SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  6
Pengertian dan Unsur-unsurnya

Karya sastra secara umum bisa dibedakan menjadi tiga: puisi, prosa, dan drama. Secara
etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poesis, yang berarti
membangun, membentuk, membuat, menciptakan. Sedangkan kata poet dalam tradisi
Yunani Kuno berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-
hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang
yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan,
guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi.

Menurut Kamus Istilah Sastra (Sudjiman, 1984), puisi merupakan ragam sastra yang
bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.

Watt-Dunton (Situmorang, 1980:9) mengatakan bahwa puisi adalah ekpresi yang
kongkret dan yang bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan
berirama.

Carlyle mengemukakan bahwa puisi adalah pemikiran yang bersifat musikal, kata-
katanya disusun sedemikian rupa, sehingga menonjolkan rangkaian bunyi yang merdu
seperti musik.

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah
dalam susunan terindah.

Ralph Waldo Emerson (Situmorang, 1980:8) mengatakan bahwa puisi mengajarkan
sebanyak mungkin dengan kata-kata sesedikit mungkin.

Putu Arya Tirtawirya (1980:9) mengatakan bahwa puisi merupakan ungkapan secara
implisit dan samar, dengan makna yang tersirat, di mana kata-katanya condong pada
makna konotatif.

Herman J. Waluyo mendefinisikan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang
mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan
mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik
dan struktur batinnya.

Ada juga yang mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang
mengekspresikan secara padat pemikiran dan perasaan penyairnya, digubah dalam
wujud dan bahasa yang paling berkesan.

Yang Membedakan Puisi dari Prosa

Slametmulyana (1956:112) mengatakan bahwa ada perbedaan pokok antara prosa dan
puisi. Pertama, kesatuan prosa yang pokok adalah kesatuan sintaksis, sedangkan
kesatuan puisi adalah kesatuan akustis. Kedua, puisi terdiri dari kesatuan-kesatuan
yang disebut baris sajak, sedangkan dalam prosa kesatuannya disebut paragraf.
Ketiga, di dalam baris sajak ada periodisitas dari mula sampai akhir.

Pendapat lain mengatakan bahwa perbedaan prosa dan puisi bukan pada bahannya,
melainkan pada perbedaan aktivitas kejiwaan. Puisi merupakan hasil aktivitas
pemadatan, yaitu proses penciptaan dengan cara menangkap kesan-kesan lalu
memadatkannya (kondensasi). Prosa merupakan aktivitas konstruktif, yaitu proses
penciptaan dengan cara menyebarkan kesan-kesan dari ingatan (Djoko Pradopo,
1987).

Perbedaan lain terdapat pada sifat. Puisi merupakan aktivitas yang bersifat pencurahan
jiwa yang padat, bersifat sugestif dan asosiatif. Sedangkan prosa merupakan aktivitas
yang bersifat naratif, menguraikan, dan informatif (Pradopo, 1987)

Perbedaan lain yaitu puisi menyatakan sesuatu secara tidak langsung, sedangkan
prosa menyatakan sesuatu secara langsung.

Unsur-unsur Puisi

Secara sederhana, batang tubuh puisi terbentuk dari beberapa unsur, yaitu kata, larik ,
bait, bunyi, dan makna. Kelima unsur ini saling mempengaruhi keutuhan sebuah puisi.
Secara singkat bisa diuraikan sebagai berikut.
Kata adalah unsur utama terbentuknya sebuah puisi. Pemilihan kata (diksi) yang tepat
sangat menentukan kesatuan dan keutuhan unsur-unsur yang lain. Kata-kata yang
dipilih diformulasi menjadi sebuah larik.

Larik (atau baris) mempunyai pengertian berbeda dengan kalimat dalam prosa. Larik
bisa berupa satu kata saja, bisa frase, bisa pula seperti sebuah kalimat. Pada puisi
lama, jumlah kata dalam sebuah larik biasanya empat buat, tapi pada puisi baru tak ada
batasan.

