SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT
             REPUBLIK INDONESIA




          DISAMPAIKAN DALAM RANGKA
PERINGATAN HARI PERUMAHAN NASIONAL TAHUN 2011

              JAKARTA, 26 JULI 2011
I. PENDAHULUAN

                                                              UUD NKRI 1945
                                                               PASAL 28 H Hak    untuk
                                                                            bertempat tinggal

   UU 39 TAHUN 1999                        UU 11 TAHUN 2005             UU 17 TAHUN 2007               UU 1 TAHUN 2011
       PASAL 40                                PASAL 11                 RPJPN 2005 - 2025              PASAL 129 huruf a
               HAM - Hak untuk               Pengesahan International   Arah Pembangunan Perkim         Hak untuk menempati atau
               bertempat tinggal             Covenant on Ecosoc         Jangka Panjang                  memiliki rumah yang layak


       AGENDA                                                                                               TARGET 11
       HABITAT                                                                                                MDGS
   1. Adequate shelter for all                                                                          Meningkatkan kehidupan
   2. Sustainable human settlements                                                                     masyarakat di daerah kumuh
      development in an urbanizing world


                                  RPJMN                  RPJMN           RPJMN                   RPJMN
                                 2004-2009              2010-2014       2015-2020               2021-2025



                             RENSTRA KEMENPERA
                                  2010-2014
                     •   VISI
                                                                                  ROAD MAP KEBIJAKAN
                     •   MISI
                                                                                   PENYELENGGARAAN
                     •   TUJUAN & SASARAN STRATEGIS
                                                                                    PERUMAHAN DAN
                     •   ARAH KEBIJAKAN & STRATEGI
                                                                                 KAWASAN PERMUKIMAN
                     •   PROGRAM & KEGIATAN
                                                                                                                                     2
II. KONDISI UMUM PERUMAHAN


           Keterbatasan penyediaan rumah. Jumlah kekurangan rumah (backlog)
           mengalami peningkatan dari 5,8 juta unit pada tahun 2004 menjadi
           7,4 juta unit pada akhir tahun 2009.

           Peningkatan jumlah rumah tangga yang menempati rumah yang tidak
           layak huni dan tidak didukung oleh prasarana, sarana lingkungan dan
           utilitas umum yang memadai. Pada tahun 2009, 4,8 juta unit rumah
           diperkirakan dalam kondisi rusak.
           Menurut Statistik Kesejahteraan Rakyat Tahun 2008, sebanyak:
           - 13,8% rumah tangga masih menghuni rumah dengan lantai tanah,
           - 12,4 % dengan dinding belum permanen, dan
           - 1,2 % tinggal di rumah yang beratapkan daun.

           Permukiman kumuh yang semakin meluas. Pada tahun 2009 luas
           permukiman kumuh diperkirakan menjadi 57.800 Ha dari kondisi
           sebelumnya yakni 54.000 Ha pada akhir tahun 2004.


           Peningkatan proporsi rumah tangga yang menempati rumah milik
           sendiri sudah mempunyai bukti hukum berupa sertifikat dari BPN, girik,
           maupun akta jual beli dari 74,49% (2004) menjadi 77,94% (2007).


                                                                                    3
III. BACKLOG KEBUTUHAN RUMAH TAHUN 2009

                                                                               =  RT – ( Bangunan Eksisting –  Rumah Rusak Berat
                                        7,4 Juta Unit
                                                                                             dengan faktor koreksi extended family 20%     )
                                                                               •   Milik
                                                                               •   Kontrak        Termasuk komponen

              VISI                                                             •
                                                                               •
                                                                                   Sewa
                                                                                   dll.
                                                                                                   untuk mengurangi
                                                                                                        backlog
                        Asumsi Backlog yang            Rata-Rata
                           akan ditangani            Pertambahan             Kelemahan:
                            sebesar 25%                 RT Baru              • Data yang ada hanya jumlah Rumah Tangga (RT), bukan jumlah Kepala
                                                                               Keluarga (KK).
                            (2010-2014)               (2010-2014)
                                                                             • Data jumlah bangunan eksisting merupakan hasil proyeksi (tidak ada
                          = 1.842.994 unit          = 710.000/tahun            data yang update).

                                                                             Kelebihan:
             MENGHUNI                                                        • Memperhitungkan jumlah fisik bangunan rumah yang ada.


                                           Kebutuhan
                                       Total Penanganan          Fasilitasi Pemerintah           : 2.070.000 unit
Perspektif




                                          (2010-2014)
                                                                 Potensi Swadaya Masyarakat : 3.322.994 unit
 Backlog




                                        = 5.392.994 unit




                          (Tanpa memperhitungkan               12,3 Juta Unit                 13,5 Juta Unit
                              Extended Family)                    (2007)                         (2009)
                                                                                                     Kelemahan:
                                                                                                     • Data yang ada hanya jumlah Rumah Tangga (RT),
                                                                                                       bukan jumlah Kepala Keluarga (KK).
                                                                                                     • Tidak memperhitungkan jumlah fisik bangunan
                                                                                                       rumah.
             MEMILIKI                                                                    80 %        • Komponen sewa seperti Rusunawa tidak
                                                                                                       diperhitungkan untuk mengurangi backlog.
                                                                                                     • 28,8% anggaran Kemenpera 2010-2014
                                                                                                       dialokasikan untuk pembangunan 70.000 unit
                                                                                                       Rusunawa.

                                                                                                     Kelebihan:
                             (Memperhitungkan                                                        • Data yang digunakan dapat di update dari hasil
                              Extended Family)                           10,8 Juta Unit                Susenas yang dilaksanakan setiap 3 tahun.

                                                                                                                                                        4
IV. LANDASAN KEBIJAKAN
              ARAH PEMBANGUNAN PERKIM JANGKA PANJANG
                        (RPJPN 2005 – 2025)

  1) PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN YANG BERKELANJUTAN, MEMADAI,
     LAYAK, DAN TERJANGKAU OLEH DAYA BELI MASYARAKAT SERTA DIDUKUNG OLEH
     PRASARANA DAN SARANA PERMUKIMAN YANG MENCUKUPI DAN BERKUALITAS YANG
     DIKELOLA SECARA PROFESIONAL, KREDIBEL, MANDIRI, DAN EFISIEN;
  2) PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN BESERTA PRASARANA DAN SARANA
     PENDUKUNGNYA YANG MANDIRI MAMPU MEMBANGKITKAN POTENSI PEMBIAYAAN
     YANG BERASAL DARI MASYARAKAT DAN PASAR MODAL, MENCIPTAKAN LAPANGAN KERJA,
     SERTA MENINGKATKAN PEMERATAAN DAN PENYEBARAN PEMBANGUNAN; DAN
  3) PEMBANGUNAN PERUMAHAN BESERTA PRASARANA DAN SARANA PENDUKUNGNYA
     YANG MEMPERHATIKAN FUNGSI DAN KESEIMBANGAN LINGKUNGAN HIDUP.

        UU No. 17 TAHUN 2007 TENTANG RPJPN 2005-2025 BAB II. 2 Huruf D 5:
             “Memenuhi kebutuhan hunian bagi masyarakat untuk mewujudkan
             kota tanpa permukiman kumuh”.

        UU No. 17 TAHUN 2007 TENTANG RPJPN 2005-2025 BAB IV.1.5 BUTIR 19:
             “Pemenuhan perumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnya
             diarahkan pada (1) penyelenggaraan pembangunan perumahan yang …..
             terjangkau oleh daya beli masyarakat …

                                                                                 5
V. RENSTRA KEMENPERA TAHUN 2010-2014

                                       M I S I:
                  1. MENINGKATKAN IKLIM YANG KONDUSIF &
                     KOORDINASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN
                     PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN
                     PERMUKIMAN.

                        2. MENINGKATKAN KETERSEDIAAN RUMAH LAYAK
                           HUNI DALAM LINGKUNGAN YANG SEHAT &
                           AMAN SERTA DIDUKUNG OLEH PRASARANA,
  V I S I:                 SARANA DAN UTILITAS YANG MEMADAI.

                                 3. MENGEMBANGKAN SISTEM PEMBIAYAAN
   SETIAP                           PERUMAHAN JANGKA PANJANG YANG
 KELUARGA                           EFISIEN, AKUNTABEL DAN
 INDONESIA                          BERKELANJUTAN.
MENEMPATI
   RUMAH                               4. MENINGKATKAN PENDAYAGUNAAN
YANG LAYAK                                SUMBER-DAYA PERUMAHAN DAN
                                          PERMUKIMAN SECARA OPTIMAL.
    HUNI
                                                  5. MENINGKATKAN PERAN PEMERINTAH
                                                     DAERAH DAN PEMANGKU KEPENTINGAN
                                                     LAINNYA DALAM PEMBANGUNAN
                                                     PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN.
                                                                                   6
VI. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN TAHUN 2010 - 2014

