Pembangunan Kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarat perlu partisipasi berbagai bidang, untuk itu dilakukan berbagai pendekatan termasuk diantaran, pendekatan kesehatan masyarakat, perilaku, kebijakan, kesling dan k3, teknologi informatika, biostatistika, dan epidemiologi.
1. Metode atau Pendekatan Dalam Pembangunan Kesehatan
Nurindah Laili M., Mahasiswa Pasca Sarjana FKM UI
1. Pendekatan Public Health Dalam Melindungi dan Meningkatkan
Derajat Kesehatan Masyarakat
Sebuah pendekatan intervensi diperlukan untuk memahami unsur-unsur
sistem
kesehatan
masyarakat
dan
interaksinya
untuk
memudahkan
pengambilan keputusan dan kebijakan guna meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Berbagai upaya dan strategi dilakukan untuk melindungi dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat antara lain melalui pendekatan
pelayanan kesehatan, tradisional, dan sosial.
a. Pelayanan Kesehatan
Perawatan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang diberikan secara
individual seperti pengobatan di rumah sakit, puskesmas dan tempat
pemberi intervensi kesehatan, termaasuk juga vaksinasi, pemberian obat
pencegahan, konseling kejiwaan, .
b. PendekatanTradisional
Upaya ini berfokus pada populasi yang mengandalkan pada tingkat
pencegahan penyakit pada kelompok yang rentan atau beresiko antara lain
dengan mengendalikan penyakit menular, mengurangi resiko penyakit
lanjut, kesehatan lingkungan, pangan atau gizi dan perilaku kesehatan.
c. Intervensi Sosial
Intervensi sosial sangat dibutuhkan untuk melindungi dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Selain berhubungan dengan tujuan
meningkatnya derajat kesehatan, dengan intervensi sosial ini didukung
oleh peningkatan kesejahteraan masyarakat dibeberapa aspek seperti
pertumbuhan ekonomi, pemukiman, pendidikan, perdagangan global, serta
pelayanan bagi masyarakat miskin. Intervensi sosial yang baik kadang
menimbulkan dua efek yang berlawanan. Contohnya, intervensi sosial
yang berasal dari peningkatan ketersediaan pangan dapat meningkatkan
2. kesehatan. Namun disisi lain, ketersediaan akan makanan yang berlemak
atau berkalori tinggi dapat menimbulkan resiko bagi kesehatan.
Pendekatan yang paling efektif dalam melindungi dan meningkatkan
derajat kesehatan adalah dengan pendekatan sosial, dimana ini berkaitan
dengan determinan kesehatan yang sebagian besar dipengaruhi oleh
pendidikan, kesehatan lingkungan, perilaku kesehatan, budaya, dan kebijakan
pemerintah.
Perubahan tren penyakit menular menjadi penyakit tidak menular serta
munculnya berbagai penyakit baru karena mutasi maupun akibat kemampuan
teknologi
biologi
serta
populasi
manusia
semakin bertambah
yang
membutuhkan kesehatan memadai. Oleh karena itu, kemampuan negara yang
dituntut mencakup kebutuhan dasar termasuk pendidikan, kesehatan, pangan
dan papan menjadi pendorong agar sistem kesehatan masyarakat dapat
diintegrasikan kedalam sistem sosial dan perilaku masyarakat sehingga beban
negara tidak terlalu besar. Masalah yang sangat dominan bagi negara
berkembang seperti Indonesia adalah besarnya pengaruh faktor lingkungan
sistem termasuk pengaruh arus liberalisasi dan investasi asing, kebijakan
nasional, sistem diluar sistem kesehatan masyarakat dan perilaku masyarakat
yang harus dilakukan pengaturan dan pembenahan bersamaan dengan
pengembangan sistem kesehatan masyarakat yang handal.
