2. BAHAN BERBAHAYA
Bahan-bahan berbahaya adalah bahan-bahan yang
selama
pembuatannya,pengolahannya,pengangkutannya,penyim
panan dan penggunaannya mungkin menimbulkan atau
membebaskan debu-debu, kabut, uap-uap, gas-gas, serat
atau radiasi mengion yang mungkin menimbulkan iritasi,
kebakaran, ledakan, korosi, mati lemas, keracunan dan
bahaya-bahaya lain dalam jumlah yang memungkinkan
gangguan kesehatan orang yang bersangkutan dengannya
atau menyebabkan kerusakan kepada barang-barang atau
harta kekayaan.
3. Penggolongan Bahan-bahan
berbahaya
1. Bahan-bahan explosif. Bahan-bahan yang dapat meledak ini dapat
dianggap paling berbahaya. Bahan-bahan explosif tidak hanya bahan-
bahan peledak saja, tetapi meliputi semua bahan yang secara sendiri
atau dalam campuran tertentu atau jika mengalami pemanasan,
kekerasan, atau gesekan dapat mengakibatkan peledakan yang biasanya
diikuti oleh kebakaran. misalnya, melalui oksidasi diri, tanpa pengaruh
luar tertentu. Contoh bahan eksplosif adalah garam logam yang peka.
2. Bahan-bahan yang mengoksidasi. Bahan ini kaya akan oksigen, yang
mendukung terjadinya kebakaran, sehingga meningkatkan terjadinya
kebakaran. Contoh, asam sulfat dan nitrat
3. Bahan-bahan yang dapat terbakar. Bahan-bahan ini biasanya
dikelompokan lagi menjadi bahan yang dapat terbakar, bahan yang
sangat mudah terbakar, bahan yang terbakar secara spontan di udara,
dan sebagainya. Tingkat bahaya ditentukan oleh titik bakarnya. Makin
rendah titik bakar makin berbahaya.
4. 4. Bahan-bahan yang beracun. Bahan ini dapat di klasifikasikan lebih lanjut
menurut sifat-sifat khususnya seperti debu-debu yang berbahaya, debu-
debu beracun, beracun melalui kontak kulit, berbahaya jika termakan
atau terminum, bahaya keracunan bila terhirup, tertelan, atau terkena
ke kulit, gas-gas beracun, gas-gas tak berbau tetapi beracun, uap-uap
berbahaya, dan bahan-bahan yang pada kontak dengan air atau asam.
5. Bahan-bahan korosif. Bahan-bahan ini meliputi asam-asam, alkali-alkali
dan bahan-bahan kuat lainnya yang mungkin berakibat terbakar bagian
tubuh yang dikenainya atau merangsang kulit, mata atau sistem
pernapasan.
6. Bahan-bahan radioaktif. Bahan ini meliputi isotop-isotop radioaktif dan
semua persenyawaan yang mengandung bahan radioaktif,seperti cat-
cat yang bersinar.
5. Pemasangan Label & Tanda
Pemasangan label dan tanda dengan memakai lambang atau
tulisan-tulisan peringatan pada wadah untuk bahan
berbahaya adalah tindakan yang paling esensial. Peringatan
tentang bahaya dengan lambang-lambang tersebut
merupakan suatau syarat penting perlindungan, namun hal
itu tak dapat dianggap dapat memberikan perlindungan
secara lengkap atau dengannya berarti usaha-usaha
keselamatan kerja lain sudah tidak perlu lagi.
6. Penyimpanan
Bahan-bahan berbahaya harus disimpan secara tepat, bilamana ingin
dicegah kemungkinan bahaya-bahayanya. Selain itu, perlu dijamin agar
bahan berbahaya tidak bereaksi dengan bahan-bahan lain yang disimpan.
Dibawah ini disajikan keselamatan yang bertalian dengan penyimpanan
bahan-bahan berbahaya sebagai berikut :
7. 1. Bahan-bahan yang mudah meledak. Bahan bubuk peledak harus
disimpan pada tempat penyimpanan khusus dan detonator, alat-alat
material lain tidak boleh disimpan dalam tempat penyimpanan bahan
explosif. Bahan lain yang tidak meledak harus disimpan pada bangunan
terpisah yang jauh dari pabrik.
