SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  41
LAPORAN PROJECT FISIKA TEKNIK
                 TEMA : PESAWAT

  Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Teknik
         Yang di bina oleh Bapak Sujito, S.T., M.T.


                           Oleh:
            1. Ahmad Khakim (110533406962)
            2. Qoimatul Adilah (110533406982)
             3. Aulia Rahmah (110533406967)




                ―The Learning University‖


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA
             JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
                  FAKULTAS TEKNIK




UNIVERSITAS NEGERI MALANG
                           2011
A. Pengertian Pesawat


      Pesawat atau Pesawat Udara adalah setiap alat yang dapat terbang
   diatmosfer karena daya angkat reaksi udara. Sedangkan         Pesawat terbang
   adalah pesawat udara yang lebih berat dari udara bersayap tetap dan dapat
   terbang dengan tenaganya sendiri.
      Menurut definisi FAA (Badan Penerbangan Amerika Serikat) di FAR
   (Federal Aviation Regulation) saat ini yang juga diadopsi oleh Indonesian
   CASR (Civil Aviation Safety Regulation), Definisi aircraft adalah sebuah
   perangkat yang digunakan atau dimaksudkan untuk digunakan dalam
   penerbangan. Kategori aircraft untuk sertifikasi penerbangnya dalam hal ini
   adalah airplane, rotorcraft, lighter-than-air, powered lift, dan glider. Part 1
   tersebut juga mendefinisikan airplane/ pesawat terbang sebagai: digerakkan
   mesin, sayap tetap yang lebih berat dari udara, dalam penerbangannya ditahan
   oleh reaksi dinamis dari udara yang berlawanan arah dengan sayapnya.
B. Prinsip Kerja Pesawat


      Prinsip dasar dari cara pesawat terbang untuk mengudara sama untuk
   semua pesawat, baik pesawat capung maupun pesawat super jumbo seperti
   Airbus A380, yang mempengaruhi pesawat untuk terbang adalah gaya - gaya
   aerodinamis yang mengenainya yaitu, gaya angkat (lift), gaya hambat (drag),
   gaya berat (grafitasi), dan gaya dorong (trust).
      Thrust,     adalah    gaya    dorong,     yang   dihasilkan   oleh   mesin
      (powerplant)/baling-baling. Gaya ini kebalikan dari gaya tahan (drag).
      Sebagai aturan umum, thrust beraksi paralel dengan sumbu longitudinal.
      Tapi sebenarnya hal ini tidak selalu terjadi, seperti yang akan dijelaskan
      kemudian.
      Drag, adalah gaya ke belakang, menarik mundur, dan disebabkan oleh
      gangguan aliran udara oleh sayap, fuselage, dan objek-objek lain. Drag
      kebalikan dari thrust, dan beraksi kebelakang paralel dengan arah angin
      relatif (relative wind).
      Weight, gaya berat adalah kombinasi berat dari muatan pesawat itu
      sendiri, awak pesawat, bahan bakar, dan kargo atau bagasi. Weight
      menarik pesawat ke bawah karena gaya gravitasi. Weight melawan lift
      (gaya angkat) dan beraksi secara vertikal ke bawah melalui center of
      gravity dari pesawat.
      Lift, (gaya angkat) melawan gaya dari weight, dan dihasilkan oleh efek
      dinamis dari udara yang beraksi di sayap, dan beraksi tegak lurus pada
      arah penerbangan melalui center of lift dari sayap.
Gaya dorong pesawat kedepan didapat dari baling-baling yang berputar
   pada ujung pesawat (lihat gambar). Sedangkan gaya hambat merupakan
   pergesekan pesawat udara dengan angin. Karena pesawat udara mempunyai
   massa, maka gaya grafitasi akan membawa pesawat kebawah, untuk itulah
   gaya angkat diperlukan. Gaya angkat dihasilkan dari sayap pesawat udara.
       Sayap pesawat udara ini yang memegang peranan kunci untuk mengkat
   badan pesawat. Penampang sayap ini biasanya disebut "aerofoil" Selama
   penerbangan udara mengalir ke atas dan bawah sayap. Udara yang megalir
   diatas sayap lebih cepat dari udara yang mengalir dibawah sayap, sehingga
   tekanan udara diatas pesawat lebih rendah.
       Disaat yang bersamaan udara dibawah sayap dibelokan kebawah, sehingga
   terjadi gaya angkat (udara yang terdorong kebawah akan mendorong sayap
   keatas- gaya aksi reaksi).




       Gaya dorong terhadap sayap dan tekanan udara yang rendah diatas sayap
inilah yang di butuhkan untuk pesawat terbang di udara. Terdapat beberapa faktor
yang menyebabkan pesawat dapat terbang, diantaranya :


   1. Sayap
              Sebuah pesawat memerlukan gaya angkat atau lift yang di
       butuhkan untuk terbang. Lift dihasilkan oleh permukaan suatu sayap
       (wing) yang berbentuk airfoil.
Bentuk penampang airfoil pada suatu sayap pesawat terbang:




       Gaya angkat terjadi karena adanya aliran udara yang melewati
bagian atas dan bagian bawah di sekitar airfoil. Pada saat terbang, aliran
udara yang melewati bagian atas airfoil akan memiliki kecepatan yang
lebih besar daripada kecepatan aliran udara yang melewati bagian bawah
dari airfoil. Maka, pada permukaan bawah airfoil akan memiliki tekanan
yang lebih besar daripada permukaan di atas. Perbedaan tekanan pada
bagian atas dan bawah inilah yang menyebabkan terjadinya gaya angkat
atau lift pada sayap pesawat. Oleh karena tekanan berpindah dari daerah
yang bertekanan besar menuju ke daerah yang bertekanan kecil, maka
tekanan pada bagian bawah airfoil akan bergerak menuju bagian atas
airfoil sehingga tercipta gaya angkat pada sayap pesawat. Gaya angkat
inilah yang membuat pesawat dapat terbang dan melayang bebas di udara.
2. Powerplant (Tenaga Penggerak)
          Untuk bergerak ke depan (baik di darat maupun di udara), pesawat
   memerlukan daya dorong yang di hasilkan oleh tenaga penggerak atau
   yang biasa di sebut dengan mesin (engine). Daya dorong yang nantinya di
   hasilkan   oleh    engine    ini   biasa   di    sebut   dengan   thrust.
   Terdapat beberapa jenis engine dari pesawat, diantaranya :
   a. Piston Engine
   b. Turbojet Engine
   c. Turboporop Engine
   d. Turbofan Engine
   e. Turboshaft Engine
C. Jenis-jenis
   Ada beberapa jenis pesawat, diantaranya:
    Jenis Pesawat Berdasarkan Desain
       1. Balon udara:




       2. Kapal udara:




       3. Pesawat Bersayap Tetap
          a. Pesawat bersayap satu/tunggal:
c. Pesawat bersayap delta:




d. Pesawat bersayap lipat:
e. Pesawat bersayap terbang/flying wing:




f. Pesawat bersayap dua:
g. Pesawat bersayap tiga:




4. Pesawat sayap berputar
   a. Helikopter:
b. Autogiro:




 Berdasarkan propulsi
   1. Pesawat terbang layang (Glider):
2. Pesawat bermesin piston:




3. Pesawat bermesin turbo propeler:
4. Pesawat bermesin turbojet:




5. Pesawat bermesin turbofan:
6. Pesawat bermesin ramjet:




 Berdasarkan penggunaan
   1. Pesawat eksperimental:
2. Pesawat penumpang sipil:




3. Pesawat angkut:
4. Pesawat militer:




Jenis-jenis mesin pesawat terbang
Pesawat bisa terbang karena ada gaya dorong dari mesin penggerak (Engine)
yang menyebabkan pesawat memiliki kecepatan, dan kecepatan inilah yang di
terima sayap pesawat berbentuk aerofoil sehingga pesawat dapat terangkat /
terbang. Pemilihan engine didasarkan pada besar kecilnya ukuran pesawat
terbang. Berikut jenis-jenis mesin penggerak pesawat terbang:
1. Turboprop Engine
   Pada   awal    perkembangan     engine,    umumnya     pesawat    komersial
   menggunakan sistem penggerak turbo propeller atau yang biasa disebut
   dengan turboprop. Jenis turbo prop memiliki system tidak jauh berbeda
   dengan turbo jet, akan tetapi energy ( thrust ) dihasilkan oleh putaran
   propeller sebesar 85 %, dimana putaran propeller ini digerakkan oleh
   turbin yang menerima expansi energy dari hasil pembakaran, sisanya 15 %
   menjadi exhaust jet thrust (hot gas)




   Turboprop engine lebih efisien dari pada turbojet, dirancang untuk terbang
   dengan kecepatan di bawah sekitar 800 km / h (500 mph). Contoh mesin
   turboprop yang populer antara lain mesin Roll-Royce Dart yang dipakai
   pada pesawat British Aerospace , Fokker 27 dll.


2. Turbojet Engine
   Pengembangan mesin penggerak pesawat (Engine) mengalami kemajuan
   sangat pesat dengan dikembangkannya mesin jenis turbojet,           di mana
   propeller yang berfungsi untuk menghisap udara dan menghasilkan gaya
   dorong digantikan dengan kompresor bertekanan tinggi yang tertutup
   casing, mesin menyatu dengan ruang bakar dan turbin engine. Dari gambar
   di bawah terlihat bagian-bagian dari mesin turbo jet, yang terdiri dari air
   inlet (saluran udara), sirip compressor rotor dan stator, saluran bahan bakar
(Fuel inlet), ruang pembakaran (combuster chamber), turbin dan saluran
   gas buang (exhaust). Tenaga gaya dorong ( Thrust ) 100 % di hasilkan
   oleh exhaust jet thrust.




   Mesin turbojet adalah mesin jet yang paling sederhana, biasanya dipakai
   untuk pesawat-pesawat berkecepatan tinggi. Contoh dari mesin ini adalah
   mesin Roll-Royce Olypus 593 yang digunakan untuk pesawat Concorde.
   Jenis lain adalah mesin Marine Olympus yang memiliki kekuatan 28.000
   hp (daya kuda atau setara dengan 21 MW) yang digunakan untuk
   menggerakkan kapal perang modern dengan bobot mati 20.000 ton dengan
   operasi berkecepatan tinggi.


3. Turbofan Engine
   Turbo Fan adalah jenis engine yang termodern sa’at ini yang
   menggabungkan tekhnologi Turbo Prop dan Turbo Jet. Mesin ini
   sebenarnya adalah sebuah mesin by-pass dimana sebagian dari udara
   dipadatkan dan disalurkan ke ruang pembakaran, sementara sisanya
   dengan kepadatan rendah disalurkan sekeliling bagian luar ruang
   pembakaran (by-pass). Sekaligus udara tersebut berfungsi untuk
   mendinginkan engine. Tenaga gaya dorong (Thrust) terbesar dihasilkan
   oleh FAN (baling-baling/blade paling depan yang berukuran panjang),
   menghasilkan thrust sebesar 80 % (secondary airflow), dan sisanya 20 %
   menjadi exhaust jet thrust (hot gas). Sepintas mesin turbo fan ini mirip
   turbo prop, namun baling-baling depan dari turbo fan memiliki ruang
   penutup (Casing/Fan case).
Mesin / engine yang menggunakan type ini contohnya adalah mesin
   RB211 yang digunakan pada pesawat Boeing B 747 dan GE CF6-80C2
   yang digunakan pada pesawat DC 10 serta P&W JT 9D SERIES . Mesin
   lain yang menggunakan jenis mesin turbofan adalah Roll-Royce Tay pada
   pesawat Fokker F-100 (yang dijuluki mesin fanjet), mesin Adour Mk871
   yang digunakan pada pesawat tempur type Hawk Mk 100/200 pesawat
   tempur Jaguar dan Mitshubishi F-1 yang digunakan AU Jepang.
   Kemudian mesin high by-pass turbofan ini diterapkan juga pada mesin
   CFM56-5C2 yang dipakai oleh pesawat AIRBUS A340 dan mesin
   CFM56-3 yang dipakai pada Boeing B-737 serie 300, 400 dan 500 yang
   merupakan produk bersama antara GE dengan SNECMA dari Perancis.
   Pada pesawat militer, mesin turbofan yang diterapkan antara lain pada
   mesin TF39-1C yang dipakai pada pesawat angkut raksasa C-5GALAXI,
   kemudian GE F110 yang dipakai pada F-16.


