SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  19
kondisi              belajar             dan       masalah-masalah                          belajar




                                           DAFTAR ISI


BAB I     Pendahuluan....................................................................................   2
BAB II    A. Definisi Kondisi Belajar.............................................................          3
          B. Kondisi Belajar untuk Berbagai Jenis Belajar............................                       3
          C. Masalah-masalah Belajar Internal dan Eksternal......................... 4
          D. Cara Mendiagnosa Masalah Belajar dan Mengatasinya............. 14
BAB III   Analisis Kasus................................................................................. 16
BAB IV    Kesimpulan...................................................................................... 18




                                                                                                                1
kondisi      belajar      dan    masalah-masalah            belajar




PENDAHULUAN


       Tugas utama seorang guru adalah membelajarkan siswa. Belajar berarti bila
bahwa guru bertindak mengajar, maka diharapkan siswa berajar atau belajar. Dalam
kegiatan belajar-mengajar di sekolah ditemukan hal-hal berikut. Guru telah mengajar
dengan baik. Ada siswa yang giat. Ada siswa yang pura-pura belajar. Ada siswa yang
belajar setengah     hati. Bahkan ada pula siswa yang tidak belajar. Guru bingung
menghadapi keadaan siswa. Guru tersebut berkonsultasi dengan guru konselor sekolah.
Kedua petugas pendidik tersebut menemukan adanya masalah-masalah yang dialami
siswa. Ada masalah yang dapat diselesaikan oleh konselor sekolah. Adapula yang
dkonsultasikan dengan ahli psikologi. Guru menyadari bahwa dalam tugas pembelajaran
ternyata masalah-masalah belajar dialami siswa. Bahkan guru harus memahami bahawa
kondisi lingkungan siswa juga dapat menjadi sumber timbulnya masalah-masalah belajar.


       Guru professional berusaha mendorong siswa agar belajar secara berhasil. Ia
menemukan bahwa ada bermacam hal yang menyebabkan siswa belajar.ada siswa yang
tidak belajar karena dimarahi oleh orang tua. Ada siswa yang enggan belajar karena
pindah tempat tinggal. Ada siswa yang sukar memusatkan perhatian waktu guru
mengajarkan topic tertentu. Ada pula siswa yang giat belajar karena bercita-cita menjadi
seorang ahli. Bermacam-macam keadaan siswa tersebut menggambarkan bahwa
pengetahuan tentang masalah-masalah belajar merupakan hal yang sangat penting bagi
guru atau calon guru.


       Dalam makalah ini kami membahas mengenai kondisi belajar dan masalah-
masalah belajar. Kondisi belajar merupakn suatu keadaan yang mempengaruhi proses dan
hasil belajar. Kondisi belajar yang baik akan mempengaruhi proses dan hasil belajar yang
baik, begitu pula sebaliknya. Masalah-masalah dalam belajar juga mempengaruhi proses
dan hasil belajar pula.




                                                                                      2
kondisi       belajar        dan      masalah-masalah          belajar



        KONDISI BELAJAR DAN MASALAH-MASALAH BELAJAR


A. Definisi Kondisi Belajar
          Kondisi belajar adalah suatu keadaan yang dapat mempengaruhi proses
   dan hasil belajar. Definisi lain tentang kondisi belajar adalah suatu yang mana
   terjadi aktifitas pengetahuan dan pengalaman melalui berbagai proses pengolahan
   mental. Sedangkan menurut Gagne dalam bukunya “Condition of learning” (1977)
   menyatakan “The occurence of learningis inferred from a difference in human
   being’s performance before and after being placed in a learning situation”.
   Terjadinya belajar pada manusia terdapat perbedaan dalam penampilan/kinerja
   manusia sebelum dan sesudah ia ditempatkan pada situasi belajar. Dengan kata
   lain ia menyatakan bahwa kondisi belajar adalah suatu situasi belajar (learning
   situation) yang dapat menghasilkan perubahan perilaku (performance) pada
   seseorang setelah ia ditempatkan pada situasi tersebut.
   Gagne membagi kondisi belajar atas dua, yaitu:
   1. Kondisi internal (internal condition) adalah kemampuan yang telah ada pada
       diri individu sebelum ia mempelajari sesuatu yang baru yang dihasilkan oleh
       seperangkat proses transformasi (ingat information processing theory Gagne).
   2. Kondisi Eksternal (eksternal condition) adalah situasi perangsang di luar diri
       si belajar. Kondisi belajar yang diperlukan untuk belajar berbeda-beda untuk
       setiap kasus. Begitu pula dengan jenis kemampuan belajar yang berbeda akan
       membutuhkan kemampuan belajar sebelumnya yang berbeda dan kondisi
       eksternal yang berbeda pula.


B. Kondisi Belajar Untuk Berbagai Jenis Belajar
       Gagne (dalam Richey, 2000) menyatakan bahwa dibutuhkan belajar yang
   efektif untuk berbagai jenis/ kategori kemampuan belajar. Kondisi belajar dibagi
   atas lima kategori belajar sebagai berikut:
   a. Keterampilan intelektual (Intellectual Skill): untuk jenis belajar ini, kondisi
       belajar   yang   dibutuhkan    adalah     pengambilan   kembali   keterampilan
       keterampilan bawahan (yang sebelumnya), pembimbing dengan kata-kata atau
       alat lainnya, pendemonstrasian penerapan oleh siswa dengan diberikan
       balikan, pemberian review.


                                                                                   3
kondisi       belajar       dan    masalah-masalah             belajar



   b. Informasi verbal (Verbal Information): untuk jenis belajar ini, kondisi belajar
       yang dibutuhkan adalah pengambilan kembali konteks dari informasi yang
       bermakna, kinerja (performance) dari pengetahuan baru yang konstruktsi,
       balikan
   c. Strategi kognitif (Cognitive Strategy/problem solving): untuk jenis belajar ini,
       kondisi belajar yang dibutuhkan adalah pengambilan kembali aturan-aturan
       dan konsep-konsep yang relevan, penyajian situasi masalah baru yang
       berhasil, pendemonstrasian solusi oleh siswa.
   d. Sikap (Attitude): untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang dibutuhkan
       adalah pengambilan kembali informasi dan keterampilan intelektual yang
       relevan dengan tindakan pribadi yang diharapkan. Pembentukan atau
       pengingatan kembali model manusia yang dihormati, penguatan tindakan
       pribadi dengan pengalaman langsung yang berhasil maupun yang dialami oleh
       orang lain dengan mengamati orang yang dihormati.
   e. Keterampilan motorik (Motor Skill): untuk jenis belajar ini, kondisi belajar
       yang dibutuhkan adalah pengambilan kembali rangkaian unsur motorik,
       pembentukan     atau   pengingatan     kembali    kebiasaan-kebiasaan     yang
       dilaksanakan, pelatihan keterampilan-keterampilan keseluruhan, balikan yang
       tepat.


C. Masalah-masalah Belajar Internal dan Eksternal
   Sebelum membahas masalah-masalah apa saja yang ada dalam kegiatan belajar,
   alangkan baiknya terlebih dahulu membahas tentang definisi masalah belajar.
   Masalah belajar terdiri dari kata masalah dan belajar. Masalah adalah Suatu
   kesenjangan antara apa yang seharusnya dengan apa yang ada dalam kenyataan
   atau antara apa yang diperlukan dengan apa yang tersedia atau antara harapan
   dengan kenyataan dsb. Sedangkan belajar dapat diartikan sebagai suatu proses
   yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara
   keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi
   dengan lingkungannya (Moh. Surya (1997)). Jadi masalah-masalah belajar
   merupakan kesenjangan-kesenjangan antara apa yang seharusnya dengan apa
   yang ada dalam kenyataan atau antara apa yang diperlukan dengan apa yang
   tersedia atau antara harapan dengan kenyataan dalam proses belajar.         Secara
   umum kondisi belajar internal dan eksternal akan mempengaruhi belajar. Kondisi
                                                                                    4
kondisi       belajar        dan    masalah-masalah               belajar



itu antara lain, pertama, lingkungan fisik. Lingkungan fisik yang ada dalam proses
dan di sekitar proses pembelajaran memberi pengaruh bagi proses belajar. Kedua,
suasana emosional siswa. Suasana emosional siswa akan memberi pengaruh
dalam proses pembelajaran siswa. Hal ini bisa dicermati ketika kondisi emosional
siswa sedang labil maka proses belajarpun akan mengalami gangguan. Ketiga,
lingkungan sosial. Lingkungan sosial yang berada di sekitar siswa juga turut
mempengaruhi bagaimana seorang siswa belajar.
Di bawah ini adalah masalah-masalah belajar yang bersifat internal dan masalah-
masalah yang bersifat eksternal:
1. Masalah belajar internal adalah masalah yang timbul dari dalam diri siswa
   atau faktor-faktor internal yang ditimbulkan kekurang beresan siswa dalam
   belajar. Faktor internal berasal dari dalam diri anak itu sendiri, seperti:
   a. Kesehatan
   b. Rasa aman
   c. Faktor kemampuan intelektual
   d. Faktor afektif seperti perasaan dan percaya diri
   e. Motivasi
   f. Kematangan untuk belajar
   g. Usia
   h. Jenis kelamin
   i. Latar belakang sosial
   j. Kebiasaan belajar
   k. Kemampuan mengingat
   l. Dan kemampuan penginderaan seperti: melihat, mendengar atau
       merasakan.


2. Masalah belajar eksternal adalah masalah-masalah yang timbul dari luar diri
   siswa sendiri atau faktor-faktor eksternal yang menyebabkan ketidak beresan
   siswa dalam belajar. Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar diri
   siswa, seperti:
   a. Kebersihan rumah
   b. Udara yang panas
   c. Ruang belajar yang tidak memenuhi syarat
   d. Alat-alat pelajaran yang tidak memadai
                                                                                 5
kondisi       belajar       dan    masalah-masalah             belajar



e. Lingkungan sosial maupun lingkungan alamiah
f. Kualitas proses belajar mengajar.