                                         ARAH KEBIJAKAN                      PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
           V I S I:
       SETIAP KELUARGA
          INDONESIA
                                1. Penciptaan iklim yang kondusif dan    Pengembangan regulasi dan kebijakan
       MENEMPATI RUMAH                                                   Standar Pelayanan Minimal Bidang
       YANG LAYAK HUNI             koordinasi pelaksanaan kebijakan di
                                                                         Perumahan dan Permukiman.
                                   tingkat Pusat dan Daerah dalam
                                   rangka pemenuhan hak dasar            a. Pembangunan RLH (pasar formal maupun
         M I S I:                  rakyat atas rumah.                       secara swadaya masyarakat);
                                                                         b. Pembangunan rusun baik sewa maupun
  1. MENINGKATKAN IKLIM YANG
     KONDUSIF & KOORDINASI                                                  milik;
                                2. Peningkatan pemenuhan kebutuhan
     PELAKSANAAN KEBIJAKAN                                               c. Penyediaan PSU perkim yang memadai utk
     PEMBANGUNAN PERUMAH-
                                   Rumah Sejahtera yang didukung
                                                                            pengembangan kawasan permukiman
     AN DAN PERMUKIMAN.            dengan PSU serta kepastian               termasuk perumahan swadaya;
                                   bermukim bagi MBM di kawasan          d. Penanganan lingkungan perumahan dan
  2. MENINGKATKAN KETERSE-         perkotaan dan kawasan perdesaan.         permukiman kumuh;
     DIAAN RUMAH LAYAK HUNI
     DALAM LINGKUNGAN YANG                                               e. Pembangunan rumah khusus;
     SEHAT & AMAN SERTA DIDU-                                            f. Pengembangan kawasan tematik strategis;
     KUNG OLEH PRASARANA,       3. Pelembagaan sistem pendanaan
     SARANA DAN UTILITAS
                                                                         g. Penguatan hak atas tanah utk bermukim.
                                   dan pembiayaan perumahan dan
     YANG MEMADAI.
                                   permukiman
                                                                         a. Pengembangan pembiayaan perumahan
  3. MENGEMBANGKAN SISTEM
                                                                            melalui fasilitasi likuiditas;
     PEMBIAYAAN PERUMAHAN
     JANGKA PANJANG YANG        4. Peningkatan pendayagunaan             b. Pengembangan Tabungan Perumahan
     EFISIEN, AKUNTABEL DAN        sumberdaya pembangunan perkim,           Nasional;
     BERKELANJUTAN.                                                      c. Peningkatan pemanfaatan sumber-sumber
                                   pemanfaatan hasil-hasil iptek yang
                                   mengacu tata ruang dan kearifan          pembiayaan untuk pembangunan perkim.
  4. MENINGKATKAN PENDAYA-
     GUNAAN SUMBERDAYA PE-         lokal.
     RUMAHAN DAN PERMUKIM-                                               Peningkatan litbang perkim, penyelenggaraan
     AN SECARA OPTIMAL.                                                  pembangunan perkim berbasis tata ruang dan
                                5. Peningkatan sinergi pusat-daerah      kearifan lokal.
  5. MENINGKATKAN PERAN            dan pemberdayaan pemangku
     PEMERINTAH DAERAH DAN
     PEMANGKU KEPENTINGAN          kepentingan lainnya dalam             Peningkatan kapasitas kelembagaa dan sdm
     LAINNYA DALAM PEMBA-          pembangunan perumahan dan             serta para pemangku kepentingan
     NGUNAN PERUMAHAN DAN          permukiman
     PERMUKIMAN.
                                                                         pembangunan perkim.
                                                                                                                       7
VII. TARGET DAN ANGGARAN KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2010-2014
     SESUAI RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENGENAH NASIONAL (RPJMN) 2010 – 2014
                                                                                                                              RPJMN 2010 - 2014
 No.       PROGRAM/KEGIATAN PRIORITAS                    SATUAN                                  TARGET                                                 ALOKASI ANGGARAN (Rp. Milyar)
                                                                       2010       2011       2012       2013       2014         TOTAL        2010         2011       2012       2013       2014       TOTAL
 A        BA 091
 I        PROGRAM DUKUNGAN DAN MANAJEMEN                                                                                                     127,61       156,63     242,46     303,33      341,35      1.171,4
          TUGAS TEKNIS LAINNYA
  II     PROGRAM PENGEMBANGAN PERUMAHAN                                                                                                     2.185,73     2.520,46   3.874,52   1.679,37    1.851,02    12.111,1
         DAN PERMUKIMAN
       1 Pembangunan rumah susun sederhana sewa           twin block      100        100        180            -          -          380    1.200,00     1.200,00   2.160,00           -          -     4.560,0

       2 Fasilitasi dan stimulasi pembangunan                unit        7.500     12.500     16.250      7.500      6.250        50.000      75,00       125,00     178,75      82,50       75,00       536,3
         perumahan swadaya
       3 Fasilitasi dan stimulasi peningkatan kualitas       unit        7.500     12.500     16.250      7.500      6.250        50.000      37,50        62,50      97,50      45,00       43,75       286,3
         perumahan swadaya
       4 Fasilitasi pembangunan PSU kawasan                  unit       90.374    117.010    145.000    161.616    186.000       700.000     564,84       731,31     906,25    1.010,10    1.162,50     4.375,0
         perumahan dan permukiman
       5 Fasilitasi pembangunan PSU perumahan                unit        7.500     12.500     16.250      7.500      6.250        50.000      30,00        50,00      81,25      37,50       37,50       236,3
         swadaya
       6 Fasilitasi dan Stimulasi Penataan Lingkungan        Ha            50        100        150        175        180            655      75,00       160,00     240,00     280,00      288,00      1.043,0
         Permukiman Kumuh
       7 Fasilitasi pra-sertifikasi dan pendampingan         unit             -     7.500      7.500      7.500      7.500        30.000            -       2,25       3,00       3,00        3,75         12,0
         pasca-sertifikasi
       8 Fasilitasi pembangunan rumah khusus                 unit         250        750       1.050      1.350      1.600         5.000      42,87        28,88      47,25      60,75       80,00       259,7
    9 Pengembangan Kebijakan dan Koordinasi               peraturan           4          4          4          4          4           20     160,52       160,52     160,52     160,52      160,52       802,6
      Pelaksanaan Kebijakan Perumahan dan                perundangan
      Permukiman
 III PROGRAM PENGEMBANGAN PEMBIAYAAN                                                                                                          82,40        82,40      82,40      82,40       82,40       412,0
      PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

       1 Pengembangan Kebijakan dan Koordinasi            peraturan           2          2          2          2          2           10      82,40        82,40      82,40      82,40       82,40       412,0
         Pelaksanaan Kebijakan Pembiayaan                perundangan
         Perumahan dan Permukiman
          TOTAL ALOKASI KEMENPERA 2010-2014 (BA 091)                                                                                         2.395,7      2.759,5    4.199,4    2.065,1     2.274,8    13.694,5
 B.       BA 999
 III      PROGRAM PENGEMBANGAN PEMBIAYAAN                                                                                                   4.163,51     3.840,00   4.440,00   4.440,00    4.740,00   21.623,51
          PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

       1 Bantuan Subsidi Perumahan                 unit                210.000    250.000    290.000    290.000    310.000      1.350.000   3.240,00     3.840,00   4.440,00   4.440,00    4.740,00   20.700,00
       2 Masa Transisi                                                 187.006                                                    187.006     923,51                                                     923,51
         TOTAL ALOKASI KEMENPERA 2010-2014 (BA 999)                                                                                          4.163,5      3.840,0    4.440,0    4.440,0     4.740,0    21.623,5   8
VIII. ROADMAP: SKENARIO OPERASIONALISASI PEMBANGUNAN PERUMAHAN & KAWASAN PERMUKIMAN


                                                                              Urban-Rural Lnkg,                 LHB dan
                                                      •Dekon                     PSU, Bahan                                            Perkuatan        Tabungan
PENGEMBANGAN Pinjaman/                                                         Bangunan dan                    Kewajiban                                                 Fasilitas
                                                      •DAK                                                     Pelayanan               Perumahan       Perumahan
  KEBIJAKAN    Hibah                                                           Rekayasa Ranc.                                                                           Likuiditas
                                                       Perkim                     Bangun                         Umum                   Swadaya         Nasional

                                    Memperkuat Kapasitas     PSU Kawasan                  PSU Kawasan
                                             Pemda dalam      Jaringan air minum;         Jalan;                Penugasan khusus          Pemberdayaan
     Penyaluran Pinjaman/                  pengembangan       Air limbah; (septic tank    Drainase.             Pemerintah kpd            Masyarakat &
                                     kawasan perumahan         komunal);                  Bahan Bangunan          BUMN untuk
        Penyaluran hibah                                      Jaringan listrik;
                                                                                                                                            Bantuan Stimulan
                                                   melalui                                • Lokal
                                                              PJU
                                                                                                                  pembangunan
                                      sistem land banking                                 Ranc Bangun:
                                                                                                                  perumahan bagi MBR
                                                                                          • Arsitektur lokal
                                                                                                                  dengan spesifikasi                                      BLU
                                                                                                                  dan harga sesuai                                       Pusat
          Pembiayaan                                  Pemerintah                                                  standar Pemerintah                                   Pembiayaan
                                     Menerbitkan        Daerah                                                                                                         Perumahan
   Pasar             Obligasi                                                                              BUMN/D
                                                                                                                                                                             Blended
                                                                                                                                         PNPM                                Financing
  Sekunder           Daerah                      Underlying          Pembangunan                                                       MANDIRI         Bank / LKNB
                                                                                                           PERKIM
                                                     Asset           PSU Kawasan                                                        PERKIM          Pelaksana
                                                                                                            Pengembang

                                                             KAWASAN PERMUKIMAN
                                                                                                                      Kredit Konstruksi
                                Dikelola oleh Pusat                                                                   dg bunga rendah
                                 Pengelolaan Aset                 LINGKUNGAN HUNIAN
                                          (dibawah                                                                  Rumah
                                       Permerintah                                                                 Swadaya                  KPR dan Kredit Mikro
             Pembiayaan
                                            Daerah)                                                                                         Swadaya dengan
              Sekunder
             Perumahan                                                                                                                      bunga rendah
                                                                                                                                                                   A
                                                                                                               Rumah Jadi
                                                                                      Rumah
                                                                                                                                 Masyarakat
                 A                                                Rusun           Sejahtera Tapak

