SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  16
Télécharger pour lire hors ligne
KESALAHAN LEKSIKAL PADA KARANGAN MAHASISWA BAHASA
  INDONESIA UNTUK PENUTUR ASING (BIPA) DARMASISWA UNJ :
             SEBUAH STUDI KASUS ANALISIS KESALAHAN




1. Pendahuluan


Kesalahan yang dilakukan oleh pembelajar dalam proses pembelajaran merupakan
hal yang lumrah terjadi. Fase ini merupakan fase umum sebagai bukti nyata
bahwa pembelajaran telah berlangsung sebagai sebuah proses yang berjalan secara
bertahap. Demikian halnya dengan pembelajaran bahasa sebagai sebuah proses
dari belajar bahasa.


Belajar bahasa merupakan sebuah proses untuk dapat menggunakan bahasa yang
dipelajari (bahasa target). Dalam prosesnya, pembelajaran ini akan diarahkan pada
kegiatan menerima bahasa (reseptif) hingga akhirnya akan sampai pada kegiatan
memproduksi bahasa (produktif). Kedua proses ersebut –reseptif-produkif-
merupakan proses yang saling mempengaruhi satu sama lain. Pembelajar akan
mampu memproduksi bahasa dengan baik bila pada awalnya telah melalui proses
reseptif secara baik.


Dalam pembelajaran bahasa, pembelajar diarahkan pada empat keterampilan
berbahasa yang merupakan bagian dari proses reseptif dan proses produktif.
Termasuk dalam proses reseptif adalah kegiaan membaca dan menyimak
(mendengar), sementara yang termasuk dalam kegiatan produkif adalah kegiaan
menulis dan berbicara. Demikianlah keempat kegiatan tersebut akan saling
mendukung dan saling mempengaruhi hasil dari pembelajaran bahasa.


Salah satu proses produktif berbahasa yang dapat menunjukkan hasil dari kegiatan
belajar bahasa adalah kegiaan menulis. Menulis sebagai sebuah bentuk produktif
berbahasa dapat menjadi pengukur kemampuan pembelajar dalam penguasaan
bahasa yang dipelajarinya. Melalui hasil tulisan itu pula pengajar dapat melihat
dan menilai kemampuan bahasa pembelajarnya.


Pembelajar BIPA adalah pembelajar asing yang mempelajari bahasa Indonesia
sebagai bahasa keduanya. Penguasaan dalam penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan sesuai kaidah menjadi target pembelajaran yang ingin dicapai oleh para
pembelajar. Dalam prosesnya, pembelajaran BIPA ini sama halnya dengan
pembelajaran bahasa asing bagi para pembelajar Indonesia.


Secara umum, para pembelajar BIPA juga melakukan berbagai kesalahan dalam
menggunakan kaidah bahasa Indonesia dalam penggunaan bahasa. Hal ini bisa
dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat interlingual maupun
intralingual.   Kesalahan-kesalahan ini juga dapat terlihat dari berbagai aspek
kebahasaan seperti kesalahan substansi (meliputi kesalahan penggunaan ejaan dan
tanda baca), kesalahan leksikal, kesalahan tingkat tatabahasa, sampai pada
kesalahan tingkat wacana.


Namun, pada studi kasus berikut, analisis kesalahan akan dilakukan hanya pada
tingkat leksikal yang berhubungan dengan kesalahan pemilihan kata. Mengingat
bahwa pemilihan kata berkenaan dengan penguasaan kosakata pembelajar.
Penguasaan kosakata pembelajar yang diaplikasikannya dalam memilih kata yang
tepat dalam konteks tulisannya akan sangat mempengaruhi makna tulisan tersebut.
Oleh karena itulah, kesalahan tingkat ini menjadi pilihan untuk dianalisis.


2. Pembahasan


Analisis kesalahan menurut James merupakan sebuah paradigma yang hadir
setelah adanya analisis kontrastif. Dinyatakan oleh James perihal analisis
kesalahan secara jelas sebagai berikut:
    This paradigm involves first independently or ‘objectively’ describing the
    learner’s IL (that is, their version of the TL) and the TL it self, followed by a
    comparison of the two, so as to locate mismatches. The novelty of Error
Analysis, distinguishing it from CA, was that the mother tongue was not
    supposed to enter the picture. The claim was made that errors could be fully
    described in terms of the TL, without the need to refer to the L1 of the
    learners.(James, 1998:5)

Dalam penjelasan tersebut James mengatakan bahwa analisis kesalahan
merupakan sebuah paradigma yang memiliki kebebasan atau bersifat objektif
dalam menggambarkan interlanguge pembelajar yang dalam hal ini disebut
sebagai bahasa taget. Dalam pandangan ini dikatakan bahwa secara keseluruhan
analisis ini digambarkan berdasarkan bagian dari bahasa target pembelajar dan
tidak menghubungkannya dengan bahasa pertama (bahasa ibu) pembelajar.


Berdasarkan pandangan tersebut maka dapat diketahui bahwa analisis kesalahan
yang akan dilakukan berikut ini merupakan sebuah analisis yang bersifat objektif
dan merupakan upaya penggambaran secara utuh kemampuan pembelajar dalam
menggunakan bahasa targetnya. Dengan demikian, latar belakang bahasa pertama
pembelajar (L1) dapat menjadi pertimbangan saja bahwa salah satu penyebab dari
kesalahan yang terjadi adalah karena pengaruh bahsa ibu pembelajar, namun bisa
lebih dikarenakan adanya factor-faktor lain, tergantung pada bentuk asli atau
tampilan dari pembelajar tersebut dalam menggunakan bahasa targetnya.


Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membuat analisis kesalahan
ini adalah sebagai berikut:
1) Tahap elisitasi
2) Tahap pendaftaran
3) Tahap penerimaan
4) Tahap identifikasi
5) Tahap description errors
6) Tahap penentuan status
7) Tahap diagnosis


Tahapan-tahapn di atas merupakan tahapan yang disarankan oleh James dalam
melakukan analisis kesalahan.
Berdasarkan tahapan-tahapn di atas maka analisis berikut ini dapat digambarkan
sebagai berikut:


1) Tahap Elisitasi
Pada tahap pertama ini, elisitasi diartikan sebagai adanya upaya pemunculan
kesalahan. Pada prosesnya, tahap elisitasi ini dilakukan dengan memberikan
penugasan kepada pembelajar untuk menghasilkan bahasa dalam bahasa target.
Dalam kasus ini, pembelajar diminta untuk membuat sebuah karangan bebas
dengan tema yang tidak ditentukan. Hasil dari tulisan atau karangan pembelajar
inilah yang akan menjadi bahan analisis.


2) Tahap Pendaftaran
Karangan yang akan dianalisis pada kasus ini adalah sebuah karangan yang dibuat
oleh seorang pembelajar BIPA dengan latar belakang kebangsaan Brazil.
Pembelajar ini telah mengikuti pembelajaran bahasa selama dua semester dalam
program BIPA Darmasiswa di Universitas Negeri Jakarta. Program Darmasiswa
merupakan program pengenalan bahasa dan budaya Indonesia kepada pembelajar-
pembelajar asing yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional
(Depdiknas) Republik Indonesia.


Karangan berikut dibuat oleh pembelajar BIPA tingkat menengah yang diperoleh
dari kelas membaca-menulis yang diselenggarakan dalam program ini. Judul dari
karangan ini adalah “Tiga Saat di Bawah Kepanasan Jakarta”. Pendaftaran pada
karangan ini dilakukan dengan memberikan identitas tulisan berupa pembagian
paragraf-paragraf dengan penomoran pada baris pada tiap-tiap paragraf.
3) Tahap Penerimaan
Berdasarkan analisis selanjutnya, karangan ini merupakan karangan “normal”
yang dibuat oleh pembelajar dengan menggunakan bahasa target pembelajar,
yakni bahasa Indonesia. Karangan ini juga dibuat untuk keperluan pembelajaran
dalam kelas membaca-menulis BIPA.


4) Tahap Identifikasi
Seperti telah disebutkan bahwa kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi dalam hal
ini meliputi beberapa level atau tingkat, antara lain kesalahan tingkat substansi,
kesalahan tingkat tatabahasa, kesalahan tingkat leksikal, dan kesalahan tingkat
wacana. Namun demikian, analisis ini dikhususkan pada kesalahan tingkat
leksikal saja.


Adapun dinyatakan James perihal kesalahan tingkat leksikal adalah “One
convenient way to classify lexical errors is in terms of the sorts knowledge of
words that people have”. (James, 1998: 144)
Kesalahan-kesalahan yang dapat diklasifikasikan dalam kesalahan tingkat leksikal
adalah istilah sedikitnya pengetahuan tentang bahasa dalam bahasa target.


