SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  37
Deskripsi mata kuliah hukum adat
Mata kuliah ini disampaikan secara tatap
muka dan akan membahas ttg konsep dasar
hukum adat, sistem hukum adat, persekutuan
hukum adat, hukum tanah,transaksi tanah,
transaksi yang berhubungan dg tanah, subyek
hk, hukum yang berhubungan dg tanah,
subyek hk, hukum kekerabatan, hukum
perkawinan, hukum harta perkawinan dan
hukum waris
Tujuan Mata Kuliah
• Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat
menjelaskan Hukum Adat dan dapat
menyelesaikan perkara-perkara yang
bersangkutan dengan Hukum Adat.
Prasyarat
Pengantar Ilmu Hukum (PIH)
Pengantar Hukum Indonesia (PHI)
PENDAHULUAN
Hukum Adat sebagai cabang ilmu hukum yang
berdiri sendiri dilahirkan oleh alam pikiran Barat
bukan oleh alam pikiran Indonesia sendiri.
Istilah Hukum Adat itu sendiri tidak dikenal di desadesa, tapi mereka hanya berbicara soal adat-istiadat
yang
harus
dipatuhi,
yang
kadang-kadang
mempunyai
sanksi-sanksi
tertentu
terhadap
pelanggarannya.
Penemuan Hukum Adat itu memang terpengaruh
oleh faktor-faktor politik dan ekonomi struktur
masyarakat jajahan pada waktu itu.
Penemuan Hukum Adat disebabkan: desakandesakan politik hukum yang mau memaksakan rakyat
Indonesia tunduk pada hukum Barat, penundukan itu
terutama berpokok pangkal pada pikiran, bahwa
Hukum Adat sama sekali tidak memenuhi tuntutantuntutan abad modern (yakni abad XX).
Para sarjana hukum pada umumnya mengakui
bahwa Hukum Adat Indonesia belum lama menjadi
obyek Ilmu Pengetahuan Hukum Adat sebagaimana
ilmu hukum lain-lainnya, mempunyai sistem sendiri,
sistim yang berurat berakar pada sikap hidup dan
alam pikiran bangsa Indonesia.
Prof. Mr. C. Van Vollenhoven:

yang pertama-tama memasukkan pelajaran hukum
adat ke dalam Ilmu Pengetahuan Hukum.
membela rakyat Indonesia, terutama akan adanya
penerapan hukum Barat oleh Pemerintah Belanda
terhadap rakyat Indonesia.
•Menentang
penyatuan
hukum
(unifikasi)
dan
menentang desakan secara lain terhadap Hukum Adat
oleh Hukum Barat.
•Membela agar supaya arti peradilan adat diakui.
•Menentang pengingkaran hak-hak masyarakat hukum
Bumiputera (asli) dan hak-hak perseorangan atas
tanah.
•Menentang pengingkaran terhadap watak masyarakatmasyarakat Pribumi sendiri.
Prof. Mr. B. Ter Haar Bzn.

diberi julukan sebagai pemerinci hasil penemuan
Prof. C. Van Vollenhoven yang dikenal sebagai “ahli
hukum yang menemukan Hukum Adat (Bapak Hukum
Adat)”

Prof. Dr. C. Snouck Hurgronje:

 yang pertama kali memakai istilah Hukum Adat
(adatrecht) dalam ilmu hukum dalam bukunya “De
Atjehers” tahun 1893
Dalam perundang-undangan Pemerintah Hindia
Belanda istilah Hukum Adat baru dipakai pada
tahun 1929 tatkala pasal 134 I.S diubah.
Setelah diubah maka redaksi ayat-ayat dari
pasal 134 itu menyebut kata Hukum Adat.
Sebelum tahun 1929 istilah yang biasa dipakai
untuk menyatakan Hukum Adat ialah ‘Undangundang Agama, lembaga kebudayaan bangsa dan
kebiasaan”
(godsdienstige
wetten,
volks
instellingen en gebruiken) sebagaimana yang
tercantum dalam pasal 11 A.B. atau “peraturan
hukum mengenai agama dan kebiasaan mereka”
yang tercantum dalam pasal 131 ayat 2 sub b
I.S.
Tujuan Mempelajari Hukum
Adat

Tujuan praktis:
 Hukum adat masih digunakan dalam lapangan
hukum perdata, khususnya dalam perkara waris.
 Secara faktual, masih banyak terdapat eksistensi
kehidupan indigenous people di pelosok pedalaman
nusantara.
Tujuan strategis:
 Hukum adat sebagai hukum asli bangsa merupakan
sumber serta bahan potensial untuk pembentukan
hukum positip Indonesia dan pembangunan tata
hukum Indonesia.
Istilah Hukum Adat





Adat  Kebiasaan Masyarakat
Adat  kebiasaan yang pada umumnya
harus berlaku dalam masyarakat
tertentu/bersangkutan.
Adat Jawa  kebiasaan berprilaku
dalam masyarakat Jawa.
Istilah Adat Istiadat
Adat

berasal dari bahasa Arab yaitu dari
kata “ADAH”, yang berati kebiasaan-

kebiasaan

dari masyarakat.
Adat

Adat

aturan yang sudah menjadi kebiasaan atau wujud
gagasan kebudayaan yang terdiri dari budaya,
norma, hukum dan aturan-aturan yang satu
dengan lainnya berkaitan menjadi satu sistem.
Istiadat

kebiasaan atau tradisi yang baik dan
hidup dalam suatu masyarakat yang selalu
diikuti, diamalkan dan dipatuhi serta ditaati.







Istilah Hukum Adat  Istilah teknis ilmiah, yang
menunjukkan aturan-aturan kebiasaan yang berlaku di
kalangan masyarakat yang tidak berbentuk peraturan
perundangan
yang
dibentuk
oleh
penguasa
pemerintahan.
Hukum Kebiasaan  Kebiasaan yang dibenarkan (diakui)
di dalam perundangan.
Hukum Adat  Hukum kebiasaan di luar perundangan.
Hukum Adat  Aturan kebiasaan manusia dalam hidup
bermasyarakat.
Hukum Adat  Adat yang diterima dan harus
dilaksanakan dalam masyarakat bersangkutan.
MANUSI
A

Pikiran
Kehendak
Prilaku

Hukum
Negara

KEBIASAAN

ADAT

( Pribadi )

( Masyaraka
t )

HUKUM
ADAT

Hukum
Rakyat
TERBENTUKNYA ADAT
Cara (usage)
Suatu bentuk perbuatan yang dilakukan orang di dalam
mengadakan perhubungan pamrihnya
Kebiasaan (folkways)
Cara yang dilakukan orang dalam mengadakan perhubungan
pamrihnya itu terjadi secara berulang-ulang
Tata Kelakuan (mores)
Menata kelakuan orang dengan suatu pola tertentu , artinya
menghendaki agar para warga masyarakat melakukan
conformity (penyesuaian diri) dengan tata kelakuan
Adat (customs)
Tata kelakuan yang telah melembaga atau telah sampai pada
proses institusionalisasi (meng”adat”).
tiga prasyarat untuk menjadikan kebiasaan
sebagai hukum yaitu :





masyarakat meyakini adanya keharusan yang
harus dilaksanakan,
pengakuan atau keyakinan bahwa kebiasaan
tersebut bersifat mengikat (kewajiban yang
harus ditaati) atau dikenal dengan prinsip
opinio necessitas, dan
adanya pengukuhan yang dapat berupa
pengakuan dan/atau penguatan dari keputusan
yang berwibawa (atau pendapat umum,
yurisprudensi dan doktrin) sehingga timbul
harapan agar dapat dilekatkan sanksi terhadap
pelanggaran-pelanggaran
atas
kebiasaan
tersebut.
Istilah dalam perundang-undangan Hindia
Belanda










