SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  12
 Sistem berasal dari kata ‘sustema’ (Yunani), dari akar kata ‘sunistanai’ berkembang
menjadi ‘histanai’ yang berarti keseluruhan yang terdiri dari macam-macam bagian dan
digunakan untuk menunjukkan bukan hanya satu dua pengertian saja, melainkan banyak
pengertian.
 Sistem (KBBI) adalah :
- perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas;
- susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas, dan sebagainya;
- metode
 Suatu sistem adalah suatu kesatuan yang bersifat kompleks, yang terdiri dari bagian-bagian
yang berhubungan satu sama lain, masing-masing bekerja secara aktif untuk mencapai
tujuan pokok (Satjipto Rahardjo)
 Sistem merupakan keseluruhan yang terangkai, yang mencakup unsur-unsur, bagian-
bagian, konsistensinya, kelengkapan dan konsepsi-konsepsi atau pengertian-pengertian
dasarnya.(soerjono, hal. 59)
 Sistem merupakan susunan yang teratur dari berbagai unsur, dimana unsur yang satu dan
yang lain secara fungsional saling bertautan, sehingga memberikan suatu kesatuan
pengertian. (hilman, hal. 39)
 Sistem adalah kumpulan asas-asas yang terpadu, yang merupakan landasan, di atas mana
dibangun tertib hukum. Asas-asas itu diperoleh melalui konstruksi yuridis (konkret) yaitu
dengan menganalisis (mengolah) data-data yang sifatnya nyata untuk kemudian mengambil
sifat-sifatnya yang sama atau umum (kolektif) atau abstrak (Mariam Darus Badrulzaman)
 Sistem hukum adalah sekumpulan susunan aturan yang
teratur, satu dengan lainnya terjalin secara sambung-
menyambung dalam suatu tatanan yang utuh dan sistematis (I
Gede A.B. Wiranata, hal. 78)
 Principles of legality (Fuller) :
a. Suatu sistem hukum harus mengandung peraturan-
peraturan. Yang dimaksud disini adalah bahwa ia tidak boleh
mengandung keputusan-keputusan yang bersifat ad hoc.
b. Peraturan-peraturan yang telah dibuat itu harus diumumkan
c. Tidak boleh ada peraturan yang berlaku surut, oleh karena
apabila yang demikian itu tidak ditolak, peraturan itu tidak bisa
dipakai untuk menjadi pedoman tingkah laku. Membolehkan
pengaturan secara berlaku surut berarti merusak integritas
peraturan yang ditujukan untuk berlaku bagi waktu yang akan
datang
d. Peraturan-peraturan harus disusun dalam rumusan yang
bisa dimengerti.
e. Suatu sistem tidak boleh mengandung
peraturan-peraturan yang bertentangan satu
sama lain.
f. Peraturan-peraturan tidak boleh mengandung
tuntutan yang melebihi apa yang dapat dilakukan
g. Tidak boleh ada kebiasaan untuk sering
mengubah peraturan sehingga menyebabkan
seseorang akan kehilangan orientasi
h. Harus ada kecocokan antara peraturan yang
diundangkan dan pelaksanaannya sehari-hari
 Sejumlah alasan mengapa hukum itu adalah
suatu sistem;
a. hukum bukan hanya sekumpulan peraturan belaka,
melainkan ada kaitan nyata dalam keseluruhan kesatuan
secara utuh
b. melalui suatu proses atau tahapan, dengan demikian
keabsahannya jelas
c. peraturan itu melalui suatu proses penerimaan oleh
anggota struktur hukum
d. dihasilkan oleh sebuah sumber yang mempunyai
kredibilitas jelas
 Apakah hukum adat dapat dikualifikasikan
sebagai suatu sistem? (soerjono, hal. 60)
Hukum adat merupakan bagian dari hukum secara
menyeluruh, maka dapat dikatakan bahwa hukum adat
merupakan suatu sistem.
 Mendekati sistem hukum Inggris (anglo saxon).
 Sistem common law tak lain dari sistem hukum adat, hanya dalam hukum adat bahannya adalah Hukum
Indonesia asli sedang dalam sistem commonlaw bahannya memuat banyak unsur-unsur hukum romawi kuno
yang konon katanya telah mengalami receptio in complexu.
 Sistem peradilan adat (peradilan desa) di Indonesia menyelesaikan perkara perselisihan secara damai.
 Tidak membedakan antara hukum yang bersifat publik dan yang bersifat privat.
Tidak seperti hukum Eropa yang membedakan antara hukum yang bersifat publik dan yang bersifat privat.
 Tidak membedakan antara hak kebendaan (zakelijke rechten) yaitu hak-hak atas benda yang berlaku bagi setiap orang,
dan hak perseorangan (persoonlijke rechten) yaitu hak seseorang untuk menuntut orang lain agar berbuat atau tidak
berbuat terhadap hak-haknya.
 Tidak membedakan antara perbuatan yang sifatnya pelanggaran hukum perdata dan pelanggaran hukum pidana.
