Puisi "Mignonne, Allons Voir Si La Rose" karya Pierre de Ronsard menggunakan perumpamaan bunga mawar yang mekar di pagi hari lalu layu di sore hari untuk menggambarkan kemudahan kecantikan seorang wanita dan kerapuhan masa mudanya. Puisi ini juga memberikan nasihat kepada wanita yang dicintai untuk menikmati kecantikan masa mudanya sebelum berkurang termakan usia.
1. 1
Puisi ‘Mignonne, Allons Voir Si La Rose’ Karya Pierre de Ronsard
sebagai Representasi Semangat Zaman Abad ke-16 di Prancis
MAKALAH
Diselesaikan sebagai ujian tengah semester mata kuliah Pengkajian Kesusastraan Prancis
Oleh
Hana Maulida, 1106063023
PROGRAM STUDI PRANCIS
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA
UNIVERSITAS INDONESIA
2013
2. 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Abad ke-16 dikenal dengan zaman renaissance. Renaissance sendiri berasal
dari kata re- dan naissance yang berarti kelahiran kembali. Abad ini dinamai seperti
itu karena ilmu pengetahuan berkembang pesat di Eropa. Masyarakat Eropa, termasuk
Prancis, perlahan mulai melepaskan diri dari dogma-dogma gereja. Dogma-dogma
gereja sudah tidak lagi menjadi pusat dari segalanya namun manusia yang menjadi
pusat segalanya.
Meskipun belum benar-benar berpusat pada manusia dan ajaran agama belum
dilepaskan seluruhnya, namun masyarakat berusaha untuk mengembangkan dirinya
dengan berbagai ilmu pengetahuan. Filsafat Yunani yang berhasil masuk ke Eropa
melalui Ibnu Rus dan Ibnu Sina menjadi pemantik berubahnya zaman di Eropa.
Bukan hanya dalam ilmu pengetahuan, dunia sastra dan pemikiran-pemikiran tentang
manusia turut berkembang di abad ini. Sebenarnya, hal ini telah ada sejak abad ke-13
di Itali tetapi baru berkembang di abad ke-16 di Prancis. Hal tersebut dikarenakan
kerja sama antara raja Prancis dan Itali sehingga memungkinkan pemikiran-pemikiran
tersebut masuk ke Prancis. Perkembangan ilmu pengetahuan, kesusastraan Prancis,
dan ilmu tentang manusia didukung oleh raja Prancis pada masa itu, terutama oleh
François I (1515-1547) dan Henri II (1547-1559).
Pada abad ini, di Prancis, tumbuh subur paham humanis yang banyak
dijunjung pada masyarakat Prancis dan sering menjadi tema besar karya sastra saat itu.
Humanisme adalah sebuah paham yang berpendapat bahwa sebaik-baiknya manusia
adalah manusia yang berbudaya. Manusia yang berbudaya adalah manusia yang
memiliki pendidikan dan berbudi pekerti. Pada zaman ini, seorang manusia telah
benar-benar menjadi manusia seutuhnya jika ia mengembangkan dirinya dengan
berbagai ilmu pengetahuan dan menjadi semaju mungkin. Konsep ini juga yang
terkandung dalam humanisme.
Dari sekian banyak sastrawan besar Prancis pada abad itu, Pierre de Ronsard
adalah salah satunya. Beliau lahir pada 10 September 1524 di château de la
3. 3
Poissonière di Vendômois. Meskipun menjadi tuli, ia tetap bersemangat mempelajari
dan mendalami sastra selama sekurang-kurangnya 5 tahun dari gurunya, Dorat.
Bersama dengan gurunya dan teman-temannya yang juga merupakan sastrawan,
seperti Du Bellay, membentuk gerakan La Pleiade yaitu gerakan pecinta puisi dan
mendukung penggunaan bahasa Prancis dalam dunia sastra agar kesusastraan Prancis
dapat menyaingi kesusastraan Yunani. Ronsard terkenal dengan puisi-puisi cintanya.
Ia membuat begitu banyak puisi dan karena itu ia dijuluki Le prince des poètes,
pangeran puisi. Soneta-sonetanya tentang cinta serta kenikmatan dan kegembiran
hidup dapat mengkukuhkan kedudukannya sebagai pemimpin angkatan penyair baru.