                                                                      Milik               Sewa

                                                                    SISI PASOKAN                                                                       SISI PERMINTAAN
     PASAR SEKUNDER                                                                                  PASAR PRIMER                                                                        9
VIII.A. PROGRAM/KEGIATAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN
                                   FASILITAS LIKUIDITAS PEMBIAYAAN PERUMAHAN

Sejak diluncurkankan Fasilitas Likuiditas                                          1. Kemampuan/Daya Beli Masyarakat
pada Tahun 2010, telah berhasil dibiayai                                              masih sangat terbatas dan kenaikan
sebanyak 14.000 unit Rumah Sejahtera                                                  penghasilan/pendapatan setiap
Tapak, dan      1.600 unit Rumah                                                      tahunnya tidak signifikan
                                                                                      dibandingkan dengan laju inflasi per
Sejahtera Susun
PENGEMBANGAN SUMBER PEMBIAYAAN MURAH JANGKA PANJANG                                   tahun;
      DANA JANGKA PANJANG                               REPAYMENT                  2. Keterjangkauan angsuran KPR
INVESTOR        TABUNGAN:           DANA                                              Bersubsidi diberikan secara terbatas
INSTITUSIONAL   -TAPERUM-PNS       PIHAK
-JAMSOSTEK
-DANA PENSIUN
                -TWP-TNI/POLRI
                -YKPP
                                   KETIGA                           SISI PASOKAN      selama masa subsidi (4 s/d 10 tahun);
-PERUSAHAAN     -SWASTA                                                KREDIT
 ASURANSI                                                            KONSTRUKSI    3. Optimalisasi pemanfaatan dana
                                                                                      APBN sejalan dengan keterbatasan
     APBN – FL
                          PK-BLU
                                               BANK
                                            PELAKSANA                                 keuangan negara;
 [POS PEMBIAYAAN]
                           PPP
                                                                                   4. Memerangi rejim suku bunga tinggi
                                                                        SISI
                                                                                      melalui penyediaan dana murah
                                                                    PERMINTAAN        jangka panjang sampai dengan
                                                                        KPR
                                                                                      melembaganya Tabungan Perumahan
                                                                                      Nasional (TPN);
                                   REPAYMENT             REPAYMENT
                                                                                   5. Daya tarik bagi Sumber Dana lain
                                                                                      untuk berperan dalam Pembiayaan
                                                                                                                       10
                                                                                      Perumahan (integrasi sumber-sumber
PROGRAM/KEGIATAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN [2]

  PERBANDINGAN SKIM SUBSIDI DAHULU DENGAN SKIM FASILITAS LIKUIDITAS SAAT INI


                    SKIM SUBSIDI (DAHULU)                       SKIM FASILITAS LIKUIDITAS (SAAT INI)

Masa         Terbatas, jangka waktu tertentu            Sepanjang masa pinjaman
Subsidi
Suku Bunga   Bunga bersubsidi dalam jangka waktu        Bunga yang ditetapkan satu digit sepanjang masa
             tertentu dan dilanjutkan bunga komersial   pinjaman (fixed rate)
             (bank yang bersangkutan)
Angsuran     Angsuran selama masa subsidi               Angsuran selama masa pinjaman ≤ 1/3 penghasilan
             ≤ 1/3 penghasilan, dan selanjutnya
             cenderung ≥ 1/3 penghasilan tergantung
             bunga komersial
Dana APBN    Belanja Subsidi, merupakan dana habis      Belanja FL dalam pos pembiayaan/investasi sehingga
             (tidak kembali)                            bukan dana habis dan merupakan revolving fund
Alokasi      Terus menerus                              Setelah beberapa periode tertentu semakin berkurang
APBN                                                    dan terus mengecil sampai akhirnya tidak perlu ada
                                                        alokasi atau ketika Tabungan Perumahan Nasional
                                                        sudah melembaga
Sumber       APBN                                       APBN + sumber dana lain
Dana
Penggunaan   Hanya untuk sisi permintaan (KPR           Untuk sisi permintaan (KPR) dengan tingkat bunga
             Bersubsidi)                                terjangkau (satu digit) dengan tenor sampai dengan 15
                                                        tahun                                               11
VIII.B. PROGRAM/KEGIATAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN
                                     TABUNGAN PERUMAHAN


                               TABUNGAN                   IURAN DAN KEPESERTAAN
                               SUKARELA                    TABUNGAN PERUMAHAN:
                                                  1. Setiap PNS, TNI/Polri, Karyawan BUMN/D,
   TABUNGAN                                          Karyawan Swasta yang berpenghasilan tetap,
  PERUMAHAN                                          wajib membayar iuran tabungan perumahan;
                                                  2. Prusahaan wajib mengimbangi iuran tabungan
                               TABUNGAN              wajib perumahan bagi karyawan;
                                 WAJIB            3. Pemerintah wajib mengimbangi iuran tabungan
                                                     wajib perumahan bagi PNS, TNI/Polri.




       PERUNTUKAN DANA                          PENGELOLAAN DANA TABUNGAN PERUMAHAN
     TABUNGAN PERUMAHAN:                             hanya dapat diinvestasikan pada:
  1. Untuk memberikan manfaat sebesar-         1. Lembaga Keuangan;
     besarnya bagi peserta tabungan; dan       2. Surat Berharga yang diperdagangkan di pasar
  2. Untuk pembelian, pembangunan, dan            modal; dan
     perbaikan rumah.                          3. Instrumen Keuangan lainnya.



           UNDANG-UNDANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
      MENGAMANATKAN PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG TABUNGAN PERUMAHAN
                                                                                                   12
VIII.C. PROGRAM/KEGIATAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN SWADAYA[1]
                                 1. PNPM MANDIRI PERKIM

                                       PNPM MANDIRI
                            •   Partisipatif
                            •   Penguatan Kelembagaan
                            •   Pelaksanaan secara swakelola
                            •   Bantuan Langsung Masyarakat (BLM)



 KONDISI EKSISTING                PNPM MANDIRI PERKIM                          KONDISI YANG DIHARAPKAN
                                                                               • Masyarakat dapat menghuni rumah
 • Masyarakat Miskin        • Peran serta masyarakat
                                                                                 yang layak dan terjangkau
                            • Penguatan kelompok swadaya masyarakat            • Lingkungan yang sehat dan aman
 • Rumah Tidak Layak Huni
                            • Pelaksanaan swadaya masyarakat                   • Penurunan angka kemiskinan
 • Lingkungan Kumuh         • Stimulan pada kelompok masyarakat                • Pengurangan luasan kawasan kumuh




          STIMULAN FISIK                                       STIMULAN NON FISIK
 • Pembangunan Rumah Baru              • Peningkatan keswadayaan melalui pelatihan dan penyuluhan
 • Perbaikan Rumah                     • Bantuan Teknis dalam penyelenggaraan perumahan swadaya
 • Peningkatan PSU                     • Pendampingan/Fasilitasi Pra dan Pasca Sertipikasi Hak Atas Tanah (SHAT)

                                                                                                                    13
PROGRAM/KEGIATAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN SWADAYA[2]
                   2. FASILITASI PRA DAN PASCA SERTIPIKASI HAK ATAS TANAH (SHAT)
                                                      MEKANISME PELAKSANAAN
TUJUAN                                           Para-sertipikasi tanah meliputi kegiatan
                                                  sosialisasi, identifikasi dan inventarisasi          TIM KOORDINASI PUSAT
Mewujudkan mekanisme kerjasama                                                                         - Kementerian Perumahan Rakyat
penyiapan calon peserta kegiatan SHAT             untuk menyiapkan data calon peserta, yang
                                                  dilaksanakan pada periode tahun sebelum              - Badan Pertanahan Nasional (BPN)
dlm rangka pemberdayaan MBR utk mem-
bangun/memperbaiki rumah scr swadaya              pelaksanaan sertipikasi (T-1).
agar memiliki rumah yang layak huni.             Pelaksanaan sertipikasi hak atas tanah,              TIM KOORDINASI PROVINSI
                                                  dilaksanakan oleh Badan Pertanahan                   - SKPD Provinsi yg membidangi perumahan
                                                  Nasional melalui Kantor Pertanahan                   - Bappeda Provinsi
                                                  Kabupaten/Kota pada periode tahun                    - Kanwil BPN
RUANG LINGKUP                                     pelaksanaan sertipikasi (T).
Memverifikasi calon peserta pokja dan           Pasca-sertipikasi tanah berupa                       TIM KOORDINASI KAB/KOTA
 mekanisme penyiapan calon peserta                pembinaan dan pendampingan MBR untuk                 - Unsur instansi yang membidangi perkim
 berdasarkan kriteria yang ditentukan             mendapatkan akses ke sumber pembiayaan               - Unsur pemerintah Kabupaten/Kota
 (SKPD kab/kota)                                  dan sumber-sumber lainnya dalam rangka               - Kantor Pertanahan
Monitoring dan evaluasi serta pelatihan          membangun/ memperbaiki rumah secara
                                                  swadaya untuk mendapatkan rumah yang
 (pasca-sertipikasi)                              layak huni, yg dilaksanakan pd periode tahun
Akses ke sumber lain (pasca-sertipikasi)         setelah pelaksanaan sertipikasi (T+1).