Dalam A.B. (Algemene Bepalingen van Wetgeving = Ketentuanketentuan Umum Perundang-undangan) pasal 11 dipakai istilah :
Godsdientige Wetten, Volkinstelingen En Gebruiken (Peraturanperaturan Keagamaan, Lembaga-lembaga Rakyat dan Kebiasaankebiasaan).
Dalam R.R. 1854 pasal 75 ayat 3 : Godsdientige Wetten,
Instellingen En Gebruiken (Peraturan-peraturan Keagamaan,
Lembaga-lembaga dan Kebiasaan).
Dalam I.S. (Indische Staatregeling = Peraturan Hukum Negara
Belanda semacam Undang-undang Dasar Bagi Hindia Belanda)
pasal 128 ayat 4 : Instellingen des Volks (Lembaga-lembaga dari
Rakyat).
Dalam I.S. pasal 131 ayat 2 sub b : Met Hunne Godsdiensten en
Gewoonten Samenhengende Rechts Regelen (Aturan-aturan
Hukum yang berhubungan dengan Agama-agama dan Kebiasaankebiasaan mereka).
Dalam R.R. 1854 pasal 78 ayat 2 : Godsdientige Wetten En Oude
Herkomsten (Peraturan-peraturan Keagamaan dan Naluri-naluri).
Pengertian Tentang Hukum
Adat






Istilah “Hukum Adat” secara akademis pertama
kali merupakan istilah asing, hasil terjemahan
dari istilah “Adatrecht”
Dikenalkan pertama kali oleh Prof.Dr.Christiaan
Snouck Hurgronje dalam bukunya yang
berjudul “De Atjehers”
Dikembangkan
lebih
lanjut
oleh
Prof.Mr.Cornelis van Vollenhoven dalam
tulisan-tulisannya antara lain “Het Adatrecht
van Ned Ned-Indie (1901 1901-1933)
1933)”, “Een Adatwetboekje voor heel
Indie (1910) 1910)”, “De Ontdekking van
het Adatrecht (1928) 1928)”. ”.
“Hukum Adat” adalah….

Menurut Van Vollenhoven:
“Hukum adat adalah aturan-aturan perilaku yang
berlaku bagi orang-orang pribumi dan timur asing, yang
di satu pihak mempunyai sangsi (maka dikatakan
hukum) dan di lain pihak tidak dikodifikasi (maka
dikatakan adat) [Hilman Hadikusuma, “Pengantar Ilmu
Hukum Adat”]
“Hk.Adat
=
adat
/
kebiasaan
yang
bersangsi”
Menurut Mr.B.Ter Haar Bzn
“Hukum adat adalah aturan adat /kebiasaan yang
mendapat sifat hukum melalui keputusan-keputusan
atau penetapan-penetapan petugas hukum seperti
Kepala Adat, Hakim, dll baik di dalam maupun di luar
persengketaan”
(Teori
Pendapat Ter Haar dipengaruhi oleh John Chipman
Gray yang menyatakan: “All the law is judge made
law” (semua hukum adalah hukum keputusan)
Menurut Kusumadi .P
Hukum adat adalah adat yang telah mendapatkan
sifat hukum melalui penetapan yang dikeluarkan
oleh para petugas hukum baik di dalam maupun di
luar sengketa (sama dengan Ter Haar).
 Sama-sama mendasarkan titik batasan antara
adat dan hukum adat pada keputusan atau
penetapan petugas hukum.
 Kusumadi menyebut adanya penetapan
petugas hukum ini sebagai existential
moment dari hukum adat.
Perbedaan antara Kusumadi dan Ter Haar:

 Perbedaan yang ada hanyalah bersifat gradatif
Konsep Kusumadi “memperhalus” konsep Ter
Haar
 Menurut Ter Haar, jika tidak ada keputusan,
maka belum bisa dikatakan sebagai hukum
 Menurut Kusumadi, ketiadaan keputusan
/penetapan bukan berarti ketiadaan
aturan hukum. Tetapi baru pada saat ada
penetapanlah aturan tingkah laku adat
menjadi tegas berwujud dalam hukum
positif
Menurut Soepomo
 Hukum adat adalah hukum non-statutair yang
sebagian besar adalah hukum kebiasaan dan
sebagian kecil hukum Islam.
 Hukum adat itu pun melingkupi hukum yang
berdasarkan keputusan-kepitusan hakim yang berisi
asas-asas hukum dalam lingkungan, di mana ia
memutuskan perkara.
 Hukum adat berurat berakar pada kebudayaan
tradisional.
 Hukum adat adalah suatu hukum yang hidup,
karena ia menjelmakan perasaan hukum yang nyata
dari rakyat. Sesuai dengan fitrahnya sendiri, hukum
adat terus menerus dalam keadaan tumbuh dan
berkembang seperti hidup itu sendiri
Menurut Bushar Muhammad
Sependapat dengan Soepomo
Hukum adat adalah hukum tidak tertulis, yang
tidak hanya meliputi hukum yang hidup dan
dipertahankan sebagai aturan adat dalam
masyarakat (hukum adat dalam arti sempit /
customary law), melainkan juga kebiasaan dalam
lapangan ketatanegaraan (convention) dan
kehakiman atau peradilan
Soepomo dan Bushar Muhammad memberikan
pengertian yang sama bahwa hukum adat adalah
hukum
yang
tidak
tertulis
dalam
hidup
bermasyarakat
maupun
dalam
lapangan
ketatanegaraan
Menurut Djojodigoeno
 Hukum adat berpangkal tolak dari konsepsi
hukum yang umum.
 Hukum itu rangkaian ugeran (norma) yang
mengatur perhubungan kemasyarakatan .
 Hukum itu adalah rangkaian ugeran yang
mengatur hubungan pamrih (kepentingan).
 Hukum adat adalah hukum yang tidak
bersumber pada peraturan.
Menurut Dr.Sukanto
Hukum adat adalah kompleks adat-adat yang
kebanyakan tidak dikitabkan/dikodifisir, bersifat
paksaan
dan
memiliki
sangsi,
sehingga
mempunyai akibat hukum
Menurut Dr.Hazairin
 Hukum adat adalah endapan kesusilaan dalam
masyarakat, yakni hukum yang berasal dari
dan
memiliki
kesesuaian
langsung
dengan kesusilaan masyarakat.
 Hukum adat lebih menguatkan pemeliharaan
kaidah-kaidah kesusilaan melalui ancaman
hukum /penguatan hukum.
HAZAIRIN
 Bertumpu pada pendirian ada persesuaian
antara hukum dan kesusilaan.
 Dalam sistem hukum yang sempurna tidak ada
tempat bagi sesuatu yang tidak selaras dengan
kesusilaan.
Menurut Mr.J.H.P. Bellefroid
Hukum adat adalah aturan-aturan yang
hidup meskipun tidak diundangkan oleh
penguasa tetapi tetap dihormati dan ditaati
oleh rakyat karena meyakini bahwa aturanaturan tersebut berlaku sebagai hukum
D ua kategori sumber hukum,

