SlideShare a Scribd company logo
1 of 96
HUKUM ADAT
Hukum  refleksi pandangan hidup masy. / bangsa
Hukum Adat: religies, komun @1
<>religies: 1. Syarat pengangangkatan anak di Bali:
a. pemerasan (Widi Wedana)
b. penyiaran di Banjar (ptsn MA,12-1-1977)
2. Harta peninggalan belum dpt dibagi se-
belum jenazah diaben (MA,10-4-1971)
UUP Ps 2(1): Perkawinan sah apabila dilakukan me-
nurut masing2 agama & kepercayaanya itu
<>Komun: Hukum Warissistem kolektif, mayorat
Religion in welcher Form sie auftrit bliebt das ideale
Bedurnis den Menscheit (Anselm von Fauerbach)
Hukum Barat: sekuler, individualis @2
<>Sekuler [Latin:saeculum/duniawi] sistem etika &
filsafat: menolak peranan Tuhan dlm mengatur
hidup dan kehidupan manusia.
I. Ps 26 BW: Perkawinan hanya hub. Perdata
II. Ps. 28 BW: larangan uapacara agama sblum dilaku-
kan perkwinan di muka Pejabat Catatan Sipil
III. Ps. 530(1)KUHP: Petugas agama diancam pidana
jika melanggar Ps.28 BW
<>Individualis: Ps. 1066 BW: tuntutan pembagian warisan
yg terbuka oleh seorang waris harus dikabulkan
ISTILAH HUKUM ADAT
<>Adat-Recht (Snouck Hurgronje / Van
Vollenhoven)
<>Odot (Gayo)
<>Ngadat (Jateng)
<>Lembaga/Adat Lembaga (Minang)
<>Adat kebiasaan (Minahasa / Maluku)
 Hubungan Hukum Adat dan Hukum
 Agama (Islam)

