SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  7
Koreksi atas Salah-Kaprah Pemahaman tentang
Rahmatan li al-Âlamîn
Kata Rahmatan li al- Âlamîn memang ada dalam al-Quran. Namun
permasalahan akan muncul ketika orang-orang menafsirkan makna
“Rahmatan li al-Âlamîn” secara serampangan, bermodal pemahaman bahasa
dan logika yang dangkal. Atau berusaha memaksakan makna ayat agar
sesuai dengan kemauan “hawa nafsunya”.
Di antaranya pemahaman tersebut adalah:
1. Berkasih Sayang dengan Orang Kafir
Sebagian orang mengajak untuk berkasih sayang kepada orang
kafir, tidak perlu membenci mereka, mengikuti acara-acara mereka, enggan
menyebut mereka kafir, atau bahkan menyerukan bahwa semua agama
sama dan benar, berdalil dengan ayat:

« ‫.»ل وامال أرسلانا  َل إَالل رحمةل للاعالمنين‬
َ  ِ‫ َ  َ اعْ  َ اعْ ك نيِ حَر ّ  َ اعْ  َ ل ً نيِ اعْ  َ ني‬
“Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi
alam semesta.” (QS al-Anbiyâ’/21: 107)
Padahal bukan demikian tafsir yang tepat dari ayat ini. Allah SWT
menjadikan Islam sebagai rahmat bagi seluruh manusia, namun
bentuk rahmat bagi orang kafir bukanlah dengan berkasih sayang kepada
mereka. Bahkan telah dijelaskan oleh para ahli tafsir, bahwa bentuk rahmat
bagi mereka adalah dengan tidak ditimpa musibah besar yang menimpa
umat terdahulu. Inilah bentuk kasih sayang Allah terhadap orang kafir, dari
penjelasan sahabat Ibnu Abbas r.a..
Bahkan konsekuensi dari keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya
adalah membenci segala bentuk penyembahan kepada selain Allah,
membenci bentuk-bentuk penentangan terhadap ajaran Rasulullah s.a.w.,
serta membenci orang-orang yang melakukannya, dengan (sikap) adil dan
tanpa kezaliman terhadap mereka, sebagaimana firman Allah SWT:

« ‫ل  َالل تجدل قوامال يؤ نيِانونل باهللل وا اعْنيومل الخرل يواَدونل امنل حاَدل اهلل‬
َ  ّ ‫ َ  َ نيِ وُ  َ اعْ ل ً وُ اعْاموُ  َ نيِ نيِ  َ ل َ اعْ نيِ نيِ نيِ وُ  َ نوّ  َ  َ اعْ  َ حَر‬
ْ‫و  َ وُ  َ وُ  َ َ اعْ  َ وُ  َ  َ وُ اعْ  َ اعْ  َب َ  َ وُ اعْ  َ اعْ إ اعْ  َ  َ وُ اعْ  َ اعْ  َ نيِ  َ  َ وُ اع‬
‫ل   َرسولهل ولول كانوال آباءهمل أول أ اعْاناءهمل أول نيِخوانهمل أول عشنيرتهم‬
».

1
“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari
akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan
Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudarasaudara ataupun keluarga mereka.” (QS al-Mujâdalah/58: 22)
Namun perlu dicatat, ‘harus membenci’ bukan berarti harus
membunuh, melukai, atau menyakiti orang kafir yang kita temui.
Sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Qayyim al-Jauziyah, bahwa ada orang
kafir yang wajib diperangi, ada pula yang tidak boleh dilukai.
Menjadikan QS al-Anbiyâ’/21: 107 sebagai dalil pluralisme agama
juga merupakan pemahaman yang menyimpang. Karena ayat-ayat al-Quran
tidak mungkin saling bertentangan. Bukankah Allah SWT sendiri yang
berfirman:

« ‫.»ل إنل الدينل  نيِاندل اهللل اإلسالم‬
ُ‫نيِ حَر ّ نيّ  َ عاعْ  َ حَر ّ نيِ اعْ و‬
ِ‫ني‬
“Agama yang diridhai oleh Allah adalah Islam.” (QS Âli ‘Imrân/3: 19)
Juga firman Allah SWT:

« ‫ل   َامنل يبتغل   َنيرل اإلسالمل  نيِ انال فلنل يقبلل  نيِانهل وهول فخخ يل الخ خرة‬
ِ‫نيِ  َ ني‬
ِ‫و  َ  َ اعْ  َ نيِ غاعْ  َ نيِ اعْ  َ نيِ َديل ً  َ َ وُ اعْ  َ  َ اماعْ وُ  َ وُ  َ ني‬
َ  ِ‫نيِ  َ اعْ  َ نيِ ني‬
‫.»ل امنل الخاسرين‬
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan
diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang
rugi.” (QS Âli ‘Imrân/3: 85)
Orang yang mengusung isu pluralisme mungkin menafsirkan
‘Islam’ dalam ayat-ayat ini dengan ‘berserah diri’. Jadi semua agama benar
asalkan berserah diri kepada Tuhan, kata mereka. Cukuplah kita jawab
bualan mereka dengan sabda Rasulullah s.a.w.:

« ‫ل اإلسالمل أنل تشهدل أنل َالل إلهل إَالل اهللخخل وأنل امحمخدال رسخخولل اهللخ‬
ِ‫ني‬
ّ ‫نيِ اعْ  َ وُ  َ اعْ  َ اعْ  َ  َ  َ اعْ  َ نيِ َ  َ نيِ حَر ّ حَر ّ  َ َ حَر ّ وُ  َ حَر ّ ل ً  َ وُ وُ حَر‬
ُ‫و‬
ِ‫ َ وُ نيِ  َ حَر ّ  َ  َ  َ وُ اعْ نيِ  َ حَر ّ  َ  َ  َ  َ وُ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ وُ حَر ّ اعْباعْ  َ إ ني‬
‫ل  وتقنيمل الصالةل وتؤتىل الزكاةل وتصومل رامضانل وتحجل ال  َني ختل نيِن‬
ً ‫اعْ  َ  َ اعْ  َ نيِلاعْ نيِ  َ نيِ ل‬
‫.»ل استطاعتل إ َنيهل سبنيال‬
”Islam itu engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada sesembahan yang berhak
disembah selain Allah dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah, engkau
mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan
mengerjakan ibadah haji ke Baitullah jika engkau mampu melakukannya.” (HR
Muslim, Shahîh Muslim, I/28, hadits no. 102)

2
Justeru surat al-Anbiyâ/21: 107 ini merupakan bantahan telak
terhadap (gagasan) pluralisme agama. Karena ayat ini adalah dalil bahwa
semua manusia di muka bumi wajib memeluk agama Islam. Karena Islam
itu ‘li al-âlamîn‘, diperuntukkan bagi seluruh manusia di muka bumi.
Sebagaimana dijelaskan Ibnu Qayyim al-Jauziyah: “Islam adalah rahmat
bagi setiap manusia, namun orang yang beriman menerima rahmat ini dan
mendapatkan manfaat di dunia dan di akhirat. Sedangkan orang kafir
menolaknya”.
2. Berkasih Sayang dalam Kemungkaran
Sebagian kaum muslimin membiarkan orang-orang meninggalkan
shalat, membiarkan pelacuran merajalela, membiarkan wanita membuka
aurat mereka di depan umum bahkan membiarkan praktik-praktik
kemusyrikan dan enggan menasihati mereka karena khawatir para pelaku
maksiat tersinggung hatinya jika dinasihati, kemudian berkata : “Islam ‘kan’
rahmatan li al-‘âlamîn, penuh kasih sayang”. Sungguh aneh.
Padahal bukanlah demikian tafsir QS al-Anbiyâ’/21: 107 ini. Islam
sebagai rahmat Allah bukanlah bermakna berbelas kasihan kepada pelaku
kemungkaran dan membiarkan mereka dalam kemungkarannya.
Sebagaimana dijelaskan ath-Thabari dalam tafsirnya di atas, “Rahmat bagi
orang orang yang beriman yaitu Allah memberinya petunjuk dengan sebab
diutusnya Rasulullah s.a.w.. Beliau s.a.w. memasukkan orang-orang beriman
ke dalam surga dengan iman dan amal mereka terhadap ajaran Allah”.
Maka bentuk kasih sayang Allah terhadap orang yang beriman
adalah dengan memberi mereka petunjuk untuk menjalankan perintahperintah Allah dan menjauhi apa yang dilarang oleh Allah, sehingga mereka
menggapai jannah (surga). Dengan kata lain, jika kita juga merasa cinta dan
sayang kepada saudara kita yang melakukan maksiat, sepatutnya kita
menasihatinya dan mengingkari maksiat yang dilakukannya dan
mengarahkannya untuk melakukan amal shalih (kebaikan).
Dan sikap rahmat pun diperlukan dalam mengingkari maksiat.
Sepatutnya pengingkaran terhadap maksiat mendahulukan sikap lembut
dan penuh kasih sayang, bukan mendahulukan sikap kasar dan keras.
Rasulullah s.a.w. bersabda:

« ‫إ  إنإ نالرفقإ الإ يكنونإ فىإ شىءإ إالإ زنانهإ والإ ينزعإ منإ شىءإ إال‬
َّ ‫لِ ش َّ ِّ ٍءْ ىَ ىَ ىَ م ُ م ُ لِ ىَ ٍءْ إ ٍ لِ ش َّ ىَ ىَ م ُ ىَ ىَ م ُ ٍءْ ىَ م ُ لِ ٍءْ ىَ ٍءْ إ ٍ لِ ش‬
ُ ‫ىَ ىَ م‬
‫.»إ شنانه‬
3
“Tidaklah kelembutan itu ada pada sesuatu, kecuali akan menghiasnya. Tidaklah
kelembutan itu hilang dari sesuatu, kecuali akan memerburuknya” (HR Muslim,
Shahîh Muslim, VIII/22, hadits no. 6767)
3. Berkasih Sayang Dalam Penyimpangan Beragama
Adalagi yang menggunakan ayat ini untuk melegalkan berbagai
bentuk bid’ah, syirik dan khurafat. Karena mereka menganggap bentukbentuk penyimpangan tersebut adalah perbedaan pendapat yang harus
ditoleransi sehingga merekapun berkata: “Biarkanlah kami dengan
pemahaman kami, jangan mengusik kami, bukankah Islam rahmatan li
al-’âlamîn?”. Sungguh aneh.
Menafsirkan rahmat dalam surat al-Anbiyâ/21: 107 dengan kasih
sayang dan toleransi terhadap semua pemahaman yang ada pada kaum
muslimin, adalah penafsiran yang sangat jauh. Tidak ada ahli tafsir yang
menafsirkan demikian.
Perpecahan ditubuh umat menjadi bermacam golongan adalah
fakta, dan sudah diperingatkan sejak dahulu oleh Nabi Muhammad s.a.w..
Dan orang yang mengatakan semua golongan tersebut itu benar dan
semuanya dapat ditoleransi tidak berbeda dengan orang yang mengatakan
semua agama sama. Diantara bermacam golongan tersebut tentu ada yang
benar dan ada yang salah. Dan kita wajib mengikuti yang benar, yaitu yang
sesuai dengan ajaran Nabi s.a.w.. Bahkan Ibnu Qayyim al-Jauziyah
mengatakan tentang rahmat dalam Qs al-Anbiyâ/21: 107: “Orang yang
mengikuti beliau, dapat meraih kemuliaan di dunia dan akhirat sekaligus”.
Artinya, Islam adalah bentuk kasih sayang Allah kepada orang yang
mengikuti golongan yang benar yaitu: “yang mau mengikuti ajaran
Nabi s.a.w.”.
Pernyataan ‘biarkanlah kami dengan pemahaman kami, jangan
mengusik kami’ hanya berlaku kepada orang kafir. Sebagaimana
dinyatakan dalam QS al-Kâfirûn’109: 1-6:

« ‫إ  قلإ  يناإ  أيهناإ  نالكنافرونإ  الإ  أعبدإ  مناإ  تعبدونإ  والإ  أنتمإ  عنابدونإ  منا‬
َ‫م ُ ٍءْ ىَ ىَاَهّ ىَ ٍءْ ىَ لِ م ُ ىَ ىَ ىَ ٍءْ م ُ م ُ ىَ ىَ ٍءْ م ُ م ُ ىَ ىَ ىَ ىَ ٍءْ م ُ ٍءْ ىَ لِ م ُ ىَ ى‬
ْ‫ىَ ٍءْ م ُ م ُ ىَ ىَ ىَ ىَ ىَ لِ م ٌ ىَ ىَ ىَ ٍءْ م ُ ٍءْ ىَ ىَ ىَ ٍءْ م ُ ٍءْ ىَ لِ م ُ ىَ ىَ ىَ ٍءْ م ُ م ُ ىَ م ُ ٍءْ لِ م ُ م ُ ٍء‬
‫إ  أعبدإ والإ أنناإ عنابدإ مناإ عبدتمإ والإ أنتمإ عنابدونإ مناإ أعبدإ لكمإ دينكم‬
ِ‫ىَلِ ىَ لِ ل‬
‫.»إ وليإ دين‬
“Katakanlah: ‘Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu
sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak
pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. dan kamu tidak pernah (pula)

4
menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan
untukkulah, agamaku‘”
Sedangkan kepada sesama muslim, tidak boleh demikian. Bahkan
wajib menasihati bila saudaranya terjerumus dalam kesalahan. Yang
dinasihati pun sepatutnya lapang menerima nasihat. Bukankah orang-orang
beriman itu saling menasihati dalam kebaikan?

« ‫واَلعصلر إن النسللنان َلفلل ي خسلرإَل اَللذنين آمنللاوا وعملللاوا‬
ُ‫ِمَ ٍرْ ِمَ ٍرْ ُلِ ُلِ ِذّ ُلٍِرْ ٍرْ ِمَ ِمَ ِمَ ُلِ اوُ ٍرْ ِإٍُلِ ِذّ ِذّ ُلِ ِمَ ِمَ اوُ ِمَ ِمَ ُلِاو‬
ِ‫ِذّ ُلِ ِمَ ُلِ ِمَ ِمَ ِمَ ِمَ ٍرْ ُلِ ٍرْح َو ّ ِمَ ِمَ ِمَ ِمَ ٍرْ ُلِ ِذّ ٍرْ ُل‬
‫.»اَلصناَلحنات وتاواصاوا بناَل ِمَِق وتاواصاوا بناَلصبر‬
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati
supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran”
(QS. Al ‘Ashr/103: 1–3)
Dan menasihati orang yang berbuat menyimpang dalam agama
adalah bentuk kasih sayang kepada orang tersebut. Bahkan orang yang
mengetahui saudaranya terjerumus ke dalam penyimpangan beragama
namun mendiamkan, ia mendapat dosa. Sebagaimana sabda Nabi
Muhammad s.a.w.:

« .« ‫إذا عملت اَلخطئيئة ف ى األرض كنان من شهدهنا فكرههنا‬
َ‫ُلِ ِمَ اوُ ُلِِمَ ُلِ ٍرْ ِمَ ُلِ ِمَ اوُ ُلِ ِمَ ٍرْ ُلِ ِمَ ِمَ ِمَ ٍرْ ِمَ ُلِ ِمَ ِمَ ِمَ ِمَ ُلِ ِمَ ِم‬
‫ِمَقنال مرة » أنكرهنا «. » كمن غلناب عنهلنا وملن غلناب عنهلنا‬
َ‫ِمَ ِمَ ٍرْ ِمَ ِمَ ِمَ ٍرْ ِمَ ِمَ ِمَ ٍرْ ِمَ ِمَ ِمَ ٍرْ ِم‬
َ‫و ِمَ ِمَ ِمَ ِذّ  » ً ِمَ ٍرْ ِمَ ِمَ ِم‬
‫.» فر ُلِئيهنا كنان كمن شهدهنا‬
َ‫ِمَ ِمَضِمَ ِمَ ِمَ ِمَ ِمَ ِمَ ٍرْ ِمَ ُلِ ِمَ ِم‬
“Jika engkau mengetahui adanya sebuah kesalahan (dalam agama) terjadi dimuka
bumi, orang yang melihat langsung lalu mengingkarinya, ia sama seperti orang
yang tidak melihat langsung (tidak dosa). Orang yang tidak melihat langsung
namun ridha terhadap kesalahan tersebut, ia sama seperti orang yang melihat
langsung (mendapat dosa)” (HR Abu Daud, Sunan Abî Dâwud, IV/218, hadits
no. 4347, dihasankan Al-Albani dalam Shahîh Sunan Abî Dâwud)
Perselisihan pendapat pun tidak bisa dipukul-rata bahwa semua
pendapat bisa ditoleransi. Apakah kita menoleransi sebagian orang sufi
yang berpendapat shalat lima waktu itu tidak wajib bagi orang yang
mencapai tingkatan tertentu? Atau sebagian orang kejawen yang
menganggap shalat itu yang penting ‘ingat Allah’ tanpa harus melakukan
shalat? Apakah kita menoleransi pendapat Ahmadiyyah yang mengatakan
bahwa berhaji tidak harus ke Makkah? Tentu tidak dapat ditoleransi. Jika
semua pendapat orang dapat ditoleransi, hancurlah agama ini. Namun