 yang dari kekuasaan negara :
 perundangan, sebagai keputusan legislatif,
keputusan pejabat, seperti keputusan eksekutif
atau yudikatif (yurisprudensi),
 keputusan kekuasaan tertinggi dalam negara
seperti perjanjian internasional, pernyataan
perang, perjanjian perdamaian;dan lainnya.
 yang dari kekuasaan rakyat :
 adat kebiasaan, seperti berbagai perilaku
anggota masyarakat dalam hubungan pamrih,
 keputusan kelembagaan, seperti keputusan
rukun tetangga, keputusan rukun tani,
Menurut Prof.Dr. M. Koesnoe Koesnoe, terdapat ,
perbedaan tentang konsep hukum antara
pemikiran barat dan adat.
Konsep pemikiran barat:
• Memandang individu sebagai makhluk yang
merdeka
• Setiap individu memiliki kepentingan yang
diusahakan untuk selalu dipenuhi secara
maksimal
• Perlu diadakan penertiban atas usaha
pemenuhan kepentingan tersebut
• Diperlukan
sangsi
untuk
menjamin
dilaksanakannya penertiban tersebut
Konsep pemikiran Adat:
• Individu adalah bagian yang tak terpisahkan
dari masyarakatnya
• Individu adalah bagian dari masyarakat yang
mempunyai fungsi masing masing-masing
untuk melangsungkan dan kelangsungan
masyarakat.
• Tidak ada ketentuan adat yang memerlukan
syarat yang menjamin berlakunya dengan
menggunakan paksaan (sanksi)
• Sangsi berfungsi sebagai upaya pengembalian
keseimbangan yang terganggu akibat adanya
pelanggaran
PERBEDAAN HUKUM ADAT DENGAN
TRADISI
HUKUM ADAT

TRADISI

1.

Berorientasi pada
hal-hal yang baik

1.

2.

Rational

2.

3.

Bersifat dinamis dan
progresif (plastis)

3.

Tidak berorientasi
pada hal itu baik
atau tidak baik untuk
dilakukan
Irrasional dan
didasarkan pada
legenda atau mitos.
Bersifat statis.
Karakteristik Hukum Adat

A. Wujud Hukum Adat
• Sebagian besar tidak tertulis / non statutair /
ius non scriptum
• Sebagian kecil berupa hukum tertulis seperti
peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh raja-raja
• Uraian-uraian hukum secara tertulis, seperti hasil
penelitian yang dibukukan
• Dikarenakan wujud di luar tidak tertulis hanya
merupakan bagian kecil, maka hukum adat
cenderung selalu disebut sebagai hukum tidak
tertulis
B. Hukum adat bersifat dinamis (tidak statis)
C. Hukum adat berasal langsung dari kebudayaan
rakyat, yakni berupa kebiasaan-kebiasaan serta
nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat
Dua Unsur Berlakunya Hukum Adat

1. Unsur kenyataan
 (pada kenyataannya) adat itu dalam
keadaan yang sama selalu diindahkan
oleh rakyat
2. Unsur psikologis
 terdapat adanya keyakinan rakyat
bahwa adat tersebut mempunyai
kekuatan
hukum,
sehingga
menimbulkan adanya kewajiban
hukum ( opinio juris necessitatis
necessitatis)
Unsur-Unsur Pembentuk Hukum Adat:

Mr.L.W.C van Den Berg teori “Receptio in
Complexu”
Hukum Adat

Hukum agama

Penyimpangan²
Van Vollenhoven:
Hukum Adat
Hukum tdk tertulis

Hukum tertulis

Hukum asli penduduk
(Melayu Polynesia)

Hukum agama
Faktor Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Proses Perkembangan Hukum Adat:
1. Faktor magis dan animisme
2. Faktor agama
3. Faktor kekuasaan kekuasaan-kekuasaan yang
lebih tinggi dari persekutuan hukum adat
4. Hubungan dengan orang orang-orang ataupun
kekuasaan asing
TUGAS

Berdasarkan materi tentang “Konsep-Konsep
Hukum Adat” sebagaimana dijabarkan dalam
perkuliahan dan diuraikan dalam buku-buku
kepustakaan yang menunjang, maka jawablah
pertanyaan di bawah ini sesuai dengan konsepkonsep yang dikemukakan oleh para sarjana
hukum adat !
1. Apakah ada perbedaan antara adat dan
hukum adat? Jelaskan
2. Bagaimanakah suatu adat dapat dikatakan
telah
menjadi
hukum
adat?
Jelaskan
berdasarkan 2 kelompok pendapat yang
berbeda,
dan
tunjukkan
pokok
perbedaannya serta sebutkan siapa saja
tokoh sarjana yang termasuk ke dalam
masing-masing kelompok tersebut!
3. Hukum adat dikatakan bersifat dinamis.
Jelaskan pernyataan ini!
1. Apakah Hukum Adat itu ?
2. Apakah Hukum Adat = Adat ?
Jika sama bagaimana persamaannya ?
Jika tidak apa perbedaannya ?
3. Bagaimanakah (ciri-ciri) Hukum Adat ?
Bahan Bacaan:
1. Bushar Muhammad, Asas-Asas Hukum Adat
(Suatu Pengantar)
2. Hilman Hadikusuma, Pengantar Ilmu Hukum
Adat
3. M. Koesnoe, Hukum Adat Sebagai Suatu
Model Hukum
4. Soerojo Wignjodipoero, Pengantar dan AsasAsas Hukum Adat
5. Soepomo, Bab-Bab Tentang Hukum Adat

Contenu connexe

Tendances

Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnPengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnFenti Anita Sari
 
Pengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukumPengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukumAndrew Fritz
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintahAbid Zamzami
 
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalNuelnuel11
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraNakano
 
Politik hukum-islam-di-indonesia
Politik hukum-islam-di-indonesiaPolitik hukum-islam-di-indonesia
Politik hukum-islam-di-indonesiaaditurki
 
4. proses pembuatan perundang undangan
4. proses pembuatan perundang undangan4. proses pembuatan perundang undangan
4. proses pembuatan perundang undanganHIMA KS FISIP UNPAD
 
Hukum Acara Peradilan Agama (Dr. H. Roihan A. Rasyid, S.H., M.A.)
Hukum Acara Peradilan Agama (Dr. H. Roihan A. Rasyid, S.H., M.A.)Hukum Acara Peradilan Agama (Dr. H. Roihan A. Rasyid, S.H., M.A.)
Hukum Acara Peradilan Agama (Dr. H. Roihan A. Rasyid, S.H., M.A.)Natasha Rastie Aulia
 
Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT Fenti Anita Sari
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
Sosiologi hukum
Sosiologi hukumSosiologi hukum
Sosiologi hukumMeehawk
 
materi Hukum dan ham
materi Hukum dan ham materi Hukum dan ham
materi Hukum dan ham Bang Ucok
 

Tendances (20)

Asas hukum adat
Asas hukum adatAsas hukum adat
Asas hukum adat
 
Hukum tata negara
Hukum tata negaraHukum tata negara
Hukum tata negara
 
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnPengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
 
Mengenal Hukum
Mengenal Hukum Mengenal Hukum
Mengenal Hukum
 
Pengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukumPengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukum
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
 
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
 
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negara
 
Politik hukum-islam-di-indonesia
Politik hukum-islam-di-indonesiaPolitik hukum-islam-di-indonesia
Politik hukum-islam-di-indonesia
 
sumber sumber hukum
 sumber sumber hukum sumber sumber hukum
sumber sumber hukum
 
4. proses pembuatan perundang undangan
4. proses pembuatan perundang undangan4. proses pembuatan perundang undangan
4. proses pembuatan perundang undangan
 
Hukum perdata
Hukum perdataHukum perdata
Hukum perdata
 
Hukum Acara Peradilan Agama (Dr. H. Roihan A. Rasyid, S.H., M.A.)
Hukum Acara Peradilan Agama (Dr. H. Roihan A. Rasyid, S.H., M.A.)Hukum Acara Peradilan Agama (Dr. H. Roihan A. Rasyid, S.H., M.A.)
Hukum Acara Peradilan Agama (Dr. H. Roihan A. Rasyid, S.H., M.A.)
 
Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT
 
Filsafat hukum
Filsafat hukumFilsafat hukum
Filsafat hukum
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
hukum Adat
hukum Adathukum Adat
hukum Adat
 
Sosiologi hukum
Sosiologi hukumSosiologi hukum
Sosiologi hukum
 
materi Hukum dan ham
materi Hukum dan ham materi Hukum dan ham
materi Hukum dan ham
 

En vedette

Guna mempelajari hukum adat
Guna mempelajari hukum adatGuna mempelajari hukum adat
Guna mempelajari hukum adatNuelimmanuel22
 
Jurnal penelitian masyarakat adat
Jurnal penelitian masyarakat adatJurnal penelitian masyarakat adat
Jurnal penelitian masyarakat adatfakultashukumuiba
 
Hukum adat dgn kebiasaan
Hukum adat dgn kebiasaanHukum adat dgn kebiasaan
Hukum adat dgn kebiasaanNuelnuel11
 
Pengertian dasar hukum adat,istilah
Pengertian dasar hukum adat,istilahPengertian dasar hukum adat,istilah
Pengertian dasar hukum adat,istilahNuelnuel11
 
Sejarah hukum adat
Sejarah hukum adatSejarah hukum adat
Sejarah hukum adatSela Puji
 
Hukum adat bab 1 STAIN SALATIGA sem 3
Hukum adat bab 1 STAIN SALATIGA sem 3Hukum adat bab 1 STAIN SALATIGA sem 3
Hukum adat bab 1 STAIN SALATIGA sem 3nurfitriaprimastuti
 
Jaja perk. adat lengkap 1
Jaja perk. adat lengkap  1Jaja perk. adat lengkap  1
Jaja perk. adat lengkap 1Epink Fartini
 
Wacana 33-masyarakat-adat-dan-perebutan-penguasaan-hutan-arsip-digital
Wacana 33-masyarakat-adat-dan-perebutan-penguasaan-hutan-arsip-digitalWacana 33-masyarakat-adat-dan-perebutan-penguasaan-hutan-arsip-digital
Wacana 33-masyarakat-adat-dan-perebutan-penguasaan-hutan-arsip-digitalAksi SETAPAK
 
Proposal Bisnis Peiklanan di Geschool
Proposal Bisnis Peiklanan di GeschoolProposal Bisnis Peiklanan di Geschool
Proposal Bisnis Peiklanan di GeschoolDesa Institute
 
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU DesaKesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU DesaDesa Institute
 
Tata susunan masyarakat adat di Indonesia
Tata susunan masyarakat adat di IndonesiaTata susunan masyarakat adat di Indonesia
Tata susunan masyarakat adat di IndonesiaFerri Lee
 
Bedah banding uu desa dan pp tentang bengkok dan penghasilan aparat desa
Bedah banding uu desa dan pp tentang bengkok dan penghasilan aparat desaBedah banding uu desa dan pp tentang bengkok dan penghasilan aparat desa
Bedah banding uu desa dan pp tentang bengkok dan penghasilan aparat desaDesa Institute
 
Manajemen umum-pengawasan-pengendalian
Manajemen umum-pengawasan-pengendalianManajemen umum-pengawasan-pengendalian
Manajemen umum-pengawasan-pengendalianDesa Institute
 
Asas hukum admnistrasi negara
Asas hukum admnistrasi negaraAsas hukum admnistrasi negara
Asas hukum admnistrasi negaraNuelimmanuel22
 
Konstektualisasi Sifat Wajib Allah SWT
Konstektualisasi Sifat Wajib Allah SWTKonstektualisasi Sifat Wajib Allah SWT
Konstektualisasi Sifat Wajib Allah SWTaswajanu
 

En vedette (20)

Guna mempelajari hukum adat
Guna mempelajari hukum adatGuna mempelajari hukum adat
Guna mempelajari hukum adat
 
Sistem hukum adat
Sistem hukum adatSistem hukum adat
Sistem hukum adat
 
Jurnal penelitian masyarakat adat
Jurnal penelitian masyarakat adatJurnal penelitian masyarakat adat
Jurnal penelitian masyarakat adat
 
Hukum adat dgn kebiasaan
Hukum adat dgn kebiasaanHukum adat dgn kebiasaan
Hukum adat dgn kebiasaan
 
Dasar dasar hukum adat
Dasar dasar hukum adatDasar dasar hukum adat
Dasar dasar hukum adat
 
Pengertian dasar hukum adat,istilah
Pengertian dasar hukum adat,istilahPengertian dasar hukum adat,istilah
Pengertian dasar hukum adat,istilah
 
Sejarah hukum adat
Sejarah hukum adatSejarah hukum adat
Sejarah hukum adat
 
Hukum adat bab 1 STAIN SALATIGA sem 3
Hukum adat bab 1 STAIN SALATIGA sem 3Hukum adat bab 1 STAIN SALATIGA sem 3
Hukum adat bab 1 STAIN SALATIGA sem 3
 
Jaja perk. adat lengkap 1
Jaja perk. adat lengkap  1Jaja perk. adat lengkap  1
Jaja perk. adat lengkap 1
 
Wacana 33-masyarakat-adat-dan-perebutan-penguasaan-hutan-arsip-digital
Wacana 33-masyarakat-adat-dan-perebutan-penguasaan-hutan-arsip-digitalWacana 33-masyarakat-adat-dan-perebutan-penguasaan-hutan-arsip-digital
Wacana 33-masyarakat-adat-dan-perebutan-penguasaan-hutan-arsip-digital
 
Proposal Bisnis Peiklanan di Geschool
Proposal Bisnis Peiklanan di GeschoolProposal Bisnis Peiklanan di Geschool
Proposal Bisnis Peiklanan di Geschool
 
Harapan Pada UU DESA
Harapan Pada UU DESAHarapan Pada UU DESA
Harapan Pada UU DESA
 
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU DesaKesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa
 
Tata susunan masyarakat adat di Indonesia
Tata susunan masyarakat adat di IndonesiaTata susunan masyarakat adat di Indonesia
Tata susunan masyarakat adat di Indonesia
 
Hukum dagang
Hukum dagangHukum dagang
Hukum dagang
 
Bedah banding uu desa dan pp tentang bengkok dan penghasilan aparat desa
Bedah banding uu desa dan pp tentang bengkok dan penghasilan aparat desaBedah banding uu desa dan pp tentang bengkok dan penghasilan aparat desa
Bedah banding uu desa dan pp tentang bengkok dan penghasilan aparat desa
 
Manajemen umum-pengawasan-pengendalian
Manajemen umum-pengawasan-pengendalianManajemen umum-pengawasan-pengendalian
Manajemen umum-pengawasan-pengendalian
 
