SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  32
TABLET
Nama Kelompok:

1. Dewi Kartika Chandra
2. Juliana Iolanda
3. Melda Fijrianti
4. Nofa Pipit Anggraeni
5. Nurul Lailita
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat
dengan atau tanpa bahan pengisi (FI ed.IV)
Penggolongan tablet :
1. Berdasarkan metode pembuatan
2. Berdasarkan distribusi obat dalam tubuh
3. Berdasarkan jenis bahan penyalut
4. Berdasarkan cara pemakaian

TABLET
Keuntungan













volume dan bentuk kecil
sehingga mudah
dibawa, disimpan dan diangkut
memiliki variabilitas sediaan
yang rendah. keseragaman lebih
baik
dapat mengandung zat aktif
lebih besar dengan bentuk
volume yang lebih kecil
tablet dalam bentuk kering
sehingga kestabilan zat aktif
lebih terjaga
dapat disalut untuk melindungi
rasa yang tidak enak dari
sediaan
tablet sangat cocok untuk zat
aktif yang sulit larut dalam air
merupakan sediaan yang mudah
diproduksi masal dengan
pengemasan yang mudah dan
murah

Kerugian








beberapa pasien tidak dapat
menelan tablet
formulasi tablet cukup rumit
zat aktif yang hidroskopis
mudah rusak
warna tablet cenderung
memberikan bahaya
Anak-anak secara alami akan
tertarik pada tablet yang
mempunyai penampakan dari
salut seperti permen yang
terlihat cerah biasanya berisi
antihistamin, besi
sulfat, striknin.
1. Berdasarkan metode pembuatan
a. Tablet cetak
Pembuatan : zat aktif dan bahan pengisi dibasahi
dengan etanol. Massa serbuk yang lembab ditekan
dengan tekanan rendah, kemudian dikeluarkan dan
dikeringkan.
b. Tablet kempa
Pembuatan : dengan memberikan tekanan tinggi
pada serbuk atau granul dengan menggunakan
cetakan baja. Umumnya mengandung zat
aktif, pengisi, pengikat, desintegran
(penghancur), dan lubrikan (pelicin), dapat juga
mengandung bahan pewarna dan lak (pewarna
yang diabsorpsikan pada alumunium hidroksida
yang tidak larut), pengaroma, dan pemanis.

PENGGOLONGAN TABLET
2. Berdasarkan distribusi obat dalam tubuh
a. Bekerja lokal
Misal : tablet hisap untuk pengobatan pada
rongga mulut; ovula untuk pengobatan pada
infeksidi vagina.
b. Bekerja sistemik : pada pengobatan per oral.
 Bekerja short-acting (jangka pendek) : dalam satu hari memerlukan
beberapa kali menelan obat
 Bekerja long-acting (jangka panjang) : dalam satu hari cukup
menelan satu tablet.
Tablet jangka panjang dapat dibedakan menjadi :
delayed action tablet (DAT), repeat action tablet (RAT)

PENGGOLONGAN TABLET
Delayed Action Tablet (DAT)
Dalam tablet ini terjadi penangguhan
pelepasan zat berkhasiat karena
pembuatannya adalah sebagai berikut:
sebelum dicetak, granul-granul dibagi
beberapa kelompok. Kelompok pertama
tidak diapa-apakan. Kelompok kedua disalut
dengan bahan penyalut yang akan pecah
setelah beberapa saat. Kelompok ketiga
disalut dengan bahan penyalut yang pecah
lebih lamadari kelompok kedua, demikian
seterusnya tergantung dari macamnya
bahan penyalut dan lama kerja obat yang
dikehendaki. Granul-granul dari semua
kelompok dicampurkan lalu di cetak.

PENGGOLONGAN TABLET
Repeat Action Tablet (RAT)
Granul-granul dari kelompok yang paling lama
pecahnya dicetak dahulu menjadi tablet inti (core
tablet). Kemudian granul-granul yang lebih cepat
pecah dimampatkan di sekeliling kelompok pertama
sehingga terbentuk tablet baru.

PENGGOLONGAN TABLET
3. Berdasarkan jenis bahan penyalut
Macam-macam tablet salut :
a. Tablet salut biasa/salut gula (dragee)
disalut dengan gula dari suspensi dalam air
mengandung serbuk yang tidak larut seperti
pati, kalsium karbonat, talk atau titanium dioksida
yang disuspensikan dengan gom akasia atau
gelatin.
Kelemahan tablet salut gula : waktu penyalutan
lama dan perlu penyalut tahan air. Hal ini
memperlambat disolusi dan memperbesar bobot
tablet.

