SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  29
DISUSUN OLEH    : LISNA ROSLIYANTI
NIM             : 2011031079
KELAS           : IIB
PROGRAM STUDI   : PENDIDIKAN EKONOMI
Nama Buku         :      Kurikulum   Dan
  Pengajaran
Pengarang         : Prof. Dr. S. Nasution
  M.A.
Jumlah Halaman    : 183 Halaman
Penerbit     : Bumi Aksara
Tahun Terbit      : 1989
KONSEP –
                                    KONSEP
                                    DASAR
          PENDIDKAN               KURIKULUM
            AFEKTIF,                 DAN
                                 PEMBELAJARA          DETERMINAN
         PERSPEKTIF,                                  KURIKULUM
         HISTORIS DAN                 N
        MODEL – MODEL
          PENDIDIKAN



                                                            PENDEKATA
 PERENCANA                                                      N–
     AN                                                     PENDEKATA
INSTRUKSION
                                 KURIKULUM
                                                             N DALAM
  AL UNTUK                          DAN                     PENGEMBAN
   TUJUAN                       PEMEBELAJAR                    GAN
   AFEKTIF                                                  KURIKULUM
                                     AN

   MENGEMBANGK
        AN
                                                           TUJUAN
   KETERAMPILAN
                                                          PENGAJAR
       DAN
                                                             AN
    MEMCAHKAN
     MASALAH          DISAIN
                    RENCANA                    STRATEGI
                  INSTRUKSION                     DAN
                        AL                      SUMBER
                                  MENDISAIN    MENGAJAR
                  PENGAJARAN       RENCANA
                     AFEKTIF       EVALUASI
                                  KURIKULUM
LANGKAH – LANGAKAH
            MENDISAIN PEDOMAN                              PENGERTIAN KURIKULUM
               INTRUKSIONAL         KONSEP –
                                 KONSEP DASAR
                                   KURIKULUM
                                      DAN
                                 PEMBELAJARAN                                     pedoman kurikulum
                                                              PROSES
                                                           PENGEMBANGAN
                                                             KURIKULUM
                                                                                  Pedoman instruksional
PEDOMAN INTRUKSIONAL
                                                                                         Latar belakang
                                 LANGKAH – LANGKAH DALAM   PEDOMAN KURIKULUM
                                 PENGEMBANGAN KURIKULUM                                 Silabus

                                                                                        Disain evaluasi
   Kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar-mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab
    sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.

   Proses pengembangan kurikulum dibagi 2 :
    1. pedoman kurikulum meliputi :
        - latar belakang berisi rumusan falsafah dan tujuan pendidikan, populasi yang menjadi sasaran, rasional bidang studi, struktur
           organisasi bahan pelajaran.
        - silabus berisi mata pelajaran secara lebih terinci yang diberikan yakni ruang lingkup urutan penyajiannya.
         - disain revisi termasuk strategi revisi atau perbaikan kurikulum mengenai bahan pelajaran

    2. pedoman intruksional untuk tiap mata pelajaran yang dikembangkan berdasarkan silabus.

    Pedoman kurikulum disusun untuk menentukan
    - apa yang akan diajarkan.
    - kepada siap diajarkan.
    - apa sebab diajarkan, dengan tujuan apa.
    - dalam urutan yang bagaimana.
   Langkah – langkah dalam pengembangan pedoman kurikulum :
    1. kumpulkan keterangan mengenai faktor - faktor yang turut menentukan kurikulum serta latar belakangnya.
    2. tentukan mata pelajaran yang akan diajarkan.
    3. rumuskan tujuan tiap mata pelajaran.
    4. tentukan hasil belajar yang diharapkan dari siswa tiap mata pelajaran.
    5. tentukan topik - topik tiap mata pelajaran.
    6. tentukan syarat – syarat yang dituntut dari siswa.
    7. tentukan bahan yang harus dibaca oleh siswa.
    8. tentukan strategi mengajar yang serasi serta sediakan berbagai sumber/alat peraga proses belajar mengajar.
    9. tentukan alat evaluasi hasil belajr siswa serta skala penilaiannya.
    10. buat desain rencana penilain kurikulum secara keseluruhan dan strategi perbaikannya.

   Pedoman intruksional diperoleh atas usaha mengajar untuk menguraikan isi pedoman kurikulum agar lebih spesifik sehingga lebih mudah
    untuk mempersiapkannya sebagai pelajaran dalam kelas.


   Langkah – langkah mendisain pedoman instruksional :
    1. tentukan satu atau dua tujuan untuk tiap topik yang telah disebut dalam mata pelajaran.
    2. rumuskan tujuan instruksional khusus (TIK) dinyatakan dengan kata-kerja yang mengandung
        perbuatan, bahwa siswa melakukan sesuatu yang dapat dilihat.
    3. tentukan dua atau tiga macam kegiatan belajara bagi tiap tujuan khusus.
    4. sediakan sumber dan alat belajar mengajar yang sesuai.
    5. buat desain penilaian hasil dan kemajuan belajar, cara menilai, alat menilai untuk tiap tujuan tiap tujuan khusus

   Pendekatan pengembangan kurikulum dengan menyusun pedoman kurikulum dan pedoman instruksional bertujuan untuk meningkat
    mutu sekolah dengan meningkatkan efektivitas mengajar.
DETERMINA
         N
     SOSIOLIGIS                   DETERMINA
                                  N FILOSOFIS


                  DETERMINAN
                  KURIKULUM
                                                   behaviourisme

DETERMINA                                          psikologi daya
 N HAKIKAT
PENGETAHU                       teori belajar      perkembangan kognitif
    AN
                                                   teori lapangan
                    DETERMIN
                        AN                         teori kepribadian
                    PSIKOLOGI
                         S       hakikat pelajar
   Determinan kurikulum adalah hal – hal yang secara mendasar menentukan kurikulum sehingga disebut juga asas – asas
    kurikulum/lanadasan kurikulum.

   Determinan filosofis dirumuskan sebagai studi tentang :
    -metafisika : hakikat kenyaatan/realitas.
    -epistemologi : hakikat pengetahuan.
    -aksiologi : hakikat nilai.
    -etika : hakikat kebaikan.
    -estetika : hakikat keindahan.
    -logika : hakikat penalaran.
          Pengembangan kurikulum berdasarkan atas dasar tentang studi di atas akan memiliki dasar yang memungkinkannya mengambil
    keputusan yang sehat.

   Determinan sosiologis
    pengembangan kurikulum harus mencerminkan keinginan, cita – cita, tuntutan, dan kebutuhan masyarakat.
   Determinan psikologis mempunyai dua dimensi yang saling berkaitan :
    1. teori belajar (bagaimana sebenarnya siswa belajar?) mempunyai lima kelompok utama :
    a. Behaviorisme : memandang pengajar sebagai organisme yang merespon terhadap stimulus (dorongan; rangsangan) dari dunia
        sekitarnya.
    b. Psikologi daya : memandang belajar ialah proses mendisiplinkan dan menguatkan daya – daya mental, terutama terutama daya pikir,
        melalui latihan mental yang ketat.
    c. pengembangan kognitif : memandang kematangan mental berkembang secara berangsur – angsur pada individu berkat interaksinya
        sebagai pelajar dengan lingkungan.
    d. teori lapangan (teori gestalt) : memandang pelajar paling utama dalam proses belajar, karena proses belajar bukan sekadar
       akumulasi pengetahuan, yakni menambah suatu segmen pengetahuan kepada pengetahuan yang telah ada.
    e. kepribadian : mencoba menganalisis pendapat anak – anak tentang sejumlah sifat moral, dengan hal tersebut maka akan dapat
        mendalami alasan - alasan emosional-psikologis dibelakang kelakuan anak.