Menurut peradilan adat kedua pelanggaran yang dilakukan oleh seseorang, diperiksa, dipertimbangkan dan diputuskan
sekaligus dalam suatu persidangan yang tidak terpisah.
 Sanksi dalam statutary law berfungsi sebagai alat pemaksa, sedangkan sanksi dalam hukum adat berfungsi sebagai
upaya untuk mengembalikan keseimbangan kosmis
*) hilman, hal. 39-42
 Sebab- sebab yang mendasari adanya
perbedaan
1. Corak yang berlainan antara hukum adat dan
hukum barat
2. Pandangan hidup/jiwa (Von Savigny =
volkgeist) yang berlainan di antara sistem
hukum tersebut
3. Dunia barat  liberalis – rasionalistis
Dunia timur  bersifat kosmis (dunia manusia
berhubungan erat dengan segala yang hidup
di alam ini yang saling bersangkut-paut,
pengaruh-mempengaruhi)
a. Istilah ‘Jual’  pengoperan hak (overdracht) dari seseorang kepada orang lain
Misalnya :
- jual lepas/jual mutlak  pengoperan dilakukan untuk selama-lamanya
- jual tahunan  pengoperan hak untuk waktu tertentu, misalnya satu tahun,
dua tahun
- jual gadai/jual sende  pengoperan hak atas tanah dengan syarat, bahwa
tanah itu dapat pulang kembali kepada yang menjual asal uang pembayaran dari
pembeli itu dikembalikan (ditebus)
b. Beli barang dengan tidak membayar kontan, bukan merupakan perbuatan jual,
melainkan masuk golongan hukum utang-piutang, yaitu utang barang. Jadi segala
perbuatan kredit di lapangan apapun disebut dengan istilah utang.
c. Segala perbuatan dan keadaan yang mempunyai sifat sama disebut dengan
istilah yang sama.
Misalnya :
istilah ‘gantungan’  dipakai untuk menyebut segala keadaan yang belum
mempunyai sifat tetap
kawin gantung  perkawinan dimana kedua mempelai belum boleh hidup
bersama
sawah gantungan  sawah yang masih di dalam tangan kepala desa dan
belum diberikan kepada salah seorang warga desa tertentu
warisan yang digantung  warisan yang belum dibagi antara para ahli waris
◦ Berguna sebagai petunjuk tentang adanya sesuatu peraturan hukum
adat.
◦ Namun pepatah adat tidak boleh dijadikan sebagai sumber atau
sebagai dasar hukum adat, karena masih memerlukan suatu
keterangan dan harus diberi interpretasi yang tepat supaya terang
maknanya. (Snouck Hurgronje)
◦ Pepatah adat tidak mempunyai sifat normatif seperti pasal-pasal dalam
undang-undang. Pepatah itu hanya mengandung aliran hukum dalam
bentuk yang mencolok. (Vergouwen)
◦ Pepatah adat bukan merupakan sumber hukum adat, melainkan
mencerminkan dasar hukum yang tidak dibatasi. (Ter Haar)
◦ Contoh :
 ‘togu urat ni bulu, toguan urat ni padang’
 ‘togu pe na nidok ni uhum, toguan na nidok ni padan’
Dalam bahasa Indonesia :
 ‘akar bambu kuat, akan tetapi akar rumput lebih kuat lagi’
Artinya :
 Peraturan-peraturan hukum (positif) adalah kuat, akan tetapi
sesuatu persetujuan adalah lebih kuat daripada peraturan hukum.
◦ Berlakunya peraturan hukum adat adalah tampak
dalam putusan (penetapan) petugas hukum, mis :
putusan kepala adat, putusan hakim perdamaian
desa dll.
◦ Putusan/penetapan  perbuatan atau penolakan
perbuatan (non-action) dari pihak petugas hukum
dengan tujuan untuk memelihara atau untuk
menegakkan hukum.
◦ Field research hukum adat harus terutama ditujukan
kepada research tentang putusan-putusan petugas
hukum juga perlu ditinjau sikap penduduk dalam
hidupnya sehari-hari terhadap hal-hal yang kita
ingin dapatkan dari research tersebut.
 Supomo
Suatu kekuatan materiil dari suatu penetapan
para penguasa di dalam masyarakat bersifat
penuh (100%) apabila penetapan (putusan) itu
diturut atau ditaati oleh masyarakat di dalam
praktek atau kenyataan kehidupan sosial sehari-
hari.
Jika tidak, maka penetapan (putusan) itu
walaupun secara formal mengandung peraturan
hukum akan tetapi dapat dikatakan tidak
mempunyai kekuatan materiil atau nihil.
 Tebal tipisnya kekuatan materiil suatu peraturan hukum
adat bergantung dari beberapa faktor, antara lain :
a. Lebih atau kurang banyaknya (frekuensi) penetapan-
penetapan yang serupa yang memberikan stabilitet
kepada peraturan hukum yang diwujudkan oleh
penetapan-penetapan itu;
b. Seberapa jauh keadaan sosial di dalam masyarakat yang
bersangkutan mengalami perubahan;
c. Seberapa jauh peraturan yang diwujudkan itu selaras
dengan sistem hukum adat yang berlaku;
d. Seberapa jauh peraturan itu selaras dengan syarat-syarat
kemanusiaan.

