SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF
KENDARAAN RINGAN
ENGINE
KERJA SISTEM
BAHAN BAKAR BENSIN
OTO.KR02.014.01
MODUL 1 DARI 2
BUKU
INFORMASI
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine
Daftar Isi Halaman
Bagian – 1 2
Pendahuluan 2
Definisi Pelatih, Peserta Pelatihan dan Pelatihan 2
Disain Modul 2
Isi Modul 3
Pelaksanaan Modul 3
Hasil Pelatihan 5
Pengenalan 5
Prasyarat 5
Pengakuan Kompetensi Tertentu (RCC) 5
Keselamatan Kerja 6
Bagian - 2 7
Prosedur Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin Operasi 7
• Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin Operasi 7
• Karburator Sederhana 8
• Karburator Ruang Pencampur Banyak 11
• Pengaturan Tekanan Bahan Bakar 13
• Tipe – tipe Pengukur Aliran Udara 15
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia OTO.KR02.014.01
Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin OTO.KR02.014.01
Buku Informasi 2/16
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine
Bagian - 1
Pendahuluan
Modul ini terdiri dari tiga buku petunjuk yaitu Buku Informasi, Buku Kerja dan Buku
Penilaian. Ketiga buku tersebut saling berhubungan dan menjadi referensi Modul
Pelatihan. Berikut ini adalah Buku Informasi.
Modul Pelatihan ini menggunakan Pelatihan Berbasis Kompetensi sebagai
pendekatan untuk mendapatkan keterampilan yang sesuai di tempat kerja.
Pelatihan Berbasis Kompetensi memfokuskan pada keterampilan seseorang yang
harus dimilki di tempat kerja. Fokusnya adalah pada pencapaian keterampilan dan
bukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengikuti pelatihan.
Modul Pelatihan ini berdasarkan pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(SKKNI). Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) adalah pernyataan
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diakui secara nasional yang diperlukan
untuk penanganan perbaikan disektor otomotif.
Modul Pelatihan ini terutama digunakan sebagai Kriteria Penilaian terhadap Standar
Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) OTO.KR02.014.01
Definisi Pelatih, Peserta Pelatihan dan Pelatihan
Pada modul Pelatihan ini, seseorang yang menyampaikan materi pelatihan lebih
dikenal sebagai Pelatih. Di sekolah-sekolah, institusi-institusi dan pusat-pusat
pelatihan, orang tersebut lebih dikenal dengan sebutan guru, instruktur, pembimbing
atau sebutan lainnya.
Berkaitan dengan keterangan di atas, seseorang yang berusaha mencapai
kemampuan disebut sebagai Peserta Pelatihan. Pada sekolah-sekolah, institusi-
institusi dan pusat-pusat pelatihan, orang tersebut lebih dikenal dengan sebutan
siswa, murid, pelajar, peserta, atau sebutan lainnya.
Pelatihan adalah proses pengajaran yang berlangsung di sekolah, institusi ataupun
Balai Latihan Kerja.
Disain Modul
Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan
Individual/mandiri :
• Pelatihan Klasikal adalah pelatihan yang disampaikan oleh seorang pelatih.
• Pelatihan Individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta
dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan
bantuan dari pelatih.
Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin OTO.KR02.014.01
Buku Informasi 3/16
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine
Isi Modul
Buku Informasi
Buku Informasi ini adalah sumber untuk pelatih dan peserta pelatihan yang berisi :
• informasi yang dibutuhkan oleh peserta pelatihan sebelum melaksanakan praktek
kerja.
Buku Kerja
Buku Kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap
pertanyaan dan kegiatan praktek baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan
Individual/mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi:
• kegiatan-kegiatan akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan
memahami informasi
• kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan
peserta pelatihan.
• kegiatan penilaian untuk menilai pengetahuan peserta pelatihan
• kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam
melaksanakan praktek kerja.
Buku Penilaian
Buku Penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan
peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :
• kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan
keterampilan
• metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta
pelatihan
• sumber-sumber yang dapat digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai
keterampilan
• semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja
• petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktek
• catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
Pelaksanaan modul
Pada Pelatihan Klasikal, pelatih akan :
• menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai
sumber pelatihan
• menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan
• menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan
pelatihan
• memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban/tanggapan dan
menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku Kerja
• menggunakan Buku Penilaian untuk menilai jawaban/tanggapan dan hasil-hasil
peserta pelatihan pada Buku Kerja.
Pada Pelatihan Individual/mandiri, peserta pelatihan akan :
Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin OTO.KR02.014.01
Buku Informasi 4/16
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine
• menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan
• menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja
• memberikan jawaban pada Buku Kerja
• mengisikan hasil tugas praktek pada Buku Kerja
• memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh Pelatih.
Definisi Istilah-istilah yang digunakan dalam Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI)
Prasyarat
Kompetensi yang dibutuhkan sebelum memulai suatu kompetensi tertentu.
Elemen-elemen Kompetensi
Tugas-tugas yang harus dilakukan untuk mencapai suatu keterampilan.
Kriteria Unjuk Kerja
Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk menunjukkan keterampilan pada setiap
elemen.
Rentang Variabel
Ruang lingkup materi dan persyaratan yang memenuhi kriteria unjuk kerja yang
ditetapkan.
Petunjuk Penilaian
Merupakan petunjuk bagaimana peserta pelatihan dinilai berdasarkan kriteria unjuk
kerja.
Konteks
Merupakan penjelasan tentang dari mana, bagaimana dan metode penilaian apa
yang seharusnya digunakan.
Aspek-aspek yang diperlukan
Menentukan kegiatan inti yang harus dinilai.
Persyaratan Level Literasi dan Numerasi
Persyaratan Modul Literasi Level 1 dan Numerasi Level 1
Level Literasi
1 Kemampuan untuk membaca, memahami dan menghasilkan teks dasar.
2 Kemampuan untuk memahami hubungan yang kompleks pada teks dan
memahami informasi lisan dan tulisan yang diberikan.
3 Kemampuan untuk menulis, menganalisa kritik dan mengevaluasi teks.
Level Numerasi
1 Kemampuan untuk menggunakan simbul-simbul dasar, diagram, istilah
secara matematik dan dapat memahami konteks serta dapat
mengkomunikasikan secara matematik.
2 Kemampuan untuk menguji, memahami dan menggunakan konsep
Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin OTO.KR02.014.01
Buku Informasi 5/16
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine
matematik yang kompleks pada batasan konteks.
3 Kemampuan untuk menganalisa kritik, mengevaluasi dan menggunakan
simbol-simbol matematik, diagram, chart dan teori-teori yang kompleks.
Hasil Pelatihan
Menjelaskan kerja dari Sistem Bahan Bensin.
• Menjelaskan kerja dari sistem bahan bakar karburator
• Menjelaskan kerja sistem injeksi bahan bakar.
• Menjelaskan kerja dari semua komponen-komponen sistem bahan bakar bensin.
Pengenalan
Untuk memahami sistem bahan bakar bensin kendaraan, merupakan hal penting
peserta pelatihan menjadi terbiasa dengan komponen-komponen dan kerja dari
berbagai macam rancangan pada kendaraan-kendaraan saat ini . Sistem-sistem
tersebut memerlukan perawatan berkaitan dengan jadwal-jadwal pembuat dan kondisi