PENGGOLONGAN TABLET
Tahapan pembuatan salut gula :
1. Penyalutan dasar (subcoating)
Jika tablet mengandung zat yang higroskopis, tablet dilapisis dulu
dengan salut penutup (sealing coat) agar air dari sirup dasar tidak
masuk ke dalam tablet.
2. Melicinkan (smooting)
Proses pembasahan bergantian dengan sirup pelicin (bolak balik)
dan pengeringan dari salut menjadi bulat dan licin, menggunakan
smoothing syrup
3. Pewarnaan (coloring)
dengan memberikan zat warna yang dicampur pada sirup pelicin.
4. Penyelesaian (finishing)
proses terakhir dari penyalutan tablet, yaitu pengeringan salut
sehingga terbentuk hasil akhir yang licin.
5. Pengilapan (polishing)
proses
yang
menghasilkan
tablet
salut
menjadi
mengkilap, dengan menggunakan lapisan tipis lilin (wax)

PENGGOLONGAN TABLET
b. Tablet salut selaput (film-coated tablet/fct)
Disalut dengan hidroksipropil metilselulosa, metil
selulosa, hidroksipropil selulosa, Na-CMC, dan
campuran selulosa asetat ftalat dengan PEG yang tidak
mengandung air atau mengandung air.
c. Tablet salut kempa
Tablet yang disalut secara kempa cetak dengan massa
granulat yang terdiri atas laktosa, kalsium fosfat, dan zat
lain yang cocok. Mula-mula dibuat tablet inti, kemudian
dicetak kembali bersama granulat kelompok lain
sehingga terbentuk tablet berlapis (multi layer tablet).
Tablet ini sering digunakan untuk pengobatan secara
repeat action.

PENGGOLONGAN TABLET
d. Tablet salut enterik (enteric-coated tablet / tablet lepas
tunda)
Jika obat dapat rusak atau inaktif karena cairan lambung
atau dapat mengiritasi mukosa lambung, maka
diperlukan penyalut enterik yang bertujuan untuk
menunda pelepasan obat sampai tablet melewati
lambung. Bahan yang digunakan sebagai penyalut
adalah salol, keraton, selulosa acetat phtalat.
e. Tablet lepas lambat (sustained-release tablet / tablet
dengan efek diperpanjang)
Tablet yang dibuat sedemikian rupa sehingga zat aktif
akan tetap tersedia selama jangka waktu tertentu
PENGGOLONGAN TABLET
setelah obat diberikan.
Tujuan penyalutan tablet adalah :
a. Melindungi zat aktif yang bersifat higroskopis atau
tidak tahan terhadap pengaruh udara, kelembaban
atau cahaya
b. Menutupi rasa dan bau yang tidak enak
c. Membuat penambilan lebih baik dan menarik
d. Mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran
cerna, misal: enteric tablet yang pecah di usus.

TUJUAN PENYALUTAN TABLET
4. Berdasarkan Cara Pemakaian
a. Tablet biasa/tablet telan
b. Tablet kunyah (chewable tablet)
c. Tablet isap (lozenges,trochisi,pastiles)
d. Tablet larut (effervescent tablet)
e. Tablet implan (pelet)
tablet kecil, bulat atau oval putih, steril dan berisi
hormon steroid, dimasukkan ke bawah kulit
dengan cara merobek kulit sedikit, kemudian
tablet dimasukkan, kemudian kulit dijahit
kembali. Zat khasiat akan dilepas perlahan-lahan.

PENGGOLONGAN TABLET
f. Tablet hipodermik
tablet steril, umumnya berbobot 30 mg, larut dalam air, digunakan
dengan cara melarutkan ke dalam air untuk injeksi secara aseptik
dan disuntikkan di bawah kulit (subkutan).
g. Tablet bukal
digunakan dengan cara meletakkan tablet diantara pipi dan gusi
sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut.
h. Tablet sublingual
digunakan dengan cara meletakkan tablet di bawah
lidah, sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa
mulut.
i. Tablet vagina (ovula)
digunakan melalui vagina dengan cara disisipkan menggunakan
aplikator. Tablet umumnya berbentuk bulat telur

PENGGOLONGAN TABLET
Tablet kempa terdiri atas :
1. Zat aktif, harus memenuhi syarat yang ditentukan
Farmakope
2. Bahan excipient/bahan tambahan
a. Bahan pengisi (diluent)
Berfungsi untuk memperbesar volume massa
agar mudah dicetak atau dibuat.Bahan pengisi
ditambahkan jika zat aktifnya sedikit atau sulit
dikempa.
Contoh : laktosa, pati, kalsium
fosfat, dibase, selulosa mikrokristal.

KOMPONEN TABLET
b. Bahan pengikat (binder)
Berfungsi memberikan daya adhesi pada massa
serbuk sewaktu granulasi serta menambah daya
kohesi pada bahan pengisi.
Misalnya : gom
akasia, gelatin, sukrosa, povidon, metilselulosa, CM
C, selulosa mikrokristal, pasta pati terhidrolisis.
c. Bahan penghancur/pengembang (disintegran)
Berfungsi membantu hancurnya tablet setelah
ditelan.
Contoh : pati, asam alginat, selulosa mikrokristal

KOMPONEN TABLET
d. Glidan
Yaitu bahan yang dapat meningkatkan kemampuan
mengalir serbuk. Umumnya digunakan dalam kempa
langsung tanpa proses granulasi.
Contoh : silika pirogenik koloidal.
e. Bahan pelicin (lubrikan)
Berfungsi mengurangi gesekan selama pengempaan
tablet dan juga berguna untuk mencegah massa tablet
melekat pada cetakan.
Contoh : senyawa asam stearat dengan logam (contoh :
Mg stearat), asam stearat, talk, minyak nabati
terhidrogenasi.
KOMPONEN TABLET
f. Bahan penyalut (coating agent)
3. Ajuvans
a. Bahan pewarna (colour)
Berfungsi meningkatkan nilai estetika atau untuk
identitas produk. Misalnya zat pewarna dari
tumbuhan
b. Bahan pengaroma (flavour)
Berfungsi menutupi rasa dan bau zat khasiat yang
tidak enak, seperti tablet hisap
penicillin, biasanya digunakan untuk tablet yang
penggunaan lama di mulut. Misalnya macammacam minyak atsiri.

