SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  10
Télécharger pour lire hors ligne
1
PENGAJIAN JUMAT PETANG BA’DA MAGHRIB
KAJIAN HADITS TEMATIK
MASJID MARGO RAHAYU NAMBURAN KIDUL YOGYAKARTA
“Keutamaan Sayyidul Istighfâr”
Rasulullah SAW pernah bersabda:
"Sesungguhnya istighfar yang paling baik adalah; jika seorang hamba
mengucapkan: "allâhumma anta rabbî lâ ilâha illa anta khalaqtanî wa ana
'abduka wa ana 'alâ 'ahdika wa wa'dika mastatha'tu a'ûdzu bika min
syarri mâ shana'tu abû`u laka bidzanbî wa abû`u laka bini'matika 'alayya
faghfirlî fa innahu lâ yaghfirudz dzunûba illâ antâ (Ya Allah, Engkau
adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi selain Engkau.
Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi
perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung
kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui dosaku kepada-
Mu dan aku akui nikmat-Mu kepadaku, maka ampunilah aku. Sebab
tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain-Mu) '. Jika ia mengucapkan
di waktu subuh dengan penuh keyakinan lalu meninggal, maka ia akan
masuk surga. Dan jika ia membacanya di waktu sore dengan penuh
keyakinan lalu meninggal, maka ia akan masuk surga."1
1
HR An-Nasâi dari Syaddad bin Aus r.a., Sunan an-Nasâi, VIII/279,
hadits no. 5522. Hadits ini juga diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, Sunan at-
2
Dalam lafazh al-Bukhari dinyatakan:2
“Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak
diibadahi selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah
hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan
kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku,
aku mengakui dosaku kepada-Mu dan aku akui nikmat-Mu kepadaku,
maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa
selain-Mu.”
Syarah (Penjelasan) Hadits
Nabi Muhammad SAW menamakan lafazh istighfâr ini dengan Sayyidul
Istighfâr karena terkandung dalam hadits ini makna taubat dan merendahkan diri
di hadapan Allâh, yang tidak terdapat dalam hadits-hadits taubat lainnya.
Imam ath-Thîbiy berkata, “Karena doa ini mengandung makna-makna
taubat secara menyeluruh maka dipakailah istilah sayyid, yang pada asalnya,
sayyid itu artinya induk atau pimpinan yang dituju dalam semua keperluan dan
semua urusan kembali kepadanya.”3
Ibnu Abi Jamrâh berkata: “Rasûlullâh SAW mengumpulkan dalam
hadits ini makna-makna yang indah dan lafazh-lafazh yang bagus sehingga
pantas untuk dinamai Sayyidul Istighfâr.” Dalam hadits ini terdapat:
Tirmidzi, V/467, hadits no. 3393; Ahmad ibn Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal,
IV/122, hadits no. 17152; Al-Hakim, Al-Mustadrak, II/496, hadits no. 3707;
Ath-Thabrani, Al-Mu’jam al-Kabîr, VI/455, hadits no. 7039; Al-Baihaqi, Syu’ab
al-Îmân, II/164, hadits no. 658, dan Ibnu Hibban, Shahîh ibn Hibbân, III/212,
hadits no. 932. Semuanya berasal dari Raiwayat Syaddad bin Aus.
2
Hadits Riwayat al-Bukhari dari Syaddad bin Aus, Shahîh al-Bukhâriy,
VIII/83, hadits no. 6306)
3
Fat-hul Bâri, XI/99.
3
1. Pengakuan terhadap uluhiyah Allâh dan ibadah hanya kepada Allâh
2. Pengakuan bahwa Allâh adalah satu-satu-Nya yang Maha Pencipta.
Pengakuan bahwa Allâh SWT telah menetapkan janji yang diambil
untuk hamba-Nya.
3. Harapan yang telah Allâh janjikan kepada hamba-Nya,
4. Berlindung dari keburukan yang telah diperbuat hamba terhadap dirinya,
5. Menisbatkan semua nikmat kepada Allâh SWT yang telah memberikan
semua nikmat ini, menisbatkan dosa kepada diri seorang hamba,
6. Keinginan dan harapan dia agar diampuni dosa-dosanya oleh Allâh
SWT.
7. Dan pengakuannya bahwa tidak ada yang dapat mengampuni dosa
selain Allâh.”4
Sayyidul Istighfâr
1. (Ya Allâh Engkau adalah Rabb-ku)5
.
Pengakuan seorang hamba bahwa Allâh adalah Rabbnya. Rabb adalah
pemilik, pencipta, pemberi rezeki dan pengatur semua urusan makhluk-
Nya. Terkandung dalam hadits ini pengakuan tentang rububiyyah Allâh.
2. (Tiada Ilah yang berhak diibadahi selain Engkau). Yaitu tidak ada
yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Engkau ya Allâh.
Kalimat ini merupakan perwujudan tauhid uluhiyyah. Semua Muslim
wajib meyakini bahwa satu-satunya yang berhak diibadahi dengan benar
hanyalah Allâh, sedangkan selain Allâh tidak boleh disembah dan kita
hanya berdoa kepada Allâh saja.
3. (Engkau telah menciptakan aku, dan aku adalah hamba-Mu)
Pengakuan hamba bahwa tidak ada yang menciptakan alam semesta
beserta isinya ini melainkan hanya Allâh saja. Seluruhnya adalah
makhluk, baik di langit maupun di bumi. Allâh yang telah menciptakan
semua makhluk. Kalimat ini mengandung (perilaku hamba) yang
menghinakan dan merendahkan dirinya di hadapan Allâh. Di dalamnya
terkandung tauhid rububiyyah. Doa ini diucapkan oleh Nabi
4
Fat-hul Bâri, XI/100.
5
Syarah mufradat ini dinukil dari kitab Fat-hul Bâri, XI/98-100 karya
al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani, Fiqhul Ad’iyati wal Adzkâr , III/18-20, Syaikh
Dr. Abdur Razzaq bin Abdul Muhsin al-Badr, dan kitab-kitab lainnya.
4
Muhammad SAW sehingga menunjukan bahwa beliau SAW adalah
