SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
MAKALAH
K3 DI BERBAGAI BIDANG
Aspek Keselamatan Kerja dan Permasalahannya di kegiatan Konstruksi
Disusun oleh :
IPAN JUANDA
0312210 – 14
PROGRAM STUDI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
STIKES BINAWAN
2012
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Industri konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan yang mendukung
kegiatan konstruksi dimulai dari penyediaan barang/material keperluan pekerjaan konstruksi
sejak pabrikan, suplai/pasokan (delivery) hingga ke pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang
mencakup kegiatan : sipil, arsitektural, mekanikal, elektrikal dan tata lingkungan masing- masing
beserta kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lainnya sesuai
dengan yang direncanakannya
Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau
pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal,
elektrikal, dan tata lingkungan masing masing beserta kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu
bangunan atau bentuk fisik lain
Kegiatan Konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan namun dalam kegiatan
konstruksi kecelakaan konstruksi relatif tinggi dibandingkan dengan kegiatan lainnya. Kegiatan
konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan antara lain yang menyangkut
aspek keselamatan kerja dan lingkungan. Kegiatan proyek konstruksi memiliki Karakteristik
antara lain : bersifat sangat kompleks, multi disiplin ilmu, melibatkan banyak unsur tenaga kerja
kasar dan berpendidikan relatif rendah, masa kerja terbatas, intensitas kerja yang tinggi, tempat
Kerja (terbuka, tertutup, lembab, kering, panas, berdebu, kotor), menggunakan peralatan kerja
beragam, jenis, teknologi, kapasitas dan beragam berpotensi bahaya, mobilisasi yang tinggi,
peralatan, tenaga kerja, material dll
BAB 2
PEMBAHASAN
Kegiatan atau tahapan kerja pada bidang konstruksi meliputi :
a. Tahap Pra Konstruksi,
Suatu tahapan kegiatan sebelum kegiatan pembangunan dilaksanakan. Pada tahap ini kegiatan
yang dilaksanakan meliputi kegiatan survey pendahuluan dan kegiatan pembebasan lahan,
apabila belum tersedia lahan untuk kegiatan pembangunan. Apabila di lokasi rencana
pembangunan terdapat banyak permukiman penduduk, maka perlu dilakukan kegiatan
resettlement atau pemindahan penduduk ke lokasi lain. Identifikasi dampak sosial pada tahap ini
meliputi keresahan sosial, perubahan mata pencahariaan, pendapatan penduduk, sikap dan
persepsi penduduk, dan konflik sosial. Apabila terdapat kegiatan resettlement, maka kajian
dampak sosial menjadi lebih luas meliputi perubahan mata pencahariaan, perubahan pola
kebiasaan masyarakat di lokasi baru, serta konflik sosial.
b. Tahap Konstruksi,
Adalah suatu tahapan kegiatan pembangunan fisik dari rencana proyek yang akan dilaksanakan.
Pada tahap ini kegiata pembangunan yang akan dilaksanakan sangat tergantung pada rencana
kegiatan yang akan dilaksanakan. Tahapan kegiatan konstruksi yang dianalisa meliputi :
pembukaan lahan, cut and fill, pemasangan tiang pancang, dan kegiatan pembangunan.
Umumnya pada tahap konstruksi dampak sosial yang dianalisa adalah sampai sejauh mana
kegiatan konstruksi dapat memberikan manfaat positif bagi terciptanya peluang kerja dan usaha
bagi masyarakat lokal. Semakin besar dampak positif yang dapat dirasakan, maka dampak
kegiatan pembangunan semakin positif. Dampak negatif yang biasa dianalisa terutama terkait
dengan terjadinya persaingan antara pekerja lokal dan pekerja non lokal. Diidentifikasi
kemungkinan terjadinya kecemburuan sosial antara tenaga kerja lokal dan non lokal dengan
adanya peluang kerja dan usaha.
c. Pasca konstruksi
Tahap ketika konstruksi telah selesai dilakukan dan hasil konstruksi telah dimanfaatkan.
d. Operasional
Tahap Operasi, adalah suatu tahapan beroperasinya kegiatan pembangunan yang direncanakan.
Pada tahap ini yang dianalisa terutama terkait dengan kontribusi kegiatan pembangunan
terhadap peluang kerja dan usaha bagi masyarakat lokal. Tersedianya peluang kerja dan usaha
diharapkan dapat memberikan manfaat lanjutan (multiplier effect) bagi perekonomian daerah.
Juga manfaat lain yang dapat dirasakan bagi peningkatan pendapatan asli daerah
dengan adanya pungutan retribusi, pajak penghasilan, PBB, dan lain-lain.
e. Pembongkaran
SIKLUS KEGIATAN KONSTRUKSI
PRA KONSTRUKSI
KONSTRUKSI
PASCA KONSTRUKSI
OPERASIONAL
PEMBONGKARAN
Unsur yang terlibat terkait dalam pelaksanaan Proyek Konstruksi
BAB 3
PERMASALAHAN
Semakin besar proyek konstruksi, tentunya akan menimbulkan permasalahan yang semakin
kompleks pula, termasuk di dalamnya permasalahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Pengelolaan proyek yang baik, akan memperhatikan masalah K3 ini, sehingga akan
meminimalisir setiap potensi timbulnya kecelakaan kerja yang melibatkan tenaga kerja.
Keselamatan dan kesehatan tenaga kerja proyek konstruksi menjadi prioritas yang harus selalu
diperhatikan.
1. Data kecelakaan
Sektor konstruksi
puncak kegiatan konst - th 1990 an
- Jumlah kasus 5.191 kasus
- Kerugian Rp. 6.4 milyar
2. Kondisi
- Kesadaran masyarakat thdp K3 masih rendah
- Kuantitas & kualitas Peg. Pengawas & Ahli K3 terbatas
- Juklak & Juknis operasional otada hrs memadai
3. Tantangan yang dihadapi
- Tuntutan global semakin mendesak
- Tuntutan HAM semakin kritis
- Resiko bahaya semakin meningkat
Kecelakaan Kerja Konstruksi, mencakup
Pekerja
Peralatan Kerja
Bahan Baku Konstruksi
Proses Konstruksi
Pengunjung
Masyarakat Sekitar
32 % kecelakaan terjadi di Sektor konstruksi di bawah tahun 2000
Efek kecelakaan kerja yang terjadi pada proyek konstruksi dapat menyebabkan rusaknya
peralatan yang digunakan, rusaknya lingkungan sekitar proyek, serta hilangnya nyawa pekerja
(fatality). Efek-efek tersebut akan mempengaruhi schedule penyelesaian proyek (project delay)
dan pembengkakan biaya konstruksi secara keseluruhan.
Kecelakaan yang terjadi pada suatu pekerjaan konstruksi kebanyakan disebabkan oleh tenaga
kerja yang tidak berpengalaman terhadap apa yang dia kerjakan, peralatan yang sudah tidak
layak untuk dipakai, kondisi lingkungan kerja yang tidak aman, perilaku karyawan yang kurang
peduli tehadap safety, serta manajemen perusahaan yang kurang peduli sepenuhnya terhadap
safety, serta metode kerja yang tidak aman.
Kecelakaan kerja dapat terjadi bila bahaya yang timbul tidak dapat diantisipasi karena kegagalan