5
pendapat-pendapat yang berdasarkan dalil shahih, cara berdalil yang benar,
menggunakan kaedah para ulama, barulah dapat kita toleransi.
4. Menyepelekan Permasalahan Aqidah
Dengan menggunakan ayat ini, sebagian orang menyepelekan dan
enggan mendakwahkan aqidah yang benar. Karena mereka menganggap
mendakwahkan aqidah hanya akan memecah-belah umat dan menimbulkan
kebencian sehingga tidak sesuai dengan prinsip bahwa Islam
adalah rahmatan li al-‘âlamîn.
Renungkanlah perkataan Muhammad Ali ash-Shabuni dalam
menafsirkan rahmatan li al-‘âlamîn: “Beliau s.a.w. memberikan pencerahan
kepada manusia yang sebelumnya berada dalam kejahilan. Beliau
memberikan hidayah kepada manusia yang sebelumnya berada dalam
kesesatan. Inilah yang dimaksud rahmat Allah bagi seluruh manusia”.
Rasulullah s.a.w.menjadi rahmat bagi seluruh manusia karena beliau
membawa ajaran tauhid. Karena manusia pada masa sebelum beliau diutus
berada dalam kesesatan berupa penyembahan kepada sesembahan selain
Allah, walaupun mereka menyembah kepada Allah juga. Dan inilah inti
ajaran para Rasul. Sebagaimana firman Allah SWT:

« ‫وَلقلد بعثنللنا فلل ي كلِل أملة رسللاوَل أن اعبلدوا اَللل واجتنبللاوا‬
ُ‫ِذّ ِمَ ٍرْ ِمَ ُلِ او‬
َ‫ِم‬
ُ‫ِمَِمَ ِمَ ٍرْ ِمَ ِمَ ٍرْ ِمَ ُلِ اوُ َو ّ اوُ ِذّ ِإٍ ِمَ اوُ  » ً ِمَ ُلِ ٍرْ اوُ او‬
َ‫ِذّ اوُ ِم‬
‫.» اَلطناغاوت‬
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): ‘Sembahlah Allah saja, dan jauhilah Thaghut’ ” (QS an-Nahl/16:
36)
Selain itu, bukankah masalah aqidah ini yang dapat menentukan
nasib seseorang apakah ia akan kekal di neraka atau tidak? Allah SWT
berfirman:

« ‫َل ِمَد كفر اَللذنين قلناَلاوا إن اَللل هلاو اَلمسللئي اوُ ابلن م ٍرْنيلم وقللنال‬
َ‫ِمَ ق ٍرْ ِمَ ِمَ ِمَ ِذّ ُلِ ِمَ ِمَ اوُ ٍرْ ُلِ ِذّ ِذّ اوُ ِمَ ٍرْ ِمَ ُلِ ح ٍرْ اوُ ِمَرِمَ ِمَ ِمَ ِمَ ِم‬
َ‫ِم‬
ْ‫ٍرْم ُلِ اوُ ِمَ ِمَ ُلِ ُلِ ٍرْ ِمَ ُلِ ِمَ ٍرْ اوُ اوُ ٍرْ ِذّ ِمَ َو ّ ِمَ ِمَِذّ اوُ ٍرْ ُلِ ِذّ اوُ ِمَ اوُ ٍرْ ر ٍر‬
‫اَل ِمَسئيح نينا بن ي إسرائئيِل اعبدوا اَلل رب ي وربكم إنه من نيشلل ُلِك‬
َ‫ِم‬
ْ‫ُلِ ِذّ ِمَ ِمَ ٍرْ ِمَ ِذّ ِمَ ِذّ ِمَِمَ ُلِ ٍرْ ِمَ ِذّ ِمَ ِمَ ِمَ ٍرْ ِمَ اوُ ِذّ اوُ ِمَ ِمَ ُلِ ِذّ ُلِ ُلِ ِمَ ُلِ ٍر‬
‫بناَلل فقد حرم اَلل علئيه اَلجنة وملأواه اَلنللنار ومللنا َللظلناَلمئين ملن‬
ُ‫او‬
ِ‫ُل‬
‫ِإٍ أنصنار‬
َ‫.» ِمَ ِم‬
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah
ialah Al-Masih putera Maryam", padahal Al-Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani

6
Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang
memersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan
kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim
itu seorang penolongpun.” (QS al-Mâidah/5: 72)
Oleh karena itu, adakah yang lebih urgen dari masalah ini?
Kesimpulannya, justeru dakwah tauhid, seruan untuk beraqidah
yang benar adalah bentuk rahmat dari Allah SWT. Karena dakwah tauhid
yang dibawa oleh Nabi Muhammad s.a.w. adalah rahmat Allah, maka
bagaimana mungkin menjadi sebab perpecahan umat? Justeru kesyirikanlah
yang sebenarnya menjadi sebab perpecahan umat. Sebagaimana firman
Allah SWT:

« ‫و  ناَلو تكاوناواو منو اَلمشَركنينو مكنو اَلكذنينو فَرقككاواو دنينهكمو وكككناناوا‬
ُ‫و ناَ ناَ وُ وُ يِ ناَ و ْ وُ و ْ يِ يِ ناَ يِ ناَ وُقّ يِ ناَ ناَ وُقّ وُ يِ ناَ وُ و ْ ناَ ناَ و‬
َ‫شناَ ۖ وُ ِح ّ يِ و ْ ب ٍ يِ ناَ ناَدو ْ يِ و ْ ناَ يِ وُ نا‬
‫.»و  يِنيعناو و كُلو حزبو بمناو َل ناَنيهمو فَرحاون‬
ً‫ ا‬
“Janganlah kamu termasuk orang-orang yang memersekutukan Allah, yaitu orangorang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan.
Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.”
(QS ar-Rûm/30: 31-32)
Demikianlah pembahasan ringkas ini. Mudah-mudahan bisa
dipahami dan meluruskan pemahaman yang kurang tepat tentang tafsir
Rahmatan li al-Âlamîn.