seorang hamba, yang tidak berhak untuk diibadahi.
4. (Aku menetapi perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai
dengan kemampuanku)
Aku tetap dalam perjanjian-Mu Ya Allâh, beriman kepada-Mu,
melaksanakan ketaatan kepada-Mu dan melaksanakan perintah-perintah-
Mu semampuku. Menurut kemampuan aku, karena Allâh tidaklah
membebani suatu jiwa melainkan sesuai dengan kemampuannya. Yang
dimaksud janji di sini adalah janji ketika Allâh mengeluarkan calon-calon
makhluk atau ruh.
Allâh berfirman:
ۖ
“Dan (ingatlah) ketika Rabb-mu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak
cucu Adam keturunan mereka dan Allâh mengambil kesaksian terhadap ruh
mereka (seraya Berfirman), ‘Bukankah Aku ini Rabb-mu?’ Mereka menjawab,
‘Betul (Engkau Rabb kami), kami bersaksi.’ (Kami Lakukan yang demikian itu)
agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, ‘sesungguhnya ketika itu kami
lengah terhadap ini.’” [QS al-A’râf/7: 172)
Kalau mereka bersaksi bahwa Allâh sebagai Rabb mereka, maka
konsekuensinya adalah mereka harus beribadah hanya kepada Allâh.
Konsekuensinya adalah melaksanakan perintah Allâh dan meninggalkan
larangan Allâh.
Allâh berfirman:
ۖ
ۚ
“Bukankah Aku telah Memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar
kamu tidak menyembah setan? Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kamu,
5
dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus.” [QS Yâsîn/36:
60-61]
Kalimat ( ) “janji-Mu” yaitu tentang balasan pahala dan ganjaran,
yaitu ‘Aku tetap dalam perjanjianku dengan Allâh selama aku mampu.
Aku yakin dengan janji-Mu Ya Allâh. Bagi orang-orang yang bertauhid
dan menjauhkan perbuatan syirik, dijanjikan dengan surga dan pahala
yang besar.
Oleh karena itu hadits di atas menyebutkan barangsiapa membacanya
dengan penuh keyakinan maka dijanjikan dengan surga.
5. (Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku)
Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan amal perbuatanku dan akibat
buruknya, (Aku berlindung kepada-Mu agar tidak) ditimpa dengan
petaka, agar diampuninya dosa, dan kembali kepada perbuatan jelekku.
Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan perbuatan dosa dan maksiat.
Sesungguhnya perbuatan dosa membawa akibat yang jelek. Orang yang
durhaka kepada orang tua, memutuskan silaturahim, mezalimi orang
lain, mengambil hak orang lain, makan riba, dan dosa-dosa lainnya akan
membawa akibat yang jelek. Di antara akibat buruknya adalah hilangnya
barakah dalam ilmu kita dan hafalan kita. Akibat dosa yang paling
berbahaya adalah akan diazab oleh Allâh. Harta yang diperoleh dengan
cara zalim maka harta itu tidak akan mendapatkan barakah, akan
membuat isterinya dan anak-anaknya durhaka. Oleh karena itu Nabi
SAW ketika khutbatul hâjah bersabda:6
...
“Kami berlindung kepada Allâh dari keburukan jiwa kami dan kejelekan amal
perbuatan kami…”
Oleh karena itu, hendaknya kita berlindung kepada Allâh SWT dari
segala perbuatan dosa kita.
6
HR at-Tirmidzi dari Abdullah bin Mas’ud, Sunan at-Tirmidzi, III/413,
hadits no. 1105
6
Akibat dosa tersebut di antaranya hilangnya barakah umur kita, barakah
ilmu kita, amal ketaatan, dan hilangnya hafalan. Yang paling bahaya
adalah tidak diampuni dosa kita. Atau kita kembali kepada perbuatan
dosa itu. Nas-alullâha al-‘afwa wal ‘âfiyah was salâmah fid dunyâ wal âkhirah.
6. (Aku akui nikmat-Mu kepadaku)
Aku mengakui dan menetapkan besarnya nikmat-Mu kepadaku, dan
agungnya karunia-Mu dan kebaikan-Mu kepadaku. Setiap Muslim dan
Muslimah wajib menisbatkan semua nikmat kepada Allâh. Semua
nikmat yang diberikan Allâh, baik di langit, bumi dan di antara keduanya
adalah berasal dari Allâh.
Firman Allâh:
ۖ
“Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allâh, kemudian
apabila kamu ditimpa kesengsaraan, maka kepada-Nya-lah kamu meminta
pertolongan.” [QS an-Nahl/16: 53]
Nikmat Allâh yang diberikan kepada kita sangatlah banyak. Kita tidak
akan pernah bisa menghitungnya. Cobalah kita hitung nikmat yang Allâh
berikan sejak kita lahir! Nikmat mata, telinga, lisan, rambut, hati, udara,
oksigen, air, tumbuhan, nikmat hidayah, kesehatan, dijauhkan dari
malapetaka, nikmat di atas tauhid dan sunnah, dan lainnya.
Allâh berfirman:
ۚۗ
“Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan
kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allâh, niscaya kamu tidak akan
mampu menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat
mengingkari (nikmat Allâh).” [QS Ibrâhîm/14: 34]
7
Apabila kita mengakui nikmat-nikmat Allâh, maka konsekuensinya
adalah bersyukur kepada Allâh. Bila seorang hamba bersyukur kepada
Allâh, maka Allâh akan menambah nikmat-nikmat-Nya kepada kita.
Allâh SWT berfirman:
ۖ
“Dan (ingatlah) ketika Rabbmu memaklumkan, “sesungguhnya jika kamu
bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” [QS Ibrâhîm/14:
7]
Jika seseorang bersyukur kepada Allâh maka Allâh tidak akan
mengazabnya. Allâh berfirman:
ۚ
“Allâh tidak akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman. Dan Allâh
Maha Mensyukuri, Maha Mengetahui.” [QS an-Nisâ’/4: 147]