Bait merupakan kumpulan larik yang tersusun harmonis. Pada bait inilah biasanya ada
kesatuan makna. Pada puisi lama, jumlah larik dalam sebuah bait biasanya empat
buah, tetapi pada puisi baru tidak dibatasi.

Bunyi dibentuk oleh rima dan irama. Rima (persajakan) adalah bunyi-bunyi yang
ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait. Sedangkan irama (ritme)
adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi.
Timbulnya irama disebabkan oleh perulangan bunyi secara berturut-turut dan bervariasi
(misalnya karena adanya rima, perulangan kata, perulangan bait), tekanan-tekanan
kata yang bergantian keras lemahnya (karena sifat-sifat konsonan dan vokal), atau
panjang pendek kata. Dari sini dapat dipahami bahwa rima adalah salah satu unsur
pembentuk irama, namun irama tidak hanya dibentuk oleh rima. Baik rima maupun
irama inilah yang menciptakan efek musikalisasi pada puisi, yang membuat puisi
menjadi indah dan enak didengar meskipun tanpa dilagukan.

Makna adalah unsur tujuan dari pemilihan kata, pembentukan larik dan bait. Makna bisa
menjadi isi dan pesan dari puisi tersebut. Melalui makna inilah misi penulis puisi
disampaikan.

Adapun secara lebih detail, unsur-unsur puisi bisa dibedakan menjadi dua struktur,
yaitu struktur batin dan struktur fisik.

Struktur batin puisi, atau sering pula disebut sebagai hakikat puisi, meliputi hal-hal
sebagai berikut.
(1)   Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah
hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata,
baris, bait, maupun makna keseluruhan.

(2)   Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat
dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang
sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin,
kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan
psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam
menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyairmemilih kata-kata,
rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada
wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar
belakang sosiologis dan psikologisnya.

(3) Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan
dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui,
mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan
masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh
dan rendah pembaca, dll.

(4) Amanat/tujuan/maksud (itention); sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong
penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari sebelum penyair menciptakan
puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya.

Sedangkan struktur fisik puisi, atau terkadang disebut pula metode puisi, adalah
sarana-sarana yang digunakan oleh penyair untuk mengungkapkan hakikat puisi.
Struktur fisik puisi meliputi hal-hal sebagai berikut.

(1) Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi
kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu
dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat
menentukan pemaknaan terhadap puisi.
(2)   Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya.
Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan
banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata
dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.

(3) Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman
indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi
tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh
(imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar,
dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.

(4)    Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang
memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau
lambang. Misal kata kongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup,
dll, sedangkan kata kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat
hidup, bumi, kehidupan, dll.

(5)   Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan
efek dan menimbulkan konotasi tertentu (Soedjito, 1986:128). Bahasa figuratif
menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya
akan makna (Waluyo, 1987:83). Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun macam-
amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke,
eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire,
pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.

(6) Versifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan
bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup (1)
onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi
Sutadji C.B.), (2) bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir,
persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata],
dan sebagainya [Waluyo, 187:92]), dan (3) pengulangan kata/ungkapan. Ritma adalah
tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Ritma sangat menonjol dalam
pembacaan puisi.

Struktur Puisi Tradisional

Contenu connexe

Tendances

Sistematika tugas akhir intertekstualitas
Sistematika tugas akhir intertekstualitasSistematika tugas akhir intertekstualitas
Sistematika tugas akhir intertekstualitasduaenam081994
 
Power point materi pembelajaran bahasa indonesia
Power point materi pembelajaran bahasa indonesiaPower point materi pembelajaran bahasa indonesia
Power point materi pembelajaran bahasa indonesiaPKBMARRIZKY
 
Power point (01)
Power point (01)Power point (01)
Power point (01)Andi Karman
 
Unsur fisik batin puisi
Unsur fisik batin puisiUnsur fisik batin puisi
Unsur fisik batin puisintysulastry
 
