SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  15
SIKAP NORWEGIA, SWISS, DAN TURKI TERHADAP UNI
                                   EROPA


                                  MAKALAH
Diselesaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan dan Dinamika Uni Eropa




                                     Oleh
                     Adinda Ayu Puspita R. 1106022351
                          Hana Maulida 1106063023
                        Nurul Handayani 1106077483


                       PROGRAM STUDI PRANCIS
             FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA
                        UNIVERSITAS INDONESIA
                                     2012


                                                                                    1
Bab I
                                     Pendahuluan

       Swiss, Norwegia, dan Turki adalah negara-negara Eropa yang memiliki hubungan
khusus dengan Uni Eropa. Kedekatan ketiganya dengan Uni Eropa telah menimbulkan
pertanyaan besar bagi para pengamat sejarah maupun perkembangan dan dinamika Uni
Eropa. Ketiganya merupakan negara-negara yang telah memenuhi syarat untuk bergabung
dengan Uni Eropa. Namun, hingga saat ini ketiganya belum menjadi anggota Uni Eropa.
       Sikap dari ketiga negara ini menjadi suatu hal yang sangat menarik untuk dibahas.
Swiss dan Norwegia adalah negara-negara dengan ekonomi yang bagus serta kondisi negara
yang sangat memenuhi syarat untuk bergabung dengan Uni Eropa. Namun, hingga saat ini
keduanya belum juga tergabung dengan Uni Eropa. Hal sebaliknya terjadi pada Turki. Negara
dengan perekonomian yang terus berkembang ini justru memiliki keinginan yang kuat untuk
bergabung dengan Uni Eropa tetapi hal itu belum juga tercapai hingga sekarang.
       Swiss dan Norwegia tetap teguh pada pendiriannya untuk tetap berada diluar Uni
Eropa dan memilih untuk menjalin banyak hubungan bilateral. Meskipun sebenarnya
keduanya pernah mengajukan diri untuk bergabung dengan Uni Eropa tetapi hal itu mendapat
penolakan dari rakyatnya ketika diadakan refrendum di kedua negara. Rakyat Norwegia telah
menolak dua kali untuk menjadi anggota Uni Eropa, di tahun 1972 dan 1994. Sedangkan,
rakyat Swiss juga menolak keikutsertaan negaranya dalam Uni Eropa pada refrendum yang
digelar pada tahun 2001. Meskipun telah menolak, rakyat kedua negara ini tetap mendukung
hubungan bilateral dan kerja sama dengan Uni Eropa.
       Hal sebaliknya datang dari Turki. Turki memiliki keinginan yang kuat untuk
bergabung dengan Uni Eropa. Segala usaha telah dilakukan negara ini mulai dari tahun 1959
hingga saat ini. Namun, hal tersebut belum membuahkan hasil. Hebatnya, semangat
pemerintah dan rakyat Turki, meski tidak sebanyak dulu tapi tetap merupakan mayoritas,
belum juga surut untuk terus berusaha agar Turki dapat menjadi aggota penuh Uni Eropa.
       Sikap ketiga negara ini menjadi suatu hal menarik untuk dikaji. Maka dari itu, dalam
makalah ini, kami membahas alasan dari sikap ketiga negara tersebut terhadap Uni Eropa.
       Adapun isi dari makalah kami terdiri dari pendahuluan, pembahasan, dan penutup.
Pada bagian pendahuluan kami memaparkan latar belakang, rumusan masalah dan
sistematika penulisan. Sedangkan, pada bagian pembahasan, kami membaginya menjadi tiga

                                                                                          2
bagian yang terdiri dari tiga bab; setiap bab memaparkan pembahasan tentang satu negara.
Adapun bagian penutup yang merupakan kesimpulan dari makalah kami.




                                                                                      3
Bab II
         PENOLAKAN NORWEGIA TERHADAP UNI EROPA


       Norwegia yang merupakan salah satu negara yang terdapat di benua Eropa adalah
negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam terbesar di Eropa denga GDP per kapita
$54,200 (peringkat 8 dunia tahun 2011). Akan tetapi, kemapanan perekonomian tidak
membuat Norwegia berhasrat untuk bergabung dengan Uni Eropa. Padahal banyak sekali
yang akan didapatkan Norwegia jika bergabung dengan Uni Eropa. Negara ini dapat berperan
lebih aktif serta menjadi aktor penting dalam percaturan politik Eropa dan dunia.Hal inilah
yang merupakan keuntungan yang akan didapat Norwegia jika bergabung dengan Uni Eropa.
Namun, hal itu tidak membuat negara kaya ini ingin bergabung. Norwegia tentu memiliki
alasan tersendiri atas sikapnya ini.
       Norwegia adalah negara dengan perekonomian yang mapan. Kemapanan ini dapat
diraih salah satunya karena kekayaan akan sumber daya alamnya yang kaya. Di laut Utara,
Norwegia memiliki kilang minyak yang sangat banyak yang memungkinkan bagi negara ini
untuk mengolahnya demi kemajuan perekonomian negara tersebut. Sumber minyak ini
terdapat tidak hanya di laut Utara, tetapi juga di laut Norwegia dan laut Brents. Dengan
kekayaan minyak yang dimilikinya ini, tidak heran jika Norwegia menjadi pengekspor
minyak terbesar di Eropa. Tidak hanya minyak yang dimiliki oleh Norwegia tetapi juga
kekayaan hasil laut.




       1.1 Grafik Produksi Minyak Norwegia Di antara Negara-Negara Penghasil Minyak




                                                                                         4
Bergabung dengan Uni Eropa secara otomatis harus menaati peraturan yang ada di
dalamnya. Salah satu peraturan yang dikhawatirkan oleh rakyat Norwegia adalah peraturan
untuk membantu sesama negara Eropa. Peraturan inilah yang dirasa dapat merugikan
Norwegia. Peraturan ini dapat membuat Norwegia kehilangan dana nasional yang telah
disiapkan untuk kesejahteraan warganya karena dana ini akan dibagi untuk memberikan
bantuan kepada negara UE yang membutuhkan. Apabila semua hal ini terjadi, yaitu mulai
dari kehilangan akan pendapatan minyak sampai dana nasional untuk kesejahteraan rakyat,
maka secara tidak langsung mereka akan kehilangan kontrol atas perekonomian yang sangat
baik.
        Hal kedua yang menjadi alasan mengapa Norwegia tidak ingin bergabung dengan Uni
Eropa adalah sifat supra-nasional yang dimiliki UE dan sifat rakyat Norwegia yang tidak
suka dipimpin oleh orang asing. Sifat rakyat Norwegia ini dikarenakan pengalaman
menyakitkan pada Perang Dunia II dan usaha keras yang mereka lakukan demi memperbaiki
kondisi perekonomian yang sangat terpuruk pasca Perang Dunia II. Selama Perang Dunia II,
Norwegia dijajah oleh Jerman. Hal ini membuat Norwegia mengalami kehancuran yang
cukup parah secara materil. Tewasnya 10.262 orang dan dipenjarakannya 40.000 orang
Norwegia, banyaknya kota yang hancur, serta perlakuan Jerman yang mengeksploitasi
perekonomian mereka dengan menyita 40 persen Produk Domestik Kotor Norwegia telah
menjadikan kondisi negara ini sangat terpuruk.
        Meskipun kondisi perekonomiannya buruk selama dijajah oleh Jerman, hal ini tidak
mematahkan semangat rakyat Norwegia untuk bangkit pasca penjajahan ini. Pemerintah
bersama dengan rakyat Norwegia berusaha membangun Norwegia dalam lima tahun dan
mengutamakan industri berat untuk kemajuan industrialisasinya. Namun, perkembangan


                                                                                      5
perekonomian ternyata berkembang melebihi apa yang ditargetkan dari sebelumnya. Pada
tahun 1946, produksi industri dan Produk Domestik Kotor melebihi angka yang dicatat pada
tahun 1938. Sedangkan, tahun 1948-1949, modal negara melebihi angka masa sebelum
perang. Tahun-tahun berikutnya ditandai dengan pertumbuhan dan kemajuan yang stabil.
Semua yang pernah dialami rakyat Norwegia inilah, keterpurukan dan kebangkitan luar biasa,
yang membuat rakyat Norwegia tidak ingin dipimpin oleh orang asing.




