SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  12
Télécharger pour lire hors ligne
HdH
hak asasi manusia dan hiv
Edisi: Nomor 03, September 2010

Kabar Komunitas
Mengupas kegiatan yang dilakukan oleh Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat di empat komunitas yang
tengah diberdayakan yakni di komunitas Orang dengan HIV/AIDS (ODHA), pemakai narkotika, pekerja seks,
dan wanita-pria.
Mengedepankan Musyawarah dalam Penyelesaian Kasus
Bersama dalam Susah, Bersama dalam Senang
Solidaritas Sebagai Potensi
Pelajaran dari Mandeknya Kasus Blora

Mari Bicara Hukum dan HAM
Beberapa anggota komunitas telah memahami apa yang dimaksud dengan HAM, namun tidak sedikit pula
yang sering kurang tepat mengerti apa itu HAM. Dalam kolom ini, kita akan mencoba memahami HAM secara
sangat ringkas.

Suara Komunitas
Hari Raya Idul Fitri jatuh di bulan September tahun ini. Dalam Suara Komunitas, LBH Masyarakat mencari tahu
apa sebenarnya makna Lebaran bagi teman-teman komunitas. Temukan pendapat mereka, dan bagaimana
dengan pandangan kamu tentang makna Lebaran?
HdH | 1

Daftar Isi
Dari Meja Redaksi
Kabar Komunitas
Mengedepankan Musyawarah dalam Penyelesaian Kasus
Bersama dalam Susah, Bersama dalam Senang
Solidaritas Sebagai Potensi
Pelajaran dari Mandeknya Kasus Blora
Mari Bicara Hukum dan HAM
Suara Komunitas
Galeria

1
2
2
3
4
6
8
9
10

Yang terhormat pembaca budiman,
September bagi umat Muslim di seluruh dunia, termasuk di Indonesia adalah bulan yang suci mengingat Hari Raya Idul
Fitri jatuh di bulan September. Walaupun sudah berlalu cukup lama, tidak ada salahnya kami mengucapkan Selamat Hari
Raya Lebaran bagi teman-teman yang merayakan. Mohon maaf lahir dan batin.
Lebaran di Indonesia tahun ini, seperti tahun-tahun sebelumnya, selalu dirayakan dengan meriah. Kemeriahan ini bukan
hanya dinikmati oleh teman-teman Muslim tetapi juga non-Muslim. Ucapan selamat dari non-Muslim kepada Muslim
bukan hal yang aneh. Sajian ketupat dan opor ayam dari Muslim kepada non-Muslim juga sebuah pemandangan yang
sudah biasa. Menikmati Lebaran dalam suasana kebersamaan dan keberagaman tentu menjadi satu hal yang istimewa.
Apalagi, dalam suasana penuh kemeriahan itu semua orang tidak perlu khawatir kekurangan makanan dalam acara
silaturahim karena pasti akan selalu tersaji. Ada lelucon yang selalu muncul setiap kali Lebaran. Berat badan yang turun
akibat sebulan penuh berpuasa langsung ditebus dengan dua hari Lebaran dengan makan makanan daging dan
bersantan. Dalam suasana puasa dan Lebaran itulah kami menurunkan beberapa artikel yang bercerita seputar puasa.
Termasuk pertanyaan dalam Suara Komunitas yang kami ajukan adalah mengenai makna Lebaran bagi teman-teman
komunitas.
HdH edisi kedua juga menurunkan tulisan yang sangat singkat seputar hak asasi manusia (HAM). Hal ini dilakukan agar
teman-teman komunitas yang tadinya belum memahami apa itu HAM bisa memiliki pemahaman yang lebih tepat soal
HAM. Tulisan ini memang sengaja kami sampaikan dengan sangat singkat karena tidak bertujuan untuk memberi
penjelasan panjang lebar. Berbekal tulisan di edisi kali ini, maka dalam edisi berikutnya kami akan menurunkan tulisan
mengenai hubungan antara HAM dan HIV/AIDS. Akhir kata, selamat membaca. Semoga informasi yang kami sampaikan
dalam HdH senantiasa bermanfaat bagi para pembaca.
Terima kasih, dan salam hangat

Dari Meja Redaksi
Dewan Redaksi: Ricky Gunawan, Dhoho A. Sastro, Andri G.
Wibisana, Ajeng Larasati, Alex Argo Hernowo, Answer C.
Styannes, Pebri Rosmalina, Antonius Badar, Feri Sahputra,
Grandy Nadeak, Vina Fardhofa, dan Magdalena Blegur
Keuangan dan Sirkulasi: Rizky Halida dan Zaki Wildan
Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat
Tebet Timur Dalam III B No. 10, Jakarta 12820
Telp. 021 830 54 50
Faks. 021 829 80 67
Email. contact@lbhmasyarakat.org
Website. http://www.lbhmasyarakat.org

HdH diterbitkan oleh Lembaga Bantuan Hukum
Masyarakat (LBH Masyarakat) dengan dukungan oleh
International Development Law Organization (IDLO) dan
OPEF Funds for International Development (OFID).
HdH | 2

Kabar Komunitas
Mengedepankan Musyawarah dalam Penyelesaian Kasus
Ibu Santi (bukan nama sebenarnya) wanita berusia 25 tahun asal Samarinda, Kalimantan Timur, bekerja di lembaga
sosial yang bergerak di bidang rehabilitasi sosial. Ia mengidap HIV melalui suaminya yang meninggal pada tahun 2005.
Dari pernikahannya tersebut mereka dikaruniai seorang putra sebut saja Junior. Hasil tes rumah sakit menunjukan
bahwa Junior negatif HIV. Sejak kelahirannya tahun 2005 Junior diasuh oleh Santi dan tinggal di rumah mertuanya di
Jakarta. Beberapa tahun kemudian Santi merasa ingin mandiri dan pulang ke Samarinda untuk membesarkan Junior di
sana. Akhirnya, pada tahun 2009 Santi dan Junior pulang ke Samarinda.
Santi yang hidup dalam keluarga sederhana pada saat itu belum bekerja sehingga dalam merawat Junior pun ia lakukan
dengan secukupnya. Mendengar hal seperti itu mertua Santi merasa tidak tega apabila cucunya hidup dalam
kekurangan. Mertuanya pun menawarkan kembali ke Jakarta dan merawat Junior, atas pertimbangan perawatan yang
memadai yang diberikan oleh mertuanya Santi pun akhirnya mau kembali ke Jakarta bersama Junior. Namun setelah
beberapa bulan, Santi kembali merasa tidak betah dan ingin hidup mandiri. Ia tidak mau merepotkan mertuanya terus
menerus. “Tidak enak rasanya merepotkan mertua saya melulu. Saya kan juga ingin bisa hidup mandiri bersama anak
saya,” kenang Santi ketika menceritakan pengalamannya itu kepada LBH Masyarakat. Lalu ia pun menyampaikan
keinginannya untuk pulang ke Samarinda dan membawa Junior kembali ke sana, tapi mertuanya tidak mengijinkan
Santi kembali ke Samarinda dengan membawa Junior. Santi pun berbesar hati dengan membiarkan Junior terlebih
dahulu tinggal di rumah mertuanya atas pertimbangan bahwa di Jakarta Junior mendapatkan pelayanan yang baik yang
diberikan oleh mertuanya. Santi pun akhirnya kembali ke Samarinda tanpa Junior.
Di Samarinda, Santi bekerja keras mencari pekerjaan untuk dapat menafkahi dia dan anaknya nanti. Akhirnya, kerja
kerasnya pun tidak sia-sia, ia mendapatkan pekerjaan di sebuah lembaga sosial yang bergerak di bidang rehabilitasi
sosial. Hari demi hari ia lalui tanpa Junior sang buah hatinya. Ia hanya bisa menghubungi Junior melalui handphone.
“Bagaimanapun akan jauh lebih baik kalau saya bisa ngobrol langsung dengan anak saya. Kalau bisa meluk dia kan,
gimana sih pak rasanya. Namanya ibu sama anak, masak cuma bisa ngobrol lewat HP sih,” ungkap Santi kepada LBH
Masyarakat.
Merasa telah bekerja dan cukup untuk menafkahi Junior dia berniat untuk
menjemput Junior di rumah mertuanya di Jakarta. Namun sayang, mertuanya
menolak keinginan Santi. Mertuanya merasa Junior sudah mendapatkan
perlakuan yang baik di sini dan khawatir jika nanti Junior di sana siapa yang
akan mengurus cucunya karena Santi bekerja. Pada awalnya Santi cukup
memahami apa yang dikhawatirkan oleh mertuanya tersebut. Namun karena
naluri seorang ibu yang sulit melepas darah dagingnya sendiri, ia bertekad
untuk berusaha semaskimal mungkin untuk dapat membahagiakan Junior dan
menghidupinya dengan layak. Ia pun kembali menyampaikan keinginannya
tersebut kepada mertuanya. Tapi, lagi-lagi ia harus kecewa dengan sikap mertuanya yang menolak permintaan Santi.
Santi menceritakan kisahnya tersebut kepada temannya, Dina (bukan nama sebenarnya), yang berada di Jakarta, dan ia
mendapatkan informasi keberadaan LBH Masyarakat yang mungkin dapat membantu penyelesaian kasus tersebut. Dina
bekerja di Yayasan Pelita Ilmu (YPI) yang memang bergerak di bidang HIV/AIDS dan sudah mengenal Santi sejak
beberapa waktu yang lalu. Dina dapat merujuk Santi ke LBH Masyarakat karena LBH Masyarakat secara rutin
mengadakan penyuluhan hukum di YPI selama sebulan sekali. Penyuluhan tersebut dilakukan setiap Rabu minggu ketiga
tiap bulannya di YPI.
“Bagaimanapun akan jauh lebih baik
kalau saya bisa ngobrol langsung
dengan anak saya. Kalau bisa meluk
dia kan, gimana sih pak rasanya.
Namanya ibu sama anak, masak cuma
bisa ngobrol lewat HP sih,” ungkap
Santi kepada LBH Masyarakat.

Santi pun akhirnya datang ke LBH Masyarakat untuk meminta bantuan hukum kepada LBH Masyarakat. Merasa hakhaknya sebagai ibu dirampas oleh mertuanya, ia laporkan kejadian tersebut kepada LBH Masyarakat. Sejak awal LBH
Masyarakat yakin bahwa masalah ini dapat diselesaikan melalui mediasi dan tanpa diselesaikan melalui jalur hukum.
Tidak ada persoalan hukum yang rumit dalam kasus ini. “Kami memandang bahwa persoalan ini sebenarnya bisa saja
diselesaikan secara musyawarah, secara kekeluargaan,” kata Alex Argo Hernowo, Asisten Manajer Bantuan Hukum dan
HAM LBH Masyarakat dengan didampingi oleh Magda Blegur, Staf Peneliti Hukum LBH Masyarakat, ketika menerima
Santi.
HdH | 3

Tidak lama setelah Santi menceritakan kasusnya itu, LBH Masyarakat yang diwakili oleh Magda akhirnya bertemu
dengan ibu mertua Santi dan membicarakan keinginan dan kepentingan dari kedua belah pihak. Magda mencoba
menyampaikan maksud dan tujuan dari LBH Masyarakat sebagai lembaga non-profit yang memberikan bantuan hukum
kepada kelompok rentan yang menghadapai masalah hukum. Sayang pada kesempatan pertama mediasi, tanggapan
dari mertua Santi tidak cukup baik. Mereka menolak untuk melakukan mediasi sehingga tidak ada hasil dari mediasi
tersebut. LBH Masyarakat dan Santi tidak menyerah untuk menuntut hak-haknya.
Akhirnya pertemuan kedua kembali diadakan. Kali kedua ini Santi kembali
ditemani oleh LBH Masyarakat yang diwakili oleh Alex dan Magda. LBH
Masyarakat kembali menyampaikan apa yang hendaknya menjadi tujuan dan
kepentingan bersama (yang tidak lain adalah kepentingan terbaik bagi Junior).
Sementara Santi bertemu dengan mertuanya meminta klarifikasi atas kasus yang
terjadi. Pada pertemuan kedua ini LBH Masyarakat memandang bahwa dari pihak
mertua Santi telah menunjukkan respon yang baik dan melihat bahwa secara
prinsipiil keduanya telah mencapai titik temu. Oleh karena Santi dan mertuanya
sepakat untuk menyelesaiakan masalah dengan kekeluargaan, LBH Masyarakat
kemudian mundur dan tidak ikut campur atas kesepakatan damai mengingat tidak
ada persoalan yang mendasar yang perlu diperdebatkan lagi. “Kami menyerahkan
hal-hal teknis kesepakatan keduabelah pihak kepada masing-masing saja.
Prinsipnya dua-duanya sepakat bahwa kepentingan Junior harus diletakkan di atas
segalanya,” ujar Magda kepada Santi dan mertuanya di kesempatan kedua
tersebut.