Contenu connexe

Tendances

Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Idik Saeful Bahri
 
P. 6 tipologi korban
P. 6 tipologi korbanP. 6 tipologi korban
P. 6 tipologi korbanyudikrismen1
 
Pertemuan 17 sifat hukum pidana, kedudukan
Pertemuan 17 sifat hukum pidana, kedudukanPertemuan 17 sifat hukum pidana, kedudukan
Pertemuan 17 sifat hukum pidana, kedudukanyudikrismen1
 
Pengantar Ilmu Pengetahuan Perundang Undangan
Pengantar Ilmu Pengetahuan Perundang UndanganPengantar Ilmu Pengetahuan Perundang Undangan
Pengantar Ilmu Pengetahuan Perundang UndanganImbang Jaya Trenggana
 
Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1villa kuta indah
 
10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasi10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasinurul khaiva
 
Organisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraOrganisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraSiti Sahati
 
Pengembanan hukum teoretikal
Pengembanan hukum teoretikalPengembanan hukum teoretikal
Pengembanan hukum teoretikalKau Hatiku
 
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumBenda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumrabu12
 
SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE
SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCESOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE
SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCEDian Oktavia
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalNuelnuel11
 
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realismLatar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realismIsnaldi Utih
 
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintahAbid Zamzami
 
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan AgamaPembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan AgamaDaniel_Alfaruqi
 

Tendances (20)

Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
 
P. 6 tipologi korban
P. 6 tipologi korbanP. 6 tipologi korban
P. 6 tipologi korban
 
HUGO DE GROOT
HUGO DE GROOTHUGO DE GROOT
HUGO DE GROOT
 
Paradigma hukum
Paradigma hukumParadigma hukum
Paradigma hukum
 
Pertemuan 17 sifat hukum pidana, kedudukan
Pertemuan 17 sifat hukum pidana, kedudukanPertemuan 17 sifat hukum pidana, kedudukan
Pertemuan 17 sifat hukum pidana, kedudukan
 
Pengantar Ilmu Pengetahuan Perundang Undangan
Pengantar Ilmu Pengetahuan Perundang UndanganPengantar Ilmu Pengetahuan Perundang Undangan
Pengantar Ilmu Pengetahuan Perundang Undangan
 
Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1
 
10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasi10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasi
 
Organisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraOrganisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi Negara
 
Pengembanan hukum teoretikal
Pengembanan hukum teoretikalPengembanan hukum teoretikal
Pengembanan hukum teoretikal
 
Antropologi Hukum 1
Antropologi Hukum 1Antropologi Hukum 1
Antropologi Hukum 1
 
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumBenda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
 
SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE
SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCESOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE
SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasional
 
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realismLatar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
 
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
 
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...
 
Hukum Keluarga
Hukum Keluarga Hukum Keluarga
Hukum Keluarga
 
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
 
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan AgamaPembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
 

En vedette

Hukum adat kekeluargaan
Hukum adat kekeluargaanHukum adat kekeluargaan
Hukum adat kekeluargaanFerri Lee
 
Sejarah hukum adat
Sejarah hukum adatSejarah hukum adat
Sejarah hukum adatSela Puji
 
Tujuan hukum adat
Tujuan hukum adatTujuan hukum adat
Tujuan hukum adatNuelnuel11
 
Ciri dan sifat hukum adat
Ciri dan sifat hukum adatCiri dan sifat hukum adat
Ciri dan sifat hukum adatNuelimmanuel22
 
Masyarakat Hukum Adat
Masyarakat Hukum AdatMasyarakat Hukum Adat
Masyarakat Hukum AdatNina Ruspina
 
Guna mempelajari hukum adat
Guna mempelajari hukum adatGuna mempelajari hukum adat
Guna mempelajari hukum adatNuelimmanuel22
 
Jurnal penelitian masyarakat adat
Jurnal penelitian masyarakat adatJurnal penelitian masyarakat adat
Jurnal penelitian masyarakat adatfakultashukumuiba
 
Hukum Adat dan Undang-Undang
Hukum Adat dan Undang-UndangHukum Adat dan Undang-Undang
Hukum Adat dan Undang-UndangZhafran Zhafran
 
Wacana 33-masyarakat-adat-dan-perebutan-penguasaan-hutan-arsip-digital
Wacana 33-masyarakat-adat-dan-perebutan-penguasaan-hutan-arsip-digitalWacana 33-masyarakat-adat-dan-perebutan-penguasaan-hutan-arsip-digital
Wacana 33-masyarakat-adat-dan-perebutan-penguasaan-hutan-arsip-digitalAksi SETAPAK
 
