1. Tugas : BIOLOGI DASAR
PEMBELAHAN SEL
DAN PEWARISAN SIFAT
KELOMPOK IV
MUHAMMAD NUR RUSTAN (I11112324)
SULKARNAIN (I11112903)
BAMBANG SETIAWAN (I11112908)
MEGAWATI (I11112327)
NURHAINI (I11112336)
DEWI YULIANA (I11112338)
ARLIN RUSLI (H22110269)
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 1
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat waktu.
Makalah yang membahas tentang “ Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat”
disusun untuk melengkapi tugas mata kulah umum biologi dasar semester awal
universitas hasanuddin..
Dalam penulisan makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini, khususnya kepada:
1. Orang tua yang telah membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai
kesulitan sehingga tugas ini dapat terselesaikan.
2. Bapak Dody Priosambodo selaku dosen yang memberikan bimbingan dan
kemudahan dalam menyelesaikan makalah ini.
3. Teman-teman yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah
ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
terdapat kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat penulis harapkan dan penyempurnaan makalah ini.
Makassar, 21 September 2012
Tim Penulis
Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 2
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………….............……………… .i
DAFTAR ISI………………………………………………………………….…… ii
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………. 1
Latar belakang………………………………………………...….……… 1
Rumusan masalah……………………………………………………...... 1
Tujuan penulisan……………………………………..……..…………… 2
Manfaat Penulisan…………………………………………...………….. 2
Metode penulisan……………………………………………….……….. 2
BAB II. PEMBAHASAN………………………………………………………… 3
Pembelahan sel………………………………………………………….. 3
Pewarisan sifat………………………………………………………….. 9
Keterkaitan pembelahan sel dan pewarisan sifat……………………….. 16
BAB III. PENUTUP……………………………………………………………… 20
Kesimpulan…………………………………………………………….. 20
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. 21
Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 3
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pernahkah kalian memikirkan proses tumbuhnya badan bayi hing-ga
dewasa? Dari bayi, kita dapat tumbuh menjadi bentuk sekarang ini disebabkan
sel-sel di dalam tubuh kita terus-menerus memperbanyak diri melalui
pembelahan sel. Oleh karena itu, pembelahan sel merupakan faktor penting
dalam hidup kita. Sel merupakan bagian terkecil yang menyusun tubuh kita.
Setiap sel dapat memperbanyak diri dengan membentuk sel-sel baru melalui
proses yang disebut pembelahan sel atau reproduksi sel . Pada organisme
bersel satu ( uniseluler ), seperti bakteri dan protozoa, proses pem-belahan sel
merupakan salah satu cara untuk berkembang biak. Proto-zoa melakukan
pembelahan sel dari satu sel menjadi dua, dari dua sel menjadi empat, dan dari
empat sel menjadi delapan, dan seterusnya.
Pada makhluk hidup bersel banyak (multiseluler), pembelahan sel
mengakibatkan bertambahnya sel-sel tubuh. Oleh karena itu, terjadi-lah proses
pertumbuhan pada makhluk hidup. Pembelahan sel juga berlangsung pada sel
kelamin atau sel gamet yang bertanggung jawab dalam proses perkawinan
antar individu. Setelah dewasa, sel kelenjar kelamin pada tubuh manusia
membelah membentuk sel-sel kelamin.
Seorang laki-laki menghasilkan sperma di dalam testis, sedangkan
wanita menghasilkan sel telur atau ovum di dalam ovarium.
Pada dasarnya, pembelahan sel dibedakan menjadi dua, yaitu pembelahan
secara langsung (amitosis) dan pembelahan secara tidak langsung (mitosis dan
meiosis).
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka kami mengambil rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pembelahan mitosis dan pembelahan meiosis?
2. Apa prinsip hereditas dalam mekanisme pewarisan sifat?
3. Bagaimana keterkaitan antara pembelahan sel dengan pewarisan sifat.
Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 4
5. C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
biologi serta mengetahui proses pembelahan sel, pewarisan sifat serta
hubungan diantara keduanya.
D. Manfaat penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi
pembaca khususnya mahasiswa yang terlibat dalam pembuatan makalahnya.
Dari penulisan makalah ini pula diharapkan mahasiswa mengambil manfaat
seperti:
a. Dapat memahami proses pembelahan mitosis dan meiosis.
b. Dapat memahami prinsip hereditas dalam mekanisme pewarisan sifat.
c. Dapat menjelaskan keterkaitan antara pembelahan sifat dengan pewarisan
sifat.
E. Metode penulisan
Penulisan makalah ini menggunakaain metode yang umum digunakan
oleh kebanyakan mahasiswa yaitu metode kepustakaan. Melihat
perkembangan teknologi yang telah modern maka dalam pengambilan data
kami tidak hanya terpusat oleh referensi dari buku namun mengambil
sebagian data dalam internet. Hal ini tentu lebih praktis, efektif, dan efisien,
serta memudahkan kami dalam pembuatan makalah.
Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 5
6. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembelahan Sel
Pembelahan sel merupakan suatu proses reproduksi sel guna
memperbanyak jumlah sel dan mempermudah fungsi dari sel itu sendiri. Dilihat
dari prosesnya pembelahan sel dibagi atas dua yaitu :
I. Pembelahan Mitosis
Dalam bidang genetika, pembelahan mitosis merupakan proses yang
menghasilkan dua sel anak yang identik. Pembelahan ini mempertahankan
pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti dari sel somatic
secara berturut-turut. Pembelahan ini diawali dengan pembelahan inti
(kariokinesis) dan dilanjutkan dengan pembelahan sitoplasma (sitokinesi).
Ciri-ciri pembelahan mitosis antara lain :
a. Pembelahan berlangsung satu kali;
b. Jumlah sel anak yang dihasilkan adalah 2 buah;
c. Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induk,
yaitu 2n (diploid);
d. Sifat sel anak sama dengan sel induk;
e. Terjadi pada sel tubuh ( sel somatic) misalnya pada jaringan embrional
antara lain ujung akar, ujung batang, lingkaran kambiun.
f. Tujuan pembelahan mitosis adalah untuk memperbanyak sel-sel seperti
pertumbuhan dan perbaikan sel yang rusak;
g. Melewati tahapan pembelahan yaitu interfase, profase, metaphase,
anaphase, dan telofase, namun secara umum tahap-tahap pembelahan sel
akan kembali ke tahap semul sehingga membentuk siklus sel.
Siklus sel adalah rangkaian peristiwa perkembangan sel yang terjadi
dan mempunyai utrutan tertentu, setelah meliputi semua tahap semula.
Siklus sel dibagi menjadi 2 tahap yakni fase mitotic (10%) dikenal sebagai
fase M. Fase mitotic merupakan fase pembelahan mitosis. Kedua adalah fase
interfase (90%), dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Fase Interfase
fase interfase disebut juga fase istiraht karena tidak menampakkan tanda-
tanda pembelahan. Pada fase ini terjadi peristiwa.pertumbuhan dan
pengumpulan energy yang besar untuk persiapan pembelahan sel. Proses
Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 6
7. interfase memerlukan waktu yang paling lama. Interfase dapat dibedakan
menjadi tiga, antara lain :
a. Fase pertumbuhan primer (fase G1); terjadi replikasi organel-organel
di dalam sitoplasma.
b. Fase Sintesis; pada fase ini terjadi sintesis DNA dan organel sel
( Fase S).
c. Fase pertumbuhan sekunder ( Fase G2); terjadi penyusutan struktur
tertentu yang diperlukan dalam pembelahan mikrosom.
Selama interfase, kromosom tidak kelihatan karena benang-benang
kromatin tidak berpilin. Interaksi antara DNA, RNA, dan protein terjadi
selama tahap-tahap tertentu dari interfase.
2. Fase Mitotik
Fase mitotic merupakan fase terjadinya replikasi kromosom. Fase ini
meliputi, tahap-tahap berikut.
a. Profase
Profase merupakan fase awal dari fase pembelahan. Pada profase
akan terjadi yaitu :
1) Benang-benang kromatin akan berubah menjadi kromosom.
Kemudian setiap kromosom membelah menjadi kromatid
yang sentromernya masih satu.
2) Dinding inti dan anak inti menghilang.
3) Pasangan sentriol yang terdapat dalam sentrosom bepisah dan
bergerak menuju kutub yang berlawanan.
4) Serat-serat gelendong atau benang-benang spindle terbentuk
diantara kedua kutub pembelahan.
b. Metafase
Pada tahap tahap metaphase ini terjadi proses-proses berikut.
1) Benang-benang gelendong menjadi jelas pada permulaan
metafse dan teratur seperti kumparan. Benang-benang ini
terjadi atas serabut protein halus terbuat dari microtubule
yang sangat kecil. Pada banyak hewan dan tanaman tingkat
rendah, benang gelendong ini dintuk dalam hubungannya
dengan sentriol ( badan yang menandai kutub dari mekanisme
benang gelendong). Benang gelendong ini penting untuk
penyebaran kromosom secara teratur.
Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 7
8. 2) Masing-masing kromosom terletak berbaris pad bidang
ekuator. Sentromer terletak pada benang gelendong. Beberapa
benang gelendong mencapai kutub tanpa melekat pada
sentromer.
3) Sentromer membelah dan masing-masing kromatid menjadi
kromosom tunggal.
c. Anafase
Tahap anafase pada pembelahan
mitosis terjadi proses-proses
berikut.
1) Dua sister kromatid
bergerak kea rah kutub
yang berlawan.