2. Bahan-bahan yang mengoksidasi. Bahan ini harus disimpan di tempat
penyimpanan yang dapat mengoksidasi harus sejuk, mendapat
pertukaran udara yang baik dan tahan api.
3. Bahan-bahan yang dapat terbakar. Daerah penyimpanan harus terletak
jauh dari setiap sumber panas atau bahaya kebakaran.
4. Bahan-bahan beracun. Pada bahan ini jika panas berakibat penguraian ,
tempat penyimpanan harus sejuk dengan pertukaran udara yang baik,
tidak terkena sinar matahari langsung, dan jauh dari sumber panas. Dan
disimpan secara terpisah.
5. Bahan-bahan korosif. Daerah penyimpanan bahan ini harus terpisah dari
bagian bangunan lainnya dengan dinding dan lantai tak tembus dan
disertai perlengkapan untuk penyaluran tumpahan.
8. Syarat-syarat cara-cara penyimpanan
1. Penyimpanan bahan-bahan berbahaya harus diawasi oleh orang kompeten
dan tenaga kerja yang bersangkutan harus terlatih dalam praktek
keselamatan kerja.
2. Tenaga kerja dengan kelainan penglihatan, pendengaran atau penciuman dan
meeka yang berusia kurang dari 18 tahun tidak dibenarkan bekerja dengan
bahan-bahan yang berbahaya.
3. Dalam hal ini bahan peledak, yang berwenang mungkin mensyaratkan bahwa
tenaga kerja yang memasuki tempat penyimpanan bahan demikian harus
memiliki izin khusus sesudah pemeriksaan tentang bahaya-bahaya yang
mungkin ada.
4. Mereka yang memasuki daerah penyimpanan bahan yang eksplosif atau dapat
terbakar tidak boleh membawa korek api dan harus dilarang merokok
5. Jika perlu, pakaian pelindung yang tepat harus dipakai.
6. Inspeksi periodik terhadap semua tempat penyimpanan bagi bahan
berbahaya harus dilakukan oleh pengawas ahli keselamatan kerja atau orang-
orang kompeten.
7. Kebersihan dan tata rumah tangga yang sebaik-baiknya harus diperhatikan
8. Tenaga kerja tidak boleh bekerja sendiri
9. Pengangkutan
Keamanan pengangkutan sehubungan dengan bahan-bahan yang
berbahaya adalah sangat penting, agar dicegah bahaya bagi tenaga kerja,
bahaya terhadap masyarakat dan kerusakan harta kekayaan termasuk
alat angkutan.
Klasifikasi bahan-bahan berbahaya dalam hubungan pengangkutan
adalah:
1. Bahan peledak
2. Gas ditekan, dicairkan/dilarutkan dengan tekanan
3. Cairan yang dapat terbakar
4. Zat padat yang dapat terbakar
5. Bahan-bahan yang mengoksidasi, yaitu peroksida, dll.
6. Bahan-bahan beracun
7. Bahan-bahan radioaktif
8. Bahan-bahan korosif
9. Bahan-bahan berbahaya lainnya.
10. Bahan-Bahan Korosif
Bahan-bahan korosif melalui proses kimiawi akan menyebabkan
kerusakan berat manakala bersentuhan dengan jaringan hidup atau jika
bocor akan merusak atau akan menghancurkan barang atau alat angkutan
dan juga dapat mengakibatkan bahaya-bahaya lainnya.
Dibawah ini adalah bahan-bahan korosif yang paling banyak ditemui
dalam industri, pertanian atau perdagangan, yaitu :
1. Asam-asam dan anhidrida
2. Alkali
3. Halogen dan garam-garamnya
4. Persenyawaan-persenyawaan antar halogen
5. Halida organik, asam halida organik, ester dan garam-garamnya.
6. Klorosilan
7. Bahan-bahan korosif lainnya.
11. Upaya keselamatan kerja (Bahan Korosif)
1. Kontak dengan bahan korosif harus ditiadakan atau kemungkinan ditekan
sekecil mungkin
2. Semua wadah,pipa,peralatan,instalasi dan bangunan yang dipergunakan
dalam hubungan bahan korosif harus tahan terhadap korosi dengan
suatu pelapisan bahan yang korosif.