Pgjrn Puisi Mly Moden
Pgjrn Puisi Mly ModenPgjrn Puisi Mly Moden
Pgjrn Puisi Mly ModenAwang Kelabu
 
Analisis Gaya Bunyi dan Gaya Wacana Pada Kumpulan Sajak Sapardi Djoko Damono
Analisis Gaya Bunyi dan Gaya Wacana Pada Kumpulan Sajak Sapardi Djoko DamonoAnalisis Gaya Bunyi dan Gaya Wacana Pada Kumpulan Sajak Sapardi Djoko Damono
Analisis Gaya Bunyi dan Gaya Wacana Pada Kumpulan Sajak Sapardi Djoko DamonoWaesyTibyani
 
ANALISIS GAYA BAHASA DALAM PUISI
ANALISIS GAYA BAHASA DALAM PUISIANALISIS GAYA BAHASA DALAM PUISI
ANALISIS GAYA BAHASA DALAM PUISIBella Kriwangko
 
Bahasa Indonesia - Puisi (kelas 10 K13)
Bahasa Indonesia - Puisi (kelas 10 K13)Bahasa Indonesia - Puisi (kelas 10 K13)
Bahasa Indonesia - Puisi (kelas 10 K13)SalVani SalVani
 
Unsur fisik batin puisi
Unsur fisik batin puisiUnsur fisik batin puisi
Unsur fisik batin puisilebda wisesa
 
Laporan Baca Sastra Bandingan
Laporan Baca Sastra BandinganLaporan Baca Sastra Bandingan
Laporan Baca Sastra Bandinganginaaginati
 
Pengertian sastra dan jenis jenis sastra
Pengertian sastra dan jenis jenis sastraPengertian sastra dan jenis jenis sastra
Pengertian sastra dan jenis jenis sastraAbu Ja'far
 
Pengertian karya sastra
Pengertian karya sastraPengertian karya sastra
Pengertian karya sastraNanda Ananda
 
Rangkuman modul 2 b.indo
Rangkuman modul  2 b.indoRangkuman modul  2 b.indo
Rangkuman modul 2 b.indoTatu Adawiyah
 
Kelas V SD 1 Singkawang Utara
Kelas V SD 1 Singkawang UtaraKelas V SD 1 Singkawang Utara
Kelas V SD 1 Singkawang UtaraMila Wati
 

Tendances (20)

Sistematika tugas akhir intertekstualitas
Sistematika tugas akhir intertekstualitasSistematika tugas akhir intertekstualitas
Sistematika tugas akhir intertekstualitas
 
Apresiasi puisi
Apresiasi puisiApresiasi puisi
Apresiasi puisi
 
Power point materi pembelajaran bahasa indonesia
Power point materi pembelajaran bahasa indonesiaPower point materi pembelajaran bahasa indonesia
Power point materi pembelajaran bahasa indonesia
 
Apresiasi puisi
Apresiasi puisiApresiasi puisi
Apresiasi puisi
 
Power point (01)
Power point (01)Power point (01)
Power point (01)
 
Unsur fisik batin puisi
Unsur fisik batin puisiUnsur fisik batin puisi
Unsur fisik batin puisi
 
Pgjrn Puisi Mly Moden
Pgjrn Puisi Mly ModenPgjrn Puisi Mly Moden
Pgjrn Puisi Mly Moden
 
Analisis Gaya Bunyi dan Gaya Wacana Pada Kumpulan Sajak Sapardi Djoko Damono
Analisis Gaya Bunyi dan Gaya Wacana Pada Kumpulan Sajak Sapardi Djoko DamonoAnalisis Gaya Bunyi dan Gaya Wacana Pada Kumpulan Sajak Sapardi Djoko Damono
Analisis Gaya Bunyi dan Gaya Wacana Pada Kumpulan Sajak Sapardi Djoko Damono
 
Pengertian karya sastra
Pengertian karya sastraPengertian karya sastra
Pengertian karya sastra
 