Sistem Pertahanan Keselamatan Kerja (SPKK)
BAB 4
PENYELESAIAN MASALAH
Program pengelolaan K3 dalam bidang konstruksi diatur dalam Undang-undang dan Peraturan
Pemerintah(PP) dengan dasar hukum Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan
kerja dan Undang – Undang Jasa Konstruksi.
Dasar Pelaksanaan K3 Konstruksi berdasarkan Peraturan Perundangan di Bidang Konstruksi
Bangunan :
• UU No 18/1999 ttg JASA KONSTRUKSI
• PP No. 28 Tahun 2000 Tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi, dengan
perubahannya menjadi PP 04 Tahun 2010 dan PP 92 Tahun 2010
• PP No. 29 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, dengan perubahannya
PP No. 59 Tahun 2010
• PP 30 Tahun 2000 tentang Pembinaan Penyelenggaraan jasa Konstruksi, Pasal 6 ayat
(4).3
• KEPPRES NO. 80 TAHUN 2003 :PASAL 29 AYAT (1).
• SURAT EDARAN MENTERI KIMPRASWIL NO. UM 03.05-Mn/426 TGL 24
AGUSTUS 2004 PERIHAL PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA PADA
PELAKSANAAN KEGIATAN KONSTRUKSI
LINGKUP PENERAPAN K3 KONSTRUKSI DIPENGARUHI FAKTOR-2 :
• Skala Proyek ( jenis Pembangunan prasarana dan sarana)
• Teknologi yang digunakan
• Lokasi Kerja dan lingkungannya
• Penggunaan bahan-bahan/material konstruksi
• Penguasaan teknologi
• Kompetensi sumber daya manusia dan jumlahnya
Hal utama untuk mencegah kecelakaan kerja di konstruksi harus dimulai dengan membentuk
SPKK (Sistem Pertahanan Keselamatan Kerja) yang baik, salah satunya dengan menerapkan
sitem manajemen K3 (SMK3). Penerapan SMK3 meliputi metode kerja dan fasilitas yang
mendukung pekerjaan tersebut.
Sistem manajemen K3 pada dasarnya mencari dan mengungkapkan kelemahan operasional yang
memungkinkan terjadinya kecelakaan. Fungsi ini dapat dilaksanakan dengan mengungkapkan
sebab suatu kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian keselamatan kerja secara cermat
dilaksanakan atau tidak.
Tiga faktor dalam penerpan SMK3 di proyek konstruksi yaitu peran manajemen, kondisi dan
lingkungan kerja, serta kesadaran dan kualitas pekerja. Penerapan SMK3 yang baik akan
memberikan efek yang signifikan terhadap manfaat proyek, yang dapat diukur dalam parameter
efisiensi, nilai efisiensi, peningkatan dari hasil kualitas kerja dan juga peningkatan aktivitas
pekerjaan.
Pemerintah pun sejak tahun 1980 telah mengeluarkan peraturan yang berkaitan dengan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam bidang konstruksi. Tahun 1986 pemerintah
mengeluarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga Kerja
No.Kep.174/MEN/1986-104/KPTS/1986: Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
Tempat Kegiatan Konstruksi. Pedoman yang selanjutnya disingkat sebagai ”Pedoman K3
Konstruksi
PRINSIP-PRINSIP PENERAPAN SMK3
1. PENETAPAN KEBIJAKAN K3;
2. PERENCANAAN K3;
3. PELAKSANAAN RENCANA K3;
4. PEMANTAUAN DAN EVALUASI KINERJA K3; dan
5. PENINJAUAN ULANG DAN PENINGKATAN KINERJA SMK3..
PEDOMAN PENERAPAN SMK3
Kebijakan K3, paling sedikit memuat :
Visi
Tujuan perusahaan
Komitmen dan tekad melaksanakan kebijakan
Kerangka dan program kerja yang mencakup kegiatan perusahaan secara menyeluruh
yang bersifat umum dan/atau operasional.
Rencana K3, paling sedikit memuat :
Tujuan dan sasaran;
Skala prioritas;
Upaya pengendalian bahaya;
Penetapan sumber daya;
Jangka waktu pelaksanaan;
Indikator pencapaian;
Sistem pertanggungjawaban.
Kegiatan dalam Pelaksanaan Rencana K3 paling sedikit memuat :
Tindakan pengendalian
Perancangan dan Rekayasa
Prosedur dan Instruksi kerja
Penyerahan sebagian Pelaksanaan Pekerjaan
Pembelian/pengadaan barang dan jasa
Produk akhir
Upaya menghadapi Keadaan Darurat Kecelakaan dan Bencana Industri
Rencana dan Pemulihan Keadaan Darurat
Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 Dilaksanakan melalui kegiatan :
Pemeriksaan, Pengujian dan Pengukuran
Audit Internal SMK3
Perbaikan dan peningkatan kinerja K3 dapat dilakukan dalam hal, adanya:
Prubahan Peraturan Perundangan;
Tuntutan dari pihak terkait dan pasar;
Perubahan Produk dan kegitan Organisasi;
Perubahan Struktur Organisasi Perusahaan;
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi;
Rekomendasi Inspeksi K3;
Hasil Kajian Kecelakaan di Tempat Kerja;
Pelaporan dan Komunikasi;
Masukan dari karyawan.
BAB 5
KESIMPULAN & SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan ;
Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan antara lain yang
menyangkut aspek keselamatan kerja dan lingkungan. Kegiatan proyek konstruksi memiliki
Karakteristik antara lain : bersifat sangat kompleks, multi disiplin ilmu, melibatkan banyak unsur
tenaga kerja kasar dan berpendidikan relatif rendah, masa kerja terbatas, intensitas kerja yang
tinggi, tempat Kerja (terbuka, tertutup, lembab, kering, panas, berdebu, kotor), menggunakan
peralatan kerja beragam, jenis, teknologi, kapasitas dan beragam berpotensi bahaya, mobilisasi
yang tinggi, peralatan, tenaga kerja, material dll. Berbagai peristiwa kegagalan konstruksi, salah
satu penyebabnya adalah tidak mengikuti prosedur teknis konstruksi secara benar. Selama proses
pembuatan konstruksi, kegagalan konstruksi dapat pula dikategorikan sebagai kecelakaan kerja.
5.2. Saran
Pengawasan harus dilakukan dengan ketat tidak hanya oleh Departemen dan Dinas Tenaga Kerja
setempat, tapi juga oleh Departemen Pekerjaan Umum selaku pihak yang memahami aspek
teknis konstruksi proyek-proyek bangunan. Pengawasan harus dilakukan dengan ketat tidak
hanya oleh Departemen dan Dinas Tenaga Kerja setempat, tapi juga oleh Departemen Pekerjaan
Umum selaku pihak yang memahami aspek teknis konstruksi proyek-proyek bangunan. Prosedur
audit sistem keselamatan, kalibrasi peralatan kerja, hingga sertifikasi keselamatan dan kesehatan
kerja seharusnya dijalankan dengan jauh lebih tegas.
BAB 6
PENUTUP
Kecelakaan kerja konstruksi masih merupakan masalah besar yang memerlukan perhatian lebih
oleh para partisipan proyek, karena angka kecelakaan yang masih tinggi. Teori penyebab
kecelakaan kerja konstruksi telah berkembang, tidak hanya memandang dari aspek pekerja
(personal) saja, tetapi juga memandang dari aspek manajemen dan organisasi. Yang berperan
dalam meminimalkan kecelakaan tidak hanya dari pihak kontraktor saja, tetapi semua
pihak(partisipan) proyek harus ikut berperan. Perencanaan keselamatan kerja konstruksi
sebaiknya dilakukan jauh sebelum tahap pelaksanaan, misalnya pada tahap disain atau bahkan
pada tahap konsepsi.