3. Ventilasi umum dan setempat harus memadai,jika terbentuk gas-gas atau
debu yang korosif
4. Bahan-bahan korosif kuat mungkin menimbulkan kebakaran apabila
bersentuhan dengan bahan-bahan organik
5. Setiap proses produksi baru harus ditelaah tentang kemungkinan
pemakaian bahan korosif dan timbulnya hasil antara atau sisa dalam
produksi yang bersifat korosif agar dilakukan pencegahan yang tepat
6. Peralatan untuk proses secara tertutup sangat baik untuk mencegah
kontak dengan bahan korosif
12. 7. Jika kemungkinan kontak ringan sekali, maka krim pelindung (barrier
cream) dapat dipakai
8. Seluruh tenaga kerja yang bersangkutan harus memperoleh penjelasan
yang cukup dan terlatih dalam menghadapi risiko bahaya.
9. Untuk pertolongan pertama, air untuk mandi, untuk cuci, dan air untuk
membersihkan mata perlu disediakan .
13. Bahan-Bahan Beracun
Bahan-bahan beracun adalah bahan kimia yang dalam jumlah yang relatif
kecil berbahaya bagi kesehatan bahkan juga jiwa manusia. Bahan
demikian dipergunakan, diolah dan dipakai dalam serta dihasilkan oleh
pekerjaan. Bahan beracun dapat berbentuk
padat,cairan,gas,uap,kabut,awan,asap.
Sebab-sebab keracunan pada umumnya :
1. Racun-racun logam, yaitu timah hitam,air raksa,arsen,mangan,nikel.
2. Racun-racun metaloid, yaitu fosfor,sulfur,dll.
3. Racun-racun bahan organik, yaitu derivat-derivat ter arang batu,
alkohol
4. Racun-racun gas, yaitu asam sianida,asam sulfida, karbonmonoksida.
14. Alat-Alat Tangan
Yang dimaksud alat tangan disini hanyalah alat-alat yang sumber
tenaganya adalah tangan. Alat tangan seperti itu menyebabkan jumlah
kecelakaan yang besar tetapi ringan.
Faktor yang menjadi sebab kecelakaan :
1. Terlepas dari pegangan pada waktu dipergunakan
2. Cara pemakaian yang salah pada waktu alat dipergunakan
3. Ketidak hati-hatian dan salah pakai
4. Penyimpanan alat yang tidak baik
Agar pekerjaan dengan alat-alat tangan memberikan tingkat keselamatan
yang tinggi, perlu diikuti persyaratan sebagai berikut :
15. PERSYARATAN
1. Alat-alat tangan harus terbuat dari bahan berkualitas baik dan memenuhi
keperluan pekerjaan yang memerlukannya.
2. Alat-alat tangan hanya boleh dipakai sesuai dengan maksud pembuatannya.
3. Pegangan-pegangan kayu dari alat-alat tangan harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a. Terbuat dari bahan berkualitas tinggi
b. Bentuk dan ukurannya tepat
c. Halus, tanpa retakan atau pinggir-pinggir yang tajam
4. Jika terdapat kemungkinan ledakan dari bahan di udara oleh loncatan api,
semua alat tangan harus bebas kemungkinan akan terjadinya loncatan api
5. Palu,kikir,pemotong,pembuat lobang dan alat-alat sejenis harus terbuat dari
baja yang terpilih dengan kekerasan cukup untuk menahan perubahan
bentuk berlebihan oleh pukulan tetapi tidak terlalu keras sehingga pecah
6. Kepala alat tangan yang mendapat pukulan harus dibentuk kembali segera
setelah terjadi perubahan-perubahan bentuk.