ANALISIS GAYA BAHASA DALAM PUISI
ANALISIS GAYA BAHASA DALAM PUISIANALISIS GAYA BAHASA DALAM PUISI
ANALISIS GAYA BAHASA DALAM PUISI
 
Bahasa Indonesia - Puisi (kelas 10 K13)
Bahasa Indonesia - Puisi (kelas 10 K13)Bahasa Indonesia - Puisi (kelas 10 K13)
Bahasa Indonesia - Puisi (kelas 10 K13)
 
Unsur fisik batin puisi
Unsur fisik batin puisiUnsur fisik batin puisi
Unsur fisik batin puisi
 
Presentasi puisi
Presentasi puisiPresentasi puisi
Presentasi puisi
 
Segi-segi Sastra Bandingan
Segi-segi Sastra BandinganSegi-segi Sastra Bandingan
Segi-segi Sastra Bandingan
 
Laporan Baca Sastra Bandingan
Laporan Baca Sastra BandinganLaporan Baca Sastra Bandingan
Laporan Baca Sastra Bandingan
 
Pengertian sastra dan jenis jenis sastra
Pengertian sastra dan jenis jenis sastraPengertian sastra dan jenis jenis sastra
Pengertian sastra dan jenis jenis sastra
 
Pengertian karya sastra
Pengertian karya sastraPengertian karya sastra
Pengertian karya sastra
 
Apresiasi karya sastra
Apresiasi karya sastraApresiasi karya sastra
Apresiasi karya sastra
 
Rangkuman modul 2 b.indo
Rangkuman modul  2 b.indoRangkuman modul  2 b.indo
Rangkuman modul 2 b.indo
 
Kelas V SD 1 Singkawang Utara
Kelas V SD 1 Singkawang UtaraKelas V SD 1 Singkawang Utara
Kelas V SD 1 Singkawang Utara
 

En vedette

The right to question critical literacy
The right to question   critical literacyThe right to question   critical literacy
The right to question critical literacyLu Bodeman
 
Sowedeすごい発表 2012/02/26
Sowedeすごい発表 2012/02/26Sowedeすごい発表 2012/02/26
Sowedeすごい発表 2012/02/26Kousuke Kanado
 
Mice introduction eng in Diamond Bay Nha Trang
Mice introduction eng in Diamond Bay Nha TrangMice introduction eng in Diamond Bay Nha Trang
Mice introduction eng in Diamond Bay Nha TrangQuang Trung
 
5c Gerunds, Infinitives and The Help
5c   Gerunds, Infinitives and The Help5c   Gerunds, Infinitives and The Help
5c Gerunds, Infinitives and The HelpLu Bodeman
 
What is this ‘new’ writing
What is this ‘new’ writingWhat is this ‘new’ writing
What is this ‘new’ writingLu Bodeman
 
Hop dong pg to mai anh 3.8
Hop dong pg   to mai anh 3.8Hop dong pg   to mai anh 3.8
Hop dong pg to mai anh 3.8Quang Trung
 
Presentation diamond bay
Presentation diamond bayPresentation diamond bay
Presentation diamond bayQuang Trung
 
Semangat kejiranan
Semangat kejirananSemangat kejiranan
Semangat kejirananSuzaki Nor
 
Bab 8 islam hadhari&he
Bab 8 islam hadhari&heBab 8 islam hadhari&he
Bab 8 islam hadhari&heDhani Ahmad
 
Modul 11-kesilapan-ejaan-kata
Modul 11-kesilapan-ejaan-kataModul 11-kesilapan-ejaan-kata
Modul 11-kesilapan-ejaan-kataBotol Budu
 
Menghayati adab berjiran
Menghayati adab berjiranMenghayati adab berjiran
Menghayati adab berjiranNur Hikmah
 
Meeting slide show in Diamond bay Nha Trang
Meeting slide show in Diamond bay Nha TrangMeeting slide show in Diamond bay Nha Trang
Meeting slide show in Diamond bay Nha TrangQuang Trung
 
