Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas konsep dasar pembelajaran individual, termasuk pengertian, latar belakang, tujuan, karakteristik, dan prinsip-prinsip pembelajaran individual.
2) Pembelajaran individual memberikan perhatian lebih besar kepada perbedaan individu siswa dan menyesuaikan proses pembelajaran dengan kebutuhan setiap siswa.
3) Salah satu tujuan pembelajaran individual adal
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Konsep Dasar Pengajaran Individual (KELOMPOK 1)
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan
dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman yang semakin
global.Peningkatan sumber daya manusia ini juga berpengaruh terhadap dunia
pendidikan.Pendidikan yang merupakan ujung tombak dalam pengembangan
sumber daya manusia harus bisa berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan
juga kuantitas. Upaya pengembangan pendidikan tersebut harus sesuai dengan
proses pengajaran yang tepat agar anak didik dapat menerima pelajaran dengan
baik.
Proses pengajaran akan lebih hidup dan menjalin kerjasama diantara siswa,
maka proses pembelajaran dengan paradigma lama harus diubah dengan
paradigma baru yang dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam berpikir, arah
pembelajaran yang lebih kompleks tidak hanya satu arah sehingga proses belajar
mengajar akan dapat meningkatkan kerjasama diantara siswa dengan guru dan
siswa dengan siswa, maka dengan demikian siswa yang kurang akan dibantu oleh
siswa yang lebih pintar sehingga proses pembelajaran lebih hidup dan hasilnya
lebih baik.
Dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari berbagai variabel pokok
yang saling berkaitan yaitu kurikulum, guru/pendidik, pembelajaran,
peserta.Dimana semua komponen ini bertujuan untuk kepentingan
peserta.Berdasarkan hal tersebut pendidik dituntut harus mampu menggunakan
berbagai pendekatan pembelajaran agar peserta didik dapat melakukan kegiatan
belajar dengan menyenangkan.Hal ini dilatar belakangi bahwa peserta didik bukan
hanya sebagai objek tetapi juga merupakan subjek dalam pembelajaran.Peserta
didik harus disiapkan sejak awal untuk mampu bersosialisasi dengan
lingkungannya sehingga berbagai jenis pendekatan pembelajaran yang dapat
digunakan oleh pendidik.
Berdasarkan pandangan diatas, maka permasalahan yang muncul adalah
bagaimana upaya guru untuk meningkatkan hasil balajar siswa dengan pendekatan
1
2. yang tepat.Salah satu solusinya yaitu dengan mengembangkan suatu pendekatan
pembelajaran yang membuat siswa lebih senang dan lebih termotivasi untuk
belajar.Beberapa pendekatan pembelajaran yang dianggap efisien adalah
pendekatan pembelajaran komunikatif, pendekatan pembelajaran kontekstual, dan
pendekatan pembelajaran humanistik.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diungkapkan, maka muncul masalah yang
akan dibahas yaitu: Apakah konsep dasar pembelajaran individual itu?
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu mendeskripsikan konsep dasar pembelajaran
individual.
2
3. BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP DASAR PEMBELAJARAN INDIVIDUAL
A. Pengertian pembelajaran individual
Istilah pembelajaran individual atau pembelajaran perseorangan
(Individual Instruction) merupakan suatu siasat (strategi) untuk mengatur kegiatan
belajar mengajar sedemikian rupa sehingga setiap siswa memperoleh perhatian
lebih banyak daripada yang dapat diberikan dalam rangka pengelolaan kegiatan
belajar mengajar dalam kelompok siswa yang besar. Menurut Duane (dalam
Mbulu, 2001:1) pembelajaran individual merupakan suatu cara pengaturan
program belajar dalam setiap mata pelajaran, disusun dalam suatu cara tertentu
yang disediakan bagi tiap siswa agar dapat memacu kecepatan belajarnya dibawah
bimbingan guru. Pengajaran individual dapat mencakup cara-cara pengaturan
sebagai berikut:
Rencana studi mandiri (Independent Study Plans)
Guru dan siswa bersama-sama mengadakan perjanjian mengenai materi
pelajaran yang akan dipelajari dan apa tujuannya. Para siswa mengatur belajarnya
sendiri dan diberikan kesempatan untuk berkonsultasi secara berkala kepada guru
untuk memperoleh pengarahan atau bantuan dalam menghadapi tes dan
menyelesaikan tugas-tugas perseorangan.