    2. hakikat pelajar berkenaan dengan taraf motivasi, kesiapan, kematangan intelektual, kematangan emosional, dan latar belakang
       pengalaman.

   Determinan hakikat pengetahuan
    Pengembangan kurikulum wajib membantu mamahami pengetahuan karena pengetahuan berubah dan meluas dengan kelajuan yang kian
    cepat agar dapat membantu masyarakat lebih dinamis dalam melakukan pekerjaannya sesuai dengan perkembanga zaman.
BIDANG STUDI
                                                                broad field

                                                             kurikulum inti
PENDEKATAN –                      INTERDISIPILINER
                                                             kurikulum fusi
 PENDEKATAN
    DALAM                                                      konservatif
PENGEMBANGA                    REKONSTRUKSIONISME              radikal
 N KURIKULUM

                                      HUMANISTIK




                                          ACCOUNTABILITY
                                      (PERTANGGUNGJAWABAN)



               PEMBANGUNAN NASIONAL
    Pendekatan kurikulum dibutuhkan untuk mendisain kurikulum dengan mempertimbangkan determinan kurikulum (filosofis, sosiologis,
     psikologis dan hakikat pengetahuan). Berdasarkan pedekatan yang dipilih maka tujuan pendidikan setidaknya akan tercapai.

    Pendekatan bidang studi : menggunakan bidang studi sebagai dasar organisasi kurikulum, yang diutamakannya ialah penguasaan bahan
     dan proses dalam disiplin ilmu tertentu.

    Pendekatan interdisipliner : menggunakan disiplin ilmu atau mata pelajaran untuk memecahkan masalah – masalah dalam kehidupan
     yang tidak hanya menggunakan satu disiplin saja, akan tetapi memerlukan berbagai ilmu.

    Beberapa pendekatan interdisipliner :
     1. broad field : berusaha mengintegrasikan disiplin atau mata pelajaran yang saling berkaitan agar siswa memahami ilmu
        pengetahuanyang merupakan bagian integral dari kehidupan manusia.
     2. kurikulum inti : berusaha menghilangkan pemisah yang tak wajar antara berbagai disiplin ilmu agar siswa dapat memecahkan masalah
         sosial personal masa kini. Pendekatan ini juga digunakan dalam kurikulum perguruan tinggi, dimaksudkan pengetahuan inti yang pokok
         yang diambil sangat layak dimiliki tiap mahasiswa lepas dari jurusan yang dipilihnya agar dapat memenuhi kebutuhan serta minat
         mahasiswa tersebut.
     3. kurikulum fusi : menyatukan dua atau lebih disiplin tradisional menjadi bidang studi baru.

Tujuan dari pendekatan interdisipliner ini, agar belajar-mengajar lebih relevan dan bermakna serta lebih mudah dipahami dalm konteks
kehidupan kita.

    Pendekatan rekonstruksionisme : memfokuskan kurikulum pada masalah – masalah penting yang dihadapi masyarakat.
   Rekonstruksionisme ini mempunyai dua kelompok utama yang sangat berbeda :
    1. konservatif : menginginkan agar pendidikan ditujukan kepada peningkatan mutu kehidupan individu maupun masyarakat dengan
    mencari penyelesaian masalah – masalah yang paling mendesak yang dihadapi masyarakat.
    2. radikal : menginginkan agar pendidikan merombak tatasosial yang ada yang merugikan rakyat kecil yang miskin, sehingga akan
    menciptakan tatasosial yang baru untuk memperbaiki mutu hidup.

   Pendekatan humanistik : berpusat pada siswa, dan mengutamakan perkembangan afektif siswa sebagai prasyarat dan sebagai bagian
    integral dari proses belajar.

   Pendekatan accountability (pertanggungjawaban) : berpusat pada lembaga pendidikan agar dapat melakukan tugasnya dengan baik
    kepada masyarakat.

   Pendekatan pembangunan nasional : berorientasi pada sistem politik negara, keterampilan yang diperlukan sehari – hari dalam
    mempersiapkan tenaga kerja yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pemabangunan.
RANAH BELAJAR




           kognitif        afektif          psikomotor
 TUJUAN
PENGAJAR
   AN



                PANDANGAN RANAH KOGNITIF,
                 AFEKTIF DAN PSIKOMOTOR
   Rumusan tujuan pengajaran dirumuskan dari tiga ranah belajar (afektif, kognitif, psikomotor), apabila tiga ranah tersebut tidak ada maka
    tujuan pengajaran tidak akan ada.

   Ranah belajar
    1. ranah afektif : perkembangan sikap. garis besarnya adalah :
    -menerima. Menaruh perhatian, ada kepekaan terhadap kondisi, gejala, keadaan, atau masalah tertentu.
    -kerelaan untuk menerimanya.
    -menghargai.
    -organisasi. Mengembangkan nilai – nilai sebagai sistem.
    -karakteristik suatu nilai atau perangkat nilai – nilai.
    2. ranah kognitif : penguasaan pengetahuan.
    3. ranah psikomotor : penguasaan yang lebih menekankan pada keterampilan/gerak fisik.

   Pandangan ranah kognitif, afektif dan psikomotor

     Ranah koginitif          pengetahuan dasar         mengingat informasi.
     Ranah afektif            nilai dasar               pembentukan kebiasaan
        Ranah psikomotor            reaksi dasar        respons
STRATEGI    Memilih strategi mengajar

   MENGAJAR    Pedoman kurikulum dan strategi mengajar      SUMBER
                                                           MENGAJAR




              STRATEGI
                 DAN
               SUMBER
              MENGAJAR




MENCEGAH                                                 RASIONAL
KEBOSANA
    N
   Strategi dan sumber mengajar sangat penting dal;am pengembangan kurikulum agar apa yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan
    sebaik – baiknya.

   Strategi mengajar adalah pendekatan umum dalam mengajar dan tidak begitu terinci dan bervariasi dibanding dengan kegiatan belajar
    siswa.

   Setiap strategi belajar hendaknya harus dipilih seperti apa strateginya, dengan tujuan yang dihasilkan dari proses belajar akan dapat
    memuaskan.

   Rasional
    Dengan adanya kurikulum yang direncanakan baik tetapi pelaksanaannya tidak mengikuti prosedur tertentu, maka tujuaannya tidak akan
    tercapai.

   Mencegah kebosanan
    Dengan adanya strategi belajar maka siswa tidak akan bosan, siswa akan lebih aktif dalam proses belajar.
DASAR - DASAR
MENDISAIN        EVALUASI
 RENCANA        KURIKULUM
 EVALUASI
KURIKULUM
                              tujuan evaluasi

                              proses dan metodelogi penilaian

            DISAIN EVALUASI   spesifkasi data untuk menyusun instrumen
                              bagi proses pengumpilan data

                              mengumpulkan, menyusun, & mengolah
                              data

                              menganalisis & melaporkan data
   Disain kurikulum sangat diperlukan, jika evaluasi diadakan secara terus-menerus mungkin kurikulum tak akan diganti seluruhnya, akan
    tetapi apabila kurikulum didisain sebaik mungki, maka kurikulum akan sesuai dengan perkembangan zaman.

   Sebelum mendisain evaluasi kurikulum, ada beberapa dasar – dasar evaluasi kurikulum :
    1). determinan kurikulum.
    2). harapan – harapan.
    3). bukti mengenai tingkat produktivitas dengan mempertimbangkan hasil belajar, biaya, waktu.

