SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
BAB I
                               PENDAHULUAN


   A. Latar Belakang
        Peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan
dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman yang semakin
global.Peningkatan sumber daya manusia ini juga berpengaruh terhadap dunia
pendidikan.Pendidikan yang merupakan ujung tombak dalam pengembangan
sumber daya manusia harus bisa berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan
juga kuantitas. Upaya pengembangan pendidikan tersebut harus sesuai dengan
proses pengajaran yang tepat agar anak didik dapat menerima pelajaran dengan
baik.
        Proses pengajaran akan lebih hidup dan menjalin kerjasama diantara siswa,
maka proses pembelajaran dengan paradigma lama harus diubah dengan
paradigma baru yang dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam berpikir, arah
pembelajaran yang lebih kompleks tidak hanya satu arah sehingga proses belajar
mengajar akan dapat meningkatkan kerjasama diantara siswa dengan guru dan
siswa dengan siswa, maka dengan demikian siswa yang kurang akan dibantu oleh
siswa yang lebih pintar sehingga proses pembelajaran lebih hidup dan hasilnya
lebih baik.
        Dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari berbagai variabel pokok
yang saling berkaitan yaitu kurikulum, guru/pendidik, pembelajaran,
peserta.Dimana semua komponen ini bertujuan untuk kepentingan
peserta.Berdasarkan hal tersebut pendidik dituntut harus mampu menggunakan
berbagai pendekatan pembelajaran agar peserta didik dapat melakukan kegiatan
belajar dengan menyenangkan.Hal ini dilatar belakangi bahwa peserta didik bukan
hanya sebagai objek tetapi juga merupakan subjek dalam pembelajaran.Peserta
didik harus disiapkan sejak awal untuk mampu bersosialisasi dengan
lingkungannya sehingga berbagai jenis pendekatan pembelajaran yang dapat
digunakan oleh pendidik.
        Berdasarkan pandangan diatas, maka permasalahan yang muncul adalah
bagaimana upaya guru untuk meningkatkan hasil balajar siswa dengan pendekatan



                                                                                  1
yang tepat.Salah satu solusinya yaitu dengan mengembangkan suatu pendekatan
pembelajaran yang membuat siswa lebih senang dan lebih termotivasi untuk
belajar.Beberapa pendekatan pembelajaran yang dianggap efisien adalah
pendekatan pembelajaran komunikatif, pendekatan pembelajaran kontekstual, dan
pendekatan pembelajaran humanistik.


   B. Rumusan Masalah
       Dari latar belakang yang telah diungkapkan, maka muncul masalah yang
akan dibahas yaitu: Apakah konsep dasar pembelajaran individual itu?


   C. Tujuan
       Tujuan dari makalah ini yaitu mendeskripsikan konsep dasar pembelajaran
individual.




                                                                              2
BAB II
                                PEMBAHASAN


KONSEP DASAR PEMBELAJARAN INDIVIDUAL
A. Pengertian pembelajaran individual
       Istilah pembelajaran individual atau pembelajaran perseorangan
(Individual Instruction) merupakan suatu siasat (strategi) untuk mengatur kegiatan
belajar mengajar sedemikian rupa sehingga setiap siswa memperoleh perhatian
lebih banyak daripada yang dapat diberikan dalam rangka pengelolaan kegiatan
belajar mengajar dalam kelompok siswa yang besar. Menurut Duane (dalam
Mbulu, 2001:1) pembelajaran individual merupakan suatu cara pengaturan
program belajar dalam setiap mata pelajaran, disusun dalam suatu cara tertentu
yang disediakan bagi tiap siswa agar dapat memacu kecepatan belajarnya dibawah
bimbingan guru. Pengajaran individual dapat mencakup cara-cara pengaturan
sebagai berikut:


Rencana studi mandiri (Independent Study Plans)
       Guru dan siswa bersama-sama mengadakan perjanjian mengenai materi
pelajaran yang akan dipelajari dan apa tujuannya. Para siswa mengatur belajarnya
sendiri dan diberikan kesempatan untuk berkonsultasi secara berkala kepada guru
untuk memperoleh pengarahan atau bantuan dalam menghadapi tes dan
menyelesaikan tugas-tugas perseorangan.


Studi yang dikelola sendiri (Self Directed Study)
       Siswa diberi sejumlah daftar tujuan yang harus dicapai serta materi
pelajaran yang harus dipelajari untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan
dilengkapi dengan daftar kepustakaan. Pada waktu-waktu tertentu siswa
menempuh tes dan dinyatakan lulus apabila telah memenuhi criteria yang
ditetapkan.




                                                                                  3
Program belajar yang berpusat pada siswa (Learner Centered Program)
       Dalam batas-batas tertentu siswa diperbolehkan menentukan sendiri materi
yang akan dipelajari dan dalam urutan yang bagaimana. Setelah siswa menguasai
kemampuan-kemampuan pokok dan esensial, mereka diberi kesempatan untuk
belajar program pengayaan.


Belajar menurut kecepatan sendiri (Self Pacing)
       Siswa mempelajari materi pelajaran tertentu untuk mencapai tujuan
pembelajaran khusus yang telah ditetapkan oleh guru. Semua siswa harus
mencapai tujuan pembelajaran khusus yang sama namun mereka mengatur sendiri
laju kemajuan belajarnya dalam mempelajari materi pelajaran tersebut.


Pembelajaran yang ditentukan oleh siswa sendiri (Student
DeterminedInstruction)
       Pengaturan pembelajaran tersebut menyangkut penentuan tujuan
pembelajaran (umum dan khusus), pilihan media pembelajaran dan nara sumber,
penentuan lokasi waktu untuk mempelajari berbagai topic, penentuan laju
kemajuannya sendiri, mengevaluasi sendiri pencapaian tujuan pembelajaran, dan
kebebasan untuk memprioritaskan materi pelajaran tertentu.


Pembelajaran Sesuai Diri (Individual Instruction)
       Strategi pembelajaran ini mencakup enam unsur dasar yaitu (a) kerangka
waktu yang luwes, (b) adanya tes diagnostik yang diikuti pembelajaran perbaikan
(memperbaiki kesalahan yang dibuat siswa atau memberi kesempatan kepada
siswa untuk melangkah bagian materi pelajaran yang telah dikuasainya), (c)
pemberian kesempatan kepada siswa untuk memilih bahan belajar yang sesuai, (d)
penilaian kemajuan belajar siswa dengan menggunakan bentuk-bentuk penilaian
yang dapat dipilih dan penyediaan waktu mengerjakan yang luwes, (e) pemilihan
lokasi belajar yang bebas, dan (f) adanya bentuk-bentuk kegiatan belajar
bervariasi yang dapat dipilih.


Pembelajaran perseorangan tertuntun (Individually Prescribed Instruction)



                                                                                4
Sistem pembelajaran ini didasarkan pada prinsip-prinsip pembelajaran
terprogram.Setiap siswa diarahkan pada program belajar masing-masing
berdasarkan rencana kegiatan belajar yang telah disiapkan oleh guru atau guru
bersama siswa berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan
dirumuskan secara operasional. Rencana kegiatan i ni berkaitan dengan materi
pelajaran yang harus dipelajari atau kegiatan yang harus dilakukan siswa.


B. Latar belakang timbulnya pengajaran individual
       Latar belakang timbulnya pengajaran individual diilhami oleh teori Skinner
yang dikenal dengan Reinforcement Theory pada tahun 1954.Menurut teori ini
tiap anak memiliki karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan lainnya.
Anak sejak dilahirkan memiliki sejumlah potensi namun dalam perkembangannya
dan pertumbuhannya tidak semua potensi dapat berkembang dengan baik.
Penganut teori ini berpendapat bahwa tiap-tiap anak memiliki kepribadian yang
unik.Keunikan ini terbentuk oleh perpaduan faktor keturunan (heredity), faktor
lingkungan (Environment) dan faktor diri (self).Di sekolah dalam satu kelas anak
berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda, lingkungan sosial budaya yang
berbeda, serta memiliki potensi yang berbeda pula. Agar potensi pribadi anak
dapat berkembang secara wajar (potensi jamaniah, pikir, rasa, karsa, cipta, karya
dan budi nurani) maka para ahli memikirkan, melakukan pengkajian, dan
penelitian yang terus-menerus serta menemukan pola pembelajaran yang cocok
untuk mengembangkan kemampuan potensial setiap individu anak (siswa).
       Para siswa dalam suatu kelas diharapkan dapat mengubah secara mendasar
dalam hal kemampuan mentalnya (mental ability), prestasi belajar yang dicapai
terdahulu (past achievement), kecepatan belajar (learning rate), motivasi
(motivation), minat (interest), dan gaya belajar (learning style). Apabila beragam
kemampuan belajar dan prestasi belajar dikombinasikan dengan perbedaan
individual siswa dan motivasi, minat dan gaya belajar, maka menjadi kenyataan
bahwa pembelajaran kelas regular tidak dapat diharapkan merupakan
pembelajaran yang efektif sesuai dengan kebutuhan siswa. Satu solusi terhadap
permasalahan yang ditimbulkan oleh kesenjangan perbedaan individual yang luas
di kalangan siswa yakni penggunaan criteria kemampuan secara kelompok.