kerja kendaraan.
Prasyarat
Sebelum mengikuti modul ini, peserta pelatihan harus sudah menyelesaikan modul
berikut ini :
• OTO.KR01.016.01 - Mengikuti Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja
• OTO.KR01.017.01 - Penggunaan dan Pemeliharaan Peralatan dan
Perlengkapan Tempat Kerja
Pengakuan Kompetensi Tertentu (RCC)
Jika seorang peserta menyatakan dia mampu/cakap dalam menyelesaikan tugas-
tugas yang ditentukan pada hasil pelatihan, dia harus dapat membuktikan
kemampuannya kepada pelatih.
Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin OTO.KR02.014.01
Buku Informasi 6/16
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine
Keselamatan Kerja
Umum
Baca dan patuhi peraturan keamanan dan kesehatan yang diberikan sebelum
anda melaksanakan materi sistem pendingin dalam modul ini. Ringkasan materi
yang terdapat dalam modul OTO.KR01.016.01 - Mengikuti Prosedur Kesehatan
dan Keselamatan Kerja.
Ikuti petunjuk perawatan untuk Peralatan dan Perlengkapan Praktek di lingkungan
tempat kerja. Ingatlah selalu petunjuk tersebut, saat melaksakan kegiatan modul
ini.
Pribadi
Ikuti langkah-langkah pencegahan demi keamanan seperti yang tertera dalam
modul OTO.KR01.016.01 - Mengikuti Prosedur Kesehatan dan Keselamatan
Kerja. Ringkasan peraturan:
Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin OTO.KR02.014.01
Buku Informasi 7/16
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine
Bagian - 2
Prosedur Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin Operasi
Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin Operasi
Perbandingan udara dan bahan bakar.
Bahan bakar dan udara tercampur bersama dalam karburator,campuran tersebut
dilihat dari jumlah udara yang tercampur dengan bahan bakar, sebagai contoh :
perbandingan 12:1 berarti 12 bagian berupa udara pada satu bagian bahan bakar.
Bagian tersebut selalu diukur dalam berat. sehingga untuk setiap 1 kg bahan bakar
diperlukan 12 kg udara untuk menghasilkan perbandingan 12:1
Campuran bahan bakar untuk berbagai kondisi.
• Start dingin. 8 : 1
• Ekonomi pada kecepatan menegah 14 – 15 – 1.
• Tenaga maksimum 12,5 – 13,5 : 1.
• Kecepatan idle 12, - 14 : 1 (kurang lebih).
Sebuah campuran yang lebih gemuk / kaya dari 15 ; 1, seperti 12 : 1 harus berarti
bahwa beberapa bahan bakar tidak terbakar dengan keseluruhan dan terbuang lewat
saluran buang. Pabrik harus menerapkan pengurus campuran yang akan mengurangi
polusi gas buang.
Tekanan Atmosfir.
Semua molekul udara menekan ke bawah sebagai efek grafitasi. Pada tingkat
permukaan air laut tekanan udara berkisar 101,3 kPa. Tekanan ini kenyataannya
bervariasi pada kondisi – kondisi (musim) yang berbeda, jika permukaan meningkat
tekanan atmosfer minimum.
Biasanya pengukur dikalibrasi dengan angka 0 (nol) untuk membaca tekanan
atmosfer, tetapi beberapa alat ukur menunjukkan 101,3 kpa pada tekanan atmosfer.
Hal tersebut mengacu pada alat ukur tekanan absolut.
Vakum / Tekanan Negativ
Ketika tekanan udara turun dibawah tekanan atmosfer disebut vakum atau daerah
tekanan rendah (negativ).
Sebuah kevakuman yang sebenarnya adalah dimana tidak ada udara (atau takanan).
Hal ini terukur sebagai :
- 101,3 kpa atau 0 kpa (absolut)
Tekanan atmosfer akan selalu mencoba untuk mengisi sebuah kevakuman atau
daerah tekanan rendah.
Kerja Venturi
Venturi adalah sebuah penghambat dalam bagian aliran udara. Hal ini dimaksudkan
untuk menibulkan kecepatan aliran udara meningkat dan hasil lainnya sebuah
penurunan tekanan. Penurunan tekanan untuk memasukkan bahan bakar dari ruang
pelampung dan bercampur dengan udara yang melalui venturi.
Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin OTO.KR02.014.01
Buku Informasi 8/16
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine
Dengan sebuah peningkatan kecepatan udara melalui venturi, kevakuman akan
meningkat pangkat dua dengan meningkatnya kecepatan udara, sebagai contoh, jika
kecepatan udara meningkat ganda nilai kevakuman akan meningkat empat kali, dan
jika kecepatan udara meningkat tiga kali nilai kevakuman meningkat sembilan kali.
Karburator Sederhana
Gambar 1:
Karburator sederhana menyalurkan sebuah peningkatan campuran kaya dengan
sebuah peningkatan kecepatan udara, semacam karbuartor sesuai hanya untuk mesin
– mesin yang dirancang bekerja pada kecepatan dan beban tetap.
Karburator terlihat diatas adalah tipe tabung rata (plain tube) dengan sebuah venturi
tunggal.
Posisi – Posisi Karburator
Karburator – karburator digolongkan berkaitan dengan bagaimana karburator tersbeut
diletakkan pada saluran :
1. Arus naik (tidak umum pada penggunaan otomotif)
2. Arus datar.
3. Arus turun.
Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin OTO.KR02.014.01
Buku Informasi 9/16
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine
Gambar 2:
Gas buang (Emission) Engin
Sebuah kerja engin pada perbandingan Stoichiometric dengan pembakaran lengkap
akan menghasilkan sejumlah air dan karbondioksida. Reaksi kimianya sebagai berikut:
2C2 H6 + 7O2 ⇒ 4CO2 + 6H2O
Hal tersebut diterima atau bebas gas beracun. Jika campuran terlalu kaya tidak
diterima atau gas buang beracun, terbentuk dari bahan bakar yang tidak terbakar (HC)
dan karbon monoksida (CO) akan dihasilkan. Tempertur tinggi dalam proses
pembakaran menghasilkan zat Nitrogen Oksida (NOx) dan kerja kendaraan pada
bahan bakar bertimah akan menghasilakn zat – zat timah (Pb).
Kelengkapan Pemati – Putaran
Dengan pabrik - pabrik yang menggunakan campuran sangat kurus untuk mengurangi
gas buang, karburator menyebabkan engin cenderung “hidup” atau “diseseling”
setelah dimatikan. Penyebab dari hal ini adalah temperatur tinggi yang dihasilkan oleh
campuran kurus yang menghasilkan karbon di dalam kepala silinder cukup panas
untuk menyalakan pemasukan bahan bakar dan udara ketika sistem pengapian
dimatikan.
Untuk mencegah terjadinya hal ini pabrik telah menggunakan berbagai cara seperti:
Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin OTO.KR02.014.01
Buku Informasi 10/16
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine
Katup penutup (selenoid) bahan bakar idel.
Gambar 3:
Pada sistem ini sebuah katup selenoid mengoperasikan plunyer penutup bahan bakar
ke sistem idel ketika sistem pengapian kunci kontak dimatikan (diOFF-kan)
Ketika sistem pengapian (kunci kontak) di ON-kan, katup selenoid bekerja dengan
menarik plunyer yang mengijinkan bahan bakar mengalir kesaluran idle dan engin
dapat berputar idel.
Katup selenoid pengatur matinya mesin.
Gambar 4:
Ketika saklar di ON – kan katup selenoid menutup mencegah masuknya udara. Engin
akan dapat dapat hidup normal.
Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin OTO.KR02.014.01
Buku Informasi 11/16
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine
Ketika saklar di OFF- kan katup selenoid membuka dan katup mengijinkan udara
masuk ke saluran masuk. Udara tersebut menyebabkan campuran terlalu kurus
sampai titik dimana engin tidak akan hidup.
Selenoid pemati idel.
Gambar 5:
Perpaduan dari campuran kurus, kecepatan idel tinggi dan temperatur panas
menghasilkan kecenderungan terjadinya engin “hidup” atau “dieseling” ketika kunci
kontak di OFF-kan.
Selenoid pemati idel merupakan saklar ON – OFF yang mengatur kecepatan idel
engin dengan cara memegang katup gas terbuka. Hal ini diatur dari kunci kontak
pengapian.
Untuk mengijinkan selenoid pemati idel siap kerja, biasanya dengan membuka katup
gas paling sedikit setengah setelah meng-ON-kan kunci kontak. Katup selenoid tidak
cukup kuat untuk membuka katup gas dengan sendirinya, hal ini karena kondisi
berhenti katup gas. Katup selenoid pemati idel ter-reset untuk keperluan kecepatan
idel.
Ketika kunci kontak di OFF-kan, selenoid menutup rapat sekali katup gas sehingga
mencegah campuran bahan bakar udara masuk dan mencegah engin hidup.