More Related Content

What's hot

367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatan
367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatan367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatan
367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatan
fianardi
 
Perencanaan jalan beton
Perencanaan jalan betonPerencanaan jalan beton
Perencanaan jalan beton
Abd Hamid
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Indah Rosa
 
Mekanika tanah jilid 1 * braja m das *
Mekanika tanah jilid 1 * braja m das *Mekanika tanah jilid 1 * braja m das *
Mekanika tanah jilid 1 * braja m das *
speaklouder77
 
masterplan Purbalingga
masterplan Purbalinggamasterplan Purbalingga
masterplan Purbalingga
Gilang Rupaka
 

What's hot (20)

GAMBAR RENCANA SUMUR BOR.pdf
GAMBAR RENCANA SUMUR BOR.pdfGAMBAR RENCANA SUMUR BOR.pdf
GAMBAR RENCANA SUMUR BOR.pdf
 
367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatan
367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatan367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatan
367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatan
 
Manual desain-perkerasan-jalan-2017
Manual desain-perkerasan-jalan-2017Manual desain-perkerasan-jalan-2017
Manual desain-perkerasan-jalan-2017
 
Perencanaan jalan beton
Perencanaan jalan betonPerencanaan jalan beton
Perencanaan jalan beton
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekan
 
contoh-laporan-pendahuluan punya orang.docx
contoh-laporan-pendahuluan punya orang.docxcontoh-laporan-pendahuluan punya orang.docx
contoh-laporan-pendahuluan punya orang.docx
 
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss PileCara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
 
Tabel baja-wf-lrfd
Tabel baja-wf-lrfdTabel baja-wf-lrfd
Tabel baja-wf-lrfd
 
Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013
 
Mekanika tanah jilid 1 * braja m das *
Mekanika tanah jilid 1 * braja m das *Mekanika tanah jilid 1 * braja m das *
Mekanika tanah jilid 1 * braja m das *
 
Bahan Paparan K3 Konstruksi.pptx
Bahan Paparan K3 Konstruksi.pptxBahan Paparan K3 Konstruksi.pptx
Bahan Paparan K3 Konstruksi.pptx
 
RK3K
RK3KRK3K
RK3K
 
Presentasi K3 Proyek.
Presentasi K3 Proyek.Presentasi K3 Proyek.
Presentasi K3 Proyek.
 
