SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Download to read offline
1 
Menuju Tangga Kesuksesan dengan Ilmu 
ٍSaya masih ingat kata ‘bijak’ Mario Teguh dalam sebuah episode penampilannya di sebuah stasiun TV Swasta di negeri kita: “Berdoalah kepada Tuhan, karena Dia akan selalu siap untuk mendengar dan mengabulkan doa-doa kita”. Kalau kita ingin sukses, kita tidak sendiri. Karena harapan ‘itu’-lah yang juga dicita-citakan oleh setiap orang. Setiap orang yang hidup di atas bumi menginginkan hidupnya selalu sukses. Tetapi, meskipun semua orang telah berusaha untuk meraih kesuksesan, ternyata hanya sedikit yang mampu mencapainya. Kebanyakan dari mereka belum mencapai level (tingkatan) tersebut. Minimal belum mendapatkan sesui dengan apa yang dicita-citakan. Jika demikian, ada satu pertanyaan besar: “mengapa orang-orang yang menginginkan kesuksesan itu belum kunjung juga mendapatkannya, meskipun telah berkerja keras dan berdoa untuk meraih apa pun yang dicita- citakannya? 
Nah, untuk pertanyaan ini, Nabi Muhammad SAW sudah memberikan jawabannya. 
Rasulullah SAW pernah bersabda: 
"Barangsiapa meniti jalan untuk mencari ilmu, Allah akan permudahkan baginya jalan menuju surga.” (Hadits Riwayat At- Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi, juz V, hal. 28, hadits no. 2646 dan Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad ibn Hanbal, juz II, hal. 325, hadits no. 8299, dari Abu Hurairah) 
Hadits itu menguraikan, bahwa Rasulullah SAW menyebut seseorang yang sedang berjalan untuk menuntut ilmu dengan kata “salaka”. Padahal, berjalan dalam bahasa Arab tidak hanya bisa dinyatakan dengan kata “salaka”, masih ada kata lain, misalnya: “masyâ”, “sâra”, “safara”, atau “dzahaba”. 
Pertanyaannya, mengapa kata “salaka” yang dipilih oleh Nabi SAW, bukan selainnya? Rupanya, kata-kata selain “salaka” – menurut para ahli bahasa -- hanya memunyai arti utama ‘berjalan’. Perjalanannya, terkadang, hanya untuk mencari kesenangan belaka. Mungkin, para pembaca pernah mendengar, bahwa orang yang berjalan untuk mencari hiburan disebut dengan sedang ber-“tamasya”, yang dalam istilah sehari-hari
2 
sering disebut dengan ‘rekreasi, wisata atau piknik’. Kata tersebut berasal dari kata “masyâ”. 
Jika Nabi SAW menggunakan kata ini (masyâ), niscaya orang yang menuntut ilmu ini hanya akan sekadar mencari kesenangan belaka. Padahal, perjalanan untuk mencari ilmu bukanlah untuk sekadar mencari kesenangan. 
Kata “Salaka” bermakna: “berjalan dengan tegap dan cepat serta dengan pandangan ‘fokus’ kepada tujuan yang dicita-citakan”. Dalam hal menuntut ilmu, Nabi SAW menginginkan agar setiap “thâlib al-ilm” (pencari ilmu) benar-benar berjalan dengan tegap dan cepat, bukan berjalan dengan ‘berleha-leha’, santai, apalagi dengan cara ‘merangkak’ (pelan-pelan). Jika ia tidak ‘fokus’ dan ‘bermotivasi tinggi’, ia akan berhenti di tengah perjalanan, bahkan akan kembali ke rumah, jika ada hambatan yang menghadang. Berputus asa sebelum sampai ke tempat yang dituju. 
Dengan berjalan tegap dan cepat, ‘dia’ (para penuntut ilmu) sekarang berada di tengah-tengah perjalanan. Nabi SAW mengingatkan kepada orang ini agar perjalanannya diiringi dengan kata “yaltamisu”, berpegang (memegang). Dalam hal ini pula, Nabi SAW menggunakan kata “yaltamisu”, bukan “yumsiku” atau “qabadha”. 
Jika “yumsiku” yang digunakan oleh Nabi SAW, maka orang ini hanya akan sekadar memegang. Sementara, “yaltamisu” memiliki makna memegang erat-erat atau kuat-kuat. Seperti orang yang hampir jatuh ke jurang, orang ini akan memegangi ranting dan dahan dengan sekuat- kuatnya. Jika tidak, pasti ia akan jatuh ke dalam jurang. 
Begitu juga dengan orang yang menuntut ilmu. Ketika sudah berada di tengah-tengah perjalanan (salaka), ia juga berpegang kuat-kuat. Dalam konteks ini, dia harus memegang kuat niat yang ada di dalam jiwanya. Dia pun tidak akan pernah berhenti di tengah jalan, meskipun dihadang ‘seribu’ halangan. 
Kata kunci selanjutnya dalam hadits Nabi SAW di atas ialah “jannah” yang berarti surga. Surga merupakan gambaran dari suatu tempat yang di dalamnya penuh kenikmatan. Tiap orang yang menikmati fasilitasnya, tidak perlu lagi bekerja. Semua hal yang diinginkan sudah disediakan di dalamnya. 
Surga dengan gambaran demikian baru bisa dinikmati oleh seseorang ketika sudah meninggal dunia. Lantas, apakah surga seperti itu jadi jaminan bagi penuntut ilmu? Nabi SAW sadar, penuntut ilmu hidup di atas bumi. Dia menginginkan kehidupannya mapan dan tercukupi segala kebutuhannya.
3 
Oleh karenanya, surga (jannah) dalam Hadits di atas hanya merupakan ‘simbol’ dan harus diamknai dengan makna simbolik. "Jannah” di atas bermakna falâh (kesuksesan). Orang yang sudah sukses, hidupnya penuh dengan kenikmatan. Segala kebutuhan hidupnya terpenuhi dengan baik. Dia disebut oleh Allah dengan kosa kata ‘al-muflih’ (orang yang telah menggapai ‘apa’ pun yang dicita-citakan). Seperti kata as-Sa’di: “al-muflih (orang yang beruntung) ialah al-fâiz (seorang pemenang), hari ini dan hari- hari esok benar-benar telah menjadi miliknya. (Tafsîr as-Sa’di, I/508) 
Dengan demikian, makna dari hadits Nabi SAW di atas ialah, “Barang siapa yang mengadakan perjalanan dengan sungguh-sungguh untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan untuk menuju kesuksesan.” Inilah jaminan kepada siapa saja yang (sudah) berilmu, dengan berbekal ilmu dan ridha Allah, hidupnya pun akan ‘sukses’ karenanya. Dan selamnya, tidaklah mungkin orang tersebut akan ‘sengsara’, karena Allah telah menjaminnya. Tentu saja, bukan sembarang orang yang berilmu yang akan menuai kesuksesan. Tetapi mereka (orang yang berilmu) dan beramal shaleh dengan ilmunya, dengan senantiasa membangun keikhlasan untuk menggapai ridha-Nya.” 
Wallâhu A’lam.

