SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Download to read offline
KATA PEKATA PEKATA PEKATA PENNNNGANTARGANTARGANTARGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
karunia-Nya, bahan ajar ini dapat diselesaikan dengan baik. Bahan ajar ini
digunakan pada Diklat Guru Pengembang Matematika SMK Jenjang Dasar
Tahun 2009, pola 120 jam yang diselenggarakan oleh PPPPTK Matematika
Yogyakarta.
Bahan ajar ini diharapkan dapat menjadi salah satu rujukan dalam usaha
peningkatan mutu pengelolaan pembelajaran matematika di sekolah serta dapat
dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat di dalam maupun di luar kegiatan
diklat.
Diharapkan dengan mempelajari bahan ajar ini, peserta diklat dapat menambah
wawasan dan pengetahuan sehingga dapat mengadakan refleksi sejauh mana
pemahaman terhadap mata diklat yang sedang/telah diikuti.
Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
berpartisipasi dalam proses penyusunan bahan ajar ini. Kepada para pemerhati
dan pelaku pendidikan, kami berharap bahan ajar ini dapat dimanfaatkan dengan
baik guna peningkatan mutu pembelajaran matematika di negeri ini.
Demi perbaikan bahan ajar ini, kami mengharapkan adanya saran untuk
penyempurnaan bahan ajar ini di masa yang akan datang.
Saran dapat disampaikan kepada kami di PPPPTK Matematika dengan alamat:
Jl. Kaliurang KM. 6, Sambisari, Condongcatur, Depok, Sleman, DIY, Kotak Pos
31 YK-BS Yogyakarta 55281. Telepon (0274) 881717, 885725, Fax. (0274)
885752. email: p4tkmatematika@yahoo.com
Sleman, 11 Mei 2009
Kepala,
Kasman Sulyono
NIP. 130352806
i
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ................................................................................. i
Daftar Isi.............................................................................................. ii
Peta Kompetensi dan Bahan Ajar ...................................................... iii
Skenario Pembelajaran ...................................................................... iii
Bab I Pendahuluan
A Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................... 1
C.. Ruang Lingkup...................................................................... 1
Bab II Vektor
A. Pengertian Vektor .................................................................. 2
B. Ruang Lingkup Vektor............................................................ 4
1. Vektor di dalam Ruang Dimensi Dua................................ 4
2. Vektor di dalam Ruang Dimensi Tiga ............................... 5
C. Operasi Vektor ....................................................................... 6
1. Penjumlahan Vektor.......................................................... 6
2. Selisih Dua Vektor............................................................. 10
3. Perkalian Vektor dengan Skalar ....................................... 11
4. Rumus Pembagian pada Vektor ...................................... 12
5. Perkalian Titik ( Dot Product )........................................... 13
6. Perkalian Silang ( Cross Product ).................................... 15
D. Contoh Aplikasi Vektor........................................................... 16
E. Latihan.................................................................................... 17
Bab III Penutup .................................................................................. 19
Daftar Pustaka……………………..……….. ........................................ 20
ii
PETA KOMPETENSI DAN BAHAN AJAR
No
Kompetensi /
Sub kompetensi
Indikator Materi Pembelajaran
1. Kompetensi :
Mampu memfasilitasi
siswa dalam
memecahkan masalah
berkaitan dengan
konsep vektor
Subkompetensi:
Mengembangkan
keterampilan siswa
dalam:
• menerapkan konsep
vektor pada bidang
datar
• menerapkan konsep
vektor pada bangun
ruang.
• Mampu mengembangkan
dari kehidupan nyata
sehari-hari, menjelaskan
dan memberikan contoh
mengenai konsep vektor
pada bidang.
• Mampu mengembangkan
dari kehidupan nyata
sehari-hari, menjelaskan
dan memberikan contoh
mengenai konsep vektor
dalam ruang
• Beberapa
pengertian yang
terkait vektor
(seperti: vektor,
modulus, vektor
satuan, vektor
posisi)
• Operasi vektor
• Penerapan vektor
pada program
keahlian
SKENARIO PEMBELAJARAN
1. Pada awal pertemuan di lakukan kegiatan identifikasi permasalahan
pembelajaran pada materi vektor yang dihadapi oleh guru selama di kelas.
2. Dari identifikasi permasalahan pembelajaran tersebut dijelaskan dengan
ceramah, tanya jawab dan curah pendapat sehingga permasalahan vektor dapat
dipecahkan
3. Peserta bekerja dalam kelompok program keahlian yang terdiri dari 5-6 orang
dan mendiskusikan dan menganalisis materi dan latihan pada modul serta
memberikan contoh penerapan sesuai program keahliannya.
1
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Di dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar kata-kata seperti
suhu, gaya, panjang, percepatan, pergeseran dan sebagainya. Apabila
diperhatikan besaran yang menyatakan besarnya kuantitas dari kata-kata
tersebut ada perbedaanya yaitu ada yang hanya menunjukkan nilai saja,
tetapi ada yang menunjukkan nilai dan arahnya. Besaran itu sering disebut
skalar dan vektor. Setiap besaran skalar seperti panjang, suhu dan
sebagainya selalu dikaitkan dengan suatu bilangan yang merupakan nilai dari
besaran itu. Sedangkan untuk besaran vektor seperti gaya, percepatan,
pergeseran dan sebagainya, disamping mempunyai nilai juga mempunyai
arah. Jadi vektor adalah suatu besaran yang mempunyai nillai (besar/norm)
dan arah. Vektor ini merupakan materi yang harus dikuasai oleh siswa SMK
kelompok tehnik. Oleh karena itu guru matematika SMK perlu memahami
pembelajaran vektor di sekolahnya.
B. Tujuan
Setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) peserta diharapkan
mampu menjelaskan dan memberi contoh:
1. pengertian vektor berdasarkan ruang lingkupnya.
2. operasi vektor didalam ruang dimensi dua dan tiga.
3. menyelesaikan soal vektor yang berkaitan dalam bidang keahlian.
C. Ruang Lingkup
Bahan ajar vektor dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi guru
matematika SMK dalam menjelaskan konsep-konsep dasar materi/pokok
bahasan matematika yang akan diajarkan kepada siswa. Hal-hal yang akan
dibahas meliputi: Pengertian Vektor, Ruang Lingkup Vektor, Operasi Vektor
dan Aplikasi Vektor pada Bidang Keahlian.
2
Bab II
VEKTOR
A. Pengertian Vektor
Dalam matematika vektor digambarkan sebagai ruas garis berarah.
Arahnya dari titik pangkal menuju titik ujung, sedangkan jarak dari titik
pangkal ke titik ujung disebut panjang vektor. Untuk menyatakan sebuah
vektor biasanya digunakan notasi huruf kecil tebal atau bergaris atas atau
bawah, misalnya : u atau u atau u . Vektor dapat dipandang secara geometri
dan secara aljabar.
Secara geometri sebuah vektor diwakili oleh sebuah ruas garis berarah
dengan panjang ruas garis itu menunjukkan besar, sedangkan arahnya
menunjukkan arah vektor itu. Jika ruas garis AB seperti pada gambar 1(a)
adalah sebuah vektor v dengan titik A disebut titik pangkal (initial point) dan
titik B disebut titik ujung (terminal point) maka kita dapat menuliskan v = AB
Vektor-vektor yang mempunyai panjang yang sama dan arah yang sama
dinamakan ekivalen, maka vektor yang ekivalen dianggap sama walaupun
vektor-vektor tersebut mungkin diletakkan didalam kedudukan yang berbeda
seperti pada gambar 1 (b) berikut:
( a ) Vekor AB ( b ) Vektor-vektor yang ekivalen
Gambar 1
Ukuran (panjang) atau norm suatu vektor v ditulis dengan notasi
v
.
A
B
3
Vektor yang panjangnya sama dengan satu satuan panjang disebut vektor
satuan. Sehingga vektor satuan dari suatu vektor a dirumuskan dengan
a
a
1
Secara aljabar, vektor dalam dimensi dua (R2
) adalah pasangan terurut
dari bilangan real [x, y], dengan x dan y adalah komponen-komponen vektor
tersebut dan dalam dimensi tiga (R3
) vektor adalah pasangan terurut dari
bilangan real [x, y, z], dengan x, y dan z adalah komponen-komponen vektor
tersebut. Sehingga didalam bidang kartesius suatu vektor dapat dinyatakan
dengan pasangan bilangan berurutan, misalnya diberikan sebuah titik A(x1,y1)
maka didapatkan ruas garis berarah dari titik pusat sumbu O(0,0) ke titik A
yaitu OA . Bentuk ruas garis berarah OA disebut sebagai vektor posisi dari
titik A, sehingga didapatkan OA = (x1,y1) = ⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜
⎝
⎛
1
1
y
x
; dengan x1 dan y1
merupakan komponen vektor . Dengan demikian suatu vektor yang bertitik
pangkal O dengan titik ujung suatu titik yang diketahui disebut vektor posisi.
Koordinat titik yang diketahui itu merupakan komponen-komponen vektor
posisinya.
Perhatikan gambar berikut :
Vektor u dapat dituliskan :
u = AB = ⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜
⎝
⎛
−
−
AB
AB
yy
xx
dengan
⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜
⎝
⎛
=
A
A
y
x
OA dan ⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜
⎝
⎛
=
B
B
y
x
OB disebut