Sentromernya tertarik
karena kontraksi benang-
benang gelendong, selain
itu mungkin ada gaya tolak
menolak dari pembelahan
sentromer itu.
2) Terjadi penyebaran
kromosom dan DNA yang
seragam di dalam sel.
3) Pada akhir anafase sekat mulai terbentuk dekat bidang
ekuator.
Tahap anafase merupakan fase yang terpendek dari fase-fase mitotic.
d. Telofase
Pada telofase terjadi peristiwa berikut:
1) Kromatid yang berada pada masing-masing kutub akan
berubah menjadi benang-benang kromatin kembali.
2) Terbentuk kembali dinding inti dan nukleous sehingga
terbentuk dua inti baru.
3) Serat-serat gelendong menghilang.
4) Terjadi pembelahan sitoplasma (sitokinesis) menjadi dua
bagian, dan terbentk membrane sel pemisah di tengah bidang
pembelahan. Sehingga akan terbentuk dua sel anak yang
mempnyai jumlah kromosom yang sama dengan kromosom
induknya.
Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 8
9. II. Pembelahan Meiosis (Reduksi)
Pembelahan meiosis disebut juga dengan pembelahan reduksi karena
pada pembelahan ini terjadi pengurangan jumlah kromosom menjadi
separuhnya. Pembelahan meiosis ini memiliki sifat-sifat berikut:
a. Pembelahan berlangsung dua kali.
b. Jmlah sel anak yang dihasilkan adalah 4 buah
c. Jumlah kromosom sel anak adalah setengah dari jumlah kromosom
induk, yaitu n ( haploid)
d. Sifat sel anak berbeda dengan sifat sel induknya
e. Terjadi pada sel kelamin ( sel Gamet)
f. Tujuan pembelaha meiosis yaitu generasi berikutnya mempunyai jumlah
kromosom tetap.
1. Fase-fase pembelahan meiosis
Terjadi 2 kali pembelahan, dimana meiosis I dengan meiosis II tanpa
interfase.
a. Profase I
1) Leptoten, benang-benang
kromatin memendek dan
menebal serta mudah
menyerap zat warna (
pembentukan kromosom)
2) Zigoten, sentrosom
membelah menjadi dua.
Tiap-tiap belahan bergerak
kearah kutub yang
berlawanan. Sementara itu
kromosom yang homolog
saling berpasangan.
Peristiwa yang terakhir
disebut sinapsis.
3) Pakiten, tiap kromosom
membelah diri menjadi dua
kromatid. Peristiwa ini
disebut duplikasi
kromosom. Sehingga, pada
Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 9
10. setiap kelompok sinapsis terdapat 4 kromatida tetapi masih dalam
satu ikatan sentromer sehingga terbentuk tetrad.
4) Diploten, dua kromosom homolog yang saling berpasangan
memisahkan diri dan terjadi pindah silang (crossing over).
5) Diakinesis, dua sentriol jasil pembelahan sentroso telah sampai
pada kutub yang berlawanan. Dari sentriol ini terbentuk gelendong
pembelahan. Sementara itu, membrane inti nucleus mulai lenyap.
b. Metafase I
1) Kromosom ke bidang ekuator dan menggantung pada serat
geledong melalui sentromernya.
2) Kromosom homolog terus bergandengan.
c. Anafase I
1) Kromosom homolog berpisah dan menuju kutub-kutub yang
berlawanan.
2) Kromatida belum berpisah karena sentromer masih satu untuk
satu kromosom.
d. Telofase I
1) Kromosom berubah menjadi benang kromatin kembali.
2) Dinding inti dan nucleus terbentuk kembali.
3) Nucleolus dan dinding inti menghilang.
4) Sentriol berpisah menuju kutub yang berlawan.
5) Serat-serat gelendong terbentuk diantara 2 kutub pembelahan.
e. Profase II
1) Benang-benang kromatin berubah menjadi kromatid.
2) Kromosom yang terdiri dari 2 kromatid tidak mengalami
duplikasi lagi.
3) Nukleolus dan dinding inti menghilang.
4) Sentriol berpisah menuju kutub yang berlawanan.
5) Serat-serat gelendong terbentuk diantara 2 kutub pembelahan.
f. Metafase II
Kromosom ke bidang ekuator menggantung pada serat gelendong
melalui sentromernya.
g. Anafase II
Kromatida berpisah dari homolognya dan bergerak menuju kutub
yang berlawanan.
Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 10
11. h. Telofase II
1) Kromosom berubah menjadi benang-benang kromatin kembali.
2) Nucleolus dan dinding inti terbentuk kembali.
3) Serat-serat gelendong menghilang dan terbentuk sentrosom
kembali.
Dari penjelasan tentang pembelahan sel secra mitosis dan meiosis maka
dapat dubuat table perbandingan antara keduanya yang dapat di lihat di bawah
ini.