More Related Content

What's hot

328970394 tata-cara-sholat-jenazah
328970394 tata-cara-sholat-jenazah328970394 tata-cara-sholat-jenazah
328970394 tata-cara-sholat-jenazah
Juliansyah1
 

What's hot (16)

Dengan niat yang tulus karena allah swt
Dengan niat yang tulus karena allah swtDengan niat yang tulus karena allah swt
Dengan niat yang tulus karena allah swt
 
PAI -Perilaku tercela
PAI -Perilaku tercelaPAI -Perilaku tercela
PAI -Perilaku tercela
 
PUNDAMEN IMAN KEPADA ALAAH SWT; Ngobar assalam 31 desember 2017
PUNDAMEN IMAN KEPADA ALAAH SWT; Ngobar assalam 31 desember 2017PUNDAMEN IMAN KEPADA ALAAH SWT; Ngobar assalam 31 desember 2017
PUNDAMEN IMAN KEPADA ALAAH SWT; Ngobar assalam 31 desember 2017
 
Terapi Kesehatan Dengan Al-Qur'an
Terapi Kesehatan Dengan Al-Qur'anTerapi Kesehatan Dengan Al-Qur'an
Terapi Kesehatan Dengan Al-Qur'an
 
BIMS1023 Aqidah Islam - Bahagian 6
BIMS1023 Aqidah Islam - Bahagian 6BIMS1023 Aqidah Islam - Bahagian 6
BIMS1023 Aqidah Islam - Bahagian 6
 
328970394 tata-cara-sholat-jenazah
328970394 tata-cara-sholat-jenazah328970394 tata-cara-sholat-jenazah
328970394 tata-cara-sholat-jenazah
 
Lmcp 1552 pembangunan mapan dalam islam
Lmcp 1552 pembangunan mapan dalam islamLmcp 1552 pembangunan mapan dalam islam
Lmcp 1552 pembangunan mapan dalam islam
 
