SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  68
Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah



  Ditjen Perimbangan Keuangan
    Departemen Keuangan RI
  Bali, 7 September 2007



           Copyright KSAP
Penggunaan, Pemanfaatan dan Pengamanan
      Barang Milik Negara/Daerah




               Copyright KSAP
DASAR HUKUM
   UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
   UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
    Negara
   PP 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
    Negara/Daerah
   Permendagri No. 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi
    Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintahan Daerah
   Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
    Pengelolaan Keuangan Daerah
   Permendagri No. 17 Tahun 2007 tentang Pedoman
    Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah
                                                        3
BARANG MILIK
      NEGARA/DAERAH (BMN/D)
    adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban
    APBN/APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah

   PEROLEHAN LAINNYA YANG SAH
      Barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang
       sejenis
      Barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/
       kontrak (kontrak karya, kontrak bagi hasil, kontrak kerja
       sama pemanfaatan)
      Barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan undang-
       undang (mis. UU Kepabeanan); atau
      Barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan
       yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap

                                                                4
ASAS-ASAS DALAM
   PENGELOLAAN BMN/D
FUNGSIONAL
KEPASTIAN HUKUM
TRANSPARANSI DAN KETERBUKAAN
EFISIENSI
AKUNTABILITAS
KEPASTIAN NILAI


                               5
PEJABAT PENGELOLAAN BMN/D
Menteri Keuangan selaku BUN adalah Pengelola Barang
Milik Negara

Gubernur/bupati/walikota  Pemegang Kekuasaan
Pengelolaan BMD

Sekretaris Daerah  Pengelola Barang Milik Daerah

Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah  Pengguna
Barang Milik Daerah

Menteri/pimpinan lembaga selaku pimpinan Kementerian
Negara/Lembaga adalah Pengguna Barang Milik Negara
                                                       6
TERMINOLOGI PENTING
           Penggunaan      Sebatas utk penyelenggaraan
                               Tupoksi Satuan Kerja



                           Sewa;
                           Pinjam Pakai;
BMN/D     Pemanfaatan      Kerja Sama Pemanfaatan;
                           Bangun Guna Serah (BGS)
                            & Bangun Serah Guna (BSG)



                           Penjualan;
        Pemindahtanganan   Tukar Menukar;
                           Hibah;
                           Penyertaan Modal Pemerintah
                                                   7
SISTEMATIKA

 PENGGUNAAN
 PEMANFAATAN

 PENGAMANAN




                     8
1
         PENGGUNAAN
                 adalah

kegiatan yang dilakukan oleh Pengguna
Barang dalam mengelola dan menatausahakan
BMN/D yang sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi instansi yang bersangkutan



                                            9
2

             PENGGUNAAN
1.   Status penggunaan BMN ditetapkan oleh pengelola Menkeu,
     sedangkan BMD ditetapkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota;
2. Penetapan status penggunaan tanah dan/atau bangunan dilakukan dengan
    memperhatikan:
        Digunakan untuk menyelenggarakan Tupoksi;
        Menunjang penyelenggaraan Tupoksi instansi yang bersangkutan.
3.    Penetapan status penggunaan atas BMN/D yang digunakan oleh selain
     kementerian negara/lembaga/SKPD dapat dilakukan sepanjang sesuai
     tugas pokok dan fungsi dan/atau dalam menjalankan penugasan
     pemerintah sebagai pelaksanaan kewajiban pelayanan umum


                                                                      10
Mekanisme Penetapan Status
           Penggunaan BMD
   Pengguna barang melaporkan barang milik daerah yang
    diterimanya kepada pengelola barang disertai dengan usul
    penggunaan;
   Pengelola barang meneliti laporan tersebut dan mengajukan
    usul penggunaan dimaksud kepada gubernur/bupati/walikota
    untuk ditetapkan status penggunaannya.
   Penetapan status penggunaan tanah dan/atau bangunan
    dilakukan dengan ketentuan bahwa tanah dan/atau bangunan
    tersebut diperlukan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas
    pokok dan fungsi pengguna barang dan/atau kuasa pengguna
    barang yang bersangkutan.


                                                              11
BMD Yang Tidak Digunakan
   Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang wajib menyerahkan
    tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan kepada gubernur/bupati/
    walikota melalui pengelola barang untuk barang milik daerah.
   Gubernur/bupati/walikota menetapkan barang milik daerah berupa tanah
    dan/atau bangunan yang harus diserahkan oleh pengguna barang karena
    sudah tidak digunakan untuk menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi
    instansi bersangkutan.
   Pengguna barang milik daerah yang tidak menyerahkan tanah dan/atau
    bangunan yang tidak digunakan untuk menyelenggarakan tugas pokok dan
    fungsi instansi yang bersangkutan kepada gubernur/bupati/walikota
    dikenakan sanksi berupa pembekuan dana pemeliharaan tanah dan/atau
    bangunan dimaksud.




                                                                       12
1
           PEMANFAATAN
                         adalah

pendayagunaan BMN/D yang tidak digunakan sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi kementerian/lembaga/satuan kerja
perangkat daerah, dalam bentuk sewa, pinjam pakai,
kerjasama pemanfaatan, dan Bangun Serah Guna/Bangun
Guna Serah dengan tidak mengubah status kepemilikan

                      Bentuk:
                 sewa, pinjam pakai,

               kerjasama pemanfaatan

               Bangun Guna Serah dan

                 Bangun Serah Guna

                                                          13
PEMANFAATAN                                      2




 Pemanfaatan BMD tidak perlu dengan persetujuan DPRD.
 Pemanfaatan tanah dan/atau bangunan yg telah diserahkan kepada
  Gubernur/Bupati/Walikota untuk BMD dilaksanakan oleh pengelola barang
  setelah mendapat persetujuan gubernur/ bupati/walikota.
 Pemanfaatan tanah dan/atau bangunan yang diperlukan untuk menunjang
  penyelenggaraan tupoksi pengguna barang/kuasa pengguna barang
  dilakukan oleh pengguna barang dengan persetujuan pengelola barang.
 Pemanfaatan BMD selain tanah dan/atau bangunan dilaksanakan oleh
  pengguna barang dengan persetujuan pengelola barang.
 Pemanfaatan barang milik negara/daerah dilaksanakan berdasarkan
  pertimbangan teknis (Kondisi BMD dan rencana penggunaan) dengan
  memperhatikan kepentingan negara/daerah dan kepentingan umum.



                                                                  14
3
                PEMANFAATAN
                              meliputi:

a. Sewa:
  adalah pemanfaatan BMN/D oleh pihak lain dalam jangka waktu
  tertentu dan menerima imbalan uang tunai.

b. Pinjam Pakai:
   adalah penyerahan penggunaan BMN/D antara pemerintah
   pusat dengan pemerintahdaerah atau antar pemerintah daerah dalam
   jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalan dan setelah
   jangka waktu tersebut berakhir diserahkan kembali kepada pengelola
   barang.


                                                                  15
PEMANFAATAN                                              4
 c. Kerjasama pemanfaatan:
 adalah pendayagunaan barang milik negara/daerah oleh pihak lain dalam jangka
      waktu tertentu dalam rangka peningkatan penerimaan negara bukan pajak/
      pendapatan daerah dan sumber pembiayaan lainnya

 d. Bangun guna serah
adalah pemanfaatan barang milik negara/daerah berupa tanah oleh pihak lain
      dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya,
      kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu
      tertentu yang telah disepakati, untuk selanjutnya diserahkan kembali tanah
      beserta bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya setelah berakhirnya
      jangka waktu
 e. Bangun serah guna
 adalah pemanfaatan barang milik negara/daerah berupa tanah oleh pihak lain
      dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, dan
      setelah selesai pembangunannya diserahkan untuk didayagunakan oleh pihak
      lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang disepakati.



                                                                            16
1

                      SEWA
   Penyewaan atas barang milik daerah (tanah dan/atau
    bangunan yang sudah diserahkan oleh pengguna
    barang kepada gubernur/bupati/ walikota)
    dilaksanakan oleh pengelola barang setelah mendapat
    persetujuan gubernur/bupati/ walikota.
   Penyewaan atas barang milik negara/daerah (sebagian
    tanah dan/atau bangunan yang masih digunakan oleh
    pengguna barang, selain tanah dan/atau bangunan)
    dilaksanakan oleh pengguna barang setelah mendapat
    persetujuan pengelola barang.
                                                     17
2
                                SEWA
   Barang milik daerah dapat disewakan kepada pihak lain
    sepanjang menguntungkan negara/daerah.
   Jangka waktu penyewaan barang milik daerah paling lama
    lima tahun dan dapat diperpanjang.
   Penetapan formula besaran tarif sewa dilakukan oleh
    gubernur/bupati/walikota.
   Penyewaan dilaksanakan berdasarkan surat perjanjian sewa-
    menyewa, yang sekurang-kurangnya memuat:
    1.   pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian;
    2.   jenis, luas atau jumlah barang, besaran sewa, dan jangka waktu;
    3.   tanggung jawab penyewa atas biaya operasional dan pemeliharaan
         selama jangka waktu penyewaan;
    4.   persyaratan lain yang dianggap perlu.
   Hasil penyewaan merupakan penerimaan negara/daerah dan
    seluruhnya wajib disetorkan ke rekening kas umum
    negara/daerah
                                                                           18
Pinjam Pakai
   Pinjam pakai barang milik negara/daerah dilaksanakan antara
    pemerintah pusat dengan pemerintah daerah atau antar
    pemerintah daerah.
   Jangka waktu pinjam pakai barang milik negara/daerah paling
    lama dua tahun dan dapat diperpanjang.
   Pinjam pakai dilaksanakan berdasarkan surat perjanjian yang
    sekurang-kurangnya memuat:
    1.   pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian;
    2.   jenis, luas atau jumlah barang yang dipinjamkan, dan jangka waktu;
    3.   tanggung jawab peminjam atas biaya operasional dan pemeliharaan
         selama jangka waktu peminjaman;
    4.   persyaratan lain yang dianggap perlu.


