3. Masalah?
Masalah adalah suatu situasi dimana
seseorang atau sekelompok orang tidak
dapat secara langsung menyelesaikan
masalah tersebut akan tetapi
membutuhkan pemikiran lebih mendalam
untuk memperoleh solusi terhadap
masalah yang dihadapi.
4. Pengertian Pembelajaran Berbasis
Masalah
Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu
pembelajaran yang dimulai dengan disajikannya
suatu masalah yang relevan dan penting bagi siswa,
dimana masalah tersebut merupakan pengalaman
sehari-hari siswa. Selanjutnya siswa menyelesaikan
dengan keterampilan berpikir dan memecahkan
masalah sehingga memperoleh pengetahuan baru
dan pengalaman belajar yang lebih nyata.
5. Landasan Teori PBL/PBM
Menurut Wardhani (Supinah dan
Susanti, 2010:19) ada 3 landassan
teori PBL :
1. Pemikiran John Dewey
2. Pemikiran Jean Piaget
3. Pemikiran Lev Vygotsky serta Jerome
Bruner
6. Mengapa Harus Menggunakan PBL?
Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna.
Dalam situasi PBL, siswa mengintegrasikan pengetahuan
dan keterampilan serta mengaplikasikannya dalam
konteks yang relevan.
PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis,
menumbuhkan inisiatif siswa dalam bekerja, motivasi
internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan
hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
7. Ciri-ciri PBL
Arends ( Jauhar, 2011:87) mengemukakan ciri-ciri PBL, sebagai
berikut:
1. Pengajuan pertanyaan atau masalah.
2. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.
3. Penyelidikan autentik.
4. Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya.
5. Kerjasama.
8. Keunggulan PBL
Menurut Sudrajat (2011), keunggulan PBL sebagai
berikut:
Siswa lebih memahami konsep yang diajarkan
Melibatkan secara aktif keterampilan memecahkan
masalah dan menuntut keterampilan berpikir siswa
yang lebih tinggi.
Pengetahuan tertanam berdasarkan skemata yang
dimiliki siswa sehingga pembelajaran lebih bermakna.
Siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran
Menjadikan siswa lebih mandiri dan dewasa, mampu
memberi aspirasi dan menerima pendapat orang lain,
menanamkan sikap sosial yang positif diantara siswa.
Pengkondisian siswa dalam belajar kelompok yang
saling berinteraksi sehingga pencapaian ketuntasan
belajar siswa dapat diharapkan.
9. Kelemahan PBL
Waktu yang dibutuhkan relatif lama.
Untuk siswa yang malas tujuan dari metode ini
tidak dapat tercapai.
PBL tidak dapat diterapkan untuk setiap materi
pelajaran
Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak
mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang
dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka
akan merasa enggan untuk mencoba.
Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha
untuk memecahkan masalah yang sedang
dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa
yang mereka ingin pelajari.
10. Tahap-Tahap PBL
Jauhar (2011:89) mengemukakan tahapan
pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut:
1. Orientasi siswa kepada masalah.
2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar.
3. Membimbing penyelidikan individual maupun
kelompok.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah
11. Tugas Manajemen dalam PBL
1. Menangani situasi multi tugas
2. Penyesuaian terhadap kecepatan penyelesaian
masalah yang berbeda
3. Memantau dan mengelola kerja siswa.
4. Mengelola bahan dan peralatan
5. Mengendalikan perpindahan dan tingkah laku di luar
kelas
12. Teknik Penilaian
Bertolak dari pandangan konstruktivistik dan
mencermati tahapan yang harus dilalui siswa dalam
belajar dengan model PBL, maka penilaian PBL
dilaksanakan secara terintegrasi dengan proses
pembelajaran.
Bentuk penilaian PBL terdiri dari penilaian kinerja dan
portofolio.
13. Pelaksanaan PBL
Menurut Wardhani (Supinah dan Susanti, 2010:24-29), pelaksanaan
PBL adalah sebagai berikut:
Tugas-tugas perencanaan:
a. Menetapkan tujuan pembelajaran
b. Merancang situasi masalah yang sesuai
c. Mengorganisasi sumberdaya dan rencana logistik.