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATANPELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
 
Struktur baja-dasar
Struktur baja-dasarStruktur baja-dasar
Struktur baja-dasar
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
 
Spesifikasi teknis jembatan
Spesifikasi teknis jembatanSpesifikasi teknis jembatan
Spesifikasi teknis jembatan
 
masterplan Purbalingga
masterplan Purbalinggamasterplan Purbalingga
masterplan Purbalingga
 
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
 
3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana
 

Viewers also liked

Kegagalan dalam konstruksi bangunan gedung
Kegagalan dalam konstruksi bangunan gedungKegagalan dalam konstruksi bangunan gedung
Kegagalan dalam konstruksi bangunan gedung
HerLiana Sidabutar
 
Makalah dampak perkembangan ipa dan teknologi terhadap kehidupan (copilation)
Makalah dampak perkembangan ipa dan teknologi terhadap kehidupan (copilation)Makalah dampak perkembangan ipa dan teknologi terhadap kehidupan (copilation)
Makalah dampak perkembangan ipa dan teknologi terhadap kehidupan (copilation)
Onal Lensun
 
METODE pelaksanaan gedung bertingkat diklat
METODE  pelaksanaan gedung bertingkat diklatMETODE  pelaksanaan gedung bertingkat diklat
METODE pelaksanaan gedung bertingkat diklat
Alif Mahardika
 
Tugas safety k3 listrik
Tugas safety  k3 listrikTugas safety  k3 listrik
Tugas safety k3 listrik
Satria Sp
 
Statistik dan analisa k3
Statistik dan analisa k3Statistik dan analisa k3
Statistik dan analisa k3
Macan Sumatra
 
Posisi, Peran, Fungsi & Tujuan K3
Posisi, Peran, Fungsi & Tujuan K3Posisi, Peran, Fungsi & Tujuan K3
Posisi, Peran, Fungsi & Tujuan K3
Robi Ananda
 

Viewers also liked (20)

Laporan k3
Laporan k3Laporan k3
Laporan k3
 
Pengawasan K3 Konstruksi
Pengawasan K3 KonstruksiPengawasan K3 Konstruksi
Pengawasan K3 Konstruksi
 
Kasus k3 konstruksi
Kasus k3 konstruksiKasus k3 konstruksi
Kasus k3 konstruksi
 
Kegagalan Konstruksi Akibat Likuifaksi
Kegagalan Konstruksi Akibat LikuifaksiKegagalan Konstruksi Akibat Likuifaksi
Kegagalan Konstruksi Akibat Likuifaksi
 
Tugas Aspek Hukum dalam Pembangunan Kelompok 1
Tugas Aspek Hukum dalam Pembangunan Kelompok 1Tugas Aspek Hukum dalam Pembangunan Kelompok 1
Tugas Aspek Hukum dalam Pembangunan Kelompok 1
 
Kasus proyek abadi pembangunan
Kasus proyek abadi pembangunanKasus proyek abadi pembangunan
Kasus proyek abadi pembangunan
 
Kegagalan dalam konstruksi bangunan gedung
Kegagalan dalam konstruksi bangunan gedungKegagalan dalam konstruksi bangunan gedung
Kegagalan dalam konstruksi bangunan gedung
 
Makalah dampak perkembangan ipa dan teknologi terhadap kehidupan (copilation)
Makalah dampak perkembangan ipa dan teknologi terhadap kehidupan (copilation)Makalah dampak perkembangan ipa dan teknologi terhadap kehidupan (copilation)
Makalah dampak perkembangan ipa dan teknologi terhadap kehidupan (copilation)
 
Makalah perkerasan jalan
Makalah perkerasan jalan Makalah perkerasan jalan
Makalah perkerasan jalan
 
Pengertian & Penjelasan K3
Pengertian & Penjelasan K3Pengertian & Penjelasan K3
Pengertian & Penjelasan K3
 
MAKALAH ALAT BERAT (DUMPTRUCK)
MAKALAH ALAT BERAT (DUMPTRUCK)MAKALAH ALAT BERAT (DUMPTRUCK)
MAKALAH ALAT BERAT (DUMPTRUCK)
 
METODE pelaksanaan gedung bertingkat diklat
METODE  pelaksanaan gedung bertingkat diklatMETODE  pelaksanaan gedung bertingkat diklat
METODE pelaksanaan gedung bertingkat diklat
 
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
 
Makalah Perkembangan dan Manfaat Teknologi Komputer Serta Dampak Teknologi In...
Makalah Perkembangan dan Manfaat Teknologi Komputer Serta Dampak Teknologi In...Makalah Perkembangan dan Manfaat Teknologi Komputer Serta Dampak Teknologi In...
Makalah Perkembangan dan Manfaat Teknologi Komputer Serta Dampak Teknologi In...
 