No Mitosis Meiosis
1 Pembelahan yang memisahkan Tahap pertama adalah pembelahan
sister kromatid kromosom reduksi yang memisahkan
kromosom homolog pada anafase I, sister
kromatid memisah pada anafase II
2 Satu pembelahan tiap daur, yaitu Dua kali pembelahan tiad daur yaitu dua
satu pembelahan kromosom yang pembelahan sitoplasma, satu pembelahan
sama. setelah pembelahan reduksi dan satu
mengikuti pembelahan kromosom yang
sama.
3 Kromosom tidak berpasangan Kromosom berpasangan dan membentuk
biasanya tidak terbentuk kias mata, kias mata, pertukaran genetic terjadi
tidak terjadi pertukaran genetic kromosom homolog.
antara kromosom homolog.
4 Dari satu sel dihasilkan 2 sel anak. Ari satu sel dihasilkan 4 sel anak tiap
daur.
5 Kandungan genetic dari hasil Kandungan genetic dari proses meiosis
mitosis identik. berbeda, kromosom dapat merupakan
turunan dari kromosom induk atau
bapaknya dengan kombinasi yang
bermacam-macam karena adanya
pengelompokkan secara rambang dan
derajat pindah silang.
Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 11
12. B. Pewarisan Sifat
Pewarisan sifat dipelajari dalam cabang ilmu biologi yang disebut
genetika. Sebelum lebih jauh membahas mengenai pewarisan sifat maka perlu
diketahui istilah- istilah yang berkaitan dengan genetika sebagai berikut:
1. Parental ( Induk) P : parental berarti induk atau orang tua.
2. Filial ( Turunan) F : keturuna yang diperoleh sebagai hasil dari perkawinan
parental.
3. Dominan : sifat-sifat yang muncul pada keturunannya, yang artinya dalam
suatu perkawinan sifat ini dapat mengalahkan sifat pasangannya.
4. Resesif : sifat yang tidak muncul pada keturunannya, yang artinya dalam suatu
perkawinan sifat ini dikalahkan atau ditutupi oleh sifat pasangannya.
5. Genotype : bentuk atau susunan genetic suatu sifat yang dikandung suatu
individu yang menyebabkan munculnya sifat-sifat pada fenotipe
6. Fenotipe : sifat lahiriah yang tampak atau merupakan bentuk luar yang dapat
dilihat atau diamati.
7. Alel : anggota pasangan gen yang mempunyai sifat alternative sesamanya.
Gen-gen tersebut terletak pada lokus yang bersesuain dari suatu kromosom
homolog.
8. Homozigot : pasangan kedua alel atau gen yang sama.
9. Heterozigot : pasangan kedua alel atau gen-gen yang tidak sama.
10. Pembastaran : perkawinan antara dua individu yang mempunyai sifat beda.
Dalam proses pewarisan sifat dikenal beberapa hokum sebagai dasr
pengembangan genetika modern oleh bapak genetika bernama Gregor Johann
Mendel (1822-1884). Seorang biarawan dan ahli botani dari Austria. Hokum
tersebut disebut sebagai :
1. Hukum Mendell
Pola-pola hereditas mencakup pewarisan sifat induk pada keturunannya
melalui gamet dengan aliran tertentu. Prinsip-prinsip pewarisan sifat telah
dikemukakan oleh Mendell. Hukum Mendell dibagi menjadi 2 yaitu :
a) Hukum Mendell I
Hukum Mendell I ( hokum segregasi bebas atau pemisahan gen sel alel)
yaitu pada pembentukan sel gamet, 2 gen yang berpasangan akan
dipisahkan ke dalam dua sel anak secara bebas. Contoh percobaan
Mendell I:
1) Mendel menyilangkan 2 individu kacang kapri yang memiliki satu
sifat beda (monohibrida) yaitu antara kabpri berbiji bulat dengan
berbiji keriput. Sifat bulat dominan terhadap keriput.
Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 12
13. Komposisi Gen
B : gen untuk sifat bulat, dominan terhadap b
b : gen untuk sifat keriput
P1 : BB ( Bulat) x bb (Keriput)
F1 : F1 x F1
Bb x Bb
Gamet-gamet yang dibentuk : B dan b, B dan b
B b
B BB ( bulat ) Bb ( bulat )
B Bb ( bulat ) bb ( Keriput )
Rasio Fenotipe = bulat : keriput; 3 : 1
Rasio genotype = BB : Bb :bb : 1 : 2 : 1
2) Backcross, yaitu menyilangkan atau mengawinkan individu hasol
hybrid ( F1) dengan salah satu induknya
Sifat biji pada kacang kapri
P : BB ( tinggi ) X bb ( Rendah )
F1 : Bb ( Tinggi )
Backcross
a) Bb ( bulat ) X BB ( Bulat sebagai induk )
B b
B BB ( bulat ) Bb ( bulat )
Hasil backcross maka : 100% bulat
b) Bb ( Bulat ) x bb ( keriput sebagai induk )
B b
B Bb ( bulat ) bb ( keriput )
Hasil rasio fenotype backcross
Bulat : keriput = 1 : 1
3) Sifat intermediate (semidominan atau kodominan )
4) Intermediate adalah penyilangan dengan satu sifat beda, yang mana
sifat dominan tidak mampu menutupi sifat diantara keduanya. Hal ini
disebabkan beberapa gen tidak dominan dan juga tidak resesif
Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 13
14. a) Hukum Mendell II
Hokum pengelompokkan gen secara bebas yaitu bila dua individu berbeda
satu dengan yang lain dalam dua macam sifat atau lebih, maka penurunan
sifat yang satu tidak tergantung dengan yang lain.
Contoh percobaan hokum mendell II :
Mendell melakukan percobaan penyilangan pada kacang kapri dengan dua
sifat beda, yaitu warna dan bentuk biji.
B : bulat, dominan terhadap keriput
b : keriput
K : kuning, dominan terhadap hijau
k : hijau
penyelesaian :
P : BBKK ( Bulat kuning ) X bbkk ( keriput hijau )
Gamet : BK x bk
F1 : BbKk ( bulat kuning )
P2 : F1 X F1
P2 : BbKk x BbKk
Gamet : BK, Bk BK, Bk
bK, bk bK, bk
F2:
BK Bk bK bk
BK BBKK BBKk BbKK BbKk
Bk BBKk BBkk BbKk Bbkk
bK BbKK BbKk bbKK bbKk
Bk BBKk BBkk BbKk Bbkk
Kemungkinan genotype dan fenotype pada F2 adalah :
Kotak Nomor Genotipe Fenotipe
1 BBKK Bulat Kuning
2,5 BBKk Bulat Kuning
3, 9 BbKK Bulat kuning
4, 7, 10, 13 BbKk Bulat kuning
6 BBkk Bulat Hijau
8,14 Bbkk Bulat hijau
11 bbKK Keriput kuning
12, 15 bbKK Keriput kuning
16 Bbkk Keriput hijau
Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 14
15. Maka rasio fenotipe adalah bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning :
keriput hijau = 9:3:1. Hubungan antara sifat beda dan jumlah
kemungkinan kombinasi serta pemisahan pada F2 untuk fenotipe dan
genotype.
2. Penyimpanan Semu Hukum Mendell
Perbandingan rasio fenotipe F2 pada persilangan dihibrid menurut
mendell adalah 9:3:3:1. Hal ini terjadi bila setiap gen mengendalikan sifat
sendiri-sendiri.
Namun, kenyataannya ada kalanya gen-gen saling berinteraksi atau
dipengaruhi oleh gen-gen lain. Gen-gen itu mungkn terdapat pada
kromosom yang sama atau kromosom yang berbeda. Dengan demikian
maka perbandingan fenotipe F2 dapat berubah-ubah walupun sebenarnya
masih mengikuti hokum mendell. Macam penyimpangan semu hokum
mendell:
a. Interaksi beberapa Pasangan Gen ( Atavisme )
Sebagai contoh adalah terlihat pada bentuk pial ( jengger ) ayam. Sifat
jengger ini menurun dan dikenal ada 4 macam bentuk jengger pada
ayam yaitu :
a. Pial Ros ( Mawar atau gerigi) = R – pp
b. Pial biji (pea atau kacang) = rrP-
c. Pial bilah ( tunggal ) = rrpp
d. Pial Walnut ( sumpel ) = R-P- pial walnut disebabkan interaksi gen
R dan Gen P.
Pial bilah tidak mengandung gen R dan P
Peyimpangan mini memiliki perbandingan fenotipe = 9:3:3:1
b. Polimeri
Polimeri adalah pembastaran heterozigot dengan banyak sifat beda yang
berdiri sendiri-sendiri tetapi memengaruhi bagian yang sama dari suatu
organisme. Sebagai contoh adalah pembastaran 2 varitas gandum yang
berbiji merah dan berbiji putih.