Karburator Ruang Pencampur Banyak
a. Katup – katup terbuka bersama.
Beberapa karburator dua ruang pencampur dirancang katup gasnya membuka
bersama – sama. Pada karburator ini katup – katupnya sama dan tidak
digolongkan sebagai ruang pencampur primer dan sekunder. Kedua sistem
memiliki sistem yang sama dan karburator ini sama halnya dengan karburator
tunggal dengan ruang pencampur yang besar.
Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin OTO.KR02.014.01
Buku Informasi 12/16
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine
b. Karburator katup – katup terbuka bertingkat.
Banyak karburator dengan ruang pencampur banyak bekerja dengan sistem
pembukaan bertingkat. Pada karburator ini katup primer bekerja dari idle sampai
kecepatan menengah keatas. Katup skunder bekerja menyusul pada kecepatan
dan beban tinggi.
Kegunaan dari karburator ini untuk memungkinkan pengukuran secara teliti dari
udara dan bahan bakar menggunakan venturi pada kecepatan rendah, dan pada
waktu yang bersamaan dimungkinkan hambatan yang rendah untuk aliran udara
pada kecepatan tinggi ketika katup primer dan sekunder bekerja (terbuka).
Pengoperasian dari katup sekunder (katup kedua)
Ada dua macam pengoperasian, yaitu secara mekanikal atau dengan kevakuman
venturi:
1. Kerja Mekanikal
Sewaktu katup primer ¾ terbuka sambungan bersinggungan dengan katup
sekunder. Kedua katup sekarang bekerja besama dan keduanya terbuka penuh
bersama.
Katup – katup udara tertarik terbuka ketika aliran udara dalam katup sekunder
mendadak tinggi. Terdapat pemberat padanya dan akan tertutup pada kecepatan
rendah. Fungsi dari katup – katup udara adalah untuk meyakinkan bahwa terdapat
aliran udara yang kurang banyak dalam katup primer.
Untuk mengoperasikan venturi dan meyakinkan aliran bahan bakar, Jika katup
terbuka pada kecepatan rendah, tanpa katup –katup udara semua katup akan
terbuka terlalu lebar, pada saat ini putaran mesin rendah dan terlalu banyak udara
kurang bensin, campuran terlalu kurus mesin mati.
Gambar 6:
Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin OTO.KR02.014.01
Buku Informasi 13/16
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine
2. Kerja Vakum.
Gambar 7:
Sambungan katup sekunder dihubungkan ke sebuah diafragma, terhubung ke
sebuah saluran vakum di venturi primer. Ketika katup primer terbuka ¾ terdapat
aliran udara yang tinggi lewat venturi primer menghasilkan cukup kevakuman
untuk menggerakkan diafragma dan katup sekunder dibuka.
Pengaturan Tekanan Bahan Bakar
Regulator tekanan terletak pada rail bahan bakar dan menghasilakn fungsi sangat
penting yaitu menjaga tekanan pemberian bahan bakar yang tetap ke injektor pada
semua kondisi kerja engin.
Jumlah penyemprotan bahan bakar diatur oleh waktu lamanya injektor bekerja (diberi
arus) dan juga untuk menjaga pemberian tekanan bahan bakar ke injektor tetap.
Bagaimanapun jika tekanan bahan bakar di jaga tetap pada tekanan atmosfer,
beberapa perubahan kevakuman disaluran masuk (yang mana bahan bakar
disemprotkan) akan menyebabkan jumlah penginjeksian berubah sedikit bersamaan
dengan waktu injektor bekerja.
Agar menyelesaikan masalah ini, regulator tekanan dikontrol dengan kevakuman
saluran masuk, tekanan dipertahankan 250 kpa lebih tinggi dari tekanan negativ,
sebagai hasil ketepatan pengukuran jumlah penyemprotan bahan bakar untuk kondisi
kerja engin yang bervariasi.
Dengan berdasar ketepatan tekanan bahan bakar pada tekanan saluran masuk,
tekanan penyemprotan relatif dapat dijaga dan jumlah bahan bakar tersemprot
ditetapkan dengan panjang waktu katup injektor terbuka.
Bahan bakar tidak digunakan sebagai hasil dari pengaturan tekanan dikembalikan ke
tangki bahan bakar dengan jalan saluran pengembali.
Pembilasan terus menerus pada aliran sistem bahan bakar memungkinkan pemberian
bahan bakar dingin terus menerus. Hal ini membantu pencegahan terjadinya
Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin OTO.KR02.014.01
Buku Informasi 14/16
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine
penguapan bahan bakar pada saluran/pipaa bahan bakar dan menjamin kebaikan
kemampuan start dingin.
Gambar 8
Regulator Tekanan
Terdiri dari rumah baja yang didalamnya terdapat diafragma yang berpegas melawan
pembukaan katup tekanan. Tekanan kerja diset dengan pegas yang dipasangkan
dengan kekuatan tertentu dan tidak dapat disetel.
Ruang berpegas tertutup rapat dan dihubungkan dengan saluran masuk melalui pipa,
Dengan demikian penurunan tekanan saluran masuk dapat digunakan sebagai acuan
untuk penyesuaian pembukaan katup jarum injektor sehingga perbandingannya tetap,
karena tekanan bahan bakar akan kurang ketika penurunan tekanan saluran masuk
terjadi.
Hal ini untuk meyakinkan bahwa jumlah bahan bakar tersemprot hanya tergantung
pada lama pembukaan katup injektor.
Sejak tekanan saluran masuk dapat berbeda dengan tekanan atmosfer dan kira–kira
70 kpa dibawah atmosfer, pengukuran tekanan ruang bahan bakar akan keliru antara
180 – 250 kpa. Pada daerah diatas permukaan laut sekitar 180 kpa ketika idle, dan
sekitar 250 kpa pada beban penuh atau dengan engin stasiones.
Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin OTO.KR02.014.01
Buku Informasi 15/16
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine
Gambar 9:
Waktu kerja injektor
Seperti yang telah disebutkan dimuka, jumlah bahan bakar dikontrol oleh jumlah waktu
lamanya sinyal ke injektor. Internal waktu ini terantung lebar pulsa dari ECU dan
diukur dalam mili-detik (perseribu detik). Pada idle lebar pulsa 2 – 3 mili-detik (ms),
pada beban menengah sekitar 5 – 12 ms dan pada beban penuh sekitar 15 ms.
Tipe – tipe Pengukur Aliran Udara
MAP (Maifold Absolute Pressure) Sensor
(Sensor Tekanan Saluran Masuk)
Sensor MAP ini terletak diruang engin dan terhubung kesaluran masuk dengan slang.
Hal ini memungkinkan sensor membaca perubahan tekanan udara didalam saluran
masuk. Sensor mengirim sebuah sinyal / informasi ke ECU sebagai sebuah
perubahan tegangan atau perubahan frekwensi dari tekanan absolut (bukan alat ukur)
di dalam saluran masuk.
Catatan : Bahwasanya sensor tersebut diacukan sebagai sensor tekanan – tekanan
terbesar terjadi pada tekanan atmosfer (katup terbuka lebar dan engin
mati), sehingga hal ini nyata – nyata mengukur tekanan dibawah atmosfer
(atau sedotan / vakum) di dalam saluran masuk.
Sensor menunjukkan tekanan absolut pada saluran masuk, dan ECU menggunakan
sebagai informasi untuk menghitung jumlah udara yang masuk ke engin. Hal ini juga
mengukur tekanan atmosfer pada waktu engin dihidupkan, memungkinkan sistem
menyesuaikan perubahan kondisi cuaca dan keadaan ketinggian.
Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin OTO.KR02.014.01
Buku Informasi 16/16
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine
Gambar 10:
Sensor Aliran Udara Tipe Flap
Sensor teridiri dari sebuah flap di dalam rongga udara yang akan terbuka bila terdapat
aliran udara yang melewati. Flap dihubungkan ke tahanan geser (potensio meter) dan
ini menyediakan sebuah sinyal tegangan bervariasi ke ECU yang dihubungkan
dengan aliran udara.
Sebuah saluran by-pass mengijinkan sejumlah kecil udara masuk tanpa diukur. Pada
idle jumlah udara ini digunakan untuk mangatur campuran dan memungkinkan
penyetelan CO atau campuran idle.
Apabila sekrup campuran di putar masuk udara yang mengalir akan berkurang dan
campuran kaya, sebaliknya jika diputar keluar udara bertambah dan campuran miskin.
Peredam flap mencegah terjadinya getaran flap selama perubahan cepat jumlah aliran
udara. Banyak jenis ini dilengkapi dengan sensor temperatur udara yang terpasang
didalam dan beberapa terpasang sebuah switch untuk memutar pompa bahan bakar
ketika aliran udara masuk.
Gambar 11
Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin OTO.KR02.014.01
Buku Informasi 17/16