           KRITERIA CALON PENERIMA MANFAAT SHAT                                   PRA SERTIPIKASI      SERTIPIKASI     PASCA SERTIPIKASI
                                                                                   (KEMENPERA)           (BPN)           (KEMENPERA)
      a.   WNI
 S    b.   Berkeluarga (memiliki akte perkawinan)                                     Sosialisasi
 U                                                                                                                          Penerima
      c.   Berpenghasilan tetap atau tidak tetap                                                       SERTIPIKAT
 B                                                                                                                          Sertipikat
      d.   Mempunyai KTP/KK
 Y    e.   Memiliki tanah kosong atau mempunyai rumah tidak layak huni              Identifikasi dan
 E    f.   Berdomisili di wilayah hukum yang sama dengan letak tanah yang            Inventarisasi
 K         akan disertipikatkan dan bidang tanah untuk rumah pertama                                                       Monev dan
                                                                                                       Pelaksanaan         Pembinaan
      a. Tanah dikuasai secara fisik dan jelas batas-batasnya, tidak dalam          Penyiapan Data
                                                                                                        Sertipikasi          Teknis
         sengketa dan tempat berdiri rumah yg akan dibangun atau diperbaiki          Calon Peserta
 O    b. Belum bersertipikat                                                           •Seleksi
 B    c. Tidak dalam keadaan dijaminkan                                               •Verifikasi
 Y    d. Bukan tanah warisan yang belum dibagi                                                                           Akses Sumber
 E    e. Luas tanah maksimal 2.000 m2 yang peruntukannya hanya untuk                                                    Pembiayaan dan
 K       perumahan                                                                 Daftar Nominatif     Penetapan       sumber-sumber
      f. Penggunaan tanah sesuai RTRW Kab/Kota                                      Calon Peserta        Peserta            lainnya
                                                                                                                                             14
VIII.D. PROGRAM/KEGIATAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN FORMAL

      ISU & PERMASALAHAN                                                      KEBIJAKAN
1. Backlog;
                                                           1. Penyusunan NSPK di bidang perumahan formal;
2. Urbanisasi;
                                                           2. Meningkatkan dan memastikan pasokan hunian
3. Kelangkaan Lahan di perkotaan;
                                                              khususnya bagi MBR;
4. Kapasitas Fiskal Daerah;
5. Dukungan Perumahan Khusus (perbatasan).                 3. Mendorong peran pemerintah daerah dalam
                                                              pembangunan perumahan formal;
                                                           4. Meningkatkan kapasitas SDM dan pelaku serta
         PROGRAM                                              pendayagunaan sumberdaya pembangunan
                                                              perumahan formal;
                                                           5. Mendorong berkembangnya inovasi, teknologi,
      Fasilitasi Rusunami
                                                              standardisasi dan investasi perumahan formal;
                                                           6. Mendorong peran serta swasta/masyarakat dalam
   Pembangunan Rusunawa
                                                              pembangunan Rusunami;
                                                           7. Peningkatan kualitas perumahan dan permukiman.
 Pembangunan Rumah Khusus

    Fasilitasi Rumah Tapak
                                                    BENEFIT
            1. Tersusunnya Kebijakan dan NSPK Perumahan Formal;
            2. Berkontribusi terhadap pengurangan Backlog;
            3. Terbangunnya Rusunawa/Rusus dan terpenuhinya kebutuhan unit hunian untuk kelompok sasaran;
            4. Meningkatnya Pasokan rumah (tapak dan susun) Terciptanya Lapangan Kerja;
            5. Peningkatan produktivitas;
            6. Meningkatnya kesejahteraan;
            7. mendukung kegiatan belajar dan mencegah tawuran mahasiswa.
                                                                                                               15
VIII.E. PROGRAM/KEGIATAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN FORMAL
                   PUBLIC SERVICE OBLIGATION (PSO) PERUMAHAN

 LATAR BELAKANG
 • Masyarakat Berpenghasilan Menengah ke Bawah belum memiliki akses terhadap
   kepemilikan rumah yang layak.
 • Pemerintah Indonesia dengan segala keterbatasan yang ada berkewajiban untuk
   menyediakan rumah layak huni bagi masyarakat. Sementara itu pertumbuhan kebutuhan
   rumah yang tinggi (1,2 juta unit/tahun) ditambah dengan backlog perumahan yang
   mencapai 7,4 juta unit menjadi hambatan tersendiri, dikarenakan kemampuan penyediaan
   perumahan hanya 200.000 unit/tahun.

TUJUAN
Dalam rangka benchmarking harga rumah sejahtera

SASARAN
Menyediakan hunian yang layak bagi MBR dengan penghasilan ≤ Rp. 2,5 juta dan
MBM dengan penghasilan Rp. 2,5 juta < P ≤ Rp. 4,5 juta

Usulan Komponen PSO
 Selisih biaya produksi dan biaya penjualan rumah sejahtera tapak, tipe 36/72 (desain dan
   spesifikasi tertentu).
 Selisih biaya produksi dan biaya penjualan rumah murah, tipe 36 (desain dan spesifikasi
   tertentu).
 Selisih penerimaan dan pengeluaran atas hunian rumah sejahtera susun sewa.
                                                                                             16
VIII.F. PROGRAM/KEGIATAN PENGEMBANGAN KAWASAN

      1) Lahan bagi pengembangan kawasan perumahan dan permukiman semakin
         langka dan mahal. Program: Pengembangan Kebijakan Land Banking
         (Pencadangan Lahan) di Perkotaan.
      2) Lingkungan kumuh diperkotaan cenderung meluas (54.000 ha tahun 2004
         menjadi 59.000 ha tahun 2009. Program: Penanganan Lingkungan
         Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2K-BK).
      3) Dengan semakin padatnya lahan perkotaan, maka dibutuhkan alternatif
         pendekatan pengembangan kawasan melalui pengembangan kawasan
         bukan skala besar.         Program: Bantuan Stimulan PSU Kawasan.
      4) Perencanaan perumahan dan permukiman di daerah belum terselenggara
         dengan baik. Program: Peningkatan kapasitas kelembagaan dan
         perencanaan di daerah melalui Bantek RP4D (RP3KP).
      5) Pengembangan kawasan perumahan untuk mendukung fungsi-fungsi
         khusus (industri, perbatasan, nelayan, dll). Program: Pengembangan
         Kawasan Khusus.
      6) Kerjasama Swasta/Masyarakat dan Pemerintah dalam pengembangan
         kawasan, masih relatif terbatas. Program: DAK Bidang Perumahan dan
         Permukiman.
      7) Perlunya pelaksanaan ujicoba pengembangan kawasan perumahan dan
         permukiman di beberapa daerah. Program: Revitalisasi Kota Kekerabatan
         Maja.
      8) Perlunya pemberian penghargaan terhadap pemerintah daerah yang telah 17
VIII.G. PROGRAM/KEGIATAN PENGEMBANGAN KAWASAN[4]
     DANAALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN TAHUN 2011

                        TUJUAN
                        Meningkatkan tersedianya rumah yang layak huni dan terjangkau bagi
                        Masyarakat Berpenghasilan Menengah dan Masyarakat Berpenghasilan
                        Rendah (MBM/R) di dalam kawasan perumahan dan permukiman yang
                        didukung oleh prasarana dan sarana serta utilitas yang memadai.


                        LINGKUP KEGIATAN
                        Pembangunan Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) meliputi:
                        1. Jaringan Air Minum;
                        2. Air Limbah (septic tank komunal);
                        3. Jaringan Listrik;
                        4. Penerangan Jalan Umum.


• KELUARAN
  Terbangunnya prasarana, sarana dan utilitas (PSU) kawasan
  perumahan dan permukiman yang terdiri dari jaringan air
  minum, air limbah (septictank komunal), jaringan listrik dan
  penerangan jalan umum untuk 24.000 unit rumah.

• KEBUTUHAN ANGGARAN
  Alokasi DAK Bidang Perumahan dan Permukiman sebesar
  Rp. 150.000.000.000,00 (seratus lima puluh milyar rupiah).

                                                                                             18
VIII.H. KEGIATAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENPERA TAHUN 2010 – 2011

                                      LATAR BELAKANG
                                       PP 38/2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
                                        Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan
                                        Daerah Kab/Kota
                                       PP 7/2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
 Tidak adanya kelembagaan
  yang menangani perumahan
  secara khusus (kepala seksi/
  bagian/ dinas)                                                                                                Pengembangan data
 Tidak adanya data mengenai:                                       TUJUAN                                       perumahan: level kab/kota
   Kondisi rumah eksisting                                                                                       provinsi  nasional
     (bagus, rusak, sangat               • Efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan pemerintahan,            Meningkatkan koordinasi
     rusak)                                                                                                      pelaku pembangunan
                                           pembangunan dan pelayanan umum
   Luasan dan lokasi                                                                                            perumahan kab/kota –
                                         • Menjamin hubungan yang serasi antara Pemerintah dan                   provinsi – nasional
     kawasan kumuh
                                           Daerah, serta antar Daerah (Sinergitas Pusat-Daerah)
 Tidak adanya masterplan
  pengembangan perumahan



                                      TAHUN 2010                                         TAHUN 2011

                          Kegiatan:                                       Kegiatan:
                           1. Pendataan dan Monitoring                      1. Sosialisasi Kebijakan Bidang
                              Pembangunan Perumahan                            Perumahan dan Kawasan Permukiman
                           2. Sosialisasi Kebijakan Bidang                  2. Peningkatan Kapasitas Pemerintah
                              Perumahan                                        Daerah
                          Dana: Rp. 50 Milyar – 33 Provinsi               Dana: Rp. 50 Milyar – 33 Provinsi
                          Waktu: 9 bulan (April – Desember 2010)          Waktu: 9 bulan (Maret – Nopember 2011)