KOMPONEN TABLET
Tujuan Granulasi :
1. Supaya sifat aliran naik (free-flowing) : granul
dengan volume tertentu dapat mengalir teratur
dalam jumlah yang sama kedalam mesin pencetak
tablet.
2. Ruang udara dalam bentuk granul jumlahnya lebih
kecil jika dibandingkan bentuk serbuk jika diukur
dalam volumenya yang sama. Makin banyak
udara, tablet makin pecah.
3. Pada saat dicetak tidak mudah melekat pada
stempel (punch) dan mudah lepas dari matris (die)

CARA PEMBUATAN TABLET
1.

Granulasi basah
Dilakukan dengan mencampurkan zat berkhasiat, zat
pengisi dan zat penghancur sampai homogen, lalu
dibasahi dengan larutan bahan pengikat, bila perlu
ditambah bahan pewarna. Setelah itu diayak menjadi
granul, dan dikeringkan dalam lemari pengering pada
suhu 40-50derajat celcius (tidak lebih dari 60derajat
celcius). Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh
granul dengan ukuran yang diperlukan dan
ditambahkan bahan pelicin dan dicetak menjadi tablet
dengan mesin tablet.
Cara granulasi basah menghasilkan tablet yang lebih
baik dan dapat disimpan lebih lama dibanding cara
granulasi kering.
Tujuan granulasi basah: untuk meningkatkan aliran
campuran dan atau kemampuan kempa.

CARA PEMBUATAN TABLET
Keuntungan metode granulasi basah :








Memperoleh aliran yang baik
Meningkatkan kompresibilitas
Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai
Mengontrol pelepasan
Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses
Distribusi keseragaman kandungan
Meningkatkan kecepatan disolusi

Kekurangan Metode Granulasi Basah :
Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi
Biaya cukup tinggi
Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan
dengan cara ini. Untuk zat termolabil dilakukan dengan pelarut non air.



2. Granulasi kering/slugging
a. Campurkan zat khasiat, zat pengisi, zat
penghancur, zat pengikat dan zat pelicin hingga
menjadi massa serbuk yang homogen.
b. Kempa pada tekanan tinggi sehingga menjadi
tablet besar (slug)
c. Hancurkan tablet tadi kemudian diayak hingga
diperoleh granul dengan ukuran partikel yang
diinginkan.
d. Kempa cetak lagi sesuai ukuran tablet yang
diinginkan.
Tujuan granulasi kering : untuk meningkatkan aliran
campuran dan atau kemampuan kempa.

CARA PEMBUATAN TABLET
Keuntungan granulasi kering :
 Tidak diperlukan pemanasan sehingga cocok untuk
zat aktif yang tidak tahan pemanasan.
 alat yang diperlukan lebih sederhana.
Kerugian granulasi kering :
Tablet yang dihasilkan kurang tahan lama
dibandingkan dengan cara granulasi basah.

CARA PEMBUATAN TABLET
3. Kempa Langsung
Dilakukan jika :
 jumlah zat khasiat per tabletnya cukup untuk dicetak
 zat khasiat memiliki sifat alir yang baik (free-flowing)
 zat khasiat berbentuk kristal yang bersifat free-flowing
Bahan pengisi yang sering digunakan : selulosa mikrokristal, laktosa
anhidrat, laktosa semprot kering. Misalnya tablet Hexamin, tablet
NaCl, tablet KMnO4.
Keuntungan kempa langsung :
• Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit
• Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih
sedikit, maka waktu yang diperlukan untuk menggunakan metode ini
lebih singkat, tenaga dan mesin yang dipergunakan juga lebih sedikit.
• Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan
lembab
• Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses
granul, tetapi langsung menjadi partikel. tablet kempa langsung berisi
partikel halus, sehingga tidak melalui proses dari granul ke partikel halus
terlebih dahulu.

CARA PEMBUATAN TABLET
Binding : kerusakan tablet akibat massa yang akan
dicetak melekat pada dinding ruang cetakan.
2. Sticking/picking : perlekatan yang terjadi pada
punch atas dan bawah akibat permukaan punch
tidak licin, ada lemak pada pencetak, zat pelicin
kurang, atau massa basah.
3. Whiskering : terjadi karena pencetak tidak pas
dengan ruang cetakan atau terjadi pelelehan zat
aktif saat pencetakan pada tekanan tinggi.
Akibatnya, pada penyimpanan dalam botol, sisi-sisi
yang berlebihan akan lepas dan menghasilkan
bubuk.
KERUSAKAN TABLET
1.
4. Splitting/capping
Splitting : lepasnya lapisan tipis dari permukaan tablet
terutama pada bagian tengah.
Capping : membelahnya tablet di bagian atas.
Penyebab :
 Daya pengikat dalam massa tablet kurang
 Massa tablet terlalu banyak fines (serbuk), terlalu
banyak mengandung udara sehingga setelah dicetak
udara akan keluar.
 Tenaga yang diberikan pada pencetakan tablet terlalu
besar sehingga udara yang berada di atas massa yang
akan dicetak sukar keluar dan ikut tercetak.
 Formula tidak sesuai
 Die dan punch tidak rata.