Kesehatan masyarakat haruslah didukung oleh berbagai bidang
serta
pastisipasi masyarakat sehingga diharapkan masyarakat beserta para ahli
memahami bahwa kesehatan merupakan tanggung jawab bersama. Perilaku
kesehatan menjadi awal dasar dalam meningkatkan kesehatan masyarakat,
dengan individu yang sehat dapat melakukan hal yang banyak untuk
masyarakat khususnya dalam menularkan semangat hidup berperilaku sehat
baik di lingkungan RT, RW, kecamatan, hingga provinsi. Pemerintah setempat
juga dapat berperan serta dengan memberikan apresisasi kepada masyarakat
yang mampu menerapkan hidup perilaku sehat.
Kebijakan nasional khususnya kesehatan perlu mendukung untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui intervensi yang berfokus
3. pada pencegahan primer, sekunder, dan tersier. Kebijakan-kebijakan ini perlu
dibuat berdasarkan hasil evaluasi implementasi dari program kesehatan yang
sudah berjalan. Dengan adanya kebijakan-kebijakan yang tepat, tentunya akan
mendukung kesejahteraan rakyat yang nantinya juga berdampak pada
peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Kebijakan nasional ini juga
diharapkan dapat mengatur suatu program atau implementasi pembangunan
tidak menimbulkan bahaya pada masyarakat.
Peningkatan ekonomi suatu bangsa adalah salah satu faktor dominan untuk
melindungi dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Hal ini
dikarenakan karena ketergantungan masyarakat akan negara yang cukup
tinggi. Dengan tingkat ekonomi yang tinggi, program-program kesehatan
masyarakat dapat terbantu dan berjalan dengan baik dengan dukungan
berbagai pihak, termasuk praktis kesehatani, ahli, dan masyarakat. Disini juga
terdapat peran pendidikan masyarakat sebagai sumber daya manusia yang
mampu memahami dan membangun sistem kesehatan yang mapan .
Faktor lingkungan juga berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat
dimana pembangunan infrastruktur dalam era globalisasi beresiko terhadap
kesehatan. Dalam manajemen resiko perlu dideteksi bahaya-bahaya yang
mungkin muncul dan berpotensi menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Untuk itu perlu juga ada regulasi tentang pembangunan guna lingkungan
masyarakat serta pekerja yang sehat. Kesehatan merupakan kebutuhan warga
negara yang harus mendapatkan perlindungan meliputi semua lapisan
masyarakat. Kemampuan mendeteksi lingkungan yang membahayakan sistem
kesehatan masyarakat sangat diperlukan dimana peran semua pihak termasuk
masyarakat, layanan kesehatan, pemerintah dan perusahaan berkerjasama dan
memiliki tanggung jawab sama didalam masalah kesehatan masyarakat.
2. Pendekatan Analisis Sistem Pada Kesehatan Lingkungan (Kesling) &
Kesehatan Keselamatan Kerja (K3)
Analisis sistem merupakan sebuah teknik pemecahan masalah yang
menguraikan sebuah sistem menjadi beberapa bagian komponen-komponen
4. dengan tujuan mempelajari kinerja dari masing-masing komponen dan
berinteraksi untuk mencapai tujuan.
Analisis sistem digunakan sebagai
pembelajaran sebuah sistem dan komponen - komponennya sebagai prasyarat
desain sistem untuk sistem yang akan dibuat ataupun sistem yang akan
diperbaharui. Desain sistem merupakan teknik pemecahan masalah (setelah
kegiatan analisis sistem) dengan menyatukan kembali bagian -bagian
komponen menjadi sebuah sistem yang utuh/lengkap. Desain sistem bertujuan
untuk merancang sistem yang baru atau memperbaiki sistem lama. Sedangkan
Sistem sendiri memiliki pengertian:
1. Churchman
(1968);
sistem
merupakan
seperangkat
bagian
yang
terkoordinasi untuk menyelesaikan seperangkat tujuan.
2. Fiicks (1972); menyatakan bahwa sistem adalah seperangkat unsur-unsur
yang saling berkaitan, saling bergantung, dan saling berinteraksi atau suatu
usaha yang terdiri atas bagian-bagian yang berkaitan satu dengan yang
lainnya, dalam usaha untuk mencapai satu tujuan dalam suatu lingkungan
yang kompleks.