Muhasabah doc
Muhasabah docMuhasabah doc
Muhasabah doc
 
Tasawwuf slide
Tasawwuf slideTasawwuf slide
Tasawwuf slide
 
Pai hal 2
Pai hal 2Pai hal 2
Pai hal 2
 
Dakwah1
Dakwah1Dakwah1
Dakwah1
 
LMCP1522 PEMBANGUNAN MAPAN DALAM ISLAM
LMCP1522 PEMBANGUNAN MAPAN DALAM ISLAMLMCP1522 PEMBANGUNAN MAPAN DALAM ISLAM
LMCP1522 PEMBANGUNAN MAPAN DALAM ISLAM
 
Alqur'an pedoman hidup
Alqur'an pedoman hidupAlqur'an pedoman hidup
Alqur'an pedoman hidup
 
Taqorrub ilallah
Taqorrub ilallahTaqorrub ilallah
Taqorrub ilallah
 
Sedekah dalam dakwah
Sedekah dalam dakwahSedekah dalam dakwah
Sedekah dalam dakwah
 
Washillah (Tawasul)
Washillah (Tawasul)Washillah (Tawasul)
Washillah (Tawasul)
 

Viewers also liked

Sang pemimpin, siapakah mereka
Sang pemimpin, siapakah merekaSang pemimpin, siapakah mereka
Sang pemimpin, siapakah mereka
Muhsin Hariyanto
 
Keutamaan sayyidul istighfar
Keutamaan sayyidul istighfarKeutamaan sayyidul istighfar
Keutamaan sayyidul istighfar
Muhsin Hariyanto
 
Selesaikan masalah dengan sabar dan shalat
Selesaikan masalah dengan sabar dan shalatSelesaikan masalah dengan sabar dan shalat
Selesaikan masalah dengan sabar dan shalat
Muhsin Hariyanto
 
Tafsir qs ar ra’d, 13 - 17
Tafsir qs ar ra’d, 13 - 17Tafsir qs ar ra’d, 13 - 17
Tafsir qs ar ra’d, 13 - 17
Muhsin Hariyanto
 
Agar rumah kita selalu dijauhi setan
Agar rumah kita selalu dijauhi setanAgar rumah kita selalu dijauhi setan
Agar rumah kita selalu dijauhi setan
Muhsin Hariyanto
 
Larangan bersikap curang dalam menimbang dan menakar
Larangan bersikap curang dalam menimbang dan menakarLarangan bersikap curang dalam menimbang dan menakar
Larangan bersikap curang dalam menimbang dan menakar
Muhsin Hariyanto
 
Kata pengantar dan daftar isi supleman buku ajar aqidah akhlak
Kata pengantar dan daftar isi supleman buku ajar aqidah akhlakKata pengantar dan daftar isi supleman buku ajar aqidah akhlak
Kata pengantar dan daftar isi supleman buku ajar aqidah akhlak
Muhsin Hariyanto
 
Hipnotis dalam pandangan islam
Hipnotis dalam pandangan islamHipnotis dalam pandangan islam
Hipnotis dalam pandangan islam
Muhsin Hariyanto
 
Larangan bersikap curang dalam menimbang dan menakar
Larangan bersikap curang dalam menimbang dan menakarLarangan bersikap curang dalam menimbang dan menakar
Larangan bersikap curang dalam menimbang dan menakar
Muhsin Hariyanto
 
Mengenal syirik kecil dan besar
Mengenal syirik kecil dan besarMengenal syirik kecil dan besar
Mengenal syirik kecil dan besar
Muhsin Hariyanto
 
Bercermin pada kisah abu lahab
Bercermin pada kisah abu lahabBercermin pada kisah abu lahab
Bercermin pada kisah abu lahab
Muhsin Hariyanto
 
Kata pengantar buku ajar ushul fikih (2014 2015)
Kata pengantar buku ajar ushul fikih (2014 2015)Kata pengantar buku ajar ushul fikih (2014 2015)
Kata pengantar buku ajar ushul fikih (2014 2015)
Muhsin Hariyanto
 
Comprendre et utiliser le web 2.0 en bibliothèque
Comprendre et utiliser le web 2.0 en bibliothèqueComprendre et utiliser le web 2.0 en bibliothèque
Comprendre et utiliser le web 2.0 en bibliothèque
Dujol Lionel
 

Viewers also liked (20)

Tafsir surat al ma'un-01
Tafsir surat al ma'un-01Tafsir surat al ma'un-01
Tafsir surat al ma'un-01
 