Dalam hal ini, terdapat beberapa kategori kesalahan leksikal secara fomal, yakni
misselection (salah dalam pemilihan kata), misformation (salah dalam
penempatan), dan distortion (penyimpangan). (James, 1998: 145-151)
Sementara dari sisi kesalahan semantik atau makna, terdapat dua jenis kesalahan
yang termasuk dalam kesalahan leksikal, yakni confusion of sense relations dan
collocational errors. (James, 1998: 151-154)


5) Tahap Pendeskripsian Kesalahan


Kesalahan leksikal yang ditemukan dalam tulisan dapat dideskripsikan sebagai
berikut:
1) Pemilihan tulisan dengan judul “Tiga Saat di Bawah Kepanasan Jakarta”
   memperlihatkan beberapa kesalahan pemilihan kata. Pilihan kata saat oleh
   penulis dianggap kurang tepat. Penulis mengambil sinonim dari kata saat
   yakni kata waktu. Dalam bahasa Indonesia kata saat yang menggambarkan
   waktu biasanya dipasangkan dengan kata suatu saat yang bersinonim dengan
   suatu waktu. Meskpun dalam konteks tersebut kata saat bersinonim dengan
   kata waktu, untuk konteks judul di ataskata tersebut dirasa tidak dapat saling
   menggantikan. Penggunaan Tiga Saat pada judul tersebut tidak tepat secara
   makna karena yang tepat adalah menggunakan Tiga Waktu.
2) Kata Kepanasan yang digunakan dalam judul dianggap kurang tepat. Dalam
   Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata kepanasan bermakna sebagai suatu hal
   (keadaan panas); keadaan merasa panas; kena panas matahari; dan terlampau
   panas. Kata kepanasan dalam konteks judul kurang tepat digunakan karena
   sebenarnya maksud dari tulisan tersebut adalah menyatakan tempat. Oleh
   karena itu, pilihan kata yang tepat seharusnya adalah udara panas. Dengan
   demikian, judul yang tepat dari tulisan tersebut seharusnya “Tiga Waktu di
   Bawah Udara Panas Jakarta”.
3) Pada paragraf pertama baris ke-1 Terdapat kalimat Semenjak saat saya
   keluar….
   Pada kalimat tersebut terdapat kata semenjak yang diikuti kata saat dianggap
   mubazir, karena sebenarnya kata saat dalam kalimat itu bisa dihilangkan.
4) Pada baris ke-6 di paragraf pertama terdapat kalimat Meskipun kami
   menghampiri jam duabelas…. Kata menghampiri pada kalimat tersebut
   dianggap kurang tepat, karena makna kata menghampiri dalam KBBI adalah
   mendekati; datang mendekat yang biasanya diikuti nomina, sehingga jam
   duabelas yang menyatakan waktu tidak tepat diawali dengan kata
   menghampiri. Kata yang lebih tepat untuk mengganti kata tersebut adalah
   menginjak.
5) Pada paragraf ke-2 baris pertama terdapat kalimat Pada berbagai saat,
   saya….Penggunaan Pada berbagai saat         tersebut tidak tepat. Perhatikan
   analisis pertama penggunaan kata saat       sebagai sinonim kata waktu itu
dianggap kurang tepat sehingga maknanya menjadi rancu. Demikian halnya
   dengan penggunaan pada berbagai saat tersebut yang sebenarnya mengacu
   pada di setiap waktu atau di setiap kesempatan. Bilapun akan digunakan kata
   depan pada, kalimat yang tepat untuk kalimat tersebut sebaiknya
   menggunakan Pada setiap kesempatan atau Pada berbagai kesempatan. Kata
   berbagai kurang tepat jika dipasangkan dengan kata saat, sehingga jika
   dipasangkan maknanya akan menjadi rancu.
6) Pada paragraf ke-3 baris ke-4 terdapat kalimat Berdiam di sana……., orang-
   orang yang berwarna kulitnya berbeda…..Pemilihan kata berwarna pada
   kalimat tersebut merupakan kesalahan. Kata berwarna merupakan hasil dari
   pengimbuhan kata warna menggunakan imbuhan ber-. Makna kata tersebut
   adalah memiliki makna mempunyai warna. Oleh karena itu, kata tersebut
   harus diikuti oleh kata sifat warna seperti putih, merah, hitam, dsb. Dapat juga
   kata tersebut menjadi frase warna kulitnya. Oleh karena itu, untuk menjadi
   tepat, pemilihan kata berwarna harus diganti dengan kata warna saja.
7) Pada paragraf 3 baris ke-8 terdapat kalimat …………..sampai paru-paru saya
   mulai disakiti. Pemilihan kata disakiti pada kalimat tersebut salah karena kata
   disakiti merupakan kata kerja yang bersifat pasif dan membutuhkan pelaku.
   Sementara kalimat tersebut sebenarnya bermaksud memberikan makna bahwa
   paru-paru saya mulai sakit.Dengan demikian, penggunaan kata dasar sakit
   sebenarnya akan memberikan makna yang dimaksudkan oleh penulis.
8) Pada paragraf 3 baris ke-12 terdapat kata diucapi pada kalimat Satu kalimat
   yang diucapi….. Kata diucapi dalam kamus bahasa Indonesia tidak
   ditemukan, karena kata tersebut tidak ada dalam bahasa Indonesia.
   Berdasarkan konteks kalimat yang ada, penulis sebenarnya bermaksud
   menyampaikan kata diucapkan.
9) Pada paragraf 4 baris ke-3, penulis tidak menggunakan kata depan dari dalam
   kalimatnya, padahal kata tersebut memerlukan kata depan dari untuk kalimat
   …berbagai orang yang pakai ilmu hitam untuk mencuri orang lain. Sebelum
   kata orang lain sebenarnya dibutuhkan kata depan dari.
10) Pada paragraf 5 baris ke-5 terdapat sebenarnya terdapat kalimat langsung yang
   berbunyi “Kalau kamu berjalan sendiri, menjagalah kesadaran pada diri
   sendiri….” Kata menjagalah dalam bahasa Indonesia itu tidak ada. Kata yang
   ada adalah kata menjaga, dijaga,       dan kata jagalah. Untuk kata yang
   bermaksud memberikan perintah atau peringatan sebagai kata yang tepat
   untuk mengganti kata menjagalah tersebut dapat digunakan kata jagalah.
11) Pada paragraf 6 baris ke-2 terdapat kata kepanasan pada kalimat Campuran
   kain kepanasan….Kata kepanasan tersebut tidak tepat digunakan karena
   makna kepanasan mengacu pada makna keadaan atau sifat. Sementara itu
   yang dimaksudkan oleh penulis sebenarnya adalah Campuran kain dengan
   bahan yang panas.
12) Pada paragraf yang sama di baris ke-5 terdapat kata merasa yang tidak tepat.
   Karena kata merasa merupakan kata kerja transitif yang memerlukan objek.
   Namun, pada kalimat tersebut kata merasa diikuti oleh kata keterangan tempat
   di tempat lain. Oleh karena itu, kata merasa lebih tepat diganti dengan kata
   rasakan.
13) Pada paragrapf 7 baris ke-3 terdapat kata menyala yang tidak tepat
   penggunaannya. Dalam KBBI, makna kata menyala adalah tampak keluar
   nyalanya. Untuk konteks kalimat …..menyala sebatang Djarum Coklat…. Itu
   merupakan sebuah kesalahan, karena makna yang ingin disampaikan adalah
   penulis membuat nyala. Untuk makna tersebut, kata yang tepat adalah kata
   menyalakan.
14) Pada paragraf 10 baris ke-5 terdapat kata bersia-sia. Dalam bahasa Indonesia,
   tidak terdapat kata bersia-sia. Oleh karena itu, imbuhan ber- pada kata
   tersebut memang tidak dibenarkan dalam bahasa Indonesia dan harus
   dihilangkan, sehingga penulis cukup menggunakan kata dasarnya, yakni kata
   sia-sia.
15) Pada paragraf yang sama di baris ke-6 terdapat kata muntah yang tidak tepat
   penggunaannya. Makna yang ingin disampaikan oelh penulis dalam konteks
   kalimat tersebut adalah mengeluarkan kembali apa-apa yang sudah masuk ke
dalam perut. Oleh karena itu, kata yang tepat untuk kalimat tersebut adalah
   memuntahkan.
16) Pada paragraf yang sama baris ke- 9 terdapat penggunaan kata pada yang
   tidak tepat. Mengacu pada tatabahasa Indonesia, penggunaan kata depan pada
   yang benar adalah untuk menyatakan tempat atau tempat keberadaan.
   Sementara itu, pada konteks kalimat tersebut, makna yang ingin disampaikan
   adalah penggunaan kata depan yang menyatakan sasaran. Oleh Karena itu,
   penggunaan kata depan untuk lebih tepat.
17) Pada paragraf 11 baris ke-5 terdapat penggunaan kata sebesar yang diikuti
   oleh kata enam. Penggunaan kata sebesar tersebut salah karena kata sebesar
   digunakan untuk menyatakan ukuran. Sementara itu, pada kalimat tersebut
   digunakan untuk menyatakan jumlah. Dengan demikian, kata sebesar
   sebaiknya diganti dengan kata sebanyak.
18) Pada paragraf yang sama di baris ke-8 terdapat penggunaan kata depan untuk
   yang sebenarnya tidak perlu.
19) Pada paragraf yang sama baris ke-9 terdapat kata dikurangi yang sebenarnya
   kurang tepat. Kata yang dibutuhkan untuk kalimat tersebut adalah kata kerja
   intransitif atau kata yang tidak memerlukan objek, sehingga kata dikurangi
   lebih baik diganti dengan kata berkurang.
20) Pada baris selanjutnya di paragraf yang sama terdapat kata dilindungi. Kata
   dilindungi yang digunakan oleh penulis tidak tepat, karena kata dilindungi
   merupakan kata kerja pasif yang memerlukan objek, sehingga diperlukan
   objek yang melindungi dalam konteks kalimat tersebut. Sementara itu, penulis
   membuat kalimat …dilindungi dari matahari….Pada konteks kalimat tersebut
   imbuhan di-I tidak tepat karena kata selanjutnya dimulai dengan kata dari,
   bukan kata oleh. Oleh karena itu, penggunaan kata berimbuhan yang tepat
   untuk kalimat tersebut seharusnya adalah terlindung.
21) Pada pargraf 12 baris ke-3 terdapat kata yang benar. Pemilihan kata tersebut
   dianggap salah, karena bila menggunakan kata yang benar itu berarti mengacu
   pada yang salah. Sementara makna yang ingin disampaikan bahwa penulis
   mengenal ibu tersebut dengan nama “Mbah” dan tidak mengetahui nama
sebenarnya dari ibu tersebut. Oleh karena itu, kata yang benar sebaiknya
   diganti dengan kata sebenarnya.
22) Pada paragraf 14 baris pertama terdapat kata dihancur yang sebenarnya tidak
   ada dalam bahasa Indonesia. Kata tersebut sebenarnya dapat diganti dengan
   menggunakan kata dasarnya saja, yakni kata hancur.
23) Pada paragraf yang sama di baris ke-7 terdapat pemilihan kata sabar yang
   digunakan oleh penulis dalam menggambarkan kondisi jenazah. Pemilihan
   kata sabar untuk konteks tersebut tidak tepat karena kata sabar mengacu pada
   sifat manusia yang tahan menghadapi cobaan dan tidak lekas marah.
   Sementara itu, yang digambarkn oleh penulis adalah kondisi jenazah, sehingga
   kata tersbut tidak tepat. Oleh karena itu, untuk menggambarkan kondisi
   jenazah penulis sebaiknya memilih kata tenang atau damai.
24) Pada baris selanjutnya penggunaan kata mengatakan tidaklah tepat karena
   yang diperlukan dalam kalimat tersebut adalah kata kerja pasif dikatakan.
25) Pada baris ke-11 terdapat kata mengenai yang digunakan oleh penulis. Kata
   mengenai bermakna tentang dan tidak tepat digunakan pada konteks kalimat
   tersebut. Kata mengenai pada kalimat tersebut dapat diganti dengan kata
   menimpa.
26) Pada baris selanjutnya terdapat kata menghiburinya. Dalam bahasa Indonesia,
   imbuhan me-I bermakna melakukan berulang-ulang. Sementara untuk kata
   hibur, imbuhan tersebut tidak dapat digunakan. Imbuhan yang dapat
   digunakan hanyalah imbuhan me- menjadi menghibur. Oleh karena itu, kata
   menghiburinya dapat diganti dengan kata menghiburnya.
27) Pada baris selanjutnya terdapat penggunaan kata sedikit yang sebenarnya
   mengacu pada makna waktu. Penggunaan kata sedikit tidak tepat dan dapat
   digantikan dengan kata sebentar.
28) Pada paragraf 14 baris ke-2 terdapat kata mancingan yang sebenarnya
   dimaksudkan untuk menyatakan tempat. Dalam bahasa Indonesia, imbuhan
   yang tepat untuk menyatakan tempat adalah imbuhan pe-an, sehingga kata
   yang benar untuk mengganti kata tersebut adalah kata pemancingan.
6) Tahap Penentuan Status / Pengategorian Kesalahan


