prosiding_avoer_2011-16
Pages from prosiding_avoer_2011-16
 
Pages from prosiding_avoer_2011-15
Pages from prosiding_avoer_2011-15Pages from prosiding_avoer_2011-15
Pages from prosiding_avoer_2011-15
 
Pages from pages_from_prosiding_avoer_2011-26
Pages from pages_from_prosiding_avoer_2011-26Pages from pages_from_prosiding_avoer_2011-26
Pages from pages_from_prosiding_avoer_2011-26
 

20354210 pengendapan-dan-gravimetri

  • 1. Tugas individu Pengendapan dan Gravimetri Oleh: Nama : Tri Hiu Amborowati Nim : 0703133928 Fakultas : MIPA Jurusan : Kimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Pekabaru 2009
  • 2. Pembahasan Titrasi Pengendapan Titrasi pengendapan adalah golongan titrasi dimana hasil titrasinya merupakan endapan atau garam yang sukar larut. Prinsip dararnya adalah reaksi pengendapan yang cepat mencapai kesetimbangan pada setiap penambahan titran; tidak ada pengotor yang mengganggu dan diperlukan indicator untuk melihat titik akhir titrasi. Reaksi Pengendapan a). Kelarutan Endapan Banyak reaksi yang digunakan dalam analisa anorganik kulitatif melibatkan pembentukan endapan. Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari larutan. Endapan dapat berupa kristal dan koloid. Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan (S) didefinisikan sebagai konsentrasi molar dari larutan jenuh. Hal yang mempengaruhi kelarutan, seperti: • Suhu • Sifat pelarut • Efek ion sejenis • Efek ion lain • Pengaruh pH • Pengaruh hidrolisis • Pengaruh kompleks Perubahan kelarutan dengan tekanan tak begitu mempengaruhi, karena semua pekerjaan dipengaruhi oleh tekanan atmosfer. Perubahan tekanan atmosfer yang sedikit tidak akan mempengaruhi kelarutan. Hal yang terpenting, bahwa suhu sangat berpengaruh terhadap kelarutan. Dengan rincian, apabila suhu diperbesar maka kelarutan endapan akan bertambah besar. Sebaliknya, apabila suhu kecil maka kelarutan endapan juga kecil. Kadang kala endapan yang baik terbentuk pada larutan panas, tetapi jangan lakukan penyaringan terlahap larutan panas Karena panas berpengaruh pada pengendapan. Laju kenaikan kelarutan mempunyai nilai suhu yang berbeda-beda. Misalnya: pemisahan ion timbel dari perak dan merkurium(I) dapat dicapai dengan menngendapkan ketiga ion itu dengan penambahan klorida, kemudian diteruskan dengan penambahan air panas pada campuran. Pelarut yang sering digunakan adalah air, hampir sebagian besar senyawa (garam) larut dalam air kecuali garam dengan kation logam alkali. Pelarut lain yang menguntungkan seperti eter, alcohol,.Misalnya: pemisahan logam-logam alkali dapai dicapai dengan mengekstraksi garam-garamnya secara selektif dengan berbagai pelarut. Kelarutan juga dipengaruhi oleh sifat dan konsentrasi zat lain. Ada perbedaan mencolok antara efek ion sekutu ( ion sejenis) dengan ion asing. Ion sekutu adalah suatu ion yang merupakan salah satu bahan endapan. Pada perak nitrat, misalnya, baik ion perak maupun ion nitrat merupakan ion sekutu. Kelarutan endapan dalam air akan berkurang jika dalam larutan tersebut mengandung satu dari ion-ion penyusun