                      1. Manajemen data perumahan dan kawasan permukiman di 33 provinsi
                   2. Wadah koordinasi pembangunan perumahan dan permukiman di 33 provinsi
             3. Dokumen perencanaan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman di 33 provinsi
                           4. Profil perumahan dan kawasan permukiman di 33 provinsi
               5. Mekanisme monev pembangunan perumahan dan kawasan permukiman di 33 provinsi
                                                                                                                                             19
IX. PERLUASAN PROGRAM PRO RAKYAT KLASTER 4: PEMBANGUNAN
    RUMAH SANGAT MURAH DAN RUMAH MURAH

          KLASTER – IV: PROGRAM RUMAH SANGAT MURAH DAN MURAH
      Rumah Tangga Miskin                   Pelaku Usaha Mikro      Pelaku Usaha Mikro dan
       dan Hampir Miskin                         dan Kecil           Kecil BERDAYA BELI



      RUMAH SANGAT MURAH                                              RUMAH MURAH
      (PNPM MANDIRI PERKIM)                 RUMAH MURAH
      Penyediaan tanah                 Penyediaan tanah             Penyediaan tanah
      Sertipikasi bidang tanah         Sertipikasi bidang tanah     Sertipikasi bidang tanah
      Perijinan                                                     Perijinan
                                       Perijinan
      Pemberdayaan                                                  Pembangunan rumah
                                       Pembangunan rumah
      masyarakat                                                    baru
                                       baru
      Pembangunan rumah                                             PSU
                                       PSU                                 MODIFIKASI
      baru
                                       Penjaminan                           PROGRAM
      Peningkatan kualitas
      perumahan
                                               MODIFIKASI           Harga Jual Rp 20 – 25 Juta
      PSU                                      PROGRAM
      BANSOS Rp 5 – 10 Juta                                         Harga Jual Rp 55 – 70 Juta
                                       Harga Jual Rp 20 – 25 Juta
             PROGRAM                                                       PROGRAM
             EKSISTING                                                     EKSISTING
                                                                              BANKABLE
                                                                                                 20
                           NON - BANKABLE
KEMENPERA PERINGATI HARI PERUMAHAN

More Related Content

More from Oswar Mungkasa

Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...Oswar Mungkasa
 
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcyclingSudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcyclingOswar Mungkasa
 
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...Oswar Mungkasa
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Oswar Mungkasa
 
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAFakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAOswar Mungkasa
 
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganTata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganOswar Mungkasa
 
Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Oswar Mungkasa
 
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganMemudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganOswar Mungkasa
 
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...Oswar Mungkasa
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Oswar Mungkasa
 
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...Oswar Mungkasa
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranBekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranOswar Mungkasa
 
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...Oswar Mungkasa
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Oswar Mungkasa
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Oswar Mungkasa
 
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaPresentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaOswar Mungkasa
 
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiPengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiOswar Mungkasa
 
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Oswar Mungkasa
 
Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di IndonesiaPembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di IndonesiaOswar Mungkasa
 
Pembelajaran dari Dukungan UN Habitat dalam Pelaksanaan PPSP Tahun 2013 di Ka...
Pembelajaran dari Dukungan UN Habitat dalam Pelaksanaan PPSP Tahun 2013 di Ka...Pembelajaran dari Dukungan UN Habitat dalam Pelaksanaan PPSP Tahun 2013 di Ka...
Pembelajaran dari Dukungan UN Habitat dalam Pelaksanaan PPSP Tahun 2013 di Ka...Oswar Mungkasa
 

More from Oswar Mungkasa (20)

Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
 
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcyclingSudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
 
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
 
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAFakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
 
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganTata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
 
Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama
 
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganMemudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
 
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
 
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranBekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
 
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
 
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaPresentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
 
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiPengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
 
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
 
Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di IndonesiaPembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia
 
Pembelajaran dari Dukungan UN Habitat dalam Pelaksanaan PPSP Tahun 2013 di Ka...
Pembelajaran dari Dukungan UN Habitat dalam Pelaksanaan PPSP Tahun 2013 di Ka...Pembelajaran dari Dukungan UN Habitat dalam Pelaksanaan PPSP Tahun 2013 di Ka...
Pembelajaran dari Dukungan UN Habitat dalam Pelaksanaan PPSP Tahun 2013 di Ka...
 