K3 listrik ppt
K3 listrik pptK3 listrik ppt
K3 listrik ppt
 
Tugas safety k3 listrik
Tugas safety  k3 listrikTugas safety  k3 listrik
Tugas safety k3 listrik
 
Statistik dan analisa k3
Statistik dan analisa k3Statistik dan analisa k3
Statistik dan analisa k3
 
Posisi, Peran, Fungsi & Tujuan K3
Posisi, Peran, Fungsi & Tujuan K3Posisi, Peran, Fungsi & Tujuan K3
Posisi, Peran, Fungsi & Tujuan K3
 
Pembuatan JSA, HIRA, SOP, WI pada konstruksi gedung
Pembuatan JSA, HIRA, SOP, WI pada konstruksi gedungPembuatan JSA, HIRA, SOP, WI pada konstruksi gedung
Pembuatan JSA, HIRA, SOP, WI pada konstruksi gedung
 
SOP Pekerjaan Konstruksi
SOP Pekerjaan KonstruksiSOP Pekerjaan Konstruksi
SOP Pekerjaan Konstruksi
 

Similar to Makalah k3 bidang konstruksi ipan juanda

9694f_SMK3L_Diklat_Pengawas_Irigasi (2).pptx
9694f_SMK3L_Diklat_Pengawas_Irigasi (2).pptx9694f_SMK3L_Diklat_Pengawas_Irigasi (2).pptx
9694f_SMK3L_Diklat_Pengawas_Irigasi (2).pptx
GakTau44
 
SKA MANAJEMEN KESELEMATAN KONTRUKSI.pptx
SKA MANAJEMEN KESELEMATAN KONTRUKSI.pptxSKA MANAJEMEN KESELEMATAN KONTRUKSI.pptx
SKA MANAJEMEN KESELEMATAN KONTRUKSI.pptx
heriadi27
 
fdokumen.com_02-k3-konstruksi-bangunan.ppt
fdokumen.com_02-k3-konstruksi-bangunan.pptfdokumen.com_02-k3-konstruksi-bangunan.ppt
fdokumen.com_02-k3-konstruksi-bangunan.ppt
AryanaPutraImade
 

Similar to Makalah k3 bidang konstruksi ipan juanda (20)

Referensi K3 Konstruksi Bangunan
Referensi K3 Konstruksi BangunanReferensi K3 Konstruksi Bangunan
Referensi K3 Konstruksi Bangunan
 
Executive sumarry k3 konstruksi covid 19 doso winarno web
Executive sumarry k3 konstruksi covid 19 doso winarno webExecutive sumarry k3 konstruksi covid 19 doso winarno web
Executive sumarry k3 konstruksi covid 19 doso winarno web
 
Materi ajar 97_1601979188
Materi ajar 97_1601979188Materi ajar 97_1601979188
Materi ajar 97_1601979188
 
9694f_SMK3L_Diklat_Pengawas_Irigasi (2).pptx
9694f_SMK3L_Diklat_Pengawas_Irigasi (2).pptx9694f_SMK3L_Diklat_Pengawas_Irigasi (2).pptx
9694f_SMK3L_Diklat_Pengawas_Irigasi (2).pptx
 
3 Kebijakan Keselamatan Konstruksi.pptx
3 Kebijakan Keselamatan Konstruksi.pptx3 Kebijakan Keselamatan Konstruksi.pptx
3 Kebijakan Keselamatan Konstruksi.pptx
 
RKK TUGAS 1.pptx
RKK TUGAS 1.pptxRKK TUGAS 1.pptx
RKK TUGAS 1.pptx
 
SKKNI 2022-060 Ahli Keselamatan Konstruksi.pdf
SKKNI 2022-060 Ahli Keselamatan Konstruksi.pdfSKKNI 2022-060 Ahli Keselamatan Konstruksi.pdf
SKKNI 2022-060 Ahli Keselamatan Konstruksi.pdf
 
K3
K3K3
K3
 
SKA MANAJEMEN KESELEMATAN KONTRUKSI.pptx
SKA MANAJEMEN KESELEMATAN KONTRUKSI.pptxSKA MANAJEMEN KESELEMATAN KONTRUKSI.pptx
SKA MANAJEMEN KESELEMATAN KONTRUKSI.pptx
 
Probolinggo-Sosialisasi Penerapan SMKK.pdf
Probolinggo-Sosialisasi Penerapan SMKK.pdfProbolinggo-Sosialisasi Penerapan SMKK.pdf
Probolinggo-Sosialisasi Penerapan SMKK.pdf
 
Kebijakan infrastruktur meningkatkan kualitas lingkungan (KL)
Kebijakan infrastruktur meningkatkan kualitas lingkungan (KL)Kebijakan infrastruktur meningkatkan kualitas lingkungan (KL)
Kebijakan infrastruktur meningkatkan kualitas lingkungan (KL)
 
Uujk etika profesi
Uujk etika profesiUujk etika profesi
Uujk etika profesi
 
RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI ( RKK ).pdf
RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI ( RKK ).pdfRENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI ( RKK ).pdf
RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI ( RKK ).pdf
 
DASAR-DASAR K3 PEKERJAAN KONSTRUKSI.pptx
DASAR-DASAR K3 PEKERJAAN KONSTRUKSI.pptxDASAR-DASAR K3 PEKERJAAN KONSTRUKSI.pptx
DASAR-DASAR K3 PEKERJAAN KONSTRUKSI.pptx
 
fdokumen.com_02-k3-konstruksi-bangunan.ppt
fdokumen.com_02-k3-konstruksi-bangunan.pptfdokumen.com_02-k3-konstruksi-bangunan.ppt
fdokumen.com_02-k3-konstruksi-bangunan.ppt
 