Studi yang dikelola sendiri (Self Directed Study)
Siswa diberi sejumlah daftar tujuan yang harus dicapai serta materi
pelajaran yang harus dipelajari untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan
dilengkapi dengan daftar kepustakaan. Pada waktu-waktu tertentu siswa
menempuh tes dan dinyatakan lulus apabila telah memenuhi criteria yang
ditetapkan.
3
4. Program belajar yang berpusat pada siswa (Learner Centered Program)
Dalam batas-batas tertentu siswa diperbolehkan menentukan sendiri materi
yang akan dipelajari dan dalam urutan yang bagaimana. Setelah siswa menguasai
kemampuan-kemampuan pokok dan esensial, mereka diberi kesempatan untuk
belajar program pengayaan.
Belajar menurut kecepatan sendiri (Self Pacing)
Siswa mempelajari materi pelajaran tertentu untuk mencapai tujuan
pembelajaran khusus yang telah ditetapkan oleh guru. Semua siswa harus
mencapai tujuan pembelajaran khusus yang sama namun mereka mengatur sendiri
laju kemajuan belajarnya dalam mempelajari materi pelajaran tersebut.
Pembelajaran yang ditentukan oleh siswa sendiri (Student
DeterminedInstruction)
Pengaturan pembelajaran tersebut menyangkut penentuan tujuan
pembelajaran (umum dan khusus), pilihan media pembelajaran dan nara sumber,
penentuan lokasi waktu untuk mempelajari berbagai topic, penentuan laju
kemajuannya sendiri, mengevaluasi sendiri pencapaian tujuan pembelajaran, dan
kebebasan untuk memprioritaskan materi pelajaran tertentu.
Pembelajaran Sesuai Diri (Individual Instruction)
Strategi pembelajaran ini mencakup enam unsur dasar yaitu (a) kerangka
waktu yang luwes, (b) adanya tes diagnostik yang diikuti pembelajaran perbaikan
(memperbaiki kesalahan yang dibuat siswa atau memberi kesempatan kepada
siswa untuk melangkah bagian materi pelajaran yang telah dikuasainya), (c)
pemberian kesempatan kepada siswa untuk memilih bahan belajar yang sesuai, (d)
penilaian kemajuan belajar siswa dengan menggunakan bentuk-bentuk penilaian
yang dapat dipilih dan penyediaan waktu mengerjakan yang luwes, (e) pemilihan
lokasi belajar yang bebas, dan (f) adanya bentuk-bentuk kegiatan belajar
bervariasi yang dapat dipilih.
Pembelajaran perseorangan tertuntun (Individually Prescribed Instruction)
4
5. Sistem pembelajaran ini didasarkan pada prinsip-prinsip pembelajaran
terprogram.Setiap siswa diarahkan pada program belajar masing-masing
berdasarkan rencana kegiatan belajar yang telah disiapkan oleh guru atau guru
bersama siswa berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan
dirumuskan secara operasional. Rencana kegiatan i ni berkaitan dengan materi
pelajaran yang harus dipelajari atau kegiatan yang harus dilakukan siswa.
B. Latar belakang timbulnya pengajaran individual
Latar belakang timbulnya pengajaran individual diilhami oleh teori Skinner
yang dikenal dengan Reinforcement Theory pada tahun 1954.Menurut teori ini
tiap anak memiliki karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan lainnya.
Anak sejak dilahirkan memiliki sejumlah potensi namun dalam perkembangannya
dan pertumbuhannya tidak semua potensi dapat berkembang dengan baik.
Penganut teori ini berpendapat bahwa tiap-tiap anak memiliki kepribadian yang
unik.Keunikan ini terbentuk oleh perpaduan faktor keturunan (heredity), faktor
lingkungan (Environment) dan faktor diri (self).Di sekolah dalam satu kelas anak
berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda, lingkungan sosial budaya yang
berbeda, serta memiliki potensi yang berbeda pula. Agar potensi pribadi anak
dapat berkembang secara wajar (potensi jamaniah, pikir, rasa, karsa, cipta, karya
dan budi nurani) maka para ahli memikirkan, melakukan pengkajian, dan
penelitian yang terus-menerus serta menemukan pola pembelajaran yang cocok
untuk mengembangkan kemampuan potensial setiap individu anak (siswa).