Sang pemimpin, siapakah mereka
Sang pemimpin, siapakah merekaSang pemimpin, siapakah mereka
Sang pemimpin, siapakah mereka
 
Keutamaan sayyidul istighfar
Keutamaan sayyidul istighfarKeutamaan sayyidul istighfar
Keutamaan sayyidul istighfar
 
Reinkarnasi samiri
Reinkarnasi samiriReinkarnasi samiri
Reinkarnasi samiri
 
Selesaikan masalah dengan sabar dan shalat
Selesaikan masalah dengan sabar dan shalatSelesaikan masalah dengan sabar dan shalat
Selesaikan masalah dengan sabar dan shalat
 
Tafsir qs ar ra’d, 13 - 17
Tafsir qs ar ra’d, 13 - 17Tafsir qs ar ra’d, 13 - 17
Tafsir qs ar ra’d, 13 - 17
 
Menggapai ridha allah
Menggapai ridha allahMenggapai ridha allah
Menggapai ridha allah
 
Memahami makna khusyu'
Memahami makna khusyu'Memahami makna khusyu'
Memahami makna khusyu'
 
Agar rumah kita selalu dijauhi setan
Agar rumah kita selalu dijauhi setanAgar rumah kita selalu dijauhi setan
Agar rumah kita selalu dijauhi setan
 
Larangan bersikap curang dalam menimbang dan menakar
Larangan bersikap curang dalam menimbang dan menakarLarangan bersikap curang dalam menimbang dan menakar
Larangan bersikap curang dalam menimbang dan menakar
 
Jangan katakan
Jangan katakanJangan katakan
Jangan katakan
 
Kata pengantar dan daftar isi supleman buku ajar aqidah akhlak
Kata pengantar dan daftar isi supleman buku ajar aqidah akhlakKata pengantar dan daftar isi supleman buku ajar aqidah akhlak
Kata pengantar dan daftar isi supleman buku ajar aqidah akhlak
 
Hipnotis dalam pandangan islam
Hipnotis dalam pandangan islamHipnotis dalam pandangan islam
Hipnotis dalam pandangan islam
 
Larangan bersikap curang dalam menimbang dan menakar
Larangan bersikap curang dalam menimbang dan menakarLarangan bersikap curang dalam menimbang dan menakar
Larangan bersikap curang dalam menimbang dan menakar
 
Mengenal syirik kecil dan besar
Mengenal syirik kecil dan besarMengenal syirik kecil dan besar
Mengenal syirik kecil dan besar
 
Bercermin pada kisah abu lahab
Bercermin pada kisah abu lahabBercermin pada kisah abu lahab
Bercermin pada kisah abu lahab
 
Kesurupan
KesurupanKesurupan
Kesurupan
 
Kata pengantar buku ajar ushul fikih (2014 2015)
Kata pengantar buku ajar ushul fikih (2014 2015)Kata pengantar buku ajar ushul fikih (2014 2015)
Kata pengantar buku ajar ushul fikih (2014 2015)
 
Utilisation et concepts du web 2.0 dans les catalogues de bibliothèques spéci...
Utilisation et concepts du web 2.0 dans les catalogues de bibliothèques spéci...Utilisation et concepts du web 2.0 dans les catalogues de bibliothèques spéci...
Utilisation et concepts du web 2.0 dans les catalogues de bibliothèques spéci...
 
Comprendre et utiliser le web 2.0 en bibliothèque
Comprendre et utiliser le web 2.0 en bibliothèqueComprendre et utiliser le web 2.0 en bibliothèque
Comprendre et utiliser le web 2.0 en bibliothèque
 

Similar to Menuju tangga kesuksesan dengan ilmu (6)

Menuju tangga kesuksesan dengan ilmu
Menuju tangga kesuksesan dengan ilmuMenuju tangga kesuksesan dengan ilmu
Menuju tangga kesuksesan dengan ilmu
 
Hadits nabi saw tentang menuntut ilmu 02
Hadits nabi saw tentang menuntut ilmu 02Hadits nabi saw tentang menuntut ilmu 02
Hadits nabi saw tentang menuntut ilmu 02
 
Hadits nabi saw tentang menuntut ilmu
Hadits nabi saw tentang menuntut ilmuHadits nabi saw tentang menuntut ilmu
Hadits nabi saw tentang menuntut ilmu
 
Hadits nabi saw tentang menuntut ilmu 02
Hadits nabi saw tentang menuntut ilmu 02Hadits nabi saw tentang menuntut ilmu 02
Hadits nabi saw tentang menuntut ilmu 02
 