4. Ramjet Engine
   Ramjet merupakan suatu jenis mesin (engine) dimana apabila campuran
   bahan bakar dan udara yang dipercikkan api akan terjadi suatu ledakan,
   dan apabila ledakan tersebut terjadi secara kontinyu maka akan
   menghasilkan suatu dorongan (Thrust). Mesin Ramjet terbagi atas empat
   bagian, yaitu: saluran masuk (nosel divergen) bagian untuk aliran udara
   masuk, ruang campuran merupakan ruang campuran antara udara dan
   bahan bakar supaya bercampur secara sempurna, combustor merupakan
   ruang pembakaran yang dilengkapi dengan membran,yang mana berfungsi
untuk mencegah tekanan balik, saluran keluar (nosel konvergen) yang
   berfungsi untuk memfokuskan aliran thrust, menahan panas dan
   meningkatkan suhu pada combustor.




   Technology ram jet ini umumnya dikembangkan pada roket/pesawat ulang
   alik. Pesawat tanpa awak X-43A ini memanfaatkan mesin scramjet yang di
   masa mendatang akan dipakai juga pada pesawat ulang alik. Adapun
   keistimewaan dari x-434 ini adalah digunakannya mesin scramjet
   (supersonic combustible ramjet). Scramjet menggunakan teknologi baru
   yang membakar hidrogen bersama dengan oksigen yang diambil dari
   udara. Oksigen tersebut dihisap dan dipancarkan lagi dengan kecepatan
   sangat tinggi.


5. Turboshaft Engine
   Mesin Turboshaft sebenarnya adalah mesin turboprop tanpa baling-baling.
   Power    turbin-nya   dihubungkan    langsung      dengan   REDUCTION
   GEARBOX atau ke sebuah shaft (sumbu) sehingga tenaganya diukur
   dalam shaft horsepower (shp) atau kilowatt (kW).
Jenis mesin ini umumnya digunakan untuk menggerakkan helikopter ,
yakni menggerakan rotor utama maupun rotor ekor (tail rotor) selain itu
juga digunakan dalam sektor industri dan maritim termasuk untuk
pembangkit listrik, stasiun pompa gas dan minyak, hovercraft , dan kapal.
Contoh mesin ini adalah GEM/RR 1004 bertenaga 900 shp yang
diterapkan pada helikopter type Lynx dan mesin Gnome 1.660 shp (1.238
kW) pada helicopter Sea King. Sedangkan versi Industri lain adalah mesin
pembangkit listrik 25-30 MW Roll-Royce RB 211 dengan 35.000-40.000
shp.
D. Komponen pesawat
     Meskipun pesawat      terbang dirancang untuk berbagai        keperluan,
  kebanyakan mempunyai komponen utama yang sama satu dengan lainnya.
  Karakter utama dari sebuah pesawat terbang ditentukan oleh tujuan awal
  rancangannya. Kebanyakan struktur pesawat terdiri dari fuselage (badan
  pesawat), sayap, empennage (bagian belakang), roda pendaratan, dan mesin.




  1. Fuselage
            Yang dimaksud dengan Fuselage adalah kabin dan atau kokpit,
     yang berisi kursi untuk penumpangnya dan pengendali pesawat. Sebagai
     tambahan, fuselage juga bisa terdiri dari ruang kargo dan titik-titik
     penghubung bagi komponen utama pesawat yang lainnya.Beberapa
     pesawat menggunakan struktur open truss. Fuselage dengan tipe open
     truss terbentuk dari tabung baja atau aluminium. Kekuatan dan kepadatan
     didapat dari pengelasan tabung-tabung secara bersama yang membentuk
     bangun segitiga yang disebut trusses.
2. Warren Truss
          Konstruksi dari Warren truss membuat bentuk sarang dengan
   batang-batang longerons, juga batang diagonal dan vertikal. Untuk
   mengurangi berat maka pesawat kecil menggunakan tabung aluminium
   alloy yang di rivet atau di sekrup menjadi satu bagian dengan bagian yang
   berhadapan membentuk kerangka.
          Setelah teknologi berkembang, perancang pesawat mulai melapisi
   batang-batang truss untuk membuat pesawat lebih streamline, dan
   meningkatkan kinerja. Awalnya dengan menggunakan kain fabric, yang
   dapat membengkokkan logam yang ringan seperti aluminium. Dalam
   beberapa keadaan, kulit luar dapat mendukung semua atau sebagian dari
   beban yang ditanggung oleh pesawat. Sebagian besar pesawat modern
   menggunakan struktur kulit yang diketatkan (stressed) yang dikenal
   dengan nama konstruksi monocoque atau semi-monocoque.
          Rancangan    monocoque     menggunakan     kulit   (logam)   yang
   diketatkan untuk menanggung semua beban (load).Ini adalah struktur yang
   sangat kuat tapi tidak bisa mentoleransi kerusakan berupa goresan atau
   penyok (berubah/deformasi).Karakteristik ini dapat dijelaskan dengan
   menggunakan kaleng aluminium tipis minuman ringan.Kita dapat
   menekan kaleng tersebut dengan kuat tanpa merusak kaleng. Tapi kalau
   kaleng tersebut sudah penyok sedikit saja, maka akan lebih mudah untuk
   membengkokkannya.
a. Konstruksi Monocoque
      Konstruksi monocoque yang sebenarnya terdiri dari kulit, former
   (pembentuk) dan bulkhead (penahan).Former dan bulkhead memberi
   bentuk pada fuselage.Karena tidak ada kerangka maka kulit haruslah
   cukup kuat untuk menjaga kepadatan/kekuatan fuselage.Jadi, masalah
   yang cukup penting dalam konstruksi monocoque adalah menjaga
   konstruksi agar cukup kuat sementara berat juga harus diperhatikan
   agar tidak melebihi batasan.Karena batasan inilah maka struktur semi-
   monocoque digunakan di banyak pesawat masa kini.
      Sistem semi-monocoque menggunakan sub-struktur dimana kulit
   pesawat ditempelkan. Sub-struktur ini, yang terdiri dari bulkhead
   dan/atau former terbuat dari berbagai ukuran dan kerangka,
   memperkuat kulit pesawat dengan menyerap sebagian dari gaya beban
   dari fuselage. Bagian utama dari fuselage juga termasuk titik
   sambungan sayap dan sebuah firewall.
b. Konstruksi Semi-monocoque
           Pada pesawat bermesin tunggal, mesinnya biasanya disambungkan
       di depan fuselage. Ada pembatas tahan-api di antara bagian belakang
       mesin dengan kokpit atau kabin untuk melindungi penerbang dan
       penumpangnya dari api akibat kecelakaan. Pembatas inilah yang
       disebut dengan firewall dan biasanya dibuat dari material tahan panas
       seperti baja.
3. Sayap
           Sayap adalah airfoil yang disambungkan di masing-masing sisi
   fuselage dan merupakan permukaan yang mengangkat pesawat di udara.
   Terdapat berbagai macam rancangan sayap, ukuran dan bentuk yang
   digunakan oleh pabrik pesawat. Setiap rancangan sayap memenuhi
   kebutuhan dari kinerja yang diharapkan untuk rancangan pesawat tertentu.
   Bagaimana sayap dapat membuat gaya angkat (lift) akan diterangkan di
   bab terkait.
           Sayap dapat dipasang di posisi atas, tengah atau bawah dari
   fuselage. Rancangan ini disebut high-, mid- dan low-wing. Jumlah sayap
   juga berbeda-beda. Pesawat terbang dengan satu set sayap disebut
   monoplane, sedangkan pesawat terbang dengan dua set sayap disebut
   biplane.
Monoplane dan biplane
Banyak pesawat dengan sayap di atas (high-wing) mempunyai tiang
penahan di luar atau disebut dengan wing-strut yang menyerap beban
penerbangan dan pendaratan dari strut ke struktur fuselage. Karena
biasanya wing-strut ini tersambung di tengah sayap, tipe struktur sayap ini
disebut semi-cantilever. Beberapa high-wing dan sebagian besar low-
wing mempunyai rancangan full-cantilever yang dirancang untuk
menahan beban tanpa tambahan strut di luarnya.
Struktur utama dari bagian sayap adalah spar, rib dan stringer. Semua itu
kemudian diperkuat oleh truss, I-beam, tabung atau perangkat lain
termasuk kulit pesawat. Rib menentukan bentuk dan ketebalan dari sayap
(airfoil).Pada sebagian besar pesawat modern, tanki bahan bakar biasanya
adalah bagian dari struktur sayap atau tangki yang fleksibel yang dipasang
di dalam sayap.
Di sisi belakang atau trailing edge dari sayap, ada 2 tipe permukaan
pengendali (control surface) yang disebut aileron dan flap. Aileron
(kemudi guling) biasanya dimulai dari tengah-tengah sayap ke ujung luar
sayap (wingtip) dan bekerja dengan gerakan yang berlawanan untuk
membuat gaya aerodinamis yang membuat pesawat untuk berguling ke kiri
atau ke kanan. Sedangkan flap biasanya dari dekat fuselage ke arah luar
  sampai tengah-tengah sayap. Flap biasanya sama rata dengan permukaan
  sayap pada waktu pesawat sedang menjelajah. Pada waktu diturunkan, flap
  bergerak dengan arah yang sama ke bawah untuk menambah gaya angkat
  sayap pada waktu lepas landas dan mendarat.
4. Empennage
         Nama yang benar untuk bagian ekor dari pesawat adalah
  empennage. Empennage terdiri dari seluruh ekor pesawat, termasuk
  permukaan yang tetap/diam seperti vertical stabilizer dan horizontal
  stabilizer. Sedangkan permukaan yang bergerak termasuk rudder,
  elevator, dan satu atau lebih trim tab.




  Komponen Empennage
  Tipe kedua dari rancangan empennage tidak membutuhkan elevator. Tapi
  merupakan satu kesatuan dari horizontal stabilizer yang dapat berputar di
  pusat engselnya.
  Tipe ini disebut stabilator dan digerakkan dengan menggunakan batang
  kemudi, seperti halnya jika kita menggerakkan elevator. Sebagai contoh,
  jika kita menarik batang kemudi, maka stabilator akan berputar sehingga
  bagian belakang (trailing edge) akan terangkat. Hal ini menyebabkan
  beban aerodinamis di ekor dan menyebabkan hidung pesawat bergerak
  naik. Stabilator mempunyai anti-servo tab yang terpasang di trailing edge.
Anti-servo tab bergerak dengan gerakan yang sama dengan trailing edge
   dari stabilator. Anti-servo tab juga berfngsi sebagai trim tab untuk
   mengurangi beban tekanan pada kemudi dan membantu stabilator untuk
   tetap pada posisi yang diinginkan.




   Komponen Stabilator
   a. RUDDER
      Rudder tersambung di bagian belakang dari vertical stabilizer. Selama
      penerbangan, rudder digunakan untuk menggerakkan hidung pesawat
      ke kanan dan ke kiri.Rudder digunakan bersama dengan aileron untuk
      belok selama penerbangan. Sedangkan elevator yang terpasang di
      bagian belakang horizontal stabilizer digunakan untuk menggerakkan
      hidung pesawat naik dan turun selama penerbangan.
   b. Trim Tabs
      Trim tab berukuran kecil dan bagian yang dapat digerakkan dari
      trailing edge-nya kemudi. Trim tab yang dapat digerakkan dari kokpit
      mengurangi tekanan pada kemudi. Trim tab dapat terpasang pada
      aileron, rudder dan/atau elevator.


5. Landing Gear
          Landing gear/ roda pesawat adalah penopang utama pesawat pada
   waktu parkir, taxi (bergerak di darat), lepas landas atau pada waktu
   mendarat. Tipe paling umum dari landing gear terdiri dari roda, tapi
   pesawat terbang juga dapat dipasangi float (pelampung) untuk beroperasi
di atas air atau ski, untuk mendarat di salju. Landing gear terdiri dari 3
     roda, dua roda utama dan roda ketiga yang bisa berada di depan atau di
     belakang pesawat. Landing gear yang memakai roda dibelakang disebut
     conventional wheel. Pesawat terbang dengan conventional wheel juga
     kadang-kadang disebut dengan pesawat tailwheel. Jika roda ketiga
     bertempat di hidung pesawat, ini disebut nosewheel, dan rancangannya
     disebut tricycle gear. Nosewheel atau tailwheel yang dapat dikemudikan
     membuat pesawat dapat dikendalikan pada waktu beroperasi di darat.