Berdasarkan kesalahan-kesalahan yang ditemukan dalam karangan yang
dianalisis, adanya penyimpangan-penyimpangan dari kaidah bahasa Indonesia
yang terjadi dalam karangan tersebut secara umum dapat dikategorikan sebagai
kesalahan karena penulis atau pembelajar melakukan pengulangan dari kesalahan-
kesalahan tersebut.


Contoh yang dapat dilihat adalah pada penggunaan kata kepanasan yang
digunakan oleh pembelajar secara berulang-ulang dan konsisten. Kata kepanasan
tersebut digunakan pembelajar karena pembelajar tersebut memang tidak
mengetahui penggunaan kata kepanasan yang tepat untuk mewakili makna yang
ingin disampaikannya.


Demikian juga dengan kesalahan penggunaan kata berimbuhan. Penggunaan kata
berimbuhan yang bersifat pasif banyak digunakan oleh penulis untuk kata-kata
yang seharusnya menggunakan kata kerja intransitif.


Secara garis besar, status yang ditemukan dalam karangan tersebut lebih banyak
merupakan kesalahan atau errors.


7) Tahap Diagnosis


Kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh pembelajar dalam karangannya,
khususnya dalam tingkat leksikal berkenaan dengan kesalahan pemilihan kata
pada umumnya bukanlah terletak pada kurangnya penguasaan kosakata
pembelajar. Indikasi yang menunjukkan kurangnya kosakata pembelajar dapat
ditemukan hanya dalam beberapa kesalahan saja, seperti pemilihan kata sabar
yang seharusnya damai atau tenang.
Adapun kesalahan-kesalahan yang lebih banyak ditemukan dalam tingkat leksikal
ini adalah kesalahan pemilihan kata berimbuhan dalam kalimat. Pembelajar
cenderung menggunakan kata-kata dengan imbuhan yang kurang tepat sehingga
makna dari kalimat yang dibuatnya menjadi tidak jelas. Selain itu, pembelajar
juga sering melakukan kesalahan menggunakan kata kerja transitif untuk kata-kata
yang seharusnya menggunakan kata kerja intransitif. Ada juga kesalahan
pembelajar    menggunakan     kata-kata   berimbuhan     yang    seharusnya   tidak
memerlukan imbuhan.Di sinilah terjadi salah penempatan yang dilakukan oleh
pembelajar.
Kesalahan yang lebih fatal adalah pembelajar menggunakan kata berimbuhan
yang tidak ada dalam bahasa Indonesia. Di sini terlihat adanya penyimpangan
terhadap pemahaman penggunaan imbuhan yang dilakukan oleh pembelajar.


Selain kesalahan leksikal yang bersifat formal, kesalahan tingkat leksikal dari segi
semantik berupa kebingungan dalam menentukan hubungan makna dan kesalahan
menyandingkan kata juga terjadi dalam tulisan pembelajar. Secara semantik,
pembelajar melakukan kesalahan dalam menyandingkan kata misalnya pada kata
berbagai saat, tiga saat, maupun pada sebesar enam yang seharusnya berbagai
kesempatan, tiga waktu, dan sebanyak enam.


3. Penutup


Berdasarkan analisis kesalahan yang dilakukan pada karangan bebas yang dibuat
oleh mahasiswa BIPA berkebangsaan Brazil, ditemukan kesalahan tingkat leksikal
yang bersifat formal baik berupa misselection, misformation, maupun distortion.
Demikian juga untuk kesalahan tingkat leksikal yang berkenaan dengan makna,
ditemukan kesalahan berupa kebingungan dalam menentukan hubungan makna
dan kesalahan dalam menyandingkan kata dalam bahasa Indonesia.
Pada umumnya, kesalahan-kesalahan yang ditemukan dapat dikategorikan sebagai
kesalahan dan bukan merupakan kekeliruan, karena kesalahan-kesalahan tersebut
terjadi secara berulang-ulang dan konsisten dilakukan oleh pembelajar.


Berdasarkan studi kasus tersebut, saran yang dapat diberikan kepada para pengajar
bahasa, khususnya dalam pembelajaran BIPA adalah agar lebih memperbanyak
latihan atau praktik dalam menggunakan kata-kata, sehingga pembelajar akan
terbiasa dan lebih memahami segala bentuk pemilihan kata, penempatan kata,
maupun pengidentifikasian kata-kata dalam bahasa Indonesia. Pembelajar juga
harus lebih banyak diberi latihan dalam menggunakan kata-kata tersebut dalam
suatu konteks sehingga pembelajar tak lagi merasa kebingungan dan tak merasa
kesulitan untuk menyandingkan kata-kata dalam bahasa Indonesia.
Daftar Pustaka


Chaer, Abdul. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Edisi Revisi. Jakarta:
   Rineka Cipta. 2006.
Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Balai
   Pustaka.2008.
James, Carl. Errors in Language Learning and Use. London and New York:
   Longman. 1998.
KESALAHAN LEKSIKAL PADA KARANGAN MAHASISWA BAHASA
INDONESIA UNTUK PENUTUR ASING (BIPA) DARMASISWA UNJ :
         SEBUAH STUDI KASUS ANALISIS KESALAHAN




 (Tugas Akhir Mata Kuliah Analisis Kontrastif dan Analisis Kesalahan)

              Dosen Pengampu:1. Prof. Dr. Emzir, M.Pd.

                               2. Prof. Dr. Jenny




                              Disusun Oleh
                          Marlina (7316080108)




           PROGRAM STUDI S-2 PENDIDIKAN BAHASA

       PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

                                2009
Filename:               Anakes UAS
Directory:              D:MarlienakademikPascaAnakon
Template:               C:Documents and SettingsmarlinApplication
     DataMicrosoftTemplatesNormal.dotm
Title:
Subject:
Author:                 user
Keywords:
Comments:
Creation Date:          8/30/2009 4:15:00 AM
Change Number:          2
Last Saved On:          8/30/2009 4:15:00 AM
Last Saved By:          user
Total Editing Time:     1 Minute
Last Printed On:        11/13/2012 5:19:00 PM
As of Last Complete Printing
     Number of Pages: 15
     Number of Words: 3,035
     Number of Characters:     19,798 (approx.)