                                                                              19
1

           Kerjasama Pemanfaatan
   Kerjasama pemanfaatan barang milik daerah dengan pihak lain dilaksanakan dalam
    rangka:
     1. mengoptimalkan daya guna dan hasil guna barang milik daerah;

     2. meningkatkan pendapatan daerah.
   Kerjasama pemanfaatan barang milik daerah dilaksanakan dengan bentuk:
     1. kerja sama pemanfaatan barang milik daerah atas tanah dan/atau bangunan
        yang sudah diserahkan oleh pengguna barang kepada gubernur/bupati/
        walikota;
     2. kerja sama pemanfaatan atas sebagian tanah dan /atau bangunan yang masih
        digunakan oleh pengguna barang;
     3. kerja sama pemanfaatan atas barang milik negara/daerah selain tanah dan/atau
        bangunan.
   Kerjasama pemanfaatan atas barang milik daerah (tanah dan/atau bangunan yang
    sudah diserahkan oleh pengguna barang kepada gubernur/bupati/ walikota)
    dilaksanakan oleh pengelola barang setelah mendapat persetujuan gubernur/bupati/
    walikota.
   Kerjasama pemanfaatan atas barang milik negara/daerah (sebagian tanah dan /atau
    bangunan yang masih digunakan oleh pengguna barang, selain tanah dan/atau
    bangunan) dilaksanakan oleh pengguna barang setelah mendapat persetujuan
    pengelola barang.
                                                                                  20
2
                Kerjasama Pemanfaatan
   Kerjasama pemanfaatan atas barang milik negara/daerah dilaksanakan dengan
    ketentuan sebagai berikut:
     1.   tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
          Negara/Daerah untuk memenuhi biaya operasional/pemeliharaan/perbaikan yang
          diperlukan terhadap barang milik negara/daerah di maksud;
     2.   mitra kerjasama pemanfaatan ditetapkan melalui tender dengan mengikutsertakan
          sekurang-kurangnya lima peserta/peminat, kecuali untuk barang milik negara/daerah
          yang bersifat khusus dapat dilakukan penunjukan langsung;
     3.   mitra kerjasama pemanfaatan harus membayar kontribusi tetap ke rekening kas umum
          negara/daerah setiap tahun selama jangka waktu pengoperasian yang telah ditetapkan dan
          pembagian keuntungan hasil kerjasama;
     4.   besaran pembayaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan hasil kerjasama
          pemanfaatan ditetapkan dari hasil perhitungan tim yang dibentuk oleh pejabat yang
          berwenang;
     5.   besaran pembayaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan hasil kerjasama
          pemanfaatan harus mendapat persetujuan pengelola barang;
     6.   selama jangka waktu pengoperasian, mitra kerjasama pemafaatan dilarang menjaminkan
          atau menggadaikan barang milik negara/daerah yang menjadi obyek kerjasama
          pemanfaatan;
     7.   jangka waktu kerjasama pemanfaatan paling lama tiga puluh tahun sejak perjanjian
          ditandatangani dan dapat diperpanjang.
   Semua biaya berkenaan dengan persiapan dan pelaksanaan kerjasama pemanfaatan
    tidak dapat dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah .
                                                                                              21
PENGAMANAN

 Lingkup: Pengamanan administrasi, fisik, dan hukum
    Pengamanan Administrasi: pembukuan, inventarisasi,
     pelaporan BMD,
    Pengamanan Fisik: mis. Penyimpanan, pemagaran dll.
    Pengamanan Hukum: sertifikasi tanah, bukti status
     kepemilikan BMD




                                                      22
BUKTI STATUS                          1



   Barang milik daerah berupa tanah harus
    disertifikatkan atas nama pemerintah daerah yang
    bersangkutan.
   Barang milik daerah berupa bangunan harus
    dilengkapi dengan bukti kepemilikan atas nama
    pemerintah daerah yang bersangkutan.
   Barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan
    harus dilengkapi dengan bukti kepemilikan atas nama
    pemerintah daerah yang bersangkutan.

                                                        23
BUKTI STATUS                     2



    Bukti kepemilikan barang milik daerah wajib
    disimpan dengan tertib dan aman.
   Penyimpanan bukti kepemilikan barang milik
    daerah dilakukan oleh pengelola barang.




                                                   24
Pemeliharaan, Penilaian, Penghapusan
dan Pemindahtanganan Barang Milik
          Negara/Daerah




                                       25
SISTEMATIKA
   Pemeliharaan
   Penilaian
   Penghapusan
   Pemindahtanganan




                          26
PEMELIHARAAN

                 adalah

suatu rangkaian kegiatan untuk menjaga
kondisi dan memperbaiki semua BMN/D agar
selalu dalam keadaan baik dan siap untuk
digunakan secara berdaya guna dan berhasil
guna.
                                         27
PEMELIHARAAN

   Pengguna barang dan/atau kuasa pengguna barang
    bertanggung jawab atas pemeliharaan barang milik negara/
    daerah yang ada di bawah penguasaannya.
   Pemeliharaan dilaksanakan dgn berpedoman pada Daftar
    Kebutuhan Pemeliharaan Barang (DKPB)
   Biaya pemeliharaan barang milik negara/daerah
    dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
    Negara/ Daerah.
   Kuasa Pengguna Barang wajib membuat daftar hasil
    pemeliharaan barang untuk dilaporkan kepada Pengguna
    Barang secara periodik.
                                                           28
PENILAIAN
                              adalah:
     suatu proses kegiatan penelitian yang selektif didasarkan
     pada data/fakta yang obyektif dan relevan dengan
     menggunakan metode/teknik tertentu untuk memperoleh
     nilai BMN/D

                              Tujuan:
5.   Untuk menyusun neraca;
6.   Pemanfaatan; dan
7.   Pemindahtangan.

                           Pedoman:
     Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
                                                                 29
lanjutan
                    PENILAIAN
 Penilaian BMN/D dalam rangka penyusunan neraca awal ,
   berpedoman pada SAP oleh Tim Penilai, dan dapat melibatkan
   Penilai Independen yg bersertifikat;
 Penilaian BMN/D dalam rangka pemanfaatan dan
   pemindahtanganan yang berupa tanah dan/atau bangunan
   oleh Tim Penilai dan dapat melibatkan Penilai independen yg
   berijin, berdasarkan nilai transaksi dengan estimasi terendah
   menggunakan nilai NJOP
 Penilaian BMD dalam rangka pemanfaatan dan
   pemindahtanganan yang berupa selain tanah dan/atau
   bangunan oleh Tim Penilai dan dapat melibatkan penilai
   independen yg berijin, berdasarkan nilai transaksi.

                                                             30
Penghapusan

                    adalah

tindakan menghapus BMN/D dari daftar barang
dengan menerbitkan surat keputusan dari pejabat
yang berwenang untuk membebaskan Pengguna dan/
atau Kuasa Pengguna Barang dan/atau Pengelola
Barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik
atas barang yang berada dalam penguasaannya.

                                                31
PENGHAPUSAN DAN PEMUSNAHAN

                   PENGHAPUSAN:


- Penghapusan dari Daftar Barang Pengguna pada Pengguna
  Barang;
- Penghapusan dari Daftar BMN/D pada Pengelola Barang.


                    PEMUSNAHAN:

Pemusnahan sebagai tindak lanjut dari penghapusan karena:

c) tidak dapat dimanfaatkan;
d) tidak dapat dipindahtangankan; atau
e) alasan lain sesuai ketentuan perundang-undangan.   32
Lanjutan
               PENGHAPUSAN

                                 Penjualan           Hibah
              Pemindahtanganan

                                 Tukar Menukar       PMP



                                   Tidak dapat digunakan

                                   Tidak dapat dimanfaatkan
PENGHAPUSAN   Pemusnahan
                                   Tidak dapat dipindahtangankan

                                   Pelaksanaan UU, seperti
                                   (UU Kepabenanan, selundupan, dll)


                                 Putusan                Pemerintah
                                 Pengadilan             digugat, kalah,
              Alasan lain                               hapuskan



                                  Force                 Bencana Alam,
                                  majeure               Kebakaran 33
PEMINDAHTANGANAN                         1




                         adalah



pengalihan kepemilikan BMN/D sebagai tindak lanjut dari
penghapusan dengan cara dijual, dipertukarkan, dihibahkan
atau disertakan sebagai modal pemerintah.




                                                      34
PEMINDAHTANGANAN                                       2


                           meliputi:


a. Penjualan:
adalah pengalihan kepemilikan BMN/D kepada pihak lain dengan
menerima penggantian dalam bentuk uang.


b. Tukar-menukar:
adalah pengalihan kepemilikan BMN/D yang dilakukan antara pemerintah
daerah dengan pemerintah pusat, antar pemerintah daerah, atau antara
pemerintah daerah dengan pihak lain, dengan menerima penggantian dalam
bentuk barang, sekurang-kurangnya dengan nilai seimbang.




                                                                 35
PEMINDAHTANGANAN                                 3




c. Hibah:
 adalah pengalihan kepemilikan BMN/D antara
 pemerintah daerah dengan pemerintah pusat, antar
 pemerintah daerah, atau dari pemerintah pusat/daerah
 kepada pihak lain, tanpa memperoleh penggantian.

d. Penyertaan Modal Pemerintah:
adalah pengalihan kepemilikan BMN/D yang semula
merupakan kekayaan yang tidak dipisahkan menjadi
kekayaan yang dipisahkan untuk diperhitungkan sebagai
modal/saham negara/daerah pada BUMN/D, atau badan
hukum lainnya yang dimiliki negara/daerah.

