Makalah ini membahas tentang pengertian, fungsi, keistimewaan, dan sejarah perkembangan Ulumul Qur'an. Ulumul Qur'an didefinisikan sebagai ilmu-ilmu yang berkaitan dengan Al-Qur'an, mulai dari penafsiran hingga kodifikasi. Fungsinya untuk mendapatkan penafsiran sesuai dengan tujuan syariat. Sejarahnya dimulai sejak abad ke-3 M, dengan semakin berkembang set
1. MAKALAH
MENGENAL SEJARAH PERKEMBANGAN DAN
KEISTIMEWAAN ULUMUL QUR‟AN
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Ulumul Qur‟an
Dosen Pengampu : Dr. H. Arja Imroni,M.Ag
DISUSUN OLEH
ACUM UWENG : 112 111 048
M.IHTIROZUN NI‟AM : 112 111 074
NURSODIK : 112 111 090
FAKULTAS SYARI‟AH
PRODI KONSENTRASI ILMU FALAK
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALI SONGO
3. BAB I
PENDAHULUAN
Definisi mengenai obyek yang kita pelajari adalah hal yang mutlak untuk dipahami
sebelum obyek tersebut dikaji. Supaya pembahasannya jelas dan tidak melebar kepada hal-
hal di luar ruang lingkup pembahasan. Karena sebagaimana kita ketahui bersama bahwa
dalam pendefinisian terdapat dua kriteria yang perlu diperhatikan yaitu Pencangkupan
keseluruhan hal yang berhubungan dengan pembahasan dan penolakan akan hal yang tidak
ada kaitannya sama sekali dengannya.Maka dari itu pendefinisian Ulumul Qur'an disini
menjadi sangat urgen untuk memahami cangkupannya dan membedakannya dari yang lain.
Disamping itu mengetahui sejarah munculnya sebuah ilmu juga tidak kalah
pentingnya dalam rangka antisipasi dan melestarikan cita-cita atau tujuan dari keberadaan
ilmu tersebut. Karena tidak bisa di pungkiri munculnya sesuatu yang baru atau dalam hal ini
adalah ulumul qur'an tidak lepas dari adanya masalah-masalah dan tujuan yang mendorong
munculnya imu tersebut. kesalahan dalam pengaplikasian konteks bahasa arab dan tujuan
untuk melestarikan pemahaman yang benar diharapkan akan tercapai ketika kita mengetahui
sejarah ulumul Qur'an itu sendiri.
Dari sini lah kami menganggap pembahasan-pembahasan tersebut cukup penting
untuk diketahui. termasuk juga fungsi dan keistimewaan Ulumul Qur'an.
Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Ulumul Qur'an ?
2. Apa fungsi dan keistimewaan Ulumul Qur'an?
3. Bagaimana Sejarah perkembangan ulumul qur'an?
4. BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ULUMUL QUR’AN
Ulumul Qur‟an merupakan gabungan dari lafadz Ulum dan Qur‟an. Untuk mengetahui
lebih jelas pengertian Ulumul qur‟an. Kita akan membahas satu per satu kata tersebut terlebih
dahulu.
1. Pengertian lafadz Ulum
Lafadz Ulum merupakan bentuk Jama‟ dari kata „Ilmu. Ilmu secara etimologis berarti
Faham atau tahu.Secara terminologis Ilmu mempunyai definisi-definisi yang berbeda sesuai
dengan latar belakang pendefinisi tersebut. Para filosof mengartikan bahwasanya ilmu adalah
konsep yang muncul dalam akal maupun keterkaitan jiwa dengan sesuatu menurut cara
pengungkapannya. Sedangkan Para Teologis mengartikan bahwasanya ilmu adalah sifat yang
bisa membedakan sesuatu tanpa kontradiksi.
Adapun Menurut Syara‟, ilmu adalah mengetahui dan memahami Ayat-ayat Allah dan
lafalnya berkenaan denagan Hamba dan mahluk-makhluknnya. Dari situlah Imam Ghozali
berpendapat bahwasanya ilmu sebagai objek yang wajib dipelajari oleh orang islam adalah
konsep tentanng ibadah,aqidah, tradisi, dan etika Islam secara lahir dan bathin.¹
Adapun pengertian ilmu menurut terminologi ulama juga bermacam-macam , namun yang
akan saya ungkapkan disini adalah pendapat yang diutarakan oleh Syekh Muhammad Abdul
Adzim Al-Zarqoni dalam Manahilul „irfannya. Beliau mengatakan bahwa ilmu adalah objek-
objek pengetahuan yang diatandai dengan satu aspek, baik dari aspek tematik maupun
tujuannya. Baik obyek itu berbentuk tashawwur ataupun tasdiq. Inilah pengertian yang
menurut beliau mudah dipahami ketika kita mengatakan “Saya belajar suatu ilmu, dan Ilmu
yang saya pelajari adalah begini.”