Contenu connexe

Tendances

PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa IndonesiaPPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa IndonesiaChusnul Khotimah
 
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa IndonesiaMakalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa IndonesiaSeptiana Farikha
 
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiah
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiahBahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiah
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiahNanda Saragih
 
Materi 2 morfem (rev)
Materi 2 morfem (rev)Materi 2 morfem (rev)
Materi 2 morfem (rev)anggerio
 
Variasi bahasa -Sosiolinguistik (S1)
Variasi bahasa -Sosiolinguistik (S1)Variasi bahasa -Sosiolinguistik (S1)
Variasi bahasa -Sosiolinguistik (S1)Ibnu Saefullah
 
Makna Pembukaan UUD 1945
Makna Pembukaan UUD 1945Makna Pembukaan UUD 1945
Makna Pembukaan UUD 1945Choi Fatma
 
keterampilan berbahasa produktif
keterampilan berbahasa produktifketerampilan berbahasa produktif
keterampilan berbahasa produktifTohir Haliwaza
 
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSIANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSIArief Kurniatama
 
Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaAhyaniyani
 
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa Indonesia
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa IndonesiaMakalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa Indonesia
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa IndonesiaRizzty Mennelz
 
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia Mitha Ye Es
 
Pengertian dan ruang lingkup kajian psikolinguistik
Pengertian dan ruang lingkup kajian psikolinguistikPengertian dan ruang lingkup kajian psikolinguistik
Pengertian dan ruang lingkup kajian psikolinguistikkholid harras
 
Makalah pancasila dan ham
Makalah pancasila dan hamMakalah pancasila dan ham
Makalah pancasila dan hamPutri Sanuria
 
Bilingualism and diglosia
Bilingualism and diglosiaBilingualism and diglosia
Bilingualism and diglosiaYahyaChoy
 
Analisis Kesalahan Berbahasa
Analisis Kesalahan BerbahasaAnalisis Kesalahan Berbahasa
Analisis Kesalahan BerbahasaAchyar Munandar
 
Makalah Ketahanan Nasional
Makalah Ketahanan NasionalMakalah Ketahanan Nasional
Makalah Ketahanan NasionalHera Rosdiana
 

Tendances (20)

PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa IndonesiaPPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa IndonesiaMakalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
 
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiah
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiahBahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiah
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiah
 
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa IndonesiaKonsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Materi 2 morfem (rev)
Materi 2 morfem (rev)Materi 2 morfem (rev)
Materi 2 morfem (rev)
 
Variasi bahasa -Sosiolinguistik (S1)
Variasi bahasa -Sosiolinguistik (S1)Variasi bahasa -Sosiolinguistik (S1)
Variasi bahasa -Sosiolinguistik (S1)
 
Makna Pembukaan UUD 1945
Makna Pembukaan UUD 1945Makna Pembukaan UUD 1945
Makna Pembukaan UUD 1945
 
keterampilan berbahasa produktif
keterampilan berbahasa produktifketerampilan berbahasa produktif
keterampilan berbahasa produktif
 
Materi teori sastra
Materi teori sastraMateri teori sastra
Materi teori sastra
 
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSIANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
 
Morfologi klp 8
Morfologi klp 8Morfologi klp 8
Morfologi klp 8
 
Jenis-Jenis Semantik
Jenis-Jenis SemantikJenis-Jenis Semantik
Jenis-Jenis Semantik
 
Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacana
 
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa Indonesia
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa IndonesiaMakalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa Indonesia
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa Indonesia
 
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
 
Pengertian dan ruang lingkup kajian psikolinguistik
Pengertian dan ruang lingkup kajian psikolinguistikPengertian dan ruang lingkup kajian psikolinguistik
Pengertian dan ruang lingkup kajian psikolinguistik
 
Makalah pancasila dan ham
Makalah pancasila dan hamMakalah pancasila dan ham
Makalah pancasila dan ham
 
Bilingualism and diglosia
Bilingualism and diglosiaBilingualism and diglosia
Bilingualism and diglosia
 
Analisis Kesalahan Berbahasa
Analisis Kesalahan BerbahasaAnalisis Kesalahan Berbahasa
Analisis Kesalahan Berbahasa
 
Makalah Ketahanan Nasional
Makalah Ketahanan NasionalMakalah Ketahanan Nasional
Makalah Ketahanan Nasional
 

En vedette

ANALISIS PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM ARTIKEL SURAT KABAR
ANALISIS PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM ARTIKEL SURAT KABARANALISIS PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM ARTIKEL SURAT KABAR
ANALISIS PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM ARTIKEL SURAT KABARDedi Irawan
 
Menggugah kesadaran guru dalam pelesterian
Menggugah kesadaran  guru dalam  pelesterianMenggugah kesadaran  guru dalam  pelesterian
Menggugah kesadaran guru dalam pelesterianIsmail Bisri
 
Peranan preposisi sebagai unsur pembentuk kata
Peranan preposisi sebagai unsur pembentuk kataPeranan preposisi sebagai unsur pembentuk kata
Peranan preposisi sebagai unsur pembentuk kataIsmail Bisri
 
Elemen dan Model Media Massa - Koran SINDO
Elemen dan Model Media Massa - Koran SINDOElemen dan Model Media Massa - Koran SINDO
Elemen dan Model Media Massa - Koran SINDOAmalia Pranata
 
Analisis kesalahan dibidang morfologi
Analisis kesalahan dibidang morfologiAnalisis kesalahan dibidang morfologi
Analisis kesalahan dibidang morfologiAmie Amie
 
Power Point Makalah Seminar Bahasa
Power Point Makalah Seminar Bahasa Power Point Makalah Seminar Bahasa
Power Point Makalah Seminar Bahasa Ichoe Chicko
 
Landasan pengembangan kurikulum_bahasa_recovery_1
Landasan pengembangan kurikulum_bahasa_recovery_1Landasan pengembangan kurikulum_bahasa_recovery_1
Landasan pengembangan kurikulum_bahasa_recovery_1D'Dy Romadhon
 
Analisis Kontrastif Pembentukan Kata Kerja
Analisis Kontrastif Pembentukan Kata KerjaAnalisis Kontrastif Pembentukan Kata Kerja
Analisis Kontrastif Pembentukan Kata KerjaMarliena An
 
ragam bahasa
ragam bahasaragam bahasa
ragam bahasaroisah453
 

En vedette (9)

ANALISIS PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM ARTIKEL SURAT KABAR
ANALISIS PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM ARTIKEL SURAT KABARANALISIS PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM ARTIKEL SURAT KABAR
ANALISIS PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM ARTIKEL SURAT KABAR
 
Menggugah kesadaran guru dalam pelesterian
Menggugah kesadaran  guru dalam  pelesterianMenggugah kesadaran  guru dalam  pelesterian
Menggugah kesadaran guru dalam pelesterian
 
Peranan preposisi sebagai unsur pembentuk kata
Peranan preposisi sebagai unsur pembentuk kataPeranan preposisi sebagai unsur pembentuk kata
Peranan preposisi sebagai unsur pembentuk kata
 
Elemen dan Model Media Massa - Koran SINDO
Elemen dan Model Media Massa - Koran SINDOElemen dan Model Media Massa - Koran SINDO
Elemen dan Model Media Massa - Koran SINDO
 
Analisis kesalahan dibidang morfologi
Analisis kesalahan dibidang morfologiAnalisis kesalahan dibidang morfologi
Analisis kesalahan dibidang morfologi
 
Power Point Makalah Seminar Bahasa
Power Point Makalah Seminar Bahasa Power Point Makalah Seminar Bahasa
Power Point Makalah Seminar Bahasa
 
Landasan pengembangan kurikulum_bahasa_recovery_1
Landasan pengembangan kurikulum_bahasa_recovery_1Landasan pengembangan kurikulum_bahasa_recovery_1
Landasan pengembangan kurikulum_bahasa_recovery_1
 
Analisis Kontrastif Pembentukan Kata Kerja
Analisis Kontrastif Pembentukan Kata KerjaAnalisis Kontrastif Pembentukan Kata Kerja
Analisis Kontrastif Pembentukan Kata Kerja
 
ragam bahasa
ragam bahasaragam bahasa
ragam bahasa
 

Similaire à Analisis Kesalahan Berbahasa

Analisis kesalahan sintaksis bahasa prancis
Analisis kesalahan sintaksis bahasa prancisAnalisis kesalahan sintaksis bahasa prancis
Analisis kesalahan sintaksis bahasa prancisMarza Marzuki
 
Pendekatan Penelitian Pemerolehan Bahasa dan Implikasinya dalam PBA ( Intern...
Pendekatan Penelitian  Pemerolehan Bahasa dan Implikasinya dalam PBA ( Intern...Pendekatan Penelitian  Pemerolehan Bahasa dan Implikasinya dalam PBA ( Intern...
Pendekatan Penelitian Pemerolehan Bahasa dan Implikasinya dalam PBA ( Intern...Alfiyah Rizzy Afdiquni
 
penggunaan EYD dalam penulisan skripsi
penggunaan EYD dalam penulisan skripsipenggunaan EYD dalam penulisan skripsi
penggunaan EYD dalam penulisan skripsiMohammad Nawawi
 
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan Descrete
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan DescretePengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan Descrete
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan DescreteMarliena An
 
