1. KURIKULUM 2004
STANDAR KOMPETENSI
Mata Pelajaran
PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
Jakarta, Tahun 2003
2. Katalog dalam Terbitan
Indonesia. Pusat Kurikulum, Badan Penelitian
dan Pengembangan
Departemen Pendidikan Nasional
Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Katolik SMP, - Jakarta:
Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas: 2003
iv, 60 hal.
ISBN 979-725-151-9
2
3. KATA PENGANTAR
Kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia mengalami
perkembangan dan perubahan secara terus menerus sebagai akumulasi
respon terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi selama ini serta
pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta seni dan budaya. Hal ini menuntut perlunya perbaikan sistem
pendidikan nasional termasuk penyempurnaan kurikulum.
Penyempurnaan kurikulum yang telah dilakukan mengacu pada Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah yang terkait yang mengamanatkan tentang adanya standar nasional
pendidikan yang berkenaan dengan standar isi, proses, dan kompetensi lulusan
serta penetapan kerangka dasar dan standar kurikulum oleh pemerintah.
Upaya penyempurnaan kurikulum ini guna mewujudkan peningkatan mutu
dan relevansi pendidikan yang harus dilakukan secara menyeluruh mencakup
pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya, yakni aspek-aspek moral,
akhlak, budi pekerti, pengetahuan, keterampilan, kesehatan, seni dan budaya.
Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada peningkatan dan
pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui pencapaian
kompetensi peserta didik untuk bertahan hidup serta menyesuaikan diri dan
berhasil dalam kehidupan. Kurikulum ini dikembangkan lebih lanjut sesuai
dengan kebutuhan dan keadaan daerah dan sekolah.
Dokumen kurikulum 2004 terdiri atas Kerangka Dasar Kurikulum 2004, Standar
Bahan Kajian dan Standar Kompetensi Mata Pelajaran yang disusun untuk
masing-masing mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan.
Dokumen ini adalah Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Katolik untuk satuan pendidikan SMP.
Dengan diterbitkan dokumen ini maka diharapkan daerah dan sekolah dapat
menggunakannya sebagai acuan dalam pengembangan perencanaan
pembelajaran di sekolah masing-masing.
Jakarta, Oktober 2003
Direktur Jendral Kepala Badan Penelitian
Pendidikan Dasar dan Menengah dan Pengembangan
Dr. Ir. Indra Jati Sidi Dr. Boediono
NIP. 130672115 NIP. 130344755
3
4. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... 3
DAFTAR ISI ................................................................................................. 4
I. PENDAHULUAN ................................................................................. 5
A. Rasional ......................................................................................... 6
B. Pengertian Pendidikan Agama Katolik (PAK) ............................ 7
C. Tujuan dan Fungsi ............................................................................. 8
D. Ruang Lingkup ............................................................................. 9
E Standar Kompetensi Lintas Kurikulum ...................................... 9
F Standar Kompetensi Bahan Kajian ........................................
. 10
G. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Katolik SMP .......................................................................... 11
H. Rambu-rambu ............................................................................... 11
II. KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR, DAN MATERI POKOK ...... 14
Kelas VII ................................................................................................... 14
Kelas VIII .................................................................................................. 29
Kelas IX ..................................................................................................... 43
4
5. 1 PENDAHULUAN
Dalam dunia pendidikan agama Katolik di sekolah, sebenarnya sejak Kurikulum
1984, sudah terjadi pergeseran oritentasi, yaitu dari orientasi pada materi kepada
orientasi pada siswa, tepatnya orientasi pada situasi dan kemampuan siswa.
Sejak saat itu sudah diyakini bahwa keberhasilan dalam hidup dan beragama
tidak terletak terutama pada apa yang diketahui, tetapi lebih pada kemampuan
untuk mengolah pengetahuan itu (termasuk pengetahuan iman) supaya hidup
lebih berhasil dan beriman. Kemampuan atau kompetensi siswa untuk
mencernakan dan mengaplikasikan apa yang diketahui dan dimiliki dalam hidup
nyata, akan merupakan modal untuk hidupnya supaya lebih berkembang secara
rohani dan jasmani. Pengetahuan dapat terlupakan atau berubah, tetapi
kompetensi dalam mengolah hidupnya akan terus terbawa dan berkembang
sebagai modal yang akan senantiasa memperkaya hidup siswa.
Gagasan pemerintah (Depdiknas) untuk mengembangkan suatu kurikulum
yang berdasarkan “basic competency” tentu saja diterima oleh dunia
pendidikan agama Katolik dengan antusiasme yang besar. Maka sejak
“Pertemuan Komisi Kateketik Keuskupan se Indonesia (PKKI VII) di
Sawiran, Jawa Timur tahun 2000, Gereja Katolik Indonesia telah bersungguh-
sungguh memikirkan kurikulum pendidikan agama Katolik yang berbasiskan
kompetensi itu. Sejak saat itu telah dilakukan serangkaian lokakarya, yang
melibatkan Komisi Kateketik Keuskupan seluruh Indonesia, para pakar
Teologi, Kitab Suci, Pedagogi, Psikologi, Sosiologi dan Kateketik, untuk
menyusun suatu kurikulum yang berbasiskan kompetensi yang dapat
dipertanggungjawabkan dari segala segi.
Kurikulum yang telah disusun ini adalah hasil dari kerja keras selama 2
tahun, dimana terlibat semua perwakilan Gereja-Gereja lokal dan para pakar
dari pelbagai disiplin ilmu yang ada sangkut-pautnya dengan dunia
pendidikan agama Katolik di sekolah.
Kurikulum nasional ini adalah kurikulum global yang minimal, namun
disusun dan dilengkapi dengan pencapaian target yang jelas, materi pokok,
5
6. Pendidikan Agama Katolik
standar hasil belajar siswa, dan dapat dibayangkan proses pelaksanaan
pembelajaran yang berkesinambungan. Dari segi materi pokok kurikulum
ini sungguh kurikulum minimal, yang membuka peluang bagi pengayaan
lokal. Namun harus tetap diperhatikan bahwa dalam kurikulum yang
berbasiskan kompetensi, materi sedikit banyaknya hanya merupakan sarana
untuk merangsang kompetensi siswa, walaupun penguasaan materi tetaplah
penting pula.
A. Rasional
Dari pengalaman dapat dilihat bahwa apa yang diketahui (pengetahuan,
ilmu) tidak selalu membuat hidup seseorang sukses dan bermutu. Tetapi
kemampuan, keuletan dan kecekatan seseorang untuk mencernakan
dan mengaplikasikan apa yang diketahui dalam hidup nyata, akan
membuat hidup seseorang sukses dan bermutu. Demikian pula dalam
kehidupan beragama. Orang tidak akan beriman dan diselamatkan oleh
apa yang ia ketahui tentang imannya, tetapi terlebih oleh pergumulannya
bagaimana ia menginterpretasikan dan mengaplikasikan pengetahuan
imannya dalam hidup nyata sehari-hari. Seorang pakar ilmu agama
belum tentu seorang beriman dan diselamatkan, tetapi seorang yang
senantiasa berusaha untuk melihat, menyadari dan menghayati
kehadiran Allah dalam hidup nyatanya, ia sungguh seorang beriman
dan dapat diselamatkan. Jadi yang menyelamatkan, bukanlah terutama
pengetahuan, tetapi kompetensi untuk mencernakan dan
mengaplikasikan pengetahuan itu.
Selanjutnya dapat dikatakan bahwa kemampuan dan kompetensi siswa
semakin dituntut pada saat ini, dimana arus globalisasi dan krisis multi
dimensi sedang melanda negeri dan bangsa kita. Budaya global yang
dibangun oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya
teknologi media informasi, telah membawa banyak perubahan, termasuk
perubahan nilai-nilai. Perubahan-perubahan nilai ini bisa bersifat
konstruktif, tetapi juga dekstruktif. Sementara itu bangsa Indonesia
sedang mengalami krisis multi dimensi. Krisis di bidang politik, hukum,
ekonomi, budaya, lingkungan hidup dan sebagainya. Menurut para
pakar, krisis multi dimensi itu berakar pada krisis etika, krisis moral.
6
7. Pendahuluan
Bangsa Indonesia telah berpolitik, berekonomi, melaksanakan hukum
dan sebagainya tanpa etika, tanpa moral.
Menghadapi situasi yang memprihatinkan seperti itu, bagaimana dunia
pendidikan, khususnya pendidikan agama harus membekali generasi
mudanya untuk menghadapi budaya global dan krisis multi dimensi
yang sedang melanda negeri ini. Seperti telah disinggung di atas bahwa
membekali mereka dengan pengetahuan saja kiranya tidak cukup. Mereka
hendaknya dibekali dengan pelbagai kemampuan dan keterampilan untuk:
• Berpikir dan memilih secara kritis. Tahu menentukan mana yang
baik dan mana yang buruk. Mana yang benar dan mana yang salah.