   Langkah – langkah mendisain kurikulum, yakni :
    1. merumuskan tujuan evaluasi.
       tujuan evaluasi perlu dirumuskan agar hasil belajar akan menjadi baik, karena evaluasi kurikulum dihasilkan dari proses belajar.
    2. mendisain proses dan metodelogi evaluasi.
        agar evaluasi kurikulum bisa dilakukan, maka proses dan metodelogi evaluasi harus didisain sesuai standar untuk menentukan
       keberhasilan.
    3. menspesifikasi data yang diperlukan untuk menyusun instrumen bagi proses pengumpulan data.
       untuk mengetahui informasi yang akan diperolehn pada saat evaluasi.
    4. mengumpulkan, menyusun, dan mengolah data.
       untuk mengorganisasi data agar dapat diolah.
    5. menganalisis data dan menyusun laporan.
        mengenai hasil – hasil, kesimpulan, dan rekomendasi agar titik orientasi kurikulum memilki arah yang jelas
MENGADAKAN
                                   ASESMEN,
                                 MENDIAKNOSIS




                                 PERENCANAAN

DESAIN RENCANA
INSTRUKSIONAL
  PENGAJARAN
    EFEKTIF                      PENGAJARAN
                                   EFEKTIF




                  LATIHAN DAN
                 REINFORCEMENT
   Pengajaran afektif : proses intreraktif yang berlangsung antara guru dengan siswa yang dilakukan sesuai rencana yang telah disusun
    oleh guru tersebut. Baik dari waktu mengajar sampai materi apa yang harus diajarkan harus sesuai dengan rencana tersebut.

   Mengadakan assesment/memantau, mendiagnosis dilakuakn dalam beberapa fase :
    1. permulaan proses instruksional.
    2. selama proses mengajar.
    3. akhir, membantu guru untuk merencanakan apa yang belum bisa dikuasi oleh guru dalam proses belajar.

   Perencanaan bisa dilakukan berdasarkan unit yang mungkin dijadikan dasar bagi pengajaran mingguan dan harian di dalam kelas.


   Latihan dan reinforcement, tujuan untuk mrmbantu siswa melatih dan memantapkan pelajaran. Selama fase ini, guru yang bertanggung
    jawab untuk memantapkan apa yang telah diajarkan.

   Tipe – tipe berpikir dibagi dua, yakni :
    1. divergen : berpikir menjajagi lingkupan dan batas – batas masalah, mencari dan memproses informasi sambil mengembangkan
    hipotesis dan pertanyaan – pertanyaan yang perlu dicari jawabannya.
    2. konvergen : berpikir reduktif, yakni mereduksi masalah menjadi unit yang sekeci – kecilnya lalu menganalisis tiap unit dengan cermat.
PENDEKATAN –        reaktif
                         PENDEKATAN DALAM       antisipatif
                             PEMECAHAN
                              MASALAH           reflektif

                                                implusif

                                                              konvergen

                                                              divergen
    MENGEMBANGKAN
 KETERAMPILAN BERPIKIR   TIPE – TIPE BERPIKIR   mengamati
DAN MEMECAHKAN MASALAH
                                                melaporkan

                                                mengklasifikasi

                                                memberi label
                           UNSUR – UNSUR
                                                menyusun dan mengurutkan
                           KETERAMPILAN
                             BERPIKIR           menginterpretasi

                                                membuat inferensi

                                                memecahkan problema
   Pendekatan – pendekatan dalam pemecahan masalah :
     Reaktif : terdapat dalam situasi dimana seseorang tiba – tiba dihadapkan dengan masalah yang sekejap itu diputuskan. Pemecahan
        masalah dalam pendekatan ini tidak mempunyai banyak alternatif karena waktu sangat singkat untuk mempertimbangkan
        konsekuensinya.
     Antisipatif : pendekatan ini lebih memikirkan seperangkat alternatif untuk memecahkan masalah, lalu memilih salah satu di
        antaranya yang akan diduganya akan serasi menghadapi masalah itu.
     Reflektif : pemecahan masalah dalam pendekatan ini seseorang butuh waktu yang untuk memikirkan suatu masalah secar
        mendalam, karena apabila keputusan untuk melakukan tindakan pemecahan masalah dengan terburu – buru maka ia beranggapan
        keputusan yang diambil tentu akan salah.
     Imflusif : dalam pendekatan ini seseorang bertindak implusif dalam menghadapi masalah lebih mengikuti instink atau perasaan
        daripada refleksi atau pemikirannya.
PENDIDIKAN AFEKTIF
                                    TUJUAN PENDIDIKAN NILAI – NILAI


                     PERENCANAAN
                     INTRUKSIONAL
 PENELITIAN OTAK     UNTUK TUJUAN         PENDIDIKAN MORAL
                        AFEKTIF
   Tujuan pendidikan nilai – nilai dicakup oleh empat dimensi utama :
    1. identisifikasi nilai – nilai personal dan sosial yang hakiki.
    2. tinjauan mendalam secara rasional tentang nilai – nilai itu.
    3. respon afektif dan emotif
    4. mengambil keputusan berhubung dengan nilai – nilai itu berdasarkan inkuiri dan respon.

   Pendidikan moral : berkenaan dengan pertanyaan tentang yang benar dan yang salah dalam hubungan inter-personal, antara manusia
    dengan masnusia lainnya.

   Pendidikan afektif : mencakup nilai – nilai dan pendidikan moral, tujuannya membantu siswa agar ia meningkatkan dalam hierarki afektif,
    yakni pernyataan tentang nilai – nilai melalui tingkat merespon terhadap nilai – nilai itu dan akhirnya menginternalisasikan sistem nilai –
    nilai sebagai tingkat tertinggi dalam perkembangan afektif.

   Penelitian otak : otak kiri berfungsi logis-linguistik, sedangkan otak kanan melakukan fungsi artistik-kreatif-emotif.
Thomas Hobbes
                                      PENGARUH SOSIAL
                                                          J.J. Rousseau
                                      FILOSOFIS DALAM
                                     PENDIDIKAN AFEKTIF   Immanuel Kant

                                                          Emiel Durhem

                                   PENGARUH PSIKOLOGIS    Sigmund Freud

 PENDIDKAN AFEKTIF,                TERHADAP PENDIDIKAN    John Dewey
                                         AFEKTIF
PERSPEKTIF, HISTORIS                                      Jean Piaget
DAN MODEL – MODEL
    PENDIDIKAN                        PENGARUH TEORI
                                   KEPRIBADIAN TERHADAP   konsiderasi
                                     PENDIDIKAN AFEKTIF
                                                          pembentukan rasional

                                                          values clarification

                         MODEL – MODEL                    pengembangan kognitif
                       PENDIDIKAN AFEKTIF                 analisis nilai

                                                          aksi sosial
   Pengaruh filosofis sosial dalam pendidikan afektif ada empat garis pikiran utama :
    1. Thommas Hobbes : menggambarkan negara sebagai manusia raksasa yang memperoleh semua kekuasaan tanpa batas dari rakyatnya
       berdasarkan suatu “kontrak sosial” dengan syarat menjamin perdamaian dan keamanan mereka.
    2. J.J. Reousseau : anak lahir baik akan tetapi rusak dalam tangan manusia. Karena anak manusia pada dasarnya baik sewaktu
        dilahirkan, maka anak harus diberi kebebasan untuk berkembang secara wajar, menurut alam kodratnya (naturalisme), tanpa
        dikorupsi oleh orang dewasa atau masyarakat.
    3. Immanuel Kant : manusia mampu berpikir rasional (rasionalisme).
    4. Emiel Durkheim : masyarakat, melalui struktur dan lembaganya, mempengaruhi dan mengarahkan kelakuan manusia (konteks sosial).