B. Rumusan Masalah
Apakah puisi ‘Mignonne, Allons Voir Si La Rose’ karya Pierre de Ronsard dapat
menggambarkan semangat zaman saat puisi ini dibuat?
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memperlihatkan apakah puisi karya Pierre de
Ronsard tersebut dapat menggambarkan semangat zaman abad ke-16, di masa puisi
tersebut dibuat, melalui analisis struktural puisi untuk memperlihatkan makna puisi
secara utuh dan mengaitkannya dengan konteks zaman saat itu.
4. 4
BAB II
ANALISIS PUISI SECARA STRUKTURAL
Mignonne, Allons Voir Si La Rose
Mignonne, Allons Voir Si La Rose
Qui ce matin avait déclose
Sa robe de pourpre au soleil,
A point perdu cette vesprée
Les plis de sa robe pourpré
Et son teint au vôtre pareil
Las! Voyez comme un peu d’espace,
Mignonne, elle a dessus la place,
Las, las ses beautés laissé choir!
O vraiment marâtre Nature,
Puisqu’une telle fleur ne dure
Que du matin jusques au soir!
Donc, si vous me croyez, mignonne,
Tandis que votre âge fleuronne
En sa plus verte nouveauté
Cueillez, cueillez votre jeunesse:
Comme à cette fleur, la vieillesse
Fera tenir votre beauté
[m i ɲ ɔ n a l ɔ v w a r s i l a r o z]
[m i ɲ ɔ n a l ɔ v w a r s i l a r o z]
[k i s ə m a t ε a v ε d e k l o z]
[s a r ɔ b p u r p r o s ɔ l ε j]
[a p w ã p e r d y s ε t v ε s p r e]
[l ε p l i d ə s a r ɔ b p u r p r e]
[ε s ɔ t ε o v ɔ t r p a r ε j]
[l a v w a j ε k ɔ m ã p ø d ε s p a s]
[m i ɲ ɔ n e l a d ə s y l a p l a s]
[l a l a s s e b o t e l ε s e ʃ w a r]
[o v r ε m ã m a r a t r ə n a t y r]
[p y i s k y n t e l f l œ r n ə d y r]
[ k ə d y m a t ε Ʒ y s k ə o s w a r]
[d ɔ s i v u m ə k r w a j ε m i ɲ ɔ n]
[t ã d i k ə v ɔ t r a Ʒ f l œ r ɔ n]
[ã s p l y v ε r t n u v o t e]
[k œ j ε k œ j ε v ɔ t r Ʒ œ n ε s]
[k ɔ m a s ε t f l œ r l a v j ε j ε s]
[f ə r a t ə n i r v ɔ t r b o t e]
Puisi Mignonne, Allons Voir Si La Rose karya Pierre de Ronsard adalah puisi yang
masih terikat dengan aturan-aturan. Puisi ini terdiri dari tiga bait dan setiap bait terdiri dari
enam larik. Oleh karena dalam satu bait terdiri dari enam larik, bait ini bernama sizain. Puisi
ini juga merupakan puisi octosyllabe karena setiap larik memiliki jumlah suku kata sebanyak
5. 5
delapan suku kata. Keterikatan terhadap aturan juga dapat dilihat dari rima yang dimiliki.
Puisi ini memiliki rima a-a-b-c-c-b. Hal ini dapat kita lihat pada transkrip fonetis yang telah
saya tulis. Semua bentuk bait, larik, dan rima puisi akan membantu kita untuk menganalisis
makna yang terkandung dalam puisi ini.
Puisi ini bertema cinta. Puisi ini merupakan puisi yang ditulis oleh si pengarang yang
ditujukan kepada perempuan yang dicintainya. Kita dapat melihat hal ini dari bagaimana si
pengarang memanggil perempuan yang dicintainya dengan sapaan mignonne. Meskipun jika
kita menerjemahkan kata mignonne ke dalam bahasa Indonesia berarti manis, dalam bahasa
Prancis kata mignonne memimiliki komponen makna aimable (baik). Maka dari itu, kita
dapat mengetahui bahwa si pengarang menggambarkan sosok perempuan yang dicintainya
melalui kecantikan si perempuan yang manis dan sifat perempuan tersebut yang baik.