Landing Gear


  6. Power Plant
            Power plant biasanya termasuk mesin dan baling-baling.Fungsi
     utama dari mesin adalah menyediakan tenaga untuk memutar baling-
     baling.Mesin juga menghasilkan tenaga listrik, sumber vakum untuk
     beberapa instrumen pesawat, dan di sebagian besar pesawat bermesin
     tunggal, menyediakan pemanas untuk penerbang dan penumpangnya.
     Mesin ditutup oleh cowling atau di beberapa pesawat dikelilingi oleh
     nacelle. Maksud dari cowling atau nacelle adalah untuk membuat
     streamline aliran udara yang mengalir di sekitar mesin dan membantu
     mendinginkan mesin dengan mengalirkan udara di sekitar silinder. Baling-
     baling, yang terpasang di depan mesin, mengubah putaran mesin menjadi
gaya yang bergerak ke depan yang disebut thrust yang membantu
      menggerakkan pesawat melewati udara.




Power Plant
E. Teori Fisika yang Berlaku
   1. Azas Bernoulli
             Azas Bernoulli membicarakan pengaruh kecepatan fluida di dalam
      fluida tersebut. Bahwa di dalam fluida yang mengalir dengan kecepatan
      lebih tinggi akan diperoleh tekanan yang lebih kecil.
             Bagian atas sayap melengkung, sehingga kecepatan udara di atas
      sayap (v1) lebih besar daripada kecepatan udara di bawah sayap (v2) hal ini
      menyebabkan tekanan udara dari atas sayap (P1) lebih kecil daripada
      tekanan udara dari bawah sayap (P2), sehingga gaya dari bawah (F2) lebih
      besar daripada gaya dari atas (F1) maka timbullah gaya angkat pesawat.


             Karena tekanan diatas lebih kecil daripada tekanan dibawah sayap
      maka akan timbul gaya dorong yang lebih besar dibawah sayap. Gaya
      angkat memenuhi:
             F = P.A
             F=(           )A       maka akan diperoleh:




             Sayap pesawat tipis, maka h1 = h2 sehingga tekanan pada pesawat:
                            =                = konstan

                       =

             Dengan:
             F : gaya angkat pesawat, satuannya N
             P1 : tekanan dari bawah pesawat, satuannya Pa
             P2 : tekanan dari atas pesawat, satuannya Pa
             v1 : kecepatan udara di bawah pesawat, satuannya m/s
             v2 : kecepatan udara di atas pesawat, satuannya m/s
             ρ : massa jenis udara, satuannya Kg/m3
             A : luas penampang, satuannya m2
Contoh :
1. Pada pesawat dengan luas sayap 18       kecepatan udara di bagian atas 50
   m/s dan kecepatan di bagian bawah 40 m/s, jika massa jenis udara 1,3
   kg/m3. Berapakah gaya angkat pesawatnya?


      Diketahui :
      A = 18
      v2 = 50 m/s
      v1 = 40 m/s
      ρ = 1,3 Kg/m3
      Ditanyakan :
      F = …. ?
      Penyelesaian:
      F = P.A
                      =

                 =

                 =

                 =        .A
                 = (585) (18)
               F = 10.530 N
           Jadi, gaya angkat pesawat adalah 10.530 N



2. Gaya Hambat
           Sebuah benda yang bergerak melalui gas atau cairan mengalami
   sebuah gaya yang arahnya berlawanan dengan gerakan benda tersebut.
   Kecepatan terminal dicapai saat gaya hambat sebanding dengan magnitud
   (magnitudo) tapi arahnya berlawanan dengan gaya yang mendorong
   benda. Di gambar ini tampak sebuah bola dalam aliran Stokes, pada
   bilangan Reynolds yang sangat rendah.
           Dalam dinamika fluida, gaya hambat (yang kadang-kadang disebut
   hambatan fluida atau seretan) adalah gaya yang menghambat pergerakan
sebuah benda padat melalui sebuah fluida ( cairan atau gas). Bentuk gaya
hambat yang paling umum tersusun dari sejumlah gaya gesek, yang
bertindak sejajar dengan permukaan benda, plus gaya tekanan, yang
bertindak dalam arah tegak lurus dengan permukaan benda. Bagi sebuah
benda padat yang bergerak melalui sebuah fluida, gaya hambat merupakan
komponen dari aerodinamika gaya resultan atau gaya dinamika fluida yang
bekerja dalam arahnya pergerakan. Komponen tegak lurus terhadap arah
pergerakan ini dianggap sebagai gaya angkat. Dengan begitu gaya hambat
berlawanan dengan arah pergerakan benda, dan dalam sebuah kendaraan
yang digerakkan mesin diatasi dengan gaya dorong.
        Dalam mekanika orbit, tergantung pada situasi, hambatan atmosfer
bisa dianggap sebagai ketidak efesiensian yang membutuhkan pengeluaran
energi tambahan dalam peluncuran objek angkasa luar.
        Tipe-tipe gaya hambat pada umumnya terbagi menjadi kategori
berikut ini:
    Gaya hambat parasit, terdiri dari
         seretan bentuk,
         gesekan permukaan,
         seretan interferensi,
    gaya hambat imbas, dan
    gaya hambat gelombang (aerodinamika) atau hambatan gelombang
    (hidrodinamika kapal).
        Frase gaya hambat parasit sering digunakan dalam aerodinmika,
gaya hambat sayap angkat pada umumnya lebih kecil dari gaya angkat.
Aliran fluida di sekeliling bagian benda yang curam pada umumnya
mendominasi, dan lalu menciptakan gaya hambat. Lebih jauh lagi, gaya
hambat imbas baru relevan ketika ada sayap atau badan angkat, dan
dengan begitu biasanya didiskusikan baik dalam perspektif aviasinya gaya
hambat, atau dalam desainnya semi-planing atau badan kapal. Gaya
hambat gelombang berlangsung saat sebuah benda padat bergerak melalui
sebuah fluida atau mendekati kecepatan suara dalam fluida itu — atau
dalam kasus dimana sebuah permukaan fluida yang bergerak bebas
bergelombang permukaan menyebar dari objek, misalnya saja dari sebuah
kapal.
         Untuk kecepatan yang tinggi — atau lebih tepatnya, pada bilangan
Reynolds yang tinggi — gaya hambat keseluruhannya sebuah benda
dikarakterisasikan oleh sebuah bilangan tak berdimensi yang disebut
koefisien hambatan. Mengumpamakan sebuah koefisien hambatan yang
lebih-atau-kurang konstan, seretan akan bervariasi sebagai kuadratnya
kecepatan. Dengan begitu, tenaga resultan yang dibutuhkan untuk
mengatasi gaya hambat ini akan bervariasi sebagai pangkat tiganya
kecepatan. Persamaan standar untuk gaya hambat adalah satu setengah
koefisiennya seretan dikali dengan massa jenis fluida, luas dari item
tertentu, dan kuadratnya kecepatan.
         Hambatan angin merupakan istilah orang awam yang digunakan
untuk mendeskripsikan gaya hambat. Penggunaannya seringkali tak jelas,
dan biasanya digunakan dalam sebuah makna perbandingan (sebagai
misal, kok bulu tangkis memiliki hambatan angin yang lebih tinggi dari
bola squash).
Gaya Hambat Pada Kecepatan Tinggi
         Persamaan gaya hambat menghitung gaya yang dialami sebuah
objek yang bergerak melalui sebuah fluida pada kecepatan yang relatif
besar (misalnya bilangan Reynold yang tinggi, Re > ~1000), yang juga
dijuluki seretan kuadrat. Persamaan tersebut merupakan penghormatan
kepada John William Strutt, 3rd Baron Rayleigh, yang awalnya
menggunakan L2 dalam tempatnya A (L adalah panjang). Gaya sebuah
objek yang bergerak melalui sebuah fluida adalah:



dimana
   = adalah gaya dari seretan,
  = adalah massa jenisnya fluida (Catatan untuk atmosfer Bumi, massa
jenis bisa diketahui dengan menggunakan rumus barometer. Massa
jenisnya sebesar 1.293 kg/m3 pada 0 °C dan 1 atmosfer.),
v = adalah laju objek dibandingkan dengan fluida,
A = adalah luas rujukan,
     = adalah koefisien hambatan (parameter tak berdimensi, misalnya 0,25
  sampai 0,45 untuk sebuah mobil),


         Luas rujukan A sering didefinisikan sebagai luas proyeksi ortografi
  (proyeksi siku-siku) dari objek - pada sebuah bidang yang tegak lurus
  terhadap arah gerakan - misalnya untuk objek-objek berbentuk sederhana
  seperti lingkaran, ini merupakan luas penampang lintang. Terkadang
  sebuah objek memiliki beberapa luas rujukan dimana sebuah koefisien
  hambatan yang sesuai dengan masing-masing luas rujukan harus
  ditentukan.
         Dalam kasus sebuah sayap, perbandingan gaya hambat terhadap
  gaya angkat sangat mudah saat luas rujukannya sama, sebab nisbah gaya
  hambat terhadap gaya angkat hanyalah nisbah gaya hambat terhadap
  koefisien gaya angkat. Dengan begitu, rujukan untuk sayap seringkali
  adalah luas planform, bukannya luas penampang depan.
         Untuk objek yang bepermukaan halus, dan titik pisah yang tidak
  tetap - seperti sebuah lingkaran atau silinder bundar - koefisien hambatan
  akan bervariasi dengan bilangan Reynolds Re, bahkan sampai pada nilai
  yang sangat tinggi Re dari tingkat besaran 107). Bagi sebuah objek bertitik
  pisah yang tetap dan terdefinisi dengan baik, seperti sebuah cakram lingkar
  berbidang normal terhadap arah aliran, koefisien hambatan adalah konstan
  untuk Re > 3,500. Pada umumnya, koefisien hambatan Cd merupakan
  sebuah fungsi orientasinya aliran berkenaan dengan objek (terlepas dari
  objek yang simetris seperti sebuah bola).


3. Hukum II Newton
         Hukum II Newton membicarakan hubungan antara gaya yang
  bekrja pada sebuah benda dengan percepatan yang ditimbulkan oleh gaya
  tersebut. Di bawah ini ditunjukkan beberapa percobaan untuk mengamati
  hubungan antara massa benda m, gaya F yang bekerja pada benda itu,
  serta percepatan yang dapat ditimbulkan.
a. Pengaruh gaya pada percepatan untuk massa konstan:
             a                      2a                    3a
  F                         2F                     3F
             m                       m                     m


      Dari gambar di atas di dapat besar gaya sebanding dengan percepatan :
      F~a
b. Pengaruh massa pada percepatan untuk gaya konstan:
             a                      ½a                    1/3a
  F                         F                      F
             m                       2m                    3m


      Dari gambar di atas di dapat besat gaya sebanding dengan massa : a ~
      1/m.