• Berinisiatif dan mengambil prakarsa. Dalam situasi yang sulit ia
mampu membuat terobosan-terobosan. Mampu bersikap dan
bertindak inovatif.
• Bersikap mandiri, tidak bergantung pada orang lain dan keadaan
• Membangun relasi, berdialog dan terbuka.
Semua sikap dan tindakan itu tentu saja menyangkut kemampuan dan
kompetensi, bukan sekedar pengetahuan saja. Siswa-siswi hendaknya
mampu berpikir (kognitif), mampu menentukan sikap (affektif) dan
mampu bertindak (psikomotorik). Dengan demikian ia menjadi manusia
yang bermartabat.
Dalam bidang pendidikan agamapun seharusnya demikian. Pendidikan
agama bukan sekedar proses pengalihan pengetahuan iman dari guru kepada
siswa, tetapi suatu proses pergumulan untuk menginterpretasikan ajaran
imannya dalam kehidupan nyata sehari-hari. Kalau proses ini dilatih terus
menerus, maka siswa akan terampil dan kompeten untuk selalu melihat
intervensi Allah dalam Kehidupan nyata sehari-hari. Dan itulah artinya
hidup beriman. Dengan demikian keterampilan dan kompetensi ini akan
merupakan bekal bagi hidupnya yang tak ternilai.
B. Pengertian Pendidikan Agama Katolik (PAK)
Pendidikan Agama Katolik adalah usaha yang dilakukan secara terencana
dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kemampuan
7
8. Pendidikan Agama Katolik
pada siswa untuk memperteguh iman dan ketaqwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa sesuai dengan agama Katolik, dengan tetap
memperhatikan penghormatan terhadap agama lain dalam hubungan
kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan
persatuan nasional.
Secara lebih tegas dapat dikatakan bahwa pendidikan agama Katolik di
sekolah merupakan salah satu usaha untuk memampukan siswa
berinteraksi (berkomunikasi) pemahaman, pergumulan dan
penghayatan iman. Jadi interaksi ini mengandung unsur pengetahuan
iman, unsur pergumulan iman dan unsur penghayatan iman. Dengan
kemampuan berinteraksi pemahaman iman, pergumulan iman dan
penghayatan iman itu, diharapkan iman siswa semakin diperteguh.
C. Tujuan dan Fungsi
1. Tujuan
PAK pada dasarnya bertujuan memampukan siswa untuk membangun
hidup yang semakin beriman. Membangun hidup beriman Kristiani
berarti membangun kesetiaan pada Injil Yesus Kristus, yang memiliki
keprihatinan tunggal, yakni Kerajaan Allah. Kerajaan Allah merupakan
situasi dan peristiwa penyelamatan: situasi dan perjuangan untuk
perdamaian dan keadilan, kebahagiaan dan kesejahteraan, persaudaraan
dan kesetiaan, kelestarian lingkungan hidup, yang dirindukan oleh
setiap orang dari pelbagai agama dan kepercayaan.
2. Fungsi PAK
Fungsi PAK antara lain:
a. Memampukan siswa untuk memahami ajaran iman agama
Katolik
b. Menolong siswa untuk hidup secara benar dan baik dalam
Gereja dan masyarakat
c. Memberi jawaban terhadap persoalan siswa dan kaum muda
pada umumnya
d. Mengajak siswa untuk semakin terbuka terhadap dunia yang
semakin majemuk.
8
9. Pendahuluan
Fungsi PAK pada dasarnya adalah membantu siswa untuk mampu
mengenal, menyadari dan menghayati hidupnya dalam terang iman
Kristiani seperti yang diwartakan oleh Yesus Kristus.
D. Ruang Lingkup
Bahan-bahan yang dibahas dalam Pendidikan Agama Katolik di Sekolah
Menengah Pertama merupakan kelanjutan bahan Pendidikan Agama
Katolik di Sekolah Dasar. Keempat aspek yang telah dibahas di Sekolah
Dasar yaitu: Pribadi siswa, Yesus Kristus, Gereja dan Kemasyarakatan
dibahas secara lebih mendalam sesuai tingkat kemampuan pemahaman
siswa. Dalam Aspek pribadi siswa dibahas tentang pemahaman diri
sebagai pria dan wanita yang memiliki kemampuan dan keterbatasan,
kelebihan dan kekurangan dalam berelasi dengan sesama serta
lingkungan sekitarnya. Dalam aspek Yesus Kristus dibahas tentang
bagaimana meneladani pribadi Yesus Kristus yang mewartakan Allah
Bapa dan Kerajaan Allah. Dalam aspek Gereja dibahas tentang makna
Gereja, bagaimana mewujudkan kehidupan menggereja dalam realitas
hidup sehari-hari. Dalam aspek kemasyarakatan dibahas secara
mendalam tentang hidup bersama dalam masyarakat sesuai firman/sabda
Tuhan, ajaran Yesus dan ajaran Gereja.
E. Standar Kompetensi Lintas Kurikulum
Kompetensi Lintas Kurikulum merupakan kecakapan untuk belajar
sepanjang hayat sebagai akumulasi kemampuan setelah seseorang
mempelajari berbagai kompetensi dasar yang dirumuskan setiap mata
pelajaran.
Kompetensi Lintas Kurikulum tersebut dirumuskan menjadi sembilan
kompetensi sebagai berikut:
1. Memiliki keyakinan, mempunyai hak, menjalankan kewajiban dan
berperilaku sesuai dengan agama yang dianutnya serta menyadari
bahwa setiap orang perlu saling menghargai dan merasa aman.
2. Menggunakan bahasa untuk memahami, mengembangkan dan
9
10. Pendidikan Agama Katolik
mengkomunikasikan gagasan dan informasi serta untuk berinteraksi
dengan orang lain.
3. Memilih, memadukan, dan menerapkan konsep-konsep dan teknik-
teknik numerik dan spasial, serta mampu mencari dan menyusun
pola, struktur, dan hubungan.
4. Memilih, mencari, dan menerapkan teknologi dan informasi yang
diperlukan dari berbagai sumber, serta menilai kebermanfaatannya.
5. Memahami dan menghargai dunia fisik, makhluk hidup, dan
teknologi, dan menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-
nilai untuk mengambil keputusan yang tepat.
6. Memahami konteks budaya, geografi, dan sejarah, serta memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai untuk berpartisipasi aktif
dalam kehidupan, serta berinteraksi dari berkontribusi dalam
masyarakat dan budaya global.
7. Berpartisipasi dalam kegiatan kreatif di lingkungan untuk saling
menghargai karya artistik, budaya dan intelektual serta menerapkan
nilai-nilai luhur untuk meningkatkan kematangan pribadi manuju
masyarakat beradab.
8. Menunjukkan kemampuan berpikir konsekuen, berpikir lateral,
berpikir kritis, memperhitungkan peluang dan potensi, serta siap
untuk menghadapi berbagai kemungkinan.
9. Menunjukkan motivasi dan percaya diri dalam belajar, mampu
bekerja mandiri, dan mampu bekerja sama dengan orang lain.
F. Standar Kompetensi Bahan Kajian
Kompetensi Bahan Kajian adalah kemampuan berfikir dan bertindak
berdasarkan akumulasi pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang
terkandung dalam bahan kajian setelah anak melalui 12 kelas (SD, SMP,)
yaitu:
1. Memahami diri dan lingkungan hidupnya sebagai karunia Tuhan
dan mensyukuri semua kurnia itu dengan mencintai dan
menghormati Tuhan dan lingkungan dalam tindakan nyata.
2. Memahami dan menjelaskan pribadi Yesus Kristus dan warta Khabar
Baik-Nya dan meneladani-Nya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Memahami tentang arti dan makna Gereja, sifat-sifat dan tugasnya,
10
11. Pendahuluan
sarana-sarana dalam Gereja dan mewujudkan hidup bergereja secara
aktif.
4. Memahami hidup beriman yang terlibat dalam masyarakat dan
mewujudkan secara nyata.
G. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik SMP
1. Memahami diri sebagai pria dan wanita yang memiliki rupa-rupa
kemampuan dan keterbatasan untuk berelasi dengan sesama dan
lingkungannya dengan meneladani Yesus Kristus yang mewartakan
Bapa dan Kerajaan-Nya.
2. Memahami Yesus Kristus dan konsekuensi perjuangan-Nya dalam
upaya mengikuti dan mewujudkan nilai-nilai perjuangan-Nya
didalam kehidupan mereka.