   Pengaruh psikologi terhadap pendidikan afektif ada tiga tokoh psikologi yang memberi sumbangan besar kepada pendidikan afektif :
    1. Sigmund Freud : orangtua dan guru harus membentuk kelakuan moral anak agar anak mempunyai perspektif moaral yang seimbang dan
    dapat tumbuh bebas tanpa diganggu oleh rasa bersalah serta konflik batin.
    2. John Dewey : pendidikan harus bisa membantu siswa mengembangkan rasa kerjasama dan penyesuaian sosial agar menjadi warga
    masyarakat warga negara yang produktif.
    3. Jean Piaget : belajar terjadi sebagai hasil strukturisasi kognitif yang dipengaruhi lingkunag luar.

   Pengaruh teori kepribadian terhadap pendidikan afektif, mencoba menjelaskan perkembangan dimensi afektif berdasarkan ciri – ciri
    moral dalam kepribadian.
   Model – model pendidikan afektif, mempunyai tujuan, proses, strategi, mengajar dan hasil belajar yang agak berlainan. Terdapat enam
    model pendidikan afektif :
    1. konsiderasi : membantu siswa mengembangkan rasa konsederasi, yaitu pemahaman dan penghargaan atas apa yang diucapkan atau
    dirasakan orang lain, betapapun berbedanya dengan pandangan kita sendiri.
    2. pembentukan rasional : siswa diajarkan norma – norma dan pedoman legal moral sebagai dasar masyarakat dan harus dikembangkan
    kemampuannya berpikir rasional untuk menilai peristiwa – peristiwa yang terjadi dalam masyarakat dan mengambil pendirian atau
    keputusan yang matang dan adil berdasarkan norma – norma legal-moral.
    3. values clarification : membantu siswa agar meneliti dan menganalisis nilai – nilai yang pada suatu saat dianutnya dalam berbagai
    situasi lalu menentukan secara bebas perangkat nilai – nilai baru yang dianggapnya lebih sesuai dari yang lama.
    4. pengembangan kognitif : model ini ternyata mendapat sambutan baik di kalangan luas dan digunakan selama bertahun – tahun. Akan
    tetapi akhir – akhir ini model ini menerima kritik tajam dan tidak lagi digunakan sebagai salah satu sumber pengajaran efektif di samping
    banyak metode lainnya.
    5. analisis nilai : tujuan model ini adalah mencapai prinsip – prinsip dalam penilaian melalui pengumpulan dan analisis data secara
    sistematis, rasional dan ilmiah.
    6. aksi sosial : membantu siswa mengembangkan “kompetensi kewarganegaraan”. Sehingga ia melibatkan diri secara aktif dan produktif
    dalam perbaikan mutu perbaikan mutu lingkungan hidup, sekolah, masyarakat, maupun negara.
    7. masa depan : siswa diajak berpikir jauh ke masa depan, menggunakan imajinasi untuk membayangkan keadaan dunia kelak seperti
    yang dicita – citakan.
Setelah saya membaca buku ini, menurut saya isinya sudah sesuai yaitu memberikan petunjuk –
petunjuk praktis tentang bagaimana cara mengembangkan kurikulum serta menghubungkan dengan
pelaksanaanya dalam pengajaran kelas tersebut sudah sesuai dengan isinya, namun bahasa yang
digunakan bagi saya kurang bisa dimengerti, karena ada kata – kata yang harus dicari makna/artinya.
Jadi, dalam membaca buku ini, harus didampingi oleh panduan salah satunya yaitu kamus, baik kamus
Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris, karena isi dalam buku ini ada beberapa yang menggunakan
Bahasa Asing (Bahasa Inggris).

   Di dalam buku ini juga, diuraikan lebih lanjut mengenai pedoman kurikulum, pedoman instruksional,
persiapan pelajaran dan hal – hal yang berkenaan dengan masalah – masalahnya.
Tugas kurikulum dan pembelajaran lisna II.b

Contenu connexe

Tendances

Asas Determinan Kurikulum
Asas Determinan KurikulumAsas Determinan Kurikulum
Asas Determinan KurikulumRisya Wardani
 
Uul nurjanah(tugas pa ajat)
Uul nurjanah(tugas pa ajat)Uul nurjanah(tugas pa ajat)
Uul nurjanah(tugas pa ajat)Ulfah Nenk
 
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum
Pengertian, Peran dan Fungsi KurikulumPengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum
Pengertian, Peran dan Fungsi KurikulumMayawi Karim
 
Ppt kurikulum & pembelajaran
Ppt kurikulum & pembelajaranPpt kurikulum & pembelajaran
Ppt kurikulum & pembelajaranRisa Lestari
 
Ppt pembelajaran dan pengembangan kurikulum
Ppt pembelajaran dan pengembangan kurikulumPpt pembelajaran dan pengembangan kurikulum
Ppt pembelajaran dan pengembangan kurikulumNikmah Nurvicalesti
 
Unit 3 Modul 1 Kurikulum Struktur Pengetahuan Dan Kemahiran V2
Unit 3  Modul 1  Kurikulum Struktur Pengetahuan Dan Kemahiran V2Unit 3  Modul 1  Kurikulum Struktur Pengetahuan Dan Kemahiran V2
Unit 3 Modul 1 Kurikulum Struktur Pengetahuan Dan Kemahiran V2一世 一生
 
hakikat kurikulum
hakikat kurikulumhakikat kurikulum
hakikat kurikulumendang zr
 
Pengembangan silabus
Pengembangan silabusPengembangan silabus
Pengembangan silabusMank Zein
 
Pengembangan silabus
Pengembangan silabusPengembangan silabus
Pengembangan silabusm_rinaldi
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranTugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranyunitasari_31
 
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaran
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaranPeta konsep buku kurikulum dan pembelajaran
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaranIlham Setiawan
 
Kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranKurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajarananisaaprilia732
 
Kurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan PembelajaranKurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan Pembelajaran02041989
 
Kurikulum dan pengajaran editan
Kurikulum dan pengajaran editanKurikulum dan pengajaran editan
Kurikulum dan pengajaran editanRirin Romayanti
 

Tendances (20)

Kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranKurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaran
 
Contoh pkb 1
Contoh pkb 1Contoh pkb 1
Contoh pkb 1
 
Asas Determinan Kurikulum
Asas Determinan KurikulumAsas Determinan Kurikulum
Asas Determinan Kurikulum
 
Uul nurjanah(tugas pa ajat)
Uul nurjanah(tugas pa ajat)Uul nurjanah(tugas pa ajat)
Uul nurjanah(tugas pa ajat)
 
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum
Pengertian, Peran dan Fungsi KurikulumPengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum
 
Ppt kurikulum & pembelajaran
Ppt kurikulum & pembelajaranPpt kurikulum & pembelajaran
Ppt kurikulum & pembelajaran
 
Ppt pembelajaran dan pengembangan kurikulum
Ppt pembelajaran dan pengembangan kurikulumPpt pembelajaran dan pengembangan kurikulum
Ppt pembelajaran dan pengembangan kurikulum
 
Unit 3 Modul 1 Kurikulum Struktur Pengetahuan Dan Kemahiran V2
Unit 3  Modul 1  Kurikulum Struktur Pengetahuan Dan Kemahiran V2Unit 3  Modul 1  Kurikulum Struktur Pengetahuan Dan Kemahiran V2
Unit 3 Modul 1 Kurikulum Struktur Pengetahuan Dan Kemahiran V2
 