Sandy m.tujuwale(profesi pendidikan)teaching and writing
Sandy m.tujuwale(profesi pendidikan)teaching and writingSandy m.tujuwale(profesi pendidikan)teaching and writing
Sandy m.tujuwale(profesi pendidikan)teaching and writingmarceltuyuwale
 
Summary buku gorys keraf
Summary buku gorys kerafSummary buku gorys keraf
Summary buku gorys kerafAlia Putri
 
Makalah bahasa yang_baik_dan_benar
Makalah bahasa yang_baik_dan_benarMakalah bahasa yang_baik_dan_benar
Makalah bahasa yang_baik_dan_benarLestaryPutri
 
Pertemuan 10 Natural Language Processing
Pertemuan 10 Natural Language ProcessingPertemuan 10 Natural Language Processing
Pertemuan 10 Natural Language ProcessingEndang Retnoningsih
 
Pragmatik&pembelajaran bahasa
Pragmatik&pembelajaran bahasaPragmatik&pembelajaran bahasa
Pragmatik&pembelajaran bahasaKen Arok
 
Metodologi pemb. b_arab_--_tes1
Metodologi pemb. b_arab_--_tes1Metodologi pemb. b_arab_--_tes1
Metodologi pemb. b_arab_--_tes1Muhammad Idris
 
Materi M3KB4 - Pengajaran Dokkai, Kaiwa, dan Sakubun
Materi M3KB4 - Pengajaran Dokkai, Kaiwa, dan SakubunMateri M3KB4 - Pengajaran Dokkai, Kaiwa, dan Sakubun
Materi M3KB4 - Pengajaran Dokkai, Kaiwa, dan SakubunPPGHybrid1
 
Tugas mos isma & indah tata tertib sekolah
Tugas mos isma & indah tata tertib sekolahTugas mos isma & indah tata tertib sekolah
Tugas mos isma & indah tata tertib sekolahsmkbahaindah
 
LINGKUNGAN BAHASA DALAM PEMBELAJARAN BIPA-1.pptx
LINGKUNGAN BAHASA DALAM PEMBELAJARAN BIPA-1.pptxLINGKUNGAN BAHASA DALAM PEMBELAJARAN BIPA-1.pptx
LINGKUNGAN BAHASA DALAM PEMBELAJARAN BIPA-1.pptxRidwanRamdhan
 

Similaire à Analisis Kesalahan Berbahasa (20)

Analisis kesalahan sintaksis bahasa prancis
Analisis kesalahan sintaksis bahasa prancisAnalisis kesalahan sintaksis bahasa prancis
Analisis kesalahan sintaksis bahasa prancis
 
Bhs.indo
Bhs.indoBhs.indo
Bhs.indo
 
Setya trinugraha2
Setya trinugraha2Setya trinugraha2
Setya trinugraha2
 
Pendekatan Penelitian Pemerolehan Bahasa dan Implikasinya dalam PBA ( Intern...
Pendekatan Penelitian  Pemerolehan Bahasa dan Implikasinya dalam PBA ( Intern...Pendekatan Penelitian  Pemerolehan Bahasa dan Implikasinya dalam PBA ( Intern...
Pendekatan Penelitian Pemerolehan Bahasa dan Implikasinya dalam PBA ( Intern...
 
penggunaan EYD dalam penulisan skripsi
penggunaan EYD dalam penulisan skripsipenggunaan EYD dalam penulisan skripsi
penggunaan EYD dalam penulisan skripsi
 
Makalah kata serapan
Makalah kata serapanMakalah kata serapan
Makalah kata serapan
 
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan Descrete
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan DescretePengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan Descrete
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan Descrete
 
Sandy m.tujuwale(profesi pendidikan)teaching and writing
Sandy m.tujuwale(profesi pendidikan)teaching and writingSandy m.tujuwale(profesi pendidikan)teaching and writing
Sandy m.tujuwale(profesi pendidikan)teaching and writing
 
Summary buku gorys keraf
Summary buku gorys kerafSummary buku gorys keraf
Summary buku gorys keraf
 
Kaherudin kurniawan
Kaherudin kurniawanKaherudin kurniawan
Kaherudin kurniawan
 
Kaherudin kurniawan (1)
Kaherudin kurniawan (1)Kaherudin kurniawan (1)
Kaherudin kurniawan (1)
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
 
Makalah bahasa yang_baik_dan_benar
Makalah bahasa yang_baik_dan_benarMakalah bahasa yang_baik_dan_benar
Makalah bahasa yang_baik_dan_benar
 
Pertemuan 10 Natural Language Processing
Pertemuan 10 Natural Language ProcessingPertemuan 10 Natural Language Processing
Pertemuan 10 Natural Language Processing
 
Pragmatik&pembelajaran bahasa
Pragmatik&pembelajaran bahasaPragmatik&pembelajaran bahasa
Pragmatik&pembelajaran bahasa
 
Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku
Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbakuMakalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku
Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku
 
Metodologi pemb. b_arab_--_tes1
Metodologi pemb. b_arab_--_tes1Metodologi pemb. b_arab_--_tes1
Metodologi pemb. b_arab_--_tes1
 
Materi M3KB4 - Pengajaran Dokkai, Kaiwa, dan Sakubun
Materi M3KB4 - Pengajaran Dokkai, Kaiwa, dan SakubunMateri M3KB4 - Pengajaran Dokkai, Kaiwa, dan Sakubun
Materi M3KB4 - Pengajaran Dokkai, Kaiwa, dan Sakubun
 
Tugas mos isma & indah tata tertib sekolah
Tugas mos isma & indah tata tertib sekolahTugas mos isma & indah tata tertib sekolah
Tugas mos isma & indah tata tertib sekolah
 
LINGKUNGAN BAHASA DALAM PEMBELAJARAN BIPA-1.pptx
LINGKUNGAN BAHASA DALAM PEMBELAJARAN BIPA-1.pptxLINGKUNGAN BAHASA DALAM PEMBELAJARAN BIPA-1.pptx
LINGKUNGAN BAHASA DALAM PEMBELAJARAN BIPA-1.pptx
 

Plus de Marliena An

Contoh artikel hasil penelitian baru
Contoh artikel hasil penelitian baruContoh artikel hasil penelitian baru
Contoh artikel hasil penelitian baruMarliena An
 
Panduan pembakuan istilah
Panduan pembakuan istilahPanduan pembakuan istilah
Panduan pembakuan istilahMarliena An
 
Pedoman umum pembentukan istilah_pbn
Pedoman umum pembentukan istilah_pbnPedoman umum pembentukan istilah_pbn
Pedoman umum pembentukan istilah_pbnMarliena An
 
Kamus tesaurus bahasa-indonesia
Kamus tesaurus bahasa-indonesiaKamus tesaurus bahasa-indonesia
Kamus tesaurus bahasa-indonesiaMarliena An
 
Pedoman umum ejaan-yang_disempurnakan
Pedoman umum ejaan-yang_disempurnakanPedoman umum ejaan-yang_disempurnakan
Pedoman umum ejaan-yang_disempurnakanMarliena An
 
Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"
Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"
Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"Marliena An
 
Proposal Penelitian Tindakan Kelas
Proposal Penelitian Tindakan KelasProposal Penelitian Tindakan Kelas
Proposal Penelitian Tindakan KelasMarliena An
 
Gaya dan Strategi Belajar
Gaya dan Strategi Belajar Gaya dan Strategi Belajar
Gaya dan Strategi Belajar Marliena An
 
Seminar Proposal Tesis
Seminar Proposal TesisSeminar Proposal Tesis
Seminar Proposal TesisMarliena An
 
Pragmatik Lintas Budaya
Pragmatik Lintas Budaya Pragmatik Lintas Budaya
Pragmatik Lintas Budaya Marliena An
 
Kreativitas dan Keterampilan Menulis
Kreativitas dan Keterampilan MenulisKreativitas dan Keterampilan Menulis
Kreativitas dan Keterampilan MenulisMarliena An
 
Penilaian Buku Pelajaran
Penilaian Buku PelajaranPenilaian Buku Pelajaran
Penilaian Buku PelajaranMarliena An
 
Resepsi sastra film
Resepsi sastra filmResepsi sastra film
Resepsi sastra filmMarliena An
 
Pengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi AjarPengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi AjarMarliena An
 
Metodologi Pembelajaran
Metodologi PembelajaranMetodologi Pembelajaran
Metodologi PembelajaranMarliena An
 

Plus de Marliena An (15)

Contoh artikel hasil penelitian baru
Contoh artikel hasil penelitian baruContoh artikel hasil penelitian baru
Contoh artikel hasil penelitian baru
 
Panduan pembakuan istilah
Panduan pembakuan istilahPanduan pembakuan istilah
Panduan pembakuan istilah
 
Pedoman umum pembentukan istilah_pbn
Pedoman umum pembentukan istilah_pbnPedoman umum pembentukan istilah_pbn
Pedoman umum pembentukan istilah_pbn
 
Kamus tesaurus bahasa-indonesia
Kamus tesaurus bahasa-indonesiaKamus tesaurus bahasa-indonesia
Kamus tesaurus bahasa-indonesia
 
Pedoman umum ejaan-yang_disempurnakan
Pedoman umum ejaan-yang_disempurnakanPedoman umum ejaan-yang_disempurnakan
Pedoman umum ejaan-yang_disempurnakan
 
Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"
Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"
Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"
 
Proposal Penelitian Tindakan Kelas
Proposal Penelitian Tindakan KelasProposal Penelitian Tindakan Kelas
Proposal Penelitian Tindakan Kelas
 
