SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  4
Télécharger pour lire hors ligne
OPINI
DUL
Rhenald Kasali.
KITA tentu tak menyangka bagaimana mungkin seorang bocah berusia 13 tahun
sudah dilepas membawa mobil sendiri pada tengah malam.
Memang ia ditemani seseorang, tetapi ia juga masih terbilang bocah. Bukan
mengemudi di dekat rumah dengan pengawasan orangtua, melainkan di jalan
tol, menempuh jarak yang terbilang jauh. Dan apesnya, enam orang tewas, dan
beberapa anak langsung menjadi yatim piatu.
Ini tentu sangat memprihatinkan. Namun setiap kali melihat bagaimana
masyarakat mendidik anak-anak, saya sebenarnya sangat khawatir. Tak dapat
dipungkiri, tumbuhnya kelas menengah telah menimbulkan gejolak perubahan
yang sangat besar.
Namun reaksinya sangat ekstrem: Yang satu mengekang habis anak-anak
dengan dogma, agama dan sekolah sehingga melahirkan anak-anak alim yang
amat konservatif, yang satunya memberi materi dan servis tiada batas, sehingga
menjadi amat liberal.
Di segmen atas anak-anak diberikan mobil, di bawah menuntut dibelikan sepeda
motor meski usianya belum 17 tahun. Kebut-kebutan menjadi biasa, korban pun
sudah sangat sering berjatuhan. Karena mereka bukan siapa-siapa maka
kecelakaan dan kematian yang ditimbulkan tidak masuk dalam orbit media
massa. Kematian yang ditimbulkan Dul mengirim sinyal penting bagi kita semua.
Business class
Di pesawat terbang, mungkin hanya di Indonesia, Anda bisa menyaksikan
keluarga-keluarga muda membawa anak-anaknya duduk di kelas bisnis. Dua
orang baby sitter, duduk sedikit di belakang, tak jauh dari batas kelas eksekutif
mengawal anak-anak yang sudah bukan bayi lagi itu. Di masa liburan, bukan hal
aneh menemukan keluarga menunggu di business lounge, dan naik pesawat
dengan tiket termahal.
Sayang sekali, cara makan anak-anak belum dididik layaknya kelas menengah.
Berteriak-teriak di antara kalangan bisnis, makan tercecer di jalan, dan di atas
pesawat memperlakukan pramugari seperti pembantunya di rumah. Sebentar-
sebentar bel dipijit, dan pramugari bolak-balik sibuk hanya melayani dua orang
kakak-beradik yang minta segala layanan. Menjelang tiba di tujuan, orangtua
baru mulai menyentuh anak-anaknya, dibantu baby sitter yang terlihat gelisah.
Orangtua mereka umumnya adalah pemilik areal pertambangan, pedagang, atau
ada juga seleb-seleb muda yang belakangan banyak bermunculan. Ayah dan ibu
memilih tidur.
Jarang ditemui percakapan yang memotivasi, atau mengajarkan sikap hidup.
Paling banter, mereka bermain video game, dari iPad yang dibawa anaknya.
Padahal di luar negeri, iPad adalah alat kerja eksekutif yang dianggap barang
mewah. Kesulitan orangtua tentu bukan hanya berlaku bagi kelas menengah
saja. Di taman kanak-kanak yang diasuh istri saya di Rumah Perubahan, di
tengah-tengah kampung di dekat Pondok Gede hal serupa juga kami temui.
Belum lama ini sepasang suami-istri menitipkan anaknya untuk sekolah di
tempat kami, dan setelah mengecek status sosial-ekonominya, anak itu pun
diputuskan untuk diterima.
Namun ada yang menarik, setelah diobservasi, anak berusia lima tahun itu
seperti belum tersentuh orangtuanya. Ia seperti rindu bermain, motorik halus dan
kasarnya belum terbentuk, jauh tertinggal dari teman-teman sebayanya. Setelah
dipelajari dan orangtua diajak dialog, kami menjadi benar-benar paham
pergolakan apa yang tengah terjadi dalam masyarakat kita. Orangtua selalu
mengatakan, “Saya bekerja keras untuk menyiapkan masa depan anak-anak.
Saya juga sering mengajak mereka berlibur”. Namun, anak-anaknya menyangkal
semua pemberian itu.