                                                                                     5
Meskipun pengurangan berjalan satu dimensi (prestasi belajar)hal ini tidak
memberikan suatu pengurangan yang seimbang dengan dimensi-dimensi yang
lain. Dengan demikian tidak hanya kemampuan belajar yang diharapkan yang
dapat memberikan suatu solusi yang memuaskan bagi perbedaan individual.
Dalam teori pengurangan sejumlah bantuan yang dibutuhkan individual agar guru
dapat memberikan perhatian lebih kepada individu yang sangat membutuhkan.
Jelas bahwa pengajaran individual mencakup penyesuaian prosedur pembelajaran
dengan kebutuhan siswa, dapat menggunakan variasi bentuk pembelajaran. Latar
belakang timbulnya pengajaran individual menurut Duane (dalam Mbulu, 2001:4)
dengan sebuah ungkapan sebagai berikut.
       Tidak ada dua orang pelajar yang
       1. Memiliki tingkat prestasi belajar yang sama
       2. Me ncapai taraf prestasi belajar dengan menggunakan cara belajar yang
          sama
       3. Memecahkan masalah yang sama dengan cara yang sama pula
       4. Memiliki pola tingkah laku dan minat yang sama
       5. Dimotivasi untuk mencapai prestasi belajar pada taraf yang sama
       6. Mencapai tujuan belajar yang sama
       7. Siap untuk belajar pada waktu yang sama
       8. Mempunyai kemampuan yang sama untuk belajar
       Mendukung pendapat Duane (dalam Mbulu, 2001) mengemukakan istilah
tidak ada dua makhluk hidup yang sama (no two organism are alike)


C. Tujuan pengajaran individual
       Setiap pembaharuan di bidang metodologi pengajaran oleh para ahli yang
berkompeten selalu menetapkan tujuan yang akan dicapai baik tujuan jangka
pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Demikian pula pengajaran
individual dilaksanakan dengan tujuan:
       1. Membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar terutama kelompok
          siswa yang lamban belajar
       2. Menyesuaikan materi pelajaran dengan perbedaan individual siswa
          dalam belajar dan memperhatikan kepentingan siswa secara individual



                                                                                6
3. Meningkatkan mutu dan efektivitas proses pengajaran dan
      4. Pelaksanaan pengajaran yang disesuaikan dengan kemampuan dan
          minat individual siswa


D. Karakteristik pengajaran individual
      Perhatian utama terhadap perbedaan individual siswa dan usaha untuk
menyesuaikan pengajaran dengan perbedaan tersebut yaitu
      1. Lebih mengutamakan proses daripada mengajar (memusatkan
          perhatian pada siswa yang belajar bukan guru yang mengajar)
      2. Menyesuaikan pengajaran dengan kemampuan dan kebutuhan siswa
          sebagai individual
      3. Mengusahakan partisipasi aktif dari siswa untuk belajar secara
          individual
      4. Merumuskan tujuan yang jelas dan spesifik sehingga memudahkan
          bagi siswa untuk mencapainya
      5. Memberikan kesempatan untuk maju sesuai dengan kecepatannya
          masing-masing
      6. Menggunakan banyak feedback dari hasil evaluasi untuk membantu
          siswa yang mengalami kesulitan belajar


E. Prinsip-prinsip pengajaran individual
      Prinsip-prinsip pengajaran individual sebagai berikut
      1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan
          kecepatannya masing-masing
      2. Membuka kemungkinan bagi siswa untuk mencapai belajar tuntas
          (mastery learning) atas bahan pelajaran yang dipelajari
      3. Mendorong siswa untuk memecahkan masalah (problem solving) dan
          menggunakan pemikiran dalam memecahkan suatu masalah
      4. Mengembangkan kesanggupan berinisiatif dan mengatur diri sendiri
          dalam belajar
      5. Memupuk kebiasaan untuk menilai diri sendiri dan mempertinggi
          motivasi siswa untuk belajar



                                                                            7
6. Menentukan dengan teliti taraf pengetahuan siswa (pengetahuan
              prasyarat) sebelum diberikan tugas
      7. Mengadakan evaluasi yang sering secara individual untuk mengetahui
              dengan segera hasil yang dicapai sebagai penguatan (reinforcement)
              bagi siswa maupun guru atau untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan
              yang dilakukan oleh siswa, kekeliruan-kekeliruan yang dilakukan oleh
              guru maupun kelemahan-kelemahan tugas yang diberikan oleh guru
      8. Dilakukannya diagnosis dan diberikannya remediasi yang tepat dan
              segera
      9. Evaluasi dengan berbagai bentuk (tes dan non tes) dan jadwal yang
              luwes
      10. Pilihan berbagai bentuk pembelajaran (variasi penggunaan metode
              pembelajaran)
      11. Pengorganisasian materi pelajaran dalam suatu cara yang
              memungkinkan tiap siswa maju sesuai dengan kemampuan dan
              minatnya masing-masing (modul pembelajaran, teks pembelajaran
              terprogram, paket pembelajaran)
      12. Diberikannya bimbingan dan petunjuk instruksional kepada masing-
              masing siswa sesuai dengan kebutuhannya


F. Peran siswa dalam pembelajaran individual
       Kedudukan siswa dalam pembelajaran individual bersifat sentral.Pebelajar
merupakan pusat layanan pengajaran. Berbeda dengan pengajaran klasikal, maka
siswa memiliki keleluasaan berupa:
       (i)        keleluasaan belajar berdasarkan kemampuan sendiri,
       (ii)       kebebasan menggunakan waktu belajar, dalam hal ini siswa
                  bertanggung jawab atas semua kegiatan yang dilakukannya,
       (iii)      keleluasaan dalam mengontrol kegiatan, kecepatan, dan intensitas
                  belajar, dalam rangka mencapai tujuan belajar yang telah
                  ditetapkan,
       (iv)       siswa melakukan penilaian sendiri atas hasil belajar,
       (v)        siswa dapat mengetahui kemampuan dan hasil belajar sendiri, serta



                                                                                     8
(vi)    siswa memiliki kesempatan untuk menyusun program belajarnya
               sendiri.
       Keenam jenis kedudukan siswa tersebut berakibat pada adanya perbedaan
tanggung jawab belajar mengajar.Pada pembelajaran klasikal, tanggung jawab
guru dalam membelajarkan siswa cukup besar.Pada pembelajaran secara
individual, tanggung jawab siswa untuk belajar sendiri sangat besar.Pebelajar
bertanggung jawab penuh untuk belajar sendiri. Timbul soal berikut ; apakah
siswa telah memiliki rasa tanggung jawab untuk belajar sendiri? hal ini terkait
dengan perkembangan emansipasi diri siswa. Meskipun demikian pada tempatnya
sejak usia pendidikan dasar (6;0-15;0) siswa dididik untuk memiliki rasa tanggung
jawab dalam beajar sendiri (Monks, Knoers, Siti Rahayu Haditono, 1989).


G. Peran guru dalam pembelajaran individual
       Kedudukan guru dalam pembelajaran individual bersifat membantu.
Bantuan guru berkenaan dengan komponen pembelajaran berupa:
       (i)     perencanaan kegiatan belajar,
       (ii)    pengorganisasian kegiatan belajar,
       (iii)   penciptaan pendekatan terbuka antara guru dan siswa, dan
       (iv)    fasilitas yang mempermudah belajar.
       Dalam pengajaran klasikal pada umumnya peranan guru dalam
merencanakan kegiatan pembelajaran sangat besar. Hal ini tidak terjadi dalam
pembelajaran individual. Perenan guru dalam merencanakan kegiatan belajar
sebagai berikut:
       (i)         membantu merencanakan kegiatan belajar siswa; dengan
                   musyawarah guru membantu siswa menetapkan tujuan belajar,
                   membuat program belajar sesuai kemampuan siswa,
       (ii)        membicarakan pelaksanaan belajar, mengemukakan criteria
                   keberhasilan belajar, menentukan waktu dan kondisi belajar,
       (iii)       berperan sebagai penasihat atau pembimbing, dan
       (iv)        membantu siswa dalam penilaian hasil belajar dan kemajuan
                   sendiri. sebagai ilustrasi, guru membantu memilih program




                                                                                  9
belajar dengan suatu modul. (Tjipto Utomo & Kees, Ruijter,
                     1990: 69-83.)
       Peranan guru dalam pengorganisasian kegiatan belajar adalah mengatur
dan memonitor kegiatan belajar sejak awal sampai akhir. Peranan guru sebagai
berikut:
       (i)           memberikan orientasi umum sehubungan dengan belajar topic
                     tertentu,
       (ii)          membuat variasi kegiatan belajar agar tidak terjadi kebosanan,
       (iii)         mengkoordinasikan kegiatan dengan memperhatikan kemajuan,
                     materi, media, dan sumber,
       (iv)          membagi perhatian pada sejumlah pebelajar, menurut tugas dan
                     kebutuhan pebelajar,
       (v)           memberikan balikan terhadap setiap pebelajar, dan
       (vi)          mengakhiri kegiatan belajar dalam suatu unjuk hasil belajar
                     berupa laporan atau pameran hasil kerja; unjuk kerja hasil
                     belajar tersebut umumnya diakhiri dengan evaluasi kemajuan
                     belajar.
               Peranan guru dalam penciptaan hubungan terbuka dengan siswa
   bertujuan menimbulkan perasaan bebas dalam belajar.