Eni hak reklame
Eni   hak reklameEni   hak reklame
Eni hak reklame
 
Asas hukum admnistrasi negara
Asas hukum admnistrasi negaraAsas hukum admnistrasi negara
Asas hukum admnistrasi negara
 
Konstektualisasi Sifat Wajib Allah SWT
Konstektualisasi Sifat Wajib Allah SWTKonstektualisasi Sifat Wajib Allah SWT
Konstektualisasi Sifat Wajib Allah SWT
 

Similaire à Tujuan hukum adat

Peristilahan hukum adat
Peristilahan hukum adatPeristilahan hukum adat
Peristilahan hukum adatNuelimmanuel22
 
HUKUM NASIONAL ppt@#$#%^%$^&&*&^^%%^%%$$$$$$$%^
HUKUM NASIONAL ppt@#$#%^%$^&&*&^^%%^%%$$$$$$$%^HUKUM NASIONAL ppt@#$#%^%$^&&*&^^%%^%%$$$$$$$%^
HUKUM NASIONAL ppt@#$#%^%$^&&*&^^%%^%%$$$$$$$%^takdir12
 
1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil
1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil
1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formilYori Feriyandi
 
III Peran Dan Fungsi Hukum.pptx
III Peran Dan Fungsi Hukum.pptxIII Peran Dan Fungsi Hukum.pptx
III Peran Dan Fungsi Hukum.pptxdonihasmanto
 
pengantar hukum adat/dasar dasar hukum adat.ppt
pengantar hukum adat/dasar dasar hukum adat.pptpengantar hukum adat/dasar dasar hukum adat.ppt
pengantar hukum adat/dasar dasar hukum adat.pptWiraUdytamaFHUnmas
 
II. Pengertian Hukum.pptx
II. Pengertian Hukum.pptxII. Pengertian Hukum.pptx
II. Pengertian Hukum.pptxdonihasmanto
 
6. Pengertian Hukum dan Hukum Kesehatan.ppt
6. Pengertian Hukum dan Hukum Kesehatan.ppt6. Pengertian Hukum dan Hukum Kesehatan.ppt
6. Pengertian Hukum dan Hukum Kesehatan.pptPerryBoyChandraSiaha1
 
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-pptPancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-pptandhika perceka
 
Tugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumTugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumAndrew Hutabarat
 
PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 1
PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 1PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 1
PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 1dina susiani
 

Similaire à Tujuan hukum adat (20)

HUKUM ADAT TIMOR-LESTE (sebuah kalangan)
HUKUM ADAT TIMOR-LESTE (sebuah kalangan) HUKUM ADAT TIMOR-LESTE (sebuah kalangan)
HUKUM ADAT TIMOR-LESTE (sebuah kalangan)
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Peristilahan hukum adat
Peristilahan hukum adatPeristilahan hukum adat
Peristilahan hukum adat
 
HUKUM NASIONAL ppt@#$#%^%$^&&*&^^%%^%%$$$$$$$%^
HUKUM NASIONAL ppt@#$#%^%$^&&*&^^%%^%%$$$$$$$%^HUKUM NASIONAL ppt@#$#%^%$^&&*&^^%%^%%$$$$$$$%^
HUKUM NASIONAL ppt@#$#%^%$^&&*&^^%%^%%$$$$$$$%^
 
PENGERTIAN ADAT DAN HUKUM ADAT.pptx
PENGERTIAN ADAT DAN HUKUM ADAT.pptxPENGERTIAN ADAT DAN HUKUM ADAT.pptx
PENGERTIAN ADAT DAN HUKUM ADAT.pptx
 
Materi hukum adat pascasarjana unpaz 2020
Materi hukum adat pascasarjana unpaz 2020Materi hukum adat pascasarjana unpaz 2020
Materi hukum adat pascasarjana unpaz 2020
 
HUKUM ADAT 2.ppt
HUKUM ADAT 2.pptHUKUM ADAT 2.ppt
HUKUM ADAT 2.ppt
 
1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil
1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil
1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil
 
Hukum adat
Hukum adatHukum adat
Hukum adat
 
Shi
ShiShi
Shi
 
III Peran Dan Fungsi Hukum.pptx
III Peran Dan Fungsi Hukum.pptxIII Peran Dan Fungsi Hukum.pptx
III Peran Dan Fungsi Hukum.pptx
 
pengantar hukum adat/dasar dasar hukum adat.ppt
pengantar hukum adat/dasar dasar hukum adat.pptpengantar hukum adat/dasar dasar hukum adat.ppt
pengantar hukum adat/dasar dasar hukum adat.ppt
 
5-hukum-adat.ppt
5-hukum-adat.ppt5-hukum-adat.ppt
5-hukum-adat.ppt
 
Ppt ppkn
Ppt ppknPpt ppkn
Ppt ppkn
 
HUKUM ADAT OKE.docx
HUKUM ADAT OKE.docxHUKUM ADAT OKE.docx
HUKUM ADAT OKE.docx
 
II. Pengertian Hukum.pptx
II. Pengertian Hukum.pptxII. Pengertian Hukum.pptx
II. Pengertian Hukum.pptx
 
6. Pengertian Hukum dan Hukum Kesehatan.ppt
6. Pengertian Hukum dan Hukum Kesehatan.ppt6. Pengertian Hukum dan Hukum Kesehatan.ppt
6. Pengertian Hukum dan Hukum Kesehatan.ppt
 
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-pptPancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
 
Tugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumTugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukum
 
PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 1
PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 1PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 1
PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 1
 

Plus de Nuelnuel11

Ciri dan sifat hukum adat(1)
Ciri dan sifat hukum adat(1)Ciri dan sifat hukum adat(1)
Ciri dan sifat hukum adat(1)Nuelnuel11
 
Sistem parlemen
Sistem parlemenSistem parlemen
Sistem parlemenNuelnuel11
 
Htn2012 sejarah ketatanegaraan
Htn2012 sejarah ketatanegaraanHtn2012 sejarah ketatanegaraan
Htn2012 sejarah ketatanegaraanNuelnuel11
 
Htn komprehensive pertemuan i
Htn komprehensive pertemuan iHtn komprehensive pertemuan i
Htn komprehensive pertemuan iNuelnuel11
 
99 cita neg persatuan
99 cita neg persatuan99 cita neg persatuan
99 cita neg persatuanNuelnuel11
 
9 historis amandemen
9 historis amandemen9 historis amandemen
9 historis amandemenNuelnuel11
 
6 negara hukum dan demokrasi
6 negara hukum dan demokrasi6 negara hukum dan demokrasi
6 negara hukum dan demokrasiNuelnuel11
 
5 asas pancasila
5 asas pancasila5 asas pancasila
5 asas pancasilaNuelnuel11
 
4 asas negara kesatuan
4 asas negara kesatuan4 asas negara kesatuan
4 asas negara kesatuanNuelnuel11
 
3 sumber hukum tata negara
3 sumber hukum tata negara3 sumber hukum tata negara
3 sumber hukum tata negaraNuelnuel11
 
2 sejarah hukum tata negara
2 sejarah hukum tata negara2 sejarah hukum tata negara
2 sejarah hukum tata negaraNuelnuel11
 
