Dokumen tersebut membahas model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match untuk pembelajaran matematika. Model ini melatih siswa bekerja sama dalam meningkatkan pemahaman dan hasil belajar melalui kegiatan mencari pasangan soal dan jawaban dalam suasana menyenangkan. Model ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi siswa dan motivasi belajar melalui aktivitas kelompok.
3. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
(COOPERATIVE LEARNING)
Pengertian Pembelajaran
Kooperatif
Menurut Anita Lie (Isjoni, 2011:16)
cooperative learning dengan istilah
pembelajaran gotong-royong, yaitu
sistem pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk bekerjasama
dengan peserta didik lain dalam
tugas-tugas yang terstruktur dan
dalam situasi ini guru bertindak
sebagai fasilitator.
4. Unsur-unsur Model Pembelajaran Kooperatif
Roger dan David Johnson (Lie, 2010:31)
1. Saling ketergantungan positif, unsur ini menunjukan
bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua
pertanggungjawaban kelompok.
2. Tanggung jawab Individual, pertanggungjawaban ini
muncul jika dilakukan pengukuran terhadap keberhasilan
kelompok.
3. Tatap muka, kegiatan interaksi ini akan memberikan
para peserta didik untuk membentuk sinerja yang
menguntungkan semua anggota.
4. Komunikasi Antaranggota, unsur ini menghendaki agar
para peserta didik dibekali dengan berbagai
keterampilan berkomunukasi.
5. Evaluasi Proses Kelompok
5. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN KOOPERATIF
(SUPRIJONO, 2009:55)
Fase pertama, guru mengklarifikasi maksud pembelajaran kooperatif. Hal
ini penting untuk dilakukan karena peserta didik harus memahami dengan
jelas prosedur dan aturan dalam pembelajaran.
Fase kedua, guru menyampaikan informasi, sebab informasi ini merupakan
isi akademik
Fase ketiga, kekacauan bisa terjadi pada fase ini, oleh sebab itu transisi
pembelajaran dari kelompok-kelompok belajar harus diorkestrasi dengan
cermat. Di fase ini guru harus menjelaskan bahwa peserta didik harus
saling bekerja sama di dalam kelompok.
Fase keempat, guru perlu mendampingi tim-tim belajar, mengingatkan
tentang tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik dan waktu yang
dialokasikan. Guru harus memberikan berupa arahan dan petunjuk pada
peserta didik.
Fase kelima, guru melakukan evaluasi dengan menggunakan strategi
evaluasi yang konsisten dengan tujuan pembelajaran.
Fase keenam, guru mempersiapkan struktur reward yang akan diberikan
kepada peserta didik.
6. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN KOOPERATIF
SLAVIN, 1995 (ISJONI 2009:21)
Penghargaan kelompok, cooperative learning menggunakan
tujuan-tujuan kelompok untuk memperoleh penghargaan
kelompok
Pertanggungjawaban Individu, keberhasilan kelompok
tergantung dari pembelajaran individu dari semua anggota
kelompok. pertanggunjawaban tersebut menitikberatkan
pada aktifitas anggota kelompok yang saling membantu
dalam belajar.
Kesempatan yang sama untuk mecapai
keberhasilan, cooperative learning menggunakan metode
skoring yang mencakup nilai perkembangan berdasarkan
peningkatan prestasi yang diperoleh peserta didik dari
yang terdahulu
8. PENGERTIAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE MAKE A MATCH
Menurut Anita Lie (2010:55) teknik mengajar
mencari pasangan (Make a Match)
dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah
satu keunggulan teknik ini adalah peserta didik
mencari pasangan sambil belajar mengenai
suatu konsep atau topik dalam suasana yang
menyenangkan. Teknik ini bisa digunakan
dalam semua mata pelajaran dan untuk semua
tingkatan usia anak didik.
9. TUJUAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
1.Pendalaman materi
2. Menggali materi
1. 3. Untuk selingan
10. Pendalaman materi
Pengembang model tipe Make a Match pada
mulanya merancang metode ini untuk
pendalaman materi. peserta didik melatih
penguasaan materi dengan cara
memasangkan antara pertanyaan dengan
jawaban
11. Menggali materi
Untuk menggali materi, guru tidak perlu
membekali pesera didik dengan
materi, karena peserta didik akan menbekali
dirinya sendiri.