94 Kebijakan K3 SMK3.pptx
94 Kebijakan K3 SMK3.pptx94 Kebijakan K3 SMK3.pptx
94 Kebijakan K3 SMK3.pptx
 
6. PengawasanNorma KontBanguan Listrik, PKKebekaran.ppt
6. PengawasanNorma KontBanguan Listrik, PKKebekaran.ppt6. PengawasanNorma KontBanguan Listrik, PKKebekaran.ppt
6. PengawasanNorma KontBanguan Listrik, PKKebekaran.ppt
 
6. Modul KESELAMATAN KERJA KONSTRUKSI DAN BANGUNAN (1).pdf
6. Modul KESELAMATAN KERJA KONSTRUKSI DAN BANGUNAN (1).pdf6. Modul KESELAMATAN KERJA KONSTRUKSI DAN BANGUNAN (1).pdf
6. Modul KESELAMATAN KERJA KONSTRUKSI DAN BANGUNAN (1).pdf
 
pembinaan & penyelenggaraan jasa konstruksi (26 mei14)
pembinaan & penyelenggaraan jasa konstruksi (26 mei14)pembinaan & penyelenggaraan jasa konstruksi (26 mei14)
pembinaan & penyelenggaraan jasa konstruksi (26 mei14)
 
Se 11 2019 SURAT EDARAN MENTERI PUPR NOMOR: 11/SE/M/2019 TENTANG PETUNJUK TEK...
Se 11 2019 SURAT EDARAN MENTERI PUPR NOMOR: 11/SE/M/2019 TENTANG PETUNJUK TEK...Se 11 2019 SURAT EDARAN MENTERI PUPR NOMOR: 11/SE/M/2019 TENTANG PETUNJUK TEK...
Se 11 2019 SURAT EDARAN MENTERI PUPR NOMOR: 11/SE/M/2019 TENTANG PETUNJUK TEK...
 