P1 : M1M1M2M2 (merah) x m1m1m2m2 (putih)
Gamet : M1M2 m1m2
F1 : M1m1M2m2 (merah muda)
Gamet : M1M2, M1m2, m1M2, m1m2
Dari hasil persilangan, semua gandum yang mengandung factor M
berwarna merah, tetapi dengan derajat kemerahan bervariasi tergantung
Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 15
16. dari banyaknya factor M yang du kandung, sedangkan yang tidak
mengandung factor M berwarna putih. Gandum dengan 4 faktor M
berwarna merah sekali; 3 faktor M berwarna merah gelap; 2 faktor M
berwarna merah muda; 1 faktor M berwarna merah terang. maka rasio
fenotipe = merah : putih = 15 : 1. Peristiwa polimeri pada manusia dapat
terjadi pada warna kulit.
c. Kriptomeri
a) Kriptomeri adalah suatu peristiwa dimana suatu factor dominana (
gen domina ) seolah-olah tersembunyi bila berada bersama-sama
factor dominan (gen dominan) lainya dan baru tampak bila tidak
berada bersama factor penutup tersebut.
b) Sebagai contoh adalah pembastaran antara bunga Linaria
maroccana merah dengan yang berbunga putih. Warna bunga
disebabkan oleh adanya zat warna antosianin dalam air sel. Bila pH
rendah ( lingkungan asam) akan berwarna merah dan bila pH tinggi
(lingkungan basa) akan berwarna ungu. Bila tidak terdapat zat
antosianin, walaupun lingkungan asam atau basa bunga akan
berwarna putih. Kriptomeri memiliki perbandingan fenotipe = 9:3:4.
d. Epistasis dan Hipostasis
Epistasis dan hipostasis adalah peristiwa dimana dua factor yang bukan
pasangannya dapat memengaruhi bagian yang sma dari suatu organisme.
Factor pembawa sifat yang menutup disebut epistasis, sedang sifat
yangditutupi disebut hipostasis
Sebagai contoh adalah pembastarangandum berkulit hitam dengan
gandum berkulit kuning.
P1 : HHkk (hitam) X hhKK (kuning)
Gamet : Hk hK
F1 : HhKk ( hitam)
: HhKk x HhKk
Gamet : HK, Hk, HK, Hk
hK, hk hK, hk
F2 : H-K- = 9 (Hitam) hhK- = 3 (kuning)
: H-kk = 3 (hitam) hhkk = 1 (Putih)
Keterangan :
- Factor H ( hitam) dominan terhadap h ( pulih )
- Factor K ( Kuning) dominan terhadap k ( putih )
Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 16
17. - Factor H menutup factor K sehingga factor H disebut epistasis dan
factor K disebut hipostastis.
Maka rasio fenotipe dalam epistasis hipostatis antara
hitam:kuning:putih= 12:3:1.
e. Gen Komplementer
Gen komplementer adalah gen-gen yang berinteraksi dan saling
melengkapi. Bila salah satu gentak tak ada maka pemunculan suatu sifat
tidak sempurna atau tertutupi. Peristiwa ini memiliki fenotipe = 9 : 7.
f. Pautan Gen ( Gen Lingkage )
Pautan adalah peristiwa dimana gen-gen yang terletak pada kromosom
yang sama tak dapat memisah diri secara bebas pada peristiwa
pembelahan meiosis. Hal ini disebabkan letak gen-gen dalam kromosom
(lokus) yang berdekatan berkecendrungan untuk memisah bersama-
sama. Adanya peristiwa pautan (lingkage) merupakan salah satu sebab
penyimpangan perbandingan pada keturunan menurut mendell. Vontoh
peristiwa pautn yaitu pada drosophila melanogaster memiliki 4 pasang
kromosm dalam inti selnya dan memiliki gen yang semua berada pada
kromosom sehingga tiap kromosom mengandung banyak gen. individu
dengan genotype BbVv (tubuh kelabu sayap panjang) jika mengalami
pembelahan meiosis pada saat pembentukan gamet akan dihasilkan 4
macam gamet, yaitu : BV, Bv, bV, dan bv. Tetapi jika individu tebeut
mengalami pautan antar B dan V maka hanya akan menghasilkan 2
macam gamet yaitu BV dan bv saja.
g. Pindah Silang ( Crossing Over )
Pindah silang adalah peristiwa berukarnya ge atau gen-gen suatu
kromatida gen-gen kromatida homolognya karena saling melilit satu
dengan yang lainnya. Pindah silang ini terjadi pada saat meiosis 1 pada
akhir profase. Makin jauh jarak antara 2 gen dalam kromosom makin
besar kemungkinan terjadinya pindah silang. Akibat pindah silang ,
jumlah macam fenotip hasil uji silang (test cross) tidak 1:1. Macam
gamet yang dihasilkan F1 tidak dua macam, tetapi 4 macam. Dua gamet
memiliki gen-gen seperti pada induknya dan merupakan hasil pindah
silang disebut gamet tipe parental. Dua gamt lainnya berbeda dengan
induknya dan merupakan hasil pindah silang disebut gamet tipe
rekombinasi. Dengan terbentuknya keturunan tipe parental dan
Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 17
18. rekombinasi, besarnya nilai pindah silang ( NPS ) dapt dihitung. NPS
adlah angka yang menunjukkan besarnya persentase kombinasi baru
yang dihasilkan akibat terjadinya pindah silang.