         Berdasarkan keadaan tersebut, Newton dapat mengemukakan
hukum II tentang gerak sebagai berikut:
         ―Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada
         sebuah benda berbanding lurus dengan besar gaya itu, dan
         berbanding terbalik dengan massa benda. Arah percepatan sama
         dengan gaya itu.‖


         Pernyataan di atas dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan :
         a=k
         k di atas merupakan ketetapan perbandingan yang dalam satuan SI
harganya = 1. Dengan demikian persamaan di atas dalam SI menjadi:
         a=          atau F = m a
         secara umum dapat ditulis dalam bentuk :


         Dengan :
         m = massa benda (kg)
         a = percepatan benda (m/s2)
         F = komponen gaya yang sejajar dengan bidang gerak benda
                 = jumlah gaya yg bekerja pada benda (kg m/s2 atau (Newton))
4. GLBB
          GLBB adalah gerak dengan lintasan yang berupa garis lurus dan
  kecepatannya setiap saat selalu berubah secara beraturan. Jadi, dalam
  GLBB ini benda mengalami percepatan tetap. Persamaan GLBB sebagai
  berikut:
                              a . t = vt – v0

          atau
          vt = v0 + a t
          dengan:
          v0 = kecepatan awal (m/s)
          vt = kecepatn akhir (m/s)
          a = percepatan (m/s2)
          t = waktu yg diperlukan (sekon)


          Untuk menentukan jarak tempuh benda juga dapat menggunkan
  persamaan berikut :
          S = v0 t + ½ a.t2
          Sedangkan bentuk lain dari persamaan awal adalah sebagai berikut:
          vt2 = v02 + 2.a.s
          s atau persamaan jarak tersebut merupakan fungsi kuadrat dalam
  waktu jika dalam GLBB.
          Dalam GLBB ini juga terdapat perlambatan. Dalam perlambatan,
  kecepatan akan semakin berkurang sampai suatu saat benda akan berhenti.
  Perlambatan di sini dimaksudkan sebagai percepatan yang bernilai negatif.
  Dengan demikian, persamaan-persamaan GLBB berlaku sekaligus untuk
  gerak      benda   yang      diperlambat      beraturan,   dengan   catatan   nilai
  perlamabatan a negatif.
Studi Kasus


Misalkan :
Sebuah pesawat dengan massa 34.000 kg akan melakukan take off di landasan
dengan kecepatan 10 m/s. Jika mesin pesawat melakukan gaya dorong sebesar
680.000 N dan luas kedua sayap pesawat adalah 21 m2, berapakah gaya angkat
yang diperlukan untuk bisa membuat pesawat terangkat dan pada detik ke berapa
pesawat mulai terangkat? ( = 1,3 kg/m3)


Jawab:
         Diketahui
         A = 21 m2              mpesawat = 37.000 kg
           = 1,3 kg/m3          v = 10 m/s
         Fdorong = 740.000 N
         Ditanya:
         Gaya angkat dan waktu yang diperlukan?
         Jawab:
         F = ma
         740.000 = 37.000 x a
         a = F/m
         a =
         a = 20 m/s2
         dengan massa sebesar 37.000 kg dan gaya dorong sebesar itu didapatkan
         percepatan sebesar 20 m/s2


         pada saat t = 1 sekon, dapat dicari :
Dapat diasumsikan                  pada bagian atas dan bawah pesawat
dengan perbandingan atas dan bawah,                   . Maka diperoleh:




Gaya angkat yang diperoleh sebesar 27.300 N dengan luas penampang
sayap seluas 21 m2.


Setelah itu kita bisa mencari jarak yang ditempuh oleh pesawat untuk lepas
landas:
Kita menghitung jarak dari detik pertama (t = 1 s)




Table studi kasus:
 t          v0           a         ½ a.t     ½ a.t2    v0 .t       vt
                               2
1s        10 m/s      20 m/s        10        10       10       20 m/s
2s        10 m/s      20 m/s2       20        40       20       30 m/s
3s        10 m/s      20 m/s2       30        90       30       40 m/s
4s        10 m/s      20 m/s2       40        160      40       50 m/s
5s        10 m/s      20 m/s2       50        250      50       60 m/s
6s        10 m/s      20 m/s2       60        360      60       70 m/s
7s        10 m/s      20 m/s2       70        490      70       80 m/s
8s         10 m/s        20 m/s2       80        640      80         90 m/s
       9s         10 m/s        20 m/s2       90        810      90         100 m/s


       Setelah kita mengetahui vt , dapat kita asumsikan vt sebagai vudara bagian
       atas maupun bawah sayap dengan perbandingan vatas : vbawah = 3 : 2,
       dengan demikian dapat kita cari gaya angkatnya sebagai berikut tabelnya:

  t    vatas (3 x vt)   vbawah (2 x vt)     (vatas2 –
                                                        ½ .A      Fangkat       s (m)
                                            vbawah2)
 1s       60 m/s            40 m/s         2000 m/s      13,65    27300 N        20
 2s       90 m/s            60 m/s         4500 m/s      13,65    61425 N        60
 3s      120 m/s            80 m/s         8000 m/s      13,65   109200 N       120
 4s      150 m/s           100 m/s        12500 m/s      13,65   170625 N       200
 5s      180 m/s           120 m/s        18000 m/s      13,65   245700 N       300
 6s      210 m/s           140 m/s        24500 m/s      13,65   334425 N       420
 7s      240 m/s           160 m/s        32000 m/s      13,65   436800 N       560
 8s      270 m/s           180 m/s        40500 m/s      13,65   552825 N       720
 9s      300 m/s           200 m/s        50000 m/s      13,65   682500 N       900

       Pada saat t = 7 dan seterusnya dapat disimpulkan bahwa F > W yang mana
W merupakan gaya berat,
       W = m .g
nilai W sendiri sama dengan 370000 joule, hasil dari perkalian massa pesawat
(37000 kg) dengan percepatan gravitasi (10 m/s2), ketika F > W maka pesawat
akan dapat terangkat. Dan juga dapat diketahui jarak lintasan yang ditempuh
pesawat sampai lepas landas.
Daftar Pustaka


http://baiuanggara.wordpress.com/2008/12/29/prinsip-hukum-
bernoulli/
Fatah, Zainal dkk. 2008. Fisika untuk SMA/MA 2B. Sagufindo
Kinarya: Jakarta.
Setyanto dkk. 2009. Fisika untuk SMA/MA 2A. Sagufindo Kinarya:
Jakarta.

Contenu connexe

Tendances

Laporan kapasitas udara paru paru
Laporan kapasitas udara paru paruLaporan kapasitas udara paru paru
Laporan kapasitas udara paru paruLaksmi_Perwira
 
Laporan praktikum gerak bandul sederhana
Laporan praktikum gerak bandul sederhanaLaporan praktikum gerak bandul sederhana
Laporan praktikum gerak bandul sederhanaDian Agatha
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okkMekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okkMarfizal Marfizal
 
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)NovaPriyanaLestari
 
Analisis momentum aliran fluida
Analisis momentum aliran fluidaAnalisis momentum aliran fluida
Analisis momentum aliran fluidaRock Sandy
 
MATERI Jaringan hewan KELAS XI SMA
MATERI Jaringan hewan KELAS XI SMAMATERI Jaringan hewan KELAS XI SMA
MATERI Jaringan hewan KELAS XI SMAZona Bebas
 
Viskositas, hukum stokes, hukum bernouli
Viskositas, hukum stokes, hukum bernouliViskositas, hukum stokes, hukum bernouli
Viskositas, hukum stokes, hukum bernouliBella Andreana
 
4. bagian bagian pesawat terbang
4. bagian bagian pesawat terbang4. bagian bagian pesawat terbang
4. bagian bagian pesawat terbangNur Wahid F R
 
Laporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum HookeLaporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum HookeYunan Malifah
 
Presentasi Konversi Energi dan Aplikasinya
Presentasi Konversi Energi dan AplikasinyaPresentasi Konversi Energi dan Aplikasinya
Presentasi Konversi Energi dan AplikasinyaIskandar Tambunan
 
Aircraft Electrical System Assembly
Aircraft Electrical System AssemblyAircraft Electrical System Assembly
Aircraft Electrical System AssemblylombkTBK
 
Sistem Bahan Bakar pada Motor Bakar
Sistem Bahan Bakar pada Motor BakarSistem Bahan Bakar pada Motor Bakar
Sistem Bahan Bakar pada Motor BakarRobiyatul Adawiyah
 

Tendances (20)

Laporan kapasitas udara paru paru
Laporan kapasitas udara paru paruLaporan kapasitas udara paru paru
Laporan kapasitas udara paru paru
 
laporan praktikum motor bakar
laporan praktikum motor bakarlaporan praktikum motor bakar
laporan praktikum motor bakar
 
Makalah pompa
Makalah pompaMakalah pompa
Makalah pompa
 
Elemen Mesin II - Rem
Elemen Mesin II - RemElemen Mesin II - Rem
Elemen Mesin II - Rem
 
Laporan praktikum gerak bandul sederhana
Laporan praktikum gerak bandul sederhanaLaporan praktikum gerak bandul sederhana
Laporan praktikum gerak bandul sederhana
 
Artikel Ilmiah Non Penelitian
Artikel Ilmiah Non PenelitianArtikel Ilmiah Non Penelitian
Artikel Ilmiah Non Penelitian
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okkMekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
 
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)
 
Analisis momentum aliran fluida
Analisis momentum aliran fluidaAnalisis momentum aliran fluida
Analisis momentum aliran fluida
 
MATERI Jaringan hewan KELAS XI SMA
MATERI Jaringan hewan KELAS XI SMAMATERI Jaringan hewan KELAS XI SMA
MATERI Jaringan hewan KELAS XI SMA
 
Fluida Statis (PPT)
Fluida Statis (PPT)Fluida Statis (PPT)
Fluida Statis (PPT)
 
Kompressor
Kompressor Kompressor
Kompressor
 
Viskositas, hukum stokes, hukum bernouli
Viskositas, hukum stokes, hukum bernouliViskositas, hukum stokes, hukum bernouli
Viskositas, hukum stokes, hukum bernouli
 
4. bagian bagian pesawat terbang
4. bagian bagian pesawat terbang4. bagian bagian pesawat terbang
4. bagian bagian pesawat terbang
 
Laporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum HookeLaporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum Hooke
 
Makalah kopling
Makalah koplingMakalah kopling
Makalah kopling
 
fluida dinamis kelas XI SMA
fluida dinamis kelas XI SMAfluida dinamis kelas XI SMA
fluida dinamis kelas XI SMA
 
Presentasi Konversi Energi dan Aplikasinya
Presentasi Konversi Energi dan AplikasinyaPresentasi Konversi Energi dan Aplikasinya
Presentasi Konversi Energi dan Aplikasinya
 
Aircraft Electrical System Assembly
Aircraft Electrical System AssemblyAircraft Electrical System Assembly
Aircraft Electrical System Assembly
 
Sistem Bahan Bakar pada Motor Bakar
Sistem Bahan Bakar pada Motor BakarSistem Bahan Bakar pada Motor Bakar
Sistem Bahan Bakar pada Motor Bakar
 

En vedette

PPT fisika pesawat
PPT fisika pesawatPPT fisika pesawat
PPT fisika pesawathaqiemisme
 
laporan pembuatan alat semprot asas bernoulli
laporan pembuatan alat semprot asas bernoullilaporan pembuatan alat semprot asas bernoulli
laporan pembuatan alat semprot asas bernoulliRizqi Umi Rahmawati
 
Lb penerapan hk. bernoulli
Lb penerapan hk. bernoulliLb penerapan hk. bernoulli
Lb penerapan hk. bernoulliAndi JRs
 
Program kreativitas mahasiswa teknologi (pkmt)
Program kreativitas mahasiswa teknologi (pkmt)Program kreativitas mahasiswa teknologi (pkmt)
Program kreativitas mahasiswa teknologi (pkmt)mujiatii
 
Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran+THB+LKS - Hukum archimedes
Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran+THB+LKS -  Hukum archimedesContoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran+THB+LKS -  Hukum archimedes
Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran+THB+LKS - Hukum archimedesWahyu Pratama
 
Penerapan hukum bernoulli pada tabung pitot
Penerapan hukum bernoulli pada tabung pitotPenerapan hukum bernoulli pada tabung pitot
Penerapan hukum bernoulli pada tabung pitotTri Wahyu Prabowo
 
8. sma kelas xi rpp kd 3.7;4.7 fluida dinamis (karlina 1308233)
8. sma kelas xi rpp kd 3.7;4.7 fluida dinamis (karlina 1308233)8. sma kelas xi rpp kd 3.7;4.7 fluida dinamis (karlina 1308233)
8. sma kelas xi rpp kd 3.7;4.7 fluida dinamis (karlina 1308233)eli priyatna laidan
 
Tekanan hidrostatis
Tekanan hidrostatisTekanan hidrostatis
Tekanan hidrostatisVero Nika
 
Modul un fisika SMA skl 2013 ocean
Modul un fisika SMA skl 2013 oceanModul un fisika SMA skl 2013 ocean
Modul un fisika SMA skl 2013 oceanZulfia Alfi Syahr
 
Kesetimbangan dinamika-rotasi-dan-titik-berat
Kesetimbangan dinamika-rotasi-dan-titik-beratKesetimbangan dinamika-rotasi-dan-titik-berat
Kesetimbangan dinamika-rotasi-dan-titik-beratdwika Dz
 

En vedette (14)