                    1.2 Gross Domestic Product for Norway by Expenditure Category


          Sebenarnya, sebagai negara di Eropa tentu saja Norwegia memiliki keinginan untuk
bergabung dengan Uni Eropa (UE). Mereka pernah dua kali mengajukan diri untuk
bergabung dengan UE yaitu pada tahun 1972 dan 1994. Sayangnya, ketika diadakan
referendum pada tahun-tahun tersebut, masyarakat Norwegia tetap tidak manyetujui untuk
bergabung dengan UE. Meskipun begitu, bukan berarti rakyat Norwegia anti UE. Mereka
mendukung kerja sama yang dilakukan pemerintah dengan UE dan memang sudah banyak
sekali hubungan bilateral yang dijalin keduannya.
          Di pertengahan tahun 1940, Norwegia merupakan salah satu negara pendiri OSCE1,
NATO dan Dewan Eropa. Tidak hanya itu, keaktifan Norwegia juga ditunjukkan dengan




1
 OSCE (Organization for Security and Cooperation in Europe) merupakan Organisasi multinasional untuk
mempromosikan perdamaian, keamanan, keadilan, dan kerja sama di Eropa. Organisasi ini didirikan pada tahun 1975
di Helsinki.



                                                                                                             6
keikutsertaanya dalam perjanjian EEA2 (European Economic Area) yang berlaku sejak tahun
1994. Perjanjian EEA tersebut memungkinkan Norwegia untuk berpartisipasi dalam pasar
domestik UE, sehingga Norwegia juga terlibat dalam merumuskan dan terikat dalam undang-
undang UE. Melalui perjanjian EEA, Norwegia mengadakan dialog politik berkala dengan
UE mengenai permasalahan internasional. Bahkan, Norwegia juga mendukung deklarasi
kebijakan luar negeri UE di berbagia area.
          Di bidang keamanan dan kebijakan pertahanan, Norwegia mengirimkan anggota sipil
dan militer ke operasi manajemen krisis yang dipimpin UE di Bosnia, Herzegovina dan
Macedonia. Pemerintah Norwegia juga memberikan bantuan keuangan dalam jumlah cukup
besar untuk negara-negara di bagian barat laut Rusia dan negara-negara Balkan Barat. Juga
melalui mekanisme keuangan EEA, Norwegia berkomitmen untuk menyumbang lebih dari 9
milyar NOK untuk perluasan UE dalam upaya memajukan kerjasama ekonomi dan sosial
sepuluh negara anggota UE yang baru, serta tiga negara lainnya yaitu Yunani, Portugal dan
Spanyol. Prioritas dalam mekanisme tersebut mencakup lingkungan, pembangunan yang
berkesinambungan, peninggalan budaya, sumber daya manusia, kesehatan dan perawatan
anak, dan pembangunan daerah. Hubungan kerjasama yang dilakukan Norwegia tersebut
merupakan usaha Norwegia untuk tetap membangun persahabatan, guna menghindari konflik
dengan negara-negara lain, khususnya Eropa.
          Jadi, kekhawatiran akan kehilangan dana nasional yang telah disiapkan untuk
kesejahteraan warganya, daerah tangkapan ikan, pendapatan minyak, kontrol ekonomi yang
sangat baik, dan kendali atas perbatasan serta ketidaksukaan rakyat Norwegia dipimpin oleh
orang asing, sebab mereka telah berjuang keras untuk kebebasan mereka adalah alasan
mengapa Norwegia teguh pada pendiriannya untuk tetap berada di luar Uni Eropa.
          Dari sini kita dapat melihat bahwa penolakan Norwegia untuk menjadi anggota UE
berdasarkan pertimbangan yang mantap. Namun, meskipun menolak bukan berarti Norwegia
anti terhadap UE. Hal ini ditunjukkan dengan hubungan dan kerja sama bilateral yang telah
dijalin keduannya serta telah dibangun sekian lama dan terlihat begitu erat hingga saat ini.
Hubungan Norwegia – UE bahkan terlihat saling membutuhkan satu sama lain. Ini
memperlihatkan bahwa meskipun berada di luar UE tetapi Norwegia mampu berperan aktif di
kancah Eropa.




2
    EEA merupakan kerjasa sama untuk membentuk pasar tunggal dan wilayah perdagangan bebas antara Uni Eropa
dan EFTA (European Free Trade Area). Swiss adalah satu-satunya negara EFTA yang tidak bergabung dengan EEA.


                                                                                                              7
BAB III
  ALASAN SWISS ENGGAN BERGABUNG DENGAN UNI EROPA


       Swiss adalah negara yang terletak di antara negara-negara yang tergabung dalam Uni
Eropa. Namun, hal ini tidak kunjung membuat Swiss bergabung dengan Uni Eropa. Swiss
hanya memilih untuk menjalin hubungan bilateral. Sikap Swiss ini tentu mendapat perhatian
dari para pengamat Eropa dan mahasiswa yang mempelajari tentang Eropa ataupun Uni
Eropa. Sikap Swiss yang lebih memilih untuk berada di luar Uni Eropa dan hanya menjalin
hubungan bilateral bukan tanpa alasan. Demokrasi langsung yang diterapkan oleh Swiss,
masa depan Uni Eropa yang tidak terlihat baik yang diperparah dengan krisis di tahun 2008,
dan keengganan Swiss untuk memodifikasi sistem perbankannya merupakan faktor-faktor
yang membuat Swiss tidak ingin bergabung dengan Uni Eropa.

       Demokrasi langsung yang diterapkan di Swiss menjadi salah satu alasan mengapa
Swiss menolak bergabung dengan Uni Eropa. Uni Eropa yang pemerintahannya bersifat
supra-nasional akan menghalangi kebebasan berdemokrasi Swiss. Suara rakyat tidak akan
lagi menjadi acuan pemerintah untuk bertindak, melainkan harus melalui persetujuan
parlemen Eropa, jika Swiss bergabung. Maka dari itu Swiss memutuskan untuk tidak berada
dibawah naungan Uni Eropa, tetapi lebih memilih untuk berada sejajar dengan Uni Eropa.

         Negara yang memiliki nama resmi Confoederatio Hélvetica ini merupakan salah
satu negara terkaya di Eropa, bahkan seluruh dunia. Hal ini salah satunya didukung oleh
pemerintahannya yang menganut sistem demokrasi langsung. Swiss dipimpin oleh seorang
Presiden yang berganti tiap tahunnya. Jabatan Presiden digilir di antara para Menteri Kabinet
yang berjumlah tujuh orang. Negara konfederasi ini terdiri dari 26 Canton dan 2942
Commune. Canton memiliki kekuasaan yang sangat luas sampai-sampai memiliki
pemerintahan, konstitusi, parlemen dan pengadilan sendiri, dan secara bebas mengatur
pemerintahan masing-masing. Bahkan pemerintah Federal sama sekali tidak mencampuri
urusan-urusan internal Canton yang secara tegas ditentukan dalam Konstitusi Federal. Karena
kedaulatan canton yang begitu besar, keengganan masyarakat Swiss untuk menjadi penekan
bagi pemerintah federal. Jadi, meskipun misalnya adakeinginan dari pemerintah federal untuk
mengajukan lamaran ke UE,prosesnya pasti akan sangat panjang dan lama, karena masing-
masing cantonharus setuju.


                                                                                           8
Swiss adalah negara yang memiliki perekonomian yang sangat baik. Hal tersebut
dapat kita lihatpada kedua bagan diatas.Angka inflasi negara-negara yang menggunakan mata
uang Euro (Uni Eropa) lebih tinggi daripada Swiss. Ini menjadi salah satu alasan mengapa
Swiss sampai saat ini masih menolak untuk bergabung dengan Uni Eropa. Apalagi setelah
terjadinya krisis ekonomi pada tahun 2008 yang membuat perekonomian Eropa terguncang,
Swiss tidak merasa optimis dengan masa depan Uni Eropa. Ditambah lagi dengan
permasalahan krisis beberapa negara Uni Eropa yang sampai sekarang belum membaik.
Swiss tentu saja tidak mau perekonomiannya yang sudah kuat dilemahkan dengan keharusan
membantu negara anggota lain yang mengalami kesulitan seperti yang dicantumkan dalam
pilar pertama Perjanjian Maastricht.