2. Pengertian lafadz qur‟an
a).Pengertian Etimologi
Secara Etimollogi lafadz Qur‟an itu sama dengan lafadz Qira‟ah, yang merupakan bentuk
masdar dari lafadz qoro‟a. Ini dapat dilihat dari firman Allah swt. Surat Al-Qiyamah ayat 17-
18. Yang artinya: Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumplkannya (di dadamu) dan
(membuatmu pandai) membacanya. Apabila kamu telah selesai membacanya, maka ikutilah
bacaaan itu. “
Dalam sebagian pendapat disebutkan bahsanya Al-Qur‟an bermakna Al jam‟u
(menghimpun,mengumpulkan atau merangkai). Ini tidak salah ketika lafdz Qara‟a (membaca)
dalam ayat tadi iitu diartikan sebagi merangkai huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang
lainnya dalam satu ungkapan yang teratur.
5. Ada banyak pendapat menganai asal-usul lafadz Al-qur‟an. Suatu pendapat mengatakan
bahwa lafadz Alqut‟an berasal dari lafadz qoro‟inu yang merupakan bentuk jamak dari
Qoronatis sya‟u bi sya‟i. Dan pendapat lain mengatakan bahwa lafadz al-qur‟an itu
merupakan nama sejak awal untuk kalam yang mengandung kemukjizatan dan diturunkan
kepada nabi Muhammad saw. Namun kedua pendapat ini di tolak oleh sebagian besar
pendapat ulama termasuk syekh Muhammad abdul Adzim Al-Zarqoni.
a) Pengertian terminologis
Tak mengherankan lagi bahwa Al-qur‟an adalah kalamullah. Dan telah
maklum bahwa lafadz kalam selain digunakan untuk menunjaukan makna masdar nya
(pembicaraaan) juga digunakan unutuk menunjukan makan maf‟ulnya (sesuatu yang
di bicarakan). Masing-masing dari makna tersbut ada yang bersifat lafdzi ( verbal )
dan ada juga nafsi (nonverbal-berada dalam jiwa). Ini terlihat dari kandungan surat
yusuf ayat 77, yang artinya : “ Maka Yusuf menyembunyikan kejengkelan itu pada
dirinya dan tidak menampakannya kepada mereka. Dia berkata (dalam hatinya) :
kamu lebih buruk kedudukanmu (sifat-sifatmu).
Para Ulama berbeda pendapat mengenai kajian Al-qur‟an, Apakah ia
termasuk dalam kalam nafsi atau kalam lafdzi. Ulama mutakalimin mengatakan
bahwa al-qur‟an adalah kalam nafsi, meskipun dalam salah satu definisi yang
diunkapkan mereka menyebut Al-qur‟an sebagai lafadz. Ini karena mereka meyakini
bahwa Al-qur‟an itu Qodim dan bukan mahluk Allah. Sedangkan di sisi lain ulama'
ushul, fiqh dan bahasa menyatakan bahwasannya al-Qur'an adalah kalam lafdzi.
adapun Al- Qur'an menurut Jumhur Ulama adalah kalamullah yang diturunkan
kepada nabi muhammad saw. yang mana dengan membacanya kita dianggap ibadah.1
3. Pengertian Ulumul Qur'an
Dari deskripsi yang telah disampaikan diatas, kita bisa menyimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan Ulumul Qur'an adalah Ilmu-ilmu yang mencakup
pembahasan-pembahasan yang berkaitan dengan Al-Qur'an dari sisi informasi
tentang Asbabun Nuzul (sebab-sebab tuunnya Al-Qur'an), kodifikasi dan tertib
penulisan Al-qur'an, ayat-ayat makkiyah, madaniyah, dan hal-hal lain yang berkaitan
dengan Al-Qur'an2
B. FUNGSI DAN KEUTAMAAN ULUMUL QUR’AN
1) Fungsi Ulumul Qur‟an
Adanya golongan yang bersifat radikal akhir-akhir ini tidak lepas dari
penafsiran mereka tentang Al-Qur‟an. Mereka yang toleranpun tidak lepas dari
1
Manna' al-Qoththan, Mabahits fi 'Ulumul Qur'an, Muasasah Ar-Risalah ,cet.30,1996,hal.21
2
Rosihun Anwar,Ulum al-qur'an,Pustaka Setia,cet.2. 2010,hal 12
6. interpretasi mereka akan ayat-ayat Al-Qur‟an. Dari sini bisa diketahui bahwa
sebuah penafsiran itu sangat berpengaruh pada implementasi keagamaan
seseorang. Untuk mengawal berjalannya penafsiran agama sesuai dengan yang
dikehendaki oleh syari‟at (maqosidus syari’ah), Maka disinilah tampak akan
urgensinya sebuah Ulumul Qur‟an.