Mengawali puisi dengan sapaan mignonne, kemudian pengarang, Ronsard,
melanjutkannya dengan kalimat ajakan kepada perempuan yang dicintainya untuk melihat
setangkai bunga mawar yang baru saja mekar di pagi itu. Lalu, Ronsard menggambarkan
kelopak bunga mawar yang berwarna keunguaan disirami sinar matahari. Ronsard
menggunakan kata robe yang memiliki makna pakaian perempuan. Hal ini menunjukkan
bahwa ada personifikasi yang digunakan Ronsard untuk mendeskripsikan bunga mawar
tersebut. Hal ini memperlihatkan bahwa pengarang mengibaratkan bunga mawar itu dengan
perempuan yang dicintainnya. Dari sini kita dapat mengetahui bahwa perempuan yang
ditujukkan Ronsard adalah seorang perempuan yang masih sangat muda dan cantik.
Selain itu, mawar bukan hanya menyiratkan sebuah keindahan dan kecantikan tetapi
juga menyimbolkan cinta. Dalam bahasa Prancis, kata la rose atau mawar sering sekali
digunakan untuk menyimbolkan cinta dan kebahagiaan. Dengan begitu, kita dapat
menyimpulkan bahwa perempuan tersebut adalah perempuan yang cantik, masih sangat muda,
dan penuh dengan kebahagiaan. Hal ini dapat dipertegas dengan larik terakhir dari bait
pertama yang memiliki kesamaan rima dengan larik ketiga. Berdasarkan kesamaan bunyi dan
secara anaforis, larik terakhir mengacu pada larik ketiga.
Di larik keempat dan kelima bait pertama yang merupakan kelanjutan dari
pendeskripsian bunga mawar yang baru mekar di pagi hari, Ronsard menggambakan warna
bunga mawar yang semakin menua di sore hari. Ronsard melanjutkan deskripsi bunga mawar
pada bait kedua dimana bunga mawar itu sekarang ini telah layu di sore hari.
Di awal bait kedua, Ronsard meminta perempuan yang dicintainya menyaksikan
bagaimana bunga mawar yang baru mekar di pagi hari tetapi di sore hari sudah mulai layu. Ia
mengatakan betapa waktu begitu singkat dan bahkan bunga itu masih di tempat yang sama.
6. 6
Dalam menggambarkan ini semua, Ronsard mengubah emosi pembaca dengan penggunaan
kata Las! Di larik pertama bait kedua yang kemudian diulang di larik ketiga bait kedua
sebanyak dua kali. Kata Las! merupakan bentuk ekspresi dari rasa sedih dan penyesalan.
Dengan diletakannya Las!, telah mengubah emosi puisi di bait pertama dari suasana romantis
menjadi suatu bentuk kesedihan dan penyesalan. Perubahan emosi pada bait kedua juga
diperkuat dengan penggunaan tanda seru pada larik ketiga bait kedua dan kata Las yang
diulang dua kali. Hal ini semakin menguatkan rasa sedih dan penyesalan dalam puisi.
Setelah mengungkapkan kesedihan di larik pertama sampai ketiga bait kedua,
Ronsard memulai larik keempat dengan interjeksi O sebagai bentuk ungkapan kesedihannya
lagi dan mengatakan betapa kejamnya alam ini karena waktu yang begitu singkat. Kekejaman
alam di dalam puisi diungkapkan dengan kata marâtre yang berarti ibu tiri. Dalam puisi ini
dapat kita lihat bahwa kata marâtre telah mengalami peyoratif karena digunakan untuk
mendeskripsikan kekejaman alam.
