1. Artikel ASTIGMATIS (SILINDRIS)
ASTIGMATIS (SILINDRIS)
Astigmatisme atau mata silindris merupakan kelainan pada mata yang disebabkan oleh
karena lengkung kornea mata yang tidak merata. Kelainan refraksi ini bisa mengenai siapa
saja tanpa peduli status sosial, umur dan jenis kelamin.
Bola mata dalam keadaan normal berbentuk seperti bola sehingga sinar atau bayangan yang
masuk dapat ditangkap pada satu titik di retina (area sensitif mata). Pada orang astigmatisme,
bola mata berbentuk lonjong seperti telur sehingga sinar atau bayangan yang masuk ke mata
sedikit menyebar alias tidak fokus pada retina. Hal ini menyebabkan bayangan yang terlihat
akan kabur dan hanya terlihat jelas pada satu titik saja. Disamping itu, bayangan yang agak
jauh akan tampak kabur dan bergelombang.
Apa yang menyebabkan astigmatisme?
Astigmatisme umumnya diturunkan dan sering muncul sejak anak anak. Selain itu,
astigmatisme juga bisa disebabkan oleh tekanan yang berlebihan pada kornea, kebiasaan
membaca yang buruk dan kebiasaan menggunakan mata untuk melihat objek yang terlalu
dekat.
Apa saja keluhan penderita astigmatisme?
Penderita astigmatisme yang belum diobati akan sering mengeluh sakit kepala, kelelahan
pada mata dan kabur saat melihat benda berjarak dekat maupun jauh. Jika mengalami gejala
tersebut dalam jangka waktu yang lama, sebaiknya anda segera ke dokter mata untuk melihat
kemungkinan terjadinya astigmatisme.
Bagaimana mengobati astigmatisme?
Hampir semua derajat astigmatisme dapat dikoreksi dengan kacamata atau lensa kontak. Pada
penderita derajat ringan bahkan tidak memerlukan koreksi sama sekali selama astigmatisme
itu tidak disertai dengan rabun jauh atau rabun dekat.
Kaca mata untuk penderita astigmatisme menggunakan lensa silinder. Pilihan lain untuk
mengobati astigmatisme adalah dengan operasi, namun tindakan ini sangat terggantung dari
kondisi pasien. Operasi dilakukan dengan menggunakan laser
stigmatisme adalah suatu keadaan bola mata yang mempunyai kelengkungan yang tidak
sferis pada kornea ataupun lensa, sehingga sinar sejajar yang masuk kedalam mata tidak
dibiaskan dengan kekuatan yang sama pada seluruh bidang pembiasan, sehingga fokus pada
retina tidak pada satu titik. Biasanya penyakit ini muncul akibat kebiasaan membaca yang
salah, misalnya sambil tiduran, dan kurang vitamin A.
Astigmatisme regular.
Astigmatisme dikategorikan regular jika meredian - meredian utamanya (meredian di mana
terdapat daya bias terkuat dan terlemah di sistem optis bolamata), mempunyai arah yang
saling tegak lurus. Misalnya, jika daya bias terkuat berada pada meredian 90°, maka daya
bias terlemahnya berada pada meredian 180°, jika daya bias terkuat berada pada meredian
45°, maka daya bias terlemah berada pada meredian 135°. Astigmatisme jenis ini, jika
mendapat koreksi lensa cylindris yang tepat, akan bisa menghasilkan tajam penglihatan
2. normal. Tentunya jika tidak disertai dengan adanya kelainan penglihatan yang lain.
Bila ditinjau dari letak daya bias terkuatnya, bentuk astigmatisme regular ini dibagi menjadi 2
golongan, yaitu:
1. Astigmatisme With The Rule.
Jika meredian vertikal memiliki daya bias lebih kuat dari pada meredian horisontal.
Astigmatisme ini dikoreksi dengan Cyl - pada axis vertikal atau Cyl + pada axis
horisontal.
2. Astigmatisme Against The Rule.
Jika meredian horisontal memiliki daya bias lebih kuat dari pada meredian vertikal.
Astigmatisme ini dikoreksi dengan Cyl - pada axis horisontal atau dengan Cyl + pada
axis vertikal.
3. Sedangkan menurut letak fokusnya terhadap retina, astigmatisme regular dibedakan dalam 5
jenis, yaitu :
Kesepakatan: untuk menyederhanakan penjelasan, titik fokus dari daya bias terkuat akan
disebut titik A, sedang titik fokus dari daya bias terlemah akan disebut titik B.
