2. Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat
dengan atau tanpa bahan pengisi (FI ed.IV)
Penggolongan tablet :
1. Berdasarkan metode pembuatan
2. Berdasarkan distribusi obat dalam tubuh
3. Berdasarkan jenis bahan penyalut
4. Berdasarkan cara pemakaian
TABLET
3. Keuntungan
volume dan bentuk kecil
sehingga mudah
dibawa, disimpan dan diangkut
memiliki variabilitas sediaan
yang rendah. keseragaman lebih
baik
dapat mengandung zat aktif
lebih besar dengan bentuk
volume yang lebih kecil
tablet dalam bentuk kering
sehingga kestabilan zat aktif
lebih terjaga
dapat disalut untuk melindungi
rasa yang tidak enak dari
sediaan
tablet sangat cocok untuk zat
aktif yang sulit larut dalam air
merupakan sediaan yang mudah
diproduksi masal dengan
pengemasan yang mudah dan
murah
Kerugian
beberapa pasien tidak dapat
menelan tablet
formulasi tablet cukup rumit
zat aktif yang hidroskopis
mudah rusak
warna tablet cenderung
memberikan bahaya
Anak-anak secara alami akan
tertarik pada tablet yang
mempunyai penampakan dari
salut seperti permen yang
terlihat cerah biasanya berisi
antihistamin, besi
sulfat, striknin.
4. 1. Berdasarkan metode pembuatan
a. Tablet cetak
Pembuatan : zat aktif dan bahan pengisi dibasahi
dengan etanol. Massa serbuk yang lembab ditekan
dengan tekanan rendah, kemudian dikeluarkan dan
dikeringkan.
b. Tablet kempa
Pembuatan : dengan memberikan tekanan tinggi
pada serbuk atau granul dengan menggunakan
cetakan baja. Umumnya mengandung zat
aktif, pengisi, pengikat, desintegran
(penghancur), dan lubrikan (pelicin), dapat juga
mengandung bahan pewarna dan lak (pewarna
yang diabsorpsikan pada alumunium hidroksida
yang tidak larut), pengaroma, dan pemanis.
PENGGOLONGAN TABLET
5. 2. Berdasarkan distribusi obat dalam tubuh
a. Bekerja lokal
Misal : tablet hisap untuk pengobatan pada
rongga mulut; ovula untuk pengobatan pada
infeksidi vagina.
b. Bekerja sistemik : pada pengobatan per oral.
Bekerja short-acting (jangka pendek) : dalam satu hari memerlukan
beberapa kali menelan obat
Bekerja long-acting (jangka panjang) : dalam satu hari cukup
menelan satu tablet.
Tablet jangka panjang dapat dibedakan menjadi :
delayed action tablet (DAT), repeat action tablet (RAT)
PENGGOLONGAN TABLET
6. Delayed Action Tablet (DAT)
Dalam tablet ini terjadi penangguhan
pelepasan zat berkhasiat karena
pembuatannya adalah sebagai berikut:
sebelum dicetak, granul-granul dibagi
beberapa kelompok. Kelompok pertama
tidak diapa-apakan. Kelompok kedua disalut
dengan bahan penyalut yang akan pecah
setelah beberapa saat. Kelompok ketiga
disalut dengan bahan penyalut yang pecah
lebih lamadari kelompok kedua, demikian
seterusnya tergantung dari macamnya
bahan penyalut dan lama kerja obat yang
dikehendaki. Granul-granul dari semua
kelompok dicampurkan lalu di cetak.
PENGGOLONGAN TABLET
7. Repeat Action Tablet (RAT)
Granul-granul dari kelompok yang paling lama
pecahnya dicetak dahulu menjadi tablet inti (core
tablet). Kemudian granul-granul yang lebih cepat
pecah dimampatkan di sekeliling kelompok pertama
sehingga terbentuk tablet baru.
PENGGOLONGAN TABLET
8. 3. Berdasarkan jenis bahan penyalut
Macam-macam tablet salut :
a. Tablet salut biasa/salut gula (dragee)
disalut dengan gula dari suspensi dalam air
mengandung serbuk yang tidak larut seperti
pati, kalsium karbonat, talk atau titanium dioksida
yang disuspensikan dengan gom akasia atau
gelatin.
Kelemahan tablet salut gula : waktu penyalutan
lama dan perlu penyalut tahan air. Hal ini
memperlambat disolusi dan memperbesar bobot
tablet.
PENGGOLONGAN TABLET
9. Tahapan pembuatan salut gula :
1. Penyalutan dasar (subcoating)
Jika tablet mengandung zat yang higroskopis, tablet dilapisis dulu
dengan salut penutup (sealing coat) agar air dari sirup dasar tidak
masuk ke dalam tablet.