More Related Content

What's hot

20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
Eko Supriyadi
 
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (2)
Eko Supriyadi
 
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
Eko Supriyadi
 
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (2)
Eko Supriyadi
 
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)
Eko Supriyadi
 
20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (2)
Eko Supriyadi
 
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)
Eko Supriyadi
 
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (1)
Eko Supriyadi
 
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
Eko Supriyadi
 
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
Eko Supriyadi
 
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
Eko Supriyadi
 
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (1)
Eko Supriyadi
 
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
Eko Supriyadi
 
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (1)
Eko Supriyadi
 
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (3)
Eko Supriyadi
 
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
Eko Supriyadi
 
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (2)
Eko Supriyadi
 
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
Eko Supriyadi
 
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)
Eko Supriyadi
 
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (3)
Eko Supriyadi
 

What's hot (20)

20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
 
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (2)
 
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (2)
 
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)
 
20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (2)
 
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)
 
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (1)
 
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
 
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
 
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
 
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (1)
 
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (1)
 
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (2)
 
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
 
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)
 
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 

Viewers also liked

20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)
Eko Supriyadi
 
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
Eko Supriyadi
 
20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (3)
Eko Supriyadi
 
40 002-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 002-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (1)40 002-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 002-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (1)
Eko Supriyadi
 
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
Eko Supriyadi
 
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
Eko Supriyadi
 
30 001-2-pelatihan cbt otomotif power train (3)
30 001-2-pelatihan cbt otomotif power train (3)30 001-2-pelatihan cbt otomotif power train (3)
30 001-2-pelatihan cbt otomotif power train (3)
Eko Supriyadi
 

Viewers also liked (11)

20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
 
20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
40 002-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 002-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (1)40 002-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 002-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (1)
 
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
30 001-2-pelatihan cbt otomotif power train (3)
30 001-2-pelatihan cbt otomotif power train (3)30 001-2-pelatihan cbt otomotif power train (3)
30 001-2-pelatihan cbt otomotif power train (3)
 
Pembacaan dan pemahaman gambar teknik
Pembacaan dan pemahaman gambar teknikPembacaan dan pemahaman gambar teknik
Pembacaan dan pemahaman gambar teknik
 
SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI
SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI
SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI
 
Pencemaran lingkungan dan kesehatan
Pencemaran lingkungan dan kesehatanPencemaran lingkungan dan kesehatan
Pencemaran lingkungan dan kesehatan
 
Teknik Produksi Migas - Proses Produksi Migas
Teknik Produksi Migas - Proses Produksi MigasTeknik Produksi Migas - Proses Produksi Migas
Teknik Produksi Migas - Proses Produksi Migas
 

Similar to 20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)

20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
Eko Supriyadi
 
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
Eko Supriyadi
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)
Eko Supriyadi
 
40 001-6-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 001-6-pelatihan cbt otomotif chasis (3)40 001-6-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 001-6-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
Eko Supriyadi
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-13-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-13-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-13-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-13-i (1)
Eko Supriyadi
 
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
Eko Supriyadi
 
40 003-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 003-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (1)40 003-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 003-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (1)
Eko Supriyadi
 
40 002-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 002-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (3)40 002-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 002-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (3)
Eko Supriyadi
 
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)
Eko Supriyadi
 
40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
Eko Supriyadi
 
40 001-3-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 001-3-pelatihan cbt otomotif chasis (3)40 001-3-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 001-3-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
Eko Supriyadi
 
40 001-2-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 001-2-pelatihan cbt otomotif chasis (1)40 001-2-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 001-2-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
Eko Supriyadi
 
