SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Download to read offline
BAB V
                 TATA BAHASA DALAM PENULISAN LAPORAN

        Pernahkan anda mendengar kalimat “bahasa yang baik dan benar”? Apa
maksudnya? Menurut Seksi Bahasa Indonesia (1991), bahasa yang baik adalah “bahasa
yang efektif dalam menyampaikan suatu maksud”; sedangkan menurut Arifin dan Tasai
(1985), bahasa yang baik adalah “bahasa yang mempunyai nilai rasa yang tepat dan sesuai
dengan situasi pemakaiannya”. Bahasa yang benar menurut Arifin dan Tasai (1985) adalah
bahasa yang “mematuhi kaidah-kaidah bahasa yang berlaku”.
        Bahasa yang baik tidak selalu harus benar secara kaidah, tetapi yang terpenting
komunikatif. Keefektifan komunikasi lebih banyak ditentukan oleh keserasian bahasa itu
dengan situasinya (waktu, tempat, dan orang yang diajak bicara). Sebaliknya, bahasa yang
benar kaidah-kaidahnya belum tentu bahasa yang baik. Kita akan merasa janggal bila
mendengar obrolan sekelompok mahasiswa di kantin seperti bahasa seorang ilmuwan yang
sedang ceramah di suatu seminar (bahasa baku), atau mendengar seorang ilmuwan yang
sedang ceramah di suatu seminar (yang seharusnya menggunakan bahasa baku)
menggunakan bahasa seperti seorang awam yang sedang ngobrol di kantin (Seksi Bahasa
Indonesia, 1991).
        Di dalam menulis laporan ilmiah, kita harus menggunakan bahasa yang baik.
Bahasa yang baik diperlukan karena faktor penting dalam menulis laporan penelitian
adalah fungsi komunikatif yang diemban oleh peneliti. Laporan yang dibuat, bukan
diperuntukkan bagi peneliti sendiri, tetapi sebagai alat berkomunikasi dengan orang lain.
Oleh sebab itu, bentuk penulisan laporan ilmiah harus disesuaikan dengan jenis pembaca
yang dituju. Jika ditujukan kepada masyarakat umum, bahasa yang digunakan haruslah
sederhana dan mudah dimengerti sehingga istilah-istilah asing atau istilah teknis sebaiknya
tidak disajikan. Hal ini berbeda dengan laporan ilmiah untuk masyarakat ilmiah yang
banyak menyajikan istilah teknis atau istilah asing. Selain harus menggunakan bahasa yang
baik, di dalam menulis laporan ilmiah kita harus menggunakan bahasa yang benar karena
laporan ilmiah adalah tulisan yang menyajikan fakta umum yang diperoleh melalui
prosedur ilmiah dan ditulis menurut metodologi penulisan ilmiah.

Perhatikan contoh-contoh berikut (Arifin dan Tasai, 1985):

Contoh 1:
Kuda makan rumput
Kalimat ini benar karena memenuhi sebuah kalimat secara struktur, yaitu ada S, P, dan O.

Contoh 2:
Rumput makan kuda
Kalimat ini benar secara struktur karena ada S, P, dan O., tetapi dari segi makna tidak
benar karena tidak mendukung makna yang baik.

Contoh 3 :
Seorang mahasiswa sedang mengobrol dengan seorang petani yang tidak sekolah di suatu
desa terpencil. Mahasiswa tersebut bertanya kepada petani, “Motif apa yang melandasi
Bapak untuk menanam pohon di pinggiran sungai ini ?”

Kalimat ini benar secara struktur, ada S, P, dan O, tetapi kurang baik karena dinilai terlalu
formal dan mungkin saja kurang difahami oleh petani tersebut.

                     Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman   1
KAIDAH-KAIDAH BAHASA INDONESIA YANG BENAR

I. EJAAN
       Penulisan laporan ilmiah dalam Bahasa Indonesia harus mengacu kepada kaidah
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang diresmikan pada tanggal 16 Agustus
1972 oleh Presiden Republik Indonesia. Ejaan ialah keseluruhan peraturan bagaimana
melambangkan bunyi-bunyi ujaran, bagaimana menempatkan tanda-tanda baca, bagaimana
memenggal suatu kata, dan bagaimana menggabungkan kata. Dari segi bahasa, ejaan
adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi bahasa (kata, kalimat) dalam
bentuk tulisan (huruf-huruf dan tanda baca). Ejaan Bahasa yang Disempurnakan
mencakupi lima pokok berikut (lihat lampiran V-A mengenai Ejaan yang disempurnakan,
lampiran V-B mengenai , dan lampiran V-C mengenai ) :

A. PEMAKAIAN HURUF
     a. Abjad
     b. Huruf vokal
     c. Huruf konsonan
     d. Huruf diftong
     e. Gabungan huruf konsonan
     f. Pemenggalan kata

B. PENULISAN HURUF
     a. Penulisan huruf besar atau huruf kapital
     b. Penulisan huruf miring

C. PENULISAN KATA
     a. Kata dasar
     b. Kata turunan atau kata berimbuhan
     c. Kata ulang
     d. Gabungan kata
     e. Kata ganti ku, kau, mu, dan nya
     f. Kata depan di, ke, dari
     g. Kata sandang si dan sang
     h. Partikel
     i. Singkatan dan akronim
     j. Angka dan lambang bilangan

D. PENULISAN UNSUR-UNSUR SERAPAN

E. PEMAKAIAN TANDA BACA
      a.   Titik                                      h.   Tanda Petik Tunggal
      b.   Koma                                       i.   Tanda Tanya
      c.   Titik koma                                 j.   Tanda Seru
      d.   Titik dua                                  k.   Tanda Kurung
      e.   Tanda Hubung                               l.   Tanda Kurung Siku
      f.   Tanda Pisah                                m.   Garis miring
      g.   Tanda Petik




                   Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman   2
CATATAN PENTING PENULISAN KATA :
Kesalahan-kesalahan penulisan kata yang sering dijumpai adalah :
1. Penanggalan awalan me-
   Penanggalan awalan me- pada judul berita dalam surat kabar diperbolehkan. Namun,
   dalam teks beritanya awalan me- harus eksplisit.
   Contoh :
     Salah                                Benar
    • Amerika Serikat luncurkan pesawat • Amerika       Serikat    meluncurkan
      bolak-balik Columbia.                 pesawat bolak-balik Columbia.
    • Jaksa Agung periksa mantan Presiden • Jaksa Agung memeriksa mantan
      Soeharto.                             Presiden Soeharto.

2. Penanggalan awalan ber-
   Kata-kata yang berawalan ber-sering meninggalkan awalan ber-. Padahal, awalan ber-
   harus dieksplisitkan secara jelas.
   Contoh :
     Salah                                     Benar
    • Sampai jumpa lagi.                       • Sampai berjumpa lagi.
    • Pendapat saya beda dengan pendapatnya. • Pendapat saya berbeda dengan
    • Kalau Saudara tidak keberatan, saya akan   pendapatnya.
      meminta     saran    Saudara     tentang • Kalau Saudara tidak berkeberatan,
      penyusunan proposal penelitian.            saya akan meminta saran Saudara
                                                 tentang penyusunan proposal
                                                 penelitian.

3. Peluluhan bunyi /c/
   Kata dasar yang diawali bunyi /c/ sering menjadi luluh apabila mendapat awalan me-.
   Padahal, sesungguhnya bunyi /c/ tidak luluh apabila mendapat awalan me-.
   Contoh :
     Salah                                         Benar
    • Wakidi sedang menyuci mobil.                • Wakidi sedang mencuci mobil.
    • Rini lebih menyintai Bobi daripada Roy.     • Rini lebih mencintai Bobi daripada
                                                    Roy.

4. Bunyi /s/, /k/, /p/, dan /t/ yang tidak luluh
   Kata dasar yang bunyi awalnya /s/, /k/, /p/, dan /t/ sering tidak luluh jika mendapat
   awalan me- atau pe-. Padahal, menurut kaidah baku bunyi-bunyi itu harus lebur
   menjadi bunyi sengau.
   Contoh :
    Salah                                 Benar
   • Eksistensi Indonesia sebagai negara • Eksistensi Indonesia sebagai negara
     pensuplai      minyak      sebaiknya penyuplai       minyak     sebaiknya
     dipertahankan.                        dipertahankan.
   • Bangsa Indonesia mampu mengkikis • Bangsa Indonesia mampu mengikis
     habis paham komunis sampai ke akar- habis paham komunis sampai ke akar-
     akarnya.                              akarnya.

                    Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman   3
Contoh (lanjutan)
     Salah                                         Benar
    • Eksistensi Indonesia sebagai negara         • Eksistensi Indonesia sebagai negara
      pensuplai       minyak     sebaiknya          penyuplai      minyak     sebaiknya
      dipertahankan.                                dipertahankan.
    • Bangsa Indonesia mampu mengkikis            • Bangsa Indonesia mampu mengikis
      habis paham komunis sampai ke akar-           habis paham komunis sampai ke akar-
      akarnya.                                      akarnya.
    • Semua warga negara harus mentaati           • Semua warga negara harus menaati
      peraturan yang berlaku.                       peraturan yang berlaku.

   Kaidah peluluhan s, k, p, dan t tidak berlaku pada kata-kata yang dibentuk dengan
   gugus konsonan.

   Contoh :
   Traktor mentraktor
   Proklamasi memproklamasikan

5. Awalan ke- yang keliru
   Pada kenyataan sehari-hari, kata-kata yang seharusnya berawalan ter- sering diberi
   berawalan ke-. Hal ini disebabkan oleh kekurangcermatan dalam memilih awalan yang
   tepat. Umumnya, kesalahan itu dipengaruhi oleh bahasa daerah (Jawa/Sunda).
   Contoh :
     Salah                                         Benar
    • Pengendara motor itu meninggal karena       • Pengendara motor itu meninggal
      ketabrak oleh metro mini.                     karena tertabrak oleh metro mini.
    • Dompet saya tidak kebawa karena waktu       • Dompet saya tidak terbawa karena
      berangkat, saya tergesa-gesa.                 waktu berangkat, saya tergesa-gesa.
    • Mengapa kamu ketawa terus?                  • Mengapa kamu tertawa terus?

   Awalan ke- hanya dapat menempel pada kata bilangan, misalnya : kedua, ketiga,
   kesepuluh, keseribu. Selain di depan kata bilangan, awalan ke- tidak dapat dipakai.
   Pengecualian terdapat pada kata kekasih, kehendak, dan ketua.

6. Pemakaian Akhiran –ir
   Pemakaian akhiran –ir sangat produktif dalam penggunaan bahasa Indonesia sehari-
   hari. Padahal, dalam bahasa Indonesia baku, untuk padanan akhiran –ir adalah –asi atau
   –isasi.
   Contoh :
     Salah                                      Benar
    • Saya sanggup mengkoordinir kegiatan itu. • Saya     sanggup     mengkoordinasi
    • Sukarno-Hatta memproklamirkan negara kegiatan itu.
      Republik Indonesia.                      • Sukarno-Hatta     memproklamasikan
                                                 negara Republik Indonesia.

   Perlu diperhatikan, akhiran –asi atau –isasi pada kata-kata lelenisasi, turinisasi,
   neonisasi, radionisasi, pompanisasi, dan koranisasi merupakan bentuk yang salah
   karena pada dasarnya bukan kata serapan dari bahasa asing. Kata-kata itu harus

                    Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman   4
diungkapkan menjadi usaha peternakan lele, usaha penanaman turi, usaha pemasangan
   neon, gerakan memasyarakatkan radio, gerakan pemasangan pompa, dan usaha
   memasyarakatkan koran.

7. Padanan yang tidak serasi
   Karena pemakai bahasa kurang cermat memilih padanan kata yang serasi, yang muncul
   dalam pembicaraan sehari-hari adalah padanan yang tidak sepadan atau tidak serasi.
   Hal itu terjadi karena dua kaidah bahasa bersilang, atau bergabung dalam sebuah
   kalimat.
   Contoh :
     Salah                                      Benar
    • Karena modal di bank terbatas sehingga • Karena modal di bank terbatas, tidak
      tidak     semua      pengusaha     lemah semua pengusaha lemah memperoleh
      memperoleh kredit.                         kredit.
                                               • Modal di bank terbatas sehingga tidak
                                                 semua pengusaha lemah memperoleh
                                                 kredit.
    • Apabila pada hari itu saya berhalangan • Pada hari itu saya berhalangan hadir,
      hadir, maka rapat akan dipimpin oleh Sdr. maka rapat akan dipimpin oleh Sdr.
      Daud.                                      Daud.
                                               • Apabila pada hari itu saya berhalangan
                                                 hadir, rapat akan dipimpin oleh Sdr.
                                                 Daud.
    • Walaupun       malam     tadi   bertugas • Walaupun malam tadi bertugas
      siskamling, tetapi ia masuk kantor juga siskamling, ia masuk kantor juga
      seperti biasa.                             seperti biasa.
                                               • Malam tadi bertugas siskamling, tetapi
                                                 ia masuk kantor juga seperti biasa.
    • disebabkan karena                        • disebabkan oleh
    • dan lain sebagainya                      • dan lain-lain atau dan sebagainya
    • karena……maka                             • karena/untuk/kalau saja tanpa diikuti
    • untuk…….maka                               maka atau maka saja tanpa didahului
    • kalau……..maka                              karena/untuk/kalau
    • meskipun….tetapi                         • meskipun saja tanpa disusul tetapi atau
                                                 tetapi saja tanpa didahului meskipun

8. Pemakaian kata depan, di, ke, dari, bagi, pada, daripada, dan terhadap
   Dalam pemakaian sehari-hari, pemakaian di, ke, dari, bagi, dan daripada sering
   dipertukarkan.
   Contoh :
     Salah                                     Benar
    • Putusan     daripada    pemerintah  itu • Putusan pemerintah itu melegakan hati
      melegakan hati rakyat.                    rakyat.
    • Meja ini terbuat daripada kayu.         • Meja ini terbuat dari kayu.
    • Neny lebih cerdas dari Vina             • Neny lebih cerdas daripada Vina
    • Sepeda motornya dititipkan di saya • Sepeda motornya dititipkan pada saya
      selama ia sedang belajar.                 selama ia sedang belajar.
    • Saya tiba ke Bank Indonesia tepat pukul • Saya tiba di Bank Indonesia tepat
      08.00.                                    pukul 08.00.

                    Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman   5
9. Pemakaian akronim
   Kita membedakan istilah “singkatan” dengan “bentuk singkat”. Yang dimaksud dengan
   singkatan ialah PLO, UI, dan lain-lain. Yang dimaksud dengan bentuk singkat ialah lab
   (laboratorium), memo (memorandum), dan lain-lain.
   Pemakaian akronim dan singkatan dalam bahasa Indonesia kadang-kadang tidak
   teratur. Singkatan IBF mempunyai dua makna, yaitu International Boxing Federation
   atau International Badminton Federation. Oleh sebab itu, pemakaian akronim dan
   singkatan sedapat mungkin dihindari karena menimbulkan berbagai tafsiran terhadap
   akronim atau singkatan itu. Singkatan yang dapat dipakai adalah singkatan yang sudah
   umum dan maknanya telah mantap. Walaupun demikian, agar tidak terjadi kekeliruan
   kalau hendak mempergunakan bentuk akronim atau singkatan dalam suatu artikel atau
   makalah sejenis dengan itu, akronim atau singkatan itu lebih baik didahului oleh
   bentuk lengkapnya.

10. Penggunaan kata “kesimpulan”, “keputusan”, “pelayanan”, dan “pemukiman”
   Contoh :
     Kurang rapi                         Rapi
    • Karya ilmiah harus mengandung bab • Karya ilmiah harus mengandung bab
      pendahuluan, analisis, dan kesimpulan.
                                          pendahuluan, analisis, dan simpulan.
    • Sesuai dengan keputusan pemerintah, bea
                                        • Sesuai dengan putusan pemerintah, bea
      masuk barang mewah dinaikkan menjadimasuk barang mewah dinaikkan
      20%.                                menjadi 20%.
    • Petugas Puskesmas di sana kurang  • Petugas Puskesmas di sana kurang
      memberikan pelayanan yang memuaskan.memberikan         layanan        yang
                                          memuaskan.
    • Paman saya sudah membeli rumah di • Paman saya sudah membeli rumah di
      pemukiman Puri Giri Indah.          permukiman Puri Giri Indah.

11. Penggunaan kata yang hemat
    Salah satu ciri pemakaian bahas yang efektif adalahpemakaian bahasa yang hemat kata,
    tetapi padat isi. Namun, dalam komunikasi sehari-hari sering dijumpai pemakaian kata
    yang tidak hemat (boros).
   Berikut daftar kata yang sering digunakan tidak hemat :
     Boros                                         Hemat
    • sejak dari                                  • sejak atau dari
    • agar supaya                                 • agar atau supaya
    • demi untuk                                  • demi atau untuk
    • adalah merupakan                            • adalah atau merupakan
    • seperti…dan sebagainya                      • seperti atau dan sebagainya
    • misalnya…dan lain-lain                      • misalnya atau dan lain-lain
    • antara lain…..dan seterusnya                • antara lain atau dan seterusnya
    • tujuan daripada pembangunan                 • tujuan pembangunan
    • mendeskripsikan tentang hambatan            • mendeskripsikan hambatan
    • berbagai faktor-faktor                      • berbagai faktor
    • daftar nama-nama peserta                    • daftar nama peserta
    • mengadakan penelitian                       • meneliti
    • dalam rangka untuk mencapai tujuan          • untuk mencapai tujuan

                    Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman   6
Boros                                            Hemat
    • berikhtiar dan berusaha untuk                  • berusaha mengawasi
      memberikan pengawasan
    • mempunyai pendirian                            • berpendirian
    • melakukan penyiksaan                           • menyiksa
    • menyatakan persetujuan                         • menyetujui
    • apabila….., maka                               • apabila….., tanpa kata penghubung
    • walaupun …… , namun                            • walaupun …… , tanpa kata namun
    • berdasarkan…, maka                             • berdasarkan…, tanpa maka
    • karena…sehingga                                • karena…tanpa sehingga, atau tanpa
                                                       karena …….. sehingga
    • namun demikian                                 • namun, tanpa demikian
                                                      walaupun demikian
    • sangat..sekali                                 • sangat tanpa sekali, atau sekali tanpa
                                                       sangat


12. Analogi
    Kata petinju yang artinya orang yang biasa bertinju, bukan orang yang biasa meninju,
    berkorelasi dengan bertinju. Tetapi kata peski, peselancar, pegolf, petenis, peboling
    tidak dibentuk dari berski, berselancar, bergolf, bertenis. Kata baku yang benar adalah
    bermain ski, bermain selancar, bermain golf, dan bermain tenis.