Surat kelulusan
Surat  kelulusanSurat  kelulusan
Surat kelulusaneilamiera
 
Lembaran kerja darab
Lembaran kerja darabLembaran kerja darab
Lembaran kerja darabZiana Qalesya
 

En vedette (16)

Project610
Project610Project610
Project610
 
Year 3 mid sem. 2011
Year 3 mid sem. 2011Year 3 mid sem. 2011
Year 3 mid sem. 2011
 
The right to question critical literacy
The right to question   critical literacyThe right to question   critical literacy
The right to question critical literacy
 
Sowedeすごい発表 2012/02/26
Sowedeすごい発表 2012/02/26Sowedeすごい発表 2012/02/26
Sowedeすごい発表 2012/02/26
 
Mice introduction eng in Diamond Bay Nha Trang
Mice introduction eng in Diamond Bay Nha TrangMice introduction eng in Diamond Bay Nha Trang
Mice introduction eng in Diamond Bay Nha Trang
 
5c Gerunds, Infinitives and The Help
5c   Gerunds, Infinitives and The Help5c   Gerunds, Infinitives and The Help
5c Gerunds, Infinitives and The Help
 
What is this ‘new’ writing
What is this ‘new’ writingWhat is this ‘new’ writing
What is this ‘new’ writing
 
Hop dong pg to mai anh 3.8
Hop dong pg   to mai anh 3.8Hop dong pg   to mai anh 3.8
Hop dong pg to mai anh 3.8
 
Presentation diamond bay
Presentation diamond bayPresentation diamond bay
Presentation diamond bay
 
Semangat kejiranan
Semangat kejirananSemangat kejiranan
Semangat kejiranan
 
Bab 8 islam hadhari&he
Bab 8 islam hadhari&heBab 8 islam hadhari&he
Bab 8 islam hadhari&he
 
Modul 11-kesilapan-ejaan-kata
Modul 11-kesilapan-ejaan-kataModul 11-kesilapan-ejaan-kata
Modul 11-kesilapan-ejaan-kata
 
Menghayati adab berjiran
Menghayati adab berjiranMenghayati adab berjiran
Menghayati adab berjiran
 
Meeting slide show in Diamond bay Nha Trang
Meeting slide show in Diamond bay Nha TrangMeeting slide show in Diamond bay Nha Trang
Meeting slide show in Diamond bay Nha Trang
 
Surat kelulusan
Surat  kelulusanSurat  kelulusan
Surat kelulusan
 
Lembaran kerja darab
Lembaran kerja darabLembaran kerja darab
Lembaran kerja darab
 

Similaire à Bmm3116

HAKIKAT-PUISI.ppt
HAKIKAT-PUISI.pptHAKIKAT-PUISI.ppt
HAKIKAT-PUISI.pptMeiy5
 
Makalah pengenalan puisi
Makalah pengenalan puisiMakalah pengenalan puisi
Makalah pengenalan puisiPriyanka Eka
 
Kelompok_4_bahasa_dan_satra[1].pptx
Kelompok_4_bahasa_dan_satra[1].pptxKelompok_4_bahasa_dan_satra[1].pptx
Kelompok_4_bahasa_dan_satra[1].pptxRashaHuwaHasanun
 
PP_Indo_Materi_puisi.pptx
PP_Indo_Materi_puisi.pptxPP_Indo_Materi_puisi.pptx
PP_Indo_Materi_puisi.pptxRianViki
 
PPT INTERAKTIF (TUGAS02).pptx
PPT INTERAKTIF (TUGAS02).pptxPPT INTERAKTIF (TUGAS02).pptx
PPT INTERAKTIF (TUGAS02).pptxDapodikSMANepam
 
Kreatif Mengungkap rasa dan realitas dalam berpuisi.pdf
Kreatif Mengungkap rasa dan realitas dalam berpuisi.pdfKreatif Mengungkap rasa dan realitas dalam berpuisi.pdf
Kreatif Mengungkap rasa dan realitas dalam berpuisi.pdfNikkaShrimp
 