Faktanya, anak-anak tak terbentuk. Sikap sosialnya, termasuk modal dasar yang
disebut para ahli pengembangan anak sebagai executive function dan self
regulation tidak terbentuk. Orangtua hanya fokus pada kemampuan anak
berhitung dan membaca. Padahal, mereka juga harus pandai mengelola “air
traffic control” yang ada dalam pikiran anak-anaknya agar kelak mampu menjadi
insan mandiri yang bertanggung jawab.
Executive function
Anak-anak kita menghadapi dunia baru yang benar-benar berbeda dengan kita,
sehingga mudah sekali “berpaling” dari hal-hal rutin seperti sekolah dan belajar.
Mereka hidup dalam dunia yang penuh dengan “gangguan” (distraction) seperti
sosial media dan telekomunikasi yang saling bersahutan. Kita semua akan
sangat kesulitan menjaga dan membimbing anak-anak kita bila modal
dasar executive function tidak ditanam sejak dini. Apalagi bila sekolah hanya
fokus pada angka dan huruf, seakan-akan pengetahuan dan rumus adalah
segala-galanya.
Menurut berita yang saya baca, Dul ternyata sudah sejak Juni lalu tak sekolah.
Saya tak tahu tentang kebenaran berita ini. Tetapi Minggu dini hari dia masih
mengendarai mobil, mengantar pacar lewat jalan tol, tentu mengindikasikan anak
itu (ini juga bisa terjadi pada anak-anak kita, bukan?) telah hidup dalam
abad distraction, sulit untuk fokus sekolah dan belajar. Studi-studi
tentang executive function dalam child development antara lain banyak bisa kita
temui dalam buku dan video yang diberikan psikolog-psikolog terkemuka, seperti
Ellen Galinsky dan Debora Philip.
Mereka menemukan, di abad ini, anak-anak perlu mendapat fondasi hidup yang
jauh lebih penting dari sekadar tahu angka dan huruf. Anak-anak itu perlu dilatih
tiga hal: Working memory, Inhibitory control, dan Mental flexibility. Ketiga hal
itulah yang akan membentuk generasi emas yang bertanggung jawab dan
produktif. Mereka sedari dini perlu dibentuk cara bekerja yang efektif, fokus, tahu
dan bekerja dengan aturan, sikap positif terhadap orang lain, mengatasi
ketidaknyamanan, dan permintaan yang beragam, serta cara mengelola
informasi yang datang bertubi-tubi.
Pikiran mereka dapat diibaratkan menara Air Traffic Control di Bandara
Cengkareng dengan ratusan pesawat yang datang dan pergi, semua berebut
perhatian dengan sejuta masalah yang harus direspons cepat. Maka itu,
masalah Dul bukanlah sekadar masalah Ahmad Dhani yang menjadi seleb, atau
masalah keluarga broken home. Ini adalah masalah kita bersama, masalah yang
dihadapi anak-anak kita. Dari kita yang tidak fokus dan sibuk mencari uang atau
mengurus orang lain. Kita yang dibentuk oleh sistem pendidikan model revolusi
industri yang masih berpikir cara lama.
Ditambah guru-guru yang juga banyak tidak fokus, tidak paham problem yang
dihadapi generasi baru, yang punya ukuran kecerdasan menurut versi mereka
sendiri, dalam model persekolahan yang materialistis dan old fashion. Sekolah
yang menjenuhkan dan tidak membuka fondasi yang diperlukan anak-anak
sehingga mereka lari dari rutinitas.
Ini pun sama masalahnya dengan orangtua yang lari dari dunia nyata dan
berlindung dalam benteng-benteng dogma dengan menyembunyikan anak dari
dunia riil ke tangan kaum konservatif yang menjadikan anak hidup dalam dunia
yang gelap dan steril. Anak-anak kita perlu pendekatan baru untuk menjelajahi
dunia baru. Mereka perlu dilatih keterampilan-keterampilan hidup, fokus dan
selfregulations, menjelajahi hidup dalam aturan, yang ditanam sedari usia dini.
RHENALD KASALI
Pendiri Rumah Perubahan
@Rhenald_Kasali
http://nasional.sindonews.com/read/2013/09/12/18/782231/dul