Para siswa dalam suatu kelas diharapkan dapat mengubah secara mendasar
dalam hal kemampuan mentalnya (mental ability), prestasi belajar yang dicapai
terdahulu (past achievement), kecepatan belajar (learning rate), motivasi
(motivation), minat (interest), dan gaya belajar (learning style). Apabila beragam
kemampuan belajar dan prestasi belajar dikombinasikan dengan perbedaan
individual siswa dan motivasi, minat dan gaya belajar, maka menjadi kenyataan
bahwa pembelajaran kelas regular tidak dapat diharapkan merupakan
pembelajaran yang efektif sesuai dengan kebutuhan siswa. Satu solusi terhadap
permasalahan yang ditimbulkan oleh kesenjangan perbedaan individual yang luas
di kalangan siswa yakni penggunaan criteria kemampuan secara kelompok.
5
6. Meskipun pengurangan berjalan satu dimensi (prestasi belajar)hal ini tidak
memberikan suatu pengurangan yang seimbang dengan dimensi-dimensi yang
lain. Dengan demikian tidak hanya kemampuan belajar yang diharapkan yang
dapat memberikan suatu solusi yang memuaskan bagi perbedaan individual.
Dalam teori pengurangan sejumlah bantuan yang dibutuhkan individual agar guru
dapat memberikan perhatian lebih kepada individu yang sangat membutuhkan.
Jelas bahwa pengajaran individual mencakup penyesuaian prosedur pembelajaran
dengan kebutuhan siswa, dapat menggunakan variasi bentuk pembelajaran. Latar
belakang timbulnya pengajaran individual menurut Duane (dalam Mbulu, 2001:4)
dengan sebuah ungkapan sebagai berikut.
Tidak ada dua orang pelajar yang
1. Memiliki tingkat prestasi belajar yang sama
2. Me ncapai taraf prestasi belajar dengan menggunakan cara belajar yang
sama
3. Memecahkan masalah yang sama dengan cara yang sama pula
4. Memiliki pola tingkah laku dan minat yang sama
5. Dimotivasi untuk mencapai prestasi belajar pada taraf yang sama
6. Mencapai tujuan belajar yang sama
7. Siap untuk belajar pada waktu yang sama
8. Mempunyai kemampuan yang sama untuk belajar
Mendukung pendapat Duane (dalam Mbulu, 2001) mengemukakan istilah
tidak ada dua makhluk hidup yang sama (no two organism are alike)
C. Tujuan pengajaran individual
Setiap pembaharuan di bidang metodologi pengajaran oleh para ahli yang
berkompeten selalu menetapkan tujuan yang akan dicapai baik tujuan jangka
pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Demikian pula pengajaran
individual dilaksanakan dengan tujuan:
1. Membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar terutama kelompok
siswa yang lamban belajar
2. Menyesuaikan materi pelajaran dengan perbedaan individual siswa
dalam belajar dan memperhatikan kepentingan siswa secara individual
6
7. 3. Meningkatkan mutu dan efektivitas proses pengajaran dan
4. Pelaksanaan pengajaran yang disesuaikan dengan kemampuan dan
minat individual siswa
D. Karakteristik pengajaran individual
Perhatian utama terhadap perbedaan individual siswa dan usaha untuk
menyesuaikan pengajaran dengan perbedaan tersebut yaitu
1. Lebih mengutamakan proses daripada mengajar (memusatkan
perhatian pada siswa yang belajar bukan guru yang mengajar)
2. Menyesuaikan pengajaran dengan kemampuan dan kebutuhan siswa
sebagai individual
3. Mengusahakan partisipasi aktif dari siswa untuk belajar secara
individual
4. Merumuskan tujuan yang jelas dan spesifik sehingga memudahkan
bagi siswa untuk mencapainya
5. Memberikan kesempatan untuk maju sesuai dengan kecepatannya
masing-masing
6. Menggunakan banyak feedback dari hasil evaluasi untuk membantu
siswa yang mengalami kesulitan belajar
E. Prinsip-prinsip pengajaran individual
Prinsip-prinsip pengajaran individual sebagai berikut
1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan
kecepatannya masing-masing
2. Membuka kemungkinan bagi siswa untuk mencapai belajar tuntas
(mastery learning) atas bahan pelajaran yang dipelajari
3. Mendorong siswa untuk memecahkan masalah (problem solving) dan