Makalah struktur batin puisi
Makalah struktur batin puisiMakalah struktur batin puisi
Makalah struktur batin puisirenimeilani
 
APRESIASI SASTRA PUISI PEMBELAJARAN PT EEE
APRESIASI SASTRA PUISI PEMBELAJARAN PT  EEEAPRESIASI SASTRA PUISI PEMBELAJARAN PT  EEE
APRESIASI SASTRA PUISI PEMBELAJARAN PT EEEwekaeka78
 
PP_Indo_Materi_puisi.pptx
PP_Indo_Materi_puisi.pptxPP_Indo_Materi_puisi.pptx
PP_Indo_Materi_puisi.pptxdevy27
 
Tahap Kehidupan Manusia dan Spiritualisme dalam Puisi Voyelles Karya Athur Ri...
Tahap Kehidupan Manusia dan Spiritualisme dalam Puisi Voyelles Karya Athur Ri...Tahap Kehidupan Manusia dan Spiritualisme dalam Puisi Voyelles Karya Athur Ri...
Tahap Kehidupan Manusia dan Spiritualisme dalam Puisi Voyelles Karya Athur Ri...Aurel Alifqa Putri Aldira
 
Bin 8 bab 4 indahnya berpuisi
Bin 8 bab 4 indahnya berpuisiBin 8 bab 4 indahnya berpuisi
Bin 8 bab 4 indahnya berpuisiSMPK Stella Maris
 
Uas tik dan multimedia kelompok 3
Uas tik dan multimedia kelompok 3Uas tik dan multimedia kelompok 3
Uas tik dan multimedia kelompok 3Rahmi Tahnia
 
4. aspek aspek kritik sastra
4. aspek aspek kritik sastra4. aspek aspek kritik sastra
4. aspek aspek kritik sastraCoral Reef
 
Linguistik trapan analisis semiotika
Linguistik trapan analisis semiotikaLinguistik trapan analisis semiotika
Linguistik trapan analisis semiotikaRiska sasaka
 
Diksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasaDiksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasaBaihakiPLS
 

Similaire à Bmm3116 (20)

Pengertian Puisi.docx
Pengertian Puisi.docxPengertian Puisi.docx
Pengertian Puisi.docx
 
Puisi
PuisiPuisi
Puisi
 
HAKIKAT-PUISI.ppt
HAKIKAT-PUISI.pptHAKIKAT-PUISI.ppt
HAKIKAT-PUISI.ppt
 
MATERI 3.7 TEKS PUISI .pdf
MATERI 3.7  TEKS PUISI .pdfMATERI 3.7  TEKS PUISI .pdf
MATERI 3.7 TEKS PUISI .pdf
 
Makalah pengenalan puisi
Makalah pengenalan puisiMakalah pengenalan puisi
Makalah pengenalan puisi
 
Kelompok_4_bahasa_dan_satra[1].pptx
Kelompok_4_bahasa_dan_satra[1].pptxKelompok_4_bahasa_dan_satra[1].pptx
Kelompok_4_bahasa_dan_satra[1].pptx
 
PP_Indo_Materi_puisi.pptx
PP_Indo_Materi_puisi.pptxPP_Indo_Materi_puisi.pptx
PP_Indo_Materi_puisi.pptx
 
PPT INTERAKTIF (TUGAS02).pptx
PPT INTERAKTIF (TUGAS02).pptxPPT INTERAKTIF (TUGAS02).pptx
PPT INTERAKTIF (TUGAS02).pptx
 
Kreatif Mengungkap rasa dan realitas dalam berpuisi.pdf
Kreatif Mengungkap rasa dan realitas dalam berpuisi.pdfKreatif Mengungkap rasa dan realitas dalam berpuisi.pdf
Kreatif Mengungkap rasa dan realitas dalam berpuisi.pdf
 
Puisi Lama
Puisi Lama Puisi Lama
Puisi Lama
 
Makalah struktur batin puisi
Makalah struktur batin puisiMakalah struktur batin puisi
Makalah struktur batin puisi
 