Proposal Bisnis Peiklanan di Geschool
Proposal Bisnis Peiklanan di GeschoolProposal Bisnis Peiklanan di Geschool
Proposal Bisnis Peiklanan di GeschoolDesa Institute
 
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU DesaKesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU DesaDesa Institute
 
Tata susunan masyarakat adat di Indonesia
Tata susunan masyarakat adat di IndonesiaTata susunan masyarakat adat di Indonesia
Tata susunan masyarakat adat di IndonesiaFerri Lee
 
Bedah banding uu desa dan pp tentang bengkok dan penghasilan aparat desa
Bedah banding uu desa dan pp tentang bengkok dan penghasilan aparat desaBedah banding uu desa dan pp tentang bengkok dan penghasilan aparat desa
Bedah banding uu desa dan pp tentang bengkok dan penghasilan aparat desaDesa Institute
 
Manajemen umum-pengawasan-pengendalian
Manajemen umum-pengawasan-pengendalianManajemen umum-pengawasan-pengendalian
Manajemen umum-pengawasan-pengendalianDesa Institute
 
Pengertian dasar hukum adat,istilah
Pengertian dasar hukum adat,istilahPengertian dasar hukum adat,istilah
Pengertian dasar hukum adat,istilahNuelnuel11
 

En vedette (20)

Hukum adat kekeluargaan
Hukum adat kekeluargaanHukum adat kekeluargaan
Hukum adat kekeluargaan
 
Sejarah hukum adat
Sejarah hukum adatSejarah hukum adat
Sejarah hukum adat
 
Tujuan hukum adat
Tujuan hukum adatTujuan hukum adat
Tujuan hukum adat
 
Ciri dan sifat hukum adat
Ciri dan sifat hukum adatCiri dan sifat hukum adat
Ciri dan sifat hukum adat
 
Dasar dasar hukum adat
Dasar dasar hukum adatDasar dasar hukum adat
Dasar dasar hukum adat
 
Masyarakat Hukum Adat
Masyarakat Hukum AdatMasyarakat Hukum Adat
Masyarakat Hukum Adat
 
Guna mempelajari hukum adat
Guna mempelajari hukum adatGuna mempelajari hukum adat
Guna mempelajari hukum adat
 
hukum Adat
hukum Adathukum Adat
hukum Adat
 
Jurnal penelitian masyarakat adat
Jurnal penelitian masyarakat adatJurnal penelitian masyarakat adat
Jurnal penelitian masyarakat adat
 
Hukum adat meeting i
Hukum adat meeting iHukum adat meeting i
Hukum adat meeting i
 
Hukum Adat dan Undang-Undang
Hukum Adat dan Undang-UndangHukum Adat dan Undang-Undang
Hukum Adat dan Undang-Undang
 
Wacana 33-masyarakat-adat-dan-perebutan-penguasaan-hutan-arsip-digital
Wacana 33-masyarakat-adat-dan-perebutan-penguasaan-hutan-arsip-digitalWacana 33-masyarakat-adat-dan-perebutan-penguasaan-hutan-arsip-digital
Wacana 33-masyarakat-adat-dan-perebutan-penguasaan-hutan-arsip-digital
 
Proposal Bisnis Peiklanan di Geschool
Proposal Bisnis Peiklanan di GeschoolProposal Bisnis Peiklanan di Geschool
Proposal Bisnis Peiklanan di Geschool
 
Harapan Pada UU DESA
Harapan Pada UU DESAHarapan Pada UU DESA
Harapan Pada UU DESA
 
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU DesaKesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa
 
Tata susunan masyarakat adat di Indonesia
Tata susunan masyarakat adat di IndonesiaTata susunan masyarakat adat di Indonesia
Tata susunan masyarakat adat di Indonesia
 
Bedah banding uu desa dan pp tentang bengkok dan penghasilan aparat desa
Bedah banding uu desa dan pp tentang bengkok dan penghasilan aparat desaBedah banding uu desa dan pp tentang bengkok dan penghasilan aparat desa
Bedah banding uu desa dan pp tentang bengkok dan penghasilan aparat desa
 
Manajemen umum-pengawasan-pengendalian
Manajemen umum-pengawasan-pengendalianManajemen umum-pengawasan-pengendalian
Manajemen umum-pengawasan-pengendalian
 
Pengertian dasar hukum adat,istilah
Pengertian dasar hukum adat,istilahPengertian dasar hukum adat,istilah
Pengertian dasar hukum adat,istilah
 
Undang undang adat
Undang undang adatUndang undang adat
Undang undang adat
 

Similaire à Sistem hukum adat

09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukum09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukummudanp.com
 
Pengantar hukum bisnis
Pengantar hukum bisnisPengantar hukum bisnis
Pengantar hukum bisniswafa khairani
 
Resume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraResume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraIca Diennissa
 
III Peran Dan Fungsi Hukum.pptx
III Peran Dan Fungsi Hukum.pptxIII Peran Dan Fungsi Hukum.pptx
III Peran Dan Fungsi Hukum.pptxdonihasmanto
 