PPT fisika pesawat
PPT fisika pesawatPPT fisika pesawat
PPT fisika pesawat
 
laporan pembuatan alat semprot asas bernoulli
laporan pembuatan alat semprot asas bernoullilaporan pembuatan alat semprot asas bernoulli
laporan pembuatan alat semprot asas bernoulli
 
Lb penerapan hk. bernoulli
Lb penerapan hk. bernoulliLb penerapan hk. bernoulli
Lb penerapan hk. bernoulli
 
Pesawat kertas
Pesawat kertasPesawat kertas
Pesawat kertas
 
Program kreativitas mahasiswa teknologi (pkmt)
Program kreativitas mahasiswa teknologi (pkmt)Program kreativitas mahasiswa teknologi (pkmt)
Program kreativitas mahasiswa teknologi (pkmt)
 
Landing gear
Landing gearLanding gear
Landing gear
 
Makalah lapter
Makalah lapterMakalah lapter
Makalah lapter
 
Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran+THB+LKS - Hukum archimedes
Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran+THB+LKS -  Hukum archimedesContoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran+THB+LKS -  Hukum archimedes
Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran+THB+LKS - Hukum archimedes
 
Penerapan hukum bernoulli pada tabung pitot
Penerapan hukum bernoulli pada tabung pitotPenerapan hukum bernoulli pada tabung pitot
Penerapan hukum bernoulli pada tabung pitot
 
8. sma kelas xi rpp kd 3.7;4.7 fluida dinamis (karlina 1308233)
8. sma kelas xi rpp kd 3.7;4.7 fluida dinamis (karlina 1308233)8. sma kelas xi rpp kd 3.7;4.7 fluida dinamis (karlina 1308233)
8. sma kelas xi rpp kd 3.7;4.7 fluida dinamis (karlina 1308233)
 
Types of landing gear
Types of landing gearTypes of landing gear
Types of landing gear
 
Tekanan hidrostatis
Tekanan hidrostatisTekanan hidrostatis
Tekanan hidrostatis
 
Modul un fisika SMA skl 2013 ocean
Modul un fisika SMA skl 2013 oceanModul un fisika SMA skl 2013 ocean
Modul un fisika SMA skl 2013 ocean
 
Kesetimbangan dinamika-rotasi-dan-titik-berat
Kesetimbangan dinamika-rotasi-dan-titik-beratKesetimbangan dinamika-rotasi-dan-titik-berat
Kesetimbangan dinamika-rotasi-dan-titik-berat
 

Similaire à Makalah fisika pesawat

Forces in structures and machines
Forces in structures and machinesForces in structures and machines
Forces in structures and machinesLana Ika Indriani
 
Makalah mekanika fluida_animasi_streamli
Makalah mekanika fluida_animasi_streamliMakalah mekanika fluida_animasi_streamli
Makalah mekanika fluida_animasi_streamlinikmatus yusrilia
 
Aerodynamic
AerodynamicAerodynamic
AerodynamicEdwin P
 
Prinsip dasar penerbanagan
Prinsip dasar penerbanagan Prinsip dasar penerbanagan
Prinsip dasar penerbanagan Rezawan Pethuks
 
Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang
Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang
Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang Syafutri Asbintari
 
Assignment : Paper Aerodynamic Test
Assignment : Paper Aerodynamic TestAssignment : Paper Aerodynamic Test
Assignment : Paper Aerodynamic TestAushafNurIlham
 
2 karakteristik pesawat terbang
2 karakteristik pesawat terbang2 karakteristik pesawat terbang
2 karakteristik pesawat terbangBarryLabdul1
 
Rangkuman Materi UTS.pdf
Rangkuman Materi UTS.pdfRangkuman Materi UTS.pdf
Rangkuman Materi UTS.pdfDickyAndrian5
 
Tugas aircraft structure
Tugas aircraft structureTugas aircraft structure
Tugas aircraft structurenamakugilang
 
Menganalisis Gerakan Kenderaan di Udara
Menganalisis Gerakan Kenderaan di UdaraMenganalisis Gerakan Kenderaan di Udara
Menganalisis Gerakan Kenderaan di UdaraMohd Shukri Suib
 

Similaire à Makalah fisika pesawat (20)

Aerodinamika
AerodinamikaAerodinamika
Aerodinamika
 
Forces in structures and machines
Forces in structures and machinesForces in structures and machines
Forces in structures and machines
 
Makalah mekanika fluida_animasi_streamli
Makalah mekanika fluida_animasi_streamliMakalah mekanika fluida_animasi_streamli
Makalah mekanika fluida_animasi_streamli
 
Modul aerodynamics Raka
Modul aerodynamics RakaModul aerodynamics Raka
Modul aerodynamics Raka
 
Aerodynamic
AerodynamicAerodynamic
Aerodynamic
 
Prinsip dasar penerbanagan
Prinsip dasar penerbanagan Prinsip dasar penerbanagan
Prinsip dasar penerbanagan
 
Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang
Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang
Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang
 
Group3 aero 100%
Group3 aero 100%Group3 aero 100%
Group3 aero 100%
 
Ilmu kealaman dasar
Ilmu kealaman dasarIlmu kealaman dasar
Ilmu kealaman dasar
 
Assignment : Paper Aerodynamic Test
Assignment : Paper Aerodynamic TestAssignment : Paper Aerodynamic Test
Assignment : Paper Aerodynamic Test
 
Aplikasi Hukum Bernouli
Aplikasi Hukum BernouliAplikasi Hukum Bernouli
Aplikasi Hukum Bernouli
 
Lapangan terbang 1
Lapangan terbang 1Lapangan terbang 1
Lapangan terbang 1
 
2 karakteristik pesawat terbang
2 karakteristik pesawat terbang2 karakteristik pesawat terbang
2 karakteristik pesawat terbang
 
Mesin turbo jet
Mesin turbo jetMesin turbo jet
Mesin turbo jet
 
Rangkuman Materi UTS.pdf
Rangkuman Materi UTS.pdfRangkuman Materi UTS.pdf
Rangkuman Materi UTS.pdf
 
Mesin Roket dan Propulsi
Mesin Roket dan PropulsiMesin Roket dan Propulsi
Mesin Roket dan Propulsi
 
Tugas aircraft structure
Tugas aircraft structureTugas aircraft structure
Tugas aircraft structure
 
Tugas pokok.ppt
Tugas pokok.pptTugas pokok.ppt
Tugas pokok.ppt
 
=Kbs bandar udara
=Kbs bandar udara=Kbs bandar udara
=Kbs bandar udara
 
Menganalisis Gerakan Kenderaan di Udara
Menganalisis Gerakan Kenderaan di UdaraMenganalisis Gerakan Kenderaan di Udara
Menganalisis Gerakan Kenderaan di Udara
 

Plus de haqiemisme

TUGAS KRITISI JURNAL PPT.pptx
TUGAS KRITISI JURNAL PPT.pptxTUGAS KRITISI JURNAL PPT.pptx
TUGAS KRITISI JURNAL PPT.pptxhaqiemisme
 
Persiapan dan Kebutuhan Perakitan Komputer
Persiapan dan Kebutuhan Perakitan KomputerPersiapan dan Kebutuhan Perakitan Komputer
Persiapan dan Kebutuhan Perakitan Komputerhaqiemisme
 
Relasi dan fungsi - matematika diskrit
Relasi dan fungsi - matematika diskritRelasi dan fungsi - matematika diskrit
Relasi dan fungsi - matematika diskrithaqiemisme
 
Program membalik kata
Program membalik kataProgram membalik kata
Program membalik katahaqiemisme
 
Mempengaruhi karakteristik afektif siswa
Mempengaruhi karakteristik afektif siswaMempengaruhi karakteristik afektif siswa
Mempengaruhi karakteristik afektif siswahaqiemisme
 
Remaja dan masalahnya
Remaja dan masalahnyaRemaja dan masalahnya
Remaja dan masalahnyahaqiemisme
 
Isi makalah k3 komputer
Isi makalah k3 komputerIsi makalah k3 komputer
Isi makalah k3 komputerhaqiemisme
 
remaja dan masalahnya
remaja dan masalahnyaremaja dan masalahnya
remaja dan masalahnyahaqiemisme
 

Plus de haqiemisme (10)

TUGAS KRITISI JURNAL PPT.pptx
TUGAS KRITISI JURNAL PPT.pptxTUGAS KRITISI JURNAL PPT.pptx
TUGAS KRITISI JURNAL PPT.pptx
 
Persiapan dan Kebutuhan Perakitan Komputer
Persiapan dan Kebutuhan Perakitan KomputerPersiapan dan Kebutuhan Perakitan Komputer
Persiapan dan Kebutuhan Perakitan Komputer
 
Relasi dan fungsi - matematika diskrit
Relasi dan fungsi - matematika diskritRelasi dan fungsi - matematika diskrit
Relasi dan fungsi - matematika diskrit
 
Cache memory
Cache memoryCache memory
Cache memory
 
RISC dan CISC
RISC dan CISCRISC dan CISC
RISC dan CISC
 
Program membalik kata
Program membalik kataProgram membalik kata
Program membalik kata
 
Mempengaruhi karakteristik afektif siswa
Mempengaruhi karakteristik afektif siswaMempengaruhi karakteristik afektif siswa
Mempengaruhi karakteristik afektif siswa
 
Remaja dan masalahnya
Remaja dan masalahnyaRemaja dan masalahnya
Remaja dan masalahnya
 
Isi makalah k3 komputer
Isi makalah k3 komputerIsi makalah k3 komputer
Isi makalah k3 komputer
 
remaja dan masalahnya
remaja dan masalahnyaremaja dan masalahnya
remaja dan masalahnya
 

Dernier

Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdfAfriYani29
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Dernier (20)

Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Makalah fisika pesawat

  • 1. LAPORAN PROJECT FISIKA TEKNIK TEMA : PESAWAT Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Teknik Yang di bina oleh Bapak Sujito, S.T., M.T. Oleh: 1. Ahmad Khakim (110533406962) 2. Qoimatul Adilah (110533406982) 3. Aulia Rahmah (110533406967) ―The Learning University‖ PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2011
  • 2. A. Pengertian Pesawat Pesawat atau Pesawat Udara adalah setiap alat yang dapat terbang diatmosfer karena daya angkat reaksi udara. Sedangkan Pesawat terbang adalah pesawat udara yang lebih berat dari udara bersayap tetap dan dapat terbang dengan tenaganya sendiri. Menurut definisi FAA (Badan Penerbangan Amerika Serikat) di FAR (Federal Aviation Regulation) saat ini yang juga diadopsi oleh Indonesian CASR (Civil Aviation Safety Regulation), Definisi aircraft adalah sebuah perangkat yang digunakan atau dimaksudkan untuk digunakan dalam penerbangan. Kategori aircraft untuk sertifikasi penerbangnya dalam hal ini adalah airplane, rotorcraft, lighter-than-air, powered lift, dan glider. Part 1 tersebut juga mendefinisikan airplane/ pesawat terbang sebagai: digerakkan mesin, sayap tetap yang lebih berat dari udara, dalam penerbangannya ditahan oleh reaksi dinamis dari udara yang berlawanan arah dengan sayapnya.
  • 3. B. Prinsip Kerja Pesawat Prinsip dasar dari cara pesawat terbang untuk mengudara sama untuk semua pesawat, baik pesawat capung maupun pesawat super jumbo seperti Airbus A380, yang mempengaruhi pesawat untuk terbang adalah gaya - gaya aerodinamis yang mengenainya yaitu, gaya angkat (lift), gaya hambat (drag), gaya berat (grafitasi), dan gaya dorong (trust). Thrust, adalah gaya dorong, yang dihasilkan oleh mesin (powerplant)/baling-baling. Gaya ini kebalikan dari gaya tahan (drag). Sebagai aturan umum, thrust beraksi paralel dengan sumbu longitudinal. Tapi sebenarnya hal ini tidak selalu terjadi, seperti yang akan dijelaskan kemudian. Drag, adalah gaya ke belakang, menarik mundur, dan disebabkan oleh gangguan aliran udara oleh sayap, fuselage, dan objek-objek lain. Drag kebalikan dari thrust, dan beraksi kebelakang paralel dengan arah angin relatif (relative wind). Weight, gaya berat adalah kombinasi berat dari muatan pesawat itu sendiri, awak pesawat, bahan bakar, dan kargo atau bagasi. Weight menarik pesawat ke bawah karena gaya gravitasi. Weight melawan lift (gaya angkat) dan beraksi secara vertikal ke bawah melalui center of gravity dari pesawat. Lift, (gaya angkat) melawan gaya dari weight, dan dihasilkan oleh efek dinamis dari udara yang beraksi di sayap, dan beraksi tegak lurus pada arah penerbangan melalui center of lift dari sayap.
  • 4. Gaya dorong pesawat kedepan didapat dari baling-baling yang berputar pada ujung pesawat (lihat gambar). Sedangkan gaya hambat merupakan pergesekan pesawat udara dengan angin. Karena pesawat udara mempunyai massa, maka gaya grafitasi akan membawa pesawat kebawah, untuk itulah gaya angkat diperlukan. Gaya angkat dihasilkan dari sayap pesawat udara. Sayap pesawat udara ini yang memegang peranan kunci untuk mengkat badan pesawat. Penampang sayap ini biasanya disebut "aerofoil" Selama penerbangan udara mengalir ke atas dan bawah sayap. Udara yang megalir diatas sayap lebih cepat dari udara yang mengalir dibawah sayap, sehingga tekanan udara diatas pesawat lebih rendah. Disaat yang bersamaan udara dibawah sayap dibelokan kebawah, sehingga terjadi gaya angkat (udara yang terdorong kebawah akan mendorong sayap keatas- gaya aksi reaksi). Gaya dorong terhadap sayap dan tekanan udara yang rendah diatas sayap inilah yang di butuhkan untuk pesawat terbang di udara. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan pesawat dapat terbang, diantaranya : 1. Sayap Sebuah pesawat memerlukan gaya angkat atau lift yang di butuhkan untuk terbang. Lift dihasilkan oleh permukaan suatu sayap (wing) yang berbentuk airfoil.
  • 5. Bentuk penampang airfoil pada suatu sayap pesawat terbang: Gaya angkat terjadi karena adanya aliran udara yang melewati bagian atas dan bagian bawah di sekitar airfoil. Pada saat terbang, aliran udara yang melewati bagian atas airfoil akan memiliki kecepatan yang lebih besar daripada kecepatan aliran udara yang melewati bagian bawah dari airfoil. Maka, pada permukaan bawah airfoil akan memiliki tekanan yang lebih besar daripada permukaan di atas. Perbedaan tekanan pada bagian atas dan bawah inilah yang menyebabkan terjadinya gaya angkat atau lift pada sayap pesawat. Oleh karena tekanan berpindah dari daerah yang bertekanan besar menuju ke daerah yang bertekanan kecil, maka tekanan pada bagian bawah airfoil akan bergerak menuju bagian atas airfoil sehingga tercipta gaya angkat pada sayap pesawat. Gaya angkat inilah yang membuat pesawat dapat terbang dan melayang bebas di udara.
  • 6. 2. Powerplant (Tenaga Penggerak) Untuk bergerak ke depan (baik di darat maupun di udara), pesawat memerlukan daya dorong yang di hasilkan oleh tenaga penggerak atau yang biasa di sebut dengan mesin (engine). Daya dorong yang nantinya di hasilkan oleh engine ini biasa di sebut dengan thrust. Terdapat beberapa jenis engine dari pesawat, diantaranya : a. Piston Engine b. Turbojet Engine c. Turboporop Engine d. Turbofan Engine e. Turboshaft Engine
  • 7. C. Jenis-jenis Ada beberapa jenis pesawat, diantaranya:  Jenis Pesawat Berdasarkan Desain 1. Balon udara: 2. Kapal udara: 3. Pesawat Bersayap Tetap a. Pesawat bersayap satu/tunggal:
  • 8. c. Pesawat bersayap delta: d. Pesawat bersayap lipat:
  • 9. e. Pesawat bersayap terbang/flying wing: f. Pesawat bersayap dua:
  • 10. g. Pesawat bersayap tiga: 4. Pesawat sayap berputar a. Helikopter:
  • 11. b. Autogiro:  Berdasarkan propulsi 1. Pesawat terbang layang (Glider):
  • 12. 2. Pesawat bermesin piston: 3. Pesawat bermesin turbo propeler:
  • 13. 4. Pesawat bermesin turbojet: 5. Pesawat bermesin turbofan:
  • 14. 6. Pesawat bermesin ramjet:  Berdasarkan penggunaan 1. Pesawat eksperimental:
  • 15. 2. Pesawat penumpang sipil: 3. Pesawat angkut:
  • 16. 4. Pesawat militer: Jenis-jenis mesin pesawat terbang Pesawat bisa terbang karena ada gaya dorong dari mesin penggerak (Engine) yang menyebabkan pesawat memiliki kecepatan, dan kecepatan inilah yang di terima sayap pesawat berbentuk aerofoil sehingga pesawat dapat terangkat / terbang. Pemilihan engine didasarkan pada besar kecilnya ukuran pesawat terbang. Berikut jenis-jenis mesin penggerak pesawat terbang:
  • 17. 1. Turboprop Engine Pada awal perkembangan engine, umumnya pesawat komersial menggunakan sistem penggerak turbo propeller atau yang biasa disebut dengan turboprop. Jenis turbo prop memiliki system tidak jauh berbeda dengan turbo jet, akan tetapi energy ( thrust ) dihasilkan oleh putaran propeller sebesar 85 %, dimana putaran propeller ini digerakkan oleh turbin yang menerima expansi energy dari hasil pembakaran, sisanya 15 % menjadi exhaust jet thrust (hot gas) Turboprop engine lebih efisien dari pada turbojet, dirancang untuk terbang dengan kecepatan di bawah sekitar 800 km / h (500 mph). Contoh mesin turboprop yang populer antara lain mesin Roll-Royce Dart yang dipakai pada pesawat British Aerospace , Fokker 27 dll. 2. Turbojet Engine Pengembangan mesin penggerak pesawat (Engine) mengalami kemajuan sangat pesat dengan dikembangkannya mesin jenis turbojet, di mana propeller yang berfungsi untuk menghisap udara dan menghasilkan gaya dorong digantikan dengan kompresor bertekanan tinggi yang tertutup casing, mesin menyatu dengan ruang bakar dan turbin engine. Dari gambar di bawah terlihat bagian-bagian dari mesin turbo jet, yang terdiri dari air inlet (saluran udara), sirip compressor rotor dan stator, saluran bahan bakar
  • 18. (Fuel inlet), ruang pembakaran (combuster chamber), turbin dan saluran gas buang (exhaust). Tenaga gaya dorong ( Thrust ) 100 % di hasilkan oleh exhaust jet thrust. Mesin turbojet adalah mesin jet yang paling sederhana, biasanya dipakai untuk pesawat-pesawat berkecepatan tinggi. Contoh dari mesin ini adalah mesin Roll-Royce Olypus 593 yang digunakan untuk pesawat Concorde. Jenis lain adalah mesin Marine Olympus yang memiliki kekuatan 28.000 hp (daya kuda atau setara dengan 21 MW) yang digunakan untuk menggerakkan kapal perang modern dengan bobot mati 20.000 ton dengan operasi berkecepatan tinggi. 3. Turbofan Engine Turbo Fan adalah jenis engine yang termodern sa’at ini yang menggabungkan tekhnologi Turbo Prop dan Turbo Jet. Mesin ini sebenarnya adalah sebuah mesin by-pass dimana sebagian dari udara dipadatkan dan disalurkan ke ruang pembakaran, sementara sisanya dengan kepadatan rendah disalurkan sekeliling bagian luar ruang pembakaran (by-pass). Sekaligus udara tersebut berfungsi untuk mendinginkan engine. Tenaga gaya dorong (Thrust) terbesar dihasilkan oleh FAN (baling-baling/blade paling depan yang berukuran panjang), menghasilkan thrust sebesar 80 % (secondary airflow), dan sisanya 20 % menjadi exhaust jet thrust (hot gas). Sepintas mesin turbo fan ini mirip turbo prop, namun baling-baling depan dari turbo fan memiliki ruang penutup (Casing/Fan case).
  • 19. Mesin / engine yang menggunakan type ini contohnya adalah mesin RB211 yang digunakan pada pesawat Boeing B 747 dan GE CF6-80C2 yang digunakan pada pesawat DC 10 serta P&W JT 9D SERIES . Mesin lain yang menggunakan jenis mesin turbofan adalah Roll-Royce Tay pada pesawat Fokker F-100 (yang dijuluki mesin fanjet), mesin Adour Mk871 yang digunakan pada pesawat tempur type Hawk Mk 100/200 pesawat tempur Jaguar dan Mitshubishi F-1 yang digunakan AU Jepang. Kemudian mesin high by-pass turbofan ini diterapkan juga pada mesin CFM56-5C2 yang dipakai oleh pesawat AIRBUS A340 dan mesin CFM56-3 yang dipakai pada Boeing B-737 serie 300, 400 dan 500 yang merupakan produk bersama antara GE dengan SNECMA dari Perancis. Pada pesawat militer, mesin turbofan yang diterapkan antara lain pada mesin TF39-1C yang dipakai pada pesawat angkut raksasa C-5GALAXI, kemudian GE F110 yang dipakai pada F-16. 4. Ramjet Engine Ramjet merupakan suatu jenis mesin (engine) dimana apabila campuran bahan bakar dan udara yang dipercikkan api akan terjadi suatu ledakan, dan apabila ledakan tersebut terjadi secara kontinyu maka akan menghasilkan suatu dorongan (Thrust). Mesin Ramjet terbagi atas empat bagian, yaitu: saluran masuk (nosel divergen) bagian untuk aliran udara masuk, ruang campuran merupakan ruang campuran antara udara dan bahan bakar supaya bercampur secara sempurna, combustor merupakan ruang pembakaran yang dilengkapi dengan membran,yang mana berfungsi
  • 20. untuk mencegah tekanan balik, saluran keluar (nosel konvergen) yang berfungsi untuk memfokuskan aliran thrust, menahan panas dan meningkatkan suhu pada combustor. Technology ram jet ini umumnya dikembangkan pada roket/pesawat ulang alik. Pesawat tanpa awak X-43A ini memanfaatkan mesin scramjet yang di masa mendatang akan dipakai juga pada pesawat ulang alik. Adapun keistimewaan dari x-434 ini adalah digunakannya mesin scramjet (supersonic combustible ramjet). Scramjet menggunakan teknologi baru yang membakar hidrogen bersama dengan oksigen yang diambil dari udara. Oksigen tersebut dihisap dan dipancarkan lagi dengan kecepatan sangat tinggi. 5. Turboshaft Engine Mesin Turboshaft sebenarnya adalah mesin turboprop tanpa baling-baling. Power turbin-nya dihubungkan langsung dengan REDUCTION GEARBOX atau ke sebuah shaft (sumbu) sehingga tenaganya diukur dalam shaft horsepower (shp) atau kilowatt (kW).