APRESIASI SASTRA PUISI PEMBELAJARAN PT EEE
APRESIASI SASTRA PUISI PEMBELAJARAN PT  EEEAPRESIASI SASTRA PUISI PEMBELAJARAN PT  EEE
APRESIASI SASTRA PUISI PEMBELAJARAN PT EEE
 
PP_Indo_Materi_puisi.pptx
PP_Indo_Materi_puisi.pptxPP_Indo_Materi_puisi.pptx
PP_Indo_Materi_puisi.pptx
 
membaca puisi dan drama
membaca puisi dan dramamembaca puisi dan drama
membaca puisi dan drama
 
Tahap Kehidupan Manusia dan Spiritualisme dalam Puisi Voyelles Karya Athur Ri...
Tahap Kehidupan Manusia dan Spiritualisme dalam Puisi Voyelles Karya Athur Ri...Tahap Kehidupan Manusia dan Spiritualisme dalam Puisi Voyelles Karya Athur Ri...
Tahap Kehidupan Manusia dan Spiritualisme dalam Puisi Voyelles Karya Athur Ri...
 
Bin 8 bab 4 indahnya berpuisi
Bin 8 bab 4 indahnya berpuisiBin 8 bab 4 indahnya berpuisi
Bin 8 bab 4 indahnya berpuisi
 
Uas tik dan multimedia kelompok 3
Uas tik dan multimedia kelompok 3Uas tik dan multimedia kelompok 3
Uas tik dan multimedia kelompok 3
 
4. aspek aspek kritik sastra
4. aspek aspek kritik sastra4. aspek aspek kritik sastra
4. aspek aspek kritik sastra
 
Linguistik trapan analisis semiotika
Linguistik trapan analisis semiotikaLinguistik trapan analisis semiotika
Linguistik trapan analisis semiotika
 
Diksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasaDiksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasa
 