7

Contenu connexe

Tendances

Al akhlaaqul mahmuudah
Al akhlaaqul mahmuudahAl akhlaaqul mahmuudah
Al akhlaaqul mahmuudahAzam Safari
 
Menggapai ridho dan rahmat allah
Menggapai ridho dan rahmat allahMenggapai ridho dan rahmat allah
Menggapai ridho dan rahmat allahNur Fuanto
 
Arti Iltizam dalam dakwah
Arti Iltizam dalam dakwahArti Iltizam dalam dakwah
Arti Iltizam dalam dakwahmawardi ardi
 
Khutbah Jumat; Meraih sukses dunia dan akhirat
Khutbah Jumat; Meraih sukses dunia dan akhiratKhutbah Jumat; Meraih sukses dunia dan akhirat
Khutbah Jumat; Meraih sukses dunia dan akhiratEko Sufian
 
Pentingnya Dakwah untuk Kita
Pentingnya Dakwah untuk KitaPentingnya Dakwah untuk Kita
Pentingnya Dakwah untuk KitaErwin Wahyu
 
Ciri2 orang munafik
Ciri2 orang munafikCiri2 orang munafik
Ciri2 orang munafikHelmon Chan
 
Khutbah Urgensi Ikhlas dalam setiap ibadah
Khutbah Urgensi Ikhlas dalam setiap ibadahKhutbah Urgensi Ikhlas dalam setiap ibadah
Khutbah Urgensi Ikhlas dalam setiap ibadahMuchammad Dimyati
 
Konsep islam sebagai rahmatan dlm masyarakat majmuk : Dr Ajmain Safar
Konsep islam sebagai rahmatan dlm masyarakat majmuk : Dr Ajmain SafarKonsep islam sebagai rahmatan dlm masyarakat majmuk : Dr Ajmain Safar
Konsep islam sebagai rahmatan dlm masyarakat majmuk : Dr Ajmain SafarAbdul Ghani
 
Hadits - كبائر الذنوب (Dosa-Dosa Besar)
Hadits - كبائر الذنوب (Dosa-Dosa Besar)Hadits - كبائر الذنوب (Dosa-Dosa Besar)
Hadits - كبائر الذنوب (Dosa-Dosa Besar)Lola Nurhidayaty
 
KEPEMIMPINAN RASULULLAH
KEPEMIMPINAN RASULULLAHKEPEMIMPINAN RASULULLAH
KEPEMIMPINAN RASULULLAHandri zulfikar
 
Islam rukun dan makna
Islam rukun dan maknaIslam rukun dan makna
Islam rukun dan maknaHelmon Chan
 
Khutbah jumat sunda
Khutbah jumat sundaKhutbah jumat sunda
Khutbah jumat sundaDani Al-Fath
 
Keutamaan Shodaqah
Keutamaan ShodaqahKeutamaan Shodaqah
Keutamaan ShodaqahErwin Wahyu
 
Dosa2 yang disegerakan adzabnya
Dosa2 yang disegerakan adzabnyaDosa2 yang disegerakan adzabnya
Dosa2 yang disegerakan adzabnyaHelmon Chan
 
Dosa dosa yang disegerakan azabnya
Dosa dosa yang disegerakan azabnyaDosa dosa yang disegerakan azabnya
Dosa dosa yang disegerakan azabnyaKamil Asgar
 
Membuktikan Kebenaran Al-Quran
Membuktikan Kebenaran Al-QuranMembuktikan Kebenaran Al-Quran
Membuktikan Kebenaran Al-QuranErwin Wahyu
 

Tendances (20)

Al akhlaaqul mahmuudah
Al akhlaaqul mahmuudahAl akhlaaqul mahmuudah
Al akhlaaqul mahmuudah
 
Menggapai ridho dan rahmat allah
Menggapai ridho dan rahmat allahMenggapai ridho dan rahmat allah
Menggapai ridho dan rahmat allah
 
Khutbah jumat pertama dan kedu1
Khutbah jumat pertama dan kedu1Khutbah jumat pertama dan kedu1
Khutbah jumat pertama dan kedu1
 
Syirik
SyirikSyirik
Syirik
 
Arti Iltizam dalam dakwah
Arti Iltizam dalam dakwahArti Iltizam dalam dakwah
Arti Iltizam dalam dakwah
 
Khutbah Jumat; Meraih sukses dunia dan akhirat
Khutbah Jumat; Meraih sukses dunia dan akhiratKhutbah Jumat; Meraih sukses dunia dan akhirat
Khutbah Jumat; Meraih sukses dunia dan akhirat
 
Pentingnya Dakwah untuk Kita
Pentingnya Dakwah untuk KitaPentingnya Dakwah untuk Kita
Pentingnya Dakwah untuk Kita
 
Ciri2 orang munafik
Ciri2 orang munafikCiri2 orang munafik
Ciri2 orang munafik
 
Dosa-dosa besar dan taubat
Dosa-dosa besar dan taubatDosa-dosa besar dan taubat
Dosa-dosa besar dan taubat
 
Khutbah Urgensi Ikhlas dalam setiap ibadah
Khutbah Urgensi Ikhlas dalam setiap ibadahKhutbah Urgensi Ikhlas dalam setiap ibadah
Khutbah Urgensi Ikhlas dalam setiap ibadah
 
Konsep islam sebagai rahmatan dlm masyarakat majmuk : Dr Ajmain Safar
Konsep islam sebagai rahmatan dlm masyarakat majmuk : Dr Ajmain SafarKonsep islam sebagai rahmatan dlm masyarakat majmuk : Dr Ajmain Safar
Konsep islam sebagai rahmatan dlm masyarakat majmuk : Dr Ajmain Safar
 
Hadits - كبائر الذنوب (Dosa-Dosa Besar)
Hadits - كبائر الذنوب (Dosa-Dosa Besar)Hadits - كبائر الذنوب (Dosa-Dosa Besar)
Hadits - كبائر الذنوب (Dosa-Dosa Besar)
 
KEPEMIMPINAN RASULULLAH
KEPEMIMPINAN RASULULLAHKEPEMIMPINAN RASULULLAH
KEPEMIMPINAN RASULULLAH
 
Islam rukun dan makna
Islam rukun dan maknaIslam rukun dan makna
Islam rukun dan makna
 
Khutbah jumat sunda
Khutbah jumat sundaKhutbah jumat sunda
Khutbah jumat sunda
 
Keutamaan Shodaqah
Keutamaan ShodaqahKeutamaan Shodaqah
Keutamaan Shodaqah
 
Dosa2 yang disegerakan adzabnya
Dosa2 yang disegerakan adzabnyaDosa2 yang disegerakan adzabnya
Dosa2 yang disegerakan adzabnya
 
Dosa dosa yang disegerakan azabnya
Dosa dosa yang disegerakan azabnyaDosa dosa yang disegerakan azabnya
Dosa dosa yang disegerakan azabnya
 
Bk kj manusia terbaik dim
Bk kj manusia terbaik dimBk kj manusia terbaik dim
Bk kj manusia terbaik dim
 
Membuktikan Kebenaran Al-Quran
Membuktikan Kebenaran Al-QuranMembuktikan Kebenaran Al-Quran
Membuktikan Kebenaran Al-Quran
 

En vedette

Trivia answers
Trivia answersTrivia answers
Trivia answersmoncars
 
Green and productive social technologies 1
Green and productive social technologies 1Green and productive social technologies 1
Green and productive social technologies 1Helen Hasan
 
SPICE MODEL of NQ-190AA , LTspice Model in SPICE PARK
SPICE MODEL of NQ-190AA , LTspice Model in SPICE PARKSPICE MODEL of NQ-190AA , LTspice Model in SPICE PARK
SPICE MODEL of NQ-190AA , LTspice Model in SPICE PARKTsuyoshi Horigome
 
Ovidiu Joita Evolutia Site Urilor
Ovidiu Joita Evolutia Site UrilorOvidiu Joita Evolutia Site Urilor
Ovidiu Joita Evolutia Site UrilorClaudiu Gamulescu
 
S H U N S U I C I D E L I V E H A P P I L Y Dr
S H U N  S U I C I D E   L I V E  H A P P I L Y  DrS H U N  S U I C I D E   L I V E  H A P P I L Y  Dr
S H U N S U I C I D E L I V E H A P P I L Y Drsangh1212
 
Azure. Is It Worth It? - TechEd Beijing 2010 - Ethos
Azure. Is It Worth It? - TechEd Beijing 2010 - EthosAzure. Is It Worth It? - TechEd Beijing 2010 - Ethos
Azure. Is It Worth It? - TechEd Beijing 2010 - EthosEthos Technologies
 
Activities may
Activities may Activities may
Activities may moncars
 
Beware Of Meditation Dr Shriniwas Kashalikar
Beware Of Meditation Dr Shriniwas KashalikarBeware Of Meditation Dr Shriniwas Kashalikar
Beware Of Meditation Dr Shriniwas Kashalikarsangh1212
 
Delibera n.260
Delibera n.260Delibera n.260
Delibera n.260Fabio Bolo
 
Flussi sdp 03 dicembre 2012
Flussi sdp 03 dicembre 2012Flussi sdp 03 dicembre 2012
Flussi sdp 03 dicembre 2012Fabio Bolo
 

En vedette (17)