Asas dan sistem hukum
Asas dan sistem hukumAsas dan sistem hukum
Asas dan sistem hukumNakano
 
PPT. Sistem Hukum Indonesia.pptx
PPT. Sistem Hukum Indonesia.pptxPPT. Sistem Hukum Indonesia.pptx
PPT. Sistem Hukum Indonesia.pptxAhmadRuslyPurba
 
6. Pengertian Hukum dan Hukum Kesehatan.ppt
6. Pengertian Hukum dan Hukum Kesehatan.ppt6. Pengertian Hukum dan Hukum Kesehatan.ppt
6. Pengertian Hukum dan Hukum Kesehatan.pptPerryBoyChandraSiaha1
 
Sumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraSumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraUzix Moch
 
Bab ii-sis-hukum-perad-nas
Bab ii-sis-hukum-perad-nasBab ii-sis-hukum-perad-nas
Bab ii-sis-hukum-perad-nasDzikri Fauzi
 
pengantar hukum adat/dasar dasar hukum adat.ppt
pengantar hukum adat/dasar dasar hukum adat.pptpengantar hukum adat/dasar dasar hukum adat.ppt
pengantar hukum adat/dasar dasar hukum adat.pptWiraUdytamaFHUnmas
 
Sistem hukum dunia
Sistem hukum duniaSistem hukum dunia
Sistem hukum duniaVallen Hoven
 
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukummudanp.com
 

Similaire à Sistem hukum adat (20)

SISTEM HUKUM INDONESIA.pptx
SISTEM HUKUM INDONESIA.pptxSISTEM HUKUM INDONESIA.pptx
SISTEM HUKUM INDONESIA.pptx
 
09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukum09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukum
 
Sistemhukum
SistemhukumSistemhukum
Sistemhukum
 
Pengantar hukum bisnis
Pengantar hukum bisnisPengantar hukum bisnis
Pengantar hukum bisnis
 
Resume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraResume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata Negara
 
III Peran Dan Fungsi Hukum.pptx
III Peran Dan Fungsi Hukum.pptxIII Peran Dan Fungsi Hukum.pptx
III Peran Dan Fungsi Hukum.pptx
 
Asas dan sistem hukum
Asas dan sistem hukumAsas dan sistem hukum
Asas dan sistem hukum
 
PPT. Sistem Hukum Indonesia.pptx
PPT. Sistem Hukum Indonesia.pptxPPT. Sistem Hukum Indonesia.pptx
PPT. Sistem Hukum Indonesia.pptx
 
6. Pengertian Hukum dan Hukum Kesehatan.ppt
6. Pengertian Hukum dan Hukum Kesehatan.ppt6. Pengertian Hukum dan Hukum Kesehatan.ppt
6. Pengertian Hukum dan Hukum Kesehatan.ppt
 
ilmu hukum
ilmu hukumilmu hukum
ilmu hukum
 
Sumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraSumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negara
 
Bab ii sis hukum & perad nas
Bab ii sis hukum & perad nasBab ii sis hukum & perad nas
Bab ii sis hukum & perad nas
 
Bab ii-sis-hukum-perad-nas
Bab ii-sis-hukum-perad-nasBab ii-sis-hukum-perad-nas
Bab ii-sis-hukum-perad-nas
 
Hukum dan peradilan
Hukum dan peradilanHukum dan peradilan
Hukum dan peradilan
 
Antropologi hukum umk cabang raha
Antropologi hukum umk cabang rahaAntropologi hukum umk cabang raha
Antropologi hukum umk cabang raha
 
pengantar hukum adat/dasar dasar hukum adat.ppt
pengantar hukum adat/dasar dasar hukum adat.pptpengantar hukum adat/dasar dasar hukum adat.ppt
pengantar hukum adat/dasar dasar hukum adat.ppt
 
SISTEM HUMUN INDONESIA
SISTEM HUMUN INDONESIASISTEM HUMUN INDONESIA
SISTEM HUMUN INDONESIA
 
Sistem hukum dunia
Sistem hukum duniaSistem hukum dunia
Sistem hukum dunia
 
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
 
PENGERTIAN ADAT DAN HUKUM ADAT.pptx
PENGERTIAN ADAT DAN HUKUM ADAT.pptxPENGERTIAN ADAT DAN HUKUM ADAT.pptx
PENGERTIAN ADAT DAN HUKUM ADAT.pptx
 

Plus de Nuelimmanuel22

Asas hukum administrasi negara
Asas hukum administrasi negaraAsas hukum administrasi negara
Asas hukum administrasi negaraNuelimmanuel22
 
Asas hukum admnistrasi negara
Asas hukum admnistrasi negaraAsas hukum admnistrasi negara
Asas hukum admnistrasi negaraNuelimmanuel22
 
Hukum administrasi negara 2
Hukum administrasi negara 2Hukum administrasi negara 2
Hukum administrasi negara 2Nuelimmanuel22
 
Peristilahan hukum adat
Peristilahan hukum adatPeristilahan hukum adat
Peristilahan hukum adatNuelimmanuel22
 