Hakekat kurikulum
Hakekat kurikulumHakekat kurikulum
Hakekat kurikulum
 
100 ips-smp
100  ips-smp100  ips-smp
100 ips-smp
 
Tugas pak azat slsei
Tugas pak azat slseiTugas pak azat slsei
Tugas pak azat slsei
 
hakikat kurikulum
hakikat kurikulumhakikat kurikulum
hakikat kurikulum
 
Pengembangan silabus
Pengembangan silabusPengembangan silabus
Pengembangan silabus
 
Pengembangan silabus
Pengembangan silabusPengembangan silabus
Pengembangan silabus
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranTugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaran
 
Ristia elsa kp
Ristia elsa kpRistia elsa kp
Ristia elsa kp
 
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaran
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaranPeta konsep buku kurikulum dan pembelajaran
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaran
 
Kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranKurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaran
 
Kurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan PembelajaranKurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan Pembelajaran
 
Kurikulum dan pengajaran editan
Kurikulum dan pengajaran editanKurikulum dan pengajaran editan
Kurikulum dan pengajaran editan
 

Similaire à Tugas kurikulum dan pembelajaran lisna II.b

Endang agustina kelas bi resume modul 3 dan modul 9 pengembangan kurikulum da...
Endang agustina kelas bi resume modul 3 dan modul 9 pengembangan kurikulum da...Endang agustina kelas bi resume modul 3 dan modul 9 pengembangan kurikulum da...
Endang agustina kelas bi resume modul 3 dan modul 9 pengembangan kurikulum da...endang agustina
 
PEDAGOGI PRESENTASI (1).pdf
PEDAGOGI PRESENTASI (1).pdfPEDAGOGI PRESENTASI (1).pdf
PEDAGOGI PRESENTASI (1).pdfpipin4205
 
Kurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan PengajaranKurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan Pengajaranitanurhayati
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranTugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranrikifauzii
 
Kurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan PengajaranKurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan Pengajaranitanurhayati
 
Pendekatan-Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum
Pendekatan-Pendekatan dalam Pengembangan KurikulumPendekatan-Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum
Pendekatan-Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulumkhoiriyah khoiriyah
 
“Pendekatan-pendekatan dalam pengembangan kurikulum”
“Pendekatan-pendekatan dalam pengembangan kurikulum”“Pendekatan-pendekatan dalam pengembangan kurikulum”
“Pendekatan-pendekatan dalam pengembangan kurikulum”lafiakhusna
 
Lampiran permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-proses
Lampiran permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-prosesLampiran permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-proses
Lampiran permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-prosesAlvin Cg
 
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013  ttg standar proses03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013  ttg standar proses
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar prosesSofyan Nardi Saputra
 
03 b-salinan-lampiran-permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-proses
03 b-salinan-lampiran-permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-proses03 b-salinan-lampiran-permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-proses
03 b-salinan-lampiran-permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-prosesDwitri Pilendia
 
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses halam...
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013  ttg standar proses halam...03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013  ttg standar proses halam...
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses halam...ISTAFIANI AMBARWATI
 

Similaire à Tugas kurikulum dan pembelajaran lisna II.b (20)

Pp nisa
Pp nisaPp nisa
Pp nisa
 
Kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranKurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaran
 
Endang agustina kelas bi resume modul 3 dan modul 9 pengembangan kurikulum da...
Endang agustina kelas bi resume modul 3 dan modul 9 pengembangan kurikulum da...Endang agustina kelas bi resume modul 3 dan modul 9 pengembangan kurikulum da...
Endang agustina kelas bi resume modul 3 dan modul 9 pengembangan kurikulum da...
 
PEDAGOGI PRESENTASI (1).pdf
PEDAGOGI PRESENTASI (1).pdfPEDAGOGI PRESENTASI (1).pdf
PEDAGOGI PRESENTASI (1).pdf
 
Kurikulum & pembelajaran
Kurikulum & pembelajaranKurikulum & pembelajaran
Kurikulum & pembelajaran
 
Kurikulum & pembelajaran
Kurikulum & pembelajaranKurikulum & pembelajaran
Kurikulum & pembelajaran
 
Kurikulum & pembelajaran
Kurikulum & pembelajaranKurikulum & pembelajaran
Kurikulum & pembelajaran
 
Kurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan PengajaranKurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan Pengajaran
 
Tugas persentase
Tugas persentaseTugas persentase
Tugas persentase
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranTugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaran
 
Kurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan PengajaranKurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan Pengajaran
 
Pendekatan-Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum
Pendekatan-Pendekatan dalam Pengembangan KurikulumPendekatan-Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum
Pendekatan-Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum
 
“Pendekatan-pendekatan dalam pengembangan kurikulum”
“Pendekatan-pendekatan dalam pengembangan kurikulum”“Pendekatan-pendekatan dalam pengembangan kurikulum”
“Pendekatan-pendekatan dalam pengembangan kurikulum”
 
pb_i._hakikat_kurikulum.pptx
pb_i._hakikat_kurikulum.pptxpb_i._hakikat_kurikulum.pptx
pb_i._hakikat_kurikulum.pptx
 
Dian andriani 2 d
Dian andriani 2 dDian andriani 2 d
Dian andriani 2 d
 
Dian andriani 2 d
Dian andriani 2 dDian andriani 2 d
Dian andriani 2 d
 
Lampiran permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-proses
Lampiran permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-prosesLampiran permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-proses
Lampiran permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-proses
 
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013  ttg standar proses03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013  ttg standar proses
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses
 
03 b-salinan-lampiran-permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-proses
03 b-salinan-lampiran-permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-proses03 b-salinan-lampiran-permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-proses
03 b-salinan-lampiran-permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-proses
 
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses halam...
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013  ttg standar proses halam...03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013  ttg standar proses halam...
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses halam...
 

