Dokumen tersebut membahas tentang peranan sektor pertanian Indonesia dalam pembangunan ekonomi nasional dan sumber daya yang dimiliki sektor pertanian. Sektor pertanian berperan penting sebagai penyedia pangan utama bagi penduduk Indonesia serta sumber devisa melalui ekspor komoditas pertanian. Namun, produktivitas sektor pertanian masih perlu ditingkatkan untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional.
1. PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM MEMBANGUN
PEREKONOMIAN BANGSA DAN PERAN SUMBER DAYA
DALAM SEKTOR PERTANIAN
Disusun Oleh:
MIFTAKHUL JANNAH
(135040101111007)
EVA AGUSTIYANA
(135040101111008)
AFIFAH HANA ASTARIKA
(135040101111009)
FIRSTA HAMDANI
(135040101111010)
STEFANY MARIA TERESA R.
(135040101111011)
KELAS E
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2013
2. A. Penyediaan Pangan Indonesia
Peranan
petani
tidak
dapat
dilepaskan
dalam
kehidupan
masyarakat. Mengapa demikian karena petani menjadi pemasok setiap
kebutuhan pangan dari setiap anggota keluarga dalam pemenuhan
kebutuhan pokoknya sehari-hari. Tanpa adanya petani manusia tentu tidak
dapat memenuhi kebutuhannya bahkan harus mngimpor barang-barang
pangan dari luar. Namun dibeberapa negara besar seperti arab yang sering
mengimpor hasil tani kedalam negaranya, kurang memanfaatkan peranan
dari petaninya bukan dikarenakan faktor ketidaksediaan modal melainkan
faktor
ketidakmampuann dari segi tanah dan iklim mereka untuk
bercocoktanam, sehingga sektor pertanian kurang berkembang dinegara
timur tersebut.
Untuk
wilayah
Indonesia
profesi
sebagai
petani
mampu
mengurangi angka pengangguran yang cukup besar dimana sektor
pertanian terbuka secara luas asalkan memiliki modal dan pengetahuan
yang cukup dalam pengelolaaan usaha tani tersebut. Keterkaitan peran
para petani dengan masyarakat bisa disamakan sebagai keterkaitan antara
produsen dengan konsumen. Dimana produsen harus selalu menyediakan
setiap saat barang-barang kebutuhan dari konsumennya. Oleh karena itu
terdapat saling ketergantungan antara peran petani dengan masyarakat
dalam pemenuhan setiap kebutuhan masyarakat. Kebutuhan masyarakat
sangat tergantung terhadap hasil pertanian karena masyarakat memerlukan
pangan.
Pembangunan Pertanian di Indonesia tetap dianggap terpenting
dari keseluruhan pembangunan ekonomi, apalagi semenjak sektor
pertanian ini menjadi penyelamat perekonomian nasional karena justru
pertumbuhannya meningkat, sementara sektor lain pertumbuhannya
negatif. Beberapa alasan yang mendasari pentingnya pertanian di
Indonesia :
(1) potensi sumberdayanya yang besar dan beragam,
3. (2) pangsa terhadap pendapatan nasional cukup besar,
(3)besarnya penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor
ini.
(4)menjadi basis pertumbuhan di pedesaan.
Berdasarkan latar belakang tersebut ditambah dengan kenyataan
justru kuatnya aksesibilitas pada investor asing /swasta besar dibandingkan
dengan petani kecil dalam pemanfaatan sumberdaya pertanian di
Indonesia, maka dipandang perlu adanya grand strategy pembangunan
pertanian melalui pemberdayaan petani kecil. Melalui konsepsi tersebut,
maka diharapkan mampu menumbuhkan sektor pertanian, sehingga pada
gilirannya mampu menjadi sumber pertumbuhan baru bagi perekonomian
Indonesia, khususnya dalam hal pencapaian sasaran :
(1) mensejahterkan petani,
(2) menyediakan pangan,
(3) sebagai wahana pemerataan pembangunan untuk mengatasi
kesenjangan
pendapatan antar masyarakat maupun kesenjangan antar
wilayah,
(4) merupakan pasar input bagi pengembangan agroindustri,
(5) menghasilkan devisa,
(6) menyediakan lapangan pekerjaan,
(7) peningkatan pendapatan nasional, dan
(8) tetap mempertahankan kelestarian sumberdaya.
Peranan klasik dari sektor pertanian dalam perekonomian nasional
adalah penyediaan bahan pangan bagi penduduk Indonesia yang saat ini
sudah berjumlah 220 juta jiwa. Dengan peranan pertanian sebagai
penyedia bahan pangan yang relatf murah, telah memungkinkan biaya
hdup di Indonesia tergolong rendah di dunia. Dan rendahnya biaya hidup
di Indonesia menjadi salah satu daya saing nasional. Keberhasilan dalam
penyediaan bahan pangan yang cukup dan stabil meimilki peran yang
4. besar dalam penciptaaan ketahanan pangan nasional (food security) yang
erta kaitannya dengan stabilitas sosial, ekonomi, dan politik.
Sektor pertanian merupakan penghasil devisa yang penting bagi
Indonesia. Salah satu subsektor andalannya adalah subsektor perkebunan,
seperti ekspor komoditas karet, kopi, teh, kakao, dan minyak sawit. Lebih
dari 50% total produksi komoditas-komoditas tersebut adalah untuk
diekspor.
5. Pada lima tahun terakhir, subsektor perkebunan secara konsisten
menyumbang devisa dengan rata-rata nilai ekspor produk primernya
(belum termasuk nilai ekspor produk olahan perkebunan) mencapai US$ 4
milyar per tahun. Sumbangan sector pertanian terhadap pembangunan dan
devisa negara ditentukan oleh produktivitas dari sector ini. Karena sektor
ini memilik sumbangan besar terhadap perekonomian nasional, maka
rendahnya
produktivitas
pertanian
akan
berpengaruh
terhadap
produktivitas perekonomian secara keseluruhan.
Tabel Luas Panen- Produktivitas- Produksi Tanaman Padi Indonesia
2008-2012
Jenis
Provinsi
Tanama
n
Indonesi
a
Indonesi
a
Indonesi
a
Indonesi
a
Indonesi
a
Tahu
Luas
n
Panen (Ha) s (Ku/Ha)
(Ton)
12327425.0
60325925.0
Padi
2008
Padi
2009
Padi
2010
Padi
2011
Padi
2012
0
12883576.0
0
13253450.0
0
13203643.0
0
13445524.0
0
Produktivita Produksi
48.94
49.99
50.15
49.80
51.36
0
64398890.0
0
66469394.0
0
65756904.0
0
69056126.0
0
Penjelasan :
a. Tahun 2008
Pada tahun 2008, penyedia pangan di Indonesia meninggat dari
tahun sebelumnya. Luas panen, Produktivitas maupun Produksinya
cukup banyak.
b. Tahun 2009
6. Pada tahun 2009, terjadi kenaikan pada hasil produksi yang cukup
tinggi. Produktivitas maupun luas panennya juga mengalami kenaikan
yang cukup tinggi.
c. Tahun 2010
Pada tahun 2010 juga masih sama , terjadi kenaikan tetapi tidak
begitu signifikan.
d. Tahun 2011
Pada tahun 2011 ini, produksi padi mengalami penurunan. Jika
ditinjau dengan seksama, penyebab penurunan produksi padi banyak
disebabkan
oleh
“kesalahan
pemerintah”.
Sebagai
pemangku
kebijakan, pemerintah justru banyak memproduksi kebijakan yang
merugikan kaum tani, seperti kebijakan impor beras, pencabutan
subsidi pertanian, dan lain-lain.
Impor pangan menyebabkan petani kehilangan akses pasar mereka.
Lemahnya daya dukung pemerintah dalam urusan permodalan dan
teknologi menyebabkan petani tidak bisa bersaing secara bebas dengan
produk impor. Akibatnya, karena ketidakmampuan bersaing itu, petani
banyak yang bertransformasi menjadi kaum urban.
Penurunan produksi pertanian juga berkaitan dengan menyusutnya
jumlah lahan pertanian. Banyak lahan pertanian yang berpindah
tangan ke swasta dan beralih-fungsi menjadi perkebunan sawit,
kawasan bisnis, dan lain sebagainya. Sementara banyak lahan
menganggur tidak bisa diproduktifkan oleh pemerintah
e. Tahun 2012
Pada
tahun
2012,
produksi
hasil
pangan
kembali
meningkat.Peningkatan produktivitas ini terutama hasil dari penerapan
Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu yang mencapai
luasan. Penggunaan bibit unggul bermutu dan penerapan paket
teknologi SLPTT secara signifikan memberikan kontribusi pada
kenaikan produktivitas padi sawah.
8. Bebagai produk dan bentuk olahan makanan yang kita makan sehari-hari,
sebutkan yang tidak berasal dari produk pertanian. Penulis berani menjamin, 98%
produk olahan yang kita makan bersumber dari produk pertanian. Lantas masih
kurang-kah bukti bahwa pertanian sangat berpengaruh terhadap masa depan
bangsa?.
Peluang Indonesia lebih maju sangat besar jika dibandingkan dengan negara lain.
Lebih-lebih dari segi sumber daya alam termasuk sektor pertanian. Sebagai negara
yang dilalui garis khatulistiwa, dilalui jajaran gunung vulkanik dan wilayah lautan
yang luas serta hamparan hijau nan indah, Indonesia menjadi negara yang kaya
akan sumber energi, bertanah subur dan sangat berpotensi untuk dikembangkan
dari segi sumber daya alamnya. Indonesia didaulat sebagai negara dengan
biodiversitas tertinggi setelah Brazil. Bahkan, Laporan terbaru Bank Dunia
bertajuk “Global Development Horizons 2011 Multipolarity: The New Global
Economy,” menempatkan Indonesia, Brasil, China, India, Korea Selatan, dan
Rusia sebagai penopang pertumbuhan ekonomi dunia hingga tahun 2025
mendatang.
9. Sebagai negara dengan sumber daya melimpah, mustahil Indonesia tidak dapat
maju dengan pertanian. Setidaknya, pemuda di Indonesia memiliki jiwa optimis
bahwa dengan pertanian, mampu membawa Indonesia menjadi negara yang
survive di tengah krisis global. Janganlah menjadi manusia yang terus menerus
melihat masa lalu serta bisanya hanya mencerca negeri sendiri bahkan malu
menjadi orang Indonesia. Janganlah malu mengakui Indonesia sebagai negeri
agraris, karena pertanian saat ini sangat berbeda dengan pertanian di masa lalu.
Bahkan pertanian saat ini sangat berpotensi dijadikan wahana pendidikan dan
ekowisata yang diminati, contohnya taman Bunga Mekarsari dan Agroland.
“Pertanian adalah soal HIDUP atau MATI” (pidato bung Karno dalam peletakan
batu pertama IPB Baranang Siang)
Berbicara tentang pertanian, masih banyak orang yang salah kaprah mengenai arti
pertanian itu sendiri. Sebagian besar orang beranggapan bahwa pertanian adalah
soal lumpur, sawah, ladang, cangkul dan modal dengkul. Padahal, dalam arti luas
pertanian adalah segala usaha manusia untuk memanen energi matahari menjadi
karbohidrat dan serat untuk kesejahteraan hidup manusia. Karbohidrat sebagian
besar dimanfaatkan untuk makanan dan kosmetik. Serat misalnya kapas untuk
cotton (pakaian), kayu untuk plafon rumah, kursi, dan furniture lainnya.
Indonesia adalah negara agraris dan maritim. Lahan produktif yang cukup luas,
tanah Indonesia subur karena berada di sekitar gunung vulkanik, Indonesia
mendapat penyinaran matahari sepanjang tahun, ketinggian dan geografi
Indonesia sangat variatif sehingga berbagai jenis tanaman dapat dengan mudah
beradaptasi dan cocok hidup dengan lingkungan Indonesia. Sawah, ladang, lautan
membentang dari Sabang sampai Merauke. Sudah pantas kalau dulu penjajah
menjadikan indonesia sebagai jajahan favoritnya.
Beberapa upaya pembangunan pertanian di masa lalu adalah revolusi hijau.
Dengan berbagai kekurangan dan kelebihannya, setidaknya revolusi hijau telah
mampu mengantarkan Indonesia berswasembada pangan selama 5 tahun. Dan
10. kurang dari satu dekade ini muncul istilah revolusi biru. Pelaksanaan revolusi biru
sendiri bertujuan untuk melengkapi kebutuhan protein yang berfokus pada
peningkatan produksi hasil laut. Hal ini dikarenakan Indonesia juga merupakan
negara maritim, menguasai laut yang sangat luas dan mengandung jutaan ikan
yang tidak ada habisnya dan menyimpan energi yang sangat besar. Pelaksanaan
revolusi hijau dan biru secara seimbang dan kontinu akan memberikan dampak
signifikan pada perkembangan pertanian indonesia. Tercapainya swasembada
karbohidrat dan protein, meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan,
pembangunan berkesinambungan antar sektor serta memperkuat kemandirian
pangan setiap daerah berdasarkan sumber daya (kearifan) lokalnya.
Pertanian tidak akan berkembang jika tetap menggunakan cara (metode) lama.