3. Memahami dan melaksanakan nilai-nilai Kerajaan Allah dalam hidup
beriman ditengah jemaat dan masyarakat sesuai dengan yang
diwartakan Yesus Kristus dalam rangka membangun kehidupan
masa depan yang lebih baik.
H. Rambu-Rambu
a. Kurikulum yang disusun ini berbasis pada kompetensi siswa.
Orientasinya bukan terutama pada materi, tetapi pada kompetensi
siswa. Materi di sini menjadi sarana supaya kompetensi siswa bisa
dirangsang, namun materi tetap juga penting dalam PAK.
b. Kurikulum PAK SMP yang disusun di sini ada yang bersifat linier
dan ada yang bersifat spiral. Aspek-aspek yang bersifat linier harus
disampaikan dan diterima siswa secara tuntas. Sedangkan aspek yang
bersifat spiral, muncul di setiap tahun tetapi selalu diperdalam dan
diperluas.
c. Kurikulum berbasis kompetensi berbentuk matrik yang meliputi
kompetensi dasar, indikator, dan materi pokok.
d. Kompetensi Dasar, merupakan uraian pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang memadai mengenai bahan ajar. Kompetensi dasar
dicapai melalui proses pembelajaran dan pengalaman hidup sesuai
11
12. Pendidikan Agama Katolik
dengan tahap perkembangan siswa. Perwujudan kompetensi dasar
ini ditunjukkan dengan Hasil Belajar yang merupakan kemampuan
siswa yang nyata dan terukur, dapat berupa pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan atau nilai-nilai setelah mengikuti kegiatan
belajar mengajar.
e. Indikator adalah kemampuan spesifik dan rinci yang diharapkan
dapat dikuasai siswa dan merupakan penjabaran dari kemampuan
dasar. Indikator pencapaian hasil belajar dapat dijadikan ukuran
untuk menilai ketercapaian hasil belajar. Misalnya: “Siswa dapat
menyusun doa”.
f. Materi Pokok merupakan sarana untuk mencapai kompetensi dasar
dan tercantum pada setiap hasil belajar.
g. Kegiatan pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang
mencakup seluruh komponen proses kompetensi, hasil belajar dan
indikator.
h. Pendekatan Pembelajaran yang dipakai hendaknya menunjang
ketercapaian kompetensi siswa itu. Oleh karena itu pendekatan yang
dipakai hendaknya:
• Memungkinkan siswa untuk aktif. Dia menjadi partisipan aktif
dalam proses PAK.
• Kalau siswa menjadi patrisipan, maka diandaikan dalam proses
PAK ada interaksi antar siswa serta antara siswa dan guru.
• Interaksi yang terjadi hendaknya terarah, sehingga diandaikan
ada suatu proses yang berkesinambungan.
• Interaksi yang berkesinambungan ini bertujuan untuk
menginterpretasikan dan mengaplikasikan ajaran iman dalam
hidup nyata sehingga siswa semakin beriman.
Pendekatan atau pola yang dipakai dapat dikatakan pendekatan atau
pola interaksi (komunikasi) aktif untuk menginterpretasikan dan
mengaplikasikan ajaran imannya dalam hidup nyata (dalam
Kurikulum PAK’ 84 disebut pendekatan atau pola “pergumulan”).
i. Pengorganisasian materi pada hakikatnya adalah kegiatan menyiasati
proses pembelajaran dengan perancangan/rekayasa terhadap unsur-
unsur instrumental melalui upaya pengorganisasian yang rasional
dan menyeluruh. Kronologi pengorganisasian materi itu mencakup
tiga tahap kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan penilaian.
Perencanaan terdiri dari perencanaan per satuan waktu dan
12
13. Pendahuluan
perencanaan per satuan bahan ajar. Perencanaan per satuan waktu
terdiri dari program tahunan dan program semester.
Perencanaan per satuan bahan ajar dibuat berdasarkan satu
kebulatan bahan ajar yang dapat disampaikan dalam satu atau
beberapa kali pertemuan (lihat kurikulumnya).
Pelaksanaan terdiri dari langkah-langkah pembelajaran di dalam
atau di luar kelas, mulai dari pendahuluan, penyajian, dan penutup.
Penilaian merupakan proses yang dilakukan terus menerus sejak
perencanaan, pelaksanaan, dan setelah pelaksanaan pembelajaran
per pertemuan satuan bahan ajar, maupun satuan waktu.
Dalam proses perancangan dan pelaksanaan pembelajaran
hendaknya diikuti langkah-langkah strategis sesuai dengan prinsip
didaktik, antara lain:
• Dari mudah ke sulit
• Dari sederhana ke kompleks
• Dari konkrit ke abstrak
• Dari yang anthropologis ke yang teologis.
j. PAK bukan segala-galanya. Maka PAK perlu ditunjang dengan
kegiatan ekstra-kurikuler dan pastoral sekolah.
k. Bila di suatu sekolah PAK tidak terlaksana karena tidak adanya guru
agama Katolik, maka siswa dan atau orang tua siswa dapat mencari
kemungkinan pelaksanaannya bersama dengan pastor setempat atau
yang mewakilinya.
l. Buku pegangan pokok adalah Kitab Suci. Adapun buku-buku
pegangan yang lain, baik buku pegangan untuk guru maupun buku
pegangan untuk siswa, harus mendapat pengesahan dari Pimpinan
Gereja atau yang diberi wewenang olehnya. Pengesahan ini tampak
dengan adanya tulisan ‘NIHIL OBSTAT” dan “IMPRIMATUR”.
13
14. 2 KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR, DAN
MATERI POKOK
KELAS : VII
Standar Kompetensi : Memahami diri sebagai laki-laki atau perempuan
yang memiliki rupa-rupa kemampuan dan
keterbatasan agar dapat berelasi dengan sesama dan
lingkungannya dengan meneladani Yesus Kristus
yang mewartakan Bapa dan Kerajaan-Nya.
PRIBADI SISWA DAN LINGKUNGANNYA
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
1. Memahami dan
menyadari pribadinya
diciptakan sebagai citra
Allah yang tumbuh dan
berkembang bersama
orang lain.
1.1 Menyadari • Menyebutkan hal-hal • Martabat luhur sebagai
martabat luhur yang mirip antara Citra Allah.
sebagai Citra Allah. dirinya dengan kedua
orang tuanya.
• Menyebutkan
perbedaan antara
manusia dengan
ciptaan Tuhan lainnya.
• Pengertian manusia
sebagai Citra Allah
berdasarkan kutipan
Kej 1:26-2:17 dan GS
12.
• Menyebutkan sikap
dan perilaku manusia
yang mencerminkan
dirinya sebagai Citra
Allah.
14
15. Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
1.2 Menjelaskan tugas • Menyebutkan tugas • Tugas manusia sebagai
manusia sebagai manusia sebagai Citra Citra Allah.
Citra Allah. Allah menurut kutipan
Kej 1:29-30.
• Menyebutkan contoh-
contoh pelaksanaan
tugas manusia yang
sesuai dengan
panggilannya sebagai
Citra Allah.
• Menyebutkan contoh-
contoh tindakan
manusia yang
bertentangan dengan
panggilannya sebagai
Citra Allah.
2. Menyadari kemampuan
dan keterbatasan
dirinya sehingga
terpanggil untuk
mensyukurinya.
2.1 Menyadari bahwa • Menjelaskan panggilan • Aku memiliki
dirinya memiliki Allah kepada semua kemampuan
kemampuan yang orang untuk
merupakan mengembangkan
anugerah Tuhan kemampuan yang
untuk dimilikinya demi
mengembangkan pengembangan
hidupnya, baik sesama.
secara pribadi • Mendemonstrasikan
maupun bersama. salah satu kemampuan
yang dimiliki.
2.2 Menyadari • Membandingkan • Kemampuanku
keterbatasan kemampuan yang terbatas.
kemampuan yang dimilikinya dengan
dimiliki dan kemampuan temannya.
berusaha untuk • Menceritakan
mengatasinya. pengalaman yang
menunjukkan bahwa
dirinya dan semua
15
16. Pendidikan Agama Katolik
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
orang pada dasarnya
memiliki keterbatasan.
• Menyebutkan berbagai
macam bentuk
keterbatasan manusia.
• Menyebutkan sikap
yang perlu
dikembangkan dalam
menghadapi
keterbatasan dirinya.
• Menjelaskan sikap
para murid Yesus
dalam menghadapi
keterbatasan diri
mereka berdasarkan
kutipan Yoh 6:1-13.
• Mempraktekkan
tindakan saling
membantu dalam
menyelesaikan tugas
kelompok.
• Merumuskan motto/
semboyan yang dapat
membangkitkan
semangat hidupnya.
