Tiga cara menyelesaikan masalah berita negatif menurut Dewan Pers adalah (1) mengajukan komplain ke media atau Dewan Pers, (2) meminta ruang untuk memberikan tanggapan atau klarifikasi, (3) menyelesaikan secara proporsional dan berdasarkan mekanisme yang ada.
3. Ali Sadikin, Gubernur Jakarta 1966 – 1977
“ contoh pejabat yang bisa
memanfaatkan pemberitaan pers
sebagai audit gratis bagi kinerja pemda
DKI...Bang Ali lebih mengandalkan
pemberitaan media untuk mengecek
kepuasan publik terhadpa Pemda DKI
daripada laporan para bawahan yang
„asal bapak senang‟ saja.”
Suber foto. wikipedia
6. o Bisa jadi memang korporasinya banyak
kelemahan/kesalahan
o Fungsi media memang melakukan
pengawasan untuk kepentingan publik
“reduksi sedikit mungkin kesalahan dan kelemahan”
7. Transformasi dari berita yang
negatip ke berita yang positip
?
Transformasi dari berita yang
negatip menuju berita yang
proporsional dan etis !
8. Kepentingan publik
Kode Etik Jurnalistik
Kepantasan-Kepantasan di ruang publik
9. Berita : keberimbangan, liputan dua
sisi, kewajiban verifikasi, akurasi, asas
praduga tak bersalah, pemisahan fakta dan
opini, relevansi bagi kepentingan publik
Jurnalis tidak boleh
memaksa, memeras, menghina
narasumber, melanggar privasi, tidak
menunjukkan identitas diri dll.
10. Komplain ke media
Pengaduan ke Dewan Pers
Pengaduan ke asosiasi
Boikot Media
11. Menaati kode etik jurnalistik :
verifikasi, konfirmasi, uji
informasi, pemisahan fakta dan opini, akurasi
dst
Memberikan hak jawab
Meminta maaf
Mendidik/menghukum wartawannya yang
melanggar kode etik jurnalistik
12. Pengaduan Dewan Pers gratis dan cepat
Dewan pers melindungi kepentingan publik dan
prinsip-prinsip kemerdekaan pers
Dewan Pers tidak pandang bulu terhadap
media/jurnalis yang tidak proporsional
84 keputusan Dewan Pers tahun 2011
menyalahkan media/wartawan
Sekretariat Dewan Pers Gedung Dewan Pers Lantai 7-8
Jl. Kebon Sirih No.32-34 Jakarta 10110 Telp.021-3521488,
3504877, 3504874-75 / Fax.021-3452030
Website: www.dewanpers.org | Email:
dewanpers@cbn.net.id
13. Pengaduan via online kepada Dewan Pers dapat
disampaikan melalui website Dewan Pers, dengan disertai
link atau attachement kliping berita yang diadukan.
www.dewanpers.or.id
14. Klarifikasi sebelum berita muncul
Diperlakukan berdasarkan asas “praduga tak
bersalah”
Mengajukan komplain / hak jawab ke media
Mengajukan komplain ke Dewan Pers
Mempidanakan media bersadarkan ketentuan UU
Pers
15. Meminta identitas wartawan. PERS
Meminta dihargai.
Mengevaluasi kerja wartawan.
Meminta waktu untuk menyiapkan data.
16. Media / jurnalis tidak dapat semena-mena dan
tidak kebal hukum
Tidak perlu takut terhadap media / jurnalis
Obyek atau sumber berita mempunyai hak
menyampaikan keberatan terhadap pers.
Media harus selalu terbuka terhadap kritik dan
evaluasi
17. Proporsional
Berdasarkan data/fakta
Nir kekerasan
Respon segera
Menggunakan saluran yang ada : Dewan
Pers, KPI, AJI, PWI, IJTI dll
Menggunakan mekanisme yang baku : hak
jawab, mediasi Dewan Pers, penyelesaian
KPI
Memahami UU Pers, UU Penyiaran, Kode Etik
Jurnalistik, P3SPS
18. Pemberitaan yang diadukan telah
dihilangkan/dihapus oleh pengelola media
siber dengan pertimbangan, munculnya
komentar SARA dan pencegahan munculnya
konflik berkelanjutan.
Media Siber terkait juga menampilkan risalah
kesepakatan dalam diskusi dengan Dewan
Pers
Berikut perbaikan berita setelah
didiskusikan dengan Dewan Pers.
Catatan Redaksi:
Penyelesaian Masalah Berita media siber****** di Dewan Pers
Terkait dengan munculnya kontroversi tentang berita berjudul "Gereja Katolik Jerman Bisnis Majalah Porno"
mengutip berita harian Jerman Die Welt, yang dimuat media siber****** pada 31 Oktober 2011, media siber******
menghadiri undangan Dewan Pers pada Rabu, 9 November 2011.
Dewan Pers menilai berita tersebut mengandung kelemahan: karena tidak memuat konfirmasi dari semua sumber
kunci sehingga muncul problem akurasi berita dan kurang sensitif terhadap persoalan SARA. media siber******
menerima penilaian Dewan Pers tersebut, dan meminta maaf kepada pembaca atas pemuatan berita tersebut.
Dewan Pers menghargai niat baik media siber****** untuk membuat berita koreksi berdasarkan bantahan dari
penerbit Weltbild dengan judul "Dibantah, Gereja Raup Laba dari Media Porno" pada 2 November 2011. media
siber****** juga sudah berusaha menghubungi beberapa pengelola situs yang mengopi berita pertama media
siber****** tersebut untuk menghapus dan tidak memperdebatkan lagi.
Dengan permintaan maaf ini, Dewan Pers menganggap masalah telah diselesaikan dan media siber****** tidak
bertanggung jawab atas munculnya perdebatan atas berita itu di media lain.
• media siber******
21. Menutup diri
Emosional/main hakim sendiri
Menumpuk2 kasus
Tidak membedakan tanggung jawab media
atau jurnalis
Langsung mengadu ke Polisi
22. Menyuap jurnalis/media
Menyelesaikan masalah dengan kerja-sama
yang menyalahi prinsip independensi dan
profesionalisme media
Iklan terselubung
23. Agus Sudibyo
Ketua Komisi Pengaduan dan
Penegakan Etika Pers
DEWAN PERS
Sekretariat Dewan Pers Gedung Dewan Pers Lantai 7-8
Jl. Kebon Sirih No.32-34 Jakarta 10110 Telp.021-3521488,
3504877, 3504874-75 / Fax.021-3452030
Website: www.dewanpers.org | Email:
dewanpers@cbn.net.id