  • 3. endapan.Penambahan kation atau anion yang sama akan mengurangi konsentrasi ion pengendapan sehingga endapan ion garam akan bertambah. Sedangkan ion asing adalah adanya penambahan endapan dengan ion asing yang menyebabkan kelarutan jauh pertambahannya.Beberapa endapan bertambah kelarutannya bila dalam larutan terdapat garam- garam yang berbeda dengan endapan. pH tergantung pada kelarutan garam dari asam lemah.Misalnya: oksalat, penggabungan ion H+ akan menambah kelarutan garamnya. Jika garam dari asam lemah dilarutkan dalam air, akan menghasilkan perubahan ion H+. Kation dari spesies garam mengalami hidrolisis sehingga menambah kelarutannya. Kelarutan garam yang sediit larut merupakan fungsi konsentrasi zat lain yang membentuk kompleks dengan kation garam tersebut. Misalnya pengaruh NH3 pada endapan AgCl. b). Hasil Kali Kelarutan Larutan jenuh dari suatu garam, berhubungan dengan suatu system kesetimbangan terhadap hokum egiatan massa. Misalnya: jika endapan perak klorida ada pada kesetimbangan denagn kelarutan jenuhnya, maka kesetimbangan berikut terjadi: AgCl ⇌ Tetapan kesetimabngan K= ---------------- [AgCl] Konsentrasi ion perak klorida dalam fase padat tidak dapat berubah, maka dapat dimasukan tetapan baru (Ks), yang dinamakan hasil kali kelarutan : Ks = [Ag+ ] [Cl- c). Penerapan Hubungan Hasil Kali Kelarutan Hasil kali kelarutan dalam keadaan yang sebenarnya merupakan nilai akhir yang dicapai hasil kali ion ketika kesetimbangan tercapai antara
  • 4. NaCl yang terdapat (mol l-1 ) Ag+ terlarut (mol l-1 ) 0,933 8,6 x 10-5 1,433 1,84 x 104 2,272 5,74 x 10-4 3,000 1,19 x 10-3 4,170 3,34 x 10-3 5,039 6,04 x 10-3 Pengendapan Sulfida Gas hidrogen sulfida sering dipakai sebagai reagensia dalam analisa anorganik kualitatif. Bila gas hidrogen sulfida dialirkan ke dalam larutan, sulfida-sulfida logam mengendap. Konsentrasi ion logam biasanya jatuh dalam daerah 1 - 10-3 mol l-1 , konsentrasi ion sulfida dapat berbeda-beda, biasanya dipilih dengan menyesuaikan pH larutan. Perbedaan konsentrasi ion sulfida dengan pH disebabkan oleh hidrogen sulfida merupakan asam lemah. Pengendapan dan Pelarutan Hidroksida Logam Prinsip hasil kali kelarutan dapat dipakai untuk pembentukan endapan hidroksida logam. Endapan akan terbentuk jika konsentrasi ion logam dan hidroksil lebih tinggi dari yang diperbolehkan oleh hasil kali kelarutan. Dengan memakai prinsip hasil kali kelarutan, dapat dihitung pH minimum yang diperlukan untuk pengendapan suatu hidroksi logam. Kelarutan Garam dari Asam Lemah Yang Sangat Sedikit Larut Dalam Asam-Asam Mineral Kuat Prinsip hasil kali kelarutan memberikan penjelasan yang sederhana terhadap kelarutan garam dari asam lemah yang sangat sedikit larut dalam asam-asam mineral kuat. Fenomena ini relatif sering timbul dalam analisis kuantitatif. Jika konsentrasi ion hidrogen cukup tinggi, seluruh jumlah endapan bisa melarut. Setiap karbonat logam mengalami penguraian tanpa menghasilkan endapan jika diolah dengan asam yang lemah sekalipun. Pengendapan Fraksional Perhitungan-perhitungan tentang yang mana dari dua garam yang sangat sedikit larut, akan diendapkan pada kondisi eksperimen tertentu, dapat juga dibuat dengan bantuan prinsip hasil kali kelarutan. Satu contoh praktis adalah untuk menaksir halida- halida dengan menggunakan metode Mohr. Dalam proses ini suatu larutan ion klorida dititieer dengan larutan baku perak nitrat, dengan ditambahkan sedikit kalium dikromat yang berfungsi sebagai indikator. Dua garam yang terbentuk dan sangat sedikit larut adalah perak klorida dan perak kromat. d). Struktur Morfologi dan Kemurnian Endapan