Pada akhirnya memang bahwa
setiap konflik atau masalah tidak
selalu harus diselesakan melalui
jalur hukum. Penyelesaian melalui
media musyawarah jauh memiliki
dampak yang baik bagi para pihak.
Tidak ada yang menang, pun tidak
ada yang merasa kalah. Proses
penyelesaian yang cepat serta
biaya yang tidak mahal juga
menjadi keuntungan bagi para
pihak yang mempunyai persoalan
hukum tersebut.

Keputusan bersama telah dicapai. Santi akhirnya berbesar hati untuk sementara merelakan anaknya Junior diasuh oleh
mertuanya karena pertimbangan demi kepentingan masa depan Junior. Atas kerelaannya tersebut mertua Santi
bersedia memberikan fasilitas biaya transportasi kepada Santi apabila ia ingin menjenguk Junior di Jakarta. Pada
akhirnya memang bahwa setiap konflik atau masalah tidak selalu harus diselesakan melalui jalur hukum. Penyelesaian
melalui media musyawarah jauh memiliki dampak yang baik bagi para pihak. Tidak ada yang menang, pun tidak ada
yang merasa kalah. Proses penyelesaian yang cepat serta biaya yang tidak mahal juga menjadi keuntungan bagi para
pihak yang mempunyai persoalan hukum tersebut. (AAH).

Bersama dalam Susah, Bersama dalam Senang
Banyak acara-acara yang mengusung kebersamaan dan berbagi yang dilakukan selama bulan puasa. Sebut saja sahur on
the road, buka puasa bersama, atau acara-acara amal lainnya yang diselenggarakan bersamaan dengan momen berbuka
puasa bersama. Kesemuanya dilakukan juga untuk menjalin silaturahim di antara pihak-pihak tersebut. Hal ini pula yang
ingin dilakukan oleh Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat (LBH Masyarakat), menjalin silaturahim sekaligus berbagi
dalam kebersamaan. Oleh karena itu, LBH Masyarakat mengadakan acara berbuka puasa bersama beberapa temanteman LBH Masyarakat, di antaranya adalah komunitas waria di Blora, Jakarta Pusat.
Acara buka puasa tersebut diadakan pada tanggal 25 Agustus 2010, bertempat di komunitas Blora. Perwakilan dari LBH
Masyarakat hadir dengan membawakan makanan berbuka puasa seperti bihun goreng dan martabak mini. Tak lupa juga
minuman teh berkemasan kotak. Beberapa teman-teman di komunitas Blora sudah duduk dan berkumpul saat LBH
Masyarakat datang. Mereka membantu merapikan dan menata makanan tersebut. Tak lama kemudian, Joyce, atau yang
lebih dikenal dengan Bunda Joyce bergabung dengan mereka. Bunda Joyce merupakan orang yang dituakan di
komunitas Blora. Sekedar informasi, komunitas Blora adalah komunitas transgender yang tinggal di sebuah rumah koskosan bersama di daerah Blora. Bunda Joyce inilah yang menjadi pemimpin di komunitas tersebut.
Waktu menunjukkan pukul 17.30 saat kami semua memulai obrolan santai. Sambil menunggu adzan magrib kami
banyak berdiskusi mengenai paralegal komunitas yang selama ini dikembangkan oleh LBH Masyarakat. Banyaknya
pertanyaan seputar paralegal karena LBH Masyarakat menawarkan teman-teman di komunitas Blora untuk menjadi
paralegal komunitas. Proses tersebut tentunya diawali dengan melakukan penyuluhan yang lebih intensif selama
beberapa bulan ke depan di komunitas Blora. LBH Masyarakat menjelaskan kepada mereka mengenai tugas dan
tanggung jawab paralegal. Pertanyaan dari mereka pun bermunculan seperti misalnya apa saja kualifikasi menjadi
HdH | 4
paralegal. “Kalo mau jadi paralegal syaratnya apa ya?,” tanya salah seorang waria kepada kami. “Susah ga ya jadi
paralegal? Maksudku itu akan seberapa repot sih?”, tanya waria lainnya. Saat adzan berkumandang, doa buka puasa
pun diucapkan oleh masing-masing orang. Makanan buka puasa pun segera disantap. Walaupun hanya sekedar bihun
goreng, martabak mini, serta the manis kemasan kotak, terlihat wajah-wajah puas dari mereka karena telah berhasil
menyelesaikan puasa di hari itu.
Saat adzan berkumandang,
doa buka puasa pun
diucapkan oleh masingmasing orang. Makanan
buka puasa pun segera
disantap. Walaupun hanya
sekedar
bihun
goreng,
martabak mini, serta the
manis
kemasan
kotak,
terlihat wajah-wajah puas
dari mereka karena telah
berhasil
menyelesaikan
puasa di hari itu.

Sambil menikati santap buka, Bunda Joyce bercerita tentang pengalaman mereka
berlibur bersama ke daerah Subang yang terletak di Jawa Barat. Liburan tersebut
dilakukan sekaligus mengunjungi saudara dari Bunda Joyce yang sedang mengadakan
acara syukuran. Cerita Bunda juga sesekali ditambahkan oleh Thalia, Boru, dan tementeman komunitas lain. Mereka menyewa sebuah mobil menuju ke Subang, dan
sekembalinya dari acara syukuran tersebut, mereka menghampiri setiap tempat wisata
yang ada disekitar, termasuk pemandian air panas di Ciater. “Seru banget kak waktu kita
ke Ciater gitu. Apalagi rame-rame, suasana kebersamaannya kerasa banget,” ujar
Thalia.

Dari cerita tersebut, tergambarkan dengan jelas kebersamaan mereka. Perjalanan
berjam-jam tersebut terdengar sangat menyenangkan karena selalu diselingi dengan
cerita yang menarik dan penuh dengan canda tawa. Kebersamaan inilah yang selama ini
telah disadari oleh LBH Masyarakat sebagai salah satu kekuatan dari komunitas Blora.
Kebersamaan dan solidaritas yang tinggi antar sesama penghuni komunitas ini menjadi potensi tersendiri dari mereka,
di mana tidak banyak komunitas lain memilikinya. Hal ini dikarenakan pada saat melaksanakan pekerjaan mereka, tidak
jarang mereka harus bersaing satu sama lain.
Kebersamaan dan solidaritas yang terjalin antara mereka tidak hanya terlihat saat keadaan yang menyenangkan, tetapi
juga saat terjadi permasalahan di antara mereka. Walaupun mereka bersaing dalam pekerjaan, namun jika ada teman
sekomunitasnya yang mendapatkan masalah, mereka memperlihatkan simpati terhadap teman tersebut. Lebih jauh
lagi, bagi beberapa orang, simpati ini kemudian tertuang dalam tindakan nyata untuk membantu temannya tersebut.
Hal ini terlihat pada saat Boru dan beberapa teman lain mengalami penganiayaan dari orang yang tidak dikenal. Thalia,
yang juga merupakan peer educator HIV/AIDS, tidak ragu untuk meluangkan waktunya untuk menemani temantemannya membuat laporan polisi dan melakukan visum di rumah sakit.
Sesuai dengan nilai-nilai pemberdayaan hukum masyarakat yang melekat dengan LBH
Masyarakat, potensi-potensi yang ada di komunitas Blora ini begitu sayang untuk tidak
dikembangkan atau diperkuat. LBH Masyarakat melihat apabila potensi ini lebih
dikembangkan lagi, akan ada banyak manfaat untuk komunitas itu sendiri. Salah satu
bentuk pengembangannya adalah dengan menjadikan mereka yang memiliki nilai
kebersamaan dan solidaritas untuk menjadi paralegal komunitas. Dengan begitu, saat
ada permasalahan hukum yang terjadi di komunitas mereka, ada seseorang yang
dapat memberikan apa yang kami sebut sebagai pertolongan pertama pada kasus
(P3K). Apalagi, pekerjaan sebagai pekerja seks membuat mereka menjadi komunitas
yang rentan terhadap permasalahan hukum.
Selain kebersamaan dan solidaritas, sebenarnya masih banyak nilai positif yang dapat
diambil dari komunitas ini. Keterbukaan mereka, kedisiplinan, dan ketangguhan
mereka dalam menjalani kehidupan diantaranya. Semua hal tersebut merupakan
potensi yang sangat berharga guna membantu mereka mencapai bentuk terbaik yang
mereka inginkan sebagai sebuah komunitas. (AL).

Salah
satu
bentuk
pengembangannya adalah
dengan menjadikan mereka
yang
memiliki
nilai
kebersamaan dan solidaritas
untuk menjadi paralegal
komunitas. Dengan begitu,
saat ada permasalahan
hukum yang terjadi di
komunitas mereka, ada
seseorang
yang
dapat
memberikan apa yang kami
sebut sebagai pertolongan
pertama pada kasus (P3K).

Solidaritas Sebagai Potensi
Napza kependekan dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif, biasa dikenal dengan istilah Narkoba (Narkotika dan
obat-obatan terlarang). Ketika kita mendengar kata itu, maka yang pertama kali terbersit dalam benak kita adalah
sesuatu yang tidak baik, menakutkan, harus segera dijauhkan, bahkan kalau perlu harus segera dimusnahkan.
“Narkotika adalah barang haram,” begitulah ungkapan yang sering kita dengar. Demikian juga halnya ketika kita
HdH | 5
mendengar seorang penyalahguna narkotika, maka hal pertama yang terpikirkan adalah dia bukan orang baik, harus
dikucilkan, orang yang tidak punya masa depan, pendosa, dan lain sebagainya. Pola pikir seperti itu berangkat dari
ideologi tertentu atau pendekatan moral. Pola pikir seperti itu jelas bukan pola pikir yang benar. Bicara narkotika maka
erat kaitannya dengan kesehatan. Pemakaian narkotika oleh karena itu harusnya dilihat dalam konteks
penyalahgunaan narkotika. Ada tindakan yang meyalahgunakan narkotika. Yang seharusnya untuk kepentingan medis
malah untuk kepentingan kesenangan pribadi. Pemakai narkotika oleh karenanya harus dilihat sebagai pasien yang
membutuhkan pemulihan dari ketergantungannya. Dalam konteks inilah pemakai narkotika sering disebut sebagai
‘korban’ oleh komunitas pemakai narkotika yang gigih memperjuangkan hak-hak pemakai narkotika yang sering
dilanggar.
Pemakai
narkotika
oleh
karenanya harus dilihat sebagai
pasien
yang
membutuhkan
pemulihan
dari
ketergantungannya.
Dalam
konteks inilah pemakai narkotika
sering disebut sebagai ‘korban’
oleh
komunitas
pemakai
narkotika
yang
gigih
memperjuangkan
hak-hak
pemakai narkotika yang sering
dilanggar.

Tindakan yang dilakukan para pemakai atau pecandu dengan menyalahgunakan
narkotika memang tindakan yang keliru. Namun, sekalipun mereka melakukan
tindakan yang dipandang negatif oleh masyarakat tentunya ada hal-hal positif
yang dapat dibangun dan dikembangkan dari dalam diri mereka. Banyak potensi
mereka yang sebenarnya dapat digali, tetapi tidak sedikit dari mereka yang tidak
menyadari akan hal itu. Sedikit yang menyadari bahwa mereka memiliki potensi
untuk dikembangkan. Memang, sangat sulit untuk mengembangkan potensi diri
seseorang yang kepercayaan dirinya rendah karena telah begitu sering
mengalami stigma dan diskriminasi. Tidak mudah untuk membangun semangat
dan antusiasme pemakai narkotika yang sulit untuk percaya dengan orang
baru/luar. Tapi bukan berarti tidak mungkin untuk mengembangkan potensi
mereka.