1 pengantar htn
1 pengantar htn1 pengantar htn
1 pengantar htnNuelnuel11
 
Pendahuluan,pengertian, dll
Pendahuluan,pengertian, dllPendahuluan,pengertian, dll
Pendahuluan,pengertian, dllNuelnuel11
 
Kedaulatan negara
Kedaulatan negaraKedaulatan negara
Kedaulatan negaraNuelnuel11
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalNuelnuel11
 
Pendahuluan,pengertian, dll
Pendahuluan,pengertian, dllPendahuluan,pengertian, dll
Pendahuluan,pengertian, dllNuelnuel11
 

Plus de Nuelnuel11 (20)

Ciri dan sifat hukum adat(1)
Ciri dan sifat hukum adat(1)Ciri dan sifat hukum adat(1)
Ciri dan sifat hukum adat(1)
 
Sistem parlemen
Sistem parlemenSistem parlemen
Sistem parlemen
 
Htn2012 sejarah ketatanegaraan
Htn2012 sejarah ketatanegaraanHtn2012 sejarah ketatanegaraan
Htn2012 sejarah ketatanegaraan
 
Htn komprehensive pertemuan i
Htn komprehensive pertemuan iHtn komprehensive pertemuan i
Htn komprehensive pertemuan i
 
99 cita neg persatuan
99 cita neg persatuan99 cita neg persatuan
99 cita neg persatuan
 
9 historis amandemen
9 historis amandemen9 historis amandemen
9 historis amandemen
 
6 negara hukum dan demokrasi
6 negara hukum dan demokrasi6 negara hukum dan demokrasi
6 negara hukum dan demokrasi
 
5 asas pancasila
5 asas pancasila5 asas pancasila
5 asas pancasila
 
4 asas negara kesatuan
4 asas negara kesatuan4 asas negara kesatuan
4 asas negara kesatuan
 
3 sumber hukum tata negara
3 sumber hukum tata negara3 sumber hukum tata negara
3 sumber hukum tata negara
 
2 sejarah hukum tata negara
2 sejarah hukum tata negara2 sejarah hukum tata negara
2 sejarah hukum tata negara
 
1 pengantar htn
1 pengantar htn1 pengantar htn
1 pengantar htn
 
Sumber HTN
Sumber HTNSumber HTN
Sumber HTN
 
Sumber hi
Sumber hiSumber hi
Sumber hi
 
Subyek hi2
Subyek hi2Subyek hi2
Subyek hi2
 
Pendahuluan,pengertian, dll
Pendahuluan,pengertian, dllPendahuluan,pengertian, dll
Pendahuluan,pengertian, dll
 
Kedaulatan negara
Kedaulatan negaraKedaulatan negara
Kedaulatan negara
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasional
 
Pengakuan
PengakuanPengakuan
Pengakuan
 
Pendahuluan,pengertian, dll
Pendahuluan,pengertian, dllPendahuluan,pengertian, dll
Pendahuluan,pengertian, dll
 