KERUSAKAN TABLET
5. Mottling : terjadi karena zat warna tersebar tidak
merata pada permukaan tablet.
6. Crumbling : tablet menjadi retak dan rapuh.
Penyebabnya adalah kurang tekanan pada
pencetakan tablet dan kurangnya zat pengikat.

KERUSAKAN TABLET
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

8.

Stokes Tornado Mill
Fitzpatrick Malaxating Machine
Oven dan Fluidization
Manesty Rotapress (mesin kompresi putar)
New stokes Ultra press
Penghilang debu tablet Manesty
Accela-Cota
Hartnett

ALAT DALAM PEMBUATAN
TABLET
Menurut FI ed.III dan FI ed.IV
1. Keseragaman ukuran (FI ed.III)
Diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak
kurang dari satu sepertiga kali tebal tablet.
2. Keragaman bobot dan keseragaman kandungan
(FI ed.IV)
Keragaman bobot untuk tablet dengan zat aktif
>50 mg.
Keseragaman kandungan untuk tablet dengan zat
aktif <50 mg.

SYARAT-SYARAT TABLET
3. Waktu hancur
Tablet biasa
- Media : air (36-380 C) sebanyak 1 liter.
- Yang diuji : 5 tablet (menurut FI ed.III) atau 6 tablet
(menurut FI ed.IV)
- syarat :
 Tablet tidak bersalut : tidak lebih dari 15 menit
 Tablet salut gula dan salut selaput : tidak lebih dari 60 menit.

Tablet salut enterik
- Pelarut HCl 0,06 N sebanyak ±250 mL (3jam pertama)
- Larutan dapar pH 6,8 (36-380 C) (1 jam selanjutnya)
Tablet bukal
Syarat : tidak lebih dari 4 jam.

SYARAT-SYARAT TABLET
4. Kekerasan tablet (FI ed.III)
digunakan untuk mengetahui kekerasan tablet agar
tablet tidak terlalu rapuh atau terlalu keras. Alat :
hardness testes
5. Keregasan tablet (friability)
Yaitu persen bobot yang hilang setelah tablet
diguncang.

SYARAT-SYARAT TABLET
Tablet disimpan dalam wadah tertutup
rapat, ditempat sejuk dan terlindung dari cahaya.
Wadah yang digunakan harus diberi etiket.
Dalam etiket wadah atau kemasan tablet harus
disebutkan :
1. Nama tablet atau nama zat berkhasiat
2. Jumlah zat atau zat-zat yang berkhasiat dalam
tiap tablet

PENGEMASAN

Contenu connexe

Tendances

Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamol
Yudia Susilowati
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Novi Fachrunnisa
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Sapan Nada
 

Tendances (20)

Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
Larutan ( solution )
Larutan ( solution )Larutan ( solution )
Larutan ( solution )
 
SIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTU
SIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTUSIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTU
SIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTU
 
Stabilitas Obat
Stabilitas ObatStabilitas Obat
Stabilitas Obat
 
19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.
 
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganKimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
 
Sediaan krim
Sediaan krimSediaan krim
Sediaan krim
 
Pill
PillPill
Pill
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
 
Emulsi Farmasi
Emulsi FarmasiEmulsi Farmasi
Emulsi Farmasi
 
Presentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsungPresentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsung
 
Gel
GelGel
Gel
 
Teknik peracikan
Teknik peracikanTeknik peracikan
Teknik peracikan
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamol
 
Evaluasi Tablet
Evaluasi TabletEvaluasi Tablet
Evaluasi Tablet
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
 
sediaan kapsul
sediaan kapsulsediaan kapsul
sediaan kapsul
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
 

En vedette

Bentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obatBentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obat
4nakmans4
 
Metode pembuatan tablet.
Metode pembuatan tablet.Metode pembuatan tablet.
Metode pembuatan tablet.
Pharmacist
 
tablet presentation
tablet presentationtablet presentation
tablet presentation
Anju K John
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Novi Fachrunnisa
 
Bentuk dan cara pemberian obat
Bentuk dan cara pemberian  obatBentuk dan cara pemberian  obat
Bentuk dan cara pemberian obat
Rukmana Suharta
 
Presentasi persentase penggunaan obat & abhp
Presentasi persentase penggunaan obat & abhpPresentasi persentase penggunaan obat & abhp
Presentasi persentase penggunaan obat & abhp
Sisca Yoliza
 

En vedette (20)

Evaluasi tablet
Evaluasi tabletEvaluasi tablet
Evaluasi tablet
 
Tablet
TabletTablet
Tablet
 
Evaluasi Granul
Evaluasi GranulEvaluasi Granul
Evaluasi Granul
 
GRANULASI BASAH
GRANULASI BASAHGRANULASI BASAH
GRANULASI BASAH
 
Bentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obatBentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obat
 
Metode pembuatan tablet.
Metode pembuatan tablet.Metode pembuatan tablet.
Metode pembuatan tablet.
 