komponen vektor
Gambar 2
Sehingga vektor u pada gambar 2 diatas dapat dinyatakan:
A(xA,yA)
X
Y
u
O
B(xB,yB)
4
u = AB = ⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜
⎝
⎛
−
−
AB
AB
yy
xx
= ⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜
⎝
⎛
−
−
25
16
= ⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜
⎝
⎛
3
5
Sedangkan ⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜
⎝
⎛
=
2
1
OA disebut vektor posisi titik A dan
⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜
⎝
⎛
=
5
6
OB disebut vektor posisi titik B.
Panjang vektor u adalah 3492535 22
=+=+=u
B. Ruang Lingkup Vektor
Seperti dalam geometri yang diajarkan di SMK yaitu geometri datar dan
geometri ruang, maka vektor yang akan dibicarakan meliputi :
1. Vektor di dalam Ruang Dimensi Dua ( R2
)
Untuk memudahkan menjelaskan vektor kepada siswa maka pada
bidang dibuat sebuah sistem koordinat kartesius, sehingga setiap vektor yang
sejajar bidang koordinat diwakili oleh vektor yang besar dan arahnya sama
dan terletak pada bidang tersebut. Vektor-vektor yang sejajar dengan suatu
bidang datar dinamakan vektor-vektor koplanar. Dan untuk menyatakan
vektor yang lain pada bidang kartesius, digunakan vektor satuan, sehingga
jika A(x,y) serta i dan j masing-masing vektor pada arah positif pada sumbu x
dan y. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 3 berikut:
Suatu vektor a dalam koordinat kartesius
tersebut dapat dinyatakan :
a = OA = (x,y) = ⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎝
⎛
y
x
= x i + y j
Panjang vektor a adalah 22
yx + dan
besarnya tg α =
x
y
Gambar 3.
X
α
O
j
a
i
A(x,y)
Y
5
Sedangkan i adalah vektor satuan pada sumbu X dan j merupakan vektor
satuan pada sumbu Y, maka vektor ini dapat dinyatakan sebagai kombinasi
linier dalam vektor i dan j atau bentuk komponennya yaitu :
i = ⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜
⎝
⎛
0
1
dan j = ⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜
⎝
⎛
1
0
Contoh:
Vektor OA pada gambar berikut dapat dinyatakan
Vektor a = OA = 5 I + 3 j
( kombinasi linier dari i dan j )
atau vektor a = OA = ⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜
⎝
⎛
3
5
( bentuk komponen )
Gambar 4
2. Vektor di dalam Ruang Dimensi Tiga ( R3
)
Untuk menentukan kedudukan atau letak titik di dalam ruang dapat
digunakan sistem koordinat dengan sumbu X, Y dan Z dengan masing-
masing sumbu saling tegak lurus dan berpotongan di sebuah titik O, Sebuah
titik P dalam ruang disajikan dalam pasangan berurutan (x,y,z) dengan salib
sumbu kartesius digunakan aturan tangan kanan seperti pada gambar 5
berikut :
Jarak P sampai bidang YOZ
adalah x atau PP1 = xp
Jarak P sampai bidang XOZ
adalah y atau PP2 = yp
Jarak P sampai bidang XOY
adalah z atau PP3 = zp
Gambar 5
X
O
3
a
5
A(5,3)
Y
O
zp
k
j
i
P3
P2
Z
P1
X
Y
xp
yp
P(x,y,z)
6
Dengan demikian vektor posisi P adalah OP dinyatakan dengan
bentuk sebagai berikut :
OP = x i + y j + z k jika i, j dan k merupakan vektor satuan dalam koordinat
ruang. ( i: vektor satuan pada sumbu X; j: vektor satuan pada sumbu Y dan
k; vektor satuan pada sumbu Z )
atau
⎟
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎜
⎝
⎛
=
z
y
x
OP
Besar ( panjang / norm ) vektor OP tersebut adalah 222
zyxOP ++= .
Sebagai contoh, misalkan sebuah titik A (3,2,4), maka vektor posisi titik A
adalah OA atau a dapat dinyatakan dengan :
a = OA = 3 i + 2 j + 4 k atau a = OA =
⎟
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎜
⎝
⎛
4
2
3
C. Operasi Vektor
1. Penjumlahan Vektor
Dua buah vektor a dan b dapat dijumlahkan yang hasilnya a + b
dengan cara sebagai berikut :
Perhatikan gambar 6 berikut :
Gambar 6
Dua vektor pada gambar 6 diatas dapat dijumlahkan dengan dua
cara yaitu :
a
b
7
a). aturan segitiga vektor, yaitu pangkal b digeser ke ujung a
sehingga:
Gambar 7
b). aturan jajaran genjang, yaitu pangkal b digeser ke pangkal a,
kemudian dilukis jajaran genjang, sehingga:
Gambar 8
Jika kedua vektor mengapit sudut tertentu maka besarnya jumlah
dua vektor tersebut dapat dicari dengan menggunakan rumus aturan
cosinus seperti pada trigonometri yaitu:
Gambar 9
Maka didapat :
( a + b )2
= a2
+ b2
–2ab Cos (1800
- α )
= a2
+ b2
+ 2ab Cos α
Jadi a + b = αCos222
abba ++
Sehingga jika α = 900
maka Cos α= 0 maka a + b = 22
ba +
Jika vektor disajikan dalam bentuk komponen (secara aljabar) maka hasil
penjumlahan vektornya adalah sebuah vektor yang komponennya
merupakan hasil penjumlahan komponen-komponen vektor penyusunnya.
a + b
b
a
a + bb
a
a + b
b
a
bα 1800
- α
8
Contoh:
Jika p = ⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜
⎝
⎛
− 3
2
dan q = ⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜
⎝
⎛
2
4
, maka p + q = ⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜
⎝
⎛
+−
+
23
42
= ⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜
⎝
⎛
−1
6
Jika p = 2i + 4j dan q = –3i – 2j, maka p + q = (2 – 3)i +(4–2)j = –i + 2j
Sifat penjumlahan vektor:
Jika a, b dan c adalah suatu vektor maka:
1) a + b = b + a sifat komulatif
2) ( a + b ) + c = a + ( b + c ) sifat asosiatif
3) Setiap vektor mempunyai elemen identitas, yaitu vektor nol sehingga
a + 0 = a + 0
4) Setiap vektor mempunyai invers (yaitu vektor negatif) sehingga
a + (- a) = 0
Dua vektor yang sama besar dan arahnya berlawanan dinamakan dua
vektor yang berlawanan
Contoh:
1) Buktikan bahwa sudut yang menghadap busur setengah lingkaran
adalah sudut siku-siku.
Bukti: Perhatikan gambar berikut :
Gambar 10
Kita tunjukkan bahwa vektor AB tegak lurus pada vektor BC dengan
memisalkan O sebagai pusat dari setengah lingkaran maka:
AB . BC = )).(( OCBOOBOA ++
= )).(( OCOBOBOC +−+
= OBOBOCOC .. −
=
22
OBOC − = O ( terbukti )
A O
B
C
9
karena OC dan OB mempunyai panjang yang sama.
2) Diketahui vektor :
a =
⎟
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎜
⎝
⎛−
3
2
1
; b =
⎟
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎜
⎝
⎛
−
−
2
1
2
dan c =
⎟
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎜
⎝
⎛
−
−
3
2
1
Tentukan x jika : a) x = a + b
b) x + a = c
Penyelesaian :
a). x = a + b
=
⎟
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎜
⎝
⎛−
3
2
1
+
⎟
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎜
⎝
⎛
−
−
2
1
2
=
⎟
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎜
⎝
⎛
1
1
1
b). x + a = c ⇒ x = c - a
=
⎟
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎜
⎝
⎛
−
−
3
2
1
-
⎟
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎜
⎝
⎛−
3
2
1
=
⎟
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎜
⎝
⎛
−
0
4
0
3) Ditentukan titik-titik P(2,7,8) dan Q(-1,1,-1). Tentukanlah
dalam bentuk komponen vektor yang diwakili oleh PR
apabila R adalah titik pada PQ sehingga PR =
3
1
PQ dan
berapa koordinat R.
Penyelesaian :
PQ = q – p
=
⎟
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎜
⎝
⎛
−
−
−
=
⎟
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎜
⎝
⎛
−
⎟
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎜
⎝
⎛
−
−
9
6
3
8
7
2
1
1
1
10
Karena PR =
3
1
PQ sehingga komponen vector yang diwakili
oleh PR =
3
1
⎟
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎜
⎝
⎛
−
−
−
9
6
3
=
⎟
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎜
⎝
⎛
−
−
−
3
2
1
Misal koordinat titik R adalh (x,y,z) maka:
PR = r – p ⇒
⎟
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎜
⎝
⎛
−
−
−
3
2
1
=
⎟
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎜
⎝
⎛
z
y
x
-
⎟
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎜
⎝
⎛
8
7
2
⎟
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎜
⎝
⎛
z
y
x
=
⎟
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎜
⎝
⎛
−
−
−
3
2
1
+
⎟
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎜
⎝
⎛
8
7
2
=
⎟
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎜
⎝
⎛
5
5
1
Jadi koordinat R (1,5,5)
2. Selisih Dua Vektor
Selisih dua vektor a dan b, dinyatakan sebagai a - b dapat
dipandang sebagai penjumlahan vektor a dengan invers vektor b atau -b
ditulis a – b = a + (- b) digambarkan sebagai berikut:
Gambar 11
Contoh:
Diketahui dua titik P(-1,4,3) dan titik Q(2,1,-3)
Tentukan vektor PQ
Penyelesaian :
PQ = OPOQ −
a
b
a - b
a - b
a
b
- b
a -b
11
=
⎟
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎜
⎝
⎛
−
−=
⎟
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎜
⎝
⎛−
−
⎟
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎜
⎝
⎛
− 6
3
3
3
4
1
3
1
2
3. Perkalian Vektor dengan Skalar
Jika a suatu vektor dan k adalah skalar (bilangan nyata) maka
perkalian vektor a dengan skalar k ditulis ka atau ak merupakan vektor
yang panjangnya k a dan mempunyai arah yang sama dengan a,
sedangkan - ka adalah vektor yang panjangnya k a tetapi berlawanan
arah dengan a. Dengan kata lain didefinisikan :
Sebagai contoh dapat digambarkan :
Gambar 12
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:
a). Jika ada 2 vektor yang sejajar, maka yang satu dapat dinyatakan
sebagai hasil perbanyakan vektor yang lain dengan skalar.
b). Untuk membuktikan dua vektor sejajar cukup membuktikan salah