3. Johnson, Kast, dan Rosenzweig (1973), tiga pakar teori manajemen
menyatakan bahwa sistem adalah suatu tatanan yang kompleks dan
menyeluruh. Lebih luas lagi pendapat Kast dan Rosenzweig (1974), yaitu
sistem dipahami sebagai suatu tatanan yang menyeluruh dan terpadu terdiri
atas dua bagian atau lebih yang saling tergantung dan ditandai oleh batasbatas yang tegas dari lingkungan supra sistemnya.
4. Huberman (1978); mendefinisikan sistem sebagai suatu kumpulan unsur
yang saling berkaitan satu dengan lainnya secara signifikan.
5. Romiszowski (1982); adalah kumpulan komponen yang saling berinteraksi
untuk mencapai tujuan.
6. Bactiar (1988), seorang ahli sosiologi, mengemukakan bahwa sistem
adalah: ”sejumlah satuan yang saling berhubungan satu dengan lainnya
sedemikian rupa sehingga membentuk suatu kesatuan yang biasanya
berusaha untuk mencapai tujuan tertentu”. Pada bagian yang sama, Bactiar
juga menambahkan bahwa sistem adalah seperangkat ide atau gagasan,
5. asas, metode, dan prosedur yang disajikan sebagai satu tatanan yang
teratur.
7. Cleland dan King (1988) yang menyatakan bahwa sistem adalah
sekelompok sesuatu yang secara tetap saling berkaitan dan saling
bergantungan sehingga membentuk suatu keseluruhan yang terpadu.
8. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia: dinyatakan bahwa sistem adalah:
(1) Seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga
membentuk suatu totalitas; (2) susunan yang teratur dari pandangan, teori,
Asas, dan sebagainya; dan (3) metode atau cara untuk melakukan sesuatu.
Terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan untuk menerangkan analisis
sistem yaitu dengan pendekatan:
a. Prosedur
Yaitu suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berupa urutan
kegiatan yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk mencapai
tujuan tertentu. Prosedur adalah rangkaian operasi klerikal (tulis menulis),
yang melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih departemen yang
digunakan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi
bisnis yang terjadi serta untuk menyelesaikan suatu kegiatan tertentu. Urutan
kegiatan digunakan untuk menjelaskan apa (what) yang harus dikerjakan, siapa
(who) yang mengerjakannya, kapan (when) dikerjakan dan bagaimana (how)
mengerjakannya.
b. Komponen/elemen
Yaitu kumpulan komponen yang saling berkaitan dan bekerja sama untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsub sistem, dan sub-sub sistem tersebut dapat pula terdiri dari beberapa subsub sistem yang lebih kecil.
Teori sistem umum terutama menekankan perlunya memeriksa seluruh
bagian sistem. Sering sekali seorang analis terlalu memusatkan perhatian
hanya pada satu komponen sistem, yang berarti dia telah mengambil tindakan
yang mungkin tidak efektif, karena beberapa komponen yang penting
diabaikan. Berbeda dengan pendekatan penilaian risiko tradisional untuk
bahaya lingkungan mengasumsikan bahwa setiap faktor bertindak sendiri
6. tanpa adanya interaksi faktor lain. Penilaian risiko tradisional mengasumsikan
bahwa paparan yang rendah akan berdampak sedikit dengan melihat hubungan
dose respon untuk memperkirakan bahaya. Padahal tidak semua bahaya
lingkungan sesuai dengan asumsi atau satu faktor tertentu. Contohnya, radon
dan paparan asbes berinteraksi dengan merokok, hal itu akan meningkatkan
risiko penyakit .
Tidak semua penyakit membutuhkan paparan yang tinggi atau dalam waktu
yang lama. Misalnya kanker paru-paru , asbes juga dapat menyebabkan
kanker yang disebut meshotelioma , yang berasal dari lapisan paru-paru atau
pleura . Bahkan dalam jumlah paparan yang kecil dan jangka pendek, asbes
dapat menyebabkan mesothelioma yang dibuktikan dengan adanya laporan
kasus bahwa pembantu rumah tangga suatu keluarga yang terpapar asbes
menderita meshotelioma padahal pembantu tersebut tidak tinggal dirumah.