Tugas Interaktif:
a. Mengorientasikan siswa pada situasi masalah
b. Mengorganisasi siswa untuk belajar
c. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok serta
mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
14. Contoh Pembelajaran Matematika
Berbasis Masalah
Materi : Penjumlahan Pecahan Berbeda Penyebut
Langkah-langkah Pembelajaran
Pendahuluan:
Tahap 1: Orientasi siswa pada situasi masalah.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok-pokok
materi yang akan dipelajari.
Apersepsi, yaitu melalui tanya jawab guru mengingatkan kembali
tentang: pecahan dan lambangnya, istilah pembilang dan
penyebut, pecahan senilai, dan penjumlahan dua pecahan sama
penyebut.
Memberikan motivasi, yaitu dengan memberikan permasalahan
pada siswa contoh: “ Ibu punya 2 potong kue yang telah
dipotong menjadi 3 dan 4 bagian. Kue-kue ini akan ibu bagikan
kepada 3 orang anak dan masing-masing anak akan
mendapatkan 2 potongan kue yang berbeda. Berapa bagian kue
yang diterima masing-masing anak?.” Anak diberi kesempatan
berpikir sejenak, kemudian guru menyampaikan pada siswa:
“ikutilah pembelajaran dengan baik maka kalian akan dapat
menjawab permasalahan tersebut.”
15. Kegiatan Inti:
Tahap 2: Mengorganisasi siswa untuk belajar.
Siswa bekerja dalam kelompok kecil beranggotakan 4
sampai 5 siswa.
Siswa bekerja dalam kelompok menyelesaikan
permasalahan yang diajukan guru. Ada 3 permasalahan
setara yang akan dibahas siswa dalam kelas. Masing-
masing kelompok membahas satu permasalahan dan
dimungkinkan satu permasalahan dibahas oleh dua
kelompok.
Tahap 3: Membimbing penyelidikan individual maupun
kelompok.
Guru memberi kesempatan luas kepada siswa untuk
berpikir dan bertindak menurut cara masing-masing dan
guru berperan sebagai fasilitator.
Guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi dan
memfasilitasi serta membantu siswa yang memerlukan.
16. Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil
karya.
Siswa mempresentasikan hasil
pekerjaan/penyelesaian masalah dan alasan atas
jawaban permasalahan di depan kelas. Kelompok
yang lain menanggapi atau mengkomunikasikan
hasil kerja kelompok yang mendapat tugas.
Guru memberi penguatan terhadap jawaban
siswa, yaitu dengan mengacu pada jawaban
siswa dan melalui tanya jawab membahas
penyelesaian masalah yang seharusnya.
Mengacu pada penyelesaian jawaban siswa,
guru dan siswa membuat penegasan atau
kesimpulan cara menjumlahkan dua pecahan
17. Penutup:
Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
Guru dan siswa membuat penegasan atau
kesimpulan cara menentukan hasil penjumlahan
dua bilangan berbeda penyebut.
Guru mengadakan refleksi dengan menanyakan
kepada siswa tentang: hal-hal yang dirasakan
siswa, materi yang belum dipahami dengan baik,
kesan dan pesan selama mengikuti
pembelajaran.
Siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
guru.
18. Penilaian Hasil Belajar:
Penilaian proses dilakukan pada saat siswa
melakukan diskusi dan presentasi, yaitu
keterlibatan dan aktivitas siswa dalam kelompok,
partisipasi siswa selama proses pembelajaran.
Penilaian yang dapat digunakan adalah penilaian
unjuk kerja, afektif, atau sikap.
Penilaian hasil didasarkan pada hasil kerja siswa
seperti penyelesaian permasalahan lembar kerja
dan lembar tugas atau latihan.
19. Kesimpulan
Salah satu pembelajaran yang dapat membelajarkan
siswa sehingga memiliki keterampilan untuk menyelesaikan
suatu masalah adalah melalui pembelajaran berbasis masalah
atau problem based learning. Dimana pembelajaran ini dimulai
dengan menghadikan suatu masalah yang relevan dengan
kehidupan siswa, selanjutnya melalui peran guru sebagai
fasilitator siswa dibimbing untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut. Suatu masalah dapat digunakan untuk mengenalkan
suatu konsep atau melatih keterampilan, untuk itu penting bagi
guru untuk dapat menggunakan model PBL dalam
mengenalkan konsep ataupun melatih keterampilan suatu
konsep.