2.3 Siswa mampu Siswa dapat: • Syukur atas hidup.
mengungkapkan • Menceritakan
rasa syukur atas pengalaman yang indah
hidup yang dalam kehidupannya.
dikaruniakan • Menjelaskan makna
Tuhan. hidup sebagai
anugerah Allah.
• Menjelaskan perlunya
sikap bersyukur atas
kehidupan
berdasarkan refleksi
atas kutipan Luk
17:11-19.
• Menyusun doa ucapan
syukur atas anugerah
kehidupan yang
diterimanya.
16
17. Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
3. Memahami bahwa
manusia diciptakan
sebagai perempuan atau
laki-laki dan dipanggil
untuk mengembangkan
kesederajatan dalam
hidup sehari-hari.
3.1 Mensyukuri bahwa • Menguraikan secara • Aku diciptakan baik
dirinya diciptakan garis besar ciri-ciri adanya sebagai
dengan sangat baik sebagai perempuan perempuan atau laki-
sebagai perempuan atau laki-laki. laki.
atau laki-laki. • Menjelaskan bahwa
diciptakan sebagai
perempuan atau laki-
laki merupakan
anugerah yang patut
disyukuri.
• Menjelaskan panggilan
Allah menciptakan
manusia sebagai
perempuan atau laki-
laki seperti yang
diterangkan dalam Kej
2:18-25.
3.2 Menyadari bahwa • Menjelaskan • Perempuan dan laki-
perempuan dan pandangan masyarakat laki sederajat.
laki-laki itu tentang kedudukan
sederajat. perempuan dan laki-
laki.
• Memberikan contoh
kasus yang
memperlihatkan
pandangan keliru
tentang kedudukan
perempuan dan laki-
laki.
• Menjelaskan makna
kesederajatan antara
perempuan dan laki-
laki berdasarkan
kutipan Kej 1;26-27.
17
18. Pendidikan Agama Katolik
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Menyebutkan berbagai
usaha untuk
mengembangkan
kesederajatan
Perempuan dan Laki-
laki dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Memahami bahwa
seksualitas sebagai
anugerah Allah yang
perlu dihayati secara
benar demi kehidupan
bersama yang lebih
baik.
4.1 Menyadari bahwa • Menceritakan • Seksualitas sebagai
seksualitas pengalaman yang anugerah Allah.
merupakan membanggakan
anugerah Tuhan. sebagai perempuan
atau laki-laki.
• Menjelaskan berbagai
pandangan tentang
seksualitas dalam
masyarakat.
• Menjelaskan
pandangan kristiani
tentang seks dan
seksualitas
berdasarkan hasil
studi dari dokumen
GS art. 49 b.
4.2 Menghayati • Menyebutkan contoh • Penghayatan
sekualitas secara penghayatan seksualitas yang benar.
benar sesuai seksualitas yangkeliru
dengan ajaran di kalangan remaja.
Gereja. • Menjelaskan sikap dan
pandangan terhadap
kasus-kasus
penghayatan
seksualitas yang
keliru.
18
19. Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Menguraikan
pandangan Gereja
tentang penghayatan
seksualitas yang benar
berdasarkan firman
Tuhan ke 6 “Jangan
berbuat cabul” dan
kutipan I Kor 6:19.
• Menyebutkan berbagai
upaya demi
pengembangan
penghayatan
seksualitas secara
bertanggung jawab.
4.3 Memahami makna • Menceritakan • Pacaran.
dan tujuan pacaran pengalaman tentang
dalam hidup pergaulan dengan
manusia. teman yang berbeda
jenis kelamin.
• Menjelaskan tahap-
tahap pergaulan
dengan lawan jenis.
• Menjelaskan makna
dan tujuan pacaran
dalam rangka
pengembangan diri
dan sesama.
• Menyebutkan makna
berpacaran secara
benar dan bertanggung
jawab.
5. Memahami arti dan
tujuan persahabatan
sehingga dapat
membangun
persahabatan yang
sejati dengan sesama.
5.1 Menjelaskan • Menyebutkan teman- • Persahabatan.
makna dan tujuan teman yang dianggap
persahabatan. sahabat dan
19
20. Pendidikan Agama Katolik
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
menjelaskan
alasannya.
• Menceritakan
pengalaman suka dan
duka dalam membangun
persahabatan.
• Merumuskan makna
dan tujuan
persahabatan.
• Mengungkapkan nilai-
nilai yang terkandung
dalam persahabatan
antara Daud dan
Yonathan dalam I Sam
20:-43.
5.2 Menjelaskan • Menyebutkan orang- • Persahabatan sejati.
makna orang yang dianggap
persahabatan sejati sebagai sahabat sejati
dan cara beserta alasannya.
membangun serta • Merumuskan ciri-ciri
mengembangkannya. yang dimaksud dengan
sahabat sejati.
• Menjelaskan
pandangan kristiani
tentang makna
persahabatan sejati
berdasarkan kutipan
Sir 6:5-17 dan Yoh
15:13-15.
• Menyebutkan berbagai
cara untuk
membangun dan
mengembangkan
persahabatan sejati.
• Membuat tanda kasih
untuk diberikan
kepada orang yang
dianggap sahabat sejati
melalui salah satu
ungkapan seperti
surat, lagu, puisi,
gambar/simbol, dll.
20
21. Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
PRIBADI SISWA DAN LINGKUNGANNYA
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
6. Menyadari bahwa
pertumbuhan dan
perkembangan dirinya
tidak dapat lepas dari
peran serta keluarga
dan sesama di
sekitarnya, sehingga
terpanggil untuk
bekerjasama dan
menghargai sesama
6.1 Menjelaskan peran • Menceritakan • Aku di tengah
keluarga dalam pengalaman suka dan Keluarga.
pertumbuhan dan duka hidup di dalam
perkembangan keluarga.
dirinya. • Menyebutkan peran
orang tua dan saudara-
saudara dalam keluarga
bagi perkembangan
dirinya.
• Menyebutkan macam-
macam bentuk
tanggung jawab anak
dalam keluarga.
• Menyebutkan sikap
yang perlu
dikembangkan sebagai
wujud kasih dalam
keluarga, khususnya
orang tua, berdasarkan
firman Allah ke4
“Hormatilah ayah dan
ibumu” (Kel 20:12 dan
Ef 6:1-3).
• Menyusun doa untuk
keluarga masing-
masing.
6.2 Menjelaskan arti • Menyebutkan orang- • Hidup bersama orang
manusia sebagai orang yang berperan lain.
makhluk sosial, dalam hidupnya.
21
22. Pendidikan Agama Katolik
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
dan perannya • Menyebutkan makna
dalam hidup manusia sebagai
bersama orang lain. mahluk sosial.
• Menyebutkan faktor-
faktor pendukung dan
penghambat dalam
berelasi dengan orang
lain.
• Menyebutkan azas-azas
hidup bersama
berdasarkan kutipan I
Kor 12:1-12 dan GS 29.
• Menyebutkan contoh
keterlibatan dirinya
dalam hidup bersama.
6.3 Memahami Allah • Menjelaskan tanda • Aku dan sesama
mencintai manusia. atau bukti bahwa dicintai Allah.
Allah mencintai semua
orang dengan jalan
berbeda-beda.
• Menyebutkan
konsekuensi sikap
manusia atas sikap dan
tindakan Allah yang
mencintai semua
manusia.
• Merumuskan
kehendak Allah
kepada semua orang
dalam relasinya
dengan sesama
berdasarkan kutipan
Yoh 18:20-26.
22
23. Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
YESUS KRISTUS DAN KABAR BAIKNYA
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
7. Memahami berbagai
sifat dan sikap Yesus
Kristus sehingga dapat
meneladani dan
menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari
7.1 Memahami bahwa • Menyebutkan • Yesus berbelas kasih.
Yesus senantiasa pengalaman
berbelas kasih memperoleh belas
kepada manusia kasih dari sesama.
dan mewujudkan • Menyebutkan orang-
sikap belas kasih orang yang disebut
dalam hidupnya berbelas kasih serta
sehari-hari. alasannya.
• Menjelaskan makna
berbelas kasih.
• Menjelaskan nilai
belas kasih dalam
tindakan Yesus seperti
yang dikisahkan dalam
Luk 7:11-17.
• Menyebutkan
beberapa tindakan
belas kasih Yesus
Kristus yang dapat
diteladani dalam
hidup sehari-hari.
• Membuat aksi nyata
tindakan berbelas
kasih pada sesama.
• Melaporkan hasil
refleksi aksi nyata yang
sudah dilakukannya.
7.2 Mengungkapkan • Menceritakan • Yesus mengampuni
niatnya untuk pengalaman diri
mengampuni sendiri atau orang lain
seperti yang yang memberi dan
dilakukan Yesus. atau menerima
pengampunan.