 1. Teori Receptio in compexu
 (C.F.Winter, Salomon Keyzer, dan L.W.C
 van den Berg).
 Pengaruhnya dlm perundang-undangan:
pemakaian istilah Godsdienstige Wetten
pada:
 <>AB (Algemene Bepalingen van Wet-
 geving) Ps 11,
 <>RR (Reglement op het beleid der
 regeering van Nederland Indie) 1854
 Ps. 75 (3), Ps. 78 (2)
 2. Teori Receptie
 <>Snouck Hurgronje: Hukum Islam yg
diresepsi ke dalam Hk. Adat: Hk. Kelurga, Hk.
Perkawinan, dan Hk. Waris (bagian dari
hidup manusia yg sangat pribadi, erat dgn
kepercayaan dan hidup batin).
 <>van Vollenhoven: Hukum Keluarga, Hk.
Perkawinan, Hk. Waris dan Wakaf dipenga-
ruhi Hk. Islam.
 kompromi kekusaan Umayyah dan
 golongan Madinah
 <>Ter Haar: Hukum Waris adalah Hukum
Adat asli. Contoh: di Minangkabau.
 Atas rekomendasi Ter Haar, Pemerintah
Kolonial Belanda menerbitkan S. 1937:116
yang mengeluarkan Hukum Waris dari
kewenangan Pengadilan Agama.
 3. Teori Receptio a Contrario
 <>Hazairin: Hukum Adat adalah
sesuatu yg berbeda dan tidak dapat
serta tidak boleh dicampuradukkan dgn
Hk. Islam, sehingga keduanya mesti
terpisah.
 Hukum Adat baru berlaku
sepanjang tidak bertentangan dengan
hukum Islam
4. Teori Penetration Pasifique, Tolerante
et Constructive
<>De Josselin de Jong: Islam telah ma-
suk ke Indonesia secara damai, toleran,
dan konstruktif serta mengakar dlm ke-
sadaran rakyat Indonesia sehingga
membawa pengaruh yang bersifat nor-
mative dlm kebudayaannya.
Teori Sinkretisme
<>M.B. Hooker : sifat akomodatif Islam -
hubungan yg erat antara nilai2 Islam
dgn Hk. Adat, sikap rukun, saling
memberi dan menerima dlm bentuk
tatanan baru (sinkretisme).
Antara system Hukum Islam dan
Hukum Adat tidak saling menyisihkan.
Keduanya berlaku, memiliki daya ikat
yang sederajat  membentuk suatu
pola khas dlm kesadaran masyarakat.
SINKRETISME
1. Asas perdamaian dlm hk waris
(Qur’an S. II:182, QS. IV: 4 dan
Kompilasi Hukum Islam [KHI] Ps.
193)
2. Penggantian waris (KHI Ps 185)
3. Wasiat wajibah (KHI Ps.209)
4. Ps.211: Hibah orang tua kpd
anaknya dpt diperhitungkan sbgai
warisan
Anak sah:
Hk Adat kawin “paksa”, kawin pattong-
kok sirik / tambelan, juga anak sah
UUP. Ps.42: Anak sah adalah anak yg
dilahirkan dalam atau sebagai akibat
perkawinan yg sah
Hk. Islam: anak yg lahir 6 bulan setelah
perkawinan orang tuanya.
 Tapi KHI Ps 99 = UUP Ps 42 !!
Penyelesaian konflik HA & H,Islam
di Minang
1. Harta pusaka tinggi dibagi menurut Hu-
kum Waris Adat
2. Harta pencaharian / suarang dibagi
menurut Hukum Waris Islam
(Pertemuan “Orang Empat Jenis” [Kelom-
pok adat, agama, cerdik pandai dan
generasi muda] tahun 1952 di Bukittinggi,
dan Seminar Adat Minangkabau tahun
1968 di Padang)
Pengertian Hukum Adat
1. Van Vollenhoven:
Aturan tingkah laku yang bersanksi
dan tidak dikodifikasikan.
2. Ter Haar:
Keputusan2 para fungsionaris hukum
beslissingenleer
Pengaruh pandangan John Chipman
Gray:
All the law is judge made law
(Common Law System)
Kaedah hukum umum / abstrak
Kaedah hukum individual/konkrit
BESLISSINGENLEER
(TER HAAR)
STUFENBAU THEORIE
(Hans Kelsen)
kaedah hukum fundamental
kaedah hukum dr konstitusi
kaedah hukum umum/abstrak
Kaedah hukum individual/konkrit
3. Kusumadi Pudjosewojo:
Adat tebal / tipis
menebal / menipis
Kriterium formal: hukum dan
bukan hukum 
ditetapkan oleh yang berwajib/penguasa
Jika: hukum itu tertulis: per-undang2-an
hukum itu tidak tertulis: Hk Adat
4. R.Soepomo:
Hukum Adat sinonim dgn hukum: (1)non
statutory law; (2) konvensi; (3)judge made
law; (4)customary law.
 5. Hazairin:
 Semua lapangan hokum berhubungan dgn
kesusilaan. Sistem hokum yg sempurna jk
selaras dgn kesusilaan.
 Hk. Adat berhubungan langsung
 (adat = renapan kesusilaan)
 Hk Adat: hukum yg timbul sendiri dari
 hubungan2 hidup bersama dlm
 masyarakat.
 Von Savigny:
 “Das Recht wird nicht gemacht, er ist
 und wird mit dem Volke”.
 6 Satjipto Rahardjo:
 <>Hukum Negara:
 menyatakan diri dlm bentuk peru-
 musan yg jelas dan terperinci formal
 (hukum yg dilahirkan melalui proses
 birokrasi dan tahap2 yg definitip)
 <> Hukum Adat / Hukum Kebiasaan:
 menyatakan diri sbgai rangkaian prbuatan
 7. M.M.Djojodigoeno:
 Hukum Adat adalah hukum yang tidak
 bersumber pada peraturan (perundang-
 undangan).
 8. Muh. Koesnoe:
Hukum Adat: hukum rakyat yg mengatur
kehidupan masyarakat, terus menerus
berubah dan berkembang, pembuatnya
adalah rakyat sendiri. Karena itu perkem-
bangannya melalui tahapan keputusan atau
penyelesaian yg dikeluarkan masyarakat
sebagai hasil temu rasa dan temu pikir
melalui permusyawaratan. Setiap perkem-
bangan yg terjadi diusahakan mendapat
tempat dalam tata hukum adat. Hal2 lama
yang tdk dipakai diubah / ditinggalkan secara
tidak mencolok
9. Seminar Hk. Adat & Pembangunan Hk.
Nasional di Fak. Hk. UGM, 1975:
“Hukum Adat adalah hukum Indonesia
asli, yang tidak tertulis dlm bentuk
perundang2-an RI, yang di sana-sini
dipengaruhi unsure agama.”
Sifat Umum / Ciri2 Hukum Adat:
1.Religies
<> upacara perkawinan, pembukaan tanah, dll
MA,12-1-1977 (Pengangkatan anak),
MA, 10-4-1971 (Pelaksanaan warisan).
UUP Ps 1, Ps 2(1)
UUPA, dlm konsideran huruf a berbunyi: … bumi,
air, dan ruang angkasa, sbgai karuniaTuhan YME …
<> siapa menanam mengetam / hukum karma /
sapa gawe nganggo
O.W.Holmes:
”The life of the law has not been logic; it has been
experience. Experience means men living in society”
UUD 1945,
PEMBUKAAN:
UUD Negara RI …berdasarkan: Ketuhanan YME,
kemanusiaan yg adil dan beradab, dst.
Ps. 28 J: … setiap orang wajib tunduk kpd
pembatasan yd dittpkan dg uu dg maksud se-
mata2 untk menjamin pengakuan hak dan
kebebasan orang lain dan untk memenuhi
tuntutan yg adil sesuai dg pertimbangan moral,
nilai2 agama, keamanan dan ketertiban umum
dlm suatu masyarakat yg demokratis.
Kierkegaard & Nietzsche: “Tuhan telah mati”
Prof. John D. Caputo:
“Tentu mengherankan bhw dahulu kaum terpelajar meman-
dang rendah agama, dan telah meramalkan kematian Allah
dari pertengahan abad kesembilan belas sampai era ini,
tetapi ternyata agama telah muncul kembali dlm berbagai
jenisnya. Bahkan dpt dikatakan kelirulah jika agama dilapor-
kan sebagian besar oleh kaum intelektual hilang, padahal
tak seorangpun di luar lingkungan akademi yang mengata-
kan agama telah pergi. Agama telah kembali, bahkan di
antara kaum intelectual “avant-grade” yang telah memberi-
nya legitimasi baru, …
Bunga agama adalah salah satu yang mekar di dalam onto-
logi post modern”.
Albert Einstein:
<>Kesempurnaan peralatan dan kebingungan tujuan
adalah masalah utama kita dewasa ini
<>Logica adalah pelayan kita yg sempurna,
intuisi adalah karunia (Tuhan).
Kita telah mementingkan pelayan dan
melupakan karunia (Tuhan).
<>Ilmu pengetahuan tanpa agama buta, agama
tanpa ilmu pengetahuan lumpuh.
Anseln von Feurbach:
“Religion in welcher Form sie auftritt bliebt das
ideale Bedurnis den Menscheit”.
W. Friedmann:
“Time and again belief in the power of reason has
been followed by distrust of reason. Intellect is
pitched against intuition …”
“Plato’s philosopher-king knows and applies
justice because the balance and harmany of his
personali-ty gives him insight and virtue.
Sistematisation of the law goes parallel with
more rational attitude. When a disappoined
generation, dissatisfied with the self-
complacency of positivism, become doubtful
about the power of reason, instinct and intuition
come again to the fore.”
2.Kebersamaan / kekeluargaan
Kepentingan individu diliputi kepen-
tingan bersama (bermuatan publik)
Contoh: penggunaan tanah pusaka
(Minang), tanah dati (Ambon),Tanah
karang desa / ayahan desa (Bali)
3. Tradisional
Berasal dari kata tradisi.
Menurut Myron Wemer, tradisi adalah: “the
beliefs and practicies handed down from the
past, as we reinterpret our past, the tradition
change”.
Jadi tradisi tidak statis, karena akan selalu
diinterpretasikan kembali oleh masyarakat agar
dapat memenuhi kebutuhannya yg sesuai
dengan perkembangan jaman
Minang: extended family ke nuclear family.
S.N.Eisenstadt:
<>”The successful social elite aimed at the
development of a flexible set of symbols and a
collective identity which, while not negating the
existing tradition, could incorporate them into
the new symbolic framwork”.
<>Elite social yang tidak berhasil mrpkan
golongan yang ”view the national collectivity
in terms of exclusive and limited values and
symbols of status which often were derived
from the preceding social structure. As a result,
these elites limited their own field of perception
and the scope of their own activities”
4. Konkrit, terang dan tunai
Hubungan2 hukum dilaksanakan secara
konkrit. Misalnya lembaga panjer (dlm jual
beli), peningset / jujur (perkawinan),
pembuatan tanda batas dalam pembukaan
tanah
Hukum refeksi cara berpikir masy. / bangsa (1)
Hukum Adat (masyarakat Indonesia): belevend,
participeerend, concreed denken
<>anak luar kawin: beribu yang melahirkannya
(tidak perlu pengakuan formal. berdasar fakta:
lahir dari seorang ibu tidak punya suami
<>Cakap bertindak: ditentukann secara konkrit /
kasuistis
H.J.Berman:
“It is often said that American law, like English
law, is highly emperical in its method, that is
proceeds from case to case and from problem to
problem, seeking practical solution without
reference to a systematic set of doctrines or a
comprihensive theory”
Hk Adat: belevend participeerend, concfeet denken
Hk Belanda: analiseernd, abstrack denken
Hukum refleksi cara berfikir masy, / bangsa (2)
Masy. Belanda: umum, abstrak, formal, hipotetis
<>Anal luar kawin (natuurlijk / erkent kind). BW:
Ps. 863: Anak zina & sumbang dilarang diakui
Ps. 867: ” ” dapat nafkah
Ps. 269: ” & ” dilarang menyelidiki siapa
orang tuanya (sehingga ia tetap tdk beribu dan tdk
berayah; Ps. 867 tdk dpat dimanfaatkan)
<>Minderjarig: Belum berumur 21 th / belum kawin
(Ps. 330 (1), (2), (3).
5. Dinamis dan plastis
dinamis: dapat menyesuaikan diri dengan
masyarakat
Plastis: dapat menyesuaikan diri dengan situasi
dan kondisi yang ada
Perhatiakan uraian Prof. Muh Koenoe [24]
6. Tidak dikodifikasi
Kodifikasi = pembukuan sistematis suatu daerah /
lapangan / bidang hukum tertentu sebagai
kesauaan secara bulat, lengkap dan tuntas.
<>bulat = semua bagian diatur
<>lengkap =yg diatur segala unsurnya
<>tuntas = yg diatur semua soal yg mungkin
timbul
Contoh: KUHP, KUHPerdata, KUHD
[ ? ]
<>Gerakan kodifikasi disertai lahirnya aliran
Legisme / Positivisme. Dimulai di Perancis dgn
dibuatnya Code Civil (1807), kemudian ditiru
seluruh negara Eropa kontinental. Di Nederland
Burgerlijk Wetboek dibuat tahun 1838. dg asas
konkordasi berlaku di Hindia Belanda th 1848.
<>Di Eropah Kontinental legisme berkuasa pada
abad XIX (1830-1880).
<>Inggris dan bekas jajahannya tdk pernah beralih
ke kodifikasi. Di sana judge made law dan
customary law berperan dominan,
Pandangan Legisme / Positivisme:
 Hukum identik dengan undang2
 Hakim hanya sbgai bouche de la loi (Montes-quieau)
 Dalam ajaran Trias Politika tdk ada tempat bagi
Hukum Kebiasaan sebagai sumber hukum (Undang2
adalah satu2nya sumber hukum)
Apakah lembaga legislatif mampu membuat kodifikasi
/ undang2 yang lengkap dan selalu up to date?
Ada pemeo: Undang2 begitu lahir telah ketinggalan
jaman
Prof. MM. Djojodigoeno:
Asas pokok KUHP: Ps 1 (1) untuk melindungi terdakwa
dari ke-sewenang2-an hakim
Ares listriK: pelanggan listrik mengacaukan jarum
meteran listrik dimasukkan dalam delik pencurian (ps.
362 KUHP) itu salah !
hakim yang legis berpegang adegium:
fiat justicia pereat mundus
KUHP membedakan perbuatan2 mengambil barang seca-
ra melanggar hukum: Ps. 362 (pencurian), Ps.372
(penggelapan, Ps, 278 (penipuan).
<>Perbuatan mengacaukan jarum listrik
tidak ada diatur dalam KUHP.
Tapi demi keadilan perbuatan tsb harus
dihukum
<>Pegangan hakim:
fiat justicia floreat mundus
<>Tugas hakim:
1. Dokter penyakit kemasyarakatan
2. Insinyur kemasyarakatan:
membangun masyarakat yang adil
dan sejahtera
Wet AB Ps. 3: Kebiasaan tdk merupakan hukum,
kecuali apabila ditentukan oleh undang2
<>Mr. A. Levy: Ps. 3 AB ”moedermoord”, undang-
undang membunuh sumber hk tertua.
Apakah undang-undang dlm urutannya lebih tinggi dp
hukum kebiasaan? Urutan semacam itu tentu tidak dpt
ditentukan sendiri oleh undang-undang !
Hukum Adat kebanyakan tidak tertulis (hanya
sebagian kecil tertulis seperti “awig2” di Bali)
mudah berubah menyesuaikan diri dgn
perkembangan masyarakat.
UUP (UU No 1/1974)
 kodifikasi parsial: unifikasi & pluralisasi hukum
Ps. 2(1): Perkawinan sah apabila dilakukan menurut
hukum masing2 agama dan kepercayaannya itu
Ps. 6:
(1) Perkw. Hrs didasarkan persetujuan kedua calon
mempelai
(2) dst
(6)Kttn ayat(1)-(5) berlaku spanjang hk masg2 agama dan
kpercayaannya itu dari ybs tdk menentukan lain
UUP:
Ps. 8: Perkawinan dilarang antara dua orang
a. berhubngan darah  ke bawah / ke atas
b. dst
c. yang mempunyai hubungan yg oleh agama-
nya atau peraturan lain yg berlaku, dilarang
Ps. 37: Bila Perkwinanan putus karena perceraian, harta
bersama diatur menurur hukumnya masing2
Ps. 42: Anak sah adalah anak yg dilahirkan dalam atau
sebagai akibat perkawinan yang sah
7. Mementingkan keadilan
<>MM. Djojodigoeno: Hk Adat lebih mementingkan
keadilan. Demikian juga Hukum Islam.
Keadilan disebut dalam Qur’an lebih dari 1000 kali.
<> UUD 1945 Ps. 28 H (2): Setiap orang berhak
mendptkan kemudahan dan perlakuan khusus untk
memperoleh kesempatan dan manfaat yg sama guna
mencapai persamaan dan keadilan
Teuku Yacob: Isaac Newton menemukan hukum
kekekalan energi dlm ilmu fisika, berlaku juga dlm ilmu
sosial. Siapa melanggar energi suara hati keadilan
akan hancur (Hitler, para koruptor)
Prof. MM Djojodigoeno:
Hakim harus menjumbuhkan pengadilan dan keadilan
<> Kepala putusan Pengadilan harus ditulis:
“Demi keadilan berdasarkan Ketuhanan YME”
Hukum Barat:
<>Pepatah Yunani: bukan hukum tanpa keadilan
<>Legisme (Abad XIX): hukum = uu (bebas nilai, terpisah
dg keadilan)
<>Para pemikir abad XX: ada suatu hubungan antara
hukum positif dgn pribadi manusia, yg berpegang pd
norma2 keadilan (filsafat neoskolastik, neokantianisme,
neohegelianisme, eksistensialisme)
HK Barat (Belanda). Wet AB Ps 11: Hakim harus
memutus menurut undang2. Ia tidak boleh
menilai isi / keadilan undang2.
<>Opzoomer: “Jadi sama sekali tidak akan di-
hiraukan oleh hakim, apakah undang2 itu baik
atau jelek, adil atau tidak adil, bagi kepentingan
umum menguntungkan atau merugikan.
Baginya sudah harus cukup, bahwa hal itu
adalah undang2.
<>Pandangan Legisme / Positivisme / Montes-
quieau telah merasuk ke dalam Wet AB Ps. 11 di
atas ! [sejak abad XX telah ditinggalkan]
8. Musywarah dan mufakat
Hukum Adat mementingkan musyawarah dan
mufakat dlm pembentukan / hubungan hukum
(dlm keluarga/kerabat/masyarakat) bahkan dlm
penyelesaian sengketa
 Musyawarah dan mufakat merupakan
pedoman bagi pembentuk hukum:
Kamanakan barajo kamamak
Mamak barajo kapanghulu
Panghulu barajo kamufakat
Mufakat barajo pada alur dan patut T.35
 N.E.Algra dkk:
 Pembentukan dan penerapan hukum
tidak lagi monopoli dari suatu lapisan
atas masyarakat yg relativ kecil yg
mempunyai hak utama…
 Aturan hukum … sering diuji atas
kepatutan dan keadilannya oleh
kelompok yg besangkutan. Apabila …
tidak dapat mengatasi ujian itu, aturan
itu dihindari secara diam2, kadang2 juga
diingkari secara menonjol
(demonstrative)
SUMBER HUKUM
<> Sumber hukum formal:
Aturan yg pada dasarnya adalah formal
(lepas dari isinya):
1. Kebiasaan
2. Undang2
3. Yurisprudensi
4. Perjanjian
<>Sumber hukum material:
berhubungan dengan asal–usul isi hukum yg berlaku
(menjadi seperti adanya sekarang ini): faktor2 masya-
rakat yang mempe-ngaruhi pembentukan hukum:
1. Hubungan social
2. Hubumngan kekuatan politik
3. Situasi sosial ekonomi
4. Tradisi
5. Hasil penelitian ilmiah
6. Pendapat umum
7. Perkembangan internasional
8. Keadaan geografis
9. Dan lain2
Sumber hukum (M.M. Djojodigoeno):
1. Kekuasaan Pemerintah / salah satu
sendinya, wujudnya:
a. Peraturan (pernyataan kekuasaan
legislative)
b. Putusan2 pejabat2 lainnya (eksekutif,
yudikatif)
c. Perjanjian internasional & pernyataan
perang
 Kekuasaan masyarakat sendiri:
a. Perbuatan rakyat dalam hub. pamrih-
nya, yg menebal menjadi adat kebiasaan
b. Putusan rakyat dlm peragaan tertentu, mis.
Putusan Kamer van Koophandel, RT,
RK/RW, perhimpunan kematian dsb
c. Pemberontakan trhdp penguasa yg ada
 Hukum Adat adalah hukum yg ber -
sumber pada 1.b, c. dan 2. a-c.
Norma dan sumber Hukum Adat menurut
Soepomo:
Dlm penyelidikan Hukum Adat, yg
menentukan bukan banyaknya perbuatan2 yg
terja-di, meskipun jumlah itu penting sbgai
petunjuk bhw berbuatan itu adalah dirasakan
sebagai hal yg seharusnya oleh msyarakat.
Meskipun perbuatan yg sama di daerah yg
bersangkutan itu hanya dua, apabila
perbuatan itu benar2 dirasakan oleh
masyarakat sebagai hal yang seharusnya,
maka arti dua fakta itu sudah dapat ditarik
kesimpulan adatnya norma hukum.