H. Keunggulan dan keterbatasan pengajaran individual
1. Keunggulan pengajaran individual bagi siswa
       Berbagai fakta membuktikan bahwa siswa yang berpartisipasi dalam
program belajar mandiri, belajar lebih keras, lebih banyak, dan mampu lebih lama
mengingat hal yang dipelajarinya dibandingkan dengan siswa yang mengikuti
kelas konvensional. Belajar mandiri memberikan sejumlah keunggulan sebagai
metode pengajaran sebagai berikut:
       a. Program belajar yang dirancang dengan cermat akan memanfaatkan
              lebih banyak asas belajar. Hasilnya adalah peningkatan baik dari segi
              jenjang belajar maupun kadar ingatan. Jumlah siswa yang gagal dan
              menunjukkan kinerja tidak memuaskan dapat dikurangi secara nyata




                                                                                      10
b. Program ini memberikan kesempatan kepada siswa yang lamban
         maupun yang cepat untuk menyelesaikan pelajaran dengan tingkat
         kemampuan masing-masing dalam kondisi belajar yang cocok
      c. Rasa percaya diri dan tanggung jawab pribadi yang dituntut dari siswa
         oleh program belajar mandiri mungkin dapat berlanjut sebagai
         kebiasaan dalam kegiatan pendidikan lain, tanggung jawab atas
         pekerjaan dan tingkah laku pribadi
      d. Program belajar mandiri dapat menyebabkan lebih banyak perhatian
         tercurah kepada siswa perseorangan dan memberikan kesempatan yang
         lebih luas untuk berlangsungnya interaksi antar siswa
      e. Memungkinkan bagi siswa untuk maju menurut kecepatannya sendiri
         dengan mempelajari setiap bidang studi atau mata pelajaran
      f. Siswa berhubungan langsung dengan materi pelajaran yang sedang
         dipelajari
      g. Kesempatan memperoleh respon dengan segera untuk menjawab
         pertanyaan dan segera pula memperoleh balikan, sehingga siswa
         merasa puas dengan hasil yang dicapainya
      h. Memungkinkan siswa untuk memahami materi pelajaran dengan lebih
         baik karena disusun secara sistematis dan terstruktur
      i. Memungkinkan siswa untuk mempelajari dan memahami dengan lebih
         mendalam aspek-aspek mata pelajaran yang dipelajari, melaksanakan
         tes diagnostik dan mendorong siswa mempelajari materi dengan lebih
         luas
      j. Bentuk pengajaran non grade dimana setiap siswa dapat maju dalam
         suatu mata pelajaran atau bidang studi sejauh kemampuannya
         memungkinkan


2. Keunggulan pengajaran individual bagi guru
      a. Membebaskan guru dari kegiatan mengajar rutin, sehingga guru dapat
         merencanakan tugas lain misalnya buku kerja yang mencatat kemajuan
         belajar atau kesalahan-kesalahan yang dilakukan untuk semua siswa




                                                                             11
b. Guru akan lebih akurat mengenal kebutuhan pengajaran bagi setiap
          siswa
       c. Memberikan kesempatan kepada guru untuk menyediakan tes
          diagnostik sebagai dasar untuk menentukan kedudukan siswa
       d. Guru menyediakan waktu lebih banyak bagi siswa yang membutuhkan
          bantuan
       e. Memberikan kesempatan kepada guru agar menghasilkan sesuatu
          secara sistematis dan teliti walaupun program yang dihasilkan itu
          dimanfaatkan
       f. Guru berperan sebagai pembimbing siswa di dalam usaha untuk
          menambah pengetahuan dari materi pelajaran yang diberikan
       g. Kegiatan dan tanggung jawab pengajar yang terlibat dalam program
          belajar mandiri berubah karena waktu untuk penyajian menjadi
          berkurang dan pengajar mempunyai waktu lebih banyak untuk
          memantau siswa dalam pertemuan kelompok dan untuk konsultasi
          perseorangan
       h. Timbul rasa kepuasan kerja yang lebih tinggi


3. Keterbatasan
       Para siswa yang sudah terbiasa mengikuti pelajaran secara konvensional
akan mengalami kesukaran apabila mereka diarahkan untuk belajar secara mandiri
(individual). Belajar secara individual membutuhkan disiplin belajar yang tinggi,
mempunyai kemampuan yang kuat untuk belajar mencapai sukses, memiliki
motivasi untuk berprestasi, adanya persaingan antar siswa untuk mencapai tingkat
prestasi yang optimal. Menyusun bahan belajar memakan waktu berbulan-bulan
dan memerlukan biaya yang besar (menulis buku pelajaran misalnya modul, paket
belajar, teks pembelajaran terprogram; pembelian bahan ajar, monitoring,
menyusun soal tes dan sebagainya) serta membutuhkan tenaga ahli dari berbagai
disiplin ilmu yang menunjang hasil produksi yang bermutu dan dapat
dipertanggungjawabkan. Memang pendekatan utama ke arah belajar mandiri
mungkin tidak efisien dari segi biaya dalam jangka pendek namun karena teknik
dan beraneka ragam sumber yang digunakan berulang-ulang dengan kelompok



                                                                                12
selanjutnya, biaya program dapat dikurangai secara nyata. Menurut Kemp (dalam
Mbulu, 2001) terdapat beberapa kelemahan belajar mandiri yang harus diketahui:
      a. Mungkin kurang terjadi interaksi antara pengajar dengan siswa atau
          antara siswa dengan siswa apabila program belajar mandiri dipakai
          metode satu-satunya dalam mengajar. Oleh karena itu perlu
          direncanakan kegiatan kelompok kecil antara pengajar dan siswa secara
          berjangka.
      b. Program belajar mandiri tidak cocok untuk semua siswa atau semua
          pengajar
      c. Kurang disiplin diri dan kemalasan yang menyebabkan kelambatan
          penyelesaian program oleh beberapa siswa. Kebiasaan dan pola
          perilaku baru perlu dikembangkan sebelum dapat berhasil dalam
          belajar mandiri.
      d. Metode belajar mandiri sering menuntut kerjasama dan perencanaan
          tim yang rinci diantara staf pengajar yang terlibat dan koordinasi
          dengan layanan penunjang (sarana media perpustakaan).




                                                                               13
BAB III
                                KESIMPULAN


       Program pembelajaran individual merupakan usaha memperbaiki
kelemahan pengajaran klasikal.Dari segi kebutuhan pebelajar, program
pembelajaran individual lebih efektif, sebab siswa belajar sesuai dengan
programnya sendiri.Dari segi guru, yang terkait dengan jumlah pebelajar, tampnk
kurang efisien. Jumlah siswa sebesar empat puluh orang meminta perhatian besar
pada guru, dan hal itu akan melelahkan guru.
       Dari segi usia perkembangan pebelajar, maka program pembelajaran
individual cocok bagi siswa SLTP ke atas. Hal ini disebabkan oleh:
       (i)     umumnya siswa sudah dapat membaca dengan baik,
       (ii)    siswa mudah memahami petunjuk atau perintah dengan baik, dan,
       (iii)   siswa dapat bekerja mandiri dan bekerja sama dengan baik.
       Dari segi bidang studi, maka tidak semua bidang studi cocok untuk
diprogramkan secara individual.Bidang studi yang dapat diprogramkan secara
individual adalah pengajaran bahasa, matematika, IPA, dan IPS bagi bahan ajaran
tertentu.Bagi bidang studi musik, kesenian, dan olah raga yang bersifat
perorangan, juga cocok untuk program pembelajaran individual.
       Program pembelajaran individual dapat dilaksanakan secara efektif, bila
mempertimbangkan hal-hal berikut:
       (i)     disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa.
       (ii)    tujuan pembelajaran dibuat dan dimengerti oleh siswa,
       (iii)   prosedur dan cara kerja dimengerti oleh siswa,
       (iv)    kriteria keberhasilan dimengerti oleh siswa, dan
       (v)     keterlibatan guru dalam evaluasi dimengerti siswa.