  • 5. Pengendapan mungkin adalah metode yang paling sering dipakai dalam praktek analisis kualitatif. Timbulnya endapan sebagai hasil penambahan suatu regensia tertentu dapat dipakai sebagai uji terhadap suatu ion tertentu. Yaitu dengan jalan memperhatikan warna dan penampilan umum yang tepat serta efek dari penambahan regensia lain terhadap endapan tersebut. Meski demikian pengendapan juga dapat dimaksudkan untuk tujuan pemisahan. Hal ini dilakukan dengan jalan menambahkan regensia yang sesuai dan menghasilkan satu atau beberapa ion endapan-endapan yang ada dalam larutan. Setelah itu endapan disaring dan dicuci, sebagian ion tetap terlarut sedangkan yang lain dapat ditemukan dalam endapan. Untuk dapat mencapai pemisahan yang kuantitatif, endapan tadi haruslah mudah disaring dan bebas dari kontaminasi. Kemudahan suatu endapan untuk disaring dan dicuci bergantung pada sebagian besar struktur morfologi endapan, yaitu pada bentuk dan ukuran kristalnya. Semakin besar kristal yang terbentuk maka semakin mudah untuk disaring. Bentuk kristal yang sederhana seperti kubus, oktahedron, atau jarum akan lebih mudah untuk disaring. Struktur kristal yang lebih kompleks yang mengandung lekuk-lekuk atau berlubang akan menyebabkan tertahannya cairan induk pada waktu penyaringan, bahkan setelah dicuci dengan seksama. Ukuran kristal yang terbentuk selama pengendapan tergantung pada laju pembentukan inti dan laju pertumbuhan kristal. Laju pembentukan inti dinyatakan dengan jumlah inti yang terbentuk per satuan waktu. Semakin tinggi laju pembentukan inti semakin banyak pula kristal yang terbentuk, tetapi tak satupun dari kristal ini yang akan tumbuh terlalu besar. Laju pembentukan inti tergantung pada derajat lewat jenuh (supersaturation) dari larutan. Semakin tinggi derajat lewat jenuh maka akan semakin besar laju pembnetukan inti. Laju pertumbuhan kristal tergantung pada derajat lewat jenuh. Semakin tinggi derajat lewat jenuhnya maka akan semakin kecil laju pertumbuhan kristal dan kristal yang terbentuk akan semakin kecil. Struktur morfologi endapan umumnya dapat diperbaiki dengan pengolahan lanjut. Kelarutan partikel yang sangat kecil adalah jauh lebih besr daripada kelarutan kristal- kristal besar dari zat yang sama. Jika suatu campuran yang terdiri atas larutan induk dan endapannya lalu dibiarkan diam untuk waktu yang sangat lama, maka partikel kecil tadi perlahan-lahan akan melarut ke dalam larutan induk, sedangkan partikel yang besar justru akan tumbuh sehingga terjadi rekristalisasi (proses pematangan /ageing yang dapat dipercepat dengan mendiamkan campuran pada suhu yang tinggi/pencernaan/digestion). Namun pematangan endapan akan berefek tidak mudah larut dalam asam atau basa. Endapan yang terpisah dari larutan tak selalu dalam keadaan sempurna (terkontaminasi oleh zat pencemar), tergantung dari sifat endapan dan kondisi pengendapan. Kopresipitasi (Pengendapan – ikut) adalah pencemaran endapan oleh zat yang secara normal larut dalam larutan induk. Dua hal penyebab kopresipitasi adalah adsorpsi partikel asing pada permukaan kristal yang sedang tumbuh dan oklusi partikel asing sewaktu proses pertumbuhan kristal. Beberapa jenis endapan ada yang diendapkan dengan perlahan-lahan dan larutan berada dalam kondisi lewat jenuh untuk waktu yang sangat lama. Jenis endapan seperti ini lebih mungkin terkontaminasi oleh zat-zat pencemar yang ada pada pasca pengendapan Pos Presipitasi.