satu vektor merupakan kelipatan vektor yang lain dalam bentuk
komponen.
Contoh: Misalkan p = ⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜
⎝
⎛
− 2
4
, maka | p | = 5220)2(4 22
==−+ ,
sehingga:
ak = a + a + a +….+ a
sebanyak k suku
a
3a -2a
12
3p = 3 ⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜
⎝
⎛
− 2
4
= ⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜
⎝
⎛
− 6
12
dan | 3p | = 56180)6(12 22
==−+
–
2
1 p = –
2
1
⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜
⎝
⎛
− 2
4
= ⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜
⎝
⎛−
1
2
dan | –
2
1 p | = 51)2( 22
=+−
Misalkan r =
⎟
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎜
⎝
⎛
−
1
2
2
, maka | r | = 91)2(2 222
=+−+ = 3, sehingga
–4r = 4
⎟
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎜
⎝
⎛
−
1
2
2
=
⎟
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎜
⎝
⎛
−
−
4
8
8
, dan | 4r | = 144)4(8)8( 222
=−++− = 12
2
1 r =
2
1
⎟
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎜
⎝
⎛
−
1
2
2
=
⎟
⎟
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎜
⎜
⎝
⎛
−
2
1
1
1
, dan |
2
1 r | =
2
1
4
12
2
12
12)()1(1 ==+−+
4. Rumus Pembagian pada Vektor
Pembagian Ruas Garis dalam Perbandingan m : n
Sebuah titik P membagi ruas garis AB dalam perbandingan m : n
bila AP : PB = m : n. P dikatakan membagi di dalam jika AP dan
PB mempunyai arah sama serta m dan n mempunyai tanda yang sama.
Titik P dikatakan membagi di luar jika AP dan PB mempunyai arah
berlawanan serta m dan n mempunyai tanda yang berlawanan.
→ AP : PB = 2 : 1
→ AP : AB = 2 : 3
→ AP : PB = 3 : –1
→ AP : AB = 3 : 2
→ AP : PB = m : n
A P B
A B P
A P B
m n
13
Rumus Pembagian:
a). Dalam Bentuk Vektor
p =
m n
m n
+
+
b a
Jika P adalah titik tengah AB maka
nilai perbandingan m : n adalah 1 : 1,
sehingga diperoleh: p = 1
2
(a + b)
b). Dalam Bentuk Koordinat
xp =
nm
nxm AB
+
+x
yp =
nm
nymy AB
+
+
zp =
nm
nzmz AB
+
+
5. Perkalian Titik ( Dot Product )/Perkalian Skalar Dua Vektor
Hasil kali titik atau dot product antara dua buah vektor akan
menghasilkan suatu skalar atau bilangan real. Perkalian titik sering
disebut juga perkalian skalar dua vektor. Hasil kali skalar dua vektor a
dan b didefinisikan : a.b = a b Cos θ
dimana θ adalah sudut yang diapit oleh kedua vektor a dan b.
Dari definisi diatas, dapat kita tentukan sifat-sifat hasil kali skalar
sebagai berikut :
1). Jika a dan b merupakan dua vektor yang arahnya sama maka
a.b = a b
2). Jika a dan b merupakan dua vektor yang berlawanan arah maka
a.b = - a b
3). Jika a dan b merupakan dua vektor yang tegak lurus maka a.b=0
4). Jika a dan b merupakan dua vektor dan a.b > 0 maka sudut
antara dua vektor tersebut adalah sudut lancip
5). Jika a dan b merupakan dua vektor dan a.b < 0 maka sudut
antara dua vektor tersebut adalah sudut tumpul
6). Sifat komutatif yaitu a.b = b.a
7). Sifat distributif yaitu a.( b + c ) = a.b + a.c
O a
b
A
B
Pn
m
p
14
Apabila vektor a dan b yang dinyatakan dalam bentuk komponen,
misalnya : a = a1 i + a2 j + a3 k dan b = b1 i + b2 j + b3 k maka :
a.b = ( a1 i + a2 j + a3 k ). ( b1 i + b2 j + b3 k ). Dengan menggunakan
sifat distributif dan hasil kali skalar dua vektor yang saling tegak lurus
dan searah maka :
i . i = i2
= 1 ; j . j = j2
= 1 dan k . k = k2
= 1
i . j = 0 ; j . k = 0 dan k . i = 0
Dengan demikian, kita peroleh rumus hasil kali skalar dua vektor
yaitu : untuk vektor a = a1 i + a2 j + a3 k dan b = b1 i + b2 j + b3 k
maka : a.b = a1 b1 + a2 b2 + a3 b3 ( bukti diserahkan kepada
peserta diklat )
Contoh:
1). Hitunglah perkalian skalar antara:
kjia 532 ++= dan kjib ++=
Penyelesaian:
a .b = 2.1 + 3.1 + 5.1
= 2 + 3 + 5 = 10
2). Diketahui vektor-vektor sebagai berikut:
⎟
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎜
⎝
⎛
=
4
2
1
a
⎟
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎜
⎝
⎛
=
0
4
5
b
Tentukan hasil kali skalar dua vektor tersebut
Penyelesaian:
a .b = 1.5 + 2.4 + 4.0
= 5 + 8 =13
Dari rumus perkalian dua vektor a.b = a b Cos θ maka besar sudut
antara vektor a dan vektor b dapat ditentukan, yaitu:
2
3
2
2
2
1
.2
3
2
2
2
1
3
.
32
.
21
.
1
.
.a
cos
bbbaaa
bababa
ba
b
++++
++
==θ
15
6. Perkalian Silang ( Cross Product )
Perkalian silang sering disebut juga perkalian vektor antara dua
vektor. Perkalian vektor antara vektor a dan b didefinisikan sebagai
vektor yang mempunyai besar a b Sin θ , dengan θ adalah sudut
yang diapit oleh kedua vektor. Arah vektor hasil kalinya adalah tegak
lurus vektor a dan b serta vektor a , b dan ax b dalam urutan
membentuk system tangan kanan, sehingga dapat digambarkan :
Perhatikan bahwa :
bax = a b Sin θ
bxa = -(ax b)
Jika θ = 00
maka bax = 0
Jika θ =900
maka bax = a b
Secara geometri, norm perkalian antara dua vektor merupakan luas
bangun segi empat yang dibentuk oleh kedua vektor tersebut. Sifat
ini dapat diturunkan dari persamaan Lagrange. bax 2
= a 2
b 2
–
(a.b)2
Apabila vektor dinyatakan dalam bentuk vektor satuan i, j dan k
Misalnya : a = a1 i + a2 j + a3 k dan b = b1 i + b2 j + b3 k
Karena i x i = 1.1 Sin 00
= 0 analog sehingga : ixi = jxj = kxk = 0
Juga i x j = 1.1 Sin 900
= 1 dalam arah OZ yaitu i x j = k sehingga
i x j = k ; j x k = i dan k x i = j
Maka : axb = ( a1 i + a2 j + a3 k )x ( b1 i + b2 j + b3 k ).
Dengan sifat diatas dan hukum distributive dapat dijabarkan menjadi
: axb = ( a2b3 –a3b2) i – (a1b3 –a3b1) j + (a1b2 – a2b1) k . Dan apabila
ditulis dalam bentuk determinan matriks, maka kita dapatkan rumus
sebagai berikut : axb =
321
321
bbb
aaa
kji
b
θ
axb
a
bxa
16
Contoh :
Diketahui vektor p = 2i + 4j + 3k dan q = i + 5j - 2k. Tentukan pxq
Penyelesaian :
pxq =
251
342
−
kji
=
25
34
−
i -
21
32
−
j +
51
42
k
= ( -8-15) i - ( -4-3) j + (10-4) k
= -22 i + 7 j + 6 k
D. Contoh Aplikasi Vektor
Perhatikan contoh soal berikut ini :
Andaikan sebuah benda yang beratnya (W) adalah 304 N diangkat
dengan rantai seperti pada gambar.
Jika panjang a = b = 2,5 m. dan
panjang benda L = 2 m. Tentukan
gaya yang terjadi pada rantai a atau
b !
Penyelesaian :
Sin α =
5,2
1
= 0,4 ⇒ α = 260
12l
Maka : W2
= a2
+ b2
+ 2ab Cos 2α
3042
= a2
+ b2
+ 2ab Cos 520
24l
= a2
+ a2
+ 2aa Cos 520
24l
= 2a2
+ 2a2
+ Cos 520
24l
= a2
( 2 + 2. 0,68 )
Sehingga a2
=
36,3
3042
= 27504,762 . Jadi a adalah 165,85 N
W
L
a b
W
αa b=2,5 m
1 m
W
17
E. Latihan
1). Sebutkan empat buah besaran skalar !
2). Sebutkan empat buah besaran vektor !
3). Nyatakan vektor AB pada gambar dalam bentuk komponen (matriks)
4). Buktikan bahwa jika a, b dan c adalah panjang sisi-sisi sebuah
segitiga dan α adalah sudut yang berhadapan dengan sisi dengan
panjang a, maka αcos2222
bccba −+= .
5). Tentukan komponen vektor AB jika titik A(2,4,3) dan B(1,-5,2),
kemudian tulislah vektor AB dalam satuan i, j dan k.
6). Tunjukkan bahwa vektor yang melalui titik-titik (2,2,3) dan (4,3,2)
sejajar dengan vektor-vektor yang melalui titik (5,3,-2) dan (9,5,-4).
7). Diketahui titik A (2,3,4) dan titik B (9,-11,18). Tentukan koordinat titik
P, jika titik P membagi AB didalam dengan perbandingan 5:2.
8). Diketahui dua buah vector yang dinyatakan dalam bentuk sebagai
berikut : kjia 23 ++= dan kjib 42 −−=
Tentukan:
a). Panjang vektor a atau a
b). Vektor satuan b
c). Panjang proyeksi a pada b
d). Vektor proyeksi b pada a
e). Perkalian titik antara dua vektor a dan b ( a . b )
f). Perkalian silang antara dua vektor a dan b ( a x b )
1 B
2 4
3
A
18
9). Diketahui titik A (-1,1,2) dan B (-2,-1,1)
a). Hitunglah a dan b
b). Hitung besar sudut AOB
c). Tunjukkan bahwa AOB∆ sama sisi
10). Sebatang baja W diangkat oleh rantai seperti pada gambar.
Jika diketahui W = 2000 N, L = 1,5 m dan
gaya yang terjadi pada rantai a dan b
adalah 1500 N. Hitunglah panjang rantai a
W
L
α
a b
19
Bab III
Penutup
Bahan ajar ini membahas konsep vektor secara umum. Konsep vektor
diberikan pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kelompok tehnik
dan belum memberikan contoh-contoh dari semua program keahlian yang
ada di kelompok tehnik tersebut tetapi hanya sebagian. Pada akhir
pembahasan diberikan soal latihan dan apabila ada kesulitan dalam
menjawab soal latihan dapat didiskusikan dengan peserta lain.
Agar peserta diklat dapat lebih memahami konsep vektor dalam
masalah ketehnikan yang sesuai dengan program keahlian yang diajarkan di
sekolah, disarankan peserta mendiskusikan dengan peserta lain untuk
mengembangkan dan memberikan contoh-contohnya.
20
Daftar Pustaka
E.T. Ruseffendi, 1989, Dasar – dasar Matematika Modern dan Komputer
untuk Guru, Bandung, Tarsito
Markaban dkk, 2007, Matematika SMK/MAK Kelas XI, Klaten, Saka Mitra
Kompetensi P.T Macanan Jaya Cemerlang
PAUL CALTER, 1979, Theory and Problems of Technical Mathematics,
Schaum’s outline, Mc-GRAW.HILL BOOK COMPANY
ST. NEGORO – B. HARAHAP, 1985, Ensiklopedia Matematika, Jakarta,
Ghalia Indonesia.
WIYOTO, WAGIRIN, 1996, Matematika Tehnik Jilid 2a, Bandung : Angkasa
NOORMANDIRI B.K, ENDAR SUCIPTA, 2000, Matematika SMU untuk Klas
3 Program IPA, Jakarta : Erlangga