Pertanian memerlukan inovasi dan teknologi. Dalam hal ini terdapat dua kunci
utama pembangunan pertanian, yaitu Agribisnis dan Agroindustri. Agroindustri
bergerak di bidang pengolahan hasil pertanian atau lebih tepatnya bertujuan
meningkatkan nilai tambah hasil pertanian dengan penerapan teknologi tepat
guna. Sedangkan Agribisnis adalah manajemen bisnis dan pemasaran produk hasil
pertanian di masyarakat serta segala sesuatu yang berkaitan dengan bisnis di
bidang pertanian. Dua hal tersebut pada dasarnya menerapkan ilmu-ilmu yang
sudah ada, namun dikaji ulang dan mendapat banyak tambahan serta
memfokuskan diri pada peningkatan kualitas dan integritas bangsa Agraris seperti
Indonesia. Faktanya salah satu pendapatan negara yang terbesar adalah berasal
dari pertanian (ekspor).
Sebagai sektor primer dalam perekonomian bangsa. Pertanian sangat rentan
terhadap pengaruh musim dan penyakit. Di awal tahun, pertanian adalah sektor
penyumbang devisa negara terbesar, namun dimulai dari triwulan ketiga,
pertanian mulai meredup dan siklusnya akan berulang (cerah) kembali di tahun
berikutnya. Maka disinilah peran teknologi pembenihan dan pasca panen sangat
bermanfaat serta diperlukan. Teknologi pembenihan dapat menciptakan bibit yang
tahan cuaca, berproduksi tinggi, tahan penyakit, cepat panen dan memiliki harga
ekspor tinggi.
11. Agroindustri sebagai jawaban akan teknologi tersebut. Sebab agroindustri
bergerak langsung dengan teknologi pengawetan, penyimpanan, pengemasan dan
transportasi hasil pertanian.Satu sektor yang tetap bertahan dalam krisis moneter
1997 adalah agroindustri. Terbukti dengan bertahannya nilai ekspor dan hasil
olahannya, beberapa petani kakao, vanili dan minyak sawit mendapatkan harga
ekspor yang layak, serta makin semaraknya transaksi perdagangan hasil pertanian.
Maka sudah tepat bila visi Dr.Ir. Suswono MMA (menteri pertanian 2012) adalah
membangun Indonesia dengan pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis
sumberdaya lokal untuk meningkatkan nilai tambah, berdaya saing ekspor dan
kesejahteraan petani.
Agribisnis adalah sektor yang menitikberatkan perhatiannya pada bisnis pertanian
sektor hulu maupun hilir, harga pasar produk pertanian dan cara pemasaran
produk pertanian agar didapatkan profit yang optimal. Agribisnis merupakan salah
satu sektor yang banyak menghasilkan teknopreneur muda. Laju pertumbuhan
pengusaha di bidang pertanian memang lebih tinggi dibandingkan sektor lainnya
karena mudah mencari idenya, cepat dan banyak ragamnya. Sektor bisnis
pertanian adalah sektor yang mampu bertahan di tengah krisis 1997. Hal tersebut
dapat dijadikan motivasi sukses. Bahwa bukannya tidak mungkin kalau dulu saja
di tahun 1997 sektor pertanian bertahan di tengah krisis, apalagi sekarang?
bantuan teknologi modern telah menyentuh sektor pertanian. Sangat tipis
kemungkinan bahwa pertanian tidak mampu bertahan di tengah gerusan krisis
global.
Sektor pertanian memerlukan perbaikan atau tambahan di investasi. Sebab dengan
naiknya investasi diharapkan mampu memperbesar output yang dihasilkan serta
dapat memperbesar input demand. Semakin besarnya input demand akan
memperbesar income serta kesempatan kerja atau dengan kata lain akan
mendorong tumbuhnya perekonomian Indonesia. Dan menurut teori ekonomi
“Paradoks of trift” semakin banyak pengeluaran suatu negara maka jumlah
pengangguran akan berkurang. Maksud dari pengeluaran ini adalah dialokasikan
12. untuk menambah peralatan produksi atau teknologi tepat guna. Sebab dengan
hadirnya sebuah teknologi, maka akan menggeser kurva production possibility
boundary ke kanan yang berarti efisiensi produksi dengan hasil yang lebih
berlimbah dan keuntungan optimum.
Pada dasarnya, tujuan akhir dari optimalisasi pertanian berbasis Agroindustri dan
Agribisnis adalah
1. mempertahankan bahkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia
yang bertahan di level 6,5% di tahun 2011.
2. dapat menurunkan harga beras sebagai kebutuhan in-elastis agar
tanggungan biaya hidup masyarakat menengah ke bawah terasa lebih
ringan.
3. Indonesia mampu berswasembada pangan baik karbohidrat maupun
protein sehingga mampu berperan sebagai produsen atau pemasok
kebutuhan negara sekitar bahkan mampu memegang kendali pasar.
4. diharapkan mampu menaikkan nilai tambah dan standarisasi mutu hasil
pertanian indonesia dalam menghadapi pasar ekspor dan impor dunia.
5. Indonesia tidak lagi mengekspor bahan industri mentah untuk diolah di
luar negeri melainkan diolah di dalam negeri agar profit yang dihasilkan
dapat maksimal.
6. Semampu mungkin teknologi pertanian Indonesia mampu bersaing dengan
Thailand di pasar Asia Tenggara.
7. Indonesia dapat meminimalisir intensitas produk impor yang masuk ke
dalam negeri, kecuali produk benar-benar tidak tersedia di Indonesia.
8. sebagai sektor yang membutuhkan banyak sumber daya manusia maka
diharapkan mampu menyerap banyak tenaga kerja semaksimal mungkin.
13. B. PASAR POTENSIAL BAGI PRODUK-PRODUK INDUSTRI
Pertanian
mempunyai
peran
sebagai
pasar
input
bagi
pengembangan agroindustri. Indonesia mempunyai sumber daya pertanian
yang sangat besar, namun produk pertanian umumnya mudah busuk,
banyak makan tempat, dan musiman. Sehingga dalam era globalisasi
dimana konsumen umumnya cenderung mengkonsumsi nabati alami setiap
saat, dengan kualitas tinggi, tidak busuk, dan makan tempat, maka peranan
agroindustri akan dominan.
Dan jika sektor pertanian terus ditingkatkan maka diharapkan
sektor ini mampu menghasilkan pangan dan bahan mentah yang cukup
bagi pemenuhan kebutuhan rakyat, meningkatkan daya beli rakyat, dan
mampu melanjutkan proses industrialisasi.
Sektor pertanian yang tumbuh cepat akan mampu
meningkatkan
pendapatan
d a n kesejahteraan
penduduk
di
pedesaan yang pada gilirannya dapat meningkatkan permintaan terhadap
barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor non-pertanian
14. C. PENDAPATAN NASIONAL
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh
seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan
faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya selama satu tahun.
Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William
Petty dari
Inggris
yang
berusaha
negaranya(Inggris)
pada
tahun 1665.
menggunakan
anggapan
bahwa
menaksir
pendapatan
Dalam
pendapatan
nasional
perhitungannya,
nasional
ia
merupakan
penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat
tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut
pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur
dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama
sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto
(Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang
dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga
pasar pada suatu negara.
Berikut adalah beberapa konsep pendapatan nasional
a.
Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah
produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di
dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam
perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara
yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang
modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang
didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.
b. Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi
nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu
negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan
jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi
15. tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah
negara tersebut.
c. Produk Nasional Neto (NNP)
Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi
depresiasi atau penyusutan barang modal (seringpula
disebut replacement). Replacement penggantian barang modal/penyusutan
bagi peralatan produski yang dipakai dalam proses produksi umumnya
bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat
menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.
d. Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan
yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat
sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP
dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung
adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti
pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
Bisa dikatakan tidak banyak orang yang tahu dan paham bahwa sektor
pertanian menaruh keuntungan yang cukup besar pada PDB negara dan
banyak yang beranggapan bahwa sektor pertanian hanya sektor sampingan
yang tidak perlu terlalu diperhatikan. Meskipun hanya memberi 17,3%
bagi PDB tiap tahunnya, sektor ini menjadi barang komoditi yang paling
dicari oleh masyarakat karena menjadi kebutuhan primer dalam
pemenuhan kebutuhan pangan yaitu menjadi kebutuhan sehari-hari dan
tidak boleh habis stoknya karena bisa berdampak fatal bagi pemenuhan
kebutuhan masyarakat. Karena bila terjadi suatu kesalahanyang tidak
terencana penyediaannya atau habis didalam negeri sendiri kita bisa
kerepotan untuk mengimpor dari negara luar. Oleh sebab itu sektor
pertanian harus diperhatikan lebih baik karena menjadi faktor primer
dalam pemenuhan kebutuhan dan seharusnya sebagai negara yang terletak
diwilayah tropis kita harus bisa memanfaatkan keadaan alam yang ada
dengan meningkatkan hasil produksi dari sektor pertanian ini karena selain
16. bermanfaat sebagai pemenuh kebutuhan setiap keluarga bisa menjadi
sector yang amat menguntungkan apabila dibawa kepangsa pasar dan
dilihat pada pangsa pasar yang lebih luas.
Bila dilihat dari segi ekonomi sektor pertanian ini mampu
menaikan PDB kita dan membawa keuntungan tentu saja apabila
ditingkatkan hasil produksinya dan mencari wilayah yang dianggap
memiliki pangsa pasar yang luas. Tidak perlu melihat secara jauh atau
mencari pangsa pasar kenegara luar. Melihat dari segi kuantitas wilayah
Indonesia yang terdiri dari ±250 juta jiwa saja sudah menjadi target utama
pangsa pasar yang cukup ekonomis dan menguntungkan bagi kita. Apalagi
ditambah bila kita mampu menembus kepasar luar yang membutuhkan
barang-barang hasil pertanian negara kita. Ini merupakan suatu perencaan
yang cukup bagus dalam menembus pasar dunia bahkan bisa
meningkatkan pendapatan negara dari sektor pertanian berkali-kali lipat
dari biasanya. Dari pembelajaran inilah kita bisa menentukan setiap target
yang akan ditempuh kedepanya dengan melirik kepada sector yang
dianggap kecil sebenarnya bisa memberi keuntungan yang besar.
Namun bukan semudah membalikan telapak tangan dalam
melakukan sutau proses pencapaian target ini. Di setiap titiknya
dibutuhkan suatu perjuangan yang tidak gampang bisa dikatakan demikian
mengapa, karena bila kita melihat kebelakang kita akan mengetahui
seberapa besar kendala-kendala yang menjadi penghambat dalam
memajukan sektor pertanian yang memang membutuhkan kepedulian dari
seluruh pihak. Agar pencapaian akan tujuan tersebut dapat terlaksana.
Produk Domestik Bruto untuk Sektor Pertanian per Tahun Atas
Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2012 (Miliar Rupiah)
No.
Tahun
PDB dari sector Pertanian
1.
2008
289619.19
2.
2009
295883.80
17. 3.
2010
304777.10
4.
2011
315036.80
5.
2012
327549.70
Penjelasan :
Dari data tersebut bisa kita simpulkan bahwa setiap tahunnya
Indonesia mengalami peningkatan Pendapatan Nasional. Indonesia juga
menjadi salah satu negara dengan PDB terbesar didunia. Dapat dikatakan
bahwa Indonesia saat ini berkembang menjadi Negara Industri walaupun
Indonesia disebut sebagai negara Agraris. Mengapa demikian ? Indonesia
menpunyai peluang besar untuk menjadi Negara Industri dengan SDM yang
ada dan dengan adanya teknologi yang berkembang cukup pesat saat ini.
Dengan menjadikan Industri sebagai tonggak utama Pembangunan dan
diberdayakannya SDM yang ada, bukan tidak mungkin Indonesia dapat
menciptakan peluang usaha guna mengurangi tingkat pengangguran dan
kemiskinan serta meningkatkan derajat hidup rakyat banyak.
18. PDB SECTOR PERTANIAN TAHUN 2008-2012
(dalam Milyar Rupiah)
340000
330000
320000
310000
PDB SECTOR PERTANIAN
TAHUN 2008-2012 (dalam
Milyar Rupiah)
300000
290000
280000
270000
2008
2009
2010
2011
2012
19. D. KONTRIBUSI PERTANIAN TERHADAP DEVISA
Pertanian juga mempunyai kontribusi yang besar terhadap peningkatan
devisa, yaitu lewat peningkatan ekspor dan atau pengurangan tingkat
ketergantungan Negara tersebut terhadap impor atas komoditi pertanian.
Komoditas ekspor pertanian Indonesia cukup bervariasi mulai dari getah karet,
kopi, udang, rempah-rempah, mutiara, hingga berbagai macam sayur dan buah.
Peran pertanian dalam peningkatan devisa bisa kontradiksi dengan
perannya dalam bentuk kontribusi produk. Kontribusi produk dari sector pertanian
terhadap pasar dan industri domestic bisa tidak besar karena sebagian besar
produk pertanian di ekspor atau sebagian besar kebutuhan pasar dan industri
domestic disuplai oleh produk-produk impor. Artinya peningkatan ekspor
pertanian bisa berakibat negative terhadap pasokan pasar dalam negeri, atau
sebaliknya usaha memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri bisa menjadi suatu
factor penghambat bagi pertumbuhan ekspor pertanian. Untuk mengatasinya ada
dua hal yang perlu dilakukan yaitu menambah kapasitas produksi dan
meningkatkan daya saing produknya. Namun bagi banyak Negara agraris,
termasuk Indonesia melaksanakan dua pekerjaan ini tidak mudah terutama karena
keterbatasan teknologi, SDM, dan modal.