Tablets
TabletsTablets
Tablets
 
tablet presentation
tablet presentationtablet presentation
tablet presentation
 
tablet ( compressi)
tablet ( compressi)tablet ( compressi)
tablet ( compressi)
 
Bentuk Sediaan Obat
Bentuk Sediaan ObatBentuk Sediaan Obat
Bentuk Sediaan Obat
 
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATPENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
 
Tablet processing problems
Tablet processing problemsTablet processing problems
Tablet processing problems
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
 
soal farmasetika
soal farmasetikasoal farmasetika
soal farmasetika
 
Tablets
TabletsTablets
Tablets
 
working of tablet punching machine
working of tablet punching machineworking of tablet punching machine
working of tablet punching machine
 
Kk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zrKk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zr
 
Bentuk dan cara pemberian obat
Bentuk dan cara pemberian  obatBentuk dan cara pemberian  obat
Bentuk dan cara pemberian obat
 
Presentasi persentase penggunaan obat & abhp
Presentasi persentase penggunaan obat & abhpPresentasi persentase penggunaan obat & abhp
Presentasi persentase penggunaan obat & abhp
 
Fts
FtsFts
Fts
 

Similaire à TABLET

TEKNOLOGI SEDIA-WPS Office.pptx
TEKNOLOGI SEDIA-WPS Office.pptxTEKNOLOGI SEDIA-WPS Office.pptx
TEKNOLOGI SEDIA-WPS Office.pptx
HasbiNaibaho
 
Bentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obatBentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obat
4nakmans4
 

Similaire à TABLET (20)

Kk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zrKk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zr
 
Kk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zrKk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zr
 
ppt 5.pdf
ppt 5.pdfppt 5.pdf
ppt 5.pdf
 
Laporan+tablet
Laporan+tabletLaporan+tablet
Laporan+tablet
 
Farmasetika dasara.pptx
Farmasetika dasara.pptxFarmasetika dasara.pptx
Farmasetika dasara.pptx
 
TABLET DAN METODE PEMBUATAN TABLET
TABLET DAN METODE PEMBUATAN TABLETTABLET DAN METODE PEMBUATAN TABLET
TABLET DAN METODE PEMBUATAN TABLET
 
Sediaan tablet indah
Sediaan tablet indahSediaan tablet indah
Sediaan tablet indah
 
PENGANTAR SEDIAAN FARMASI
PENGANTAR SEDIAAN FARMASIPENGANTAR SEDIAAN FARMASI
PENGANTAR SEDIAAN FARMASI
 
TEKNOLOGI SEDIA-WPS Office.pptx
TEKNOLOGI SEDIA-WPS Office.pptxTEKNOLOGI SEDIA-WPS Office.pptx
TEKNOLOGI SEDIA-WPS Office.pptx
 
Bentuk Sediaan.pptx
Bentuk Sediaan.pptxBentuk Sediaan.pptx
Bentuk Sediaan.pptx
 
BENTUK_SEDIAAN_OBAT.pptx
BENTUK_SEDIAAN_OBAT.pptxBENTUK_SEDIAAN_OBAT.pptx
BENTUK_SEDIAAN_OBAT.pptx
 
Laporan teknologi farmasi
Laporan teknologi farmasiLaporan teknologi farmasi
Laporan teknologi farmasi
 
solida materi 1.pptx
solida materi 1.pptxsolida materi 1.pptx
solida materi 1.pptx
 
PIL.pptx
PIL.pptxPIL.pptx
PIL.pptx
 
91198304 praktikum-3
91198304 praktikum-391198304 praktikum-3
91198304 praktikum-3
 
sedian farmasi.pptx
sedian farmasi.pptxsedian farmasi.pptx
sedian farmasi.pptx
 
3._Bentuk_Obat (1).pptx
3._Bentuk_Obat (1).pptx3._Bentuk_Obat (1).pptx
3._Bentuk_Obat (1).pptx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Kapsul
Kapsul Kapsul
Kapsul
 
Bentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obatBentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obat
 

Dernier

Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
RIMA685626
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Dernier (20)