Xcdf
XcdfXcdf
Xcdf
 
Trivia answers
Trivia answersTrivia answers
Trivia answers
 
NANOBOY
NANOBOYNANOBOY
NANOBOY
 
Green and productive social technologies 1
Green and productive social technologies 1Green and productive social technologies 1
Green and productive social technologies 1
 
Matti 1
Matti 1Matti 1
Matti 1
 
SPICE MODEL of NQ-190AA , LTspice Model in SPICE PARK
SPICE MODEL of NQ-190AA , LTspice Model in SPICE PARKSPICE MODEL of NQ-190AA , LTspice Model in SPICE PARK
SPICE MODEL of NQ-190AA , LTspice Model in SPICE PARK
 
Ovidiu Joita Evolutia Site Urilor
Ovidiu Joita Evolutia Site UrilorOvidiu Joita Evolutia Site Urilor
Ovidiu Joita Evolutia Site Urilor
 
Wedding photos
Wedding photosWedding photos
Wedding photos
 
T exto de gimeno sacristan
T exto de gimeno sacristanT exto de gimeno sacristan
T exto de gimeno sacristan
 
S H U N S U I C I D E L I V E H A P P I L Y Dr
S H U N  S U I C I D E   L I V E  H A P P I L Y  DrS H U N  S U I C I D E   L I V E  H A P P I L Y  Dr
S H U N S U I C I D E L I V E H A P P I L Y Dr
 
Geome Desc Ua
Geome Desc UaGeome Desc Ua
Geome Desc Ua
 
Azure. Is It Worth It? - TechEd Beijing 2010 - Ethos
Azure. Is It Worth It? - TechEd Beijing 2010 - EthosAzure. Is It Worth It? - TechEd Beijing 2010 - Ethos
Azure. Is It Worth It? - TechEd Beijing 2010 - Ethos
 
Activities may
Activities may Activities may
Activities may
 
Beware Of Meditation Dr Shriniwas Kashalikar
Beware Of Meditation Dr Shriniwas KashalikarBeware Of Meditation Dr Shriniwas Kashalikar
Beware Of Meditation Dr Shriniwas Kashalikar
 
Trabajo semana6
Trabajo semana6Trabajo semana6
Trabajo semana6
 
Delibera n.260
Delibera n.260Delibera n.260
Delibera n.260
 
Flussi sdp 03 dicembre 2012
Flussi sdp 03 dicembre 2012Flussi sdp 03 dicembre 2012
Flussi sdp 03 dicembre 2012
 

Similaire à Koreksi atas salah kaprah pemahaman tentang rahmatan li al-âlamîn

Peringatan Keras Untuk Para Penyembah Kubur
Peringatan Keras Untuk Para Penyembah KuburPeringatan Keras Untuk Para Penyembah Kubur
Peringatan Keras Untuk Para Penyembah KuburBidak 99
 
Inti Ajaran Islam
Inti Ajaran IslamInti Ajaran Islam
Inti Ajaran Islaminfomiftah
 
Kuliah ix kerukunan_antar_umat_beragama
Kuliah ix kerukunan_antar_umat_beragamaKuliah ix kerukunan_antar_umat_beragama
Kuliah ix kerukunan_antar_umat_beragamaAhmadJafar9
 
Makalah islam sebagai rahmatan lilalamin
Makalah islam sebagai rahmatan lilalaminMakalah islam sebagai rahmatan lilalamin
Makalah islam sebagai rahmatan lilalaminSeptian Muna Barakati
 
KHUTBAH PALESTINA.pptx
KHUTBAH PALESTINA.pptxKHUTBAH PALESTINA.pptx
KHUTBAH PALESTINA.pptxdafa72
 
Ayat ayat al-quran tentang toleransi
Ayat ayat al-quran tentang toleransiAyat ayat al-quran tentang toleransi
Ayat ayat al-quran tentang toleransiAsrayani Asrayani
 
MATERI BAB VI QURDIST
MATERI BAB VI QURDISTMATERI BAB VI QURDIST
MATERI BAB VI QURDISTRifkamaliaS
 
Membangun rahmatan lil alamin berparas kenabian
Membangun rahmatan lil alamin berparas kenabianMembangun rahmatan lil alamin berparas kenabian
Membangun rahmatan lil alamin berparas kenabianTaufan Iswandi
 
Sifat sifat ahlus_sunnah
Sifat sifat ahlus_sunnahSifat sifat ahlus_sunnah
Sifat sifat ahlus_sunnahmasnan
 
Antara ahlus sunnah dan salafiyah
Antara ahlus sunnah dan salafiyahAntara ahlus sunnah dan salafiyah
Antara ahlus sunnah dan salafiyahpebriyanti
 
Kuliah Selepas Maghrib_31 Julai 2016_Masjid Al-Hidayah Taman Melawati_M.Hidir...
Kuliah Selepas Maghrib_31 Julai 2016_Masjid Al-Hidayah Taman Melawati_M.Hidir...Kuliah Selepas Maghrib_31 Julai 2016_Masjid Al-Hidayah Taman Melawati_M.Hidir...
Kuliah Selepas Maghrib_31 Julai 2016_Masjid Al-Hidayah Taman Melawati_M.Hidir...Mohammad Hidir Baharudin
 

Similaire à Koreksi atas salah kaprah pemahaman tentang rahmatan li al-âlamîn (20)

Peringatan Keras Untuk Para Penyembah Kubur
Peringatan Keras Untuk Para Penyembah KuburPeringatan Keras Untuk Para Penyembah Kubur
Peringatan Keras Untuk Para Penyembah Kubur
 
Inti Ajaran Islam
Inti Ajaran IslamInti Ajaran Islam
Inti Ajaran Islam
 
Ayat
AyatAyat
Ayat
 
Kuliah ix kerukunan_antar_umat_beragama
Kuliah ix kerukunan_antar_umat_beragamaKuliah ix kerukunan_antar_umat_beragama
Kuliah ix kerukunan_antar_umat_beragama
 
Makalah islam sebagai rahmatan lilalamin
Makalah islam sebagai rahmatan lilalaminMakalah islam sebagai rahmatan lilalamin
Makalah islam sebagai rahmatan lilalamin
 
Makalah islam sebagai rahmatan lilalamin
Makalah islam sebagai rahmatan lilalaminMakalah islam sebagai rahmatan lilalamin
Makalah islam sebagai rahmatan lilalamin
 
Makalah islam sebagai rahmatan lilalamin
Makalah islam sebagai rahmatan lilalaminMakalah islam sebagai rahmatan lilalamin
Makalah islam sebagai rahmatan lilalamin
 
Makalah islam sebagai rahmatan lilalamin
Makalah islam sebagai rahmatan lilalaminMakalah islam sebagai rahmatan lilalamin
Makalah islam sebagai rahmatan lilalamin
 
KHUTBAH PALESTINA.pptx
KHUTBAH PALESTINA.pptxKHUTBAH PALESTINA.pptx
KHUTBAH PALESTINA.pptx
 
Ayat ayat al-quran tentang toleransi
Ayat ayat al-quran tentang toleransiAyat ayat al-quran tentang toleransi
Ayat ayat al-quran tentang toleransi
 
MATERI BAB VI QURDIST
MATERI BAB VI QURDISTMATERI BAB VI QURDIST
MATERI BAB VI QURDIST
 
Kasih sayang
Kasih sayangKasih sayang
Kasih sayang
 
Membangun rahmatan lil alamin berparas kenabian
Membangun rahmatan lil alamin berparas kenabianMembangun rahmatan lil alamin berparas kenabian
Membangun rahmatan lil alamin berparas kenabian
 
Toleransi
ToleransiToleransi
Toleransi
 
Sifat sifat ahlus_sunnah
Sifat sifat ahlus_sunnahSifat sifat ahlus_sunnah
Sifat sifat ahlus_sunnah
 
Antara ahlus sunnah dan salafiyah
Antara ahlus sunnah dan salafiyahAntara ahlus sunnah dan salafiyah
Antara ahlus sunnah dan salafiyah
 
Jauhilah gaya hidup orang kafir
Jauhilah gaya hidup orang kafirJauhilah gaya hidup orang kafir
Jauhilah gaya hidup orang kafir
 
Iman Islam Ihsan.pptx
Iman Islam Ihsan.pptxIman Islam Ihsan.pptx
Iman Islam Ihsan.pptx
 
Akhlaqul karimah
Akhlaqul karimahAkhlaqul karimah
Akhlaqul karimah
 
Kuliah Selepas Maghrib_31 Julai 2016_Masjid Al-Hidayah Taman Melawati_M.Hidir...
Kuliah Selepas Maghrib_31 Julai 2016_Masjid Al-Hidayah Taman Melawati_M.Hidir...Kuliah Selepas Maghrib_31 Julai 2016_Masjid Al-Hidayah Taman Melawati_M.Hidir...
Kuliah Selepas Maghrib_31 Julai 2016_Masjid Al-Hidayah Taman Melawati_M.Hidir...
 