LBH Masyarakat yang telah sejak awal kelahirannya bergelut dengan pemberdayaan komunitas pemakai narkotika
melihat potensi luar biasa dari para pemakai. “Pecandu itu orangnya pinter-pinter loh,” begitu yang sering kami dengar
ketika melakukan penyuluhan. Banyak pemakai narkotika yang punya kemampuan di bidang seni seperti misalnya
bermusik. Salah satu paralegal LBH Masyarakat, Bambang Sutrisno akrab dipanggil Beng-beng, mantan pemakai
narkotika, memiliki kemampuan di bidang menggambar. Beberapa gambar dalam publikasi LBH Masyarakat banyak
menggunakan hasil karya Beng-beng. Ini adalah salah satu contoh bahwa pemakai narkotika bukanlah ‘sampah
masyarakat’ tetapi seperti mutiara yang terpendam.
Solidaritas, juga menjadi salah satu potensi komunitas pemakai narkotika. Solidaritas sesama pemakai narkotika
tumbuh karena lazimnya pemakai narkotika akan lebih percaya sesama mereka daripada dengan orang baru. Sesama
pemakai narkotika pun memiliki rasa senasib sepenanggungan. Pedihnya stigma dan sakitnya diskriminasi tidak akan
bisa dirasakan oleh orang lain selain mereka. Dengan adanya rasa solidaritas yang kuat itulah diharapkan satu sama
lainnya dapat membangkitkan rasa kepercayaan diri anggota komunitas. Kepercayaan diri yang tinggi, perlahan tapi
pasti, akan membantu mereka untuk mengatasi persoalan hukum yang tidak jarang mereka hadapi. Solidaritas yang
tumbuh dan berkembang dalam komunitas akan memudahkan pengorganisiran komunitas. Sebagai kelompok rentan,
mereka sudah seyogyanya saling bahu membahu membantu temannya yang mengalami stigma dan diskriminasi.
Keberadaan kelompok yang terorganisir dengan sendirinya akan memudahkan mereka untuk bersatu
memperjuangkan hak mereka.
Saat ini sudah banyak komunitas-komunitas kecil pemakai narkotika yang sudah
terbentuk. Basis kelompok-kelompok itu bermacam-macam. Komunitas Gambir dan
komunitas Jati Negara misalnya berbasis pada layanan metadon di puskesmas di
wilayah tersebut. Adapula komunitas yang berbasis berdasarkan wilayah jangkauan
dari LSM-LSM harm reduction, dan masih banyak lagi. Komunitas-komunitas kecil
tersebut kemudian bergabung dalam kelompok yang lebih besar lagi yag disebut
dengan Forum Korban Napza (FORKON) yang berdiri sejak 2008an. FORKON saat ini
telah menjadi mitra LBH Masyarakat. FORKON banyak melakukan kerja-kerja
pendampingan hukum terhadap pemakai narkotika yang ingin memperoleh hak
rehabilitasinya. Tidak heran FORKON menjalankan fungsi tersebut mengingat
beberapa anggota aktifnya adalah paralegal LBH Masyarakat.

bagaimanapun
juga
merekalah
yang
akan
merasakan
keuntungan
dengan adanya kelompok
yang lebih terkelola dengan
baik. Juga, merekalah yang
akan mengalami kerugian
apabila kelompoknya sendiri
tidak dapat bersatu padu.
HdH | 6
Mencermati potensi solidaritas itulah yang melatarbelakangi LBH Masyarakat bersama FORKON terus aktif
menjangkau komunitas-komunitas untuk mempererat hubungan dan mulai mendorong mereka agar dapat melakukan
pengorganisasian diri yang lebih disiplin. Karena bagaimanapun juga merekalah yang akan merasakan keuntungan
dengan adanya kelompok yang lebih terkelola dengan baik. Juga, merekalah yang akan mengalami kerugian apabila
kelompoknya sendiri tidak dapat bersatu padu. (GN).

Pelajaran dari Mandeknya Kasus Blora
Tentu kita masih mengingat kasus kekerasan yang dialami oleh teman-teman dari komuntas waria Blora beberapa
waktu lalu. Kekerasan berupa penyerangan dan pemukulan yang tidak hanya menyebabkan luka fisik tetapi juga rasa
traumatik yang mendalam. Penyerangan tersebut dilakukan pada waktu dini hari oleh sekelompok homophobia dengan
mengendarai mobil. Luka fisik masih bisa diobati dengan obat-obatan namun butuh waktu yang lebih lama untuk
mengobati luka psikis. Ketakutan akan terjadinya kejadian yang sama masih menghantui para korban. Terlebih, tidak
ada satupun dari para korban yang mengetahui alasan penyerangan tersebut.
Kekerasan yang dialami seakan menjadi konsekuensi atau resiko atas pekerjaan mereka sebagai pekerja seks. Sebuah
pekerjaan yang dipandang hina oleh masyarakat, melengkapi stigma atas identitas mereka sebagai waria. Ancaman
kekerasan terhadap komunitas waria bahkan kini semakin meninggi, apabila melihat beberapa kejadian terakhir di
masyarakat. Ancaman tersebut tidak hanya datang dari kalangan Satpol PP yang kerap mengejar dan menangkap
mereka dengan alasan ketertiban umum atau klien mereka sendiri yang ternyata mengingkari perjanjian awal. Ancaman
juga datang dari kelompok homophobia.
Berbicara kasus kekerasan yang disebut di atas, sebenarnya kasus ini adalah kasus yang tidak mudah diselesaikan. Hanya
ada satu saksi yang benar-benar melihat peristiwa itu terjadi. Namun yang bersangkutan menolak untuk menjadi saksi
karena khawatir keamanan diri maupun keluarganya akan terancam oleh kelompok penyerang. Sementara itu baik
korban maupun saksi, tidak ada yang mengingat persis nomor polisi mobil penyerang. Sehingga tidak ada petunjuk
untuk memulai penyidikan. Keadaan yang sulit ini diperparah dengan aparat penegak hukum yang tidak melakukan
tindakan hanya sekedarnya. Tidak ada upaya ekstra dari kepolisian untuk melakukan penyidikan dan inisiatif untuk
membongkar kejahatan tersebut. Beragam cara sebenarnya bisa dilakukan mulai dengan menjalankan patroli di wilayah
sekitar tempat kejadian perkara secara rutin dan insidental. Secara khusus juga bisa melakukan penyamaran sehingga
apabila kelompok penyerang akan beraksi tidak akan menyadari ada polisi yang
Sekalipun komunitas waria hidup
sudah mengintai. Bisa juga menggali informasi secara lisan dari saksi kunci
dengan stigma dan diskriminasi
kemudian berdasarkan informasi yang ada dikembangkan untuk melakukan
yang cukup kental, ditambah lagi
pencarian lebih luas. Sampai saat ini belum ada titik terang atas keberadaan
menjalani
pekerjaan
sebagai
pelaku. Memang keadaan di wilayah Blora saat ini relatif tidak terlalu mencekam
pekerja seks yang penuh caci dari
namun ketakutan masih membayangi mereka terutama para korbannya langsung.
masyarakat umum, bukan berarti
komunitas
ini
tidak
dapat
memberikan kontribusi terhadap
proses hukum. Komunitas waria
memiliki solidaritas yang tinggi.
Dengan
modal
ini
mereka
seharusnya bisa bersama-sama
melindungi komunitas.

Proses hukum yang sedang berlangsung dapat dibilang sedang buntu namun
bukan berarti masalah itu akan ditinggal begitu saja. Ada banyak cara yang masih
harus ditempuh dan patut dilakukan untuk turut membantu proses penegakan
hukum dan dapat mencegah terjadinya kekerasan serupa. Misalnya tidak boleh
bersikap pasrah terhadap proses hukum yang berjalan.

Sekalipun komunitas waria hidup dengan stigma dan diskriminasi yang cukup
kental, ditambah lagi menjalani pekerjaan sebagai pekerja seks yang penuh caci dari masyarakat umum, bukan berarti
komunitas ini tidak dapat memberikan kontribusi terhadap proses hukum. Komunitas waria memiliki solidaritas yang
tinggi. Dengan modal ini mereka seharusnya bisa bersama-sama melindungi komunitas. Jika ada anggota komunitas
yang dianiaya atau mengalami kekerasan, anggota komunitas lainnya siap membantu. Siap mendampingi. Ada rasa
memiliki yang seharusnya muncul dari kebersamaan yang erat itu. Bermodalkan rasa solidaritas yang tinggi dapat
memberikan perlindungan ekstra dari dalam komunitas itu sendiri. Contoh konkritnya, apabila X diserang oleh Y, Z
sebagai teman X yang kebetulan berada di dekat tempat kejadian, siap melindungi X dari serangan Y. Apabila
diperlukan, Z bisa melakukan ‘serangan balik’ yang sifatnya bela paksa atau biasa disebut oleh orang awam sebagai bela
diri.
HdH | 7
Secara hukum, ada beberapa syarat untuk bisa disebut sebagai tindakan bela paksa. Pertama, pembelaan dilakukan
untuk melindungi nyawa atau membela kehormatan atau harta benda diri sendiri ataupun orang lain. Dalam contoh di
atas, Z melakukan bela paksa untuk melindungi X. Kedua, ada serangan yang melawan hukum. Dalam hal ini, Y jelas
melakukan serangan melawan hukum karena Y tidak berwenang melakukan pemukulan. Y adalah orang biasa yang tidak
punya kewenangan untuk melakukan tindakan tersebut. Ketiga, tindakan bela paksa harus dilakukan secara tidak
berlebihan. Misalnya, Y menyerang X dengan pisau kecil. Z hanya bisa melakukan bela paksa misalnya dengan memukul
Y dengan balok kayu di bagian kaki untuk sekedar membuatnya jatuh sehingga tidak bisa melarikan diri. Apabila sudah
jatuh, tidak perlu Z memukul berkali-kali hingga menyebabkan Y meninggal dunia. Dengan demikian, komunitas
sendirilah yang turut menjaga komunitas mereka, dan bisa membantu proses penyelesaian kasus. Setelah berhasil
melumpuhkan lawan, mereka bisa secara bersama-sama melapor ke polisi sambil membawa pelaku untuk selanjutnya
diproses.
Kasus Blora di atas dapat dijadikan pelajaran bagi teman-teman waria untuk dapat melakukan bela paksa. Masih banyak
hal yang dapat dilakukan oleh komunitas juga tentunya selain bela paksa. Tapi contoh ini adalah sesuatu yang sangat
mungkin dapat dilakukan dengan mudah. Akan menjadi bela paksa yang efektif apabila tindakan tersebut dilakukan oleh
bersama-sama. Artinya, kerjasama yang baik amat dibutuhkan dalam membela diri. Selain itu dibutuhkan kepekaan
untuk menyadari adanya ancaman yang terjadi dan keberanian menghadapi ancaman itu. Keberanian dapat timbul dari
kesadaran untuk saling melindungi satu sama lain. Keberanian akan muncul dari kesadaran bahwa apabila serangan
yang muncul sekarang terhadap orang lain tidak dihadapi, besar kemungkinan bisa menimpa diri kita di waktu yang akan
datang. Oleh karena itulah rasa kebersamaan itulah yang akhirnya akan kembali membantu kita mengatasi ketakutan
akan sesuatu. (VF).
HdH | 8