7. (Aku mengakui dosaku kepada-Mu)
Aku mengakui kesalahan-kesalahan yang pernah aku lakukan, berupa
perbuatan dosa, kesalahan, kelalaian, kewajiban yang aku tinggalkan,
perbuatan haram dan maksiat yang aku lakukan. Pengakuan ini sebagai
langkah awal untuk bertaubat dan kembali kepada Allâh.
8. (Ampunilah dosaku)
Ya Allâh, ampunilah seluruh dosa yang telah aku lakukan.
Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
Seorang hamba yang bertakwa tatkala ia berbuat dosa, ia segera
memohon ampun kepada Allâh. Sebagaimana firman-Nya:
8
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau
menzalimi diri sendiri, mereka (segera) mengingat Allâh, lalu memohon
ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa
selain Allâh? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka
mengetahui.” [QS Ali ‘Imrân/3: 135]
9. (Karena yang tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain
Engkau ya Allâh)
Pengakuan kita bahwa tidak ada yang dapat mengampuni semua dosa-
dosa kecuali hanya Allâh. Oleh karena kita memohon ampun hanya
kepada Allâh, tidak kepada selain-Nya. Allâh Maha Pengampun dan
Penerima taubat.
Barangsiapa yang membacanya di pagi hari dengan penuh keyakinan,
kemudia ia meninggal dunia sebelum sore hari, maka ia termasuk
penghuni Surga. Barangsiapa yang membacanya di sore hari dengan
penuh keyakinan, kemudia ia meninggal dunia sebelum esok pagi hari,
maka ia termasuk penghuni surga
Yaitu membacanya dengan penuh keyakinan, ikhlas, mentauhidkan
Allâh, meninggalkan syirik, membenarkan kandungan doa Sayyidul
Istighfâr ini, mengakui tauhid rububiyyah, tauhid uluhiyyah, mengakui
semua dosa-dosanya, mengakui semua nikmat dari Allâh dan meminta
ampunan hanya kepada Allâh .
Nabi SAW menganjurkan kita untuk membacanya dengan penuh
keyakinan ketika kita di waktu pagi dan sore hari.
9
Ibnu Taimiyah berkata: “Orang yang mengenal Allâh yang ia tuju, maka
dia mempersaksikan bahwa semua itu karunia Allâh dan menyadari
dirinya yang banyak dosa dan aib.”7
Beliau menjelaskan, “Nabi SAW mengumpulkan dua hal, yaitu
persaksian semua nikmat dari Allâh dan pengakuan dosa-dosa yang telah
dilakukan, bahwa kita banyak berbuat kesalahan. Lalu dilanjutkan
dengan amal. Menyaksikan semua nikmat, anugerah dan karunia Allâh
kepada kita, konsekuensinya adalah wajibnya kita mencintai Allâh. Ini
juga menuntut kita memuji Allâh, bersyukur kepada Allâh karena Allâh
telah memberi semua nikmat dan kebaikan. Kita pun harus menyadari
diri kita yang banyak berbuat dosa dan kesalahan, yang menuntut kita
agar menghinakan diri kepada Allâh, merendahkan diri kita di hadapan
Allâh serta menyatakan diri kita fakir, membutuhkan Allâh dan kita
wajib bertaubat kepada Allâh pada setiap waktu dan dia tidak melihat
dirinya kecuali orang yang tidak memunyai apa-apa sama sekali.8
Pelajaran Yang Dapat Diperoleh
Dari kajian di atas, kita dapat memetik beberapa pelajaran:
1. Wajib menetapkan rububiyyah Allâh, karena Allâh adalah Pencipta,
Yang Maha Pemberi Rezeki, Yang Maha Pemberi karunia, Yang Maha
Menahan, dan Yang Maha Melapangkan, Yang Maha menghidupkan,
Yang Maha mematikan, dan Yang Maha mengatur segala urusan.
2. Wajib menetapkan ‘ubudiyyah, uluhiyyah, dan wahdaniyyah bagi Allâh.
Bahwa hanya Allâh SWT yang wajib dan berhak diibadahi dengan benar.
3. Dalam Sayyidul Istighfâr terdapat penetapan dan pengakuan seorang
hamba bahwa dirinya adalah hamba yang hina di hadapan Rabb-nya,
Pencipta-nya, dan Pemberi Rezeki-nya.
4. Di dalamnya juga terdapat penetapan seorang hamba bahwa dia
berpegang kepada perjanjian yang Allâh SWT ambil atasnya.
5. Hendaklah seorang hamba melaksanakan perintah Allâh SWT sesuai
dengan kemampuannya. Seperti dalam firman Allâh:
7
Perkataan ini dinyatakan oleh Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah
dalam kitab al-Wâbilish Shayyib, Lihat Shahîh al-Wâbilish Shayyib (hlm. 16).
8
Shahîh al-Wâbilish Shayyib, hlm. 17.
10
ۗ
“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah
serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. dan barangsiapa
yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang
beruntung.” [QS at-Taghâbun/64: 16]
6. Pengakuan seorang hamba atas dosa-dosanya dengan taubat.
7. Penetapan dan pengakuan seorang hamba kepada Rabb-nya dengan
kelemahan dan kekurangan, dengan menyembah-Nya dengan sebenar-
benarnya.
8. Tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allâh.
9. Hendaklah seorang hamba berlindung kepada Allâh dari kejelekan apa-
apa yang telah dia perbuat.
10. Keutamaan Istighfâr (meminta ampun kepada Allâh SWT) dan
keutamaan Sayyidul Istighfâr.
11. Hendaklah seorang hamba berlindung kepada Allâh SWT dari kejelekan
perbuatan dan niatnya, karena itu merupakan sebab mendapat hukuman
dan azab.
12. Dalam hadits ini terdapat dalil bahwa segala tujuan itu hendaknya
dicapai dengan cara-cara yang benar, dan sebab-sebab yang mencapai
kepada tujuan itu. Adapun menggunakan khurafat, bid’ah, cara-cara
yang syirik, maka itu tidak menambah (kedudukan) seorang manusia di
hadapan Rabb-nya kecuali (tetap seorang) hamba (yang hina).