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 

TABLET

  • 1. TABLET Nama Kelompok: 1. Dewi Kartika Chandra 2. Juliana Iolanda 3. Melda Fijrianti 4. Nofa Pipit Anggraeni 5. Nurul Lailita
  • 2. Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi (FI ed.IV) Penggolongan tablet : 1. Berdasarkan metode pembuatan 2. Berdasarkan distribusi obat dalam tubuh 3. Berdasarkan jenis bahan penyalut 4. Berdasarkan cara pemakaian TABLET
  • 3. Keuntungan        volume dan bentuk kecil sehingga mudah dibawa, disimpan dan diangkut memiliki variabilitas sediaan yang rendah. keseragaman lebih baik dapat mengandung zat aktif lebih besar dengan bentuk volume yang lebih kecil tablet dalam bentuk kering sehingga kestabilan zat aktif lebih terjaga dapat disalut untuk melindungi rasa yang tidak enak dari sediaan tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air merupakan sediaan yang mudah diproduksi masal dengan pengemasan yang mudah dan murah Kerugian      beberapa pasien tidak dapat menelan tablet formulasi tablet cukup rumit zat aktif yang hidroskopis mudah rusak warna tablet cenderung memberikan bahaya Anak-anak secara alami akan tertarik pada tablet yang mempunyai penampakan dari salut seperti permen yang terlihat cerah biasanya berisi antihistamin, besi sulfat, striknin.
  • 4. 1. Berdasarkan metode pembuatan a. Tablet cetak Pembuatan : zat aktif dan bahan pengisi dibasahi dengan etanol. Massa serbuk yang lembab ditekan dengan tekanan rendah, kemudian dikeluarkan dan dikeringkan. b. Tablet kempa Pembuatan : dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul dengan menggunakan cetakan baja. Umumnya mengandung zat aktif, pengisi, pengikat, desintegran (penghancur), dan lubrikan (pelicin), dapat juga mengandung bahan pewarna dan lak (pewarna yang diabsorpsikan pada alumunium hidroksida yang tidak larut), pengaroma, dan pemanis. PENGGOLONGAN TABLET
  • 5. 2. Berdasarkan distribusi obat dalam tubuh a. Bekerja lokal Misal : tablet hisap untuk pengobatan pada rongga mulut; ovula untuk pengobatan pada infeksidi vagina. b. Bekerja sistemik : pada pengobatan per oral.  Bekerja short-acting (jangka pendek) : dalam satu hari memerlukan beberapa kali menelan obat  Bekerja long-acting (jangka panjang) : dalam satu hari cukup menelan satu tablet. Tablet jangka panjang dapat dibedakan menjadi : delayed action tablet (DAT), repeat action tablet (RAT) PENGGOLONGAN TABLET
  • 6. Delayed Action Tablet (DAT) Dalam tablet ini terjadi penangguhan pelepasan zat berkhasiat karena pembuatannya adalah sebagai berikut: sebelum dicetak, granul-granul dibagi beberapa kelompok. Kelompok pertama tidak diapa-apakan. Kelompok kedua disalut dengan bahan penyalut yang akan pecah setelah beberapa saat. Kelompok ketiga disalut dengan bahan penyalut yang pecah lebih lamadari kelompok kedua, demikian seterusnya tergantung dari macamnya bahan penyalut dan lama kerja obat yang dikehendaki. Granul-granul dari semua kelompok dicampurkan lalu di cetak. PENGGOLONGAN TABLET
  • 7. Repeat Action Tablet (RAT) Granul-granul dari kelompok yang paling lama pecahnya dicetak dahulu menjadi tablet inti (core tablet). Kemudian granul-granul yang lebih cepat pecah dimampatkan di sekeliling kelompok pertama sehingga terbentuk tablet baru. PENGGOLONGAN TABLET
  • 8. 3. Berdasarkan jenis bahan penyalut Macam-macam tablet salut : a. Tablet salut biasa/salut gula (dragee) disalut dengan gula dari suspensi dalam air mengandung serbuk yang tidak larut seperti pati, kalsium karbonat, talk atau titanium dioksida yang disuspensikan dengan gom akasia atau gelatin. Kelemahan tablet salut gula : waktu penyalutan lama dan perlu penyalut tahan air. Hal ini memperlambat disolusi dan memperbesar bobot tablet. PENGGOLONGAN TABLET
  • 9. Tahapan pembuatan salut gula : 1. Penyalutan dasar (subcoating) Jika tablet mengandung zat yang higroskopis, tablet dilapisis dulu dengan salut penutup (sealing coat) agar air dari sirup dasar tidak masuk ke dalam tablet. 2. Melicinkan (smooting) Proses pembasahan bergantian dengan sirup pelicin (bolak balik) dan pengeringan dari salut menjadi bulat dan licin, menggunakan smoothing syrup 3. Pewarnaan (coloring) dengan memberikan zat warna yang dicampur pada sirup pelicin. 4. Penyelesaian (finishing) proses terakhir dari penyalutan tablet, yaitu pengeringan salut sehingga terbentuk hasil akhir yang licin. 5. Pengilapan (polishing) proses yang menghasilkan tablet salut menjadi mengkilap, dengan menggunakan lapisan tipis lilin (wax) PENGGOLONGAN TABLET
  • 10. b. Tablet salut selaput (film-coated tablet/fct) Disalut dengan hidroksipropil metilselulosa, metil selulosa, hidroksipropil selulosa, Na-CMC, dan campuran selulosa asetat ftalat dengan PEG yang tidak mengandung air atau mengandung air. c. Tablet salut kempa Tablet yang disalut secara kempa cetak dengan massa granulat yang terdiri atas laktosa, kalsium fosfat, dan zat lain yang cocok. Mula-mula dibuat tablet inti, kemudian dicetak kembali bersama granulat kelompok lain sehingga terbentuk tablet berlapis (multi layer tablet). Tablet ini sering digunakan untuk pengobatan secara repeat action. PENGGOLONGAN TABLET