                                                                                 14

More Related Content

What's hot

Modul 2.2. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final (1).pdf
Modul 2.2. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final (1).pdfModul 2.2. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final (1).pdf
Modul 2.2. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final (1).pdf
SriAstitika2
 
RUANG KOLABORASI FILOSOFI TOPIK 3 KEL 4.pptx
RUANG KOLABORASI FILOSOFI TOPIK 3 KEL 4.pptxRUANG KOLABORASI FILOSOFI TOPIK 3 KEL 4.pptx
RUANG KOLABORASI FILOSOFI TOPIK 3 KEL 4.pptx
melydachusnulc
 
unggah ruang kolaborasi topik 4 perlu edit.docx
unggah ruang kolaborasi topik 4 perlu edit.docxunggah ruang kolaborasi topik 4 perlu edit.docx
unggah ruang kolaborasi topik 4 perlu edit.docx
UMIZAENAB1
 
Topik 2 Filosofi Pendidikan - Koneksi Antar Materi - Pendidikan dan Nilai Sos...
Topik 2 Filosofi Pendidikan - Koneksi Antar Materi - Pendidikan dan Nilai Sos...Topik 2 Filosofi Pendidikan - Koneksi Antar Materi - Pendidikan dan Nilai Sos...
Topik 2 Filosofi Pendidikan - Koneksi Antar Materi - Pendidikan dan Nilai Sos...
ppgsulastri91228
 

What's hot (20)

Pendalaman Materi_SMK.pdf
Pendalaman Materi_SMK.pdfPendalaman Materi_SMK.pdf
Pendalaman Materi_SMK.pdf
 
RPP Pembelajaran Sosial Emosional
RPP Pembelajaran Sosial EmosionalRPP Pembelajaran Sosial Emosional
RPP Pembelajaran Sosial Emosional
 
Topik 6 Koneksi Antar Materi
Topik 6 Koneksi Antar MateriTopik 6 Koneksi Antar Materi
Topik 6 Koneksi Antar Materi
 
Pendekatan Konstruktivisme dan Model pembelajaran Kooperatif
Pendekatan Konstruktivisme dan Model pembelajaran KooperatifPendekatan Konstruktivisme dan Model pembelajaran Kooperatif
Pendekatan Konstruktivisme dan Model pembelajaran Kooperatif
 
Modul 2.2. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final (1).pdf
Modul 2.2. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final (1).pdfModul 2.2. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final (1).pdf
Modul 2.2. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final (1).pdf
 
RUANG KOLABORASI FILOSOFI TOPIK 3 KEL 4.pptx
RUANG KOLABORASI FILOSOFI TOPIK 3 KEL 4.pptxRUANG KOLABORASI FILOSOFI TOPIK 3 KEL 4.pptx
RUANG KOLABORASI FILOSOFI TOPIK 3 KEL 4.pptx
 
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docxDiskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
 
unggah ruang kolaborasi topik 4 perlu edit.docx
unggah ruang kolaborasi topik 4 perlu edit.docxunggah ruang kolaborasi topik 4 perlu edit.docx
unggah ruang kolaborasi topik 4 perlu edit.docx
 
Topik 2 Filosofi Pendidikan - Koneksi Antar Materi - Pendidikan dan Nilai Sos...
Topik 2 Filosofi Pendidikan - Koneksi Antar Materi - Pendidikan dan Nilai Sos...Topik 2 Filosofi Pendidikan - Koneksi Antar Materi - Pendidikan dan Nilai Sos...
Topik 2 Filosofi Pendidikan - Koneksi Antar Materi - Pendidikan dan Nilai Sos...
 
Prinsip prinsip pengembangan kurikulum
Prinsip prinsip pengembangan kurikulumPrinsip prinsip pengembangan kurikulum
Prinsip prinsip pengembangan kurikulum
 
Kebutuhan belajar murid.pdf
Kebutuhan belajar murid.pdfKebutuhan belajar murid.pdf
Kebutuhan belajar murid.pdf
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
 
Topik 1_ Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
Topik 1_  Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdfTopik 1_  Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
Topik 1_ Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
 
LK 1.1 Identifikasi Masalah pemahaman pemanfaatan model-model pembelajaran in...
LK 1.1 Identifikasi Masalah pemahaman pemanfaatan model-model pembelajaran in...LK 1.1 Identifikasi Masalah pemahaman pemanfaatan model-model pembelajaran in...
LK 1.1 Identifikasi Masalah pemahaman pemanfaatan model-model pembelajaran in...
 
Bab 2. Lingkungan Belajar Abad 21.pptx
Bab 2. Lingkungan Belajar Abad 21.pptxBab 2. Lingkungan Belajar Abad 21.pptx
Bab 2. Lingkungan Belajar Abad 21.pptx
 
discovery learning (DL) pembelajaran penemuan
discovery learning (DL) pembelajaran penemuandiscovery learning (DL) pembelajaran penemuan
discovery learning (DL) pembelajaran penemuan
 
KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 1
KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 1 KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 1
KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 1
 
Nita Oktaviani-Koneksi Antar Materi-Topik 2-Design Thingking.pdf
Nita Oktaviani-Koneksi Antar Materi-Topik 2-Design Thingking.pdfNita Oktaviani-Koneksi Antar Materi-Topik 2-Design Thingking.pdf
Nita Oktaviani-Koneksi Antar Materi-Topik 2-Design Thingking.pdf
 
Makalah Prinsip Fleksibilitas
Makalah Prinsip FleksibilitasMakalah Prinsip Fleksibilitas
Makalah Prinsip Fleksibilitas
 
Topik 1.pdf
Topik 1.pdfTopik 1.pdf
Topik 1.pdf
 

Viewers also liked (6)

Konsep dasar pembelajaran individual
Konsep dasar pembelajaran individualKonsep dasar pembelajaran individual
Konsep dasar pembelajaran individual
 
Metode pembelajaran individu
Metode pembelajaran individuMetode pembelajaran individu
Metode pembelajaran individu
 
Media Pembelajaran Individual
Media Pembelajaran IndividualMedia Pembelajaran Individual
Media Pembelajaran Individual
 
proses komunikasi efektif
proses komunikasi efektifproses komunikasi efektif
proses komunikasi efektif
 
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaranKelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
 
Makalah pembelajaran inquiry
Makalah pembelajaran inquiryMakalah pembelajaran inquiry
Makalah pembelajaran inquiry
 

Similar to Konsep Dasar Pengajaran Individual (KELOMPOK 1)

Pembelajaran inquiry dan discovery
Pembelajaran inquiry dan discoveryPembelajaran inquiry dan discovery
Pembelajaran inquiry dan discovery
Dewi Fitri
 
Tuti Herawati Tugas Kurikulum Pembelajarannnnnn
Tuti Herawati Tugas Kurikulum PembelajarannnnnnTuti Herawati Tugas Kurikulum Pembelajarannnnnn
Tuti Herawati Tugas Kurikulum Pembelajarannnnnn
20080210965
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranTugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaran
Fenny Radinal
 
PEMBELAJARAN_BERDIFERENSIASI_WEBINAR_IKM_BBGP_DIY1.pdf
PEMBELAJARAN_BERDIFERENSIASI_WEBINAR_IKM_BBGP_DIY1.pdfPEMBELAJARAN_BERDIFERENSIASI_WEBINAR_IKM_BBGP_DIY1.pdf
PEMBELAJARAN_BERDIFERENSIASI_WEBINAR_IKM_BBGP_DIY1.pdf
PutraZendrato
 
Pembelajaran Deferensiasi.pptx
Pembelajaran Deferensiasi.pptxPembelajaran Deferensiasi.pptx
Pembelajaran Deferensiasi.pptx
NRForever
 
Koneksi ANTAR MATERIiiiii_T2_BINTARA.pdf
Koneksi ANTAR MATERIiiiii_T2_BINTARA.pdfKoneksi ANTAR MATERIiiiii_T2_BINTARA.pdf
Koneksi ANTAR MATERIiiiii_T2_BINTARA.pdf
bintaraputra70
 
Teaching (instruction)
Teaching (instruction)Teaching (instruction)
Teaching (instruction)
Alfonsus Sam
 

Similar to Konsep Dasar Pengajaran Individual (KELOMPOK 1) (20)

Pembelajaran Konstektual
Pembelajaran KonstektualPembelajaran Konstektual
Pembelajaran Konstektual
 
Resum sbm i
Resum sbm iResum sbm i
Resum sbm i
 
Resum sbm i
Resum sbm iResum sbm i
Resum sbm i
 
Belajar privat
Belajar privatBelajar privat
Belajar privat
 
Makalah pendekatan sbm
Makalah pendekatan sbmMakalah pendekatan sbm
Makalah pendekatan sbm
 
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI PADA SISWA.pptx
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI PADA SISWA.pptxPEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI PADA SISWA.pptx
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI PADA SISWA.pptx
 
Pembelajaran inquiry dan discovery
Pembelajaran inquiry dan discoveryPembelajaran inquiry dan discovery
Pembelajaran inquiry dan discovery
 