Contenu connexe

Tendances (20)

Hukum acara peradilan agama
Hukum acara peradilan agamaHukum acara peradilan agama
Hukum acara peradilan agama
 
SHAPE Heart's Passion
SHAPE Heart's PassionSHAPE Heart's Passion
SHAPE Heart's Passion
 
Bahasa tubuh
Bahasa tubuhBahasa tubuh
Bahasa tubuh
 
Zikir dan doa
Zikir dan doaZikir dan doa
Zikir dan doa
 
Presentasi Tawakkal (berserah diri pada allah)
Presentasi Tawakkal (berserah diri pada allah)Presentasi Tawakkal (berserah diri pada allah)
Presentasi Tawakkal (berserah diri pada allah)
 
Birrul walidain
Birrul walidainBirrul walidain
Birrul walidain
 
Tafsir surat al kautsar
Tafsir surat al kautsarTafsir surat al kautsar
Tafsir surat al kautsar
 
MAKALAH QURBAN
MAKALAH QURBANMAKALAH QURBAN
MAKALAH QURBAN
 
Ppt negosiasi
Ppt negosiasiPpt negosiasi
Ppt negosiasi
 
TEKNIK NEGOISASI - MATERI : Teknik Negosiasi Bisnis
TEKNIK NEGOISASI - MATERI : Teknik Negosiasi BisnisTEKNIK NEGOISASI - MATERI : Teknik Negosiasi Bisnis
TEKNIK NEGOISASI - MATERI : Teknik Negosiasi Bisnis
 
Meninggalkan shalat
Meninggalkan shalatMeninggalkan shalat
Meninggalkan shalat
 
Munakahat: Pernikahan dalam Islam
Munakahat: Pernikahan dalam IslamMunakahat: Pernikahan dalam Islam
Munakahat: Pernikahan dalam Islam
 
Bab ii perihal
Bab ii perihalBab ii perihal
Bab ii perihal
 
nikah menurut islam
nikah menurut islamnikah menurut islam
nikah menurut islam
 
Iman kepada kitab kitab allah
Iman kepada kitab kitab allahIman kepada kitab kitab allah
Iman kepada kitab kitab allah
 
Tafsir Surah al-Fatihah
Tafsir Surah al-FatihahTafsir Surah al-Fatihah
Tafsir Surah al-Fatihah
 
Surat kuasa termohon
Surat kuasa termohonSurat kuasa termohon
Surat kuasa termohon
 
Bab 10 Iman Kepada Malaikat
Bab 10 Iman Kepada MalaikatBab 10 Iman Kepada Malaikat
Bab 10 Iman Kepada Malaikat
 
PPT Kel 8 Perjanjian Internasional
PPT Kel 8 Perjanjian InternasionalPPT Kel 8 Perjanjian Internasional
PPT Kel 8 Perjanjian Internasional
 
Taubat dan raja’
Taubat dan raja’Taubat dan raja’
Taubat dan raja’
 

Similaire à ISTIGHFAR

Keutamaan sayyidul istighfar 01
Keutamaan sayyidul istighfar 01Keutamaan sayyidul istighfar 01
Keutamaan sayyidul istighfar 01Muhsin Hariyanto
 
Bahan perjumpaan sumur kali ke 2
Bahan perjumpaan sumur  kali ke 2Bahan perjumpaan sumur  kali ke 2
Bahan perjumpaan sumur kali ke 2sumursmkatb
 
Keajaibanistighfar 120913210030-phpapp01
Keajaibanistighfar 120913210030-phpapp01Keajaibanistighfar 120913210030-phpapp01
Keajaibanistighfar 120913210030-phpapp01jefri_rofik
 
Keajaiban istighfar
Keajaiban istighfarKeajaiban istighfar
Keajaiban istighfarPoe Poengs
 
(Percuma) buku 10 wasiat perlindungan diri dari wabah (1)
(Percuma) buku 10 wasiat perlindungan diri dari wabah (1)(Percuma) buku 10 wasiat perlindungan diri dari wabah (1)
(Percuma) buku 10 wasiat perlindungan diri dari wabah (1)SUHARNIBTMDREJABMoe
 
Menggapai keberuntungan dengan tawasul dan jihad
Menggapai keberuntungan dengan tawasul dan jihadMenggapai keberuntungan dengan tawasul dan jihad
Menggapai keberuntungan dengan tawasul dan jihadMuhsin Hariyanto
 
Pengajian Agama bertajuk : Attazkiratul Hadramiyah
Pengajian Agama  bertajuk : Attazkiratul HadramiyahPengajian Agama  bertajuk : Attazkiratul Hadramiyah
Pengajian Agama bertajuk : Attazkiratul HadramiyahFirdausRazak20
 
Keajaiban istighfar
Keajaiban istighfar Keajaiban istighfar
Keajaiban istighfar dhoan Evridho
 
Id agar doa di ijabah
Id agar doa di ijabahId agar doa di ijabah
Id agar doa di ijabahLoveofpeople
 