Bab 2 asas dan teori hukum pidana
Bab 2   asas dan teori hukum pidanaBab 2   asas dan teori hukum pidana
Bab 2 asas dan teori hukum pidanaNuelimmanuel22
 
Bab 4 penafsiran dalam hukum pidana
Bab 4   penafsiran dalam hukum pidanaBab 4   penafsiran dalam hukum pidana
Bab 4 penafsiran dalam hukum pidanaNuelimmanuel22
 
Bab 5 teori causalitet
Bab 5   teori causalitetBab 5   teori causalitet
Bab 5 teori causalitetNuelimmanuel22
 
Bab 6 pertanggungjawaban pidana
Bab 6   pertanggungjawaban pidanaBab 6   pertanggungjawaban pidana
Bab 6 pertanggungjawaban pidanaNuelimmanuel22
 
Bab 8 teori pemidanaan
Bab 8   teori pemidanaanBab 8   teori pemidanaan
Bab 8 teori pemidanaanNuelimmanuel22
 
Bab 9 percobaan pidana
Bab 9   percobaan pidanaBab 9   percobaan pidana
Bab 9 percobaan pidanaNuelimmanuel22
 
Bab 12 kambuhan ( recidive )
Bab 12   kambuhan ( recidive )Bab 12   kambuhan ( recidive )
Bab 12 kambuhan ( recidive )Nuelimmanuel22
 
Bab 13 alasan penghapusan pidana
Bab 13   alasan penghapusan pidanaBab 13   alasan penghapusan pidana
Bab 13 alasan penghapusan pidanaNuelimmanuel22
 
Bab 14 alasan penghapusan penuntutan
Bab 14   alasan penghapusan penuntutanBab 14   alasan penghapusan penuntutan
Bab 14 alasan penghapusan penuntutanNuelimmanuel22
 

Plus de Nuelimmanuel22 (20)

Asas hukum administrasi negara
Asas hukum administrasi negaraAsas hukum administrasi negara
Asas hukum administrasi negara
 
Asas hukum admnistrasi negara
Asas hukum admnistrasi negaraAsas hukum admnistrasi negara
Asas hukum admnistrasi negara
 
Hukum administrasi negara 2
Hukum administrasi negara 2Hukum administrasi negara 2
Hukum administrasi negara 2
 
Asas hukum adat
Asas hukum adatAsas hukum adat
Asas hukum adat
 
Peristilahan hukum adat
Peristilahan hukum adatPeristilahan hukum adat
Peristilahan hukum adat
 
Bab 1 pendahuluan
Bab 1   pendahuluanBab 1   pendahuluan
Bab 1 pendahuluan
 
Bab 2 asas dan teori hukum pidana
Bab 2   asas dan teori hukum pidanaBab 2   asas dan teori hukum pidana
Bab 2 asas dan teori hukum pidana
 
Bab 3 tindak pidana
Bab 3   tindak pidanaBab 3   tindak pidana
Bab 3 tindak pidana
 
Bab 4 penafsiran dalam hukum pidana
Bab 4   penafsiran dalam hukum pidanaBab 4   penafsiran dalam hukum pidana
Bab 4 penafsiran dalam hukum pidana
 
Bab 5 teori causalitet
Bab 5   teori causalitetBab 5   teori causalitet
Bab 5 teori causalitet
 
Bab 6 pertanggungjawaban pidana
Bab 6   pertanggungjawaban pidanaBab 6   pertanggungjawaban pidana
Bab 6 pertanggungjawaban pidana
 
Bab 7 jenis pidana
Bab 7   jenis pidanaBab 7   jenis pidana
Bab 7 jenis pidana
 
Bab 8 teori pemidanaan
Bab 8   teori pemidanaanBab 8   teori pemidanaan
Bab 8 teori pemidanaan
 
Bab 9 percobaan pidana
Bab 9   percobaan pidanaBab 9   percobaan pidana
Bab 9 percobaan pidana
 
Bab 10 penyertaan
Bab 10   penyertaanBab 10   penyertaan
Bab 10 penyertaan
 
Bab 11 perbarengan
Bab 11   perbarenganBab 11   perbarengan
Bab 11 perbarengan
 
Bab 12 kambuhan ( recidive )
Bab 12   kambuhan ( recidive )Bab 12   kambuhan ( recidive )
Bab 12 kambuhan ( recidive )
 
Bab 13 alasan penghapusan pidana
Bab 13   alasan penghapusan pidanaBab 13   alasan penghapusan pidana
Bab 13 alasan penghapusan pidana
 
Bab 14 alasan penghapusan penuntutan
Bab 14   alasan penghapusan penuntutanBab 14   alasan penghapusan penuntutan
Bab 14 alasan penghapusan penuntutan
 
Burgerlijk stand top
Burgerlijk stand topBurgerlijk stand top
Burgerlijk stand top
 