Contenu connexe

En vedette

Agar rumah kita selalu dijauhi setan
Agar rumah kita selalu dijauhi setanAgar rumah kita selalu dijauhi setan
Agar rumah kita selalu dijauhi setanMuhsin Hariyanto
 
Bagaimana seharusnya kita berdoa
Bagaimana seharusnya kita berdoaBagaimana seharusnya kita berdoa
Bagaimana seharusnya kita berdoaMuhsin Hariyanto
 
Menyingkap rahasia keberhasilan dakwah rasulullah
Menyingkap rahasia keberhasilan dakwah rasulullahMenyingkap rahasia keberhasilan dakwah rasulullah
Menyingkap rahasia keberhasilan dakwah rasulullahMuhsin Hariyanto
 
Jangan pernah enggan memahami al quran
Jangan pernah enggan memahami al quranJangan pernah enggan memahami al quran
Jangan pernah enggan memahami al quranMuhsin Hariyanto
 
Mengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraqMengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraqMuhsin Hariyanto
 
Peringatan malam nishfu sya'ban
Peringatan malam nishfu sya'banPeringatan malam nishfu sya'ban
Peringatan malam nishfu sya'banMuhsin Hariyanto
 
Mengkritik quraish shihab secara ilmiah
Mengkritik quraish shihab secara ilmiahMengkritik quraish shihab secara ilmiah
Mengkritik quraish shihab secara ilmiahMuhsin Hariyanto
 
Tiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhan
Tiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhanTiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhan
Tiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhanMuhsin Hariyanto
 
Peter Drucker
Peter DruckerPeter Drucker
Peter Druckerprivate
 
Bedah buku "Self Driving"
Bedah buku "Self Driving"Bedah buku "Self Driving"
Bedah buku "Self Driving"dian_herviani
 
Book Summary: Peter Drucker
Book Summary: Peter DruckerBook Summary: Peter Drucker
Book Summary: Peter DruckerNuri Cankaya
 

En vedette (17)

Agar rumah kita selalu dijauhi setan
Agar rumah kita selalu dijauhi setanAgar rumah kita selalu dijauhi setan
Agar rumah kita selalu dijauhi setan
 
4 penyakit zhalim
4 penyakit zhalim4 penyakit zhalim
4 penyakit zhalim
 
Bagaimana seharusnya kita berdoa
Bagaimana seharusnya kita berdoaBagaimana seharusnya kita berdoa
Bagaimana seharusnya kita berdoa
 
Al hikmah
Al hikmahAl hikmah
Al hikmah
 
Jadilah al utrujjah
Jadilah al utrujjahJadilah al utrujjah
Jadilah al utrujjah
 
Menyingkap rahasia keberhasilan dakwah rasulullah
Menyingkap rahasia keberhasilan dakwah rasulullahMenyingkap rahasia keberhasilan dakwah rasulullah
Menyingkap rahasia keberhasilan dakwah rasulullah
 
Jangan pernah enggan memahami al quran
Jangan pernah enggan memahami al quranJangan pernah enggan memahami al quran
Jangan pernah enggan memahami al quran
 
Mengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraqMengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraq
 
Peringatan malam nishfu sya'ban
Peringatan malam nishfu sya'banPeringatan malam nishfu sya'ban
Peringatan malam nishfu sya'ban
 
Mengkritik quraish shihab secara ilmiah
Mengkritik quraish shihab secara ilmiahMengkritik quraish shihab secara ilmiah
Mengkritik quraish shihab secara ilmiah
 
Tiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhan
Tiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhanTiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhan
Tiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhan
 