KEMENPERA PERINGATI HARI PERUMAHAN

  • 1. KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DISAMPAIKAN DALAM RANGKA PERINGATAN HARI PERUMAHAN NASIONAL TAHUN 2011 JAKARTA, 26 JULI 2011
  • 2. I. PENDAHULUAN UUD NKRI 1945 PASAL 28 H Hak untuk bertempat tinggal UU 39 TAHUN 1999 UU 11 TAHUN 2005 UU 17 TAHUN 2007 UU 1 TAHUN 2011 PASAL 40 PASAL 11 RPJPN 2005 - 2025 PASAL 129 huruf a HAM - Hak untuk Pengesahan International Arah Pembangunan Perkim Hak untuk menempati atau bertempat tinggal Covenant on Ecosoc Jangka Panjang memiliki rumah yang layak AGENDA TARGET 11 HABITAT MDGS 1. Adequate shelter for all Meningkatkan kehidupan 2. Sustainable human settlements masyarakat di daerah kumuh development in an urbanizing world RPJMN RPJMN RPJMN RPJMN 2004-2009 2010-2014 2015-2020 2021-2025 RENSTRA KEMENPERA 2010-2014 • VISI ROAD MAP KEBIJAKAN • MISI PENYELENGGARAAN • TUJUAN & SASARAN STRATEGIS PERUMAHAN DAN • ARAH KEBIJAKAN & STRATEGI KAWASAN PERMUKIMAN • PROGRAM & KEGIATAN 2
  • 3. II. KONDISI UMUM PERUMAHAN Keterbatasan penyediaan rumah. Jumlah kekurangan rumah (backlog) mengalami peningkatan dari 5,8 juta unit pada tahun 2004 menjadi 7,4 juta unit pada akhir tahun 2009. Peningkatan jumlah rumah tangga yang menempati rumah yang tidak layak huni dan tidak didukung oleh prasarana, sarana lingkungan dan utilitas umum yang memadai. Pada tahun 2009, 4,8 juta unit rumah diperkirakan dalam kondisi rusak. Menurut Statistik Kesejahteraan Rakyat Tahun 2008, sebanyak: - 13,8% rumah tangga masih menghuni rumah dengan lantai tanah, - 12,4 % dengan dinding belum permanen, dan - 1,2 % tinggal di rumah yang beratapkan daun. Permukiman kumuh yang semakin meluas. Pada tahun 2009 luas permukiman kumuh diperkirakan menjadi 57.800 Ha dari kondisi sebelumnya yakni 54.000 Ha pada akhir tahun 2004. Peningkatan proporsi rumah tangga yang menempati rumah milik sendiri sudah mempunyai bukti hukum berupa sertifikat dari BPN, girik, maupun akta jual beli dari 74,49% (2004) menjadi 77,94% (2007). 3
  • 4. III. BACKLOG KEBUTUHAN RUMAH TAHUN 2009 =  RT – ( Bangunan Eksisting –  Rumah Rusak Berat 7,4 Juta Unit dengan faktor koreksi extended family 20% ) • Milik • Kontrak Termasuk komponen VISI • • Sewa dll. untuk mengurangi backlog Asumsi Backlog yang Rata-Rata akan ditangani Pertambahan Kelemahan: sebesar 25% RT Baru • Data yang ada hanya jumlah Rumah Tangga (RT), bukan jumlah Kepala Keluarga (KK). (2010-2014) (2010-2014) • Data jumlah bangunan eksisting merupakan hasil proyeksi (tidak ada = 1.842.994 unit = 710.000/tahun data yang update). Kelebihan: MENGHUNI • Memperhitungkan jumlah fisik bangunan rumah yang ada. Kebutuhan Total Penanganan Fasilitasi Pemerintah : 2.070.000 unit Perspektif (2010-2014) Potensi Swadaya Masyarakat : 3.322.994 unit Backlog = 5.392.994 unit (Tanpa memperhitungkan 12,3 Juta Unit 13,5 Juta Unit Extended Family) (2007) (2009) Kelemahan: • Data yang ada hanya jumlah Rumah Tangga (RT), bukan jumlah Kepala Keluarga (KK). • Tidak memperhitungkan jumlah fisik bangunan rumah. MEMILIKI 80 % • Komponen sewa seperti Rusunawa tidak diperhitungkan untuk mengurangi backlog. • 28,8% anggaran Kemenpera 2010-2014 dialokasikan untuk pembangunan 70.000 unit Rusunawa. Kelebihan: (Memperhitungkan • Data yang digunakan dapat di update dari hasil Extended Family) 10,8 Juta Unit Susenas yang dilaksanakan setiap 3 tahun. 4
  • 5. IV. LANDASAN KEBIJAKAN ARAH PEMBANGUNAN PERKIM JANGKA PANJANG (RPJPN 2005 – 2025) 1) PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN YANG BERKELANJUTAN, MEMADAI, LAYAK, DAN TERJANGKAU OLEH DAYA BELI MASYARAKAT SERTA DIDUKUNG OLEH PRASARANA DAN SARANA PERMUKIMAN YANG MENCUKUPI DAN BERKUALITAS YANG DIKELOLA SECARA PROFESIONAL, KREDIBEL, MANDIRI, DAN EFISIEN; 2) PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN BESERTA PRASARANA DAN SARANA PENDUKUNGNYA YANG MANDIRI MAMPU MEMBANGKITKAN POTENSI PEMBIAYAAN YANG BERASAL DARI MASYARAKAT DAN PASAR MODAL, MENCIPTAKAN LAPANGAN KERJA, SERTA MENINGKATKAN PEMERATAAN DAN PENYEBARAN PEMBANGUNAN; DAN 3) PEMBANGUNAN PERUMAHAN BESERTA PRASARANA DAN SARANA PENDUKUNGNYA YANG MEMPERHATIKAN FUNGSI DAN KESEIMBANGAN LINGKUNGAN HIDUP.  UU No. 17 TAHUN 2007 TENTANG RPJPN 2005-2025 BAB II. 2 Huruf D 5: “Memenuhi kebutuhan hunian bagi masyarakat untuk mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh”.  UU No. 17 TAHUN 2007 TENTANG RPJPN 2005-2025 BAB IV.1.5 BUTIR 19: “Pemenuhan perumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnya diarahkan pada (1) penyelenggaraan pembangunan perumahan yang ….. terjangkau oleh daya beli masyarakat … 5
  • 6. V. RENSTRA KEMENPERA TAHUN 2010-2014 M I S I: 1. MENINGKATKAN IKLIM YANG KONDUSIF & KOORDINASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN. 2. MENINGKATKAN KETERSEDIAAN RUMAH LAYAK HUNI DALAM LINGKUNGAN YANG SEHAT & AMAN SERTA DIDUKUNG OLEH PRASARANA, V I S I: SARANA DAN UTILITAS YANG MEMADAI. 3. MENGEMBANGKAN SISTEM PEMBIAYAAN SETIAP PERUMAHAN JANGKA PANJANG YANG KELUARGA EFISIEN, AKUNTABEL DAN INDONESIA BERKELANJUTAN. MENEMPATI RUMAH 4. MENINGKATKAN PENDAYAGUNAAN YANG LAYAK SUMBER-DAYA PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN SECARA OPTIMAL. HUNI 5. MENINGKATKAN PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN PEMANGKU KEPENTINGAN LAINNYA DALAM PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN. 6
  • 7. VI. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN TAHUN 2010 - 2014 ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN V I S I: SETIAP KELUARGA INDONESIA 1. Penciptaan iklim yang kondusif dan Pengembangan regulasi dan kebijakan MENEMPATI RUMAH Standar Pelayanan Minimal Bidang YANG LAYAK HUNI koordinasi pelaksanaan kebijakan di Perumahan dan Permukiman. tingkat Pusat dan Daerah dalam rangka pemenuhan hak dasar a. Pembangunan RLH (pasar formal maupun M I S I: rakyat atas rumah. secara swadaya masyarakat); b. Pembangunan rusun baik sewa maupun 1. MENINGKATKAN IKLIM YANG KONDUSIF & KOORDINASI milik; 2. Peningkatan pemenuhan kebutuhan PELAKSANAAN KEBIJAKAN c. Penyediaan PSU perkim yang memadai utk PEMBANGUNAN PERUMAH- Rumah Sejahtera yang didukung pengembangan kawasan permukiman AN DAN PERMUKIMAN. dengan PSU serta kepastian termasuk perumahan swadaya; bermukim bagi MBM di kawasan d. Penanganan lingkungan perumahan dan 2. MENINGKATKAN KETERSE- perkotaan dan kawasan perdesaan. permukiman kumuh; DIAAN RUMAH LAYAK HUNI DALAM LINGKUNGAN YANG e. Pembangunan rumah khusus; SEHAT & AMAN SERTA DIDU- f. Pengembangan kawasan tematik strategis; KUNG OLEH PRASARANA, 3. Pelembagaan sistem pendanaan SARANA DAN UTILITAS g. Penguatan hak atas tanah utk bermukim. dan pembiayaan perumahan dan YANG MEMADAI. permukiman a. Pengembangan pembiayaan perumahan 3. MENGEMBANGKAN SISTEM melalui fasilitasi likuiditas; PEMBIAYAAN PERUMAHAN JANGKA PANJANG YANG 4. Peningkatan pendayagunaan b. Pengembangan Tabungan Perumahan EFISIEN, AKUNTABEL DAN sumberdaya pembangunan perkim, Nasional; BERKELANJUTAN. c. Peningkatan pemanfaatan sumber-sumber pemanfaatan hasil-hasil iptek yang mengacu tata ruang dan kearifan pembiayaan untuk pembangunan perkim. 4. MENINGKATKAN PENDAYA- GUNAAN SUMBERDAYA PE- lokal. RUMAHAN DAN PERMUKIM- Peningkatan litbang perkim, penyelenggaraan AN SECARA OPTIMAL. pembangunan perkim berbasis tata ruang dan 5. Peningkatan sinergi pusat-daerah kearifan lokal. 5. MENINGKATKAN PERAN dan pemberdayaan pemangku PEMERINTAH DAERAH DAN PEMANGKU KEPENTINGAN kepentingan lainnya dalam Peningkatan kapasitas kelembagaa dan sdm LAINNYA DALAM PEMBA- pembangunan perumahan dan serta para pemangku kepentingan NGUNAN PERUMAHAN DAN permukiman PERMUKIMAN. pembangunan perkim. 7