2. Melicinkan (smooting)
Proses pembasahan bergantian dengan sirup pelicin (bolak balik)
dan pengeringan dari salut menjadi bulat dan licin, menggunakan
smoothing syrup
3. Pewarnaan (coloring)
dengan memberikan zat warna yang dicampur pada sirup pelicin.
4. Penyelesaian (finishing)
proses terakhir dari penyalutan tablet, yaitu pengeringan salut
sehingga terbentuk hasil akhir yang licin.
5. Pengilapan (polishing)
proses
yang
menghasilkan
tablet
salut
menjadi
mengkilap, dengan menggunakan lapisan tipis lilin (wax)
PENGGOLONGAN TABLET
10. b. Tablet salut selaput (film-coated tablet/fct)
Disalut dengan hidroksipropil metilselulosa, metil
selulosa, hidroksipropil selulosa, Na-CMC, dan
campuran selulosa asetat ftalat dengan PEG yang tidak
mengandung air atau mengandung air.
c. Tablet salut kempa
Tablet yang disalut secara kempa cetak dengan massa
granulat yang terdiri atas laktosa, kalsium fosfat, dan zat
lain yang cocok. Mula-mula dibuat tablet inti, kemudian
dicetak kembali bersama granulat kelompok lain
sehingga terbentuk tablet berlapis (multi layer tablet).
Tablet ini sering digunakan untuk pengobatan secara
repeat action.
PENGGOLONGAN TABLET
11. d. Tablet salut enterik (enteric-coated tablet / tablet lepas
tunda)
Jika obat dapat rusak atau inaktif karena cairan lambung
atau dapat mengiritasi mukosa lambung, maka
diperlukan penyalut enterik yang bertujuan untuk
menunda pelepasan obat sampai tablet melewati
lambung. Bahan yang digunakan sebagai penyalut
adalah salol, keraton, selulosa acetat phtalat.
e. Tablet lepas lambat (sustained-release tablet / tablet
dengan efek diperpanjang)
Tablet yang dibuat sedemikian rupa sehingga zat aktif
akan tetap tersedia selama jangka waktu tertentu
PENGGOLONGAN TABLET
setelah obat diberikan.
12. Tujuan penyalutan tablet adalah :
a. Melindungi zat aktif yang bersifat higroskopis atau
tidak tahan terhadap pengaruh udara, kelembaban
atau cahaya
b. Menutupi rasa dan bau yang tidak enak
c. Membuat penambilan lebih baik dan menarik
d. Mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran
cerna, misal: enteric tablet yang pecah di usus.
TUJUAN PENYALUTAN TABLET
13. 4. Berdasarkan Cara Pemakaian
a. Tablet biasa/tablet telan
b. Tablet kunyah (chewable tablet)
c. Tablet isap (lozenges,trochisi,pastiles)
d. Tablet larut (effervescent tablet)
e. Tablet implan (pelet)
tablet kecil, bulat atau oval putih, steril dan berisi
hormon steroid, dimasukkan ke bawah kulit
dengan cara merobek kulit sedikit, kemudian
tablet dimasukkan, kemudian kulit dijahit
kembali. Zat khasiat akan dilepas perlahan-lahan.
PENGGOLONGAN TABLET
14. f. Tablet hipodermik
tablet steril, umumnya berbobot 30 mg, larut dalam air, digunakan
dengan cara melarutkan ke dalam air untuk injeksi secara aseptik
dan disuntikkan di bawah kulit (subkutan).
g. Tablet bukal
digunakan dengan cara meletakkan tablet diantara pipi dan gusi
sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut.
h. Tablet sublingual
digunakan dengan cara meletakkan tablet di bawah
lidah, sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa
mulut.
i. Tablet vagina (ovula)
digunakan melalui vagina dengan cara disisipkan menggunakan
aplikator. Tablet umumnya berbentuk bulat telur
PENGGOLONGAN TABLET
15. Tablet kempa terdiri atas :
1. Zat aktif, harus memenuhi syarat yang ditentukan
Farmakope
2. Bahan excipient/bahan tambahan
a. Bahan pengisi (diluent)
Berfungsi untuk memperbesar volume massa
agar mudah dicetak atau dibuat.Bahan pengisi
ditambahkan jika zat aktifnya sedikit atau sulit
dikempa.
Contoh : laktosa, pati, kalsium
fosfat, dibase, selulosa mikrokristal.
KOMPONEN TABLET
16. b. Bahan pengikat (binder)
Berfungsi memberikan daya adhesi pada massa
serbuk sewaktu granulasi serta menambah daya
kohesi pada bahan pengisi.