Bmm3116

  • 1. Pengertian dan Unsur-unsurnya Karya sastra secara umum bisa dibedakan menjadi tiga: puisi, prosa, dan drama. Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poesis, yang berarti membangun, membentuk, membuat, menciptakan. Sedangkan kata poet dalam tradisi Yunani Kuno berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir- hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi. Menurut Kamus Istilah Sastra (Sudjiman, 1984), puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Watt-Dunton (Situmorang, 1980:9) mengatakan bahwa puisi adalah ekpresi yang kongkret dan yang bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama. Carlyle mengemukakan bahwa puisi adalah pemikiran yang bersifat musikal, kata- katanya disusun sedemikian rupa, sehingga menonjolkan rangkaian bunyi yang merdu seperti musik. Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Ralph Waldo Emerson (Situmorang, 1980:8) mengatakan bahwa puisi mengajarkan sebanyak mungkin dengan kata-kata sesedikit mungkin. Putu Arya Tirtawirya (1980:9) mengatakan bahwa puisi merupakan ungkapan secara implisit dan samar, dengan makna yang tersirat, di mana kata-katanya condong pada makna konotatif. Herman J. Waluyo mendefinisikan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan
  • 2. mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya. Ada juga yang mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengekspresikan secara padat pemikiran dan perasaan penyairnya, digubah dalam wujud dan bahasa yang paling berkesan. Yang Membedakan Puisi dari Prosa Slametmulyana (1956:112) mengatakan bahwa ada perbedaan pokok antara prosa dan puisi. Pertama, kesatuan prosa yang pokok adalah kesatuan sintaksis, sedangkan kesatuan puisi adalah kesatuan akustis. Kedua, puisi terdiri dari kesatuan-kesatuan yang disebut baris sajak, sedangkan dalam prosa kesatuannya disebut paragraf. Ketiga, di dalam baris sajak ada periodisitas dari mula sampai akhir. Pendapat lain mengatakan bahwa perbedaan prosa dan puisi bukan pada bahannya, melainkan pada perbedaan aktivitas kejiwaan. Puisi merupakan hasil aktivitas pemadatan, yaitu proses penciptaan dengan cara menangkap kesan-kesan lalu memadatkannya (kondensasi). Prosa merupakan aktivitas konstruktif, yaitu proses penciptaan dengan cara menyebarkan kesan-kesan dari ingatan (Djoko Pradopo, 1987). Perbedaan lain terdapat pada sifat. Puisi merupakan aktivitas yang bersifat pencurahan jiwa yang padat, bersifat sugestif dan asosiatif. Sedangkan prosa merupakan aktivitas yang bersifat naratif, menguraikan, dan informatif (Pradopo, 1987) Perbedaan lain yaitu puisi menyatakan sesuatu secara tidak langsung, sedangkan prosa menyatakan sesuatu secara langsung. Unsur-unsur Puisi Secara sederhana, batang tubuh puisi terbentuk dari beberapa unsur, yaitu kata, larik , bait, bunyi, dan makna. Kelima unsur ini saling mempengaruhi keutuhan sebuah puisi. Secara singkat bisa diuraikan sebagai berikut.
  • 3. Kata adalah unsur utama terbentuknya sebuah puisi. Pemilihan kata (diksi) yang tepat sangat menentukan kesatuan dan keutuhan unsur-unsur yang lain. Kata-kata yang dipilih diformulasi menjadi sebuah larik. Larik (atau baris) mempunyai pengertian berbeda dengan kalimat dalam prosa. Larik bisa berupa satu kata saja, bisa frase, bisa pula seperti sebuah kalimat. Pada puisi lama, jumlah kata dalam sebuah larik biasanya empat buat, tapi pada puisi baru tak ada batasan. Bait merupakan kumpulan larik yang tersusun harmonis. Pada bait inilah biasanya ada kesatuan makna. Pada puisi lama, jumlah larik dalam sebuah bait biasanya empat buah, tetapi pada puisi baru tidak dibatasi. Bunyi dibentuk oleh rima dan irama. Rima (persajakan) adalah bunyi-bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait. Sedangkan irama (ritme) adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi. Timbulnya irama disebabkan oleh perulangan bunyi secara berturut-turut dan bervariasi (misalnya karena adanya rima, perulangan kata, perulangan bait), tekanan-tekanan kata yang bergantian keras lemahnya (karena sifat-sifat konsonan dan vokal), atau panjang pendek kata. Dari sini dapat dipahami bahwa rima adalah salah satu unsur pembentuk irama, namun irama tidak hanya dibentuk oleh rima. Baik rima maupun irama inilah yang menciptakan efek musikalisasi pada puisi, yang membuat puisi menjadi indah dan enak didengar meskipun tanpa dilagukan. Makna adalah unsur tujuan dari pemilihan kata, pembentukan larik dan bait. Makna bisa menjadi isi dan pesan dari puisi tersebut. Melalui makna inilah misi penulis puisi disampaikan. Adapun secara lebih detail, unsur-unsur puisi bisa dibedakan menjadi dua struktur, yaitu struktur batin dan struktur fisik. Struktur batin puisi, atau sering pula disebut sebagai hakikat puisi, meliputi hal-hal sebagai berikut.
  • 4. (1) Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan. (2) Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya. (3) Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll. (4) Amanat/tujuan/maksud (itention); sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya. Sedangkan struktur fisik puisi, atau terkadang disebut pula metode puisi, adalah sarana-sarana yang digunakan oleh penyair untuk mengungkapkan hakikat puisi. Struktur fisik puisi meliputi hal-hal sebagai berikut. (1) Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
  • 5. (2) Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata. (3) Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair. (4) Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misal kata kongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll, sedangkan kata kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll. (5) Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu (Soedjito, 1986:128). Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna (Waluyo, 1987:83). Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun macam- amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks. (6) Versifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup (1) onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi Sutadji C.B.), (2) bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya [Waluyo, 187:92]), dan (3) pengulangan kata/ungkapan. Ritma adalah
  • 6. tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Ritma sangat menonjol dalam pembacaan puisi. Struktur Puisi Tradisional