Prinsip Metodologi PAI
Prinsip Metodologi PAIPrinsip Metodologi PAI
Prinsip Metodologi PAI
 
Tuti Herawati Tugas Kurikulum Pembelajarannnnnn
Tuti Herawati Tugas Kurikulum PembelajarannnnnnTuti Herawati Tugas Kurikulum Pembelajarannnnnn
Tuti Herawati Tugas Kurikulum Pembelajarannnnnn
 
ARTIKEL PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.docx
ARTIKEL PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.docxARTIKEL PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.docx
ARTIKEL PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.docx
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranTugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaran
 
PEMBELAJARAN_BERDIFERENSIASI_WEBINAR_IKM_BBGP_DIY1.pdf
PEMBELAJARAN_BERDIFERENSIASI_WEBINAR_IKM_BBGP_DIY1.pdfPEMBELAJARAN_BERDIFERENSIASI_WEBINAR_IKM_BBGP_DIY1.pdf
PEMBELAJARAN_BERDIFERENSIASI_WEBINAR_IKM_BBGP_DIY1.pdf
 
A
AA
A
 
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
 
Pembelajaran Deferensiasi.pptx
Pembelajaran Deferensiasi.pptxPembelajaran Deferensiasi.pptx
Pembelajaran Deferensiasi.pptx
 
3. Pembelajaran Deferensiasi.pptx
3.  Pembelajaran Deferensiasi.pptx3.  Pembelajaran Deferensiasi.pptx
3. Pembelajaran Deferensiasi.pptx
 
2.docx
2.docx2.docx
2.docx
 
Koneksi ANTAR MATERIiiiii_T2_BINTARA.pdf
Koneksi ANTAR MATERIiiiii_T2_BINTARA.pdfKoneksi ANTAR MATERIiiiii_T2_BINTARA.pdf
Koneksi ANTAR MATERIiiiii_T2_BINTARA.pdf
 
Teaching (instruction)
Teaching (instruction)Teaching (instruction)
Teaching (instruction)
 
Modul (kb 3) discovery
Modul (kb 3) discoveryModul (kb 3) discovery
Modul (kb 3) discovery
 

More from Nastiti Rahajeng

Artikel Skripsi Nastiti Rahajeng
Artikel Skripsi Nastiti RahajengArtikel Skripsi Nastiti Rahajeng
Artikel Skripsi Nastiti Rahajeng
Nastiti Rahajeng
 
RPP CD Interaktif IPA Materi Sistem Peredaran Darah Manusia
RPP CD Interaktif IPA Materi Sistem Peredaran Darah Manusia RPP CD Interaktif IPA Materi Sistem Peredaran Darah Manusia
RPP CD Interaktif IPA Materi Sistem Peredaran Darah Manusia
Nastiti Rahajeng
 
Story Board of Interactive Science Compact Disc Media
Story Board of Interactive Science Compact Disc MediaStory Board of Interactive Science Compact Disc Media
Story Board of Interactive Science Compact Disc Media
Nastiti Rahajeng
 
PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)
PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)
PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)
Nastiti Rahajeng
 
Seminar Proposal Skripsi R & D (109151415406)
Seminar Proposal Skripsi R & D (109151415406)Seminar Proposal Skripsi R & D (109151415406)
Seminar Proposal Skripsi R & D (109151415406)
Nastiti Rahajeng
 
Uraian Kegiatan Exe Learning (Praktikum 4)
Uraian Kegiatan Exe Learning (Praktikum 4)Uraian Kegiatan Exe Learning (Praktikum 4)
Uraian Kegiatan Exe Learning (Praktikum 4)
Nastiti Rahajeng
 
Uraian Kegiatan Hot Pottatoes (Praktikum 3)
Uraian Kegiatan Hot Pottatoes (Praktikum 3)Uraian Kegiatan Hot Pottatoes (Praktikum 3)
Uraian Kegiatan Hot Pottatoes (Praktikum 3)
Nastiti Rahajeng
 
URAIAN KEGIATAN QUIZ CREATOR (PRAKTIKUM 2)
URAIAN KEGIATAN QUIZ CREATOR (PRAKTIKUM 2)URAIAN KEGIATAN QUIZ CREATOR (PRAKTIKUM 2)
URAIAN KEGIATAN QUIZ CREATOR (PRAKTIKUM 2)
Nastiti Rahajeng
 
URAIAN KEGIATAN MINDJET MINDMANAGER (PRAKTIKUM 1)
URAIAN KEGIATAN MINDJET MINDMANAGER (PRAKTIKUM 1)URAIAN KEGIATAN MINDJET MINDMANAGER (PRAKTIKUM 1)
URAIAN KEGIATAN MINDJET MINDMANAGER (PRAKTIKUM 1)
Nastiti Rahajeng
 
Buku petunjuk pemanfaatan media CD interaktif
Buku petunjuk pemanfaatan media CD interaktifBuku petunjuk pemanfaatan media CD interaktif
Buku petunjuk pemanfaatan media CD interaktif
Nastiti Rahajeng
 
Modul SAINS CIRCULATORY SYSTEM (109151415406)
Modul SAINS CIRCULATORY SYSTEM (109151415406)Modul SAINS CIRCULATORY SYSTEM (109151415406)
Modul SAINS CIRCULATORY SYSTEM (109151415406)
Nastiti Rahajeng
 
Desain Produk Sementara (nastiti)
Desain Produk Sementara (nastiti)Desain Produk Sementara (nastiti)
Desain Produk Sementara (nastiti)
Nastiti Rahajeng
 
Alur pengembangan media pembelajaran
Alur pengembangan media pembelajaranAlur pengembangan media pembelajaran
Alur pengembangan media pembelajaran
Nastiti Rahajeng
 
PPT Problematika Pembelajaran Kelas 4
PPT Problematika Pembelajaran Kelas 4PPT Problematika Pembelajaran Kelas 4
PPT Problematika Pembelajaran Kelas 4
Nastiti Rahajeng
 
(15) RPP PKn hidup rukun 1A
(15) RPP PKn hidup rukun 1A(15) RPP PKn hidup rukun 1A
(15) RPP PKn hidup rukun 1A
Nastiti Rahajeng
 
(16) RPP IPA peredaran darah 5A
(16) RPP IPA peredaran darah 5A(16) RPP IPA peredaran darah 5A
(16) RPP IPA peredaran darah 5A
Nastiti Rahajeng
 
(17) RPP IPA perubahan makhluk hidup 3A
(17) RPP IPA perubahan makhluk hidup 3A(17) RPP IPA perubahan makhluk hidup 3A
(17) RPP IPA perubahan makhluk hidup 3A
Nastiti Rahajeng
 
(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A
(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A
(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A
Nastiti Rahajeng
 

More from Nastiti Rahajeng (20)

Artikel Skripsi Nastiti Rahajeng
Artikel Skripsi Nastiti RahajengArtikel Skripsi Nastiti Rahajeng
Artikel Skripsi Nastiti Rahajeng
 
RPP CD Interaktif IPA Materi Sistem Peredaran Darah Manusia
RPP CD Interaktif IPA Materi Sistem Peredaran Darah Manusia RPP CD Interaktif IPA Materi Sistem Peredaran Darah Manusia
RPP CD Interaktif IPA Materi Sistem Peredaran Darah Manusia
 
Story Board of Interactive Science Compact Disc Media
Story Board of Interactive Science Compact Disc MediaStory Board of Interactive Science Compact Disc Media
Story Board of Interactive Science Compact Disc Media
 
My S1 Thesis Abstract
My S1 Thesis AbstractMy S1 Thesis Abstract
My S1 Thesis Abstract
 
PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)
PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)
PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)
 
Seminar Proposal Skripsi R & D (109151415406)
Seminar Proposal Skripsi R & D (109151415406)Seminar Proposal Skripsi R & D (109151415406)
Seminar Proposal Skripsi R & D (109151415406)
 
Uraian Kegiatan Exe Learning (Praktikum 4)
Uraian Kegiatan Exe Learning (Praktikum 4)Uraian Kegiatan Exe Learning (Praktikum 4)
Uraian Kegiatan Exe Learning (Praktikum 4)
 
Uraian Kegiatan Hot Pottatoes (Praktikum 3)
Uraian Kegiatan Hot Pottatoes (Praktikum 3)Uraian Kegiatan Hot Pottatoes (Praktikum 3)
Uraian Kegiatan Hot Pottatoes (Praktikum 3)
 
URAIAN KEGIATAN QUIZ CREATOR (PRAKTIKUM 2)
URAIAN KEGIATAN QUIZ CREATOR (PRAKTIKUM 2)URAIAN KEGIATAN QUIZ CREATOR (PRAKTIKUM 2)
URAIAN KEGIATAN QUIZ CREATOR (PRAKTIKUM 2)
 