Belajar sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor internal maupun faktor eksternal:
A. Faktor Internal
Faktor Internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri siswa baik kondisi
jasmani maupun rohani siswa.
Faktor Internal dibedakan menjadi:
1. Faktor Fisiologis.
   Faktor Fisiologis adalah suatu kondisi yang berhubungan dengan keadaan
   jasmani seseorang, misalnya tentang fungsi organ-organ, dan susunan-
   susunan tubuh yang dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa
   dalam mengikuti pelajaran. Faktor Fisiologis yang dapat mempengaruhi
   belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
   a. Tonus (kondisi) badan
       Kondisi jasmani pada umumnya dapat dikatakan melatarbelakangi
   kegiatan belajar. Keadaan jasmani yang optimal akan berbeda sekali hasil
   belajarnya bila dibandingkan dengan keadaan jasmani yang lemah.
   Sehubungan dengan keadaan/kondisi jasmani tersebut, maka ada dua hal
   yang perlu diperhatikan, yaitu:
   1) Cukupnya nutrisi (nilai makanan dan gizi), yaitu:
        Tubuh yang kekurangan gizi makanan, akan mengakibatkan
           merosotnya kondisi jasmani. Sehingga, menyebabkan seseorang
           belajarnya menjadi cepat lesu, mengantuk, dan tidak ada semangat
           untuk belajar. Pada akhirnya siswa tidak dapat mencapai hasil
           belajar yang diharapkan.
   2) Beberapa penyakit ringan yang diderita, dapat berupa pilek, sakit gigi,
       batuk, dan lain sejenisnya. Semua itu tentu akan mempengaruhi hasil
       belajar siswa.
   b. Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu
           Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu yang dapat mempegaruhi
       kegiatan belajar di sini adalah fungsi-fungsi panca indera. Panca indera
       yang memegang peranan penting dalam belajar adalah mata dan


                                                                             6
kondisi       belajar         dan   masalah-masalah         belajar



       telinga. Apabila mekanisme mata dan telinga kurang berfungsi, maka
       tanggapan yang disampaikan dari guru, tidak mungkin dapat diterima
       oleh anak didik. Jadi, siwa tidak dapat menerima dan memahami
       bahan-bahan pelajaran, baik yang langsung disampaikan oleh guru,
       maupun melalui buku bacaan.
2. Faktor Psikologis
   Faktor Psikologis adalah suatu kondisi yang berhubungan dengan keadaan
   kejiwaan siswa.
   Faktor Psikologis dapat dibedakan menjadi:
   a. Bakat
       Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki anak untuk mencapai
     keberhasilan. Bakat anak akan dimulai tampak sejak ia dapat berbicara
     atau sudah masuk Sekolah Dasar (SD). Bakat yang dimiliki setiap anak
     tidaklah sama. Bakat akan dapat mempengaruhi tinggi rendahnya
     prestasi belajar anak dalam bidang-bidang studi tertentu. Jadi,
     merupakan hal yang tidak bijaksana apabila orang tua memaksakan
     kehendaknya untuk menyekolahkan anaknya pada jurusan atau keahlian
     tertentu tanpa mengetahui terlebih dahulu bakat yang dimiliki anaknya.
     Dengan      tidak   adanya    fektor   penunjang   dan   usaha   untuk
     mengembangkannya, maka bakat tersebut lama kelamaan akan punah.
     Untuk itu agar kegiatan belajar berhasil dengan didasari bakat tersebut
     maka harus adanya faktor penunjang. Di antaranya, fasilitas untuk
     sarana, pembiayaan, dan dorongan moral dari orang tua serta minat yang
     dimiliki.
   b. Minat
       Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
     keinginan yang besar untuk sesuatu. Dalam minat, ada dua hal yang
     harus diperhatikan:
       1) Minat Pembawaan
          Minat ini muncul dengan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain,
          baik kebutuhan maupun lingkungan.
       2) Minat yang muncul karena adanya pengaruh dari luar




                                                                          7
kondisi      belajar       dan      masalah-masalah          belajar



          Minat ini muncul dan bisa saja berubah karena adanya pengaruh
          lingkungan dan kebutuhan. Spesialisasi bidang studi yang tidak
          sesuai dengan minatnya, tidak mempunyai daya tarik baginya.
   c. Intelegensi
       Intelegensi adalah kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan
   atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.
   Kemampuan dasar yang tinggi pada anak, memungkinkan anak untuk
   dapat menggunakan pikirannya untuk belajar dan memecahkan persoalan-
   persoalan baru secara tepat, cepat, dan berhasil. Sebaliknya, jika tingkat
   kemampuan dasar anak rendah maka dapat mengakibatkan anak
   mengalami kesulitan dalam belajar.
   d. Motivasi
       Motivasi adalah keadaan internal manusia yang mendorong manusia
   untuk berbuat sesuatu. Fungsi motivasi adalah mendorong sesorang untuk
   interes pada kegiatan yang akan dikerjakan, menentukan arah perbuatan,
   yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai, dan mendorong seseorang untuk
   pencapaian prestasi, yakni dengan adanya motovasi yang baik dalam
   belajar, akan menunjukkan hasil belajar yang baik pula.
B. Faktor Eksternal
   Faktor Eksternal adalah faktor yang timbul dari luar diri siswa. Faktor
   Eksternal dibagi menjadi dua macam, yaitu:
   1. Faktor Sosial
   Faktor sosial dibagi menjadi beberapa lingkungan, yaitu:
   a. Lingkungan keluarga, yaitu:
    Orang tua
       Dalam kegiatan belajar, seorang anak perlu diberi dorongan dan
   pengertian dari orang tua. Apabila anak sedang belajar, anak jangan
   diganggu dengan tugas rumah. Orang tua berkewajiban memberi
   pengertian dan dorongan serta semaksimal mungkin membantu dalam
   memecahkan masalah-masalah yang dihadapi anak di sekolah. Didikan
   orang tua yang kurang baik akan berpengaruh tidak baik pula terhadap
   kondisi anak dalam kegiatan belajar.
    Suasana rumah


                                                                           8
kondisi       belajar        dan    masalah-masalah             belajar



   Hubungan antar anggota keluarga yang kurang harmonis akan
menimbulkan suasana kaku dan tegang dalam berkeluarga yang
menyebabkan anak kurang bersemangat untuk belajar. Sedangkan suasana
rumah yang akrab, menyenangkan dan penuh kasih sayang, akan
memberikan dorongan belajar yang kuat bagi anak.
 Kemampuan ekonomi keluarga
   Hasil belajar yang baik, tidak dapat diperoleh hanya dengan
mengandalkan keterangan-keterangan yang diberikan oleh guru di depan
kelas, tetapi juga alat-alat belajar yang memadai, seperti buku, pensil,
pena, peta, bahkan buku bacaan. Sedangkan sebagian besar, alat-alat
pelajaran harus disediakan sendiri oleh murid yang bersangkutan. Bagi
orang tua yang keadaan ekonominya kurang memadai, sudah barang tentu
tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan anaknya itu secara maksimal.
Maka murid akan menanggung resiko yang tidak diharapkan.
 Latar Belakang Kebudayaan
   Tingkat    pendidikan     dan    kebiasaan   dalam    keluarga,   akan
mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Jadi, anak-anak hendaknya
ditanamkan kebiasaan yang baik agar mendorong anak untuk belajar.
b. Lingkungan Guru, yaitu:
 Interaksi guru dan murid
       Guru yang kurang berinteraksi dengan murid secara rutin akan
   menyebabkan proses belajar menjadi kurang lancar, dan menyebabkan
   anak didik merasa ada distansi (jarak) dengan guru, sehingga segan
   untuk berpartisipai aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
 Hubungan antar murid
       Guru yang kurang bisa mendekati siswa dan kurang bijaksana,
   maka tidak akna mengetahui bahwa di dalam kelas ada grup yang
   saling bersaing secara tidak sehat. Suasana kelas semacam ini sangat
   tidak diharapkan dalam proses belajar. Untuk itu maka, guru harus
   mampu membina jiwa kelas supaya dapat hidup bergotong-royong
   dalam belajar bersama, hal ini dimaksudkan agar kondisi individual
   siswa berlangsung dengan baik.
 Cara penyajian bahan pelajaran


                                                                       9
kondisi      belajar       dan     masalah-masalah            belajar



      Guru yang hanya bisa mengajar dengan metode ceramah saja,
   membuat siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat
   saja. Guru yang progresif, adalah guru yang mencoba metode-metode
   baru, yang dapat membantu dalam meningkatkan kondisi belajar siswa.
c. Lingkungan Masyarakat, yaitu:
 Teman Bergaul
      Pergaulan dan teman sepermainan sangat dibutuhkan dalam dan
   membentuk kepribadian dan sosialisasi anak. Orang tua harus
   memperhatikan agar anak-anaknya jangan sampai mendapat teman
   bergaul yang memiliki tingkah laku yang tidak diharapkan. Karena
   prilaku yang tidak baik, akan mudah sekali menular kepada anak lain.
 Pola Hidup Lingkungan
      Pola hidup tetangga yang berada di sekitar rumah di mana anak itu
   berada,   punya     pengaruh    besar   terhadap   pertumbuhan      dan
   perkembangan anak. Jika anak berada di kondisi masyarakat kumuh
   yang serba kekurangan, dan anak-anak pengangguran misalnya, akan
   sangat mempengaruhi kondisi belajar anak, karena ia akan mengalami
   kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau berdiskusi atau
   meminjam alat-alat belajar.
 Kegiatan dalam masyarakat
      Kegiatan dalam masyarakat dapat berupa karang taruna, menari,
   olah raga, dan lain sebagainya. Bila kegiatan tersebut dilakukan secara
   berlebihan, tentu akan menghambat kegiatan belajar. Jadi, orang tua
   perlu memperhatikan kegiatan anak-anaknya.
 Mass Media
      Mass media adalah sebagai salah satu faktor penghambat dalam
   belajar. Misalnya, bioskop, radio, video-kaset, novel, majalah, dan
   lain-lain. Banyak anak yang terlalu lama menonton TV, membaca
   novel, majalah yang tidak dibertanggung jawabkan dari segi
   pendidikan. Sehingga, mereka akan lupa akan tugas belajarnya. Maka
   dari itu, buku bacaan, video-kaset, majalah, dan mass media lainnya
   perlu diadakan pengawasan yang ketat dan diseleksi dengan teliti.
2. Faktor Non-sosial