7. Alat-alat tangan harus dibuat, dibentuk dan diperbaiki hanya oleh orang-
orang yang memiliki keahlian.
8. Bilamana tidak dipakai, alat-alat tangan yang tajam atau runcing harus
mendapat perlindungan terhadap bagian-bagian tajam atau runcingnya.
16. 9. Alat-alat tangan tidak boleh dibiarkan tergeletak di lantai,jalanan lalu
lintas,tangga,atau pada tempat-tempat lain yang orang mungkin bekerja
atau lewat,atau tergeletak diatas suatu ketinggian dengan kemungkinan
terjatuh dan menimpa orang.
10. Lemari,penggantung atau rak yang tepat dan baik penempatannya harus
tersedia pada bangku kerja atau mesin untuk alat-alat tangan.
11. Alat-alat tangan harus memenuhi ketentuan-ketentuan
12. Tenaga kerja harus mendapat bimbingan dan terlatih dalam
menggunakan alat-alat secara tepat.
13. Alat-alat untuk perawatan dan perbaikan yang cukup dari jenis-jenis yang
diperlukan selalu harus tersedia bagi orang-orang yang melakukan
perawatan dan perbaikan
14. Alat-alat perawatan dan perbaikan harus tersimpan secara baik dan
harus diperiksa secara teratur oleh orang-orang kompeten
15. Pada perusahaan besar, lemari atau peti alat disediakan pada suatu
tempat khusus untuk perawatan dan perbaikan
16. Semua tenaga kerja yang terlibat dengan perawatan dan perbaikan harus
diperlengkapi dengan batere yang terang dan jenis yang tak mungkin
menimbulkan kebakaran.
17. Tangga
Tangga adalah alat tersendiri atau bagian dari suatu bangunan untuk
turun atau naik dari satu dataran ke dataran yang lain. Semua jenis
tangga harus memenuhi syarat keselamatan. Kecelakaan yang terjadi
biasanya terjatuh.
Syarat-syarat keselamatan tangga :
Pertama-tama,semua tangga harus terbuat dari bahan yang baik dan
memiliki kekuatan yang tepat ditinjau dari sudut beban dan tekanan
yang dihadapinya. Jika di pakai kayu borneo yang baik, ukurannya
kira-kira sbb :
1. Jika tinggi tidak lebih dari 3 m, kayu tegak berukuran 5 x 7 cm dan
anak tangga 2 x 7 cm
2. Jika tinggi lebih dari 3 m, kayu tegak berukuran 3 x 10 cm dan anak
tangga 2.5 x 7 cm
18. Aneka Pendekatan Keselamatan
lain
Dalam aneka pendekatan keselamatan kerja lain,akan diuraikan pentingnya
perencanaan yang tepat,ketataan rumah tanggaan yang baik,pakaian kerja yang
tepat,penggunaan alat perlindungan diri,pengaturan warna, tanda-tanda
peringatan,tanda-tangda petunjuk,label-label,penerangan yang baik.
Perencanaan
Perencanaan yang baik penting sekali bagi keselamatan kerja sebagaimana dalam
produksi.
Ketata rumah tanggaan yang baik dan keteraturan
Pemeliharaan tata rumah tangga yang baik dan keteraturan adalah sangat penting bagi
keselamatan kerja
Pakaian kerja
Pakaian kerja termasuk sepatu sering kali sama sekali tak memadai untuk melakukan
pekerjaan. Tenaga kerja kadang-kadang bekerja sambil berpakaian tua yang sudah
usang bagi dipakai sehari-hari. Hal ini sangat merugikan dilihat dari keselamatan juga
menunjukan suatau mutu kehidupan yang rendah.
Peralatan perlindungan diri
Cara pencegahan kecelakaan yang baik adalah peniadaan bahaya seperti pengamanan
mesin atau peralatan lainnya. Namun hal tersebut tidak mungkin,perlu diberikan
perlindingan diri kepada tenaga kerja dalam bentuk masker,kacamata,sepatu dan alat
proteksi lainnya.