Dzikir pagi dan petang
Dzikir pagi dan petangDzikir pagi dan petang
Dzikir pagi dan petangJuaria Muin
 
doa sehari-hari untuk anak
doa sehari-hari untuk anakdoa sehari-hari untuk anak
doa sehari-hari untuk anakLidia Winarti
 
Bekam Holistik 1.2 presentasi PBI Sidoarjo.pdf
Bekam Holistik 1.2 presentasi PBI Sidoarjo.pdfBekam Holistik 1.2 presentasi PBI Sidoarjo.pdf
Bekam Holistik 1.2 presentasi PBI Sidoarjo.pdfwahyudibromo1
 
Nikah, Connecting People
Nikah, Connecting PeopleNikah, Connecting People
Nikah, Connecting PeopleYunus Thariq
 
Memilih istri terbaik melalui perencanaan terbaik
Memilih istri terbaik melalui perencanaan terbaikMemilih istri terbaik melalui perencanaan terbaik
Memilih istri terbaik melalui perencanaan terbaikYunus Thariq
 
Id virtue of_fasting_shaqy
Id virtue of_fasting_shaqyId virtue of_fasting_shaqy
Id virtue of_fasting_shaqyLoveofpeople
 
15 kunci rizki dari allah untuk hamba yang beriman
15 kunci rizki dari allah untuk hamba yang beriman15 kunci rizki dari allah untuk hamba yang beriman
15 kunci rizki dari allah untuk hamba yang berimanErman Hidayat
 

Similaire à ISTIGHFAR (20)

Keutamaan sayyidul istighfar 01
Keutamaan sayyidul istighfar 01Keutamaan sayyidul istighfar 01
Keutamaan sayyidul istighfar 01
 
Bahan perjumpaan sumur kali ke 2
Bahan perjumpaan sumur  kali ke 2Bahan perjumpaan sumur  kali ke 2
Bahan perjumpaan sumur kali ke 2
 
Keajaibanistighfar 120913210030-phpapp01
Keajaibanistighfar 120913210030-phpapp01Keajaibanistighfar 120913210030-phpapp01
Keajaibanistighfar 120913210030-phpapp01
 
Keajaiban istighfar
Keajaiban istighfarKeajaiban istighfar
Keajaiban istighfar
 
Bacaan shalat
Bacaan shalatBacaan shalat
Bacaan shalat
 
(Percuma) buku 10 wasiat perlindungan diri dari wabah (1)
(Percuma) buku 10 wasiat perlindungan diri dari wabah (1)(Percuma) buku 10 wasiat perlindungan diri dari wabah (1)
(Percuma) buku 10 wasiat perlindungan diri dari wabah (1)
 
Menggapai keberuntungan dengan tawasul dan jihad
Menggapai keberuntungan dengan tawasul dan jihadMenggapai keberuntungan dengan tawasul dan jihad
Menggapai keberuntungan dengan tawasul dan jihad
 
Pengajian Agama bertajuk : Attazkiratul Hadramiyah
Pengajian Agama  bertajuk : Attazkiratul HadramiyahPengajian Agama  bertajuk : Attazkiratul Hadramiyah
Pengajian Agama bertajuk : Attazkiratul Hadramiyah
 
Tahajud
TahajudTahajud
Tahajud
 
Keajaiban istighfar
Keajaiban istighfar Keajaiban istighfar
Keajaiban istighfar
 
Id agar doa di ijabah
Id agar doa di ijabahId agar doa di ijabah
Id agar doa di ijabah
 
Dzikir pagi dan petang
Dzikir pagi dan petangDzikir pagi dan petang
Dzikir pagi dan petang
 
doa sehari-hari untuk anak
doa sehari-hari untuk anakdoa sehari-hari untuk anak
doa sehari-hari untuk anak
 
4 zakat
4 zakat4 zakat
4 zakat
 
Bekam Holistik 1.2 presentasi PBI Sidoarjo.pdf
Bekam Holistik 1.2 presentasi PBI Sidoarjo.pdfBekam Holistik 1.2 presentasi PBI Sidoarjo.pdf
Bekam Holistik 1.2 presentasi PBI Sidoarjo.pdf
 
Nikah, Connecting People
Nikah, Connecting PeopleNikah, Connecting People
Nikah, Connecting People
 
Memilih istri terbaik melalui perencanaan terbaik
Memilih istri terbaik melalui perencanaan terbaikMemilih istri terbaik melalui perencanaan terbaik
Memilih istri terbaik melalui perencanaan terbaik
 
Syahadatain
SyahadatainSyahadatain
Syahadatain
 
Id virtue of_fasting_shaqy
Id virtue of_fasting_shaqyId virtue of_fasting_shaqy
Id virtue of_fasting_shaqy
 
15 kunci rizki dari allah untuk hamba yang beriman
15 kunci rizki dari allah untuk hamba yang beriman15 kunci rizki dari allah untuk hamba yang beriman
15 kunci rizki dari allah untuk hamba yang beriman
 

Plus de Muhsin Hariyanto

Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahMuhsin Hariyanto
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Muhsin Hariyanto
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanMuhsin Hariyanto
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMuhsin Hariyanto
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Muhsin Hariyanto
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabulMuhsin Hariyanto
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamMuhsin Hariyanto
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifMuhsin Hariyanto
 

Plus de Muhsin Hariyanto (20)

Khutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 hKhutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 h
 
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
 
Etika dalam berdoa
Etika dalam berdoaEtika dalam berdoa
Etika dalam berdoa
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul
 
Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)
 
Strategi dakwah
Strategi dakwahStrategi dakwah
Strategi dakwah
 
Sukses karena kerja keras
Sukses karena kerja kerasSukses karena kerja keras
Sukses karena kerja keras
 
Opini dul
Opini   dulOpini   dul
Opini dul
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayam
 
Tentang diri saya
Tentang diri sayaTentang diri saya
Tentang diri saya
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
 
Ketika kita gagal
Ketika kita gagalKetika kita gagal
Ketika kita gagal
 
Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!
 