 Menurut Soerjono Soekanto, pendapat
Soepomo tsb … menunjukkan dari
sumber manakah Hukum Adat dapat
diungkap-kan, yaitu dari masyarakat
dan pemimpin2-nya. Ada kecenderung-an
bhw data yang diperoleh dari
pemimpin2 itu terutama menyangkut
hal ideal, yang menurut tradisi perlu
dipertahankan. Oleh karena itu data itu
perlu sekali dilengkapi dengan infor-
masi yang secara langsung diperoleh
dari warga masyarakat.
 Pepatah adat bukan norma hukum,
tetapi merupakan petunjuk adanya
norma hukum:
 Ganggam agak berumpuk, kecil agak
bercacak
 asas proporsional
 (Landraad Pariaman, 13-5-
 1928 )
 Kabau tagak kubang tingga
 Kok lambui halantak, kok kareh babatu,
sawah bapariang
 Siapa menanam mengetam
 Adagium:
 Nullum delictum nulla poena sine previa
lege poenali Ps 1 (1) KUHP
 Pacta sunt servanda
 Fiat justicia pereat mundus
 Fiat justicia floreat mondus
 Jus in causa positum
Sistem Hukum
Sistem Hukum Barat (Belanda):
1. zakelijk recht & persoonlijk recht
2. hukum privat & hukum public
3. pelanggaran  perdata & pidana
4. accessie / natrekking
sistem: orderly arragement of elements
into a whole (Black’s Law dictionary)
 Ad 1.
 BW membedakan zakelijk recht / hak ke-
bendaan (Buku II BW) dan persoonlijk recht /
hak perorangan (Buku III BW).
 Ciri2 hak kebendaan: (1) ada hubungan
/kekuasaan langsung antara orang dan
bendanya; (2)berlaku (dapat dipertahankan)
terhadap setiap orang; (3)mempunyai sifat
“melekat” (zaaksgevolg); (4)yang lebih tua
(dilahirkan lebih dulu) lebih kuat dari pada
yang dilahirkan kemudian; (5)biasanya ada
registrasi.
 Contoh: hak eigendom, hak erfpacht,
 hak opstal, hak hipotik.
 Hak perorangan: Hak seseorang atas
sesuatu obyek yang hanya berlaku
terhadap seseorang tertentu / haknya
satu oknum terhadap seorang oknum
lain.
 Contoh: hak pakai, hak sewa, haknya
si pembeli terhadap si penjual barang,
haknya si buruh terhadap majikan.
 Pembedaan hak yg bersifat kebendaan
dan hak yg bersifat perorangan dlm BW
berhubungan erat dgn hal penggugatan
di muka hakim ( karena pengaruh
Hukum Romawi). Misalnya kalau se-
orang penyewa menggugat seorang
pengganggu di muka hakim, gugatan-
nya tidak akan diterima, karena gugat-an
harus dimajukan oleh pemilik
barang (berdasarkan atas hak keben-
daan /zakelijk recht).
 Hukum Adat tidak membuat
pembedaan antara hak kebendaan dan
hak perorangan, dan acara
pemeriksaan di muka hakim cukup
sederhana: penyewa dapat langsung
menggugat di muka hakim terhadap
pengganggu.
 Dengan berlakunya UUPA (UU No.
5/1960 dicabutlah Buku II BW
sepanjang mengenai bumi, air dan
kekayaan alam di dalamnya, sehingga
yg berlaku Hukum Adat (Ps. 5).
 Dalam ilmu pengetahuan hukum, juga
di Nederland, makin kuat aliran yang
menghendaki kesederhanaan dalam
Hukum Acara Perdata secara menghi-
langkan sebanyak mungkin berbagai
formaliteiten yg kegunaannya diragu-
kan (Wirjono Prodjodikoro).
 Hukum Adat membagi hak2 berdasar-
kan obyek yang diatur (secara induktif),
misalnya: hak milik, hak tanggungan,
hak gadai, hak sewa, hak pakai, dsb
Ad 2: Hukum Belanda:
<> berpusat pada individu
<>membagi hukum menjadi Hukum
Privat & Hukum Publik.
<>Hukum Privat: hukum umum
<>Hukum public: hukum perkecualian
(polisi, pajak, dsb)
[nachtwakerstaat, Abad XIX]
Kini (Abad XX) welfare state,
keadaan terbalik
Hukum Adat:
<> Berpusat pada masyarakat.
<>Tidak memisahkan antara hukum
privat dan hukum public.
Dalam Hukum Adat: hak privat / per-
orangan sering dilingkupi / ada muat-
an hak masyarakat / public.
Eigen Ehrlich: ”At the present as well as at any other
time, the centre of gravity of legal develop-ment
has not in the legislation, nor in juristic science,
nor in judicial decision, but in society itself”
Sistem Hukum Inggris:
Tidak terjadi resepsi hk Romawi. Inggris
diserbu bangsa Normandia yg dipimpin
William de Conqueror th 1066, tetapi
bangsa Inggris tetap dibiarkan memakai
hukumnya sendiri (seperti bangsa
Indoensia dijajah Belanda dibiarkan
menggunakan Hukum Adat). Pembagian
lapangan hukum Inggris berdasarkan
obyeknya: Land / Agarian Law, Law of
Marriage, Law of inheritance etc.
secara induktif.
Hukum Adat juga demikian !
Kranenburg:
Jika kpntingan umum dan kpntingan perorang-
an dipakai sbagai dasar pembagian hukum
kacaulah kita tentang pembagian tsb. Tdk dpt
diselesaikan apakah HUKUM ACARA, HPI
termasuk Hk Publik atau Hk Privat?
Pembagian tsb tdk sesuai dg kenyataan di
lapangan. Proses deferensiasi hukum sejak
dulu berkembanag dlm ilmu hukum sampai
sekarang blm berakhir. Maka pembagian
hukum perdata dan hukum publik dihapuskan
saja. Pembagian sebaiknya diadakan sesuai
dgn obyeknya (Hukum Perdata, Hk
Administrasi, Hk Dagang dsb.)
Ad 4. Asas accessie / natrekking:
Putusan Hoge Raad (HR), 31-1-1959:
<> Firma Quint vs Heinrich te Poel
<> Tanah a.n. H. te Poel
Hubertus te Poel
(diuntungkan oleh hukum karena
penafsiran sistematik!)
Hukum Adat: Sistem pemisahan horizontal
UUPA:
Ps. 5: Hukum Agraria  ialah Hukum Adat
Ps. 6: Semua hak atas tanah berfungsi
social
<>Asas pemisahan horizontal:
Hak pakai (Ps. 41 dst)
HGU (Ps. 28 dst)
HGB (Ps. 35 dst)
UU No.16 / 1985 tentang Rumah Susun
 Sistem Hukum Inggis
 Sistem Hukum Adat mendekati
system Common Law (system hukum
Inggris / Anglo Saxon). Sistem Common
Law tidak lain adalah system Hukum
Adat. Dalam system Hukum Adat
Indonesia bahannya ialah hukum
Indonesia asli, sedang dalam system
common law bahannya banyak memuat
unsur2 hukum Romawi kuno
(M.M.Djojodigoeno)
 Common law berkembang di Inggris sejak
abad ke 11, di bawah kekuasaan Raja William
Conqueror, yg meletakkan dasar pemerin-
tahan pusat dan peradilan raja yg disebut
curia regis, yaitu menyelesaikan perkara se-
cara damai (oleh juru damai / justice of the
peace), mirip dengan peradilan adat (pera-
dilan desa) di Indonesia. Walaupun sekarang
sudah jarang berlaku,namun di Inggris masih
dibolehkan seseorang menuntut orang lain di
muka hakim pidana tanpa melalui badan pe-
nuntut umum (Sunaryati Hartono)
 <>Common law bersumber dari putusan2
pengadilan  Judge made law
 PERGOLONGAN RAKYAT
 I. Wet A.B. Ps. 6-10:
 1.Gol. Eropah & yg dipersamakan
 2.Go. Bumiputra & yg dipersamakan
 <>Kriterianya: beragama Kristen, masuk gol. Ero-
 pah. Tapi Gubernur Jendral wenang membuat
 perkecualian (Ps10)
 <>Ov. Ps. 3: Orang Bumiputra Kristen tetap ber-
 laku hukumnya yg lama (hk perdata, dagang,
 pidana dan peradilan)
 PERGOLONGAN RAKYAT
 I. Wet A.B. Ps. 6-10:
 1.Gol. Eropah & yg dipersamakan
 2.Go. Bumiputra & yg dipersamakan
 <>Kriterianya: beragama Kristen, masuk gol. Ero-
 pah. Tapi Gubernur Jendral wenang membuat
 perkecualian (Ps10)
 <>Ov. Ps. 3: Orang Bumiputra Kristen tetap ber-
 laku hukumnya yg lama (hk perdata, dagang,
 pidana dan peradilan)
Dasar hukum berlakunya Hukum Adat:
I. Filosofis: sesuai dgn pandangan hidup bangsa :
Pancasila. Ciri2 Hukum Adat yang religies,
kekeluargaan, gotong royong, musyawarah,
keadilan sesuai dg pendangan hidup bangsa
tersebut.
II. Sosiologis:
1. Hukum Adat: hukum ysng timbul dari dan
bersama rakyat, maka mereka taati dan
jalankan secara suka rela / tidak perlu
paksaan, sehingga menjadi hukum yang
hidup dalam masyarakat (the living law).
2. Hukum tertulis (per-undang2-an):
 Ada yg berlaku secara sosiologis (sebagai
hukum yg hidup / the living law)
 Ada yg tidak dilaksanakan / ditinggalkan oleh
masyarakat (bukan the living law), misalnya:
UU No. 2 / 1960 tentang Bagi Hasil
[secara sosiologis tidak berlaku]
Satjipto Rahardjo:
<>Melalui pendekatan sosiologis, anthropologis
dan fungsional cenderung mendekati teori
sosiologinya Talcott Parson, Hukum Adat
adalah hukum yg hidup (living law), yaitu hukum
yg mencerminkan pikiran dan cita2 hukum
Indonesia.
<>Hukum positif yang baik (dan karenanya
efektif) adalah hukum yg sesuai dgn living law
yg sebagai “inner order” dp masy. mencermin-
kan nilai2 yg hidup di dalamnya (Eugen Ehrlich)
Soerjono Soekanto & S.B. Taneko:
Ide ttg kesadaran warga masy. sbgai dasar sahnya
hukum positif tertulis ditemukan dlm ajaran2 ttg
Rechtsgevuhl atau Rechtsbewustzijn yg intinya adalah
bahwa tdk ada hukum yg mengikat warga2 masy.
kecuali atas dasar kesadaran hukumnya.
Berl Kutchinsky:
“A strong legal consciousness” is sometimes
considered the cause of adherence to law
(sometimes it is just another word for that) which a
“weak legal consciousness” is consedered the cause
of crime and evil.”
III. Yuridis:
A.. Zaman Pem. Hindia Belanda
<> Ps. 75 R.R. (lama) 1854:
1. Gol.Eropah & yg dipersamakan: Kodifikasi
2. Gol. Bumiputera & ” : Hk Adat
<>S.1855-79: GOl. T.A. diterapkan bag. Kodifikasi:
(1) hk benda; (2) hk Perutangan incl. hk dagang;
(3) verjaring; (4) hk kepailitan.
<>S.1917-129 (jis. S. 1919-81, 1924-557, 1925-92: Gol
T.A.Tionghoa diterapkan: (1) BW; (2) WvK; (3) Ov.;
(4) Fv dgn bbrpa pengecualian; (5) Kongsi;
(6) Adopsi
I.S. Ps. 131 (2)b:
Pembuat ordonansi (Gub. Jendral & Volksraad):
dpat menerapkan bagi Gol. Hk Bumiputra dan
T.A kodifikasi:
(1) Hk Eropah
(2) Hk Eropah yg tlh dirobah (gewijzigd Eropees
Recht)
(3) Hk bagi bbrpa gol. Ber-sama2
(4) Hk Baru (Nieuw Recht): sintese Hk Eropah
dan Hk Adat (van Vollenhoven: Fantasie
recht. Idsinga: Ambtenaren recht)
<>I.S. (Indische Staatsregeling) Ps. 131 (2)b ber-
laku sejak 1-1-1920, tetapi pembuat ordonansi
belum dpat membuat kodifikasi.
maka yg berlaku Ps. 131 (6) I.S., jo Ps.75 R.R.
ayat (3) (redaksi lama) Tahun 1854, yaitu:
Hukum Adat bagi gol. Bumiputera 3
B. Zaman Jepang:
UU No. 1/1942 Ps. 3 (peraturan peralihan)
C. Zaman Kemerdekaan:
UUD 1945:
<>Ps II A.P
<>Ps. 18 B (2): Negara mengakui dan menghor-
mati kesatuan2 masyarakat hukum adat beserta
hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup
dan sesuai dgn perkembangan masyarakat dan
prinsip Negara Kesatuan RI yg diatur dlm
undang2.
<>Ps. 28 I (3): Identitas budaya dan hak
masyara-kat tradisional dihormati selaras dgn
perkem-bangan zaman dan peradaban.
Penjelasan Ps 18 UUD 1945, angka Romawi II:
Dalam teritorial Negara Indonesia terdapat 250
zelfbesturende landschappen dan volksgemeen-
schappen seperti desa di Jawa dan Bali, nagari di
Minangkabau, dusun dan marga di Palembang dsb.
Daerah2 itu mempunyai susunan asli, dan oleh
karenanya dapat dianggap sebagai daerah yg
bersifat istimewa. Negara RI menghormati
kedudukan daerah2 istimewa tsb dan segala
peraturan Negara yg mengenai daerah2 itu akan
mengingat hak2 asal-usul daerah tsb.
<>UU Darurat No. 1/1952:
Ps. 1(2) akan dihapus bertahap:
a.Peradilan Swaparaja
b.Peradilan Adat
Ps.1 )3) Hakim (Perdamaian) Desa (Dorp-
rechter) tetap dipertahankan
<>UU No. 4 / 2004:
Ps.25 (1)Hakim mengadililsebut dasar hukumnya:
perundang2an / hk tak tertulis (Hk Adat)
Ps. 28(1): Hakim wajib menggali, memahami dan
mengikuti nilai2 hukum dan rasa keadilan yg hidup dlm
masyarakat
Ps. 25 (1) UU No. 4 / 2004 di atas sesuai
dengan KONSTITUSI RIS Ps. 146 (1):
Segala kptusan kehakiman harus berisi
alasan2nya dan dalam perkara hukuman
harus menyebut aturan2 undang2 dan
aturan2 hukum adat yg dijadikan
dasar hukuman itu
( diulang dlm Ps. 104 (1) UUDS 1950 )
UU No, 32 / 2004:
Ps. 203(3): Pemilihan kepala desa dalam kesatuan
masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya
sepanjang masih hidup dan diakui keberadaannya
berlaku ketentuan hukum adat setempat yang
ditetapkan dalam Perda dengan berpedoman pada PP
Ps. 206 : Urusan pemerintahan yg menjadi kewenangan
desa mencakup:
a. urusan pemerintahan yg sudah ada berda-
sarkan hak asal-usul;
b. dst.
Dua macam tanah:
1. Tanah negara: tanah yg tidak dibebani hak aas tanah
2. Tanah hak : tanah yang dibebani hak atas tanah (hak
milik, hak pakai, hak sewa, hak pengelolaan, hak
ulayat)
UU No. 41 / 1999 tentang Kehutanan:
Ps. 1 angka 4: Hutan negara adalah hutan yg berada
pada tanah yg tidak dibebani hak atas tanah
Ps. ! Angka 5: Hutan hak adalah hutan yg perada pada
tanah yg dibebani hak atas tanah
Ps. 1 angka 6: Hutan adat adalah hutan negara yang
berada dalam wilayah masyarakat hukum adat
SEJARAH HUKUM ADAT
Sebelum pengaruh budaya Barat
1. Malaio Polinesia
Nenek moyang bangsa Indonensia tersebar
antara P. Madagaskar – Taiwan
dan Kep. Hawai – P. Paska.
Hukum Adatnya bersifat religio magis
segala sesuatu serba berjiwa / roh, atau berku-
atan gaib (magi) membawa keseimbangan
Sampai kini uapacara adat yg mengandung
unsur animisme dan magi masih ada dlm
masyarakat
2. Zaman Hindu
<>Menurut Krom berlangsug selama 15 abad.
Pengaruh Hindu hanya di Jawa, Sumatera dan
Bali. (yang terbesar di Bali).
<>Menurut Lekkerker: Hk Hindu hanya penting
dlm soal pemerintahan raja dan pembagian
kasta.
<>Van Vollenhoven: Hukum Hindu tidak
menjamah sama sekali inti soalnya.
3. Zaman Islam
Agama Islam mulai masuk Indonesia abad
12 di Pasai dan Perlak
Di Minangkabau struktur masyarakat tetap
(matrilineal). Juga di Batak (patrilineal).
Pada umumnya pengeruh agama Islam dlm
upacara perkawinan, kelahiran. Kematian
dan wakaf.
ZAMAN VOC (1602-1800)
<>VOC / Kompeni mempunyai 2 sifat:
(1)pengusaha dagang dan
(2)badan pemerintah
hak oktroi dari Staten General Belanda
<>Politik oportuniteit thdp Hk. Adat. Banyak campur
tangan dlm hk pidana, membiarkan hk perdat (adat).
<>Kitab2 hk dan tulisam2 ttg Hk. Adat
(1)Mogharraer (1750) untk PN semarang, sbgn besar
berisi hk pidana Islam
(2)Catatan2 ttg Hk.Adat di kraton Bone oleh B.Y.D. van
Clootwijk, Gubernur Pantai Sulawesi [1752=1755]
(3) Pepakem Cirebon, oleh Mr P.C.Hasselaer
VOC belum mengerti seluk beluk, corak, sifat
dan isi Hk. Adat
<>Pd zaman Daendels [1808-1811] hk yg berlaku
bgi penduduk: hk-nya sendiri (hk adat), kecuali
bidg hk pidanadapt menyimpang. Dia mengang-
gap Hk Adat adalah Hk Islam
<>Pd zaman Raffles [1811-1816] hk adat dianggap
lebih rendah dp hk Eropah
Trio Penemu Hk.Adat
1. Wilken. Pegawai Pangreh Praja di Goromtalo,
Minahasa, Sipirok dan Mandailing. Membukukan
yg dilihat di daerah2 tsb, menggunakan
metode2 perbandingan ethnologi.
Pandangannya: Hk Adat merupakan suatu
bahan mandiri, meski ia tetap memelihara
hub.nya dgn kebiasaan dan religi rakyat. Pene-
mu Hk Adat yg belum mengenal istilah Hk Adat
2. Liefrinck. Pegawai Pangreh Praja, menulis Hk
Adat Bali dan Lombok
3. Snouck Hurgronje.
Sarjana sastra, politikus, Doktor dlm bhs Semit,
pernah bermukim di Jeddah dan Mekkah,
menggunakan nama: Abdul Ghaffar,
sbgai mahasiswa agama Islam.
Th 1893 dan 1894 menerbitkan buku “De
Atjeher”, 2 jilid dan “Het Gajoland” pada Th
1906.
 Istilah Adat-Recht adalah ciptaannya.
Penemuan Kedua
Menurut van Vollenhoven, yg menemukan ilmu
Hk Adat a.l.:
1, Karya ethnologi, yg menjelaskan untk mema-
hami lembaga2 masy. Timur, orang harus
men-cari pangkalnya di dlm jiwa masy. Timur
itu.
2. Usul rancangan uu dari Pem. Belanda untk
membunuh Hk Adat:
a. Ps 75 RR (Th 1904)
b. Ps. 62 RR (Th 1918)
3. Keputusan dan tindakan Pem. Belanda untk
mengatur materi: urusan desa, wilayah dan hk.
Tanah, yg pad waktu itu dianggap masalah
berat.
Pembelaan van Vollenhoven:
Selama hidupnya dia membela Hk Adat thdp
pendesakan dan perkosaan Hk Adat dari pihak
administrasi negara dan hakim. Dia mengata-
kan: tiap bangsa mempunyai nilai dan artinya
sendiri dan segala bakat serta kemampuan
manusia dgn keanekaragamannya mempunyai
hak untk berkembang sepenuhnya.
 Van Vollenhoven berjoang dgn gigih
memberi pengertian kpd dunia ilmu,
bhw Hk Adat Indonesia tidak kalah
derajadnya dgn hukum lain2-nya.
 Van Vollenhoven adalah peletak dasar
ilmu Hukum Adat
Sumpah Pemuda
Menurut Prof. Muh Koesnoe, Th 1928 bagi Hk
Adat penting, karena lahirnya Sumpah Pemuda,
yg teks bagian akhir berbunyi:
“Mengeloearkan keyakinan persatoean
Indonesia diperkuat dgn memperhatikan dasar
persatoeannya: Kemaoean, Sejarah, Bahasa,
Hoekoem Adat, Pendidikan dan Kepandoean
…”
Dari bunyi teks tsb Hukum Adat diakui seba-
gai salah satu faktor integrasi bangsa
Dualisme Progresif
Th 1914 Pem. Belanda mengumumkan rencana KUHPer-
data berlaku bagi seluruh gol. penduduk Indonesia.
Rencana tsb ditentang van Vollehoven. Tidak mungkin
bangsa Indonesia yg merupakan penduduk terbesar
tunduk kpd kebutuhan hukum bangsa Eropah yg
mrpkan bgian kecil saja. Akhirnya Th 1927 konsepsi
Van Vollenhoven diterima, kembali ke arah dualisme.
A.Arthur Schiller dan Adamson Hoebel menyebutnya
sbgai dualisme progresip karena mempertahankan
Hukum Adat dilakukan ber-sama2 dgn penyelidikan
dan pencatatan hukum itu secara resmi, sdgkn asas ini
hanya boleh ditinggalkan, jk diperlukan kbtuhan2 yg
nyata dari dunia modern (saran van Vollenhoven)