40 001-5-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 001-5-pelatihan cbt otomotif chasis (3)40 001-5-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 001-5-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
Eko Supriyadi
 
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
Eko Supriyadi
 
50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
Eko Supriyadi
 
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
Eko Supriyadi
 

Similar to 20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (1) (16)

20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)
 
40 001-6-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 001-6-pelatihan cbt otomotif chasis (3)40 001-6-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 001-6-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-13-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-13-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-13-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-13-i (1)
 
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
40 003-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 003-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (1)40 003-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 003-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (1)
 
40 002-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 002-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (3)40 002-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 002-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (3)
 
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)
 
40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
 
40 001-3-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 001-3-pelatihan cbt otomotif chasis (3)40 001-3-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 001-3-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
 
40 001-2-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 001-2-pelatihan cbt otomotif chasis (1)40 001-2-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 001-2-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
 
40 001-5-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 001-5-pelatihan cbt otomotif chasis (3)40 001-5-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 001-5-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
 
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
 
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
 

More from Eko Supriyadi

Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa ArabKamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
Eko Supriyadi
 
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017 Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
Eko Supriyadi
 
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori BloomKata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
Eko Supriyadi
 
Permendikbud nomor 16 tahun 2019 salinan
Permendikbud nomor 16 tahun 2019   salinanPermendikbud nomor 16 tahun 2019   salinan
Permendikbud nomor 16 tahun 2019 salinan
Eko Supriyadi
 
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka KreditnyaBuku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
Eko Supriyadi
 
1. menguasai karakteristik peserta didik
1. menguasai karakteristik peserta didik1. menguasai karakteristik peserta didik
1. menguasai karakteristik peserta didik
Eko Supriyadi
 
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnyaJabatan fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnya
Eko Supriyadi
 
Panduan penilaian sd desember 2016
Panduan penilaian sd desember 2016Panduan penilaian sd desember 2016
Panduan penilaian sd desember 2016
Eko Supriyadi
 
Model model pembelajaran kurikulum 2013
Model model pembelajaran kurikulum 2013Model model pembelajaran kurikulum 2013
Model model pembelajaran kurikulum 2013
Eko Supriyadi
 
Lk pengamatan praktik pembelajaran sd
Lk pengamatan praktik pembelajaran sdLk pengamatan praktik pembelajaran sd
Lk pengamatan praktik pembelajaran sd
Eko Supriyadi
 

More from Eko Supriyadi (20)

Metode pembelajaran
Metode pembelajaranMetode pembelajaran
Metode pembelajaran
 
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa ArabKamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
 
Hots templates 2019
Hots templates  2019Hots templates  2019
Hots templates 2019
 
Buku penilaian hots
Buku penilaian hotsBuku penilaian hots
Buku penilaian hots
 
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017 Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
 
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori BloomKata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
 
Permendikbud nomor 16 tahun 2019 salinan
Permendikbud nomor 16 tahun 2019   salinanPermendikbud nomor 16 tahun 2019   salinan
Permendikbud nomor 16 tahun 2019 salinan
 
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka KreditnyaBuku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
 
1. menguasai karakteristik peserta didik
1. menguasai karakteristik peserta didik1. menguasai karakteristik peserta didik
1. menguasai karakteristik peserta didik
 
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnyaJabatan fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnya
 
Teori x y
Teori   x yTeori   x y
Teori x y
 
Ppt penyusunan soal hots
Ppt  penyusunan soal  hotsPpt  penyusunan soal  hots
Ppt penyusunan soal hots
 
Personality plus
Personality plusPersonality plus
Personality plus
 
Pendidikan karakter P2KPTK2
Pendidikan karakter P2KPTK2Pendidikan karakter P2KPTK2
Pendidikan karakter P2KPTK2
 
Pendekatan saintifik
Pendekatan saintifikPendekatan saintifik
Pendekatan saintifik
 
Panduan penilaian sd desember 2016
Panduan penilaian sd desember 2016Panduan penilaian sd desember 2016
Panduan penilaian sd desember 2016
 
Model model pembelajaran kurikulum 2013
Model model pembelajaran kurikulum 2013Model model pembelajaran kurikulum 2013
Model model pembelajaran kurikulum 2013
 
Lk telaah rpp sd 2017
Lk telaah rpp sd 2017Lk telaah rpp sd 2017
Lk telaah rpp sd 2017
 
Lk pengamatan praktik pembelajaran sd
Lk pengamatan praktik pembelajaran sdLk pengamatan praktik pembelajaran sd
Lk pengamatan praktik pembelajaran sd
 
Literacy mh
Literacy mhLiteracy mh
Literacy mh
 

20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)