0.1 perubahan mindset al kepret 1
0.1 perubahan mindset al kepret 10.1 perubahan mindset al kepret 1
0.1 perubahan mindset al kepret 1
 
psak
psakpsak
psak
 
Peter Drucker
Peter DruckerPeter Drucker
Peter Drucker
 
Bedah buku "Self Driving"
Bedah buku "Self Driving"Bedah buku "Self Driving"
Bedah buku "Self Driving"
 
Book Summary: Peter Drucker
Book Summary: Peter DruckerBook Summary: Peter Drucker
Book Summary: Peter Drucker
 
A Collection of Quotes from Peter F. Drucker
A Collection of Quotes from Peter F. DruckerA Collection of Quotes from Peter F. Drucker
A Collection of Quotes from Peter F. Drucker
 

Similaire à Mendidik Anak di Abad Distraksi

Saat Anak Digegas Meretas
Saat Anak Digegas MeretasSaat Anak Digegas Meretas
Saat Anak Digegas MeretasLusius Sinurat
 
3 masalah & solusi di indonesia
3 masalah & solusi di indonesia3 masalah & solusi di indonesia
3 masalah & solusi di indonesiaFajar Rizki
 
Pendidikan nasional yang bermoral
Pendidikan nasional yang bermoralPendidikan nasional yang bermoral
Pendidikan nasional yang bermoralahargun
 
Makalah character building(ank jlanan)
Makalah character building(ank jlanan)Makalah character building(ank jlanan)
Makalah character building(ank jlanan)Susyapriyani
 
Real tikkkkkkkkkkkkkk
Real tikkkkkkkkkkkkkkReal tikkkkkkkkkkkkkk
Real tikkkkkkkkkkkkkkkinantisalma
 
Real tikkkkkkkkkkkkkk
Real tikkkkkkkkkkkkkkReal tikkkkkkkkkkkkkk
Real tikkkkkkkkkkkkkkkinantisalma
 
Tugas kelompok character building(1)
Tugas kelompok character building(1)Tugas kelompok character building(1)
Tugas kelompok character building(1)galang piliang
 
Peranan ibu bapa dalam mengurangkan gejala sosial
Peranan ibu bapa dalam mengurangkan gejala sosialPeranan ibu bapa dalam mengurangkan gejala sosial
Peranan ibu bapa dalam mengurangkan gejala sosialNaveen Segaran
 
REPOSISI PENDIDIKAN KELUARGA BAGI ANAK GENERASI ALFA.pptx
REPOSISI PENDIDIKAN KELUARGA BAGI ANAK GENERASI ALFA.pptxREPOSISI PENDIDIKAN KELUARGA BAGI ANAK GENERASI ALFA.pptx
REPOSISI PENDIDIKAN KELUARGA BAGI ANAK GENERASI ALFA.pptxniakurniasari6
 
Mslh sosial klngn remaja dan cara mengatasinya
Mslh sosial klngn remaja dan cara mengatasinyaMslh sosial klngn remaja dan cara mengatasinya
Mslh sosial klngn remaja dan cara mengatasinyaAL Imtiyaz
 
Dosen, mahasiswa dan pembelajaran kekinian
Dosen, mahasiswa dan pembelajaran kekinianDosen, mahasiswa dan pembelajaran kekinian
Dosen, mahasiswa dan pembelajaran kekinianLSP3I
 

Similaire à Mendidik Anak di Abad Distraksi (20)

Melon
MelonMelon
Melon
 
Saat Anak Digegas Meretas
Saat Anak Digegas MeretasSaat Anak Digegas Meretas
Saat Anak Digegas Meretas
 
3 masalah & solusi di indonesia
3 masalah & solusi di indonesia3 masalah & solusi di indonesia
3 masalah & solusi di indonesia
 
Pendidikan nasional yang bermoral
Pendidikan nasional yang bermoralPendidikan nasional yang bermoral
Pendidikan nasional yang bermoral
 