Selama ini sektor pertanian merupakan penghasil devisa nonmigas yang
penting. Penerimaan devisa tersebut sebagian
besar diperoleh dari ekspor
komoditas tradisional seperti karet, kopi, teh, dan komoditas perkebunan lainnya,
sedangkan ekspor komoditas pertanian lain seperti produk perikanan dan
peternakan baru mencapai tahap perkembangan awal. Terbukanya perekonomian
nasional ke dalam situasi perdagangan internasional dengan persaingan yang
makin ketat, disertai oleh perubahan yang makin cepat, merupakan permasalahan
yang
perlu
diamati
secara
seksama.
Dalam
memasuki
pasar
dunia
permasalahannya terletak pada kemampuan meningkatkan daya saing atau
keunggulan bersaing. Mengingat peningkatan daya saing di pasar internasional
merupakan faktor utama untuk dapat meningkatkan penerimaan devisa dari
ekspor, tantangan dalam meningkatkan penerimaan devisa dari ekspor hasil
pertanian adalah meningkatkan daya saing komoditas ekspor yang dimiliki
20. Indonesia. Hal itu berarti meningkatkan mutu dan nilai tambah hasil pertanian
Indonesia.
Ekspor
Ekspor adalah salah satu sektor pertanian yang memegang peranan
penting
melalui perluasan pasar antara beberapa di mana dapat mengadakan perluasan
dalam
sektor industri, sehingga mendorong dalam industri lain, selanjutnya mendorong
sektor lainnya dari perekonomian (Baldwin, 2005).
TAHUN
Nilai Ekspor Sektor Pertanian Indonesia 2007-2011
(Dalam US$)
2007
3.890.000.552
2008
5.609.921.088
2009
4.752.402.634
2010
6.187.938.604
2011
9.395.793.894
Kinerja ekspor masih terus membaik dengan dicapainya nilai ekspor
sebesar US$ 11,085 miliar pada bulan Januari 2008, namun harus diwaspadai
bahwa kenaikan nilai ekspor itu tidak terlepas dari faktor eksternal berupa
kenaikan harga komoditi dunia. kenaikan sektor pertanian yang hanya 3,5 persen,
maka dapat dipastikan bahwa kenaikan nilai ekspor pada sector pertanian tersebut
17 persen pada tahun 2007 lebih disebabkan oleh kenaikan harga komoditas
ekspor pada sektor tersebut. Berdasarkan nilai ekspor pertanian selama dua bulan
pertama tahun 2008 mencapai nilai 682,2 juta dolar AS atau sekitar 3,16% dari
nilai total ekspor Indonesia yang mencapai 21.617,5 juta dolar. Dari segi nilai,
kontribusi sektor pertanian memang masih di bawah sektor lain, tetapi dari segi
angka pertumbuhan ekspor pertanian telah melebihi pertumbuhan ekspor sektor
lainnya. Dengan meningkatkan kinerja ekspor produk pertanian yang berdaya
saing memberikan suatu tujuan untuk mengidentifikasi negara-negara tujuan
21. ekspor produk pertanian Indonesia, dengan mengetahui trend ekspor dipasar
Internasional pada negara tujuan ekspor dan perkembangannya dimasa yang akan
datang, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor
produk pertanian Indonesia yang berdaya saing berdasarkan kualitas standar
dipasar Internasional untuk negara tujuan ekspor.
Pertumbuhan Nilai Ekspor Sektor Pertanian
Indonesia 2007-2008
9,000,000.00
10,000,000.00
8,000,000.00
7,000,000.00
6,000,000.00
5,000,000.00
4,000,000.00
Ekspor Sektor Pertanian
Indonesia
3,000,000.00
2,000,000.00
1,000,000.00
0.00
2007
2008
2009
2010
2011
Sumbangan sektor pertanian terhadap pembangunan dan devisa negara
ditentukan oleh produktivitas dari sektor ini. Karena masih cukup besarnya
sumbangan sektor pertanian terhadap perekonomian nasional, rendahnya
produktivitas sektor pertanian dapat mempengaruhi produktivitas perekonomian
secara keseluruhan. Selain itu, rendahnya produktivitas di sektor pertanian akan
memperdalam kesenjangan. Oleh karena itu, untuk dapat menjaga tercapainya
pertumbuhan sektor pertanian agar dapat memberikan sumbangan bagi devisa
negara, tantangan pembangunan pertanian selanjutnya adalah meningkatkan
produktivitas tenaga kerja di samping memperluas kesempatan kerja di sektor
pertanian.
22. E. Investasi Pertanian
Investasi berarti suatu pengeluaran yang ditujukan untuk meningkatkan
atau mempertahankan stok barang modal. Stok barang modal (capital stock) dan
terdiri dari pabrik, jalan, jembatan, perkantoran, produk-produk tahan lama
lainnya, yang digunakan dalam proses investasi. Investasi dapat diartikan juga
sebagai pengeluaran tambahan yang ditambahkan pada komponen-komponen
barang modal (capital accumulation). Sektor pertanian adalah salah satu sektor
penting
dalam
pergerakan
perekonomian
di
Indonesia,
terutama
pada
perekonomian pedesaan. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah rendahnya
perkembangan investasi dibidang pertanian, terutama spesifikasi pada investasi
bidang pertanian dalam arti sempit.
Salah satu sektor penunjang yang dapat menjadi indikator investasi adalah
sektor perbankan. Berdasarkan data posisi pinjaman investasi yang diberikan oleh
sektor perbankan (baik bank pPersero, Bank Perkreditan Rakyat, Bank Pemerintah
Daerah, Bank Swasta Nasional, Bank Swasta Asing, dan Bank Campuran)kepada
sektor pertanian, perikanan, peternakan, dan kehutanan, tren pemberian modal
investasi pada tahun 2005-januari 2011 cenderung stagnan. Pada Bank Persero,
pemberian pinjaman investasi mengalami peningkatan(dalam miliar rupiah) dari
7.579 pada 2005 atau 19.18% menjadi 28.307 pada januari 2011 atau 31.5%.
sektor pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan mendapatkan jumlah dan
proporsi terbesar dalam penyaluran kredit investasi. Namun, peningkatan ini
masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan peningkatan pada sektor listrik, gas,
dan air bersih yang mendapatkan proporsi sebesar 0.2% pada 2005 dan meningkat
menjadi 9% pada 2011. Pada Bank Pemerintahan Daerah, pada januari 2011,
alokasi pinjaman investasi terbesar diberikan kepada sektor jasa, yaitu 21.76%.
sektor jasa mengalami peningkatan yang sangat signifikan, karena pada tahun
2005 sektor ini hanya mendapatkan alokasi sebesar 8.68%. sedangkan sekrot
pertanian, perikanan, peternakan dan kehutanan mendapatkan proporsi sebesar
18.8% pada 2005 dan 15.74% pada januari 2011. Hal ini menunjukan bahwa
sektor pertanian mengalami penurunan proporsi pemberian modal kreit pada bank
pemerintahan daerah. Pada bank swasta nasional, sektor pertanian, perikanan,
23. peternakan dan kehutanan mendapatkan proporsi sebesar 9.02% pada 2005 dan
menjadi 8.46% pada januari 2011. Proporsi tertinggi pemberian pinjaman
investasi pada 2005 oleh bank swasta nasional adalah pada sektor perdagangan,
hotel, dan restoran sebesar 20.15%, dan pada januari 2011, sebesar 20.27%. Pada
bank swasta asing dan campuran, sektor pertanian, perikanan, peternakan, dan
kehutanan memperoleh proporsi sebesar 1.9% pada 2005 dan 11.2% pada 2011.
Sedangkan sektor yang mendapatkan pinjaman terbesar adalah industri
pengolahan sebesar 43.8% pada 2005 dan 28% pada 2011. Berdasarkan data
perkembangan realisasi investasi PMA tahun 2006-2009, sektor tanaman pangan
dan perkebunan mendapatkan nilai realisasi investasi yang mengalami penurunan.
Pada sektor peternakan, nilai realisasi investasi mengalami peningkatan tajam
pada 2007 namun setelah itu mengalami penurunan drastis hingga 2009. Sektor
kehutanan sejak tahun 2007 tidak mendapatkan realisasi investasi, sedangkan
sektor perikanan juga mengalami penurunan. Akan tetapi, jika diperhatikan secara
keselurhan, dapat disimpulkan bahwa investasi luar negeri lebih banyak
dialokasikan ke sektor sekunder dan tersier, dengan proporsi lebih dari 50%.
Berdasarkan data perkembangan realisasi investasi PMD tahun 2006-2009,sektor
tanaman pangan mengalami peningkatan pada tahun 2007, menurun pada tahun
2008, dan meningkat kembali tahun 2009. Sektor petrnakan juga mengalami
fluktuasi, sedangkan sektor perikanan mengalami peningkatan. Sma seperti PMA,
PMD pada sektor pertanian memiliki proporsi yang masih lebih kecil
dibandingkan pada sektor lain.
Sub Sektor Pertanian Tanaman Pangan dititik beratkan pada komoditas
padi, jagung, kedelai, kacang, singkong dan buah-buahan. Khusus untuk tanaman
padi, Pemerintah Kabupaten Kutai bertekad menjadikan Kutai sebagai "Lumbung
Padi Kalimantan Timur". Hal tersebut didukung kenyataan bahwa tahun 2000
Pegawai Negeri tidak lagi mendapat jatah beras, maka komoditi padi menjadi
andalan bagi penanaman investasi yang cukup cerah. Jagung selama ini belum
banyak diperhatikan sebagai komoditi yang dibudidayakan secara komersial.
Memang telah ada budidaya jagung di beberapa wilayah Kabupaten Kutai, namun
sasaran konsumsi dari komoditas itu hanya sebatas pemenuhan kebutuhan jagung
muda. Sedangkan jagung pipilan kering selama ini masih belum dibudidayakan.
24. Dengan
demikian
jagung
menjadi
komoditas
yang
memiliki
prospek
cerah. Kedelai merupakan komoditas bahan baku tahu dan tempo yang sekarang
menjadi makanan rakyat yang sangat populer. Saat ini kedelai masih diimpor dari
luar negeri. Di Kabupaten Kutai kedelai belum pernah di budidayakan secara
komersial, maka komoditas kedelai memiliki prospek yang cerah. Kacang tanah
tumbuh subur di tanah bertekstur gembur. Di Kabupaten Kutai tanaman kacang
yang dibudidayakan secara komersial masih dalam jumlahyang sangat terbatas,
khususnya hanya dijadikan kacang rebus dan kacang goreng. Sedangkan hingga
kini Kaltim masih mengimpor kacang tanah daiam jumlah sangat besar. Singkong
merupakan bahan pangan rakyat yang bisa tumbuh di berbagai media tanah
kering. Tamanam ini mudah dibudidayakan tanpa perawatan khusus. Produksi
singkong penduduk saat ini sangat melimpah ruah. Hasil potensi singkong beium
diolah menjadi bahan industri sehingga peluang investasi pada komoditas
singkong sangat cerah. Buah-buahan merupakan komoditas yang cukup penting.
Selama ini Propinsi Kaltim, khususnya Kabupaten Kutai masih mendatangkan
buah-buahan dari Pulau Jawa dan impor dari luar negeri. Beberapa jenis buahbuahan telah dibudidayakan secara tradisional dan terbatas oleh penduduk
Kabupaten Kutai, misalnya Durian, Rambutan, Salak, Langsat, Manggis dll.
Produktivitas dari buah-buahan lokal ini belum bisa mencukupi permintaan pasar.
Maka penanaman investasi pada budidaya buah-buahan memiliki prospek yang
cukup cerah.
Investasi dilakukan untuk membentuk faktor produksi kapital, dimana
sebagian dari investasi tersebut digunakan untuk pengadaan berbagai barang dan
modal yang akan digunakan dalam kegiatan proses produksi. Melalui investasi,
kapasitas produksi dapat ditingkatkan yang kemudian dapat meningkatkan output,
dan pada akhirnya juga meningkatkan pendapatan. Investasi sektor pertanian
diharapkan dapat membantu memehcahkan masalah pengangguran yang dihadapi
oleh Indonesia. Investasi di sektor pertanian selama ini dianggap kurang
memberikan keuntungan baik bagi target pendapatan pemerintah maupun swata
domestik dan asing, sehingga investasi untuk sektor pertanian memiliki proporsi
yanmg lebih kecil dibandingkan sektor ekonomi lainnya. Perkembangan investasi
di sector pertanian di Indonesia tahun 1977-2007 mengalami fluktuasi mengikuti
25. kondisi ekonomi yang terjadi. Untuk lebih jelasnya perkembangan investasi di
sector pertanian di Indonesia dapat dilihat pada Gambar 5.
Pada
dasawara
pertama,
dalam
kurun
waktu
tahun
1977-
1986vperkembangan investasi di sektor pertanian rata-rata meningkat sebesar
54.18 persen, pada dasawarsa kedua dalam kurun waktu tahun 1987-1986
perkembangan investasi di sektor pertanian rata-rata meningkat sebesar 27.26
persen, pada dasawarsa ketiga dalam kurun waktu
tahun 1987-2007
perkembangan investasi di sektor pertanian rata-rata meningkat sebesar 25.20
persen. Jika bandingkan dari dasawarsa pertama hingga dasawarsa ketiga laju
pertumbuhan rata-rata investasi di sektor pertanian mengalami penurunan, hal ini
perlu diperhatiakn mengingat pentingnya sektor pertanian sebagai landasan
pereknomian bangsa.Laju perkembangan investasi di sektor pertanian tertinggi
dari tahun ke tahun, pada tahun 1977-2007 terjadi pada tahun 1982 - 1981 sebesar
188.48 persen, hal ini bersesuaian dengan upaya pemerintah dalam memacu sector
pertanian pada pelita I-IV. Sedangkan laju pertumbuhan tenaga kerja terendah dari
tahun ke tahun, pada tahun 1977 – 2007 terjadi pada tahun 1994-1995 dimana laju
pertumbuhan investasi -12.07 persen, hal ini bersesuaian dengan repelira VI yang
mana pemerintah memacu sektor industri dalam pembangunan ekonominya.