  • 8. VII. TARGET DAN ANGGARAN KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2010-2014 SESUAI RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENGENAH NASIONAL (RPJMN) 2010 – 2014 RPJMN 2010 - 2014 No. PROGRAM/KEGIATAN PRIORITAS SATUAN TARGET ALOKASI ANGGARAN (Rp. Milyar) 2010 2011 2012 2013 2014 TOTAL 2010 2011 2012 2013 2014 TOTAL A BA 091 I PROGRAM DUKUNGAN DAN MANAJEMEN 127,61 156,63 242,46 303,33 341,35 1.171,4 TUGAS TEKNIS LAINNYA II PROGRAM PENGEMBANGAN PERUMAHAN 2.185,73 2.520,46 3.874,52 1.679,37 1.851,02 12.111,1 DAN PERMUKIMAN 1 Pembangunan rumah susun sederhana sewa twin block 100 100 180 - - 380 1.200,00 1.200,00 2.160,00 - - 4.560,0 2 Fasilitasi dan stimulasi pembangunan unit 7.500 12.500 16.250 7.500 6.250 50.000 75,00 125,00 178,75 82,50 75,00 536,3 perumahan swadaya 3 Fasilitasi dan stimulasi peningkatan kualitas unit 7.500 12.500 16.250 7.500 6.250 50.000 37,50 62,50 97,50 45,00 43,75 286,3 perumahan swadaya 4 Fasilitasi pembangunan PSU kawasan unit 90.374 117.010 145.000 161.616 186.000 700.000 564,84 731,31 906,25 1.010,10 1.162,50 4.375,0 perumahan dan permukiman 5 Fasilitasi pembangunan PSU perumahan unit 7.500 12.500 16.250 7.500 6.250 50.000 30,00 50,00 81,25 37,50 37,50 236,3 swadaya 6 Fasilitasi dan Stimulasi Penataan Lingkungan Ha 50 100 150 175 180 655 75,00 160,00 240,00 280,00 288,00 1.043,0 Permukiman Kumuh 7 Fasilitasi pra-sertifikasi dan pendampingan unit - 7.500 7.500 7.500 7.500 30.000 - 2,25 3,00 3,00 3,75 12,0 pasca-sertifikasi 8 Fasilitasi pembangunan rumah khusus unit 250 750 1.050 1.350 1.600 5.000 42,87 28,88 47,25 60,75 80,00 259,7 9 Pengembangan Kebijakan dan Koordinasi peraturan 4 4 4 4 4 20 160,52 160,52 160,52 160,52 160,52 802,6 Pelaksanaan Kebijakan Perumahan dan perundangan Permukiman III PROGRAM PENGEMBANGAN PEMBIAYAAN 82,40 82,40 82,40 82,40 82,40 412,0 PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN 1 Pengembangan Kebijakan dan Koordinasi peraturan 2 2 2 2 2 10 82,40 82,40 82,40 82,40 82,40 412,0 Pelaksanaan Kebijakan Pembiayaan perundangan Perumahan dan Permukiman TOTAL ALOKASI KEMENPERA 2010-2014 (BA 091) 2.395,7 2.759,5 4.199,4 2.065,1 2.274,8 13.694,5 B. BA 999 III PROGRAM PENGEMBANGAN PEMBIAYAAN 4.163,51 3.840,00 4.440,00 4.440,00 4.740,00 21.623,51 PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN 1 Bantuan Subsidi Perumahan unit 210.000 250.000 290.000 290.000 310.000 1.350.000 3.240,00 3.840,00 4.440,00 4.440,00 4.740,00 20.700,00 2 Masa Transisi 187.006 187.006 923,51 923,51 TOTAL ALOKASI KEMENPERA 2010-2014 (BA 999) 4.163,5 3.840,0 4.440,0 4.440,0 4.740,0 21.623,5 8
  • 9. VIII. ROADMAP: SKENARIO OPERASIONALISASI PEMBANGUNAN PERUMAHAN & KAWASAN PERMUKIMAN Urban-Rural Lnkg, LHB dan •Dekon PSU, Bahan Perkuatan Tabungan PENGEMBANGAN Pinjaman/ Bangunan dan Kewajiban Fasilitas •DAK Pelayanan Perumahan Perumahan KEBIJAKAN Hibah Rekayasa Ranc. Likuiditas Perkim Bangun Umum Swadaya Nasional Memperkuat Kapasitas PSU Kawasan PSU Kawasan Pemda dalam  Jaringan air minum;  Jalan; Penugasan khusus Pemberdayaan Penyaluran Pinjaman/ pengembangan  Air limbah; (septic tank  Drainase. Pemerintah kpd Masyarakat & kawasan perumahan komunal); Bahan Bangunan BUMN untuk Penyaluran hibah  Jaringan listrik; Bantuan Stimulan melalui • Lokal  PJU pembangunan sistem land banking Ranc Bangun: perumahan bagi MBR • Arsitektur lokal dengan spesifikasi BLU dan harga sesuai Pusat Pembiayaan Pemerintah standar Pemerintah Pembiayaan Menerbitkan Daerah Perumahan Pasar Obligasi BUMN/D Blended PNPM Financing Sekunder Daerah Underlying Pembangunan MANDIRI Bank / LKNB PERKIM Asset PSU Kawasan PERKIM Pelaksana Pengembang KAWASAN PERMUKIMAN Kredit Konstruksi Dikelola oleh Pusat dg bunga rendah Pengelolaan Aset LINGKUNGAN HUNIAN (dibawah Rumah Permerintah Swadaya KPR dan Kredit Mikro Pembiayaan Daerah) Swadaya dengan Sekunder Perumahan bunga rendah A Rumah Jadi Rumah Masyarakat A Rusun Sejahtera Tapak Milik Sewa SISI PASOKAN SISI PERMINTAAN PASAR SEKUNDER PASAR PRIMER 9
  • 10. VIII.A. PROGRAM/KEGIATAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN FASILITAS LIKUIDITAS PEMBIAYAAN PERUMAHAN Sejak diluncurkankan Fasilitas Likuiditas 1. Kemampuan/Daya Beli Masyarakat pada Tahun 2010, telah berhasil dibiayai masih sangat terbatas dan kenaikan sebanyak 14.000 unit Rumah Sejahtera penghasilan/pendapatan setiap Tapak, dan 1.600 unit Rumah tahunnya tidak signifikan dibandingkan dengan laju inflasi per Sejahtera Susun PENGEMBANGAN SUMBER PEMBIAYAAN MURAH JANGKA PANJANG tahun; DANA JANGKA PANJANG REPAYMENT 2. Keterjangkauan angsuran KPR INVESTOR TABUNGAN: DANA Bersubsidi diberikan secara terbatas INSTITUSIONAL -TAPERUM-PNS PIHAK -JAMSOSTEK -DANA PENSIUN -TWP-TNI/POLRI -YKPP KETIGA SISI PASOKAN selama masa subsidi (4 s/d 10 tahun); -PERUSAHAAN -SWASTA KREDIT ASURANSI KONSTRUKSI 3. Optimalisasi pemanfaatan dana APBN sejalan dengan keterbatasan APBN – FL PK-BLU BANK PELAKSANA keuangan negara; [POS PEMBIAYAAN] PPP 4. Memerangi rejim suku bunga tinggi SISI melalui penyediaan dana murah PERMINTAAN jangka panjang sampai dengan KPR melembaganya Tabungan Perumahan Nasional (TPN); REPAYMENT REPAYMENT 5. Daya tarik bagi Sumber Dana lain untuk berperan dalam Pembiayaan 10 Perumahan (integrasi sumber-sumber
  • 11. PROGRAM/KEGIATAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN [2] PERBANDINGAN SKIM SUBSIDI DAHULU DENGAN SKIM FASILITAS LIKUIDITAS SAAT INI SKIM SUBSIDI (DAHULU) SKIM FASILITAS LIKUIDITAS (SAAT INI) Masa Terbatas, jangka waktu tertentu Sepanjang masa pinjaman Subsidi Suku Bunga Bunga bersubsidi dalam jangka waktu Bunga yang ditetapkan satu digit sepanjang masa tertentu dan dilanjutkan bunga komersial pinjaman (fixed rate) (bank yang bersangkutan) Angsuran Angsuran selama masa subsidi Angsuran selama masa pinjaman ≤ 1/3 penghasilan ≤ 1/3 penghasilan, dan selanjutnya cenderung ≥ 1/3 penghasilan tergantung bunga komersial Dana APBN Belanja Subsidi, merupakan dana habis Belanja FL dalam pos pembiayaan/investasi sehingga (tidak kembali) bukan dana habis dan merupakan revolving fund Alokasi Terus menerus Setelah beberapa periode tertentu semakin berkurang APBN dan terus mengecil sampai akhirnya tidak perlu ada alokasi atau ketika Tabungan Perumahan Nasional sudah melembaga Sumber APBN APBN + sumber dana lain Dana Penggunaan Hanya untuk sisi permintaan (KPR Untuk sisi permintaan (KPR) dengan tingkat bunga Bersubsidi) terjangkau (satu digit) dengan tenor sampai dengan 15 tahun 11
  • 12. VIII.B. PROGRAM/KEGIATAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN TABUNGAN PERUMAHAN TABUNGAN IURAN DAN KEPESERTAAN SUKARELA TABUNGAN PERUMAHAN: 1. Setiap PNS, TNI/Polri, Karyawan BUMN/D, TABUNGAN Karyawan Swasta yang berpenghasilan tetap, PERUMAHAN wajib membayar iuran tabungan perumahan; 2. Prusahaan wajib mengimbangi iuran tabungan TABUNGAN wajib perumahan bagi karyawan; WAJIB 3. Pemerintah wajib mengimbangi iuran tabungan wajib perumahan bagi PNS, TNI/Polri. PERUNTUKAN DANA PENGELOLAAN DANA TABUNGAN PERUMAHAN TABUNGAN PERUMAHAN: hanya dapat diinvestasikan pada: 1. Untuk memberikan manfaat sebesar- 1. Lembaga Keuangan; besarnya bagi peserta tabungan; dan 2. Surat Berharga yang diperdagangkan di pasar 2. Untuk pembelian, pembangunan, dan modal; dan perbaikan rumah. 3. Instrumen Keuangan lainnya. UNDANG-UNDANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN MENGAMANATKAN PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG TABUNGAN PERUMAHAN 12
  • 13. VIII.C. PROGRAM/KEGIATAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN SWADAYA[1] 1. PNPM MANDIRI PERKIM PNPM MANDIRI • Partisipatif • Penguatan Kelembagaan • Pelaksanaan secara swakelola • Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) KONDISI EKSISTING PNPM MANDIRI PERKIM KONDISI YANG DIHARAPKAN • Masyarakat dapat menghuni rumah • Masyarakat Miskin • Peran serta masyarakat yang layak dan terjangkau • Penguatan kelompok swadaya masyarakat • Lingkungan yang sehat dan aman • Rumah Tidak Layak Huni • Pelaksanaan swadaya masyarakat • Penurunan angka kemiskinan • Lingkungan Kumuh • Stimulan pada kelompok masyarakat • Pengurangan luasan kawasan kumuh STIMULAN FISIK STIMULAN NON FISIK • Pembangunan Rumah Baru • Peningkatan keswadayaan melalui pelatihan dan penyuluhan • Perbaikan Rumah • Bantuan Teknis dalam penyelenggaraan perumahan swadaya • Peningkatan PSU • Pendampingan/Fasilitasi Pra dan Pasca Sertipikasi Hak Atas Tanah (SHAT) 13