URAIAN KEGIATAN MINDJET MINDMANAGER (PRAKTIKUM 1)
URAIAN KEGIATAN MINDJET MINDMANAGER (PRAKTIKUM 1)URAIAN KEGIATAN MINDJET MINDMANAGER (PRAKTIKUM 1)
URAIAN KEGIATAN MINDJET MINDMANAGER (PRAKTIKUM 1)
 
Buku petunjuk pemanfaatan media CD interaktif
Buku petunjuk pemanfaatan media CD interaktifBuku petunjuk pemanfaatan media CD interaktif
Buku petunjuk pemanfaatan media CD interaktif
 
Modul SAINS CIRCULATORY SYSTEM (109151415406)
Modul SAINS CIRCULATORY SYSTEM (109151415406)Modul SAINS CIRCULATORY SYSTEM (109151415406)
Modul SAINS CIRCULATORY SYSTEM (109151415406)
 
Desain Produk Sementara (nastiti)
Desain Produk Sementara (nastiti)Desain Produk Sementara (nastiti)
Desain Produk Sementara (nastiti)
 
Handout Sempro R & D
Handout Sempro R & DHandout Sempro R & D
Handout Sempro R & D
 
Alur pengembangan media pembelajaran
Alur pengembangan media pembelajaranAlur pengembangan media pembelajaran
Alur pengembangan media pembelajaran
 
PPT Problematika Pembelajaran Kelas 4
PPT Problematika Pembelajaran Kelas 4PPT Problematika Pembelajaran Kelas 4
PPT Problematika Pembelajaran Kelas 4
 
(15) RPP PKn hidup rukun 1A
(15) RPP PKn hidup rukun 1A(15) RPP PKn hidup rukun 1A
(15) RPP PKn hidup rukun 1A
 
(16) RPP IPA peredaran darah 5A
(16) RPP IPA peredaran darah 5A(16) RPP IPA peredaran darah 5A
(16) RPP IPA peredaran darah 5A
 
(17) RPP IPA perubahan makhluk hidup 3A
(17) RPP IPA perubahan makhluk hidup 3A(17) RPP IPA perubahan makhluk hidup 3A
(17) RPP IPA perubahan makhluk hidup 3A
 
(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A
(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A
(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Konsep Dasar Pengajaran Individual (KELOMPOK 1)