Untuk itu, dalam menangani masalah kesehatan lingkungan kita perlu melihat
interaksi antara beberapa faktor yang sama-sama membentuk sistem. Masalah
seringkali dating dari berbagai sumber.
Pendekatan analisis sistem merupakan strategi yang semakin penting untuk
mengatasi kesehatan dan keselamatan lingkungan. Pendekatan analisis sistem
telah berhasil digunakan untuk mengatasi masalah kematian dan cacat karena
cedera transportasi. Perbaikan besar dalam keamanan kendaraan bermotor
telah terjadi dalam beberapa dekade terakhir. Contohnya, sistem keselamatan
penerbangan komersial telah menjadi model dikarenakan berbagai intervensi
perawatan rutin konstruksi pesawat sebagai upaya untuk mengurangi
kesalahan manusia. Suksesnya usaha ini dibuktikan oleh fakta bahwa tujuan
dari nol kematian per tahun dari penerbangan komersial mendekati kenyataan.
Pada kasus 8-7 telah menggunakan pendekatan analisis sistem, dimana
telah memasukkan unsur-unsur pelayanan kesehatan, kesehatan masyarakat
tradisional, serta intervensi sosial. Masalah utama yakni kematian pada anak
dan remaja disebabkan olek kecelakan berkendaraan dapat diatasi dengan
pendekatan analisis sistem ini. Dengan memperhatikan beberapa komponen
tersebut, intervensi yang diberikan yaitu mengandalkan inovasi teknologi
rekayasa, pelengkap safety pada kendaraan dengan perbaikan desain mobil
7. dan airbag, konstruksi jalan raya sehingga angka kematian akibat kecelakaan
bermotor dapat diminimalisir.
Selain itu, pendidikan juga menjadi aspek penting. Upaya ini dilakukan
dengan memberikan pendidikan kepada orang tua agar memberikan
pengamanan kepada anak ketika berkendara, juga kepada supir dan
penumpang untuk memakai selt belt dan cara mengendarai yang benar. Upaya
ini juga didukung melalui regulasi hukum dengan memberikan sanksi kepada
pengemudi yang mabuk dan tanpa sabuk pengaman ketika berkendara.
Unsur
pelayanan
kesehatan
juga
ditegakkan
dengan
memberikan
penanganan yang cepat ketika ada yang mengalami kecelakaan. Pemberian
intervensi yang cepat dan tepat
Pelayanan kesehatan gawat darurat
dapat menyelamatkan banyak nyawa.
terkordinasi dengan memanfaatkan
peralatan komunikasi yang modern guna pengambilan keputusan yang cepat
dalam memberikan intervensi.
3. Kajian Masalah Kesehatan Yang Tidak Teratasi Berdasarkan Aspek
Kebijakan
Kebijakan merupakan
serangkaian konsep dan
asas
yang
menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan,
kepemimpinan,
dan
cara
bertindak.
Kebijakan
berbeda
dengan peraturan dan hukum. Jika hukum dapat memaksakan atau melarang
suatu perilaku (misalnya suatu hukum yang mengharuskan pembayaran pajak
penghasilan), kebijakan hanya menjadi pedoman tindakan yang paling mungkin
memperoleh hasil yang diinginkan.
Kebijakan kesehatan memiliki peran strategis dalam pengembangan dan
pelaksanaan program kesehatan. Kebijakan kesehatan juga berperan sebagai
panduan bagi semua unsur masyarakat dalam bertindak dan berkontribusi
terhadap pembangunan kesehatan. Melalui perancangan dan pelaksanaan
kebijakan kesehatan yang benar, diharapkan mampu mengendalikan dan
memperkuat peran stakeholders guna menjamin kontribusi secara maksimal,
8. menggali sumber daya potensial, serta menghilangkan penghalang pelaksanaan
pembangunan kesehatan.