Makalah k3 bidang konstruksi ipan juanda

  • 1. MAKALAH K3 DI BERBAGAI BIDANG Aspek Keselamatan Kerja dan Permasalahannya di kegiatan Konstruksi Disusun oleh : IPAN JUANDA 0312210 – 14 PROGRAM STUDI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA STIKES BINAWAN 2012
  • 2. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan yang mendukung kegiatan konstruksi dimulai dari penyediaan barang/material keperluan pekerjaan konstruksi sejak pabrikan, suplai/pasokan (delivery) hingga ke pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang mencakup kegiatan : sipil, arsitektural, mekanikal, elektrikal dan tata lingkungan masing- masing beserta kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lainnya sesuai dengan yang direncanakannya Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing masing beserta kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain Kegiatan Konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan namun dalam kegiatan konstruksi kecelakaan konstruksi relatif tinggi dibandingkan dengan kegiatan lainnya. Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan antara lain yang menyangkut aspek keselamatan kerja dan lingkungan. Kegiatan proyek konstruksi memiliki Karakteristik antara lain : bersifat sangat kompleks, multi disiplin ilmu, melibatkan banyak unsur tenaga kerja kasar dan berpendidikan relatif rendah, masa kerja terbatas, intensitas kerja yang tinggi, tempat Kerja (terbuka, tertutup, lembab, kering, panas, berdebu, kotor), menggunakan peralatan kerja beragam, jenis, teknologi, kapasitas dan beragam berpotensi bahaya, mobilisasi yang tinggi, peralatan, tenaga kerja, material dll BAB 2 PEMBAHASAN Kegiatan atau tahapan kerja pada bidang konstruksi meliputi : a. Tahap Pra Konstruksi, Suatu tahapan kegiatan sebelum kegiatan pembangunan dilaksanakan. Pada tahap ini kegiatan yang dilaksanakan meliputi kegiatan survey pendahuluan dan kegiatan pembebasan lahan, apabila belum tersedia lahan untuk kegiatan pembangunan. Apabila di lokasi rencana
  • 3. pembangunan terdapat banyak permukiman penduduk, maka perlu dilakukan kegiatan resettlement atau pemindahan penduduk ke lokasi lain. Identifikasi dampak sosial pada tahap ini meliputi keresahan sosial, perubahan mata pencahariaan, pendapatan penduduk, sikap dan persepsi penduduk, dan konflik sosial. Apabila terdapat kegiatan resettlement, maka kajian dampak sosial menjadi lebih luas meliputi perubahan mata pencahariaan, perubahan pola kebiasaan masyarakat di lokasi baru, serta konflik sosial. b. Tahap Konstruksi, Adalah suatu tahapan kegiatan pembangunan fisik dari rencana proyek yang akan dilaksanakan. Pada tahap ini kegiata pembangunan yang akan dilaksanakan sangat tergantung pada rencana kegiatan yang akan dilaksanakan. Tahapan kegiatan konstruksi yang dianalisa meliputi : pembukaan lahan, cut and fill, pemasangan tiang pancang, dan kegiatan pembangunan. Umumnya pada tahap konstruksi dampak sosial yang dianalisa adalah sampai sejauh mana kegiatan konstruksi dapat memberikan manfaat positif bagi terciptanya peluang kerja dan usaha bagi masyarakat lokal. Semakin besar dampak positif yang dapat dirasakan, maka dampak kegiatan pembangunan semakin positif. Dampak negatif yang biasa dianalisa terutama terkait dengan terjadinya persaingan antara pekerja lokal dan pekerja non lokal. Diidentifikasi kemungkinan terjadinya kecemburuan sosial antara tenaga kerja lokal dan non lokal dengan adanya peluang kerja dan usaha. c. Pasca konstruksi Tahap ketika konstruksi telah selesai dilakukan dan hasil konstruksi telah dimanfaatkan. d. Operasional Tahap Operasi, adalah suatu tahapan beroperasinya kegiatan pembangunan yang direncanakan. Pada tahap ini yang dianalisa terutama terkait dengan kontribusi kegiatan pembangunan terhadap peluang kerja dan usaha bagi masyarakat lokal. Tersedianya peluang kerja dan usaha diharapkan dapat memberikan manfaat lanjutan (multiplier effect) bagi perekonomian daerah. Juga manfaat lain yang dapat dirasakan bagi peningkatan pendapatan asli daerah dengan adanya pungutan retribusi, pajak penghasilan, PBB, dan lain-lain.
  • 4. e. Pembongkaran SIKLUS KEGIATAN KONSTRUKSI PRA KONSTRUKSI KONSTRUKSI PASCA KONSTRUKSI OPERASIONAL PEMBONGKARAN Unsur yang terlibat terkait dalam pelaksanaan Proyek Konstruksi
  • 5. BAB 3 PERMASALAHAN Semakin besar proyek konstruksi, tentunya akan menimbulkan permasalahan yang semakin kompleks pula, termasuk di dalamnya permasalahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Pengelolaan proyek yang baik, akan memperhatikan masalah K3 ini, sehingga akan meminimalisir setiap potensi timbulnya kecelakaan kerja yang melibatkan tenaga kerja. Keselamatan dan kesehatan tenaga kerja proyek konstruksi menjadi prioritas yang harus selalu diperhatikan. 1. Data kecelakaan Sektor konstruksi puncak kegiatan konst - th 1990 an - Jumlah kasus 5.191 kasus - Kerugian Rp. 6.4 milyar 2. Kondisi - Kesadaran masyarakat thdp K3 masih rendah - Kuantitas & kualitas Peg. Pengawas & Ahli K3 terbatas - Juklak & Juknis operasional otada hrs memadai 3. Tantangan yang dihadapi - Tuntutan global semakin mendesak - Tuntutan HAM semakin kritis - Resiko bahaya semakin meningkat
  • 6. Kecelakaan Kerja Konstruksi, mencakup Pekerja Peralatan Kerja Bahan Baku Konstruksi Proses Konstruksi Pengunjung Masyarakat Sekitar 32 % kecelakaan terjadi di Sektor konstruksi di bawah tahun 2000
  • 7. Efek kecelakaan kerja yang terjadi pada proyek konstruksi dapat menyebabkan rusaknya peralatan yang digunakan, rusaknya lingkungan sekitar proyek, serta hilangnya nyawa pekerja (fatality). Efek-efek tersebut akan mempengaruhi schedule penyelesaian proyek (project delay) dan pembengkakan biaya konstruksi secara keseluruhan. Kecelakaan yang terjadi pada suatu pekerjaan konstruksi kebanyakan disebabkan oleh tenaga kerja yang tidak berpengalaman terhadap apa yang dia kerjakan, peralatan yang sudah tidak layak untuk dipakai, kondisi lingkungan kerja yang tidak aman, perilaku karyawan yang kurang peduli tehadap safety, serta manajemen perusahaan yang kurang peduli sepenuhnya terhadap safety, serta metode kerja yang tidak aman. Kecelakaan kerja dapat terjadi bila bahaya yang timbul tidak dapat diantisipasi karena kegagalan Sistem Pertahanan Keselamatan Kerja (SPKK) BAB 4 PENYELESAIAN MASALAH Program pengelolaan K3 dalam bidang konstruksi diatur dalam Undang-undang dan Peraturan Pemerintah(PP) dengan dasar hukum Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan kerja dan Undang – Undang Jasa Konstruksi. Dasar Pelaksanaan K3 Konstruksi berdasarkan Peraturan Perundangan di Bidang Konstruksi Bangunan : • UU No 18/1999 ttg JASA KONSTRUKSI • PP No. 28 Tahun 2000 Tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi, dengan perubahannya menjadi PP 04 Tahun 2010 dan PP 92 Tahun 2010 • PP No. 29 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, dengan perubahannya PP No. 59 Tahun 2010