Buku generasi masa depan mendidik anak jadi hebat
Buku generasi masa depan mendidik anak jadi hebatBuku generasi masa depan mendidik anak jadi hebat
Buku generasi masa depan mendidik anak jadi hebat
 
Makalah character building(ank jlanan)
Makalah character building(ank jlanan)Makalah character building(ank jlanan)
Makalah character building(ank jlanan)
 
Real tikkkkkkkkkkkkkk
Real tikkkkkkkkkkkkkkReal tikkkkkkkkkkkkkk
Real tikkkkkkkkkkkkkk
 
Real tikkkkkkkkkkkkkk
Real tikkkkkkkkkkkkkkReal tikkkkkkkkkkkkkk
Real tikkkkkkkkkkkkkk
 
Makalah Kenakalan Remaja
Makalah Kenakalan RemajaMakalah Kenakalan Remaja
Makalah Kenakalan Remaja
 
Kepentingan ilmu dalam kehidupan remaja
Kepentingan ilmu dalam kehidupan remajaKepentingan ilmu dalam kehidupan remaja
Kepentingan ilmu dalam kehidupan remaja
 
Karangan esai
Karangan esaiKarangan esai
Karangan esai
 
Tugas kelompok character building(1)
Tugas kelompok character building(1)Tugas kelompok character building(1)
Tugas kelompok character building(1)
 
Artikel dakwah
Artikel dakwahArtikel dakwah
Artikel dakwah
 
Peranan ibu bapa dalam mengurangkan gejala sosial
Peranan ibu bapa dalam mengurangkan gejala sosialPeranan ibu bapa dalam mengurangkan gejala sosial
Peranan ibu bapa dalam mengurangkan gejala sosial
 
Forum 1
Forum 1Forum 1
Forum 1
 
Asg2
Asg2Asg2
Asg2
 
42
4242
42
 
REPOSISI PENDIDIKAN KELUARGA BAGI ANAK GENERASI ALFA.pptx
REPOSISI PENDIDIKAN KELUARGA BAGI ANAK GENERASI ALFA.pptxREPOSISI PENDIDIKAN KELUARGA BAGI ANAK GENERASI ALFA.pptx
REPOSISI PENDIDIKAN KELUARGA BAGI ANAK GENERASI ALFA.pptx
 
Mslh sosial klngn remaja dan cara mengatasinya
Mslh sosial klngn remaja dan cara mengatasinyaMslh sosial klngn remaja dan cara mengatasinya
Mslh sosial klngn remaja dan cara mengatasinya
 
Dosen, mahasiswa dan pembelajaran kekinian
Dosen, mahasiswa dan pembelajaran kekinianDosen, mahasiswa dan pembelajaran kekinian
Dosen, mahasiswa dan pembelajaran kekinian
 

Plus de Muhsin Hariyanto

Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahMuhsin Hariyanto
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Muhsin Hariyanto
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanMuhsin Hariyanto
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMuhsin Hariyanto
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Muhsin Hariyanto
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabulMuhsin Hariyanto
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamMuhsin Hariyanto
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifMuhsin Hariyanto
 
Ketika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkacaKetika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkacaMuhsin Hariyanto
 

Plus de Muhsin Hariyanto (20)

Khutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 hKhutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 h
 
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
 
Etika dalam berdoa
Etika dalam berdoaEtika dalam berdoa
Etika dalam berdoa
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul
 
Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)
 
Strategi dakwah
Strategi dakwahStrategi dakwah
Strategi dakwah
 
Sukses karena kerja keras
Sukses karena kerja kerasSukses karena kerja keras
Sukses karena kerja keras
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayam
 
Tentang diri saya
Tentang diri sayaTentang diri saya
Tentang diri saya
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
 
Ketika kita gagal
Ketika kita gagalKetika kita gagal
Ketika kita gagal
 
Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!
 