                                                        36
PEMINDAHTANGANAN                                 4


   Pemindahtanganan BMD berupa tanah dan/atau bangunan
    harus persetujuan DPRD dengan beberapa pengecualian.
   Pengecualian tersebut meliputi tanah dan/atau bangunan
    yang :
     1. sudah tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau penataan

        kota;
     2. harus dihapuskan karena anggaran untuk bangunan

        pengganti sudah disediakan dalam dokumen penganggaran;
     3. diperuntukkan bagi pegawai negeri;

     4. diperuntukkan bagi kepentingan umum;

     5. dikuasai Negara berdasarkan keputusan pengadilan, yang

        telah memiliki kekuatan hukum tetap dan/atau berdasarkan
        ketentuan perundang-undangan, yang jika status
        kepemilikannya dipertahankan tidak layak secara ekonomis.
   Pemindahtanganan BMD selain tanah dan bangunan dengan
    nilai diatas Rp. 5 M (BMD) harus dengan persetujuan DPRD;    37
MEKANISME PERSETUJUAN/PERIJINAN

Subyek                         Kewenangan dan Jenis BMD
                           Tanah dan Bangunan                     Selain Tanah
                                                                   Bangunan
                   Tdk dikecualikan Dikecualikan
DPRD               (Semua nilai)        (semua nilai) Tanpa   > 5 Milyar
                   Izin persetujuan     izin persetujuan      Persetujuan


Gubernur,         Menetujui penetapan   Memberi Izin          < 5 Milyar
Bupati, Walikota  usul                  Persetujuan           Persetujuan
                  Surat persetujuan     (Semua nilai)
                  pelaksanaan
Setda (Pengelola)  Pelaksanaan          Pelaksanaan            SK
                   SK penghapusan       SK penghapusan          Penghapusan
                    DBMD                  DBMD                    DBMD

Dinas              Penyerahan => tdk    Penyerahan => tdk      Pelaksanaan
(Pengguna)         sesuai Tupoksi       sesuai Tupoksi         SK

                                                                Penghapusan
                                                                DBP         38
PERTIMBANGAN & CARA PENJUALAN

 Pertimbangan:
  a. Optimalisasi BMD berlebih atau idle;
  b. lebih menguntungkan apabila dijual;
  c. sebagai pelaksanaan ketentuan
     perundangan;

 Cara Penjualan:
  secara lelang, kecuali: BMD yang bersifat khusus
  dan BMD lainnya dgn penetapan dari yang
  berwenang

                                                39
MEKANISME PENJUALAN
Pengguna Barang mengajukan usul penjualan
 kepada Pengelola Barang

Pengelola Barang meneliti dan mengkaji usul
 penjualan yang diajukan oleh Pengguna Barang
 sesuai dengan kewenangannya

Pengelola Barang mengeluarkan keputusan untuk
 menyetujui atau tidak menyetujui usulan penjualan
 yang diajukan oleh Pengguna Barang dalam batas
 kewenangannya
                                                40
lanjutan

  MEKANISME PENJUALAN
 Untuk penjualan yang memerlukan persetujuan
  Gubernur/Bupati/ Walikota atau DPRD,
  Pengelola Barang mengajukan usul penjualan
  disertai dgn pertimbangan atas usulan tsb.
 Penerbitan persetujuan pelaksanaan oleh
  Pengelola Barang setelah mendapat
  persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota atau
  DPRD.
 Hasil penjualannya wajib disetor seluruhnya ke
  Rekening Kas Umum Daerah sebagai
  penerimaan daerah.
                                               41
PERTIMBANGAN & SYARAT HIBAH

Pertimbangan:
 Dilakukan dengan pertimbangan untuk
 kepentingan sosial, keagamaan, kemanusiaan,
 dan penyelenggaraan pemerintahan pusat/
 daerah.
Syarat:
 a. Bukan merupakan barang rahasia negara;
 b. Bukan merupakan barang yang menguasai
    hajat hidup orang banyak;
 c. Tidak digunakan lagi dlm penyelenggaraan
    tupoksi dan penyelenggaraan pemerintahan
    daerah.                                  42
MEKANISME HIBAH TANAH/BANGUNAN
 Pengelola Barang mengajukan usul hibah tanah
 dan/atau bangunan kepada Gubernur/Bupati/
 Walikota disertai dengan alasan/pertimbangan,
 dan kelengkapan data;
 Gubernur/Bupati/Walikota meneliti dan mengkaji
  berdasarkan pertimbangan dan syarat hibah;
 Gubernur/Bupati/Walikota mempertimbangkan
  penetapan dan/atau persetujuan hibah (dan
  mengajukan kepada DPRD untuk yang tidak
  dikecualikan;
 Pengelola Barang melaksanakan hibah berpedoman
  pada persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota;
 Pelaksanaan serah terima barang yang dihibahkan
 dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima Barang.   43
MEKANISME
  HIBAH SELAIN TANAH/BANGUNAN

 Pengguna Barang mengajukan usulan kepada
  kelengkapan data, dan hasil pengkajian tim intern
  instansi Pengguna Barang ;
 Pengelola Barang meneliti dan mengkaji
  berdasarkan pertimbangan dan syarat hibah;
 Pengelola Barang mempertimbangkan untuk
  menyetujui sesuai batas kewenangannya;
 Pengguna Barang melaksanakan hibah dengan
  berpedoman pada persetujuan Pengelola Barang;
 Pelaksanaan serah terima hibah harus dituangkan
  dalam Berita Acara Serah Terima Barang.
                                                      44
PERTIMBANGAN TUKAR-MENUKAR

  untuk memenuhi kebutuhan operasional
  penyelenggaraan pemerintahan;

  untuk optimalisasi Barang Milik Daerah; dan

  tidak tersedia dana dalam APBD.




                                                 45
MEKANISME TUKAR-MENUKAR
     TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
 Pengelola Barang mengajukan usul tukar menukar tanah dan/atau
  bangunan kepada Gubernur/Bupati/Walikota disertai alasan/
  pertimbangan, dan kelengkapan data;
 Gubernur/Bupati/Walikota meneliti dan mengkaji alasan/
  pertimbangan perlunya tukar menukar tanah dan/atau bangunan dari
  aspek teknis, ekonomis, dan yuridis;
 Gubernur/Bupati/Walikota mempertimbangkan
  menyetujui/mengusulkan ke DPRD utk yg tdk dikecualikan &
  membuat penetapkan;
 Tukar menukar tanah dan/atau bangunan dilaksanakan melalui
  proses persetujuan;
 Pengelola Barang melaksanakan tukar menukar dengan berpedoman
  pada persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota;
 Pelaksanaan serah terima barang yang dilepas dan barang pengganti
  harus dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima Barang.
                                                               46
MEKANISME TUKAR-MENUKAR
SELAIN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
  Pengguna Barang mengajukan usulan kepada Pengelola
     Barang disertai alasan/pertimbangan, kelengkapan data,
      dan hasil pengkajian tim intern instansi Pengguna
   Barang;
  Pengelola Barang meneliti dan mengkaji alasan/
   pertimbangan dari aspek teknis, ekonomis, dan yuridis;
  Pengelola Barang dapat mempertimbangkan untuk
   menyetujui sesuai batas kewenangannya;
  Pengguna Barang melaksanakan tukar menukar dengan
    berpedoman pada persetujuan Pengelola Barang;
  Pelaksanaan serah terima barang yang dilepas dan
   barang pengganti harus dituangkan dalam Berita Acara
   Serah Terima Barang.
                                                        47
PERTIMBANGAN
PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH

 PMPD atas BMD dilakukan dalam rangka pendirian,
  pengembangan, dan peningkatan kinerja BUMN/D atau
  badan hukum lainnya yang dimiliki negara/daerah;
 BMD yang dari awal pengadaannya sesuai dokumen
  penganggaran diperuntukkan bagi BMN/D atau badan
  hukum lainnya yang dimiliki negara/daerah dalam rangka
  penugasan pemerintah; atau
 BMD lebih optimal apabila dikelola oleh BUMN/D atau
  badan hukum lainnya yang dimiliki negara/daerah baik
  yang sudah ada maupun yang akan dibentuk.


                                                     48
MEKANISME PMPD
TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

 Pengelola Barang mengajukan usul PMPD
  kepada Gubernur/Bupati/Walikota disertai dengan
  alasan/pertimbangan, dan kelengkapan data;
 Gubernur/Bupati/Walikota meneliti dan mengkaji
   berdasarkan pertimbangan dan syarat PMPD;
 Gubernur/Bupati/Walikota mempertimbangkan
  untuk menetapkan dan/atau menyetujui tanah
  dan/atau bangunan yang akan disertakan
  sebagai modal pemerintah;
 Proses persetujuan PMPD dilaksanakan dengan
   berpedoman pada ketentuan;
                                              49
MEKANISME PMPD                                    lanjutan

TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
 Pengelola Barang melaksanakan PMPD dengan
  berpedoman pada persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota;
 Pengelola Barang menyiapkan Raperda tentang PMPD
  dengan melibatkan instansi terkait;
 Penyampaian Raperda kepada DPRD untuk ditetapkan;
 Serah terima barang kepada BUMN/D atau badan
  hukum lainnya milik negara/daerah yang dituangkan
  dalam Berita Acara Serah Terima Barang setelah
  Peraturan Pemerintah/Peraturan Daerah ditetapkan.




                                                     50
MEKANISME PMPD
SELAIN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
 Pengguna Barang mengajukan usulan kepada Pengelola
  Barang disertai alasan/pertimbangan, kelengkapan data,
  dan hasil pengkajian tim intern instansi Pengguna Barang;
 Pengelola Barang meneliti dan mengkaji berdasarkan
  pertimbangan dan syarat PMPD;
 Pengelola Barang mempertimbangkan untuk menyetujui
  sesuai batas kewenangannya;
 Pengelola Barang menyiapkan Raperda tentang PMPD
  dengan melibatkan instansi terkait;
 Penyampaian Raperda kepada DPRD untuk ditetapkan;
 Serah terima barang kepada BUMN/D dengan Berita Acara
  Serah Terima setelah PERDA ditetapkan.

                                                       51
Penatausahaan, Pembinaan,
Pengawasan dan Pengendalian Barang
       Milik Negara/Daerah




                                     52
SISTEMATIKA

   Penatausahaan;
   Pembinaan;
   Pengawasan; dan
   Pengendalian




                           53
I. PENATAUSAHAAN

       A. PENGERTIAN
B. LINGKUP PENATAUSAHAAN
       C. PEMBUKUAN
      D. INVENTARISASI
       E. PELAPORAN

                           54
PENATAUSAHAAN

            adalah

rangkaian kegiatan yang meliputi
  pembukuan, inventarisasi, dan
      pelaporan barang milik
  negara/daerah sesuai dengan
     ketentuan yang berlaku.   55
B. LINGKUP PENATAUSAHAAN



a. Pembukuan :



         b. Inventarisasi:




                  c. Pelaporan:


                                  56
PEMBUKUAN
   Kuasa Pengguna Barang
       Pendaftaran dan pencatatan pada Daftar Barang Kuasa
        Pengguna (DBKP) dengan penggolongan dan kodifikasi yang
        ditentukan Pengelola Barang

   Pengguna Barang:
       Pendaftaran dan pencatatan pada Daftar Barang Pengguna
        (DBP) dengan penggolongan dan kodifikasi yang ditentukan
        Pengelola Barang
       Penyimpanan bukti kepemilikan selain tanah dan bangunan

   Pengelola Barang:
       Pencatatan dalam Daftar Barang Milik Negara/Daerah (DBMD)
       Penyimpanan bukti kepemilikan tanah dan bangunan


                                                                   57
INVENTARISASI
   Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan
    pendataan, pencatatan, dan pelaporan hasil pendataan
    barang milik negara/daerah
   Pengguna Barang melakukan inventarisasi BMN/D minimal 5 tahun
    sekali (sensus barang), yang hasilnya disampaikan kepada Pengelola
    Barang;
   Persediaan dan Konstruksi Dalam Pengerjaan dilaksanakan
    inventarisasi (antara lain dengan opname fisik) oleh Pengguna Barang
    setiap tahun anggaran;
   Pengguna Barang wajib menyampaikan laporan hasil inventarisasi
    kepada Pengelola Barang selambat-lambatnya tiga bulan setelah
    selesainya inventarisasi.
   Pengelola barang melakukan inventarisasi BMN/D berupa tanah dan/
    atau bangunan yang berada dalam penguasaannya sekurang-
    kurangnya sekali dalam lima tahun.