More Related Content

What's hot

PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 1
PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 1PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 1
PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 1dina susiani
 
Hukum Pidana Pemidanaan
Hukum Pidana PemidanaanHukum Pidana Pemidanaan
Hukum Pidana Pemidanaanalsalcunsoed
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalNuelnuel11
 
Materi Hukum Pidana tentang Kemampuan Bertanggung Jawab
Materi Hukum Pidana tentang Kemampuan Bertanggung JawabMateri Hukum Pidana tentang Kemampuan Bertanggung Jawab
Materi Hukum Pidana tentang Kemampuan Bertanggung JawabTotok Priyo Husodo
 
Natal kristiono mata kuliah hukum adat pengantar teori hukum adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat  pengantar teori hukum   adatNatal kristiono mata kuliah hukum adat  pengantar teori hukum   adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat pengantar teori hukum adatnatal kristiono
 
Mata kuliah hukum dan ham
Mata kuliah hukum dan hamMata kuliah hukum dan ham
Mata kuliah hukum dan hamsesukakita
 
Sistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidanaSistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidanayudikrismen1
 
Komparasi Tap MPR Nomor III/MPR/2000, UU No.10 Tahun 2004 dan UU No.12 Tahun ...
Komparasi Tap MPR Nomor III/MPR/2000, UU No.10 Tahun 2004 dan UU No.12 Tahun ...Komparasi Tap MPR Nomor III/MPR/2000, UU No.10 Tahun 2004 dan UU No.12 Tahun ...
Komparasi Tap MPR Nomor III/MPR/2000, UU No.10 Tahun 2004 dan UU No.12 Tahun ...Rizky Pradnya
 
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukumpengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukumRifa Ramadhani
 
Teori dalam hukum internasional 2
Teori dalam hukum internasional 2Teori dalam hukum internasional 2
Teori dalam hukum internasional 2Warnet Raha
 
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
 HUKUM ADMINISTRASI NEGARA HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
HUKUM ADMINISTRASI NEGARASiti Sahati
 
Sosiologi hukum
Sosiologi hukumSosiologi hukum
Sosiologi hukumMeehawk
 

What's hot (20)

PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 1
PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 1PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 1
PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 1
 
Hukum pidana
Hukum pidanaHukum pidana
Hukum pidana
 
Kriminologi
KriminologiKriminologi
Kriminologi
 
Sistem hukum
Sistem hukumSistem hukum
Sistem hukum
 
Hukum Pidana Pemidanaan
Hukum Pidana PemidanaanHukum Pidana Pemidanaan
Hukum Pidana Pemidanaan
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasional
 
Materi Hukum Pidana tentang Kemampuan Bertanggung Jawab
Materi Hukum Pidana tentang Kemampuan Bertanggung JawabMateri Hukum Pidana tentang Kemampuan Bertanggung Jawab
Materi Hukum Pidana tentang Kemampuan Bertanggung Jawab
 
hukum Adat
hukum Adathukum Adat
hukum Adat
 
Natal kristiono mata kuliah hukum adat pengantar teori hukum adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat  pengantar teori hukum   adatNatal kristiono mata kuliah hukum adat  pengantar teori hukum   adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat pengantar teori hukum adat
 
Mata kuliah hukum dan ham
Mata kuliah hukum dan hamMata kuliah hukum dan ham
Mata kuliah hukum dan ham
 
Ringkasan hukum perdata
Ringkasan hukum perdataRingkasan hukum perdata
Ringkasan hukum perdata
 
Sistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidanaSistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidana
 
sumber sumber hukum
 sumber sumber hukum sumber sumber hukum
sumber sumber hukum
 
Komparasi Tap MPR Nomor III/MPR/2000, UU No.10 Tahun 2004 dan UU No.12 Tahun ...
Komparasi Tap MPR Nomor III/MPR/2000, UU No.10 Tahun 2004 dan UU No.12 Tahun ...Komparasi Tap MPR Nomor III/MPR/2000, UU No.10 Tahun 2004 dan UU No.12 Tahun ...
Komparasi Tap MPR Nomor III/MPR/2000, UU No.10 Tahun 2004 dan UU No.12 Tahun ...
 