Plus de Muhsin Hariyanto

Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahMuhsin Hariyanto
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Muhsin Hariyanto
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanMuhsin Hariyanto
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMuhsin Hariyanto
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Muhsin Hariyanto
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabulMuhsin Hariyanto
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamMuhsin Hariyanto
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifMuhsin Hariyanto
 

Plus de Muhsin Hariyanto (20)

Khutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 hKhutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 h
 
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
 
Etika dalam berdoa
Etika dalam berdoaEtika dalam berdoa
Etika dalam berdoa
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul
 
Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)
 
Strategi dakwah
Strategi dakwahStrategi dakwah
Strategi dakwah
 
Sukses karena kerja keras
Sukses karena kerja kerasSukses karena kerja keras
Sukses karena kerja keras
 
Opini dul
Opini   dulOpini   dul
Opini dul
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayam
 
Tentang diri saya
Tentang diri sayaTentang diri saya
Tentang diri saya
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
 
Ketika kita gagal
Ketika kita gagalKetika kita gagal
Ketika kita gagal
 
Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!
 
Gatotkaca winisuda
Gatotkaca winisudaGatotkaca winisuda
Gatotkaca winisuda
 

Koreksi atas salah kaprah pemahaman tentang rahmatan li al-âlamîn

  • 1. Koreksi atas Salah-Kaprah Pemahaman tentang Rahmatan li al-Âlamîn Kata Rahmatan li al- Âlamîn memang ada dalam al-Quran. Namun permasalahan akan muncul ketika orang-orang menafsirkan makna “Rahmatan li al-Âlamîn” secara serampangan, bermodal pemahaman bahasa dan logika yang dangkal. Atau berusaha memaksakan makna ayat agar sesuai dengan kemauan “hawa nafsunya”. Di antaranya pemahaman tersebut adalah: 1. Berkasih Sayang dengan Orang Kafir Sebagian orang mengajak untuk berkasih sayang kepada orang kafir, tidak perlu membenci mereka, mengikuti acara-acara mereka, enggan menyebut mereka kafir, atau bahkan menyerukan bahwa semua agama sama dan benar, berdalil dengan ayat: « ‫.»ل وامال أرسلانا َل إَالل رحمةل للاعالمنين‬ َ ِ‫ َ َ اعْ َ اعْ ك نيِ حَر ّ َ اعْ َ ل ً نيِ اعْ َ ني‬ “Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi alam semesta.” (QS al-Anbiyâ’/21: 107) Padahal bukan demikian tafsir yang tepat dari ayat ini. Allah SWT menjadikan Islam sebagai rahmat bagi seluruh manusia, namun bentuk rahmat bagi orang kafir bukanlah dengan berkasih sayang kepada mereka. Bahkan telah dijelaskan oleh para ahli tafsir, bahwa bentuk rahmat bagi mereka adalah dengan tidak ditimpa musibah besar yang menimpa umat terdahulu. Inilah bentuk kasih sayang Allah terhadap orang kafir, dari penjelasan sahabat Ibnu Abbas r.a.. Bahkan konsekuensi dari keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya adalah membenci segala bentuk penyembahan kepada selain Allah, membenci bentuk-bentuk penentangan terhadap ajaran Rasulullah s.a.w., serta membenci orang-orang yang melakukannya, dengan (sikap) adil dan tanpa kezaliman terhadap mereka, sebagaimana firman Allah SWT: « ‫ل َالل تجدل قوامال يؤ نيِانونل باهللل وا اعْنيومل الخرل يواَدونل امنل حاَدل اهلل‬ َ ّ ‫ َ َ نيِ وُ َ اعْ ل ً وُ اعْاموُ َ نيِ نيِ َ ل َ اعْ نيِ نيِ نيِ وُ َ نوّ َ َ اعْ َ حَر‬ ْ‫و َ وُ َ وُ َ َ اعْ َ وُ َ َ وُ اعْ َ اعْ َب َ َ وُ اعْ َ اعْ إ اعْ َ َ وُ اعْ َ اعْ َ نيِ َ َ وُ اع‬ ‫ل َرسولهل ولول كانوال آباءهمل أول أ اعْاناءهمل أول نيِخوانهمل أول عشنيرتهم‬ ». 1
  • 2. “Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudarasaudara ataupun keluarga mereka.” (QS al-Mujâdalah/58: 22) Namun perlu dicatat, ‘harus membenci’ bukan berarti harus membunuh, melukai, atau menyakiti orang kafir yang kita temui. Sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Qayyim al-Jauziyah, bahwa ada orang kafir yang wajib diperangi, ada pula yang tidak boleh dilukai. Menjadikan QS al-Anbiyâ’/21: 107 sebagai dalil pluralisme agama juga merupakan pemahaman yang menyimpang. Karena ayat-ayat al-Quran tidak mungkin saling bertentangan. Bukankah Allah SWT sendiri yang berfirman: « ‫.»ل إنل الدينل نيِاندل اهللل اإلسالم‬ ُ‫نيِ حَر ّ نيّ َ عاعْ َ حَر ّ نيِ اعْ و‬ ِ‫ني‬ “Agama yang diridhai oleh Allah adalah Islam.” (QS Âli ‘Imrân/3: 19) Juga firman Allah SWT: « ‫ل َامنل يبتغل َنيرل اإلسالمل نيِ انال فلنل يقبلل نيِانهل وهول فخخ يل الخ خرة‬ ِ‫نيِ َ ني‬ ِ‫و َ َ اعْ َ نيِ غاعْ َ نيِ اعْ َ نيِ َديل ً َ َ وُ اعْ َ َ اماعْ وُ َ وُ َ ني‬ َ ِ‫نيِ َ اعْ َ نيِ ني‬ ‫.»ل امنل الخاسرين‬ “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS Âli ‘Imrân/3: 85) Orang yang mengusung isu pluralisme mungkin menafsirkan ‘Islam’ dalam ayat-ayat ini dengan ‘berserah diri’. Jadi semua agama benar asalkan berserah diri kepada Tuhan, kata mereka. Cukuplah kita jawab bualan mereka dengan sabda Rasulullah s.a.w.: « ‫ل اإلسالمل أنل تشهدل أنل َالل إلهل إَالل اهللخخل وأنل امحمخدال رسخخولل اهللخ‬ ِ‫ني‬ ّ ‫نيِ اعْ َ وُ َ اعْ َ اعْ َ َ َ اعْ َ نيِ َ َ نيِ حَر ّ حَر ّ َ َ حَر ّ وُ َ حَر ّ ل ً َ وُ وُ حَر‬ ُ‫و‬ ِ‫ َ وُ نيِ َ حَر ّ َ َ َ وُ اعْ نيِ َ حَر ّ َ َ َ َ وُ َ َ َ َ َ َ َ وُ حَر ّ اعْباعْ َ إ ني‬ ‫ل وتقنيمل الصالةل وتؤتىل الزكاةل وتصومل رامضانل وتحجل ال َني ختل نيِن‬ ً ‫اعْ َ َ اعْ َ نيِلاعْ نيِ َ نيِ ل‬ ‫.»ل استطاعتل إ َنيهل سبنيال‬ ”Islam itu engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah, engkau mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan mengerjakan ibadah haji ke Baitullah jika engkau mampu melakukannya.” (HR Muslim, Shahîh Muslim, I/28, hadits no. 102) 2