Misalnya : gom
akasia, gelatin, sukrosa, povidon, metilselulosa, CM
C, selulosa mikrokristal, pasta pati terhidrolisis.
c. Bahan penghancur/pengembang (disintegran)
Berfungsi membantu hancurnya tablet setelah
ditelan.
Contoh : pati, asam alginat, selulosa mikrokristal
KOMPONEN TABLET
17. d. Glidan
Yaitu bahan yang dapat meningkatkan kemampuan
mengalir serbuk. Umumnya digunakan dalam kempa
langsung tanpa proses granulasi.
Contoh : silika pirogenik koloidal.
e. Bahan pelicin (lubrikan)
Berfungsi mengurangi gesekan selama pengempaan
tablet dan juga berguna untuk mencegah massa tablet
melekat pada cetakan.
Contoh : senyawa asam stearat dengan logam (contoh :
Mg stearat), asam stearat, talk, minyak nabati
terhidrogenasi.
KOMPONEN TABLET
f. Bahan penyalut (coating agent)
18. 3. Ajuvans
a. Bahan pewarna (colour)
Berfungsi meningkatkan nilai estetika atau untuk
identitas produk. Misalnya zat pewarna dari
tumbuhan
b. Bahan pengaroma (flavour)
Berfungsi menutupi rasa dan bau zat khasiat yang
tidak enak, seperti tablet hisap
penicillin, biasanya digunakan untuk tablet yang
penggunaan lama di mulut. Misalnya macammacam minyak atsiri.
KOMPONEN TABLET
19. Tujuan Granulasi :
1. Supaya sifat aliran naik (free-flowing) : granul
dengan volume tertentu dapat mengalir teratur
dalam jumlah yang sama kedalam mesin pencetak
tablet.
2. Ruang udara dalam bentuk granul jumlahnya lebih
kecil jika dibandingkan bentuk serbuk jika diukur
dalam volumenya yang sama. Makin banyak
udara, tablet makin pecah.
3. Pada saat dicetak tidak mudah melekat pada
stempel (punch) dan mudah lepas dari matris (die)
CARA PEMBUATAN TABLET
20. 1.
Granulasi basah
Dilakukan dengan mencampurkan zat berkhasiat, zat
pengisi dan zat penghancur sampai homogen, lalu
dibasahi dengan larutan bahan pengikat, bila perlu
ditambah bahan pewarna. Setelah itu diayak menjadi
granul, dan dikeringkan dalam lemari pengering pada
suhu 40-50derajat celcius (tidak lebih dari 60derajat
celcius). Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh
granul dengan ukuran yang diperlukan dan
ditambahkan bahan pelicin dan dicetak menjadi tablet
dengan mesin tablet.
Cara granulasi basah menghasilkan tablet yang lebih
baik dan dapat disimpan lebih lama dibanding cara
granulasi kering.
Tujuan granulasi basah: untuk meningkatkan aliran
campuran dan atau kemampuan kempa.
CARA PEMBUATAN TABLET
21. Keuntungan metode granulasi basah :
Memperoleh aliran yang baik
Meningkatkan kompresibilitas
Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai
Mengontrol pelepasan
Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses
Distribusi keseragaman kandungan
Meningkatkan kecepatan disolusi
Kekurangan Metode Granulasi Basah :
Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi
Biaya cukup tinggi
Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan
dengan cara ini. Untuk zat termolabil dilakukan dengan pelarut non air.
22. 2. Granulasi kering/slugging
a. Campurkan zat khasiat, zat pengisi, zat
penghancur, zat pengikat dan zat pelicin hingga
menjadi massa serbuk yang homogen.
b. Kempa pada tekanan tinggi sehingga menjadi
tablet besar (slug)
c. Hancurkan tablet tadi kemudian diayak hingga
diperoleh granul dengan ukuran partikel yang
diinginkan.
d. Kempa cetak lagi sesuai ukuran tablet yang
diinginkan.
Tujuan granulasi kering : untuk meningkatkan aliran
campuran dan atau kemampuan kempa.
CARA PEMBUATAN TABLET
23. Keuntungan granulasi kering :
Tidak diperlukan pemanasan sehingga cocok untuk
zat aktif yang tidak tahan pemanasan.
alat yang diperlukan lebih sederhana.
Kerugian granulasi kering :
Tablet yang dihasilkan kurang tahan lama
dibandingkan dengan cara granulasi basah.