Perbandingan hukum 1
Perbandingan hukum 1Perbandingan hukum 1
Perbandingan hukum 1
 
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukumpengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
 
Teori dalam hukum internasional 2
Teori dalam hukum internasional 2Teori dalam hukum internasional 2
Teori dalam hukum internasional 2
 
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
 HUKUM ADMINISTRASI NEGARA HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
 
Sosiologi hukum
Sosiologi hukumSosiologi hukum
Sosiologi hukum
 

Similar to HAKIKAT HUKUM ADAT

Similar to HAKIKAT HUKUM ADAT (20)

Hukum adat meeting II
Hukum adat meeting IIHukum adat meeting II
Hukum adat meeting II
 
Hukum adat meeting i
Hukum adat meeting iHukum adat meeting i
Hukum adat meeting i
 
Tujuan hukum adat
Tujuan hukum adatTujuan hukum adat
Tujuan hukum adat
 
Salsa Husnita Handayani_Hukum Adat.pptx
Salsa Husnita Handayani_Hukum Adat.pptxSalsa Husnita Handayani_Hukum Adat.pptx
Salsa Husnita Handayani_Hukum Adat.pptx
 
SIFAT-SIFAT UMUM HUKUM ADAT DI INDONESIA.pptx
SIFAT-SIFAT UMUM HUKUM ADAT DI INDONESIA.pptxSIFAT-SIFAT UMUM HUKUM ADAT DI INDONESIA.pptx
SIFAT-SIFAT UMUM HUKUM ADAT DI INDONESIA.pptx
 
Hukum perdata islam
Hukum perdata islamHukum perdata islam
Hukum perdata islam
 
Hukum perdata islam
Hukum perdata islamHukum perdata islam
Hukum perdata islam
 
Hukum perdata islam
Hukum perdata islamHukum perdata islam
Hukum perdata islam
 
Materi kuliah ke-5 Pengantar ilmu hukum.pptx
Materi kuliah ke-5 Pengantar ilmu hukum.pptxMateri kuliah ke-5 Pengantar ilmu hukum.pptx
Materi kuliah ke-5 Pengantar ilmu hukum.pptx
 
17984710.ppt
17984710.ppt17984710.ppt
17984710.ppt
 
Fiqih kel 12
Fiqih kel 12Fiqih kel 12
Fiqih kel 12
 
Hukum Perorangan.pptx
Hukum Perorangan.pptxHukum Perorangan.pptx
Hukum Perorangan.pptx
 
HUKUM ADAT TIMOR-LESTE (sebuah kalangan)
HUKUM ADAT TIMOR-LESTE (sebuah kalangan) HUKUM ADAT TIMOR-LESTE (sebuah kalangan)
HUKUM ADAT TIMOR-LESTE (sebuah kalangan)
 
Pengantar Ilmu Hukum
Pengantar Ilmu HukumPengantar Ilmu Hukum
Pengantar Ilmu Hukum
 
Balance group’s
Balance  group’sBalance  group’s
Balance group’s
 
HTN KEL XIII ( HAM dan DASAR NEGARA).pptx
HTN KEL XIII ( HAM dan DASAR NEGARA).pptxHTN KEL XIII ( HAM dan DASAR NEGARA).pptx
HTN KEL XIII ( HAM dan DASAR NEGARA).pptx
 
Hukum perdata
Hukum perdataHukum perdata
Hukum perdata
 
HUKUM ADAT 2.ppt
HUKUM ADAT 2.pptHUKUM ADAT 2.ppt
HUKUM ADAT 2.ppt
 
mashab aliran hukum.ppt
mashab aliran hukum.pptmashab aliran hukum.ppt
mashab aliran hukum.ppt
 
Pendidikan
PendidikanPendidikan
Pendidikan
 

More from natal kristiono (20)

Natal kristiono hukum pajak materi pph_21_dan_26_new
Natal kristiono hukum pajak  materi pph_21_dan_26_newNatal kristiono hukum pajak  materi pph_21_dan_26_new
Natal kristiono hukum pajak materi pph_21_dan_26_new
 
Materi hukum pajak pajak daerah
Materi hukum pajak  pajak daerahMateri hukum pajak  pajak daerah
Materi hukum pajak pajak daerah
 
Materi hukum pajak " pajak daerah"
Materi hukum pajak " pajak daerah"Materi hukum pajak " pajak daerah"
Materi hukum pajak " pajak daerah"
 
Tugas pkn iqbale
Tugas pkn iqbaleTugas pkn iqbale
Tugas pkn iqbale
 
Pkn zaskia
Pkn zaskiaPkn zaskia
Pkn zaskia
 
Bab xiv
Bab xivBab xiv
Bab xiv
 
Bab xiii
Bab xiiiBab xiii
Bab xiii
 
Bab xii
Bab xiiBab xii
Bab xii
 
Bab xi
Bab xiBab xi
Bab xi
 
Bab x
Bab xBab x
Bab x
 
Bab viii
Bab viiiBab viii
Bab viii
 
Bab vii
Bab viiBab vii
Bab vii
 
Bab vi
Bab viBab vi
Bab vi
 
Bab v
Bab vBab v
Bab v
 
Bab ix
Bab ixBab ix
Bab ix
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Babi 5~1
Babi 5~1Babi 5~1
Babi 5~1
 

Recently uploaded

PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxdanangpamungkas11
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxnataliadwiasty
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 

Recently uploaded (20)

PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 

HAKIKAT HUKUM ADAT

  • 2. Hukum  refleksi pandangan hidup masy. / bangsa Hukum Adat: religies, komun @1 <>religies: 1. Syarat pengangangkatan anak di Bali: a. pemerasan (Widi Wedana) b. penyiaran di Banjar (ptsn MA,12-1-1977) 2. Harta peninggalan belum dpt dibagi se- belum jenazah diaben (MA,10-4-1971) UUP Ps 2(1): Perkawinan sah apabila dilakukan me- nurut masing2 agama & kepercayaanya itu <>Komun: Hukum Warissistem kolektif, mayorat Religion in welcher Form sie auftrit bliebt das ideale Bedurnis den Menscheit (Anselm von Fauerbach)
  • 3. Hukum Barat: sekuler, individualis @2 <>Sekuler [Latin:saeculum/duniawi] sistem etika & filsafat: menolak peranan Tuhan dlm mengatur hidup dan kehidupan manusia. I. Ps 26 BW: Perkawinan hanya hub. Perdata II. Ps. 28 BW: larangan uapacara agama sblum dilaku- kan perkwinan di muka Pejabat Catatan Sipil III. Ps. 530(1)KUHP: Petugas agama diancam pidana jika melanggar Ps.28 BW <>Individualis: Ps. 1066 BW: tuntutan pembagian warisan yg terbuka oleh seorang waris harus dikabulkan
  • 4. ISTILAH HUKUM ADAT <>Adat-Recht (Snouck Hurgronje / Van Vollenhoven) <>Odot (Gayo) <>Ngadat (Jateng) <>Lembaga/Adat Lembaga (Minang) <>Adat kebiasaan (Minahasa / Maluku)
  • 5.  Hubungan Hukum Adat dan Hukum  Agama (Islam)   1. Teori Receptio in compexu  (C.F.Winter, Salomon Keyzer, dan L.W.C  van den Berg).  Pengaruhnya dlm perundang-undangan: pemakaian istilah Godsdienstige Wetten pada:  <>AB (Algemene Bepalingen van Wet-  geving) Ps 11,  <>RR (Reglement op het beleid der  regeering van Nederland Indie) 1854  Ps. 75 (3), Ps. 78 (2)
  • 6.  2. Teori Receptie  <>Snouck Hurgronje: Hukum Islam yg diresepsi ke dalam Hk. Adat: Hk. Kelurga, Hk. Perkawinan, dan Hk. Waris (bagian dari hidup manusia yg sangat pribadi, erat dgn kepercayaan dan hidup batin).  <>van Vollenhoven: Hukum Keluarga, Hk. Perkawinan, Hk. Waris dan Wakaf dipenga- ruhi Hk. Islam.  kompromi kekusaan Umayyah dan  golongan Madinah  <>Ter Haar: Hukum Waris adalah Hukum Adat asli. Contoh: di Minangkabau.  Atas rekomendasi Ter Haar, Pemerintah Kolonial Belanda menerbitkan S. 1937:116 yang mengeluarkan Hukum Waris dari kewenangan Pengadilan Agama.
  • 7.  3. Teori Receptio a Contrario  <>Hazairin: Hukum Adat adalah sesuatu yg berbeda dan tidak dapat serta tidak boleh dicampuradukkan dgn Hk. Islam, sehingga keduanya mesti terpisah.  Hukum Adat baru berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan hukum Islam
  • 8. 4. Teori Penetration Pasifique, Tolerante et Constructive <>De Josselin de Jong: Islam telah ma- suk ke Indonesia secara damai, toleran, dan konstruktif serta mengakar dlm ke- sadaran rakyat Indonesia sehingga membawa pengaruh yang bersifat nor- mative dlm kebudayaannya.
  • 9. Teori Sinkretisme <>M.B. Hooker : sifat akomodatif Islam - hubungan yg erat antara nilai2 Islam dgn Hk. Adat, sikap rukun, saling memberi dan menerima dlm bentuk tatanan baru (sinkretisme). Antara system Hukum Islam dan Hukum Adat tidak saling menyisihkan. Keduanya berlaku, memiliki daya ikat yang sederajat  membentuk suatu pola khas dlm kesadaran masyarakat.
  • 10. SINKRETISME 1. Asas perdamaian dlm hk waris (Qur’an S. II:182, QS. IV: 4 dan Kompilasi Hukum Islam [KHI] Ps. 193) 2. Penggantian waris (KHI Ps 185) 3. Wasiat wajibah (KHI Ps.209) 4. Ps.211: Hibah orang tua kpd anaknya dpt diperhitungkan sbgai warisan
  • 11. Anak sah: Hk Adat kawin “paksa”, kawin pattong- kok sirik / tambelan, juga anak sah UUP. Ps.42: Anak sah adalah anak yg dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan yg sah Hk. Islam: anak yg lahir 6 bulan setelah perkawinan orang tuanya.  Tapi KHI Ps 99 = UUP Ps 42 !!
  • 12. Penyelesaian konflik HA & H,Islam di Minang 1. Harta pusaka tinggi dibagi menurut Hu- kum Waris Adat 2. Harta pencaharian / suarang dibagi menurut Hukum Waris Islam (Pertemuan “Orang Empat Jenis” [Kelom- pok adat, agama, cerdik pandai dan generasi muda] tahun 1952 di Bukittinggi, dan Seminar Adat Minangkabau tahun 1968 di Padang)
  • 13. Pengertian Hukum Adat 1. Van Vollenhoven: Aturan tingkah laku yang bersanksi dan tidak dikodifikasikan. 2. Ter Haar: Keputusan2 para fungsionaris hukum beslissingenleer Pengaruh pandangan John Chipman Gray: All the law is judge made law (Common Law System)
  • 14. Kaedah hukum umum / abstrak Kaedah hukum individual/konkrit BESLISSINGENLEER (TER HAAR)
  • 15. STUFENBAU THEORIE (Hans Kelsen) kaedah hukum fundamental kaedah hukum dr konstitusi kaedah hukum umum/abstrak Kaedah hukum individual/konkrit
  • 16. 3. Kusumadi Pudjosewojo: Adat tebal / tipis menebal / menipis Kriterium formal: hukum dan bukan hukum  ditetapkan oleh yang berwajib/penguasa Jika: hukum itu tertulis: per-undang2-an hukum itu tidak tertulis: Hk Adat 4. R.Soepomo: Hukum Adat sinonim dgn hukum: (1)non statutory law; (2) konvensi; (3)judge made law; (4)customary law.
  • 17.  5. Hazairin:  Semua lapangan hokum berhubungan dgn kesusilaan. Sistem hokum yg sempurna jk selaras dgn kesusilaan.  Hk. Adat berhubungan langsung  (adat = renapan kesusilaan)  Hk Adat: hukum yg timbul sendiri dari  hubungan2 hidup bersama dlm  masyarakat.  Von Savigny:  “Das Recht wird nicht gemacht, er ist  und wird mit dem Volke”.
  • 18.  6 Satjipto Rahardjo:  <>Hukum Negara:  menyatakan diri dlm bentuk peru-  musan yg jelas dan terperinci formal  (hukum yg dilahirkan melalui proses  birokrasi dan tahap2 yg definitip)  <> Hukum Adat / Hukum Kebiasaan:  menyatakan diri sbgai rangkaian prbuatan  7. M.M.Djojodigoeno:  Hukum Adat adalah hukum yang tidak  bersumber pada peraturan (perundang-  undangan).
  • 19.  8. Muh. Koesnoe: Hukum Adat: hukum rakyat yg mengatur kehidupan masyarakat, terus menerus berubah dan berkembang, pembuatnya adalah rakyat sendiri. Karena itu perkem- bangannya melalui tahapan keputusan atau penyelesaian yg dikeluarkan masyarakat sebagai hasil temu rasa dan temu pikir melalui permusyawaratan. Setiap perkem- bangan yg terjadi diusahakan mendapat tempat dalam tata hukum adat. Hal2 lama yang tdk dipakai diubah / ditinggalkan secara tidak mencolok
  • 20. 9. Seminar Hk. Adat & Pembangunan Hk. Nasional di Fak. Hk. UGM, 1975: “Hukum Adat adalah hukum Indonesia asli, yang tidak tertulis dlm bentuk perundang2-an RI, yang di sana-sini dipengaruhi unsure agama.”
  • 21. Sifat Umum / Ciri2 Hukum Adat: 1.Religies <> upacara perkawinan, pembukaan tanah, dll MA,12-1-1977 (Pengangkatan anak), MA, 10-4-1971 (Pelaksanaan warisan). UUP Ps 1, Ps 2(1) UUPA, dlm konsideran huruf a berbunyi: … bumi, air, dan ruang angkasa, sbgai karuniaTuhan YME … <> siapa menanam mengetam / hukum karma / sapa gawe nganggo O.W.Holmes: ”The life of the law has not been logic; it has been experience. Experience means men living in society”
  • 22. UUD 1945, PEMBUKAAN: UUD Negara RI …berdasarkan: Ketuhanan YME, kemanusiaan yg adil dan beradab, dst. Ps. 28 J: … setiap orang wajib tunduk kpd pembatasan yd dittpkan dg uu dg maksud se- mata2 untk menjamin pengakuan hak dan kebebasan orang lain dan untk memenuhi tuntutan yg adil sesuai dg pertimbangan moral, nilai2 agama, keamanan dan ketertiban umum dlm suatu masyarakat yg demokratis.
  • 23. Kierkegaard & Nietzsche: “Tuhan telah mati” Prof. John D. Caputo: “Tentu mengherankan bhw dahulu kaum terpelajar meman- dang rendah agama, dan telah meramalkan kematian Allah dari pertengahan abad kesembilan belas sampai era ini, tetapi ternyata agama telah muncul kembali dlm berbagai jenisnya. Bahkan dpt dikatakan kelirulah jika agama dilapor- kan sebagian besar oleh kaum intelektual hilang, padahal tak seorangpun di luar lingkungan akademi yang mengata- kan agama telah pergi. Agama telah kembali, bahkan di antara kaum intelectual “avant-grade” yang telah memberi- nya legitimasi baru, … Bunga agama adalah salah satu yang mekar di dalam onto- logi post modern”.
  • 24. Albert Einstein: <>Kesempurnaan peralatan dan kebingungan tujuan adalah masalah utama kita dewasa ini <>Logica adalah pelayan kita yg sempurna, intuisi adalah karunia (Tuhan). Kita telah mementingkan pelayan dan melupakan karunia (Tuhan). <>Ilmu pengetahuan tanpa agama buta, agama tanpa ilmu pengetahuan lumpuh. Anseln von Feurbach: “Religion in welcher Form sie auftritt bliebt das ideale Bedurnis den Menscheit”.
  • 25. W. Friedmann: “Time and again belief in the power of reason has been followed by distrust of reason. Intellect is pitched against intuition …” “Plato’s philosopher-king knows and applies justice because the balance and harmany of his personali-ty gives him insight and virtue. Sistematisation of the law goes parallel with more rational attitude. When a disappoined generation, dissatisfied with the self- complacency of positivism, become doubtful about the power of reason, instinct and intuition come again to the fore.”
  • 26. 2.Kebersamaan / kekeluargaan Kepentingan individu diliputi kepen- tingan bersama (bermuatan publik) Contoh: penggunaan tanah pusaka (Minang), tanah dati (Ambon),Tanah karang desa / ayahan desa (Bali)
  • 27. 3. Tradisional Berasal dari kata tradisi. Menurut Myron Wemer, tradisi adalah: “the beliefs and practicies handed down from the past, as we reinterpret our past, the tradition change”. Jadi tradisi tidak statis, karena akan selalu diinterpretasikan kembali oleh masyarakat agar dapat memenuhi kebutuhannya yg sesuai dengan perkembangan jaman Minang: extended family ke nuclear family.
  • 28. S.N.Eisenstadt: <>”The successful social elite aimed at the development of a flexible set of symbols and a collective identity which, while not negating the existing tradition, could incorporate them into the new symbolic framwork”. <>Elite social yang tidak berhasil mrpkan golongan yang ”view the national collectivity in terms of exclusive and limited values and symbols of status which often were derived from the preceding social structure. As a result, these elites limited their own field of perception and the scope of their own activities”
  • 29. 4. Konkrit, terang dan tunai Hubungan2 hukum dilaksanakan secara konkrit. Misalnya lembaga panjer (dlm jual beli), peningset / jujur (perkawinan), pembuatan tanda batas dalam pembukaan tanah
  • 30. Hukum refeksi cara berpikir masy. / bangsa (1) Hukum Adat (masyarakat Indonesia): belevend, participeerend, concreed denken <>anak luar kawin: beribu yang melahirkannya (tidak perlu pengakuan formal. berdasar fakta: lahir dari seorang ibu tidak punya suami <>Cakap bertindak: ditentukann secara konkrit / kasuistis
  • 31. H.J.Berman: “It is often said that American law, like English law, is highly emperical in its method, that is proceeds from case to case and from problem to problem, seeking practical solution without reference to a systematic set of doctrines or a comprihensive theory” Hk Adat: belevend participeerend, concfeet denken Hk Belanda: analiseernd, abstrack denken
  • 32. Hukum refleksi cara berfikir masy, / bangsa (2) Masy. Belanda: umum, abstrak, formal, hipotetis <>Anal luar kawin (natuurlijk / erkent kind). BW: Ps. 863: Anak zina & sumbang dilarang diakui Ps. 867: ” ” dapat nafkah Ps. 269: ” & ” dilarang menyelidiki siapa orang tuanya (sehingga ia tetap tdk beribu dan tdk berayah; Ps. 867 tdk dpat dimanfaatkan) <>Minderjarig: Belum berumur 21 th / belum kawin (Ps. 330 (1), (2), (3).
  • 33. 5. Dinamis dan plastis dinamis: dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat Plastis: dapat menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang ada Perhatiakan uraian Prof. Muh Koenoe [24]
  • 34. 6. Tidak dikodifikasi Kodifikasi = pembukuan sistematis suatu daerah / lapangan / bidang hukum tertentu sebagai kesauaan secara bulat, lengkap dan tuntas. <>bulat = semua bagian diatur <>lengkap =yg diatur segala unsurnya <>tuntas = yg diatur semua soal yg mungkin timbul Contoh: KUHP, KUHPerdata, KUHD [ ? ]