Gatotkaca winisuda
Gatotkaca winisudaGatotkaca winisuda
Gatotkaca winisuda
 
Ketika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkacaKetika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkaca
 

Mendidik Anak di Abad Distraksi

  • 1. OPINI DUL Rhenald Kasali. KITA tentu tak menyangka bagaimana mungkin seorang bocah berusia 13 tahun sudah dilepas membawa mobil sendiri pada tengah malam. Memang ia ditemani seseorang, tetapi ia juga masih terbilang bocah. Bukan mengemudi di dekat rumah dengan pengawasan orangtua, melainkan di jalan tol, menempuh jarak yang terbilang jauh. Dan apesnya, enam orang tewas, dan beberapa anak langsung menjadi yatim piatu. Ini tentu sangat memprihatinkan. Namun setiap kali melihat bagaimana masyarakat mendidik anak-anak, saya sebenarnya sangat khawatir. Tak dapat dipungkiri, tumbuhnya kelas menengah telah menimbulkan gejolak perubahan yang sangat besar. Namun reaksinya sangat ekstrem: Yang satu mengekang habis anak-anak dengan dogma, agama dan sekolah sehingga melahirkan anak-anak alim yang amat konservatif, yang satunya memberi materi dan servis tiada batas, sehingga menjadi amat liberal. Di segmen atas anak-anak diberikan mobil, di bawah menuntut dibelikan sepeda motor meski usianya belum 17 tahun. Kebut-kebutan menjadi biasa, korban pun sudah sangat sering berjatuhan. Karena mereka bukan siapa-siapa maka kecelakaan dan kematian yang ditimbulkan tidak masuk dalam orbit media massa. Kematian yang ditimbulkan Dul mengirim sinyal penting bagi kita semua. Business class Di pesawat terbang, mungkin hanya di Indonesia, Anda bisa menyaksikan keluarga-keluarga muda membawa anak-anaknya duduk di kelas bisnis. Dua
  • 2. orang baby sitter, duduk sedikit di belakang, tak jauh dari batas kelas eksekutif mengawal anak-anak yang sudah bukan bayi lagi itu. Di masa liburan, bukan hal aneh menemukan keluarga menunggu di business lounge, dan naik pesawat dengan tiket termahal. Sayang sekali, cara makan anak-anak belum dididik layaknya kelas menengah. Berteriak-teriak di antara kalangan bisnis, makan tercecer di jalan, dan di atas pesawat memperlakukan pramugari seperti pembantunya di rumah. Sebentar- sebentar bel dipijit, dan pramugari bolak-balik sibuk hanya melayani dua orang kakak-beradik yang minta segala layanan. Menjelang tiba di tujuan, orangtua baru mulai menyentuh anak-anaknya, dibantu baby sitter yang terlihat gelisah. Orangtua mereka umumnya adalah pemilik areal pertambangan, pedagang, atau ada juga seleb-seleb muda yang belakangan banyak bermunculan. Ayah dan ibu memilih tidur. Jarang ditemui percakapan yang memotivasi, atau mengajarkan sikap hidup. Paling banter, mereka bermain video game, dari iPad yang dibawa anaknya. Padahal di luar negeri, iPad adalah alat kerja eksekutif yang dianggap barang mewah. Kesulitan orangtua tentu bukan hanya berlaku bagi kelas menengah saja. Di taman kanak-kanak yang diasuh istri saya di Rumah Perubahan, di tengah-tengah kampung di dekat Pondok Gede hal serupa juga kami temui. Belum lama ini sepasang suami-istri menitipkan anaknya untuk sekolah di tempat kami, dan setelah mengecek status sosial-ekonominya, anak itu pun diputuskan untuk diterima. Namun ada yang menarik, setelah diobservasi, anak berusia lima tahun itu seperti belum tersentuh orangtuanya. Ia seperti rindu bermain, motorik halus dan kasarnya belum terbentuk, jauh tertinggal dari teman-teman sebayanya. Setelah dipelajari dan orangtua diajak dialog, kami menjadi benar-benar paham pergolakan apa yang tengah terjadi dalam masyarakat kita. Orangtua selalu mengatakan, “Saya bekerja keras untuk