Di larik terakhir bait kedua memiliki rima yang sama dengan larik ketiga. Dari
kesamaan rima ini, kita dapat mengamati bagaimana pengarang kembali menyajikan
metafora. « Soir » (malam) diibaratkan dengan « ses beautés laissé choir » yang memili arti
secara eksplisit adalah kematian. Dalam kamus bahasa Prancis, Le Petit Robert micro, kata
soir bermakna fin du jour, moments qui précèdent et qui suivent le coucher du soleil atau
akhir dari hari, saat dimana terbenamnya matahari. Begitu juga untuk kata « matin » (pagi)
yang digambarkan Ronsard sebagai waktu kapan bunga mawar itu mekar. Matin memiliki
arti début du jour1
atau awal dari hari. Matin digunakan Ronsard untuk menunjukkan awal
dari kehidupan manusia. Dari sini kita dapat menganalisis bahwa waktu yang digunakan
pengarang, pagi hingga malam, untuk menunjukkan betapa hidup manusia2
itu begitu singkat.
Di bait terakhir, Ronsard mulai memberikan nasihat yang begitu lembut kepada gadis
yang dikasihinya. Hal itu bisa terlihat dengan penggunaan kata « si » yang berarti jika untuk
menunjukkan bentuk kondisi. Dalam menyampaikan nasihatnya, Ronsard membalik cara
dalam mengibaratkan. Jika pada bait pertama dan kedua bunga mawar yang diibaratkan
sebagai gadis yang dicintainnya, pada baik ketiga justru sebaliknya. Gadis yang
dicintainyalah yang diibaratkan sebagai bunga mawar. Semua hal itu dapat kita lihat mulai
dari larik kedua bait terakhir. Penggunaan kata kerja fleuronner yang berarti membunga
1
Rey, Alain. 2012. Le Petit Robert micro. Paris: LeRobert. (Kamus)
2
Dapat akhirnya disimpulkan bahwa ini merupakan perumpamaan hidup manusia karena diawal puisi, bait
pertama, Ronsard mengumpamakan perempuan yang dicintainya dengan bunga mawar. Sampai bait kedua
pun perumpamaan itu pun masih terjadi karena terdapat kebersambungan deskripsi hidup bunga mawar di
bait kedua.
7. 7
untuk mendeskripsikan usia gadis itu, penggunaan kata « verte nouveauté » untuk
menggambarkan keadaan yang masih sangat muda pada larik ketiga, penggunaan kata
“petiklah” yang bersanding dengan “masa muda” menegaskan bahwa Ronsard mengibaratkan
gadis itu dengan bunga mawar. Perumpamaan itu dipertegas dalam dua larik terakhir yang
berarti “Seperti pada si bunga mawar, cantikmu akan memudar oleh usia3
”.
Dari analisis struktural puisi ini, kita dapat memahami makna yang terkandung di
dalamnya. Puisi ini mengungkapkan perasaan cinta si pengarang kepada seorang gadis yang
cantik, masih sangat muda, dan penuh kebahagiaan. Perasaan cinta diungkapkan dalam
bentuk perumpamaan si gadis dan bunga mawar dengan tujuan si gadis dapat
mempergunakan masa mudanya dengan baik. Jangan sia-siakan hidup karena waktu berjalan
dengan cepat. Sedari masih muda, gunakanlah untuk menikmati dan memanfaatkan hidup
dengan baik sebelum masa tuamu datang. Makna puisi inilah yang kemudian akan saya bahas
untuk mencocokannya dengan konteks zaman pada bab selanjutnya dengan tujuan untuk
melihat korelasi diantaranya dan menjawab rumusan masalah.
3
Pengalihan bahasa puisi Mignonne, allons voir si la rose ke dalam bahasa Indonesia, saya acu pada
terjemahan puisi ini oleh Ida Sundari Husen dengan judul ‘Manis, mari tengok apakah mawar...’ kecuali untuk
kata « ceuillez » yang saya terjemahkan menjadi petiklah bukan hiruplah seperti pada terjemahannya. Hal itu
saya lakukan untuk menguatkan argumen saya sehingga saya menerjemahkan secara harafiah.