More Related Content

What's hot

Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapagus_budiarto
 
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAK
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAKMakalah Persamaan Deferensial NON EKSAK
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAKRaden Ilyas
 
Modul maple untuk metnum 2014
Modul maple untuk metnum 2014Modul maple untuk metnum 2014
Modul maple untuk metnum 2014Samuel Pinto'o
 
contoh soal latihan matematika relasi dan fungsi kelas 8 smp
contoh soal latihan matematika relasi dan fungsi kelas 8 smpcontoh soal latihan matematika relasi dan fungsi kelas 8 smp
contoh soal latihan matematika relasi dan fungsi kelas 8 smpHerizal Arman
 
13. soal soal fungsi komposisi dan fungsi invers
13. soal soal fungsi komposisi dan fungsi invers13. soal soal fungsi komposisi dan fungsi invers
13. soal soal fungsi komposisi dan fungsi inversmaman wijaya
 
Pertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiPertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiaansyahrial
 
Kapita selekta hots by kurniawan
Kapita selekta hots by kurniawanKapita selekta hots by kurniawan
Kapita selekta hots by kurniawankurnia1hebat
 
persamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-iipersamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-iiFaried Doank
 
Matematika 2 - Slide week 13 - Eigen
Matematika 2 - Slide week 13 - EigenMatematika 2 - Slide week 13 - Eigen
Matematika 2 - Slide week 13 - EigenBeny Nugraha
 
Powerpoint Suku Banyak
Powerpoint Suku BanyakPowerpoint Suku Banyak
Powerpoint Suku Banyakreno sutriono
 
Nilai Egien Dan Vektor Eigen
Nilai Egien Dan Vektor EigenNilai Egien Dan Vektor Eigen
Nilai Egien Dan Vektor EigenRizky Wulansari
 
Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )
Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )
Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )Kelinci Coklat
 
Fungsi Kompleks (pada bilangan kompleks)
Fungsi Kompleks (pada bilangan kompleks)Fungsi Kompleks (pada bilangan kompleks)
Fungsi Kompleks (pada bilangan kompleks)Ridha Zahratun
 
Kelompok 3 integrasi numerik fix
Kelompok 3 integrasi numerik fixKelompok 3 integrasi numerik fix
Kelompok 3 integrasi numerik fixliabika
 
Aljabar boolean MK matematika diskrit
Aljabar boolean MK matematika diskritAljabar boolean MK matematika diskrit
Aljabar boolean MK matematika diskritriyana fairuz kholisa
 

What's hot (20)

Matematika diskrit
Matematika diskritMatematika diskrit
Matematika diskrit
 
Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkap
 
Bentuk Akar
Bentuk AkarBentuk Akar
Bentuk Akar
 
Medan vektor
Medan vektorMedan vektor
Medan vektor
 
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAK
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAKMakalah Persamaan Deferensial NON EKSAK
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAK
 
Interpolasi Newton
Interpolasi  NewtonInterpolasi  Newton
Interpolasi Newton
 
Modul maple untuk metnum 2014
Modul maple untuk metnum 2014Modul maple untuk metnum 2014
Modul maple untuk metnum 2014
 
Teori bilangan
Teori bilanganTeori bilangan
Teori bilangan
 
contoh soal latihan matematika relasi dan fungsi kelas 8 smp
contoh soal latihan matematika relasi dan fungsi kelas 8 smpcontoh soal latihan matematika relasi dan fungsi kelas 8 smp
contoh soal latihan matematika relasi dan fungsi kelas 8 smp
 
13. soal soal fungsi komposisi dan fungsi invers
13. soal soal fungsi komposisi dan fungsi invers13. soal soal fungsi komposisi dan fungsi invers
13. soal soal fungsi komposisi dan fungsi invers
 
Pertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiPertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsi
 
Kapita selekta hots by kurniawan
Kapita selekta hots by kurniawanKapita selekta hots by kurniawan
Kapita selekta hots by kurniawan
 
persamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-iipersamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-ii
 
Matematika 2 - Slide week 13 - Eigen
Matematika 2 - Slide week 13 - EigenMatematika 2 - Slide week 13 - Eigen
Matematika 2 - Slide week 13 - Eigen
 
Powerpoint Suku Banyak
Powerpoint Suku BanyakPowerpoint Suku Banyak
Powerpoint Suku Banyak
 
Nilai Egien Dan Vektor Eigen
Nilai Egien Dan Vektor EigenNilai Egien Dan Vektor Eigen
Nilai Egien Dan Vektor Eigen
 
Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )
Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )
Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )
 
Fungsi Kompleks (pada bilangan kompleks)
Fungsi Kompleks (pada bilangan kompleks)Fungsi Kompleks (pada bilangan kompleks)
Fungsi Kompleks (pada bilangan kompleks)
 
Kelompok 3 integrasi numerik fix
Kelompok 3 integrasi numerik fixKelompok 3 integrasi numerik fix
Kelompok 3 integrasi numerik fix
 
Aljabar boolean MK matematika diskrit
Aljabar boolean MK matematika diskritAljabar boolean MK matematika diskrit
Aljabar boolean MK matematika diskrit
 

Similar to Vektor

32764905 vektor
32764905 vektor32764905 vektor
32764905 vektor2378923789
 
maklaah Operasi vektor .docx
maklaah Operasi vektor .docxmaklaah Operasi vektor .docx
maklaah Operasi vektor .docxRahulMahendra5
 
2 teknik bab 4 vektor mgmpmtkpas
2 teknik bab 4 vektor mgmpmtkpas2 teknik bab 4 vektor mgmpmtkpas
2 teknik bab 4 vektor mgmpmtkpasFatimah Sitompul
 
09 a analis_vektor
09 a analis_vektor09 a analis_vektor
09 a analis_vektorTri Wahyuni
 
Besaran-dan-satuan kelas X IPAS SMKN 2 K
Besaran-dan-satuan kelas X IPAS  SMKN 2 KBesaran-dan-satuan kelas X IPAS  SMKN 2 K
Besaran-dan-satuan kelas X IPAS SMKN 2 KMariaJemina
 
Besaran-dan-satuan.ppt
Besaran-dan-satuan.pptBesaran-dan-satuan.ppt
Besaran-dan-satuan.ppttriwiyoko2
 
tugas matematika peminatan sma ypi tunas bangsa palembang
tugas matematika peminatan  sma ypi tunas bangsa palembangtugas matematika peminatan  sma ypi tunas bangsa palembang
tugas matematika peminatan sma ypi tunas bangsa palembangmiftahul jannah
 
Matematika Peminatan " Vektor"
Matematika Peminatan " Vektor"Matematika Peminatan " Vektor"
Matematika Peminatan " Vektor"Huzayfi
 