19. Kelompok Tenaga Kerja Khusus dan Keselamatan Kerjanya
Terdapat kelompok tenaga kerja yang oleh karena alasan-alasan tertentu
perlu mendapat perhatian khusus dalm keselamatan kerja. Mereka boleh
dikatakan berada dalam suatu bahaya risiko khusus pula. Mereka itu
adalah anak-anak,tenaga kerja muda,wanita,tenaga kerja cacat dan
tenaga kerja yang telah ada usia. Anak adalah yang berusia 14 tahun ke
bawah. Orang muda berumur 14 tahun tetapi kurang dari 18 tahun.
Undang-Undang Kerja tahun 1948 No 12 menegaskan:
1. Anak-anak tidak boleh menjalankan pekerjaan
2. Jikalau seorang anak yang berumur 6 tahun/lebih,terdapat ruangan
yang tertutup.
3. Orang muda tidak boleh menjalankan pekerjaan pada malam hari
4. Orang muda tidak boleh menjalankan pekerjaan di dalam tambang,
lobang di dalam tanah atau tempat mengambil logam.
5. Orang muda tidak boleh menjalankan pekerjaan yang berbahaya bagi
kesehatan atau keselamatannya.
20. Penyuluhan, Penggairahan dan Latihan Dalam Keselamatan Kerja
Tingkat keselamatan tergantung dari sikap dan praktek pengusaha dan
buruh. Maka dari itu,penyuluhan,penggairahan,dan latihan sangat penting
peranannya bagi meningkatkan penghayatan keselamatan kerja dan
pencegahan kecelakaan. Penyuluhan adalah pemberian informasi yang
dapat menimbulkan kejelasan pada orang-orang yang bersangkutan.
Penggairahan sudah lebih jauh lagi oleh karena disini sudah diharapkan
suatau upaya ke arah yang lebih baik.
Aneka cara dapat dipakai untuk penyuluhan dan penggairahan seperti
misalnya :
1. Poster
2. Film dan slaid
3. Ceramah,diskusi dan konperensi
4. Perlombaan
5. Pameran
6. Kepustakaan tentang keselamatan kerja
7. Gerakan keselamatan
21. LATIHAN KESELAMATAN
Latihan Keselamatan adalah penting mengingat kebanyakan kecelakaan terjadi
pada pekerja baru yang belum terbiasa dengan bekerja secara selamat.
Sebabnya adalah ketidaktahuan tentang bahaya atau ketidaktahuan cara
mencegahnya, sekalipun tahu tentang adanya suatu resiko bahaya tersebut.
Latihan keselamatan harus meliputi segenap aspek perusahaan di samping
keselamatan pada pekerjaannya.
Tingkat pertama dari latihan keterampilan adalah petunjuk-petunjuk tentang
ketentuan keselamatan umum. Tenaga kerja baru di didik tentang ketentuan-
ketentuan yang berlaku di perusahaan seperti lalu lintas di perusahaan, ketata-
rumah-tenagaan, ketentuan keselamatan penggunaan alat transpor,
keselamatan penggunaan alat listrik dan kewaspadaan.
Tingkat latihan selanjutnya adalah melakukan pekerjaan yang semestinya
termasuk keselamatannya. Pelatih harus menerangkan dan memberikan
segenap demonstrasi, dan praktek sendiri harus meliputi aspek-aspek
keselamatan.
Latihan komprehensif perlu diberikan bagi tenaga kerja yang tidak sekedar
mendapatkan ketrampilan, tapi akan menetap di perusahaan tersebut.
Lebih jauh, Terdapat latihan-latihan keselamatan bagi personil keselamatan
secara khusus seperti pengawas keselamatan kerja,ahli keselamatan, personil
operator ketel uap, dll.
22. Keselamatan Kerja di Perusahaan
Keselamatan di tempat kerja
Undang-undang,peraturan, pengawasan, rekomendasi, nasehat, riset,
pameran, konferensi, seminar, lokakarya, dan lain-lain tidak ada artinya,
jika di tempat kerja tidak ada usaha untuk meningkatkan keselamatan.