       Bergabung dengan Uni Eropa akan membuat sistem perbankan Swiss yang telah
dibangun sejak 1907 dicampuri oleh segala aturan pajak maupun keamanan yang dibentuk
pemerintahan supra-nasional Uni Eropa. Hal ini dikarenakan kuatnya perekonomian Swiss
sangat didukung oleh perbankan yang terkenal dengan kerahasiaannya. Swiss tidak mau
kepercayaan dunia terhadap perbankannya hilang. Melihat hal-hal tersebut membuat Swiss
merasa bergabung dengan Uni Eropa akan lebih banyak merugikan dari pada
menguntungkan.

                                                                                       9
Walaupun Swiss tidak ingin bergabung dengan Uni Eropa, namun pemerintah Swiss
pernah mengajukan diri untuk bergabung dengan Uni Eropa sebanyak dua kali yaitu di tahun
1992 dan 2001. Sayangnya, baik di tahun 1992 maupun 2001 rakyat Swiss menolak untuk
bergabung dengan Uni Eropa ketika diadakan refrendum pada kedua tahun tersebut. Bahkan,
pada tahun 2001, sebanyak 80% rakyat Swiss menolak untuk bergabung.

          Meskipun demikian, bukan berarti bahwa Swiss anti terhadap Uni Eropa. Hal ini
dibuktikan dengan sikap pemerintah Swiss yang tetap berada pada dua “jalan bilateral” yang
telah dibangun dengan Uni Eropa sejak lama. Hubungan ekonomi antara Swiss dan Uni
Eropa telah dibangun dengan jalan bilateral jauh sebelum nama Uni Eropa muncul. Perjanjian
bilateral Swiss telah dimulai dengan EC (European Community)3pada tahun 1972. Swiss
pada 1960 menjadi salah satu pendiri EFTA (European Free Trade Association4) dan pada
1961 gagal memasuki Masyarakat Ekonomi Eropa. Pada 1972-1990 Swiss dan EC telah
mulai mengatur kebijakan mengenai Perdagangan bebas untuk produk industri, asuransi, serta
bea fasilitas dan keamanan secara bersama-sama.

          Perjanjian bilateral pertama Swiss dengan Uni Eropa dibuat pada tahun 1999.
Perjanjian ini berisi kebijakan bersama tentang mobilitas bebas manusia; hambatan teknis
untuk perdagangan; pasar pengadaan publik; transportasi darat, penerbangan sipil, pertanian,
penelitian. Sedangkan perjanjian bilateral kedua dibuat pada tahun 2004. Isi dari perjanjian
bilateral kedua antara lain tentang pajak tabungan; pemberantasan penipuan; produk
pertanian olahan; lingkungan; statistik; program media; Schengen/Dublin; pendidikan,
pelatihan musim panas/dingin, pemuda; pensiun.

          Sampai saat ini, Swiss dengan sistem pemerintahan dan perekonomian yang luar biasa
mampu bertahan menjadi sebuah pulau ditengah-tengah lautan negara Uni Eropa.
Kemampuannya berdiri sejajar dengan banyak negara anggota Uni Eropa membuatnya
menjadi role model, bahkan bagi Uni Eropa itu sendiri.




3
    Masyarakat Eropa. Gabungan dari ECSC, EEC, dan Euratom.
4
  Asosiasi yang dibuat oleh negara-negara yang tidak bisa ataupun tidak mau masuk menjadi anggota EC
(sekarang UE) di bidang ekonomi.

                                                                                                       10
BAB IV
                 Motivasi Turki Bergabung dengan Uni Eropa

       Turki adalah sebuah negara yang wilayahnya berada pada dua benua; Asia dan Eropa.
Meski wilayahnya yang berada di Eropa hanya tiga persen, namun ia memiliki keinginan kuat
untuk bergabung dengan Uni Eropa. Demi terwujudnya hal tersebut, Turki telah melakukan
berbagai cara. Mulai dari mendaftar sebagai negara yang ingin bergabung dengan Uni Eropa
sampai me-lobby para petinggi negara-negara berpengaruh di Eropa (Prancis dan Jerman)
untuk mendukungnya bergabung dengan Uni Eropa. Melihat usaha Turki yang tidak kenal
lelah tentu Turki memiliki motif tersendiri mengapa ia sangat ingin bergabung dengan Uni
Eropa. Motif ekonomi yang bergeser menjadi motif politik serta hubungan Turki – Eropa
yang sudah dijalin sekian lama inilah yang menjadi motivasi Turki untuk bergabung dengan
Uni Eropa.
       Motif ekonomi memang awalnya menjadi motif utama Turki bergabung dengan Uni
Eropa. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, perekonomian Turki terus tumbuh dan
semakin maju. Pertumbuhan ekonomi Turki yang bagus dan bisa cepat bangkit dari krisis
yang melanda Eropa tidak menyurutkan semangat Turki untuk bergabung dengan Uni Eropa.
Hal ini dapat kita lihat melalui gambar 3.1 yang memperlihatkan pertumbuhan GDP Turki
dari tahun 2007 sampai 2012.




             Gambar 3.1 grafik GDP Tahunan Turki dari tahun 2007 sampai 2012.


       Turki yang secara geografis 97% wilayahnya terletak di benua Asia dan hanya 3%
terletak di benua Eropa ingin mendapatkan pengakuan sebagai bagian dari Eropa. Pengakuan

                                                                                      11
ini akan didapatkan jika ia berhasil bergabung dengan Uni Eropa. Keinginan Turki untuk
menjadi bagian dari Eropa bukan tanpa makna. Keinginan tersebut tidak terlepas dari revolusi
yang dilakukan Kemal Attaturk pada tahun 1920. Revolusi ini telah mengubah wajah Turki,
dari negara kekhalifahan menjadi negara sekuler yang hampir sepenuhnya mengadaptasi dan
mengubah nilai-nilai masyarakat Turki menjadi mirip nilai-nilai masyarakat Eropa. Semenjak
itulah Turki merasa dirinya merupakan bagian dari Eropa dan motif politik inilah yang terus
menjadi latar belakang keinginan Turki bergabung dengan Uni Eropa menggantikan motif
ekonomi yang sebelumnya menjadi alasan utama Turki.
        Keinginan untuk sepenuhnya menjadi bagian dari Eropa memang dirintis dari revolusi
tahun 1920 dan terus berlanjut hingga sekarang. Turki banyak menjalin kerja sama dengan
negara-negara Eropa dan kerja sama ini mulai intensif pada pasca Perang Dunia II. Turki
bergabung dengan NATO (North Atlantic Treaty Organization) yang dipelopori oleh
Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa lainnya di tahun 1950. Di tahun 1959, Turki
mengajukan diri untuk bergabung dengan Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE). Namun, hal
ini tidak terwujud dan hanya menghasilkan perjanjian Ankara5 di tahun 1963.
        Usaha Turki untuk menjadi bagian dari Eropa tidak hanya sampai disitu. Saat MEE
memperluas bidang kerjasamanya dan berganti nama menjadi Masyarakat Eropa (ME), Turki
mengajukan diri untuk menjadi anggota penuh di tahun 1987. Permohonan Turki baru
berbuah di tahun 1995 dengan terbentuknya custom union antara Dewan Asosiasi Uni Eropa6
dengan Turki. Tahun 1999, Turki secara resmi diumumkan oleh Komisi Eropa sebagai
kandidat anggota. Namun, baru pada tahun 2005, Uni Eropa memanggil Turki untuk
bernegosiasi terkait permohonannya menjadi anggota penuh Uni Eropa. Pemanggilan tersebut
juga berkaitan dengan Turkey Harmonization Packages7 yang memperlihatkan keseriusan
Turki untuk bergabung dengan Uni Eropa. Lagi dan lagi, negosiasi ini terhambat oleh kasus
Siprus8 yang menunda keanggotaan Turki di Uni Eropa hingga sekarang.