13. Bentuk jamak dalam bahasa Indonesia
    Dalam pemakaian sehari-hari kadang-kadang orang salah menggunakan bentuk jamak
    dalam bahasa Indonesia sehingga terjadi bentuk yang rancu atau kacau. Bentuk jamak
    dalam bahasa Indonesia dilakukan dengan cara sebagai berikut :

   •   Bentuk jamak dengan melakukan pengulangan kata yang bersangkutan
       Contoh : kuda-kuda, meja-meja, buku-buku
   •   Bentuk jamak dengan menambahkata bilangan
       Contoh : beberapa meja, sekalian tamu, semua buku, dua tempat, sepuluh komputer
   •   Bentuk jamak dengan menambah kata bantu jamak
       Contoh : para tamu
   •   Bentuk jamak dengan menggunakan kata ganti orang
       Contoh : mereka, kami, kita, kalian

   Dalam pemakaian kata sehari-hari orang cenderung memilih bentuk jamak asing dalam
   menyatakan jamak dalam bahasa Indonesia.
   Contoh :
     Bentuk tunggal                                   Bentuk jamak
    • datum                                          • data
    • alumnus                                        • alumni
    • alim                                           • ulama


                       Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman   7
14. Ungkapan idiomatik
    Ungkapan idiomatik adalah konstruksi yang khas pada suatu bahasa yang salah satu
    unsurnya tidak dapat dihilangkan atau diganti. Ungkapan idiomatik adalah kata-kata
    yang mempunyai sifat yang tidak terkena kaidah ekonomi bahasa.
    Ungkapan yang bersifat idiomatik terdiri atas dua atau tiga kata yang dapat
    memperkuat diksi di dalam tulisan.
   Contoh :
     Salah                                  Benar
    • bertemu                              • bertemu dengan
      Menteri Dalam Negeri bertemu Presiden Menteri Dalam Negeri                   bertemu
      Gus Dur.                               dengan Presiden Gus Dur.
    • sehubungan                           • ehubungan dengan
    • berhubungan                          • berhubungan dengan
    • sesuai                               • sesuai dengan
    • bertepatan                           • bertepatan dengan
    • sejalan                              • sejalan dengan
    • terdiri                              • terdiri atas/dari
    • terjadi atas                         • terjadi dari
    • disebabkan karena                    • disebabkan oleh
    • membicarakan tentang                 • berbicara tentang
    • tergantung kepada                    • tergantung pada
    • menemui kesalahan                    • menemukan kesalahan
    • menjalankan hukuman                  • menjalani hukuman




                   Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman    8
CATATAN PENTING TANDA BACA
Karangan selalu berupa bahasa yang tertulis. Dalam beberapa hal bahasa tertulis tidak
sama dengan bahasa lisan. Banyak alat-alat bahasa seperti lagu, jeda, tinggi rendah suara,
tekanan suara, dsb., yang sukar digambarkan dalam bahasa yang tertulis. Untuk
melengkapi kekurangan itu maka orang membuat tanda baca. Dengan adanya tanda baca
tersebut diharapkan penuturan yang tertulis itu dapat dipahami pembaca sebaik-baiknya.

Contoh :
Bandingkan kedua kalimat berikut!
   • Celana batik sarung Bugis Bapak dijual murah
   • Celana batik, sarung Bugis, Bapak! Dijual murah!

Tanda baca hanya digunakan sehemat-hematnya atau apabila memang perlu benar sebab
terlampau banyak tanda baca akan menghambat kelancaran membaca. Poerwadarminta
(1984) menyarankan bahwa tanda baca itu hendaklah dipakai dengan perasaan. Jadi
perasaan penulis sendirilah yang menentukan pemakaian tanda baca itu.

Berikut fungsi utama dari tanda baca yang penting :
• Titik
   Dipakai sebagai tanda bahwa kalimat telah selesai. Jadi tugas pokoknya sebagai
   pengunci kalimat, baik kalimat berita, tanya ataupun seru. Sesudah tanda titik dimulai
   dengan huruf besar.

•   Koma
    Tanda koma paling sering dipakai dalam tulis-menulis. Tanda koma hendaknya dipakai
    dengan hemat. Tugas pokok tanda koma ialah untuk menyatakan jeda sejenak.

•   Titik koma
    Hubungan kalimat yang panjang-panjang sebenarnya boleh ditandai dengan koma,
    tetapi kadang-kadang, lebih-lebih jika makna kalimat yang terdahulu bertentangan
    dengan kalimat yang berikut, sering juga diberi tanda titik-koma.

•   Titik dua
    Terutama sekali digunakan untuk menyatakan perincian berbagai hal, benda, dsb.

•   Garis miring
    Kadang-kadang dipakai untuk menyatakan aatau (salah satu).
    Contoh :
    Rupiah/dolar, maksudnya rupiah atau dolar.

•   Tanda kurung ( )
    Untuk menyatakan bahwa yang dituliskan di dalam kurung itu di luar hubungan
    kalimat. Jadi hanya dipakai sebagai penjelasan atau keterangan saja.




                    Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman   9
II. TATA KATA
       Tata kata adalah ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk bentuk kata serta
pengaruh perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata; atau tata kata
mempelajari seluk beluk kata fungsi perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik
maupun fungsi semantik.

Perubahan fungsi gramatik
Kelas kata gunting (kelas kata benda) tidak sama dengan kelas kata menggunting (kelas
kata kerja)

Perubahan fungsi semantik (arti)
Kata gunting, menggunting, digunting, guntingan mempunyai makna yang berbeda-beda.


III. TATA KALIMAT
       Tata kalimat adalah ilmu bahasa yang membicarakan mengenai struktur kalimat
baku dan efektif. Menurut Arifin dan Tasai (1985), kalimat adalah “satuan bahasa terkecil,
dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh”. Dalam ragam
resmi, formal atau baku, baik lisan maupun tulisan, suatu kalimat sekurang-kurangnya
harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Kalau tidak memiliki unsur subjek dan unsur
predikat, pernyataan itu bukan kalimat tetapi disebut frasa.

     Kalau dilihat dari hal predikat, kalimat-kalimat dalam bahasa Indonesia ada dua
macam, yaitu :
• Kalimat-kalimat yang berpredikat kata kerja (umumnya lebih banyak)
• Kalimat-kalimat yang berpredikat bukan kata kerja

Tugas 1
Pilihlah mana yang merupakan kalimat dan mana yang bukan! Bagaimana caranya?
a. Berdiri aku di senja senyap.
b. Mendirikan pabrik baja di Cilegon.
c. Berenang itu menyehatkan kita.
d. Karena sangat tidak manusiawi.
e. Dalam ruang itu memerlukan tiga buah kursi.
f. Singa yang menerkam kambing itu.
g. Mahasiswa yang meninggalkan ruang kuliah.
h. Pertemuan untuk memilih ketua baru.
i. Perajin yang ulet akan memetik hasil yang memuaskan.
j. Seminar untuk memperoleh masukan tentang konservasi alam.
k. Kesenian Bali yang sudah terkenal di mancanegara.


Tugas 2
Kesimpulan apa yang anda dapatkan setelah mengerjakan tugas 1?


JENIS KALIMAT MENURUT STRUKTURNYA
       Menurut strukturnya, kalimat bahasa Indonesia dapat berupa kalimat tunggal atau
majemuk. Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa (minimal terdiri dari
satu subjek dan satu predikat), sedangkan kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki

                    Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman   10
dua atau lebih klausa. Kalimat majemuk dapat diperoleh dengan memperluas kalimat
tunggal atau menggabungkan dua atau lebih kalimat tunggal. Tipe-tipe kalimat majemuk
adalah : bersifat setara (koordinatif), tidak setara (subordinatif) ataupun campuran.

Contoh kalimat tunggal :
1. Mahasiswa berdiskusi.
2. Dosen itu ramah.
3. Harga buku itu sepuluh ribu rupiah.
4. Tinggalnya di Palembang.
5. Mereka menonton film.
6. Paman mencarikan saya pekerjaan.
7. Rustam peneliti.

Tugas 3 :
Tentukan mana Subyek dan mana Predikat dari kalimat tunggal di atas!

Setiap kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata pada
unsur-unsurnya. Dengan menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya itu, kalimat akan
menjadi panjang (lebih panjang daripada kalimat asalnya), tetapi masih dapat dikenali
unsur utamanya.

Tugas 4 :
Coba buat perluasan kalimat tunggal yang ada pada contoh di atas!


Catatan :
Pemerluas kalimat itu, antara lain terdiri atas :
1. Keterangan tempat : di sini, dalam ruangan, dll.
2. Keterangan waktu : setiap hari, kemarin sore, dll.
3. Keterangan alat : dengan sendok, dengan wesel pos, dll.
4. Keterangan modalitas : harus, barangkali, seyogyanya, sesungguhnya, sepatutnya, dll.
5. Keterangan cara : dengan hati-hati, seenaknya saja, selekas mungkin, dengan tergesa-
    gesa, dll.
6. Keterangan aspek : akan, sedang, sudah, dan telah.
7. Keterangan tujuan : agar bahagia, supaya tertib, untuk anaknya, bagi kita, dll.
8. Keterangan sebab : karena tekun, sebab berkuasa, lantaran panik, dll.
9. Frasa yang.
10. Keterangan aposisi, yaitu keterangan yang sifatnya saling menggantikan : Sutiyoso,
    Gubernur DKI Jakarta, dll.


Tugas 5 :
Tentukan subjek, predikat, objek, dan keterangan pada kalimat-kalimat berikut dengan
menggarisbawahi bagian-bagian tersebut!
1. Mereka juga ingin mengetahui nilai tukar valuta asing.
2. Pembelian dalam jumlah besar sering dilakukan dengan menggunakan cek atau kartu
   kredit.
3. Di Wall Street, New York, komputer menyimpan informasi tentang transaksi dagang
   sampai hal yang sekecil-kecilnya.
4. Selama dua minggu tidak terjadi suatu apa pun.

                    Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman   11
5. Jaksa Agung, Marzuki Darusman, lamban dalam menangani pemeriksaan terhadap
    mantan Presiden Soeharto.
 6. Hutomo Mandala Putra, putra bungsu mantan Presiden Soeharto, terbelit utang sebesar
    Rp3,39 triliun yang harus dibayarkan kepada Ditjen Bea dan Cukai berkaitan dengan
    mobil timor.
 7. Pada bulan Mei 1998 para mahasiswa, sebagai pelopor reformasi, berhasil
    menumbangkan rezim Orde baru di bawah kepemimpinan Soeharto.
 8. Empat tahun yang lalu terjadilah apa yang kita cemaskan selama ini.
 9. Mereka menyadari sepenuhnya keadaan masa reformasi ini.
10. Di Indonesia terjadi pemekaran daerah provinsi yang terdiri atas kabupaten, daerah
    tingkat II.
11. Kecemasan terhadap bahaya narkoba mempunyai alasan yang kuat bagi seorang ibu
    yang anaknya berkuliah di perguruan tinggi.
12. Lengkung columna vertebralia dapat diperiksa dengan mengamati kontur lateral
    punggung.


 TIPE-TIPE KALIMAT MAJEMUK :
 a. Kalimat Majemuk Setara (Koordinatif)
    Terjadi dari dua kalimat tunggal atau lebih. Dikelompokkan menjadi :
    •   Majemuk setara penjumlahan        dihubungkan dengan kata dan atau serta
        Contoh :
        Kami membaca dan mereka menulis.
    •   Majemuk setara pertentangan       dihubungkan dengan kata tetapi
        Contoh :
        Amerika dan Jepang tergolong negara maju, tetapi Indonesia tergolog negara
        berkembang.
    •   Majemuk setara perurutan      dihubungkan dengan kata lalu dan kemudian
        Contoh :
        Upacara serah terima pengurus koperasi sudah selesai, lalu Pak Amin membacakan
        doa selamat.
    •   Majemuk setara pemilihan       dihubungkan dengan kata atau.
        Contoh :
        Kita bisa membayar iuran televisi di kantor pos terdekat atau petugas menagihnya
        ke rumah kita.

    Catatan :
    Kalimat majemuk setara rapatan
    Yaitu merapatkan dua atau lebih kalimat tunggal. Yang dirapatkan adalah unsur subjek
    atau unsur objek yang sama. Dalam hal seperti ini, unsur yang sama cukup disebutkan
    satu kali.

    Contoh :
    Kami berlatih, bertanding, dan berhasil menang.



                     Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman   12
b. Kalimat Majemuk Tidak Setara (Subordinatif)
   Kalimat yang terdiri dari induk kalimat (berisi inti gagasan) dan anak kalimat (pertalian
   gagasan dengan hal-hal lain).
  Contoh :
  Apabila engkau ingin melihat bak mandi panas, saya akan membawamu ke hotel-hotel
  besar.
  Anak kalimat :
  Apabila engkau ingin melihat bak mandi panas.
  Induk kalimat :
  Saya akan membawamu ke hotel-hotel besar.


  Catatan :
  Penanda anak kalimat adalah :
  Walaupun, meskipun, sungguhpun, karena, apabila, jika, kalau, sebab, agar, supaya,
  ketika, sehingga, setelah, sesudah, sebelum, kendatipun, sekalipun, bahwa, bahwa, dll.


  Tugas 6 :
  Tunjukkan induk kalimat dan anak kalimat pada kalimat majemuk taksetara berikut
  dengan menggarisbawahi bagian-bagian tersebut!

   1. Karena komputer bekerja cepat dalam mengolah data, produksi dapat dengan segera
      disesuaikan dengan laju permintaan.
   2. Suatu perhitungan akan lebih mudah dipahami jika disajikan dalam bentuk grafik.
   3. Ketika memberikan keterangan kepada wartawan, Menteri Perindustrian dan
      Perdagangan tampak cukup letih.
   4. Kita berusaha memberantas hama wereng coklat dengan berbagai upaya agar
      swasembada beras yang sudah dicpai dapat dipertahankan.
   5. Mereka bertekad untuk mencapai puncak gunung itu walaupun berbagai tantangan
      menghadang mereka.


   Kalimat majemuk taksetara yang berunsur sama
   Kalimat majemuk taksetara dapat dirapatkan andaikata unsur-unsur subjeknya sama.
   Contoh :
   Kami sudah lelah.
   Kami ingin pulang.
      Karena sudah lelah, kami ingin pulang (BENAR)
      Karena kami sudah lelah, ingin pulang (SALAH)
   Subjek ditekankan pada induk kalimat sehingga subjek pada anak kalimat boleh
   dihilangkan, dan bukan sebaliknya.

   Catatan :
   Jika dalam anak kalimat tidak terdapat subjek, itu berarti bahwa subjek anak kalimat
   sama dengan subjek induk kalimat.


                     Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman   13
Tugas 7 :
Tentukan apakah kalimat di bawah ini betul atau salah! Jika salah bagaimana
seharusnya?
1. Karena tidak melanggar hukum, ia menyetujui usul itu.
2. Setelah diganti dengan pita baru, mereka tidak mengalami kesukaran menggunakan
    mesin ketik itu.
3. Sebelum diletakkan di tengah ruangan, para pengawas terlebih dahulu memperbaiki
    kipas angin itu.
4. Jika sudah menerima biaya yang direncanakan, pembangunan gedung itu akan
    segera saya mulai.
5. Setelah membaca buku itu berulang-ulang, isinya dapat dipahami.
6. Karena sering digunakan untuk kegiatan kejahatan, kini para petugas melengkapi
    komputer dengan alat pengaman.
7. Karena sering kebanjiran, pemimpin unit tidak menyetujui lokasi itu.
8. Setelah menyaksikan sendiri hasil penemuan itu, pangkat Tsai Lun dinaikkan oleh
    Kaisar Cina, Ho Ti.
9. Sejak didirikan sampai sekarang, Pak Musa berkali-kali mengubah bentuk
    rumahnya.
10. Karena tidak bertemu dengan direktur, hadiah itu dititipkannya kepada pegawai tata
    usaha.
11. Karena terbukti bersalah, hakim ketua memberi hukuman empat tahun penjara
    untuk terdakwa.
12. Sambil beristirahat dari pekerjaan yang berat itu, buku cerita silat itu dibacany
    hingga selesai.


Penghilangan kata penghubung
Ada beberapa kalimat majemuk taksetara rapatan yang mencoba mengadakan
penghematan dengan menghilangkan penanda anak kalimat sehingga kalimat itu
menjadi salah.

Contoh :
Membaca surat itu, saya sangat terkejut.
Anak kalimat        Induk kalimat

Kalau tidak ada penanda pada anak kalimat, kalimat majemuk itu tidak benar (tidak
baku). Seharusnya :

Setelah membaca surat itu, saya sangat terkejut.

Tugas 8 :
Tentukan apakah kalimat di bawah ini betul atau salah! Jika salah bagaimana
seharusnya?
1. Memasuki masa pensiun, ia merasa mempunyai waktu yang cukup untuk menolong
   orang banyak.
2. Menderita penyakit jantung, ia terpaksa berurusan dengan dokter.
3. Memasuki Pulau Bali, para pembawa Obor Persahabatan diterima oleh pembesar
   Bali.
4. Dipimpin wasit Muntoir dari Semarang dan disaksikan 90.000 penonton,
   pertandingan Persija dan Persib berlangsung imbang.

                 Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman   14
5. Berbicara masalah harga barang menjelang Lebaran tahun ini, kita merasa bangga
     karena kenaikannya masih dalam batas yang wajar.
  6. Dibandingkan dengan penampilan Ronaldo, penampilan Romario akhir-akhir ini
     kurang mengesankan.
  7. Tinggal di Madiun sepuluh tahun yang lalu, Rudi menyaksikan pesta massal itu.


c. Kalimat Majemuk Campuran
   Terdiri atas kalimat majemuk majemuk taksetara dan kalimat majemuk setara atau
   sebaliknya.

  Contoh :
  • Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.
    Anak kalimat                 Induk kalimat (kalimat setara)
     Bertingkat + setara
  • Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
    Induk kalimat (setara)                              Anak kalimat
     Setara + bertingkat


KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali
gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti ap yang ada dalam pikiran
pembicara atau penulis. Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi itu sehingga
kejelasan kalimat itu dapat terjamin.