Fakor-faktor yang mempengaruhi pindah silang, antra lain :
a. Suhu , semakin tinggi atau semakin rendah suhu semakin besar
persentase pindah silang.
b. Usia, semakin tua semakin sedikit pindah silang.
c. Zat kimia, zat-zat kimia tertentu dalam makanan, dapt memperbesar
pindah silang.
d. Sinar x, dapt memperbear terjadinya pindah silang.
e. Jenis kelamin, kadang-kadang memengaruhi berlangsung pindah
silang.
h. Pautan Seks
Pautan seks adalah peristiwa tergabungnya beberapa sifat pada
kromosom seks ( kromosom X ). Pada manusia peristiwa pautan seks
misalnya terjadi pada penyakit hemophilia dan buta warna.
i. Gagal Berpisah (Nondisjunction)
Gagal berpisah adalah peristiwa dimana kromosom tidak mengadakan
pemisahan karena ke kutub-kutub yang berlawanan pada waktu
pembelahan meiosis (saat pembentukan gamet), sehingga kedua
kromosom tetap berpasangan membentuk gamet sedangkan gamet
blahannya tidak mempunyai kromosom.
3. Determinal Seks
Determinasi seks adlah penentuan jenis kelamin. Sebenarnya jeis
kelamin suatu individu ditentukan oleh factor geneik dan lingkungan.
Dalam genetika jenis kelamin ditentukan kromosom. Menurut susunanya
seks kromosom mahluk hidup dikelompokkn menjadi 3, yaitu:
a. Mahluk dengan system XX-XY : manusia, lalat, XX=betina, XY= jantan
b. Mahluk denfan system ZZ-ZW : burung, kupu-kupu, ikan, ZZ=jatan,
ZW= Betina
c. Mahluk dengan system XX-XO : serangga, XX=betina, XO=jantan
Haploid.
4. Hereditas pada manusia
Walaupun manfaat genetika sangat besar, namun manusia sendiri sangat
sukar untuk digunakan sebgai objek penelitian genetika, hal ini disebabkan
oleh:
Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 18
19. a. Jarang orang yang mau diketahui karakter pada tubuh atu keluarganya.
b. Sukar untuk menyuruh kawin pada seseorang seuai dengan kemauan
penyidik.
c. Manusia termasuk kelompok mahluk beranak sehingga data yang didapat
dari perbandingan-perbandingan karakter tertentu terlalu sedikit dan ini
tidak memenuhi syarat dalam statistic.
d. Sukar mengamati pertumbuhan karakter dengan menjurus kepada
kemauan atau harapan penyelidik.
e. Umur manusia panjang dan siklus hidupnya panjang. Disbanding dengar
umur objek maka umur si penyidik lebih pendek.
f. Suasana lingkungan manusia tidak dapat dikontrol sesuai yang
diharapkan penyidik.
Berdasarkan 6 hal diatas maka dalam penyelidikan genetika manusia dapat
dilakukan dengan cara :
1. Mengunakan peta silsilah keluarga.
2. Membandingkan dengan sifat keturunan yang ditemui pada hewan.
C. Keterkaitan pembelahan sel dengan pewarisan sifat.
Pewarisan sifat dari induk ke anak dapat terjadi melalui mitosis, misalnya
pada mahluk hidup yang melakukan perkembangbiakan secara vegetative.
Sementara mahluk hidup yang melakukan perkembangbiakan secara generative
melalui pembelahan meiosis.
1. Pembentuk Gamet pada hewan tingkat tinggi dan manusia (
gametogenesis)
Pembentukan gamet (gametogenesi) adalah proses meiosis dan diferensiasi
menbentuk sel-sel reproduksi spesifik. Pembentukan gamet (gametogenesis)
pada hewan tingkat tinggi ada dua macam yaitu spermatogenesis yang
terjadi pada hewan jantan (dalam testis) dan Oogenesis yang terjadi pada
hewan betina (dalam ovarium).
a. Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa atau sel
kimia jantan yang terjadi didalam testis, tepatnya pada tubulus
seminiferus. Proses spermatogenesis berlangsung sebagai berikut.
Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 19
20. Sel primordial sperma yang bersifat diploid (2n) didalam testis
membelah secara mitosis berkali-kali dan akhirnya membentuk atau
menghasilkan empat sel spermatogonium diploid (2n) sel
spermatogonium, mengalami perkembangan dan membelah secara
mitosis membentuk spermatoit primer. (2n) kemudian spermatosit primer
mengalami
pembelahan secara
meiosis I dan
menghasilkan dua
buah spermatosit
sekunder yang haploid
(n) setiap spermatosit
sekunder akan
melanjutkan
pembelahan secara
meiosis II dan masing-
masing menhasilkan
dua spermatosit
sehingga pada akhir
meiosis dua dihasilkan
empat spermatosit.