  • 1. BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF KENDARAAN RINGAN ENGINE KERJA SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN OTO.KR02.014.01 MODUL 1 DARI 2 BUKU INFORMASI
  • 2. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine Daftar Isi Halaman Bagian – 1 2 Pendahuluan 2 Definisi Pelatih, Peserta Pelatihan dan Pelatihan 2 Disain Modul 2 Isi Modul 3 Pelaksanaan Modul 3 Hasil Pelatihan 5 Pengenalan 5 Prasyarat 5 Pengakuan Kompetensi Tertentu (RCC) 5 Keselamatan Kerja 6 Bagian - 2 7 Prosedur Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin Operasi 7 • Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin Operasi 7 • Karburator Sederhana 8 • Karburator Ruang Pencampur Banyak 11 • Pengaturan Tekanan Bahan Bakar 13 • Tipe – tipe Pengukur Aliran Udara 15 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia OTO.KR02.014.01 Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin OTO.KR02.014.01 Buku Informasi 2/16
  • 3. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine Bagian - 1 Pendahuluan Modul ini terdiri dari tiga buku petunjuk yaitu Buku Informasi, Buku Kerja dan Buku Penilaian. Ketiga buku tersebut saling berhubungan dan menjadi referensi Modul Pelatihan. Berikut ini adalah Buku Informasi. Modul Pelatihan ini menggunakan Pelatihan Berbasis Kompetensi sebagai pendekatan untuk mendapatkan keterampilan yang sesuai di tempat kerja. Pelatihan Berbasis Kompetensi memfokuskan pada keterampilan seseorang yang harus dimilki di tempat kerja. Fokusnya adalah pada pencapaian keterampilan dan bukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengikuti pelatihan. Modul Pelatihan ini berdasarkan pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) adalah pernyataan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diakui secara nasional yang diperlukan untuk penanganan perbaikan disektor otomotif. Modul Pelatihan ini terutama digunakan sebagai Kriteria Penilaian terhadap Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) OTO.KR02.014.01 Definisi Pelatih, Peserta Pelatihan dan Pelatihan Pada modul Pelatihan ini, seseorang yang menyampaikan materi pelatihan lebih dikenal sebagai Pelatih. Di sekolah-sekolah, institusi-institusi dan pusat-pusat pelatihan, orang tersebut lebih dikenal dengan sebutan guru, instruktur, pembimbing atau sebutan lainnya. Berkaitan dengan keterangan di atas, seseorang yang berusaha mencapai kemampuan disebut sebagai Peserta Pelatihan. Pada sekolah-sekolah, institusi- institusi dan pusat-pusat pelatihan, orang tersebut lebih dikenal dengan sebutan siswa, murid, pelajar, peserta, atau sebutan lainnya. Pelatihan adalah proses pengajaran yang berlangsung di sekolah, institusi ataupun Balai Latihan Kerja. Disain Modul Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual/mandiri : • Pelatihan Klasikal adalah pelatihan yang disampaikan oleh seorang pelatih. • Pelatihan Individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih. Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin OTO.KR02.014.01 Buku Informasi 3/16
  • 4. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine Isi Modul Buku Informasi Buku Informasi ini adalah sumber untuk pelatih dan peserta pelatihan yang berisi : • informasi yang dibutuhkan oleh peserta pelatihan sebelum melaksanakan praktek kerja. Buku Kerja Buku Kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktek baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual/mandiri. Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi: • kegiatan-kegiatan akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi • kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan. • kegiatan penilaian untuk menilai pengetahuan peserta pelatihan • kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktek kerja. Buku Penilaian Buku Penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : • kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan • metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan • sumber-sumber yang dapat digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan • semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja • petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktek • catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan. Pelaksanaan modul Pada Pelatihan Klasikal, pelatih akan : • menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan • menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan • menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan • memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban/tanggapan dan menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku Kerja • menggunakan Buku Penilaian untuk menilai jawaban/tanggapan dan hasil-hasil peserta pelatihan pada Buku Kerja. Pada Pelatihan Individual/mandiri, peserta pelatihan akan : Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin OTO.KR02.014.01 Buku Informasi 4/16
  • 5. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine • menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan • menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja • memberikan jawaban pada Buku Kerja • mengisikan hasil tugas praktek pada Buku Kerja • memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh Pelatih. Definisi Istilah-istilah yang digunakan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Prasyarat Kompetensi yang dibutuhkan sebelum memulai suatu kompetensi tertentu. Elemen-elemen Kompetensi Tugas-tugas yang harus dilakukan untuk mencapai suatu keterampilan. Kriteria Unjuk Kerja Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk menunjukkan keterampilan pada setiap elemen. Rentang Variabel Ruang lingkup materi dan persyaratan yang memenuhi kriteria unjuk kerja yang ditetapkan. Petunjuk Penilaian Merupakan petunjuk bagaimana peserta pelatihan dinilai berdasarkan kriteria unjuk kerja. Konteks Merupakan penjelasan tentang dari mana, bagaimana dan metode penilaian apa yang seharusnya digunakan. Aspek-aspek yang diperlukan Menentukan kegiatan inti yang harus dinilai. Persyaratan Level Literasi dan Numerasi Persyaratan Modul Literasi Level 1 dan Numerasi Level 1 Level Literasi 1 Kemampuan untuk membaca, memahami dan menghasilkan teks dasar. 2 Kemampuan untuk memahami hubungan yang kompleks pada teks dan memahami informasi lisan dan tulisan yang diberikan. 3 Kemampuan untuk menulis, menganalisa kritik dan mengevaluasi teks. Level Numerasi 1 Kemampuan untuk menggunakan simbul-simbul dasar, diagram, istilah secara matematik dan dapat memahami konteks serta dapat mengkomunikasikan secara matematik. 2 Kemampuan untuk menguji, memahami dan menggunakan konsep Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin OTO.KR02.014.01 Buku Informasi 5/16
  • 6. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine matematik yang kompleks pada batasan konteks. 3 Kemampuan untuk menganalisa kritik, mengevaluasi dan menggunakan simbol-simbol matematik, diagram, chart dan teori-teori yang kompleks. Hasil Pelatihan Menjelaskan kerja dari Sistem Bahan Bensin. • Menjelaskan kerja dari sistem bahan bakar karburator • Menjelaskan kerja sistem injeksi bahan bakar. • Menjelaskan kerja dari semua komponen-komponen sistem bahan bakar bensin. Pengenalan Untuk memahami sistem bahan bakar bensin kendaraan, merupakan hal penting peserta pelatihan menjadi terbiasa dengan komponen-komponen dan kerja dari berbagai macam rancangan pada kendaraan-kendaraan saat ini . Sistem-sistem tersebut memerlukan perawatan berkaitan dengan jadwal-jadwal pembuat dan kondisi kerja kendaraan. Prasyarat Sebelum mengikuti modul ini, peserta pelatihan harus sudah menyelesaikan modul berikut ini : • OTO.KR01.016.01 - Mengikuti Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja • OTO.KR01.017.01 - Penggunaan dan Pemeliharaan Peralatan dan Perlengkapan Tempat Kerja Pengakuan Kompetensi Tertentu (RCC) Jika seorang peserta menyatakan dia mampu/cakap dalam menyelesaikan tugas- tugas yang ditentukan pada hasil pelatihan, dia harus dapat membuktikan kemampuannya kepada pelatih. Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin OTO.KR02.014.01 Buku Informasi 6/16