Ciri-ciri kalimat efektif :
a. Kesepadanan
     Keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai.
     Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan
     kepaduan pikiran yang baik.
    Kesepadanan kalimat memiliki beberapa ciri, yaitu :
    • Memiliki subjek dan predikat yang jelas
      Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan
      menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai,
      tentang, mengenai, menurut, dll. di depan subjek.
      Contoh :
      Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (SALAH)
      Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (BENAR)

       Pengamatan yang dilakukan dengan cara menyebarkan angket yang berisi soal-soal
       matematika tentang penjumlahan dan pengurangan serta penulisan angka yang
       diketahui anak dengan waktu yang telah ditentukan. (SALAH)

       Pengamatan dilakukan dengan cara menyebarkan angket yang berisi soal-soal
       matematika tentang penjumlahan dan pengurangan serta penulisan angka yang
       diketahui anak dengan waktu yang telah ditentukan. (BENAR)


                    Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman   15
• Tidak terdapat subjek ganda
       Contoh :
       Soal itu saya kurang jelas. (SALAH)
       Soal itu bagi saya kurang jelas. (BENAR)

       Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen. (SALAH)
       Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen. (BENAR)

     • Kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
       Contoh :
       Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
       (SALAH)
       Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
       (BENAR)
       Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara
       pertama. (BENAR)

       Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda motor
       Suzuki. (SALAH)
       Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor
       Suzuki. (BENAR)
       Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor
       Suzuki. (BENAR)

     • Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
       Contoh :
       Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Bintang. (SALAH)
       Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Bintang. (BENAR)


b.   Keparalelan
     Kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat. Artinya, kalau bentuk pertama
     menggunakan kata nomina, bentuk kedua dan seterusnya harus menggunakan nomina.
     Kalau bentuk pertama menggunakan kata verba, bentuk kedua dan seterusnya harus
     menggunakan verba.

     Contoh :
     Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes. (SALAH)
     Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (BENAR)

     Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,
     memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
     (SALAH)
     Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,
     pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
     (BENAR)


                     Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman   16
c.   Ketegasan
     Suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat.
     Berbagai cara yang dapat dilakukan :
     • Meletakkan kata yang ditonjolkan di depan atau di awal kalimat.
       Contoh :
       Harapan Presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
       Penekanannya : Harapan Presiden
     • Membuat urutan kata bertahap.
       Contoh :
       Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
       kepada anak-anak terlantar.
     • Melakukan pegulangan kata.
       Contoh :
       Saya suka akan kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
     • Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
       Contoh :
       Anak itu tidak malas, tetai rajin.
     • Menggunakan partikel penekanan (penegasan).
       Contoh :
       Saudaralah yang bertanggung jawab.

d.   Kehematan
     Hemat menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.
     Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah
     kejelasan kalimat, tetapi membuang kata yang tidak perlu, sejauh tidak menyalahi
     kaidah tata bahasa.
     Beberapa cara dapat dilakukan :
     • Menghilangkan pengulangan subyek
        Contoh :
        Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa Presiden datang.
        (SALAH)
        Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa Presiden datang. (BENAR)
     • Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata
       Contoh :
       Ia memakai baju warna merah. (SALAH)
       Ia memakai baju merah. (BENAR)
     • Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat (bukan kalimat mubazir)
       Contoh :
       Sejak dari pagi dia bermenung. (SALAH)
       Sejak pagi dia bermenung. (BENAR)
       Dari pagi dia bermenung. (BENAR)
       Laboratorium sangat diperlukan sekali dalam percobaan itu. (SALAH)
       Laboratorium diperlukan sekali dalam percobaan itu. (BENAR)

                     Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman   17
• Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
       Contoh :
       Para tamu-tamu (SALAH), seharusnya para tamu atau tamu-tamu

e.   Kecermatan
     Kalimat tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata (bukan
     kalimat taksa)
     Contoh :
     Lukisan Abdullah dipajang di ruang pameran. (SALAH)
     Lukisan karya Abdullah dipajang di ruang pameran. (BENAR)

f.   Kepaduan
     Kepaduan pernyataan dalam kalimat sehingga informasi yang disampaikan tidak
     terpecah-pecah.
     Beberapa cirinya :
     • Tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berfikir yang tidak simetris
       hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.
       Kalimat panjang terjadi akibat penggabungan beberapa klausa (kalimat). Kalimat
       panjang tidak berarti salah. Akan tetapi, pembaca akan lebih mudah menangkap
       makna jika kalimat panjang tersebut dipenggal menjadi beberapa kalimat pendek.
       Contoh kalimat panjang dan bertele-tele :
       Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang
       telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar
       bertindak ke luar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang
       adil dan beradab.
       Contoh kalimat panjang yang tidak bertele-tele:
       Faktor lain yang datang dari luar diri siswa adalah cara guru menyampaikan materi
       atau memberikan serta menanamkan pemahaman konsep atau pengetahuan dalam
       matematika dan guru terlebih dahulu hendaknya menjelaskan dengan tepat suatu
       bahan atau materi tertentu agar siswa dalam belajar mempunyai pegangan atau
       tuntutan yang membuatnya belajar secara teratur.
       Seharusnya :
       Faktor lain yang datang dari luar diri siswa adalah cara guru menyampaikan materi
       atau memberikan serta menanamkan pemahaman konsep atau pengetahuan dalam
       matematika. Guru terlebih dahulu hendaknya menjelaskan dengan tepat suatu
       bahan atau materi tertentu. Hal ini agar siswa dalam belajar mempunyai pegangan
       atau tuntutan yang membuatnya belajar secara teratur.

     • Mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat
       yang berpredikat pasif persona.
       Contoh :
       Surat itu saya sudah baca. (SALAH)
       Surat itu sudah saya baca. (BENAR)

       Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan. (SALAH)
       Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan. (BENAR)


                     Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman   18
• Tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat
       kata kerja dan objek penderita.
        Contoh :
        Makalah ini akan membahas tentang kloning. (SALAH)
        Makalah ini akan membahas kloning. (BENAR)

g.   Kelogisan
     Ide kalimat dapat diterima akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
     Contoh :
     Dari 150 angket yang disebarkan, hanya 125 angket memberikan jawaban. (SALAH)
     Dari 150 angket yang disebarkan, hanya 125 responden memberikan jawaban.
     (BENAR)
     Dari 150 angket yang disebarkan, hanya 125 angket yang terkumpul. (BENAR)
     Waktu dan tempat kami persilakan. (SALAH)
     Bapak Menteri kami persilakan. (BENAR)
     Untuk mempersingkat waktu, kita teruskan acara ini. (SALAH)
     Untuk menghemat waktu, kita teruskan acara ini. (BENAR)
     Haryanto Arbi meraih juara pertama Jepang Terbuka. (SALAH)
     Haryanto Arbi meraih gelar juara pertama Jepang Terbuka. (BENAR)
     Hermawan Susanto menduduki juara pertama Cina Terbuka. (SALAH)
     Hermawan Susanto menjadi juara pertama Cina Terbuka. (BENAR)
     Mayat wanita yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di daerah
     tersebut. (SALAH)
     Sebelum meninggal, wanita yang mayatnya ditemukan itu sebelumnya sering mondar-
     mandir di daerah tersebut. (BENAR)


Catatan :
Hindarilah kalimat yang dipengaruhi bahasa daerah dan bahasa asing!
A. Kalimat pengaruh bahasa daerah
   Kalimat pengaruh bahasa daerah terjadi akibat masuknya unsur bahasa daerah ke
   dalam bahasa Indonesia. Pengaruh unsur bahasa daerah tersebut dapat berupa kosa
   kata, frase, atau struktur kalimat.
     Contoh :
     Tugas itu belum dikerjakan oleh saya. (pengaruh struktur bahasa Sunda)
     Tugas eta teu acan didamel ku abdi.
     Tugas itu belum saya kerjakan. (struktur baku)

B. Kalimat pengaruh bahasa asing
     Contoh :
     Dia tahu rumah makan di mana kita bisa mendapatkan minuman.
     (He knows a restaurant where we can get a drink.)
     seharusnya :
     Dia tahu rumah makan tempat kita (bisa) mendapatkan minuman.
     Dia tahu rumah makan yang di sana kita bisa mendapatkan minuman.


                     Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman   19
IV. PARAGRAF
4.1. DEFINISI PARAGRAF
        Bila kita ingin membicarakan sesuatu secara terinci, biasanya pembicaraan itu kita
bagi menjadi beberapa bagian. Misalnya, kita ingin membicarakan alat indera kita. Lebih
dahulu kita kemukakan alat indera itu terdiri atas beberapa bagian : mata, telinga, hidung,
lidah, dan kulit. Setelah itu, bagian-bagian tersebut kita rinci satu per satu; mata itu apa,
telinga itu apa, dst. Setiap bagian pembicaraan tentu akan merupakan kelompok kalimat.
Kelompok kalimat seperti itulah yang disebut paragraf.
        Apa itu paragraf? Menurut Arifin dan Tasai (1985), paragraf adalah sekumpulan
kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Topik paragraf adalah pikiran utama
atau apa yang menjadi pokok pembicaraan di dalam sebuah paragraf. Sekumpulan kalimat
dalam suatu paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam
membentuk gagasan atau topik tersebut. Tidak ada satu pun kalimat dari suatu paragraf
memperkatakan soal lain. Seluruhnya memperbincangkan satu masalah atau sekurang-
kurangnya bertalian erat dengan masalah itu. ”

Tugas 9
Buatlah suatu paragraf yang berisi topik :
• manfaat kebun binatang
• penyebab kebakaran hutan
• pentingnya sumber daya manusia dalam suatu organisasi
• kualitas pelayanan sebagai suatu daya saing perusahaan


4.2. SYARAT-SYARAT PARAGRAF YANG BAIK
Paragraf yang baik harus memiliki dua ketentuan, yaitu :
a. Kesatuan paragraf
   Dalam sebuah paragraf terdapat hanya satu pokok pikiran. Oleh sebab itu, kalimat-
   kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata secara cermat agar tidak satu pun
   kalimat yang menyimpang dari ide pokok paragraf itu. Kalau ada kalimat yang
   menyimpang dari pokok pikiran paragraf itu, paragraf menjadi tidak berpautan, tidak
   utuh. Kalimat yang menyimpang itu harus dikeluarkan dari paragraf.
   Rangka atau struktur sebuah paragraf terdiri atas sebuah kalimat topik dan beberapa
   kalimat penjelas. Kalimat topik adalah kalimat yang berisi topik yang dibicarakan
   pengarang. Karena topik paragraf adalah pikiran utama dalam sebuah paragraf, kalimat
   topik merupakan kalimat utama dalam paragraf itu. Apabila dalam sebuah paragraf
   terdapat lebih dari sebuah kalimat topik, paragraf itu tidak termasuk paragraf yang
   baik.
   Kalimat penjelas adalah kalimat yang memperjelas kalimat utama. Cara menjelaskan
   kalimat utama itu dapat dilakukan dengan cara mengulasnya, menyokong,
   menceritakan, atau memberikan definisi secara jelas.
   Kalimat utama harus bersifat umum, tidak mendetail. Ukuran keumuman sebuah
   kalimat terbatas pada paragraf itu saja. Adakalanya sebuah kalimat yang kita anggap
   umum akan berubah menjadi kalimat yang khusus apabila paragraf itu diperluas.
   Selain bersifat umum, kalimat utama harus kalimat ideal. Kalimat utama yang ideal
   adalah kalimat yang jelas maksudnya dan mudah dipahami. Pembicara tidak usah
   berfikir lama apa yang dimaksud oleh penulis. Biasanya kalimat yang mudah dipahami
   adalah kalimat yang sederhana, ringkas, dan tidak berbelit-belit.

                     Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman   20
Contoh kalimat membingungkan :
   Sistem pondasi cakar ayam penemuan almarhum Prof. Sedyatmo yang terkenal akhir-
   akhir ini di kalangan internasionl, terutama di negara Asean karena dipakai untuk
   membangun berbagai struktur di atas tanah lembek.

   Seharusnya :
   Sistem fondasi cakar ayam dipakai untuk membangun berbagai struktur di atas tanah
   lembek.

   Contoh kalimat mendetail :
   Penelitian ini memerlukan biaya yang banyak, waktu yang cukup, dan tenaga yang
   terampil agar selesai dengan memuaskan.

   Seharusnya :
   Penelitian ini memerlukan berbagai faktor agar selesai dengan memuaskan.


   Tugas 10 :
   Perhatikan paragraf berikut! Carilah kalimat yang tidak menunjukkan keutuhan
   paragraf!
   Jateng sukses. Kata-kata ini meluncur gembira dari pelatih regu Jateng setelah selesai
   pertandingan final Kejurnas Tinju Amatir, Minggu malam, di Gedung Olahraga
   Jateng, Semarang. Kota Semarang terdapat di pantai utara Pulau Jawa, ibu kota
   Provinsi Jateng. Peryataan itu dianggap wajar karena apa yang diimpi-impikan
   selama ini dapat terwujud, yaitu satu medali emas, satu medali perak, dan satu medali
   perunggu. Hal itu ditambah lagi oleh pilihan petinju terbaik yang jatuh ke tangan
   Jateng. Hasil yang diperoleh itu adalah prestasi paling tinggi yang pernah diraih oleh
   Jateng dalam arena seperti itu.

   Tugas 11:
   Carilah kalimat utama dari paragraf berikut! Buatlah kalimat yang bersifat lebih umum
   dari kalimat utama paragraf pertama!

   Setiap organisasi memiliki komponen manusia. Manusia tersebut berperan dalam
   pengaturan, pengoperasian, dan pengendalian organisasi. Tidak ada aktivitas yang
   bisa berjalan tanpa dukungan manusia.

   Penggemar seruling buatan Frederick Morgan bersedia menunggu lima belas tahun
   asal memperoleh sebuah seruling buatan Morgan. Pertengahan bulan Juli Morgan
   menghentikan pemesanan seruling karena terlalu banyak pihak yang memesan
   seruling buatannya. Memang dewasa ini Morgan tergolong ahli pembuat instrumen
   tiup kelas dunia.

b. Kepaduan paragraf
   Kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf harus kait-berkait satu dengan yang lainnya.
   Keterkaitan ini dapat dinyatakan secara eksplisit dengan kata sambung, atau secara
   implisit dengan hubungan pengertian. Bila syarat itu tidak terpenuhi, maka akan
   menghasilkan uraian yang tersendat-sendat. Pembaca menjadi bingung karenanya.
   Akhirnya maksud penulis dalam karangan itu tidak dapat dipenuhi sepenuhnya oleh
   pembaca.

                   Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman   21
Agar paragraf menjadi padu digunakan pengait paragraf yaitu berupa : 1) ungkapan
penghubung transisi, 2) kata ganti, 3) kata kunci (pengulangan kata yang dipentingkan)
(Arifin dan Tasai, 1985).

Beberapa kata transisi antara lain :
 Hubungan tambahan             lebih lagi, selanjutnya, tambahan pula, di samping itu,
                               lalu, berikutnya, demikian pula, begitu juga, di
                               samping itu, lagi pula.
 Hubungan pertentangan         akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun
                               demikian, sebaliknya, meskipun demikian, lain
                               halnya.
 Hubungan perbandingan         Sama dengan itu, dalam hal yang demikian,
                               sehubungan dengan itu.
 Hubungan akibat               oleh sebab itu, jadi, akibatnya, oleh karena itu, maka.
 Hubungan tujuan               untuk itu, untuk maksud itu
 Hubungan singkatan            singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya,
                               dengan kata lain, sebagai simpulan.
 Hubungan waktu                sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat
                               kemudian.
 Hubungan tempat               berdekatan dengan itu

Tugas 12 :
Perhatikan paragraf berikut! Carilah kata transisi dan jenisnya yang terdapat dalam
paragraf berikut!
Belum ada isyarat jelas bahwa masyarakat sudah menarik tabungan deposito mereka.
Sementara itu, bursa efek Indonesia mulai goncang dalam menampung serbuan para
pemburu saham. Pemilik-pemilik uang berusaha meraih sebanyak-banyaknya saham
yang dijual di bursa. Oleh karena itu, bursa efek berusaha menampung minat pemilik
uang yang menggebu-gebu. Akibatnya indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam
tempo cepat melampaui angka 100 %. Bahkan, kemarin IHSG itu meloncat ke tingkat
101, 828 persen.

Kata ganti terdiri dari :
• Kata ganti orang
   Menghindari penyebutan nama orang berkali-kali. Penyebutan nama orang berkali-
   kali dalam satu paragraf akan menimbulkan kebosanan serta menghilangkan
   keutuhan paragraf.
   Kata ganti orang terdiri dari :
   Kata ganti orang pertama : saya, aku, ku, kita, kami
   Kata ganti orang kedua : engkau, kau, kamu, mu, kamu sekalian
   Kata ganti orang ketiga : dia, ia, beliau, nya, mereka.

   Contoh :
   Rizal, Rustam, dan Cahyo adalah teman sekolah sejak sma hingga perguruna
   tinggi. Kini mereka sudah menyandang gelar dokter dari sebuah universitas negeri
   di Jakarta. Mereka merencanakan mendirikan suatu poliklinik lengkap dengan
   apoteknya. Mereka menghubungi saya dan mengajak saya bekerja sama. Saya
   menyetujui permintaan mereka.



                Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman   22
Catatan :
       Kata ganti orang hanya dipakai untuk menggantikan nama orang dan hal-hal yang
       dipersonifikasikan. Dalam hal ini, bentuk “nya” merupakan pengecualian karena
       bisa juga menggantikan benda yang tidak bernyawa.

       Perhatikan kalimat berikut :
       Pada tahun yang lalu India dilanda kelaparan. Ia mengharapkan uluran tangan
       negara lain. (PERSONIFIKASI)

       Sepatu saya sudah rusak. Saya harus segera menggantinya.

       Tugas 13 :
       Cek apakah kalimat di bawah ini benar atau salah! Jika dianggap salah bagaimana
       perbaikannya?
       1. Buku Sutan Takdir Alisjahbana banyak sekali. Beliau adalah budayawan
          yangsangat disegani.
       2. Hutan-hutang di Indonesia habis ditebangi oleh orang yang tidak bertanggung
          jawab. Mereka hanya mementingkan diri sendiri.
       3. Di mana-mana pabrik didirikan oleh konglomerat. Dengan demikian, mereka
          menganggap bahwa masalah pengangguran telah teratasi.

   •   Kata ganti yang lain
       Contoh : itu, ini, tadi, begitu, demikian, di situ, ke situ, di atas, di sana, di sini.
       Perhatikan kalimat-kalimat berikut!
       Itu asrama mereka. Mereka tinggal di situ sejak kuliah tingkat satu sampai dengan
       meraih gelar sarjana.