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman yang semakin global.Peningkatan sumber daya manusia ini juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan.Pendidikan yang merupakan ujung tombak dalam pengembangan sumber daya manusia harus bisa berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya pengembangan pendidikan tersebut harus sesuai dengan proses pengajaran yang tepat agar anak didik dapat menerima pelajaran dengan baik. Proses pengajaran akan lebih hidup dan menjalin kerjasama diantara siswa, maka proses pembelajaran dengan paradigma lama harus diubah dengan paradigma baru yang dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam berpikir, arah pembelajaran yang lebih kompleks tidak hanya satu arah sehingga proses belajar mengajar akan dapat meningkatkan kerjasama diantara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa, maka dengan demikian siswa yang kurang akan dibantu oleh siswa yang lebih pintar sehingga proses pembelajaran lebih hidup dan hasilnya lebih baik. Dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari berbagai variabel pokok yang saling berkaitan yaitu kurikulum, guru/pendidik, pembelajaran, peserta.Dimana semua komponen ini bertujuan untuk kepentingan peserta.Berdasarkan hal tersebut pendidik dituntut harus mampu menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran agar peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar dengan menyenangkan.Hal ini dilatar belakangi bahwa peserta didik bukan hanya sebagai objek tetapi juga merupakan subjek dalam pembelajaran.Peserta didik harus disiapkan sejak awal untuk mampu bersosialisasi dengan lingkungannya sehingga berbagai jenis pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan oleh pendidik. Berdasarkan pandangan diatas, maka permasalahan yang muncul adalah bagaimana upaya guru untuk meningkatkan hasil balajar siswa dengan pendekatan 1
  • 2. yang tepat.Salah satu solusinya yaitu dengan mengembangkan suatu pendekatan pembelajaran yang membuat siswa lebih senang dan lebih termotivasi untuk belajar.Beberapa pendekatan pembelajaran yang dianggap efisien adalah pendekatan pembelajaran komunikatif, pendekatan pembelajaran kontekstual, dan pendekatan pembelajaran humanistik. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diungkapkan, maka muncul masalah yang akan dibahas yaitu: Apakah konsep dasar pembelajaran individual itu? C. Tujuan Tujuan dari makalah ini yaitu mendeskripsikan konsep dasar pembelajaran individual. 2
  • 3. BAB II PEMBAHASAN KONSEP DASAR PEMBELAJARAN INDIVIDUAL A. Pengertian pembelajaran individual Istilah pembelajaran individual atau pembelajaran perseorangan (Individual Instruction) merupakan suatu siasat (strategi) untuk mengatur kegiatan belajar mengajar sedemikian rupa sehingga setiap siswa memperoleh perhatian lebih banyak daripada yang dapat diberikan dalam rangka pengelolaan kegiatan belajar mengajar dalam kelompok siswa yang besar. Menurut Duane (dalam Mbulu, 2001:1) pembelajaran individual merupakan suatu cara pengaturan program belajar dalam setiap mata pelajaran, disusun dalam suatu cara tertentu yang disediakan bagi tiap siswa agar dapat memacu kecepatan belajarnya dibawah bimbingan guru. Pengajaran individual dapat mencakup cara-cara pengaturan sebagai berikut: Rencana studi mandiri (Independent Study Plans) Guru dan siswa bersama-sama mengadakan perjanjian mengenai materi pelajaran yang akan dipelajari dan apa tujuannya. Para siswa mengatur belajarnya sendiri dan diberikan kesempatan untuk berkonsultasi secara berkala kepada guru untuk memperoleh pengarahan atau bantuan dalam menghadapi tes dan menyelesaikan tugas-tugas perseorangan. Studi yang dikelola sendiri (Self Directed Study) Siswa diberi sejumlah daftar tujuan yang harus dicapai serta materi pelajaran yang harus dipelajari untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan dilengkapi dengan daftar kepustakaan. Pada waktu-waktu tertentu siswa menempuh tes dan dinyatakan lulus apabila telah memenuhi criteria yang ditetapkan. 3
  • 4. Program belajar yang berpusat pada siswa (Learner Centered Program) Dalam batas-batas tertentu siswa diperbolehkan menentukan sendiri materi yang akan dipelajari dan dalam urutan yang bagaimana. Setelah siswa menguasai kemampuan-kemampuan pokok dan esensial, mereka diberi kesempatan untuk belajar program pengayaan. Belajar menurut kecepatan sendiri (Self Pacing) Siswa mempelajari materi pelajaran tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus yang telah ditetapkan oleh guru. Semua siswa harus mencapai tujuan pembelajaran khusus yang sama namun mereka mengatur sendiri laju kemajuan belajarnya dalam mempelajari materi pelajaran tersebut. Pembelajaran yang ditentukan oleh siswa sendiri (Student DeterminedInstruction) Pengaturan pembelajaran tersebut menyangkut penentuan tujuan pembelajaran (umum dan khusus), pilihan media pembelajaran dan nara sumber, penentuan lokasi waktu untuk mempelajari berbagai topic, penentuan laju kemajuannya sendiri, mengevaluasi sendiri pencapaian tujuan pembelajaran, dan kebebasan untuk memprioritaskan materi pelajaran tertentu. Pembelajaran Sesuai Diri (Individual Instruction) Strategi pembelajaran ini mencakup enam unsur dasar yaitu (a) kerangka waktu yang luwes, (b) adanya tes diagnostik yang diikuti pembelajaran perbaikan (memperbaiki kesalahan yang dibuat siswa atau memberi kesempatan kepada siswa untuk melangkah bagian materi pelajaran yang telah dikuasainya), (c) pemberian kesempatan kepada siswa untuk memilih bahan belajar yang sesuai, (d) penilaian kemajuan belajar siswa dengan menggunakan bentuk-bentuk penilaian yang dapat dipilih dan penyediaan waktu mengerjakan yang luwes, (e) pemilihan lokasi belajar yang bebas, dan (f) adanya bentuk-bentuk kegiatan belajar bervariasi yang dapat dipilih. Pembelajaran perseorangan tertuntun (Individually Prescribed Instruction) 4
  • 5. Sistem pembelajaran ini didasarkan pada prinsip-prinsip pembelajaran terprogram.Setiap siswa diarahkan pada program belajar masing-masing berdasarkan rencana kegiatan belajar yang telah disiapkan oleh guru atau guru bersama siswa berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan dirumuskan secara operasional. Rencana kegiatan i ni berkaitan dengan materi pelajaran yang harus dipelajari atau kegiatan yang harus dilakukan siswa. B. Latar belakang timbulnya pengajaran individual Latar belakang timbulnya pengajaran individual diilhami oleh teori Skinner yang dikenal dengan Reinforcement Theory pada tahun 1954.Menurut teori ini tiap anak memiliki karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan lainnya. Anak sejak dilahirkan memiliki sejumlah potensi namun dalam perkembangannya dan pertumbuhannya tidak semua potensi dapat berkembang dengan baik. Penganut teori ini berpendapat bahwa tiap-tiap anak memiliki kepribadian yang unik.Keunikan ini terbentuk oleh perpaduan faktor keturunan (heredity), faktor lingkungan (Environment) dan faktor diri (self).Di sekolah dalam satu kelas anak berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda, lingkungan sosial budaya yang berbeda, serta memiliki potensi yang berbeda pula. Agar potensi pribadi anak dapat berkembang secara wajar (potensi jamaniah, pikir, rasa, karsa, cipta, karya dan budi nurani) maka para ahli memikirkan, melakukan pengkajian, dan penelitian yang terus-menerus serta menemukan pola pembelajaran yang cocok untuk mengembangkan kemampuan potensial setiap individu anak (siswa). Para siswa dalam suatu kelas diharapkan dapat mengubah secara mendasar dalam hal kemampuan mentalnya (mental ability), prestasi belajar yang dicapai terdahulu (past achievement), kecepatan belajar (learning rate), motivasi (motivation), minat (interest), dan gaya belajar (learning style). Apabila beragam kemampuan belajar dan prestasi belajar dikombinasikan dengan perbedaan individual siswa dan motivasi, minat dan gaya belajar, maka menjadi kenyataan bahwa pembelajaran kelas regular tidak dapat diharapkan merupakan pembelajaran yang efektif sesuai dengan kebutuhan siswa. Satu solusi terhadap permasalahan yang ditimbulkan oleh kesenjangan perbedaan individual yang luas di kalangan siswa yakni penggunaan criteria kemampuan secara kelompok. 5
  • 6. Meskipun pengurangan berjalan satu dimensi (prestasi belajar)hal ini tidak memberikan suatu pengurangan yang seimbang dengan dimensi-dimensi yang lain. Dengan demikian tidak hanya kemampuan belajar yang diharapkan yang dapat memberikan suatu solusi yang memuaskan bagi perbedaan individual. Dalam teori pengurangan sejumlah bantuan yang dibutuhkan individual agar guru dapat memberikan perhatian lebih kepada individu yang sangat membutuhkan. Jelas bahwa pengajaran individual mencakup penyesuaian prosedur pembelajaran dengan kebutuhan siswa, dapat menggunakan variasi bentuk pembelajaran. Latar belakang timbulnya pengajaran individual menurut Duane (dalam Mbulu, 2001:4) dengan sebuah ungkapan sebagai berikut. Tidak ada dua orang pelajar yang 1. Memiliki tingkat prestasi belajar yang sama 2. Me ncapai taraf prestasi belajar dengan menggunakan cara belajar yang sama 3. Memecahkan masalah yang sama dengan cara yang sama pula 4. Memiliki pola tingkah laku dan minat yang sama 5. Dimotivasi untuk mencapai prestasi belajar pada taraf yang sama 6. Mencapai tujuan belajar yang sama 7. Siap untuk belajar pada waktu yang sama 8. Mempunyai kemampuan yang sama untuk belajar Mendukung pendapat Duane (dalam Mbulu, 2001) mengemukakan istilah tidak ada dua makhluk hidup yang sama (no two organism are alike) C. Tujuan pengajaran individual Setiap pembaharuan di bidang metodologi pengajaran oleh para ahli yang berkompeten selalu menetapkan tujuan yang akan dicapai baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Demikian pula pengajaran individual dilaksanakan dengan tujuan: 1. Membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar terutama kelompok siswa yang lamban belajar 2. Menyesuaikan materi pelajaran dengan perbedaan individual siswa dalam belajar dan memperhatikan kepentingan siswa secara individual 6
  • 7. 3. Meningkatkan mutu dan efektivitas proses pengajaran dan 4. Pelaksanaan pengajaran yang disesuaikan dengan kemampuan dan minat individual siswa D. Karakteristik pengajaran individual Perhatian utama terhadap perbedaan individual siswa dan usaha untuk menyesuaikan pengajaran dengan perbedaan tersebut yaitu 1. Lebih mengutamakan proses daripada mengajar (memusatkan perhatian pada siswa yang belajar bukan guru yang mengajar) 2. Menyesuaikan pengajaran dengan kemampuan dan kebutuhan siswa sebagai individual 3. Mengusahakan partisipasi aktif dari siswa untuk belajar secara individual 4. Merumuskan tujuan yang jelas dan spesifik sehingga memudahkan bagi siswa untuk mencapainya 5. Memberikan kesempatan untuk maju sesuai dengan kecepatannya masing-masing 6. Menggunakan banyak feedback dari hasil evaluasi untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar E. Prinsip-prinsip pengajaran individual Prinsip-prinsip pengajaran individual sebagai berikut 1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing 2. Membuka kemungkinan bagi siswa untuk mencapai belajar tuntas (mastery learning) atas bahan pelajaran yang dipelajari 3. Mendorong siswa untuk memecahkan masalah (problem solving) dan menggunakan pemikiran dalam memecahkan suatu masalah 4. Mengembangkan kesanggupan berinisiatif dan mengatur diri sendiri dalam belajar 5. Memupuk kebiasaan untuk menilai diri sendiri dan mempertinggi motivasi siswa untuk belajar 7