  • 35. <>Gerakan kodifikasi disertai lahirnya aliran Legisme / Positivisme. Dimulai di Perancis dgn dibuatnya Code Civil (1807), kemudian ditiru seluruh negara Eropa kontinental. Di Nederland Burgerlijk Wetboek dibuat tahun 1838. dg asas konkordasi berlaku di Hindia Belanda th 1848. <>Di Eropah Kontinental legisme berkuasa pada abad XIX (1830-1880). <>Inggris dan bekas jajahannya tdk pernah beralih ke kodifikasi. Di sana judge made law dan customary law berperan dominan,
  • 36. Pandangan Legisme / Positivisme:  Hukum identik dengan undang2  Hakim hanya sbgai bouche de la loi (Montes-quieau)  Dalam ajaran Trias Politika tdk ada tempat bagi Hukum Kebiasaan sebagai sumber hukum (Undang2 adalah satu2nya sumber hukum) Apakah lembaga legislatif mampu membuat kodifikasi / undang2 yang lengkap dan selalu up to date? Ada pemeo: Undang2 begitu lahir telah ketinggalan jaman
  • 37. Prof. MM. Djojodigoeno: Asas pokok KUHP: Ps 1 (1) untuk melindungi terdakwa dari ke-sewenang2-an hakim Ares listriK: pelanggan listrik mengacaukan jarum meteran listrik dimasukkan dalam delik pencurian (ps. 362 KUHP) itu salah ! hakim yang legis berpegang adegium: fiat justicia pereat mundus KUHP membedakan perbuatan2 mengambil barang seca- ra melanggar hukum: Ps. 362 (pencurian), Ps.372 (penggelapan, Ps, 278 (penipuan).
  • 38. <>Perbuatan mengacaukan jarum listrik tidak ada diatur dalam KUHP. Tapi demi keadilan perbuatan tsb harus dihukum <>Pegangan hakim: fiat justicia floreat mundus <>Tugas hakim: 1. Dokter penyakit kemasyarakatan 2. Insinyur kemasyarakatan: membangun masyarakat yang adil dan sejahtera
  • 39. Wet AB Ps. 3: Kebiasaan tdk merupakan hukum, kecuali apabila ditentukan oleh undang2 <>Mr. A. Levy: Ps. 3 AB ”moedermoord”, undang- undang membunuh sumber hk tertua. Apakah undang-undang dlm urutannya lebih tinggi dp hukum kebiasaan? Urutan semacam itu tentu tidak dpt ditentukan sendiri oleh undang-undang ! Hukum Adat kebanyakan tidak tertulis (hanya sebagian kecil tertulis seperti “awig2” di Bali) mudah berubah menyesuaikan diri dgn perkembangan masyarakat.
  • 40. UUP (UU No 1/1974)  kodifikasi parsial: unifikasi & pluralisasi hukum Ps. 2(1): Perkawinan sah apabila dilakukan menurut hukum masing2 agama dan kepercayaannya itu Ps. 6: (1) Perkw. Hrs didasarkan persetujuan kedua calon mempelai (2) dst (6)Kttn ayat(1)-(5) berlaku spanjang hk masg2 agama dan kpercayaannya itu dari ybs tdk menentukan lain
  • 41. UUP: Ps. 8: Perkawinan dilarang antara dua orang a. berhubngan darah  ke bawah / ke atas b. dst c. yang mempunyai hubungan yg oleh agama- nya atau peraturan lain yg berlaku, dilarang Ps. 37: Bila Perkwinanan putus karena perceraian, harta bersama diatur menurur hukumnya masing2 Ps. 42: Anak sah adalah anak yg dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan yang sah
  • 42. 7. Mementingkan keadilan <>MM. Djojodigoeno: Hk Adat lebih mementingkan keadilan. Demikian juga Hukum Islam. Keadilan disebut dalam Qur’an lebih dari 1000 kali. <> UUD 1945 Ps. 28 H (2): Setiap orang berhak mendptkan kemudahan dan perlakuan khusus untk memperoleh kesempatan dan manfaat yg sama guna mencapai persamaan dan keadilan Teuku Yacob: Isaac Newton menemukan hukum kekekalan energi dlm ilmu fisika, berlaku juga dlm ilmu sosial. Siapa melanggar energi suara hati keadilan akan hancur (Hitler, para koruptor)
  • 43. Prof. MM Djojodigoeno: Hakim harus menjumbuhkan pengadilan dan keadilan <> Kepala putusan Pengadilan harus ditulis: “Demi keadilan berdasarkan Ketuhanan YME” Hukum Barat: <>Pepatah Yunani: bukan hukum tanpa keadilan <>Legisme (Abad XIX): hukum = uu (bebas nilai, terpisah dg keadilan) <>Para pemikir abad XX: ada suatu hubungan antara hukum positif dgn pribadi manusia, yg berpegang pd norma2 keadilan (filsafat neoskolastik, neokantianisme, neohegelianisme, eksistensialisme)
  • 44. HK Barat (Belanda). Wet AB Ps 11: Hakim harus memutus menurut undang2. Ia tidak boleh menilai isi / keadilan undang2. <>Opzoomer: “Jadi sama sekali tidak akan di- hiraukan oleh hakim, apakah undang2 itu baik atau jelek, adil atau tidak adil, bagi kepentingan umum menguntungkan atau merugikan. Baginya sudah harus cukup, bahwa hal itu adalah undang2. <>Pandangan Legisme / Positivisme / Montes- quieau telah merasuk ke dalam Wet AB Ps. 11 di atas ! [sejak abad XX telah ditinggalkan]
  • 45. 8. Musywarah dan mufakat Hukum Adat mementingkan musyawarah dan mufakat dlm pembentukan / hubungan hukum (dlm keluarga/kerabat/masyarakat) bahkan dlm penyelesaian sengketa  Musyawarah dan mufakat merupakan pedoman bagi pembentuk hukum: Kamanakan barajo kamamak Mamak barajo kapanghulu Panghulu barajo kamufakat Mufakat barajo pada alur dan patut T.35
  • 46.  N.E.Algra dkk:  Pembentukan dan penerapan hukum tidak lagi monopoli dari suatu lapisan atas masyarakat yg relativ kecil yg mempunyai hak utama…  Aturan hukum … sering diuji atas kepatutan dan keadilannya oleh kelompok yg besangkutan. Apabila … tidak dapat mengatasi ujian itu, aturan itu dihindari secara diam2, kadang2 juga diingkari secara menonjol (demonstrative)
  • 47. SUMBER HUKUM <> Sumber hukum formal: Aturan yg pada dasarnya adalah formal (lepas dari isinya): 1. Kebiasaan 2. Undang2 3. Yurisprudensi 4. Perjanjian
  • 48. <>Sumber hukum material: berhubungan dengan asal–usul isi hukum yg berlaku (menjadi seperti adanya sekarang ini): faktor2 masya- rakat yang mempe-ngaruhi pembentukan hukum: 1. Hubungan social 2. Hubumngan kekuatan politik 3. Situasi sosial ekonomi 4. Tradisi 5. Hasil penelitian ilmiah 6. Pendapat umum 7. Perkembangan internasional 8. Keadaan geografis 9. Dan lain2
  • 49. Sumber hukum (M.M. Djojodigoeno): 1. Kekuasaan Pemerintah / salah satu sendinya, wujudnya: a. Peraturan (pernyataan kekuasaan legislative) b. Putusan2 pejabat2 lainnya (eksekutif, yudikatif) c. Perjanjian internasional & pernyataan perang
  • 50.  Kekuasaan masyarakat sendiri: a. Perbuatan rakyat dalam hub. pamrih- nya, yg menebal menjadi adat kebiasaan b. Putusan rakyat dlm peragaan tertentu, mis. Putusan Kamer van Koophandel, RT, RK/RW, perhimpunan kematian dsb c. Pemberontakan trhdp penguasa yg ada  Hukum Adat adalah hukum yg ber - sumber pada 1.b, c. dan 2. a-c.
  • 51. Norma dan sumber Hukum Adat menurut Soepomo: Dlm penyelidikan Hukum Adat, yg menentukan bukan banyaknya perbuatan2 yg terja-di, meskipun jumlah itu penting sbgai petunjuk bhw berbuatan itu adalah dirasakan sebagai hal yg seharusnya oleh msyarakat. Meskipun perbuatan yg sama di daerah yg bersangkutan itu hanya dua, apabila perbuatan itu benar2 dirasakan oleh masyarakat sebagai hal yang seharusnya, maka arti dua fakta itu sudah dapat ditarik kesimpulan adatnya norma hukum. 
  • 52.  Menurut Soerjono Soekanto, pendapat Soepomo tsb … menunjukkan dari sumber manakah Hukum Adat dapat diungkap-kan, yaitu dari masyarakat dan pemimpin2-nya. Ada kecenderung-an bhw data yang diperoleh dari pemimpin2 itu terutama menyangkut hal ideal, yang menurut tradisi perlu dipertahankan. Oleh karena itu data itu perlu sekali dilengkapi dengan infor- masi yang secara langsung diperoleh dari warga masyarakat.
  • 53.  Pepatah adat bukan norma hukum, tetapi merupakan petunjuk adanya norma hukum:  Ganggam agak berumpuk, kecil agak bercacak  asas proporsional  (Landraad Pariaman, 13-5-  1928 )  Kabau tagak kubang tingga  Kok lambui halantak, kok kareh babatu, sawah bapariang  Siapa menanam mengetam
  • 54.  Adagium:  Nullum delictum nulla poena sine previa lege poenali Ps 1 (1) KUHP  Pacta sunt servanda  Fiat justicia pereat mundus  Fiat justicia floreat mondus  Jus in causa positum
  • 55. Sistem Hukum Sistem Hukum Barat (Belanda): 1. zakelijk recht & persoonlijk recht 2. hukum privat & hukum public 3. pelanggaran  perdata & pidana 4. accessie / natrekking sistem: orderly arragement of elements into a whole (Black’s Law dictionary)
  • 56.  Ad 1.  BW membedakan zakelijk recht / hak ke- bendaan (Buku II BW) dan persoonlijk recht / hak perorangan (Buku III BW).  Ciri2 hak kebendaan: (1) ada hubungan /kekuasaan langsung antara orang dan bendanya; (2)berlaku (dapat dipertahankan) terhadap setiap orang; (3)mempunyai sifat “melekat” (zaaksgevolg); (4)yang lebih tua (dilahirkan lebih dulu) lebih kuat dari pada yang dilahirkan kemudian; (5)biasanya ada registrasi.  Contoh: hak eigendom, hak erfpacht,  hak opstal, hak hipotik.
  • 57.  Hak perorangan: Hak seseorang atas sesuatu obyek yang hanya berlaku terhadap seseorang tertentu / haknya satu oknum terhadap seorang oknum lain.  Contoh: hak pakai, hak sewa, haknya si pembeli terhadap si penjual barang, haknya si buruh terhadap majikan.
  • 58.  Pembedaan hak yg bersifat kebendaan dan hak yg bersifat perorangan dlm BW berhubungan erat dgn hal penggugatan di muka hakim ( karena pengaruh Hukum Romawi). Misalnya kalau se- orang penyewa menggugat seorang pengganggu di muka hakim, gugatan- nya tidak akan diterima, karena gugat-an harus dimajukan oleh pemilik barang (berdasarkan atas hak keben- daan /zakelijk recht).
  • 59.  Hukum Adat tidak membuat pembedaan antara hak kebendaan dan hak perorangan, dan acara pemeriksaan di muka hakim cukup sederhana: penyewa dapat langsung menggugat di muka hakim terhadap pengganggu.  Dengan berlakunya UUPA (UU No. 5/1960 dicabutlah Buku II BW sepanjang mengenai bumi, air dan kekayaan alam di dalamnya, sehingga yg berlaku Hukum Adat (Ps. 5).
  • 60.  Dalam ilmu pengetahuan hukum, juga di Nederland, makin kuat aliran yang menghendaki kesederhanaan dalam Hukum Acara Perdata secara menghi- langkan sebanyak mungkin berbagai formaliteiten yg kegunaannya diragu- kan (Wirjono Prodjodikoro).
  • 61.  Hukum Adat membagi hak2 berdasar- kan obyek yang diatur (secara induktif), misalnya: hak milik, hak tanggungan, hak gadai, hak sewa, hak pakai, dsb
  • 62. Ad 2: Hukum Belanda: <> berpusat pada individu <>membagi hukum menjadi Hukum Privat & Hukum Publik. <>Hukum Privat: hukum umum <>Hukum public: hukum perkecualian (polisi, pajak, dsb) [nachtwakerstaat, Abad XIX] Kini (Abad XX) welfare state, keadaan terbalik
  • 63. Hukum Adat: <> Berpusat pada masyarakat. <>Tidak memisahkan antara hukum privat dan hukum public. Dalam Hukum Adat: hak privat / per- orangan sering dilingkupi / ada muat- an hak masyarakat / public. Eigen Ehrlich: ”At the present as well as at any other time, the centre of gravity of legal develop-ment has not in the legislation, nor in juristic science, nor in judicial decision, but in society itself”
  • 64. Sistem Hukum Inggris: Tidak terjadi resepsi hk Romawi. Inggris diserbu bangsa Normandia yg dipimpin William de Conqueror th 1066, tetapi bangsa Inggris tetap dibiarkan memakai hukumnya sendiri (seperti bangsa Indoensia dijajah Belanda dibiarkan menggunakan Hukum Adat). Pembagian lapangan hukum Inggris berdasarkan obyeknya: Land / Agarian Law, Law of Marriage, Law of inheritance etc. secara induktif. Hukum Adat juga demikian !
  • 65. Kranenburg: Jika kpntingan umum dan kpntingan perorang- an dipakai sbagai dasar pembagian hukum kacaulah kita tentang pembagian tsb. Tdk dpt diselesaikan apakah HUKUM ACARA, HPI termasuk Hk Publik atau Hk Privat? Pembagian tsb tdk sesuai dg kenyataan di lapangan. Proses deferensiasi hukum sejak dulu berkembanag dlm ilmu hukum sampai sekarang blm berakhir. Maka pembagian hukum perdata dan hukum publik dihapuskan saja. Pembagian sebaiknya diadakan sesuai dgn obyeknya (Hukum Perdata, Hk Administrasi, Hk Dagang dsb.)
  • 66. Ad 4. Asas accessie / natrekking: Putusan Hoge Raad (HR), 31-1-1959: <> Firma Quint vs Heinrich te Poel <> Tanah a.n. H. te Poel Hubertus te Poel (diuntungkan oleh hukum karena penafsiran sistematik!)