   •   Kata kunci
       Pengulangan kata-kata kunci ini perlu dilakukan dengan hati-hati (tidak terlalu
       sering)
       Perhatikan paragraf berikut! Coba cari kata kuncinya!
       Sampah selamanya selalu memusingkan. Berkali-kali masalahnya diseminarkan
       dan berkali-kali pula jalan pemecahannya dirancang. Namun, keterbatasan-
       keterbatasan yang kita miliki tetap menjadikan sampah sebagai masalah yang
       pelik. Pada waktu seminar-seminar itu berlangsung, penimbunan sampah terus
       terjadi.


4.3. TANDA PARAGRAF
       Sebuah paragraf dapat ditandai dengan memulai kalimat pertama agak menjorok ke
dalam, kira-kira dua sentimeter. Dengan demikian, para pembaca dapat dengan mudah
melihat permulaan tiap paragraf. Selain itu, sebuah paragraf dapat ditandai dengan
memberikan jarak agak renggang dari paragraf sebelumnya.


4.4. JENIS PARAGRAF BERDASARKAN POSISI ATAU URUTAN
       Berdasarkan posisi atau urutannya, paragraf dapat dibedakan atas :
1. Paragraf pembuka
    Paragraf ini merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai pada segala
    pembicaraan yang akan menyusul kemudian. Oleh sebab itu, paragraf pembuka harus

                      Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman     23
dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran
   pembaca kepada masalah yang akan disajikan selanjutnya. Salah satu cara untuk
   menarik perhatian ini adalah dengan mengutip pernyataan yang memberikan
   rangsangan dari para orang terkemuka atau orang yang terkenal.

2. Paragraf pengembang
   Paragraf pengembang ialah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dan
   paragraf terakhir sekali di dalam bab atau sub bab. Paragraf ini mengembangkan
   pokok pembicaraan yang dirancang atau mengemukakan inti persoalan yang akan
   dikemukakan. Oleh sebab itu, satu paragraf dan paragraf lain harus memperlihatkan
   hubungan yng serasi dan logis.

3. Paragraf penutup
   Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir bab atau sub bab. Biasanya,
   paragraf penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada
   bagian-bagian sebelumnya.


4.5. JENIS PARAGRAF BERDASARKAN PROSES BERFIKIR
Berdasarkan proses berfikir, paragraf dibagi menjadi:
a. Paragraf deduktif
   Kalimat pokok yang merupakan pernyataan umum atau kesimpulan ditempatkan pada
   awal paragraf. Kalimat-kalimat berikutnya merupakan penjelasan atau penjabaran ide
   yang dikemukakan pada kalimat pokok.

   Contoh :
   Arang aktif adalah sejenis arang yang diperoleh dari suatu pembakaran yang
   mempunyai sifat tidak larut dalam air. Arang ini dapat diperoleh dari pembakaran zat-
   zat tertentu, seperti ampas, tebu, tempurung kelapa, dan tongkol jagung. Jenis arang ini
   banyak digunakan dalam beberapa industri pangan atau nonpangan. Industri yang
   menggunakan arang aktif adalah industri kimia dan farmasi, seperti pekerjaan
   memurnikan minyak, menghilangkan bau yang tidak murni dan menguapkan zat yang
   tidak perlu.

b. Paragraf induktif
   Kalimat pokok yang merupakan pernyataan umum atau kesimpulan ditempatkan pada
   akhir paragraf. Dengan demikian, kalimat-kalimat yang merupakan penjelasan atau
   penjabaran pokok masalah ditempatkan pada awal paragraf.

    Contoh:
    Seorang pelukis bila melihat sawah yang terhampar luas sampai ke kaki gunung akan
    tergeraklah hatinya untuk melukis. Seorang insinyur pertanian ketika melihat sawah
    tersebut dalam pikirannya muncul berbagai gagasan bagaimana meningkatkan
    pengolahan sawah itu sehingga padinya meningkat. Seorang anak melihat sawah yang
    luas itu akan tergerak hatinya untuk segera membuat layang-layang sehingga dapat
    bermain layang-layang dengan penuh keasyikan. Jadi tanggapan dan sikap orang
    terhadap suatu objek bergantung pada keahlian, kesenangan, dan pengalamannya.




                    Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman   24
c. Secara deduktif-induktif
   Kalimat pokok ditempatkan pada awal dan juga pada akhir paragraf. Kalimat pokok
   pada akhir paragraf merupakan pengulangan kalimat pokok pada awal paragraf. Hal ini
   dimaksudkan untuk mempertegas suatu pernyataan. Cara pengungkapan ide pada
   kedua kalimat pokok itu mungkin saja berbeda, tetapi maksudnya sama. Perbedaan ini
   dimaksudkan selain variasi juga memperjelas pernyataan.
   Contoh :
   Tiap bahasa mempunyai sistem ungkapan dan makna yang khusus. Hal ini ditentukan
   oleh kerangka dalam pemikiran pemakai bahasa itu. Bahasa Indonesia, misalnya, tidak
   mengenal bentuk jamak dan tunggal, juga perubahan bentuk kata kerja berdasarkan
   perbedaan waktu. Bahasa Inggris tidak mengenal tata tingkat sosial. Bahasa Zulu tidak
   mengenal kata yang berarti “lembu” tetapi, mengenal kata yang berarti “lembu putih”,
   “lembu merah”, dan sebagainya. Berdasarkan hal ini para ahli bahasa mengatakan
   bahwa setiap bahasa mempunyai sistem fonologi, gramatika, dan makna yang khusus.

d. Secara deskriptif
   Kalimat pokok tidak tercantum secara eksplisit. Dengan membaca keseluruhan
   paragraf itu, kita dapat menyimpulkan apa yang menjadi kalimat pokok atau
   kesimpulan paragraf tersebut. Dengan kata lain, kalimat pokoknya tercermin pada
   semua kalimat paragraf itu.
   Contoh :
   Istana itu dibangun dengan arsitektur Eropa bercampur Arab. Luasnya sekitar 300
   meter persegi. Bangunan ini permanen, berlantai dua. Lantai bawah terbuat dari
   marmer yang didatangkan dari Cina. Seperlima bagian dindingnya sebelah dalam
   terbuat dari pualam. Keseluruhan bangunan ini dikerjakan arsitek asal Jerman selama
   dua tahun.


4.6. TEKNIK PENGEMBANGAN PARAGRAF
Ide utama pada kalimat pokok dijelaskan dengan berbagai cara yaitu :
a. Dengan memberikan contoh/fakta
   Kalimat utama disusul dengan kalimat penjelasan yang berupa contoh/fakta.
   Contoh :
   Kohesi dan adhesi memegang peranan penting dalam menentukan permukaan zat cair.
   Misalnya, sekeping kaca yang bersih permukaannya diletakkan mendatar. Jika setetes
   air diletakkan di atas permukaan kaca itu, melebarlah air itu. Hal itu terjadi karena
   adhesi air dengan kaca lebih kuat daripada kohesi air. Sebaliknya, bila tetesan air raksa
   tersebut membetuk bola, hal ini terjadi karena kohesi air raksa lebih kuat daripada
   adhesi air raksa dengan kaca.

b. Dengan memberikan alasan-alasan
   Kalimat utama disusul dengan kalimat penjelas yang menjelaskan sebab-sebab atau
   alasan-alasan logis mengapa demikian.
   Contoh :
   Membiasakan diri berolahraga setiap pagi banyak manfaatnya bagi seorang pegawai.
   Olahraga itu sangat perlu untuk mengimbangi kegiatan duduk berjam-jam di belakang
   meja kantor. Kalau tidak demikian, pegawai itu akan menderita beberapa penyakit
   karena tidak ada keseimbangan kerja otak dan kerja fisik. Kalau pegawai menderita

                    Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman   25
sakit, berarti dia membengkalaikan pekerjaan kantor yang berarti pula melumpuhkan
   kegiatan negara.

c. Dengan urutan kejadian (proses)
   Paragraf ini dikembangkan dengan cara membeberkan suatu hal sesuai dengan urutan
   proses terjadinya. Secara sistematis hal tersebut dibicarakan dari awal sampai akhir.
   Contoh :
   Sejenis makhluk primat sebagai cabang mamalia, muncul kira-kira tujuh puluh juta
   tahun yang lalu pada masa yang disebut Masa Palaeocene Tengah. Dalam waktu yang
   sangat lama, primat itu berkembang dan menurunkan cabang yang sangat banyak di
   antaranya hominoid, kira-kira tiga puluh juta tahun yang lalu yang disebut Masa
   Oligocene. Lebih lanjut kira-kira lima belas juta tahun yang lalu (Masa Miocene), dari
   hominoid timbul cabang-cabang baru berupa berbagai kera pongid dan kera gibon.
   Akhirnya, kira-kira dua juta tahun yang lalu (Masa Pleistocene) dari hominoid itu
   timbul pula cabang yang lebih baru, yaitu hominid. Hominid inilah yang kemudian
   menurunkan manusia seperti kita ini.

d. Dengan perbandingan
   Ide pokok dijelaskan dengan membandingkan dua pihak. Hal-hal yang dibandingkan
   itu misalnya, persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan yang terdapat pada
   kedua hal itu.
   Contoh :
   Di kalangan pimpinan perguruan tinggi terdapat dua pendapat tentang tugas
   mahasiswa. Golongan pertama berpendapat bahwa tugas mahasiswa tiada lain hanya
   belajar. Golongan kedua berpendirian bahwa tugas mahasiswa bukan hanya belajar,
   melainkan sambil menceburkan diri ke dalam kehidupan bermasyarakat. Pandangan
   pertama tampaknya lebih metodis dan rasional, kecuali itu juga mempercepat
   mahasiswa menyelesaikan studinya sehingga diharapkan mereka dapat segera berperan
   di masyarakat. Pandangan yang kedua tampaknya lebih sulit pelaksanaannya, tetapi
   lebih nyata. Selain itu, berdasarkan pandangan yang kedua ini, maka mungkin akan
   berakibat terlambatnya mahasiswa menyelesaikan studinya karena banyaknya kegiatan
   sampingan. Walaupun demikian, pandangan yang kedua ini mempunyai kelebihan
   karena dapat mengakibatkan mahasiswa menjadi lebih matang.

e. Dengan analogi
   Penjelasan kalimat pokok dilakukan dengan jalan mempersamakan dua pihak. Sebagai
   contoh, pencabangan sebuah bahasa dibandingkan atau diumpamakan dengan sebuah
   pohon.
   Contoh :
   Pencabangan sebuah bahasa proto menjadi beberapa bahasa baru dapat dibandingkan
   dengan pencabangan sebuah pohon. Pada suatu waktu batang pohon itu tumbuh
   mengeluarkan cabang baru. Tiap cabang baru itu bertunas dan mengeluarkan ranting-
   ranting baru dan seterusnya. Demikian pula pencabangan pada bahasa. Tentu saja ada
   perbedaan antara pencabangan bahasa dengan sebuah pohon

f. Dengan pertanyaan
   Paragraf ini biasanya dilakukan untuk menarik minat pembaca pada masalah yang akan
   dibicarakan. Setelah pertanyaan, disusul dengan kalimat penjelasan yang merupakan
   jawaban pertanyaan tadi.

                    Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman   26
Contoh :
   Bagaimana pemakaian komputer di Indonesia dewasa ini? Sekarang pemakaian
   kompter sudah meluas di Indonesia. Komputer kita jumpai tidak hanya di kantor-kantor
   besar, tetapi juga di rumah-rumah. Kalau dulu komputer hanya dipakai oleh para
   sarjana atau orang yang dilatih khusus, sekarang pelayan, ibu rumah tangga, bahkan
   anak-anak pun telah dapat memanfaatkan alat tersebut. Keadaan ini disebabkan oleh
   semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan manusia untuk dapat melaksanakan
   jenis pekerjaan dengan cepat dan tepat.

g. Dengan pengulangan
   Paragraf ini menjelaskan suatu hal dengan menyebutkan kembali kata atau bagian yang
   dianggap penting pada kalimat lain. Maksudnya selain mengingatkan pembaca atau
   mempertegas, juga supaya jelas kesinambungan kalimat yang satu dengan kalimat
   berikutnya.
   Contoh :
   Setiap sel mempunyai inti sel. Dalam setiap inti sel terdapat butir-butir yang dapat
   mengisap zat warna. Karena sifatnya itu, butir-butir kromatin itu membentuk jaringan
   yang mempunyai jala. Akan tetapi jaringan itu selama proses pembelahan berubah
   menjadi benang-benang yang disebut kromosom.

Catatan :
Setiap paragraf tidak selalu murni menggunakan salah satu cara pengembangan ide.
Umpamanya paragraf bisa bersifat deduktif sekaligus merupakan paragraf contoh analogi,
proses, dsb.




                   Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman   27

More Related Content

What's hot

Power point peredaran darah
Power point peredaran darahPower point peredaran darah
Power point peredaran darahsicua050896
 
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaMAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaShally Rahmawaty
 
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegaraMakalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegaraWarnet Raha
 
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesiaBab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesiaSyaiful Ahdan
 
Kata pengantar, abstrak dan daftar isi
Kata pengantar, abstrak dan daftar isiKata pengantar, abstrak dan daftar isi
Kata pengantar, abstrak dan daftar isiNuri Andhika Pratama
 
Alasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia
Alasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa IndonesiaAlasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia
Alasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa IndonesiaNadia Eva
 
Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara
Urgensi Pancasila sebagai Dasar NegaraUrgensi Pancasila sebagai Dasar Negara
Urgensi Pancasila sebagai Dasar NegaraFebby HusbiramiÅldo
 
Contoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel KonseptualContoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel KonseptualUwes Chaeruman
 
Ciri-ciri Teks Akademik
Ciri-ciri Teks AkademikCiri-ciri Teks Akademik
Ciri-ciri Teks AkademikUwes Chaeruman
 
Bab vii pancasila menjadi dasar nilai pengembangan ilmu
Bab vii pancasila menjadi dasar nilai pengembangan ilmuBab vii pancasila menjadi dasar nilai pengembangan ilmu
Bab vii pancasila menjadi dasar nilai pengembangan ilmuSyaiful Ahdan
 
Kutipan dan Cara Menulis Kutipan
Kutipan dan Cara Menulis KutipanKutipan dan Cara Menulis Kutipan
Kutipan dan Cara Menulis Kutipantiharum
 
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamBagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamchusnaqumillaila
 
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanPancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanElla Feby
 
Makalah penulisan laporan penelitian
Makalah penulisan laporan penelitianMakalah penulisan laporan penelitian
Makalah penulisan laporan penelitianJerusman Marbun
 
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAPANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAMuhamad Yogi
 
Bahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistemBahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistemEster Emilia
 

What's hot (20)

Power point peredaran darah
Power point peredaran darahPower point peredaran darah
Power point peredaran darah
 
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaMAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegaraMakalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
 
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesiaBab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia
 
Makalah presentasi kelompok 4
Makalah presentasi   kelompok 4Makalah presentasi   kelompok 4
Makalah presentasi kelompok 4
 
Kata pengantar, abstrak dan daftar isi
Kata pengantar, abstrak dan daftar isiKata pengantar, abstrak dan daftar isi
Kata pengantar, abstrak dan daftar isi
 
Tugas kelompok ppt
Tugas kelompok pptTugas kelompok ppt
Tugas kelompok ppt
 
Alasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia
Alasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa IndonesiaAlasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia
Alasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia
 
Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara
Urgensi Pancasila sebagai Dasar NegaraUrgensi Pancasila sebagai Dasar Negara
Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara
 
Ragam Lisan Dan Tulisan
Ragam Lisan Dan TulisanRagam Lisan Dan Tulisan
Ragam Lisan Dan Tulisan
 
Contoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel KonseptualContoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel Konseptual
 
Ciri-ciri Teks Akademik
Ciri-ciri Teks AkademikCiri-ciri Teks Akademik
Ciri-ciri Teks Akademik
 
Bab vii pancasila menjadi dasar nilai pengembangan ilmu
Bab vii pancasila menjadi dasar nilai pengembangan ilmuBab vii pancasila menjadi dasar nilai pengembangan ilmu
Bab vii pancasila menjadi dasar nilai pengembangan ilmu
 
Kutipan dan Cara Menulis Kutipan
Kutipan dan Cara Menulis KutipanKutipan dan Cara Menulis Kutipan
Kutipan dan Cara Menulis Kutipan
 
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamBagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
 
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanPancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
 
Makalah penulisan laporan penelitian
Makalah penulisan laporan penelitianMakalah penulisan laporan penelitian
Makalah penulisan laporan penelitian
 
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAPANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
 
Berbagai jenis teks
Berbagai jenis teks Berbagai jenis teks
Berbagai jenis teks
 
Bahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistemBahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistem
 

Viewers also liked

Bentuk bentuk bersaing dalam bahasa indonesia akibat unsur serapan
Bentuk bentuk bersaing dalam bahasa indonesia akibat unsur serapanBentuk bentuk bersaing dalam bahasa indonesia akibat unsur serapan
Bentuk bentuk bersaing dalam bahasa indonesia akibat unsur serapanKhuswatun Khasanah
 
Kalimat berita-negatif-dan-larangan
Kalimat berita-negatif-dan-laranganKalimat berita-negatif-dan-larangan
Kalimat berita-negatif-dan-laranganFokgusta
 
Tulisan ilmiah vs tulisan sastra
Tulisan ilmiah vs tulisan sastraTulisan ilmiah vs tulisan sastra
Tulisan ilmiah vs tulisan sastraBogor
 
KELAS KATA VERBA BAHASA BUGIS PARIT HARUNA DESA PAL IX KECAMATAN SUNGAI KAKAP...
KELAS KATA VERBA BAHASA BUGIS PARIT HARUNA DESA PAL IX KECAMATAN SUNGAI KAKAP...KELAS KATA VERBA BAHASA BUGIS PARIT HARUNA DESA PAL IX KECAMATAN SUNGAI KAKAP...
KELAS KATA VERBA BAHASA BUGIS PARIT HARUNA DESA PAL IX KECAMATAN SUNGAI KAKAP...rachelianto
 
Bab tentang pembentukan kata
Bab tentang pembentukan kataBab tentang pembentukan kata
Bab tentang pembentukan kataIbnu Khoiry
 
Rpp ppkn sma xi kur13 bab 9-mencermati-potret-budaya-politik-masyarakat-indon...
Rpp ppkn sma xi kur13 bab 9-mencermati-potret-budaya-politik-masyarakat-indon...Rpp ppkn sma xi kur13 bab 9-mencermati-potret-budaya-politik-masyarakat-indon...
Rpp ppkn sma xi kur13 bab 9-mencermati-potret-budaya-politik-masyarakat-indon...eli priyatna laidan
 
Kalimat aktifpasif-kalimat-langsung-taklangsung
Kalimat aktifpasif-kalimat-langsung-taklangsungKalimat aktifpasif-kalimat-langsung-taklangsung
Kalimat aktifpasif-kalimat-langsung-taklangsungstikesby kebidanan
 
Latihan soal perbandingan smp
Latihan soal perbandingan smpLatihan soal perbandingan smp
Latihan soal perbandingan smpAyu Sri Rahayu
 

Viewers also liked (9)

Bentuk bentuk bersaing dalam bahasa indonesia akibat unsur serapan
Bentuk bentuk bersaing dalam bahasa indonesia akibat unsur serapanBentuk bentuk bersaing dalam bahasa indonesia akibat unsur serapan
Bentuk bentuk bersaing dalam bahasa indonesia akibat unsur serapan
 
Kalimat berita-negatif-dan-larangan
Kalimat berita-negatif-dan-laranganKalimat berita-negatif-dan-larangan
Kalimat berita-negatif-dan-larangan
 
Tulisan ilmiah vs tulisan sastra
Tulisan ilmiah vs tulisan sastraTulisan ilmiah vs tulisan sastra
Tulisan ilmiah vs tulisan sastra
 
KELAS KATA VERBA BAHASA BUGIS PARIT HARUNA DESA PAL IX KECAMATAN SUNGAI KAKAP...
KELAS KATA VERBA BAHASA BUGIS PARIT HARUNA DESA PAL IX KECAMATAN SUNGAI KAKAP...KELAS KATA VERBA BAHASA BUGIS PARIT HARUNA DESA PAL IX KECAMATAN SUNGAI KAKAP...
KELAS KATA VERBA BAHASA BUGIS PARIT HARUNA DESA PAL IX KECAMATAN SUNGAI KAKAP...
 