Tugas kurikulum dan pembelajaran lisna II.b

  • 1. DISUSUN OLEH : LISNA ROSLIYANTI NIM : 2011031079 KELAS : IIB PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN EKONOMI
  • 2. Nama Buku : Kurikulum Dan Pengajaran Pengarang : Prof. Dr. S. Nasution M.A. Jumlah Halaman : 183 Halaman Penerbit : Bumi Aksara Tahun Terbit : 1989
  • 3. KONSEP – KONSEP DASAR PENDIDKAN KURIKULUM AFEKTIF, DAN PEMBELAJARA DETERMINAN PERSPEKTIF, KURIKULUM HISTORIS DAN N MODEL – MODEL PENDIDIKAN PENDEKATA PERENCANA N– AN PENDEKATA INSTRUKSION KURIKULUM N DALAM AL UNTUK DAN PENGEMBAN TUJUAN PEMEBELAJAR GAN AFEKTIF KURIKULUM AN MENGEMBANGK AN TUJUAN KETERAMPILAN PENGAJAR DAN AN MEMCAHKAN MASALAH DISAIN RENCANA STRATEGI INSTRUKSION DAN AL SUMBER MENDISAIN MENGAJAR PENGAJARAN RENCANA AFEKTIF EVALUASI KURIKULUM
  • 4. LANGKAH – LANGAKAH MENDISAIN PEDOMAN PENGERTIAN KURIKULUM INTRUKSIONAL KONSEP – KONSEP DASAR KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN pedoman kurikulum PROSES PENGEMBANGAN KURIKULUM Pedoman instruksional PEDOMAN INTRUKSIONAL Latar belakang LANGKAH – LANGKAH DALAM PEDOMAN KURIKULUM PENGEMBANGAN KURIKULUM Silabus Disain evaluasi
  • 5. Kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar-mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.  Proses pengembangan kurikulum dibagi 2 : 1. pedoman kurikulum meliputi : - latar belakang berisi rumusan falsafah dan tujuan pendidikan, populasi yang menjadi sasaran, rasional bidang studi, struktur organisasi bahan pelajaran. - silabus berisi mata pelajaran secara lebih terinci yang diberikan yakni ruang lingkup urutan penyajiannya. - disain revisi termasuk strategi revisi atau perbaikan kurikulum mengenai bahan pelajaran 2. pedoman intruksional untuk tiap mata pelajaran yang dikembangkan berdasarkan silabus.  Pedoman kurikulum disusun untuk menentukan - apa yang akan diajarkan. - kepada siap diajarkan. - apa sebab diajarkan, dengan tujuan apa. - dalam urutan yang bagaimana.
  • 6. Langkah – langkah dalam pengembangan pedoman kurikulum : 1. kumpulkan keterangan mengenai faktor - faktor yang turut menentukan kurikulum serta latar belakangnya. 2. tentukan mata pelajaran yang akan diajarkan. 3. rumuskan tujuan tiap mata pelajaran. 4. tentukan hasil belajar yang diharapkan dari siswa tiap mata pelajaran. 5. tentukan topik - topik tiap mata pelajaran. 6. tentukan syarat – syarat yang dituntut dari siswa. 7. tentukan bahan yang harus dibaca oleh siswa. 8. tentukan strategi mengajar yang serasi serta sediakan berbagai sumber/alat peraga proses belajar mengajar. 9. tentukan alat evaluasi hasil belajr siswa serta skala penilaiannya. 10. buat desain rencana penilain kurikulum secara keseluruhan dan strategi perbaikannya.  Pedoman intruksional diperoleh atas usaha mengajar untuk menguraikan isi pedoman kurikulum agar lebih spesifik sehingga lebih mudah untuk mempersiapkannya sebagai pelajaran dalam kelas.  Langkah – langkah mendisain pedoman instruksional : 1. tentukan satu atau dua tujuan untuk tiap topik yang telah disebut dalam mata pelajaran. 2. rumuskan tujuan instruksional khusus (TIK) dinyatakan dengan kata-kerja yang mengandung perbuatan, bahwa siswa melakukan sesuatu yang dapat dilihat. 3. tentukan dua atau tiga macam kegiatan belajara bagi tiap tujuan khusus. 4. sediakan sumber dan alat belajar mengajar yang sesuai. 5. buat desain penilaian hasil dan kemajuan belajar, cara menilai, alat menilai untuk tiap tujuan tiap tujuan khusus  Pendekatan pengembangan kurikulum dengan menyusun pedoman kurikulum dan pedoman instruksional bertujuan untuk meningkat mutu sekolah dengan meningkatkan efektivitas mengajar.
  • 7. DETERMINA N SOSIOLIGIS DETERMINA N FILOSOFIS DETERMINAN KURIKULUM behaviourisme DETERMINA psikologi daya N HAKIKAT PENGETAHU teori belajar perkembangan kognitif AN teori lapangan DETERMIN AN teori kepribadian PSIKOLOGI S hakikat pelajar
  • 8. Determinan kurikulum adalah hal – hal yang secara mendasar menentukan kurikulum sehingga disebut juga asas – asas kurikulum/lanadasan kurikulum.  Determinan filosofis dirumuskan sebagai studi tentang : -metafisika : hakikat kenyaatan/realitas. -epistemologi : hakikat pengetahuan. -aksiologi : hakikat nilai. -etika : hakikat kebaikan. -estetika : hakikat keindahan. -logika : hakikat penalaran. Pengembangan kurikulum berdasarkan atas dasar tentang studi di atas akan memiliki dasar yang memungkinkannya mengambil keputusan yang sehat.  Determinan sosiologis pengembangan kurikulum harus mencerminkan keinginan, cita – cita, tuntutan, dan kebutuhan masyarakat.
  • 9. Determinan psikologis mempunyai dua dimensi yang saling berkaitan : 1. teori belajar (bagaimana sebenarnya siswa belajar?) mempunyai lima kelompok utama : a. Behaviorisme : memandang pengajar sebagai organisme yang merespon terhadap stimulus (dorongan; rangsangan) dari dunia sekitarnya. b. Psikologi daya : memandang belajar ialah proses mendisiplinkan dan menguatkan daya – daya mental, terutama terutama daya pikir, melalui latihan mental yang ketat. c. pengembangan kognitif : memandang kematangan mental berkembang secara berangsur – angsur pada individu berkat interaksinya sebagai pelajar dengan lingkungan. d. teori lapangan (teori gestalt) : memandang pelajar paling utama dalam proses belajar, karena proses belajar bukan sekadar akumulasi pengetahuan, yakni menambah suatu segmen pengetahuan kepada pengetahuan yang telah ada. e. kepribadian : mencoba menganalisis pendapat anak – anak tentang sejumlah sifat moral, dengan hal tersebut maka akan dapat mendalami alasan - alasan emosional-psikologis dibelakang kelakuan anak. 2. hakikat pelajar berkenaan dengan taraf motivasi, kesiapan, kematangan intelektual, kematangan emosional, dan latar belakang pengalaman.  Determinan hakikat pengetahuan Pengembangan kurikulum wajib membantu mamahami pengetahuan karena pengetahuan berubah dan meluas dengan kelajuan yang kian cepat agar dapat membantu masyarakat lebih dinamis dalam melakukan pekerjaannya sesuai dengan perkembanga zaman.
  • 10. BIDANG STUDI broad field kurikulum inti PENDEKATAN – INTERDISIPILINER kurikulum fusi PENDEKATAN DALAM konservatif PENGEMBANGA REKONSTRUKSIONISME radikal N KURIKULUM HUMANISTIK ACCOUNTABILITY (PERTANGGUNGJAWABAN) PEMBANGUNAN NASIONAL