menyiapkan masa depan anak-anak. Saya juga sering mengajak mereka berlibur”. Namun, anak-anaknya menyangkal semua pemberian itu. Faktanya, anak-anak tak terbentuk. Sikap sosialnya, termasuk modal dasar yang disebut para ahli pengembangan anak sebagai executive function dan self regulation tidak terbentuk. Orangtua hanya fokus pada kemampuan anak berhitung dan membaca. Padahal, mereka juga harus pandai mengelola “air traffic control” yang ada dalam pikiran anak-anaknya agar kelak mampu menjadi insan mandiri yang bertanggung jawab. Executive function Anak-anak kita menghadapi dunia baru yang benar-benar berbeda dengan kita, sehingga mudah sekali “berpaling” dari hal-hal rutin seperti sekolah dan belajar. Mereka hidup dalam dunia yang penuh dengan “gangguan” (distraction) seperti sosial media dan telekomunikasi yang saling bersahutan. Kita semua akan
  • 3. sangat kesulitan menjaga dan membimbing anak-anak kita bila modal dasar executive function tidak ditanam sejak dini. Apalagi bila sekolah hanya fokus pada angka dan huruf, seakan-akan pengetahuan dan rumus adalah segala-galanya. Menurut berita yang saya baca, Dul ternyata sudah sejak Juni lalu tak sekolah. Saya tak tahu tentang kebenaran berita ini. Tetapi Minggu dini hari dia masih mengendarai mobil, mengantar pacar lewat jalan tol, tentu mengindikasikan anak itu (ini juga bisa terjadi pada anak-anak kita, bukan?) telah hidup dalam abad distraction, sulit untuk fokus sekolah dan belajar. Studi-studi tentang executive function dalam child development antara lain banyak bisa kita temui dalam buku dan video yang diberikan psikolog-psikolog terkemuka, seperti Ellen Galinsky dan Debora Philip. Mereka menemukan, di abad ini, anak-anak perlu mendapat fondasi hidup yang jauh lebih penting dari sekadar tahu angka dan huruf. Anak-anak itu perlu dilatih tiga hal: Working memory, Inhibitory control, dan Mental flexibility. Ketiga hal itulah yang akan membentuk generasi emas yang bertanggung jawab dan produktif. Mereka sedari dini perlu dibentuk cara bekerja yang efektif, fokus, tahu dan bekerja dengan aturan, sikap positif terhadap orang lain, mengatasi ketidaknyamanan, dan permintaan yang beragam, serta cara mengelola informasi yang datang bertubi-tubi. Pikiran mereka dapat diibaratkan menara Air Traffic Control di Bandara Cengkareng dengan ratusan pesawat yang datang dan pergi, semua berebut perhatian dengan sejuta masalah yang harus direspons cepat. Maka itu, masalah Dul bukanlah sekadar masalah Ahmad Dhani yang menjadi seleb, atau masalah keluarga broken home. Ini adalah masalah kita bersama, masalah yang dihadapi anak-anak kita. Dari kita yang tidak fokus dan sibuk mencari uang atau mengurus orang lain. Kita yang dibentuk oleh sistem pendidikan model revolusi industri yang masih berpikir cara lama. Ditambah guru-guru yang juga banyak tidak fokus, tidak paham problem yang dihadapi generasi baru, yang punya ukuran kecerdasan menurut versi mereka sendiri, dalam model persekolahan yang materialistis dan old fashion. Sekolah yang menjenuhkan dan tidak membuka fondasi yang diperlukan anak-anak sehingga mereka lari dari rutinitas. Ini pun sama masalahnya dengan orangtua yang lari dari dunia nyata dan berlindung dalam benteng-benteng dogma dengan menyembunyikan anak dari dunia riil ke tangan kaum konservatif yang menjadikan anak hidup dalam dunia yang gelap dan steril. Anak-anak kita perlu pendekatan baru untuk menjelajahi dunia baru. Mereka perlu dilatih keterampilan-keterampilan hidup, fokus dan selfregulations, menjelajahi hidup dalam aturan, yang ditanam sedari usia dini. RHENALD KASALI