Makalah pembentukan kata dan kalimat
Makalah pembentukan kata dan kalimatMakalah pembentukan kata dan kalimat
Makalah pembentukan kata dan kalimat
 
Bab tentang pembentukan kata
Bab tentang pembentukan kataBab tentang pembentukan kata
Bab tentang pembentukan kata
 
Rpp ppkn sma xi kur13 bab 9-mencermati-potret-budaya-politik-masyarakat-indon...
Rpp ppkn sma xi kur13 bab 9-mencermati-potret-budaya-politik-masyarakat-indon...Rpp ppkn sma xi kur13 bab 9-mencermati-potret-budaya-politik-masyarakat-indon...
Rpp ppkn sma xi kur13 bab 9-mencermati-potret-budaya-politik-masyarakat-indon...
 
Kalimat aktifpasif-kalimat-langsung-taklangsung
Kalimat aktifpasif-kalimat-langsung-taklangsungKalimat aktifpasif-kalimat-langsung-taklangsung
Kalimat aktifpasif-kalimat-langsung-taklangsung
 
Latihan soal perbandingan smp
Latihan soal perbandingan smpLatihan soal perbandingan smp
Latihan soal perbandingan smp
 

Similar to OPTIMALKAN BAHASA INDONESIA

Rpp bhs-indonesia-smk
Rpp bhs-indonesia-smkRpp bhs-indonesia-smk
Rpp bhs-indonesia-smkDewi Adawiyah
 
Rpp bhs-indonesia-smk
Rpp bhs-indonesia-smkRpp bhs-indonesia-smk
Rpp bhs-indonesia-smkEncu Efendi
 
Makalah bahasa indonesia nadia
Makalah bahasa indonesia nadiaMakalah bahasa indonesia nadia
Makalah bahasa indonesia nadiaWahid Anggara
 
EJAAN BAHASA INDONESIA.ppt
EJAAN BAHASA INDONESIA.pptEJAAN BAHASA INDONESIA.ppt
EJAAN BAHASA INDONESIA.pptIcNSgaming
 
Tata Tulis Karya Ilmiah
Tata Tulis Karya IlmiahTata Tulis Karya Ilmiah
Tata Tulis Karya IlmiahTian Sarwoyo
 
Desain bahan pembelajaran menulis karangan di kelas 4 sekolah dasar
Desain bahan pembelajaran menulis karangan di kelas 4 sekolah dasarDesain bahan pembelajaran menulis karangan di kelas 4 sekolah dasar
Desain bahan pembelajaran menulis karangan di kelas 4 sekolah dasarKhairun Nisa
 
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxBAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxArisSusanto47
 
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxBAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxArisSusanto47
 
Materi kuliah B.Indonesia ke-2.pptx
Materi kuliah B.Indonesia ke-2.pptxMateri kuliah B.Indonesia ke-2.pptx
Materi kuliah B.Indonesia ke-2.pptxLinggaSitiAnggraeny
 
Kesantunan_Ejaan_dan_Istilah.docx
Kesantunan_Ejaan_dan_Istilah.docxKesantunan_Ejaan_dan_Istilah.docx
Kesantunan_Ejaan_dan_Istilah.docxPutriNovitaSari46
 
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)Ibrahim Naki
 
Teknik Penulisan Karya Ilmiah.pptx
Teknik Penulisan Karya Ilmiah.pptxTeknik Penulisan Karya Ilmiah.pptx
Teknik Penulisan Karya Ilmiah.pptxDistaTri
 

Similar to OPTIMALKAN BAHASA INDONESIA (20)

Rpp bhs-indonesia-smk
Rpp bhs-indonesia-smkRpp bhs-indonesia-smk
Rpp bhs-indonesia-smk
 
Rpp bhs-indonesia-smk
Rpp bhs-indonesia-smkRpp bhs-indonesia-smk
Rpp bhs-indonesia-smk
 
Bab 3 b.ind
Bab 3 b.indBab 3 b.ind
Bab 3 b.ind
 
sesi 2.pptx
sesi 2.pptxsesi 2.pptx
sesi 2.pptx
 
Ejaan
EjaanEjaan
Ejaan
 
Makalah bahasa indonesia nadia
Makalah bahasa indonesia nadiaMakalah bahasa indonesia nadia
Makalah bahasa indonesia nadia
 
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa IndonesiaMakalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
 
EJAAN BAHASA INDONESIA.ppt
EJAAN BAHASA INDONESIA.pptEJAAN BAHASA INDONESIA.ppt
EJAAN BAHASA INDONESIA.ppt
 
Tata Tulis Karya Ilmiah
Tata Tulis Karya IlmiahTata Tulis Karya Ilmiah
Tata Tulis Karya Ilmiah
 
Pert. 6 bahasa dan naskah radio
Pert. 6 bahasa  dan naskah radioPert. 6 bahasa  dan naskah radio
Pert. 6 bahasa dan naskah radio
 
Desain bahan pembelajaran menulis karangan di kelas 4 sekolah dasar
Desain bahan pembelajaran menulis karangan di kelas 4 sekolah dasarDesain bahan pembelajaran menulis karangan di kelas 4 sekolah dasar
Desain bahan pembelajaran menulis karangan di kelas 4 sekolah dasar
 
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxBAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
 
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxBAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
 
Materi kuliah B.Indonesia ke-2.pptx
Materi kuliah B.Indonesia ke-2.pptxMateri kuliah B.Indonesia ke-2.pptx
Materi kuliah B.Indonesia ke-2.pptx
 
Metlit gayabahasa
Metlit gayabahasaMetlit gayabahasa
Metlit gayabahasa
 
Materi sesi 2.pptx
Materi sesi 2.pptxMateri sesi 2.pptx
Materi sesi 2.pptx
 
Kesantunan_Ejaan_dan_Istilah.docx
Kesantunan_Ejaan_dan_Istilah.docxKesantunan_Ejaan_dan_Istilah.docx
Kesantunan_Ejaan_dan_Istilah.docx
 
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
 
KALIMAT EFEKTIF
KALIMAT EFEKTIFKALIMAT EFEKTIF
KALIMAT EFEKTIF
 
Teknik Penulisan Karya Ilmiah.pptx
Teknik Penulisan Karya Ilmiah.pptxTeknik Penulisan Karya Ilmiah.pptx
Teknik Penulisan Karya Ilmiah.pptx
 

More from Lukmanulhakim Almamalik

Promoting Green Financing Mechanisms.pdf
Promoting Green Financing Mechanisms.pdfPromoting Green Financing Mechanisms.pdf
Promoting Green Financing Mechanisms.pdfLukmanulhakim Almamalik
 
PENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN VENSIM PLE
PENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN  VENSIM PLEPENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN  VENSIM PLE
PENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN VENSIM PLELukmanulhakim Almamalik
 
Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)
Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)
Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)Lukmanulhakim Almamalik
 
Buku informasi tik.cs03.015.01 udah revisi
Buku informasi tik.cs03.015.01 udah revisiBuku informasi tik.cs03.015.01 udah revisi
Buku informasi tik.cs03.015.01 udah revisiLukmanulhakim Almamalik
 

More from Lukmanulhakim Almamalik (20)

Promoting Green Financing Mechanisms.pdf
Promoting Green Financing Mechanisms.pdfPromoting Green Financing Mechanisms.pdf
Promoting Green Financing Mechanisms.pdf
 
UU_Perindustrian_No_3_2014.pdf
UU_Perindustrian_No_3_2014.pdfUU_Perindustrian_No_3_2014.pdf
UU_Perindustrian_No_3_2014.pdf
 
PENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN VENSIM PLE
PENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN  VENSIM PLEPENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN  VENSIM PLE
PENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN VENSIM PLE
 
Bahan kuliah ttm [compatibility mode]
Bahan kuliah ttm [compatibility mode]Bahan kuliah ttm [compatibility mode]
Bahan kuliah ttm [compatibility mode]
 
Buku systems thinking
Buku systems thinkingBuku systems thinking
Buku systems thinking
 
Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)
Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)
Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)
 
Buku informasi tik.cs03.016.01
Buku informasi tik.cs03.016.01Buku informasi tik.cs03.016.01
Buku informasi tik.cs03.016.01
 
Buku informasi tik.cs03.011.01
Buku informasi tik.cs03.011.01Buku informasi tik.cs03.011.01
Buku informasi tik.cs03.011.01
 
Tik.cs03.008.01 buku informasi
Tik.cs03.008.01 buku informasiTik.cs03.008.01 buku informasi
Tik.cs03.008.01 buku informasi
 
Tik.cs03.007.01 buku informasi
Tik.cs03.007.01 buku informasiTik.cs03.007.01 buku informasi
Tik.cs03.007.01 buku informasi
 
Tik.cs03.006.01 buku informasi
Tik.cs03.006.01 buku informasiTik.cs03.006.01 buku informasi
Tik.cs03.006.01 buku informasi
 
Tik.cs02.053.01 buku informasi
Tik.cs02.053.01 buku informasiTik.cs02.053.01 buku informasi
Tik.cs02.053.01 buku informasi
 
Buku informasi tik.cs03.015.01 udah revisi
Buku informasi tik.cs03.015.01 udah revisiBuku informasi tik.cs03.015.01 udah revisi
Buku informasi tik.cs03.015.01 udah revisi
 
Buku informasi tik.cs03.010.01
Buku informasi tik.cs03.010.01Buku informasi tik.cs03.010.01
Buku informasi tik.cs03.010.01
 
Buku informasi memperbaiki monitor
Buku informasi   memperbaiki monitorBuku informasi   memperbaiki monitor
Buku informasi memperbaiki monitor
 