  • 11. Pendekatan kurikulum dibutuhkan untuk mendisain kurikulum dengan mempertimbangkan determinan kurikulum (filosofis, sosiologis, psikologis dan hakikat pengetahuan). Berdasarkan pedekatan yang dipilih maka tujuan pendidikan setidaknya akan tercapai.  Pendekatan bidang studi : menggunakan bidang studi sebagai dasar organisasi kurikulum, yang diutamakannya ialah penguasaan bahan dan proses dalam disiplin ilmu tertentu.  Pendekatan interdisipliner : menggunakan disiplin ilmu atau mata pelajaran untuk memecahkan masalah – masalah dalam kehidupan yang tidak hanya menggunakan satu disiplin saja, akan tetapi memerlukan berbagai ilmu.  Beberapa pendekatan interdisipliner : 1. broad field : berusaha mengintegrasikan disiplin atau mata pelajaran yang saling berkaitan agar siswa memahami ilmu pengetahuanyang merupakan bagian integral dari kehidupan manusia. 2. kurikulum inti : berusaha menghilangkan pemisah yang tak wajar antara berbagai disiplin ilmu agar siswa dapat memecahkan masalah sosial personal masa kini. Pendekatan ini juga digunakan dalam kurikulum perguruan tinggi, dimaksudkan pengetahuan inti yang pokok yang diambil sangat layak dimiliki tiap mahasiswa lepas dari jurusan yang dipilihnya agar dapat memenuhi kebutuhan serta minat mahasiswa tersebut. 3. kurikulum fusi : menyatukan dua atau lebih disiplin tradisional menjadi bidang studi baru. Tujuan dari pendekatan interdisipliner ini, agar belajar-mengajar lebih relevan dan bermakna serta lebih mudah dipahami dalm konteks kehidupan kita.  Pendekatan rekonstruksionisme : memfokuskan kurikulum pada masalah – masalah penting yang dihadapi masyarakat.
  • 12. Rekonstruksionisme ini mempunyai dua kelompok utama yang sangat berbeda : 1. konservatif : menginginkan agar pendidikan ditujukan kepada peningkatan mutu kehidupan individu maupun masyarakat dengan mencari penyelesaian masalah – masalah yang paling mendesak yang dihadapi masyarakat. 2. radikal : menginginkan agar pendidikan merombak tatasosial yang ada yang merugikan rakyat kecil yang miskin, sehingga akan menciptakan tatasosial yang baru untuk memperbaiki mutu hidup.  Pendekatan humanistik : berpusat pada siswa, dan mengutamakan perkembangan afektif siswa sebagai prasyarat dan sebagai bagian integral dari proses belajar.  Pendekatan accountability (pertanggungjawaban) : berpusat pada lembaga pendidikan agar dapat melakukan tugasnya dengan baik kepada masyarakat.  Pendekatan pembangunan nasional : berorientasi pada sistem politik negara, keterampilan yang diperlukan sehari – hari dalam mempersiapkan tenaga kerja yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pemabangunan.
  • 13. RANAH BELAJAR kognitif afektif psikomotor TUJUAN PENGAJAR AN PANDANGAN RANAH KOGNITIF, AFEKTIF DAN PSIKOMOTOR
  • 14. Rumusan tujuan pengajaran dirumuskan dari tiga ranah belajar (afektif, kognitif, psikomotor), apabila tiga ranah tersebut tidak ada maka tujuan pengajaran tidak akan ada.  Ranah belajar 1. ranah afektif : perkembangan sikap. garis besarnya adalah : -menerima. Menaruh perhatian, ada kepekaan terhadap kondisi, gejala, keadaan, atau masalah tertentu. -kerelaan untuk menerimanya. -menghargai. -organisasi. Mengembangkan nilai – nilai sebagai sistem. -karakteristik suatu nilai atau perangkat nilai – nilai. 2. ranah kognitif : penguasaan pengetahuan. 3. ranah psikomotor : penguasaan yang lebih menekankan pada keterampilan/gerak fisik.  Pandangan ranah kognitif, afektif dan psikomotor  Ranah koginitif pengetahuan dasar mengingat informasi.  Ranah afektif nilai dasar pembentukan kebiasaan  Ranah psikomotor reaksi dasar respons
  • 15. STRATEGI Memilih strategi mengajar MENGAJAR Pedoman kurikulum dan strategi mengajar SUMBER MENGAJAR STRATEGI DAN SUMBER MENGAJAR MENCEGAH RASIONAL KEBOSANA N
  • 16. Strategi dan sumber mengajar sangat penting dal;am pengembangan kurikulum agar apa yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan sebaik – baiknya.  Strategi mengajar adalah pendekatan umum dalam mengajar dan tidak begitu terinci dan bervariasi dibanding dengan kegiatan belajar siswa.  Setiap strategi belajar hendaknya harus dipilih seperti apa strateginya, dengan tujuan yang dihasilkan dari proses belajar akan dapat memuaskan.  Rasional Dengan adanya kurikulum yang direncanakan baik tetapi pelaksanaannya tidak mengikuti prosedur tertentu, maka tujuaannya tidak akan tercapai.  Mencegah kebosanan Dengan adanya strategi belajar maka siswa tidak akan bosan, siswa akan lebih aktif dalam proses belajar.
  • 17. DASAR - DASAR MENDISAIN EVALUASI RENCANA KURIKULUM EVALUASI KURIKULUM tujuan evaluasi proses dan metodelogi penilaian DISAIN EVALUASI spesifkasi data untuk menyusun instrumen bagi proses pengumpilan data mengumpulkan, menyusun, & mengolah data menganalisis & melaporkan data
  • 18. Disain kurikulum sangat diperlukan, jika evaluasi diadakan secara terus-menerus mungkin kurikulum tak akan diganti seluruhnya, akan tetapi apabila kurikulum didisain sebaik mungki, maka kurikulum akan sesuai dengan perkembangan zaman.  Sebelum mendisain evaluasi kurikulum, ada beberapa dasar – dasar evaluasi kurikulum : 1). determinan kurikulum. 2). harapan – harapan. 3). bukti mengenai tingkat produktivitas dengan mempertimbangkan hasil belajar, biaya, waktu.  Langkah – langkah mendisain kurikulum, yakni : 1. merumuskan tujuan evaluasi. tujuan evaluasi perlu dirumuskan agar hasil belajar akan menjadi baik, karena evaluasi kurikulum dihasilkan dari proses belajar. 2. mendisain proses dan metodelogi evaluasi. agar evaluasi kurikulum bisa dilakukan, maka proses dan metodelogi evaluasi harus didisain sesuai standar untuk menentukan keberhasilan. 3. menspesifikasi data yang diperlukan untuk menyusun instrumen bagi proses pengumpulan data. untuk mengetahui informasi yang akan diperolehn pada saat evaluasi. 4. mengumpulkan, menyusun, dan mengolah data. untuk mengorganisasi data agar dapat diolah. 5. menganalisis data dan menyusun laporan. mengenai hasil – hasil, kesimpulan, dan rekomendasi agar titik orientasi kurikulum memilki arah yang jelas
  • 19. MENGADAKAN ASESMEN, MENDIAKNOSIS PERENCANAAN DESAIN RENCANA INSTRUKSIONAL PENGAJARAN EFEKTIF PENGAJARAN EFEKTIF LATIHAN DAN REINFORCEMENT
  • 20. Pengajaran afektif : proses intreraktif yang berlangsung antara guru dengan siswa yang dilakukan sesuai rencana yang telah disusun oleh guru tersebut. Baik dari waktu mengajar sampai materi apa yang harus diajarkan harus sesuai dengan rencana tersebut.  Mengadakan assesment/memantau, mendiagnosis dilakuakn dalam beberapa fase : 1. permulaan proses instruksional. 2. selama proses mengajar. 3. akhir, membantu guru untuk merencanakan apa yang belum bisa dikuasi oleh guru dalam proses belajar.  Perencanaan bisa dilakukan berdasarkan unit yang mungkin dijadikan dasar bagi pengajaran mingguan dan harian di dalam kelas.  Latihan dan reinforcement, tujuan untuk mrmbantu siswa melatih dan memantapkan pelajaran. Selama fase ini, guru yang bertanggung jawab untuk memantapkan apa yang telah diajarkan.  Tipe – tipe berpikir dibagi dua, yakni : 1. divergen : berpikir menjajagi lingkupan dan batas – batas masalah, mencari dan memproses informasi sambil mengembangkan hipotesis dan pertanyaan – pertanyaan yang perlu dicari jawabannya. 2. konvergen : berpikir reduktif, yakni mereduksi masalah menjadi unit yang sekeci – kecilnya lalu menganalisis tiap unit dengan cermat.