Tujuan hukum adat

  • 1.
  • 2. Deskripsi mata kuliah hukum adat Mata kuliah ini disampaikan secara tatap muka dan akan membahas ttg konsep dasar hukum adat, sistem hukum adat, persekutuan hukum adat, hukum tanah,transaksi tanah, transaksi yang berhubungan dg tanah, subyek hk, hukum yang berhubungan dg tanah, subyek hk, hukum kekerabatan, hukum perkawinan, hukum harta perkawinan dan hukum waris
  • 3. Tujuan Mata Kuliah • Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat menjelaskan Hukum Adat dan dapat menyelesaikan perkara-perkara yang bersangkutan dengan Hukum Adat. Prasyarat Pengantar Ilmu Hukum (PIH) Pengantar Hukum Indonesia (PHI)
  • 4. PENDAHULUAN Hukum Adat sebagai cabang ilmu hukum yang berdiri sendiri dilahirkan oleh alam pikiran Barat bukan oleh alam pikiran Indonesia sendiri. Istilah Hukum Adat itu sendiri tidak dikenal di desadesa, tapi mereka hanya berbicara soal adat-istiadat yang harus dipatuhi, yang kadang-kadang mempunyai sanksi-sanksi tertentu terhadap pelanggarannya. Penemuan Hukum Adat itu memang terpengaruh oleh faktor-faktor politik dan ekonomi struktur masyarakat jajahan pada waktu itu.
  • 5. Penemuan Hukum Adat disebabkan: desakandesakan politik hukum yang mau memaksakan rakyat Indonesia tunduk pada hukum Barat, penundukan itu terutama berpokok pangkal pada pikiran, bahwa Hukum Adat sama sekali tidak memenuhi tuntutantuntutan abad modern (yakni abad XX). Para sarjana hukum pada umumnya mengakui bahwa Hukum Adat Indonesia belum lama menjadi obyek Ilmu Pengetahuan Hukum Adat sebagaimana ilmu hukum lain-lainnya, mempunyai sistem sendiri, sistim yang berurat berakar pada sikap hidup dan alam pikiran bangsa Indonesia.
  • 6. Prof. Mr. C. Van Vollenhoven: yang pertama-tama memasukkan pelajaran hukum adat ke dalam Ilmu Pengetahuan Hukum. membela rakyat Indonesia, terutama akan adanya penerapan hukum Barat oleh Pemerintah Belanda terhadap rakyat Indonesia. •Menentang penyatuan hukum (unifikasi) dan menentang desakan secara lain terhadap Hukum Adat oleh Hukum Barat. •Membela agar supaya arti peradilan adat diakui. •Menentang pengingkaran hak-hak masyarakat hukum Bumiputera (asli) dan hak-hak perseorangan atas tanah. •Menentang pengingkaran terhadap watak masyarakatmasyarakat Pribumi sendiri.
  • 7. Prof. Mr. B. Ter Haar Bzn. diberi julukan sebagai pemerinci hasil penemuan Prof. C. Van Vollenhoven yang dikenal sebagai “ahli hukum yang menemukan Hukum Adat (Bapak Hukum Adat)” Prof. Dr. C. Snouck Hurgronje:  yang pertama kali memakai istilah Hukum Adat (adatrecht) dalam ilmu hukum dalam bukunya “De Atjehers” tahun 1893
  • 8. Dalam perundang-undangan Pemerintah Hindia Belanda istilah Hukum Adat baru dipakai pada tahun 1929 tatkala pasal 134 I.S diubah. Setelah diubah maka redaksi ayat-ayat dari pasal 134 itu menyebut kata Hukum Adat. Sebelum tahun 1929 istilah yang biasa dipakai untuk menyatakan Hukum Adat ialah ‘Undangundang Agama, lembaga kebudayaan bangsa dan kebiasaan” (godsdienstige wetten, volks instellingen en gebruiken) sebagaimana yang tercantum dalam pasal 11 A.B. atau “peraturan hukum mengenai agama dan kebiasaan mereka” yang tercantum dalam pasal 131 ayat 2 sub b I.S.
  • 9. Tujuan Mempelajari Hukum Adat Tujuan praktis:  Hukum adat masih digunakan dalam lapangan hukum perdata, khususnya dalam perkara waris.  Secara faktual, masih banyak terdapat eksistensi kehidupan indigenous people di pelosok pedalaman nusantara. Tujuan strategis:  Hukum adat sebagai hukum asli bangsa merupakan sumber serta bahan potensial untuk pembentukan hukum positip Indonesia dan pembangunan tata hukum Indonesia.
  • 10. Istilah Hukum Adat    Adat  Kebiasaan Masyarakat Adat  kebiasaan yang pada umumnya harus berlaku dalam masyarakat tertentu/bersangkutan. Adat Jawa  kebiasaan berprilaku dalam masyarakat Jawa.
  • 11. Istilah Adat Istiadat Adat berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata “ADAH”, yang berati kebiasaan- kebiasaan dari masyarakat. Adat Adat aturan yang sudah menjadi kebiasaan atau wujud gagasan kebudayaan yang terdiri dari budaya, norma, hukum dan aturan-aturan yang satu dengan lainnya berkaitan menjadi satu sistem. Istiadat kebiasaan atau tradisi yang baik dan hidup dalam suatu masyarakat yang selalu diikuti, diamalkan dan dipatuhi serta ditaati.
  • 12.      Istilah Hukum Adat  Istilah teknis ilmiah, yang menunjukkan aturan-aturan kebiasaan yang berlaku di kalangan masyarakat yang tidak berbentuk peraturan perundangan yang dibentuk oleh penguasa pemerintahan. Hukum Kebiasaan  Kebiasaan yang dibenarkan (diakui) di dalam perundangan. Hukum Adat  Hukum kebiasaan di luar perundangan. Hukum Adat  Aturan kebiasaan manusia dalam hidup bermasyarakat. Hukum Adat  Adat yang diterima dan harus dilaksanakan dalam masyarakat bersangkutan.
  • 14. TERBENTUKNYA ADAT Cara (usage) Suatu bentuk perbuatan yang dilakukan orang di dalam mengadakan perhubungan pamrihnya Kebiasaan (folkways) Cara yang dilakukan orang dalam mengadakan perhubungan pamrihnya itu terjadi secara berulang-ulang Tata Kelakuan (mores) Menata kelakuan orang dengan suatu pola tertentu , artinya menghendaki agar para warga masyarakat melakukan conformity (penyesuaian diri) dengan tata kelakuan Adat (customs) Tata kelakuan yang telah melembaga atau telah sampai pada proses institusionalisasi (meng”adat”).
  • 15. tiga prasyarat untuk menjadikan kebiasaan sebagai hukum yaitu :    masyarakat meyakini adanya keharusan yang harus dilaksanakan, pengakuan atau keyakinan bahwa kebiasaan tersebut bersifat mengikat (kewajiban yang harus ditaati) atau dikenal dengan prinsip opinio necessitas, dan adanya pengukuhan yang dapat berupa pengakuan dan/atau penguatan dari keputusan yang berwibawa (atau pendapat umum, yurisprudensi dan doktrin) sehingga timbul harapan agar dapat dilekatkan sanksi terhadap pelanggaran-pelanggaran atas kebiasaan tersebut.
  • 16. Istilah dalam perundang-undangan Hindia Belanda      Dalam A.B. (Algemene Bepalingen van Wetgeving = Ketentuanketentuan Umum Perundang-undangan) pasal 11 dipakai istilah : Godsdientige Wetten, Volkinstelingen En Gebruiken (Peraturanperaturan Keagamaan, Lembaga-lembaga Rakyat dan Kebiasaankebiasaan). Dalam R.R. 1854 pasal 75 ayat 3 : Godsdientige Wetten, Instellingen En Gebruiken (Peraturan-peraturan Keagamaan, Lembaga-lembaga dan Kebiasaan). Dalam I.S. (Indische Staatregeling = Peraturan Hukum Negara Belanda semacam Undang-undang Dasar Bagi Hindia Belanda) pasal 128 ayat 4 : Instellingen des Volks (Lembaga-lembaga dari Rakyat). Dalam I.S. pasal 131 ayat 2 sub b : Met Hunne Godsdiensten en Gewoonten Samenhengende Rechts Regelen (Aturan-aturan Hukum yang berhubungan dengan Agama-agama dan Kebiasaankebiasaan mereka). Dalam R.R. 1854 pasal 78 ayat 2 : Godsdientige Wetten En Oude Herkomsten (Peraturan-peraturan Keagamaan dan Naluri-naluri).
  • 17. Pengertian Tentang Hukum Adat    Istilah “Hukum Adat” secara akademis pertama kali merupakan istilah asing, hasil terjemahan dari istilah “Adatrecht” Dikenalkan pertama kali oleh Prof.Dr.Christiaan Snouck Hurgronje dalam bukunya yang berjudul “De Atjehers” Dikembangkan lebih lanjut oleh Prof.Mr.Cornelis van Vollenhoven dalam tulisan-tulisannya antara lain “Het Adatrecht van Ned Ned-Indie (1901 1901-1933) 1933)”, “Een Adatwetboekje voor heel Indie (1910) 1910)”, “De Ontdekking van het Adatrecht (1928) 1928)”. ”.
  • 18. “Hukum Adat” adalah…. Menurut Van Vollenhoven: “Hukum adat adalah aturan-aturan perilaku yang berlaku bagi orang-orang pribumi dan timur asing, yang di satu pihak mempunyai sangsi (maka dikatakan hukum) dan di lain pihak tidak dikodifikasi (maka dikatakan adat) [Hilman Hadikusuma, “Pengantar Ilmu Hukum Adat”] “Hk.Adat = adat / kebiasaan yang bersangsi” Menurut Mr.B.Ter Haar Bzn “Hukum adat adalah aturan adat /kebiasaan yang mendapat sifat hukum melalui keputusan-keputusan atau penetapan-penetapan petugas hukum seperti Kepala Adat, Hakim, dll baik di dalam maupun di luar persengketaan” (Teori