  • 8. 6. Menentukan dengan teliti taraf pengetahuan siswa (pengetahuan prasyarat) sebelum diberikan tugas 7. Mengadakan evaluasi yang sering secara individual untuk mengetahui dengan segera hasil yang dicapai sebagai penguatan (reinforcement) bagi siswa maupun guru atau untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa, kekeliruan-kekeliruan yang dilakukan oleh guru maupun kelemahan-kelemahan tugas yang diberikan oleh guru 8. Dilakukannya diagnosis dan diberikannya remediasi yang tepat dan segera 9. Evaluasi dengan berbagai bentuk (tes dan non tes) dan jadwal yang luwes 10. Pilihan berbagai bentuk pembelajaran (variasi penggunaan metode pembelajaran) 11. Pengorganisasian materi pelajaran dalam suatu cara yang memungkinkan tiap siswa maju sesuai dengan kemampuan dan minatnya masing-masing (modul pembelajaran, teks pembelajaran terprogram, paket pembelajaran) 12. Diberikannya bimbingan dan petunjuk instruksional kepada masing- masing siswa sesuai dengan kebutuhannya F. Peran siswa dalam pembelajaran individual Kedudukan siswa dalam pembelajaran individual bersifat sentral.Pebelajar merupakan pusat layanan pengajaran. Berbeda dengan pengajaran klasikal, maka siswa memiliki keleluasaan berupa: (i) keleluasaan belajar berdasarkan kemampuan sendiri, (ii) kebebasan menggunakan waktu belajar, dalam hal ini siswa bertanggung jawab atas semua kegiatan yang dilakukannya, (iii) keleluasaan dalam mengontrol kegiatan, kecepatan, dan intensitas belajar, dalam rangka mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan, (iv) siswa melakukan penilaian sendiri atas hasil belajar, (v) siswa dapat mengetahui kemampuan dan hasil belajar sendiri, serta 8
  • 9. (vi) siswa memiliki kesempatan untuk menyusun program belajarnya sendiri. Keenam jenis kedudukan siswa tersebut berakibat pada adanya perbedaan tanggung jawab belajar mengajar.Pada pembelajaran klasikal, tanggung jawab guru dalam membelajarkan siswa cukup besar.Pada pembelajaran secara individual, tanggung jawab siswa untuk belajar sendiri sangat besar.Pebelajar bertanggung jawab penuh untuk belajar sendiri. Timbul soal berikut ; apakah siswa telah memiliki rasa tanggung jawab untuk belajar sendiri? hal ini terkait dengan perkembangan emansipasi diri siswa. Meskipun demikian pada tempatnya sejak usia pendidikan dasar (6;0-15;0) siswa dididik untuk memiliki rasa tanggung jawab dalam beajar sendiri (Monks, Knoers, Siti Rahayu Haditono, 1989). G. Peran guru dalam pembelajaran individual Kedudukan guru dalam pembelajaran individual bersifat membantu. Bantuan guru berkenaan dengan komponen pembelajaran berupa: (i) perencanaan kegiatan belajar, (ii) pengorganisasian kegiatan belajar, (iii) penciptaan pendekatan terbuka antara guru dan siswa, dan (iv) fasilitas yang mempermudah belajar. Dalam pengajaran klasikal pada umumnya peranan guru dalam merencanakan kegiatan pembelajaran sangat besar. Hal ini tidak terjadi dalam pembelajaran individual. Perenan guru dalam merencanakan kegiatan belajar sebagai berikut: (i) membantu merencanakan kegiatan belajar siswa; dengan musyawarah guru membantu siswa menetapkan tujuan belajar, membuat program belajar sesuai kemampuan siswa, (ii) membicarakan pelaksanaan belajar, mengemukakan criteria keberhasilan belajar, menentukan waktu dan kondisi belajar, (iii) berperan sebagai penasihat atau pembimbing, dan (iv) membantu siswa dalam penilaian hasil belajar dan kemajuan sendiri. sebagai ilustrasi, guru membantu memilih program 9
  • 10. belajar dengan suatu modul. (Tjipto Utomo & Kees, Ruijter, 1990: 69-83.) Peranan guru dalam pengorganisasian kegiatan belajar adalah mengatur dan memonitor kegiatan belajar sejak awal sampai akhir. Peranan guru sebagai berikut: (i) memberikan orientasi umum sehubungan dengan belajar topic tertentu, (ii) membuat variasi kegiatan belajar agar tidak terjadi kebosanan, (iii) mengkoordinasikan kegiatan dengan memperhatikan kemajuan, materi, media, dan sumber, (iv) membagi perhatian pada sejumlah pebelajar, menurut tugas dan kebutuhan pebelajar, (v) memberikan balikan terhadap setiap pebelajar, dan (vi) mengakhiri kegiatan belajar dalam suatu unjuk hasil belajar berupa laporan atau pameran hasil kerja; unjuk kerja hasil belajar tersebut umumnya diakhiri dengan evaluasi kemajuan belajar. Peranan guru dalam penciptaan hubungan terbuka dengan siswa bertujuan menimbulkan perasaan bebas dalam belajar. H. Keunggulan dan keterbatasan pengajaran individual 1. Keunggulan pengajaran individual bagi siswa Berbagai fakta membuktikan bahwa siswa yang berpartisipasi dalam program belajar mandiri, belajar lebih keras, lebih banyak, dan mampu lebih lama mengingat hal yang dipelajarinya dibandingkan dengan siswa yang mengikuti kelas konvensional. Belajar mandiri memberikan sejumlah keunggulan sebagai metode pengajaran sebagai berikut: a. Program belajar yang dirancang dengan cermat akan memanfaatkan lebih banyak asas belajar. Hasilnya adalah peningkatan baik dari segi jenjang belajar maupun kadar ingatan. Jumlah siswa yang gagal dan menunjukkan kinerja tidak memuaskan dapat dikurangi secara nyata 10
  • 11. b. Program ini memberikan kesempatan kepada siswa yang lamban maupun yang cepat untuk menyelesaikan pelajaran dengan tingkat kemampuan masing-masing dalam kondisi belajar yang cocok c. Rasa percaya diri dan tanggung jawab pribadi yang dituntut dari siswa oleh program belajar mandiri mungkin dapat berlanjut sebagai kebiasaan dalam kegiatan pendidikan lain, tanggung jawab atas pekerjaan dan tingkah laku pribadi d. Program belajar mandiri dapat menyebabkan lebih banyak perhatian tercurah kepada siswa perseorangan dan memberikan kesempatan yang lebih luas untuk berlangsungnya interaksi antar siswa e. Memungkinkan bagi siswa untuk maju menurut kecepatannya sendiri dengan mempelajari setiap bidang studi atau mata pelajaran f. Siswa berhubungan langsung dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari g. Kesempatan memperoleh respon dengan segera untuk menjawab pertanyaan dan segera pula memperoleh balikan, sehingga siswa merasa puas dengan hasil yang dicapainya h. Memungkinkan siswa untuk memahami materi pelajaran dengan lebih baik karena disusun secara sistematis dan terstruktur i. Memungkinkan siswa untuk mempelajari dan memahami dengan lebih mendalam aspek-aspek mata pelajaran yang dipelajari, melaksanakan tes diagnostik dan mendorong siswa mempelajari materi dengan lebih luas j. Bentuk pengajaran non grade dimana setiap siswa dapat maju dalam suatu mata pelajaran atau bidang studi sejauh kemampuannya memungkinkan 2. Keunggulan pengajaran individual bagi guru a. Membebaskan guru dari kegiatan mengajar rutin, sehingga guru dapat merencanakan tugas lain misalnya buku kerja yang mencatat kemajuan belajar atau kesalahan-kesalahan yang dilakukan untuk semua siswa 11
  • 12. b. Guru akan lebih akurat mengenal kebutuhan pengajaran bagi setiap siswa c. Memberikan kesempatan kepada guru untuk menyediakan tes diagnostik sebagai dasar untuk menentukan kedudukan siswa d. Guru menyediakan waktu lebih banyak bagi siswa yang membutuhkan bantuan e. Memberikan kesempatan kepada guru agar menghasilkan sesuatu secara sistematis dan teliti walaupun program yang dihasilkan itu dimanfaatkan f. Guru berperan sebagai pembimbing siswa di dalam usaha untuk menambah pengetahuan dari materi pelajaran yang diberikan g. Kegiatan dan tanggung jawab pengajar yang terlibat dalam program belajar mandiri berubah karena waktu untuk penyajian menjadi berkurang dan pengajar mempunyai waktu lebih banyak untuk memantau siswa dalam pertemuan kelompok dan untuk konsultasi perseorangan h. Timbul rasa kepuasan kerja yang lebih tinggi 3. Keterbatasan Para siswa yang sudah terbiasa mengikuti pelajaran secara konvensional akan mengalami kesukaran apabila mereka diarahkan untuk belajar secara mandiri (individual). Belajar secara individual membutuhkan disiplin belajar yang tinggi, mempunyai kemampuan yang kuat untuk belajar mencapai sukses, memiliki motivasi untuk berprestasi, adanya persaingan antar siswa untuk mencapai tingkat prestasi yang optimal. Menyusun bahan belajar memakan waktu berbulan-bulan dan memerlukan biaya yang besar (menulis buku pelajaran misalnya modul, paket belajar, teks pembelajaran terprogram; pembelian bahan ajar, monitoring, menyusun soal tes dan sebagainya) serta membutuhkan tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu yang menunjang hasil produksi yang bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan. Memang pendekatan utama ke arah belajar mandiri mungkin tidak efisien dari segi biaya dalam jangka pendek namun karena teknik dan beraneka ragam sumber yang digunakan berulang-ulang dengan kelompok 12
  • 13. selanjutnya, biaya program dapat dikurangai secara nyata. Menurut Kemp (dalam Mbulu, 2001) terdapat beberapa kelemahan belajar mandiri yang harus diketahui: a. Mungkin kurang terjadi interaksi antara pengajar dengan siswa atau antara siswa dengan siswa apabila program belajar mandiri dipakai metode satu-satunya dalam mengajar. Oleh karena itu perlu direncanakan kegiatan kelompok kecil antara pengajar dan siswa secara berjangka. b. Program belajar mandiri tidak cocok untuk semua siswa atau semua pengajar c. Kurang disiplin diri dan kemalasan yang menyebabkan kelambatan penyelesaian program oleh beberapa siswa. Kebiasaan dan pola perilaku baru perlu dikembangkan sebelum dapat berhasil dalam belajar mandiri. d. Metode belajar mandiri sering menuntut kerjasama dan perencanaan tim yang rinci diantara staf pengajar yang terlibat dan koordinasi dengan layanan penunjang (sarana media perpustakaan). 13
  • 14. BAB III KESIMPULAN Program pembelajaran individual merupakan usaha memperbaiki kelemahan pengajaran klasikal.Dari segi kebutuhan pebelajar, program pembelajaran individual lebih efektif, sebab siswa belajar sesuai dengan programnya sendiri.Dari segi guru, yang terkait dengan jumlah pebelajar, tampnk kurang efisien. Jumlah siswa sebesar empat puluh orang meminta perhatian besar pada guru, dan hal itu akan melelahkan guru. Dari segi usia perkembangan pebelajar, maka program pembelajaran individual cocok bagi siswa SLTP ke atas. Hal ini disebabkan oleh: (i) umumnya siswa sudah dapat membaca dengan baik, (ii) siswa mudah memahami petunjuk atau perintah dengan baik, dan, (iii) siswa dapat bekerja mandiri dan bekerja sama dengan baik. Dari segi bidang studi, maka tidak semua bidang studi cocok untuk diprogramkan secara individual.Bidang studi yang dapat diprogramkan secara individual adalah pengajaran bahasa, matematika, IPA, dan IPS bagi bahan ajaran tertentu.Bagi bidang studi musik, kesenian, dan olah raga yang bersifat perorangan, juga cocok untuk program pembelajaran individual. Program pembelajaran individual dapat dilaksanakan secara efektif, bila mempertimbangkan hal-hal berikut: (i) disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. (ii) tujuan pembelajaran dibuat dan dimengerti oleh siswa, (iii) prosedur dan cara kerja dimengerti oleh siswa, (iv) kriteria keberhasilan dimengerti oleh siswa, dan (v) keterlibatan guru dalam evaluasi dimengerti siswa. 14