5
  Perjanjian Ankara adalah perjanjian bilateral di bidang ekonomi antara Turki dengan MEE.
6
   Masyarakat Eropa telah berganti nama menjadi Uni Eropa seiring dengan dilaksanakannya perjanjian
Maastricth di tahun 1992.
7
   Turkey Hamonization Packages adalah kebijakan pemerintah dalam negeri Turki demi memenuhi
Copenhagen Criteria sebagai syarat bagi suatu negara untuk menjadi bagian dari Uni Eropa. Kebijakan ini
berupa penghapusan hukuman mati, menjamin hak-hak minoritas, dan mengembangkan perekonomian.
8
  Wilayah Siprus terbagi menjadi dua yaitu Siprus-Turki (wilayah yang dikuasai Turki) dan Siprus-Yunani
(wilayah yang dikuasai Yunani). Namun, yang diakui dunia internasional adalah wilayah Siprus-Yunani. Wilayah
inilah yang dikatakan wilayah negara Siprus hingga sekarang. Dunia internasional meminta Turki untuk
melepaskan wilayahnya di Turki tetapi hal itu tidak kunjung dilakukan oleh Turki.

                                                                                                         12
Melihat dari sejarah Turki dengan revolusinya yang mengubah wajah Turki menjadi
seperti masyarakat Eropa serta hubungan yang telah dijalin keduannya dalam waktu yang
sudah cukup lama, pantaslah jika Turki ingin bergabung dengan Uni Eropa.




                                                                                   13
Bab III
                                                   Penutup

           Uni Eropa dilihat dari sudut pandang Norwegia, Swiss, dan Turki memiliki arti yang
berbeda-beda. Norwegia dan Swiss dengan segala kekuatannya dapat bertahan diluar Uni
Eropa, walaupun Uni Eropa berusaha menarik dua negara paling makmur di dunia ini untuk
bergabung. Namun, mereka lebih memilih menjadi mitra yang sejajar bagi Uni Eropa karena
faktor ekonomi, politik, sampai dengan sejarah. Menurut kedua negara kecil ini, bergabung
dengan Uni Eropa bukan merupakan sebuah kebutuhan. Mereka sudah merasa cukup dengan
hidup di luar Uni Eropa tetapi masih menjalin hubungan baik dengannya. Norwegia dan
Swiss tidak mau mempertaruhkan kemakmuran negaranya demi kemilau Uni Eropa di mata
dunia, apalagi setelah terjadinya krisis ekonomi 2008 yang sampai sekarang masih
berpengaruh buruk pada beberapa negara anggota Uni Eropa.
           Sebaliknya, mendapat kemilau Uni Eropa sepertinya adalah apa yang diimpi-impikan
Turki sejak 1959. The sick man of Europe9 telah mengusahakan berbagai cara diplomasi demi
mendapatkan status anggota ke-28. Bahkan karena sudah terlalu lama, motif Turki bergabung
dengan Uni Eropa pun telah berbelok; yang tadinya faktor ekonomi sekarang menjadi faktor
politik. Menurut Turki, dirinya sudah merupakan kandidat yang ideal, bahkan lebih baik dari
Rumania dan Bulgaria yang baru saja bergabung. Dari berbagai segi Turki sudah melewati
Copenhagen Criteria10 dan siap menjadi anggota Uni Eropa. Namun Uni Eropa tetap tidak
menanggapinya secara positif bahkan terlihat mempersulit gerak Turki untuk menjadi bagian
dari Uni Eropa.
           Bagaimana pun ketiga negara ini bersikap pada Uni Eropa, mereka tetap
membutuhkan satu sama lain. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa Uni Eropa merupakan
pasar yang sangat besar, yang jika diabaikan akan merugikan satu pihak. Sebaliknya, dilihat
dari berbagai faktor, Uni Eropa pun masih membutuhkan ketiga negara ini. Uni Eropa harus
memikirkan berkali-kali lagi bila ingin memutuskan hubungan dengan ketiga negara kuat ini.




9
    Julukan Turki di Eropa. Lihat sejarah Turki.
10
     Kriteria untuk memasuki Uni Eropa

                                                                                          14
Daftar Pustaka

Möckli, Daniel. 2010. SWITZERLANDAND THE EU: CHALLENGES AND
UNCERTAINTIES OFBILATERALISM. CSS Analysis ETHZurich No. 81. p.2
Lemoine, Pierre. 2012. Switzerland: A little Europe, only better. Europolitics No. 4409. p. 4
<http://www.europolitics.info/pdf/dossier/eure4409-EU-Switzerland.pdf>
www.bbc.co.uk
https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/no.html

www.lintas.me
www.norwegia.or.id/About_Norway/
www.ssb.no
http://www.swissworld.org/en/facts/
https://ius.unibas.ch/uploads/publics/7183/Kientzheim_2011.pdf
http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/1202193.stm
http://indonesian.irib.ir/c/journal/view_article_content?groupId=10330&articleId=5132720&
version=1.0
<http://www.css.ethz.ch/publications/pdfs/CSS-Analyses-81.pdf>

http://www.tradingeconomics.com/switzerland/inflation-cpi
http://www.turkstat.gov.tr/PreHaberBultenleri.do?id=10850
www.kompasiana.com
http://www.menafn.com/updates/research_center/Global/Economic/gih230211.pdf
http://www.tradingeconomics.com/turkey/gdp-growth-annual

Microsoft ® Encarta ® 2009. © 1993-2008 Microsoft Corporation. All rights reserved.




                                                                                            15

Contenu connexe

Plus de Maulida Hannah

Makalah pbp akhir dapet a final plus dafus
Makalah pbp akhir dapet a final plus dafusMakalah pbp akhir dapet a final plus dafus
Makalah pbp akhir dapet a final plus dafusMaulida Hannah
 
Kajian puisi mignonne allons voir si la rose
Kajian puisi mignonne allons voir si la roseKajian puisi mignonne allons voir si la rose
Kajian puisi mignonne allons voir si la roseMaulida Hannah
 
Proposal penelitian hanamaulida
Proposal penelitian hanamaulidaProposal penelitian hanamaulida
Proposal penelitian hanamaulidaMaulida Hannah
 
Global sisterhood sebagai konsep untuk integrasi imigran di prancis
Global sisterhood sebagai konsep untuk integrasi imigran di prancisGlobal sisterhood sebagai konsep untuk integrasi imigran di prancis
Global sisterhood sebagai konsep untuk integrasi imigran di prancisMaulida Hannah
 
Sejarah Imigrasi di Prancis Periode Tahun 1974 Sampai Dengan Masa Pemerintaha...
Sejarah Imigrasi di Prancis Periode Tahun 1974 Sampai Dengan Masa Pemerintaha...Sejarah Imigrasi di Prancis Periode Tahun 1974 Sampai Dengan Masa Pemerintaha...
Sejarah Imigrasi di Prancis Periode Tahun 1974 Sampai Dengan Masa Pemerintaha...Maulida Hannah
 
Keuntungan dan Kerugian bagi Mahasiswa Prancis Terkait Perubahan Sistem Pendi...
Keuntungan dan Kerugian bagi Mahasiswa Prancis Terkait Perubahan Sistem Pendi...Keuntungan dan Kerugian bagi Mahasiswa Prancis Terkait Perubahan Sistem Pendi...
Keuntungan dan Kerugian bagi Mahasiswa Prancis Terkait Perubahan Sistem Pendi...Maulida Hannah
 
Makalah pranata pemilu prancis
Makalah pranata pemilu prancisMakalah pranata pemilu prancis
Makalah pranata pemilu prancisMaulida Hannah
 
Kel 12 kerusuhan bernuansa etnis dan rasial di prancis pasca crise petroliere1
Kel 12 kerusuhan bernuansa etnis dan rasial di prancis pasca crise petroliere1Kel 12 kerusuhan bernuansa etnis dan rasial di prancis pasca crise petroliere1
Kel 12 kerusuhan bernuansa etnis dan rasial di prancis pasca crise petroliere1Maulida Hannah
 
Le septennat et le quinquennat
Le septennat et le quinquennatLe septennat et le quinquennat
Le septennat et le quinquennatMaulida Hannah
 
Rezim vichy dan gerakan résistance
Rezim vichy dan gerakan résistanceRezim vichy dan gerakan résistance
Rezim vichy dan gerakan résistanceMaulida Hannah
 