CARA PEMBUATAN TABLET
24. 3. Kempa Langsung
Dilakukan jika :
jumlah zat khasiat per tabletnya cukup untuk dicetak
zat khasiat memiliki sifat alir yang baik (free-flowing)
zat khasiat berbentuk kristal yang bersifat free-flowing
Bahan pengisi yang sering digunakan : selulosa mikrokristal, laktosa
anhidrat, laktosa semprot kering. Misalnya tablet Hexamin, tablet
NaCl, tablet KMnO4.
Keuntungan kempa langsung :
• Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit
• Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih
sedikit, maka waktu yang diperlukan untuk menggunakan metode ini
lebih singkat, tenaga dan mesin yang dipergunakan juga lebih sedikit.
• Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan
lembab
• Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses
granul, tetapi langsung menjadi partikel. tablet kempa langsung berisi
partikel halus, sehingga tidak melalui proses dari granul ke partikel halus
terlebih dahulu.
CARA PEMBUATAN TABLET
25. Binding : kerusakan tablet akibat massa yang akan
dicetak melekat pada dinding ruang cetakan.
2. Sticking/picking : perlekatan yang terjadi pada
punch atas dan bawah akibat permukaan punch
tidak licin, ada lemak pada pencetak, zat pelicin
kurang, atau massa basah.
3. Whiskering : terjadi karena pencetak tidak pas
dengan ruang cetakan atau terjadi pelelehan zat
aktif saat pencetakan pada tekanan tinggi.
Akibatnya, pada penyimpanan dalam botol, sisi-sisi
yang berlebihan akan lepas dan menghasilkan
bubuk.
KERUSAKAN TABLET
1.
26. 4. Splitting/capping
Splitting : lepasnya lapisan tipis dari permukaan tablet
terutama pada bagian tengah.
Capping : membelahnya tablet di bagian atas.
Penyebab :
Daya pengikat dalam massa tablet kurang
Massa tablet terlalu banyak fines (serbuk), terlalu
banyak mengandung udara sehingga setelah dicetak
udara akan keluar.
Tenaga yang diberikan pada pencetakan tablet terlalu
besar sehingga udara yang berada di atas massa yang
akan dicetak sukar keluar dan ikut tercetak.
Formula tidak sesuai
Die dan punch tidak rata.
KERUSAKAN TABLET
27. 5. Mottling : terjadi karena zat warna tersebar tidak
merata pada permukaan tablet.
6. Crumbling : tablet menjadi retak dan rapuh.
Penyebabnya adalah kurang tekanan pada
pencetakan tablet dan kurangnya zat pengikat.
KERUSAKAN TABLET
28. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Stokes Tornado Mill
Fitzpatrick Malaxating Machine
Oven dan Fluidization
Manesty Rotapress (mesin kompresi putar)
New stokes Ultra press
Penghilang debu tablet Manesty
Accela-Cota
Hartnett
ALAT DALAM PEMBUATAN
TABLET
29. Menurut FI ed.III dan FI ed.IV
1. Keseragaman ukuran (FI ed.III)
Diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak
kurang dari satu sepertiga kali tebal tablet.
2. Keragaman bobot dan keseragaman kandungan
(FI ed.IV)
Keragaman bobot untuk tablet dengan zat aktif
>50 mg.
Keseragaman kandungan untuk tablet dengan zat
aktif <50 mg.
SYARAT-SYARAT TABLET
30. 3. Waktu hancur
Tablet biasa
- Media : air (36-380 C) sebanyak 1 liter.
- Yang diuji : 5 tablet (menurut FI ed.III) atau 6 tablet
(menurut FI ed.IV)
- syarat :
Tablet tidak bersalut : tidak lebih dari 15 menit
Tablet salut gula dan salut selaput : tidak lebih dari 60 menit.
Tablet salut enterik
- Pelarut HCl 0,06 N sebanyak ±250 mL (3jam pertama)
- Larutan dapar pH 6,8 (36-380 C) (1 jam selanjutnya)
Tablet bukal
Syarat : tidak lebih dari 4 jam.
SYARAT-SYARAT TABLET
31. 4. Kekerasan tablet (FI ed.III)
digunakan untuk mengetahui kekerasan tablet agar
tablet tidak terlalu rapuh atau terlalu keras. Alat :
hardness testes
5. Keregasan tablet (friability)
Yaitu persen bobot yang hilang setelah tablet
diguncang.
SYARAT-SYARAT TABLET
32. Tablet disimpan dalam wadah tertutup
rapat, ditempat sejuk dan terlindung dari cahaya.
Wadah yang digunakan harus diberi etiket.
Dalam etiket wadah atau kemasan tablet harus
disebutkan :
1. Nama tablet atau nama zat berkhasiat
2. Jumlah zat atau zat-zat yang berkhasiat dalam
tiap tablet
PENGEMASAN