Untuk keselamatan di tempat kerja terdapat komponen-komponen
penting yaitu tanggung jawab pimpinan perusahaan, pendelegasian
wewenang kepada staf pengawasan, status.
Materi bagi peningkatan keselamatan di tempat kerja adalah
perencanaan yang baik oleh pimpinan perusahaan, penerapan cara-cara
kerja yang aman oleh tenaga kerja, keteraturan.
23. Peranan Pimpinan Perusahaan
Semboyan bahwa “keselamatan harus dimulai dari atas” menunjukan
secara tegas pentingnya peranan pimpinan perusahaan bagi keberhasilan
program keselamatan.
Pimpinan perusahaan tidak boleh sedikitpun memberikan kesan keraguan
kepada tenaga kerja tentang perhatian dan keterlibatannya dalam
peristiwa kecelakaan. Pada suatu peristiwa kecelakaan, khususnya yang
cukup berat, pimpinan perusahaan selain hanya melihat laporan
kecelakaan juga harus memperoleh keterangan langsung dari tangan
pertama yaitu korban kecelakaan , pimpinan regu atau kelompok, dan
pengurus di tempat kerja.
Jika perhatian pimpinan perusahaan terhadap keselamatan besar, hal itu
sangat baik. Perhatian tersebut jangan menunggu sampai adanya
kewajiban perbaikan keselamatan dari pengawas keselamatan kerja atau
adanya desakan dari serikat buruh.
24. Peranan pimpinan regu atau kelompok
Peranan keselamatan kerja banyak tergantung kepada pimpinan regu atau
kelompok. Tenaga kerja regunya berada dalam pimpinannya dan tingkah laku
mereka banyak dipengaruhi oleh pimpinan tersebut.
Pimpinan regu atau kelompok harus yakin bahwa kecelakaan dapat dicegah
sebagaimana ia yakin bahwa pemborosan material dapat dicegah dan bahwa
cara-cara kerja dapat diperbaiki. Ia harus tahu kebutuhan dalam keselamatan
pada situasi yang berbeda.
Peranan ahli atau personil keselamatan kerja
Ahli keselamatan atau personil keselamatan, jika ada,biasanya menyusun
rencana dan pelaksanaannya dilakukan oleh seluruh komponen dalam
perusahaan.
fungsi seorang ahli keselamatan kerja adalah :
1. Merumuskan dan melakukan supervisi tentang pelaksanaan kebijaksanaan
pencegahan kecelakaan pada umumnya
2. Membuat laporan dan memberikan nasehat-nasehat kepada pimpinan
perusahaan tentang semua permasalahan yang ada.
3. Memberi bimbingan kepada staf yang melakukan supervisi
4. Mengadakan penelitian tentang kecelakaan
5. Menyelenggarakan pencatatan kecelakaan dan statistik
6. Melakukan pengawasan tentang latihan keselamatan
25. Permasalahan keselamatan kerja yang dilaporkan dan diberikan nasehat-
nasehat oleh ahli keselamatan kerja kepada pengusaha meliputi :
1. Perencanaan pendirian bangunan-bangunan yang baru.
2. Penggunaan mesin-mesin dan peralatan kerja yang baru
3. Keadaan perlengkapan yang ada
4. Pengaturan untuk pengujian, perawatan, dan perbaikan peralatan
5. Alat-alat dan perlengkapan keselamatan dari segala jenis
6. Alat-alat perlindungan diri
7. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran
Pada saat-saat tertentu, ahli keselamatan menjadi sangat penting
kedudukannya. Misalnya pada pengelasan tangki yang dipakai untuk
cairan yang mudah terbakar, tanpa komandonya pekerjaan tidak akan
dimulai.
26. Analisa Keselamatan Terhadap Pekerjaan
Seperti halnya produktivitas yang memperoleh manfaat dari analisa
pekerjaan, demikian pula keselamatan memetik keuntungan dari analisa
pekerjaan, demikian pula keselamatan memetik keuntungan dari analisa
keselamatan terhadap pekerjaan. Produktivitas dan keselamatan erat
bertalian.