23
24. Pendidikan Agama Katolik
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Menyebutkan faktor
penghambat yang
membuat orang sulit
mengampuni.
• Menyebutkan
keuntungan bila
mampu mengampuni
dan mendapatkan
pengampunan.
• Menjelaskan
pengampunan yang
dilakukan Yesus
Kristus seperti
dikisahkan dalam Yoh
8:2-11.
• Menuliskan niat
untuk mengampuni
orang yang bersalah.
• Membuat doa
pengampunan bagi
orang lain.
7.3 Memahami sikap • Menceritakan • Yesus rela berkorban.
Yesus yang rela pengalaman tentang
berkorban dan orang yang rela
mengungkapkan berkorban demi
niatnya untuk kepentingan sesama.
bersedia • Menceritakan
berkorban. pengalaman sendiri
tentang sikap/
tindakan rela
berkorban.
• Menjelaskan tentang
perlunya keberanian
berkorban seperti
dilukiskan dalam Yoh
10:11-15.
• Menuliskan tanggapan
terhadap tindakan.
Yesus yang rela
berkorban bagi
manusia.
24
25. Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
7.4 Menjelaskan sikap • Menceritakan kisah • Yesus peduli terhadap
kepedulian Yesus orang yang sangat penderitaan sesama.
terhadap sesama peduli terhadap
dan melaksanakan sesama.
aksi nyata “peduli • Menceritakan
sesama”. pengalaman sendiri
yang menunjukkan
sikap peduli
terhadap
penderitaan sesama.
• Menceritakan sikap
kepedulian Yesus
terhadap sesama
seperti yang
dikisahkan dalam Luk
6:6-11.
• Merencanakan dan
melaksanakan
kegiatan untuk
mewujudkan sikap
peduli terhadap
sesama.
7.5 Meneladani Yesus • Menceritakan • Yesus Kristus Sang
sebagai tokoh pengalaman tentang Pendoa.
pendoa. kehidupan doa sehari-
hari.
• Menjelaskan makna
doa bagi kehidupan
sehari-hari.
• Menjelaskan bahwa
Yesus adalah pribadi
pendoa dan sekaligus
mengajar manusia
untuk berdoa seperti
yang terungkap dalam
Luk 11:1-13.
• Menyebutkan hal-hal
yang bisa diteladani
dari kehidupan doa
Yesus Kristus.
• Menyusun doa untuk
tujuan tertentu.
25
26. Pendidikan Agama Katolik
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
8. Memahami perjuangan
Yesus untuk
menegakkan nilai-nilai
dasar hidup bersama
sehingga mampu
menghayati dan
menerapkan dalam
hidupnya sehari-hari.
8.1 Memahami sikap • Menceritakan kembali • Yesus mewartakan
dan sifat Yesus kisah tentang cinta tanpa
yang mencintai seseorang yang pengorbanan.
sesama tanpa mencintai sesama
pandang bulu dan tanpa pandang bulu.
menerapkannya • Mengungkapkan
dalam kehidupan pendapatnya tentang
sehari-hari. perwujudan cinta
tanpa pengkotakan.
• Menjelaskan ajaran
Yesus tentang cinta
tanpa pengkotakan
sebagaimana tersirat
dalam kutipan Luk
10:25-37.
• Menyebutkan contoh
perwujudan ajaran
Yesus tentang cinta
tanpa pengkotakan
dalam hidup sehari-
hari.
8.2 Memahami maksud • Menjelaskan • Yesus mewartakan
ajaran Yesus pendapatnya tentang Sabda Bahagia.
tentang Sabda arti bahagia.
Bahagia, dan • Mengungkapkan
mewujudkannya pengalamannya dalam
dalam kehidupan mencari dan
sehari-hari. menemukan
kebahagiaan.
• Menjelaskan alasan-
alasan yang membuat
orang merasa
bahagia.
26
27. Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Menjelaskan maksud
ajaran Yesus tentang
Sabda Bahagia
menurut Luk 6:20-26.
• Menyebutkan contoh-
contoh perwujudan
Sabda Bahagia dalam
hidup sehari-hari.
8.3 Memahami • Menguraikan arti • Yesus mewartakan
perjuangan Yesus kebebasan dengan kebebasan anak-anak
yang mewartakan kata-kata sendiri. Allah.
kebebasan anak- • Menyebutkan tokoh-
anak Allah dan tokoh pejuang
dapat bertindak kebebasan.
bebas sebagai anak- • Menceritakan
anak Allah. pengalamannya
sendiri tentang
kebebasan.
• Menjelaskan
perjuangan Yesus yang
mewartakan
kebebasan Anak-anak
Allah seperti diuraikan
dalam Luk 5:17-26,
Luk 8:26-28 dan Mrk
2:23-28.
• Menyebutkan contoh
perwujudan bertindak
bebas sebagai anak-
anak Allah seperti
yang diperjuangkan
Yesus.
8.4 Memahami sikap • Menyebutkan contoh • Yesus
dan perundangan tindakan yang memperjuangkan
Yesus dalam melecehkan martabat kesetaraan martabat
menegakkan manusia. manusia.
kesetaraan martabat • Menceritakan kisah
manusia dan seorang tokoh yang
mengungkapkan memperjuangkan
niat-niat untuk kesetaraan martabat
meneladani Yesus. manusia.
27
28. Pendidikan Agama Katolik
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Mengungkapkan sikap
yang dapat diteladani
dari tokoh yang
memperjuangkan
kesetaraan martabat
manusia.
• Menjelaskan
perjuangan Yesus
dalam mengusahakan
kesetaraan martabat
manusia seperti dalam
Luk 19:1-10.
• Menjelaskan bentuk-
bentuk kesetaraan
manusia yang dapat
diperjuangkan dalam
hidup sehari-hari.
28
29. Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
KELAS : VIII
Standar Kompetensi : Memahami pribadi Yesus Kristus dan konsekuensi
perjuangan-Nya dalam upaya mengikuti dan
mewujudkan nilai-nilai perjuangannya di dalam
kehidupan menggereja.
YESUS KRISTUS DAN KABAR BAIKNYA
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
1. Memahami makna
sengsara, wafat dan
kebangkitan Yesus
sebagai konsekuensi atas
perjuangan-Nya
menegakkan nilai-nilai
Kerajaan Allah, sehingga
siswa berani meneladani
perjuangan Yesus dalam
hidup sehari-hari.
1.1 Menjelaskan • Menceritakan • Sengsara dan wafat
makna kisah pengalaman pribadi Yesus.
sengsara dan wafat saat mengalami
Yesus. penderitaan dengan
mengungkapkan
penyebab dan
harapannya.
• Menceritakan kembali
salah satu kisah
tentang seorang tokoh
yang rela menderita
dan mati demi
memperjuangkan
nilai-nilai luhur.
• Menceritakan kisah
Yesus yang rela
menderita dan wafat
demi memperjuangan
nilai-nilai Kerajaan
Allah seperti
dikisahkan dalam Luk
23:26-49.
29
30. Pendidikan Agama Katolik
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Menceritakan makna
penderitaan dan wafat
Yesus sebagai
konsekuensi
memperjuangkan nilai-
nilai Kerajaan Allah.
• Menceritakan makna
sengsara dan wafat Yesus
bagi hidup manusia dan
hidupnya sendiri.
1.2 Memahami • Menceritakan kisah • Kebangkitan Yesus.
kebangkitan Yesus seorang tokoh yang
dan maknanya bagi tadinya dianggap oleh
hidupnya. penguasa sebagai
penjahat, tetapi
dikemudian hari
diakui sebagai
pahlawan yang
berjasa, misalnya
tokoh Socrates.
• Menjelaskan makna
kebangkitan Yesus
sebagai pemuliaan dari
Allah terhadap Yesus
yang memperjuangkan
nilai-nilai Kerajaan
Allah melalui kematian-
Nya sebagaimana
dikisahkan dalam Yoh
20:11-21.
• Menyebutkan tindakan-
tindakan yang dijiwai
oleh semangat
kebangkitan Yesus.
2. Memiliki pengetahuan
dasar tentang pribadi
Yesus Kristus sehingga
mereka dapat bercermin
pada pribadi Yesus
Kristus dalam hidup
sehari-hari.
30
31. Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
2.1 Memahami bahwa • Menceritakan • Yesus Kristus
Yesus Kristus pengalaman pemenuhan janji
adalah Pemenuhan mendapat janji dari Allah.
janji Allah. orang lain dan
memberi janji kepada
orang lain.
• Menyebutkan
konsekuensi atas
sebuah janji.
• Menjelaskan bahwa
sejak semula Allah
menjanjikan
Juruselamat seperti
yang diungkapkan
dalam Kej 3:15.