Pemerintahan vichy dan pembebasan paris
Pemerintahan vichy dan pembebasan parisPemerintahan vichy dan pembebasan paris
Pemerintahan vichy dan pembebasan parisMaulida Hannah
 

Plus de Maulida Hannah (19)

Makalah pbp akhir dapet a final plus dafus
Makalah pbp akhir dapet a final plus dafusMakalah pbp akhir dapet a final plus dafus
Makalah pbp akhir dapet a final plus dafus
 
Makalah cixous
Makalah cixousMakalah cixous
Makalah cixous
 
Kajian puisi mignonne allons voir si la rose
Kajian puisi mignonne allons voir si la roseKajian puisi mignonne allons voir si la rose
Kajian puisi mignonne allons voir si la rose
 
Proposal penelitian hanamaulida
Proposal penelitian hanamaulidaProposal penelitian hanamaulida
Proposal penelitian hanamaulida
 
Hana uas dpp 1
Hana uas dpp 1Hana uas dpp 1
Hana uas dpp 1
 
Global sisterhood sebagai konsep untuk integrasi imigran di prancis
Global sisterhood sebagai konsep untuk integrasi imigran di prancisGlobal sisterhood sebagai konsep untuk integrasi imigran di prancis
Global sisterhood sebagai konsep untuk integrasi imigran di prancis
 
Sejarah Imigrasi di Prancis Periode Tahun 1974 Sampai Dengan Masa Pemerintaha...
Sejarah Imigrasi di Prancis Periode Tahun 1974 Sampai Dengan Masa Pemerintaha...Sejarah Imigrasi di Prancis Periode Tahun 1974 Sampai Dengan Masa Pemerintaha...
Sejarah Imigrasi di Prancis Periode Tahun 1974 Sampai Dengan Masa Pemerintaha...
 
Keuntungan dan Kerugian bagi Mahasiswa Prancis Terkait Perubahan Sistem Pendi...
Keuntungan dan Kerugian bagi Mahasiswa Prancis Terkait Perubahan Sistem Pendi...Keuntungan dan Kerugian bagi Mahasiswa Prancis Terkait Perubahan Sistem Pendi...
Keuntungan dan Kerugian bagi Mahasiswa Prancis Terkait Perubahan Sistem Pendi...
 
Makalah pranata pemilu prancis
Makalah pranata pemilu prancisMakalah pranata pemilu prancis
Makalah pranata pemilu prancis
 
Fonetik
FonetikFonetik
Fonetik
 
Kel 12 kerusuhan bernuansa etnis dan rasial di prancis pasca crise petroliere1
Kel 12 kerusuhan bernuansa etnis dan rasial di prancis pasca crise petroliere1Kel 12 kerusuhan bernuansa etnis dan rasial di prancis pasca crise petroliere1
Kel 12 kerusuhan bernuansa etnis dan rasial di prancis pasca crise petroliere1
 
Le septennat et le quinquennat
Le septennat et le quinquennatLe septennat et le quinquennat
Le septennat et le quinquennat
 
Ronsard
RonsardRonsard
Ronsard
 
Rezim vichy dan gerakan résistance
Rezim vichy dan gerakan résistanceRezim vichy dan gerakan résistance
Rezim vichy dan gerakan résistance
 
Pemerintahan vichy dan pembebasan paris
Pemerintahan vichy dan pembebasan parisPemerintahan vichy dan pembebasan paris
Pemerintahan vichy dan pembebasan paris
 