  • 14. PROGRAM/KEGIATAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN SWADAYA[2] 2. FASILITASI PRA DAN PASCA SERTIPIKASI HAK ATAS TANAH (SHAT) MEKANISME PELAKSANAAN TUJUAN  Para-sertipikasi tanah meliputi kegiatan sosialisasi, identifikasi dan inventarisasi TIM KOORDINASI PUSAT Mewujudkan mekanisme kerjasama - Kementerian Perumahan Rakyat penyiapan calon peserta kegiatan SHAT untuk menyiapkan data calon peserta, yang dilaksanakan pada periode tahun sebelum - Badan Pertanahan Nasional (BPN) dlm rangka pemberdayaan MBR utk mem- bangun/memperbaiki rumah scr swadaya pelaksanaan sertipikasi (T-1). agar memiliki rumah yang layak huni.  Pelaksanaan sertipikasi hak atas tanah, TIM KOORDINASI PROVINSI dilaksanakan oleh Badan Pertanahan - SKPD Provinsi yg membidangi perumahan Nasional melalui Kantor Pertanahan - Bappeda Provinsi Kabupaten/Kota pada periode tahun - Kanwil BPN RUANG LINGKUP pelaksanaan sertipikasi (T). Memverifikasi calon peserta pokja dan  Pasca-sertipikasi tanah berupa TIM KOORDINASI KAB/KOTA mekanisme penyiapan calon peserta pembinaan dan pendampingan MBR untuk - Unsur instansi yang membidangi perkim berdasarkan kriteria yang ditentukan mendapatkan akses ke sumber pembiayaan - Unsur pemerintah Kabupaten/Kota (SKPD kab/kota) dan sumber-sumber lainnya dalam rangka - Kantor Pertanahan Monitoring dan evaluasi serta pelatihan membangun/ memperbaiki rumah secara swadaya untuk mendapatkan rumah yang (pasca-sertipikasi) layak huni, yg dilaksanakan pd periode tahun Akses ke sumber lain (pasca-sertipikasi) setelah pelaksanaan sertipikasi (T+1). KRITERIA CALON PENERIMA MANFAAT SHAT PRA SERTIPIKASI SERTIPIKASI PASCA SERTIPIKASI (KEMENPERA) (BPN) (KEMENPERA) a. WNI S b. Berkeluarga (memiliki akte perkawinan) Sosialisasi U Penerima c. Berpenghasilan tetap atau tidak tetap SERTIPIKAT B Sertipikat d. Mempunyai KTP/KK Y e. Memiliki tanah kosong atau mempunyai rumah tidak layak huni Identifikasi dan E f. Berdomisili di wilayah hukum yang sama dengan letak tanah yang Inventarisasi K akan disertipikatkan dan bidang tanah untuk rumah pertama Monev dan Pelaksanaan Pembinaan a. Tanah dikuasai secara fisik dan jelas batas-batasnya, tidak dalam Penyiapan Data Sertipikasi Teknis sengketa dan tempat berdiri rumah yg akan dibangun atau diperbaiki Calon Peserta O b. Belum bersertipikat •Seleksi B c. Tidak dalam keadaan dijaminkan •Verifikasi Y d. Bukan tanah warisan yang belum dibagi Akses Sumber E e. Luas tanah maksimal 2.000 m2 yang peruntukannya hanya untuk Pembiayaan dan K perumahan Daftar Nominatif Penetapan sumber-sumber f. Penggunaan tanah sesuai RTRW Kab/Kota Calon Peserta Peserta lainnya 14
  • 15. VIII.D. PROGRAM/KEGIATAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN FORMAL ISU & PERMASALAHAN KEBIJAKAN 1. Backlog; 1. Penyusunan NSPK di bidang perumahan formal; 2. Urbanisasi; 2. Meningkatkan dan memastikan pasokan hunian 3. Kelangkaan Lahan di perkotaan; khususnya bagi MBR; 4. Kapasitas Fiskal Daerah; 5. Dukungan Perumahan Khusus (perbatasan). 3. Mendorong peran pemerintah daerah dalam pembangunan perumahan formal; 4. Meningkatkan kapasitas SDM dan pelaku serta PROGRAM pendayagunaan sumberdaya pembangunan perumahan formal; 5. Mendorong berkembangnya inovasi, teknologi, Fasilitasi Rusunami standardisasi dan investasi perumahan formal; 6. Mendorong peran serta swasta/masyarakat dalam Pembangunan Rusunawa pembangunan Rusunami; 7. Peningkatan kualitas perumahan dan permukiman. Pembangunan Rumah Khusus Fasilitasi Rumah Tapak BENEFIT 1. Tersusunnya Kebijakan dan NSPK Perumahan Formal; 2. Berkontribusi terhadap pengurangan Backlog; 3. Terbangunnya Rusunawa/Rusus dan terpenuhinya kebutuhan unit hunian untuk kelompok sasaran; 4. Meningkatnya Pasokan rumah (tapak dan susun) Terciptanya Lapangan Kerja; 5. Peningkatan produktivitas; 6. Meningkatnya kesejahteraan; 7. mendukung kegiatan belajar dan mencegah tawuran mahasiswa. 15
  • 16. VIII.E. PROGRAM/KEGIATAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN FORMAL PUBLIC SERVICE OBLIGATION (PSO) PERUMAHAN LATAR BELAKANG • Masyarakat Berpenghasilan Menengah ke Bawah belum memiliki akses terhadap kepemilikan rumah yang layak. • Pemerintah Indonesia dengan segala keterbatasan yang ada berkewajiban untuk menyediakan rumah layak huni bagi masyarakat. Sementara itu pertumbuhan kebutuhan rumah yang tinggi (1,2 juta unit/tahun) ditambah dengan backlog perumahan yang mencapai 7,4 juta unit menjadi hambatan tersendiri, dikarenakan kemampuan penyediaan perumahan hanya 200.000 unit/tahun. TUJUAN Dalam rangka benchmarking harga rumah sejahtera SASARAN Menyediakan hunian yang layak bagi MBR dengan penghasilan ≤ Rp. 2,5 juta dan MBM dengan penghasilan Rp. 2,5 juta < P ≤ Rp. 4,5 juta Usulan Komponen PSO  Selisih biaya produksi dan biaya penjualan rumah sejahtera tapak, tipe 36/72 (desain dan spesifikasi tertentu).  Selisih biaya produksi dan biaya penjualan rumah murah, tipe 36 (desain dan spesifikasi tertentu).  Selisih penerimaan dan pengeluaran atas hunian rumah sejahtera susun sewa. 16
  • 17. VIII.F. PROGRAM/KEGIATAN PENGEMBANGAN KAWASAN 1) Lahan bagi pengembangan kawasan perumahan dan permukiman semakin langka dan mahal. Program: Pengembangan Kebijakan Land Banking (Pencadangan Lahan) di Perkotaan. 2) Lingkungan kumuh diperkotaan cenderung meluas (54.000 ha tahun 2004 menjadi 59.000 ha tahun 2009. Program: Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2K-BK). 3) Dengan semakin padatnya lahan perkotaan, maka dibutuhkan alternatif pendekatan pengembangan kawasan melalui pengembangan kawasan bukan skala besar. Program: Bantuan Stimulan PSU Kawasan. 4) Perencanaan perumahan dan permukiman di daerah belum terselenggara dengan baik. Program: Peningkatan kapasitas kelembagaan dan perencanaan di daerah melalui Bantek RP4D (RP3KP). 5) Pengembangan kawasan perumahan untuk mendukung fungsi-fungsi khusus (industri, perbatasan, nelayan, dll). Program: Pengembangan Kawasan Khusus. 6) Kerjasama Swasta/Masyarakat dan Pemerintah dalam pengembangan kawasan, masih relatif terbatas. Program: DAK Bidang Perumahan dan Permukiman. 7) Perlunya pelaksanaan ujicoba pengembangan kawasan perumahan dan permukiman di beberapa daerah. Program: Revitalisasi Kota Kekerabatan Maja. 8) Perlunya pemberian penghargaan terhadap pemerintah daerah yang telah 17
  • 18. VIII.G. PROGRAM/KEGIATAN PENGEMBANGAN KAWASAN[4] DANAALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN TAHUN 2011 TUJUAN Meningkatkan tersedianya rumah yang layak huni dan terjangkau bagi Masyarakat Berpenghasilan Menengah dan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBM/R) di dalam kawasan perumahan dan permukiman yang didukung oleh prasarana dan sarana serta utilitas yang memadai. LINGKUP KEGIATAN Pembangunan Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) meliputi: 1. Jaringan Air Minum; 2. Air Limbah (septic tank komunal); 3. Jaringan Listrik; 4. Penerangan Jalan Umum. • KELUARAN Terbangunnya prasarana, sarana dan utilitas (PSU) kawasan perumahan dan permukiman yang terdiri dari jaringan air minum, air limbah (septictank komunal), jaringan listrik dan penerangan jalan umum untuk 24.000 unit rumah. • KEBUTUHAN ANGGARAN Alokasi DAK Bidang Perumahan dan Permukiman sebesar Rp. 150.000.000.000,00 (seratus lima puluh milyar rupiah). 18
  • 19. VIII.H. KEGIATAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENPERA TAHUN 2010 – 2011 LATAR BELAKANG  PP 38/2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kab/Kota  PP 7/2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan  Tidak adanya kelembagaan yang menangani perumahan secara khusus (kepala seksi/ bagian/ dinas)  Pengembangan data  Tidak adanya data mengenai: TUJUAN perumahan: level kab/kota  Kondisi rumah eksisting  provinsi  nasional (bagus, rusak, sangat • Efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan pemerintahan,  Meningkatkan koordinasi rusak) pelaku pembangunan pembangunan dan pelayanan umum  Luasan dan lokasi perumahan kab/kota – • Menjamin hubungan yang serasi antara Pemerintah dan provinsi – nasional kawasan kumuh Daerah, serta antar Daerah (Sinergitas Pusat-Daerah)  Tidak adanya masterplan pengembangan perumahan TAHUN 2010 TAHUN 2011  Kegiatan:  Kegiatan: 1. Pendataan dan Monitoring 1. Sosialisasi Kebijakan Bidang Pembangunan Perumahan Perumahan dan Kawasan Permukiman 2. Sosialisasi Kebijakan Bidang 2. Peningkatan Kapasitas Pemerintah Perumahan Daerah  Dana: Rp. 50 Milyar – 33 Provinsi  Dana: Rp. 50 Milyar – 33 Provinsi  Waktu: 9 bulan (April – Desember 2010)  Waktu: 9 bulan (Maret – Nopember 2011) 1. Manajemen data perumahan dan kawasan permukiman di 33 provinsi 2. Wadah koordinasi pembangunan perumahan dan permukiman di 33 provinsi 3. Dokumen perencanaan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman di 33 provinsi 4. Profil perumahan dan kawasan permukiman di 33 provinsi 5. Mekanisme monev pembangunan perumahan dan kawasan permukiman di 33 provinsi 19
  • 20. IX. PERLUASAN PROGRAM PRO RAKYAT KLASTER 4: PEMBANGUNAN RUMAH SANGAT MURAH DAN RUMAH MURAH KLASTER – IV: PROGRAM RUMAH SANGAT MURAH DAN MURAH Rumah Tangga Miskin Pelaku Usaha Mikro Pelaku Usaha Mikro dan dan Hampir Miskin dan Kecil Kecil BERDAYA BELI RUMAH SANGAT MURAH RUMAH MURAH (PNPM MANDIRI PERKIM) RUMAH MURAH Penyediaan tanah Penyediaan tanah Penyediaan tanah Sertipikasi bidang tanah Sertipikasi bidang tanah Sertipikasi bidang tanah Perijinan Perijinan Perijinan Pemberdayaan Pembangunan rumah Pembangunan rumah masyarakat baru baru Pembangunan rumah PSU PSU MODIFIKASI baru Penjaminan PROGRAM Peningkatan kualitas perumahan MODIFIKASI Harga Jual Rp 20 – 25 Juta PSU PROGRAM BANSOS Rp 5 – 10 Juta Harga Jual Rp 55 – 70 Juta Harga Jual Rp 20 – 25 Juta PROGRAM PROGRAM EKSISTING EKSISTING BANKABLE 20 NON - BANKABLE