• Menjelaskan bahwa
Yesus Kristus adalah
pemenuhan janji
Allah, sebagaimana
dinyatakan dalam
Ibrani 1:1-4.
2.2 Memahami Yesus • Menyebutkan ciri-ciri • Yesus Kristus sungguh
Kristus itu manusia dan ciri-ciri Allah dan sungguh
sungguh Allah dan Allah. manusia.
sungguh manusia • Menyebutkan kutipan
serta dapat Kitab Suci yang
meneladaniNya. menunjukkan bahwa
Yesus Kristus sungguh
manusia.
• Menyebutkan kutipan
Kitab Suci yang
menunjukkan bahwa
Yesus Kristus sungguh
Allah.
• Menjelaskan manfaat
dari mengetahui
keilahian dan
kemanusiaan Yesus
Kristus bagi
kehidupan sehari-
hari.
31
32. Pendidikan Agama Katolik
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
3. Memahami peristiwa
panggilan dan
pengutusan Yesus
Kristus kepada murid-
murid-Nya sehingga
terdorong untuk
mengikuti Yesus Kristus
dalam hidupnya sehari-
hari.
3.1 Menjelaskan kisah • Mengungkapkan • Yesus memanggil
Yesus memanggil pengalaman ketika murid-murid-Nya.
murid-murid-Nya. menerima dan
menanggapi panggilan
dari orang lain.
• Menceritakan kembali
kisah panggilan Yesus
dan tanggapan para
murid terhadap Yesus,
sebagaimana
diceritakan dalam Yoh
1:35-51.
• Menjelaskan arti
mengikuti Yesus
Kristus.
• Menjelaskan syarat-
syarat mengikuti Yesus
Kristus.
3.2 Memahami cara • Mengungkapkan • Cara hidup murid
hidup Yesus dalam pengalaman pribadinya Yesus dalam
persekutuan dan hidup dalam suatu Persekutuan.
menyebutkan kelompok/persekutuan.
contoh-contoh dari • Menuliskan
pengalaman sendiri pengalaman ikut serta
dalam kegiatan dalam kegiatan
persekutuan di persekutuan.
lingkungannya. • Menjelaskan cara hidup
murid-murid Yesus
dalam persekutuan
sebagaimana
dikisahkan dalam Kis
4:32-37.
32
33. Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
3.3 Memahami makna • Memberi contoh • Tugas persekutuan
tugas perutusan pengalaman diutus murid Yesus.
para murid Yesus untuk melaksanakan
bagi dirinya. suatu tugas.
• Mengungkapkan
perasaan ketika
dipercaya dan diutus
melaksanakan tugas.
• Menjelaskan inti tugas
pengutusan Yesus
kepada murid-
muridNya menurut
Luk 10:1-12.
• Menjelaskan sikap-
sikap yang dituntut
dari para murid dalam
melaksanakan tugas
perutusan.
• Menjelaskan makna
perutusan murid-
murid Yesus bagi
dirinya.
3.4 Siswa mampu Siswa dapat: • Teladan Maria dalam
meneladani Maria • Menyebutkan bentuk- mengikuti Yesus.
dalam mengikuti bentuk penghormatan
Yesus. kepada Maria.
• Menjelaskan alasan
menghormati Maria.
• Menjelaskan ketaatan
dan kepasrahan Maria
terhadap kehendak
Allah seperti
digambarkan dalam
kutipan Luk I:26-28
dan Mat 12:46-50.
• Menyebutkan
tindakan yang dapat
diteladani dari Maria
dalam mengikuti
Yesus untuk
diterapkan dalam
hidupnya.
33
34. Pendidikan Agama Katolik
ARTI DAN MAKNA GEREJA
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
4. Memahami peranan
Roh Kudus sebagai
daya hidup setiap orang
dalam mengembangkan
hidup bersama sebagai
murid-murid Yesus.
4.1 Memahami makna • Menyebutkan berbagai • Yesus mengutus Roh
perutusan Roh macam simbol Kudus.
Kudus. ‘kehadiran Roh Kudus
beserta maknanya.
• Menceritakan kembali
kisah kehadiran Roh
Kudus atas para rasul
dalam peristiwa
Pentakosta
sebagaimana
diceritakan dalam Kis
2:1-11 dan Kis 2:33.
• Menjelaskan pengaruh
daya Roh Kudus
dalam diri para rasul.
• Menjelaskan
pandangan kristiani
bahwa Roh Kudus
adalah Roh Allah dan
Roh Kristus.
4.2 Memahami bahwa • Menyebutkan macam- • Roh Kudus
Roh Kudus macam unsur yang mempersatukan murid
mempersatukan dapat menjadi perekat Yesus.
para murid Yesus. persatuan.
• Menceritakan
pengalamannya
sendiri dalam
memperjuangkan
persatuan.
• Menjelaskan makna
kehadiran Roh Kudus
dalam persekutuan
para murid Yesus
34
35. Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
sebagaimana
dikisahkan dalam Kis
2:38, 41-42 dan Yoh
14:6.
• Menjelaskan peran
Roh Kudus yang
mengajar,
membimbing dan
menjadi jiwa Gereja.
• Menyebutkan contoh
tindakan sebagai
murid Yesus yang
disemangati Roh
Kudus.
5. Memahami Gereja
sebagai persekutuan
murid-murid Yesus
yang terdiri atas rupa-
rupa.
5.1 Siswa mampu Siswa dapat: • Gereja sebagai
menjelaskan • Menceritakan Persekutuan.
makna Gereja pengalaman suka-duka
sebagai sebagai anggota suatu
persekutuan. perkumpulan.
• Menyebutkan kegiatan
umat Gereja Perdana
seperti dikisahkan
dalam Kis 2:41-47.
• Menjelaskan ciri-ciri
Gereja sebagai
persekutuan
berdasarkan
interpretasi terhadap
Kis 2:41-47.
5.2 Menjelaskan • Menyebutkan contoh
contoh-contoh wujud kehidupan
kegiatan gereja Gereja sebagai
sebagai persekutuan di masa
persekutuan. sekarang.
35
36. Pendidikan Agama Katolik
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
5.3 Menjelaskan • Menyebutkan unsur- • Keanggotaan Gereja.
makna dan unsur anggota Gereja.
tanggung jawabnya • Menjelaskan peran/
sebagai anggota tugas masing-masing
Gereja anggota Gereja.
• Menjelaskan makna
dan tanggung jawab
anggota Gereja
berdasarkan dokumen
Rom 12:4-5, I Kor
12:12-18 dan LG 9.
• Menyebutkan ciri-ciri
tindakan anggota
Gereja yang
bertanggung jawab
terhadap Gerejanya.
ARTI DAN MAKNA GEREJA
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
6. Memahami gereja
sebagai tanda dan
sarana penyelamat
(sakramen) bagi semua
orang.
6.1 Siswa mampu Siswa dapat: • Sakramen pada
memahami • Menyebutkan berbagai umumnya.
sakramen- macam simbol dalam
sakramen dalam masyarakat.
Gereja. • Menyebutkan berbagai
macam simbol dalam
hubungan
antarmanusia dan
antar manusia dengan
Allah.
• Menyebutkan tujuh
sakramen dalam
Gereja Katolik.
• Menjelaskan aspek-
aspek simbolis dalam
sakramen:
36
37. Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
antropologis,
kristologis dan
eklesiologis.
• Menguraikan
pengertian Gereja
sebagai tanda dan
sarana keselamatan
berdasarkan LG 1
dan 8.
7. Memahami macam-
macam sakramen
inisiasi beserta
konsekuensinya dalam
hidup menggereja.
7.1 Memahami makna • Menceritakan • Sakramen Baptis.
Sakramen Baptis pengalaman dalam
dan konsekuensi memasuki suatu
dari setiap orang kelompok.
yang menerima • Menjelaskan syarat
Sakramen Baptis. dan proses inisiasi
dalam suatu
kelompok.
• Menyebutkan tahap-
tahap inisiasi dalam
Gereja.
• Menjelaskan makna
sakramen baptis
sebagai sakramen
inisiasi yang
memasukkan seseorang
ke dalam Gereja.
• Menjelaskan tugas dan
perutusan yang
diemban seseorang
yang telah menerima
sakramen baptis.
7.2 Menjelaskan kisah • Menceritakan • Sakramen Ekaristi.
Perjamuan Malam pengalaman dalam
Terakhir. mengikuti perjamuan
makan bersama.
37
38. Pendidikan Agama Katolik
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Menceritakan kembali
kisah Perjamuan
Malam Terakhir
sebagai perjamuan
makan bersama yang
dilakukan Yesus
bersama para.
• Murid-Nya
berdasarkan Luk
22:14-23.