Pemilu prancis
Pemilu prancisPemilu prancis
Pemilu prancis
 
Tour de France
Tour de FranceTour de France
Tour de France
 
Perjanjian schengen
Perjanjian schengenPerjanjian schengen
Perjanjian schengen
 
Kelompok 4 (2).pdf
Kelompok 4 (2).pdfKelompok 4 (2).pdf
Kelompok 4 (2).pdf
 

Sikap Norwegia

  • 1. SIKAP NORWEGIA, SWISS, DAN TURKI TERHADAP UNI EROPA MAKALAH Diselesaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan dan Dinamika Uni Eropa Oleh Adinda Ayu Puspita R. 1106022351 Hana Maulida 1106063023 Nurul Handayani 1106077483 PROGRAM STUDI PRANCIS FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA 2012 1
  • 2. Bab I Pendahuluan Swiss, Norwegia, dan Turki adalah negara-negara Eropa yang memiliki hubungan khusus dengan Uni Eropa. Kedekatan ketiganya dengan Uni Eropa telah menimbulkan pertanyaan besar bagi para pengamat sejarah maupun perkembangan dan dinamika Uni Eropa. Ketiganya merupakan negara-negara yang telah memenuhi syarat untuk bergabung dengan Uni Eropa. Namun, hingga saat ini ketiganya belum menjadi anggota Uni Eropa. Sikap dari ketiga negara ini menjadi suatu hal yang sangat menarik untuk dibahas. Swiss dan Norwegia adalah negara-negara dengan ekonomi yang bagus serta kondisi negara yang sangat memenuhi syarat untuk bergabung dengan Uni Eropa. Namun, hingga saat ini keduanya belum juga tergabung dengan Uni Eropa. Hal sebaliknya terjadi pada Turki. Negara dengan perekonomian yang terus berkembang ini justru memiliki keinginan yang kuat untuk bergabung dengan Uni Eropa tetapi hal itu belum juga tercapai hingga sekarang. Swiss dan Norwegia tetap teguh pada pendiriannya untuk tetap berada diluar Uni Eropa dan memilih untuk menjalin banyak hubungan bilateral. Meskipun sebenarnya keduanya pernah mengajukan diri untuk bergabung dengan Uni Eropa tetapi hal itu mendapat penolakan dari rakyatnya ketika diadakan refrendum di kedua negara. Rakyat Norwegia telah menolak dua kali untuk menjadi anggota Uni Eropa, di tahun 1972 dan 1994. Sedangkan, rakyat Swiss juga menolak keikutsertaan negaranya dalam Uni Eropa pada refrendum yang digelar pada tahun 2001. Meskipun telah menolak, rakyat kedua negara ini tetap mendukung hubungan bilateral dan kerja sama dengan Uni Eropa. Hal sebaliknya datang dari Turki. Turki memiliki keinginan yang kuat untuk bergabung dengan Uni Eropa. Segala usaha telah dilakukan negara ini mulai dari tahun 1959 hingga saat ini. Namun, hal tersebut belum membuahkan hasil. Hebatnya, semangat pemerintah dan rakyat Turki, meski tidak sebanyak dulu tapi tetap merupakan mayoritas, belum juga surut untuk terus berusaha agar Turki dapat menjadi aggota penuh Uni Eropa. Sikap ketiga negara ini menjadi suatu hal menarik untuk dikaji. Maka dari itu, dalam makalah ini, kami membahas alasan dari sikap ketiga negara tersebut terhadap Uni Eropa. Adapun isi dari makalah kami terdiri dari pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Pada bagian pendahuluan kami memaparkan latar belakang, rumusan masalah dan sistematika penulisan. Sedangkan, pada bagian pembahasan, kami membaginya menjadi tiga 2
  • 3. bagian yang terdiri dari tiga bab; setiap bab memaparkan pembahasan tentang satu negara. Adapun bagian penutup yang merupakan kesimpulan dari makalah kami. 3
  • 4. Bab II PENOLAKAN NORWEGIA TERHADAP UNI EROPA Norwegia yang merupakan salah satu negara yang terdapat di benua Eropa adalah negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam terbesar di Eropa denga GDP per kapita $54,200 (peringkat 8 dunia tahun 2011). Akan tetapi, kemapanan perekonomian tidak membuat Norwegia berhasrat untuk bergabung dengan Uni Eropa. Padahal banyak sekali yang akan didapatkan Norwegia jika bergabung dengan Uni Eropa. Negara ini dapat berperan lebih aktif serta menjadi aktor penting dalam percaturan politik Eropa dan dunia.Hal inilah yang merupakan keuntungan yang akan didapat Norwegia jika bergabung dengan Uni Eropa. Namun, hal itu tidak membuat negara kaya ini ingin bergabung. Norwegia tentu memiliki alasan tersendiri atas sikapnya ini. Norwegia adalah negara dengan perekonomian yang mapan. Kemapanan ini dapat diraih salah satunya karena kekayaan akan sumber daya alamnya yang kaya. Di laut Utara, Norwegia memiliki kilang minyak yang sangat banyak yang memungkinkan bagi negara ini untuk mengolahnya demi kemajuan perekonomian negara tersebut. Sumber minyak ini terdapat tidak hanya di laut Utara, tetapi juga di laut Norwegia dan laut Brents. Dengan kekayaan minyak yang dimilikinya ini, tidak heran jika Norwegia menjadi pengekspor minyak terbesar di Eropa. Tidak hanya minyak yang dimiliki oleh Norwegia tetapi juga kekayaan hasil laut. 1.1 Grafik Produksi Minyak Norwegia Di antara Negara-Negara Penghasil Minyak 4
  • 5. Bergabung dengan Uni Eropa secara otomatis harus menaati peraturan yang ada di dalamnya. Salah satu peraturan yang dikhawatirkan oleh rakyat Norwegia adalah peraturan untuk membantu sesama negara Eropa. Peraturan inilah yang dirasa dapat merugikan Norwegia. Peraturan ini dapat membuat Norwegia kehilangan dana nasional yang telah disiapkan untuk kesejahteraan warganya karena dana ini akan dibagi untuk memberikan bantuan kepada negara UE yang membutuhkan. Apabila semua hal ini terjadi, yaitu mulai dari kehilangan akan pendapatan minyak sampai dana nasional untuk kesejahteraan rakyat, maka secara tidak langsung mereka akan kehilangan kontrol atas perekonomian yang sangat baik. Hal kedua yang menjadi alasan mengapa Norwegia tidak ingin bergabung dengan Uni Eropa adalah sifat supra-nasional yang dimiliki UE dan sifat rakyat Norwegia yang tidak suka dipimpin oleh orang asing. Sifat rakyat Norwegia ini dikarenakan pengalaman menyakitkan pada Perang Dunia II dan usaha keras yang mereka lakukan demi memperbaiki kondisi perekonomian yang sangat terpuruk pasca Perang Dunia II. Selama Perang Dunia II, Norwegia dijajah oleh Jerman. Hal ini membuat Norwegia mengalami kehancuran yang cukup parah secara materil. Tewasnya 10.262 orang dan dipenjarakannya 40.000 orang Norwegia, banyaknya kota yang hancur, serta perlakuan Jerman yang mengeksploitasi perekonomian mereka dengan menyita 40 persen Produk Domestik Kotor Norwegia telah menjadikan kondisi negara ini sangat terpuruk. Meskipun kondisi perekonomiannya buruk selama dijajah oleh Jerman, hal ini tidak mematahkan semangat rakyat Norwegia untuk bangkit pasca penjajahan ini. Pemerintah bersama dengan rakyat Norwegia berusaha membangun Norwegia dalam lima tahun dan mengutamakan industri berat untuk kemajuan industrialisasinya. Namun, perkembangan 5
  • 6. perekonomian ternyata berkembang melebihi apa yang ditargetkan dari sebelumnya. Pada tahun 1946, produksi industri dan Produk Domestik Kotor melebihi angka yang dicatat pada tahun 1938. Sedangkan, tahun 1948-1949, modal negara melebihi angka masa sebelum perang. Tahun-tahun berikutnya ditandai dengan pertumbuhan dan kemajuan yang stabil. Semua yang pernah dialami rakyat Norwegia inilah, keterpurukan dan kebangkitan luar biasa, yang membuat rakyat Norwegia tidak ingin dipimpin oleh orang asing. 1.2 Gross Domestic Product for Norway by Expenditure Category Sebenarnya, sebagai negara di Eropa tentu saja Norwegia memiliki keinginan untuk bergabung dengan Uni Eropa (UE). Mereka pernah dua kali mengajukan diri untuk bergabung dengan UE yaitu pada tahun 1972 dan 1994. Sayangnya, ketika diadakan referendum pada tahun-tahun tersebut, masyarakat Norwegia tetap tidak manyetujui untuk bergabung dengan UE. Meskipun begitu, bukan berarti rakyat Norwegia anti UE. Mereka mendukung kerja sama yang dilakukan pemerintah dengan UE dan memang sudah banyak sekali hubungan bilateral yang dijalin keduannya. Di pertengahan tahun 1940, Norwegia merupakan salah satu negara pendiri OSCE1, NATO dan Dewan Eropa. Tidak hanya itu, keaktifan Norwegia juga ditunjukkan dengan 1 OSCE (Organization for Security and Cooperation in Europe) merupakan Organisasi multinasional untuk mempromosikan perdamaian, keamanan, keadilan, dan kerja sama di Eropa. Organisasi ini didirikan pada tahun 1975 di Helsinki. 6