  • 11. d. Tablet salut enterik (enteric-coated tablet / tablet lepas tunda) Jika obat dapat rusak atau inaktif karena cairan lambung atau dapat mengiritasi mukosa lambung, maka diperlukan penyalut enterik yang bertujuan untuk menunda pelepasan obat sampai tablet melewati lambung. Bahan yang digunakan sebagai penyalut adalah salol, keraton, selulosa acetat phtalat. e. Tablet lepas lambat (sustained-release tablet / tablet dengan efek diperpanjang) Tablet yang dibuat sedemikian rupa sehingga zat aktif akan tetap tersedia selama jangka waktu tertentu PENGGOLONGAN TABLET setelah obat diberikan.
  • 12. Tujuan penyalutan tablet adalah : a. Melindungi zat aktif yang bersifat higroskopis atau tidak tahan terhadap pengaruh udara, kelembaban atau cahaya b. Menutupi rasa dan bau yang tidak enak c. Membuat penambilan lebih baik dan menarik d. Mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran cerna, misal: enteric tablet yang pecah di usus. TUJUAN PENYALUTAN TABLET
  • 13. 4. Berdasarkan Cara Pemakaian a. Tablet biasa/tablet telan b. Tablet kunyah (chewable tablet) c. Tablet isap (lozenges,trochisi,pastiles) d. Tablet larut (effervescent tablet) e. Tablet implan (pelet) tablet kecil, bulat atau oval putih, steril dan berisi hormon steroid, dimasukkan ke bawah kulit dengan cara merobek kulit sedikit, kemudian tablet dimasukkan, kemudian kulit dijahit kembali. Zat khasiat akan dilepas perlahan-lahan. PENGGOLONGAN TABLET
  • 14. f. Tablet hipodermik tablet steril, umumnya berbobot 30 mg, larut dalam air, digunakan dengan cara melarutkan ke dalam air untuk injeksi secara aseptik dan disuntikkan di bawah kulit (subkutan). g. Tablet bukal digunakan dengan cara meletakkan tablet diantara pipi dan gusi sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut. h. Tablet sublingual digunakan dengan cara meletakkan tablet di bawah lidah, sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut. i. Tablet vagina (ovula) digunakan melalui vagina dengan cara disisipkan menggunakan aplikator. Tablet umumnya berbentuk bulat telur PENGGOLONGAN TABLET
  • 15. Tablet kempa terdiri atas : 1. Zat aktif, harus memenuhi syarat yang ditentukan Farmakope 2. Bahan excipient/bahan tambahan a. Bahan pengisi (diluent) Berfungsi untuk memperbesar volume massa agar mudah dicetak atau dibuat.Bahan pengisi ditambahkan jika zat aktifnya sedikit atau sulit dikempa. Contoh : laktosa, pati, kalsium fosfat, dibase, selulosa mikrokristal. KOMPONEN TABLET
  • 16. b. Bahan pengikat (binder) Berfungsi memberikan daya adhesi pada massa serbuk sewaktu granulasi serta menambah daya kohesi pada bahan pengisi. Misalnya : gom akasia, gelatin, sukrosa, povidon, metilselulosa, CM C, selulosa mikrokristal, pasta pati terhidrolisis. c. Bahan penghancur/pengembang (disintegran) Berfungsi membantu hancurnya tablet setelah ditelan. Contoh : pati, asam alginat, selulosa mikrokristal KOMPONEN TABLET
  • 17. d. Glidan Yaitu bahan yang dapat meningkatkan kemampuan mengalir serbuk. Umumnya digunakan dalam kempa langsung tanpa proses granulasi. Contoh : silika pirogenik koloidal. e. Bahan pelicin (lubrikan) Berfungsi mengurangi gesekan selama pengempaan tablet dan juga berguna untuk mencegah massa tablet melekat pada cetakan. Contoh : senyawa asam stearat dengan logam (contoh : Mg stearat), asam stearat, talk, minyak nabati terhidrogenasi. KOMPONEN TABLET f. Bahan penyalut (coating agent)
  • 18. 3. Ajuvans a. Bahan pewarna (colour) Berfungsi meningkatkan nilai estetika atau untuk identitas produk. Misalnya zat pewarna dari tumbuhan b. Bahan pengaroma (flavour) Berfungsi menutupi rasa dan bau zat khasiat yang tidak enak, seperti tablet hisap penicillin, biasanya digunakan untuk tablet yang penggunaan lama di mulut. Misalnya macammacam minyak atsiri. KOMPONEN TABLET
  • 19. Tujuan Granulasi : 1. Supaya sifat aliran naik (free-flowing) : granul dengan volume tertentu dapat mengalir teratur dalam jumlah yang sama kedalam mesin pencetak tablet. 2. Ruang udara dalam bentuk granul jumlahnya lebih kecil jika dibandingkan bentuk serbuk jika diukur dalam volumenya yang sama. Makin banyak udara, tablet makin pecah. 3. Pada saat dicetak tidak mudah melekat pada stempel (punch) dan mudah lepas dari matris (die) CARA PEMBUATAN TABLET
  • 20. 1. Granulasi basah Dilakukan dengan mencampurkan zat berkhasiat, zat pengisi dan zat penghancur sampai homogen, lalu dibasahi dengan larutan bahan pengikat, bila perlu ditambah bahan pewarna. Setelah itu diayak menjadi granul, dan dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu 40-50derajat celcius (tidak lebih dari 60derajat celcius). Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan dan ditambahkan bahan pelicin dan dicetak menjadi tablet dengan mesin tablet. Cara granulasi basah menghasilkan tablet yang lebih baik dan dapat disimpan lebih lama dibanding cara granulasi kering. Tujuan granulasi basah: untuk meningkatkan aliran campuran dan atau kemampuan kempa. CARA PEMBUATAN TABLET