1. Astigmatismus Myopicus Simplex.
Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan retina, sedangkan titik B berada tepat
pada retina. Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis ini adalah Sph 0,00 Cyl -Y
atau Sph -X Cyl +Y di mana X dan Y memiliki angka yang sama.
2. Astigmatismus Hypermetropicus Simplex.
Astigmatisme jenis ini, titik A berada tepat pada retina, sedangkan titik B berada di
belakang retina. Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis ini adalah Sph 0,00 Cyl
4. +Y atau Sph +X Cyl -Y di mana X dan Y memiliki angka yang sama.
3. Astigmatismus Myopicus Compositus.
Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan retina, sedangkan titik B berada di
antara titik A dan retina. Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis ini adalah Sph -
X Cyl -Y.
4. Astigmatismus Hypermetropicus Compositus.
Astigmatisme jenis ini, titik B berada di belakang retina, sedangkan titik A berada di
antara titik B dan retina. Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis ini adalah Sph
5. +X Cyl +Y.
5. Astigmatismus Mixtus.
Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan retina, sedangkan titik B berada di
belakang retina. Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis ini adalah Sph +X Cyl -
Y, atau Sph -X Cyl +Y, di mana ukuran tersebut tidak dapat ditransposisi hingga nilai
X menjadi nol, atau notasi X dan Y menjadi sama - sama + atau -.
Jika ditinjau dari arah axis lensa koreksinya, astigmatisme regular ini juga dibedakan menjadi
3 jenis, yaitu:
1. Astigmatisme Simetris.
Astigmatisme ini, kedua bolamata memiliki meredian utama yang deviasinya simetris
terhadap garis medial. Ciri yang mudah dikenali adalah axis cylindris mata kanan dan
kiri yang bila dijumlahkan akan bernilai 180° (toleransi sampai 15°), misalnya kanan
Cyl -0,50X45° dan kiri Cyl -0,75X135°.
2. Astigmatisme Asimetris.
Jenis astigmatisme ini meredian utama kedua bolamatanya tidak memiliki hubungan
yang simetris terhadap garis medial. Contohnya, kanan Cyl -0,50X45° dan kiri Cyl -
0,75X100°.
3. Astigmatisme Oblique.
Adalah astigmatisme yang meredian utama kedua bolamatanya cenderung searah dan
6. sama - sama memiliki deviasi lebih dari 20° terhadap meredian horisontal atau
vertikal. Misalnya, kanan Cyl -0,50X55° dan kiri Cyl -0,75X55°.
Astigmatisme Irregular.
Bentuk astigmatisme ini, meredian - meredian utama bolamatanya tidak saling tegak lurus.
Astigmatisme yang demikian bisa disebabkan oleh ketidakberaturan kontur permukaan
kornea atau pun lensa mata, juga bisa disebabkan oleh adanya kekeruhan tidak merata pada
bagian dalam bolamata atau pun lensa mata (misalnya pada kasus katarak stadium awal).
Astigmatisme jenis ini sulit untuk dikoreksi dengan lensa kacamata atau lensa kontak lunak
(softlens). Meskipun bisa, biasanya tidak akan memberikan hasil akhir yang setara dengan
tajam penglihatan normal.
Jika astigmatisme irregular ini hanya disebabkan oleh ketidakberaturan kontur permukaan
kornea, peluang untuk dapat dikoreksi dengan optimal masih cukup besar, yaitu dengan
pemakaian lensa kontak kaku (hard contact lens) atau dengan tindakan operasi (LASIK,
keratotomy).
Berdasarkan faktor penyebabnya, astigmatisme juga dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Astigmatisme kornea.
Astigmatisme ini disebabkan oleh kelengkungan permukaan kornea yang tidak
spherical (seperti lengkung bola), jadi bisa dikatakan peyang.
2. Astigmatisme internal.
Astigmatisme ini disebabkan oleh adanya ketidaksamaan daya bias pada semua
meredian di internal bolamata, baik pada lensa mata maupun pada badan kaca (vitreus
humor).
Astigmatisme adalah suatu keadaan bola mata yang mempunyai kelengkungan yang tidak
sferis pada kornea ataupun lensa, sehingga sinar sejajar yang masuk kedalam mata tidak
dibiaskan dengan kekuatan yang sama pada seluruh bidang pembiasan, sehingga fokus pada
retina tidak pada satu titik. Biasanya penyakit ini muncul akibat kebiasaan membaca yang
salah, misalnya sambil tiduran, dan kurang vitamin A.