  • 6. e). Keadaan Koloid Dalam analisa kualitatif, kadang-kadang terjadi ketidakmunculan suatu zat sebagai endapan ketika pereaksi terdapat dalam konsentrasi sedemikian sehingga hasil kali kelarutan zat itu telah jauh dilampaui dan telah diambil tindakan-tindakan untuk mencegah terjadinya keadaan lewat jenuh dari larutan tersebut. Jika suatu berkas cahaya yang kuat dilewatkan pada larutan dan diamati dengan mikroskop yang tegak lurus terhadap cahaya masuk, maka akan terlihat pembauran cahaya yang disebabkan oleh terpantulnya cahaya oleh partikel-pertikel yang tersuspensi dalam larutan (Efek Tyndall). Efek seperti ini tidak terlihat dalam larutan sejati yaitu larutan yang mempunyai dimensi seperti molekul. Partikel-partikel yang berada dalam keadaan yang begitu halus sehingga tidak muncul sebagai endapan berada dalam keadaan Koloid. Elektrolit yang dapat menimbulkan pengendapan disebut koagulasi. Koloid bukan merupakan larutan sejati, penelitian lebih lanjut mengatakan bahwa koloid merupakan larutan tak homogen, tetapi terdiri dari suspensi partikel-partikel padat atau cairan dalam suatu cairan. Campuran semacam ini dikenal sebagai sistem dispersi; sedangkan cairannya disebut medium dispersi dan koloidnya disebut fase dispersi. Ukuran partikel koloid sangat kecil, sehingga penyaringan tidak dapat dilakukan dengan kertas saring biasa; maka pemisahan partikel dapat dilakukan dengan menggunakan penyaring ultra. Suatu cairan dalam medium pendispersinya cair disebut sol. Tabel II. Beberapa sifat sistem koloid Sol hidrofob Sol hidrofil 1). Viskositas sol hampir sama dengan viskositas medium. Misalnya: sol dari logam, perak halida, hidroksida logam, dan barium sulfat. 1). Viskositas jauh lebih tinggi, sol mengeras menjadi massa yang menyerupai selai; sering dinamakan gel. Contohnya: sol dari asam salisilat. 2). Elektrolit dalam jumlah yang relatif sedikit, menimbulkan flokulasi. Perubahan- perubahan umumnya irreversible; air tak mempunyai efek flokulan. 2). Elektrolit dalam jumlah kecil mempunyai sedikit efek, dalam jumlah banyak menyebabkan pengendapan, penggaraman. Perubahannya reversible dengan penambahan air. 3). Biasanya, partikel-partikel mempunyai muatan listrik dengan tanda muatan tertentu. Partikel bermigrasi kasatu arah dalam medan listrik. 3). Partikel-partikel dapat berubah muatan. Partikel bisa bermigrasi kesalah satu arah atau tidak dalam medan listrik. 4). Ultra-mikroskop memperlihatkan partikel-partikel terang dalam gerakan yang kuat( gerak brown ). 4). Hanya cahaya difus yang terlihat dalam ultra-mikroskop. 5). Tegangan permukaan hampir sama dengan tegangan permukaan dengan air. 5). Tegangan permukaan lebih rendah dari tegangan permukaan air. Sol hidrofob
  • 7. Partikel-partikel koloid dalam larutan memperlihatkan fenomena yang disebuut gerak brown. Stabilitas larutan koloid erat hubungannya dengan muatan listrik pada partikel- partikel. Penambahan suatu elektrolit dalam jumlah yang lebih besar kepada larutan disebut efek penggaraman ( salting-out effect ). Jumlah minimum elektrolit yang diperlukan untuk menyebabkan flokulasi (penggumpalan), disebut nilai flokulasi atau nilai koagulasi. Sol hidrofil Sol hidrofil lebih sukar untuk di koagulasi.Hal ini dapat disebabkan karena