                                                                       10
kondisi       belajar       dan   masalah-masalah              belajar



Faktor non-sosial dapat dibedakan menjadi:
a. Sarana dan prasarana sekolah, adalah sebagai berikut:
 Kurikulum
       Program pembelajaran di sekolah mendasarkan diri pada suatu
   kurikulum. Kurikulum yang diberlakukan sekolah adalah kurikulum
   nasional yang disahkan oleh pemerintah, atau suatu kurikulum yang
   disahkan oleh suatu yayasan pendidikan. Kurikulum sekolah tersebut
   berisi tujuan pendidikan, isi pendidikan, kegiatan belajar-mengajar,
   dan evaluasi. Berdasarkan kurikulum tersebut guru menyusun desain
   instruksional   untuk   membelajarkan     siswa.   Sistem   intruksional
   sekarang menghendaki, bahwa dalam proses belajar mengajar yang
   dipentingkan adalah kebutuhan anak. Maka guru perlu mendalami
   dengan baik dan harus mempunyai perencanaan yang mendetail, agar
   dapat melayani anak belajar secara individual.
       Kurikulum pada dasarnya disusun berdasarkan tuntutan zaman dan
   kemajuan masyarakat yang didasarkan suatu rencana pembangunan
   lima tahunan yang diberlakukan pemerintah. Dengan kemajuan dan
   perkembangan masyarakat, timbul tuntunan kebutuhan baru, akibatnya
   kurikulum perlu dikonstruksi yang menimbulkan lahirnya kurikulum
   baru.
   Perubahan kurikulum sekolah menimbulkan masalah. Masalah-
   masalah itu adalah:
   a) tujuan yang akan dicapai mungkin berubah, bila tujuan berubah
       maka pokok bahasan, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi akan
       berubah. Sekurang-kurangnya, kegiatan belajar mangajar perlu
       diubah,
   b) isi pendidikan berubah; akibatnya buku-buku pelajaran dan buku
       bacaan serta sumber yang lain akan berubah. Hal ini menimbulkan
       anggaran pendidikan disemua tingkat,
   c) kegiatan belajar mengajar berubah, akibatnya             guru harus
       mempelajari strategi, metode, teknik, dan pendekatan mengajar
       yang baru. Bila pendekatan belajar berubah, maka kebiasaan siswa
       akan mengalami perubahan, dan


                                                                        11
kondisi    belajar         dan    masalah-masalah            belajar



 d) evaluasi berubah; akibatnya guru akan mempelajari metode dan
    teknik evaluasi belajar yang baru. Bila evaluasi berubah, maka
    siswa akan mempelajari cara-cara belajar yang sesuai dengan
    ukuran lulusan yang baru.
       Perubahan kurikulum dapat menimbulkan masalah bagi guru,
    siswa, petugas pendidik serta orang tua siswa. Bagi guru, ia perlu
    mengadakan perubahan pembelajaran. Dalam hal ini guru harus
    menghindarkan diri dari cara-cara belajar ”lama”. Bagi Siswa, ia
    perlu mempelajari cara-cara belajar, buku pelajaran, dan sumber
    belajar yang baru dengan cara siswa harus menghindarkan diri dari
    cara-cara belajar ”lama”. Bagi petugas pendidik, ia juga perlu
    mempelajari tata kerja pada kurikulum “baru”, dan menghindarkan
    diri dari tata kerja pada kurikulum ”lama”. Bagi Orang Tua siswa,
    ia perlu mempelajari maksud, tata kerja, peran guru, dan peran
    siswa dalam belajr pada kurikulum “baru” serta memahami adanya
    metode dan teknik belajar “baru” bagi anak-anaknya maka ia dapat
    membantu proses belajar anaknya secara baik. (Dimyati dan
    Mudjiono 1999:253).
     Media pendidikan
       Media pendidikan dapat berupa buku-buku di perpustakaan,
    laboratorium, LCD, komputer dan lain sebagainya. Pada umumnya,
    sekolah masih kurang memiliki media tersebut, baik dalam jumlah
    maupun kualitas.       Lengkapnya media pendidikan merupakan
    kondisi belajar yang baik. Hal itu tidak berarti bahwa lengkapnya
    media pendidikan menentukan jaminan terselenggaranya proses
    belajar yang baik. Justru disinilah timbul masalah “bagaimana
    mengelola media pendidikan sehingga terselenggara proses belajar
    yang berhasil baik.”
    Media pendidikan dalam proses belajar adalah barang mahal.
    Barang-barang tersebut dibeli dengan uang pemerintah dan uang
    masyarakat.    Maksud        pembelian     tersebut   adalah   untuk
    mempermudah      siswa       belajar.   Dengan   tersedianya   media




                                                                      12
kondisi    belajar          dan   masalah-masalah          belajar



    pendidikan    berarti     menuntut     guru   dan   siswa   dalam
    menggunakannya.
    Peranan guru adalah sebagai berikut:
        memelihara, mengatur media untuk menciptakan suasana
           belajar yang menggembirakan,
        memelihara dan mengatur sasaran pembelajaran yang
           berorientasi pada keberhasilan siswa belajar, dan
        mengorganisasi belajar siswa sesuai dengan prasarana dan
           sarana secara tepat guna.
    Peranan siswa sebagai berikut:
        ikut serta dan berperan aktif dalam pemanfaatan media
           pendidikan secara baik,
        ikut serta dan berperan aktif dalam pemanfaatan media
           pendidikan secara tepat guna,
        menghormati sekolah sebagai pusat pembelajaran dalam
           rangka pencerdasan kehidupan generasi muda bangsa.
     Keadaan gedung
    Dengan banyaknya jumlah siswa yang membeludak, keadaan
    gedung dewasa ini masih sangat kurang. Mereka harus duduk
    berjejal-jejal di dalam kelas. Faktor ini tentu menghambat
    lancarnya kondisi belajar siswa. Keadaan gedung yang tua dan
    tidak direnovasi, serta kenyamanan dan kebersihan di dalam kelas
    yang masih kurang. Hal itu, dapat menimbulkan ketidak nyamanan
    siswa dalam belajar. Sehingga kegiatan belajar mengajar tidak
    dapat berjalan dengan baik.
     Sarana Belajar
    Sarana belajar di sekolah, juga akan mempengaruhi kondisi belajar
    siswa. Perpustakaan yang tidak lengkap, papan tulis yang sudah
    buram, laboratorium yang darurat atau tidak lengkap, tempat
    praktikum yang tidak memenuhi syarat, tentu akan mempengaruhi
    kualitas belajar, dan pada akhirnya akan mempengaruhi hasil
    belajar siswa. Adakalanya juga, sarana yang sudah begitu lengkap
    tidak disertai dengan sistem pelayanan yang ramah. Contohnya,

                                                                   13
kondisi        belajar       dan      masalah-masalah             belajar



                 pegawai perpustakaan yang cenderung tidak ramah, dan tidak
                 membantu, peraturan-peraturan yang tidak memberikan layanan
                 yang jelas terhadap pemakai sarana, sikap arogan petugas
                 menganggap bahwa pusat-pusat layanan itu adalah             miliknya
                 karena ia mempunyai otoritas.
                  Waktu belajar
                 Karena keterbatasan gedung sekolah, sedangkan jumlah siswa
                 banyak, maka ada siswa yang harus terpaksa sekolah di siang
                 hingga sore hari. Waktu di mana anak-anak harus beristirahat,
                 tetapi harus masuk sekolah. Mereka mendengarkan pelajaran
                 sambil mengantuk. Berbeda dengan anak yang belajar di pagi hari.
                 Sebab, pikiran mereka masih segar, dan jasmani dalam kondisi
                 baik. Karena belajar di pagi hari, lebih efektif daripada belajar pada
                 waktu lainnya. Oleh karena itu alangkah baiknya kegiatan belajar
                 di sekolah dilaksanakan pada pagi hari.
                  Rumah
                 Kondisi rumah yang sempit dan berantakan serta perkampungan
                 yang terlalu padat dan tidak memiliki sarana umum untuk anak,
                 akan mendorong siswa untuk berkeliaran ke tempat-tempat yang
                 sebenarnya    tidak   pantas    dikunjungi.    Kondisi   rumah    dan
                 perkampungan seperti ini jelas berpengaruh buruk terhadap
                 kegiatan belajar siswa.
                  Alam
                 Hal ini dapat berupa keadaan cuaca yag tidak mendukung anak
                 untuk   melangsungkan       proses   belajar   mengajar.    Kalaupun
                 berlangsung, tentu kondisi belajar siswa akan kurang optimal.


D. Cara Mendiagnosa Masalah Belajar dan Mengatasinya
          Yang dimaksud dengan proses mendiagnosis adalah proses pemeriksaan
   terhadap suatu gejala yang tidak beres. Diagnosis masalah belajar dilakukan jika
   guru menandai atau mengidentifikasi adanya kesulitan belajar pada muridnya.
          Dianosis masalah belajar dilakukan secara sistematis dan terarah dengan
   langkah-langkah:


                                                                                    14
kondisi        belajar       dan   masalah-masalah            belajar



1. Mengidentifikasi adanya masalah belajar
   Untuk      mengidentifikasi   masalah   belajar   diperlukan   seperangkat
keterampilan khusus, sebab kemampuan mengidentifikasi yang berdasarkan
naluri belakang kurang efektif.    Gejala-gejala munculnya masalah belajar
dapat diamati dalam berbagai bentuk, biasanya muncul dalam bentuk
perubahan perilaku yang menyimpang atau dalam menurunnya hasil belajar.
Perilaku yang menyimpang juga muncul dalam berbagi bentuk seperti: suka
mengganggu teman, merusak alat-alat pembelajaran dan lain sebagainya.
2. Menelaah/menetapkan status siswa
   Penelaahan dan penetapan status murid dilakukan dengan cara:
 Menetapkan tujuan khusus yang diharapkan dari murid
 Menetapkan tingkat ketercapaian tujuan khusus oleh murid dengan
   menggunakan teknik dan alat yang tepat.
 Menetapkan pola pencapaian murid, yaitu seberapa jauh ia berbeda dari
   tujuan yang ditetapkan itu.
3. Memperkirakan sebab terjadinya masalah belajar
   Membuat perkiraan yang tepat adalah suatu perbuatan yang kompleks
   yang keberhasilannya sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Beberapa
   prinsip yang harus diingat dalam memperkirakan sebab terjadinya masalah
   belajar:
 Gejala yang sama dapat ditimbulkan oleh sebab yang berbeda
 Sebab yang sama dapat menimbulkan gejala yang berbeda
 Berbagai penyebab dapat berinteraksi yang dapat menimbulkan gejala
   masalah yang makin kompleks.