12. Untuk selingan
Metode Make a Match juga dapat dipakai sebagai
metode selingan. Apabila selingan yang menjadi
tujuan, maka guru cukup melakukannya sesekali
saja. Teknik yang harus dipakai sama dengan
teknik mencari pasangan untuk mendalami
materi
13. LANGKAH-LANGKAH
*KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH*
Lie, (2008, Ramadhan’s:2008), langkah-langkah
penerapan metode Make a Matchsebagai berikut :
Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa
konsep atau topik yang cocok untuk sesi review
(persiapan menjelang tes atau ujian), satu bagian kartu
soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
Setiap peserta didik mendapatkan sebuah kartu yang
bertuliskan soal/jawaban.
Tiap peserta didik memikirkan jawaban/soal dari kartu
yang dipegang.
Setiap peserta didik mencari pasangan kartu yang
cocok dengan kartunya. Misalnya: pemegang kartu yang
bertuliskan nama bilangan romawi X akan berpasangan
dengan angka 10.
next
14. Dua atau tiga peserta didik lain yang memegang kartu
yang cocok. Misalnya pemegang kartu 3+9 akan
membentuk kelompok dengan pemegang kartu 3x4
dan 6x2. Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan
kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
Jika peserta didik tidak dapat mencocokkan kartunya
dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu
soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman,
yang telah disepakati bersama.
Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap peserta
didik mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya,
demikian seterusnya.
Guru bersama-sama dengan peserta didik membuat
kesimpulan terhadap materi pelajaran.
16. dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta
didik, baik secara kognitif maupun fisik;
karena ada unsur permainan, model
pembelajaran ini menyenangkan;
meningkatkan pemahaman peserta didik
terhadap materi yang dipelajari;
dapat meningkatkan motivasi belajar peserta
didik;
efektif sebagai sarana melatih keberanian
peserta didik untuk tampil presentasi;
17. diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan
kegiatan
waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai
peserta didik terlalu banyak bermain-main dalam
proses pembelajaran.
guru perlu persiapan bahan dan alat yang
memadai.
18. IMPLEMENTASI KOOPERATIF MAKE A MATCH DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA.
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
1. Tahap pendahuluan
2. Kegiatan Inti
3. Penutup
3. Penilaian
19. 1. Perencanaan
Setiap pembelajaran aktif atau inovatif membutuhkan
persiapan, tidak terkecuali metode Make a Match. Sebelum
menerapkannya di kelas, guru perlu menyiapkan hal-hal di
bawah ini (dalam Apriani:2011) :
Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP)
Perencanaan RPP mencakup penentuan: Standar
Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator, tujuan
pembelajaran, materi pokok, model pembelajaran,
skenario/langkah-langkah pembelajaran, media/sumber
belajar, dan sistem penilaian.
Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai
dengan pembelajaran kooperatif tipe Make a Match
Mempersiapkan sumber pelajaran, alat peraga, media
pembelajaran yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pembelajaran (kartu soal dan kartu jawaban).
20. 2. PELAKSANAAN
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran
mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Tahap pendahuluan
2. Kegiatan Inti
3. Penutup
21. 3. PENILAIAN
Adapun penilaian pada pembelajaran kooperatif
tipe Make a Match:
Penilaian proses belajar, meliputi kerjasama dalam
kelompok, keaktifan bertanya, antusias mengikuti
pembelajaran dan kedisiplinan dalam diskusi
kelompok.
Penilaian hasil belajar, berupa tes tertulis.
22. KESIMPULAN
Dalam Pembelajaran Kooperatif siswa dilatih untuk mampu
bekerjasama dalam meningkatkan kualitas belajar dirinya dan
hasil belajar yang memuaskan. Hasil belajar bukan semata-
mata ditentukan oleh kemampuan individu secara utuh,
melainkan perolehan belajar akan semakin baik apabila
dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok belajar.
Model Pembelajaran Kooperatif Make a Match adalah suatu
teknik guna meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa
dalam kelas dengan cara siswa mencari pasangan sambil
belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang
menyenangkan.
Selain itu, suasana positif yang dapat diperoleh dari Model
pembelajaran kooperatif Make a Match bisa memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menyukai pelajaran dan guru.
Dalam kegiatan-kegiatan menyenangkan, siswa akan merasa
lebih termotivasi untuk belajar dan berpikir.