Selanjutnya ke empat
spermatid akan mengalami pematangan empat buah spermatozoa yang
haploid (n). setiap spermatozoa mempunyai ekor untuk membantu
pergerakan, mengandung akrosom yang dapat menghasilkan enzim
proteinase dan hiakironidase. Untuk menembus lapisan pelindung sel
telur, selama pertumbuhan dari spermatogonium sampai menjadi
spermatozoa dan sel leydig dalam mnghasilkan hormone jantan yaitu
hormone testeron. Proses pembentukan spermatozoa ini berlangsung
mulai menginjak dewasa dan berjalan terus menerus.
b. Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan ovum atau sel telur yang terjadi
didalam ovarium oleh sel folikel. Proses yang terjadi pada oogenesis
adalah sebagai berikut.
Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 20
21. Sel primordial ovum atau oogenesis yang bersigfat haploid (2n)
membelah secar mitosis berkali-kali dan menjadi oosit primer (2n). oosit
primer akan melakukan pembelahan meiosis 1 dan akan menjadi oosit
sekunder dan haploid (n) kemudian menjadi badan polar atau sel polosit
sekunder (n). sedangkan sel polosit primer membelah menjadi 2 buah sel
polosit sekunder (n).pada akhir oogenesis, ootid akan mengalami
pertumbuhan dan perkembangan menjadi sebuah ovum haploid (n) yang
fungsional dan 3 sel polosit sekunder akan mengalami degenarasi.
Bagian ovum luar diselubungi oleh membrane carona radiate dan zona
pelucida. Selama perumbuhan dan perkembangannya, ovum diatur oleh
hormone wanita(estrogen dan
progesterone). Oogenesis pada
manusia berlangsung sejak awal
hingga dewasa dan berjalan sampia
berumur 40 atau 50 tahun saja.
Pada waktu seorang bayi
perempuan dilahirkan, kedua
ovariumnya mengandung 400.000
ovum primer dalam tahap profase
pembelahan meiosis I. oosit primer
ini tetap berada dalam tahap profase
sampai mencapai kematangan
seksual.
2. Pembentukan gamet pada
tumbuhan tingkat tinggi
a. Mikrosporogenesis
Mikrosporogenesis terjadi pada
antenna: kepala sari .
Mikrospora mengalami
kariokinesis menjadi inti
generative dan inti vegetative.
Selanjutnya inti generative
membelah secara mitosis
menjadi dua yaitu inti
generative I dan II. Dihasilkan 4
sel dengan masing-masing
Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 21
22. memiliki dua inti generative dan satu inti vegetative.
b. Makrosporogenesis
Makrosporogenesis terjadi pada ovarium : bakal buah. Terbentuk
mega gamet dengan 8 inti; 2 inti menyatu (sinergid) yang terletak
dekat mikrofil, 3 inti menyatu ( antipoda) yang terletak dekat kalaza,
2 inti menyatu di tengah ( inti kandung Lembaga sekunder disingkat
IKLS) dan 1 sel telur. Terjadi 3 kali kariokinesis atau pembelahan
hanya pada intinya saja ari 1 menjadi 2 kemudian menjadi 4 dan
selanjutnya menjadi 8. Hasil pembuahan ovum dan inti generative I
akan menjadi embrio (2n) sedangkan inti generative II yang
membuahi IKLS akan menjadi endosperm (3n).
Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 22
23. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelahan sel terbagi atas dua, yaitu: pembelahan mitosis dan
pembelahan meiosis. Pembelahan mitosis ditandai dengan satu sel induk yang
diploid (2n) menjadi 2 sel anak yang masing-masing diploid serta jumlah
kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosm sel induknya. Pembelahan
meiosis dapat ditandai dengan satu sel induk yang diploid (2n) menjadi 4 sel
anak yang masing-masing haploid (n) jumlah kromosom sel anak setengah
dari jumlah kromosom sel induknya.
Pewarisan sifat didasari oleh hokum mendell I dan hukum mendell II.
Melalui studi pewarisan sifat dapat diketahui sifat-sifat yang akan timbul
setelah persilangan.
Pembelahan sel dan pewarisan sifat berkaitan erat karena pewarisan
sifat dari induk ke anak dapat terjadi melalui mitosis untuk mahluk hidup
yang berkembang biak secara vegetative dan melalui pembelahan meiosis
untuk mahluk hidup yang berkembiang biak secara generative.
Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 23
24. DAFTAR PUSTAKA
Slamet. Ir. Dkk. 2011. Modul Biologi untuk Semester Gasal. Surakarta: CV. Hayati
Tumbuh Subur.
http://budisma.web.id/materi/sma/biologi-kelas-xii/pembelahan-sel-dan-pewarisan-sifat/
Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 24