26. F. Kontribusi Pertanian Terhadap Kesempatan Kerja
Kalau dilihat pola perubahan kesempatan kerja di pertanian dan
industri manufaktur, pangsa kesempatan kerja dari sektor pertama
menunjukkan suatu pertumbuhan tren yang menurun, sedangkan di sektor
kedua meningkat. Perubahan struktur kesempatan kerja ini sesuai dengan
yang di prediksi oleh teori mengenai perubahan struktur ekonomi yang
terjadi dari suatu proses pembangunan ekonomi jangka panjang, yaitu
bahwa semakin tinggi pendapatan per kapita, semakin kecil peran dari
sektor primer, yakni pertambangan dan pertanian, dan semakin besar peran
dari sektor sekunder, seperti manufaktur dan sektor-sektor tersier di bidang
ekonomi. Namun semakin besar peran tidak langsung dari sektor
pertanian, yakni sebagai pemasok bahan baku bagi sektor industri
manufaktur dan sektor-sektor ekonomi lainnya.
Struktur tenaga kerja kita sekarang masih didominasi oleh sektor
pertanian sekitar
42,76
persen
(BPS
2009),
selanjutnya
sektor
perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 20.05 persen, dan industri
pengolahan 12,29 persen. Pertumbuhan tenaga kerja dari 1998 sampai
2008 untuk sektor pertanian 0.29 persen, perdagangan, hotel dan restoran
sebesar 1,36 persen, dan industri pengolahan 1,6 persen.
Sedangkan pertumbuhan besar untuk tenaga kerja ada di sektor
keuangan, asuransi, perumahan dan jasa sebesar 3,62 persen, sektor
kemasyarakatan, sosial dan jasa pribadi 2,88 persen dan konstruksi 2,74
persen. Berdasarkan data ini, sektor pertanian memang hanya memiliki
pertumbuhan yang kecil, namun jumlah orang yang bekerja di sektor itu
masih jauh lebih banyak dibandingkan dengan sektor keuangan, asuransi,
perumahan dan jasa yang pertumbuhannya paling tinggi.
27. TABEL PERKEMBANGAN TENAGA KERJA TAHUN 1999 – 2005
Keterangan :
Menurut
data
dalam
tabel
yang
telah
disajikan
bahwa
perkembangan angkatan kerja dari tahun 1988 sampai 2005 selalu
meningkat baik sektor pertanian, industri, dan lain – lainnya. Namun pada
sektor pertanian penyerapan tenaga kerja pada sektor ini kadang menurun
dan kadang meningkat namun tidak terlalu signifikan di bandingkan
dengan sektor industri yang setiap tahun selau meningkat dan juga sektor
yang lainnya. Hal ini di karenakan sektor pertanian masih di anggap tidak
terlalu menguntungkan, sehingga mengakibatkan turunnya perkembangan
angkatan kerja pada sektor pertanian menurun. Penurunan perkembangan
angkatan kerja atau pertumbuhan sektor pertanian yang makin menurun
juga disebabkan karena exspansi produksi sektor pertanian terhadap input
tenaga kerja mengikuti hukum constant dan diminishing return.
28. PERAN SUMBER DAYA DALAM SEKTOR PERTANIAN
Dalam sektor apapun sumberdaya sangat berpengaruh. Sedangkan
pembagian sumberdaya secara umum adalah:
1)
Sumberdaya Alam yang dapat diperbaharui (renewable resources)
Contoh: tanah/lahan, air, bibit, pupuk organik, dsb.
2)
Sumberdaya Alam yang tidal dapat diperbaharui (non renewable
resources)
Contoh: sumberdaya mineral (minyak bumi, gas alam, dsb)
Sektor pertanian tidak lepas dari pemanfaatan sumberdaya yang ada di
alam sekitar. Berikut beberapa sumberdaya dalam pertanian, yaitu:
1)
Sumberdaya alam dan lingkungan (tanah/lahan, air, flora, fauna,
cahaya matahari, iklum, dsb)
2)
Modal
3)
Manusia
4)
Teknologi
5)
Manajemen
Berikut uraian dari beberapa sumberdaya dalam pertanian.
A. Lahan
Sumberdaya Lahan adalah segala sesuatu yang bisa memberikan
manfaat di lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi dan
vegetasi dimana faktor - faktor tersebut mempengaruhi potensi
penggunaannya (termasuk didalamnya adalah akibat kegiatan-kegiatan
manusia baik masa lalu maupun masa sekarang). Misalnya penebangan
hutan, penggunaan lahan pertanian (Ulung Pamungkas, 2009). Menurut
Apriyanto, 2011. Sumber Daya Lahan (SDL) yang ada di Indonesia antara
lain terdiri dari :
a) Lahan Basa
Lahan
basah atau wetland (Ingg.)
adalah
wilayah-wilayah
di
mana tanahnya jenuh dengan air, baik bersifat permanen (menetap) atau
musiman. Wilayah-wilayah itu sebagian atau seluruhnya kadang-kadang
tergenangi oleh lapisan air yang dangkal. Digolongkan ke dalam lahan
basah ini, di antaranya, adalah rawa-rawa (termasuk rawa bakau), paya,
dangambut. Air yang menggenangi lahan basah dapat tergolong ke
dalam air tawar, payau atau asin.
Lahan basah merupakan wilayah yang memiliki tingkat keanekaragaman
hayati yang tinggi dibandingkan dengan kebanyakan ekosistem. Di atas
lahan basah tumbuh berbagai macam tipe vegetasi (masyarakat
tetumbuhan), sepertihutan rawa air tawar, hutan rawa gambut, hutan
29. bakau, paya rumput dan lain-lain. Margasatwa penghuni lahan basah juga
tidak kalah beragamnya, mulai dari yang khas lahan basah
seperti buaya, kura-kura, biawak, ular, aneka jeniskodok, dan pelbagai
macam ikan; hingga ke ratusan jenis burung dan mamalia, termasuk
pula harimau dan gajah.
Pada sisi yang lain, banyak kawasan lahan basah yang merupakan lahan
yang subur, sehingga kerap dibuka, dikeringkan dan dikonversi menjadi
lahan-lahan pertanian. Baik sebagai lahan persawahan, lokasi pertambakan,
maupun --di Indonesia-- sebagai wilayah transmigrasi.
Mengingat nilainya yang tinggi itu, di banyak negara lahan-lahan basah ini
diawasi dengan ketat penggunaannya serta dimasukkan ke dalam programprogram konservasi dan rancangan pelestarian keanekaragaman hayati
semisalBiodiversity Action Plan.
b) Lahan Kering
Lahan kering adl lahan yg dapat digunakan utk usaha pertanian dan
membutuhkan air dalam jumlah yg terbatas. Sebagian besar lahan kering
bergantung pada hujan utk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman.
Lahan kering sebagian besar terdiri dari tanah-tanah ultisol
inceptisol/aluvial alfisol dan oksisol namun tetap berpotensi utk
dikembangakan sebagai lahan yg produktif dgn pemilihan teknologi dan
jenis komoditi yg sesuai (Mahadelswara 2004).
c) Lahan Gambut
Pusat Penelitian Tanah (1990) mengemukakan bahwa tanah gambut atau
Organosol adalah tanah yang mempunyai lapisan atau horison H, setebal 50
cm atau lebih atau dapat 60 cm atau lebih bila terdiri dari bahan Sphagnum
atau lumut, atau jika berat isinya kurang dari 0,1 g cm-3. Ketebalan horison
H dapat kurang dari 50 cm bila terletak diatas batuan padu.Tanah yang
mengandung bahan organik tinggi disebut tanah gambut (Wirjodihardjo,
1953) atau Organosol (Dudal dan Soepratohardjo, 1961) atau Histosol (PPT,
1981).
Dalam hal ini sumberdaya lahan memiliki peran penting dalam bidang
pertanian. Sumberdaya alam memiliki fungsi atau manfaat yang sangat
besar bagi manusia. Tanpa sumberdaya alam tentunya manusia tidak dapat
memenuhi berbagai kebutuhan dan aktivitasnya.
Berikut ini contoh penggunaan lahan dari beberapa sektor pertanian di
Indonesia.
30. Tabel 1 penggunaan lahan untuk tanaman pangan tahun 1970 – 1979
di Indonesia
Tabel 2 penggunaan lahan untuk tanaman pangan tahun 1980 – 1989
di Indonesia
31. Tabel 3 penggunaan lahan untuk tanaman pangan tahun 1990 – 1999
di Indonesia
Tabel 4 penggunaan lahan untuk tanaman pangan tahun 2000 – 2009
di Indonesia
32. Tabel 5 penggunaan lahan untuk tanaman pangan tahun 2009 – 2012
di Indonesia
33. B. LINGKUNGAN
1. AIR
A. Definisi
Air merupakan sumber kehidupan, tanpa air tidak ada makhluk yang dapat
hidup. Begitu juga tanaman,salah satu unsur terbesar tanaman adalah air yaitu
berkisar anatara 90% untuk tanaman muda, sampai kurang dari 10% untuk padipadian yang menua sedangkan tanaman yang mengandung minyak kandungan
airnya sangat sedikit. penyiraman harus dilakukan teratur agar tidak kekurangan.
Jika tidak disiram, tanaman akan mati kekeringan. Air merupakan bahan untuk
fotosintesis, tetapi hanya 0,1% dari total air yang digunakan untuk fotosintesis.
Air yang digunakan untuk transpirasi tanaman sebanyak 99 %, dan yang
digunakan untuk hidrasi 1 %, termasuk untuk memelihara dan menyebabkan
pertumbuhan yang lebih baik. Selama pertumbuhan tanaman membutuhkan
sejumlah air yang tepat.Sumber daya air adalah sumber daya berupa air yang
berguna atau potensial bagi manusia.
Kegunaan air meliputi penggunaan di bidang pertanian, industri, rumah
tangga, rekreasi, dan aktivitas lingkungan.Sangat jelas terlihat bahwa seluruh
manusia membutuhkan air tawar.97% air di bumi adalah air asin, dan hanya 3%
berupa air tawar yang lebih dari 2 per tiga bagiannya berada dalam bentuk es di
glasier dan es kutub. Air tawar yang tidak membeku dapat ditemukan terutama di
dalam tanah berupa air tanah, dan hanya sebagian kecil berada di atas permukaan
tanah dan di udara.
Air tawar adalah sumber daya terbarukan, meski suplai air bersih terus
berkurang.Permintaan air telah melebihi suplai di beberapa bagian di dunia dan
populasi dunia terus meningkat yang mengakibatkan peningkatan permintaan
terhadap air bersih.Perhatian terhadap kepentingan global dalam mempertahankan
air untuk pelayanan ekosistem telah bermunculan, terutama sejak dunia telah
kehilangan lebih dari setengah lahan basah bersama dengan nilai pelayanan
ekosistemnya.Ekosistem air tawar yang tinggi biodiversitasnya saat ini terus
berkurang lebih cepat dibandingkan dengan ekosistem laut ataupun darat.
Air merupakan reagen yang penting dalam proses-proses fotosintesa dan dalam
proses-proses hidrolik. Disamping itu juga merupakan pelarut dari garam-garam,
gas-gas dan material-material yang bergerak kedalam tumbuhtumbuhan,melalui
dinding sel dan jaringan esensial untuk menjamin adanya turgiditas, pertumbuhan
sel, stabilitas bentuk daun, proses membuk dan menutupnya stomata,
kelangsungan gerak struktur tumbuh-tumbuhan . Kekurangan air akan
mengganggu aktifitas fisiologis maupun morfologis, sehingga mengakibatkan
terhentinya pertumbuhan. Defisiensi air yang terusmenerus akan menyebabkan
perubahan irreversibel (tidak dapat balik) dan pada gilirannya tanaman akan mati.
B. Sekilas Tentang Sifat Air
34. Air adalah basis dari kehidupan kemungkinan besar kehidupan pertama kali
berevolusi di dalam air Itulah sebabnya keberadaan Air dianggap sebagai
kemungkinan adanya kehidupan di tempat lain. Air meliputi sekitar 75% dari
permukaan bumi ini.Di alam, air terdapat dalam tiga bentuk:padat, cair dan gas.
Sel hidup, 70% lebih terdiri dari air,termasuk badan manusia. Kekurangan air
beberapa persen saja sudah cukup membuat badan ini lemah, dan kekurangan
beberapa puluh persen dapat menyebabkan kematian.