                                                                          15
kondisi       belajar       dan    masalah-masalah              belajar




                              Analisis kasus
       Seorang ibu datang kepada seorang psikolog untuk berkonsultasi tentang apa
yang dialami oleh anaknya. Anak ibu tersebut yang berumur delapan tahun dan masih di
kelas 1 SD karena tahun kemarin tidak naik kelas. Tahun ini, si ibu merasa kuatir anaknya
tidak naik kelas lagi karena nilainya pas-pasan. Padahal, standar nilai sekarang kan tinggi.
Pernah si ibu mendaftarkan anaknya untuk mengikuti tes intelejensi dan hasil IQ-nya 85.
       Ayahnya sangat keras dan mengancam tidak akan menyekolahkan anaknya kalau
sampai tidak naik kelas lagi. Sepintas, si anak bisa komunikasi dengan baik dan tidak
terlihat bodoh. Namun, kalau materi terlalu banyak tidak bisa mengikuti. Si ibu merasa
kebingungan. Dan bertanya kepada psikolog : Apa yang harus ibu lakukan ? Apa anak
saya mengalami kelainan? Bagaimana solusi terbaik?
dari hasil IQ, putra ibu memang termasuk di bawah rata-rata. Kemungkinannya, anak
mengalami kelambatan belajar. Namun, bukan karena dia tidak mau tetapi terbatas pada
kemampuannya. Misalnya ibu sudah menyuruhnya belajar dan anak sudah melakukannya
dengan waktu cukup lama dan berusaha maksimal.
   Tetapi, sesampai di sekolah anak lupa atau tidak bisa mengerjakan dengan baik. Salah
satu sebabnya karena kemampuan mengingat materi pelajaran dan kapasitas kemampuan
anak tidak berimbang. Kalau memang si kecil dirasa kesulitan mengikuti pelajaran di
sekolah umum, dan tahun ini anak tidak naik kelas, ibu sepertinya harus mulai mencari
sekolah alternatif.
   Seperti memilih sekolah umum yang berkelas kecil, sekolah khusus anak slow leaner,
atau home schooling. Sebelum memutuskan mana yang dipilih sebaiknya ibu mencari
informasi mengenai dua lembaga tersebut. Dengan demikian, ibu lebih paham dan bisa


                                                                                         16
kondisi      belajar       dan     masalah-masalah          belajar



memilih sekolah yang sesuai dengan keadaan keuangan, kondisi anak, dan situasi yang
memungkinkan.
    Lebih baik, si ibu pikirkan bersama suami agar keputusan yang diambil bisa jadi
motivasi ibu dan bapak dalam memaksimalkan potensi si kecil. Dan, tidak lagi
menyudutkan anak dengan segala keterbatasan yang dia miliki. Atau, menyalahkan ibu
yang dianggap kurang bisa mendidik dengan baik.
  Apapun yang terjadi, ibu dan bapak patut bersyukur, meskipun keadaan si kecil seperti
saat ini namun secara fisik dia sehat dan bisa berkomunikasi dengan baik. Anak-anak
dengan kelambatan belajar butuh ketekunan, kesabaran, dan keuletan dalam memberikan
materi pelajaran. Karena, penalaran anak kurang berkembang tetapi dengan latihan terus-
menerus, anak bisa mengejar ketertinggalannya.
  Tumbuhkan terus motivasinya dan jangan pernah memberikan sansi fisik, hal tersebut
hanya membuatnya frustasi.Ibu bisa mencari bakat dan minat anak yang mungkin
menurut kita kurang berguna, tapi anak suka dan bisa melakukannya dengan enjoy.
    Misal ketrampilan, olahraga, dan lainnya. Patokan anak berprestasi tidak melulu
melalui nilai akademik.




                                                                                    17
kondisi      belajar       dan    masalah-masalah         belajar




                                      Kesimpulan
       Kondisi diri siswa harus dipertimbangkan dalam merancang materi pembelajaran,
metode dan media pembelajaran, serta pemilihan pendekatan belajar agar tidak
menimbulkan hambatan belajar, melainkan dapat mengembangkan potensi diri siswa.
Hasil yang diharapkan terbentuk pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan (PAKEM). Guru sebagai sumber pembelajar memiliki kewajiban mencari,
menemukan, dan diharapkan memecahkan masalah-masalah belajar siswa. Dalam
pencarian dan penemuan masalah-masalah tersebut guru dapat melakukan langkah-
langkah berupa (1) Mengidentifikasi adanya masalah belajar (2) Menelaah/menetapkan
status siswa (3) Memperkirakan sebab terjadinya masalah belajar.




                                                                                 18
kondisi      belajar      dan    masalah-masalah             belajar




                                 DAFTAR PUSTAKA


Siregar, Eveline dan Nara, Hartini.(2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Universitas Negri Jakarta


Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud
berkerjasama dengan Rineka


http://konselingindonesia.com/index


http://nic.unud.ac.id/~




                                                                                      19

Contenu connexe

Tendances

Ppt. listrik-statis
Ppt. listrik-statisPpt. listrik-statis
Ppt. listrik-statisHusain Anker
 
Laporan Praktikum Flip Flop
Laporan Praktikum Flip FlopLaporan Praktikum Flip Flop
Laporan Praktikum Flip FlopAnarstn
 
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHMContoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHMdenson siburian
 
Instrumen dan Pedoman Evaluasi Media Pembelajaran
Instrumen dan Pedoman Evaluasi Media PembelajaranInstrumen dan Pedoman Evaluasi Media Pembelajaran
Instrumen dan Pedoman Evaluasi Media PembelajaranUwes Chaeruman
 
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Arif Winahyu
 
Ppt usaha dan energi sma
Ppt usaha dan energi smaPpt usaha dan energi sma
Ppt usaha dan energi smaririsarum
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoffumammuhammad27
 
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)Albara I Arizona
 
Prinsip Perkembangan dan Pertumbuhan
Prinsip Perkembangan dan PertumbuhanPrinsip Perkembangan dan Pertumbuhan
Prinsip Perkembangan dan PertumbuhanUnnes
 
Tabel padanan bilangan Desimal, Biner, Oktal dan Heksadesimal
Tabel padanan bilangan Desimal, Biner, Oktal dan HeksadesimalTabel padanan bilangan Desimal, Biner, Oktal dan Heksadesimal
Tabel padanan bilangan Desimal, Biner, Oktal dan HeksadesimalMustahal SSi
 
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadian
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadianperkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadian
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadianSeptia Darmayanti
 
Evaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan SumatifEvaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan SumatifMuhammad Bahrudin
 
4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronikaSimon Patabang
 
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi AlvianTemplate Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi AlvianAlvian Alvian
 
Format penulisan laporan
Format penulisan laporanFormat penulisan laporan
Format penulisan laporanYuliana
 

Tendances (20)

Isu-Isu Perkembangan
Isu-Isu PerkembanganIsu-Isu Perkembangan
Isu-Isu Perkembangan
 
Ppt. listrik-statis
Ppt. listrik-statisPpt. listrik-statis
Ppt. listrik-statis
 
Laporan Praktikum Flip Flop
Laporan Praktikum Flip FlopLaporan Praktikum Flip Flop
Laporan Praktikum Flip Flop
 
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHMContoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
 
Instrumen dan Pedoman Evaluasi Media Pembelajaran
Instrumen dan Pedoman Evaluasi Media PembelajaranInstrumen dan Pedoman Evaluasi Media Pembelajaran
Instrumen dan Pedoman Evaluasi Media Pembelajaran
 
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
 
Ppt usaha dan energi sma
Ppt usaha dan energi smaPpt usaha dan energi sma
Ppt usaha dan energi sma
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
 
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
 
Prinsip Perkembangan dan Pertumbuhan
Prinsip Perkembangan dan PertumbuhanPrinsip Perkembangan dan Pertumbuhan
Prinsip Perkembangan dan Pertumbuhan
 
Tabel padanan bilangan Desimal, Biner, Oktal dan Heksadesimal
Tabel padanan bilangan Desimal, Biner, Oktal dan HeksadesimalTabel padanan bilangan Desimal, Biner, Oktal dan Heksadesimal
Tabel padanan bilangan Desimal, Biner, Oktal dan Heksadesimal
 
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadian
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadianperkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadian
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadian
 
Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm
Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohmLaporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm
Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm
 
Laporan hasil analisis
Laporan hasil analisisLaporan hasil analisis
Laporan hasil analisis
 
Evaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan SumatifEvaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan Sumatif
 
Makalah teori atom
Makalah teori atomMakalah teori atom
Makalah teori atom
 
4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika
 
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi AlvianTemplate Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
 
Bab ii kajian pustaka
Bab ii kajian pustakaBab ii kajian pustaka
Bab ii kajian pustaka
 
Format penulisan laporan
Format penulisan laporanFormat penulisan laporan
Format penulisan laporan
 

En vedette

Teknik Instrumen Evaluasi Hasil Belajar Psikomotor
Teknik Instrumen Evaluasi Hasil Belajar PsikomotorTeknik Instrumen Evaluasi Hasil Belajar Psikomotor
Teknik Instrumen Evaluasi Hasil Belajar PsikomotorKhanifah Inabah
 
Proses dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar serta Persepektif Pembelaj...
Proses dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar serta Persepektif Pembelaj...Proses dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar serta Persepektif Pembelaj...
Proses dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar serta Persepektif Pembelaj...-Nining Syafitri
 
Makalah belajar dan pembelajaran___Prinsip-prinsip Pembelajaran kel 3
Makalah belajar dan pembelajaran___Prinsip-prinsip Pembelajaran kel 3Makalah belajar dan pembelajaran___Prinsip-prinsip Pembelajaran kel 3
Makalah belajar dan pembelajaran___Prinsip-prinsip Pembelajaran kel 3Uhthi Solekhah
 
Penilaian hasil belajar
Penilaian hasil belajarPenilaian hasil belajar
Penilaian hasil belajarSheila Drew
 
Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan PsikomotorRanah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan PsikomotorSyaifOer
 
Contoh rubrik penilaian psikomotorik
Contoh rubrik penilaian psikomotorikContoh rubrik penilaian psikomotorik
Contoh rubrik penilaian psikomotorikMuhammad Idris
 
Teknik Pengolahan Hasil Penilaian Psikomotor dan Afektif
Teknik Pengolahan Hasil Penilaian Psikomotor dan AfektifTeknik Pengolahan Hasil Penilaian Psikomotor dan Afektif
Teknik Pengolahan Hasil Penilaian Psikomotor dan AfektifKhanifah Inabah
 
Model Model dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Model Model dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Model Model dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Model Model dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Mayawi Karim
 

En vedette (8)

Teknik Instrumen Evaluasi Hasil Belajar Psikomotor
Teknik Instrumen Evaluasi Hasil Belajar PsikomotorTeknik Instrumen Evaluasi Hasil Belajar Psikomotor
Teknik Instrumen Evaluasi Hasil Belajar Psikomotor
 
Proses dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar serta Persepektif Pembelaj...
Proses dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar serta Persepektif Pembelaj...Proses dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar serta Persepektif Pembelaj...
Proses dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar serta Persepektif Pembelaj...
 