Ch22
Ch22Ch22
Ch22
 
Ch21
Ch21Ch21
Ch21
 
Ch20
Ch20Ch20
Ch20
 
Ch19
Ch19Ch19
Ch19
 
Ch18
Ch18Ch18
Ch18
 

OPTIMALKAN BAHASA INDONESIA

  • 1. BAB V TATA BAHASA DALAM PENULISAN LAPORAN Pernahkan anda mendengar kalimat “bahasa yang baik dan benar”? Apa maksudnya? Menurut Seksi Bahasa Indonesia (1991), bahasa yang baik adalah “bahasa yang efektif dalam menyampaikan suatu maksud”; sedangkan menurut Arifin dan Tasai (1985), bahasa yang baik adalah “bahasa yang mempunyai nilai rasa yang tepat dan sesuai dengan situasi pemakaiannya”. Bahasa yang benar menurut Arifin dan Tasai (1985) adalah bahasa yang “mematuhi kaidah-kaidah bahasa yang berlaku”. Bahasa yang baik tidak selalu harus benar secara kaidah, tetapi yang terpenting komunikatif. Keefektifan komunikasi lebih banyak ditentukan oleh keserasian bahasa itu dengan situasinya (waktu, tempat, dan orang yang diajak bicara). Sebaliknya, bahasa yang benar kaidah-kaidahnya belum tentu bahasa yang baik. Kita akan merasa janggal bila mendengar obrolan sekelompok mahasiswa di kantin seperti bahasa seorang ilmuwan yang sedang ceramah di suatu seminar (bahasa baku), atau mendengar seorang ilmuwan yang sedang ceramah di suatu seminar (yang seharusnya menggunakan bahasa baku) menggunakan bahasa seperti seorang awam yang sedang ngobrol di kantin (Seksi Bahasa Indonesia, 1991). Di dalam menulis laporan ilmiah, kita harus menggunakan bahasa yang baik. Bahasa yang baik diperlukan karena faktor penting dalam menulis laporan penelitian adalah fungsi komunikatif yang diemban oleh peneliti. Laporan yang dibuat, bukan diperuntukkan bagi peneliti sendiri, tetapi sebagai alat berkomunikasi dengan orang lain. Oleh sebab itu, bentuk penulisan laporan ilmiah harus disesuaikan dengan jenis pembaca yang dituju. Jika ditujukan kepada masyarakat umum, bahasa yang digunakan haruslah sederhana dan mudah dimengerti sehingga istilah-istilah asing atau istilah teknis sebaiknya tidak disajikan. Hal ini berbeda dengan laporan ilmiah untuk masyarakat ilmiah yang banyak menyajikan istilah teknis atau istilah asing. Selain harus menggunakan bahasa yang baik, di dalam menulis laporan ilmiah kita harus menggunakan bahasa yang benar karena laporan ilmiah adalah tulisan yang menyajikan fakta umum yang diperoleh melalui prosedur ilmiah dan ditulis menurut metodologi penulisan ilmiah. Perhatikan contoh-contoh berikut (Arifin dan Tasai, 1985): Contoh 1: Kuda makan rumput Kalimat ini benar karena memenuhi sebuah kalimat secara struktur, yaitu ada S, P, dan O. Contoh 2: Rumput makan kuda Kalimat ini benar secara struktur karena ada S, P, dan O., tetapi dari segi makna tidak benar karena tidak mendukung makna yang baik. Contoh 3 : Seorang mahasiswa sedang mengobrol dengan seorang petani yang tidak sekolah di suatu desa terpencil. Mahasiswa tersebut bertanya kepada petani, “Motif apa yang melandasi Bapak untuk menanam pohon di pinggiran sungai ini ?” Kalimat ini benar secara struktur, ada S, P, dan O, tetapi kurang baik karena dinilai terlalu formal dan mungkin saja kurang difahami oleh petani tersebut. Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 1
  • 2. KAIDAH-KAIDAH BAHASA INDONESIA YANG BENAR I. EJAAN Penulisan laporan ilmiah dalam Bahasa Indonesia harus mengacu kepada kaidah Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang diresmikan pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden Republik Indonesia. Ejaan ialah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran, bagaimana menempatkan tanda-tanda baca, bagaimana memenggal suatu kata, dan bagaimana menggabungkan kata. Dari segi bahasa, ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi bahasa (kata, kalimat) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf dan tanda baca). Ejaan Bahasa yang Disempurnakan mencakupi lima pokok berikut (lihat lampiran V-A mengenai Ejaan yang disempurnakan, lampiran V-B mengenai , dan lampiran V-C mengenai ) : A. PEMAKAIAN HURUF a. Abjad b. Huruf vokal c. Huruf konsonan d. Huruf diftong e. Gabungan huruf konsonan f. Pemenggalan kata B. PENULISAN HURUF a. Penulisan huruf besar atau huruf kapital b. Penulisan huruf miring C. PENULISAN KATA a. Kata dasar b. Kata turunan atau kata berimbuhan c. Kata ulang d. Gabungan kata e. Kata ganti ku, kau, mu, dan nya f. Kata depan di, ke, dari g. Kata sandang si dan sang h. Partikel i. Singkatan dan akronim j. Angka dan lambang bilangan D. PENULISAN UNSUR-UNSUR SERAPAN E. PEMAKAIAN TANDA BACA a. Titik h. Tanda Petik Tunggal b. Koma i. Tanda Tanya c. Titik koma j. Tanda Seru d. Titik dua k. Tanda Kurung e. Tanda Hubung l. Tanda Kurung Siku f. Tanda Pisah m. Garis miring g. Tanda Petik Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 2
  • 3. CATATAN PENTING PENULISAN KATA : Kesalahan-kesalahan penulisan kata yang sering dijumpai adalah : 1. Penanggalan awalan me- Penanggalan awalan me- pada judul berita dalam surat kabar diperbolehkan. Namun, dalam teks beritanya awalan me- harus eksplisit. Contoh : Salah Benar • Amerika Serikat luncurkan pesawat • Amerika Serikat meluncurkan bolak-balik Columbia. pesawat bolak-balik Columbia. • Jaksa Agung periksa mantan Presiden • Jaksa Agung memeriksa mantan Soeharto. Presiden Soeharto. 2. Penanggalan awalan ber- Kata-kata yang berawalan ber-sering meninggalkan awalan ber-. Padahal, awalan ber- harus dieksplisitkan secara jelas. Contoh : Salah Benar • Sampai jumpa lagi. • Sampai berjumpa lagi. • Pendapat saya beda dengan pendapatnya. • Pendapat saya berbeda dengan • Kalau Saudara tidak keberatan, saya akan pendapatnya. meminta saran Saudara tentang • Kalau Saudara tidak berkeberatan, penyusunan proposal penelitian. saya akan meminta saran Saudara tentang penyusunan proposal penelitian. 3. Peluluhan bunyi /c/ Kata dasar yang diawali bunyi /c/ sering menjadi luluh apabila mendapat awalan me-. Padahal, sesungguhnya bunyi /c/ tidak luluh apabila mendapat awalan me-. Contoh : Salah Benar • Wakidi sedang menyuci mobil. • Wakidi sedang mencuci mobil. • Rini lebih menyintai Bobi daripada Roy. • Rini lebih mencintai Bobi daripada Roy. 4. Bunyi /s/, /k/, /p/, dan /t/ yang tidak luluh Kata dasar yang bunyi awalnya /s/, /k/, /p/, dan /t/ sering tidak luluh jika mendapat awalan me- atau pe-. Padahal, menurut kaidah baku bunyi-bunyi itu harus lebur menjadi bunyi sengau. Contoh : Salah Benar • Eksistensi Indonesia sebagai negara • Eksistensi Indonesia sebagai negara pensuplai minyak sebaiknya penyuplai minyak sebaiknya dipertahankan. dipertahankan. • Bangsa Indonesia mampu mengkikis • Bangsa Indonesia mampu mengikis habis paham komunis sampai ke akar- habis paham komunis sampai ke akar- akarnya. akarnya. Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 3
  • 4. Contoh (lanjutan) Salah Benar • Eksistensi Indonesia sebagai negara • Eksistensi Indonesia sebagai negara pensuplai minyak sebaiknya penyuplai minyak sebaiknya dipertahankan. dipertahankan. • Bangsa Indonesia mampu mengkikis • Bangsa Indonesia mampu mengikis habis paham komunis sampai ke akar- habis paham komunis sampai ke akar- akarnya. akarnya. • Semua warga negara harus mentaati • Semua warga negara harus menaati peraturan yang berlaku. peraturan yang berlaku. Kaidah peluluhan s, k, p, dan t tidak berlaku pada kata-kata yang dibentuk dengan gugus konsonan. Contoh : Traktor mentraktor Proklamasi memproklamasikan 5. Awalan ke- yang keliru Pada kenyataan sehari-hari, kata-kata yang seharusnya berawalan ter- sering diberi berawalan ke-. Hal ini disebabkan oleh kekurangcermatan dalam memilih awalan yang tepat. Umumnya, kesalahan itu dipengaruhi oleh bahasa daerah (Jawa/Sunda). Contoh : Salah Benar • Pengendara motor itu meninggal karena • Pengendara motor itu meninggal ketabrak oleh metro mini. karena tertabrak oleh metro mini. • Dompet saya tidak kebawa karena waktu • Dompet saya tidak terbawa karena berangkat, saya tergesa-gesa. waktu berangkat, saya tergesa-gesa. • Mengapa kamu ketawa terus? • Mengapa kamu tertawa terus? Awalan ke- hanya dapat menempel pada kata bilangan, misalnya : kedua, ketiga, kesepuluh, keseribu. Selain di depan kata bilangan, awalan ke- tidak dapat dipakai. Pengecualian terdapat pada kata kekasih, kehendak, dan ketua. 6. Pemakaian Akhiran –ir Pemakaian akhiran –ir sangat produktif dalam penggunaan bahasa Indonesia sehari- hari. Padahal, dalam bahasa Indonesia baku, untuk padanan akhiran –ir adalah –asi atau –isasi. Contoh : Salah Benar • Saya sanggup mengkoordinir kegiatan itu. • Saya sanggup mengkoordinasi • Sukarno-Hatta memproklamirkan negara kegiatan itu. Republik Indonesia. • Sukarno-Hatta memproklamasikan negara Republik Indonesia. Perlu diperhatikan, akhiran –asi atau –isasi pada kata-kata lelenisasi, turinisasi, neonisasi, radionisasi, pompanisasi, dan koranisasi merupakan bentuk yang salah karena pada dasarnya bukan kata serapan dari bahasa asing. Kata-kata itu harus Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 4
  • 5. diungkapkan menjadi usaha peternakan lele, usaha penanaman turi, usaha pemasangan neon, gerakan memasyarakatkan radio, gerakan pemasangan pompa, dan usaha memasyarakatkan koran. 7. Padanan yang tidak serasi Karena pemakai bahasa kurang cermat memilih padanan kata yang serasi, yang muncul dalam pembicaraan sehari-hari adalah padanan yang tidak sepadan atau tidak serasi. Hal itu terjadi karena dua kaidah bahasa bersilang, atau bergabung dalam sebuah kalimat. Contoh : Salah Benar • Karena modal di bank terbatas sehingga • Karena modal di bank terbatas, tidak tidak semua pengusaha lemah semua pengusaha lemah memperoleh memperoleh kredit. kredit. • Modal di bank terbatas sehingga tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit. • Apabila pada hari itu saya berhalangan • Pada hari itu saya berhalangan hadir, hadir, maka rapat akan dipimpin oleh Sdr. maka rapat akan dipimpin oleh Sdr. Daud. Daud. • Apabila pada hari itu saya berhalangan hadir, rapat akan dipimpin oleh Sdr. Daud. • Walaupun malam tadi bertugas • Walaupun malam tadi bertugas siskamling, tetapi ia masuk kantor juga siskamling, ia masuk kantor juga seperti biasa. seperti biasa. • Malam tadi bertugas siskamling, tetapi ia masuk kantor juga seperti biasa. • disebabkan karena • disebabkan oleh • dan lain sebagainya • dan lain-lain atau dan sebagainya • karena……maka • karena/untuk/kalau saja tanpa diikuti • untuk…….maka maka atau maka saja tanpa didahului • kalau……..maka karena/untuk/kalau • meskipun….tetapi • meskipun saja tanpa disusul tetapi atau tetapi saja tanpa didahului meskipun 8. Pemakaian kata depan, di, ke, dari, bagi, pada, daripada, dan terhadap Dalam pemakaian sehari-hari, pemakaian di, ke, dari, bagi, dan daripada sering dipertukarkan. Contoh : Salah Benar • Putusan daripada pemerintah itu • Putusan pemerintah itu melegakan hati melegakan hati rakyat. rakyat. • Meja ini terbuat daripada kayu. • Meja ini terbuat dari kayu. • Neny lebih cerdas dari Vina • Neny lebih cerdas daripada Vina • Sepeda motornya dititipkan di saya • Sepeda motornya dititipkan pada saya selama ia sedang belajar. selama ia sedang belajar. • Saya tiba ke Bank Indonesia tepat pukul • Saya tiba di Bank Indonesia tepat 08.00. pukul 08.00. Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 5
  • 6. 9. Pemakaian akronim Kita membedakan istilah “singkatan” dengan “bentuk singkat”. Yang dimaksud dengan singkatan ialah PLO, UI, dan lain-lain. Yang dimaksud dengan bentuk singkat ialah lab (laboratorium), memo (memorandum), dan lain-lain. Pemakaian akronim dan singkatan dalam bahasa Indonesia kadang-kadang tidak teratur. Singkatan IBF mempunyai dua makna, yaitu International Boxing Federation atau International Badminton Federation. Oleh sebab itu, pemakaian akronim dan singkatan sedapat mungkin dihindari karena menimbulkan berbagai tafsiran terhadap akronim atau singkatan itu. Singkatan yang dapat dipakai adalah singkatan yang sudah umum dan maknanya telah mantap. Walaupun demikian, agar tidak terjadi kekeliruan kalau hendak mempergunakan bentuk akronim atau singkatan dalam suatu artikel atau makalah sejenis dengan itu, akronim atau singkatan itu lebih baik didahului oleh bentuk lengkapnya. 10. Penggunaan kata “kesimpulan”, “keputusan”, “pelayanan”, dan “pemukiman” Contoh : Kurang rapi Rapi • Karya ilmiah harus mengandung bab • Karya ilmiah harus mengandung bab pendahuluan, analisis, dan kesimpulan. pendahuluan, analisis, dan simpulan. • Sesuai dengan keputusan pemerintah, bea • Sesuai dengan putusan pemerintah, bea masuk barang mewah dinaikkan menjadimasuk barang mewah dinaikkan 20%. menjadi 20%. • Petugas Puskesmas di sana kurang • Petugas Puskesmas di sana kurang memberikan pelayanan yang memuaskan.memberikan layanan yang memuaskan. • Paman saya sudah membeli rumah di • Paman saya sudah membeli rumah di pemukiman Puri Giri Indah. permukiman Puri Giri Indah. 11. Penggunaan kata yang hemat Salah satu ciri pemakaian bahas yang efektif adalahpemakaian bahasa yang hemat kata, tetapi padat isi. Namun, dalam komunikasi sehari-hari sering dijumpai pemakaian kata yang tidak hemat (boros). Berikut daftar kata yang sering digunakan tidak hemat : Boros Hemat • sejak dari • sejak atau dari • agar supaya • agar atau supaya • demi untuk • demi atau untuk • adalah merupakan • adalah atau merupakan • seperti…dan sebagainya • seperti atau dan sebagainya • misalnya…dan lain-lain • misalnya atau dan lain-lain • antara lain…..dan seterusnya • antara lain atau dan seterusnya • tujuan daripada pembangunan • tujuan pembangunan • mendeskripsikan tentang hambatan • mendeskripsikan hambatan • berbagai faktor-faktor • berbagai faktor • daftar nama-nama peserta • daftar nama peserta • mengadakan penelitian • meneliti • dalam rangka untuk mencapai tujuan • untuk mencapai tujuan Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 6
  • 7. Boros Hemat • berikhtiar dan berusaha untuk • berusaha mengawasi memberikan pengawasan • mempunyai pendirian • berpendirian • melakukan penyiksaan • menyiksa • menyatakan persetujuan • menyetujui • apabila….., maka • apabila….., tanpa kata penghubung • walaupun …… , namun • walaupun …… , tanpa kata namun • berdasarkan…, maka • berdasarkan…, tanpa maka • karena…sehingga • karena…tanpa sehingga, atau tanpa karena …….. sehingga • namun demikian • namun, tanpa demikian walaupun demikian • sangat..sekali • sangat tanpa sekali, atau sekali tanpa sangat 12. Analogi Kata petinju yang artinya orang yang biasa bertinju, bukan orang yang biasa meninju, berkorelasi dengan bertinju. Tetapi kata peski, peselancar, pegolf, petenis, peboling tidak dibentuk dari berski, berselancar, bergolf, bertenis. Kata baku yang benar adalah bermain ski, bermain selancar, bermain golf, dan bermain tenis. 13. Bentuk jamak dalam bahasa Indonesia Dalam pemakaian sehari-hari kadang-kadang orang salah menggunakan bentuk jamak dalam bahasa Indonesia sehingga terjadi bentuk yang rancu atau kacau. Bentuk jamak dalam bahasa Indonesia dilakukan dengan cara sebagai berikut : • Bentuk jamak dengan melakukan pengulangan kata yang bersangkutan Contoh : kuda-kuda, meja-meja, buku-buku • Bentuk jamak dengan menambahkata bilangan Contoh : beberapa meja, sekalian tamu, semua buku, dua tempat, sepuluh komputer • Bentuk jamak dengan menambah kata bantu jamak Contoh : para tamu • Bentuk jamak dengan menggunakan kata ganti orang Contoh : mereka, kami, kita, kalian Dalam pemakaian kata sehari-hari orang cenderung memilih bentuk jamak asing dalam menyatakan jamak dalam bahasa Indonesia. Contoh : Bentuk tunggal Bentuk jamak • datum • data • alumnus • alumni • alim • ulama Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 7
  • 8. 14. Ungkapan idiomatik Ungkapan idiomatik adalah konstruksi yang khas pada suatu bahasa yang salah satu unsurnya tidak dapat dihilangkan atau diganti. Ungkapan idiomatik adalah kata-kata yang mempunyai sifat yang tidak terkena kaidah ekonomi bahasa. Ungkapan yang bersifat idiomatik terdiri atas dua atau tiga kata yang dapat memperkuat diksi di dalam tulisan. Contoh : Salah Benar • bertemu • bertemu dengan Menteri Dalam Negeri bertemu Presiden Menteri Dalam Negeri bertemu Gus Dur. dengan Presiden Gus Dur. • sehubungan • ehubungan dengan • berhubungan • berhubungan dengan • sesuai • sesuai dengan • bertepatan • bertepatan dengan • sejalan • sejalan dengan • terdiri • terdiri atas/dari • terjadi atas • terjadi dari • disebabkan karena • disebabkan oleh • membicarakan tentang • berbicara tentang • tergantung kepada • tergantung pada • menemui kesalahan • menemukan kesalahan • menjalankan hukuman • menjalani hukuman Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 8
  • 9. CATATAN PENTING TANDA BACA Karangan selalu berupa bahasa yang tertulis. Dalam beberapa hal bahasa tertulis tidak sama dengan bahasa lisan. Banyak alat-alat bahasa seperti lagu, jeda, tinggi rendah suara, tekanan suara, dsb., yang sukar digambarkan dalam bahasa yang tertulis. Untuk melengkapi kekurangan itu maka orang membuat tanda baca. Dengan adanya tanda baca tersebut diharapkan penuturan yang tertulis itu dapat dipahami pembaca sebaik-baiknya. Contoh : Bandingkan kedua kalimat berikut! • Celana batik sarung Bugis Bapak dijual murah • Celana batik, sarung Bugis, Bapak! Dijual murah! Tanda baca hanya digunakan sehemat-hematnya atau apabila memang perlu benar sebab terlampau banyak tanda baca akan menghambat kelancaran membaca. Poerwadarminta (1984) menyarankan bahwa tanda baca itu hendaklah dipakai dengan perasaan. Jadi perasaan penulis sendirilah yang menentukan pemakaian tanda baca itu. Berikut fungsi utama dari tanda baca yang penting : • Titik Dipakai sebagai tanda bahwa kalimat telah selesai. Jadi tugas pokoknya sebagai pengunci kalimat, baik kalimat berita, tanya ataupun seru. Sesudah tanda titik dimulai dengan huruf besar. • Koma Tanda koma paling sering dipakai dalam tulis-menulis. Tanda koma hendaknya dipakai dengan hemat. Tugas pokok tanda koma ialah untuk menyatakan jeda sejenak. • Titik koma Hubungan kalimat yang panjang-panjang sebenarnya boleh ditandai dengan koma, tetapi kadang-kadang, lebih-lebih jika makna kalimat yang terdahulu bertentangan dengan kalimat yang berikut, sering juga diberi tanda titik-koma. • Titik dua Terutama sekali digunakan untuk menyatakan perincian berbagai hal, benda, dsb. • Garis miring Kadang-kadang dipakai untuk menyatakan aatau (salah satu). Contoh : Rupiah/dolar, maksudnya rupiah atau dolar. • Tanda kurung ( ) Untuk menyatakan bahwa yang dituliskan di dalam kurung itu di luar hubungan kalimat. Jadi hanya dipakai sebagai penjelasan atau keterangan saja. Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 9