Kehidupan sangat bergantung dari sifat-sifat dari air yang unik dibanding
liquid yang lain. sifat-sifat ini berasal dari struktur dan interaksi molekul air .Air
memiliki apa yang dinamakan ikatan hidrogen yang anehnya cukup kuat. Ikatan
ini memberikan air lebih struktur daripada liquid yang lain, dan memberikan
kohesi yang tinggi yang membantu transport dalam tumbuhan. Ikatan ini juga
memberikan tegangan permukaan air yang cukup kuat, dan memberikan bentuk
butir-butir air.Demikian pula air mempunyai tingkat adhesi yang tinggi dengan
kebanyakan material.Imbibisi (proses merasuknya air ke dalam struktur berporipori) membantu penyerapan air ke dalam biji dan memecahkan kulit biji sehingga
biji tersebut dapat tumbuh.Ikatan hidrogen juga menyebabkan air mempunyai
kapasitas panas yang tinggi sehingga dapat berfungsi sebagai tempat penampung
panas yang efektif. Pada waktu musim panas air menampung panas dan pada
waktu musim dingin mengeluarkannya perlahan, sehingga menjaga level
temperatur yang stabil yang penting bagi iklim dan kehidupan. air juga
memerlukan energi yang banyak untuk menguap sehingga memoderasi panas dari
matahari, menjaga temperatur ekosistem air, dan menjaga temperatur organisma
dari ekses panas. Air juga mempunyai sifat anomali, yaitu mengembang ketika
didinginkan kurang dari 4 derajat.Hal ini terjadi karena perubahan struktur air
menjadi tetrahedral.Hal ini menjaga air di kedalaman menjadi beku.Karena berat
jenis es lebih ringan, es terbentuk dipermukaan dulu.Ketika air membeku, panas
dibebaskan ke lapisan di bawahnya dan mengisolasinya.Hal ini juga membuat
transisi antara musim tidak terjadi dengan tiba-tiba.Air bersifat polar sehingga
melarutkan kebanyakan molekul ionik seperti mineral.Air digunakan untuk
mandi, mencuci, dan oleh tanaman digunakan sebagai alat transport mineral.
Seperti juga air sistem biologi kebanyakan berada dalam pH netral, dan sebagai
buffer air menjaga keseimbangan pH tersebut, yang sangat penting
bagi proses-proses dalam sel.
C. Peranan Air Bagi tumbuhan
Air yang di butuhkan oleh tanaman adalah air yang berada di dalam tanah yang
di tahan oleh butir-butir tanah .air ini berasal dari cadangan dalam tanah yang
telah ada sebelum tanaman di tanam dan curah hujan yang turun senbelumnya.
Peranan air bagi tumbuhan guna menjamin kelangsungan proses fisiologis dan
biologi pertumbuhannya yaitu :
35. Merupakan 90 – 95% penyusun tubuh tanaman
Aktivator enzim
Pereaksi dalam reaksi hidrolisis
Sumber H dalam fotosintesis
Penghasil O2 dalam fotosintesis
Pelarut dan pembawa berbagai senyawa
Menjaga Ψp sel yang penting untuk pembelahan, pembesaran,
pemanjangan sel, mengatur bukaan stomata, gerakan daun dan bunga
(misal epinasti)
8. Pemacu respirasi
9. Mengatur keluar masuknya zat terlarut ke dan dari sel
10. Mendukung tegaknya tanaman, terutama pada tanaman herbaceus
11. Agensia penyebaran benih tanaman
12. Mempertahankan suhu tanaman tetap konstan pada saat cahaya penuh
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
C. Macam-Macam Air
1. Air gravitasi: berada di pori makro tanah, diikat sangat lemah oleh partikel
tanah, dengan cepat turun ke lapisan yang lebih dalam, tidak dapat
dimanfaatkan tanaman
2. Air kapiler: terdapat di pori mikro tanah, melapisi butiran tanah, diikat
longgar oleh partikel tanah, dapat dilepaskan oleh perakaran, dapat diserap
akar
3. Air higroskopis: air yang menempati posisi sangat dekat dengan partikel
tanah, diikat sangat kuat, akar tidak mampu memutus ikatan, tidak dapat
diserap akar
AIR DALAM SEKTOR PERTANIAN
Diperkirakan 69% penggunaan air di seluruh dunia untuk irigasi.Di beberapa
wilayah irigasi dilakukan terhadap semua tanaman pertanian, sedangkan di
wilayah lainnya irigasi hanya dilakukan untuk tanaman pertanian yang
menguntungkan, atau untuk meningkatkan hasil.Berbagai metode irigasi
melibatkan perhitungan antara hasil pertanian, konsumsi air, biaya produksi,
penggunaan peralatan dan bangunan. Metode irigasi seperti irigasi beralur
(furrow) dan sprinkler umumnya tidak terlalu mahal namun kurang efisien karena
banyak air yang mengalami evaporasi, mengalir atau terserap ke area di bawah
atau di luar wilayah akar. Metode irigasi lainnya seperti irigasi tetes, irigasi banjir,
dan irigasi sistem sprinkler di mana sprinkler dioperasikan dekat dengan tanah,
dikatakan lebih efisien dan meminimalisasikan aliran air dan penguapan meski
lebih mahal. Setiap sistem yang tidak diatur dengan benar dapat menyia-nyiakan
sumber daya air, sedangkan setiap metode memiliki potensi untuk efisiensi yang
36. lebih tinggi pada kondisi tertentu di bawah pengaturan waktu dan manajemen
yang tepat.
Saat populasi dunia meningkat, dan permintaan terhadap bahan pangan juga
meningkat dengan suplai air yang tetap, terdapat dorongan untuk mempelajari
bagaimana memproduksi bahan pangan dengan sedikit air, melalui peningkatan
metode dan teknologi irigasi, manajemen air pertanian, tipe tanaman pertanian,
dan pemantauan air.
2. FLORA
Biosfer adalah bagian luar dari planet Bumi, mencakup udara, daratan, dan air,
yang memungkinkan kehidupan dan proses biotik berlangsung. Dalam pengertian
luas menurut geofisiologi, biosfer adalah sistem ekologis global yang menyatukan
seluruh makhluk hidup dan hubungan antarmereka, termasuk interaksinya dengan
unsur litosfer (batuan), hidrosfer (air), dan atmosfer (udara) Bumi. Bumi hingga
sekarang adalah satu-satunya tempat yang diketahui yang mendukung kehidupan.
Biosfer dianggap telah berlangsung selama sekitar 3,5 miliar tahun dari 4,5 miliar
tahun usia Bumi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna
Kondisi geologi
Bumi kita ini menurut beberapa teori dahulu terdiri atas satu benua besar dan
satu samudra, namun karena adanya gaya endogen yang sangat kuat maka benua
yang besar itu menjadi terpisah. Pecahan benua ini yang sering disebut sebagai
puzzle raksasa. Apabila diperhatikan peta dunia maka Benua Afrika dan Amerika
Selatan dapat digabungkan menjadi satu sesuai dengan pola garis pantainya.
Keanekaragaman flora dan fauna di permukaan bumi ini diperkirakan sesuai
dengan perkembangan bumi dalam membentuk benua (kontinen) menurut Teori
”Apungan” dan ”Pergeseran Benua” yang disampaikan oleh Alfred Wegener
(1880-1930).
Iklim
Suhu dan kelembapan udara berpengaruh terhadap proses perkembangan fisik
flora dan fauna, sedangkan sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk
fotosintesis dan metabolisme tubuh bagi beberapa jenis hewan. Angin sangat
berperan dalam proses penyerbukan atau bahkan menerbangkan beberapa bijibijian sehingga berpengaruh langsung terhadap persebaran flora. Kondisi iklim
yang berbeda menyebabkan flora dan faunaberbeda pula. Di daerah tropis sangat
kaya akan keanekaragamanflora dan fauna, karena pada daerah ini cukup
mendapatkan sinar matahari dan hujan, keadaan ini berbeda dengan di daerah
37. gurun. Daerah gurun beriklim kering dan panas, curah hujan sangat sedikit
menyebabkan daerah ini sangat minim jenis flora dan faunanya. Flora dan fauna
yang hidup di daerah gurun mempunyai daya adaptasi yang khusus agar mampu
hidup di daerah tersebut.
Ketinggian tempat
Ahli klimatologi dari Jerman yang bernama Junghuhn membagi habitat
beberapa tanaman di Indonesia berdasarkan suhu, sehingga didapatkan empat
penggolongan iklim sebagai berikut:
o
Wilayah berudara panas (0 – 600 m dpal).
Suhu wilayah ini antara 23,3 °C – 22 °C, Tanaman yang cocok
ditanam di wilayah ini adalah tebu, kelapa, karet, padi, lada, dan
buah-buahan.
o
Wilayah berudara sedang (600 – 1.500 m dpal)
Suhu wilayah ini antara 22 °C – 17,1 °C. Tanaman yang cocok
ditanam pada wilayah ini adalah kapas, kopi, cokelat, kina, teh, dan
macam-macam sayuran, seperti kentang, tomat, dan kol.
o
Wilayah berudara sejuk (1.500 – 2.500 m dpal)
Suhu wilayah ini antara 17,1 °C – 11,1 °C. Tanaman yang cocok
ditanam pada wilayah ini antara lain sayuran, kopi, teh, dan aneka
jenis hutan tanaman industri.
o
Wilayah berudara dingin (lebih 2.500 m dpal)
Wilayah ini dijumpai tanaman yang berjenis pendek. Contohnya,
edelweis.
Faktor biotik.
Pohon beringin merupakan salah satu tanaman yang disukai burung. Burungburung tersebut memakan biji beringin yang telah matang, lalu burung tersebut
tanpa sadar ternyata telah menyebarkan tanaman beringin melalui biji yang masuk
ke dalam tubuh burung lalu keluar bersama kotorannya. Pencernaan burung
ternyata tidak mampu memecah kulit keras biji-biji tertentu sehingga biji tersebut
keluar bersama kotoran. Biji yang keluar bersama kotoran tersebut apabila berada
di habitat yang cocok akan tumbuh menjadi tanaman baru.
38. FLORA atau Tumbuhan merupakan sumber daya alam yang sangat beragam
dan melimpah.Organisme ini memiliki kemampuan untuk menghasilkan oksigen
dan pati melalui proses fotosintesis Oleh karena itu, tumbuhan merupakan
produsen atau penyusun dasar rantai makanan Eksploitasi tumbuhan yang
berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan bahkan kepunahan dan hal ini akan
berdampak pada rusaknya rantai makanan. Kerusakan yang terjadi karena
punahnya salah satu faktor dari rantai makanan akan berakibat punahnya
konsumen tingkat di atasnya. Pemanfaatan tumbuhan oleh manusia diantaranya:
Bahan makanan: padi, jagung,gandum,tebu
Bahan bangungan: kayu jati, kayumahoni
Bahan bakar (biosolar): kelapa sawit
Obat: jahe, daunbinahong, kina, mahkota dewa
3. FAUNA
A. Definisi
MIKROBA merupakan hewan yang digunakan untuk pertumbuhan tanaman
dengan cara pembuatan kompos. Kompos digunakan memperbaiki struktur tanah
dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan
kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba
tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan
kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara
dari tanah. Aktivitas mikroba tanah juga d iketahui dapat membantu tanaman
menghadapi serangan penyakit.
Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya
daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, seperti menjadikan hasil
panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.
Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:
Aspek Ekonomi :
1. Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah
2. Mengurangi volume/ukuran limbah
3. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya
39. Aspek Lingkungan :
1. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas
metana dari sampah organik yang membusuk akibat bakteri metanogen di
tempat pembuangan sampah
2. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
Aspek bagi tanah/tanaman:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Meningkatkan kesuburan tanah
Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah
Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)
Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman
Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman
Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah
Peran bahan organik terhadap sifat fisik tanah di antaranya merangsang
granulasi, memperbaiki aerasi tanah, dan meningkatkan kemampuan menahan air.
Peran bahan organik terhadap sifat biologis tanah adalah meningkatkan aktivitas
mikroorganisme yang berperan pada fiksasi nitrogen dan transfer hara tertentu
seperti N, P, dan S. Peran bahan organik terhadap sifat kimia tanah adalah
meningkatkan kapasitas tukar kation sehingga memengaruhi serapan hara oleh
tanaman (Gaur, 1980).
Beberapa studi telah dilakukan terkait manfaat kompos bagi tanah dan
pertumbuhan tanaman. Penelitian Abdurohim, 2008, menunjukkan bahwa kompos
memberikan peningkatan kadar Kalium pada tanah lebih tinggi dari pada kalium
yang disediakan pupuk NPK, namun kadar fosfor tidak menunjukkan perbedaan
yang nyata dengan NPK. Hal ini menyebabkan pertumbuhan tanaman yang
ditelitinya ketika itu, caisin (Brassica oleracea), menjadi lebih baik dibandingkan
dengan NPK.
Hasil penelitian Handayani, 2009, berdasarkan hasil uji Duncan, pupuk cacing
(vermicompost) memberikan hasil pertumbuhan yang terbaik pada pertumbuhan
bibit Salam (Eugenia polyantha Wight) pada media tanam subsoil. Indikatornya
terdapat pada diameter batang, dan sebagainya. Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa penambahan pupuk anorganik tidak memberikan efek
apapun pada pertumbuhan bibit, mengingat media tanam subsoil merupakan
media tanam dengan pH yang rendah sehingga penyerapan hara tidak optimal.
Pemberian kompos akan menambah bahan organik tanah sehingga meningkatkan
40. kapasitas tukar kation tanah dan memengaruhi serapan hara oleh tanah, walau
tanah dalam keadaan masam.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan Departemen Agronomi dan
Hortikultura, Institut Pertanian Bogor menyebutkan bahwa kompos bagase
(kompos yang dibuat dari ampas tebu) yang diaplikasikan pada tanaman tebu
(Saccharum officinarum L) meningkatkan penyerapan nitrogen secara signifikan
setelah tiga bulan pengaplikasian dibandingkan degan yang tanpa kompos, namun
tidak ada peningkatan yang berarti terhadap penyerapan fosfor, kalium, dan sulfur.