Makalah belajar dan pembelajaran___Prinsip-prinsip Pembelajaran kel 3
Makalah belajar dan pembelajaran___Prinsip-prinsip Pembelajaran kel 3Makalah belajar dan pembelajaran___Prinsip-prinsip Pembelajaran kel 3
Makalah belajar dan pembelajaran___Prinsip-prinsip Pembelajaran kel 3
 
Penilaian hasil belajar
Penilaian hasil belajarPenilaian hasil belajar
Penilaian hasil belajar
 
Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan PsikomotorRanah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
 
Contoh rubrik penilaian psikomotorik
Contoh rubrik penilaian psikomotorikContoh rubrik penilaian psikomotorik
Contoh rubrik penilaian psikomotorik
 
Teknik Pengolahan Hasil Penilaian Psikomotor dan Afektif
Teknik Pengolahan Hasil Penilaian Psikomotor dan AfektifTeknik Pengolahan Hasil Penilaian Psikomotor dan Afektif
Teknik Pengolahan Hasil Penilaian Psikomotor dan Afektif
 
Model Model dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Model Model dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Model Model dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Model Model dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
 

Similaire à Kondisi belajar dan masalah

Bimbingan belajar
Bimbingan belajarBimbingan belajar
Bimbingan belajareka noviana
 
PERMASALAHAN SISWA DI SEKOLAH
PERMASALAHAN SISWA DI SEKOLAHPERMASALAHAN SISWA DI SEKOLAH
PERMASALAHAN SISWA DI SEKOLAHRiyan Hidayat
 
Diagnostik Kesulitan Belajar
Diagnostik Kesulitan BelajarDiagnostik Kesulitan Belajar
Diagnostik Kesulitan Belajaryunidwinovika
 
Kesulitan Belajar dan Cara Mengatasinya
Kesulitan Belajar dan Cara MengatasinyaKesulitan Belajar dan Cara Mengatasinya
Kesulitan Belajar dan Cara MengatasinyaRoe DhyModification
 
Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan Bandura
Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan BanduraMakalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan Bandura
Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan BanduraNailul Hasibuan
 
Kondisi dan Masalah Besar
Kondisi dan Masalah BesarKondisi dan Masalah Besar
Kondisi dan Masalah Besartbpck
 
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docx
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docxPERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docx
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docxernakomaryah
 
KONDISI DAN PENCIPTAAN IKLIM BELAJAR YANG MENUNJANG (9).pptx
KONDISI DAN PENCIPTAAN IKLIM BELAJAR YANG MENUNJANG (9).pptxKONDISI DAN PENCIPTAAN IKLIM BELAJAR YANG MENUNJANG (9).pptx
KONDISI DAN PENCIPTAAN IKLIM BELAJAR YANG MENUNJANG (9).pptxIwanAbdy1
 
Tugas observasi
Tugas observasiTugas observasi
Tugas observasinuuu23
 

Similaire à Kondisi belajar dan masalah (20)

Persentasi sikopend
Persentasi sikopendPersentasi sikopend
Persentasi sikopend
 
Bimbingan belajar
Bimbingan belajarBimbingan belajar
Bimbingan belajar
 
Isi makalah bk
Isi makalah bkIsi makalah bk
Isi makalah bk
 
makna belajar
makna belajarmakna belajar
makna belajar
 
PERMASALAHAN SISWA DI SEKOLAH
PERMASALAHAN SISWA DI SEKOLAHPERMASALAHAN SISWA DI SEKOLAH
PERMASALAHAN SISWA DI SEKOLAH
 
Bab ii
Bab ii Bab ii
Bab ii
 
Bab ii
Bab ii Bab ii
Bab ii
 
Diagnostik Kesulitan Belajar
Diagnostik Kesulitan BelajarDiagnostik Kesulitan Belajar
Diagnostik Kesulitan Belajar
 
Kesulitan Belajar dan Cara Mengatasinya
Kesulitan Belajar dan Cara MengatasinyaKesulitan Belajar dan Cara Mengatasinya
Kesulitan Belajar dan Cara Mengatasinya
 
Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan Bandura
Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan BanduraMakalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan Bandura
Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan Bandura
 
Kondisi dan Masalah Besar
Kondisi dan Masalah BesarKondisi dan Masalah Besar
Kondisi dan Masalah Besar
 
Teori belajar gagne
Teori belajar gagneTeori belajar gagne
Teori belajar gagne
 
Masalah Belajar
Masalah BelajarMasalah Belajar
Masalah Belajar
 
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docx
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docxPERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docx
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docx
 
233-447-1-SM.pdf
233-447-1-SM.pdf233-447-1-SM.pdf
233-447-1-SM.pdf
 
233-447-1-SM.pdf
233-447-1-SM.pdf233-447-1-SM.pdf
233-447-1-SM.pdf
 
KONDISI DAN PENCIPTAAN IKLIM BELAJAR YANG MENUNJANG (9).pptx
KONDISI DAN PENCIPTAAN IKLIM BELAJAR YANG MENUNJANG (9).pptxKONDISI DAN PENCIPTAAN IKLIM BELAJAR YANG MENUNJANG (9).pptx
KONDISI DAN PENCIPTAAN IKLIM BELAJAR YANG MENUNJANG (9).pptx
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Tugas observasi
Tugas observasiTugas observasi
Tugas observasi
 
KONSEP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
KONSEP BELAJAR DAN PEMBELAJARANKONSEP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
KONSEP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
 

Plus de Mut Mu3tiah

Makalah obsevasi IAD
Makalah obsevasi IADMakalah obsevasi IAD
Makalah obsevasi IADMut Mu3tiah
 
sosiologi sastra
sosiologi sastrasosiologi sastra
sosiologi sastraMut Mu3tiah
 
Cover observasi ppl
Cover observasi pplCover observasi ppl
Cover observasi pplMut Mu3tiah
 
Cover laporan ppl
Cover laporan pplCover laporan ppl
Cover laporan pplMut Mu3tiah
 
Format penulisan skripsi
Format penulisan skripsiFormat penulisan skripsi
Format penulisan skripsiMut Mu3tiah
 
Administrasi keuangan
Administrasi keuanganAdministrasi keuangan
Administrasi keuanganMut Mu3tiah
 
Alih kode dan campur kode
Alih kode dan campur kodeAlih kode dan campur kode
Alih kode dan campur kodeMut Mu3tiah
 
Filosofi pendidikan
Filosofi pendidikanFilosofi pendidikan
Filosofi pendidikanMut Mu3tiah
 
Komponen pendidikan
Komponen pendidikanKomponen pendidikan
Komponen pendidikanMut Mu3tiah
 
Makalah penafsiran hasil ujian
Makalah penafsiran hasil ujianMakalah penafsiran hasil ujian
Makalah penafsiran hasil ujianMut Mu3tiah
 
Pengolahan dan penafsiran skor
Pengolahan dan penafsiran skorPengolahan dan penafsiran skor
Pengolahan dan penafsiran skorMut Mu3tiah
 
Pertemuan 11 action research
Pertemuan 11   action researchPertemuan 11   action research
Pertemuan 11 action researchMut Mu3tiah
 
Pertemuan h8 teknik analisis data
Pertemuan h8   teknik analisis dataPertemuan h8   teknik analisis data
Pertemuan h8 teknik analisis dataMut Mu3tiah
 
Laporan observasi ppl
Laporan observasi pplLaporan observasi ppl
Laporan observasi pplMut Mu3tiah
 
معلّاقة السبعة
معلّاقة السبعةمعلّاقة السبعة
معلّاقة السبعةMut Mu3tiah
 
معلاقة العشر
معلاقة العشرمعلاقة العشر
معلاقة العشرMut Mu3tiah
 
Seni arsitektur bangunan masjid
Seni arsitektur bangunan masjidSeni arsitektur bangunan masjid
Seni arsitektur bangunan masjidMut Mu3tiah
 

Plus de Mut Mu3tiah (20)

Makalah obsevasi IAD
Makalah obsevasi IADMakalah obsevasi IAD
Makalah obsevasi IAD
 
sosiologi sastra
sosiologi sastrasosiologi sastra
sosiologi sastra
 
qus bin sa'adah
qus bin sa'adahqus bin sa'adah
qus bin sa'adah
 
Cover observasi ppl
Cover observasi pplCover observasi ppl
Cover observasi ppl
 
Cover laporan ppl
Cover laporan pplCover laporan ppl
Cover laporan ppl
 
Format penulisan skripsi
Format penulisan skripsiFormat penulisan skripsi
Format penulisan skripsi
 
Laporan ppl
Laporan pplLaporan ppl
Laporan ppl
 
Administrasi keuangan
Administrasi keuanganAdministrasi keuangan
Administrasi keuangan
 
Alih kode dan campur kode
Alih kode dan campur kodeAlih kode dan campur kode
Alih kode dan campur kode
 
Filosofi pendidikan
Filosofi pendidikanFilosofi pendidikan
Filosofi pendidikan
 
Komponen pendidikan
Komponen pendidikanKomponen pendidikan
Komponen pendidikan
 
Makalah penafsiran hasil ujian
Makalah penafsiran hasil ujianMakalah penafsiran hasil ujian
Makalah penafsiran hasil ujian
 
Pengolahan dan penafsiran skor
Pengolahan dan penafsiran skorPengolahan dan penafsiran skor
Pengolahan dan penafsiran skor
 
Pertemuan 11 action research
Pertemuan 11   action researchPertemuan 11   action research
Pertemuan 11 action research
 
Pertemuan h8 teknik analisis data
Pertemuan h8   teknik analisis dataPertemuan h8   teknik analisis data
Pertemuan h8 teknik analisis data
 
Laporan observasi ppl
Laporan observasi pplLaporan observasi ppl
Laporan observasi ppl
 
معلّاقة السبعة
معلّاقة السبعةمعلّاقة السبعة
معلّاقة السبعة
 
معلاقة العشر
معلاقة العشرمعلاقة العشر
معلاقة العشر
 
Sunnatullah
SunnatullahSunnatullah
Sunnatullah
 
Seni arsitektur bangunan masjid
Seni arsitektur bangunan masjidSeni arsitektur bangunan masjid
Seni arsitektur bangunan masjid
 