Gaya dan Strategi Belajar
Gaya dan Strategi Belajar Gaya dan Strategi Belajar
Gaya dan Strategi Belajar
 
Seminar Proposal Tesis
Seminar Proposal TesisSeminar Proposal Tesis
Seminar Proposal Tesis
 
Pragmatik Lintas Budaya
Pragmatik Lintas Budaya Pragmatik Lintas Budaya
Pragmatik Lintas Budaya
 
Kreativitas dan Keterampilan Menulis
Kreativitas dan Keterampilan MenulisKreativitas dan Keterampilan Menulis
Kreativitas dan Keterampilan Menulis
 
Penilaian Buku Pelajaran
Penilaian Buku PelajaranPenilaian Buku Pelajaran
Penilaian Buku Pelajaran
 
Resepsi sastra film
Resepsi sastra filmResepsi sastra film
Resepsi sastra film
 
Pengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi AjarPengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi Ajar
 
Metodologi Pembelajaran
Metodologi PembelajaranMetodologi Pembelajaran
Metodologi Pembelajaran
 

Dernier

Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 

Dernier (20)

Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 

Analisis Kesalahan Berbahasa

  • 1. KESALAHAN LEKSIKAL PADA KARANGAN MAHASISWA BAHASA INDONESIA UNTUK PENUTUR ASING (BIPA) DARMASISWA UNJ : SEBUAH STUDI KASUS ANALISIS KESALAHAN 1. Pendahuluan Kesalahan yang dilakukan oleh pembelajar dalam proses pembelajaran merupakan hal yang lumrah terjadi. Fase ini merupakan fase umum sebagai bukti nyata bahwa pembelajaran telah berlangsung sebagai sebuah proses yang berjalan secara bertahap. Demikian halnya dengan pembelajaran bahasa sebagai sebuah proses dari belajar bahasa. Belajar bahasa merupakan sebuah proses untuk dapat menggunakan bahasa yang dipelajari (bahasa target). Dalam prosesnya, pembelajaran ini akan diarahkan pada kegiatan menerima bahasa (reseptif) hingga akhirnya akan sampai pada kegiatan memproduksi bahasa (produktif). Kedua proses ersebut –reseptif-produkif- merupakan proses yang saling mempengaruhi satu sama lain. Pembelajar akan mampu memproduksi bahasa dengan baik bila pada awalnya telah melalui proses reseptif secara baik. Dalam pembelajaran bahasa, pembelajar diarahkan pada empat keterampilan berbahasa yang merupakan bagian dari proses reseptif dan proses produktif. Termasuk dalam proses reseptif adalah kegiaan membaca dan menyimak (mendengar), sementara yang termasuk dalam kegiatan produkif adalah kegiaan menulis dan berbicara. Demikianlah keempat kegiatan tersebut akan saling mendukung dan saling mempengaruhi hasil dari pembelajaran bahasa. Salah satu proses produktif berbahasa yang dapat menunjukkan hasil dari kegiatan belajar bahasa adalah kegiaan menulis. Menulis sebagai sebuah bentuk produktif berbahasa dapat menjadi pengukur kemampuan pembelajar dalam penguasaan
  • 2. bahasa yang dipelajarinya. Melalui hasil tulisan itu pula pengajar dapat melihat dan menilai kemampuan bahasa pembelajarnya. Pembelajar BIPA adalah pembelajar asing yang mempelajari bahasa Indonesia sebagai bahasa keduanya. Penguasaan dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan sesuai kaidah menjadi target pembelajaran yang ingin dicapai oleh para pembelajar. Dalam prosesnya, pembelajaran BIPA ini sama halnya dengan pembelajaran bahasa asing bagi para pembelajar Indonesia. Secara umum, para pembelajar BIPA juga melakukan berbagai kesalahan dalam menggunakan kaidah bahasa Indonesia dalam penggunaan bahasa. Hal ini bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat interlingual maupun intralingual. Kesalahan-kesalahan ini juga dapat terlihat dari berbagai aspek kebahasaan seperti kesalahan substansi (meliputi kesalahan penggunaan ejaan dan tanda baca), kesalahan leksikal, kesalahan tingkat tatabahasa, sampai pada kesalahan tingkat wacana. Namun, pada studi kasus berikut, analisis kesalahan akan dilakukan hanya pada tingkat leksikal yang berhubungan dengan kesalahan pemilihan kata. Mengingat bahwa pemilihan kata berkenaan dengan penguasaan kosakata pembelajar. Penguasaan kosakata pembelajar yang diaplikasikannya dalam memilih kata yang tepat dalam konteks tulisannya akan sangat mempengaruhi makna tulisan tersebut. Oleh karena itulah, kesalahan tingkat ini menjadi pilihan untuk dianalisis. 2. Pembahasan Analisis kesalahan menurut James merupakan sebuah paradigma yang hadir setelah adanya analisis kontrastif. Dinyatakan oleh James perihal analisis kesalahan secara jelas sebagai berikut: This paradigm involves first independently or ‘objectively’ describing the learner’s IL (that is, their version of the TL) and the TL it self, followed by a comparison of the two, so as to locate mismatches. The novelty of Error
  • 3. Analysis, distinguishing it from CA, was that the mother tongue was not supposed to enter the picture. The claim was made that errors could be fully described in terms of the TL, without the need to refer to the L1 of the learners.(James, 1998:5) Dalam penjelasan tersebut James mengatakan bahwa analisis kesalahan merupakan sebuah paradigma yang memiliki kebebasan atau bersifat objektif dalam menggambarkan interlanguge pembelajar yang dalam hal ini disebut sebagai bahasa taget. Dalam pandangan ini dikatakan bahwa secara keseluruhan analisis ini digambarkan berdasarkan bagian dari bahasa target pembelajar dan tidak menghubungkannya dengan bahasa pertama (bahasa ibu) pembelajar. Berdasarkan pandangan tersebut maka dapat diketahui bahwa analisis kesalahan yang akan dilakukan berikut ini merupakan sebuah analisis yang bersifat objektif dan merupakan upaya penggambaran secara utuh kemampuan pembelajar dalam menggunakan bahasa targetnya. Dengan demikian, latar belakang bahasa pertama pembelajar (L1) dapat menjadi pertimbangan saja bahwa salah satu penyebab dari kesalahan yang terjadi adalah karena pengaruh bahsa ibu pembelajar, namun bisa lebih dikarenakan adanya factor-faktor lain, tergantung pada bentuk asli atau tampilan dari pembelajar tersebut dalam menggunakan bahasa targetnya. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membuat analisis kesalahan ini adalah sebagai berikut: 1) Tahap elisitasi 2) Tahap pendaftaran 3) Tahap penerimaan 4) Tahap identifikasi 5) Tahap description errors 6) Tahap penentuan status 7) Tahap diagnosis Tahapan-tahapn di atas merupakan tahapan yang disarankan oleh James dalam melakukan analisis kesalahan.
  • 4. Berdasarkan tahapan-tahapn di atas maka analisis berikut ini dapat digambarkan sebagai berikut: 1) Tahap Elisitasi Pada tahap pertama ini, elisitasi diartikan sebagai adanya upaya pemunculan kesalahan. Pada prosesnya, tahap elisitasi ini dilakukan dengan memberikan penugasan kepada pembelajar untuk menghasilkan bahasa dalam bahasa target. Dalam kasus ini, pembelajar diminta untuk membuat sebuah karangan bebas dengan tema yang tidak ditentukan. Hasil dari tulisan atau karangan pembelajar inilah yang akan menjadi bahan analisis. 2) Tahap Pendaftaran Karangan yang akan dianalisis pada kasus ini adalah sebuah karangan yang dibuat oleh seorang pembelajar BIPA dengan latar belakang kebangsaan Brazil. Pembelajar ini telah mengikuti pembelajaran bahasa selama dua semester dalam program BIPA Darmasiswa di Universitas Negeri Jakarta. Program Darmasiswa merupakan program pengenalan bahasa dan budaya Indonesia kepada pembelajar- pembelajar asing yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) Republik Indonesia. Karangan berikut dibuat oleh pembelajar BIPA tingkat menengah yang diperoleh dari kelas membaca-menulis yang diselenggarakan dalam program ini. Judul dari karangan ini adalah “Tiga Saat di Bawah Kepanasan Jakarta”. Pendaftaran pada karangan ini dilakukan dengan memberikan identitas tulisan berupa pembagian paragraf-paragraf dengan penomoran pada baris pada tiap-tiap paragraf.