Adab belajar MTsN Lampihong.pptx
Adab belajar MTsN Lampihong.pptxAdab belajar MTsN Lampihong.pptx
Adab belajar MTsN Lampihong.pptx
 
Weekly Newsletter LAZNas Chevron Duri Edisi Nopember 2015 week 3
Weekly Newsletter LAZNas Chevron Duri Edisi Nopember 2015 week 3Weekly Newsletter LAZNas Chevron Duri Edisi Nopember 2015 week 3
Weekly Newsletter LAZNas Chevron Duri Edisi Nopember 2015 week 3
 

More from Muhsin Hariyanto

Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Muhsin Hariyanto
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Muhsin Hariyanto
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Muhsin Hariyanto
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Muhsin Hariyanto
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Muhsin Hariyanto
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul
Muhsin Hariyanto
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayam
Muhsin Hariyanto
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Muhsin Hariyanto
 

More from Muhsin Hariyanto (20)

Khutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 hKhutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 h
 
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
 
Etika dalam berdoa
Etika dalam berdoaEtika dalam berdoa
Etika dalam berdoa
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul
 
Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)
 
Strategi dakwah
Strategi dakwahStrategi dakwah
Strategi dakwah
 
Sukses karena kerja keras
Sukses karena kerja kerasSukses karena kerja keras
Sukses karena kerja keras
 
Opini dul
Opini   dulOpini   dul
Opini dul
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayam
 
Tentang diri saya
Tentang diri sayaTentang diri saya
Tentang diri saya
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
 
Ketika kita gagal
Ketika kita gagalKetika kita gagal
Ketika kita gagal
 
Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!
 