VECTOR DAN LATIHAN SOAL - PELAJARAN SMA FISIKA
VECTOR DAN LATIHAN SOAL - PELAJARAN SMA FISIKAVECTOR DAN LATIHAN SOAL - PELAJARAN SMA FISIKA
VECTOR DAN LATIHAN SOAL - PELAJARAN SMA FISIKAseaaln
 

Similar to Vektor (20)

32764905 vektor
32764905 vektor32764905 vektor
32764905 vektor
 
32764905 vektor
32764905 vektor32764905 vektor
32764905 vektor
 
maklaah Operasi vektor .docx
maklaah Operasi vektor .docxmaklaah Operasi vektor .docx
maklaah Operasi vektor .docx
 
2 teknik bab 4 vektor mgmpmtkpas
2 teknik bab 4 vektor mgmpmtkpas2 teknik bab 4 vektor mgmpmtkpas
2 teknik bab 4 vektor mgmpmtkpas
 
Modul vektor
Modul vektorModul vektor
Modul vektor
 
Penjelasan Vektor
Penjelasan VektorPenjelasan Vektor
Penjelasan Vektor
 
09 a analis_vektor
09 a analis_vektor09 a analis_vektor
09 a analis_vektor
 
09 a analis_vektor
09 a analis_vektor09 a analis_vektor
09 a analis_vektor
 
Vektor
VektorVektor
Vektor
 
V e k t o r
V e k t o rV e k t o r
V e k t o r
 
2 rpp 1.2 2008
2 rpp 1.2 20082 rpp 1.2 2008
2 rpp 1.2 2008
 
Irisan Kerucut
Irisan KerucutIrisan Kerucut
Irisan Kerucut
 
Irisan kerucut
Irisan kerucutIrisan kerucut
Irisan kerucut
 
Besaran-dan-satuan kelas X IPAS SMKN 2 K
Besaran-dan-satuan kelas X IPAS  SMKN 2 KBesaran-dan-satuan kelas X IPAS  SMKN 2 K
Besaran-dan-satuan kelas X IPAS SMKN 2 K
 
Besaran-dan-satuan.ppt
Besaran-dan-satuan.pptBesaran-dan-satuan.ppt
Besaran-dan-satuan.ppt
 
tugas matematika peminatan sma ypi tunas bangsa palembang
tugas matematika peminatan  sma ypi tunas bangsa palembangtugas matematika peminatan  sma ypi tunas bangsa palembang
tugas matematika peminatan sma ypi tunas bangsa palembang
 
Matematika Peminatan " Vektor"
Matematika Peminatan " Vektor"Matematika Peminatan " Vektor"
Matematika Peminatan " Vektor"
 
penjumlahan vektor
penjumlahan vektorpenjumlahan vektor
penjumlahan vektor
 
05 bab 4
05 bab 405 bab 4
05 bab 4
 
VECTOR DAN LATIHAN SOAL - PELAJARAN SMA FISIKA
VECTOR DAN LATIHAN SOAL - PELAJARAN SMA FISIKAVECTOR DAN LATIHAN SOAL - PELAJARAN SMA FISIKA
VECTOR DAN LATIHAN SOAL - PELAJARAN SMA FISIKA
 

More from NASuprawoto Sunardjo

PRESENTASI SOSIALISASI SPJ - BOS 2012
PRESENTASI SOSIALISASI SPJ - BOS 2012PRESENTASI SOSIALISASI SPJ - BOS 2012
PRESENTASI SOSIALISASI SPJ - BOS 2012NASuprawoto Sunardjo
 
KISI-KISI SOAL UJIAN NASIONAL SD/MI TAHUN 2012
KISI-KISI SOAL UJIAN NASIONAL SD/MI TAHUN 2012KISI-KISI SOAL UJIAN NASIONAL SD/MI TAHUN 2012
KISI-KISI SOAL UJIAN NASIONAL SD/MI TAHUN 2012NASuprawoto Sunardjo
 
POS UJIAN NASIONAL TAHUN 2011-2012
POS UJIAN NASIONAL TAHUN 2011-2012POS UJIAN NASIONAL TAHUN 2011-2012
POS UJIAN NASIONAL TAHUN 2011-2012NASuprawoto Sunardjo
 
KTI dalam PENGEMBANGAN PROFESI GURU
KTI dalam PENGEMBANGAN PROFESI GURUKTI dalam PENGEMBANGAN PROFESI GURU
KTI dalam PENGEMBANGAN PROFESI GURUNASuprawoto Sunardjo
 
PERHITUNGAN ANGKA KREDIT PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH
PERHITUNGAN ANGKA KREDIT PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAHPERHITUNGAN ANGKA KREDIT PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH
PERHITUNGAN ANGKA KREDIT PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAHNASuprawoto Sunardjo
 
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAH
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAHIMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAH
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAHNASuprawoto Sunardjo
 
PKPS - PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN PROFESIONAL GURU DAN ATAU KEPALA SEKOLAH
PKPS - PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN PROFESIONAL GURU DAN ATAU KEPALA SEKOLAHPKPS - PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN PROFESIONAL GURU DAN ATAU KEPALA SEKOLAH
PKPS - PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN PROFESIONAL GURU DAN ATAU KEPALA SEKOLAHNASuprawoto Sunardjo
 
PKPS - EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASANPKPS - EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASANNASuprawoto Sunardjo
 
PKPS - PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASANPKPS - PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASANNASuprawoto Sunardjo
 
PKPS - PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASANPKPS - PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASANNASuprawoto Sunardjo
 
PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH (PKPS)
PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH (PKPS)PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH (PKPS)
PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH (PKPS)NASuprawoto Sunardjo
 
GAMBARAN UMUM PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH
GAMBARAN UMUM PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH GAMBARAN UMUM PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH
GAMBARAN UMUM PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH NASuprawoto Sunardjo
 
KARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAH
KARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAHKARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAH
KARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAHNASuprawoto Sunardjo
 

More from NASuprawoto Sunardjo (20)

Draft Kurikulum 2013
Draft Kurikulum 2013Draft Kurikulum 2013
Draft Kurikulum 2013
 
JUKNIS SPJ-BOS TAHUN 2012
JUKNIS SPJ-BOS TAHUN 2012JUKNIS SPJ-BOS TAHUN 2012
JUKNIS SPJ-BOS TAHUN 2012
 
PRESENTASI SOSIALISASI SPJ - BOS 2012
PRESENTASI SOSIALISASI SPJ - BOS 2012PRESENTASI SOSIALISASI SPJ - BOS 2012
PRESENTASI SOSIALISASI SPJ - BOS 2012
 
TANYA JAWAB UN 2012
TANYA JAWAB UN 2012TANYA JAWAB UN 2012
TANYA JAWAB UN 2012
 
KRITERIA KELULUSAN UJIAN NASIONAL
KRITERIA KELULUSAN UJIAN NASIONALKRITERIA KELULUSAN UJIAN NASIONAL
KRITERIA KELULUSAN UJIAN NASIONAL
 
KISI-KISI SOAL UJIAN NASIONAL SD/MI TAHUN 2012
KISI-KISI SOAL UJIAN NASIONAL SD/MI TAHUN 2012KISI-KISI SOAL UJIAN NASIONAL SD/MI TAHUN 2012
KISI-KISI SOAL UJIAN NASIONAL SD/MI TAHUN 2012
 
SOSIALISASI UJIAN NASIONAL 2012
SOSIALISASI UJIAN NASIONAL 2012SOSIALISASI UJIAN NASIONAL 2012
SOSIALISASI UJIAN NASIONAL 2012
 
POS UJIAN NASIONAL TAHUN 2011-2012
POS UJIAN NASIONAL TAHUN 2011-2012POS UJIAN NASIONAL TAHUN 2011-2012
POS UJIAN NASIONAL TAHUN 2011-2012
 
KTI dalam PENGEMBANGAN PROFESI GURU
KTI dalam PENGEMBANGAN PROFESI GURUKTI dalam PENGEMBANGAN PROFESI GURU
KTI dalam PENGEMBANGAN PROFESI GURU
 
PERMASALAHAN KTI GURU
PERMASALAHAN KTI GURUPERMASALAHAN KTI GURU
PERMASALAHAN KTI GURU
 
PERHITUNGAN ANGKA KREDIT PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH
PERHITUNGAN ANGKA KREDIT PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAHPERHITUNGAN ANGKA KREDIT PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH
PERHITUNGAN ANGKA KREDIT PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH
 
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAH
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAHIMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAH
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAH
 
LAPORAN PELAKSANAAN PKPS
LAPORAN PELAKSANAAN PKPSLAPORAN PELAKSANAAN PKPS
LAPORAN PELAKSANAAN PKPS
 
PKPS - PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN PROFESIONAL GURU DAN ATAU KEPALA SEKOLAH
PKPS - PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN PROFESIONAL GURU DAN ATAU KEPALA SEKOLAHPKPS - PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN PROFESIONAL GURU DAN ATAU KEPALA SEKOLAH
PKPS - PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN PROFESIONAL GURU DAN ATAU KEPALA SEKOLAH
 
PKPS - EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASANPKPS - EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN
 
PKPS - PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASANPKPS - PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN
 
PKPS - PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASANPKPS - PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASAN
 
PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH (PKPS)
PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH (PKPS)PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH (PKPS)
PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH (PKPS)
 
GAMBARAN UMUM PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH
GAMBARAN UMUM PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH GAMBARAN UMUM PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH
GAMBARAN UMUM PENILAIAN KINERJA PENGAWAS SEKOLAH
 
KARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAH
KARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAHKARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAH
KARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAH
 

Recently uploaded

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxshafiraramadhani9
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 