  • 5. 3) Tahap Penerimaan Berdasarkan analisis selanjutnya, karangan ini merupakan karangan “normal” yang dibuat oleh pembelajar dengan menggunakan bahasa target pembelajar, yakni bahasa Indonesia. Karangan ini juga dibuat untuk keperluan pembelajaran dalam kelas membaca-menulis BIPA. 4) Tahap Identifikasi Seperti telah disebutkan bahwa kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi dalam hal ini meliputi beberapa level atau tingkat, antara lain kesalahan tingkat substansi, kesalahan tingkat tatabahasa, kesalahan tingkat leksikal, dan kesalahan tingkat wacana. Namun demikian, analisis ini dikhususkan pada kesalahan tingkat leksikal saja. Adapun dinyatakan James perihal kesalahan tingkat leksikal adalah “One convenient way to classify lexical errors is in terms of the sorts knowledge of words that people have”. (James, 1998: 144) Kesalahan-kesalahan yang dapat diklasifikasikan dalam kesalahan tingkat leksikal adalah istilah sedikitnya pengetahuan tentang bahasa dalam bahasa target. Dalam hal ini, terdapat beberapa kategori kesalahan leksikal secara fomal, yakni misselection (salah dalam pemilihan kata), misformation (salah dalam penempatan), dan distortion (penyimpangan). (James, 1998: 145-151) Sementara dari sisi kesalahan semantik atau makna, terdapat dua jenis kesalahan yang termasuk dalam kesalahan leksikal, yakni confusion of sense relations dan collocational errors. (James, 1998: 151-154) 5) Tahap Pendeskripsian Kesalahan Kesalahan leksikal yang ditemukan dalam tulisan dapat dideskripsikan sebagai berikut:
  • 6. 1) Pemilihan tulisan dengan judul “Tiga Saat di Bawah Kepanasan Jakarta” memperlihatkan beberapa kesalahan pemilihan kata. Pilihan kata saat oleh penulis dianggap kurang tepat. Penulis mengambil sinonim dari kata saat yakni kata waktu. Dalam bahasa Indonesia kata saat yang menggambarkan waktu biasanya dipasangkan dengan kata suatu saat yang bersinonim dengan suatu waktu. Meskpun dalam konteks tersebut kata saat bersinonim dengan kata waktu, untuk konteks judul di ataskata tersebut dirasa tidak dapat saling menggantikan. Penggunaan Tiga Saat pada judul tersebut tidak tepat secara makna karena yang tepat adalah menggunakan Tiga Waktu. 2) Kata Kepanasan yang digunakan dalam judul dianggap kurang tepat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata kepanasan bermakna sebagai suatu hal (keadaan panas); keadaan merasa panas; kena panas matahari; dan terlampau panas. Kata kepanasan dalam konteks judul kurang tepat digunakan karena sebenarnya maksud dari tulisan tersebut adalah menyatakan tempat. Oleh karena itu, pilihan kata yang tepat seharusnya adalah udara panas. Dengan demikian, judul yang tepat dari tulisan tersebut seharusnya “Tiga Waktu di Bawah Udara Panas Jakarta”. 3) Pada paragraf pertama baris ke-1 Terdapat kalimat Semenjak saat saya keluar…. Pada kalimat tersebut terdapat kata semenjak yang diikuti kata saat dianggap mubazir, karena sebenarnya kata saat dalam kalimat itu bisa dihilangkan. 4) Pada baris ke-6 di paragraf pertama terdapat kalimat Meskipun kami menghampiri jam duabelas…. Kata menghampiri pada kalimat tersebut dianggap kurang tepat, karena makna kata menghampiri dalam KBBI adalah mendekati; datang mendekat yang biasanya diikuti nomina, sehingga jam duabelas yang menyatakan waktu tidak tepat diawali dengan kata menghampiri. Kata yang lebih tepat untuk mengganti kata tersebut adalah menginjak. 5) Pada paragraf ke-2 baris pertama terdapat kalimat Pada berbagai saat, saya….Penggunaan Pada berbagai saat tersebut tidak tepat. Perhatikan analisis pertama penggunaan kata saat sebagai sinonim kata waktu itu
  • 7. dianggap kurang tepat sehingga maknanya menjadi rancu. Demikian halnya dengan penggunaan pada berbagai saat tersebut yang sebenarnya mengacu pada di setiap waktu atau di setiap kesempatan. Bilapun akan digunakan kata depan pada, kalimat yang tepat untuk kalimat tersebut sebaiknya menggunakan Pada setiap kesempatan atau Pada berbagai kesempatan. Kata berbagai kurang tepat jika dipasangkan dengan kata saat, sehingga jika dipasangkan maknanya akan menjadi rancu. 6) Pada paragraf ke-3 baris ke-4 terdapat kalimat Berdiam di sana……., orang- orang yang berwarna kulitnya berbeda…..Pemilihan kata berwarna pada kalimat tersebut merupakan kesalahan. Kata berwarna merupakan hasil dari pengimbuhan kata warna menggunakan imbuhan ber-. Makna kata tersebut adalah memiliki makna mempunyai warna. Oleh karena itu, kata tersebut harus diikuti oleh kata sifat warna seperti putih, merah, hitam, dsb. Dapat juga kata tersebut menjadi frase warna kulitnya. Oleh karena itu, untuk menjadi tepat, pemilihan kata berwarna harus diganti dengan kata warna saja. 7) Pada paragraf 3 baris ke-8 terdapat kalimat …………..sampai paru-paru saya mulai disakiti. Pemilihan kata disakiti pada kalimat tersebut salah karena kata disakiti merupakan kata kerja yang bersifat pasif dan membutuhkan pelaku. Sementara kalimat tersebut sebenarnya bermaksud memberikan makna bahwa paru-paru saya mulai sakit.Dengan demikian, penggunaan kata dasar sakit sebenarnya akan memberikan makna yang dimaksudkan oleh penulis. 8) Pada paragraf 3 baris ke-12 terdapat kata diucapi pada kalimat Satu kalimat yang diucapi….. Kata diucapi dalam kamus bahasa Indonesia tidak ditemukan, karena kata tersebut tidak ada dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan konteks kalimat yang ada, penulis sebenarnya bermaksud menyampaikan kata diucapkan. 9) Pada paragraf 4 baris ke-3, penulis tidak menggunakan kata depan dari dalam kalimatnya, padahal kata tersebut memerlukan kata depan dari untuk kalimat …berbagai orang yang pakai ilmu hitam untuk mencuri orang lain. Sebelum kata orang lain sebenarnya dibutuhkan kata depan dari.
  • 8. 10) Pada paragraf 5 baris ke-5 terdapat sebenarnya terdapat kalimat langsung yang berbunyi “Kalau kamu berjalan sendiri, menjagalah kesadaran pada diri sendiri….” Kata menjagalah dalam bahasa Indonesia itu tidak ada. Kata yang ada adalah kata menjaga, dijaga, dan kata jagalah. Untuk kata yang bermaksud memberikan perintah atau peringatan sebagai kata yang tepat untuk mengganti kata menjagalah tersebut dapat digunakan kata jagalah. 11) Pada paragraf 6 baris ke-2 terdapat kata kepanasan pada kalimat Campuran kain kepanasan….Kata kepanasan tersebut tidak tepat digunakan karena makna kepanasan mengacu pada makna keadaan atau sifat. Sementara itu yang dimaksudkan oleh penulis sebenarnya adalah Campuran kain dengan bahan yang panas. 12) Pada paragraf yang sama di baris ke-5 terdapat kata merasa yang tidak tepat. Karena kata merasa merupakan kata kerja transitif yang memerlukan objek. Namun, pada kalimat tersebut kata merasa diikuti oleh kata keterangan tempat di tempat lain. Oleh karena itu, kata merasa lebih tepat diganti dengan kata rasakan. 13) Pada paragrapf 7 baris ke-3 terdapat kata menyala yang tidak tepat penggunaannya. Dalam KBBI, makna kata menyala adalah tampak keluar nyalanya. Untuk konteks kalimat …..menyala sebatang Djarum Coklat…. Itu merupakan sebuah kesalahan, karena makna yang ingin disampaikan adalah penulis membuat nyala. Untuk makna tersebut, kata yang tepat adalah kata menyalakan. 14) Pada paragraf 10 baris ke-5 terdapat kata bersia-sia. Dalam bahasa Indonesia, tidak terdapat kata bersia-sia. Oleh karena itu, imbuhan ber- pada kata tersebut memang tidak dibenarkan dalam bahasa Indonesia dan harus dihilangkan, sehingga penulis cukup menggunakan kata dasarnya, yakni kata sia-sia. 15) Pada paragraf yang sama di baris ke-6 terdapat kata muntah yang tidak tepat penggunaannya. Makna yang ingin disampaikan oelh penulis dalam konteks kalimat tersebut adalah mengeluarkan kembali apa-apa yang sudah masuk ke
  • 9. dalam perut. Oleh karena itu, kata yang tepat untuk kalimat tersebut adalah memuntahkan. 16) Pada paragraf yang sama baris ke- 9 terdapat penggunaan kata pada yang tidak tepat. Mengacu pada tatabahasa Indonesia, penggunaan kata depan pada yang benar adalah untuk menyatakan tempat atau tempat keberadaan. Sementara itu, pada konteks kalimat tersebut, makna yang ingin disampaikan adalah penggunaan kata depan yang menyatakan sasaran. Oleh Karena itu, penggunaan kata depan untuk lebih tepat. 17) Pada paragraf 11 baris ke-5 terdapat penggunaan kata sebesar yang diikuti oleh kata enam. Penggunaan kata sebesar tersebut salah karena kata sebesar digunakan untuk menyatakan ukuran. Sementara itu, pada kalimat tersebut digunakan untuk menyatakan jumlah. Dengan demikian, kata sebesar sebaiknya diganti dengan kata sebanyak. 18) Pada paragraf yang sama di baris ke-8 terdapat penggunaan kata depan untuk yang sebenarnya tidak perlu. 19) Pada paragraf yang sama baris ke-9 terdapat kata dikurangi yang sebenarnya kurang tepat. Kata yang dibutuhkan untuk kalimat tersebut adalah kata kerja intransitif atau kata yang tidak memerlukan objek, sehingga kata dikurangi lebih baik diganti dengan kata berkurang. 20) Pada baris selanjutnya di paragraf yang sama terdapat kata dilindungi. Kata dilindungi yang digunakan oleh penulis tidak tepat, karena kata dilindungi merupakan kata kerja pasif yang memerlukan objek, sehingga diperlukan objek yang melindungi dalam konteks kalimat tersebut. Sementara itu, penulis membuat kalimat …dilindungi dari matahari….Pada konteks kalimat tersebut imbuhan di-I tidak tepat karena kata selanjutnya dimulai dengan kata dari, bukan kata oleh. Oleh karena itu, penggunaan kata berimbuhan yang tepat untuk kalimat tersebut seharusnya adalah terlindung. 21) Pada pargraf 12 baris ke-3 terdapat kata yang benar. Pemilihan kata tersebut dianggap salah, karena bila menggunakan kata yang benar itu berarti mengacu pada yang salah. Sementara makna yang ingin disampaikan bahwa penulis mengenal ibu tersebut dengan nama “Mbah” dan tidak mengetahui nama