Gatotkaca winisuda
Gatotkaca winisudaGatotkaca winisuda
Gatotkaca winisuda
 

ISTIGHFAR

  • 1. 1 PENGAJIAN JUMAT PETANG BA’DA MAGHRIB KAJIAN HADITS TEMATIK MASJID MARGO RAHAYU NAMBURAN KIDUL YOGYAKARTA “Keutamaan Sayyidul Istighfâr” Rasulullah SAW pernah bersabda: "Sesungguhnya istighfar yang paling baik adalah; jika seorang hamba mengucapkan: "allâhumma anta rabbî lâ ilâha illa anta khalaqtanî wa ana 'abduka wa ana 'alâ 'ahdika wa wa'dika mastatha'tu a'ûdzu bika min syarri mâ shana'tu abû`u laka bidzanbî wa abû`u laka bini'matika 'alayya faghfirlî fa innahu lâ yaghfirudz dzunûba illâ antâ (Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui dosaku kepada- Mu dan aku akui nikmat-Mu kepadaku, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain-Mu) '. Jika ia mengucapkan di waktu subuh dengan penuh keyakinan lalu meninggal, maka ia akan masuk surga. Dan jika ia membacanya di waktu sore dengan penuh keyakinan lalu meninggal, maka ia akan masuk surga."1 1 HR An-Nasâi dari Syaddad bin Aus r.a., Sunan an-Nasâi, VIII/279, hadits no. 5522. Hadits ini juga diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, Sunan at-
  • 2. 2 Dalam lafazh al-Bukhari dinyatakan:2 “Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui dosaku kepada-Mu dan aku akui nikmat-Mu kepadaku, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain-Mu.” Syarah (Penjelasan) Hadits Nabi Muhammad SAW menamakan lafazh istighfâr ini dengan Sayyidul Istighfâr karena terkandung dalam hadits ini makna taubat dan merendahkan diri di hadapan Allâh, yang tidak terdapat dalam hadits-hadits taubat lainnya. Imam ath-Thîbiy berkata, “Karena doa ini mengandung makna-makna taubat secara menyeluruh maka dipakailah istilah sayyid, yang pada asalnya, sayyid itu artinya induk atau pimpinan yang dituju dalam semua keperluan dan semua urusan kembali kepadanya.”3 Ibnu Abi Jamrâh berkata: “Rasûlullâh SAW mengumpulkan dalam hadits ini makna-makna yang indah dan lafazh-lafazh yang bagus sehingga pantas untuk dinamai Sayyidul Istighfâr.” Dalam hadits ini terdapat: Tirmidzi, V/467, hadits no. 3393; Ahmad ibn Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal, IV/122, hadits no. 17152; Al-Hakim, Al-Mustadrak, II/496, hadits no. 3707; Ath-Thabrani, Al-Mu’jam al-Kabîr, VI/455, hadits no. 7039; Al-Baihaqi, Syu’ab al-Îmân, II/164, hadits no. 658, dan Ibnu Hibban, Shahîh ibn Hibbân, III/212, hadits no. 932. Semuanya berasal dari Raiwayat Syaddad bin Aus. 2 Hadits Riwayat al-Bukhari dari Syaddad bin Aus, Shahîh al-Bukhâriy, VIII/83, hadits no. 6306) 3 Fat-hul Bâri, XI/99.
  • 3. 3 1. Pengakuan terhadap uluhiyah Allâh dan ibadah hanya kepada Allâh 2. Pengakuan bahwa Allâh adalah satu-satu-Nya yang Maha Pencipta. Pengakuan bahwa Allâh SWT telah menetapkan janji yang diambil untuk hamba-Nya. 3. Harapan yang telah Allâh janjikan kepada hamba-Nya, 4. Berlindung dari keburukan yang telah diperbuat hamba terhadap dirinya, 5. Menisbatkan semua nikmat kepada Allâh SWT yang telah memberikan semua nikmat ini, menisbatkan dosa kepada diri seorang hamba, 6. Keinginan dan harapan dia agar diampuni dosa-dosanya oleh Allâh SWT. 7. Dan pengakuannya bahwa tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Allâh.”4 Sayyidul Istighfâr 1. (Ya Allâh Engkau adalah Rabb-ku)5 . Pengakuan seorang hamba bahwa Allâh adalah Rabbnya. Rabb adalah pemilik, pencipta, pemberi rezeki dan pengatur semua urusan makhluk- Nya. Terkandung dalam hadits ini pengakuan tentang rububiyyah Allâh. 2. (Tiada Ilah yang berhak diibadahi selain Engkau). Yaitu tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Engkau ya Allâh. Kalimat ini merupakan perwujudan tauhid uluhiyyah. Semua Muslim wajib meyakini bahwa satu-satunya yang berhak diibadahi dengan benar hanyalah Allâh, sedangkan selain Allâh tidak boleh disembah dan kita hanya berdoa kepada Allâh saja. 3. (Engkau telah menciptakan aku, dan aku adalah hamba-Mu) Pengakuan hamba bahwa tidak ada yang menciptakan alam semesta beserta isinya ini melainkan hanya Allâh saja. Seluruhnya adalah makhluk, baik di langit maupun di bumi. Allâh yang telah menciptakan semua makhluk. Kalimat ini mengandung (perilaku hamba) yang menghinakan dan merendahkan dirinya di hadapan Allâh. Di dalamnya terkandung tauhid rububiyyah. Doa ini diucapkan oleh Nabi 4 Fat-hul Bâri, XI/100. 5 Syarah mufradat ini dinukil dari kitab Fat-hul Bâri, XI/98-100 karya al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani, Fiqhul Ad’iyati wal Adzkâr , III/18-20, Syaikh Dr. Abdur Razzaq bin Abdul Muhsin al-Badr, dan kitab-kitab lainnya.