Pembuat kebijakan khususnya yang berkaitan dengan kebijakan kesehatan
di Indonesia adalah pemerintah. Peran pemerintah sebagai aktor pembuat
kebijakan merupakan salah satu hal yang mendasar, namun sering disalah
artikan. Untuk melihat sejauh mana peran pemerintah dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat, kita memandang pada dua filosofi yaitu keadilan
sosial dan keadilan pasar. Dengan dua filosofi yang berbeda ini, diharapkan
kebijakan yang diterapkan dalam sistem kesehatan dapat meingkatkan
pelayanan dan perawatan masyarakat. Kedua filosofi ini berguna untuk
memahami struktur sistem kesehatan.
Pendekatan keadilan pasar melihat kesehatan sebagai barang ekonomi
dengan mengasumsikan kondisi pasar bebas dalam hal pemberian pelayanan
kesehatan, mendistribusi perawatan kesehatan berdasarkan permintaan pasar
sesuai dengan kemampuan masyarakat membayar pelayanan kesehatan. Hal ini
memberikan dampak bahwa kesehatan merupakan kewajiban masing-masing
individu,
pelayanan
kesehatan
diberikan
sesuai
ekonomi
individu,
kesejahteraan terbatas pada individu, berpotensi menjadi permasalahan sosial.
Sedangkan prinsip keadilan sosial melihat bahwa kesehatan adalah sumber
sosial, dimana pemerintah aktif dalam mengalokasikan pemberian pelayanan
kesehatan, rencana terpusat pada pelayanan medis, masyarakat tidak mampu
tetap mendapatkan pelayanan kesehatan. Hal ini berdampak bahwa kesehatan
merupakan tanggung jawab bersama dan setiap individu berhak mendapatkan
pelayanan kesehatan yang sama.
Sebuah pendekatan sistem untuk memodelkan sistem kesehatan masyarakat
diperlukan untuk memahami unsur-unsur sistem kesehatan masyarakat dan
interaksinya untuk memudahkan pengembangan sistem kesehatan masyarakat.
Suatu model merupakan representasi sederhana dari suatu masalah agar semua
pihak dalam memiliki persepsi, pengertian dan pemahaman yang sama didalam
mengembangkan sistem kesehatan masyarakat termasuk sumber daya yang
dibutuhkan, proses dan interaksi, hasil dan akibat samping termasuk fakorfaktor lingkungan yang perlu diperhatian agar ketahanan sistem kesehatan
9. masyarakat dapat dipertahankan dan dikembangkan dalam situasi dan kondisi
yang semakin tidak pasti dimasa datang.
Peran kebijakan menjadi salah satu penyebab rentannya sistem kesehatan
yang kurang memadai. Sebagai contoh masalah industrialisasi yang terpusat di
Pulau Jawa memicu urbanisasi dengan berbagai masalah sosial termasuk
masalah kesehatan, sedangkan karakterisktik kepulauan / archipelago Indonesia
memiliki keunggulan generik yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain untuk
dioptimalkan didalam memasuki era globalisasi. Penyebaran industri sesuai
potensi daerah dapat membantu perkembangan ekonomi regional, mengurangi
masalah sosial, urbanisasi dan kesehatan sehingga sistem kesehatan masyarakat
baik regional dan nasional dapat saling menunjang didalam mencapai kesehatan
masyarakat yang terkendali bukan suatu sistem kesehatan masyarakat yang
tidak stabil sehingga lepas kendali menjadi bom waktu bagi penduduk
sekitarnya.
Sistem kesehatan di Indonesia cenderung menganut filosofi keadilan sosial.
Dimana peran serta pemerintah lebih besar terhadap kesehatan masyarakat.
Namun begitu, sistem kesehatan masyarakat tidak dapat berdiri sendiri tanpa
ada partisipasi dari masyarakat. Masyarakat memiliki andil juga karena
kesehatan adalah tanggung jawab bersama. Ini sesuai dengan pendekatan
justice social .Dengan melakukan upaya perilaku hidup sehat yang dimuali dari
individu, keluarga, dan masyarakat sekitar maka masalah kesehatan dapat
diatasi atau minimal dikurangi khususnya untuk prevalens penyakit endemik
seperti DBD.