Mari Bicara Hukum dan HAM
Mengenal Hak Asasi Manusia
Dalam beberapa kali kesempatan LBH Masyarakat melakukan penyuluhan hukum di komunitas-komunitas orang dengan
HIV/AIDS, pemakai narkotika, pekerja seks, dan waria, banyak sekali anggota komunitas yang memahami hak asasi
manusia dengan sangat baik. Namun, tidak sedikit pula yang kurang tepat mengartikan apa itu HAM. Dalam kolom Mari
Bicara Hukum dan HAM edisi kali ini kami akan menjelaskan mengenai HAM. Diharapkan setelah membaca kolom ini,
teman-teman komunitas dapat memahami HAM secara lebih baik lagi.
Apa itu Hak Asasi Manusia?
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak yang melekat pada diri kita karena kita manusia. Hak ini dimiliki oleh setiap
manusia tanpa perlakuan diskriminatif, apapun kewarganegaraannya, tempat tinggal, jenis kelamin, suku, agama,
bahasa, orientasi seksual, dan lain sebagainya.
HAM adalah hak seorang manusia yang sangat asasi dan tidak bisa diintervensi oleh manusia di luar dirinya atau oleh
kelompok atau oleh lembaga mana pun untuk meniadakannya.
Apa contoh HAM?
HAM pada dasarnya dapat dikategorikan ke dalam dua bidang yaitu hak sipil dan politik; dan hak ekonomi, sosial dan
budaya. Contoh HAM di bidang:
1. Sipil-politik: hak untuk berkumpul, kebebasan beragama, hak untuk berpendapat dan berekspresi.
2. Ekonomi-sosial-budaya: hak atas perumahan, hak atas kesehatan, hak atas pekerjaan.
Semua hak ini saling berhubungan, saling bergantung, dan tidak dapat dipisahkan sendiri-sendiri. Pemenuhan satu hak
akan membantu memajukan pemenuhan hak lainnya. Pelanggaran atas satu hak juga akan berakibat pada pelanggaran
hak lainnya.
HAM dan Kewajiban Negara
Di dalam HAM terdapat hak dan kewajiban. Hak dimiliki oleh manusia (warga negara), sementara kewajiban menjadi
tanggung jawab Negara. Artinya, tidak ada istilah kewajiban asasi manusia. Namun, kita sebagai manusia juga harus
menghormati HAM orang yang lain juga.
Berdasarkan hukum, Negara memiliki tiga bentuk kewajiban yaitu: yaitu menghormati (to respect), melindungi (to
protect) dan memenuhi (to fulfil).
Kewajiban untuk menghormati adalah kewajiban negara untuk menahan diri untuk tidak melakukan intervensi,
kecuali atas hukum yang sah.
Kewajiban untuk melindungi mengharuskan Negara untuk melindungi setiap orang dan/atau kelompok dari
pelanggaran HAM.
Kewajiban untuk memenuhi berarti Negara harus mengambil langkah aktif (positif) untuk memastikan bahwa
HAM setiap warga negaranya terpenuhi.
Dalam edisi berikutnya, kami akan menuliskan apa hubungan antara HAM dengan HIV/AIDS. Jadi pastikan kamu mendapatkan edisi
Oktober 2010. (RG).
HdH | 9

Suara Komunitas
LBH Masyarakat bertanya: Apa makna Lebaran bagi kamu?
Stella, waria
“Lebaran merupakan sesuatu yang indah dan ada suka dan dukanya. Di tahun ini sedih dirasakan karena tidak pulang ke
kampung halaman. Pun kalau pulang ke kampung halaman harus berpenampilan seperti laki-laki. Sedangkan kalau
berlebaran di sini bisa berkumpul bersama teman-teman, jalan-jalan sampai pagi melakukan hal-hal yang
menyenangkan sehingga tearsa mengasikan dan menyenangkan.”
Thalia, waria
“Lebaran merupakan saat yang membahagiakan dan membanggakan karena kita sudah berpuasa selama sebulan
penuh. Apalagi tahun ini bisa berpuasa secara penuh sehingga lebaran menjadi saat yang membanggakan. Di Lebaran ini
juga saya berdoa kepada Tuhan semoga Tuhan melindungi orang tua dan memberikan rezeki kepada mereka.”
Jeni (bukan nama sebenarnya)
“Lebaran adalah hari kemenangan dimana kita sudah melewati bulan suci Ramadhan dengan berpuasa melawan hawa
nafsu. Berkumpul bersama keluarga, teman untuk menguatkan tali silaturahim dan saling memaafkan kesalahan satu
sama lainnya. Momen Lebaran memberi pelajaran untuk rendah hati, ikhtiar, dan melakukan ibadah berupa kebaikan di
kehidupan kita sehari-hari.”
Mella, mantan pemakai narkotika
“Lebaran kemarin menyenangkan, walaupun aku Nasrani tapi aku ikut merayakan juga dengan ke tempat teman-teman.
Silatuharim juga, saling maaf-in, ga ada perbedaan antar umat beragama, saling menghormati dan menghargai. Sama
yang pasti makan ketupat juga, kue-kue Lebaran, hehehe. Dan pesen aku sih antar umat beragama tetap saling
menghormati. Jangan sampai kaya kejadian kemarin di Bekasi.”
Yolla, waria
“Cukup menyenangkan karena alhamdulilah bisa open house di kosan karena bisa berbagi dengan teman-temanku.”
HdH | 10

Galeria

Suasana penyuluhan hukum mengenai UU Narkotika yang diadakan di Suku Dinas Kesehatan
Jakarta Timur, Senin, 27 September 2010. Tampak di depan, Ajeng Larasati, Asisten Manajer
Bantuan Hukum dan HAM LBH Masyarakat tengah memberikan presentasi.
HdH | 11

Tentang LBH Masyarakat
Berangkat dari ide bahwa setiap anggota masyarakat memiliki potensi untuk turut berpartisipasi aktif mewujudkan
negara hukum yang demokratis, sekelompok Advokat, aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) dan demokrasi mendirikan
sebuah organisisasi masyarakat sipil nirlaba bernama Perkumpulan Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat (LBH
Masyarakat).
Visi LBH Masyarakat adalah terwujudnya partisipasi aktif dan solidaritas masyarakat dalam melakukan pembelaan dan
bantuan hukum, penegakan keadilan serta pemenuhan HAM. Sementara misinya adalah mengembangkan potensi
hukum yang dimiliki oleh masyarakat untuk secara mandiri dapat melakukan gerakan bantuan hukum serta penyadaran
hak-hak warga negara, dari dan untuk masyakarat.
Secara ringkas, visi dan misi LBH Masyarakat diimplementasikan melalui tiga program kerja utama, yakni:
(1) Pemberdayaan hukum masyarakat melalui pendidikan hukum, penyadaran hak-hak masyarakat, pemberian
informasi mengenai hukum dan hak-hak masyarakat serta pelatihan-pelatihan bantuan hukum bagi masyarakat;
(2) Advokasi kasus dan kebijakan publik;
(3) Penelitian permasalahan publik dan kampanye hak asasi manusia baik di tingkat nasional maupun internasional.

Contenu connexe

Plus de LBH Masyarakat

Caveat - Volume April-May 2013 - LBH Masyarakat
Caveat - Volume April-May 2013 - LBH MasyarakatCaveat - Volume April-May 2013 - LBH Masyarakat
Caveat - Volume April-May 2013 - LBH MasyarakatLBH Masyarakat
 
Dokumentasi Pelanggaran Hak Tersangka Kasus Narkotika
Dokumentasi Pelanggaran Hak Tersangka Kasus NarkotikaDokumentasi Pelanggaran Hak Tersangka Kasus Narkotika
Dokumentasi Pelanggaran Hak Tersangka Kasus NarkotikaLBH Masyarakat
 
Documentation on The Violation of The Rights of The Suspect
Documentation on The Violation of The Rights of The SuspectDocumentation on The Violation of The Rights of The Suspect
Documentation on The Violation of The Rights of The SuspectLBH Masyarakat
 
Jejak Langkah Menciptakan Pengacara Rakyat
Jejak Langkah Menciptakan Pengacara RakyatJejak Langkah Menciptakan Pengacara Rakyat
Jejak Langkah Menciptakan Pengacara RakyatLBH Masyarakat
 
Buku Saku Mengenal UU Keterbukaan Informasi Publik
Buku Saku Mengenal UU Keterbukaan Informasi PublikBuku Saku Mengenal UU Keterbukaan Informasi Publik
Buku Saku Mengenal UU Keterbukaan Informasi PublikLBH Masyarakat
 
Wajah Pemberdayaan Hukum Masyarakat
Wajah Pemberdayaan Hukum MasyarakatWajah Pemberdayaan Hukum Masyarakat
Wajah Pemberdayaan Hukum MasyarakatLBH Masyarakat
 
Hak Asasi Manusia dan HIV, No. 2, 2010 - LBH Masyarakat
Hak Asasi Manusia dan HIV, No. 2, 2010 - LBH MasyarakatHak Asasi Manusia dan HIV, No. 2, 2010 - LBH Masyarakat
Hak Asasi Manusia dan HIV, No. 2, 2010 - LBH MasyarakatLBH Masyarakat
 
Caveat - Volume February-March 2013 - LBH Masyarakat
Caveat - Volume February-March 2013 - LBH MasyarakatCaveat - Volume February-March 2013 - LBH Masyarakat
Caveat - Volume February-March 2013 - LBH MasyarakatLBH Masyarakat
 
Caveat - Volume November 2012-January 2013 - LBH Masyarakat
Caveat - Volume November 2012-January 2013 - LBH MasyarakatCaveat - Volume November 2012-January 2013 - LBH Masyarakat
Caveat - Volume November 2012-January 2013 - LBH MasyarakatLBH Masyarakat
 
Caveat - Volume July-August 2012 - LBH Masyarakat
Caveat - Volume July-August 2012 - LBH MasyarakatCaveat - Volume July-August 2012 - LBH Masyarakat
Caveat - Volume July-August 2012 - LBH MasyarakatLBH Masyarakat
 
Caveat - Volume September-October 2012 - LBH Masyarakat
Caveat - Volume September-October 2012 - LBH MasyarakatCaveat - Volume September-October 2012 - LBH Masyarakat
Caveat - Volume September-October 2012 - LBH MasyarakatLBH Masyarakat
 
Caveat - VOLUME 16/II, SEPTEMBER 2010 - LBH Masyarakat
Caveat - VOLUME 16/II, SEPTEMBER 2010 - LBH MasyarakatCaveat - VOLUME 16/II, SEPTEMBER 2010 - LBH Masyarakat
Caveat - VOLUME 16/II, SEPTEMBER 2010 - LBH MasyarakatLBH Masyarakat
 
Caveat - VOLUME 14/II, JULY 2010 - LBH Masyarakat
Caveat - VOLUME 14/II, JULY 2010 - LBH MasyarakatCaveat - VOLUME 14/II, JULY 2010 - LBH Masyarakat
Caveat - VOLUME 14/II, JULY 2010 - LBH MasyarakatLBH Masyarakat
 
Caveat - VOLUME 13/II, JUNE 2010 - LBH Masyarakat
Caveat - VOLUME 13/II, JUNE 2010 - LBH MasyarakatCaveat - VOLUME 13/II, JUNE 2010 - LBH Masyarakat
Caveat - VOLUME 13/II, JUNE 2010 - LBH MasyarakatLBH Masyarakat
 
Caveat - VOLUME 12/II, MAY 2010 - LBH Masyarakat
Caveat - VOLUME 12/II, MAY 2010 - LBH MasyarakatCaveat - VOLUME 12/II, MAY 2010 - LBH Masyarakat
Caveat - VOLUME 12/II, MAY 2010 - LBH MasyarakatLBH Masyarakat
 
Caveat - VOLUME 11/II, APRIL 2010 - LBH Masyarakat
Caveat - VOLUME 11/II, APRIL 2010 - LBH MasyarakatCaveat - VOLUME 11/II, APRIL 2010 - LBH Masyarakat
Caveat - VOLUME 11/II, APRIL 2010 - LBH MasyarakatLBH Masyarakat
 
Caveat - VOLUME 10/II, MARCH 2010 - LBH Masyarakat
Caveat - VOLUME 10/II, MARCH 2010 - LBH MasyarakatCaveat - VOLUME 10/II, MARCH 2010 - LBH Masyarakat
Caveat - VOLUME 10/II, MARCH 2010 - LBH MasyarakatLBH Masyarakat
 