Sistem hukum adat

  • 1.
  • 2.  Sistem berasal dari kata ‘sustema’ (Yunani), dari akar kata ‘sunistanai’ berkembang menjadi ‘histanai’ yang berarti keseluruhan yang terdiri dari macam-macam bagian dan digunakan untuk menunjukkan bukan hanya satu dua pengertian saja, melainkan banyak pengertian.  Sistem (KBBI) adalah : - perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas; - susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas, dan sebagainya; - metode  Suatu sistem adalah suatu kesatuan yang bersifat kompleks, yang terdiri dari bagian-bagian yang berhubungan satu sama lain, masing-masing bekerja secara aktif untuk mencapai tujuan pokok (Satjipto Rahardjo)  Sistem merupakan keseluruhan yang terangkai, yang mencakup unsur-unsur, bagian- bagian, konsistensinya, kelengkapan dan konsepsi-konsepsi atau pengertian-pengertian dasarnya.(soerjono, hal. 59)  Sistem merupakan susunan yang teratur dari berbagai unsur, dimana unsur yang satu dan yang lain secara fungsional saling bertautan, sehingga memberikan suatu kesatuan pengertian. (hilman, hal. 39)  Sistem adalah kumpulan asas-asas yang terpadu, yang merupakan landasan, di atas mana dibangun tertib hukum. Asas-asas itu diperoleh melalui konstruksi yuridis (konkret) yaitu dengan menganalisis (mengolah) data-data yang sifatnya nyata untuk kemudian mengambil sifat-sifatnya yang sama atau umum (kolektif) atau abstrak (Mariam Darus Badrulzaman)
  • 3.  Sistem hukum adalah sekumpulan susunan aturan yang teratur, satu dengan lainnya terjalin secara sambung- menyambung dalam suatu tatanan yang utuh dan sistematis (I Gede A.B. Wiranata, hal. 78)  Principles of legality (Fuller) : a. Suatu sistem hukum harus mengandung peraturan- peraturan. Yang dimaksud disini adalah bahwa ia tidak boleh mengandung keputusan-keputusan yang bersifat ad hoc. b. Peraturan-peraturan yang telah dibuat itu harus diumumkan c. Tidak boleh ada peraturan yang berlaku surut, oleh karena apabila yang demikian itu tidak ditolak, peraturan itu tidak bisa dipakai untuk menjadi pedoman tingkah laku. Membolehkan pengaturan secara berlaku surut berarti merusak integritas peraturan yang ditujukan untuk berlaku bagi waktu yang akan datang d. Peraturan-peraturan harus disusun dalam rumusan yang bisa dimengerti.
  • 4. e. Suatu sistem tidak boleh mengandung peraturan-peraturan yang bertentangan satu sama lain. f. Peraturan-peraturan tidak boleh mengandung tuntutan yang melebihi apa yang dapat dilakukan g. Tidak boleh ada kebiasaan untuk sering mengubah peraturan sehingga menyebabkan seseorang akan kehilangan orientasi h. Harus ada kecocokan antara peraturan yang diundangkan dan pelaksanaannya sehari-hari
  • 5.  Sejumlah alasan mengapa hukum itu adalah suatu sistem; a. hukum bukan hanya sekumpulan peraturan belaka, melainkan ada kaitan nyata dalam keseluruhan kesatuan secara utuh b. melalui suatu proses atau tahapan, dengan demikian keabsahannya jelas c. peraturan itu melalui suatu proses penerimaan oleh anggota struktur hukum d. dihasilkan oleh sebuah sumber yang mempunyai kredibilitas jelas  Apakah hukum adat dapat dikualifikasikan sebagai suatu sistem? (soerjono, hal. 60) Hukum adat merupakan bagian dari hukum secara menyeluruh, maka dapat dikatakan bahwa hukum adat merupakan suatu sistem.
  • 6.  Mendekati sistem hukum Inggris (anglo saxon).  Sistem common law tak lain dari sistem hukum adat, hanya dalam hukum adat bahannya adalah Hukum Indonesia asli sedang dalam sistem commonlaw bahannya memuat banyak unsur-unsur hukum romawi kuno yang konon katanya telah mengalami receptio in complexu.  Sistem peradilan adat (peradilan desa) di Indonesia menyelesaikan perkara perselisihan secara damai.  Tidak membedakan antara hukum yang bersifat publik dan yang bersifat privat. Tidak seperti hukum Eropa yang membedakan antara hukum yang bersifat publik dan yang bersifat privat.  Tidak membedakan antara hak kebendaan (zakelijke rechten) yaitu hak-hak atas benda yang berlaku bagi setiap orang, dan hak perseorangan (persoonlijke rechten) yaitu hak seseorang untuk menuntut orang lain agar berbuat atau tidak berbuat terhadap hak-haknya.  Tidak membedakan antara perbuatan yang sifatnya pelanggaran hukum perdata dan pelanggaran hukum pidana. Menurut peradilan adat kedua pelanggaran yang dilakukan oleh seseorang, diperiksa, dipertimbangkan dan diputuskan sekaligus dalam suatu persidangan yang tidak terpisah.  Sanksi dalam statutary law berfungsi sebagai alat pemaksa, sedangkan sanksi dalam hukum adat berfungsi sebagai upaya untuk mengembalikan keseimbangan kosmis *) hilman, hal. 39-42