                                                                      58
PELAPORAN
   Kuasa Pengguna Barang
       Menyusun Laporan Barang Kuasa Pengguna Semester (LBKPS)
        dan Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan (LBKPT),
        disampaikan ke Pengguna Barang
   Pengguna Barang
       Menyusun Laporan Barang Pengguna Semester (LBPS) dan
        Laporan Barang Pengguna Tahunan (LBPT), disampaikan ke
        Pengelola Barang
   Pengelola Barang
       Menyusun Laporan Barang Milik Daerah Semesteran (LBMDS)
        dan Laporan Barang Milik Daerah Tahunan (LBMDT)
       LBMD sebagai bahan untuk penyusunan Neraca Pemerintah
        Daerah

                                                                  59
PEMBINAAN
   Menteri Keuangan
       menetapkan kebijakan umum pengelolaan BMN/D
       Menetapkan kebijakan teknis pengelolaan BMN
       Melakukan pembinaan pengelolaan BMN

   Menteri Dalam Negeri
       Menetapkan kebijakan teknis pengelolaan BMD
       Melakukan pembinaan pengelolaan BMD



                                                      60
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

 Pengguna Barang pemantauan secara teknis dan
   penertiban terhadap penggunaan, penatausahaan,
   pemeliharaan, dan pengamanan yang berada di bawah
   penguasaannya
 Pelaksanaan pemantauan dan penertiban pada kantor/satuan
   kerja dilaksanakan oleh Kuasa Pengguna Barang
 Pengguna Barang dan Kuasa Pengguna Barang dapat
   meminta pengawas fungsional untuk mengaudit tindak lanjut
   hasil pemantauan dan penertiban tersebut.
 Hasil audit oleh Pengguna Barang dan Kuasa Pengguna
   Barang ditindaklanjuti secara administratif dan proses hukum
   sesuai ketentuan perundang-undangan.

                                                           61
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

 Pengelola Barang berwenang untuk melakukan pemantauan
  dan investigasi atas pelaksanaan penggunaan, dalam rangka
  penertiban penggunaan Barang sesuai ketentuan yang berlaku.
  (Investigasi adalah penyelidikan dengan mencatat atau
  merekam fakta-fakta; melakukan peninjauan dengan tujuan
  memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan (peristiwa-
  peristiwa) yang berkaitan dengan penggunaan, pemanfaatan,
  dan pemindahtanganan barang milik negara/daerah.)
 Gubernur/bupati/walikota dapat meminta aparat pengawas
  fungsional untuk melakukan audit atas pelaksanaan
  penggunaan BMD.
 Hasil audit tersebut disampaikan kepada gubernur/bupati/
  walikota untuk ditindaklanjuti sesuai kewenangannya    62
Pengawasan BMN/D
   Pengguna barang melakukan pemantauan dan
    penertiban terhadap penggunaan, pemanfaatan,
    pemindahtanganan, penatausahaan,
    pemeliharaan, dan pengamanan BMN/D




                                               63
D. PENGELOLAAN BMD PADA BLU



Pengelolaan Barang Milik Daerah yang
digunakan BLU mengikuti ketentuan-
ketentuan yang diatur dalam PP ini,
kecuali terhadap barang-barang tertentu
yang diatur secara tersendiri dalam PP
tentang BLU.


                                          64
INSENTIF PENGELOLAAN


 Pengelolaan BMD yg mengakibatkan pendapatan &
   penerimaan negara/daerah dpt diberikan insentif kpd
   pegawai ybs, yg besarnya ditentukan oleh
   Gubernur/Bupati/Walikota
 Pejabat/Pegawai selaku pengurus barang dalam
   melaksanakan tugas rutinnya dapat diberikan insentif
   dan besarnya disesuaikan dgn kemampuan keuangan
   daerah
 Pengelolaan Barang Milik Daerah yang digunakan BLU
   mengikuti ketentuan-ketentuan yang diatur dalam PP ini,
   kecuali terhadap barang-barang tertentu yang diatur
   secara tersendiri dalam PP tentang BLU.
                                                             65
SANKSI
• Dlm hal terjadi kerugian negara/daerah krn
  penyalahgunaan/pelanggaran hukum atas
  pengelolaan barang, penggunaan barang,
  pengurusan barang, dan/atau kekurangan
  perbendaharaan diselesaikan melalui tuntutan
  ganti rugi sesuai dgn peraturan perUUan yg
  berlaku

• Setiap pihak yang mengakibatkan kerugian
  negara/daerah tsb dapat dikenakan sanksi
  administratif dan/atau sanksi pidana sesuai
                                                 66
  dengan peraturan perundang-undangan.
PENGATURAN LEBIH LANJUT



Ketentuan lebih lanjut mengenai
pengelolaan barang milik daerah
 diatur dalam Peraturan Daerah



                                  67
TERIMA KASIH


   SEMOGA SUKSES
               68

Contenu connexe

Tendances

Audit SPI atas Pengelolaan BMN.pdf
Audit  SPI  atas Pengelolaan BMN.pdfAudit  SPI  atas Pengelolaan BMN.pdf
Audit SPI atas Pengelolaan BMN.pdfSujatmiko Wibowo
 
Permen no.19 th_2016 ttg pedoman pengelolaan barang milik daerah
Permen no.19 th_2016 ttg pedoman pengelolaan barang milik daerahPermen no.19 th_2016 ttg pedoman pengelolaan barang milik daerah
Permen no.19 th_2016 ttg pedoman pengelolaan barang milik daerahUlfah Hanum
 
Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan DaerahPengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan DaerahSujatmiko Wibowo
 
Perencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPerencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPSEKP - UGM
 
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen PerencanaanKeterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen PerencanaanDadang Solihin
 
Manajemen aset
Manajemen aset Manajemen aset
Manajemen aset 93220872
 
Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah
Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan DaerahPerencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah
Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Inventarisasi Aset Desa - Sugeng - Malming 03 April 2021
Inventarisasi Aset Desa - Sugeng - Malming  03 April 2021Inventarisasi Aset Desa - Sugeng - Malming  03 April 2021
Inventarisasi Aset Desa - Sugeng - Malming 03 April 2021TV Desa
 
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan PemerintahPerencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan PemerintahSujatmiko Wibowo
 
Rencana Kerja Pemerintah
Rencana Kerja Pemerintah Rencana Kerja Pemerintah
Rencana Kerja Pemerintah Dadang Solihin
 
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalSistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalDadang Solihin
 
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Dadang Solihin
 
Pola KERJA SAMA BUMN_KSP, BOT, BOO, dll
Pola KERJA SAMA BUMN_KSP, BOT, BOO, dllPola KERJA SAMA BUMN_KSP, BOT, BOO, dll
Pola KERJA SAMA BUMN_KSP, BOT, BOO, dllKanaidi ken
 
BMD - Konsep dasar hukum.ppt
BMD - Konsep dasar hukum.pptBMD - Konsep dasar hukum.ppt
BMD - Konsep dasar hukum.pptabdul800639
 
PELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).ppt
PELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).pptPELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).ppt
PELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).pptMAHMUN SYARIF
 
Pengawasan dan Pengendalian BMN.pdf
Pengawasan dan Pengendalian BMN.pdfPengawasan dan Pengendalian BMN.pdf
Pengawasan dan Pengendalian BMN.pdfSujatmiko Wibowo
 
Organisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerahOrganisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerahSunar Shun Shun
 
Penatausahaan Keuangan Desa
Penatausahaan Keuangan DesaPenatausahaan Keuangan Desa
Penatausahaan Keuangan DesaSujatmiko Wibowo
 
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Penyusunan  RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD  Penyusunan  RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD Dadang Solihin
 
Perencanaan dan Penganggaran Publik
Perencanaan dan Penganggaran PublikPerencanaan dan Penganggaran Publik
Perencanaan dan Penganggaran PublikSujatmiko Wibowo
 

Tendances (20)

Audit SPI atas Pengelolaan BMN.pdf
Audit  SPI  atas Pengelolaan BMN.pdfAudit  SPI  atas Pengelolaan BMN.pdf
Audit SPI atas Pengelolaan BMN.pdf
 
Permen no.19 th_2016 ttg pedoman pengelolaan barang milik daerah
Permen no.19 th_2016 ttg pedoman pengelolaan barang milik daerahPermen no.19 th_2016 ttg pedoman pengelolaan barang milik daerah
Permen no.19 th_2016 ttg pedoman pengelolaan barang milik daerah
 
Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan DaerahPengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan Daerah
 
Perencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPerencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBN
 
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen PerencanaanKeterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
 
Manajemen aset
Manajemen aset Manajemen aset
Manajemen aset
 
Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah
Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan DaerahPerencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah
Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah
 
Inventarisasi Aset Desa - Sugeng - Malming 03 April 2021
Inventarisasi Aset Desa - Sugeng - Malming  03 April 2021Inventarisasi Aset Desa - Sugeng - Malming  03 April 2021
Inventarisasi Aset Desa - Sugeng - Malming 03 April 2021
 
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan PemerintahPerencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
 
Rencana Kerja Pemerintah
Rencana Kerja Pemerintah Rencana Kerja Pemerintah
Rencana Kerja Pemerintah
 
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalSistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
 
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
 
Pola KERJA SAMA BUMN_KSP, BOT, BOO, dll
Pola KERJA SAMA BUMN_KSP, BOT, BOO, dllPola KERJA SAMA BUMN_KSP, BOT, BOO, dll
Pola KERJA SAMA BUMN_KSP, BOT, BOO, dll
 