Caveat - VOLUME 09/II, FEBRUARY 2010 - LBH Masyarakat
Caveat - VOLUME 09/II, FEBRUARY 2010 - LBH MasyarakatCaveat - VOLUME 09/II, FEBRUARY 2010 - LBH Masyarakat
Caveat - VOLUME 09/II, FEBRUARY 2010 - LBH MasyarakatLBH Masyarakat
 
Caveat - VOLUME 07/I, DECEMBER 2009 - LBH Masyarakat
Caveat - VOLUME 07/I, DECEMBER 2009 - LBH MasyarakatCaveat - VOLUME 07/I, DECEMBER 2009 - LBH Masyarakat
Caveat - VOLUME 07/I, DECEMBER 2009 - LBH MasyarakatLBH Masyarakat
 

Plus de LBH Masyarakat (20)

Caveat - Volume April-May 2013 - LBH Masyarakat
Caveat - Volume April-May 2013 - LBH MasyarakatCaveat - Volume April-May 2013 - LBH Masyarakat
Caveat - Volume April-May 2013 - LBH Masyarakat
 
Dokumentasi Pelanggaran Hak Tersangka Kasus Narkotika
Dokumentasi Pelanggaran Hak Tersangka Kasus NarkotikaDokumentasi Pelanggaran Hak Tersangka Kasus Narkotika
Dokumentasi Pelanggaran Hak Tersangka Kasus Narkotika
 
Documentation on The Violation of The Rights of The Suspect
Documentation on The Violation of The Rights of The SuspectDocumentation on The Violation of The Rights of The Suspect
Documentation on The Violation of The Rights of The Suspect
 
Reality Behind Bars
Reality Behind BarsReality Behind Bars
Reality Behind Bars
 
Jejak Langkah Menciptakan Pengacara Rakyat
Jejak Langkah Menciptakan Pengacara RakyatJejak Langkah Menciptakan Pengacara Rakyat
Jejak Langkah Menciptakan Pengacara Rakyat
 
Buku Saku Mengenal UU Keterbukaan Informasi Publik
Buku Saku Mengenal UU Keterbukaan Informasi PublikBuku Saku Mengenal UU Keterbukaan Informasi Publik
Buku Saku Mengenal UU Keterbukaan Informasi Publik
 
Wajah Pemberdayaan Hukum Masyarakat
Wajah Pemberdayaan Hukum MasyarakatWajah Pemberdayaan Hukum Masyarakat
Wajah Pemberdayaan Hukum Masyarakat
 
Hak Asasi Manusia dan HIV, No. 2, 2010 - LBH Masyarakat
Hak Asasi Manusia dan HIV, No. 2, 2010 - LBH MasyarakatHak Asasi Manusia dan HIV, No. 2, 2010 - LBH Masyarakat
Hak Asasi Manusia dan HIV, No. 2, 2010 - LBH Masyarakat
 
Caveat - Volume February-March 2013 - LBH Masyarakat
Caveat - Volume February-March 2013 - LBH MasyarakatCaveat - Volume February-March 2013 - LBH Masyarakat
Caveat - Volume February-March 2013 - LBH Masyarakat
 
Caveat - Volume November 2012-January 2013 - LBH Masyarakat
Caveat - Volume November 2012-January 2013 - LBH MasyarakatCaveat - Volume November 2012-January 2013 - LBH Masyarakat
Caveat - Volume November 2012-January 2013 - LBH Masyarakat
 
Caveat - Volume July-August 2012 - LBH Masyarakat
Caveat - Volume July-August 2012 - LBH MasyarakatCaveat - Volume July-August 2012 - LBH Masyarakat
Caveat - Volume July-August 2012 - LBH Masyarakat
 
Caveat - Volume September-October 2012 - LBH Masyarakat
Caveat - Volume September-October 2012 - LBH MasyarakatCaveat - Volume September-October 2012 - LBH Masyarakat
Caveat - Volume September-October 2012 - LBH Masyarakat
 
Caveat - VOLUME 16/II, SEPTEMBER 2010 - LBH Masyarakat
Caveat - VOLUME 16/II, SEPTEMBER 2010 - LBH MasyarakatCaveat - VOLUME 16/II, SEPTEMBER 2010 - LBH Masyarakat
Caveat - VOLUME 16/II, SEPTEMBER 2010 - LBH Masyarakat
 
Caveat - VOLUME 14/II, JULY 2010 - LBH Masyarakat
Caveat - VOLUME 14/II, JULY 2010 - LBH MasyarakatCaveat - VOLUME 14/II, JULY 2010 - LBH Masyarakat
Caveat - VOLUME 14/II, JULY 2010 - LBH Masyarakat
 
Caveat - VOLUME 13/II, JUNE 2010 - LBH Masyarakat
Caveat - VOLUME 13/II, JUNE 2010 - LBH MasyarakatCaveat - VOLUME 13/II, JUNE 2010 - LBH Masyarakat
Caveat - VOLUME 13/II, JUNE 2010 - LBH Masyarakat
 
Caveat - VOLUME 12/II, MAY 2010 - LBH Masyarakat
Caveat - VOLUME 12/II, MAY 2010 - LBH MasyarakatCaveat - VOLUME 12/II, MAY 2010 - LBH Masyarakat
Caveat - VOLUME 12/II, MAY 2010 - LBH Masyarakat
 
Caveat - VOLUME 11/II, APRIL 2010 - LBH Masyarakat
Caveat - VOLUME 11/II, APRIL 2010 - LBH MasyarakatCaveat - VOLUME 11/II, APRIL 2010 - LBH Masyarakat
Caveat - VOLUME 11/II, APRIL 2010 - LBH Masyarakat
 
Caveat - VOLUME 10/II, MARCH 2010 - LBH Masyarakat
Caveat - VOLUME 10/II, MARCH 2010 - LBH MasyarakatCaveat - VOLUME 10/II, MARCH 2010 - LBH Masyarakat
Caveat - VOLUME 10/II, MARCH 2010 - LBH Masyarakat
 
Caveat - VOLUME 09/II, FEBRUARY 2010 - LBH Masyarakat
Caveat - VOLUME 09/II, FEBRUARY 2010 - LBH MasyarakatCaveat - VOLUME 09/II, FEBRUARY 2010 - LBH Masyarakat
Caveat - VOLUME 09/II, FEBRUARY 2010 - LBH Masyarakat
 
Caveat - VOLUME 07/I, DECEMBER 2009 - LBH Masyarakat
Caveat - VOLUME 07/I, DECEMBER 2009 - LBH MasyarakatCaveat - VOLUME 07/I, DECEMBER 2009 - LBH Masyarakat
Caveat - VOLUME 07/I, DECEMBER 2009 - LBH Masyarakat
 

Dernier

LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10maulitaYuliaS
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfsaptari3
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 

Dernier (20)

LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 

Hak Asasi Manusia dan HIV, No. 3, 2010 - LBH Masyarakat

  • 1. HdH hak asasi manusia dan hiv Edisi: Nomor 03, September 2010 Kabar Komunitas Mengupas kegiatan yang dilakukan oleh Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat di empat komunitas yang tengah diberdayakan yakni di komunitas Orang dengan HIV/AIDS (ODHA), pemakai narkotika, pekerja seks, dan wanita-pria. Mengedepankan Musyawarah dalam Penyelesaian Kasus Bersama dalam Susah, Bersama dalam Senang Solidaritas Sebagai Potensi Pelajaran dari Mandeknya Kasus Blora Mari Bicara Hukum dan HAM Beberapa anggota komunitas telah memahami apa yang dimaksud dengan HAM, namun tidak sedikit pula yang sering kurang tepat mengerti apa itu HAM. Dalam kolom ini, kita akan mencoba memahami HAM secara sangat ringkas. Suara Komunitas Hari Raya Idul Fitri jatuh di bulan September tahun ini. Dalam Suara Komunitas, LBH Masyarakat mencari tahu apa sebenarnya makna Lebaran bagi teman-teman komunitas. Temukan pendapat mereka, dan bagaimana dengan pandangan kamu tentang makna Lebaran?
  • 2. HdH | 1 Daftar Isi Dari Meja Redaksi Kabar Komunitas Mengedepankan Musyawarah dalam Penyelesaian Kasus Bersama dalam Susah, Bersama dalam Senang Solidaritas Sebagai Potensi Pelajaran dari Mandeknya Kasus Blora Mari Bicara Hukum dan HAM Suara Komunitas Galeria 1 2 2 3 4 6 8 9 10 Yang terhormat pembaca budiman, September bagi umat Muslim di seluruh dunia, termasuk di Indonesia adalah bulan yang suci mengingat Hari Raya Idul Fitri jatuh di bulan September. Walaupun sudah berlalu cukup lama, tidak ada salahnya kami mengucapkan Selamat Hari Raya Lebaran bagi teman-teman yang merayakan. Mohon maaf lahir dan batin. Lebaran di Indonesia tahun ini, seperti tahun-tahun sebelumnya, selalu dirayakan dengan meriah. Kemeriahan ini bukan hanya dinikmati oleh teman-teman Muslim tetapi juga non-Muslim. Ucapan selamat dari non-Muslim kepada Muslim bukan hal yang aneh. Sajian ketupat dan opor ayam dari Muslim kepada non-Muslim juga sebuah pemandangan yang sudah biasa. Menikmati Lebaran dalam suasana kebersamaan dan keberagaman tentu menjadi satu hal yang istimewa. Apalagi, dalam suasana penuh kemeriahan itu semua orang tidak perlu khawatir kekurangan makanan dalam acara silaturahim karena pasti akan selalu tersaji. Ada lelucon yang selalu muncul setiap kali Lebaran. Berat badan yang turun akibat sebulan penuh berpuasa langsung ditebus dengan dua hari Lebaran dengan makan makanan daging dan bersantan. Dalam suasana puasa dan Lebaran itulah kami menurunkan beberapa artikel yang bercerita seputar puasa. Termasuk pertanyaan dalam Suara Komunitas yang kami ajukan adalah mengenai makna Lebaran bagi teman-teman komunitas. HdH edisi kedua juga menurunkan tulisan yang sangat singkat seputar hak asasi manusia (HAM). Hal ini dilakukan agar teman-teman komunitas yang tadinya belum memahami apa itu HAM bisa memiliki pemahaman yang lebih tepat soal HAM. Tulisan ini memang sengaja kami sampaikan dengan sangat singkat karena tidak bertujuan untuk memberi penjelasan panjang lebar. Berbekal tulisan di edisi kali ini, maka dalam edisi berikutnya kami akan menurunkan tulisan mengenai hubungan antara HAM dan HIV/AIDS. Akhir kata, selamat membaca. Semoga informasi yang kami sampaikan dalam HdH senantiasa bermanfaat bagi para pembaca. Terima kasih, dan salam hangat Dari Meja Redaksi Dewan Redaksi: Ricky Gunawan, Dhoho A. Sastro, Andri G. Wibisana, Ajeng Larasati, Alex Argo Hernowo, Answer C. Styannes, Pebri Rosmalina, Antonius Badar, Feri Sahputra, Grandy Nadeak, Vina Fardhofa, dan Magdalena Blegur Keuangan dan Sirkulasi: Rizky Halida dan Zaki Wildan Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat Tebet Timur Dalam III B No. 10, Jakarta 12820 Telp. 021 830 54 50 Faks. 021 829 80 67 Email. contact@lbhmasyarakat.org Website. http://www.lbhmasyarakat.org HdH diterbitkan oleh Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat (LBH Masyarakat) dengan dukungan oleh International Development Law Organization (IDLO) dan OPEF Funds for International Development (OFID).
  • 3. HdH | 2 Kabar Komunitas Mengedepankan Musyawarah dalam Penyelesaian Kasus Ibu Santi (bukan nama sebenarnya) wanita berusia 25 tahun asal Samarinda, Kalimantan Timur, bekerja di lembaga sosial yang bergerak di bidang rehabilitasi sosial. Ia mengidap HIV melalui suaminya yang meninggal pada tahun 2005. Dari pernikahannya tersebut mereka dikaruniai seorang putra sebut saja Junior. Hasil tes rumah sakit menunjukan bahwa Junior negatif HIV. Sejak kelahirannya tahun 2005 Junior diasuh oleh Santi dan tinggal di rumah mertuanya di Jakarta. Beberapa tahun kemudian Santi merasa ingin mandiri dan pulang ke Samarinda untuk membesarkan Junior di sana. Akhirnya, pada tahun 2009 Santi dan Junior pulang ke Samarinda. Santi yang hidup dalam keluarga sederhana pada saat itu belum bekerja sehingga dalam merawat Junior pun ia lakukan dengan secukupnya. Mendengar hal seperti itu mertua Santi merasa tidak tega apabila cucunya hidup dalam kekurangan. Mertuanya pun menawarkan kembali ke Jakarta dan merawat Junior, atas pertimbangan perawatan yang memadai yang diberikan oleh mertuanya Santi pun akhirnya mau kembali ke Jakarta bersama Junior. Namun setelah beberapa bulan, Santi kembali merasa tidak betah dan ingin hidup mandiri. Ia tidak mau merepotkan mertuanya terus menerus. “Tidak enak rasanya merepotkan mertua saya melulu. Saya kan juga ingin bisa hidup mandiri bersama anak saya,” kenang Santi ketika menceritakan pengalamannya itu kepada LBH Masyarakat. Lalu ia pun menyampaikan keinginannya untuk pulang ke Samarinda dan membawa Junior kembali ke sana, tapi mertuanya tidak mengijinkan Santi kembali ke Samarinda dengan membawa Junior. Santi pun berbesar hati dengan membiarkan Junior terlebih dahulu tinggal di rumah mertuanya atas pertimbangan bahwa di Jakarta Junior mendapatkan pelayanan yang baik yang diberikan oleh mertuanya. Santi pun akhirnya kembali ke Samarinda tanpa Junior. Di Samarinda, Santi bekerja keras mencari pekerjaan untuk dapat menafkahi dia dan anaknya nanti. Akhirnya, kerja kerasnya pun tidak sia-sia, ia mendapatkan pekerjaan di sebuah lembaga sosial yang bergerak di bidang rehabilitasi sosial. Hari demi hari ia lalui tanpa Junior sang buah hatinya. Ia hanya bisa menghubungi Junior melalui handphone. “Bagaimanapun akan jauh lebih baik kalau saya bisa ngobrol langsung dengan anak saya. Kalau bisa meluk dia kan, gimana sih pak rasanya. Namanya ibu sama anak, masak cuma bisa ngobrol lewat HP sih,” ungkap Santi kepada LBH Masyarakat. Merasa telah bekerja dan cukup untuk menafkahi Junior dia berniat untuk menjemput Junior di rumah mertuanya di Jakarta. Namun sayang, mertuanya menolak keinginan Santi. Mertuanya merasa Junior sudah mendapatkan perlakuan yang baik di sini dan khawatir jika nanti Junior di sana siapa yang akan mengurus cucunya karena Santi bekerja. Pada awalnya Santi cukup memahami apa yang dikhawatirkan oleh mertuanya tersebut. Namun karena naluri seorang ibu yang sulit melepas darah dagingnya sendiri, ia bertekad untuk berusaha semaskimal mungkin untuk dapat membahagiakan Junior dan menghidupinya dengan layak. Ia pun kembali menyampaikan keinginannya tersebut kepada mertuanya. Tapi, lagi-lagi ia harus kecewa dengan sikap mertuanya yang menolak permintaan Santi. Santi menceritakan kisahnya tersebut kepada temannya, Dina (bukan nama sebenarnya), yang berada di Jakarta, dan ia mendapatkan informasi keberadaan LBH Masyarakat yang mungkin dapat membantu penyelesaian kasus tersebut. Dina bekerja di Yayasan Pelita Ilmu (YPI) yang memang bergerak di bidang HIV/AIDS dan sudah mengenal Santi sejak beberapa waktu yang lalu. Dina dapat merujuk Santi ke LBH Masyarakat karena LBH Masyarakat secara rutin mengadakan penyuluhan hukum di YPI selama sebulan sekali. Penyuluhan tersebut dilakukan setiap Rabu minggu ketiga tiap bulannya di YPI. “Bagaimanapun akan jauh lebih baik kalau saya bisa ngobrol langsung dengan anak saya. Kalau bisa meluk dia kan, gimana sih pak rasanya. Namanya ibu sama anak, masak cuma bisa ngobrol lewat HP sih,” ungkap Santi kepada LBH Masyarakat. Santi pun akhirnya datang ke LBH Masyarakat untuk meminta bantuan hukum kepada LBH Masyarakat. Merasa hakhaknya sebagai ibu dirampas oleh mertuanya, ia laporkan kejadian tersebut kepada LBH Masyarakat. Sejak awal LBH Masyarakat yakin bahwa masalah ini dapat diselesaikan melalui mediasi dan tanpa diselesaikan melalui jalur hukum. Tidak ada persoalan hukum yang rumit dalam kasus ini. “Kami memandang bahwa persoalan ini sebenarnya bisa saja diselesaikan secara musyawarah, secara kekeluargaan,” kata Alex Argo Hernowo, Asisten Manajer Bantuan Hukum dan HAM LBH Masyarakat dengan didampingi oleh Magda Blegur, Staf Peneliti Hukum LBH Masyarakat, ketika menerima Santi.
  • 4. HdH | 3 Tidak lama setelah Santi menceritakan kasusnya itu, LBH Masyarakat yang diwakili oleh Magda akhirnya bertemu dengan ibu mertua Santi dan membicarakan keinginan dan kepentingan dari kedua belah pihak. Magda mencoba menyampaikan maksud dan tujuan dari LBH Masyarakat sebagai lembaga non-profit yang memberikan bantuan hukum kepada kelompok rentan yang menghadapai masalah hukum. Sayang pada kesempatan pertama mediasi, tanggapan dari mertua Santi tidak cukup baik. Mereka menolak untuk melakukan mediasi sehingga tidak ada hasil dari mediasi tersebut. LBH Masyarakat dan Santi tidak menyerah untuk menuntut hak-haknya. Akhirnya pertemuan kedua kembali diadakan. Kali kedua ini Santi kembali ditemani oleh LBH Masyarakat yang diwakili oleh Alex dan Magda. LBH Masyarakat kembali menyampaikan apa yang hendaknya menjadi tujuan dan kepentingan bersama (yang tidak lain adalah kepentingan terbaik bagi Junior). Sementara Santi bertemu dengan mertuanya meminta klarifikasi atas kasus yang terjadi. Pada pertemuan kedua ini LBH Masyarakat memandang bahwa dari pihak mertua Santi telah menunjukkan respon yang baik dan melihat bahwa secara prinsipiil keduanya telah mencapai titik temu. Oleh karena Santi dan mertuanya sepakat untuk menyelesaiakan masalah dengan kekeluargaan, LBH Masyarakat kemudian mundur dan tidak ikut campur atas kesepakatan damai mengingat tidak ada persoalan yang mendasar yang perlu diperdebatkan lagi. “Kami menyerahkan hal-hal teknis kesepakatan keduabelah pihak kepada masing-masing saja. Prinsipnya dua-duanya sepakat bahwa kepentingan Junior harus diletakkan di atas segalanya,” ujar Magda kepada Santi dan mertuanya di kesempatan kedua tersebut. Pada akhirnya memang bahwa setiap konflik atau masalah tidak selalu harus diselesakan melalui jalur hukum. Penyelesaian melalui media musyawarah jauh memiliki dampak yang baik bagi para pihak. Tidak ada yang menang, pun tidak ada yang merasa kalah. Proses penyelesaian yang cepat serta biaya yang tidak mahal juga menjadi keuntungan bagi para pihak yang mempunyai persoalan hukum tersebut. Keputusan bersama telah dicapai. Santi akhirnya berbesar hati untuk sementara merelakan anaknya Junior diasuh oleh mertuanya karena pertimbangan demi kepentingan masa depan Junior. Atas kerelaannya tersebut mertua Santi bersedia memberikan fasilitas biaya transportasi kepada Santi apabila ia ingin menjenguk Junior di Jakarta. Pada akhirnya memang bahwa setiap konflik atau masalah tidak selalu harus diselesakan melalui jalur hukum. Penyelesaian melalui media musyawarah jauh memiliki dampak yang baik bagi para pihak. Tidak ada yang menang, pun tidak ada yang merasa kalah. Proses penyelesaian yang cepat serta biaya yang tidak mahal juga menjadi keuntungan bagi para pihak yang mempunyai persoalan hukum tersebut. (AAH). Bersama dalam Susah, Bersama dalam Senang Banyak acara-acara yang mengusung kebersamaan dan berbagi yang dilakukan selama bulan puasa. Sebut saja sahur on the road, buka puasa bersama, atau acara-acara amal lainnya yang diselenggarakan bersamaan dengan momen berbuka puasa bersama. Kesemuanya dilakukan juga untuk menjalin silaturahim di antara pihak-pihak tersebut. Hal ini pula yang ingin dilakukan oleh Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat (LBH Masyarakat), menjalin silaturahim sekaligus berbagi dalam kebersamaan. Oleh karena itu, LBH Masyarakat mengadakan acara berbuka puasa bersama beberapa temanteman LBH Masyarakat, di antaranya adalah komunitas waria di Blora, Jakarta Pusat. Acara buka puasa tersebut diadakan pada tanggal 25 Agustus 2010, bertempat di komunitas Blora. Perwakilan dari LBH Masyarakat hadir dengan membawakan makanan berbuka puasa seperti bihun goreng dan martabak mini. Tak lupa juga minuman teh berkemasan kotak. Beberapa teman-teman di komunitas Blora sudah duduk dan berkumpul saat LBH Masyarakat datang. Mereka membantu merapikan dan menata makanan tersebut. Tak lama kemudian, Joyce, atau yang lebih dikenal dengan Bunda Joyce bergabung dengan mereka. Bunda Joyce merupakan orang yang dituakan di komunitas Blora. Sekedar informasi, komunitas Blora adalah komunitas transgender yang tinggal di sebuah rumah koskosan bersama di daerah Blora. Bunda Joyce inilah yang menjadi pemimpin di komunitas tersebut. Waktu menunjukkan pukul 17.30 saat kami semua memulai obrolan santai. Sambil menunggu adzan magrib kami banyak berdiskusi mengenai paralegal komunitas yang selama ini dikembangkan oleh LBH Masyarakat. Banyaknya pertanyaan seputar paralegal karena LBH Masyarakat menawarkan teman-teman di komunitas Blora untuk menjadi paralegal komunitas. Proses tersebut tentunya diawali dengan melakukan penyuluhan yang lebih intensif selama beberapa bulan ke depan di komunitas Blora. LBH Masyarakat menjelaskan kepada mereka mengenai tugas dan tanggung jawab paralegal. Pertanyaan dari mereka pun bermunculan seperti misalnya apa saja kualifikasi menjadi