  • 7. keikutsertaanya dalam perjanjian EEA2 (European Economic Area) yang berlaku sejak tahun 1994. Perjanjian EEA tersebut memungkinkan Norwegia untuk berpartisipasi dalam pasar domestik UE, sehingga Norwegia juga terlibat dalam merumuskan dan terikat dalam undang- undang UE. Melalui perjanjian EEA, Norwegia mengadakan dialog politik berkala dengan UE mengenai permasalahan internasional. Bahkan, Norwegia juga mendukung deklarasi kebijakan luar negeri UE di berbagia area. Di bidang keamanan dan kebijakan pertahanan, Norwegia mengirimkan anggota sipil dan militer ke operasi manajemen krisis yang dipimpin UE di Bosnia, Herzegovina dan Macedonia. Pemerintah Norwegia juga memberikan bantuan keuangan dalam jumlah cukup besar untuk negara-negara di bagian barat laut Rusia dan negara-negara Balkan Barat. Juga melalui mekanisme keuangan EEA, Norwegia berkomitmen untuk menyumbang lebih dari 9 milyar NOK untuk perluasan UE dalam upaya memajukan kerjasama ekonomi dan sosial sepuluh negara anggota UE yang baru, serta tiga negara lainnya yaitu Yunani, Portugal dan Spanyol. Prioritas dalam mekanisme tersebut mencakup lingkungan, pembangunan yang berkesinambungan, peninggalan budaya, sumber daya manusia, kesehatan dan perawatan anak, dan pembangunan daerah. Hubungan kerjasama yang dilakukan Norwegia tersebut merupakan usaha Norwegia untuk tetap membangun persahabatan, guna menghindari konflik dengan negara-negara lain, khususnya Eropa. Jadi, kekhawatiran akan kehilangan dana nasional yang telah disiapkan untuk kesejahteraan warganya, daerah tangkapan ikan, pendapatan minyak, kontrol ekonomi yang sangat baik, dan kendali atas perbatasan serta ketidaksukaan rakyat Norwegia dipimpin oleh orang asing, sebab mereka telah berjuang keras untuk kebebasan mereka adalah alasan mengapa Norwegia teguh pada pendiriannya untuk tetap berada di luar Uni Eropa. Dari sini kita dapat melihat bahwa penolakan Norwegia untuk menjadi anggota UE berdasarkan pertimbangan yang mantap. Namun, meskipun menolak bukan berarti Norwegia anti terhadap UE. Hal ini ditunjukkan dengan hubungan dan kerja sama bilateral yang telah dijalin keduannya serta telah dibangun sekian lama dan terlihat begitu erat hingga saat ini. Hubungan Norwegia – UE bahkan terlihat saling membutuhkan satu sama lain. Ini memperlihatkan bahwa meskipun berada di luar UE tetapi Norwegia mampu berperan aktif di kancah Eropa. 2 EEA merupakan kerjasa sama untuk membentuk pasar tunggal dan wilayah perdagangan bebas antara Uni Eropa dan EFTA (European Free Trade Area). Swiss adalah satu-satunya negara EFTA yang tidak bergabung dengan EEA. 7
  • 8. BAB III ALASAN SWISS ENGGAN BERGABUNG DENGAN UNI EROPA Swiss adalah negara yang terletak di antara negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa. Namun, hal ini tidak kunjung membuat Swiss bergabung dengan Uni Eropa. Swiss hanya memilih untuk menjalin hubungan bilateral. Sikap Swiss ini tentu mendapat perhatian dari para pengamat Eropa dan mahasiswa yang mempelajari tentang Eropa ataupun Uni Eropa. Sikap Swiss yang lebih memilih untuk berada di luar Uni Eropa dan hanya menjalin hubungan bilateral bukan tanpa alasan. Demokrasi langsung yang diterapkan oleh Swiss, masa depan Uni Eropa yang tidak terlihat baik yang diperparah dengan krisis di tahun 2008, dan keengganan Swiss untuk memodifikasi sistem perbankannya merupakan faktor-faktor yang membuat Swiss tidak ingin bergabung dengan Uni Eropa. Demokrasi langsung yang diterapkan di Swiss menjadi salah satu alasan mengapa Swiss menolak bergabung dengan Uni Eropa. Uni Eropa yang pemerintahannya bersifat supra-nasional akan menghalangi kebebasan berdemokrasi Swiss. Suara rakyat tidak akan lagi menjadi acuan pemerintah untuk bertindak, melainkan harus melalui persetujuan parlemen Eropa, jika Swiss bergabung. Maka dari itu Swiss memutuskan untuk tidak berada dibawah naungan Uni Eropa, tetapi lebih memilih untuk berada sejajar dengan Uni Eropa. Negara yang memiliki nama resmi Confoederatio Hélvetica ini merupakan salah satu negara terkaya di Eropa, bahkan seluruh dunia. Hal ini salah satunya didukung oleh pemerintahannya yang menganut sistem demokrasi langsung. Swiss dipimpin oleh seorang Presiden yang berganti tiap tahunnya. Jabatan Presiden digilir di antara para Menteri Kabinet yang berjumlah tujuh orang. Negara konfederasi ini terdiri dari 26 Canton dan 2942 Commune. Canton memiliki kekuasaan yang sangat luas sampai-sampai memiliki pemerintahan, konstitusi, parlemen dan pengadilan sendiri, dan secara bebas mengatur pemerintahan masing-masing. Bahkan pemerintah Federal sama sekali tidak mencampuri urusan-urusan internal Canton yang secara tegas ditentukan dalam Konstitusi Federal. Karena kedaulatan canton yang begitu besar, keengganan masyarakat Swiss untuk menjadi penekan bagi pemerintah federal. Jadi, meskipun misalnya adakeinginan dari pemerintah federal untuk mengajukan lamaran ke UE,prosesnya pasti akan sangat panjang dan lama, karena masing- masing cantonharus setuju. 8
  • 9. Swiss adalah negara yang memiliki perekonomian yang sangat baik. Hal tersebut dapat kita lihatpada kedua bagan diatas.Angka inflasi negara-negara yang menggunakan mata uang Euro (Uni Eropa) lebih tinggi daripada Swiss. Ini menjadi salah satu alasan mengapa Swiss sampai saat ini masih menolak untuk bergabung dengan Uni Eropa. Apalagi setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun 2008 yang membuat perekonomian Eropa terguncang, Swiss tidak merasa optimis dengan masa depan Uni Eropa. Ditambah lagi dengan permasalahan krisis beberapa negara Uni Eropa yang sampai sekarang belum membaik. Swiss tentu saja tidak mau perekonomiannya yang sudah kuat dilemahkan dengan keharusan membantu negara anggota lain yang mengalami kesulitan seperti yang dicantumkan dalam pilar pertama Perjanjian Maastricht. Bergabung dengan Uni Eropa akan membuat sistem perbankan Swiss yang telah dibangun sejak 1907 dicampuri oleh segala aturan pajak maupun keamanan yang dibentuk pemerintahan supra-nasional Uni Eropa. Hal ini dikarenakan kuatnya perekonomian Swiss sangat didukung oleh perbankan yang terkenal dengan kerahasiaannya. Swiss tidak mau kepercayaan dunia terhadap perbankannya hilang. Melihat hal-hal tersebut membuat Swiss merasa bergabung dengan Uni Eropa akan lebih banyak merugikan dari pada menguntungkan. 9
  • 10. Walaupun Swiss tidak ingin bergabung dengan Uni Eropa, namun pemerintah Swiss pernah mengajukan diri untuk bergabung dengan Uni Eropa sebanyak dua kali yaitu di tahun 1992 dan 2001. Sayangnya, baik di tahun 1992 maupun 2001 rakyat Swiss menolak untuk bergabung dengan Uni Eropa ketika diadakan refrendum pada kedua tahun tersebut. Bahkan, pada tahun 2001, sebanyak 80% rakyat Swiss menolak untuk bergabung. Meskipun demikian, bukan berarti bahwa Swiss anti terhadap Uni Eropa. Hal ini dibuktikan dengan sikap pemerintah Swiss yang tetap berada pada dua “jalan bilateral” yang telah dibangun dengan Uni Eropa sejak lama. Hubungan ekonomi antara Swiss dan Uni Eropa telah dibangun dengan jalan bilateral jauh sebelum nama Uni Eropa muncul. Perjanjian bilateral Swiss telah dimulai dengan EC (European Community)3pada tahun 1972. Swiss pada 1960 menjadi salah satu pendiri EFTA (European Free Trade Association4) dan pada 1961 gagal memasuki Masyarakat Ekonomi Eropa. Pada 1972-1990 Swiss dan EC telah mulai mengatur kebijakan mengenai Perdagangan bebas untuk produk industri, asuransi, serta bea fasilitas dan keamanan secara bersama-sama. Perjanjian bilateral pertama Swiss dengan Uni Eropa dibuat pada tahun 1999. Perjanjian ini berisi kebijakan bersama tentang mobilitas bebas manusia; hambatan teknis untuk perdagangan; pasar pengadaan publik; transportasi darat, penerbangan sipil, pertanian, penelitian. Sedangkan perjanjian bilateral kedua dibuat pada tahun 2004. Isi dari perjanjian bilateral kedua antara lain tentang pajak tabungan; pemberantasan penipuan; produk pertanian olahan; lingkungan; statistik; program media; Schengen/Dublin; pendidikan, pelatihan musim panas/dingin, pemuda; pensiun. Sampai saat ini, Swiss dengan sistem pemerintahan dan perekonomian yang luar biasa mampu bertahan menjadi sebuah pulau ditengah-tengah lautan negara Uni Eropa. Kemampuannya berdiri sejajar dengan banyak negara anggota Uni Eropa membuatnya menjadi role model, bahkan bagi Uni Eropa itu sendiri. 3 Masyarakat Eropa. Gabungan dari ECSC, EEC, dan Euratom. 4 Asosiasi yang dibuat oleh negara-negara yang tidak bisa ataupun tidak mau masuk menjadi anggota EC (sekarang UE) di bidang ekonomi. 10