Sebagai contoh perilaku hidup sehat sederhana yang dapat
mencegah DBD yaitu menguras bak mandi, mengubur barang bekas, menutup
genangan air. Usaha pencegahan penyebaran masalah kesehatan memberikan
penghematan daripada melakukan upaya kuratif. Upaya pencegahan DBD
masih belum menjadi kebijkan daerah secara nasional.
Salah satu penerapan prinsip keadilan sosial dalam penanganan penyakit
DBD, pemerintah telah mengupayakan pengobatan gratis untuk pasien DBD di
rumah sakit pemerintah. Dalam hal ini, masyarakat Indonesia memiliki tingkat
ketergantungan yang tinggi kepada pemerintah dalam hal kesehatan. Padahal
jika melihat besarnya cost yang dikeluarkan untuk program pemberantasan
10. DBD melalui upaya kuratif tentu jauh lebih besar daripada menggalakkan
upaya preventif. Upaya preventif dengan melakukan pembinaan diharapkan
dapat memberikan pengendalian masalah kesehatan, dengan proses internalvertikal, profinsi bertanggung jawab kepada seluruh sistem pelayanan
kesehatan masyarakt, juga melibatkan sistem penunjang komunitas sekolah,
perusahaan, dan pelayanan kesehatan swasta sebagai mitra yang saling
menunjang dan melengkapi.
Peran perusahaan yang dilaksanakan humas atau fungsi yang membidangi
kerjasama masyarakat di perusahaan melalui tanggung jawab sosial perusahaan
dapat membantu upaya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit sampai
dengan membantu melaksanakan pemetaan penyakit suatu daerah bekerjasama
dengan pelayanan kesehatan. Perlunya partisipasi perusahaan didalam sistem
kesehatan masyarakat akan memberikan persepsi positif bagi masyarakat
setempat dan sekaligus memperkuat sistem kesehatan masyarakat dalam hal
upaya promosi dan pencegahan dalam bidang kesehatan.
Dukungan layanan kesehatan swasta dibutuhkan untuk menerima proses
rujukan yang mana memiliki sarana dan prasarana layanan kesehatan yang
lebih lengkap termasuk tenaga medis atau spesialis / sentra kesehatan
khususnya rumah-rumah sakit khusus. Pelayanan kesehatan swasta yang
memiliki sentra keunggulan kesehatan bersama perusahaan dapat membantu
pelayanan
kesehatan
melalui
program
tanggung
jawab
sosial
dan
pengembangan komunitas mulai dari posyandu sampai dengan rumah sakit
pemerintah di tingkat kota/kabupaten dan propinsi.
Kemampuan ekonomi juga tidak dapat dipungkiri menjadi salah satu modal
untuk kesuksesan program kesehatan, termasuk untuk penyediaan fasilitas,
sarana dan prasarana guna mendukung implementasi pelayanan kesehatan.
Tanpa adanya pemasukan dari pengguna layanan kesehatan, kegiatan di rumah
sakit tentu akan terhambat. Disini lah prinsip keadilan pasar diterapkan di
beberapa rumah sakit swasta. Tidak ada yang salah dengan prinsip keadilan
pasar, begitu juga dengan keadilan sosial, yang terpenting adalah bagaimana
pembuat kebijakan mampu
memahami
potensi
diri
bangsa didalam
11. mengembangan sistem yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik bangsa
sendiri.
Dalam menangani masalah kesehehatan, Indonesia harus menggali
pemahaman potensi diri tanpa tergantung kepada pihak manapun, memahami
ancaman dan tantangan serta menyusun strategi yang juga mendukung
ketahanan dan keamanan nasional termasuk cadangan sumber daya alam dan
upaya tabungan nasional untuk mencapai dana abadi jaminan sosial sehingga
memberikan sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat didalam suatu ketahanan
sistem kesehatan masyarakat. Suatu masyarakat sehat yang tidak ada masalah
busung lapar, gizi buruk dan kurang nutrisi. Apalagi masalah yang terkait
dengan wabah penyakit seperti DBD yang seharusnya dengan sistem dan
ketersediaan sumber daya termasuk dana, infrastruktur, SDM dan lainnya
mampu mempertahankan dan mengembangkan sistem kesehatan masyarakat
yang lebih baik lagi.