  • 21. PENDEKATAN – reaktif PENDEKATAN DALAM antisipatif PEMECAHAN MASALAH reflektif implusif konvergen divergen MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR TIPE – TIPE BERPIKIR mengamati DAN MEMECAHKAN MASALAH melaporkan mengklasifikasi memberi label UNSUR – UNSUR menyusun dan mengurutkan KETERAMPILAN BERPIKIR menginterpretasi membuat inferensi memecahkan problema
  • 22. Pendekatan – pendekatan dalam pemecahan masalah :  Reaktif : terdapat dalam situasi dimana seseorang tiba – tiba dihadapkan dengan masalah yang sekejap itu diputuskan. Pemecahan masalah dalam pendekatan ini tidak mempunyai banyak alternatif karena waktu sangat singkat untuk mempertimbangkan konsekuensinya.  Antisipatif : pendekatan ini lebih memikirkan seperangkat alternatif untuk memecahkan masalah, lalu memilih salah satu di antaranya yang akan diduganya akan serasi menghadapi masalah itu.  Reflektif : pemecahan masalah dalam pendekatan ini seseorang butuh waktu yang untuk memikirkan suatu masalah secar mendalam, karena apabila keputusan untuk melakukan tindakan pemecahan masalah dengan terburu – buru maka ia beranggapan keputusan yang diambil tentu akan salah.  Imflusif : dalam pendekatan ini seseorang bertindak implusif dalam menghadapi masalah lebih mengikuti instink atau perasaan daripada refleksi atau pemikirannya.
  • 23. PENDIDIKAN AFEKTIF TUJUAN PENDIDIKAN NILAI – NILAI PERENCANAAN INTRUKSIONAL PENELITIAN OTAK UNTUK TUJUAN PENDIDIKAN MORAL AFEKTIF
  • 24. Tujuan pendidikan nilai – nilai dicakup oleh empat dimensi utama : 1. identisifikasi nilai – nilai personal dan sosial yang hakiki. 2. tinjauan mendalam secara rasional tentang nilai – nilai itu. 3. respon afektif dan emotif 4. mengambil keputusan berhubung dengan nilai – nilai itu berdasarkan inkuiri dan respon.  Pendidikan moral : berkenaan dengan pertanyaan tentang yang benar dan yang salah dalam hubungan inter-personal, antara manusia dengan masnusia lainnya.  Pendidikan afektif : mencakup nilai – nilai dan pendidikan moral, tujuannya membantu siswa agar ia meningkatkan dalam hierarki afektif, yakni pernyataan tentang nilai – nilai melalui tingkat merespon terhadap nilai – nilai itu dan akhirnya menginternalisasikan sistem nilai – nilai sebagai tingkat tertinggi dalam perkembangan afektif.  Penelitian otak : otak kiri berfungsi logis-linguistik, sedangkan otak kanan melakukan fungsi artistik-kreatif-emotif.
  • 25. Thomas Hobbes PENGARUH SOSIAL J.J. Rousseau FILOSOFIS DALAM PENDIDIKAN AFEKTIF Immanuel Kant Emiel Durhem PENGARUH PSIKOLOGIS Sigmund Freud PENDIDKAN AFEKTIF, TERHADAP PENDIDIKAN John Dewey AFEKTIF PERSPEKTIF, HISTORIS Jean Piaget DAN MODEL – MODEL PENDIDIKAN PENGARUH TEORI KEPRIBADIAN TERHADAP konsiderasi PENDIDIKAN AFEKTIF pembentukan rasional values clarification MODEL – MODEL pengembangan kognitif PENDIDIKAN AFEKTIF analisis nilai aksi sosial
  • 26. Pengaruh filosofis sosial dalam pendidikan afektif ada empat garis pikiran utama : 1. Thommas Hobbes : menggambarkan negara sebagai manusia raksasa yang memperoleh semua kekuasaan tanpa batas dari rakyatnya berdasarkan suatu “kontrak sosial” dengan syarat menjamin perdamaian dan keamanan mereka. 2. J.J. Reousseau : anak lahir baik akan tetapi rusak dalam tangan manusia. Karena anak manusia pada dasarnya baik sewaktu dilahirkan, maka anak harus diberi kebebasan untuk berkembang secara wajar, menurut alam kodratnya (naturalisme), tanpa dikorupsi oleh orang dewasa atau masyarakat. 3. Immanuel Kant : manusia mampu berpikir rasional (rasionalisme). 4. Emiel Durkheim : masyarakat, melalui struktur dan lembaganya, mempengaruhi dan mengarahkan kelakuan manusia (konteks sosial).  Pengaruh psikologi terhadap pendidikan afektif ada tiga tokoh psikologi yang memberi sumbangan besar kepada pendidikan afektif : 1. Sigmund Freud : orangtua dan guru harus membentuk kelakuan moral anak agar anak mempunyai perspektif moaral yang seimbang dan dapat tumbuh bebas tanpa diganggu oleh rasa bersalah serta konflik batin. 2. John Dewey : pendidikan harus bisa membantu siswa mengembangkan rasa kerjasama dan penyesuaian sosial agar menjadi warga masyarakat warga negara yang produktif. 3. Jean Piaget : belajar terjadi sebagai hasil strukturisasi kognitif yang dipengaruhi lingkunag luar.  Pengaruh teori kepribadian terhadap pendidikan afektif, mencoba menjelaskan perkembangan dimensi afektif berdasarkan ciri – ciri moral dalam kepribadian.
  • 27. Model – model pendidikan afektif, mempunyai tujuan, proses, strategi, mengajar dan hasil belajar yang agak berlainan. Terdapat enam model pendidikan afektif : 1. konsiderasi : membantu siswa mengembangkan rasa konsederasi, yaitu pemahaman dan penghargaan atas apa yang diucapkan atau dirasakan orang lain, betapapun berbedanya dengan pandangan kita sendiri. 2. pembentukan rasional : siswa diajarkan norma – norma dan pedoman legal moral sebagai dasar masyarakat dan harus dikembangkan kemampuannya berpikir rasional untuk menilai peristiwa – peristiwa yang terjadi dalam masyarakat dan mengambil pendirian atau keputusan yang matang dan adil berdasarkan norma – norma legal-moral. 3. values clarification : membantu siswa agar meneliti dan menganalisis nilai – nilai yang pada suatu saat dianutnya dalam berbagai situasi lalu menentukan secara bebas perangkat nilai – nilai baru yang dianggapnya lebih sesuai dari yang lama. 4. pengembangan kognitif : model ini ternyata mendapat sambutan baik di kalangan luas dan digunakan selama bertahun – tahun. Akan tetapi akhir – akhir ini model ini menerima kritik tajam dan tidak lagi digunakan sebagai salah satu sumber pengajaran efektif di samping banyak metode lainnya. 5. analisis nilai : tujuan model ini adalah mencapai prinsip – prinsip dalam penilaian melalui pengumpulan dan analisis data secara sistematis, rasional dan ilmiah. 6. aksi sosial : membantu siswa mengembangkan “kompetensi kewarganegaraan”. Sehingga ia melibatkan diri secara aktif dan produktif dalam perbaikan mutu perbaikan mutu lingkungan hidup, sekolah, masyarakat, maupun negara. 7. masa depan : siswa diajak berpikir jauh ke masa depan, menggunakan imajinasi untuk membayangkan keadaan dunia kelak seperti yang dicita – citakan.
  • 28. Setelah saya membaca buku ini, menurut saya isinya sudah sesuai yaitu memberikan petunjuk – petunjuk praktis tentang bagaimana cara mengembangkan kurikulum serta menghubungkan dengan pelaksanaanya dalam pengajaran kelas tersebut sudah sesuai dengan isinya, namun bahasa yang digunakan bagi saya kurang bisa dimengerti, karena ada kata – kata yang harus dicari makna/artinya. Jadi, dalam membaca buku ini, harus didampingi oleh panduan salah satunya yaitu kamus, baik kamus Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris, karena isi dalam buku ini ada beberapa yang menggunakan Bahasa Asing (Bahasa Inggris). Di dalam buku ini juga, diuraikan lebih lanjut mengenai pedoman kurikulum, pedoman instruksional, persiapan pelajaran dan hal – hal yang berkenaan dengan masalah – masalahnya.