• Menjelaskan isi pesan
Yesus kepada para
murid-Nya dalam
Perjamuan Malam
Terakhir.
7.3 Memahami makna • Menjelaskan
sakramen Ekaristi. hubungan antara
pesan Yesus dalam
Perjamuan Malam
Terakhir dengan
Sakramen Ekaristi
pada masa sekarang.
• Menjelaskan makna
Perayaan Ekaristi
sebagai aumbwe dan
puncak hidup Gereja.
• Menyebutkan sikap
yang perlu
dikembangkan dalam
mengikuti Perayaan
Sakramen Ekaristi.
7.4 Menjelaskan • Menyebutkan ciri-ciri • Sakramen Krisma.
makna Sakramen orang yang disebut
Krisma. dewasa.
• Menyebutkan ciri-ciri
orang yang disebut
dewasa dalam
beriman.
• Menjelaskan makna
sakramen krisma
sebagai simbol
38
39. Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
pelantikan seseorang
menjadi anggota
Gereja yang beriman
dewasa (Kanonik/
Katekismus Universal).
• Menjelaskan karunia
Roh Kudus dalam
Sakramen Krisma.
• Menjelaskan
konsekuensi atas
penerimaan sakramen
Krisma.
• Memberi contoh
tindakan kerasulan
yang dapat
dilaksanakan pada
masa sekarang.
8. Memahami sakramen
tobat sebagai tanda dan
sarana rekonsiliasi
(pendamaian) antara
manusia dengan Allah
dan manusia dengan
sesamanya.
8.1 Memahami hakikat • Menjelaskan • Sakramen Tobat.
dan makna pemahaman tentang
Sakramen Tobat. dosa.
• Menyebutkan contoh-
contoh perbuatan dosa.
• Menyebutkan sebab-
sebab manusia jatuh
ke dalam dosa.
• Menjelaskan akibat-
akibat dosa.
• Menjelaskan sikap
Allah yang Maharahim
yang menantikan
manusia untuk
bertobat seperti
dikisahkan dalam Luk
15:11-32.
39
40. Pendidikan Agama Katolik
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Menjelaskan arti tobat
dan hasil pertobatan.
• Menjelaskan makna
sakramen tobat
sebagai sakramen
rekonsiliasi
berdasarkan Yoh
20:19-23.
• Menyusun doa tobat.
• Menyusun ibadat
tobat.
9. Memahami makna
sakramen pengurapan
orang sakit sebagai
wujud pendampingan
Gereja terhadap orang
yang menderita sakit.
9.1 Memahami arti dan • Menceritakan • Sakramen Pengurapan
hakikat Sakramen pengalamannya pada orang sakit.
pengurapan orang waktu sakit atau
sakit. mengunjungi orang
sakit.
• Menyebutkan
perasaan-perasaan
pada saat sakit atau
mengunjungi orang
sakit.
• Sakramen Pengurapan
orang sakit.
• Menyebutkan usaha-
usaha manusia dalam
memelihara kesehatan.
• Menjelaskan ajaran
Gereja tentang sikap
yang tepat terhadap
sakit dan penderitaan
bertolak dari Yak
5:13-16.
• Menjelaskan makna
sakramen Pengurapan
orang sakit sebagai
40
41. Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
bentuk pendampingan
Gereja pada manusia
yang menderita.
• Memberi contoh
tindakan yang dapat
dilakukan dalam
menghadapi sakit dan
penderitaan.
10. Memahami bentuk-
bentuk pelayanan
gereja dalam upaya
mewujudkan karya
penyelamatan Allah,
sehingga terdorong
untuk melibatkan diri
secara aktif.
10.1 Memahami • Menyampaikan hasil • Kegiatan pelayanan
bentuk-bentuk pengamatan tentang Gereja.
kegiatan kehidupan umat di
pelayanan lingkungannya.
Gereja. • Menyebutkan macam-
macam kegiatan
pelayanan Gereja
berdasarkan hasil
pengamatan.
• Menjelaskan empat
bidang pelayanan
Gereja: Liturgi,
Diakonia, Koinonia
dan Kerygma.
• Menjelaskan kaitan
antara karya Gereja
dengan tugas
perutusan Yesus
seperti ditegaskan Yoh
10:1-21.
10.2 Terlibat karya • Menceritakan hasil • Bentuk keterlibatan
pelayanan kunjungan atau dalam karya pelayanan
Gereja. wawancara dengan Gereja.
tokoh umat tentang
41
42. Pendidikan Agama Katolik
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
karya pelayanan
Gereja di
lingkungannya.
• Menjelaskan
keteladanan tokoh
umat yang dapat
ditirunya.
• Menjelaskan tanggung
jawab dan keterlibatan
anggota Gereja dalam
pelayanan.
• Memberi contoh
bentuk keterlibatan
yang dapat dilakukan
sesuai keadaan di
lingkungannya.
42
43. Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
KELAS : IX
Standar Kompetensi : Memahami dan melaksanakan nilai-nilai Kerajaan
Allah dalam hidup beriman di tengah jemaat dan
masyarakat sesuai dengan yang diwartakan Yesus
Kristus dalam rangka membangun kehidupan masa
depan yang lebih baik.
YESUS KRISTUS DAN KABAR BAIKNYA
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
1. Memahami kehendak
Allah untuk
menyelamatkan semua
orang, yang perlu
ditanggapi dengan
beragama dan beriman.
1.1 Memahami • Menceritakan • Allah berkehendak
kehendak Allah pengalaman iman menyelamatkan semua
yang pribadi tentang orang.
menyelamatkan keselamatan yang
semua orang. pernah dialami dan
diyakini sebagai berkat
Tuhan atas hidupnya.
• Menceritakan macam-
macam tanda cinta
Allah bagi keselamatan
manusia Kej 6:9-22.
7:1-24; Yos 3:1-17,dll).
• Menjelaskan bahwa
Allah sebagai asal
segala cinta (Kej
1:26-31. 2:1-25; Mzm
35:9. 106:4).
• Menjelaskan peran
Yesus Kristus sebagai
wujud nyata kasih
Allah bagi
keselamatan manusia
(Luk 2:10; Kis 4:12;
Ibr 2:10; Kol 1:15).
43
44. Pendidikan Agama Katolik
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Mengungkapkan niat
yang akan
dilakukannya sebagai
tanda syukur dan
terima kasih atas karya
keselamatan Allah bagi
dirinya.
1.2 Memahami arti • Menceritakan hasil • Beragama.
hakikat beragama pengamatan tentang
bagi hidupnya praktek hidup
beragama masyarakat
masa kini.
• Mengungkapkan
pengalaman hidup
keagamaan secara
pribadi.
• Merumuskan
pengertian agama dan
hidup beragama.
• Menjelaskan
pengertian agama
sesuai kutipan Mat
5:17-20. 23:18-28; Gal
1:14; 2 Tim 3:2.
• Menjelaskan makna
kebebasan beragama
menurut ajaran Gereja
Katolik (Dok. K.Vat. II
dalam DH: 1s.d.15).
• Mengungkapkan hal-
hal yang perlu
diperbaiki dalam
hidup beragamanya.
1.3 Memahami arti • Menceritakan • Beriman.
beriman dan pengalaman hidup
beragama serta beriman sehari-hari.
memberikan • Menjelaskan
contoh-contoh hubungan antara
perwujudan iman dan wahyu
imannya. (Dok. Vat.II. dalam
DV. 2-10).
44
45. Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Menyebutkan dan
menjelaskan buah-
buah dari iman dalam
hidup sesuai kutipan
Gal 3:9; Yak 2:1; Kis
14:9.
• Menyebutkan dan
menjelaskan bahaya-
bahaya dari hidup
tanpa iman.
• Menjelaskan
hubungan antara
agama dan iman.
• Menceritakan
pengalaman hidup
seseorang (misalnya
orang kudus) yang
taat dalam imannya
dan patut diteladani.
• Mengungkapkan
rencana untuk
mengamalkan teladan
orang kudus
(tersebut) dalam
hidup sehari-hari.
ARTI DAN MAKNA GEREJA
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
2. Memahami arti dan
nilai hidup beriman
kristiani beserta
konsekuensinya,
sehingga berusaha
untuk mengembangkan
dirinya dalam
kebersamaan dengan
jemaat.
2.1 Memahami ciri • Menceritakan • Beriman Kristiani.
khas iman Kristiani pengalaman hidup
dan maknanya beriman kristiani
45
46. Pendidikan Agama Katolik
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
dalam hidup dalam hidup sehari-
sehari-hari. hari.
• Menjelaskan ciri khas
iman kristiani (2 Kor
9:13; Rom 5:19. 15:18;
1 Petr. 1:22; Dok. KV
II. dalam DV. 2,4,5,
LG:14.