Dengan analisa pekerjaan, keselamatan tidak dapat dilupakan dan dengan
keselamatan, orang tidak dapat melupakan produktivitas.
Analisa keselamatan terhadap pekerjaan, terlepas dari apakah bagian atau
bukan dari analisa pekerjaan, dapat berperan besar dalam meniadakan
bahaya-bahaya yang bersumber dari pekerjaan. Analisa mengurai setiap
operasi dalam pekerjaan, menelaah bahaya-bahaya tiap-tiap kegiatan dan
menunjukan tindakan pencegahannya.
Suatu hal dalam analisa pekerjaan yang dapat mengurangi tugas
keselamatan adalah peniadaan kegiatan-kegiatan yang tidak perlu dan
penyederhanaan kegiatan-kegiatan yang rumit.
27. DISIPLIN
Baik pengusaha maupun buruh memiliki fungsi dan tanggung jawab dalam
keselamatan kerja. Pengusaha lebih memikul tanggung jawab mengenai
lingkungan, cara, dan pengadaan mesin serta peralatan yang selamat.
Buruh harus mematuhi ketentuan-ketentuan yang telah digariskan dalam
keselamatan.
Jika buruh tidak memakai alat pelindung, oleh karena ia pikir hal itu tidak
perlu, kenyataan ini suatu petunjuk, bahwa kepatuhan buruh kurang.
Kalau sikap buruh dapat membahayakan dirinya sendiri dan kawan
sekerjanya, perlu tindakan untuk penegakan disiplin.
Mungkin di balik ketidaktaatan terdapat masalah-masalah ketidaksesuaian
perlengkapan atau cara-cara keselamatan kerja. Dalam hal itu, tentu saja
masalahnya bukan soal disiplin dan bukan kesalahan tenaga kerja.
Penelitian dan pengujian lebih lanjut perlu diadakan.
28. Peranan Pemerintah
1. Pengumpulan dan penggunaan informasi tentang sebab-sebab dan perincian keadaan
kecelakaan
2. Penelitian dengan menggunakan statistik kecelakaan menurut industri secara
keseluruhan tentang bahaya-bahaya khusus yang ada dalam berbagai industri.
3. Penyelenggaraan penelitian-penelitian tentang cara-cara penyelidikan dengan
bantuan lembaga-lembaga atau panitia-panitia yang dibentuk oleh cabang-cabang
industri atau organisasi swasta
4. Penyelidikan tentang faktor-faktor fisik, fisiologis dan psikologis dalam terjadinya
kecelakaan
5. Penggalakan penelitian-penelitian ilmiah untuk menemukan cara-cara yang paling
tepat bagi penyuluhan jabatan dan seleksi tenaga kerja dengan maksud agar metoda-
metoda itu dapat diterapkan
6. Pengadaan organisasi atau pusat-pusat untuk pengumpulan dan pengerjaan statistik
yang bertalian dengan kecelakaan industri
7. Pembentukan dan penggalakan kerjasama di antara segenap pihak yang bertalian
dengan pencegahan kecelakaan, dan terutama di antara pengusaha dan buruh.
8. Penyelengaraan pertemuan-pertemuan periodik di antara Pemerintah, pengusaha
dan buruh untuk menilai perkembangan keadaan dan membahas tindak lanjutnya.
9. Penggairahan penerapan usaha keselamatan dengan pembentukan organisasi .
29. 10. Penciptaan dan pemeliharaan perhatian yang cukup terhadap keselamatan
pada buruh dengan ceramah-ceramah, publikasi, film, kunjungan
perusahaan, dll.
11. Pengadaan dan peningkatan pameran keselamatan yang menetap
12. Penanaman pengertian pada pengusaha untuk meningkatkan pendidikan
tenaga kerja khususnya dalam keselamatan kerja dan pencegahan
kecelakaan.