Vektor

  • 1.
  • 2. KATA PEKATA PEKATA PEKATA PENNNNGANTARGANTARGANTARGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-Nya, bahan ajar ini dapat diselesaikan dengan baik. Bahan ajar ini digunakan pada Diklat Guru Pengembang Matematika SMK Jenjang Dasar Tahun 2009, pola 120 jam yang diselenggarakan oleh PPPPTK Matematika Yogyakarta. Bahan ajar ini diharapkan dapat menjadi salah satu rujukan dalam usaha peningkatan mutu pengelolaan pembelajaran matematika di sekolah serta dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat di dalam maupun di luar kegiatan diklat. Diharapkan dengan mempelajari bahan ajar ini, peserta diklat dapat menambah wawasan dan pengetahuan sehingga dapat mengadakan refleksi sejauh mana pemahaman terhadap mata diklat yang sedang/telah diikuti. Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam proses penyusunan bahan ajar ini. Kepada para pemerhati dan pelaku pendidikan, kami berharap bahan ajar ini dapat dimanfaatkan dengan baik guna peningkatan mutu pembelajaran matematika di negeri ini. Demi perbaikan bahan ajar ini, kami mengharapkan adanya saran untuk penyempurnaan bahan ajar ini di masa yang akan datang. Saran dapat disampaikan kepada kami di PPPPTK Matematika dengan alamat: Jl. Kaliurang KM. 6, Sambisari, Condongcatur, Depok, Sleman, DIY, Kotak Pos 31 YK-BS Yogyakarta 55281. Telepon (0274) 881717, 885725, Fax. (0274) 885752. email: p4tkmatematika@yahoo.com Sleman, 11 Mei 2009 Kepala, Kasman Sulyono NIP. 130352806
  • 3. i DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar ................................................................................. i Daftar Isi.............................................................................................. ii Peta Kompetensi dan Bahan Ajar ...................................................... iii Skenario Pembelajaran ...................................................................... iii Bab I Pendahuluan A Latar Belakang ....................................................................... 1 B. Tujuan ................................................................................... 1 C.. Ruang Lingkup...................................................................... 1 Bab II Vektor A. Pengertian Vektor .................................................................. 2 B. Ruang Lingkup Vektor............................................................ 4 1. Vektor di dalam Ruang Dimensi Dua................................ 4 2. Vektor di dalam Ruang Dimensi Tiga ............................... 5 C. Operasi Vektor ....................................................................... 6 1. Penjumlahan Vektor.......................................................... 6 2. Selisih Dua Vektor............................................................. 10 3. Perkalian Vektor dengan Skalar ....................................... 11 4. Rumus Pembagian pada Vektor ...................................... 12 5. Perkalian Titik ( Dot Product )........................................... 13 6. Perkalian Silang ( Cross Product ).................................... 15 D. Contoh Aplikasi Vektor........................................................... 16 E. Latihan.................................................................................... 17 Bab III Penutup .................................................................................. 19 Daftar Pustaka……………………..……….. ........................................ 20
  • 4. ii PETA KOMPETENSI DAN BAHAN AJAR No Kompetensi / Sub kompetensi Indikator Materi Pembelajaran 1. Kompetensi : Mampu memfasilitasi siswa dalam memecahkan masalah berkaitan dengan konsep vektor Subkompetensi: Mengembangkan keterampilan siswa dalam: • menerapkan konsep vektor pada bidang datar • menerapkan konsep vektor pada bangun ruang. • Mampu mengembangkan dari kehidupan nyata sehari-hari, menjelaskan dan memberikan contoh mengenai konsep vektor pada bidang. • Mampu mengembangkan dari kehidupan nyata sehari-hari, menjelaskan dan memberikan contoh mengenai konsep vektor dalam ruang • Beberapa pengertian yang terkait vektor (seperti: vektor, modulus, vektor satuan, vektor posisi) • Operasi vektor • Penerapan vektor pada program keahlian SKENARIO PEMBELAJARAN 1. Pada awal pertemuan di lakukan kegiatan identifikasi permasalahan pembelajaran pada materi vektor yang dihadapi oleh guru selama di kelas. 2. Dari identifikasi permasalahan pembelajaran tersebut dijelaskan dengan ceramah, tanya jawab dan curah pendapat sehingga permasalahan vektor dapat dipecahkan 3. Peserta bekerja dalam kelompok program keahlian yang terdiri dari 5-6 orang dan mendiskusikan dan menganalisis materi dan latihan pada modul serta memberikan contoh penerapan sesuai program keahliannya.
  • 5. 1 Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Di dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar kata-kata seperti suhu, gaya, panjang, percepatan, pergeseran dan sebagainya. Apabila diperhatikan besaran yang menyatakan besarnya kuantitas dari kata-kata tersebut ada perbedaanya yaitu ada yang hanya menunjukkan nilai saja, tetapi ada yang menunjukkan nilai dan arahnya. Besaran itu sering disebut skalar dan vektor. Setiap besaran skalar seperti panjang, suhu dan sebagainya selalu dikaitkan dengan suatu bilangan yang merupakan nilai dari besaran itu. Sedangkan untuk besaran vektor seperti gaya, percepatan, pergeseran dan sebagainya, disamping mempunyai nilai juga mempunyai arah. Jadi vektor adalah suatu besaran yang mempunyai nillai (besar/norm) dan arah. Vektor ini merupakan materi yang harus dikuasai oleh siswa SMK kelompok tehnik. Oleh karena itu guru matematika SMK perlu memahami pembelajaran vektor di sekolahnya. B. Tujuan Setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) peserta diharapkan mampu menjelaskan dan memberi contoh: 1. pengertian vektor berdasarkan ruang lingkupnya. 2. operasi vektor didalam ruang dimensi dua dan tiga. 3. menyelesaikan soal vektor yang berkaitan dalam bidang keahlian. C. Ruang Lingkup Bahan ajar vektor dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi guru matematika SMK dalam menjelaskan konsep-konsep dasar materi/pokok bahasan matematika yang akan diajarkan kepada siswa. Hal-hal yang akan dibahas meliputi: Pengertian Vektor, Ruang Lingkup Vektor, Operasi Vektor dan Aplikasi Vektor pada Bidang Keahlian.
  • 6. 2 Bab II VEKTOR A. Pengertian Vektor Dalam matematika vektor digambarkan sebagai ruas garis berarah. Arahnya dari titik pangkal menuju titik ujung, sedangkan jarak dari titik pangkal ke titik ujung disebut panjang vektor. Untuk menyatakan sebuah vektor biasanya digunakan notasi huruf kecil tebal atau bergaris atas atau bawah, misalnya : u atau u atau u . Vektor dapat dipandang secara geometri dan secara aljabar. Secara geometri sebuah vektor diwakili oleh sebuah ruas garis berarah dengan panjang ruas garis itu menunjukkan besar, sedangkan arahnya menunjukkan arah vektor itu. Jika ruas garis AB seperti pada gambar 1(a) adalah sebuah vektor v dengan titik A disebut titik pangkal (initial point) dan titik B disebut titik ujung (terminal point) maka kita dapat menuliskan v = AB Vektor-vektor yang mempunyai panjang yang sama dan arah yang sama dinamakan ekivalen, maka vektor yang ekivalen dianggap sama walaupun vektor-vektor tersebut mungkin diletakkan didalam kedudukan yang berbeda seperti pada gambar 1 (b) berikut: ( a ) Vekor AB ( b ) Vektor-vektor yang ekivalen Gambar 1 Ukuran (panjang) atau norm suatu vektor v ditulis dengan notasi v . A B
  • 7. 3 Vektor yang panjangnya sama dengan satu satuan panjang disebut vektor satuan. Sehingga vektor satuan dari suatu vektor a dirumuskan dengan a a 1 Secara aljabar, vektor dalam dimensi dua (R2 ) adalah pasangan terurut dari bilangan real [x, y], dengan x dan y adalah komponen-komponen vektor tersebut dan dalam dimensi tiga (R3 ) vektor adalah pasangan terurut dari bilangan real [x, y, z], dengan x, y dan z adalah komponen-komponen vektor tersebut. Sehingga didalam bidang kartesius suatu vektor dapat dinyatakan dengan pasangan bilangan berurutan, misalnya diberikan sebuah titik A(x1,y1) maka didapatkan ruas garis berarah dari titik pusat sumbu O(0,0) ke titik A yaitu OA . Bentuk ruas garis berarah OA disebut sebagai vektor posisi dari titik A, sehingga didapatkan OA = (x1,y1) = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ 1 1 y x ; dengan x1 dan y1 merupakan komponen vektor . Dengan demikian suatu vektor yang bertitik pangkal O dengan titik ujung suatu titik yang diketahui disebut vektor posisi. Koordinat titik yang diketahui itu merupakan komponen-komponen vektor posisinya. Perhatikan gambar berikut : Vektor u dapat dituliskan : u = AB = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − − AB AB yy xx dengan ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ = A A y x OA dan ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ = B B y x OB disebut komponen vektor Gambar 2 Sehingga vektor u pada gambar 2 diatas dapat dinyatakan: A(xA,yA) X Y u O B(xB,yB)