Ulummul Qur‟an sangat dibutuhkan untuk mencaopai penafsiran yang sejalan
dengan maqosidus syari’ahnya.
2) Keutamaan Ulumul Qur‟an
Tidak dipungkiri lagi bahwa Al-Qur‟an adalah sumber dari segala
ilmu. Banyak teori-teori yang ditemukan belakang ini sesuai dengan ayat Al-
Qur‟an yang sudah turun ribuan tahun sebelumnya.Teori yang diungkapakan
Harun Yahya mengenai terbentuknya Bumi yang tidak tercipta secara
kebetulan, melainkan sudah diatur sedemikian rupa secara implisit itu sudah
ada dalam Al-Qur‟an surat Luqman ayat 10-11.
Dan untuk menggali nilai-nilai dan khazanah keilmuan yang ada dalam
Al-Qur‟an, Kita membutuhkan ilmu-ilmuyang berhubunngan dengannya. Dari
sinilah tampak keutamaan Ulumul Qur‟an dibanding dengan ilmu-ilmu yang
lain.
C. SEJARAH PERKEMBANGAN
1. Sejarah kemunculan istilah 'Ulumul Qur'an :
a. Pendapat Asy-Suyuthi dalam pengantar kitab Al-Itqan : Ulum Al-qur'an muncul
pada abad VI H. oleh Abu Al-Farj bin Al-Jauzi.
b. Pendapat Az-Zarqani: Ulumul Qur'an muncul pada awal abad V H. melalui tangan
Al-Hufi (w. 430 H.) dalam karyanya yang berjudul Al-Burhan fi Ulumul Qur'an.3
c. Pendapat Abu Syahbah: istilah Ulumul Qur'an muncul dengan ditulisnya kitab Al-
Mabani fi Nazhm Al-Ma'ani yang ditulis tahun 425 H. (abad V H.)
d. Pendapat Subhi Ash-Shalih: Istilah Ulumul Qur'an sudah muncul semenjak abad III
H., yaitu ketika Ibn Al-Mazuban menulis kitab yang berjudul Al-Hawi fi Ulumul
Qur'an.4
2. Perkembangan Ulumul Qur'an
(a) Masa Sebelum Kodifikasi Ulumul Qur'an
3
TM.Hasbi Ash-Shididdieqy,Ilmu-ilmu Al-Qur'an.(Semarang :Pustaka Rizki Putra,2009). Hal.3
4
op.cit. Hlm.26
7. Pada masa ini sebenarnya sudah timbul benih kemunculan Ulumul Qur'an yang
dirasakan semenjak Nabi masih ada. Hal ini ditandai dengan gairah semangat yang
terpancar dari sahabat dalam mempelajari sekaligus mengamalkan Al-Qur'an dengan
memahami ayat-ayat yang terkandung di dalamnya.