  • 10. II. TATA KATA Tata kata adalah ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata; atau tata kata mempelajari seluk beluk kata fungsi perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik. Perubahan fungsi gramatik Kelas kata gunting (kelas kata benda) tidak sama dengan kelas kata menggunting (kelas kata kerja) Perubahan fungsi semantik (arti) Kata gunting, menggunting, digunting, guntingan mempunyai makna yang berbeda-beda. III. TATA KALIMAT Tata kalimat adalah ilmu bahasa yang membicarakan mengenai struktur kalimat baku dan efektif. Menurut Arifin dan Tasai (1985), kalimat adalah “satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh”. Dalam ragam resmi, formal atau baku, baik lisan maupun tulisan, suatu kalimat sekurang-kurangnya harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Kalau tidak memiliki unsur subjek dan unsur predikat, pernyataan itu bukan kalimat tetapi disebut frasa. Kalau dilihat dari hal predikat, kalimat-kalimat dalam bahasa Indonesia ada dua macam, yaitu : • Kalimat-kalimat yang berpredikat kata kerja (umumnya lebih banyak) • Kalimat-kalimat yang berpredikat bukan kata kerja Tugas 1 Pilihlah mana yang merupakan kalimat dan mana yang bukan! Bagaimana caranya? a. Berdiri aku di senja senyap. b. Mendirikan pabrik baja di Cilegon. c. Berenang itu menyehatkan kita. d. Karena sangat tidak manusiawi. e. Dalam ruang itu memerlukan tiga buah kursi. f. Singa yang menerkam kambing itu. g. Mahasiswa yang meninggalkan ruang kuliah. h. Pertemuan untuk memilih ketua baru. i. Perajin yang ulet akan memetik hasil yang memuaskan. j. Seminar untuk memperoleh masukan tentang konservasi alam. k. Kesenian Bali yang sudah terkenal di mancanegara. Tugas 2 Kesimpulan apa yang anda dapatkan setelah mengerjakan tugas 1? JENIS KALIMAT MENURUT STRUKTURNYA Menurut strukturnya, kalimat bahasa Indonesia dapat berupa kalimat tunggal atau majemuk. Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa (minimal terdiri dari satu subjek dan satu predikat), sedangkan kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 10
  • 11. dua atau lebih klausa. Kalimat majemuk dapat diperoleh dengan memperluas kalimat tunggal atau menggabungkan dua atau lebih kalimat tunggal. Tipe-tipe kalimat majemuk adalah : bersifat setara (koordinatif), tidak setara (subordinatif) ataupun campuran. Contoh kalimat tunggal : 1. Mahasiswa berdiskusi. 2. Dosen itu ramah. 3. Harga buku itu sepuluh ribu rupiah. 4. Tinggalnya di Palembang. 5. Mereka menonton film. 6. Paman mencarikan saya pekerjaan. 7. Rustam peneliti. Tugas 3 : Tentukan mana Subyek dan mana Predikat dari kalimat tunggal di atas! Setiap kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya. Dengan menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya itu, kalimat akan menjadi panjang (lebih panjang daripada kalimat asalnya), tetapi masih dapat dikenali unsur utamanya. Tugas 4 : Coba buat perluasan kalimat tunggal yang ada pada contoh di atas! Catatan : Pemerluas kalimat itu, antara lain terdiri atas : 1. Keterangan tempat : di sini, dalam ruangan, dll. 2. Keterangan waktu : setiap hari, kemarin sore, dll. 3. Keterangan alat : dengan sendok, dengan wesel pos, dll. 4. Keterangan modalitas : harus, barangkali, seyogyanya, sesungguhnya, sepatutnya, dll. 5. Keterangan cara : dengan hati-hati, seenaknya saja, selekas mungkin, dengan tergesa- gesa, dll. 6. Keterangan aspek : akan, sedang, sudah, dan telah. 7. Keterangan tujuan : agar bahagia, supaya tertib, untuk anaknya, bagi kita, dll. 8. Keterangan sebab : karena tekun, sebab berkuasa, lantaran panik, dll. 9. Frasa yang. 10. Keterangan aposisi, yaitu keterangan yang sifatnya saling menggantikan : Sutiyoso, Gubernur DKI Jakarta, dll. Tugas 5 : Tentukan subjek, predikat, objek, dan keterangan pada kalimat-kalimat berikut dengan menggarisbawahi bagian-bagian tersebut! 1. Mereka juga ingin mengetahui nilai tukar valuta asing. 2. Pembelian dalam jumlah besar sering dilakukan dengan menggunakan cek atau kartu kredit. 3. Di Wall Street, New York, komputer menyimpan informasi tentang transaksi dagang sampai hal yang sekecil-kecilnya. 4. Selama dua minggu tidak terjadi suatu apa pun. Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 11
  • 12. 5. Jaksa Agung, Marzuki Darusman, lamban dalam menangani pemeriksaan terhadap mantan Presiden Soeharto. 6. Hutomo Mandala Putra, putra bungsu mantan Presiden Soeharto, terbelit utang sebesar Rp3,39 triliun yang harus dibayarkan kepada Ditjen Bea dan Cukai berkaitan dengan mobil timor. 7. Pada bulan Mei 1998 para mahasiswa, sebagai pelopor reformasi, berhasil menumbangkan rezim Orde baru di bawah kepemimpinan Soeharto. 8. Empat tahun yang lalu terjadilah apa yang kita cemaskan selama ini. 9. Mereka menyadari sepenuhnya keadaan masa reformasi ini. 10. Di Indonesia terjadi pemekaran daerah provinsi yang terdiri atas kabupaten, daerah tingkat II. 11. Kecemasan terhadap bahaya narkoba mempunyai alasan yang kuat bagi seorang ibu yang anaknya berkuliah di perguruan tinggi. 12. Lengkung columna vertebralia dapat diperiksa dengan mengamati kontur lateral punggung. TIPE-TIPE KALIMAT MAJEMUK : a. Kalimat Majemuk Setara (Koordinatif) Terjadi dari dua kalimat tunggal atau lebih. Dikelompokkan menjadi : • Majemuk setara penjumlahan dihubungkan dengan kata dan atau serta Contoh : Kami membaca dan mereka menulis. • Majemuk setara pertentangan dihubungkan dengan kata tetapi Contoh : Amerika dan Jepang tergolong negara maju, tetapi Indonesia tergolog negara berkembang. • Majemuk setara perurutan dihubungkan dengan kata lalu dan kemudian Contoh : Upacara serah terima pengurus koperasi sudah selesai, lalu Pak Amin membacakan doa selamat. • Majemuk setara pemilihan dihubungkan dengan kata atau. Contoh : Kita bisa membayar iuran televisi di kantor pos terdekat atau petugas menagihnya ke rumah kita. Catatan : Kalimat majemuk setara rapatan Yaitu merapatkan dua atau lebih kalimat tunggal. Yang dirapatkan adalah unsur subjek atau unsur objek yang sama. Dalam hal seperti ini, unsur yang sama cukup disebutkan satu kali. Contoh : Kami berlatih, bertanding, dan berhasil menang. Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 12
  • 13. b. Kalimat Majemuk Tidak Setara (Subordinatif) Kalimat yang terdiri dari induk kalimat (berisi inti gagasan) dan anak kalimat (pertalian gagasan dengan hal-hal lain). Contoh : Apabila engkau ingin melihat bak mandi panas, saya akan membawamu ke hotel-hotel besar. Anak kalimat : Apabila engkau ingin melihat bak mandi panas. Induk kalimat : Saya akan membawamu ke hotel-hotel besar. Catatan : Penanda anak kalimat adalah : Walaupun, meskipun, sungguhpun, karena, apabila, jika, kalau, sebab, agar, supaya, ketika, sehingga, setelah, sesudah, sebelum, kendatipun, sekalipun, bahwa, bahwa, dll. Tugas 6 : Tunjukkan induk kalimat dan anak kalimat pada kalimat majemuk taksetara berikut dengan menggarisbawahi bagian-bagian tersebut! 1. Karena komputer bekerja cepat dalam mengolah data, produksi dapat dengan segera disesuaikan dengan laju permintaan. 2. Suatu perhitungan akan lebih mudah dipahami jika disajikan dalam bentuk grafik. 3. Ketika memberikan keterangan kepada wartawan, Menteri Perindustrian dan Perdagangan tampak cukup letih. 4. Kita berusaha memberantas hama wereng coklat dengan berbagai upaya agar swasembada beras yang sudah dicpai dapat dipertahankan. 5. Mereka bertekad untuk mencapai puncak gunung itu walaupun berbagai tantangan menghadang mereka. Kalimat majemuk taksetara yang berunsur sama Kalimat majemuk taksetara dapat dirapatkan andaikata unsur-unsur subjeknya sama. Contoh : Kami sudah lelah. Kami ingin pulang. Karena sudah lelah, kami ingin pulang (BENAR) Karena kami sudah lelah, ingin pulang (SALAH) Subjek ditekankan pada induk kalimat sehingga subjek pada anak kalimat boleh dihilangkan, dan bukan sebaliknya. Catatan : Jika dalam anak kalimat tidak terdapat subjek, itu berarti bahwa subjek anak kalimat sama dengan subjek induk kalimat. Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 13
  • 14. Tugas 7 : Tentukan apakah kalimat di bawah ini betul atau salah! Jika salah bagaimana seharusnya? 1. Karena tidak melanggar hukum, ia menyetujui usul itu. 2. Setelah diganti dengan pita baru, mereka tidak mengalami kesukaran menggunakan mesin ketik itu. 3. Sebelum diletakkan di tengah ruangan, para pengawas terlebih dahulu memperbaiki kipas angin itu. 4. Jika sudah menerima biaya yang direncanakan, pembangunan gedung itu akan segera saya mulai. 5. Setelah membaca buku itu berulang-ulang, isinya dapat dipahami. 6. Karena sering digunakan untuk kegiatan kejahatan, kini para petugas melengkapi komputer dengan alat pengaman. 7. Karena sering kebanjiran, pemimpin unit tidak menyetujui lokasi itu. 8. Setelah menyaksikan sendiri hasil penemuan itu, pangkat Tsai Lun dinaikkan oleh Kaisar Cina, Ho Ti. 9. Sejak didirikan sampai sekarang, Pak Musa berkali-kali mengubah bentuk rumahnya. 10. Karena tidak bertemu dengan direktur, hadiah itu dititipkannya kepada pegawai tata usaha. 11. Karena terbukti bersalah, hakim ketua memberi hukuman empat tahun penjara untuk terdakwa. 12. Sambil beristirahat dari pekerjaan yang berat itu, buku cerita silat itu dibacany hingga selesai. Penghilangan kata penghubung Ada beberapa kalimat majemuk taksetara rapatan yang mencoba mengadakan penghematan dengan menghilangkan penanda anak kalimat sehingga kalimat itu menjadi salah. Contoh : Membaca surat itu, saya sangat terkejut. Anak kalimat Induk kalimat Kalau tidak ada penanda pada anak kalimat, kalimat majemuk itu tidak benar (tidak baku). Seharusnya : Setelah membaca surat itu, saya sangat terkejut. Tugas 8 : Tentukan apakah kalimat di bawah ini betul atau salah! Jika salah bagaimana seharusnya? 1. Memasuki masa pensiun, ia merasa mempunyai waktu yang cukup untuk menolong orang banyak. 2. Menderita penyakit jantung, ia terpaksa berurusan dengan dokter. 3. Memasuki Pulau Bali, para pembawa Obor Persahabatan diterima oleh pembesar Bali. 4. Dipimpin wasit Muntoir dari Semarang dan disaksikan 90.000 penonton, pertandingan Persija dan Persib berlangsung imbang. Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 14
  • 15. 5. Berbicara masalah harga barang menjelang Lebaran tahun ini, kita merasa bangga karena kenaikannya masih dalam batas yang wajar. 6. Dibandingkan dengan penampilan Ronaldo, penampilan Romario akhir-akhir ini kurang mengesankan. 7. Tinggal di Madiun sepuluh tahun yang lalu, Rudi menyaksikan pesta massal itu. c. Kalimat Majemuk Campuran Terdiri atas kalimat majemuk majemuk taksetara dan kalimat majemuk setara atau sebaliknya. Contoh : • Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang. Anak kalimat Induk kalimat (kalimat setara) Bertingkat + setara • Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai. Induk kalimat (setara) Anak kalimat Setara + bertingkat KALIMAT EFEKTIF Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti ap yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi itu sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin. Ciri-ciri kalimat efektif : a. Kesepadanan Keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik. Kesepadanan kalimat memiliki beberapa ciri, yaitu : • Memiliki subjek dan predikat yang jelas Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dll. di depan subjek. Contoh : Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (SALAH) Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (BENAR) Pengamatan yang dilakukan dengan cara menyebarkan angket yang berisi soal-soal matematika tentang penjumlahan dan pengurangan serta penulisan angka yang diketahui anak dengan waktu yang telah ditentukan. (SALAH) Pengamatan dilakukan dengan cara menyebarkan angket yang berisi soal-soal matematika tentang penjumlahan dan pengurangan serta penulisan angka yang diketahui anak dengan waktu yang telah ditentukan. (BENAR) Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 15
  • 16. • Tidak terdapat subjek ganda Contoh : Soal itu saya kurang jelas. (SALAH) Soal itu bagi saya kurang jelas. (BENAR) Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen. (SALAH) Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen. (BENAR) • Kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal. Contoh : Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama. (SALAH) Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama. (BENAR) Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama. (BENAR) Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki. (SALAH) Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki. (BENAR) Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor Suzuki. (BENAR) • Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang. Contoh : Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Bintang. (SALAH) Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Bintang. (BENAR) b. Keparalelan Kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan kata nomina, bentuk kedua dan seterusnya harus menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan kata verba, bentuk kedua dan seterusnya harus menggunakan verba. Contoh : Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes. (SALAH) Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (BENAR) Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang. (SALAH) Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang. (BENAR) Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 16
  • 17. c. Ketegasan Suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Berbagai cara yang dapat dilakukan : • Meletakkan kata yang ditonjolkan di depan atau di awal kalimat. Contoh : Harapan Presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. Penekanannya : Harapan Presiden • Membuat urutan kata bertahap. Contoh : Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. • Melakukan pegulangan kata. Contoh : Saya suka akan kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka. • Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan. Contoh : Anak itu tidak malas, tetai rajin. • Menggunakan partikel penekanan (penegasan). Contoh : Saudaralah yang bertanggung jawab. d. Kehematan Hemat menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat, tetapi membuang kata yang tidak perlu, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Beberapa cara dapat dilakukan : • Menghilangkan pengulangan subyek Contoh : Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa Presiden datang. (SALAH) Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa Presiden datang. (BENAR) • Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata Contoh : Ia memakai baju warna merah. (SALAH) Ia memakai baju merah. (BENAR) • Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat (bukan kalimat mubazir) Contoh : Sejak dari pagi dia bermenung. (SALAH) Sejak pagi dia bermenung. (BENAR) Dari pagi dia bermenung. (BENAR) Laboratorium sangat diperlukan sekali dalam percobaan itu. (SALAH) Laboratorium diperlukan sekali dalam percobaan itu. (BENAR) Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 17
  • 18. • Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak. Contoh : Para tamu-tamu (SALAH), seharusnya para tamu atau tamu-tamu e. Kecermatan Kalimat tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata (bukan kalimat taksa) Contoh : Lukisan Abdullah dipajang di ruang pameran. (SALAH) Lukisan karya Abdullah dipajang di ruang pameran. (BENAR) f. Kepaduan Kepaduan pernyataan dalam kalimat sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah. Beberapa cirinya : • Tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berfikir yang tidak simetris hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele. Kalimat panjang terjadi akibat penggabungan beberapa klausa (kalimat). Kalimat panjang tidak berarti salah. Akan tetapi, pembaca akan lebih mudah menangkap makna jika kalimat panjang tersebut dipenggal menjadi beberapa kalimat pendek. Contoh kalimat panjang dan bertele-tele : Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak ke luar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab. Contoh kalimat panjang yang tidak bertele-tele: Faktor lain yang datang dari luar diri siswa adalah cara guru menyampaikan materi atau memberikan serta menanamkan pemahaman konsep atau pengetahuan dalam matematika dan guru terlebih dahulu hendaknya menjelaskan dengan tepat suatu bahan atau materi tertentu agar siswa dalam belajar mempunyai pegangan atau tuntutan yang membuatnya belajar secara teratur. Seharusnya : Faktor lain yang datang dari luar diri siswa adalah cara guru menyampaikan materi atau memberikan serta menanamkan pemahaman konsep atau pengetahuan dalam matematika. Guru terlebih dahulu hendaknya menjelaskan dengan tepat suatu bahan atau materi tertentu. Hal ini agar siswa dalam belajar mempunyai pegangan atau tuntutan yang membuatnya belajar secara teratur. • Mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona. Contoh : Surat itu saya sudah baca. (SALAH) Surat itu sudah saya baca. (BENAR) Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan. (SALAH) Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan. (BENAR) Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 18
  • 19. • Tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita. Contoh : Makalah ini akan membahas tentang kloning. (SALAH) Makalah ini akan membahas kloning. (BENAR) g. Kelogisan Ide kalimat dapat diterima akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Contoh : Dari 150 angket yang disebarkan, hanya 125 angket memberikan jawaban. (SALAH) Dari 150 angket yang disebarkan, hanya 125 responden memberikan jawaban. (BENAR) Dari 150 angket yang disebarkan, hanya 125 angket yang terkumpul. (BENAR) Waktu dan tempat kami persilakan. (SALAH) Bapak Menteri kami persilakan. (BENAR) Untuk mempersingkat waktu, kita teruskan acara ini. (SALAH) Untuk menghemat waktu, kita teruskan acara ini. (BENAR) Haryanto Arbi meraih juara pertama Jepang Terbuka. (SALAH) Haryanto Arbi meraih gelar juara pertama Jepang Terbuka. (BENAR) Hermawan Susanto menduduki juara pertama Cina Terbuka. (SALAH) Hermawan Susanto menjadi juara pertama Cina Terbuka. (BENAR) Mayat wanita yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di daerah tersebut. (SALAH) Sebelum meninggal, wanita yang mayatnya ditemukan itu sebelumnya sering mondar- mandir di daerah tersebut. (BENAR) Catatan : Hindarilah kalimat yang dipengaruhi bahasa daerah dan bahasa asing! A. Kalimat pengaruh bahasa daerah Kalimat pengaruh bahasa daerah terjadi akibat masuknya unsur bahasa daerah ke dalam bahasa Indonesia. Pengaruh unsur bahasa daerah tersebut dapat berupa kosa kata, frase, atau struktur kalimat. Contoh : Tugas itu belum dikerjakan oleh saya. (pengaruh struktur bahasa Sunda) Tugas eta teu acan didamel ku abdi. Tugas itu belum saya kerjakan. (struktur baku) B. Kalimat pengaruh bahasa asing Contoh : Dia tahu rumah makan di mana kita bisa mendapatkan minuman. (He knows a restaurant where we can get a drink.) seharusnya : Dia tahu rumah makan tempat kita (bisa) mendapatkan minuman. Dia tahu rumah makan yang di sana kita bisa mendapatkan minuman. Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 19