  • 8. • PP 30 Tahun 2000 tentang Pembinaan Penyelenggaraan jasa Konstruksi, Pasal 6 ayat (4).3 • KEPPRES NO. 80 TAHUN 2003 :PASAL 29 AYAT (1). • SURAT EDARAN MENTERI KIMPRASWIL NO. UM 03.05-Mn/426 TGL 24 AGUSTUS 2004 PERIHAL PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA PADA PELAKSANAAN KEGIATAN KONSTRUKSI LINGKUP PENERAPAN K3 KONSTRUKSI DIPENGARUHI FAKTOR-2 : • Skala Proyek ( jenis Pembangunan prasarana dan sarana) • Teknologi yang digunakan • Lokasi Kerja dan lingkungannya • Penggunaan bahan-bahan/material konstruksi • Penguasaan teknologi • Kompetensi sumber daya manusia dan jumlahnya Hal utama untuk mencegah kecelakaan kerja di konstruksi harus dimulai dengan membentuk SPKK (Sistem Pertahanan Keselamatan Kerja) yang baik, salah satunya dengan menerapkan sitem manajemen K3 (SMK3). Penerapan SMK3 meliputi metode kerja dan fasilitas yang mendukung pekerjaan tersebut. Sistem manajemen K3 pada dasarnya mencari dan mengungkapkan kelemahan operasional yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. Fungsi ini dapat dilaksanakan dengan mengungkapkan sebab suatu kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian keselamatan kerja secara cermat dilaksanakan atau tidak. Tiga faktor dalam penerpan SMK3 di proyek konstruksi yaitu peran manajemen, kondisi dan lingkungan kerja, serta kesadaran dan kualitas pekerja. Penerapan SMK3 yang baik akan memberikan efek yang signifikan terhadap manfaat proyek, yang dapat diukur dalam parameter
  • 9. efisiensi, nilai efisiensi, peningkatan dari hasil kualitas kerja dan juga peningkatan aktivitas pekerjaan. Pemerintah pun sejak tahun 1980 telah mengeluarkan peraturan yang berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam bidang konstruksi. Tahun 1986 pemerintah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga Kerja No.Kep.174/MEN/1986-104/KPTS/1986: Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi. Pedoman yang selanjutnya disingkat sebagai ”Pedoman K3 Konstruksi PRINSIP-PRINSIP PENERAPAN SMK3 1. PENETAPAN KEBIJAKAN K3; 2. PERENCANAAN K3; 3. PELAKSANAAN RENCANA K3; 4. PEMANTAUAN DAN EVALUASI KINERJA K3; dan 5. PENINJAUAN ULANG DAN PENINGKATAN KINERJA SMK3.. PEDOMAN PENERAPAN SMK3
  • 10. Kebijakan K3, paling sedikit memuat : Visi Tujuan perusahaan Komitmen dan tekad melaksanakan kebijakan Kerangka dan program kerja yang mencakup kegiatan perusahaan secara menyeluruh yang bersifat umum dan/atau operasional. Rencana K3, paling sedikit memuat : Tujuan dan sasaran; Skala prioritas; Upaya pengendalian bahaya; Penetapan sumber daya; Jangka waktu pelaksanaan; Indikator pencapaian; Sistem pertanggungjawaban. Kegiatan dalam Pelaksanaan Rencana K3 paling sedikit memuat : Tindakan pengendalian Perancangan dan Rekayasa Prosedur dan Instruksi kerja Penyerahan sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Pembelian/pengadaan barang dan jasa Produk akhir Upaya menghadapi Keadaan Darurat Kecelakaan dan Bencana Industri
  • 11. Rencana dan Pemulihan Keadaan Darurat Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 Dilaksanakan melalui kegiatan : Pemeriksaan, Pengujian dan Pengukuran Audit Internal SMK3 Perbaikan dan peningkatan kinerja K3 dapat dilakukan dalam hal, adanya: Prubahan Peraturan Perundangan; Tuntutan dari pihak terkait dan pasar; Perubahan Produk dan kegitan Organisasi; Perubahan Struktur Organisasi Perusahaan; Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi; Rekomendasi Inspeksi K3; Hasil Kajian Kecelakaan di Tempat Kerja; Pelaporan dan Komunikasi; Masukan dari karyawan. BAB 5 KESIMPULAN & SARAN 5.1. Kesimpulan Dari uraian diatas dapat disimpulkan ; Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan antara lain yang menyangkut aspek keselamatan kerja dan lingkungan. Kegiatan proyek konstruksi memiliki Karakteristik antara lain : bersifat sangat kompleks, multi disiplin ilmu, melibatkan banyak unsur tenaga kerja kasar dan berpendidikan relatif rendah, masa kerja terbatas, intensitas kerja yang tinggi, tempat Kerja (terbuka, tertutup, lembab, kering, panas, berdebu, kotor), menggunakan
  • 12. peralatan kerja beragam, jenis, teknologi, kapasitas dan beragam berpotensi bahaya, mobilisasi yang tinggi, peralatan, tenaga kerja, material dll. Berbagai peristiwa kegagalan konstruksi, salah satu penyebabnya adalah tidak mengikuti prosedur teknis konstruksi secara benar. Selama proses pembuatan konstruksi, kegagalan konstruksi dapat pula dikategorikan sebagai kecelakaan kerja. 5.2. Saran Pengawasan harus dilakukan dengan ketat tidak hanya oleh Departemen dan Dinas Tenaga Kerja setempat, tapi juga oleh Departemen Pekerjaan Umum selaku pihak yang memahami aspek teknis konstruksi proyek-proyek bangunan. Pengawasan harus dilakukan dengan ketat tidak hanya oleh Departemen dan Dinas Tenaga Kerja setempat, tapi juga oleh Departemen Pekerjaan Umum selaku pihak yang memahami aspek teknis konstruksi proyek-proyek bangunan. Prosedur audit sistem keselamatan, kalibrasi peralatan kerja, hingga sertifikasi keselamatan dan kesehatan kerja seharusnya dijalankan dengan jauh lebih tegas. BAB 6 PENUTUP Kecelakaan kerja konstruksi masih merupakan masalah besar yang memerlukan perhatian lebih oleh para partisipan proyek, karena angka kecelakaan yang masih tinggi. Teori penyebab kecelakaan kerja konstruksi telah berkembang, tidak hanya memandang dari aspek pekerja (personal) saja, tetapi juga memandang dari aspek manajemen dan organisasi. Yang berperan dalam meminimalkan kecelakaan tidak hanya dari pihak kontraktor saja, tetapi semua pihak(partisipan) proyek harus ikut berperan. Perencanaan keselamatan kerja konstruksi sebaiknya dilakukan jauh sebelum tahap pelaksanaan, misalnya pada tahap disain atau bahkan pada tahap konsepsi.