  • 11. BAB IV Motivasi Turki Bergabung dengan Uni Eropa Turki adalah sebuah negara yang wilayahnya berada pada dua benua; Asia dan Eropa. Meski wilayahnya yang berada di Eropa hanya tiga persen, namun ia memiliki keinginan kuat untuk bergabung dengan Uni Eropa. Demi terwujudnya hal tersebut, Turki telah melakukan berbagai cara. Mulai dari mendaftar sebagai negara yang ingin bergabung dengan Uni Eropa sampai me-lobby para petinggi negara-negara berpengaruh di Eropa (Prancis dan Jerman) untuk mendukungnya bergabung dengan Uni Eropa. Melihat usaha Turki yang tidak kenal lelah tentu Turki memiliki motif tersendiri mengapa ia sangat ingin bergabung dengan Uni Eropa. Motif ekonomi yang bergeser menjadi motif politik serta hubungan Turki – Eropa yang sudah dijalin sekian lama inilah yang menjadi motivasi Turki untuk bergabung dengan Uni Eropa. Motif ekonomi memang awalnya menjadi motif utama Turki bergabung dengan Uni Eropa. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, perekonomian Turki terus tumbuh dan semakin maju. Pertumbuhan ekonomi Turki yang bagus dan bisa cepat bangkit dari krisis yang melanda Eropa tidak menyurutkan semangat Turki untuk bergabung dengan Uni Eropa. Hal ini dapat kita lihat melalui gambar 3.1 yang memperlihatkan pertumbuhan GDP Turki dari tahun 2007 sampai 2012. Gambar 3.1 grafik GDP Tahunan Turki dari tahun 2007 sampai 2012. Turki yang secara geografis 97% wilayahnya terletak di benua Asia dan hanya 3% terletak di benua Eropa ingin mendapatkan pengakuan sebagai bagian dari Eropa. Pengakuan 11
  • 12. ini akan didapatkan jika ia berhasil bergabung dengan Uni Eropa. Keinginan Turki untuk menjadi bagian dari Eropa bukan tanpa makna. Keinginan tersebut tidak terlepas dari revolusi yang dilakukan Kemal Attaturk pada tahun 1920. Revolusi ini telah mengubah wajah Turki, dari negara kekhalifahan menjadi negara sekuler yang hampir sepenuhnya mengadaptasi dan mengubah nilai-nilai masyarakat Turki menjadi mirip nilai-nilai masyarakat Eropa. Semenjak itulah Turki merasa dirinya merupakan bagian dari Eropa dan motif politik inilah yang terus menjadi latar belakang keinginan Turki bergabung dengan Uni Eropa menggantikan motif ekonomi yang sebelumnya menjadi alasan utama Turki. Keinginan untuk sepenuhnya menjadi bagian dari Eropa memang dirintis dari revolusi tahun 1920 dan terus berlanjut hingga sekarang. Turki banyak menjalin kerja sama dengan negara-negara Eropa dan kerja sama ini mulai intensif pada pasca Perang Dunia II. Turki bergabung dengan NATO (North Atlantic Treaty Organization) yang dipelopori oleh Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa lainnya di tahun 1950. Di tahun 1959, Turki mengajukan diri untuk bergabung dengan Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE). Namun, hal ini tidak terwujud dan hanya menghasilkan perjanjian Ankara5 di tahun 1963. Usaha Turki untuk menjadi bagian dari Eropa tidak hanya sampai disitu. Saat MEE memperluas bidang kerjasamanya dan berganti nama menjadi Masyarakat Eropa (ME), Turki mengajukan diri untuk menjadi anggota penuh di tahun 1987. Permohonan Turki baru berbuah di tahun 1995 dengan terbentuknya custom union antara Dewan Asosiasi Uni Eropa6 dengan Turki. Tahun 1999, Turki secara resmi diumumkan oleh Komisi Eropa sebagai kandidat anggota. Namun, baru pada tahun 2005, Uni Eropa memanggil Turki untuk bernegosiasi terkait permohonannya menjadi anggota penuh Uni Eropa. Pemanggilan tersebut juga berkaitan dengan Turkey Harmonization Packages7 yang memperlihatkan keseriusan Turki untuk bergabung dengan Uni Eropa. Lagi dan lagi, negosiasi ini terhambat oleh kasus Siprus8 yang menunda keanggotaan Turki di Uni Eropa hingga sekarang. 5 Perjanjian Ankara adalah perjanjian bilateral di bidang ekonomi antara Turki dengan MEE. 6 Masyarakat Eropa telah berganti nama menjadi Uni Eropa seiring dengan dilaksanakannya perjanjian Maastricth di tahun 1992. 7 Turkey Hamonization Packages adalah kebijakan pemerintah dalam negeri Turki demi memenuhi Copenhagen Criteria sebagai syarat bagi suatu negara untuk menjadi bagian dari Uni Eropa. Kebijakan ini berupa penghapusan hukuman mati, menjamin hak-hak minoritas, dan mengembangkan perekonomian. 8 Wilayah Siprus terbagi menjadi dua yaitu Siprus-Turki (wilayah yang dikuasai Turki) dan Siprus-Yunani (wilayah yang dikuasai Yunani). Namun, yang diakui dunia internasional adalah wilayah Siprus-Yunani. Wilayah inilah yang dikatakan wilayah negara Siprus hingga sekarang. Dunia internasional meminta Turki untuk melepaskan wilayahnya di Turki tetapi hal itu tidak kunjung dilakukan oleh Turki. 12
  • 13. Melihat dari sejarah Turki dengan revolusinya yang mengubah wajah Turki menjadi seperti masyarakat Eropa serta hubungan yang telah dijalin keduannya dalam waktu yang sudah cukup lama, pantaslah jika Turki ingin bergabung dengan Uni Eropa. 13
  • 14. Bab III Penutup Uni Eropa dilihat dari sudut pandang Norwegia, Swiss, dan Turki memiliki arti yang berbeda-beda. Norwegia dan Swiss dengan segala kekuatannya dapat bertahan diluar Uni Eropa, walaupun Uni Eropa berusaha menarik dua negara paling makmur di dunia ini untuk bergabung. Namun, mereka lebih memilih menjadi mitra yang sejajar bagi Uni Eropa karena faktor ekonomi, politik, sampai dengan sejarah. Menurut kedua negara kecil ini, bergabung dengan Uni Eropa bukan merupakan sebuah kebutuhan. Mereka sudah merasa cukup dengan hidup di luar Uni Eropa tetapi masih menjalin hubungan baik dengannya. Norwegia dan Swiss tidak mau mempertaruhkan kemakmuran negaranya demi kemilau Uni Eropa di mata dunia, apalagi setelah terjadinya krisis ekonomi 2008 yang sampai sekarang masih berpengaruh buruk pada beberapa negara anggota Uni Eropa. Sebaliknya, mendapat kemilau Uni Eropa sepertinya adalah apa yang diimpi-impikan Turki sejak 1959. The sick man of Europe9 telah mengusahakan berbagai cara diplomasi demi mendapatkan status anggota ke-28. Bahkan karena sudah terlalu lama, motif Turki bergabung dengan Uni Eropa pun telah berbelok; yang tadinya faktor ekonomi sekarang menjadi faktor politik. Menurut Turki, dirinya sudah merupakan kandidat yang ideal, bahkan lebih baik dari Rumania dan Bulgaria yang baru saja bergabung. Dari berbagai segi Turki sudah melewati Copenhagen Criteria10 dan siap menjadi anggota Uni Eropa. Namun Uni Eropa tetap tidak menanggapinya secara positif bahkan terlihat mempersulit gerak Turki untuk menjadi bagian dari Uni Eropa. Bagaimana pun ketiga negara ini bersikap pada Uni Eropa, mereka tetap membutuhkan satu sama lain. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa Uni Eropa merupakan pasar yang sangat besar, yang jika diabaikan akan merugikan satu pihak. Sebaliknya, dilihat dari berbagai faktor, Uni Eropa pun masih membutuhkan ketiga negara ini. Uni Eropa harus memikirkan berkali-kali lagi bila ingin memutuskan hubungan dengan ketiga negara kuat ini. 9 Julukan Turki di Eropa. Lihat sejarah Turki. 10 Kriteria untuk memasuki Uni Eropa 14
  • 15. Daftar Pustaka Möckli, Daniel. 2010. SWITZERLANDAND THE EU: CHALLENGES AND UNCERTAINTIES OFBILATERALISM. CSS Analysis ETHZurich No. 81. p.2 Lemoine, Pierre. 2012. Switzerland: A little Europe, only better. Europolitics No. 4409. p. 4 <http://www.europolitics.info/pdf/dossier/eure4409-EU-Switzerland.pdf> www.bbc.co.uk https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/no.html www.lintas.me www.norwegia.or.id/About_Norway/ www.ssb.no http://www.swissworld.org/en/facts/ https://ius.unibas.ch/uploads/publics/7183/Kientzheim_2011.pdf http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/1202193.stm http://indonesian.irib.ir/c/journal/view_article_content?groupId=10330&articleId=5132720& version=1.0 <http://www.css.ethz.ch/publications/pdfs/CSS-Analyses-81.pdf> http://www.tradingeconomics.com/switzerland/inflation-cpi http://www.turkstat.gov.tr/PreHaberBultenleri.do?id=10850 www.kompasiana.com http://www.menafn.com/updates/research_center/Global/Economic/gih230211.pdf http://www.tradingeconomics.com/turkey/gdp-growth-annual Microsoft ® Encarta ® 2009. © 1993-2008 Microsoft Corporation. All rights reserved. 15