  • 10. sebenarnya dari ibu tersebut. Oleh karena itu, kata yang benar sebaiknya diganti dengan kata sebenarnya. 22) Pada paragraf 14 baris pertama terdapat kata dihancur yang sebenarnya tidak ada dalam bahasa Indonesia. Kata tersebut sebenarnya dapat diganti dengan menggunakan kata dasarnya saja, yakni kata hancur. 23) Pada paragraf yang sama di baris ke-7 terdapat pemilihan kata sabar yang digunakan oleh penulis dalam menggambarkan kondisi jenazah. Pemilihan kata sabar untuk konteks tersebut tidak tepat karena kata sabar mengacu pada sifat manusia yang tahan menghadapi cobaan dan tidak lekas marah. Sementara itu, yang digambarkn oleh penulis adalah kondisi jenazah, sehingga kata tersbut tidak tepat. Oleh karena itu, untuk menggambarkan kondisi jenazah penulis sebaiknya memilih kata tenang atau damai. 24) Pada baris selanjutnya penggunaan kata mengatakan tidaklah tepat karena yang diperlukan dalam kalimat tersebut adalah kata kerja pasif dikatakan. 25) Pada baris ke-11 terdapat kata mengenai yang digunakan oleh penulis. Kata mengenai bermakna tentang dan tidak tepat digunakan pada konteks kalimat tersebut. Kata mengenai pada kalimat tersebut dapat diganti dengan kata menimpa. 26) Pada baris selanjutnya terdapat kata menghiburinya. Dalam bahasa Indonesia, imbuhan me-I bermakna melakukan berulang-ulang. Sementara untuk kata hibur, imbuhan tersebut tidak dapat digunakan. Imbuhan yang dapat digunakan hanyalah imbuhan me- menjadi menghibur. Oleh karena itu, kata menghiburinya dapat diganti dengan kata menghiburnya. 27) Pada baris selanjutnya terdapat penggunaan kata sedikit yang sebenarnya mengacu pada makna waktu. Penggunaan kata sedikit tidak tepat dan dapat digantikan dengan kata sebentar. 28) Pada paragraf 14 baris ke-2 terdapat kata mancingan yang sebenarnya dimaksudkan untuk menyatakan tempat. Dalam bahasa Indonesia, imbuhan yang tepat untuk menyatakan tempat adalah imbuhan pe-an, sehingga kata yang benar untuk mengganti kata tersebut adalah kata pemancingan.
  • 11. 6) Tahap Penentuan Status / Pengategorian Kesalahan Berdasarkan kesalahan-kesalahan yang ditemukan dalam karangan yang dianalisis, adanya penyimpangan-penyimpangan dari kaidah bahasa Indonesia yang terjadi dalam karangan tersebut secara umum dapat dikategorikan sebagai kesalahan karena penulis atau pembelajar melakukan pengulangan dari kesalahan- kesalahan tersebut. Contoh yang dapat dilihat adalah pada penggunaan kata kepanasan yang digunakan oleh pembelajar secara berulang-ulang dan konsisten. Kata kepanasan tersebut digunakan pembelajar karena pembelajar tersebut memang tidak mengetahui penggunaan kata kepanasan yang tepat untuk mewakili makna yang ingin disampaikannya. Demikian juga dengan kesalahan penggunaan kata berimbuhan. Penggunaan kata berimbuhan yang bersifat pasif banyak digunakan oleh penulis untuk kata-kata yang seharusnya menggunakan kata kerja intransitif. Secara garis besar, status yang ditemukan dalam karangan tersebut lebih banyak merupakan kesalahan atau errors. 7) Tahap Diagnosis Kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh pembelajar dalam karangannya, khususnya dalam tingkat leksikal berkenaan dengan kesalahan pemilihan kata pada umumnya bukanlah terletak pada kurangnya penguasaan kosakata pembelajar. Indikasi yang menunjukkan kurangnya kosakata pembelajar dapat ditemukan hanya dalam beberapa kesalahan saja, seperti pemilihan kata sabar yang seharusnya damai atau tenang.
  • 12. Adapun kesalahan-kesalahan yang lebih banyak ditemukan dalam tingkat leksikal ini adalah kesalahan pemilihan kata berimbuhan dalam kalimat. Pembelajar cenderung menggunakan kata-kata dengan imbuhan yang kurang tepat sehingga makna dari kalimat yang dibuatnya menjadi tidak jelas. Selain itu, pembelajar juga sering melakukan kesalahan menggunakan kata kerja transitif untuk kata-kata yang seharusnya menggunakan kata kerja intransitif. Ada juga kesalahan pembelajar menggunakan kata-kata berimbuhan yang seharusnya tidak memerlukan imbuhan.Di sinilah terjadi salah penempatan yang dilakukan oleh pembelajar. Kesalahan yang lebih fatal adalah pembelajar menggunakan kata berimbuhan yang tidak ada dalam bahasa Indonesia. Di sini terlihat adanya penyimpangan terhadap pemahaman penggunaan imbuhan yang dilakukan oleh pembelajar. Selain kesalahan leksikal yang bersifat formal, kesalahan tingkat leksikal dari segi semantik berupa kebingungan dalam menentukan hubungan makna dan kesalahan menyandingkan kata juga terjadi dalam tulisan pembelajar. Secara semantik, pembelajar melakukan kesalahan dalam menyandingkan kata misalnya pada kata berbagai saat, tiga saat, maupun pada sebesar enam yang seharusnya berbagai kesempatan, tiga waktu, dan sebanyak enam. 3. Penutup Berdasarkan analisis kesalahan yang dilakukan pada karangan bebas yang dibuat oleh mahasiswa BIPA berkebangsaan Brazil, ditemukan kesalahan tingkat leksikal yang bersifat formal baik berupa misselection, misformation, maupun distortion. Demikian juga untuk kesalahan tingkat leksikal yang berkenaan dengan makna, ditemukan kesalahan berupa kebingungan dalam menentukan hubungan makna dan kesalahan dalam menyandingkan kata dalam bahasa Indonesia.
  • 13. Pada umumnya, kesalahan-kesalahan yang ditemukan dapat dikategorikan sebagai kesalahan dan bukan merupakan kekeliruan, karena kesalahan-kesalahan tersebut terjadi secara berulang-ulang dan konsisten dilakukan oleh pembelajar. Berdasarkan studi kasus tersebut, saran yang dapat diberikan kepada para pengajar bahasa, khususnya dalam pembelajaran BIPA adalah agar lebih memperbanyak latihan atau praktik dalam menggunakan kata-kata, sehingga pembelajar akan terbiasa dan lebih memahami segala bentuk pemilihan kata, penempatan kata, maupun pengidentifikasian kata-kata dalam bahasa Indonesia. Pembelajar juga harus lebih banyak diberi latihan dalam menggunakan kata-kata tersebut dalam suatu konteks sehingga pembelajar tak lagi merasa kebingungan dan tak merasa kesulitan untuk menyandingkan kata-kata dalam bahasa Indonesia.
  • 14. Daftar Pustaka Chaer, Abdul. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. 2006. Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Balai Pustaka.2008. James, Carl. Errors in Language Learning and Use. London and New York: Longman. 1998.
  • 15. KESALAHAN LEKSIKAL PADA KARANGAN MAHASISWA BAHASA INDONESIA UNTUK PENUTUR ASING (BIPA) DARMASISWA UNJ : SEBUAH STUDI KASUS ANALISIS KESALAHAN (Tugas Akhir Mata Kuliah Analisis Kontrastif dan Analisis Kesalahan) Dosen Pengampu:1. Prof. Dr. Emzir, M.Pd. 2. Prof. Dr. Jenny Disusun Oleh Marlina (7316080108) PROGRAM STUDI S-2 PENDIDIKAN BAHASA PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2009
  • 16. Filename: Anakes UAS Directory: D:MarlienakademikPascaAnakon Template: C:Documents and SettingsmarlinApplication DataMicrosoftTemplatesNormal.dotm Title: Subject: Author: user Keywords: Comments: Creation Date: 8/30/2009 4:15:00 AM Change Number: 2 Last Saved On: 8/30/2009 4:15:00 AM Last Saved By: user Total Editing Time: 1 Minute Last Printed On: 11/13/2012 5:19:00 PM As of Last Complete Printing Number of Pages: 15 Number of Words: 3,035 Number of Characters: 19,798 (approx.)