Penggunaan kompos bagase dengan pupuk anorganik secara bersamaan tidak
meningkatkan laju pertumbuhan, tinggi, dan diameter dari batang, namun
diperkirakan dapat meningkatkan rendemen gula dalam tebu.
B. Dasar-dasar Pengomposan
Bahan-bahan yang Dapat Dikomposkan
Pada dasarnya semua bahan-bahan organik padat dapat dikomposkan,
misalnya: limbah organik rumah tangga, sampah-sampah organik pasar/kota,
kertas, kotoran/limbah peternakan, limbah-limbah pertanian, limbah-limbah
agroindustri, limbah pabrik kertas, limbah pabrik gula, limbah pabrik kelapa
sawit, dll. Bahan organik yang sulit untuk dikomposkan antara lain: tulang,
tanduk, dan rambut. Bahan yang paling baik menurut ukuran waktu, untuk dibuat
menjadi kompos dinilai dari rasio karbon dan nitrogen di dalam bahan / material
organik seperti limbah pertanian: ampas tebu dan kotoran ternak serta tersebut di
atas. Bahan organik yang telah disusun oleh Sinaga dkk. (2010) dari berbagai
campuran dengan nilai rasio C/N = 35,68 dan kondisi kandungan airnya 50,37%,
waktu dekomposisi diperoleh terpendek 28 hari dibanding lainnya.
Proses Pengomposan
Proses pengomposan akan segera berlansung setelah bahan-bahan mentah
dicampur. Proses pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap,
yaitu tahap aktif dan tahap pematangan. Selama tahap-tahap awal proses, oksigen
dan senyawa-senyawa yang mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh
mikroba mesofilik. Suhu tumpukan kompos akan meningkat dengan cepat.
Demikian pula akan diikuti dengan peningkatan pH kompos. Suhu akan
meningkat hingga di atas 50o - 70o C. Suhu akan tetap tinggi selama waktu
tertentu. Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba Termofilik, yaitu
mikroba yang aktif pada suhu tinggi. Pada saat ini terjadi dekomposisi/penguraian
bahan organik yang sangat aktif. Mikroba-mikroba di dalam kompos dengan
menggunakan oksigen akan menguraikan bahan organik menjadi CO2, uap air dan
panas. Setelah sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu akan berangsur-
41. angsur mengalami penurunan. Pada saat ini terjadi pematangan kompos tingkat
lanjut, yaitu pembentukan komplek liat humus. Selama proses pengomposan akan
terjadi penyusutan volume maupun biomassa bahan. Pengurangan ini dapat
mencapai 30 – 40% dari volume/bobot awal bahan.
Skema Proses Pengomposan Aerobik
Proses pengomposan dapat terjadi secara aerobik (menggunakan oksigen)
atau anaerobik (tidak ada oksigen). Proses yang dijelaskan sebelumnya adalah
proses aerobik, dimana mikroba menggunakan oksigen dalam proses dekomposisi
bahan organik. Proses dekomposisi dapat juga terjadi tanpa menggunakan oksigen
yang disebut proses anaerobik. Namun, proses ini tidak diinginkan, karena selama
proses pengomposan akan dihasilkan bau yang tidak sedap. Proses anaerobik akan
menghasilkan senyawa-senyawa yang berbau tidak sedap, seperti: asam-asam
organik (asam asetat, asam butirat, asam valerat, puttrecine), amonia, dan H2S.
Gambar profil suhu dan populasi mikroba selama proses pengomposan
Tabel organisme yang terlibat dalam proses pengomposan
Kelompok
Organisme
Mikroflora
Organisme
Jumlah/gr kompos
Bakteri; Aktinomicetes; Kapang
Mikrofanuna
Protozoa
109 - 109; 105 108; 104 106
104 - 105
42. Makroflora
Makrofauna
C.
Jamur tingkat tinggi
Cacing tanah, rayap, semut,
kutu, dll
Proses pengomposan tergantung pada :
1. Karakteristik bahan yang dikomposkan
2. Aktivator pengomposan yang dipergunakan
3. Metode pengomposan yang dilakukan
D.
Faktor yang memengaruhi proses Pengomposan
Setiap organisme pendegradasi bahan organik membutuhkan kondisi
lingkungan dan bahan yang berbeda-beda. Apabila kondisinya sesuai, maka
dekomposer tersebut akan bekerja giat untuk mendekomposisi limbah padat
organik. Apabila kondisinya kurang sesuai atau tidak sesuai, maka organisme
tersebut akan dorman, pindah ke tempat lain, atau bahkan mati. Menciptakan
kondisi yang optimum untuk proses pengomposan sangat menentukan
keberhasilan proses pengomposan itu sendiri.
Faktor-faktor yang memperngaruhi proses pengomposan antara lain:
Rasio C/N Rasio C/N yang efektif untuk proses pengomposan berkisar
antara 30: 1 hingga 40:1. Mikroba memecah senyawa C sebagai sumber energi
dan menggunakan N untuk sintesis protein. Pada rasio C/N di antara 30 s/d 40
mikroba mendapatkan cukup C untuk energi dan N untuk sintesis protein. Apabila
rasio C/N terlalu tinggi, mikroba akan kekurangan N untuk sintesis protein
sehingga dekomposisi berjalan lambat.
Umumnya, masalah utama pengomposan adalah pada rasio C/N yang
tinggi, terutama jika bahan utamanya adalah bahan yang mengandung kadar kayu
tinggi (sisa gergajian kayu, ranting, ampas tebu, dsb). Untuk menurunkan rasio
C/N diperlukan perlakuan khusus, misalnya menambahkan mikroorganisme
selulotik (Toharisman, 1991) atau dengan menambahkan kotoran hewan karena
kotoran hewan mengandung banyak senyawa nitrogen.
Ukuran Partikel Aktivitas mikroba berada di antara permukaan area dan
udara. Permukaan area yang lebih luas akan meningkatkan kontak antara mikroba
dengan bahan dan proses dekomposisi akan berjalan lebih cepat. Ukuran partikel
juga menentukan besarnya ruang antar bahan (porositas). Untuk meningkatkan
luas permukaan dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel bahan
tersebut.
43. Aerasi Pengomposan yang cepat dapat terjadi dalam kondisi yang cukup
oksigen(aerob). Aerasi secara alami akan terjadi pada saat terjadi peningkatan
suhu yang menyebabkan udara hangat keluar dan udara yang lebih dingin masuk
ke dalam tumpukan kompos. Aerasi ditentukan oleh porositas dan kandungan air
bahan(kelembapan). Apabila aerasi terhambat, maka akan terjadi proses anaerob
yang akan menghasilkan bau yang tidak sedap. Aerasi dapat ditingkatkan dengan
melakukan pembalikan atau mengalirkan udara di dalam tumpukan kompos.
Porositas Porositas adalah ruang di antara partikel di dalam tumpukan
kompos. Porositas dihitung dengan mengukur volume rongga dibagi dengan
volume total. Rongga-rongga ini akan diisi oleh air dan udara. Udara akan
mensuplay Oksigen untuk proses pengomposan. Apabila rongga dijenuhi oleh air,
maka pasokan oksigen akan berkurang dan proses pengomposan juga akan
terganggu.
Kelembapan (Moisture content) Kelembapan memegang peranan yang
sangat penting dalam proses metabolisme mikroba dan secara tidak langsung
berpengaruh pada suplay oksigen. Mikrooranisme dapat memanfaatkan bahan
organik apabila bahan organik tersebut larut di dalam air. Kelembapan 40 - 60 %
adalah kisaran optimum untuk metabolisme mikroba. Apabila kelembapan di
bawah 40%, aktivitas mikroba akan mengalami penurunan dan akan lebih rendah
lagi pada kelembapan 15%. Apabila kelembapan lebih besar dari 60%, hara akan
tercuci, volume udara berkurang, akibatnya aktivitas mikroba akan menurun dan
akan terjadi fermentasi anaerobik yang menimbulkan bau tidak sedap.
Temperatur/suhu Panas dihasilkan dari aktivitas mikroba. Ada hubungan
langsung antara peningkatan suhu dengan konsumsi oksigen. Semakin tinggi
temperatur akan semakin banyak konsumsi oksigen dan akan semakin cepat pula
proses dekomposisi. Peningkatan suhu dapat terjadi dengan cepat pada tumpukan
kompos. Temperatur yang berkisar antara 30 - 60oC menunjukkan aktivitas
pengomposan yang cepat. Suhu yang lebih tinggi dari 60oC akan membunuh
sebagian mikroba dan hanya mikroba thermofilik saja yang akan tetap bertahan
hidup. Suhu yang tinggi juga akan membunuh mikroba-mikroba patogen tanaman
dan benih-benih gulma.
pH Proses pengomposan dapat terjadi pada kisaran pH yang lebar. pH
yang optimum untuk proses pengomposan berkisar antara 6.5 sampai 7.5. pH
kotoran ternak umumnya berkisar antara 6.8 hingga 7.4. Proses pengomposan
sendiri akan menyebabkan perubahan pada bahan organik dan pH bahan itu
sendiri. Sebagai contoh, proses pelepasan asam, secara temporer atau lokal, akan
menyebabkan penurunan pH (pengasaman), sedangkan produksi amonia dari
senyawa-senyawa yang mengandung nitrogen akan meningkatkan pH pada fase-
44. fase awal pengomposan. pH kompos yang sudah matang biasanya mendekati
netral.
Kandungan Hara Kandungan P dan K juga penting dalam proses
pengomposan dan bisanya terdapat di dalam kompos-kompos dari peternakan.
Hara ini akan dimanfaatkan oleh mikroba selama proses pengomposan.
Kandungan Bahan Berbahaya
Kandungan Bahan Berbahaya Beberapa bahan organik mungkin
mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi kehidupan mikroba. Logamlogam berat seperti Mg, Cu, Zn, Nickel, Cr adalah beberapa bahan yang termasuk
kategori ini. Logam-logam berat akan mengalami imobilisasi selama proses
pengomposan.
Lama pengomposan
Lama waktu pengomposan tergantung pada karakteristik bahan yang
dikomposkan, metode pengomposan yang dipergunakan dan dengan atau tanpa
penambahan aktivator pengomposan. Secara alami pengomposan akan
berlangsung dalam waktu beberapa minggu sampai 2 tahun hingga kompos benarbenar matang.
Tabel Kondisi yang optimal untuk mempercepat proses pengomposan
(Ryak, 1992)
Kondisi
Rasio C/N
Kelembapan
Konsentrasi oksigen tersedia
Ukuran partikel
Bulk Density
pH
Suhu
E.
Konsisi yang bisa diterima
20:1 s/d 40:1
40 – 65 %
> 5%
1 inchi
1000 lbs/cu yd
5.5 – 9.0
43 – 66oC
Ideal
25-35:1
45 – 62 % berat
> 10%
bervariasi
1000 lbs/cu yd
6.5 – 8.0
54 -60oC
Strategi Mempercepat Proses Pengomposan
Pengomposan dapat dipercepat dengan beberapa strategi. Secara umum
strategi untuk mempercepat proses pengomposan dapat dikelompokan menjadi
tiga, yaitu:
1. Menanipulasi kondisi/faktor-faktor yang berpengaruh pada proses
pengomposan.
45. 2. Menambahkan Organisme yang dapat mempercepat proses pengomposan:
mikroba pendegradasi bahan organik dan vermikompos (cacing).
3. Menggabungkan strategi pertama dan kedua.
1. Memanipulasi Kondisi Pengomposan
Strtegi ini banyak dilakukan di awal-awal berkembangnya teknologi
pengomposan. Kondisi atau faktor-faktor pengomposan dibuat seoptimum
mungkin. Sebagai contoh, rasio C/N yang optimum adalah 25-35:1. Untuk
membuat kondisi ini bahan-bahan yang mengandung rasio C/N tinggi dicampur
dengan bahan yang mengandung rasio C/N rendah, seperti kotoran ternak. Ukuran
bahan yang besar-besar dicacah sehingga ukurannya cukup kecil dan ideal untuk
proses pengomposan. Bahan yang terlalu kering diberi tambahan air atau bahan
yang terlalu basah dikeringkan terlebih dahulu sebelum proses pengomposan.
Demikian pula untuk faktor-faktor lainnya.
2. Menggunakan Aktivator Pengomposan
Strategi yang lebih maju adalah dengan memanfaatkan organisme yang dapat
mempercepat proses pengomposan. Organisme yang sudah banyak dimanfaatkan
misalnya cacing tanah. Proses pengomposannya disebut vermikompos dan
kompos yang dihasilkan dikenal dengan sebutan kascing. Organisme lain yang
banyak dipergunakan adalah mikroba, baik bakeri, aktinomicetes, maupuan
kapang/cendawan. Saat ini dipasaran banyak sekali beredar aktivator-aktivator
pengomposan, misalnya :MARROS Bio-Activa,Green Phoskko(GP-1), Promi,
OrgaDec, SuperDec, ActiComp, EM4, Stardec, Starbio, BioPos, dan lain-lain.
Promi, OrgaDec, SuperDec, dan ActiComp adalah hasil penelitian Balai
Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia (BPBPI) dan saat ini telah banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat. Sementara MARROS Bio-Activa dikembangkan
oleh para peneliti mikroba tanah yang tergabung dalam sebuah perusahaan swasta.