  • 3. Justeru surat al-Anbiyâ/21: 107 ini merupakan bantahan telak terhadap (gagasan) pluralisme agama. Karena ayat ini adalah dalil bahwa semua manusia di muka bumi wajib memeluk agama Islam. Karena Islam itu ‘li al-âlamîn‘, diperuntukkan bagi seluruh manusia di muka bumi. Sebagaimana dijelaskan Ibnu Qayyim al-Jauziyah: “Islam adalah rahmat bagi setiap manusia, namun orang yang beriman menerima rahmat ini dan mendapatkan manfaat di dunia dan di akhirat. Sedangkan orang kafir menolaknya”. 2. Berkasih Sayang dalam Kemungkaran Sebagian kaum muslimin membiarkan orang-orang meninggalkan shalat, membiarkan pelacuran merajalela, membiarkan wanita membuka aurat mereka di depan umum bahkan membiarkan praktik-praktik kemusyrikan dan enggan menasihati mereka karena khawatir para pelaku maksiat tersinggung hatinya jika dinasihati, kemudian berkata : “Islam ‘kan’ rahmatan li al-‘âlamîn, penuh kasih sayang”. Sungguh aneh. Padahal bukanlah demikian tafsir QS al-Anbiyâ’/21: 107 ini. Islam sebagai rahmat Allah bukanlah bermakna berbelas kasihan kepada pelaku kemungkaran dan membiarkan mereka dalam kemungkarannya. Sebagaimana dijelaskan ath-Thabari dalam tafsirnya di atas, “Rahmat bagi orang orang yang beriman yaitu Allah memberinya petunjuk dengan sebab diutusnya Rasulullah s.a.w.. Beliau s.a.w. memasukkan orang-orang beriman ke dalam surga dengan iman dan amal mereka terhadap ajaran Allah”. Maka bentuk kasih sayang Allah terhadap orang yang beriman adalah dengan memberi mereka petunjuk untuk menjalankan perintahperintah Allah dan menjauhi apa yang dilarang oleh Allah, sehingga mereka menggapai jannah (surga). Dengan kata lain, jika kita juga merasa cinta dan sayang kepada saudara kita yang melakukan maksiat, sepatutnya kita menasihatinya dan mengingkari maksiat yang dilakukannya dan mengarahkannya untuk melakukan amal shalih (kebaikan). Dan sikap rahmat pun diperlukan dalam mengingkari maksiat. Sepatutnya pengingkaran terhadap maksiat mendahulukan sikap lembut dan penuh kasih sayang, bukan mendahulukan sikap kasar dan keras. Rasulullah s.a.w. bersabda: « ‫إ إنإ نالرفقإ الإ يكنونإ فىإ شىءإ إالإ زنانهإ والإ ينزعإ منإ شىءإ إال‬ َّ ‫لِ ش َّ ِّ ٍءْ ىَ ىَ ىَ م ُ م ُ لِ ىَ ٍءْ إ ٍ لِ ش َّ ىَ ىَ م ُ ىَ ىَ م ُ ٍءْ ىَ م ُ لِ ٍءْ ىَ ٍءْ إ ٍ لِ ش‬ ُ ‫ىَ ىَ م‬ ‫.»إ شنانه‬ 3
  • 4. “Tidaklah kelembutan itu ada pada sesuatu, kecuali akan menghiasnya. Tidaklah kelembutan itu hilang dari sesuatu, kecuali akan memerburuknya” (HR Muslim, Shahîh Muslim, VIII/22, hadits no. 6767) 3. Berkasih Sayang Dalam Penyimpangan Beragama Adalagi yang menggunakan ayat ini untuk melegalkan berbagai bentuk bid’ah, syirik dan khurafat. Karena mereka menganggap bentukbentuk penyimpangan tersebut adalah perbedaan pendapat yang harus ditoleransi sehingga merekapun berkata: “Biarkanlah kami dengan pemahaman kami, jangan mengusik kami, bukankah Islam rahmatan li al-’âlamîn?”. Sungguh aneh. Menafsirkan rahmat dalam surat al-Anbiyâ/21: 107 dengan kasih sayang dan toleransi terhadap semua pemahaman yang ada pada kaum muslimin, adalah penafsiran yang sangat jauh. Tidak ada ahli tafsir yang menafsirkan demikian. Perpecahan ditubuh umat menjadi bermacam golongan adalah fakta, dan sudah diperingatkan sejak dahulu oleh Nabi Muhammad s.a.w.. Dan orang yang mengatakan semua golongan tersebut itu benar dan semuanya dapat ditoleransi tidak berbeda dengan orang yang mengatakan semua agama sama. Diantara bermacam golongan tersebut tentu ada yang benar dan ada yang salah. Dan kita wajib mengikuti yang benar, yaitu yang sesuai dengan ajaran Nabi s.a.w.. Bahkan Ibnu Qayyim al-Jauziyah mengatakan tentang rahmat dalam Qs al-Anbiyâ/21: 107: “Orang yang mengikuti beliau, dapat meraih kemuliaan di dunia dan akhirat sekaligus”. Artinya, Islam adalah bentuk kasih sayang Allah kepada orang yang mengikuti golongan yang benar yaitu: “yang mau mengikuti ajaran Nabi s.a.w.”. Pernyataan ‘biarkanlah kami dengan pemahaman kami, jangan mengusik kami’ hanya berlaku kepada orang kafir. Sebagaimana dinyatakan dalam QS al-Kâfirûn’109: 1-6: « ‫إ قلإ يناإ أيهناإ نالكنافرونإ الإ أعبدإ مناإ تعبدونإ والإ أنتمإ عنابدونإ منا‬ َ‫م ُ ٍءْ ىَ ىَاَهّ ىَ ٍءْ ىَ لِ م ُ ىَ ىَ ىَ ٍءْ م ُ م ُ ىَ ىَ ٍءْ م ُ م ُ ىَ ىَ ىَ ىَ ٍءْ م ُ ٍءْ ىَ لِ م ُ ىَ ى‬ ْ‫ىَ ٍءْ م ُ م ُ ىَ ىَ ىَ ىَ ىَ لِ م ٌ ىَ ىَ ىَ ٍءْ م ُ ٍءْ ىَ ىَ ىَ ٍءْ م ُ ٍءْ ىَ لِ م ُ ىَ ىَ ىَ ٍءْ م ُ م ُ ىَ م ُ ٍءْ لِ م ُ م ُ ٍء‬ ‫إ أعبدإ والإ أنناإ عنابدإ مناإ عبدتمإ والإ أنتمإ عنابدونإ مناإ أعبدإ لكمإ دينكم‬ ِ‫ىَلِ ىَ لِ ل‬ ‫.»إ وليإ دين‬ “Katakanlah: ‘Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. dan kamu tidak pernah (pula) 4