Kondisi belajar dan masalah

  • 1. kondisi belajar dan masalah-masalah belajar DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan.................................................................................... 2 BAB II A. Definisi Kondisi Belajar............................................................. 3 B. Kondisi Belajar untuk Berbagai Jenis Belajar............................ 3 C. Masalah-masalah Belajar Internal dan Eksternal......................... 4 D. Cara Mendiagnosa Masalah Belajar dan Mengatasinya............. 14 BAB III Analisis Kasus................................................................................. 16 BAB IV Kesimpulan...................................................................................... 18 1
  • 2. kondisi belajar dan masalah-masalah belajar PENDAHULUAN Tugas utama seorang guru adalah membelajarkan siswa. Belajar berarti bila bahwa guru bertindak mengajar, maka diharapkan siswa berajar atau belajar. Dalam kegiatan belajar-mengajar di sekolah ditemukan hal-hal berikut. Guru telah mengajar dengan baik. Ada siswa yang giat. Ada siswa yang pura-pura belajar. Ada siswa yang belajar setengah hati. Bahkan ada pula siswa yang tidak belajar. Guru bingung menghadapi keadaan siswa. Guru tersebut berkonsultasi dengan guru konselor sekolah. Kedua petugas pendidik tersebut menemukan adanya masalah-masalah yang dialami siswa. Ada masalah yang dapat diselesaikan oleh konselor sekolah. Adapula yang dkonsultasikan dengan ahli psikologi. Guru menyadari bahwa dalam tugas pembelajaran ternyata masalah-masalah belajar dialami siswa. Bahkan guru harus memahami bahawa kondisi lingkungan siswa juga dapat menjadi sumber timbulnya masalah-masalah belajar. Guru professional berusaha mendorong siswa agar belajar secara berhasil. Ia menemukan bahwa ada bermacam hal yang menyebabkan siswa belajar.ada siswa yang tidak belajar karena dimarahi oleh orang tua. Ada siswa yang enggan belajar karena pindah tempat tinggal. Ada siswa yang sukar memusatkan perhatian waktu guru mengajarkan topic tertentu. Ada pula siswa yang giat belajar karena bercita-cita menjadi seorang ahli. Bermacam-macam keadaan siswa tersebut menggambarkan bahwa pengetahuan tentang masalah-masalah belajar merupakan hal yang sangat penting bagi guru atau calon guru. Dalam makalah ini kami membahas mengenai kondisi belajar dan masalah- masalah belajar. Kondisi belajar merupakn suatu keadaan yang mempengaruhi proses dan hasil belajar. Kondisi belajar yang baik akan mempengaruhi proses dan hasil belajar yang baik, begitu pula sebaliknya. Masalah-masalah dalam belajar juga mempengaruhi proses dan hasil belajar pula. 2
  • 3. kondisi belajar dan masalah-masalah belajar KONDISI BELAJAR DAN MASALAH-MASALAH BELAJAR A. Definisi Kondisi Belajar Kondisi belajar adalah suatu keadaan yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Definisi lain tentang kondisi belajar adalah suatu yang mana terjadi aktifitas pengetahuan dan pengalaman melalui berbagai proses pengolahan mental. Sedangkan menurut Gagne dalam bukunya “Condition of learning” (1977) menyatakan “The occurence of learningis inferred from a difference in human being’s performance before and after being placed in a learning situation”. Terjadinya belajar pada manusia terdapat perbedaan dalam penampilan/kinerja manusia sebelum dan sesudah ia ditempatkan pada situasi belajar. Dengan kata lain ia menyatakan bahwa kondisi belajar adalah suatu situasi belajar (learning situation) yang dapat menghasilkan perubahan perilaku (performance) pada seseorang setelah ia ditempatkan pada situasi tersebut. Gagne membagi kondisi belajar atas dua, yaitu: 1. Kondisi internal (internal condition) adalah kemampuan yang telah ada pada diri individu sebelum ia mempelajari sesuatu yang baru yang dihasilkan oleh seperangkat proses transformasi (ingat information processing theory Gagne). 2. Kondisi Eksternal (eksternal condition) adalah situasi perangsang di luar diri si belajar. Kondisi belajar yang diperlukan untuk belajar berbeda-beda untuk setiap kasus. Begitu pula dengan jenis kemampuan belajar yang berbeda akan membutuhkan kemampuan belajar sebelumnya yang berbeda dan kondisi eksternal yang berbeda pula. B. Kondisi Belajar Untuk Berbagai Jenis Belajar Gagne (dalam Richey, 2000) menyatakan bahwa dibutuhkan belajar yang efektif untuk berbagai jenis/ kategori kemampuan belajar. Kondisi belajar dibagi atas lima kategori belajar sebagai berikut: a. Keterampilan intelektual (Intellectual Skill): untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang dibutuhkan adalah pengambilan kembali keterampilan keterampilan bawahan (yang sebelumnya), pembimbing dengan kata-kata atau alat lainnya, pendemonstrasian penerapan oleh siswa dengan diberikan balikan, pemberian review. 3
  • 4. kondisi belajar dan masalah-masalah belajar b. Informasi verbal (Verbal Information): untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang dibutuhkan adalah pengambilan kembali konteks dari informasi yang bermakna, kinerja (performance) dari pengetahuan baru yang konstruktsi, balikan c. Strategi kognitif (Cognitive Strategy/problem solving): untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang dibutuhkan adalah pengambilan kembali aturan-aturan dan konsep-konsep yang relevan, penyajian situasi masalah baru yang berhasil, pendemonstrasian solusi oleh siswa. d. Sikap (Attitude): untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang dibutuhkan adalah pengambilan kembali informasi dan keterampilan intelektual yang relevan dengan tindakan pribadi yang diharapkan. Pembentukan atau pengingatan kembali model manusia yang dihormati, penguatan tindakan pribadi dengan pengalaman langsung yang berhasil maupun yang dialami oleh orang lain dengan mengamati orang yang dihormati. e. Keterampilan motorik (Motor Skill): untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang dibutuhkan adalah pengambilan kembali rangkaian unsur motorik, pembentukan atau pengingatan kembali kebiasaan-kebiasaan yang dilaksanakan, pelatihan keterampilan-keterampilan keseluruhan, balikan yang tepat. C. Masalah-masalah Belajar Internal dan Eksternal Sebelum membahas masalah-masalah apa saja yang ada dalam kegiatan belajar, alangkan baiknya terlebih dahulu membahas tentang definisi masalah belajar. Masalah belajar terdiri dari kata masalah dan belajar. Masalah adalah Suatu kesenjangan antara apa yang seharusnya dengan apa yang ada dalam kenyataan atau antara apa yang diperlukan dengan apa yang tersedia atau antara harapan dengan kenyataan dsb. Sedangkan belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya (Moh. Surya (1997)). Jadi masalah-masalah belajar merupakan kesenjangan-kesenjangan antara apa yang seharusnya dengan apa yang ada dalam kenyataan atau antara apa yang diperlukan dengan apa yang tersedia atau antara harapan dengan kenyataan dalam proses belajar. Secara umum kondisi belajar internal dan eksternal akan mempengaruhi belajar. Kondisi 4
  • 5. kondisi belajar dan masalah-masalah belajar itu antara lain, pertama, lingkungan fisik. Lingkungan fisik yang ada dalam proses dan di sekitar proses pembelajaran memberi pengaruh bagi proses belajar. Kedua, suasana emosional siswa. Suasana emosional siswa akan memberi pengaruh dalam proses pembelajaran siswa. Hal ini bisa dicermati ketika kondisi emosional siswa sedang labil maka proses belajarpun akan mengalami gangguan. Ketiga, lingkungan sosial. Lingkungan sosial yang berada di sekitar siswa juga turut mempengaruhi bagaimana seorang siswa belajar. Di bawah ini adalah masalah-masalah belajar yang bersifat internal dan masalah- masalah yang bersifat eksternal: 1. Masalah belajar internal adalah masalah yang timbul dari dalam diri siswa atau faktor-faktor internal yang ditimbulkan kekurang beresan siswa dalam belajar. Faktor internal berasal dari dalam diri anak itu sendiri, seperti: a. Kesehatan b. Rasa aman c. Faktor kemampuan intelektual d. Faktor afektif seperti perasaan dan percaya diri e. Motivasi f. Kematangan untuk belajar g. Usia h. Jenis kelamin i. Latar belakang sosial j. Kebiasaan belajar k. Kemampuan mengingat l. Dan kemampuan penginderaan seperti: melihat, mendengar atau merasakan. 2. Masalah belajar eksternal adalah masalah-masalah yang timbul dari luar diri siswa sendiri atau faktor-faktor eksternal yang menyebabkan ketidak beresan siswa dalam belajar. Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar diri siswa, seperti: a. Kebersihan rumah b. Udara yang panas c. Ruang belajar yang tidak memenuhi syarat d. Alat-alat pelajaran yang tidak memadai 5
  • 6. kondisi belajar dan masalah-masalah belajar e. Lingkungan sosial maupun lingkungan alamiah f. Kualitas proses belajar mengajar. Belajar sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor internal maupun faktor eksternal: A. Faktor Internal Faktor Internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri siswa baik kondisi jasmani maupun rohani siswa. Faktor Internal dibedakan menjadi: 1. Faktor Fisiologis. Faktor Fisiologis adalah suatu kondisi yang berhubungan dengan keadaan jasmani seseorang, misalnya tentang fungsi organ-organ, dan susunan- susunan tubuh yang dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Faktor Fisiologis yang dapat mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: a. Tonus (kondisi) badan Kondisi jasmani pada umumnya dapat dikatakan melatarbelakangi kegiatan belajar. Keadaan jasmani yang optimal akan berbeda sekali hasil belajarnya bila dibandingkan dengan keadaan jasmani yang lemah. Sehubungan dengan keadaan/kondisi jasmani tersebut, maka ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu: 1) Cukupnya nutrisi (nilai makanan dan gizi), yaitu:  Tubuh yang kekurangan gizi makanan, akan mengakibatkan merosotnya kondisi jasmani. Sehingga, menyebabkan seseorang belajarnya menjadi cepat lesu, mengantuk, dan tidak ada semangat untuk belajar. Pada akhirnya siswa tidak dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan. 2) Beberapa penyakit ringan yang diderita, dapat berupa pilek, sakit gigi, batuk, dan lain sejenisnya. Semua itu tentu akan mempengaruhi hasil belajar siswa. b. Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu yang dapat mempegaruhi kegiatan belajar di sini adalah fungsi-fungsi panca indera. Panca indera yang memegang peranan penting dalam belajar adalah mata dan 6