menggunakan pemikiran dalam memecahkan suatu masalah
4. Mengembangkan kesanggupan berinisiatif dan mengatur diri sendiri
dalam belajar
5. Memupuk kebiasaan untuk menilai diri sendiri dan mempertinggi
motivasi siswa untuk belajar
7
8. 6. Menentukan dengan teliti taraf pengetahuan siswa (pengetahuan
prasyarat) sebelum diberikan tugas
7. Mengadakan evaluasi yang sering secara individual untuk mengetahui
dengan segera hasil yang dicapai sebagai penguatan (reinforcement)
bagi siswa maupun guru atau untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan
yang dilakukan oleh siswa, kekeliruan-kekeliruan yang dilakukan oleh
guru maupun kelemahan-kelemahan tugas yang diberikan oleh guru
8. Dilakukannya diagnosis dan diberikannya remediasi yang tepat dan
segera
9. Evaluasi dengan berbagai bentuk (tes dan non tes) dan jadwal yang
luwes
10. Pilihan berbagai bentuk pembelajaran (variasi penggunaan metode
pembelajaran)
11. Pengorganisasian materi pelajaran dalam suatu cara yang
memungkinkan tiap siswa maju sesuai dengan kemampuan dan
minatnya masing-masing (modul pembelajaran, teks pembelajaran
terprogram, paket pembelajaran)
12. Diberikannya bimbingan dan petunjuk instruksional kepada masing-
masing siswa sesuai dengan kebutuhannya
F. Peran siswa dalam pembelajaran individual
Kedudukan siswa dalam pembelajaran individual bersifat sentral.Pebelajar
merupakan pusat layanan pengajaran. Berbeda dengan pengajaran klasikal, maka
siswa memiliki keleluasaan berupa:
(i) keleluasaan belajar berdasarkan kemampuan sendiri,
(ii) kebebasan menggunakan waktu belajar, dalam hal ini siswa
bertanggung jawab atas semua kegiatan yang dilakukannya,
(iii) keleluasaan dalam mengontrol kegiatan, kecepatan, dan intensitas
belajar, dalam rangka mencapai tujuan belajar yang telah
ditetapkan,
(iv) siswa melakukan penilaian sendiri atas hasil belajar,
(v) siswa dapat mengetahui kemampuan dan hasil belajar sendiri, serta
8
9. (vi) siswa memiliki kesempatan untuk menyusun program belajarnya
sendiri.
Keenam jenis kedudukan siswa tersebut berakibat pada adanya perbedaan
tanggung jawab belajar mengajar.Pada pembelajaran klasikal, tanggung jawab
guru dalam membelajarkan siswa cukup besar.Pada pembelajaran secara
individual, tanggung jawab siswa untuk belajar sendiri sangat besar.Pebelajar
bertanggung jawab penuh untuk belajar sendiri. Timbul soal berikut ; apakah
siswa telah memiliki rasa tanggung jawab untuk belajar sendiri? hal ini terkait
dengan perkembangan emansipasi diri siswa. Meskipun demikian pada tempatnya
sejak usia pendidikan dasar (6;0-15;0) siswa dididik untuk memiliki rasa tanggung
jawab dalam beajar sendiri (Monks, Knoers, Siti Rahayu Haditono, 1989).
G. Peran guru dalam pembelajaran individual
Kedudukan guru dalam pembelajaran individual bersifat membantu.
Bantuan guru berkenaan dengan komponen pembelajaran berupa:
(i) perencanaan kegiatan belajar,
(ii) pengorganisasian kegiatan belajar,
(iii) penciptaan pendekatan terbuka antara guru dan siswa, dan
(iv) fasilitas yang mempermudah belajar.
Dalam pengajaran klasikal pada umumnya peranan guru dalam
merencanakan kegiatan pembelajaran sangat besar. Hal ini tidak terjadi dalam
pembelajaran individual. Perenan guru dalam merencanakan kegiatan belajar
sebagai berikut:
(i) membantu merencanakan kegiatan belajar siswa; dengan
musyawarah guru membantu siswa menetapkan tujuan belajar,
membuat program belajar sesuai kemampuan siswa,
(ii) membicarakan pelaksanaan belajar, mengemukakan criteria
keberhasilan belajar, menentukan waktu dan kondisi belajar,
(iii) berperan sebagai penasihat atau pembimbing, dan
(iv) membantu siswa dalam penilaian hasil belajar dan kemajuan
sendiri. sebagai ilustrasi, guru membantu memilih program
9
10. belajar dengan suatu modul. (Tjipto Utomo & Kees, Ruijter,
1990: 69-83.)