Aktivator pengomposan ini menggunakan mikroba-mikroba terpilih yang
memiliki kemampuan tinggi dalam mendegradasi limbah-limbah padat organik,
yaitu: Trichodermapseudokoningii, Cytopaga sp, Trichoderma harzianum,
Pholyota sp, Agraily sp dan FPP (fungi pelapuk putih). Mikroba ini bekerja aktif
pada suhu tinggi (termofilik). Aktivator yang dikembangkan oleh BPBPi tidak
memerlukan tambahan bahan-bahan lain dan tanpa pengadukan secara berkala.
Namun, kompos perlu ditutup/sungkup untuk mempertahankan suhu dan
kelembapan agar proses pengomposan berjalan optimal dan cepat. Pengomposan
dapat dipercepat hingga 2 minggu untuk bahan-bahan lunak/mudah dikomposakan
hingga 2 bulan untuk bahan-bahan keras/sulit dikomposkan.
3. Memanipulasi Kondisi dan Menambahkan Aktivator Pengomposan
46. Strategi proses pengomposan yang saat ini banyak dikembangkan adalah
mengabungkan dua strategi di atas. Kondisi pengomposan dibuat seoptimal
mungkin dengan menambahkan aktivator pengomposan.
47. 4. CAHAYA
Cahaya merupakan faktor lingkungan yang paling penting bagi tanaman
karena merupakan sumber energi bagi fotosintesis tanaman.Cahaya yang
paling penting bagi tanaman adalah cahaya tampak, yang memiliki panjang
gelombang antara 390-700 nm.
Mengendalikan intensitas cahaya agar optimum bagi tanaman merupakan
hal yang sulit.Rekayasa lingkungan untuk mendapatkan kondisi cahaya yang
sesuai dapat dilakukan dengan sistem perlampuan.Hal ini umum dilakukan
jika intensitas cahaya alami yang tersedia kurang atau tidak ada. Namun perlu
diperhatikan bahwa tidak semua tanaman pertanian menyukai intensitas
cahaya tinggi, ada tanaman pertanian yang tumbuh subur dengan naungan,
atau tanaman pertanian dinaungi untuk tujuan tertentu (misal pohon teh untuk
membuat teh putih atau tembakau untuk mendapatkan daun yang lebar dan
tipis).
Selain intensitas, durasi ketersediaan cahaya juga merupakan hal yang
penting. Sebagian tipe tanaman dipengaruhi oleh lamanya penyinaran agar
berbunga atau menghasilkan hasil yang baik, namun ada juga yang tidak;
misalnya, anggrek cattleya tidak akan berbunga jika lamanya penyinaran
melebihi 15 jam sehari, bit gula tidak akan menghasilkan gula yang banyak
jika tidak mendapatkan cahaya lebih dari 8 jam sehari, dan tomat tidak
dipengaruhi lamanya penyinaran. Fenomena ini disebut fotoperiodisme.
5. IKLIM
Temperatur
Temperatur merupakan salah satu parameter lingkungan yang sangat
penting bagi tumbuhan. Temperatur di sekitar tanaman, baik temperatur udara,
air, ataupun tanah, dipengaruhi oleh banyak hal seperti durasi dan intensitas
radiasi matahari, laju pindah panas, laju transpirasi dan evaporasi, dan
aktivitas biologis di sekitar tanaman. Mudah mengukur temperatur udara di
sekitar tanaman, namun sulit mengukur temperatur tanaman itu
48. sendiri.Biasanya temperatur daun digunakan sebagai data yang mewakili
karena permukaan daun yang luas serta kegunaan daun sebagai organ
transpirasi menjadikannya tolok ukur pengukuran temperatur tanaman.Selain
itu, temperatur tanah juga digunakan untuk mengukur temperatur organ
perakaran tanaman.
Hubungan antara temperatur udara dan pertumbuhan tanaman sangat
kompleks, namun pada umumnya memengaruhi kinerja enzim tanaman dan
aktivitas air. Tanaman, selayaknya makhluk hidup lain di bumi ini,
kehidupannnya dikendalikan oleh aktivitas enzim di dalam maupun di luar sel.
Jika temperatur terlalu dingin, sel tidak akan aktif dan cenderung dorman,
sedangkan ketika temperatur terlalu tinggi, enzim perlahan-lahan akan
mengalami pengurangan aktivitas hingga akhirnya mati. Jika tidak ada
aktivitas enzim, kehidupan tidak akan berlangsung dengan baik. Selain itu,
temperatur yang tinggi juga akan menyebabkan laju transpirasi meningkat
melebihi penyerapan air oleh akar sehingga sel tanaman akan mengering dan
mati.
Temperatur bersama-sama dengan kelembapan udara adalah yang paling
memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan hama dan penyakit tanaman.
Kelembapan udara relatif
Kelembapan udara relatif (atau RH, Relative Humidity), adalah rasio
antara tekanan uap air aktual pada temperatur tertentu dengan tekanan uap air
jenuh pada temperatur tersebut. Pengertian lain dari RH adalah perbandingan
antara jumlah uap air yang terkandung dalam udara pada suatu waktu tertentu
dengan jumlah uap air maksimal yang dapat ditampung oleh udara tersebut
pada tekanan dan temperatur yang sama.
Dalam konteks budidaya tanaman, kelembapan udara dipengaruhi dan
memengaruhi laju transpirasi tanaman. Tingginya laju transpirasi akan
meningkatkan laju penyerapan air oleh akar hingga pada batas tertentu, namun
jika terlalu tinggi melampaui laju penyerapan dan terjadi secara terus menerus
akan menyebabkan tanaman mengering.
Kelembapan udara, bersama dengan temperatur paling banyak
memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan hama dan penyakit tanaman.
Kadar karbon dioksida di udara
Karbon dioksida adalah gas yang diperlukan oleh tanaman sebagai bahan
dasar berlangsungnya fotosintesis. Tanpa Karbon dioksida, tanaman tidak
49. akan menghasilkan hasil pertanian karena karbon dioksida bersama air dan
cahaya matahari merupakan bahan dasar proses pembentukan hasil-hasil
pertanian melalui fotosintesis tanaman.
Kecepatan angin
Yang dimaksud dengan kecepatan angin dalam hal ini adalah besarannya
dan tidak bergantung pada arah.Angin memengaruhi laju transpirasi, laju
evaporasi, dan ketersediaan karbon dioksida di udara. Tanaman akan
mengalami kemudahan dalam mengambil karbon dioksida di udara pada
kecepatan udara antara 0,1 hingga 0,25 m/s. American Society of Agricultural
Engineering merekomendasikan kecepatan angin dalam budidaya tanaman
tidak melebihi 1 m/s. Pengendalian kecepatan angin dapat dilakukan jika
budidaya dilakukan dalam greenhouse dengan ventilasi yang tidak terlalu
terbuka serta dinding yang kedap udara.
Polutan
Polutan adalah segala sesuatu yang mencemari lingkungan.Polutan yang
memengaruhi pertumbuhan tanaman dapat berupa polutan udara, tanah,
maupun air ketika dilakukan irigasi. Kerusakan tanaman dapat terjadi ketika
udara di sekitar tanaman mengandung amonia dalam kadar 8-40 ppm atau SO2
sebesar 1 ppm. Merkuri, baik dalam bentuk uap, polutan air, maupun dalam
tanah,
dapat
menyebabkan
akumulasi
merkuri
pada
hasil
pertanian.Keberadaan gas etilena dapat mencegah terbentuknya kuncup bunga.
Zona perakaran
Akar yang ditanam dalam media hidroponik
Zona perakaran merupakan tempat berdirinya
tanaman dan sekaligus berfungsi sebagai media tumbuh
tanaman.Lingkungan perakaran juga menjadi sumber air
dan tempat tersimpannya nutrisi tanaman sebelum
diserap oleh tanaman.Zona perakaran juga merupakan
tempat berlangsungnya difusi oksigen ke akar.Zona perakaran tidak hanya
berupa media tanah; penanaman secara hidroponik memungkinkan tanaman
ditanam di media non tanah. Media tersebut antara lain sabut kelapa, arang,
vermiculite, rockwool, perlite, air, dan sebagainya. Bahkan tanaman yang
ditanam secara aeroponik tidak memerlukan media tanam apapun; akar
langsung terekspos oleh udara.
50. 1. Jadi bagaimana menyikapi cuaca dan iklim bagi pertanian?
Iklim telah tersedia secara alami; namun manusia meskipun dengan ilmu
dan teknologinya tidak mampu mengendalikan kecuali dalam skala yang
terbatas.Oleh karena itu upaya yang bijaksana dalam meningkatkan keberhasilan
usaha produksi pertanian yang maksimal adalah menyesuaikan kegiatan usahanya
dengan peri laku cuaca dan iklim yang ada.
Tanaman selain memerlukan tanah tertentu dan kecukupan zat hara, juga
memerlukan air dan radiasi matahari yang cukup dalam waktu bersamaan. Dari
sifat tersebut dapat dikemukakan bahwa paling tidak ada tiga hal pokok yang
harus diperhatikan dalam produksi pertanian tanaman, yaitu :
a.
b.
c.
Kebutuhan dan tanggap tanaman kepada cuaca dan iklim, tanah, dan air;
Karateristik lokasi dari unsur tanah (fisik maupun kimiawi);
Karakteristik lokasi dari unsur cuaca dan iklim.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut maka fungsi meteorologi dalam pertanian
yang perlu mendapat perhatian, khususnya dalam hal sebagai berikut(WMO 134):
(1) Pemonitoran (termasuk teknik, pengumpulan data, analisis, percobaan)
(2) Dampak cuaca/iklim kepada pertumbuhan dan perkembangan tanaman,
kualitas dan kuantitas produksi,
(3) Dampak cuaca / iklim kepada timbulnya penyakit tanaman, kerusakan
tanaman, kehilangan produksi,
(4) Dalam fungsinya sebagai sumberdaya iklim,
(5) Dalam kaitannya dengan penyimpanan produksi,
(6) Dalam kaitannya dengan modifikasi dan iklim tiruan,
(7) Dalam kaitannya dengan Operasi managemen,
(8) Dalam kaitannya dengan kehutanan,
(9) Dalam kaitannya dengan nilai ekonomi
51. 2. Apa saja yang perlu dilakukan?
Kegiatan pertanian, kehidupan tanaman, berlangsung secara terus-menerus
fase demi fase, dan setiap fase memerlukan kondisi cuaca tertentu.Demikian pula
cuaca terus-menerus berlangsung dan juga selalu berubah.Namun demikian
perubahan tersebut tidak selalu sejalan dengan yang diperkukan bagi tanaman
dalam fase itu. Dengan demikian memonitor, termasuk menganalisis dan
memprediksi cuaca / iklim perlu dilakukan agar dapat dilakukan penilaian dan
upaya penyesuaian dengan adanya cuaca yang terjadi atau yang akan terjadi.
Dalam setiap fase kehidupan tanaman terpengaruh oleh kondisi
lingkungan termasuk tanah, air, cuaca. Oleh karena itu yang perlu diketahui
adalah sejauh mana kondisi lingkungan tersebut mempengaruhi atau akan
mempengaruhi kehidupan tanaman.
Adanya fenomena ekstrem misalnya badai, embun beku, polusi, dapat
secara langsung merusak tanaman.Upaya pecegahan atau pelindungan perlu
dilakukan. Dalam hal tersebut informasi klimatologi tentang keseringan sesuatu
fenomena ekstrem di suatu tempat , gawar (warning) dan prediksi akan adanya
fenomena ekstrem sangat diperlukan.
Sebagai sumberdaya, cuaca dan iklim perlu dianalisis dan digunakan
sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan pertanian.
3. Untuk apa saja informasi cuaca dan iklim dalam pertanian?
Kegiatan pertanian adalah upaya yang berkaitan dengan pembudi dayaan
tanaman.Kegiatan pertanian sangat beragam, demikian pula nilai cuaca dan iklim
yang diperlukan. Pada dasarnya cuaca/iklim dimanfaatkan untuk membuat
perencanaan, yakni perencanaan stratejik dan perencanaan operasional, serta
pengendalian pelaksanaan kegiatan pertanian.Perencanaan stratejik meliputi
perencanaan tata guna lahan, perencanaan pola tanam.Perencanaan operasional
meliputi
perencanaan
penyiapan
tanah,
pembibitan,
penanaman,
pemeliharaan.Pelaksanaan kegiatan meliputi pengolahan tanah, pembibitan,
penanaman, pemeliharaan, panen, pasca panen, transportasi.
Untuk membuat perencanaan tata guna lahan dan pola tanam diperlukan
informasi klimatologi yang memberi gambaran tentang kebiasaan cuaca di daerah
yang dimaksudkan.Nilai-nilai cuaca yang diperlukan utamanya adalah nilai ratarata, nilai kisaran, dan nilai keseringan.
Untuk membuat perencanaan operasional, diperlukan informasi cuaca
yang sedang berlangsung dan prakiraan cuaca dari jangka waktu sedang sampai
jangka panjang (musim).
52. Untuk melaksanakan kegiatan misalnya pada waktu pengolahan tanah,
diperlukan informasi cuaca yang sedang berlangsung dan prakiraan cuaca jangka
pendek (harian) sampai sedang (mingguan).