BMD - Konsep dasar hukum.ppt
BMD - Konsep dasar hukum.pptBMD - Konsep dasar hukum.ppt
BMD - Konsep dasar hukum.ppt
 
PELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).ppt
PELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).pptPELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).ppt
PELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).ppt
 
Pengawasan dan Pengendalian BMN.pdf
Pengawasan dan Pengendalian BMN.pdfPengawasan dan Pengendalian BMN.pdf
Pengawasan dan Pengendalian BMN.pdf
 
Organisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerahOrganisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerah
 
Penatausahaan Keuangan Desa
Penatausahaan Keuangan DesaPenatausahaan Keuangan Desa
Penatausahaan Keuangan Desa
 
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Penyusunan  RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD  Penyusunan  RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
 
Perencanaan dan Penganggaran Publik
Perencanaan dan Penganggaran PublikPerencanaan dan Penganggaran Publik
Perencanaan dan Penganggaran Publik
 

Similaire à SEWA BMN

Presentasi pengaturan bmn 060609 rvsd
Presentasi pengaturan bmn 060609 rvsdPresentasi pengaturan bmn 060609 rvsd
Presentasi pengaturan bmn 060609 rvsdPoetro Prakoso
 
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO.78 TAHUN 2014
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO.78 TAHUN 2014PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO.78 TAHUN 2014
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO.78 TAHUN 2014santoni toni
 
pemanfaatan-barang-milik-daerah.pdf
pemanfaatan-barang-milik-daerah.pdfpemanfaatan-barang-milik-daerah.pdf
pemanfaatan-barang-milik-daerah.pdfnata546536
 
Pengelolaan BMN.ppt
Pengelolaan BMN.pptPengelolaan BMN.ppt
Pengelolaan BMN.pptArya Hukmi
 
Pp 27 2014 pengelolaan BMN
Pp 27 2014 pengelolaan BMNPp 27 2014 pengelolaan BMN
Pp 27 2014 pengelolaan BMNbajelabulau
 
Pp 27 th 2014pengelolaan barang milik negara daerah
Pp 27 th 2014pengelolaan barang milik negara daerahPp 27 th 2014pengelolaan barang milik negara daerah
Pp 27 th 2014pengelolaan barang milik negara daerahWinarto Winartoap
 
PERATURAN PEMERINTAH NO.27 TAHUN 2014
PERATURAN PEMERINTAH NO.27 TAHUN 2014PERATURAN PEMERINTAH NO.27 TAHUN 2014
PERATURAN PEMERINTAH NO.27 TAHUN 2014santoni toni
 
Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/...
Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/...Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/...
Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/...Penataan Ruang
 
Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah
Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik DaerahPeraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah
Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerahinfosanitasi
 
PP Nomor 28 Tahun 2020.pdf
PP Nomor 28 Tahun 2020.pdfPP Nomor 28 Tahun 2020.pdf
PP Nomor 28 Tahun 2020.pdfsamsul arifin
 
Pengelolaan Barang
Pengelolaan BarangPengelolaan Barang
Pengelolaan BarangKang Tea
 
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemer...
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemer...Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemer...
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemer...Penataan Ruang
 
Pengelolaan tanah kas desa di kabupaten bekasi
Pengelolaan tanah kas desa di kabupaten bekasiPengelolaan tanah kas desa di kabupaten bekasi
Pengelolaan tanah kas desa di kabupaten bekasiYudhi Aldriand
 
Pemanfaatan BMD.pdf
Pemanfaatan BMD.pdfPemanfaatan BMD.pdf
Pemanfaatan BMD.pdfHatabFaizu
 
Diskusi 4 Hukum Administrasi Negara Privat Domain Public Domain Pemanfaatan b...
Diskusi 4 Hukum Administrasi Negara Privat Domain Public Domain Pemanfaatan b...Diskusi 4 Hukum Administrasi Negara Privat Domain Public Domain Pemanfaatan b...
Diskusi 4 Hukum Administrasi Negara Privat Domain Public Domain Pemanfaatan b...Indra Sofian
 
Slide kinerja pengelolaan aset satker blu
Slide kinerja pengelolaan aset satker bluSlide kinerja pengelolaan aset satker blu
Slide kinerja pengelolaan aset satker bluSuganda Saputro
 
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...Leks&Co
 
PAPARAN BIMTEK NARSUM 1 DJKN.pdf
PAPARAN BIMTEK NARSUM 1 DJKN.pdfPAPARAN BIMTEK NARSUM 1 DJKN.pdf
PAPARAN BIMTEK NARSUM 1 DJKN.pdfFero Liju Syafanta
 

Similaire à SEWA BMN (20)

40.pptx
40.pptx40.pptx
40.pptx
 
Presentasi pengaturan bmn 060609 rvsd
Presentasi pengaturan bmn 060609 rvsdPresentasi pengaturan bmn 060609 rvsd
Presentasi pengaturan bmn 060609 rvsd
 
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO.78 TAHUN 2014
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO.78 TAHUN 2014PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO.78 TAHUN 2014
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO.78 TAHUN 2014
 
pemanfaatan-barang-milik-daerah.pdf
pemanfaatan-barang-milik-daerah.pdfpemanfaatan-barang-milik-daerah.pdf
pemanfaatan-barang-milik-daerah.pdf
 
20111213 bgs-bsg
20111213   bgs-bsg20111213   bgs-bsg
20111213 bgs-bsg
 
Pengelolaan BMN.ppt
Pengelolaan BMN.pptPengelolaan BMN.ppt
Pengelolaan BMN.ppt
 
Pp 27 2014 pengelolaan BMN
Pp 27 2014 pengelolaan BMNPp 27 2014 pengelolaan BMN
Pp 27 2014 pengelolaan BMN
 
Pp 27 th 2014pengelolaan barang milik negara daerah
Pp 27 th 2014pengelolaan barang milik negara daerahPp 27 th 2014pengelolaan barang milik negara daerah
Pp 27 th 2014pengelolaan barang milik negara daerah
 
PERATURAN PEMERINTAH NO.27 TAHUN 2014
PERATURAN PEMERINTAH NO.27 TAHUN 2014PERATURAN PEMERINTAH NO.27 TAHUN 2014
PERATURAN PEMERINTAH NO.27 TAHUN 2014
 
Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/...
Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/...Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/...
Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/...
 
Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah
Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik DaerahPeraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah
Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah
 
PP Nomor 28 Tahun 2020.pdf
PP Nomor 28 Tahun 2020.pdfPP Nomor 28 Tahun 2020.pdf
PP Nomor 28 Tahun 2020.pdf
 
Pengelolaan Barang
Pengelolaan BarangPengelolaan Barang
Pengelolaan Barang
 
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemer...
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemer...Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemer...
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemer...
 
Pengelolaan tanah kas desa di kabupaten bekasi
Pengelolaan tanah kas desa di kabupaten bekasiPengelolaan tanah kas desa di kabupaten bekasi
Pengelolaan tanah kas desa di kabupaten bekasi
 
Pemanfaatan BMD.pdf
Pemanfaatan BMD.pdfPemanfaatan BMD.pdf
Pemanfaatan BMD.pdf
 
Diskusi 4 Hukum Administrasi Negara Privat Domain Public Domain Pemanfaatan b...
Diskusi 4 Hukum Administrasi Negara Privat Domain Public Domain Pemanfaatan b...Diskusi 4 Hukum Administrasi Negara Privat Domain Public Domain Pemanfaatan b...
Diskusi 4 Hukum Administrasi Negara Privat Domain Public Domain Pemanfaatan b...
 
Slide kinerja pengelolaan aset satker blu
Slide kinerja pengelolaan aset satker bluSlide kinerja pengelolaan aset satker blu
Slide kinerja pengelolaan aset satker blu
 
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
 
PAPARAN BIMTEK NARSUM 1 DJKN.pdf
PAPARAN BIMTEK NARSUM 1 DJKN.pdfPAPARAN BIMTEK NARSUM 1 DJKN.pdf
PAPARAN BIMTEK NARSUM 1 DJKN.pdf
 

Plus de Oswar Mungkasa

Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganUrun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganOswar Mungkasa
 
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...Oswar Mungkasa
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...Oswar Mungkasa
 
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcyclingSudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcyclingOswar Mungkasa
 
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...Oswar Mungkasa
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Oswar Mungkasa
 
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAFakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAOswar Mungkasa
 
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganTata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganOswar Mungkasa
 
Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Oswar Mungkasa
 
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganMemudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganOswar Mungkasa
 
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...Oswar Mungkasa
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Oswar Mungkasa
 
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...Oswar Mungkasa
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranBekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranOswar Mungkasa
 
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...Oswar Mungkasa
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Oswar Mungkasa
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Oswar Mungkasa
 
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaPresentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaOswar Mungkasa
 
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiPengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiOswar Mungkasa
 
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Oswar Mungkasa
 

Plus de Oswar Mungkasa (20)

Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganUrun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
 
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
 
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcyclingSudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
 
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
 
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAFakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
 
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganTata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
 
Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama
 
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganMemudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
 
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
 
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranBekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
 
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
 
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaPresentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
 
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiPengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
 