Peranan guru dalam pengorganisasian kegiatan belajar adalah mengatur
dan memonitor kegiatan belajar sejak awal sampai akhir. Peranan guru sebagai
berikut:
(i) memberikan orientasi umum sehubungan dengan belajar topic
tertentu,
(ii) membuat variasi kegiatan belajar agar tidak terjadi kebosanan,
(iii) mengkoordinasikan kegiatan dengan memperhatikan kemajuan,
materi, media, dan sumber,
(iv) membagi perhatian pada sejumlah pebelajar, menurut tugas dan
kebutuhan pebelajar,
(v) memberikan balikan terhadap setiap pebelajar, dan
(vi) mengakhiri kegiatan belajar dalam suatu unjuk hasil belajar
berupa laporan atau pameran hasil kerja; unjuk kerja hasil
belajar tersebut umumnya diakhiri dengan evaluasi kemajuan
belajar.
Peranan guru dalam penciptaan hubungan terbuka dengan siswa
bertujuan menimbulkan perasaan bebas dalam belajar.
H. Keunggulan dan keterbatasan pengajaran individual
1. Keunggulan pengajaran individual bagi siswa
Berbagai fakta membuktikan bahwa siswa yang berpartisipasi dalam
program belajar mandiri, belajar lebih keras, lebih banyak, dan mampu lebih lama
mengingat hal yang dipelajarinya dibandingkan dengan siswa yang mengikuti
kelas konvensional. Belajar mandiri memberikan sejumlah keunggulan sebagai
metode pengajaran sebagai berikut:
a. Program belajar yang dirancang dengan cermat akan memanfaatkan
lebih banyak asas belajar. Hasilnya adalah peningkatan baik dari segi
jenjang belajar maupun kadar ingatan. Jumlah siswa yang gagal dan
menunjukkan kinerja tidak memuaskan dapat dikurangi secara nyata
10
11. b. Program ini memberikan kesempatan kepada siswa yang lamban
maupun yang cepat untuk menyelesaikan pelajaran dengan tingkat
kemampuan masing-masing dalam kondisi belajar yang cocok
c. Rasa percaya diri dan tanggung jawab pribadi yang dituntut dari siswa
oleh program belajar mandiri mungkin dapat berlanjut sebagai
kebiasaan dalam kegiatan pendidikan lain, tanggung jawab atas
pekerjaan dan tingkah laku pribadi
d. Program belajar mandiri dapat menyebabkan lebih banyak perhatian
tercurah kepada siswa perseorangan dan memberikan kesempatan yang
lebih luas untuk berlangsungnya interaksi antar siswa
e. Memungkinkan bagi siswa untuk maju menurut kecepatannya sendiri
dengan mempelajari setiap bidang studi atau mata pelajaran
f. Siswa berhubungan langsung dengan materi pelajaran yang sedang
dipelajari
g. Kesempatan memperoleh respon dengan segera untuk menjawab
pertanyaan dan segera pula memperoleh balikan, sehingga siswa
merasa puas dengan hasil yang dicapainya
h. Memungkinkan siswa untuk memahami materi pelajaran dengan lebih
baik karena disusun secara sistematis dan terstruktur
i. Memungkinkan siswa untuk mempelajari dan memahami dengan lebih
mendalam aspek-aspek mata pelajaran yang dipelajari, melaksanakan
tes diagnostik dan mendorong siswa mempelajari materi dengan lebih
luas
j. Bentuk pengajaran non grade dimana setiap siswa dapat maju dalam
suatu mata pelajaran atau bidang studi sejauh kemampuannya
memungkinkan
2. Keunggulan pengajaran individual bagi guru
a. Membebaskan guru dari kegiatan mengajar rutin, sehingga guru dapat
merencanakan tugas lain misalnya buku kerja yang mencatat kemajuan
belajar atau kesalahan-kesalahan yang dilakukan untuk semua siswa
11
12. b. Guru akan lebih akurat mengenal kebutuhan pengajaran bagi setiap
siswa
c. Memberikan kesempatan kepada guru untuk menyediakan tes
diagnostik sebagai dasar untuk menentukan kedudukan siswa
d. Guru menyediakan waktu lebih banyak bagi siswa yang membutuhkan
bantuan
e. Memberikan kesempatan kepada guru agar menghasilkan sesuatu
secara sistematis dan teliti walaupun program yang dihasilkan itu
dimanfaatkan
f. Guru berperan sebagai pembimbing siswa di dalam usaha untuk
menambah pengetahuan dari materi pelajaran yang diberikan