8. 8
BAB III
MIGNONNE, ALLONS VOIR SI LA ROSE SEBAGAI REPRESENTASI
SEMANGAT ZAMAN ABAD KE-16
Seperti yang telah dikemukakan pada bagian latar belakang bahwa Pierre de Ronsard
hidup di zaman renaissance. Tentu karya-karya yang dihasilkannya pun lahir di zaman yang
sama. Pada abad ke-16 di Prancis atau biasa disebut abad renaissance merupakan abad yang
dipenuhi dengan semangat-semangat humanis. Semangat-semangat humanis adalah semangat
untuk menjadi manusia seutuhnya. Manusia seutuhnya diartikan sebagai manusia yang
berbudaya. Manusia yang berbudaya bukan hanya manusia yang memiliki budi pekerti luhur
tetapi juga manusia yang berilmu pengetahuan. Maka dari itu, di zaman ini, semua orang
berlomba-lomba untuk mencari ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya. Jika telah memiliki
pengetahuan yang banyak dan ingin terus memperbaiki diri dengan belajar maka manusia
tersebut telah menjadi manusia seutuhnya, manusia yang bermanfaat bagi kehidupan.
Puisi Mignonne, Allons Voir Si La Rose adalah puisi yang dibuat oleh Ronsard yang
pertama kali dipublikasikan pada tahun 1550 dalam buku kumpulan puisinya yang berjudul
Odes. Puisi ini ditujukkan kepada Cassandre Salvati, seorang gadis berumur 13 tahun yang ia
temui dalam suatu pesta di la cour de Blois. Ia jatuh cinta dengan gadis tersebut. Perasaan
cintanya, ia tuangkan dalam puisi romantis yang berjudul Mignonne, Allons Voir Si La Rose.
Saat bertemu dengan nona Salvati, Ronsard berumur 20 tahun.
Puisi cinta yang begitu romantis karangan Ronsard, memiliki sentuhan berbeda dari
puisi cinta yang biasa dibuat oleh pengarang-pengarang besar Prancis. Ronsard memberikan
nasihat lembut kepada nona Salviati tentang makna kehidupan. Kehidupan akan berharga jika
kita menjadikan hidup ini bermanfaat. Dalam puisinya, Ronsard meminta nona Salviati untuk
memanfaatkan masa mudanya sebelum masa tuanya datang dan jangan menunda untuk hal
itu karena waktu berjalan dengan cepat.
Keromantisan dalam puisi Ronsard untuk mengajak gadis yang dicintainya
memanfaatkan hidup sedini mungkin sebelum masa tua datang dan tanpa menundanya karena
waktu berjalan dengan cepat memperlihatkan bahwa pesan dalam puisi ini sejalan dengan
semangat zaman abad ke-16 yang dipenuhi dengan semangat humanis. Oleh karena itu, dapat
kita katakan bahwa puisi Mignonne, allons voir si la rose dapat merepresentasikan semangat
zaman abad ke-16 di Prancis dalam gaya yang romantis ala Pierre de Ronsard.
9. 9
BAB IV
KESIMPULAN
Puisi Mignonne, Allons voir si la rose karya Pierre de Ronsard dapat menggambarkan
semangat zaman abad ke-16 di Prancis yang dipenuhi dengan humanisme. Puisi cinta yang
romantis ini memiliki pesan agar gadis yang dicintainya menikmati dan memanfaatkan hidup
dengan sebaik mungkin sedari muda sebelum masa tua datang mengambil segala
kecantikannya. Waktu berjalan dengan cepat, maka dari itu tidak boleh menunda. Semangat
untuk mengembangkan diri yang ingin ditularkan Ronsard kepada gadis yang dikasihinya
melalui puisi ini sejalan dengan pandangan humanis yang harus mengembangkan diri terus
menerus dan tanpa rasa puas.
10. 10
Daftar Pustaka
Ida Sundari, Husen. 2001. Mengenal Pengarang-Pengarang Prancis dari Abad ke Abad.
Jakarta; PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Dethi Silvidah, Gani. 2006. Sajak Mignonne, Allons Voir Si La Rose karya Pierre de Ronsard
dan Sajak Si Tu T’Imagines Karya Raymond Queneau (Suatu Studi Perbandingan). Depok;
Universitas Indonesia.
Rey, Alain. 2012. Le Petit Robert micro. Paris; LeRobert.
“Objet d’Étude: La Poésie, Lecture Analitique et Linéaire et Composée « mignonne, allons
voir si la rose...» Ronsard”. Orthogram, Français langue et Culture. Diunduh pada 20 Oktober
2013.http://www.orthogram.com/lecture_analytique_et_commentaire_compose_de_migno.ht
ml