  • 7.  Sebab- sebab yang mendasari adanya perbedaan 1. Corak yang berlainan antara hukum adat dan hukum barat 2. Pandangan hidup/jiwa (Von Savigny = volkgeist) yang berlainan di antara sistem hukum tersebut 3. Dunia barat  liberalis – rasionalistis Dunia timur  bersifat kosmis (dunia manusia berhubungan erat dengan segala yang hidup di alam ini yang saling bersangkut-paut, pengaruh-mempengaruhi)
  • 8. a. Istilah ‘Jual’  pengoperan hak (overdracht) dari seseorang kepada orang lain Misalnya : - jual lepas/jual mutlak  pengoperan dilakukan untuk selama-lamanya - jual tahunan  pengoperan hak untuk waktu tertentu, misalnya satu tahun, dua tahun - jual gadai/jual sende  pengoperan hak atas tanah dengan syarat, bahwa tanah itu dapat pulang kembali kepada yang menjual asal uang pembayaran dari pembeli itu dikembalikan (ditebus) b. Beli barang dengan tidak membayar kontan, bukan merupakan perbuatan jual, melainkan masuk golongan hukum utang-piutang, yaitu utang barang. Jadi segala perbuatan kredit di lapangan apapun disebut dengan istilah utang. c. Segala perbuatan dan keadaan yang mempunyai sifat sama disebut dengan istilah yang sama. Misalnya : istilah ‘gantungan’  dipakai untuk menyebut segala keadaan yang belum mempunyai sifat tetap kawin gantung  perkawinan dimana kedua mempelai belum boleh hidup bersama sawah gantungan  sawah yang masih di dalam tangan kepala desa dan belum diberikan kepada salah seorang warga desa tertentu warisan yang digantung  warisan yang belum dibagi antara para ahli waris
  • 9. ◦ Berguna sebagai petunjuk tentang adanya sesuatu peraturan hukum adat. ◦ Namun pepatah adat tidak boleh dijadikan sebagai sumber atau sebagai dasar hukum adat, karena masih memerlukan suatu keterangan dan harus diberi interpretasi yang tepat supaya terang maknanya. (Snouck Hurgronje) ◦ Pepatah adat tidak mempunyai sifat normatif seperti pasal-pasal dalam undang-undang. Pepatah itu hanya mengandung aliran hukum dalam bentuk yang mencolok. (Vergouwen) ◦ Pepatah adat bukan merupakan sumber hukum adat, melainkan mencerminkan dasar hukum yang tidak dibatasi. (Ter Haar) ◦ Contoh :  ‘togu urat ni bulu, toguan urat ni padang’  ‘togu pe na nidok ni uhum, toguan na nidok ni padan’ Dalam bahasa Indonesia :  ‘akar bambu kuat, akan tetapi akar rumput lebih kuat lagi’ Artinya :  Peraturan-peraturan hukum (positif) adalah kuat, akan tetapi sesuatu persetujuan adalah lebih kuat daripada peraturan hukum.
  • 10. ◦ Berlakunya peraturan hukum adat adalah tampak dalam putusan (penetapan) petugas hukum, mis : putusan kepala adat, putusan hakim perdamaian desa dll. ◦ Putusan/penetapan  perbuatan atau penolakan perbuatan (non-action) dari pihak petugas hukum dengan tujuan untuk memelihara atau untuk menegakkan hukum. ◦ Field research hukum adat harus terutama ditujukan kepada research tentang putusan-putusan petugas hukum juga perlu ditinjau sikap penduduk dalam hidupnya sehari-hari terhadap hal-hal yang kita ingin dapatkan dari research tersebut.
  • 11.  Supomo Suatu kekuatan materiil dari suatu penetapan para penguasa di dalam masyarakat bersifat penuh (100%) apabila penetapan (putusan) itu diturut atau ditaati oleh masyarakat di dalam praktek atau kenyataan kehidupan sosial sehari- hari. Jika tidak, maka penetapan (putusan) itu walaupun secara formal mengandung peraturan hukum akan tetapi dapat dikatakan tidak mempunyai kekuatan materiil atau nihil.
  • 12.  Tebal tipisnya kekuatan materiil suatu peraturan hukum adat bergantung dari beberapa faktor, antara lain : a. Lebih atau kurang banyaknya (frekuensi) penetapan- penetapan yang serupa yang memberikan stabilitet kepada peraturan hukum yang diwujudkan oleh penetapan-penetapan itu; b. Seberapa jauh keadaan sosial di dalam masyarakat yang bersangkutan mengalami perubahan; c. Seberapa jauh peraturan yang diwujudkan itu selaras dengan sistem hukum adat yang berlaku; d. Seberapa jauh peraturan itu selaras dengan syarat-syarat kemanusiaan.