Dari masa pengolahan tanah, pembibitan dan seterusnya prakiraan cuaca
harian digunakan untuk bahan pertimbangan pelaksanaan kegiatan harian,
misalnya waktu mengolah tanah, penyemprotan hama, pemupukan, penjemuran,
dll. Dengan informasi cuaca / iklim tersebut, perlakuan–perlakuan untuk
penanggulangan dapat ditetapkan.
4. Apa yang perlu diperhatikan dalam membuat Rencana Pola Tanam?
Cuaca selalu berubah dan berbeda setiap waktu dan di setiap
tempat.Perubahan tersebut ada yang tidak beraturan dan ada yang beraturan.Yang
tidak beraturan umumnya berlangsung dalam waktu pendek yang ditimbulkan
oleh proses-proses sementara dalam atmosfer.Sedangkan yang beraturan berkaitan
dengan perubahan-perubahan alam dalam skala besar, misalnya yang utama
karena, perputaran bumi pada porosnya, peredaran bumi mengelilingi matahari,
perubahan fisik matahari. Perubahan-perubahan tersebut berbentuk perubahan
harian (daily variation), perubahan musiman (seasonal variation), perubahan
tahunan (annual variation), …..dan prubahan-perubahan dalam jangka waktu lebih
lama lagi.
Pola tanam bersifat tetap untuk jangka panjang; oleh karena itu selain
didasarkan atas sifat fisis tanah dan lingkungan, lebih banyak didasarkan atas ciri
kecuacaan atau klimatologi wilayah yang bersangkutan.Bila faktor tanah sudah
dimasukkan, selanjutnya untuk membuat rencana pola tanam perlu dikenali lebih
dahulu sifat tanaman atas tanggapnya kepada cuaca atau iklim.Sifat ketanggapan
tersebut ditetapkan sebagai syarat cuaca / iklim yang diperlukan.Kemudian
dilakukan analisis unsur cuaca/iklim untuk mencari pola sebarannya mengikut
waktu.Dalam hal ini analisis sebaran keseringan terjadinya nilai unsur cuaca
diatas atau dibawah persyaratan lebih membantu dibandingkan analisis nilai ratarata.Dari hasil analisis tersebut dicari selang waktu dengan perubahan cuaca yang
sesuai dengan persayaratan cuaca bagi tanaman yang bersangkutan.
Bagi tanaman semusim, perencanaan tanam perlu disusun dengan lebih
cermat mengingat fase-fase pertumbuhan dan perkembangannya memerlukan
waktu tertentu dan persayaratan tertentu. Sebagai contoh untuk menetapkan pola
tanam padi pada lahan basah yang memerlukan adanya curah hujan lebih atau
sama dengan 75 mm setiap dasarian sampai waktu menjelang panen, dan kurang
dari 50 mm pada waktu panen. Ketidak sesuaian antara fase kehidupan dan
perubahan cuaca dapat menimbulkan kegagaalan kegiatan pertanian.
53. C. TENAGA KERJA
Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja 15-64 tahun yang dapat
bekerja untuk memproduksi.Pebgaruh tenaga kerja terhadap produksi tidak sama
pada setiap cabang produksi.
Tenaga kerja usahatani dapat dibedakan atas tenaga kerja pria,tenaga kerja
wanita dan tenaga kerja anak-anak.Tenaga kerja usaha tani dapat diperoleh dari
dalam keluarga dan luar keluarga.Tenaga kerja luar keluarga dapat diperoleh
dengan cara upah.Tenaga kerja upah ini biasanya terdapat pada usahatani yang
berskala luas.
Kebutuhan tenaga kerja meliputi seluruh proses produksi berlangsung
untuk pertanaman kegiatan itu dapat dilakukan pada usaha-usaha:
Persiapan tanaman
Pengadaan sarana produksi
Penanaman
Pemeliharaan
Penjualan
(Hernanto,1993).
Sumber daya manusia adalah seluruh kemampuan atau potensi penduduk yang
berada di dalam suatu wilayah tertentu beserta karakteristik atau ciri demografis,
sosial maupun ekonominya yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembangunan (Anonymous2, 2009).
Sumber daya manusia merujuk pada jasa yang disediakan oleh tenaga kerja
termasuk keterampilan wirausaha dan manajemen. Sumberdaya manusia hingga
batas tertentu termasuk sumberdaya yang langka meskipun angka pengangguran
di daerah yang bersangkutan tidak sama dengan nol. Bentuk formasi sumberdaya
manusia lainnya adalah kemampuan manajemen yang antara lain menyediakan
jasa kewirausahaan, misalnya membentuk perusahaan baru, renovasi dan atau
ekspansi perusahaan yang telah ada (Anonymous3, 2011).
Peran sumberdaya manusia dibidang pertanian
Bidang usaha yang paling maju di Indonesia adalah bidang pertanian.
Maju dalam arti paling dahulu diusahakan, jumlah tenaga kerja yang terlibat
dalam usaha itu paling banyak, serta pengalaman bangsa Indonesia di bidang ini
tentunya
paling
banyak.
Anonymous2, 2009 mengemukakan bahwa di dalam bidang pertanian,
sumberdaya manusia memiliki berbagai peranan yang berpengaruh dalam
kegiatan
produksi,
yaitu
:
1) Petani pemilik, yaitu petani yang mengusahakan sendiri tanahnya.
54. 2) Petani penggarap yaitu petani yang mengusahakan tanah orang lain atas dasar
bagi
hasil.
3) Buruh tani ialah orang yang menyewakan tenaganya untuk usaha pertanian.
Sumber daya manusia sangat diperlukan dalam mengambil dan mengolah sumber
daya alam, sehingga dapat lebih berguna untuk memenuhi kebutuhannya
(Anonymous3, 2011).
Permasalahan yang terkait dengan sumberdaya manusia
Menurut Anton Apriyanto, 2011. Permasalahan sumberdaya manusia di bidang
pertanian terdapat pada 2 faktor, yaitu
1. Tingkat pendidikan yang rendah.
2. Keterampilan kurang.
Solusi yang ditawarkan untuk pemecahan masalah yang terkait dengan
sumberdaya manusia.
1. Pembentukan lembaga – lembaga pertanian yang berfungsi untuk memfasilitasi
dan membimbing petani seperti LSM Pertanian “Federasi Serikat Petani Indonesia
(FSPI – Indra Lubis)” (Apriyanto, 2011).
55. D. Sumberdaya Modal
Sumber daya modal adalah barang-barang (sarana) yang dapat digunakan untuk
menghasilkan barang lain, misalnya: uang, bahan mentah, mesin, perkakas, dsb
(Soekartawi, 1989).Sumber daya modal dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Menurut Sifatnya
a.Modal Lancar, yaitu modal yang hanya dapat digunakan satu kali dalam proses
produksi seperti bahan baku dan bahan mentah.
b.Modal Tetap, yaitu modal yang dapat digunakan lebih dari satu kali dalam
proses produksi, seperti mesin-mesin atau peralatan.
2) Menurut fungsinya
a.Modal Individu, yaitu modal yang digunakan oleh individu sebagai sumber
pendapatan sekalipun pemiliknya tidak ikut dalam proses produksi, seperti
pemilik taxi.
b.Modal Masyarakat, yaitu modal yang digunakan oleh masyarakat dalam
menghasilkan barang dan jasa, seperti kendaraan umum.
3) Menurut Bentuknya
a.Modal Abstrak, yaitu modal yang tidak berbentuk fisik (tidak berwujud) tapi
sangat menentukan hasil produksi seperti keahlian seseorang.
b.Modal Konkrit, yaitu modal yang wujud fisiknya dapat dilihat (berwujud)
seperti mesin-mesin.
4) Modal menurut pemiliknya
a. Modal perseorangan, artinya modal tersebut dimiliki oleh perseorangan.
Misalnya, gedung dan kendaraan.
b. Modal masyarakat, artinya modal tersebut dimiliki oleh banyak orang dan
untuk kepentingan orang banyak. Misalnya, jalan dan jembatan.
5) Modal menurut bentuknya
a. Uang, artinya modal berupa dana.
b. Barang, artinya modal berupa alat yang digunakan dalam proses produksi.
Misalnya, mesin, gedung, dan kendaraan.
6) Modal menurut sumbernya
56. a. Modal sendiri, artinya modal yang berasal dari pemilik perusahaan. Misalnya,
saham dan tabungan.
b. Modal pinjaman, artinya modal pinjaman dari pihak
Peran Sumberdaya modal di bidang pertanian
Modal dalam usaha tani diklasifikasikan sebagai bentuk kekayaan, baik
berupa uang maupun barang yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu secara
langsung atau tak langsung dalam suatu proses produksi. Pembentukan modal
bertujuan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan usaha tani, serta
menunjang pembentukan modal lebih lanjut (Soekartawi, 1989).
Permasalahan yang terkait dengan sumberdaya modal
Menurut Endang Setyawati, 2008 Permasalahan pembiayaan (pemodalan)
pertanian disebabkan oleh
1. Kelangkaan sumber daya modal.
2. Terbatasnya lembaga peminjaman kridit.
3. Terbatasnya lembaga asuransi di bidang pertanian.
Solusi yang ditawarkan untuk pemecahan masalah yang terkait dengan
sumberdaya modal
Mendorong Peran Lembaga Keuangan (Bank Dan Non-bank) Untuk Masuk
Sektor Pertanian Dengan Skema yang Menguntungkan Petani (Apriyanto, 2011).
57. E. Sumber Daya Teknologi
Sumber Daya Teknologi adalah merupakan faktor produksi yang
berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta yang berdasarkan proses teknis. Sejalan
dengan berkembangnya teknologi informasi, Departemen Pertanian melalui
Program Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Inovasi (P4MI) akan
mengembangkan jaringan informasi pertanian untuk pengelolaan dan pemanfaatan
informasi pertanian dalam format digital di samping penyebaran informasi secara
konvensional, khususnya bagi pengembangan pertanian lahan marjinal. Dengan
demikian, pencarian informasi dapat dilakukan secara offline maupun online baik
untuk download informasi maupun upload informasi. Penguatan jaringan global
merupakan strategi pengelolaan sumber daya informasi yang sangat berkaitan
dengan unsur sumber daya teknologi. Hal yang paling penting sebagai upaya
untuk pengembangan pembangunan pertanian adalah akses terhadap teknologi
yaitu
melalui
jaringan
global
(internet).
Peran sumberdaya teknologi dibidang pertanian.
Teknologi yang ada bergantung dari mekanisasi pertanian yang
dibutuhkan oleh suatu lahan. Persoalan menjadi sedikit lebih rumit ketika
dihadapkan pada pertanyaan apakah proses perubahan teknologi itu merupakan
faktor eksogen dalam suatu sistem ekonomi --di sini berarti pengembangan kedua
jenis teknologi merupakan produk atau hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi-- ataukah proses perubahan teknologi itu merupakan faktor endogen
suatu sistem ekonomi. Dalam suatu sistem perekonomian yang dinamis,
perubahan harga permintaan produk dan harga penawaran faktor produksi tidaklah
dapat dipisahkan. Misalnya, ketika permintaan terhadap bahan makanan naik
karena naiknya jumlah penduduk atau meningkatnya pendapatan per kapita,
permintaan terhadap faktor produksi tersebut ikut naik secara proporsional.
Permasalahan yang terkait dengan sumberdaya teknologi.
• Sistem alih teknologi lemah
• Penerapan teknologi kurang tepat sasaran
• Pemanfaatan teknologi informasi belum menyentuh petani
• Minat petani mencari informasi lemah
• Penggunaan media informasi pertanian belum meluas
Solusi yang ditawarkan untuk pemecahan masalah yang terkait dengan
sumberdaya teknologi
• Pemberian insentif kepada siswa yang ingin melanjutkan ke Fakultas Pertanian.
58. • Mendirikan organisasi yang memberi penyuluhan dan fasilitas kepada petani
tentang introduksi teknologi-teknologi yang berkembang dalam pertanian.
59. F. Sumber Daya Management
Suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber
daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta
dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama
perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal.
Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain dan
implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan
karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan
hubungan ketenagakerjaan yang baik.
Manajemen Sumber Daya Manusia diperlukan untuk meningkatkan
efektivitas sumber daya manusia dalam organisasi. Tujuannya adalah memberikan
kepada organisasi satuan kerja yang efektif. Untuk mencapai tujuan ini, studi
tentang manajemen personalia akan menunjukkan bagaimana seharusnya
perusahaan mendapatkan, mengembangkan, menggunakan, mengevaluasi, dan
memelihara karyawan dalam jumlah (kuantitas) dan tipe (kualitas).
Peran sumberdaya management dibidang pertanian.
Di dalam pertanian proses suatu manajemen ,cukup berperan dari proses
persiapan lahan,untuk memilih komoditas yang cocok dengan lahan sampai
dengan proses pemasaran hasil. Dapat dilihat juga dari kinerja proses dan para
pengambil keputusan dan para pelaksana ,sejauh mana mereka berhasil. Dari
keputusan alokasi yang ada ,supaya dapat meminimalkan biaya dan
memaksimalkan peruntungan mengatur kurang efisien.
Permasalahan yang terkait dengan sumberdaya management.
• Masalah Organisasi Petani
• Kurangnya sumber daya manusia yang kompeten.
Solusi yang ditawarkan untuk pemecahan masalah yang terkait dengan
sumberdaya management
• Pengelolaan kepengurusan antar anggota petani secara jelas.
• Pembinaan sumber daya manusia secara intensif untuk menciptakan SDM yang
competen dalam menjalankan sistem dalam organisasi.