  • 7. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine Keselamatan Kerja Umum Baca dan patuhi peraturan keamanan dan kesehatan yang diberikan sebelum anda melaksanakan materi sistem pendingin dalam modul ini. Ringkasan materi yang terdapat dalam modul OTO.KR01.016.01 - Mengikuti Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Ikuti petunjuk perawatan untuk Peralatan dan Perlengkapan Praktek di lingkungan tempat kerja. Ingatlah selalu petunjuk tersebut, saat melaksakan kegiatan modul ini. Pribadi Ikuti langkah-langkah pencegahan demi keamanan seperti yang tertera dalam modul OTO.KR01.016.01 - Mengikuti Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Ringkasan peraturan: Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin OTO.KR02.014.01 Buku Informasi 7/16
  • 8. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine Bagian - 2 Prosedur Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin Operasi Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin Operasi Perbandingan udara dan bahan bakar. Bahan bakar dan udara tercampur bersama dalam karburator,campuran tersebut dilihat dari jumlah udara yang tercampur dengan bahan bakar, sebagai contoh : perbandingan 12:1 berarti 12 bagian berupa udara pada satu bagian bahan bakar. Bagian tersebut selalu diukur dalam berat. sehingga untuk setiap 1 kg bahan bakar diperlukan 12 kg udara untuk menghasilkan perbandingan 12:1 Campuran bahan bakar untuk berbagai kondisi. • Start dingin. 8 : 1 • Ekonomi pada kecepatan menegah 14 – 15 – 1. • Tenaga maksimum 12,5 – 13,5 : 1. • Kecepatan idle 12, - 14 : 1 (kurang lebih). Sebuah campuran yang lebih gemuk / kaya dari 15 ; 1, seperti 12 : 1 harus berarti bahwa beberapa bahan bakar tidak terbakar dengan keseluruhan dan terbuang lewat saluran buang. Pabrik harus menerapkan pengurus campuran yang akan mengurangi polusi gas buang. Tekanan Atmosfir. Semua molekul udara menekan ke bawah sebagai efek grafitasi. Pada tingkat permukaan air laut tekanan udara berkisar 101,3 kPa. Tekanan ini kenyataannya bervariasi pada kondisi – kondisi (musim) yang berbeda, jika permukaan meningkat tekanan atmosfer minimum. Biasanya pengukur dikalibrasi dengan angka 0 (nol) untuk membaca tekanan atmosfer, tetapi beberapa alat ukur menunjukkan 101,3 kpa pada tekanan atmosfer. Hal tersebut mengacu pada alat ukur tekanan absolut. Vakum / Tekanan Negativ Ketika tekanan udara turun dibawah tekanan atmosfer disebut vakum atau daerah tekanan rendah (negativ). Sebuah kevakuman yang sebenarnya adalah dimana tidak ada udara (atau takanan). Hal ini terukur sebagai : - 101,3 kpa atau 0 kpa (absolut) Tekanan atmosfer akan selalu mencoba untuk mengisi sebuah kevakuman atau daerah tekanan rendah. Kerja Venturi Venturi adalah sebuah penghambat dalam bagian aliran udara. Hal ini dimaksudkan untuk menibulkan kecepatan aliran udara meningkat dan hasil lainnya sebuah penurunan tekanan. Penurunan tekanan untuk memasukkan bahan bakar dari ruang pelampung dan bercampur dengan udara yang melalui venturi. Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin OTO.KR02.014.01 Buku Informasi 8/16
  • 9. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine Dengan sebuah peningkatan kecepatan udara melalui venturi, kevakuman akan meningkat pangkat dua dengan meningkatnya kecepatan udara, sebagai contoh, jika kecepatan udara meningkat ganda nilai kevakuman akan meningkat empat kali, dan jika kecepatan udara meningkat tiga kali nilai kevakuman meningkat sembilan kali. Karburator Sederhana Gambar 1: Karburator sederhana menyalurkan sebuah peningkatan campuran kaya dengan sebuah peningkatan kecepatan udara, semacam karbuartor sesuai hanya untuk mesin – mesin yang dirancang bekerja pada kecepatan dan beban tetap. Karburator terlihat diatas adalah tipe tabung rata (plain tube) dengan sebuah venturi tunggal. Posisi – Posisi Karburator Karburator – karburator digolongkan berkaitan dengan bagaimana karburator tersbeut diletakkan pada saluran : 1. Arus naik (tidak umum pada penggunaan otomotif) 2. Arus datar. 3. Arus turun. Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin OTO.KR02.014.01 Buku Informasi 9/16
  • 10. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine Gambar 2: Gas buang (Emission) Engin Sebuah kerja engin pada perbandingan Stoichiometric dengan pembakaran lengkap akan menghasilkan sejumlah air dan karbondioksida. Reaksi kimianya sebagai berikut: 2C2 H6 + 7O2 ⇒ 4CO2 + 6H2O Hal tersebut diterima atau bebas gas beracun. Jika campuran terlalu kaya tidak diterima atau gas buang beracun, terbentuk dari bahan bakar yang tidak terbakar (HC) dan karbon monoksida (CO) akan dihasilkan. Tempertur tinggi dalam proses pembakaran menghasilkan zat Nitrogen Oksida (NOx) dan kerja kendaraan pada bahan bakar bertimah akan menghasilakn zat – zat timah (Pb). Kelengkapan Pemati – Putaran Dengan pabrik - pabrik yang menggunakan campuran sangat kurus untuk mengurangi gas buang, karburator menyebabkan engin cenderung “hidup” atau “diseseling” setelah dimatikan. Penyebab dari hal ini adalah temperatur tinggi yang dihasilkan oleh campuran kurus yang menghasilkan karbon di dalam kepala silinder cukup panas untuk menyalakan pemasukan bahan bakar dan udara ketika sistem pengapian dimatikan. Untuk mencegah terjadinya hal ini pabrik telah menggunakan berbagai cara seperti: Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin OTO.KR02.014.01 Buku Informasi 10/16
  • 11. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine Katup penutup (selenoid) bahan bakar idel. Gambar 3: Pada sistem ini sebuah katup selenoid mengoperasikan plunyer penutup bahan bakar ke sistem idel ketika sistem pengapian kunci kontak dimatikan (diOFF-kan) Ketika sistem pengapian (kunci kontak) di ON-kan, katup selenoid bekerja dengan menarik plunyer yang mengijinkan bahan bakar mengalir kesaluran idle dan engin dapat berputar idel. Katup selenoid pengatur matinya mesin. Gambar 4: Ketika saklar di ON – kan katup selenoid menutup mencegah masuknya udara. Engin akan dapat dapat hidup normal. Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin OTO.KR02.014.01 Buku Informasi 11/16
  • 12. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine Ketika saklar di OFF- kan katup selenoid membuka dan katup mengijinkan udara masuk ke saluran masuk. Udara tersebut menyebabkan campuran terlalu kurus sampai titik dimana engin tidak akan hidup. Selenoid pemati idel. Gambar 5: Perpaduan dari campuran kurus, kecepatan idel tinggi dan temperatur panas menghasilkan kecenderungan terjadinya engin “hidup” atau “dieseling” ketika kunci kontak di OFF-kan. Selenoid pemati idel merupakan saklar ON – OFF yang mengatur kecepatan idel engin dengan cara memegang katup gas terbuka. Hal ini diatur dari kunci kontak pengapian. Untuk mengijinkan selenoid pemati idel siap kerja, biasanya dengan membuka katup gas paling sedikit setengah setelah meng-ON-kan kunci kontak. Katup selenoid tidak cukup kuat untuk membuka katup gas dengan sendirinya, hal ini karena kondisi berhenti katup gas. Katup selenoid pemati idel ter-reset untuk keperluan kecepatan idel. Ketika kunci kontak di OFF-kan, selenoid menutup rapat sekali katup gas sehingga mencegah campuran bahan bakar udara masuk dan mencegah engin hidup. Karburator Ruang Pencampur Banyak a. Katup – katup terbuka bersama. Beberapa karburator dua ruang pencampur dirancang katup gasnya membuka bersama – sama. Pada karburator ini katup – katupnya sama dan tidak digolongkan sebagai ruang pencampur primer dan sekunder. Kedua sistem memiliki sistem yang sama dan karburator ini sama halnya dengan karburator tunggal dengan ruang pencampur yang besar. Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin OTO.KR02.014.01 Buku Informasi 12/16