  • 4. 4 Muhammad SAW sehingga menunjukan bahwa beliau SAW adalah seorang hamba, yang tidak berhak untuk diibadahi. 4. (Aku menetapi perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku) Aku tetap dalam perjanjian-Mu Ya Allâh, beriman kepada-Mu, melaksanakan ketaatan kepada-Mu dan melaksanakan perintah-perintah- Mu semampuku. Menurut kemampuan aku, karena Allâh tidaklah membebani suatu jiwa melainkan sesuai dengan kemampuannya. Yang dimaksud janji di sini adalah janji ketika Allâh mengeluarkan calon-calon makhluk atau ruh. Allâh berfirman: ۖ “Dan (ingatlah) ketika Rabb-mu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allâh mengambil kesaksian terhadap ruh mereka (seraya Berfirman), ‘Bukankah Aku ini Rabb-mu?’ Mereka menjawab, ‘Betul (Engkau Rabb kami), kami bersaksi.’ (Kami Lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, ‘sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini.’” [QS al-A’râf/7: 172) Kalau mereka bersaksi bahwa Allâh sebagai Rabb mereka, maka konsekuensinya adalah mereka harus beribadah hanya kepada Allâh. Konsekuensinya adalah melaksanakan perintah Allâh dan meninggalkan larangan Allâh. Allâh berfirman: ۖ ۚ “Bukankah Aku telah Memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu tidak menyembah setan? Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kamu,
  • 5. 5 dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus.” [QS Yâsîn/36: 60-61] Kalimat ( ) “janji-Mu” yaitu tentang balasan pahala dan ganjaran, yaitu ‘Aku tetap dalam perjanjianku dengan Allâh selama aku mampu. Aku yakin dengan janji-Mu Ya Allâh. Bagi orang-orang yang bertauhid dan menjauhkan perbuatan syirik, dijanjikan dengan surga dan pahala yang besar. Oleh karena itu hadits di atas menyebutkan barangsiapa membacanya dengan penuh keyakinan maka dijanjikan dengan surga. 5. (Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku) Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan amal perbuatanku dan akibat buruknya, (Aku berlindung kepada-Mu agar tidak) ditimpa dengan petaka, agar diampuninya dosa, dan kembali kepada perbuatan jelekku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan perbuatan dosa dan maksiat. Sesungguhnya perbuatan dosa membawa akibat yang jelek. Orang yang durhaka kepada orang tua, memutuskan silaturahim, mezalimi orang lain, mengambil hak orang lain, makan riba, dan dosa-dosa lainnya akan membawa akibat yang jelek. Di antara akibat buruknya adalah hilangnya barakah dalam ilmu kita dan hafalan kita. Akibat dosa yang paling berbahaya adalah akan diazab oleh Allâh. Harta yang diperoleh dengan cara zalim maka harta itu tidak akan mendapatkan barakah, akan membuat isterinya dan anak-anaknya durhaka. Oleh karena itu Nabi SAW ketika khutbatul hâjah bersabda:6 ... “Kami berlindung kepada Allâh dari keburukan jiwa kami dan kejelekan amal perbuatan kami…” Oleh karena itu, hendaknya kita berlindung kepada Allâh SWT dari segala perbuatan dosa kita. 6 HR at-Tirmidzi dari Abdullah bin Mas’ud, Sunan at-Tirmidzi, III/413, hadits no. 1105
  • 6. 6 Akibat dosa tersebut di antaranya hilangnya barakah umur kita, barakah ilmu kita, amal ketaatan, dan hilangnya hafalan. Yang paling bahaya adalah tidak diampuni dosa kita. Atau kita kembali kepada perbuatan dosa itu. Nas-alullâha al-‘afwa wal ‘âfiyah was salâmah fid dunyâ wal âkhirah. 6. (Aku akui nikmat-Mu kepadaku) Aku mengakui dan menetapkan besarnya nikmat-Mu kepadaku, dan agungnya karunia-Mu dan kebaikan-Mu kepadaku. Setiap Muslim dan Muslimah wajib menisbatkan semua nikmat kepada Allâh. Semua nikmat yang diberikan Allâh, baik di langit, bumi dan di antara keduanya adalah berasal dari Allâh. Firman Allâh: ۖ “Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allâh, kemudian apabila kamu ditimpa kesengsaraan, maka kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.” [QS an-Nahl/16: 53] Nikmat Allâh yang diberikan kepada kita sangatlah banyak. Kita tidak akan pernah bisa menghitungnya. Cobalah kita hitung nikmat yang Allâh berikan sejak kita lahir! Nikmat mata, telinga, lisan, rambut, hati, udara, oksigen, air, tumbuhan, nikmat hidayah, kesehatan, dijauhkan dari malapetaka, nikmat di atas tauhid dan sunnah, dan lainnya. Allâh berfirman: ۚۗ “Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allâh, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allâh).” [QS Ibrâhîm/14: 34]
  • 7. 7 Apabila kita mengakui nikmat-nikmat Allâh, maka konsekuensinya adalah bersyukur kepada Allâh. Bila seorang hamba bersyukur kepada Allâh, maka Allâh akan menambah nikmat-nikmat-Nya kepada kita. Allâh SWT berfirman: ۖ “Dan (ingatlah) ketika Rabbmu memaklumkan, “sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” [QS Ibrâhîm/14: 7] Jika seseorang bersyukur kepada Allâh maka Allâh tidak akan mengazabnya. Allâh berfirman: ۚ “Allâh tidak akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman. Dan Allâh Maha Mensyukuri, Maha Mengetahui.” [QS an-Nisâ’/4: 147] 7. (Aku mengakui dosaku kepada-Mu) Aku mengakui kesalahan-kesalahan yang pernah aku lakukan, berupa perbuatan dosa, kesalahan, kelalaian, kewajiban yang aku tinggalkan, perbuatan haram dan maksiat yang aku lakukan. Pengakuan ini sebagai langkah awal untuk bertaubat dan kembali kepada Allâh. 8. (Ampunilah dosaku) Ya Allâh, ampunilah seluruh dosa yang telah aku lakukan. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Seorang hamba yang bertakwa tatkala ia berbuat dosa, ia segera memohon ampun kepada Allâh. Sebagaimana firman-Nya:
  • 8. 8 “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, mereka (segera) mengingat Allâh, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allâh? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui.” [QS Ali ‘Imrân/3: 135] 9. (Karena yang tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau ya Allâh) Pengakuan kita bahwa tidak ada yang dapat mengampuni semua dosa- dosa kecuali hanya Allâh. Oleh karena kita memohon ampun hanya kepada Allâh, tidak kepada selain-Nya. Allâh Maha Pengampun dan Penerima taubat. Barangsiapa yang membacanya di pagi hari dengan penuh keyakinan, kemudia ia meninggal dunia sebelum sore hari, maka ia termasuk penghuni Surga. Barangsiapa yang membacanya di sore hari dengan penuh keyakinan, kemudia ia meninggal dunia sebelum esok pagi hari, maka ia termasuk penghuni surga Yaitu membacanya dengan penuh keyakinan, ikhlas, mentauhidkan Allâh, meninggalkan syirik, membenarkan kandungan doa Sayyidul Istighfâr ini, mengakui tauhid rububiyyah, tauhid uluhiyyah, mengakui semua dosa-dosanya, mengakui semua nikmat dari Allâh dan meminta ampunan hanya kepada Allâh . Nabi SAW menganjurkan kita untuk membacanya dengan penuh keyakinan ketika kita di waktu pagi dan sore hari.
  • 9. 9 Ibnu Taimiyah berkata: “Orang yang mengenal Allâh yang ia tuju, maka dia mempersaksikan bahwa semua itu karunia Allâh dan menyadari dirinya yang banyak dosa dan aib.”7 Beliau menjelaskan, “Nabi SAW mengumpulkan dua hal, yaitu persaksian semua nikmat dari Allâh dan pengakuan dosa-dosa yang telah dilakukan, bahwa kita banyak berbuat kesalahan. Lalu dilanjutkan dengan amal. Menyaksikan semua nikmat, anugerah dan karunia Allâh kepada kita, konsekuensinya adalah wajibnya kita mencintai Allâh. Ini juga menuntut kita memuji Allâh, bersyukur kepada Allâh karena Allâh telah memberi semua nikmat dan kebaikan. Kita pun harus menyadari diri kita yang banyak berbuat dosa dan kesalahan, yang menuntut kita agar menghinakan diri kepada Allâh, merendahkan diri kita di hadapan Allâh serta menyatakan diri kita fakir, membutuhkan Allâh dan kita wajib bertaubat kepada Allâh pada setiap waktu dan dia tidak melihat dirinya kecuali orang yang tidak memunyai apa-apa sama sekali.8 Pelajaran Yang Dapat Diperoleh Dari kajian di atas, kita dapat memetik beberapa pelajaran: 1. Wajib menetapkan rububiyyah Allâh, karena Allâh adalah Pencipta, Yang Maha Pemberi Rezeki, Yang Maha Pemberi karunia, Yang Maha Menahan, dan Yang Maha Melapangkan, Yang Maha menghidupkan, Yang Maha mematikan, dan Yang Maha mengatur segala urusan. 2. Wajib menetapkan ‘ubudiyyah, uluhiyyah, dan wahdaniyyah bagi Allâh. Bahwa hanya Allâh SWT yang wajib dan berhak diibadahi dengan benar. 3. Dalam Sayyidul Istighfâr terdapat penetapan dan pengakuan seorang hamba bahwa dirinya adalah hamba yang hina di hadapan Rabb-nya, Pencipta-nya, dan Pemberi Rezeki-nya. 4. Di dalamnya juga terdapat penetapan seorang hamba bahwa dia berpegang kepada perjanjian yang Allâh SWT ambil atasnya. 5. Hendaklah seorang hamba melaksanakan perintah Allâh SWT sesuai dengan kemampuannya. Seperti dalam firman Allâh: 7 Perkataan ini dinyatakan oleh Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dalam kitab al-Wâbilish Shayyib, Lihat Shahîh al-Wâbilish Shayyib (hlm. 16). 8 Shahîh al-Wâbilish Shayyib, hlm. 17.
  • 10. 10 ۗ “Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.” [QS at-Taghâbun/64: 16] 6. Pengakuan seorang hamba atas dosa-dosanya dengan taubat. 7. Penetapan dan pengakuan seorang hamba kepada Rabb-nya dengan kelemahan dan kekurangan, dengan menyembah-Nya dengan sebenar- benarnya. 8. Tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allâh. 9. Hendaklah seorang hamba berlindung kepada Allâh dari kejelekan apa- apa yang telah dia perbuat. 10. Keutamaan Istighfâr (meminta ampun kepada Allâh SWT) dan keutamaan Sayyidul Istighfâr. 11. Hendaklah seorang hamba berlindung kepada Allâh SWT dari kejelekan perbuatan dan niatnya, karena itu merupakan sebab mendapat hukuman dan azab. 12. Dalam hadits ini terdapat dalil bahwa segala tujuan itu hendaknya dicapai dengan cara-cara yang benar, dan sebab-sebab yang mencapai kepada tujuan itu. Adapun menggunakan khurafat, bid’ah, cara-cara yang syirik, maka itu tidak menambah (kedudukan) seorang manusia di hadapan Rabb-nya kecuali (tetap seorang) hamba (yang hina).