  • 8. 4 u = AB = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − − AB AB yy xx = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − − 25 16 = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ 3 5 Sedangkan ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ = 2 1 OA disebut vektor posisi titik A dan ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ = 5 6 OB disebut vektor posisi titik B. Panjang vektor u adalah 3492535 22 =+=+=u B. Ruang Lingkup Vektor Seperti dalam geometri yang diajarkan di SMK yaitu geometri datar dan geometri ruang, maka vektor yang akan dibicarakan meliputi : 1. Vektor di dalam Ruang Dimensi Dua ( R2 ) Untuk memudahkan menjelaskan vektor kepada siswa maka pada bidang dibuat sebuah sistem koordinat kartesius, sehingga setiap vektor yang sejajar bidang koordinat diwakili oleh vektor yang besar dan arahnya sama dan terletak pada bidang tersebut. Vektor-vektor yang sejajar dengan suatu bidang datar dinamakan vektor-vektor koplanar. Dan untuk menyatakan vektor yang lain pada bidang kartesius, digunakan vektor satuan, sehingga jika A(x,y) serta i dan j masing-masing vektor pada arah positif pada sumbu x dan y. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 3 berikut: Suatu vektor a dalam koordinat kartesius tersebut dapat dinyatakan : a = OA = (x,y) = ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ y x = x i + y j Panjang vektor a adalah 22 yx + dan besarnya tg α = x y Gambar 3. X α O j a i A(x,y) Y
  • 9. 5 Sedangkan i adalah vektor satuan pada sumbu X dan j merupakan vektor satuan pada sumbu Y, maka vektor ini dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dalam vektor i dan j atau bentuk komponennya yaitu : i = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ 0 1 dan j = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ 1 0 Contoh: Vektor OA pada gambar berikut dapat dinyatakan Vektor a = OA = 5 I + 3 j ( kombinasi linier dari i dan j ) atau vektor a = OA = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ 3 5 ( bentuk komponen ) Gambar 4 2. Vektor di dalam Ruang Dimensi Tiga ( R3 ) Untuk menentukan kedudukan atau letak titik di dalam ruang dapat digunakan sistem koordinat dengan sumbu X, Y dan Z dengan masing- masing sumbu saling tegak lurus dan berpotongan di sebuah titik O, Sebuah titik P dalam ruang disajikan dalam pasangan berurutan (x,y,z) dengan salib sumbu kartesius digunakan aturan tangan kanan seperti pada gambar 5 berikut : Jarak P sampai bidang YOZ adalah x atau PP1 = xp Jarak P sampai bidang XOZ adalah y atau PP2 = yp Jarak P sampai bidang XOY adalah z atau PP3 = zp Gambar 5 X O 3 a 5 A(5,3) Y O zp k j i P3 P2 Z P1 X Y xp yp P(x,y,z)
  • 10. 6 Dengan demikian vektor posisi P adalah OP dinyatakan dengan bentuk sebagai berikut : OP = x i + y j + z k jika i, j dan k merupakan vektor satuan dalam koordinat ruang. ( i: vektor satuan pada sumbu X; j: vektor satuan pada sumbu Y dan k; vektor satuan pada sumbu Z ) atau ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ = z y x OP Besar ( panjang / norm ) vektor OP tersebut adalah 222 zyxOP ++= . Sebagai contoh, misalkan sebuah titik A (3,2,4), maka vektor posisi titik A adalah OA atau a dapat dinyatakan dengan : a = OA = 3 i + 2 j + 4 k atau a = OA = ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ 4 2 3 C. Operasi Vektor 1. Penjumlahan Vektor Dua buah vektor a dan b dapat dijumlahkan yang hasilnya a + b dengan cara sebagai berikut : Perhatikan gambar 6 berikut : Gambar 6 Dua vektor pada gambar 6 diatas dapat dijumlahkan dengan dua cara yaitu : a b
  • 11. 7 a). aturan segitiga vektor, yaitu pangkal b digeser ke ujung a sehingga: Gambar 7 b). aturan jajaran genjang, yaitu pangkal b digeser ke pangkal a, kemudian dilukis jajaran genjang, sehingga: Gambar 8 Jika kedua vektor mengapit sudut tertentu maka besarnya jumlah dua vektor tersebut dapat dicari dengan menggunakan rumus aturan cosinus seperti pada trigonometri yaitu: Gambar 9 Maka didapat : ( a + b )2 = a2 + b2 –2ab Cos (1800 - α ) = a2 + b2 + 2ab Cos α Jadi a + b = αCos222 abba ++ Sehingga jika α = 900 maka Cos α= 0 maka a + b = 22 ba + Jika vektor disajikan dalam bentuk komponen (secara aljabar) maka hasil penjumlahan vektornya adalah sebuah vektor yang komponennya merupakan hasil penjumlahan komponen-komponen vektor penyusunnya. a + b b a a + bb a a + b b a bα 1800 - α
  • 12. 8 Contoh: Jika p = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − 3 2 dan q = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ 2 4 , maka p + q = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ +− + 23 42 = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ −1 6 Jika p = 2i + 4j dan q = –3i – 2j, maka p + q = (2 – 3)i +(4–2)j = –i + 2j Sifat penjumlahan vektor: Jika a, b dan c adalah suatu vektor maka: 1) a + b = b + a sifat komulatif 2) ( a + b ) + c = a + ( b + c ) sifat asosiatif 3) Setiap vektor mempunyai elemen identitas, yaitu vektor nol sehingga a + 0 = a + 0 4) Setiap vektor mempunyai invers (yaitu vektor negatif) sehingga a + (- a) = 0 Dua vektor yang sama besar dan arahnya berlawanan dinamakan dua vektor yang berlawanan Contoh: 1) Buktikan bahwa sudut yang menghadap busur setengah lingkaran adalah sudut siku-siku. Bukti: Perhatikan gambar berikut : Gambar 10 Kita tunjukkan bahwa vektor AB tegak lurus pada vektor BC dengan memisalkan O sebagai pusat dari setengah lingkaran maka: AB . BC = )).(( OCBOOBOA ++ = )).(( OCOBOBOC +−+ = OBOBOCOC .. − = 22 OBOC − = O ( terbukti ) A O B C
  • 13. 9 karena OC dan OB mempunyai panjang yang sama. 2) Diketahui vektor : a = ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛− 3 2 1 ; b = ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − − 2 1 2 dan c = ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − − 3 2 1 Tentukan x jika : a) x = a + b b) x + a = c Penyelesaian : a). x = a + b = ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛− 3 2 1 + ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − − 2 1 2 = ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ 1 1 1 b). x + a = c ⇒ x = c - a = ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − − 3 2 1 - ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛− 3 2 1 = ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − 0 4 0 3) Ditentukan titik-titik P(2,7,8) dan Q(-1,1,-1). Tentukanlah dalam bentuk komponen vektor yang diwakili oleh PR apabila R adalah titik pada PQ sehingga PR = 3 1 PQ dan berapa koordinat R. Penyelesaian : PQ = q – p = ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − − − = ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − − 9 6 3 8 7 2 1 1 1
  • 14. 10 Karena PR = 3 1 PQ sehingga komponen vector yang diwakili oleh PR = 3 1 ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − − − 9 6 3 = ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − − − 3 2 1 Misal koordinat titik R adalh (x,y,z) maka: PR = r – p ⇒ ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − − − 3 2 1 = ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ z y x - ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ 8 7 2 ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ z y x = ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − − − 3 2 1 + ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ 8 7 2 = ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ 5 5 1 Jadi koordinat R (1,5,5) 2. Selisih Dua Vektor Selisih dua vektor a dan b, dinyatakan sebagai a - b dapat dipandang sebagai penjumlahan vektor a dengan invers vektor b atau -b ditulis a – b = a + (- b) digambarkan sebagai berikut: Gambar 11 Contoh: Diketahui dua titik P(-1,4,3) dan titik Q(2,1,-3) Tentukan vektor PQ Penyelesaian : PQ = OPOQ − a b a - b a - b a b - b a -b
  • 15. 11 = ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − −= ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛− − ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − 6 3 3 3 4 1 3 1 2 3. Perkalian Vektor dengan Skalar Jika a suatu vektor dan k adalah skalar (bilangan nyata) maka perkalian vektor a dengan skalar k ditulis ka atau ak merupakan vektor yang panjangnya k a dan mempunyai arah yang sama dengan a, sedangkan - ka adalah vektor yang panjangnya k a tetapi berlawanan arah dengan a. Dengan kata lain didefinisikan : Sebagai contoh dapat digambarkan : Gambar 12 Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa: a). Jika ada 2 vektor yang sejajar, maka yang satu dapat dinyatakan sebagai hasil perbanyakan vektor yang lain dengan skalar. b). Untuk membuktikan dua vektor sejajar cukup membuktikan salah satu vektor merupakan kelipatan vektor yang lain dalam bentuk komponen. Contoh: Misalkan p = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − 2 4 , maka | p | = 5220)2(4 22 ==−+ , sehingga: ak = a + a + a +….+ a sebanyak k suku a 3a -2a