partikel- partikel sol iofil teradsorpsi oleh sol liofob. Zat hidrofil dikenal sebagai koloid pelindung. Selama pengkoagulasi koloid dengan suatu elektrolit, ion bermuatan berlawanan dengan muatan koloid diadsorpsi dengan tingkat yang berbeda-beda diatas permukaan; makin tinggi valensi ion, makin kuat ia teradsopsi. Gravimetri Gravimetri adalah metode analisis kuntitatif unsur atau senyawa berdasarkan bobotnya yang diawali dengan pengendapan dan diikuti dengan pemisahan dan pemanasan endapan dan diakhiri dengan penimbangan. Untuk memperoleh keberhasilan pada analisis secara gravimetri, maka harus memperhatikan tiga hal berikut ; 1. Unsur atau senyawa yang ditentukan harus terendapkan secara sempurna. 2. Bentuk endapan yang ditimbang harus diketahui dengan pasti rumus molekulnya. 3. Endapan yang diperoleh harus murni dan mudah ditimbang. Dalam analisis gravimetri meliputi beberapa tahap sebagai berikut ; a). Pelarutan sampel (untuk sampel padat). b). Pembentukan endapan dengan menambahkan pereaksi pengendap secara berlebih agar semua unsur/senyawa diendapkan oleh pereaksi. Pengendapan dilakukan pada suhu tertentu dan pH tertentu yang merupakan kondisi optimum reaksi pengendapan. Tahap analisa gravimetri paling penting, yaitu: a).Penyaringan endapan. b).Pencucian endapan, dengan cara menyiram endapan di dalam penyaring dengan larutan tertentu. c).Pengeringan endapan sampai mencapai berat konstan. d).Penimbangan endapan. e).Perhitungan. Berat endapan (gram) x F.G. x 100% Kadar Unsur (%) = ____________________________________ atau senyawa Berat sampel (gram) Masa atom/molekul relatif (Ar/Mr)unsur/senyawa yang ditentukan Faktor = F.G. = ______________________________________________________ Gravimetri Masa molekul relatif (Mr) endapan yang ditimbang
  • 8. Gambar 10.1. Sistim penyaringan endapan yang dibantu dengan pompa vakum. Analisis gravimetri dapat dilakukan dengan cara pengendapan, penguapan dan elektrolisis. 1. Metode Pengendapan Suatu sampel yang akan ditentukan seara gravimetri mula-mula ditimbang secara kuantitatif, dilarutkan dalam pelarut tertentu kemudian diendapkan kembali dengan reagen tertentu. Senyawa yang dihasilkan harus memenuhi sarat yaitu memiliki kelarutan sangat kecil sehingga bisa mengendap kembali dan dapat dianalisis dengan cara menimbang. Endapan yang terbentuk harus berukuran lebih besar dari pada pori-pori alat penyaring (kertas saring), kemudian endapan tersebut dicuci dengan larutan elektrolit yang mengandung ion sejenis dengan ion endapan. Hal ini dilakukan untuk melarutkan pengotor yang terdapat dipermukaan endapan dan memaksimalkan endapan. Endapan yang terbentuk dikeringkan pada suhu 100-130 derajat celcius atau dipijarkan sampai suhu 800 derajat celcius tergantung suhu dekomposisi dari analit. Pengendapan kation misalnya, pengendapan sebagai garam sulfida, pengendapan nikel dengan DMG, pengendapan perak dengan klorida atau logam hidroksida dengan mengetur pH larutan. Penambahan reagen dilakukan secara berlebihan untuk memperkecil kelarutan produk yang diinginkan. aA +rR  AaRr(s) Penambahan reagen R secara berlebihan akan memaksimalkan produk AaRr yang terbentuk. 2. Metode Penguapan