Gatotkaca winisuda
Gatotkaca winisudaGatotkaca winisuda
Gatotkaca winisuda
 

Menuju tangga kesuksesan dengan ilmu

  • 1. 1 Menuju Tangga Kesuksesan dengan Ilmu ٍSaya masih ingat kata ‘bijak’ Mario Teguh dalam sebuah episode penampilannya di sebuah stasiun TV Swasta di negeri kita: “Berdoalah kepada Tuhan, karena Dia akan selalu siap untuk mendengar dan mengabulkan doa-doa kita”. Kalau kita ingin sukses, kita tidak sendiri. Karena harapan ‘itu’-lah yang juga dicita-citakan oleh setiap orang. Setiap orang yang hidup di atas bumi menginginkan hidupnya selalu sukses. Tetapi, meskipun semua orang telah berusaha untuk meraih kesuksesan, ternyata hanya sedikit yang mampu mencapainya. Kebanyakan dari mereka belum mencapai level (tingkatan) tersebut. Minimal belum mendapatkan sesui dengan apa yang dicita-citakan. Jika demikian, ada satu pertanyaan besar: “mengapa orang-orang yang menginginkan kesuksesan itu belum kunjung juga mendapatkannya, meskipun telah berkerja keras dan berdoa untuk meraih apa pun yang dicita- citakannya? Nah, untuk pertanyaan ini, Nabi Muhammad SAW sudah memberikan jawabannya. Rasulullah SAW pernah bersabda: "Barangsiapa meniti jalan untuk mencari ilmu, Allah akan permudahkan baginya jalan menuju surga.” (Hadits Riwayat At- Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi, juz V, hal. 28, hadits no. 2646 dan Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad ibn Hanbal, juz II, hal. 325, hadits no. 8299, dari Abu Hurairah) Hadits itu menguraikan, bahwa Rasulullah SAW menyebut seseorang yang sedang berjalan untuk menuntut ilmu dengan kata “salaka”. Padahal, berjalan dalam bahasa Arab tidak hanya bisa dinyatakan dengan kata “salaka”, masih ada kata lain, misalnya: “masyâ”, “sâra”, “safara”, atau “dzahaba”. Pertanyaannya, mengapa kata “salaka” yang dipilih oleh Nabi SAW, bukan selainnya? Rupanya, kata-kata selain “salaka” – menurut para ahli bahasa -- hanya memunyai arti utama ‘berjalan’. Perjalanannya, terkadang, hanya untuk mencari kesenangan belaka. Mungkin, para pembaca pernah mendengar, bahwa orang yang berjalan untuk mencari hiburan disebut dengan sedang ber-“tamasya”, yang dalam istilah sehari-hari
  • 2. 2 sering disebut dengan ‘rekreasi, wisata atau piknik’. Kata tersebut berasal dari kata “masyâ”. Jika Nabi SAW menggunakan kata ini (masyâ), niscaya orang yang menuntut ilmu ini hanya akan sekadar mencari kesenangan belaka. Padahal, perjalanan untuk mencari ilmu bukanlah untuk sekadar mencari kesenangan. Kata “Salaka” bermakna: “berjalan dengan tegap dan cepat serta dengan pandangan ‘fokus’ kepada tujuan yang dicita-citakan”. Dalam hal menuntut ilmu, Nabi SAW menginginkan agar setiap “thâlib al-ilm” (pencari ilmu) benar-benar berjalan dengan tegap dan cepat, bukan berjalan dengan ‘berleha-leha’, santai, apalagi dengan cara ‘merangkak’ (pelan-pelan). Jika ia tidak ‘fokus’ dan ‘bermotivasi tinggi’, ia akan berhenti di tengah perjalanan, bahkan akan kembali ke rumah, jika ada hambatan yang menghadang. Berputus asa sebelum sampai ke tempat yang dituju. Dengan berjalan tegap dan cepat, ‘dia’ (para penuntut ilmu) sekarang berada di tengah-tengah perjalanan. Nabi SAW mengingatkan kepada orang ini agar perjalanannya diiringi dengan kata “yaltamisu”, berpegang (memegang). Dalam hal ini pula, Nabi SAW menggunakan kata “yaltamisu”, bukan “yumsiku” atau “qabadha”. Jika “yumsiku” yang digunakan oleh Nabi SAW, maka orang ini hanya akan sekadar memegang. Sementara, “yaltamisu” memiliki makna memegang erat-erat atau kuat-kuat. Seperti orang yang hampir jatuh ke jurang, orang ini akan memegangi ranting dan dahan dengan sekuat- kuatnya. Jika tidak, pasti ia akan jatuh ke dalam jurang. Begitu juga dengan orang yang menuntut ilmu. Ketika sudah berada di tengah-tengah perjalanan (salaka), ia juga berpegang kuat-kuat. Dalam konteks ini, dia harus memegang kuat niat yang ada di dalam jiwanya. Dia pun tidak akan pernah berhenti di tengah jalan, meskipun dihadang ‘seribu’ halangan. Kata kunci selanjutnya dalam hadits Nabi SAW di atas ialah “jannah” yang berarti surga. Surga merupakan gambaran dari suatu tempat yang di dalamnya penuh kenikmatan. Tiap orang yang menikmati fasilitasnya, tidak perlu lagi bekerja. Semua hal yang diinginkan sudah disediakan di dalamnya. Surga dengan gambaran demikian baru bisa dinikmati oleh seseorang ketika sudah meninggal dunia. Lantas, apakah surga seperti itu jadi jaminan bagi penuntut ilmu? Nabi SAW sadar, penuntut ilmu hidup di atas bumi. Dia menginginkan kehidupannya mapan dan tercukupi segala kebutuhannya.
  • 3. 3 Oleh karenanya, surga (jannah) dalam Hadits di atas hanya merupakan ‘simbol’ dan harus diamknai dengan makna simbolik. "Jannah” di atas bermakna falâh (kesuksesan). Orang yang sudah sukses, hidupnya penuh dengan kenikmatan. Segala kebutuhan hidupnya terpenuhi dengan baik. Dia disebut oleh Allah dengan kosa kata ‘al-muflih’ (orang yang telah menggapai ‘apa’ pun yang dicita-citakan). Seperti kata as-Sa’di: “al-muflih (orang yang beruntung) ialah al-fâiz (seorang pemenang), hari ini dan hari- hari esok benar-benar telah menjadi miliknya. (Tafsîr as-Sa’di, I/508) Dengan demikian, makna dari hadits Nabi SAW di atas ialah, “Barang siapa yang mengadakan perjalanan dengan sungguh-sungguh untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan untuk menuju kesuksesan.” Inilah jaminan kepada siapa saja yang (sudah) berilmu, dengan berbekal ilmu dan ridha Allah, hidupnya pun akan ‘sukses’ karenanya. Dan selamnya, tidaklah mungkin orang tersebut akan ‘sengsara’, karena Allah telah menjaminnya. Tentu saja, bukan sembarang orang yang berilmu yang akan menuai kesuksesan. Tetapi mereka (orang yang berilmu) dan beramal shaleh dengan ilmunya, dengan senantiasa membangun keikhlasan untuk menggapai ridha-Nya.” Wallâhu A’lam.