  • 7. kondisi belajar dan masalah-masalah belajar telinga. Apabila mekanisme mata dan telinga kurang berfungsi, maka tanggapan yang disampaikan dari guru, tidak mungkin dapat diterima oleh anak didik. Jadi, siwa tidak dapat menerima dan memahami bahan-bahan pelajaran, baik yang langsung disampaikan oleh guru, maupun melalui buku bacaan. 2. Faktor Psikologis Faktor Psikologis adalah suatu kondisi yang berhubungan dengan keadaan kejiwaan siswa. Faktor Psikologis dapat dibedakan menjadi: a. Bakat Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki anak untuk mencapai keberhasilan. Bakat anak akan dimulai tampak sejak ia dapat berbicara atau sudah masuk Sekolah Dasar (SD). Bakat yang dimiliki setiap anak tidaklah sama. Bakat akan dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar anak dalam bidang-bidang studi tertentu. Jadi, merupakan hal yang tidak bijaksana apabila orang tua memaksakan kehendaknya untuk menyekolahkan anaknya pada jurusan atau keahlian tertentu tanpa mengetahui terlebih dahulu bakat yang dimiliki anaknya. Dengan tidak adanya fektor penunjang dan usaha untuk mengembangkannya, maka bakat tersebut lama kelamaan akan punah. Untuk itu agar kegiatan belajar berhasil dengan didasari bakat tersebut maka harus adanya faktor penunjang. Di antaranya, fasilitas untuk sarana, pembiayaan, dan dorongan moral dari orang tua serta minat yang dimiliki. b. Minat Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar untuk sesuatu. Dalam minat, ada dua hal yang harus diperhatikan: 1) Minat Pembawaan Minat ini muncul dengan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, baik kebutuhan maupun lingkungan. 2) Minat yang muncul karena adanya pengaruh dari luar 7
  • 8. kondisi belajar dan masalah-masalah belajar Minat ini muncul dan bisa saja berubah karena adanya pengaruh lingkungan dan kebutuhan. Spesialisasi bidang studi yang tidak sesuai dengan minatnya, tidak mempunyai daya tarik baginya. c. Intelegensi Intelegensi adalah kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Kemampuan dasar yang tinggi pada anak, memungkinkan anak untuk dapat menggunakan pikirannya untuk belajar dan memecahkan persoalan- persoalan baru secara tepat, cepat, dan berhasil. Sebaliknya, jika tingkat kemampuan dasar anak rendah maka dapat mengakibatkan anak mengalami kesulitan dalam belajar. d. Motivasi Motivasi adalah keadaan internal manusia yang mendorong manusia untuk berbuat sesuatu. Fungsi motivasi adalah mendorong sesorang untuk interes pada kegiatan yang akan dikerjakan, menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai, dan mendorong seseorang untuk pencapaian prestasi, yakni dengan adanya motovasi yang baik dalam belajar, akan menunjukkan hasil belajar yang baik pula. B. Faktor Eksternal Faktor Eksternal adalah faktor yang timbul dari luar diri siswa. Faktor Eksternal dibagi menjadi dua macam, yaitu: 1. Faktor Sosial Faktor sosial dibagi menjadi beberapa lingkungan, yaitu: a. Lingkungan keluarga, yaitu:  Orang tua Dalam kegiatan belajar, seorang anak perlu diberi dorongan dan pengertian dari orang tua. Apabila anak sedang belajar, anak jangan diganggu dengan tugas rumah. Orang tua berkewajiban memberi pengertian dan dorongan serta semaksimal mungkin membantu dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi anak di sekolah. Didikan orang tua yang kurang baik akan berpengaruh tidak baik pula terhadap kondisi anak dalam kegiatan belajar.  Suasana rumah 8
  • 9. kondisi belajar dan masalah-masalah belajar Hubungan antar anggota keluarga yang kurang harmonis akan menimbulkan suasana kaku dan tegang dalam berkeluarga yang menyebabkan anak kurang bersemangat untuk belajar. Sedangkan suasana rumah yang akrab, menyenangkan dan penuh kasih sayang, akan memberikan dorongan belajar yang kuat bagi anak.  Kemampuan ekonomi keluarga Hasil belajar yang baik, tidak dapat diperoleh hanya dengan mengandalkan keterangan-keterangan yang diberikan oleh guru di depan kelas, tetapi juga alat-alat belajar yang memadai, seperti buku, pensil, pena, peta, bahkan buku bacaan. Sedangkan sebagian besar, alat-alat pelajaran harus disediakan sendiri oleh murid yang bersangkutan. Bagi orang tua yang keadaan ekonominya kurang memadai, sudah barang tentu tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan anaknya itu secara maksimal. Maka murid akan menanggung resiko yang tidak diharapkan.  Latar Belakang Kebudayaan Tingkat pendidikan dan kebiasaan dalam keluarga, akan mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Jadi, anak-anak hendaknya ditanamkan kebiasaan yang baik agar mendorong anak untuk belajar. b. Lingkungan Guru, yaitu:  Interaksi guru dan murid Guru yang kurang berinteraksi dengan murid secara rutin akan menyebabkan proses belajar menjadi kurang lancar, dan menyebabkan anak didik merasa ada distansi (jarak) dengan guru, sehingga segan untuk berpartisipai aktif dalam kegiatan belajar mengajar.  Hubungan antar murid Guru yang kurang bisa mendekati siswa dan kurang bijaksana, maka tidak akna mengetahui bahwa di dalam kelas ada grup yang saling bersaing secara tidak sehat. Suasana kelas semacam ini sangat tidak diharapkan dalam proses belajar. Untuk itu maka, guru harus mampu membina jiwa kelas supaya dapat hidup bergotong-royong dalam belajar bersama, hal ini dimaksudkan agar kondisi individual siswa berlangsung dengan baik.  Cara penyajian bahan pelajaran 9
  • 10. kondisi belajar dan masalah-masalah belajar Guru yang hanya bisa mengajar dengan metode ceramah saja, membuat siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Guru yang progresif, adalah guru yang mencoba metode-metode baru, yang dapat membantu dalam meningkatkan kondisi belajar siswa. c. Lingkungan Masyarakat, yaitu:  Teman Bergaul Pergaulan dan teman sepermainan sangat dibutuhkan dalam dan membentuk kepribadian dan sosialisasi anak. Orang tua harus memperhatikan agar anak-anaknya jangan sampai mendapat teman bergaul yang memiliki tingkah laku yang tidak diharapkan. Karena prilaku yang tidak baik, akan mudah sekali menular kepada anak lain.  Pola Hidup Lingkungan Pola hidup tetangga yang berada di sekitar rumah di mana anak itu berada, punya pengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Jika anak berada di kondisi masyarakat kumuh yang serba kekurangan, dan anak-anak pengangguran misalnya, akan sangat mempengaruhi kondisi belajar anak, karena ia akan mengalami kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau berdiskusi atau meminjam alat-alat belajar.  Kegiatan dalam masyarakat Kegiatan dalam masyarakat dapat berupa karang taruna, menari, olah raga, dan lain sebagainya. Bila kegiatan tersebut dilakukan secara berlebihan, tentu akan menghambat kegiatan belajar. Jadi, orang tua perlu memperhatikan kegiatan anak-anaknya.  Mass Media Mass media adalah sebagai salah satu faktor penghambat dalam belajar. Misalnya, bioskop, radio, video-kaset, novel, majalah, dan lain-lain. Banyak anak yang terlalu lama menonton TV, membaca novel, majalah yang tidak dibertanggung jawabkan dari segi pendidikan. Sehingga, mereka akan lupa akan tugas belajarnya. Maka dari itu, buku bacaan, video-kaset, majalah, dan mass media lainnya perlu diadakan pengawasan yang ketat dan diseleksi dengan teliti. 2. Faktor Non-sosial 10
  • 11. kondisi belajar dan masalah-masalah belajar Faktor non-sosial dapat dibedakan menjadi: a. Sarana dan prasarana sekolah, adalah sebagai berikut:  Kurikulum Program pembelajaran di sekolah mendasarkan diri pada suatu kurikulum. Kurikulum yang diberlakukan sekolah adalah kurikulum nasional yang disahkan oleh pemerintah, atau suatu kurikulum yang disahkan oleh suatu yayasan pendidikan. Kurikulum sekolah tersebut berisi tujuan pendidikan, isi pendidikan, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Berdasarkan kurikulum tersebut guru menyusun desain instruksional untuk membelajarkan siswa. Sistem intruksional sekarang menghendaki, bahwa dalam proses belajar mengajar yang dipentingkan adalah kebutuhan anak. Maka guru perlu mendalami dengan baik dan harus mempunyai perencanaan yang mendetail, agar dapat melayani anak belajar secara individual. Kurikulum pada dasarnya disusun berdasarkan tuntutan zaman dan kemajuan masyarakat yang didasarkan suatu rencana pembangunan lima tahunan yang diberlakukan pemerintah. Dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat, timbul tuntunan kebutuhan baru, akibatnya kurikulum perlu dikonstruksi yang menimbulkan lahirnya kurikulum baru. Perubahan kurikulum sekolah menimbulkan masalah. Masalah- masalah itu adalah: a) tujuan yang akan dicapai mungkin berubah, bila tujuan berubah maka pokok bahasan, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi akan berubah. Sekurang-kurangnya, kegiatan belajar mangajar perlu diubah, b) isi pendidikan berubah; akibatnya buku-buku pelajaran dan buku bacaan serta sumber yang lain akan berubah. Hal ini menimbulkan anggaran pendidikan disemua tingkat, c) kegiatan belajar mengajar berubah, akibatnya guru harus mempelajari strategi, metode, teknik, dan pendekatan mengajar yang baru. Bila pendekatan belajar berubah, maka kebiasaan siswa akan mengalami perubahan, dan 11