  • 9. Metode penguapan dalam analisis gravimetri digunakan untuk menetapkan komponen- komponen dari suatu senyawa yang relatif mudah menguap. Cara yang dilakukan dalam metode ini dapat dilakukan dengan cara pemanasan dalam gas tertentu atau penambahan suatu pereaksi tertentu sehingga komponen yang tidak diinginkan mudah menguap atau penambahan suatu pereaksi tertentu sehingga komponen yang diinginkan tidak mudah menguap. Metode penguapan ini dapat digunakan untuk menentukan kadar air(hidrat) dalam suatu senyawa atau kadar air dalam suatu sampel basah. Berat sampel sebelum dipanaskan merupakan berat senyawa dan berat air kristal yang menguap. Pemanasan untuk menguapkan air kristal adalah 110-130 derajat celcius, garam-garam anorganik banyak yang bersifat higroskopis sehingga dapat ditentukan kadar hidrat/air yang terikat sebagai air kristal. 3. Metode Elektrolisis Metode elektrolisis dilakukan dengan cara mereduksi ion-ion logam terlarut menjadi endapan logam. Ion-ion logam berada dalam bentuk kation apabila dialiri dengan arus listrikndengan besar tertentu dalam waktu tertentu maka akan terjadi reaksi reduksi menjadi logam dengan bilangan oksidasi 0. Endapan yang terbentuk selanjutnya dapat ditentukan berdasarkan beratnya, misalnya mengendapkan tembaga terlarut dalam suatu sampel cair dengan cara mereduksi. Cara elektrolisis ini dapat diberlakukan pada sampel yang diduga mengandung kadar logam terlarut cukup besar seperti air limbah. Suatu analisis gravimetri dilakukan apabila kadar analit yang terdapat dalam sampel relatif besar sehingga dapat diendapkan dan ditimbang. Apabila kadar analit dalam sampel hanya berupa unsurpelarut, maka metode gravimetri tidak mendapat hasil yang teliti. Sampel yang dapat dianalisis dengan metode gravimetri dapat berupa sampel padat maupun sampel cair.
  • 10. Kesimpulan • Titrasi pengendapan adalah golongan titrasi dimana hasil titrasinya merupakan endapan atau garam yang sukar larut. Prinsip dararnya adalah reaksi pengendapan yang cepat mencapai kesetimbangan pada setiap penambahan titran; tidak ada pengotor yang mengganggu dan diperlukan indicator untuk melihat titik akhir titrasi. • Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari larutan. Endapan dapat berupa kristal dan koloid. • Hal yang mempengaruhi kelarutan, seperti: • Suhu • Sifat pelarut • Efek ion sejenis • Efek ion lain • Pengaruh pH • Pengaruh hidrolisis • Pengaruh kompleks • Gravimetri adalah metode analisis kuntitatif unsur atau senyawa berdasarkan bobotnya yang diawali dengan pengendapan dan diikuti dengan pemisahan dan pemanasan endapan dan diakhiri dengan penimbangan. • Tahap analisa gravimetri paling penting, yaitu: a). Penyaringan endapan. b). Pencucian endapan, dengan cara menyiram endapan di dalam penyaring dengan larutan tertentu. c). Pengeringan endapan sampai mencapai berat konstan. d). Penimbangan endapan. e). Perhitungan. • Analisis gravimetri dapat dilakukan dengan cara pengendapan, penguapan dan elektrolisis.
  • 11. Daftar Pustaka Flag.J.F. 1948. Organic reagent used in gravimetry and volumetric analysis. Interscience, New York Feigl.F. 1949. Chemistry of selective,specific, sensitive reactions. Academic Press Erdey.L 1963. Gravimetri analytical reagent. Pergamon Vogel. 1995. Analisa anorganik kualitatif makro dan semi mikro. PT. Kalman Media Pustaka, Jakarta