2. Matematika dan Matematika Sekolah
diambil dari perkataan Yunani,
bahasa mathematike, yang berarti
“relating to learning”
matematika Johnson dan Rising
Kamus Bahasa
istilah
Indonesia
James dan James
KF Gauss
KF Gauss
Matematika matematika yang telah dipilah-pilah
sekolah dan disesuaikan dengan tahap
perkembangan intelektual siswa
(Soleh, dalam Rahmat H,2010
3. Tujuan pembelajaran matematika
sekolah
• Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara
luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.
• Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan menipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
• Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh.
• Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
• Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.
4. Standar kompetensi lulusan
• Memahami konsep bilangan bulat dan pecahan, operasi hitung dan sifat-sifatnya,
serta menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.
• Memahami bangun datar dan bangun ruang sederhana, unsur-unsur dan sifat-
sifatnya, serta menerapkannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.
• Memahami konsep ukuran dan pengukuran berat, panjang, luas, volume, sudut,
waktu, kecepatan, debit, serta mengaplikasikannya dalam pemecahan masalah
kehidupan sehari-hari.
• Memahami konsep koordinat untuk menentukan letak benda dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.
• Memahami konsep pengumpulan data, penyajian data dengan tabel, gambar dan
grafik (diagram), mengurutkan data, rentangan data, rerata hitung, modus, serta
menerapkannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.
• Memiliki sikap menghargai matematika dan kegunaannya dalam kehidupan.
• Memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif.
5. Teori Belajar Konstruktivisme sebagai
Teori Pendukung Strategi REACT
Dalam pandangan konstruktivis,
“belajar” pada dasarnya merupakan
proses mengasimilasi dan
menghubungkan pengalaman atau
bahan yang dipelajari dengan
pengertian yang sudah dimiliki
seseorang sehingga pengertiannya
dapat dikembangkan (Nur dan Samani,
dalam Anna F,2010).
6. Strategi pembelajaran agar pembelajaran matematika
dapat lebih bermakna bagi siswa Suhandri (2011)
• Belajar dalam suasana kehidupan nyata.
• Belajar dalam konteks eksplorasi dan
penemuan.
• Menerapkan suatu konsep untuk
mendapatkan konsep yang baru.
• Belajar dalam kelompok kecil sehingga
terciptanya suasana berbagi pengetahuan.
• Menanggapi dan berkomunikasi dengan siswa
lain.
7. CTL merupakan suatu pendekatan
pembelajaran yang bertujuan membantu
siswa melihat makna dalam bahan
pelajaran yang mereka pelajari dengan
cara menghubungkannya dengan
konteks kehidupan mereka sehari-hari,
yaitu dengan konteks lingkungan
pribadinya, sosialnya, dan budayanya
Jonhson(dalam Rikrik D, 2011).
8. Menurut CORD (1999) pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan kontekstual dapat mencakup keseluruhan cara
belajar siswa
Sumber: CORD, Contextual Teaching Mathematic, 1999, 16
10. Relating
Menurut CORD(1999), relating
merupakan belajar dalam konteks
mengaitkan pengalaman hidup
seseorang dengan pengetahuan baru.
Cara untuk mengetahui pengetahuan awal
dan keyakinan siswa, diantaranya:
- Pengalaman (experience)
- Penelitian (research
- Penyelidikan (probes) (Crawford, 2001) .
11. Experiencing
Strategi experiencing dapat membantu siswa
untuk membangun konsep baru dengan cara
mengkonsentrasikan pengalaman-
pengalaman yang terjadi di dalam kelas
melalui eksplorasi, pencarian dan
penemuan, pengalaman ini bisa mencakup
penggunaan manipulasi, pemecahan
masalah, dan aktivitas di
laboratorium.(Crawford, 2001)
12. Applying atau
mengaplikasikan adalah
menerapkan konsep-konsep
yang sudah dipelajari pada
saat menyelesaikan soal-
soal pemecahan masalah
(Crawford, 2001)
Applying
13. strategi untuk menumbuhkan motaivasi siswa dalam
mempelajari dan memahami suatu konsep
• Fokuskan pada aspek-aspek aktivitas
pembelajaran yang bermakna.
• Rancanglah tugas-tugas yang baru bagi
siswa, bervariasi, beragam, dan menarik.
• Rancanglah tugas-tugas yang menantang
tetapi masuk akal dalam kaitannya dengan
kemampuan siswa(Crawford, 2001).
14. Cooperating
Crawford (2001) mengungkapkan
bahwa cooperating merupakan
belajar dalam konteks saling bertukar
pendapat, merespons, dan
berkomunikasi dengan siswa lainnya.
15. Johnson dan Johnson (dalam Crawford,
2001) memberikan beberapa petunjuk
atau jalan keluar untuk mengantisipasi efek
negatif cooperating, diantaranya:
• Menyusun kesalingtergantungan positif dalam kelompok
belajar siswa.
• Meminta siswa berinteraksi dalam menyelesaikan tugas-
tugas dan memastikan bahwa interaksi tersebut berkaitan
dengan tugas.
• Membuat semua siswa bertanggung jawab secara individu
untuk menyelesaikan tugasnya dan tidak membiarkan
mereka terlalu mengandalkan pekerjaan siswa lain.
• Menugaskan para siswa belajar untuk menggunakan
keterampilan interpersonal dan keterampilan kelompok
kecil.
• Memastikan bahwa semua kelompok mendiskusikan
seberapa efektifkah kelompok tersebut.
16. Transfering
Transfering merupakan belajar
dalam konteks penggunaan atau
pentransferan pengetahuan yang
sudah dimiliki ke dalam situasi baru
(CORD, 1999)
17. Kelebihan strategi REACT
• Memperdalam pemahaman siswa.
• Mengembangkan sikap menghargai diri siswa dan
orang lain.
• Mengembangkan sikap kebersamaan dan rasa
saling memiliki.
• Mengembangkan keterampilan untuk masa
depan.
• Membentuk sikap mencintai lingkungan.
• Membuat belajar secara inklusif (Anna Fauziah,
2011).
18. Kelemahan strategi REACT
• Membutuhkan waktu yang lama
untuk guru dan siswa.
• Membutuhkan kemampuan khusus
guru.
• Menuntut kerja keras dari guru
(Yuniawatika, 2012)
19. Penerapan Strategi REACT dalam
Pembelajaran Matematika
• Bentuklah kelompok secara heterogen 4-5 orang.
• Mulai pelajaran semenarik mungkin, dan tanyakan
sesuatu yang berhubungan dengan apa yang akan kita
ajarkan dan sebagian besar siswa dapat menjawabnya
agar siswa merasa bahwa ia telah mengenal konsep
yang akan kita ajarkan.
• Lakukan pembuktian pendapat dengan percobaan
untuk menghindari kesalahpahaman konsep pada
siswa.
• Berikan tugas berupa soal cerita kepada siswa supaya
siswa dapat mengaplikasikan konsep yang mereka
temukan dalam soal cerita tersebut
20. • Bimbing siswa untuk bekerja sama dan
tanamkan sikap tanggung jawab baik terhadap
pekerjaan sendiri maupun kelompok.
• Berikan suatu latihan baru kepada siswa yang
masih berhubungan dengan konsep yang telah
mereka temukan tadi.
• Akhiri pembelajaran dengan sesuatu yang
istimewa dan membuat siswa enggan
beranjak dari kelas kita.