  • 12. kondisi belajar dan masalah-masalah belajar d) evaluasi berubah; akibatnya guru akan mempelajari metode dan teknik evaluasi belajar yang baru. Bila evaluasi berubah, maka siswa akan mempelajari cara-cara belajar yang sesuai dengan ukuran lulusan yang baru. Perubahan kurikulum dapat menimbulkan masalah bagi guru, siswa, petugas pendidik serta orang tua siswa. Bagi guru, ia perlu mengadakan perubahan pembelajaran. Dalam hal ini guru harus menghindarkan diri dari cara-cara belajar ”lama”. Bagi Siswa, ia perlu mempelajari cara-cara belajar, buku pelajaran, dan sumber belajar yang baru dengan cara siswa harus menghindarkan diri dari cara-cara belajar ”lama”. Bagi petugas pendidik, ia juga perlu mempelajari tata kerja pada kurikulum “baru”, dan menghindarkan diri dari tata kerja pada kurikulum ”lama”. Bagi Orang Tua siswa, ia perlu mempelajari maksud, tata kerja, peran guru, dan peran siswa dalam belajr pada kurikulum “baru” serta memahami adanya metode dan teknik belajar “baru” bagi anak-anaknya maka ia dapat membantu proses belajar anaknya secara baik. (Dimyati dan Mudjiono 1999:253).  Media pendidikan Media pendidikan dapat berupa buku-buku di perpustakaan, laboratorium, LCD, komputer dan lain sebagainya. Pada umumnya, sekolah masih kurang memiliki media tersebut, baik dalam jumlah maupun kualitas. Lengkapnya media pendidikan merupakan kondisi belajar yang baik. Hal itu tidak berarti bahwa lengkapnya media pendidikan menentukan jaminan terselenggaranya proses belajar yang baik. Justru disinilah timbul masalah “bagaimana mengelola media pendidikan sehingga terselenggara proses belajar yang berhasil baik.” Media pendidikan dalam proses belajar adalah barang mahal. Barang-barang tersebut dibeli dengan uang pemerintah dan uang masyarakat. Maksud pembelian tersebut adalah untuk mempermudah siswa belajar. Dengan tersedianya media 12
  • 13. kondisi belajar dan masalah-masalah belajar pendidikan berarti menuntut guru dan siswa dalam menggunakannya. Peranan guru adalah sebagai berikut:  memelihara, mengatur media untuk menciptakan suasana belajar yang menggembirakan,  memelihara dan mengatur sasaran pembelajaran yang berorientasi pada keberhasilan siswa belajar, dan  mengorganisasi belajar siswa sesuai dengan prasarana dan sarana secara tepat guna. Peranan siswa sebagai berikut:  ikut serta dan berperan aktif dalam pemanfaatan media pendidikan secara baik,  ikut serta dan berperan aktif dalam pemanfaatan media pendidikan secara tepat guna,  menghormati sekolah sebagai pusat pembelajaran dalam rangka pencerdasan kehidupan generasi muda bangsa.  Keadaan gedung Dengan banyaknya jumlah siswa yang membeludak, keadaan gedung dewasa ini masih sangat kurang. Mereka harus duduk berjejal-jejal di dalam kelas. Faktor ini tentu menghambat lancarnya kondisi belajar siswa. Keadaan gedung yang tua dan tidak direnovasi, serta kenyamanan dan kebersihan di dalam kelas yang masih kurang. Hal itu, dapat menimbulkan ketidak nyamanan siswa dalam belajar. Sehingga kegiatan belajar mengajar tidak dapat berjalan dengan baik.  Sarana Belajar Sarana belajar di sekolah, juga akan mempengaruhi kondisi belajar siswa. Perpustakaan yang tidak lengkap, papan tulis yang sudah buram, laboratorium yang darurat atau tidak lengkap, tempat praktikum yang tidak memenuhi syarat, tentu akan mempengaruhi kualitas belajar, dan pada akhirnya akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Adakalanya juga, sarana yang sudah begitu lengkap tidak disertai dengan sistem pelayanan yang ramah. Contohnya, 13
  • 14. kondisi belajar dan masalah-masalah belajar pegawai perpustakaan yang cenderung tidak ramah, dan tidak membantu, peraturan-peraturan yang tidak memberikan layanan yang jelas terhadap pemakai sarana, sikap arogan petugas menganggap bahwa pusat-pusat layanan itu adalah miliknya karena ia mempunyai otoritas.  Waktu belajar Karena keterbatasan gedung sekolah, sedangkan jumlah siswa banyak, maka ada siswa yang harus terpaksa sekolah di siang hingga sore hari. Waktu di mana anak-anak harus beristirahat, tetapi harus masuk sekolah. Mereka mendengarkan pelajaran sambil mengantuk. Berbeda dengan anak yang belajar di pagi hari. Sebab, pikiran mereka masih segar, dan jasmani dalam kondisi baik. Karena belajar di pagi hari, lebih efektif daripada belajar pada waktu lainnya. Oleh karena itu alangkah baiknya kegiatan belajar di sekolah dilaksanakan pada pagi hari.  Rumah Kondisi rumah yang sempit dan berantakan serta perkampungan yang terlalu padat dan tidak memiliki sarana umum untuk anak, akan mendorong siswa untuk berkeliaran ke tempat-tempat yang sebenarnya tidak pantas dikunjungi. Kondisi rumah dan perkampungan seperti ini jelas berpengaruh buruk terhadap kegiatan belajar siswa.  Alam Hal ini dapat berupa keadaan cuaca yag tidak mendukung anak untuk melangsungkan proses belajar mengajar. Kalaupun berlangsung, tentu kondisi belajar siswa akan kurang optimal. D. Cara Mendiagnosa Masalah Belajar dan Mengatasinya Yang dimaksud dengan proses mendiagnosis adalah proses pemeriksaan terhadap suatu gejala yang tidak beres. Diagnosis masalah belajar dilakukan jika guru menandai atau mengidentifikasi adanya kesulitan belajar pada muridnya. Dianosis masalah belajar dilakukan secara sistematis dan terarah dengan langkah-langkah: 14
  • 15. kondisi belajar dan masalah-masalah belajar 1. Mengidentifikasi adanya masalah belajar Untuk mengidentifikasi masalah belajar diperlukan seperangkat keterampilan khusus, sebab kemampuan mengidentifikasi yang berdasarkan naluri belakang kurang efektif. Gejala-gejala munculnya masalah belajar dapat diamati dalam berbagai bentuk, biasanya muncul dalam bentuk perubahan perilaku yang menyimpang atau dalam menurunnya hasil belajar. Perilaku yang menyimpang juga muncul dalam berbagi bentuk seperti: suka mengganggu teman, merusak alat-alat pembelajaran dan lain sebagainya. 2. Menelaah/menetapkan status siswa Penelaahan dan penetapan status murid dilakukan dengan cara:  Menetapkan tujuan khusus yang diharapkan dari murid  Menetapkan tingkat ketercapaian tujuan khusus oleh murid dengan menggunakan teknik dan alat yang tepat.  Menetapkan pola pencapaian murid, yaitu seberapa jauh ia berbeda dari tujuan yang ditetapkan itu. 3. Memperkirakan sebab terjadinya masalah belajar Membuat perkiraan yang tepat adalah suatu perbuatan yang kompleks yang keberhasilannya sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Beberapa prinsip yang harus diingat dalam memperkirakan sebab terjadinya masalah belajar:  Gejala yang sama dapat ditimbulkan oleh sebab yang berbeda  Sebab yang sama dapat menimbulkan gejala yang berbeda  Berbagai penyebab dapat berinteraksi yang dapat menimbulkan gejala masalah yang makin kompleks. 15
  • 16. kondisi belajar dan masalah-masalah belajar Analisis kasus Seorang ibu datang kepada seorang psikolog untuk berkonsultasi tentang apa yang dialami oleh anaknya. Anak ibu tersebut yang berumur delapan tahun dan masih di kelas 1 SD karena tahun kemarin tidak naik kelas. Tahun ini, si ibu merasa kuatir anaknya tidak naik kelas lagi karena nilainya pas-pasan. Padahal, standar nilai sekarang kan tinggi. Pernah si ibu mendaftarkan anaknya untuk mengikuti tes intelejensi dan hasil IQ-nya 85. Ayahnya sangat keras dan mengancam tidak akan menyekolahkan anaknya kalau sampai tidak naik kelas lagi. Sepintas, si anak bisa komunikasi dengan baik dan tidak terlihat bodoh. Namun, kalau materi terlalu banyak tidak bisa mengikuti. Si ibu merasa kebingungan. Dan bertanya kepada psikolog : Apa yang harus ibu lakukan ? Apa anak saya mengalami kelainan? Bagaimana solusi terbaik? dari hasil IQ, putra ibu memang termasuk di bawah rata-rata. Kemungkinannya, anak mengalami kelambatan belajar. Namun, bukan karena dia tidak mau tetapi terbatas pada kemampuannya. Misalnya ibu sudah menyuruhnya belajar dan anak sudah melakukannya dengan waktu cukup lama dan berusaha maksimal. Tetapi, sesampai di sekolah anak lupa atau tidak bisa mengerjakan dengan baik. Salah satu sebabnya karena kemampuan mengingat materi pelajaran dan kapasitas kemampuan anak tidak berimbang. Kalau memang si kecil dirasa kesulitan mengikuti pelajaran di sekolah umum, dan tahun ini anak tidak naik kelas, ibu sepertinya harus mulai mencari sekolah alternatif. Seperti memilih sekolah umum yang berkelas kecil, sekolah khusus anak slow leaner, atau home schooling. Sebelum memutuskan mana yang dipilih sebaiknya ibu mencari informasi mengenai dua lembaga tersebut. Dengan demikian, ibu lebih paham dan bisa 16
  • 17. kondisi belajar dan masalah-masalah belajar memilih sekolah yang sesuai dengan keadaan keuangan, kondisi anak, dan situasi yang memungkinkan. Lebih baik, si ibu pikirkan bersama suami agar keputusan yang diambil bisa jadi motivasi ibu dan bapak dalam memaksimalkan potensi si kecil. Dan, tidak lagi menyudutkan anak dengan segala keterbatasan yang dia miliki. Atau, menyalahkan ibu yang dianggap kurang bisa mendidik dengan baik. Apapun yang terjadi, ibu dan bapak patut bersyukur, meskipun keadaan si kecil seperti saat ini namun secara fisik dia sehat dan bisa berkomunikasi dengan baik. Anak-anak dengan kelambatan belajar butuh ketekunan, kesabaran, dan keuletan dalam memberikan materi pelajaran. Karena, penalaran anak kurang berkembang tetapi dengan latihan terus- menerus, anak bisa mengejar ketertinggalannya. Tumbuhkan terus motivasinya dan jangan pernah memberikan sansi fisik, hal tersebut hanya membuatnya frustasi.Ibu bisa mencari bakat dan minat anak yang mungkin menurut kita kurang berguna, tapi anak suka dan bisa melakukannya dengan enjoy. Misal ketrampilan, olahraga, dan lainnya. Patokan anak berprestasi tidak melulu melalui nilai akademik. 17
  • 18. kondisi belajar dan masalah-masalah belajar Kesimpulan Kondisi diri siswa harus dipertimbangkan dalam merancang materi pembelajaran, metode dan media pembelajaran, serta pemilihan pendekatan belajar agar tidak menimbulkan hambatan belajar, melainkan dapat mengembangkan potensi diri siswa. Hasil yang diharapkan terbentuk pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM). Guru sebagai sumber pembelajar memiliki kewajiban mencari, menemukan, dan diharapkan memecahkan masalah-masalah belajar siswa. Dalam pencarian dan penemuan masalah-masalah tersebut guru dapat melakukan langkah- langkah berupa (1) Mengidentifikasi adanya masalah belajar (2) Menelaah/menetapkan status siswa (3) Memperkirakan sebab terjadinya masalah belajar. 18
  • 19. kondisi belajar dan masalah-masalah belajar DAFTAR PUSTAKA Siregar, Eveline dan Nara, Hartini.(2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Negri Jakarta Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud berkerjasama dengan Rineka http://konselingindonesia.com/index http://nic.unud.ac.id/~ 19