  • 5. HdH | 4 paralegal. “Kalo mau jadi paralegal syaratnya apa ya?,” tanya salah seorang waria kepada kami. “Susah ga ya jadi paralegal? Maksudku itu akan seberapa repot sih?”, tanya waria lainnya. Saat adzan berkumandang, doa buka puasa pun diucapkan oleh masing-masing orang. Makanan buka puasa pun segera disantap. Walaupun hanya sekedar bihun goreng, martabak mini, serta the manis kemasan kotak, terlihat wajah-wajah puas dari mereka karena telah berhasil menyelesaikan puasa di hari itu. Saat adzan berkumandang, doa buka puasa pun diucapkan oleh masingmasing orang. Makanan buka puasa pun segera disantap. Walaupun hanya sekedar bihun goreng, martabak mini, serta the manis kemasan kotak, terlihat wajah-wajah puas dari mereka karena telah berhasil menyelesaikan puasa di hari itu. Sambil menikati santap buka, Bunda Joyce bercerita tentang pengalaman mereka berlibur bersama ke daerah Subang yang terletak di Jawa Barat. Liburan tersebut dilakukan sekaligus mengunjungi saudara dari Bunda Joyce yang sedang mengadakan acara syukuran. Cerita Bunda juga sesekali ditambahkan oleh Thalia, Boru, dan tementeman komunitas lain. Mereka menyewa sebuah mobil menuju ke Subang, dan sekembalinya dari acara syukuran tersebut, mereka menghampiri setiap tempat wisata yang ada disekitar, termasuk pemandian air panas di Ciater. “Seru banget kak waktu kita ke Ciater gitu. Apalagi rame-rame, suasana kebersamaannya kerasa banget,” ujar Thalia. Dari cerita tersebut, tergambarkan dengan jelas kebersamaan mereka. Perjalanan berjam-jam tersebut terdengar sangat menyenangkan karena selalu diselingi dengan cerita yang menarik dan penuh dengan canda tawa. Kebersamaan inilah yang selama ini telah disadari oleh LBH Masyarakat sebagai salah satu kekuatan dari komunitas Blora. Kebersamaan dan solidaritas yang tinggi antar sesama penghuni komunitas ini menjadi potensi tersendiri dari mereka, di mana tidak banyak komunitas lain memilikinya. Hal ini dikarenakan pada saat melaksanakan pekerjaan mereka, tidak jarang mereka harus bersaing satu sama lain. Kebersamaan dan solidaritas yang terjalin antara mereka tidak hanya terlihat saat keadaan yang menyenangkan, tetapi juga saat terjadi permasalahan di antara mereka. Walaupun mereka bersaing dalam pekerjaan, namun jika ada teman sekomunitasnya yang mendapatkan masalah, mereka memperlihatkan simpati terhadap teman tersebut. Lebih jauh lagi, bagi beberapa orang, simpati ini kemudian tertuang dalam tindakan nyata untuk membantu temannya tersebut. Hal ini terlihat pada saat Boru dan beberapa teman lain mengalami penganiayaan dari orang yang tidak dikenal. Thalia, yang juga merupakan peer educator HIV/AIDS, tidak ragu untuk meluangkan waktunya untuk menemani temantemannya membuat laporan polisi dan melakukan visum di rumah sakit. Sesuai dengan nilai-nilai pemberdayaan hukum masyarakat yang melekat dengan LBH Masyarakat, potensi-potensi yang ada di komunitas Blora ini begitu sayang untuk tidak dikembangkan atau diperkuat. LBH Masyarakat melihat apabila potensi ini lebih dikembangkan lagi, akan ada banyak manfaat untuk komunitas itu sendiri. Salah satu bentuk pengembangannya adalah dengan menjadikan mereka yang memiliki nilai kebersamaan dan solidaritas untuk menjadi paralegal komunitas. Dengan begitu, saat ada permasalahan hukum yang terjadi di komunitas mereka, ada seseorang yang dapat memberikan apa yang kami sebut sebagai pertolongan pertama pada kasus (P3K). Apalagi, pekerjaan sebagai pekerja seks membuat mereka menjadi komunitas yang rentan terhadap permasalahan hukum. Selain kebersamaan dan solidaritas, sebenarnya masih banyak nilai positif yang dapat diambil dari komunitas ini. Keterbukaan mereka, kedisiplinan, dan ketangguhan mereka dalam menjalani kehidupan diantaranya. Semua hal tersebut merupakan potensi yang sangat berharga guna membantu mereka mencapai bentuk terbaik yang mereka inginkan sebagai sebuah komunitas. (AL). Salah satu bentuk pengembangannya adalah dengan menjadikan mereka yang memiliki nilai kebersamaan dan solidaritas untuk menjadi paralegal komunitas. Dengan begitu, saat ada permasalahan hukum yang terjadi di komunitas mereka, ada seseorang yang dapat memberikan apa yang kami sebut sebagai pertolongan pertama pada kasus (P3K). Solidaritas Sebagai Potensi Napza kependekan dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif, biasa dikenal dengan istilah Narkoba (Narkotika dan obat-obatan terlarang). Ketika kita mendengar kata itu, maka yang pertama kali terbersit dalam benak kita adalah sesuatu yang tidak baik, menakutkan, harus segera dijauhkan, bahkan kalau perlu harus segera dimusnahkan. “Narkotika adalah barang haram,” begitulah ungkapan yang sering kita dengar. Demikian juga halnya ketika kita
  • 6. HdH | 5 mendengar seorang penyalahguna narkotika, maka hal pertama yang terpikirkan adalah dia bukan orang baik, harus dikucilkan, orang yang tidak punya masa depan, pendosa, dan lain sebagainya. Pola pikir seperti itu berangkat dari ideologi tertentu atau pendekatan moral. Pola pikir seperti itu jelas bukan pola pikir yang benar. Bicara narkotika maka erat kaitannya dengan kesehatan. Pemakaian narkotika oleh karena itu harusnya dilihat dalam konteks penyalahgunaan narkotika. Ada tindakan yang meyalahgunakan narkotika. Yang seharusnya untuk kepentingan medis malah untuk kepentingan kesenangan pribadi. Pemakai narkotika oleh karenanya harus dilihat sebagai pasien yang membutuhkan pemulihan dari ketergantungannya. Dalam konteks inilah pemakai narkotika sering disebut sebagai ‘korban’ oleh komunitas pemakai narkotika yang gigih memperjuangkan hak-hak pemakai narkotika yang sering dilanggar. Pemakai narkotika oleh karenanya harus dilihat sebagai pasien yang membutuhkan pemulihan dari ketergantungannya. Dalam konteks inilah pemakai narkotika sering disebut sebagai ‘korban’ oleh komunitas pemakai narkotika yang gigih memperjuangkan hak-hak pemakai narkotika yang sering dilanggar. Tindakan yang dilakukan para pemakai atau pecandu dengan menyalahgunakan narkotika memang tindakan yang keliru. Namun, sekalipun mereka melakukan tindakan yang dipandang negatif oleh masyarakat tentunya ada hal-hal positif yang dapat dibangun dan dikembangkan dari dalam diri mereka. Banyak potensi mereka yang sebenarnya dapat digali, tetapi tidak sedikit dari mereka yang tidak menyadari akan hal itu. Sedikit yang menyadari bahwa mereka memiliki potensi untuk dikembangkan. Memang, sangat sulit untuk mengembangkan potensi diri seseorang yang kepercayaan dirinya rendah karena telah begitu sering mengalami stigma dan diskriminasi. Tidak mudah untuk membangun semangat dan antusiasme pemakai narkotika yang sulit untuk percaya dengan orang baru/luar. Tapi bukan berarti tidak mungkin untuk mengembangkan potensi mereka. LBH Masyarakat yang telah sejak awal kelahirannya bergelut dengan pemberdayaan komunitas pemakai narkotika melihat potensi luar biasa dari para pemakai. “Pecandu itu orangnya pinter-pinter loh,” begitu yang sering kami dengar ketika melakukan penyuluhan. Banyak pemakai narkotika yang punya kemampuan di bidang seni seperti misalnya bermusik. Salah satu paralegal LBH Masyarakat, Bambang Sutrisno akrab dipanggil Beng-beng, mantan pemakai narkotika, memiliki kemampuan di bidang menggambar. Beberapa gambar dalam publikasi LBH Masyarakat banyak menggunakan hasil karya Beng-beng. Ini adalah salah satu contoh bahwa pemakai narkotika bukanlah ‘sampah masyarakat’ tetapi seperti mutiara yang terpendam. Solidaritas, juga menjadi salah satu potensi komunitas pemakai narkotika. Solidaritas sesama pemakai narkotika tumbuh karena lazimnya pemakai narkotika akan lebih percaya sesama mereka daripada dengan orang baru. Sesama pemakai narkotika pun memiliki rasa senasib sepenanggungan. Pedihnya stigma dan sakitnya diskriminasi tidak akan bisa dirasakan oleh orang lain selain mereka. Dengan adanya rasa solidaritas yang kuat itulah diharapkan satu sama lainnya dapat membangkitkan rasa kepercayaan diri anggota komunitas. Kepercayaan diri yang tinggi, perlahan tapi pasti, akan membantu mereka untuk mengatasi persoalan hukum yang tidak jarang mereka hadapi. Solidaritas yang tumbuh dan berkembang dalam komunitas akan memudahkan pengorganisiran komunitas. Sebagai kelompok rentan, mereka sudah seyogyanya saling bahu membahu membantu temannya yang mengalami stigma dan diskriminasi. Keberadaan kelompok yang terorganisir dengan sendirinya akan memudahkan mereka untuk bersatu memperjuangkan hak mereka. Saat ini sudah banyak komunitas-komunitas kecil pemakai narkotika yang sudah terbentuk. Basis kelompok-kelompok itu bermacam-macam. Komunitas Gambir dan komunitas Jati Negara misalnya berbasis pada layanan metadon di puskesmas di wilayah tersebut. Adapula komunitas yang berbasis berdasarkan wilayah jangkauan dari LSM-LSM harm reduction, dan masih banyak lagi. Komunitas-komunitas kecil tersebut kemudian bergabung dalam kelompok yang lebih besar lagi yag disebut dengan Forum Korban Napza (FORKON) yang berdiri sejak 2008an. FORKON saat ini telah menjadi mitra LBH Masyarakat. FORKON banyak melakukan kerja-kerja pendampingan hukum terhadap pemakai narkotika yang ingin memperoleh hak rehabilitasinya. Tidak heran FORKON menjalankan fungsi tersebut mengingat beberapa anggota aktifnya adalah paralegal LBH Masyarakat. bagaimanapun juga merekalah yang akan merasakan keuntungan dengan adanya kelompok yang lebih terkelola dengan baik. Juga, merekalah yang akan mengalami kerugian apabila kelompoknya sendiri tidak dapat bersatu padu.