• Menyebutkan dan
menjelaskan aspek-
aspek hidup beriman
kristiani (Mat 6:9-15.
14:23. 26:17. 26:36-
44; Mark 1:37; Luk
2:45-49, Yak 2:14-26).
• Menjelaskan makna
hidup iman kristiani
dalam hidup sehari-
hari (Mat 7:21-23).
2.2 Menjelaskan • Menceritakan • Perjuangan
usaha-usaha pengalaman pribadi mengembangkan
konkrit untuk tentang imanku.
mengembangkan mengembangkan iman
imannya. dalam hidup sehari-
hari.
• Menyebutkan contoh-
contoh iman yang
berkembang dan iman
yang tidak
berkembang (Mat
13:1-23).
• Menyebutkan faktor
penghambat dan
pendukung
pengembangan iman.
• Menjelaskan
pandangan Gereja
tentang perlunya
mengembangkan iman
(Yak 2:14-26; Dok KV
II dalam AA:3-27;
DV:25; perhatikan
46
47. Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
juga tahap-tahap
perkembangan iman
dan moral/Fowler).
• Memberikan contoh-
contoh cara dan sarana
mengembangkan iman
dalam hidup sehari-
hari.
2.3 Menjelaskan • Menceritakan • Iman dan
macam-macam pengalaman kebersamaan dalam
peran Jemaat dan mengungkapkan iman Jemaat.
peran dirinya dalam jemaat.
untuk • Menjelaskan sifat iman
mengembangkan yang personal dan
iman dalam sosial.
kebersamaan. • Menjelaskan peran
jemaat beriman
terhadap
perkembangan iman
pribadi (Kis 2:41-47.
17:26; Rom 1:12-17.
13:9-10; Yoh 17:21-22;
GS.24).
• Menjelaskan
tanggungjawab untuk
mengembangkan iman
pribadi dan sesama.
• Mengungkapkan niat
kongkrit untuk lebih
terlibat dalam
kegiatan-kegiatan
jemaat.
HIDUP BERMASYARAKAT
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
3. Menyadari hak dan
kewajibannya sebagai
orang beriman kristiani
di tengah masyarakat,
yang dipanggil untuk
47
48. Pendidikan Agama Katolik
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
ikut bertanggung jawab
dalam mengembangkan
hidup bersama.
3.1 Memahami hak- • Menceritakan • Aku warga
hak dan pengalaman pribadi masyarakat.
kewajibannya sebagai warga
sebagai warga masyarakat.
masyarakat, • Menjelaskan arti
menurut istilah masyarakat.
pandangan • Menyebutkan dan
kristiani. menjelaskan hak dan
kewajiban dalam
hidup bermasyarakat.
• Menjelaskan sikap-
sikap yang perlu
dikembangkan dalam
hidup bermasyarakat
dan bernegara seturut
teladan Yesus (Luk
10:33; Yoh 4:39; Tit
3:1; Mat 17:24-27.
22:15-22; Mark 12:13-
17. 10:19; Luk 20:20-
26; Rom 9:21; Yes
1:17; Mzm 82:3;
DV.25).
• Menyebutkan sikap-
sikap hidup yang
seharusnya dimiliki
dalam situasi Indonesia
yang pluralis.
3.2 Memahami makna • Menyebutkan contoh • Para pemimpin
kepemimpinan dan pemimpin masyarakat masyarakat.
menyebutkan yang baik dan
kriteria dikagumi.
kepemimpinan • Menjelaskan makna
yang baik serta pemimpin sebagai
menyusun doa simbol kehadiran
untuk para Allah (Mat 23:10; Yoh
pemimpin. 10:1-18; Kis 5:31;
Rom 13:1-7; Kej
48
49. Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
48:15; Bil 17:2; Yes
44:28; Mzm 23:1).
• Menyebutkan kriteria
pemimpin yang baik
dan benar (Kel 18:21).
• Menjelaskan
pandangan Gereja
tentang sikap warga
terhadap
pemimpinnya.
• Menyusun doa bagi
para pemimpin
masyarakat.
3.3 Memahami makna • Menyebutkan contoh- • Kebebasan yang
kebebasan yang contoh sikap bebas bertanggung jawab.
bertanggung jawab. yang tidak
bertanggungjawab
dalam hidupnya.
• Menyebutkan contoh-
contoh sikap hidup
yang bertanggungjawab
dalam hidupnya.
• Menjelaskan makna
kebebasan menurut
ajaran Gereja (GS.7).
• Menjelaskan
pentingnya
menjalankan kebebasan
secara
bertanggungjawab demi
tercapainya kehidupan
bersama yang damai
dan harmonis.
4. Menyadari dan
menjunjung tinggi nilai
martabat manusia,
dengan senantiasa
melindungi dan
membela hidup
manusia secara
bertanggung jawab.
49
50. Pendidikan Agama Katolik
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
4.1 Memahami arti dan • Menyebutkan contoh- • Menjunjung tinggi
hakikat martabat contoh perendahan martabat manusia.
manusia martabat manusia
sebagaimana yang dalam hidup sehari-
diajarkan Yesus hari.
Kristus. • Menjelaskan bahwa
manusia sebagai citra
Allah memiliki
martabat yang luhur
(Kel 20:12-17; UI
5:14, 16:18).
• Menyebutkan dan
menjelaskan
perjuangan-
perjuangan Yesus
dalam membela
keluhuran martabat
manusia (2 Kor 3:18).
• Menjelaskan sikap
dasar yang diperlukan
demi pengembangan
martabat manusia (GS;
12,13,14,15,16,17).
4.2 Memahami Firman • Menjelaskan makna • Membela kehidupan.
kelima. Perintah Allah/Dasa
Firman kelima (Kel
20:13; UI 5:17).
• Menyebutkan contoh-
contoh tindakan yang
bertentangan dengan
Dasa Firman kelima.
• Menjelaskan bahwa
kehidupan sangat
berharga bagi manusia,
sebagaimana diajarkan
dan diperbuat oleh
Yesus (Mark 12:28-34;
Rom 13:9).
• Menceritakan salah
satu karya Ibu Teresa
yang membela
kehidupan manusia.
50
51. Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
4.3 Memahami • Merumuskan • Memelihara dan
pandangan tentang pandangan tentang memperjuangkan
memelihara dan hidup secara sehat. kehidupan secara
memperjuangkan • Menjelaskan hal-hal sehat.
hidup secara sehat, yang perlu diusahakan
berdasarkan visi untuk hidup sehat.
Kristiani. • Menjelaskan hal-hal
yang merusak hidup
sehat (jasmani-
rohani).
• Menjelaskan Narkoba
dan Miras sebagai
perusak kehidupan
yang sehat.
• Menceritakan kasus-
kasus penyalahgunaan
narkoba yang terjadi
dalam masyarakat dan
akibat yang
ditimbulkannya.
• Menjelaskan
pandangan Kristiani
tentang perlunya
mengusahakan hidup
yang sehat. (Luk 12:45;
1 Kor 11:21; Ef 5:18).
• Merencanakan
kegiatan bersama
untuk
mengembangkan
hidup yang sehat baik
di sekolah maupun di
rumah serta di
lingkungan
masyarakat sekitarnya.
5. Memahami dan
menyadari perlunya
keutuhan alam ciptaan
bagi kehidupan
sehingga terdorong
untuk menjaga dan
melestarikannya.
51
52. Pendidikan Agama Katolik
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
5.1 Siswa mampu • Menceritakan contoh- • Menjaga dan
menjaga dan contoh kasus melestarikan
melestarikan perusakan alam lingkungan hidup.
lingkungan hidup. ciptaan.
• Menyebutkan
penyebab karusakan
alam dan akibat-
akibatnya.
• Menyebutkan
pandangan kristiani
tentang pemeliharaan
dan pelestarian alam
ciptaan (Kejadian
1:26-28;:8-15).
• Menceritakan
pengalaman Sr.
Frasiskus Asisi yang
cinta akan lingkungan
hidup.
• Menyebutkan upaya-
upaya untuk
melestarikan
lingkungan hidup.
• Membuat gerakan
cinta lingkungan
hidup di sekolah dan
di rumah.
6. Menyadari pentingnya
kejujuran dan keadilan
sebagai nilai-nilai luhur
yang harus diwujudkan
dalam kehidupan
sehari-hari.
6.1 Memahami arti • Menceritakan • Menghargai dan
kejujuran dan pengalaman bertindak mewujudkan
upaya-upaya untuk jujur dan tidak jujur kejujuran.
mewujudkan serta akibatnya.
kejujuran dalam • Menjelaskan
hidupnya. pandangan
masyarakat tentang
kejujuran.
52