  • 21. Jenis mesin ini umumnya digunakan untuk menggerakkan helikopter , yakni menggerakan rotor utama maupun rotor ekor (tail rotor) selain itu juga digunakan dalam sektor industri dan maritim termasuk untuk pembangkit listrik, stasiun pompa gas dan minyak, hovercraft , dan kapal. Contoh mesin ini adalah GEM/RR 1004 bertenaga 900 shp yang diterapkan pada helikopter type Lynx dan mesin Gnome 1.660 shp (1.238 kW) pada helicopter Sea King. Sedangkan versi Industri lain adalah mesin pembangkit listrik 25-30 MW Roll-Royce RB 211 dengan 35.000-40.000 shp.
  • 22. D. Komponen pesawat Meskipun pesawat terbang dirancang untuk berbagai keperluan, kebanyakan mempunyai komponen utama yang sama satu dengan lainnya. Karakter utama dari sebuah pesawat terbang ditentukan oleh tujuan awal rancangannya. Kebanyakan struktur pesawat terdiri dari fuselage (badan pesawat), sayap, empennage (bagian belakang), roda pendaratan, dan mesin. 1. Fuselage Yang dimaksud dengan Fuselage adalah kabin dan atau kokpit, yang berisi kursi untuk penumpangnya dan pengendali pesawat. Sebagai tambahan, fuselage juga bisa terdiri dari ruang kargo dan titik-titik penghubung bagi komponen utama pesawat yang lainnya.Beberapa pesawat menggunakan struktur open truss. Fuselage dengan tipe open truss terbentuk dari tabung baja atau aluminium. Kekuatan dan kepadatan didapat dari pengelasan tabung-tabung secara bersama yang membentuk bangun segitiga yang disebut trusses.
  • 23. 2. Warren Truss Konstruksi dari Warren truss membuat bentuk sarang dengan batang-batang longerons, juga batang diagonal dan vertikal. Untuk mengurangi berat maka pesawat kecil menggunakan tabung aluminium alloy yang di rivet atau di sekrup menjadi satu bagian dengan bagian yang berhadapan membentuk kerangka. Setelah teknologi berkembang, perancang pesawat mulai melapisi batang-batang truss untuk membuat pesawat lebih streamline, dan meningkatkan kinerja. Awalnya dengan menggunakan kain fabric, yang dapat membengkokkan logam yang ringan seperti aluminium. Dalam beberapa keadaan, kulit luar dapat mendukung semua atau sebagian dari beban yang ditanggung oleh pesawat. Sebagian besar pesawat modern menggunakan struktur kulit yang diketatkan (stressed) yang dikenal dengan nama konstruksi monocoque atau semi-monocoque. Rancangan monocoque menggunakan kulit (logam) yang diketatkan untuk menanggung semua beban (load).Ini adalah struktur yang sangat kuat tapi tidak bisa mentoleransi kerusakan berupa goresan atau penyok (berubah/deformasi).Karakteristik ini dapat dijelaskan dengan menggunakan kaleng aluminium tipis minuman ringan.Kita dapat menekan kaleng tersebut dengan kuat tanpa merusak kaleng. Tapi kalau kaleng tersebut sudah penyok sedikit saja, maka akan lebih mudah untuk membengkokkannya.
  • 24. a. Konstruksi Monocoque Konstruksi monocoque yang sebenarnya terdiri dari kulit, former (pembentuk) dan bulkhead (penahan).Former dan bulkhead memberi bentuk pada fuselage.Karena tidak ada kerangka maka kulit haruslah cukup kuat untuk menjaga kepadatan/kekuatan fuselage.Jadi, masalah yang cukup penting dalam konstruksi monocoque adalah menjaga konstruksi agar cukup kuat sementara berat juga harus diperhatikan agar tidak melebihi batasan.Karena batasan inilah maka struktur semi- monocoque digunakan di banyak pesawat masa kini. Sistem semi-monocoque menggunakan sub-struktur dimana kulit pesawat ditempelkan. Sub-struktur ini, yang terdiri dari bulkhead dan/atau former terbuat dari berbagai ukuran dan kerangka, memperkuat kulit pesawat dengan menyerap sebagian dari gaya beban dari fuselage. Bagian utama dari fuselage juga termasuk titik sambungan sayap dan sebuah firewall.
  • 25. b. Konstruksi Semi-monocoque Pada pesawat bermesin tunggal, mesinnya biasanya disambungkan di depan fuselage. Ada pembatas tahan-api di antara bagian belakang mesin dengan kokpit atau kabin untuk melindungi penerbang dan penumpangnya dari api akibat kecelakaan. Pembatas inilah yang disebut dengan firewall dan biasanya dibuat dari material tahan panas seperti baja. 3. Sayap Sayap adalah airfoil yang disambungkan di masing-masing sisi fuselage dan merupakan permukaan yang mengangkat pesawat di udara. Terdapat berbagai macam rancangan sayap, ukuran dan bentuk yang digunakan oleh pabrik pesawat. Setiap rancangan sayap memenuhi kebutuhan dari kinerja yang diharapkan untuk rancangan pesawat tertentu. Bagaimana sayap dapat membuat gaya angkat (lift) akan diterangkan di bab terkait. Sayap dapat dipasang di posisi atas, tengah atau bawah dari fuselage. Rancangan ini disebut high-, mid- dan low-wing. Jumlah sayap juga berbeda-beda. Pesawat terbang dengan satu set sayap disebut monoplane, sedangkan pesawat terbang dengan dua set sayap disebut biplane.
  • 26. Monoplane dan biplane Banyak pesawat dengan sayap di atas (high-wing) mempunyai tiang penahan di luar atau disebut dengan wing-strut yang menyerap beban penerbangan dan pendaratan dari strut ke struktur fuselage. Karena biasanya wing-strut ini tersambung di tengah sayap, tipe struktur sayap ini disebut semi-cantilever. Beberapa high-wing dan sebagian besar low- wing mempunyai rancangan full-cantilever yang dirancang untuk menahan beban tanpa tambahan strut di luarnya. Struktur utama dari bagian sayap adalah spar, rib dan stringer. Semua itu kemudian diperkuat oleh truss, I-beam, tabung atau perangkat lain termasuk kulit pesawat. Rib menentukan bentuk dan ketebalan dari sayap (airfoil).Pada sebagian besar pesawat modern, tanki bahan bakar biasanya adalah bagian dari struktur sayap atau tangki yang fleksibel yang dipasang di dalam sayap. Di sisi belakang atau trailing edge dari sayap, ada 2 tipe permukaan pengendali (control surface) yang disebut aileron dan flap. Aileron (kemudi guling) biasanya dimulai dari tengah-tengah sayap ke ujung luar sayap (wingtip) dan bekerja dengan gerakan yang berlawanan untuk membuat gaya aerodinamis yang membuat pesawat untuk berguling ke kiri
  • 27. atau ke kanan. Sedangkan flap biasanya dari dekat fuselage ke arah luar sampai tengah-tengah sayap. Flap biasanya sama rata dengan permukaan sayap pada waktu pesawat sedang menjelajah. Pada waktu diturunkan, flap bergerak dengan arah yang sama ke bawah untuk menambah gaya angkat sayap pada waktu lepas landas dan mendarat. 4. Empennage Nama yang benar untuk bagian ekor dari pesawat adalah empennage. Empennage terdiri dari seluruh ekor pesawat, termasuk permukaan yang tetap/diam seperti vertical stabilizer dan horizontal stabilizer. Sedangkan permukaan yang bergerak termasuk rudder, elevator, dan satu atau lebih trim tab. Komponen Empennage Tipe kedua dari rancangan empennage tidak membutuhkan elevator. Tapi merupakan satu kesatuan dari horizontal stabilizer yang dapat berputar di pusat engselnya. Tipe ini disebut stabilator dan digerakkan dengan menggunakan batang kemudi, seperti halnya jika kita menggerakkan elevator. Sebagai contoh, jika kita menarik batang kemudi, maka stabilator akan berputar sehingga bagian belakang (trailing edge) akan terangkat. Hal ini menyebabkan beban aerodinamis di ekor dan menyebabkan hidung pesawat bergerak naik. Stabilator mempunyai anti-servo tab yang terpasang di trailing edge.
  • 28. Anti-servo tab bergerak dengan gerakan yang sama dengan trailing edge dari stabilator. Anti-servo tab juga berfngsi sebagai trim tab untuk mengurangi beban tekanan pada kemudi dan membantu stabilator untuk tetap pada posisi yang diinginkan. Komponen Stabilator a. RUDDER Rudder tersambung di bagian belakang dari vertical stabilizer. Selama penerbangan, rudder digunakan untuk menggerakkan hidung pesawat ke kanan dan ke kiri.Rudder digunakan bersama dengan aileron untuk belok selama penerbangan. Sedangkan elevator yang terpasang di bagian belakang horizontal stabilizer digunakan untuk menggerakkan hidung pesawat naik dan turun selama penerbangan. b. Trim Tabs Trim tab berukuran kecil dan bagian yang dapat digerakkan dari trailing edge-nya kemudi. Trim tab yang dapat digerakkan dari kokpit mengurangi tekanan pada kemudi. Trim tab dapat terpasang pada aileron, rudder dan/atau elevator. 5. Landing Gear Landing gear/ roda pesawat adalah penopang utama pesawat pada waktu parkir, taxi (bergerak di darat), lepas landas atau pada waktu mendarat. Tipe paling umum dari landing gear terdiri dari roda, tapi pesawat terbang juga dapat dipasangi float (pelampung) untuk beroperasi
  • 29. di atas air atau ski, untuk mendarat di salju. Landing gear terdiri dari 3 roda, dua roda utama dan roda ketiga yang bisa berada di depan atau di belakang pesawat. Landing gear yang memakai roda dibelakang disebut conventional wheel. Pesawat terbang dengan conventional wheel juga kadang-kadang disebut dengan pesawat tailwheel. Jika roda ketiga bertempat di hidung pesawat, ini disebut nosewheel, dan rancangannya disebut tricycle gear. Nosewheel atau tailwheel yang dapat dikemudikan membuat pesawat dapat dikendalikan pada waktu beroperasi di darat. Landing Gear 6. Power Plant Power plant biasanya termasuk mesin dan baling-baling.Fungsi utama dari mesin adalah menyediakan tenaga untuk memutar baling- baling.Mesin juga menghasilkan tenaga listrik, sumber vakum untuk beberapa instrumen pesawat, dan di sebagian besar pesawat bermesin tunggal, menyediakan pemanas untuk penerbang dan penumpangnya. Mesin ditutup oleh cowling atau di beberapa pesawat dikelilingi oleh nacelle. Maksud dari cowling atau nacelle adalah untuk membuat streamline aliran udara yang mengalir di sekitar mesin dan membantu mendinginkan mesin dengan mengalirkan udara di sekitar silinder. Baling- baling, yang terpasang di depan mesin, mengubah putaran mesin menjadi
  • 30. gaya yang bergerak ke depan yang disebut thrust yang membantu menggerakkan pesawat melewati udara. Power Plant
  • 31. E. Teori Fisika yang Berlaku 1. Azas Bernoulli Azas Bernoulli membicarakan pengaruh kecepatan fluida di dalam fluida tersebut. Bahwa di dalam fluida yang mengalir dengan kecepatan lebih tinggi akan diperoleh tekanan yang lebih kecil. Bagian atas sayap melengkung, sehingga kecepatan udara di atas sayap (v1) lebih besar daripada kecepatan udara di bawah sayap (v2) hal ini menyebabkan tekanan udara dari atas sayap (P1) lebih kecil daripada tekanan udara dari bawah sayap (P2), sehingga gaya dari bawah (F2) lebih besar daripada gaya dari atas (F1) maka timbullah gaya angkat pesawat. Karena tekanan diatas lebih kecil daripada tekanan dibawah sayap maka akan timbul gaya dorong yang lebih besar dibawah sayap. Gaya angkat memenuhi: F = P.A F=( )A maka akan diperoleh: Sayap pesawat tipis, maka h1 = h2 sehingga tekanan pada pesawat: = = konstan = Dengan: F : gaya angkat pesawat, satuannya N P1 : tekanan dari bawah pesawat, satuannya Pa P2 : tekanan dari atas pesawat, satuannya Pa v1 : kecepatan udara di bawah pesawat, satuannya m/s v2 : kecepatan udara di atas pesawat, satuannya m/s ρ : massa jenis udara, satuannya Kg/m3 A : luas penampang, satuannya m2