  • 67. Hukum Adat: Sistem pemisahan horizontal UUPA: Ps. 5: Hukum Agraria  ialah Hukum Adat Ps. 6: Semua hak atas tanah berfungsi social <>Asas pemisahan horizontal: Hak pakai (Ps. 41 dst) HGU (Ps. 28 dst) HGB (Ps. 35 dst) UU No.16 / 1985 tentang Rumah Susun
  • 68.  Sistem Hukum Inggis  Sistem Hukum Adat mendekati system Common Law (system hukum Inggris / Anglo Saxon). Sistem Common Law tidak lain adalah system Hukum Adat. Dalam system Hukum Adat Indonesia bahannya ialah hukum Indonesia asli, sedang dalam system common law bahannya banyak memuat unsur2 hukum Romawi kuno (M.M.Djojodigoeno)
  • 69.  Common law berkembang di Inggris sejak abad ke 11, di bawah kekuasaan Raja William Conqueror, yg meletakkan dasar pemerin- tahan pusat dan peradilan raja yg disebut curia regis, yaitu menyelesaikan perkara se- cara damai (oleh juru damai / justice of the peace), mirip dengan peradilan adat (pera- dilan desa) di Indonesia. Walaupun sekarang sudah jarang berlaku,namun di Inggris masih dibolehkan seseorang menuntut orang lain di muka hakim pidana tanpa melalui badan pe- nuntut umum (Sunaryati Hartono)  <>Common law bersumber dari putusan2 pengadilan  Judge made law
  • 70.  PERGOLONGAN RAKYAT  I. Wet A.B. Ps. 6-10:  1.Gol. Eropah & yg dipersamakan  2.Go. Bumiputra & yg dipersamakan  <>Kriterianya: beragama Kristen, masuk gol. Ero-  pah. Tapi Gubernur Jendral wenang membuat  perkecualian (Ps10)  <>Ov. Ps. 3: Orang Bumiputra Kristen tetap ber-  laku hukumnya yg lama (hk perdata, dagang,  pidana dan peradilan)
  • 71.  PERGOLONGAN RAKYAT  I. Wet A.B. Ps. 6-10:  1.Gol. Eropah & yg dipersamakan  2.Go. Bumiputra & yg dipersamakan  <>Kriterianya: beragama Kristen, masuk gol. Ero-  pah. Tapi Gubernur Jendral wenang membuat  perkecualian (Ps10)  <>Ov. Ps. 3: Orang Bumiputra Kristen tetap ber-  laku hukumnya yg lama (hk perdata, dagang,  pidana dan peradilan)
  • 72. Dasar hukum berlakunya Hukum Adat: I. Filosofis: sesuai dgn pandangan hidup bangsa : Pancasila. Ciri2 Hukum Adat yang religies, kekeluargaan, gotong royong, musyawarah, keadilan sesuai dg pendangan hidup bangsa tersebut. II. Sosiologis: 1. Hukum Adat: hukum ysng timbul dari dan bersama rakyat, maka mereka taati dan jalankan secara suka rela / tidak perlu paksaan, sehingga menjadi hukum yang hidup dalam masyarakat (the living law).
  • 73. 2. Hukum tertulis (per-undang2-an):  Ada yg berlaku secara sosiologis (sebagai hukum yg hidup / the living law)  Ada yg tidak dilaksanakan / ditinggalkan oleh masyarakat (bukan the living law), misalnya: UU No. 2 / 1960 tentang Bagi Hasil [secara sosiologis tidak berlaku]
  • 74. Satjipto Rahardjo: <>Melalui pendekatan sosiologis, anthropologis dan fungsional cenderung mendekati teori sosiologinya Talcott Parson, Hukum Adat adalah hukum yg hidup (living law), yaitu hukum yg mencerminkan pikiran dan cita2 hukum Indonesia. <>Hukum positif yang baik (dan karenanya efektif) adalah hukum yg sesuai dgn living law yg sebagai “inner order” dp masy. mencermin- kan nilai2 yg hidup di dalamnya (Eugen Ehrlich)
  • 75. Soerjono Soekanto & S.B. Taneko: Ide ttg kesadaran warga masy. sbgai dasar sahnya hukum positif tertulis ditemukan dlm ajaran2 ttg Rechtsgevuhl atau Rechtsbewustzijn yg intinya adalah bahwa tdk ada hukum yg mengikat warga2 masy. kecuali atas dasar kesadaran hukumnya. Berl Kutchinsky: “A strong legal consciousness” is sometimes considered the cause of adherence to law (sometimes it is just another word for that) which a “weak legal consciousness” is consedered the cause of crime and evil.”
  • 76. III. Yuridis: A.. Zaman Pem. Hindia Belanda <> Ps. 75 R.R. (lama) 1854: 1. Gol.Eropah & yg dipersamakan: Kodifikasi 2. Gol. Bumiputera & ” : Hk Adat <>S.1855-79: GOl. T.A. diterapkan bag. Kodifikasi: (1) hk benda; (2) hk Perutangan incl. hk dagang; (3) verjaring; (4) hk kepailitan. <>S.1917-129 (jis. S. 1919-81, 1924-557, 1925-92: Gol T.A.Tionghoa diterapkan: (1) BW; (2) WvK; (3) Ov.; (4) Fv dgn bbrpa pengecualian; (5) Kongsi; (6) Adopsi
  • 77. I.S. Ps. 131 (2)b: Pembuat ordonansi (Gub. Jendral & Volksraad): dpat menerapkan bagi Gol. Hk Bumiputra dan T.A kodifikasi: (1) Hk Eropah (2) Hk Eropah yg tlh dirobah (gewijzigd Eropees Recht) (3) Hk bagi bbrpa gol. Ber-sama2 (4) Hk Baru (Nieuw Recht): sintese Hk Eropah dan Hk Adat (van Vollenhoven: Fantasie recht. Idsinga: Ambtenaren recht)
  • 78. <>I.S. (Indische Staatsregeling) Ps. 131 (2)b ber- laku sejak 1-1-1920, tetapi pembuat ordonansi belum dpat membuat kodifikasi. maka yg berlaku Ps. 131 (6) I.S., jo Ps.75 R.R. ayat (3) (redaksi lama) Tahun 1854, yaitu: Hukum Adat bagi gol. Bumiputera 3 B. Zaman Jepang: UU No. 1/1942 Ps. 3 (peraturan peralihan)
  • 79. C. Zaman Kemerdekaan: UUD 1945: <>Ps II A.P <>Ps. 18 B (2): Negara mengakui dan menghor- mati kesatuan2 masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dgn perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan RI yg diatur dlm undang2. <>Ps. 28 I (3): Identitas budaya dan hak masyara-kat tradisional dihormati selaras dgn perkem-bangan zaman dan peradaban.
  • 80. Penjelasan Ps 18 UUD 1945, angka Romawi II: Dalam teritorial Negara Indonesia terdapat 250 zelfbesturende landschappen dan volksgemeen- schappen seperti desa di Jawa dan Bali, nagari di Minangkabau, dusun dan marga di Palembang dsb. Daerah2 itu mempunyai susunan asli, dan oleh karenanya dapat dianggap sebagai daerah yg bersifat istimewa. Negara RI menghormati kedudukan daerah2 istimewa tsb dan segala peraturan Negara yg mengenai daerah2 itu akan mengingat hak2 asal-usul daerah tsb.
  • 81. <>UU Darurat No. 1/1952: Ps. 1(2) akan dihapus bertahap: a.Peradilan Swaparaja b.Peradilan Adat Ps.1 )3) Hakim (Perdamaian) Desa (Dorp- rechter) tetap dipertahankan <>UU No. 4 / 2004: Ps.25 (1)Hakim mengadililsebut dasar hukumnya: perundang2an / hk tak tertulis (Hk Adat) Ps. 28(1): Hakim wajib menggali, memahami dan mengikuti nilai2 hukum dan rasa keadilan yg hidup dlm masyarakat
  • 82. Ps. 25 (1) UU No. 4 / 2004 di atas sesuai dengan KONSTITUSI RIS Ps. 146 (1): Segala kptusan kehakiman harus berisi alasan2nya dan dalam perkara hukuman harus menyebut aturan2 undang2 dan aturan2 hukum adat yg dijadikan dasar hukuman itu ( diulang dlm Ps. 104 (1) UUDS 1950 )
  • 83. UU No, 32 / 2004: Ps. 203(3): Pemilihan kepala desa dalam kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan diakui keberadaannya berlaku ketentuan hukum adat setempat yang ditetapkan dalam Perda dengan berpedoman pada PP Ps. 206 : Urusan pemerintahan yg menjadi kewenangan desa mencakup: a. urusan pemerintahan yg sudah ada berda- sarkan hak asal-usul; b. dst.
  • 84. Dua macam tanah: 1. Tanah negara: tanah yg tidak dibebani hak aas tanah 2. Tanah hak : tanah yang dibebani hak atas tanah (hak milik, hak pakai, hak sewa, hak pengelolaan, hak ulayat) UU No. 41 / 1999 tentang Kehutanan: Ps. 1 angka 4: Hutan negara adalah hutan yg berada pada tanah yg tidak dibebani hak atas tanah Ps. ! Angka 5: Hutan hak adalah hutan yg perada pada tanah yg dibebani hak atas tanah Ps. 1 angka 6: Hutan adat adalah hutan negara yang berada dalam wilayah masyarakat hukum adat
  • 85. SEJARAH HUKUM ADAT Sebelum pengaruh budaya Barat 1. Malaio Polinesia Nenek moyang bangsa Indonensia tersebar antara P. Madagaskar – Taiwan dan Kep. Hawai – P. Paska. Hukum Adatnya bersifat religio magis segala sesuatu serba berjiwa / roh, atau berku- atan gaib (magi) membawa keseimbangan Sampai kini uapacara adat yg mengandung unsur animisme dan magi masih ada dlm masyarakat
  • 86. 2. Zaman Hindu <>Menurut Krom berlangsug selama 15 abad. Pengaruh Hindu hanya di Jawa, Sumatera dan Bali. (yang terbesar di Bali). <>Menurut Lekkerker: Hk Hindu hanya penting dlm soal pemerintahan raja dan pembagian kasta. <>Van Vollenhoven: Hukum Hindu tidak menjamah sama sekali inti soalnya.
  • 87. 3. Zaman Islam Agama Islam mulai masuk Indonesia abad 12 di Pasai dan Perlak Di Minangkabau struktur masyarakat tetap (matrilineal). Juga di Batak (patrilineal). Pada umumnya pengeruh agama Islam dlm upacara perkawinan, kelahiran. Kematian dan wakaf.
  • 88. ZAMAN VOC (1602-1800) <>VOC / Kompeni mempunyai 2 sifat: (1)pengusaha dagang dan (2)badan pemerintah hak oktroi dari Staten General Belanda <>Politik oportuniteit thdp Hk. Adat. Banyak campur tangan dlm hk pidana, membiarkan hk perdat (adat). <>Kitab2 hk dan tulisam2 ttg Hk. Adat (1)Mogharraer (1750) untk PN semarang, sbgn besar berisi hk pidana Islam (2)Catatan2 ttg Hk.Adat di kraton Bone oleh B.Y.D. van Clootwijk, Gubernur Pantai Sulawesi [1752=1755] (3) Pepakem Cirebon, oleh Mr P.C.Hasselaer
  • 89. VOC belum mengerti seluk beluk, corak, sifat dan isi Hk. Adat <>Pd zaman Daendels [1808-1811] hk yg berlaku bgi penduduk: hk-nya sendiri (hk adat), kecuali bidg hk pidanadapt menyimpang. Dia mengang- gap Hk Adat adalah Hk Islam <>Pd zaman Raffles [1811-1816] hk adat dianggap lebih rendah dp hk Eropah
  • 90. Trio Penemu Hk.Adat 1. Wilken. Pegawai Pangreh Praja di Goromtalo, Minahasa, Sipirok dan Mandailing. Membukukan yg dilihat di daerah2 tsb, menggunakan metode2 perbandingan ethnologi. Pandangannya: Hk Adat merupakan suatu bahan mandiri, meski ia tetap memelihara hub.nya dgn kebiasaan dan religi rakyat. Pene- mu Hk Adat yg belum mengenal istilah Hk Adat 2. Liefrinck. Pegawai Pangreh Praja, menulis Hk Adat Bali dan Lombok
  • 91. 3. Snouck Hurgronje. Sarjana sastra, politikus, Doktor dlm bhs Semit, pernah bermukim di Jeddah dan Mekkah, menggunakan nama: Abdul Ghaffar, sbgai mahasiswa agama Islam. Th 1893 dan 1894 menerbitkan buku “De Atjeher”, 2 jilid dan “Het Gajoland” pada Th 1906.  Istilah Adat-Recht adalah ciptaannya.
  • 92. Penemuan Kedua Menurut van Vollenhoven, yg menemukan ilmu Hk Adat a.l.: 1, Karya ethnologi, yg menjelaskan untk mema- hami lembaga2 masy. Timur, orang harus men-cari pangkalnya di dlm jiwa masy. Timur itu. 2. Usul rancangan uu dari Pem. Belanda untk membunuh Hk Adat: a. Ps 75 RR (Th 1904) b. Ps. 62 RR (Th 1918)
  • 93. 3. Keputusan dan tindakan Pem. Belanda untk mengatur materi: urusan desa, wilayah dan hk. Tanah, yg pad waktu itu dianggap masalah berat. Pembelaan van Vollenhoven: Selama hidupnya dia membela Hk Adat thdp pendesakan dan perkosaan Hk Adat dari pihak administrasi negara dan hakim. Dia mengata- kan: tiap bangsa mempunyai nilai dan artinya sendiri dan segala bakat serta kemampuan manusia dgn keanekaragamannya mempunyai hak untk berkembang sepenuhnya.
  • 94.  Van Vollenhoven berjoang dgn gigih memberi pengertian kpd dunia ilmu, bhw Hk Adat Indonesia tidak kalah derajadnya dgn hukum lain2-nya.  Van Vollenhoven adalah peletak dasar ilmu Hukum Adat
  • 95. Sumpah Pemuda Menurut Prof. Muh Koesnoe, Th 1928 bagi Hk Adat penting, karena lahirnya Sumpah Pemuda, yg teks bagian akhir berbunyi: “Mengeloearkan keyakinan persatoean Indonesia diperkuat dgn memperhatikan dasar persatoeannya: Kemaoean, Sejarah, Bahasa, Hoekoem Adat, Pendidikan dan Kepandoean …” Dari bunyi teks tsb Hukum Adat diakui seba- gai salah satu faktor integrasi bangsa
  • 96. Dualisme Progresif Th 1914 Pem. Belanda mengumumkan rencana KUHPer- data berlaku bagi seluruh gol. penduduk Indonesia. Rencana tsb ditentang van Vollehoven. Tidak mungkin bangsa Indonesia yg merupakan penduduk terbesar tunduk kpd kebutuhan hukum bangsa Eropah yg mrpkan bgian kecil saja. Akhirnya Th 1927 konsepsi Van Vollenhoven diterima, kembali ke arah dualisme. A.Arthur Schiller dan Adamson Hoebel menyebutnya sbgai dualisme progresip karena mempertahankan Hukum Adat dilakukan ber-sama2 dgn penyelidikan dan pencatatan hukum itu secara resmi, sdgkn asas ini hanya boleh ditinggalkan, jk diperlukan kbtuhan2 yg nyata dari dunia modern (saran van Vollenhoven)