13. Pengadaan pedoman-pedoman pencegahan kecelakaan pada industri-
industri menurut kekhususannya atau pada cabang-cabang industri atau
proses-proses yang khusus
14. Pemasukan pelajaran keselamatan pada umumnya dalam kurikula sekolah-
sekolah dasar untuk menanamkan kewaspadaan umum dan dalam kurikula
latihan-latihan kerja dalam pencegahan kecelakaan dan bantuan pertama
pada kecelakaan.
15. Pengaturan ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang menjamin
standar keselamatan yang tinggi
16. Penelaahan terhadap rencana pembangunan atau perubahan yang berarti
dari suatu perusahaan
17. Penyelenggaraan konsultasi dengan wakil-wakil organisasi pengusaha dan
organisasi buruh sebelum pengaturan perundang-undangan diterbitkan
30. 18. Pemberian dorongan kerjasama buruh untuk berpartisipasi dalam
pencegahan kecelakaan
19. Pembinaan dorongan agar lembaga-lembaga asuransi bekerjasama dan
berpartisipasi dalam pencegahan kecelakaan
20. Dan lain-lain
Dengan singkat Pemerintah mempunyai fungsi-fungsi pembinaan dalam
keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Fungsi pembinaan ini
meliputi pengawasan, pendidikan, penyuluhan, penggalakan kerjasama,
pembentukan organisasi, pengujian dan penelitian.
31. PENELITIAN DAN PENGUJIAN
Dengan cepatnya perkembangan teknologi, laboratoria keselamatan kerja
didirikan. Guna laboratoria adalah untuk analisa bahan-bahan kimia yang
berbahaya, pengujian bahan dan peralatan, dan penelitian tentang cara-
cara kerja yang berbahaya.
Pengujian bahan misalnya penting untuk menemukan sebab kecelakaan
seperti putusnya rantai, tambang baja, atau alat serupa. Dengan
pengujian diketahui kesalahan pada bahan, atau pada pembebanan atau
atas dasar perlakuan pekerjaan.
Pengamanan mesin memerlukan pengujian laboratoris. Dengan
pengujian, alat pelindung dipilih secara tepat dan keterangan terperinci
mengenai bahan-bahan dapat dikumpulkan. Hasil-hasil yang memuaskan
dari pengujian diterapkan pada pengembangan roda gerinda, rantai,
tambang baja, perancah, tangga, sepatu pelindung, ketel uap,dan lain-
lain.
32. STANDARISASI
Standarisasi sangat penting, oleh karena dengan standarisasi dibuat standar-
standar untuk praktek keselamatan. Bagi produsen, standar juga melindungi
mereka dari keluhan atau tuntutan para pemakai produk yang bersangkutan.
Standar dibuat lewat penelitian, pengujian dan pengalaman dalam praktek.
contoh :
1. Peralatan/perlengkapan industri :
- Tangga
- Gerinda
- Bejana bertekanan tinggi
- Ketel
- Lif
2. Alat pelindung diri :
- Kaca mata
- Respirator
- Sarung Tangan
- Topi
- Sepatu Bot
33. 3. Warna, tanda, isyarat, lambang
- Identifikasi sistem pipa
- Identifikasi silinder gas
- Warna-warna keselamatan
- Alat isyarat untuk pengepresan
- Isyarat tangan untuk alat tangan
4. Praktek-praktek yang aman
- Prosedur keselamatan penambangan baru
- Penggunaan sinar X dalam industri
- Pencegahan kebakaran
- Instalasi dan pemeliharaan alat-alat listrik tanpa risiko kebakaran
5. Pencatatan kecelakaan
- Pencatatan dan pengukuran kecelakaan kerja
- Pengumpulan statistik kecelakaan
34. IKATAN PROFESI
Ikatan profesi adalah Ikatan yang anggota-anggotanya terdiri dari para ahli
atau mereka yang bersangkutan dengan keselamatan kerja.
Ikatan seperti itu sangat penting untuk peningkatan keahlian,
pengembangan kesadaran dan partisipasi kemasyarakatan, perluasan
kerja sama, serta pengikat kesatuan gerak para anggota yang memiliki
profesi yang sama.