  • 13. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine b. Karburator katup – katup terbuka bertingkat. Banyak karburator dengan ruang pencampur banyak bekerja dengan sistem pembukaan bertingkat. Pada karburator ini katup primer bekerja dari idle sampai kecepatan menengah keatas. Katup skunder bekerja menyusul pada kecepatan dan beban tinggi. Kegunaan dari karburator ini untuk memungkinkan pengukuran secara teliti dari udara dan bahan bakar menggunakan venturi pada kecepatan rendah, dan pada waktu yang bersamaan dimungkinkan hambatan yang rendah untuk aliran udara pada kecepatan tinggi ketika katup primer dan sekunder bekerja (terbuka). Pengoperasian dari katup sekunder (katup kedua) Ada dua macam pengoperasian, yaitu secara mekanikal atau dengan kevakuman venturi: 1. Kerja Mekanikal Sewaktu katup primer ¾ terbuka sambungan bersinggungan dengan katup sekunder. Kedua katup sekarang bekerja besama dan keduanya terbuka penuh bersama. Katup – katup udara tertarik terbuka ketika aliran udara dalam katup sekunder mendadak tinggi. Terdapat pemberat padanya dan akan tertutup pada kecepatan rendah. Fungsi dari katup – katup udara adalah untuk meyakinkan bahwa terdapat aliran udara yang kurang banyak dalam katup primer. Untuk mengoperasikan venturi dan meyakinkan aliran bahan bakar, Jika katup terbuka pada kecepatan rendah, tanpa katup –katup udara semua katup akan terbuka terlalu lebar, pada saat ini putaran mesin rendah dan terlalu banyak udara kurang bensin, campuran terlalu kurus mesin mati. Gambar 6: Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin OTO.KR02.014.01 Buku Informasi 13/16
  • 14. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine 2. Kerja Vakum. Gambar 7: Sambungan katup sekunder dihubungkan ke sebuah diafragma, terhubung ke sebuah saluran vakum di venturi primer. Ketika katup primer terbuka ¾ terdapat aliran udara yang tinggi lewat venturi primer menghasilkan cukup kevakuman untuk menggerakkan diafragma dan katup sekunder dibuka. Pengaturan Tekanan Bahan Bakar Regulator tekanan terletak pada rail bahan bakar dan menghasilakn fungsi sangat penting yaitu menjaga tekanan pemberian bahan bakar yang tetap ke injektor pada semua kondisi kerja engin. Jumlah penyemprotan bahan bakar diatur oleh waktu lamanya injektor bekerja (diberi arus) dan juga untuk menjaga pemberian tekanan bahan bakar ke injektor tetap. Bagaimanapun jika tekanan bahan bakar di jaga tetap pada tekanan atmosfer, beberapa perubahan kevakuman disaluran masuk (yang mana bahan bakar disemprotkan) akan menyebabkan jumlah penginjeksian berubah sedikit bersamaan dengan waktu injektor bekerja. Agar menyelesaikan masalah ini, regulator tekanan dikontrol dengan kevakuman saluran masuk, tekanan dipertahankan 250 kpa lebih tinggi dari tekanan negativ, sebagai hasil ketepatan pengukuran jumlah penyemprotan bahan bakar untuk kondisi kerja engin yang bervariasi. Dengan berdasar ketepatan tekanan bahan bakar pada tekanan saluran masuk, tekanan penyemprotan relatif dapat dijaga dan jumlah bahan bakar tersemprot ditetapkan dengan panjang waktu katup injektor terbuka. Bahan bakar tidak digunakan sebagai hasil dari pengaturan tekanan dikembalikan ke tangki bahan bakar dengan jalan saluran pengembali. Pembilasan terus menerus pada aliran sistem bahan bakar memungkinkan pemberian bahan bakar dingin terus menerus. Hal ini membantu pencegahan terjadinya Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin OTO.KR02.014.01 Buku Informasi 14/16
  • 15. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine penguapan bahan bakar pada saluran/pipaa bahan bakar dan menjamin kebaikan kemampuan start dingin. Gambar 8 Regulator Tekanan Terdiri dari rumah baja yang didalamnya terdapat diafragma yang berpegas melawan pembukaan katup tekanan. Tekanan kerja diset dengan pegas yang dipasangkan dengan kekuatan tertentu dan tidak dapat disetel. Ruang berpegas tertutup rapat dan dihubungkan dengan saluran masuk melalui pipa, Dengan demikian penurunan tekanan saluran masuk dapat digunakan sebagai acuan untuk penyesuaian pembukaan katup jarum injektor sehingga perbandingannya tetap, karena tekanan bahan bakar akan kurang ketika penurunan tekanan saluran masuk terjadi. Hal ini untuk meyakinkan bahwa jumlah bahan bakar tersemprot hanya tergantung pada lama pembukaan katup injektor. Sejak tekanan saluran masuk dapat berbeda dengan tekanan atmosfer dan kira–kira 70 kpa dibawah atmosfer, pengukuran tekanan ruang bahan bakar akan keliru antara 180 – 250 kpa. Pada daerah diatas permukaan laut sekitar 180 kpa ketika idle, dan sekitar 250 kpa pada beban penuh atau dengan engin stasiones. Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin OTO.KR02.014.01 Buku Informasi 15/16
  • 16. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine Gambar 9: Waktu kerja injektor Seperti yang telah disebutkan dimuka, jumlah bahan bakar dikontrol oleh jumlah waktu lamanya sinyal ke injektor. Internal waktu ini terantung lebar pulsa dari ECU dan diukur dalam mili-detik (perseribu detik). Pada idle lebar pulsa 2 – 3 mili-detik (ms), pada beban menengah sekitar 5 – 12 ms dan pada beban penuh sekitar 15 ms. Tipe – tipe Pengukur Aliran Udara MAP (Maifold Absolute Pressure) Sensor (Sensor Tekanan Saluran Masuk) Sensor MAP ini terletak diruang engin dan terhubung kesaluran masuk dengan slang. Hal ini memungkinkan sensor membaca perubahan tekanan udara didalam saluran masuk. Sensor mengirim sebuah sinyal / informasi ke ECU sebagai sebuah perubahan tegangan atau perubahan frekwensi dari tekanan absolut (bukan alat ukur) di dalam saluran masuk. Catatan : Bahwasanya sensor tersebut diacukan sebagai sensor tekanan – tekanan terbesar terjadi pada tekanan atmosfer (katup terbuka lebar dan engin mati), sehingga hal ini nyata – nyata mengukur tekanan dibawah atmosfer (atau sedotan / vakum) di dalam saluran masuk. Sensor menunjukkan tekanan absolut pada saluran masuk, dan ECU menggunakan sebagai informasi untuk menghitung jumlah udara yang masuk ke engin. Hal ini juga mengukur tekanan atmosfer pada waktu engin dihidupkan, memungkinkan sistem menyesuaikan perubahan kondisi cuaca dan keadaan ketinggian. Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin OTO.KR02.014.01 Buku Informasi 16/16
  • 17. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine Gambar 10: Sensor Aliran Udara Tipe Flap Sensor teridiri dari sebuah flap di dalam rongga udara yang akan terbuka bila terdapat aliran udara yang melewati. Flap dihubungkan ke tahanan geser (potensio meter) dan ini menyediakan sebuah sinyal tegangan bervariasi ke ECU yang dihubungkan dengan aliran udara. Sebuah saluran by-pass mengijinkan sejumlah kecil udara masuk tanpa diukur. Pada idle jumlah udara ini digunakan untuk mangatur campuran dan memungkinkan penyetelan CO atau campuran idle. Apabila sekrup campuran di putar masuk udara yang mengalir akan berkurang dan campuran kaya, sebaliknya jika diputar keluar udara bertambah dan campuran miskin. Peredam flap mencegah terjadinya getaran flap selama perubahan cepat jumlah aliran udara. Banyak jenis ini dilengkapi dengan sensor temperatur udara yang terpasang didalam dan beberapa terpasang sebuah switch untuk memutar pompa bahan bakar ketika aliran udara masuk. Gambar 11 Kerja Sistem Bahan Bakar Bensin OTO.KR02.014.01 Buku Informasi 17/16