  • 19. Pendapat Ter Haar dipengaruhi oleh John Chipman Gray yang menyatakan: “All the law is judge made law” (semua hukum adalah hukum keputusan) Menurut Kusumadi .P Hukum adat adalah adat yang telah mendapatkan sifat hukum melalui penetapan yang dikeluarkan oleh para petugas hukum baik di dalam maupun di luar sengketa (sama dengan Ter Haar).  Sama-sama mendasarkan titik batasan antara adat dan hukum adat pada keputusan atau penetapan petugas hukum.  Kusumadi menyebut adanya penetapan petugas hukum ini sebagai existential moment dari hukum adat.
  • 20. Perbedaan antara Kusumadi dan Ter Haar:  Perbedaan yang ada hanyalah bersifat gradatif Konsep Kusumadi “memperhalus” konsep Ter Haar  Menurut Ter Haar, jika tidak ada keputusan, maka belum bisa dikatakan sebagai hukum  Menurut Kusumadi, ketiadaan keputusan /penetapan bukan berarti ketiadaan aturan hukum. Tetapi baru pada saat ada penetapanlah aturan tingkah laku adat menjadi tegas berwujud dalam hukum positif
  • 21. Menurut Soepomo  Hukum adat adalah hukum non-statutair yang sebagian besar adalah hukum kebiasaan dan sebagian kecil hukum Islam.  Hukum adat itu pun melingkupi hukum yang berdasarkan keputusan-kepitusan hakim yang berisi asas-asas hukum dalam lingkungan, di mana ia memutuskan perkara.  Hukum adat berurat berakar pada kebudayaan tradisional.  Hukum adat adalah suatu hukum yang hidup, karena ia menjelmakan perasaan hukum yang nyata dari rakyat. Sesuai dengan fitrahnya sendiri, hukum adat terus menerus dalam keadaan tumbuh dan berkembang seperti hidup itu sendiri
  • 22. Menurut Bushar Muhammad Sependapat dengan Soepomo Hukum adat adalah hukum tidak tertulis, yang tidak hanya meliputi hukum yang hidup dan dipertahankan sebagai aturan adat dalam masyarakat (hukum adat dalam arti sempit / customary law), melainkan juga kebiasaan dalam lapangan ketatanegaraan (convention) dan kehakiman atau peradilan Soepomo dan Bushar Muhammad memberikan pengertian yang sama bahwa hukum adat adalah hukum yang tidak tertulis dalam hidup bermasyarakat maupun dalam lapangan ketatanegaraan
  • 23. Menurut Djojodigoeno  Hukum adat berpangkal tolak dari konsepsi hukum yang umum.  Hukum itu rangkaian ugeran (norma) yang mengatur perhubungan kemasyarakatan .  Hukum itu adalah rangkaian ugeran yang mengatur hubungan pamrih (kepentingan).  Hukum adat adalah hukum yang tidak bersumber pada peraturan. Menurut Dr.Sukanto Hukum adat adalah kompleks adat-adat yang kebanyakan tidak dikitabkan/dikodifisir, bersifat paksaan dan memiliki sangsi, sehingga mempunyai akibat hukum
  • 24. Menurut Dr.Hazairin  Hukum adat adalah endapan kesusilaan dalam masyarakat, yakni hukum yang berasal dari dan memiliki kesesuaian langsung dengan kesusilaan masyarakat.  Hukum adat lebih menguatkan pemeliharaan kaidah-kaidah kesusilaan melalui ancaman hukum /penguatan hukum. HAZAIRIN  Bertumpu pada pendirian ada persesuaian antara hukum dan kesusilaan.  Dalam sistem hukum yang sempurna tidak ada tempat bagi sesuatu yang tidak selaras dengan kesusilaan.
  • 25. Menurut Mr.J.H.P. Bellefroid Hukum adat adalah aturan-aturan yang hidup meskipun tidak diundangkan oleh penguasa tetapi tetap dihormati dan ditaati oleh rakyat karena meyakini bahwa aturanaturan tersebut berlaku sebagai hukum
  • 26. D ua kategori sumber hukum,  yang dari kekuasaan negara :  perundangan, sebagai keputusan legislatif, keputusan pejabat, seperti keputusan eksekutif atau yudikatif (yurisprudensi),  keputusan kekuasaan tertinggi dalam negara seperti perjanjian internasional, pernyataan perang, perjanjian perdamaian;dan lainnya.  yang dari kekuasaan rakyat :  adat kebiasaan, seperti berbagai perilaku anggota masyarakat dalam hubungan pamrih,  keputusan kelembagaan, seperti keputusan rukun tetangga, keputusan rukun tani,
  • 27. Menurut Prof.Dr. M. Koesnoe Koesnoe, terdapat , perbedaan tentang konsep hukum antara pemikiran barat dan adat. Konsep pemikiran barat: • Memandang individu sebagai makhluk yang merdeka • Setiap individu memiliki kepentingan yang diusahakan untuk selalu dipenuhi secara maksimal • Perlu diadakan penertiban atas usaha pemenuhan kepentingan tersebut • Diperlukan sangsi untuk menjamin dilaksanakannya penertiban tersebut
  • 28. Konsep pemikiran Adat: • Individu adalah bagian yang tak terpisahkan dari masyarakatnya • Individu adalah bagian dari masyarakat yang mempunyai fungsi masing masing-masing untuk melangsungkan dan kelangsungan masyarakat. • Tidak ada ketentuan adat yang memerlukan syarat yang menjamin berlakunya dengan menggunakan paksaan (sanksi) • Sangsi berfungsi sebagai upaya pengembalian keseimbangan yang terganggu akibat adanya pelanggaran
  • 29. PERBEDAAN HUKUM ADAT DENGAN TRADISI HUKUM ADAT TRADISI 1. Berorientasi pada hal-hal yang baik 1. 2. Rational 2. 3. Bersifat dinamis dan progresif (plastis) 3. Tidak berorientasi pada hal itu baik atau tidak baik untuk dilakukan Irrasional dan didasarkan pada legenda atau mitos. Bersifat statis.
  • 30. Karakteristik Hukum Adat A. Wujud Hukum Adat • Sebagian besar tidak tertulis / non statutair / ius non scriptum • Sebagian kecil berupa hukum tertulis seperti peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh raja-raja • Uraian-uraian hukum secara tertulis, seperti hasil penelitian yang dibukukan • Dikarenakan wujud di luar tidak tertulis hanya merupakan bagian kecil, maka hukum adat cenderung selalu disebut sebagai hukum tidak tertulis B. Hukum adat bersifat dinamis (tidak statis) C. Hukum adat berasal langsung dari kebudayaan rakyat, yakni berupa kebiasaan-kebiasaan serta nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat
  • 31. Dua Unsur Berlakunya Hukum Adat 1. Unsur kenyataan  (pada kenyataannya) adat itu dalam keadaan yang sama selalu diindahkan oleh rakyat 2. Unsur psikologis  terdapat adanya keyakinan rakyat bahwa adat tersebut mempunyai kekuatan hukum, sehingga menimbulkan adanya kewajiban hukum ( opinio juris necessitatis necessitatis)
  • 32. Unsur-Unsur Pembentuk Hukum Adat: Mr.L.W.C van Den Berg teori “Receptio in Complexu” Hukum Adat Hukum agama Penyimpangan²
  • 33. Van Vollenhoven: Hukum Adat Hukum tdk tertulis Hukum tertulis Hukum asli penduduk (Melayu Polynesia) Hukum agama
  • 34. Faktor Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Perkembangan Hukum Adat: 1. Faktor magis dan animisme 2. Faktor agama 3. Faktor kekuasaan kekuasaan-kekuasaan yang lebih tinggi dari persekutuan hukum adat 4. Hubungan dengan orang orang-orang ataupun kekuasaan asing
  • 35. TUGAS Berdasarkan materi tentang “Konsep-Konsep Hukum Adat” sebagaimana dijabarkan dalam perkuliahan dan diuraikan dalam buku-buku kepustakaan yang menunjang, maka jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan konsepkonsep yang dikemukakan oleh para sarjana hukum adat ! 1. Apakah ada perbedaan antara adat dan hukum adat? Jelaskan 2. Bagaimanakah suatu adat dapat dikatakan telah menjadi hukum adat? Jelaskan berdasarkan 2 kelompok pendapat yang berbeda, dan tunjukkan pokok perbedaannya serta sebutkan siapa saja tokoh sarjana yang termasuk ke dalam masing-masing kelompok tersebut! 3. Hukum adat dikatakan bersifat dinamis. Jelaskan pernyataan ini!
  • 36. 1. Apakah Hukum Adat itu ? 2. Apakah Hukum Adat = Adat ? Jika sama bagaimana persamaannya ? Jika tidak apa perbedaannya ? 3. Bagaimanakah (ciri-ciri) Hukum Adat ?
  • 37. Bahan Bacaan: 1. Bushar Muhammad, Asas-Asas Hukum Adat (Suatu Pengantar) 2. Hilman Hadikusuma, Pengantar Ilmu Hukum Adat 3. M. Koesnoe, Hukum Adat Sebagai Suatu Model Hukum 4. Soerojo Wignjodipoero, Pengantar dan AsasAsas Hukum Adat 5. Soepomo, Bab-Bab Tentang Hukum Adat