  • 20. IV. PARAGRAF 4.1. DEFINISI PARAGRAF Bila kita ingin membicarakan sesuatu secara terinci, biasanya pembicaraan itu kita bagi menjadi beberapa bagian. Misalnya, kita ingin membicarakan alat indera kita. Lebih dahulu kita kemukakan alat indera itu terdiri atas beberapa bagian : mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit. Setelah itu, bagian-bagian tersebut kita rinci satu per satu; mata itu apa, telinga itu apa, dst. Setiap bagian pembicaraan tentu akan merupakan kelompok kalimat. Kelompok kalimat seperti itulah yang disebut paragraf. Apa itu paragraf? Menurut Arifin dan Tasai (1985), paragraf adalah sekumpulan kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Topik paragraf adalah pikiran utama atau apa yang menjadi pokok pembicaraan di dalam sebuah paragraf. Sekumpulan kalimat dalam suatu paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. Tidak ada satu pun kalimat dari suatu paragraf memperkatakan soal lain. Seluruhnya memperbincangkan satu masalah atau sekurang- kurangnya bertalian erat dengan masalah itu. ” Tugas 9 Buatlah suatu paragraf yang berisi topik : • manfaat kebun binatang • penyebab kebakaran hutan • pentingnya sumber daya manusia dalam suatu organisasi • kualitas pelayanan sebagai suatu daya saing perusahaan 4.2. SYARAT-SYARAT PARAGRAF YANG BAIK Paragraf yang baik harus memiliki dua ketentuan, yaitu : a. Kesatuan paragraf Dalam sebuah paragraf terdapat hanya satu pokok pikiran. Oleh sebab itu, kalimat- kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata secara cermat agar tidak satu pun kalimat yang menyimpang dari ide pokok paragraf itu. Kalau ada kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran paragraf itu, paragraf menjadi tidak berpautan, tidak utuh. Kalimat yang menyimpang itu harus dikeluarkan dari paragraf. Rangka atau struktur sebuah paragraf terdiri atas sebuah kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Kalimat topik adalah kalimat yang berisi topik yang dibicarakan pengarang. Karena topik paragraf adalah pikiran utama dalam sebuah paragraf, kalimat topik merupakan kalimat utama dalam paragraf itu. Apabila dalam sebuah paragraf terdapat lebih dari sebuah kalimat topik, paragraf itu tidak termasuk paragraf yang baik. Kalimat penjelas adalah kalimat yang memperjelas kalimat utama. Cara menjelaskan kalimat utama itu dapat dilakukan dengan cara mengulasnya, menyokong, menceritakan, atau memberikan definisi secara jelas. Kalimat utama harus bersifat umum, tidak mendetail. Ukuran keumuman sebuah kalimat terbatas pada paragraf itu saja. Adakalanya sebuah kalimat yang kita anggap umum akan berubah menjadi kalimat yang khusus apabila paragraf itu diperluas. Selain bersifat umum, kalimat utama harus kalimat ideal. Kalimat utama yang ideal adalah kalimat yang jelas maksudnya dan mudah dipahami. Pembicara tidak usah berfikir lama apa yang dimaksud oleh penulis. Biasanya kalimat yang mudah dipahami adalah kalimat yang sederhana, ringkas, dan tidak berbelit-belit. Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 20
  • 21. Contoh kalimat membingungkan : Sistem pondasi cakar ayam penemuan almarhum Prof. Sedyatmo yang terkenal akhir- akhir ini di kalangan internasionl, terutama di negara Asean karena dipakai untuk membangun berbagai struktur di atas tanah lembek. Seharusnya : Sistem fondasi cakar ayam dipakai untuk membangun berbagai struktur di atas tanah lembek. Contoh kalimat mendetail : Penelitian ini memerlukan biaya yang banyak, waktu yang cukup, dan tenaga yang terampil agar selesai dengan memuaskan. Seharusnya : Penelitian ini memerlukan berbagai faktor agar selesai dengan memuaskan. Tugas 10 : Perhatikan paragraf berikut! Carilah kalimat yang tidak menunjukkan keutuhan paragraf! Jateng sukses. Kata-kata ini meluncur gembira dari pelatih regu Jateng setelah selesai pertandingan final Kejurnas Tinju Amatir, Minggu malam, di Gedung Olahraga Jateng, Semarang. Kota Semarang terdapat di pantai utara Pulau Jawa, ibu kota Provinsi Jateng. Peryataan itu dianggap wajar karena apa yang diimpi-impikan selama ini dapat terwujud, yaitu satu medali emas, satu medali perak, dan satu medali perunggu. Hal itu ditambah lagi oleh pilihan petinju terbaik yang jatuh ke tangan Jateng. Hasil yang diperoleh itu adalah prestasi paling tinggi yang pernah diraih oleh Jateng dalam arena seperti itu. Tugas 11: Carilah kalimat utama dari paragraf berikut! Buatlah kalimat yang bersifat lebih umum dari kalimat utama paragraf pertama! Setiap organisasi memiliki komponen manusia. Manusia tersebut berperan dalam pengaturan, pengoperasian, dan pengendalian organisasi. Tidak ada aktivitas yang bisa berjalan tanpa dukungan manusia. Penggemar seruling buatan Frederick Morgan bersedia menunggu lima belas tahun asal memperoleh sebuah seruling buatan Morgan. Pertengahan bulan Juli Morgan menghentikan pemesanan seruling karena terlalu banyak pihak yang memesan seruling buatannya. Memang dewasa ini Morgan tergolong ahli pembuat instrumen tiup kelas dunia. b. Kepaduan paragraf Kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf harus kait-berkait satu dengan yang lainnya. Keterkaitan ini dapat dinyatakan secara eksplisit dengan kata sambung, atau secara implisit dengan hubungan pengertian. Bila syarat itu tidak terpenuhi, maka akan menghasilkan uraian yang tersendat-sendat. Pembaca menjadi bingung karenanya. Akhirnya maksud penulis dalam karangan itu tidak dapat dipenuhi sepenuhnya oleh pembaca. Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 21
  • 22. Agar paragraf menjadi padu digunakan pengait paragraf yaitu berupa : 1) ungkapan penghubung transisi, 2) kata ganti, 3) kata kunci (pengulangan kata yang dipentingkan) (Arifin dan Tasai, 1985). Beberapa kata transisi antara lain : Hubungan tambahan lebih lagi, selanjutnya, tambahan pula, di samping itu, lalu, berikutnya, demikian pula, begitu juga, di samping itu, lagi pula. Hubungan pertentangan akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya, meskipun demikian, lain halnya. Hubungan perbandingan Sama dengan itu, dalam hal yang demikian, sehubungan dengan itu. Hubungan akibat oleh sebab itu, jadi, akibatnya, oleh karena itu, maka. Hubungan tujuan untuk itu, untuk maksud itu Hubungan singkatan singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya, dengan kata lain, sebagai simpulan. Hubungan waktu sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat kemudian. Hubungan tempat berdekatan dengan itu Tugas 12 : Perhatikan paragraf berikut! Carilah kata transisi dan jenisnya yang terdapat dalam paragraf berikut! Belum ada isyarat jelas bahwa masyarakat sudah menarik tabungan deposito mereka. Sementara itu, bursa efek Indonesia mulai goncang dalam menampung serbuan para pemburu saham. Pemilik-pemilik uang berusaha meraih sebanyak-banyaknya saham yang dijual di bursa. Oleh karena itu, bursa efek berusaha menampung minat pemilik uang yang menggebu-gebu. Akibatnya indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam tempo cepat melampaui angka 100 %. Bahkan, kemarin IHSG itu meloncat ke tingkat 101, 828 persen. Kata ganti terdiri dari : • Kata ganti orang Menghindari penyebutan nama orang berkali-kali. Penyebutan nama orang berkali- kali dalam satu paragraf akan menimbulkan kebosanan serta menghilangkan keutuhan paragraf. Kata ganti orang terdiri dari : Kata ganti orang pertama : saya, aku, ku, kita, kami Kata ganti orang kedua : engkau, kau, kamu, mu, kamu sekalian Kata ganti orang ketiga : dia, ia, beliau, nya, mereka. Contoh : Rizal, Rustam, dan Cahyo adalah teman sekolah sejak sma hingga perguruna tinggi. Kini mereka sudah menyandang gelar dokter dari sebuah universitas negeri di Jakarta. Mereka merencanakan mendirikan suatu poliklinik lengkap dengan apoteknya. Mereka menghubungi saya dan mengajak saya bekerja sama. Saya menyetujui permintaan mereka. Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 22
  • 23. Catatan : Kata ganti orang hanya dipakai untuk menggantikan nama orang dan hal-hal yang dipersonifikasikan. Dalam hal ini, bentuk “nya” merupakan pengecualian karena bisa juga menggantikan benda yang tidak bernyawa. Perhatikan kalimat berikut : Pada tahun yang lalu India dilanda kelaparan. Ia mengharapkan uluran tangan negara lain. (PERSONIFIKASI) Sepatu saya sudah rusak. Saya harus segera menggantinya. Tugas 13 : Cek apakah kalimat di bawah ini benar atau salah! Jika dianggap salah bagaimana perbaikannya? 1. Buku Sutan Takdir Alisjahbana banyak sekali. Beliau adalah budayawan yangsangat disegani. 2. Hutan-hutang di Indonesia habis ditebangi oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Mereka hanya mementingkan diri sendiri. 3. Di mana-mana pabrik didirikan oleh konglomerat. Dengan demikian, mereka menganggap bahwa masalah pengangguran telah teratasi. • Kata ganti yang lain Contoh : itu, ini, tadi, begitu, demikian, di situ, ke situ, di atas, di sana, di sini. Perhatikan kalimat-kalimat berikut! Itu asrama mereka. Mereka tinggal di situ sejak kuliah tingkat satu sampai dengan meraih gelar sarjana. • Kata kunci Pengulangan kata-kata kunci ini perlu dilakukan dengan hati-hati (tidak terlalu sering) Perhatikan paragraf berikut! Coba cari kata kuncinya! Sampah selamanya selalu memusingkan. Berkali-kali masalahnya diseminarkan dan berkali-kali pula jalan pemecahannya dirancang. Namun, keterbatasan- keterbatasan yang kita miliki tetap menjadikan sampah sebagai masalah yang pelik. Pada waktu seminar-seminar itu berlangsung, penimbunan sampah terus terjadi. 4.3. TANDA PARAGRAF Sebuah paragraf dapat ditandai dengan memulai kalimat pertama agak menjorok ke dalam, kira-kira dua sentimeter. Dengan demikian, para pembaca dapat dengan mudah melihat permulaan tiap paragraf. Selain itu, sebuah paragraf dapat ditandai dengan memberikan jarak agak renggang dari paragraf sebelumnya. 4.4. JENIS PARAGRAF BERDASARKAN POSISI ATAU URUTAN Berdasarkan posisi atau urutannya, paragraf dapat dibedakan atas : 1. Paragraf pembuka Paragraf ini merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai pada segala pembicaraan yang akan menyusul kemudian. Oleh sebab itu, paragraf pembuka harus Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 23
  • 24. dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan selanjutnya. Salah satu cara untuk menarik perhatian ini adalah dengan mengutip pernyataan yang memberikan rangsangan dari para orang terkemuka atau orang yang terkenal. 2. Paragraf pengembang Paragraf pengembang ialah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dan paragraf terakhir sekali di dalam bab atau sub bab. Paragraf ini mengembangkan pokok pembicaraan yang dirancang atau mengemukakan inti persoalan yang akan dikemukakan. Oleh sebab itu, satu paragraf dan paragraf lain harus memperlihatkan hubungan yng serasi dan logis. 3. Paragraf penutup Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir bab atau sub bab. Biasanya, paragraf penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya. 4.5. JENIS PARAGRAF BERDASARKAN PROSES BERFIKIR Berdasarkan proses berfikir, paragraf dibagi menjadi: a. Paragraf deduktif Kalimat pokok yang merupakan pernyataan umum atau kesimpulan ditempatkan pada awal paragraf. Kalimat-kalimat berikutnya merupakan penjelasan atau penjabaran ide yang dikemukakan pada kalimat pokok. Contoh : Arang aktif adalah sejenis arang yang diperoleh dari suatu pembakaran yang mempunyai sifat tidak larut dalam air. Arang ini dapat diperoleh dari pembakaran zat- zat tertentu, seperti ampas, tebu, tempurung kelapa, dan tongkol jagung. Jenis arang ini banyak digunakan dalam beberapa industri pangan atau nonpangan. Industri yang menggunakan arang aktif adalah industri kimia dan farmasi, seperti pekerjaan memurnikan minyak, menghilangkan bau yang tidak murni dan menguapkan zat yang tidak perlu. b. Paragraf induktif Kalimat pokok yang merupakan pernyataan umum atau kesimpulan ditempatkan pada akhir paragraf. Dengan demikian, kalimat-kalimat yang merupakan penjelasan atau penjabaran pokok masalah ditempatkan pada awal paragraf. Contoh: Seorang pelukis bila melihat sawah yang terhampar luas sampai ke kaki gunung akan tergeraklah hatinya untuk melukis. Seorang insinyur pertanian ketika melihat sawah tersebut dalam pikirannya muncul berbagai gagasan bagaimana meningkatkan pengolahan sawah itu sehingga padinya meningkat. Seorang anak melihat sawah yang luas itu akan tergerak hatinya untuk segera membuat layang-layang sehingga dapat bermain layang-layang dengan penuh keasyikan. Jadi tanggapan dan sikap orang terhadap suatu objek bergantung pada keahlian, kesenangan, dan pengalamannya. Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 24
  • 25. c. Secara deduktif-induktif Kalimat pokok ditempatkan pada awal dan juga pada akhir paragraf. Kalimat pokok pada akhir paragraf merupakan pengulangan kalimat pokok pada awal paragraf. Hal ini dimaksudkan untuk mempertegas suatu pernyataan. Cara pengungkapan ide pada kedua kalimat pokok itu mungkin saja berbeda, tetapi maksudnya sama. Perbedaan ini dimaksudkan selain variasi juga memperjelas pernyataan. Contoh : Tiap bahasa mempunyai sistem ungkapan dan makna yang khusus. Hal ini ditentukan oleh kerangka dalam pemikiran pemakai bahasa itu. Bahasa Indonesia, misalnya, tidak mengenal bentuk jamak dan tunggal, juga perubahan bentuk kata kerja berdasarkan perbedaan waktu. Bahasa Inggris tidak mengenal tata tingkat sosial. Bahasa Zulu tidak mengenal kata yang berarti “lembu” tetapi, mengenal kata yang berarti “lembu putih”, “lembu merah”, dan sebagainya. Berdasarkan hal ini para ahli bahasa mengatakan bahwa setiap bahasa mempunyai sistem fonologi, gramatika, dan makna yang khusus. d. Secara deskriptif Kalimat pokok tidak tercantum secara eksplisit. Dengan membaca keseluruhan paragraf itu, kita dapat menyimpulkan apa yang menjadi kalimat pokok atau kesimpulan paragraf tersebut. Dengan kata lain, kalimat pokoknya tercermin pada semua kalimat paragraf itu. Contoh : Istana itu dibangun dengan arsitektur Eropa bercampur Arab. Luasnya sekitar 300 meter persegi. Bangunan ini permanen, berlantai dua. Lantai bawah terbuat dari marmer yang didatangkan dari Cina. Seperlima bagian dindingnya sebelah dalam terbuat dari pualam. Keseluruhan bangunan ini dikerjakan arsitek asal Jerman selama dua tahun. 4.6. TEKNIK PENGEMBANGAN PARAGRAF Ide utama pada kalimat pokok dijelaskan dengan berbagai cara yaitu : a. Dengan memberikan contoh/fakta Kalimat utama disusul dengan kalimat penjelasan yang berupa contoh/fakta. Contoh : Kohesi dan adhesi memegang peranan penting dalam menentukan permukaan zat cair. Misalnya, sekeping kaca yang bersih permukaannya diletakkan mendatar. Jika setetes air diletakkan di atas permukaan kaca itu, melebarlah air itu. Hal itu terjadi karena adhesi air dengan kaca lebih kuat daripada kohesi air. Sebaliknya, bila tetesan air raksa tersebut membetuk bola, hal ini terjadi karena kohesi air raksa lebih kuat daripada adhesi air raksa dengan kaca. b. Dengan memberikan alasan-alasan Kalimat utama disusul dengan kalimat penjelas yang menjelaskan sebab-sebab atau alasan-alasan logis mengapa demikian. Contoh : Membiasakan diri berolahraga setiap pagi banyak manfaatnya bagi seorang pegawai. Olahraga itu sangat perlu untuk mengimbangi kegiatan duduk berjam-jam di belakang meja kantor. Kalau tidak demikian, pegawai itu akan menderita beberapa penyakit karena tidak ada keseimbangan kerja otak dan kerja fisik. Kalau pegawai menderita Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 25
  • 26. sakit, berarti dia membengkalaikan pekerjaan kantor yang berarti pula melumpuhkan kegiatan negara. c. Dengan urutan kejadian (proses) Paragraf ini dikembangkan dengan cara membeberkan suatu hal sesuai dengan urutan proses terjadinya. Secara sistematis hal tersebut dibicarakan dari awal sampai akhir. Contoh : Sejenis makhluk primat sebagai cabang mamalia, muncul kira-kira tujuh puluh juta tahun yang lalu pada masa yang disebut Masa Palaeocene Tengah. Dalam waktu yang sangat lama, primat itu berkembang dan menurunkan cabang yang sangat banyak di antaranya hominoid, kira-kira tiga puluh juta tahun yang lalu yang disebut Masa Oligocene. Lebih lanjut kira-kira lima belas juta tahun yang lalu (Masa Miocene), dari hominoid timbul cabang-cabang baru berupa berbagai kera pongid dan kera gibon. Akhirnya, kira-kira dua juta tahun yang lalu (Masa Pleistocene) dari hominoid itu timbul pula cabang yang lebih baru, yaitu hominid. Hominid inilah yang kemudian menurunkan manusia seperti kita ini. d. Dengan perbandingan Ide pokok dijelaskan dengan membandingkan dua pihak. Hal-hal yang dibandingkan itu misalnya, persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan yang terdapat pada kedua hal itu. Contoh : Di kalangan pimpinan perguruan tinggi terdapat dua pendapat tentang tugas mahasiswa. Golongan pertama berpendapat bahwa tugas mahasiswa tiada lain hanya belajar. Golongan kedua berpendirian bahwa tugas mahasiswa bukan hanya belajar, melainkan sambil menceburkan diri ke dalam kehidupan bermasyarakat. Pandangan pertama tampaknya lebih metodis dan rasional, kecuali itu juga mempercepat mahasiswa menyelesaikan studinya sehingga diharapkan mereka dapat segera berperan di masyarakat. Pandangan yang kedua tampaknya lebih sulit pelaksanaannya, tetapi lebih nyata. Selain itu, berdasarkan pandangan yang kedua ini, maka mungkin akan berakibat terlambatnya mahasiswa menyelesaikan studinya karena banyaknya kegiatan sampingan. Walaupun demikian, pandangan yang kedua ini mempunyai kelebihan karena dapat mengakibatkan mahasiswa menjadi lebih matang. e. Dengan analogi Penjelasan kalimat pokok dilakukan dengan jalan mempersamakan dua pihak. Sebagai contoh, pencabangan sebuah bahasa dibandingkan atau diumpamakan dengan sebuah pohon. Contoh : Pencabangan sebuah bahasa proto menjadi beberapa bahasa baru dapat dibandingkan dengan pencabangan sebuah pohon. Pada suatu waktu batang pohon itu tumbuh mengeluarkan cabang baru. Tiap cabang baru itu bertunas dan mengeluarkan ranting- ranting baru dan seterusnya. Demikian pula pencabangan pada bahasa. Tentu saja ada perbedaan antara pencabangan bahasa dengan sebuah pohon f. Dengan pertanyaan Paragraf ini biasanya dilakukan untuk menarik minat pembaca pada masalah yang akan dibicarakan. Setelah pertanyaan, disusul dengan kalimat penjelasan yang merupakan jawaban pertanyaan tadi. Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 26
  • 27. Contoh : Bagaimana pemakaian komputer di Indonesia dewasa ini? Sekarang pemakaian kompter sudah meluas di Indonesia. Komputer kita jumpai tidak hanya di kantor-kantor besar, tetapi juga di rumah-rumah. Kalau dulu komputer hanya dipakai oleh para sarjana atau orang yang dilatih khusus, sekarang pelayan, ibu rumah tangga, bahkan anak-anak pun telah dapat memanfaatkan alat tersebut. Keadaan ini disebabkan oleh semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan manusia untuk dapat melaksanakan jenis pekerjaan dengan cepat dan tepat. g. Dengan pengulangan Paragraf ini menjelaskan suatu hal dengan menyebutkan kembali kata atau bagian yang dianggap penting pada kalimat lain. Maksudnya selain mengingatkan pembaca atau mempertegas, juga supaya jelas kesinambungan kalimat yang satu dengan kalimat berikutnya. Contoh : Setiap sel mempunyai inti sel. Dalam setiap inti sel terdapat butir-butir yang dapat mengisap zat warna. Karena sifatnya itu, butir-butir kromatin itu membentuk jaringan yang mempunyai jala. Akan tetapi jaringan itu selama proses pembelahan berubah menjadi benang-benang yang disebut kromosom. Catatan : Setiap paragraf tidak selalu murni menggunakan salah satu cara pengembangan ide. Umpamanya paragraf bisa bersifat deduktif sekaligus merupakan paragraf contoh analogi, proses, dsb. Teknik Penulisan dan Presentasi/Lukmanulhakim Almamalik/Bab V –Halaman 27