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
 

SEWA BMN

  • 1. Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah Ditjen Perimbangan Keuangan Departemen Keuangan RI Bali, 7 September 2007 Copyright KSAP
  • 2. Penggunaan, Pemanfaatan dan Pengamanan Barang Milik Negara/Daerah Copyright KSAP
  • 3. DASAR HUKUM  UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara  UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara  PP 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah  Permendagri No. 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintahan Daerah  Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah  Permendagri No. 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah 3
  • 4. BARANG MILIK NEGARA/DAERAH (BMN/D) adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN/APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah  PEROLEHAN LAINNYA YANG SAH  Barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis  Barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/ kontrak (kontrak karya, kontrak bagi hasil, kontrak kerja sama pemanfaatan)  Barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan undang- undang (mis. UU Kepabeanan); atau  Barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap 4
  • 5. ASAS-ASAS DALAM PENGELOLAAN BMN/D FUNGSIONAL KEPASTIAN HUKUM TRANSPARANSI DAN KETERBUKAAN EFISIENSI AKUNTABILITAS KEPASTIAN NILAI 5
  • 6. PEJABAT PENGELOLAAN BMN/D Menteri Keuangan selaku BUN adalah Pengelola Barang Milik Negara Gubernur/bupati/walikota  Pemegang Kekuasaan Pengelolaan BMD Sekretaris Daerah  Pengelola Barang Milik Daerah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah  Pengguna Barang Milik Daerah Menteri/pimpinan lembaga selaku pimpinan Kementerian Negara/Lembaga adalah Pengguna Barang Milik Negara 6
  • 7. TERMINOLOGI PENTING Penggunaan Sebatas utk penyelenggaraan Tupoksi Satuan Kerja Sewa; Pinjam Pakai; BMN/D Pemanfaatan Kerja Sama Pemanfaatan; Bangun Guna Serah (BGS) & Bangun Serah Guna (BSG) Penjualan; Pemindahtanganan Tukar Menukar; Hibah; Penyertaan Modal Pemerintah 7
  • 9. 1 PENGGUNAAN adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pengguna Barang dalam mengelola dan menatausahakan BMN/D yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi instansi yang bersangkutan 9
  • 10. 2 PENGGUNAAN 1. Status penggunaan BMN ditetapkan oleh pengelola Menkeu, sedangkan BMD ditetapkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota; 2. Penetapan status penggunaan tanah dan/atau bangunan dilakukan dengan memperhatikan:  Digunakan untuk menyelenggarakan Tupoksi;  Menunjang penyelenggaraan Tupoksi instansi yang bersangkutan. 3. Penetapan status penggunaan atas BMN/D yang digunakan oleh selain kementerian negara/lembaga/SKPD dapat dilakukan sepanjang sesuai tugas pokok dan fungsi dan/atau dalam menjalankan penugasan pemerintah sebagai pelaksanaan kewajiban pelayanan umum 10
  • 11. Mekanisme Penetapan Status Penggunaan BMD  Pengguna barang melaporkan barang milik daerah yang diterimanya kepada pengelola barang disertai dengan usul penggunaan;  Pengelola barang meneliti laporan tersebut dan mengajukan usul penggunaan dimaksud kepada gubernur/bupati/walikota untuk ditetapkan status penggunaannya.  Penetapan status penggunaan tanah dan/atau bangunan dilakukan dengan ketentuan bahwa tanah dan/atau bangunan tersebut diperlukan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pengguna barang dan/atau kuasa pengguna barang yang bersangkutan. 11
  • 12. BMD Yang Tidak Digunakan  Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang wajib menyerahkan tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan kepada gubernur/bupati/ walikota melalui pengelola barang untuk barang milik daerah.  Gubernur/bupati/walikota menetapkan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang harus diserahkan oleh pengguna barang karena sudah tidak digunakan untuk menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi instansi bersangkutan.  Pengguna barang milik daerah yang tidak menyerahkan tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan untuk menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi instansi yang bersangkutan kepada gubernur/bupati/walikota dikenakan sanksi berupa pembekuan dana pemeliharaan tanah dan/atau bangunan dimaksud. 12
  • 13. 1 PEMANFAATAN adalah pendayagunaan BMN/D yang tidak digunakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi kementerian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah, dalam bentuk sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan, dan Bangun Serah Guna/Bangun Guna Serah dengan tidak mengubah status kepemilikan Bentuk:  sewa, pinjam pakai,  kerjasama pemanfaatan  Bangun Guna Serah dan  Bangun Serah Guna 13
  • 14. PEMANFAATAN 2  Pemanfaatan BMD tidak perlu dengan persetujuan DPRD.  Pemanfaatan tanah dan/atau bangunan yg telah diserahkan kepada Gubernur/Bupati/Walikota untuk BMD dilaksanakan oleh pengelola barang setelah mendapat persetujuan gubernur/ bupati/walikota.  Pemanfaatan tanah dan/atau bangunan yang diperlukan untuk menunjang penyelenggaraan tupoksi pengguna barang/kuasa pengguna barang dilakukan oleh pengguna barang dengan persetujuan pengelola barang.  Pemanfaatan BMD selain tanah dan/atau bangunan dilaksanakan oleh pengguna barang dengan persetujuan pengelola barang.  Pemanfaatan barang milik negara/daerah dilaksanakan berdasarkan pertimbangan teknis (Kondisi BMD dan rencana penggunaan) dengan memperhatikan kepentingan negara/daerah dan kepentingan umum. 14
  • 15. 3 PEMANFAATAN meliputi: a. Sewa: adalah pemanfaatan BMN/D oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dan menerima imbalan uang tunai. b. Pinjam Pakai: adalah penyerahan penggunaan BMN/D antara pemerintah pusat dengan pemerintahdaerah atau antar pemerintah daerah dalam jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalan dan setelah jangka waktu tersebut berakhir diserahkan kembali kepada pengelola barang. 15
  • 16. PEMANFAATAN 4 c. Kerjasama pemanfaatan: adalah pendayagunaan barang milik negara/daerah oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam rangka peningkatan penerimaan negara bukan pajak/ pendapatan daerah dan sumber pembiayaan lainnya d. Bangun guna serah adalah pemanfaatan barang milik negara/daerah berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati, untuk selanjutnya diserahkan kembali tanah beserta bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya setelah berakhirnya jangka waktu e. Bangun serah guna adalah pemanfaatan barang milik negara/daerah berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, dan setelah selesai pembangunannya diserahkan untuk didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang disepakati. 16
  • 17. 1 SEWA  Penyewaan atas barang milik daerah (tanah dan/atau bangunan yang sudah diserahkan oleh pengguna barang kepada gubernur/bupati/ walikota) dilaksanakan oleh pengelola barang setelah mendapat persetujuan gubernur/bupati/ walikota.  Penyewaan atas barang milik negara/daerah (sebagian tanah dan/atau bangunan yang masih digunakan oleh pengguna barang, selain tanah dan/atau bangunan) dilaksanakan oleh pengguna barang setelah mendapat persetujuan pengelola barang. 17
  • 18. 2 SEWA  Barang milik daerah dapat disewakan kepada pihak lain sepanjang menguntungkan negara/daerah.  Jangka waktu penyewaan barang milik daerah paling lama lima tahun dan dapat diperpanjang.  Penetapan formula besaran tarif sewa dilakukan oleh gubernur/bupati/walikota.  Penyewaan dilaksanakan berdasarkan surat perjanjian sewa- menyewa, yang sekurang-kurangnya memuat: 1. pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian; 2. jenis, luas atau jumlah barang, besaran sewa, dan jangka waktu; 3. tanggung jawab penyewa atas biaya operasional dan pemeliharaan selama jangka waktu penyewaan; 4. persyaratan lain yang dianggap perlu.  Hasil penyewaan merupakan penerimaan negara/daerah dan seluruhnya wajib disetorkan ke rekening kas umum negara/daerah 18
  • 19. Pinjam Pakai  Pinjam pakai barang milik negara/daerah dilaksanakan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah.  Jangka waktu pinjam pakai barang milik negara/daerah paling lama dua tahun dan dapat diperpanjang.  Pinjam pakai dilaksanakan berdasarkan surat perjanjian yang sekurang-kurangnya memuat: 1. pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian; 2. jenis, luas atau jumlah barang yang dipinjamkan, dan jangka waktu; 3. tanggung jawab peminjam atas biaya operasional dan pemeliharaan selama jangka waktu peminjaman; 4. persyaratan lain yang dianggap perlu. 19
  • 20. 1 Kerjasama Pemanfaatan  Kerjasama pemanfaatan barang milik daerah dengan pihak lain dilaksanakan dalam rangka: 1. mengoptimalkan daya guna dan hasil guna barang milik daerah; 2. meningkatkan pendapatan daerah.  Kerjasama pemanfaatan barang milik daerah dilaksanakan dengan bentuk: 1. kerja sama pemanfaatan barang milik daerah atas tanah dan/atau bangunan yang sudah diserahkan oleh pengguna barang kepada gubernur/bupati/ walikota; 2. kerja sama pemanfaatan atas sebagian tanah dan /atau bangunan yang masih digunakan oleh pengguna barang; 3. kerja sama pemanfaatan atas barang milik negara/daerah selain tanah dan/atau bangunan.  Kerjasama pemanfaatan atas barang milik daerah (tanah dan/atau bangunan yang sudah diserahkan oleh pengguna barang kepada gubernur/bupati/ walikota) dilaksanakan oleh pengelola barang setelah mendapat persetujuan gubernur/bupati/ walikota.  Kerjasama pemanfaatan atas barang milik negara/daerah (sebagian tanah dan /atau bangunan yang masih digunakan oleh pengguna barang, selain tanah dan/atau bangunan) dilaksanakan oleh pengguna barang setelah mendapat persetujuan pengelola barang. 20