  • 21. Keuntungan metode granulasi basah :        Memperoleh aliran yang baik Meningkatkan kompresibilitas Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai Mengontrol pelepasan Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses Distribusi keseragaman kandungan Meningkatkan kecepatan disolusi Kekurangan Metode Granulasi Basah : Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi Biaya cukup tinggi Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan cara ini. Untuk zat termolabil dilakukan dengan pelarut non air.   
  • 22. 2. Granulasi kering/slugging a. Campurkan zat khasiat, zat pengisi, zat penghancur, zat pengikat dan zat pelicin hingga menjadi massa serbuk yang homogen. b. Kempa pada tekanan tinggi sehingga menjadi tablet besar (slug) c. Hancurkan tablet tadi kemudian diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan. d. Kempa cetak lagi sesuai ukuran tablet yang diinginkan. Tujuan granulasi kering : untuk meningkatkan aliran campuran dan atau kemampuan kempa. CARA PEMBUATAN TABLET
  • 23. Keuntungan granulasi kering :  Tidak diperlukan pemanasan sehingga cocok untuk zat aktif yang tidak tahan pemanasan.  alat yang diperlukan lebih sederhana. Kerugian granulasi kering : Tablet yang dihasilkan kurang tahan lama dibandingkan dengan cara granulasi basah. CARA PEMBUATAN TABLET
  • 24. 3. Kempa Langsung Dilakukan jika :  jumlah zat khasiat per tabletnya cukup untuk dicetak  zat khasiat memiliki sifat alir yang baik (free-flowing)  zat khasiat berbentuk kristal yang bersifat free-flowing Bahan pengisi yang sering digunakan : selulosa mikrokristal, laktosa anhidrat, laktosa semprot kering. Misalnya tablet Hexamin, tablet NaCl, tablet KMnO4. Keuntungan kempa langsung : • Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit • Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit, maka waktu yang diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih singkat, tenaga dan mesin yang dipergunakan juga lebih sedikit. • Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab • Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses granul, tetapi langsung menjadi partikel. tablet kempa langsung berisi partikel halus, sehingga tidak melalui proses dari granul ke partikel halus terlebih dahulu. CARA PEMBUATAN TABLET
  • 25. Binding : kerusakan tablet akibat massa yang akan dicetak melekat pada dinding ruang cetakan. 2. Sticking/picking : perlekatan yang terjadi pada punch atas dan bawah akibat permukaan punch tidak licin, ada lemak pada pencetak, zat pelicin kurang, atau massa basah. 3. Whiskering : terjadi karena pencetak tidak pas dengan ruang cetakan atau terjadi pelelehan zat aktif saat pencetakan pada tekanan tinggi. Akibatnya, pada penyimpanan dalam botol, sisi-sisi yang berlebihan akan lepas dan menghasilkan bubuk. KERUSAKAN TABLET 1.
  • 26. 4. Splitting/capping Splitting : lepasnya lapisan tipis dari permukaan tablet terutama pada bagian tengah. Capping : membelahnya tablet di bagian atas. Penyebab :  Daya pengikat dalam massa tablet kurang  Massa tablet terlalu banyak fines (serbuk), terlalu banyak mengandung udara sehingga setelah dicetak udara akan keluar.  Tenaga yang diberikan pada pencetakan tablet terlalu besar sehingga udara yang berada di atas massa yang akan dicetak sukar keluar dan ikut tercetak.  Formula tidak sesuai  Die dan punch tidak rata. KERUSAKAN TABLET
  • 27. 5. Mottling : terjadi karena zat warna tersebar tidak merata pada permukaan tablet. 6. Crumbling : tablet menjadi retak dan rapuh. Penyebabnya adalah kurang tekanan pada pencetakan tablet dan kurangnya zat pengikat. KERUSAKAN TABLET
  • 28. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Stokes Tornado Mill Fitzpatrick Malaxating Machine Oven dan Fluidization Manesty Rotapress (mesin kompresi putar) New stokes Ultra press Penghilang debu tablet Manesty Accela-Cota Hartnett ALAT DALAM PEMBUATAN TABLET
  • 29. Menurut FI ed.III dan FI ed.IV 1. Keseragaman ukuran (FI ed.III) Diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari satu sepertiga kali tebal tablet. 2. Keragaman bobot dan keseragaman kandungan (FI ed.IV) Keragaman bobot untuk tablet dengan zat aktif >50 mg. Keseragaman kandungan untuk tablet dengan zat aktif <50 mg. SYARAT-SYARAT TABLET
  • 30. 3. Waktu hancur Tablet biasa - Media : air (36-380 C) sebanyak 1 liter. - Yang diuji : 5 tablet (menurut FI ed.III) atau 6 tablet (menurut FI ed.IV) - syarat :  Tablet tidak bersalut : tidak lebih dari 15 menit  Tablet salut gula dan salut selaput : tidak lebih dari 60 menit. Tablet salut enterik - Pelarut HCl 0,06 N sebanyak ±250 mL (3jam pertama) - Larutan dapar pH 6,8 (36-380 C) (1 jam selanjutnya) Tablet bukal Syarat : tidak lebih dari 4 jam. SYARAT-SYARAT TABLET
  • 31. 4. Kekerasan tablet (FI ed.III) digunakan untuk mengetahui kekerasan tablet agar tablet tidak terlalu rapuh atau terlalu keras. Alat : hardness testes 5. Keregasan tablet (friability) Yaitu persen bobot yang hilang setelah tablet diguncang. SYARAT-SYARAT TABLET
  • 32. Tablet disimpan dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk dan terlindung dari cahaya. Wadah yang digunakan harus diberi etiket. Dalam etiket wadah atau kemasan tablet harus disebutkan : 1. Nama tablet atau nama zat berkhasiat 2. Jumlah zat atau zat-zat yang berkhasiat dalam tiap tablet PENGEMASAN