  • 32. Contoh : 1. Pada pesawat dengan luas sayap 18 kecepatan udara di bagian atas 50 m/s dan kecepatan di bagian bawah 40 m/s, jika massa jenis udara 1,3 kg/m3. Berapakah gaya angkat pesawatnya? Diketahui : A = 18 v2 = 50 m/s v1 = 40 m/s ρ = 1,3 Kg/m3 Ditanyakan : F = …. ? Penyelesaian: F = P.A = = = = .A = (585) (18) F = 10.530 N Jadi, gaya angkat pesawat adalah 10.530 N 2. Gaya Hambat Sebuah benda yang bergerak melalui gas atau cairan mengalami sebuah gaya yang arahnya berlawanan dengan gerakan benda tersebut. Kecepatan terminal dicapai saat gaya hambat sebanding dengan magnitud (magnitudo) tapi arahnya berlawanan dengan gaya yang mendorong benda. Di gambar ini tampak sebuah bola dalam aliran Stokes, pada bilangan Reynolds yang sangat rendah. Dalam dinamika fluida, gaya hambat (yang kadang-kadang disebut hambatan fluida atau seretan) adalah gaya yang menghambat pergerakan
  • 33. sebuah benda padat melalui sebuah fluida ( cairan atau gas). Bentuk gaya hambat yang paling umum tersusun dari sejumlah gaya gesek, yang bertindak sejajar dengan permukaan benda, plus gaya tekanan, yang bertindak dalam arah tegak lurus dengan permukaan benda. Bagi sebuah benda padat yang bergerak melalui sebuah fluida, gaya hambat merupakan komponen dari aerodinamika gaya resultan atau gaya dinamika fluida yang bekerja dalam arahnya pergerakan. Komponen tegak lurus terhadap arah pergerakan ini dianggap sebagai gaya angkat. Dengan begitu gaya hambat berlawanan dengan arah pergerakan benda, dan dalam sebuah kendaraan yang digerakkan mesin diatasi dengan gaya dorong. Dalam mekanika orbit, tergantung pada situasi, hambatan atmosfer bisa dianggap sebagai ketidak efesiensian yang membutuhkan pengeluaran energi tambahan dalam peluncuran objek angkasa luar. Tipe-tipe gaya hambat pada umumnya terbagi menjadi kategori berikut ini: Gaya hambat parasit, terdiri dari  seretan bentuk,  gesekan permukaan,  seretan interferensi, gaya hambat imbas, dan gaya hambat gelombang (aerodinamika) atau hambatan gelombang (hidrodinamika kapal). Frase gaya hambat parasit sering digunakan dalam aerodinmika, gaya hambat sayap angkat pada umumnya lebih kecil dari gaya angkat. Aliran fluida di sekeliling bagian benda yang curam pada umumnya mendominasi, dan lalu menciptakan gaya hambat. Lebih jauh lagi, gaya hambat imbas baru relevan ketika ada sayap atau badan angkat, dan dengan begitu biasanya didiskusikan baik dalam perspektif aviasinya gaya hambat, atau dalam desainnya semi-planing atau badan kapal. Gaya hambat gelombang berlangsung saat sebuah benda padat bergerak melalui sebuah fluida atau mendekati kecepatan suara dalam fluida itu — atau dalam kasus dimana sebuah permukaan fluida yang bergerak bebas
  • 34. bergelombang permukaan menyebar dari objek, misalnya saja dari sebuah kapal. Untuk kecepatan yang tinggi — atau lebih tepatnya, pada bilangan Reynolds yang tinggi — gaya hambat keseluruhannya sebuah benda dikarakterisasikan oleh sebuah bilangan tak berdimensi yang disebut koefisien hambatan. Mengumpamakan sebuah koefisien hambatan yang lebih-atau-kurang konstan, seretan akan bervariasi sebagai kuadratnya kecepatan. Dengan begitu, tenaga resultan yang dibutuhkan untuk mengatasi gaya hambat ini akan bervariasi sebagai pangkat tiganya kecepatan. Persamaan standar untuk gaya hambat adalah satu setengah koefisiennya seretan dikali dengan massa jenis fluida, luas dari item tertentu, dan kuadratnya kecepatan. Hambatan angin merupakan istilah orang awam yang digunakan untuk mendeskripsikan gaya hambat. Penggunaannya seringkali tak jelas, dan biasanya digunakan dalam sebuah makna perbandingan (sebagai misal, kok bulu tangkis memiliki hambatan angin yang lebih tinggi dari bola squash). Gaya Hambat Pada Kecepatan Tinggi Persamaan gaya hambat menghitung gaya yang dialami sebuah objek yang bergerak melalui sebuah fluida pada kecepatan yang relatif besar (misalnya bilangan Reynold yang tinggi, Re > ~1000), yang juga dijuluki seretan kuadrat. Persamaan tersebut merupakan penghormatan kepada John William Strutt, 3rd Baron Rayleigh, yang awalnya menggunakan L2 dalam tempatnya A (L adalah panjang). Gaya sebuah objek yang bergerak melalui sebuah fluida adalah: dimana = adalah gaya dari seretan, = adalah massa jenisnya fluida (Catatan untuk atmosfer Bumi, massa jenis bisa diketahui dengan menggunakan rumus barometer. Massa jenisnya sebesar 1.293 kg/m3 pada 0 °C dan 1 atmosfer.), v = adalah laju objek dibandingkan dengan fluida,
  • 35. A = adalah luas rujukan, = adalah koefisien hambatan (parameter tak berdimensi, misalnya 0,25 sampai 0,45 untuk sebuah mobil), Luas rujukan A sering didefinisikan sebagai luas proyeksi ortografi (proyeksi siku-siku) dari objek - pada sebuah bidang yang tegak lurus terhadap arah gerakan - misalnya untuk objek-objek berbentuk sederhana seperti lingkaran, ini merupakan luas penampang lintang. Terkadang sebuah objek memiliki beberapa luas rujukan dimana sebuah koefisien hambatan yang sesuai dengan masing-masing luas rujukan harus ditentukan. Dalam kasus sebuah sayap, perbandingan gaya hambat terhadap gaya angkat sangat mudah saat luas rujukannya sama, sebab nisbah gaya hambat terhadap gaya angkat hanyalah nisbah gaya hambat terhadap koefisien gaya angkat. Dengan begitu, rujukan untuk sayap seringkali adalah luas planform, bukannya luas penampang depan. Untuk objek yang bepermukaan halus, dan titik pisah yang tidak tetap - seperti sebuah lingkaran atau silinder bundar - koefisien hambatan akan bervariasi dengan bilangan Reynolds Re, bahkan sampai pada nilai yang sangat tinggi Re dari tingkat besaran 107). Bagi sebuah objek bertitik pisah yang tetap dan terdefinisi dengan baik, seperti sebuah cakram lingkar berbidang normal terhadap arah aliran, koefisien hambatan adalah konstan untuk Re > 3,500. Pada umumnya, koefisien hambatan Cd merupakan sebuah fungsi orientasinya aliran berkenaan dengan objek (terlepas dari objek yang simetris seperti sebuah bola). 3. Hukum II Newton Hukum II Newton membicarakan hubungan antara gaya yang bekrja pada sebuah benda dengan percepatan yang ditimbulkan oleh gaya tersebut. Di bawah ini ditunjukkan beberapa percobaan untuk mengamati hubungan antara massa benda m, gaya F yang bekerja pada benda itu, serta percepatan yang dapat ditimbulkan.
  • 36. a. Pengaruh gaya pada percepatan untuk massa konstan: a 2a 3a F 2F 3F m m m Dari gambar di atas di dapat besar gaya sebanding dengan percepatan : F~a b. Pengaruh massa pada percepatan untuk gaya konstan: a ½a 1/3a F F F m 2m 3m Dari gambar di atas di dapat besat gaya sebanding dengan massa : a ~ 1/m. Berdasarkan keadaan tersebut, Newton dapat mengemukakan hukum II tentang gerak sebagai berikut: ―Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada sebuah benda berbanding lurus dengan besar gaya itu, dan berbanding terbalik dengan massa benda. Arah percepatan sama dengan gaya itu.‖ Pernyataan di atas dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan : a=k k di atas merupakan ketetapan perbandingan yang dalam satuan SI harganya = 1. Dengan demikian persamaan di atas dalam SI menjadi: a= atau F = m a secara umum dapat ditulis dalam bentuk : Dengan : m = massa benda (kg) a = percepatan benda (m/s2) F = komponen gaya yang sejajar dengan bidang gerak benda = jumlah gaya yg bekerja pada benda (kg m/s2 atau (Newton))
  • 37. 4. GLBB GLBB adalah gerak dengan lintasan yang berupa garis lurus dan kecepatannya setiap saat selalu berubah secara beraturan. Jadi, dalam GLBB ini benda mengalami percepatan tetap. Persamaan GLBB sebagai berikut: a . t = vt – v0 atau vt = v0 + a t dengan: v0 = kecepatan awal (m/s) vt = kecepatn akhir (m/s) a = percepatan (m/s2) t = waktu yg diperlukan (sekon) Untuk menentukan jarak tempuh benda juga dapat menggunkan persamaan berikut : S = v0 t + ½ a.t2 Sedangkan bentuk lain dari persamaan awal adalah sebagai berikut: vt2 = v02 + 2.a.s s atau persamaan jarak tersebut merupakan fungsi kuadrat dalam waktu jika dalam GLBB. Dalam GLBB ini juga terdapat perlambatan. Dalam perlambatan, kecepatan akan semakin berkurang sampai suatu saat benda akan berhenti. Perlambatan di sini dimaksudkan sebagai percepatan yang bernilai negatif. Dengan demikian, persamaan-persamaan GLBB berlaku sekaligus untuk gerak benda yang diperlambat beraturan, dengan catatan nilai perlamabatan a negatif.
  • 38. Studi Kasus Misalkan : Sebuah pesawat dengan massa 34.000 kg akan melakukan take off di landasan dengan kecepatan 10 m/s. Jika mesin pesawat melakukan gaya dorong sebesar 680.000 N dan luas kedua sayap pesawat adalah 21 m2, berapakah gaya angkat yang diperlukan untuk bisa membuat pesawat terangkat dan pada detik ke berapa pesawat mulai terangkat? ( = 1,3 kg/m3) Jawab: Diketahui A = 21 m2 mpesawat = 37.000 kg = 1,3 kg/m3 v = 10 m/s Fdorong = 740.000 N Ditanya: Gaya angkat dan waktu yang diperlukan? Jawab: F = ma 740.000 = 37.000 x a a = F/m a = a = 20 m/s2 dengan massa sebesar 37.000 kg dan gaya dorong sebesar itu didapatkan percepatan sebesar 20 m/s2 pada saat t = 1 sekon, dapat dicari :
  • 39. Dapat diasumsikan pada bagian atas dan bawah pesawat dengan perbandingan atas dan bawah, . Maka diperoleh: Gaya angkat yang diperoleh sebesar 27.300 N dengan luas penampang sayap seluas 21 m2. Setelah itu kita bisa mencari jarak yang ditempuh oleh pesawat untuk lepas landas: Kita menghitung jarak dari detik pertama (t = 1 s) Table studi kasus: t v0 a ½ a.t ½ a.t2 v0 .t vt 2 1s 10 m/s 20 m/s 10 10 10 20 m/s 2s 10 m/s 20 m/s2 20 40 20 30 m/s 3s 10 m/s 20 m/s2 30 90 30 40 m/s 4s 10 m/s 20 m/s2 40 160 40 50 m/s 5s 10 m/s 20 m/s2 50 250 50 60 m/s 6s 10 m/s 20 m/s2 60 360 60 70 m/s 7s 10 m/s 20 m/s2 70 490 70 80 m/s
  • 40. 8s 10 m/s 20 m/s2 80 640 80 90 m/s 9s 10 m/s 20 m/s2 90 810 90 100 m/s Setelah kita mengetahui vt , dapat kita asumsikan vt sebagai vudara bagian atas maupun bawah sayap dengan perbandingan vatas : vbawah = 3 : 2, dengan demikian dapat kita cari gaya angkatnya sebagai berikut tabelnya: t vatas (3 x vt) vbawah (2 x vt) (vatas2 – ½ .A Fangkat s (m) vbawah2) 1s 60 m/s 40 m/s 2000 m/s 13,65 27300 N 20 2s 90 m/s 60 m/s 4500 m/s 13,65 61425 N 60 3s 120 m/s 80 m/s 8000 m/s 13,65 109200 N 120 4s 150 m/s 100 m/s 12500 m/s 13,65 170625 N 200 5s 180 m/s 120 m/s 18000 m/s 13,65 245700 N 300 6s 210 m/s 140 m/s 24500 m/s 13,65 334425 N 420 7s 240 m/s 160 m/s 32000 m/s 13,65 436800 N 560 8s 270 m/s 180 m/s 40500 m/s 13,65 552825 N 720 9s 300 m/s 200 m/s 50000 m/s 13,65 682500 N 900 Pada saat t = 7 dan seterusnya dapat disimpulkan bahwa F > W yang mana W merupakan gaya berat, W = m .g nilai W sendiri sama dengan 370000 joule, hasil dari perkalian massa pesawat (37000 kg) dengan percepatan gravitasi (10 m/s2), ketika F > W maka pesawat akan dapat terangkat. Dan juga dapat diketahui jarak lintasan yang ditempuh pesawat sampai lepas landas.
  • 41. Daftar Pustaka http://baiuanggara.wordpress.com/2008/12/29/prinsip-hukum- bernoulli/ Fatah, Zainal dkk. 2008. Fisika untuk SMA/MA 2B. Sagufindo Kinarya: Jakarta. Setyanto dkk. 2009. Fisika untuk SMA/MA 2A. Sagufindo Kinarya: Jakarta.