  • 21. 2 Kerjasama Pemanfaatan  Kerjasama pemanfaatan atas barang milik negara/daerah dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah untuk memenuhi biaya operasional/pemeliharaan/perbaikan yang diperlukan terhadap barang milik negara/daerah di maksud; 2. mitra kerjasama pemanfaatan ditetapkan melalui tender dengan mengikutsertakan sekurang-kurangnya lima peserta/peminat, kecuali untuk barang milik negara/daerah yang bersifat khusus dapat dilakukan penunjukan langsung; 3. mitra kerjasama pemanfaatan harus membayar kontribusi tetap ke rekening kas umum negara/daerah setiap tahun selama jangka waktu pengoperasian yang telah ditetapkan dan pembagian keuntungan hasil kerjasama; 4. besaran pembayaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan hasil kerjasama pemanfaatan ditetapkan dari hasil perhitungan tim yang dibentuk oleh pejabat yang berwenang; 5. besaran pembayaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan hasil kerjasama pemanfaatan harus mendapat persetujuan pengelola barang; 6. selama jangka waktu pengoperasian, mitra kerjasama pemafaatan dilarang menjaminkan atau menggadaikan barang milik negara/daerah yang menjadi obyek kerjasama pemanfaatan; 7. jangka waktu kerjasama pemanfaatan paling lama tiga puluh tahun sejak perjanjian ditandatangani dan dapat diperpanjang.  Semua biaya berkenaan dengan persiapan dan pelaksanaan kerjasama pemanfaatan tidak dapat dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah . 21
  • 22. PENGAMANAN  Lingkup: Pengamanan administrasi, fisik, dan hukum  Pengamanan Administrasi: pembukuan, inventarisasi, pelaporan BMD,  Pengamanan Fisik: mis. Penyimpanan, pemagaran dll.  Pengamanan Hukum: sertifikasi tanah, bukti status kepemilikan BMD 22
  • 23. BUKTI STATUS 1  Barang milik daerah berupa tanah harus disertifikatkan atas nama pemerintah daerah yang bersangkutan.  Barang milik daerah berupa bangunan harus dilengkapi dengan bukti kepemilikan atas nama pemerintah daerah yang bersangkutan.  Barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan harus dilengkapi dengan bukti kepemilikan atas nama pemerintah daerah yang bersangkutan. 23
  • 24. BUKTI STATUS 2  Bukti kepemilikan barang milik daerah wajib disimpan dengan tertib dan aman.  Penyimpanan bukti kepemilikan barang milik daerah dilakukan oleh pengelola barang. 24
  • 25. Pemeliharaan, Penilaian, Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara/Daerah 25
  • 26. SISTEMATIKA  Pemeliharaan  Penilaian  Penghapusan  Pemindahtanganan 26
  • 27. PEMELIHARAAN adalah suatu rangkaian kegiatan untuk menjaga kondisi dan memperbaiki semua BMN/D agar selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna. 27
  • 28. PEMELIHARAAN  Pengguna barang dan/atau kuasa pengguna barang bertanggung jawab atas pemeliharaan barang milik negara/ daerah yang ada di bawah penguasaannya.  Pemeliharaan dilaksanakan dgn berpedoman pada Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang (DKPB)  Biaya pemeliharaan barang milik negara/daerah dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/ Daerah.  Kuasa Pengguna Barang wajib membuat daftar hasil pemeliharaan barang untuk dilaporkan kepada Pengguna Barang secara periodik. 28
  • 29. PENILAIAN adalah: suatu proses kegiatan penelitian yang selektif didasarkan pada data/fakta yang obyektif dan relevan dengan menggunakan metode/teknik tertentu untuk memperoleh nilai BMN/D Tujuan: 5. Untuk menyusun neraca; 6. Pemanfaatan; dan 7. Pemindahtangan. Pedoman: Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) 29
  • 30. lanjutan PENILAIAN  Penilaian BMN/D dalam rangka penyusunan neraca awal , berpedoman pada SAP oleh Tim Penilai, dan dapat melibatkan Penilai Independen yg bersertifikat;  Penilaian BMN/D dalam rangka pemanfaatan dan pemindahtanganan yang berupa tanah dan/atau bangunan oleh Tim Penilai dan dapat melibatkan Penilai independen yg berijin, berdasarkan nilai transaksi dengan estimasi terendah menggunakan nilai NJOP  Penilaian BMD dalam rangka pemanfaatan dan pemindahtanganan yang berupa selain tanah dan/atau bangunan oleh Tim Penilai dan dapat melibatkan penilai independen yg berijin, berdasarkan nilai transaksi. 30
  • 31. Penghapusan adalah tindakan menghapus BMN/D dari daftar barang dengan menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan Pengguna dan/ atau Kuasa Pengguna Barang dan/atau Pengelola Barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam penguasaannya. 31
  • 32. PENGHAPUSAN DAN PEMUSNAHAN  PENGHAPUSAN: - Penghapusan dari Daftar Barang Pengguna pada Pengguna Barang; - Penghapusan dari Daftar BMN/D pada Pengelola Barang.  PEMUSNAHAN: Pemusnahan sebagai tindak lanjut dari penghapusan karena: c) tidak dapat dimanfaatkan; d) tidak dapat dipindahtangankan; atau e) alasan lain sesuai ketentuan perundang-undangan. 32
  • 33. Lanjutan PENGHAPUSAN Penjualan Hibah Pemindahtanganan Tukar Menukar PMP Tidak dapat digunakan Tidak dapat dimanfaatkan PENGHAPUSAN Pemusnahan Tidak dapat dipindahtangankan Pelaksanaan UU, seperti (UU Kepabenanan, selundupan, dll) Putusan Pemerintah Pengadilan digugat, kalah, Alasan lain hapuskan Force Bencana Alam, majeure Kebakaran 33
  • 34. PEMINDAHTANGANAN 1 adalah pengalihan kepemilikan BMN/D sebagai tindak lanjut dari penghapusan dengan cara dijual, dipertukarkan, dihibahkan atau disertakan sebagai modal pemerintah. 34
  • 35. PEMINDAHTANGANAN 2 meliputi: a. Penjualan: adalah pengalihan kepemilikan BMN/D kepada pihak lain dengan menerima penggantian dalam bentuk uang. b. Tukar-menukar: adalah pengalihan kepemilikan BMN/D yang dilakukan antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat, antar pemerintah daerah, atau antara pemerintah daerah dengan pihak lain, dengan menerima penggantian dalam bentuk barang, sekurang-kurangnya dengan nilai seimbang. 35
  • 36. PEMINDAHTANGANAN 3 c. Hibah: adalah pengalihan kepemilikan BMN/D antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat, antar pemerintah daerah, atau dari pemerintah pusat/daerah kepada pihak lain, tanpa memperoleh penggantian. d. Penyertaan Modal Pemerintah: adalah pengalihan kepemilikan BMN/D yang semula merupakan kekayaan yang tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang dipisahkan untuk diperhitungkan sebagai modal/saham negara/daerah pada BUMN/D, atau badan hukum lainnya yang dimiliki negara/daerah. 36
  • 37. PEMINDAHTANGANAN 4  Pemindahtanganan BMD berupa tanah dan/atau bangunan harus persetujuan DPRD dengan beberapa pengecualian.  Pengecualian tersebut meliputi tanah dan/atau bangunan yang : 1. sudah tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau penataan kota; 2. harus dihapuskan karena anggaran untuk bangunan pengganti sudah disediakan dalam dokumen penganggaran; 3. diperuntukkan bagi pegawai negeri; 4. diperuntukkan bagi kepentingan umum; 5. dikuasai Negara berdasarkan keputusan pengadilan, yang telah memiliki kekuatan hukum tetap dan/atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan, yang jika status kepemilikannya dipertahankan tidak layak secara ekonomis.  Pemindahtanganan BMD selain tanah dan bangunan dengan nilai diatas Rp. 5 M (BMD) harus dengan persetujuan DPRD; 37
  • 38. MEKANISME PERSETUJUAN/PERIJINAN Subyek Kewenangan dan Jenis BMD Tanah dan Bangunan Selain Tanah Bangunan Tdk dikecualikan Dikecualikan DPRD (Semua nilai) (semua nilai) Tanpa > 5 Milyar Izin persetujuan izin persetujuan Persetujuan Gubernur, Menetujui penetapan Memberi Izin < 5 Milyar Bupati, Walikota usul Persetujuan Persetujuan Surat persetujuan (Semua nilai) pelaksanaan Setda (Pengelola)  Pelaksanaan  Pelaksanaan  SK  SK penghapusan  SK penghapusan Penghapusan DBMD DBMD DBMD Dinas Penyerahan => tdk Penyerahan => tdk  Pelaksanaan (Pengguna) sesuai Tupoksi sesuai Tupoksi  SK Penghapusan DBP 38
  • 39. PERTIMBANGAN & CARA PENJUALAN  Pertimbangan: a. Optimalisasi BMD berlebih atau idle; b. lebih menguntungkan apabila dijual; c. sebagai pelaksanaan ketentuan perundangan;  Cara Penjualan: secara lelang, kecuali: BMD yang bersifat khusus dan BMD lainnya dgn penetapan dari yang berwenang 39
  • 40. MEKANISME PENJUALAN Pengguna Barang mengajukan usul penjualan kepada Pengelola Barang Pengelola Barang meneliti dan mengkaji usul penjualan yang diajukan oleh Pengguna Barang sesuai dengan kewenangannya Pengelola Barang mengeluarkan keputusan untuk menyetujui atau tidak menyetujui usulan penjualan yang diajukan oleh Pengguna Barang dalam batas kewenangannya 40
  • 41. lanjutan MEKANISME PENJUALAN  Untuk penjualan yang memerlukan persetujuan Gubernur/Bupati/ Walikota atau DPRD, Pengelola Barang mengajukan usul penjualan disertai dgn pertimbangan atas usulan tsb.  Penerbitan persetujuan pelaksanaan oleh Pengelola Barang setelah mendapat persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota atau DPRD.  Hasil penjualannya wajib disetor seluruhnya ke Rekening Kas Umum Daerah sebagai penerimaan daerah. 41
  • 42. PERTIMBANGAN & SYARAT HIBAH Pertimbangan: Dilakukan dengan pertimbangan untuk kepentingan sosial, keagamaan, kemanusiaan, dan penyelenggaraan pemerintahan pusat/ daerah. Syarat: a. Bukan merupakan barang rahasia negara; b. Bukan merupakan barang yang menguasai hajat hidup orang banyak; c. Tidak digunakan lagi dlm penyelenggaraan tupoksi dan penyelenggaraan pemerintahan daerah. 42
  • 43. MEKANISME HIBAH TANAH/BANGUNAN  Pengelola Barang mengajukan usul hibah tanah dan/atau bangunan kepada Gubernur/Bupati/ Walikota disertai dengan alasan/pertimbangan, dan kelengkapan data;  Gubernur/Bupati/Walikota meneliti dan mengkaji berdasarkan pertimbangan dan syarat hibah;  Gubernur/Bupati/Walikota mempertimbangkan penetapan dan/atau persetujuan hibah (dan mengajukan kepada DPRD untuk yang tidak dikecualikan;  Pengelola Barang melaksanakan hibah berpedoman pada persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota;  Pelaksanaan serah terima barang yang dihibahkan dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima Barang. 43