  • 16. 12 3p = 3 ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − 2 4 = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − 6 12 dan | 3p | = 56180)6(12 22 ==−+ – 2 1 p = – 2 1 ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − 2 4 = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛− 1 2 dan | – 2 1 p | = 51)2( 22 =+− Misalkan r = ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − 1 2 2 , maka | r | = 91)2(2 222 =+−+ = 3, sehingga –4r = 4 ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − 1 2 2 = ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − − 4 8 8 , dan | 4r | = 144)4(8)8( 222 =−++− = 12 2 1 r = 2 1 ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − 1 2 2 = ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − 2 1 1 1 , dan | 2 1 r | = 2 1 4 12 2 12 12)()1(1 ==+−+ 4. Rumus Pembagian pada Vektor Pembagian Ruas Garis dalam Perbandingan m : n Sebuah titik P membagi ruas garis AB dalam perbandingan m : n bila AP : PB = m : n. P dikatakan membagi di dalam jika AP dan PB mempunyai arah sama serta m dan n mempunyai tanda yang sama. Titik P dikatakan membagi di luar jika AP dan PB mempunyai arah berlawanan serta m dan n mempunyai tanda yang berlawanan. → AP : PB = 2 : 1 → AP : AB = 2 : 3 → AP : PB = 3 : –1 → AP : AB = 3 : 2 → AP : PB = m : n A P B A B P A P B m n
  • 17. 13 Rumus Pembagian: a). Dalam Bentuk Vektor p = m n m n + + b a Jika P adalah titik tengah AB maka nilai perbandingan m : n adalah 1 : 1, sehingga diperoleh: p = 1 2 (a + b) b). Dalam Bentuk Koordinat xp = nm nxm AB + +x yp = nm nymy AB + + zp = nm nzmz AB + + 5. Perkalian Titik ( Dot Product )/Perkalian Skalar Dua Vektor Hasil kali titik atau dot product antara dua buah vektor akan menghasilkan suatu skalar atau bilangan real. Perkalian titik sering disebut juga perkalian skalar dua vektor. Hasil kali skalar dua vektor a dan b didefinisikan : a.b = a b Cos θ dimana θ adalah sudut yang diapit oleh kedua vektor a dan b. Dari definisi diatas, dapat kita tentukan sifat-sifat hasil kali skalar sebagai berikut : 1). Jika a dan b merupakan dua vektor yang arahnya sama maka a.b = a b 2). Jika a dan b merupakan dua vektor yang berlawanan arah maka a.b = - a b 3). Jika a dan b merupakan dua vektor yang tegak lurus maka a.b=0 4). Jika a dan b merupakan dua vektor dan a.b > 0 maka sudut antara dua vektor tersebut adalah sudut lancip 5). Jika a dan b merupakan dua vektor dan a.b < 0 maka sudut antara dua vektor tersebut adalah sudut tumpul 6). Sifat komutatif yaitu a.b = b.a 7). Sifat distributif yaitu a.( b + c ) = a.b + a.c O a b A B Pn m p
  • 18. 14 Apabila vektor a dan b yang dinyatakan dalam bentuk komponen, misalnya : a = a1 i + a2 j + a3 k dan b = b1 i + b2 j + b3 k maka : a.b = ( a1 i + a2 j + a3 k ). ( b1 i + b2 j + b3 k ). Dengan menggunakan sifat distributif dan hasil kali skalar dua vektor yang saling tegak lurus dan searah maka : i . i = i2 = 1 ; j . j = j2 = 1 dan k . k = k2 = 1 i . j = 0 ; j . k = 0 dan k . i = 0 Dengan demikian, kita peroleh rumus hasil kali skalar dua vektor yaitu : untuk vektor a = a1 i + a2 j + a3 k dan b = b1 i + b2 j + b3 k maka : a.b = a1 b1 + a2 b2 + a3 b3 ( bukti diserahkan kepada peserta diklat ) Contoh: 1). Hitunglah perkalian skalar antara: kjia 532 ++= dan kjib ++= Penyelesaian: a .b = 2.1 + 3.1 + 5.1 = 2 + 3 + 5 = 10 2). Diketahui vektor-vektor sebagai berikut: ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ = 4 2 1 a ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ = 0 4 5 b Tentukan hasil kali skalar dua vektor tersebut Penyelesaian: a .b = 1.5 + 2.4 + 4.0 = 5 + 8 =13 Dari rumus perkalian dua vektor a.b = a b Cos θ maka besar sudut antara vektor a dan vektor b dapat ditentukan, yaitu: 2 3 2 2 2 1 .2 3 2 2 2 1 3 . 32 . 21 . 1 . .a cos bbbaaa bababa ba b ++++ ++ ==θ
  • 19. 15 6. Perkalian Silang ( Cross Product ) Perkalian silang sering disebut juga perkalian vektor antara dua vektor. Perkalian vektor antara vektor a dan b didefinisikan sebagai vektor yang mempunyai besar a b Sin θ , dengan θ adalah sudut yang diapit oleh kedua vektor. Arah vektor hasil kalinya adalah tegak lurus vektor a dan b serta vektor a , b dan ax b dalam urutan membentuk system tangan kanan, sehingga dapat digambarkan : Perhatikan bahwa : bax = a b Sin θ bxa = -(ax b) Jika θ = 00 maka bax = 0 Jika θ =900 maka bax = a b Secara geometri, norm perkalian antara dua vektor merupakan luas bangun segi empat yang dibentuk oleh kedua vektor tersebut. Sifat ini dapat diturunkan dari persamaan Lagrange. bax 2 = a 2 b 2 – (a.b)2 Apabila vektor dinyatakan dalam bentuk vektor satuan i, j dan k Misalnya : a = a1 i + a2 j + a3 k dan b = b1 i + b2 j + b3 k Karena i x i = 1.1 Sin 00 = 0 analog sehingga : ixi = jxj = kxk = 0 Juga i x j = 1.1 Sin 900 = 1 dalam arah OZ yaitu i x j = k sehingga i x j = k ; j x k = i dan k x i = j Maka : axb = ( a1 i + a2 j + a3 k )x ( b1 i + b2 j + b3 k ). Dengan sifat diatas dan hukum distributive dapat dijabarkan menjadi : axb = ( a2b3 –a3b2) i – (a1b3 –a3b1) j + (a1b2 – a2b1) k . Dan apabila ditulis dalam bentuk determinan matriks, maka kita dapatkan rumus sebagai berikut : axb = 321 321 bbb aaa kji b θ axb a bxa
  • 20. 16 Contoh : Diketahui vektor p = 2i + 4j + 3k dan q = i + 5j - 2k. Tentukan pxq Penyelesaian : pxq = 251 342 − kji = 25 34 − i - 21 32 − j + 51 42 k = ( -8-15) i - ( -4-3) j + (10-4) k = -22 i + 7 j + 6 k D. Contoh Aplikasi Vektor Perhatikan contoh soal berikut ini : Andaikan sebuah benda yang beratnya (W) adalah 304 N diangkat dengan rantai seperti pada gambar. Jika panjang a = b = 2,5 m. dan panjang benda L = 2 m. Tentukan gaya yang terjadi pada rantai a atau b ! Penyelesaian : Sin α = 5,2 1 = 0,4 ⇒ α = 260 12l Maka : W2 = a2 + b2 + 2ab Cos 2α 3042 = a2 + b2 + 2ab Cos 520 24l = a2 + a2 + 2aa Cos 520 24l = 2a2 + 2a2 + Cos 520 24l = a2 ( 2 + 2. 0,68 ) Sehingga a2 = 36,3 3042 = 27504,762 . Jadi a adalah 165,85 N W L a b W αa b=2,5 m 1 m W
  • 21. 17 E. Latihan 1). Sebutkan empat buah besaran skalar ! 2). Sebutkan empat buah besaran vektor ! 3). Nyatakan vektor AB pada gambar dalam bentuk komponen (matriks) 4). Buktikan bahwa jika a, b dan c adalah panjang sisi-sisi sebuah segitiga dan α adalah sudut yang berhadapan dengan sisi dengan panjang a, maka αcos2222 bccba −+= . 5). Tentukan komponen vektor AB jika titik A(2,4,3) dan B(1,-5,2), kemudian tulislah vektor AB dalam satuan i, j dan k. 6). Tunjukkan bahwa vektor yang melalui titik-titik (2,2,3) dan (4,3,2) sejajar dengan vektor-vektor yang melalui titik (5,3,-2) dan (9,5,-4). 7). Diketahui titik A (2,3,4) dan titik B (9,-11,18). Tentukan koordinat titik P, jika titik P membagi AB didalam dengan perbandingan 5:2. 8). Diketahui dua buah vector yang dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut : kjia 23 ++= dan kjib 42 −−= Tentukan: a). Panjang vektor a atau a b). Vektor satuan b c). Panjang proyeksi a pada b d). Vektor proyeksi b pada a e). Perkalian titik antara dua vektor a dan b ( a . b ) f). Perkalian silang antara dua vektor a dan b ( a x b ) 1 B 2 4 3 A
  • 22. 18 9). Diketahui titik A (-1,1,2) dan B (-2,-1,1) a). Hitunglah a dan b b). Hitung besar sudut AOB c). Tunjukkan bahwa AOB∆ sama sisi 10). Sebatang baja W diangkat oleh rantai seperti pada gambar. Jika diketahui W = 2000 N, L = 1,5 m dan gaya yang terjadi pada rantai a dan b adalah 1500 N. Hitunglah panjang rantai a W L α a b
  • 23. 19 Bab III Penutup Bahan ajar ini membahas konsep vektor secara umum. Konsep vektor diberikan pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kelompok tehnik dan belum memberikan contoh-contoh dari semua program keahlian yang ada di kelompok tehnik tersebut tetapi hanya sebagian. Pada akhir pembahasan diberikan soal latihan dan apabila ada kesulitan dalam menjawab soal latihan dapat didiskusikan dengan peserta lain. Agar peserta diklat dapat lebih memahami konsep vektor dalam masalah ketehnikan yang sesuai dengan program keahlian yang diajarkan di sekolah, disarankan peserta mendiskusikan dengan peserta lain untuk mengembangkan dan memberikan contoh-contohnya.
  • 24. 20 Daftar Pustaka E.T. Ruseffendi, 1989, Dasar – dasar Matematika Modern dan Komputer untuk Guru, Bandung, Tarsito Markaban dkk, 2007, Matematika SMK/MAK Kelas XI, Klaten, Saka Mitra Kompetensi P.T Macanan Jaya Cemerlang PAUL CALTER, 1979, Theory and Problems of Technical Mathematics, Schaum’s outline, Mc-GRAW.HILL BOOK COMPANY ST. NEGORO – B. HARAHAP, 1985, Ensiklopedia Matematika, Jakarta, Ghalia Indonesia. WIYOTO, WAGIRIN, 1996, Matematika Tehnik Jilid 2a, Bandung : Angkasa NOORMANDIRI B.K, ENDAR SUCIPTA, 2000, Matematika SMU untuk Klas 3 Program IPA, Jakarta : Erlangga