  • 7. HdH | 6 Mencermati potensi solidaritas itulah yang melatarbelakangi LBH Masyarakat bersama FORKON terus aktif menjangkau komunitas-komunitas untuk mempererat hubungan dan mulai mendorong mereka agar dapat melakukan pengorganisasian diri yang lebih disiplin. Karena bagaimanapun juga merekalah yang akan merasakan keuntungan dengan adanya kelompok yang lebih terkelola dengan baik. Juga, merekalah yang akan mengalami kerugian apabila kelompoknya sendiri tidak dapat bersatu padu. (GN). Pelajaran dari Mandeknya Kasus Blora Tentu kita masih mengingat kasus kekerasan yang dialami oleh teman-teman dari komuntas waria Blora beberapa waktu lalu. Kekerasan berupa penyerangan dan pemukulan yang tidak hanya menyebabkan luka fisik tetapi juga rasa traumatik yang mendalam. Penyerangan tersebut dilakukan pada waktu dini hari oleh sekelompok homophobia dengan mengendarai mobil. Luka fisik masih bisa diobati dengan obat-obatan namun butuh waktu yang lebih lama untuk mengobati luka psikis. Ketakutan akan terjadinya kejadian yang sama masih menghantui para korban. Terlebih, tidak ada satupun dari para korban yang mengetahui alasan penyerangan tersebut. Kekerasan yang dialami seakan menjadi konsekuensi atau resiko atas pekerjaan mereka sebagai pekerja seks. Sebuah pekerjaan yang dipandang hina oleh masyarakat, melengkapi stigma atas identitas mereka sebagai waria. Ancaman kekerasan terhadap komunitas waria bahkan kini semakin meninggi, apabila melihat beberapa kejadian terakhir di masyarakat. Ancaman tersebut tidak hanya datang dari kalangan Satpol PP yang kerap mengejar dan menangkap mereka dengan alasan ketertiban umum atau klien mereka sendiri yang ternyata mengingkari perjanjian awal. Ancaman juga datang dari kelompok homophobia. Berbicara kasus kekerasan yang disebut di atas, sebenarnya kasus ini adalah kasus yang tidak mudah diselesaikan. Hanya ada satu saksi yang benar-benar melihat peristiwa itu terjadi. Namun yang bersangkutan menolak untuk menjadi saksi karena khawatir keamanan diri maupun keluarganya akan terancam oleh kelompok penyerang. Sementara itu baik korban maupun saksi, tidak ada yang mengingat persis nomor polisi mobil penyerang. Sehingga tidak ada petunjuk untuk memulai penyidikan. Keadaan yang sulit ini diperparah dengan aparat penegak hukum yang tidak melakukan tindakan hanya sekedarnya. Tidak ada upaya ekstra dari kepolisian untuk melakukan penyidikan dan inisiatif untuk membongkar kejahatan tersebut. Beragam cara sebenarnya bisa dilakukan mulai dengan menjalankan patroli di wilayah sekitar tempat kejadian perkara secara rutin dan insidental. Secara khusus juga bisa melakukan penyamaran sehingga apabila kelompok penyerang akan beraksi tidak akan menyadari ada polisi yang Sekalipun komunitas waria hidup sudah mengintai. Bisa juga menggali informasi secara lisan dari saksi kunci dengan stigma dan diskriminasi kemudian berdasarkan informasi yang ada dikembangkan untuk melakukan yang cukup kental, ditambah lagi pencarian lebih luas. Sampai saat ini belum ada titik terang atas keberadaan menjalani pekerjaan sebagai pelaku. Memang keadaan di wilayah Blora saat ini relatif tidak terlalu mencekam pekerja seks yang penuh caci dari namun ketakutan masih membayangi mereka terutama para korbannya langsung. masyarakat umum, bukan berarti komunitas ini tidak dapat memberikan kontribusi terhadap proses hukum. Komunitas waria memiliki solidaritas yang tinggi. Dengan modal ini mereka seharusnya bisa bersama-sama melindungi komunitas. Proses hukum yang sedang berlangsung dapat dibilang sedang buntu namun bukan berarti masalah itu akan ditinggal begitu saja. Ada banyak cara yang masih harus ditempuh dan patut dilakukan untuk turut membantu proses penegakan hukum dan dapat mencegah terjadinya kekerasan serupa. Misalnya tidak boleh bersikap pasrah terhadap proses hukum yang berjalan. Sekalipun komunitas waria hidup dengan stigma dan diskriminasi yang cukup kental, ditambah lagi menjalani pekerjaan sebagai pekerja seks yang penuh caci dari masyarakat umum, bukan berarti komunitas ini tidak dapat memberikan kontribusi terhadap proses hukum. Komunitas waria memiliki solidaritas yang tinggi. Dengan modal ini mereka seharusnya bisa bersama-sama melindungi komunitas. Jika ada anggota komunitas yang dianiaya atau mengalami kekerasan, anggota komunitas lainnya siap membantu. Siap mendampingi. Ada rasa memiliki yang seharusnya muncul dari kebersamaan yang erat itu. Bermodalkan rasa solidaritas yang tinggi dapat memberikan perlindungan ekstra dari dalam komunitas itu sendiri. Contoh konkritnya, apabila X diserang oleh Y, Z sebagai teman X yang kebetulan berada di dekat tempat kejadian, siap melindungi X dari serangan Y. Apabila diperlukan, Z bisa melakukan ‘serangan balik’ yang sifatnya bela paksa atau biasa disebut oleh orang awam sebagai bela diri.
  • 8. HdH | 7 Secara hukum, ada beberapa syarat untuk bisa disebut sebagai tindakan bela paksa. Pertama, pembelaan dilakukan untuk melindungi nyawa atau membela kehormatan atau harta benda diri sendiri ataupun orang lain. Dalam contoh di atas, Z melakukan bela paksa untuk melindungi X. Kedua, ada serangan yang melawan hukum. Dalam hal ini, Y jelas melakukan serangan melawan hukum karena Y tidak berwenang melakukan pemukulan. Y adalah orang biasa yang tidak punya kewenangan untuk melakukan tindakan tersebut. Ketiga, tindakan bela paksa harus dilakukan secara tidak berlebihan. Misalnya, Y menyerang X dengan pisau kecil. Z hanya bisa melakukan bela paksa misalnya dengan memukul Y dengan balok kayu di bagian kaki untuk sekedar membuatnya jatuh sehingga tidak bisa melarikan diri. Apabila sudah jatuh, tidak perlu Z memukul berkali-kali hingga menyebabkan Y meninggal dunia. Dengan demikian, komunitas sendirilah yang turut menjaga komunitas mereka, dan bisa membantu proses penyelesaian kasus. Setelah berhasil melumpuhkan lawan, mereka bisa secara bersama-sama melapor ke polisi sambil membawa pelaku untuk selanjutnya diproses. Kasus Blora di atas dapat dijadikan pelajaran bagi teman-teman waria untuk dapat melakukan bela paksa. Masih banyak hal yang dapat dilakukan oleh komunitas juga tentunya selain bela paksa. Tapi contoh ini adalah sesuatu yang sangat mungkin dapat dilakukan dengan mudah. Akan menjadi bela paksa yang efektif apabila tindakan tersebut dilakukan oleh bersama-sama. Artinya, kerjasama yang baik amat dibutuhkan dalam membela diri. Selain itu dibutuhkan kepekaan untuk menyadari adanya ancaman yang terjadi dan keberanian menghadapi ancaman itu. Keberanian dapat timbul dari kesadaran untuk saling melindungi satu sama lain. Keberanian akan muncul dari kesadaran bahwa apabila serangan yang muncul sekarang terhadap orang lain tidak dihadapi, besar kemungkinan bisa menimpa diri kita di waktu yang akan datang. Oleh karena itulah rasa kebersamaan itulah yang akhirnya akan kembali membantu kita mengatasi ketakutan akan sesuatu. (VF).
  • 9. HdH | 8 Mari Bicara Hukum dan HAM Mengenal Hak Asasi Manusia Dalam beberapa kali kesempatan LBH Masyarakat melakukan penyuluhan hukum di komunitas-komunitas orang dengan HIV/AIDS, pemakai narkotika, pekerja seks, dan waria, banyak sekali anggota komunitas yang memahami hak asasi manusia dengan sangat baik. Namun, tidak sedikit pula yang kurang tepat mengartikan apa itu HAM. Dalam kolom Mari Bicara Hukum dan HAM edisi kali ini kami akan menjelaskan mengenai HAM. Diharapkan setelah membaca kolom ini, teman-teman komunitas dapat memahami HAM secara lebih baik lagi. Apa itu Hak Asasi Manusia? Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak yang melekat pada diri kita karena kita manusia. Hak ini dimiliki oleh setiap manusia tanpa perlakuan diskriminatif, apapun kewarganegaraannya, tempat tinggal, jenis kelamin, suku, agama, bahasa, orientasi seksual, dan lain sebagainya. HAM adalah hak seorang manusia yang sangat asasi dan tidak bisa diintervensi oleh manusia di luar dirinya atau oleh kelompok atau oleh lembaga mana pun untuk meniadakannya. Apa contoh HAM? HAM pada dasarnya dapat dikategorikan ke dalam dua bidang yaitu hak sipil dan politik; dan hak ekonomi, sosial dan budaya. Contoh HAM di bidang: 1. Sipil-politik: hak untuk berkumpul, kebebasan beragama, hak untuk berpendapat dan berekspresi. 2. Ekonomi-sosial-budaya: hak atas perumahan, hak atas kesehatan, hak atas pekerjaan. Semua hak ini saling berhubungan, saling bergantung, dan tidak dapat dipisahkan sendiri-sendiri. Pemenuhan satu hak akan membantu memajukan pemenuhan hak lainnya. Pelanggaran atas satu hak juga akan berakibat pada pelanggaran hak lainnya. HAM dan Kewajiban Negara Di dalam HAM terdapat hak dan kewajiban. Hak dimiliki oleh manusia (warga negara), sementara kewajiban menjadi tanggung jawab Negara. Artinya, tidak ada istilah kewajiban asasi manusia. Namun, kita sebagai manusia juga harus menghormati HAM orang yang lain juga. Berdasarkan hukum, Negara memiliki tiga bentuk kewajiban yaitu: yaitu menghormati (to respect), melindungi (to protect) dan memenuhi (to fulfil). Kewajiban untuk menghormati adalah kewajiban negara untuk menahan diri untuk tidak melakukan intervensi, kecuali atas hukum yang sah. Kewajiban untuk melindungi mengharuskan Negara untuk melindungi setiap orang dan/atau kelompok dari pelanggaran HAM. Kewajiban untuk memenuhi berarti Negara harus mengambil langkah aktif (positif) untuk memastikan bahwa HAM setiap warga negaranya terpenuhi. Dalam edisi berikutnya, kami akan menuliskan apa hubungan antara HAM dengan HIV/AIDS. Jadi pastikan kamu mendapatkan edisi Oktober 2010. (RG).
  • 10. HdH | 9 Suara Komunitas LBH Masyarakat bertanya: Apa makna Lebaran bagi kamu? Stella, waria “Lebaran merupakan sesuatu yang indah dan ada suka dan dukanya. Di tahun ini sedih dirasakan karena tidak pulang ke kampung halaman. Pun kalau pulang ke kampung halaman harus berpenampilan seperti laki-laki. Sedangkan kalau berlebaran di sini bisa berkumpul bersama teman-teman, jalan-jalan sampai pagi melakukan hal-hal yang menyenangkan sehingga tearsa mengasikan dan menyenangkan.” Thalia, waria “Lebaran merupakan saat yang membahagiakan dan membanggakan karena kita sudah berpuasa selama sebulan penuh. Apalagi tahun ini bisa berpuasa secara penuh sehingga lebaran menjadi saat yang membanggakan. Di Lebaran ini juga saya berdoa kepada Tuhan semoga Tuhan melindungi orang tua dan memberikan rezeki kepada mereka.” Jeni (bukan nama sebenarnya) “Lebaran adalah hari kemenangan dimana kita sudah melewati bulan suci Ramadhan dengan berpuasa melawan hawa nafsu. Berkumpul bersama keluarga, teman untuk menguatkan tali silaturahim dan saling memaafkan kesalahan satu sama lainnya. Momen Lebaran memberi pelajaran untuk rendah hati, ikhtiar, dan melakukan ibadah berupa kebaikan di kehidupan kita sehari-hari.” Mella, mantan pemakai narkotika “Lebaran kemarin menyenangkan, walaupun aku Nasrani tapi aku ikut merayakan juga dengan ke tempat teman-teman. Silatuharim juga, saling maaf-in, ga ada perbedaan antar umat beragama, saling menghormati dan menghargai. Sama yang pasti makan ketupat juga, kue-kue Lebaran, hehehe. Dan pesen aku sih antar umat beragama tetap saling menghormati. Jangan sampai kaya kejadian kemarin di Bekasi.” Yolla, waria “Cukup menyenangkan karena alhamdulilah bisa open house di kosan karena bisa berbagi dengan teman-temanku.”
  • 11. HdH | 10 Galeria Suasana penyuluhan hukum mengenai UU Narkotika yang diadakan di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, Senin, 27 September 2010. Tampak di depan, Ajeng Larasati, Asisten Manajer Bantuan Hukum dan HAM LBH Masyarakat tengah memberikan presentasi.
  • 12. HdH | 11 Tentang LBH Masyarakat Berangkat dari ide bahwa setiap anggota masyarakat memiliki potensi untuk turut berpartisipasi aktif mewujudkan negara hukum yang demokratis, sekelompok Advokat, aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) dan demokrasi mendirikan sebuah organisisasi masyarakat sipil nirlaba bernama Perkumpulan Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat (LBH Masyarakat). Visi LBH Masyarakat adalah terwujudnya partisipasi aktif dan solidaritas masyarakat dalam melakukan pembelaan dan bantuan hukum, penegakan keadilan serta pemenuhan HAM. Sementara misinya adalah mengembangkan potensi hukum yang dimiliki oleh masyarakat untuk secara mandiri dapat melakukan gerakan bantuan hukum serta penyadaran hak-hak warga negara, dari dan untuk masyakarat. Secara ringkas, visi dan misi LBH Masyarakat diimplementasikan melalui tiga program kerja utama, yakni: (1) Pemberdayaan hukum masyarakat melalui pendidikan hukum, penyadaran hak-hak masyarakat, pemberian informasi mengenai hukum dan hak-hak masyarakat serta pelatihan-pelatihan bantuan hukum bagi masyarakat; (2) Advokasi kasus dan kebijakan publik; (3) Penelitian permasalahan publik dan kampanye hak asasi manusia baik di tingkat nasional maupun internasional.