  • 44. MEKANISME HIBAH SELAIN TANAH/BANGUNAN  Pengguna Barang mengajukan usulan kepada kelengkapan data, dan hasil pengkajian tim intern instansi Pengguna Barang ;  Pengelola Barang meneliti dan mengkaji berdasarkan pertimbangan dan syarat hibah;  Pengelola Barang mempertimbangkan untuk menyetujui sesuai batas kewenangannya;  Pengguna Barang melaksanakan hibah dengan berpedoman pada persetujuan Pengelola Barang;  Pelaksanaan serah terima hibah harus dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima Barang. 44
  • 45. PERTIMBANGAN TUKAR-MENUKAR  untuk memenuhi kebutuhan operasional penyelenggaraan pemerintahan;  untuk optimalisasi Barang Milik Daerah; dan  tidak tersedia dana dalam APBD. 45
  • 46. MEKANISME TUKAR-MENUKAR TANAH DAN/ATAU BANGUNAN  Pengelola Barang mengajukan usul tukar menukar tanah dan/atau bangunan kepada Gubernur/Bupati/Walikota disertai alasan/ pertimbangan, dan kelengkapan data;  Gubernur/Bupati/Walikota meneliti dan mengkaji alasan/ pertimbangan perlunya tukar menukar tanah dan/atau bangunan dari aspek teknis, ekonomis, dan yuridis;  Gubernur/Bupati/Walikota mempertimbangkan menyetujui/mengusulkan ke DPRD utk yg tdk dikecualikan & membuat penetapkan;  Tukar menukar tanah dan/atau bangunan dilaksanakan melalui proses persetujuan;  Pengelola Barang melaksanakan tukar menukar dengan berpedoman pada persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota;  Pelaksanaan serah terima barang yang dilepas dan barang pengganti harus dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima Barang. 46
  • 47. MEKANISME TUKAR-MENUKAR SELAIN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN  Pengguna Barang mengajukan usulan kepada Pengelola Barang disertai alasan/pertimbangan, kelengkapan data, dan hasil pengkajian tim intern instansi Pengguna Barang;  Pengelola Barang meneliti dan mengkaji alasan/ pertimbangan dari aspek teknis, ekonomis, dan yuridis;  Pengelola Barang dapat mempertimbangkan untuk menyetujui sesuai batas kewenangannya;  Pengguna Barang melaksanakan tukar menukar dengan berpedoman pada persetujuan Pengelola Barang;  Pelaksanaan serah terima barang yang dilepas dan barang pengganti harus dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima Barang. 47
  • 48. PERTIMBANGAN PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH  PMPD atas BMD dilakukan dalam rangka pendirian, pengembangan, dan peningkatan kinerja BUMN/D atau badan hukum lainnya yang dimiliki negara/daerah;  BMD yang dari awal pengadaannya sesuai dokumen penganggaran diperuntukkan bagi BMN/D atau badan hukum lainnya yang dimiliki negara/daerah dalam rangka penugasan pemerintah; atau  BMD lebih optimal apabila dikelola oleh BUMN/D atau badan hukum lainnya yang dimiliki negara/daerah baik yang sudah ada maupun yang akan dibentuk. 48
  • 49. MEKANISME PMPD TANAH DAN/ATAU BANGUNAN  Pengelola Barang mengajukan usul PMPD kepada Gubernur/Bupati/Walikota disertai dengan alasan/pertimbangan, dan kelengkapan data;  Gubernur/Bupati/Walikota meneliti dan mengkaji berdasarkan pertimbangan dan syarat PMPD;  Gubernur/Bupati/Walikota mempertimbangkan untuk menetapkan dan/atau menyetujui tanah dan/atau bangunan yang akan disertakan sebagai modal pemerintah;  Proses persetujuan PMPD dilaksanakan dengan berpedoman pada ketentuan; 49
  • 50. MEKANISME PMPD lanjutan TANAH DAN/ATAU BANGUNAN  Pengelola Barang melaksanakan PMPD dengan berpedoman pada persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota;  Pengelola Barang menyiapkan Raperda tentang PMPD dengan melibatkan instansi terkait;  Penyampaian Raperda kepada DPRD untuk ditetapkan;  Serah terima barang kepada BUMN/D atau badan hukum lainnya milik negara/daerah yang dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima Barang setelah Peraturan Pemerintah/Peraturan Daerah ditetapkan. 50
  • 51. MEKANISME PMPD SELAIN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN  Pengguna Barang mengajukan usulan kepada Pengelola Barang disertai alasan/pertimbangan, kelengkapan data, dan hasil pengkajian tim intern instansi Pengguna Barang;  Pengelola Barang meneliti dan mengkaji berdasarkan pertimbangan dan syarat PMPD;  Pengelola Barang mempertimbangkan untuk menyetujui sesuai batas kewenangannya;  Pengelola Barang menyiapkan Raperda tentang PMPD dengan melibatkan instansi terkait;  Penyampaian Raperda kepada DPRD untuk ditetapkan;  Serah terima barang kepada BUMN/D dengan Berita Acara Serah Terima setelah PERDA ditetapkan. 51
  • 52. Penatausahaan, Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Barang Milik Negara/Daerah 52
  • 53. SISTEMATIKA  Penatausahaan;  Pembinaan;  Pengawasan; dan  Pengendalian 53
  • 54. I. PENATAUSAHAAN A. PENGERTIAN B. LINGKUP PENATAUSAHAAN C. PEMBUKUAN D. INVENTARISASI E. PELAPORAN 54
  • 55. PENATAUSAHAAN adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan barang milik negara/daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 55
  • 56. B. LINGKUP PENATAUSAHAAN a. Pembukuan : b. Inventarisasi: c. Pelaporan: 56
  • 57. PEMBUKUAN  Kuasa Pengguna Barang  Pendaftaran dan pencatatan pada Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP) dengan penggolongan dan kodifikasi yang ditentukan Pengelola Barang  Pengguna Barang:  Pendaftaran dan pencatatan pada Daftar Barang Pengguna (DBP) dengan penggolongan dan kodifikasi yang ditentukan Pengelola Barang  Penyimpanan bukti kepemilikan selain tanah dan bangunan  Pengelola Barang:  Pencatatan dalam Daftar Barang Milik Negara/Daerah (DBMD)  Penyimpanan bukti kepemilikan tanah dan bangunan 57
  • 58. INVENTARISASI  Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, dan pelaporan hasil pendataan barang milik negara/daerah  Pengguna Barang melakukan inventarisasi BMN/D minimal 5 tahun sekali (sensus barang), yang hasilnya disampaikan kepada Pengelola Barang;  Persediaan dan Konstruksi Dalam Pengerjaan dilaksanakan inventarisasi (antara lain dengan opname fisik) oleh Pengguna Barang setiap tahun anggaran;  Pengguna Barang wajib menyampaikan laporan hasil inventarisasi kepada Pengelola Barang selambat-lambatnya tiga bulan setelah selesainya inventarisasi.  Pengelola barang melakukan inventarisasi BMN/D berupa tanah dan/ atau bangunan yang berada dalam penguasaannya sekurang- kurangnya sekali dalam lima tahun. 58
  • 59. PELAPORAN  Kuasa Pengguna Barang  Menyusun Laporan Barang Kuasa Pengguna Semester (LBKPS) dan Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan (LBKPT), disampaikan ke Pengguna Barang  Pengguna Barang  Menyusun Laporan Barang Pengguna Semester (LBPS) dan Laporan Barang Pengguna Tahunan (LBPT), disampaikan ke Pengelola Barang  Pengelola Barang  Menyusun Laporan Barang Milik Daerah Semesteran (LBMDS) dan Laporan Barang Milik Daerah Tahunan (LBMDT)  LBMD sebagai bahan untuk penyusunan Neraca Pemerintah Daerah 59
  • 60. PEMBINAAN  Menteri Keuangan  menetapkan kebijakan umum pengelolaan BMN/D  Menetapkan kebijakan teknis pengelolaan BMN  Melakukan pembinaan pengelolaan BMN  Menteri Dalam Negeri  Menetapkan kebijakan teknis pengelolaan BMD  Melakukan pembinaan pengelolaan BMD 60
  • 61. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN  Pengguna Barang pemantauan secara teknis dan penertiban terhadap penggunaan, penatausahaan, pemeliharaan, dan pengamanan yang berada di bawah penguasaannya  Pelaksanaan pemantauan dan penertiban pada kantor/satuan kerja dilaksanakan oleh Kuasa Pengguna Barang  Pengguna Barang dan Kuasa Pengguna Barang dapat meminta pengawas fungsional untuk mengaudit tindak lanjut hasil pemantauan dan penertiban tersebut.  Hasil audit oleh Pengguna Barang dan Kuasa Pengguna Barang ditindaklanjuti secara administratif dan proses hukum sesuai ketentuan perundang-undangan. 61
  • 62. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN  Pengelola Barang berwenang untuk melakukan pemantauan dan investigasi atas pelaksanaan penggunaan, dalam rangka penertiban penggunaan Barang sesuai ketentuan yang berlaku. (Investigasi adalah penyelidikan dengan mencatat atau merekam fakta-fakta; melakukan peninjauan dengan tujuan memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan (peristiwa- peristiwa) yang berkaitan dengan penggunaan, pemanfaatan, dan pemindahtanganan barang milik negara/daerah.)  Gubernur/bupati/walikota dapat meminta aparat pengawas fungsional untuk melakukan audit atas pelaksanaan penggunaan BMD.  Hasil audit tersebut disampaikan kepada gubernur/bupati/ walikota untuk ditindaklanjuti sesuai kewenangannya 62
  • 63. Pengawasan BMN/D  Pengguna barang melakukan pemantauan dan penertiban terhadap penggunaan, pemanfaatan, pemindahtanganan, penatausahaan, pemeliharaan, dan pengamanan BMN/D 63
  • 64. D. PENGELOLAAN BMD PADA BLU Pengelolaan Barang Milik Daerah yang digunakan BLU mengikuti ketentuan- ketentuan yang diatur dalam PP ini, kecuali terhadap barang-barang tertentu yang diatur secara tersendiri dalam PP tentang BLU. 64
  • 65. INSENTIF PENGELOLAAN  Pengelolaan BMD yg mengakibatkan pendapatan & penerimaan negara/daerah dpt diberikan insentif kpd pegawai ybs, yg besarnya ditentukan oleh Gubernur/Bupati/Walikota  Pejabat/Pegawai selaku pengurus barang dalam melaksanakan tugas rutinnya dapat diberikan insentif dan besarnya disesuaikan dgn kemampuan keuangan daerah  Pengelolaan Barang Milik Daerah yang digunakan BLU mengikuti ketentuan-ketentuan yang diatur dalam PP ini, kecuali terhadap barang-barang tertentu yang diatur secara tersendiri dalam PP tentang BLU. 65
  • 66. SANKSI • Dlm hal terjadi kerugian negara/daerah krn penyalahgunaan/pelanggaran hukum atas pengelolaan barang, penggunaan barang, pengurusan barang, dan/atau kekurangan perbendaharaan diselesaikan melalui tuntutan ganti rugi sesuai dgn peraturan perUUan yg berlaku • Setiap pihak yang mengakibatkan kerugian negara/daerah tsb dapat dikenakan sanksi administratif dan/atau sanksi pidana sesuai 66 dengan peraturan perundang-undangan.
  • 67. PENGATURAN LEBIH LANJUT Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan barang milik daerah diatur dalam Peraturan Daerah 67
  • 68. TERIMA KASIH SEMOGA SUKSES 68