g. Kegiatan dan tanggung jawab pengajar yang terlibat dalam program
belajar mandiri berubah karena waktu untuk penyajian menjadi
berkurang dan pengajar mempunyai waktu lebih banyak untuk
memantau siswa dalam pertemuan kelompok dan untuk konsultasi
perseorangan
h. Timbul rasa kepuasan kerja yang lebih tinggi
3. Keterbatasan
Para siswa yang sudah terbiasa mengikuti pelajaran secara konvensional
akan mengalami kesukaran apabila mereka diarahkan untuk belajar secara mandiri
(individual). Belajar secara individual membutuhkan disiplin belajar yang tinggi,
mempunyai kemampuan yang kuat untuk belajar mencapai sukses, memiliki
motivasi untuk berprestasi, adanya persaingan antar siswa untuk mencapai tingkat
prestasi yang optimal. Menyusun bahan belajar memakan waktu berbulan-bulan
dan memerlukan biaya yang besar (menulis buku pelajaran misalnya modul, paket
belajar, teks pembelajaran terprogram; pembelian bahan ajar, monitoring,
menyusun soal tes dan sebagainya) serta membutuhkan tenaga ahli dari berbagai
disiplin ilmu yang menunjang hasil produksi yang bermutu dan dapat
dipertanggungjawabkan. Memang pendekatan utama ke arah belajar mandiri
mungkin tidak efisien dari segi biaya dalam jangka pendek namun karena teknik
dan beraneka ragam sumber yang digunakan berulang-ulang dengan kelompok
12
13. selanjutnya, biaya program dapat dikurangai secara nyata. Menurut Kemp (dalam
Mbulu, 2001) terdapat beberapa kelemahan belajar mandiri yang harus diketahui:
a. Mungkin kurang terjadi interaksi antara pengajar dengan siswa atau
antara siswa dengan siswa apabila program belajar mandiri dipakai
metode satu-satunya dalam mengajar. Oleh karena itu perlu
direncanakan kegiatan kelompok kecil antara pengajar dan siswa secara
berjangka.
b. Program belajar mandiri tidak cocok untuk semua siswa atau semua
pengajar
c. Kurang disiplin diri dan kemalasan yang menyebabkan kelambatan
penyelesaian program oleh beberapa siswa. Kebiasaan dan pola
perilaku baru perlu dikembangkan sebelum dapat berhasil dalam
belajar mandiri.
d. Metode belajar mandiri sering menuntut kerjasama dan perencanaan
tim yang rinci diantara staf pengajar yang terlibat dan koordinasi
dengan layanan penunjang (sarana media perpustakaan).
13
14. BAB III
KESIMPULAN
Program pembelajaran individual merupakan usaha memperbaiki
kelemahan pengajaran klasikal.Dari segi kebutuhan pebelajar, program
pembelajaran individual lebih efektif, sebab siswa belajar sesuai dengan
programnya sendiri.Dari segi guru, yang terkait dengan jumlah pebelajar, tampnk
kurang efisien. Jumlah siswa sebesar empat puluh orang meminta perhatian besar
pada guru, dan hal itu akan melelahkan guru.
Dari segi usia perkembangan pebelajar, maka program pembelajaran
individual cocok bagi siswa SLTP ke atas. Hal ini disebabkan oleh:
(i) umumnya siswa sudah dapat membaca dengan baik,
(ii) siswa mudah memahami petunjuk atau perintah dengan baik, dan,
(iii) siswa dapat bekerja mandiri dan bekerja sama dengan baik.
Dari segi bidang studi, maka tidak semua bidang studi cocok untuk
diprogramkan secara individual.Bidang studi yang dapat diprogramkan secara
individual adalah pengajaran bahasa, matematika, IPA, dan IPS bagi bahan ajaran
tertentu.Bagi bidang studi musik, kesenian, dan olah raga yang bersifat
perorangan, juga cocok untuk program pembelajaran individual.
Program pembelajaran individual dapat dilaksanakan secara efektif, bila
mempertimbangkan hal-hal berikut:
(i) disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa.
(ii) tujuan pembelajaran dibuat dan dimengerti oleh siswa,
(iii) prosedur dan cara kerja dimengerti oleh siswa,
(iv) kriteria keberhasilan dimengerti oleh siswa, dan
(v) keterlibatan guru dalam evaluasi dimengerti siswa.
14