  • 5. menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku‘” Sedangkan kepada sesama muslim, tidak boleh demikian. Bahkan wajib menasihati bila saudaranya terjerumus dalam kesalahan. Yang dinasihati pun sepatutnya lapang menerima nasihat. Bukankah orang-orang beriman itu saling menasihati dalam kebaikan? « ‫واَلعصلر إن النسللنان َلفلل ي خسلرإَل اَللذنين آمنللاوا وعملللاوا‬ ُ‫ِمَ ٍرْ ِمَ ٍرْ ُلِ ُلِ ِذّ ُلٍِرْ ٍرْ ِمَ ِمَ ِمَ ُلِ اوُ ٍرْ ِإٍُلِ ِذّ ِذّ ُلِ ِمَ ِمَ اوُ ِمَ ِمَ ُلِاو‬ ِ‫ِذّ ُلِ ِمَ ُلِ ِمَ ِمَ ِمَ ِمَ ٍرْ ُلِ ٍرْح َو ّ ِمَ ِمَ ِمَ ِمَ ٍرْ ُلِ ِذّ ٍرْ ُل‬ ‫.»اَلصناَلحنات وتاواصاوا بناَل ِمَِق وتاواصاوا بناَلصبر‬ “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al ‘Ashr/103: 1–3) Dan menasihati orang yang berbuat menyimpang dalam agama adalah bentuk kasih sayang kepada orang tersebut. Bahkan orang yang mengetahui saudaranya terjerumus ke dalam penyimpangan beragama namun mendiamkan, ia mendapat dosa. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad s.a.w.: « .« ‫إذا عملت اَلخطئيئة ف ى األرض كنان من شهدهنا فكرههنا‬ َ‫ُلِ ِمَ اوُ ُلِِمَ ُلِ ٍرْ ِمَ ُلِ ِمَ اوُ ُلِ ِمَ ٍرْ ُلِ ِمَ ِمَ ِمَ ٍرْ ِمَ ُلِ ِمَ ِمَ ِمَ ِمَ ُلِ ِمَ ِم‬ ‫ِمَقنال مرة » أنكرهنا «. » كمن غلناب عنهلنا وملن غلناب عنهلنا‬ َ‫ِمَ ِمَ ٍرْ ِمَ ِمَ ِمَ ٍرْ ِمَ ِمَ ِمَ ٍرْ ِمَ ِمَ ِمَ ٍرْ ِم‬ َ‫و ِمَ ِمَ ِمَ ِذّ » ً ِمَ ٍرْ ِمَ ِمَ ِم‬ ‫.» فر ُلِئيهنا كنان كمن شهدهنا‬ َ‫ِمَ ِمَضِمَ ِمَ ِمَ ِمَ ِمَ ِمَ ٍرْ ِمَ ُلِ ِمَ ِم‬ “Jika engkau mengetahui adanya sebuah kesalahan (dalam agama) terjadi dimuka bumi, orang yang melihat langsung lalu mengingkarinya, ia sama seperti orang yang tidak melihat langsung (tidak dosa). Orang yang tidak melihat langsung namun ridha terhadap kesalahan tersebut, ia sama seperti orang yang melihat langsung (mendapat dosa)” (HR Abu Daud, Sunan Abî Dâwud, IV/218, hadits no. 4347, dihasankan Al-Albani dalam Shahîh Sunan Abî Dâwud) Perselisihan pendapat pun tidak bisa dipukul-rata bahwa semua pendapat bisa ditoleransi. Apakah kita menoleransi sebagian orang sufi yang berpendapat shalat lima waktu itu tidak wajib bagi orang yang mencapai tingkatan tertentu? Atau sebagian orang kejawen yang menganggap shalat itu yang penting ‘ingat Allah’ tanpa harus melakukan shalat? Apakah kita menoleransi pendapat Ahmadiyyah yang mengatakan bahwa berhaji tidak harus ke Makkah? Tentu tidak dapat ditoleransi. Jika semua pendapat orang dapat ditoleransi, hancurlah agama ini. Namun 5
  • 6. pendapat-pendapat yang berdasarkan dalil shahih, cara berdalil yang benar, menggunakan kaedah para ulama, barulah dapat kita toleransi. 4. Menyepelekan Permasalahan Aqidah Dengan menggunakan ayat ini, sebagian orang menyepelekan dan enggan mendakwahkan aqidah yang benar. Karena mereka menganggap mendakwahkan aqidah hanya akan memecah-belah umat dan menimbulkan kebencian sehingga tidak sesuai dengan prinsip bahwa Islam adalah rahmatan li al-‘âlamîn. Renungkanlah perkataan Muhammad Ali ash-Shabuni dalam menafsirkan rahmatan li al-‘âlamîn: “Beliau s.a.w. memberikan pencerahan kepada manusia yang sebelumnya berada dalam kejahilan. Beliau memberikan hidayah kepada manusia yang sebelumnya berada dalam kesesatan. Inilah yang dimaksud rahmat Allah bagi seluruh manusia”. Rasulullah s.a.w.menjadi rahmat bagi seluruh manusia karena beliau membawa ajaran tauhid. Karena manusia pada masa sebelum beliau diutus berada dalam kesesatan berupa penyembahan kepada sesembahan selain Allah, walaupun mereka menyembah kepada Allah juga. Dan inilah inti ajaran para Rasul. Sebagaimana firman Allah SWT: « ‫وَلقلد بعثنللنا فلل ي كلِل أملة رسللاوَل أن اعبلدوا اَللل واجتنبللاوا‬ ُ‫ِذّ ِمَ ٍرْ ِمَ ُلِ او‬ َ‫ِم‬ ُ‫ِمَِمَ ِمَ ٍرْ ِمَ ِمَ ٍرْ ِمَ ُلِ اوُ َو ّ اوُ ِذّ ِإٍ ِمَ اوُ » ً ِمَ ُلِ ٍرْ اوُ او‬ َ‫ِذّ اوُ ِم‬ ‫.» اَلطناغاوت‬ “Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Allah saja, dan jauhilah Thaghut’ ” (QS an-Nahl/16: 36) Selain itu, bukankah masalah aqidah ini yang dapat menentukan nasib seseorang apakah ia akan kekal di neraka atau tidak? Allah SWT berfirman: « ‫َل ِمَد كفر اَللذنين قلناَلاوا إن اَللل هلاو اَلمسللئي اوُ ابلن م ٍرْنيلم وقللنال‬ َ‫ِمَ ق ٍرْ ِمَ ِمَ ِمَ ِذّ ُلِ ِمَ ِمَ اوُ ٍرْ ُلِ ِذّ ِذّ اوُ ِمَ ٍرْ ِمَ ُلِ ح ٍرْ اوُ ِمَرِمَ ِمَ ِمَ ِمَ ِم‬ َ‫ِم‬ ْ‫ٍرْم ُلِ اوُ ِمَ ِمَ ُلِ ُلِ ٍرْ ِمَ ُلِ ِمَ ٍرْ اوُ اوُ ٍرْ ِذّ ِمَ َو ّ ِمَ ِمَِذّ اوُ ٍرْ ُلِ ِذّ اوُ ِمَ اوُ ٍرْ ر ٍر‬ ‫اَل ِمَسئيح نينا بن ي إسرائئيِل اعبدوا اَلل رب ي وربكم إنه من نيشلل ُلِك‬ َ‫ِم‬ ْ‫ُلِ ِذّ ِمَ ِمَ ٍرْ ِمَ ِذّ ِمَ ِذّ ِمَِمَ ُلِ ٍرْ ِمَ ِذّ ِمَ ِمَ ِمَ ٍرْ ِمَ اوُ ِذّ اوُ ِمَ ِمَ ُلِ ِذّ ُلِ ُلِ ِمَ ُلِ ٍر‬ ‫بناَلل فقد حرم اَلل علئيه اَلجنة وملأواه اَلنللنار ومللنا َللظلناَلمئين ملن‬ ُ‫او‬ ِ‫ُل‬ ‫ِإٍ أنصنار‬ َ‫.» ِمَ ِم‬ “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al-Masih putera Maryam", padahal Al-Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani 6
  • 7. Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang memersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (QS al-Mâidah/5: 72) Oleh karena itu, adakah yang lebih urgen dari masalah ini? Kesimpulannya, justeru dakwah tauhid, seruan untuk beraqidah yang benar adalah bentuk rahmat dari Allah SWT. Karena dakwah tauhid yang dibawa oleh Nabi Muhammad s.a.w. adalah rahmat Allah, maka bagaimana mungkin menjadi sebab perpecahan umat? Justeru kesyirikanlah yang sebenarnya menjadi sebab perpecahan umat. Sebagaimana firman Allah SWT: « ‫و ناَلو تكاوناواو منو اَلمشَركنينو مكنو اَلكذنينو فَرقككاواو دنينهكمو وكككناناوا‬ ُ‫و ناَ ناَ وُ وُ يِ ناَ و ْ وُ و ْ يِ يِ ناَ يِ ناَ وُقّ يِ ناَ ناَ وُقّ وُ يِ ناَ وُ و ْ ناَ ناَ و‬ َ‫شناَ ۖ وُ ِح ّ يِ و ْ ب ٍ يِ ناَ ناَدو ْ يِ و ْ ناَ يِ وُ نا‬ ‫.»و يِنيعناو و كُلو حزبو بمناو َل ناَنيهمو فَرحاون‬ ً‫ ا‬ “Janganlah kamu termasuk orang-orang yang memersekutukan Allah, yaitu orangorang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” (QS ar-Rûm/30: 31-32) Demikianlah pembahasan ringkas ini. Mudah-mudahan bisa dipahami dan meluruskan pemahaman yang kurang tepat tentang tafsir Rahmatan li al-Âlamîn. 7