Perkembangan Al-qur'an pada massa ini hanya sebatas dari mulut ke mulut, belum
ada pembukuan teks Al-Qur'an karena ditakutkan tercampurnya Al-Qur'an dengan
sesuatu selain Al-Qur'an. Di samping itu Rosulullah saw juga merekomendasikan untuk
tidak menulis Al-Qur'an . dalam hadisnya beliau mengatakan :
“Janganlah Kalian menulisakan (sesuatu) dariku. Dan barang siapa menuliskan selain
Al-Qur'an, maka hendaklah ia menghapuskannya . Dan ceritakanlah (sesuatu yang
berasal) dariku,tak ada dosa. Namun barangsiapa mendustakanku secara sengaja, maka
hendaklah ia mempersiapkan tempat duduknya di neraka.5
(b) Masa Persiapan Kodifikasi Ulumul Qur'an
Pada masa kholifah Usman bin Affan islam telah tersebar luas. Orang-orang arab
yang turut serta dalam ekspansi wilayah berasimilasi dengan bangsa-bangsa yang tidak
mengenal bahasa arab. Sehingga dikhawatirkan Arabisitas bangsa itu akan lebur dan
Qur'an itu akan menjadi kabur bagi kaum muslimin bila ia tidak di himpun dalam sebuah
mushaf sehingga mengakibatkan kerusakan yang besar di dunia ini akibat salah dari
penginterpretasian dalam pemaknaan Al-Qur'an. Oleh karena itu, beliau memerintahkan
agar Al-Qur'an di himpun dalam satu mushaf. Mushaf inilah yang kemudian disebut
dengan Mushaf Ustmani.6
Pada masa Ali ra. terjadi banyak penyimpangan dalam membaca bahasa arab
sehingga beliau khawatir akan kekeliruan dalam membaca terlebih memahami Al-
Qur'an. Beliau memerintahkan Abu Aswad Ad-da'uliy untuk menyusun suatu metode
demi menjaga ketatabahasaan Al-Qur'an. Maka lahirlah ilmu nahwu dan I'robul Qur'an.7
Kemudian pada masa bani Umayyah, para pemuka sahabat dan tabi'in mengarahkan
perhatian mereka kepada penyebaran ilmu-ilmu al-qur'an tetapi ini hanya sebatas
periwayatan dan penerimaan. Jadi Ilmu-ilmu yang telah ada belum sempat terkodifikasi.
5
Al-Zarqoni, M. Abdul Adzim, manahil al-’urfan fi ulum al-qur’an, (Jakarta : Gaya Media Utama)2001. Hal.22
6
ibid.Hal.23
7
ibid
8. (c) Masa Kodifikasi ULumul Qur'an
Pada masa pengkodifikasian banyak bermunculan kitab-kitab dan ilmu-ilmu baru
mengenai Al-Qur'an meskipun pada awalnya ilmu yang dipioritaskan hanyalah Ilmu
Tafsir. Pada abad III H. muncul ilmu Asbabun Nuzul yang disusun oleh Ali bin Al-
Madiniy, Ilmu Nasikh wal mansukh, Ilmu Qira'at, dan Ilmu Makki Madani.
Pada abad IV H. muncul Ilmu Gharib al-Qur'an yang disusun Abu Bakar As-Sijistani.
begitulah seterusnya hingga abad ke XIV H.
BAB III
KESIMPULAN
Ulumul Qur'an yang merupakan kajian menganai pembahasan-pembahasan yang
berkaitan dengan Al-Qur'an mempunyai peran yang penting untuk menjaga ketatabahasaan
dan subtansi yang terkandung dalam Al-Qur'an. Karena dalam sejarahnya kesalahan-
kesalahan mengenai kebahasa araban yang menjadi bahasa Al-Qur'an sering kali muncul
seiring dengan tersebarnya Islam di luar wilayah arab.
Ulumul Qur'an ini mempunyai keistimewaan tersendiri dibandingkan denanilmu-ilmu
yang lain, karena Ilmu ini mengkaji tentang pembahasan-pembahasan yang berkaitan dengan
Al-Qur'an yang notabennya adalah sumber dari segala ilmu.
9. BAB IV
PENUTUP
Akhirnya kami mengucapkan puji syukur alhamdulillah karena kami bisa
menyelesaikan masalah ini, walaupun kami sadar bahwa tak ada gading yang tak retak. Maka
makalah ini pun masih jauhdari kesempurnaan. Untuk itu kami berharap kepada teman-teman
Mahasiswa terutama pada dosen pembimbing kami agar kiranya memberikan kritik yang
konstruktif sebagai masukan untuk kami.
10. DAFTAR PUSTAKA
Syadali, Ahmad dan Ahmad Rofi‟i. Ulumul Qur‟an. Pustaka Setia. Bandung. 2000
Ash Shiddieqy, M.Hasbi. Ilmu Hadits. Bulan Bintang. 1987
Ash Shidieqy, M. hasby. Ilmu Al-Qur‟an / Tafsir. Bulan Bintang. 1989
Al-Zarqoni, M. Abdul Adzim, manahil al-’urfan fi ulum al-qur’an, Jakarta : Gaya Media
Utama,2001
A. Partanto,Pius dan M. Dahlan. Kamus Ilmiah Populer,Surabaya.
Manna' al-Qoththan, Mabahits fi 'Ulumul Qur'an, Muasasah Ar-Risalah.1996