3. LAPORAN KINERJA
KEMENPERA, TAHUN 2010
KATA PENGANTAR
P uji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala limpahan Rahmat, Taufiq serta Hidayah-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat
Tahun 2010. Laporan ini kami susun sebagai salah satu wujud akuntabilitas dan
transparansi penyelenggaraan pemerintahan bidang perumahan rakyat.
Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat ini menyajikan Kinerja
Kementerian Perumahan Rakyat atas pelaksanaan tugas membantu Presiden
Republik Indonesia dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang
perumahan rakyat sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor
24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata
Kerja Kementerian RI dan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Unit
Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara RI.
Dalam laporan ini kami menyampaikan secara lengkap kinerja pencapaian
Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010–2014 yang
mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun
2010–2014 bidang perumahan. Kami menyadari bahwa pencapaian Kinerja
Kementerian Perumahan Rakyat ini merupakan hasil kerja dan upaya bersama
seluruh pemangku kepentingan pembangunan bidang perumahan.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan bagi kita sekalian, agar
dapat memberikan sumbangsih terbaik bagi terwujudnya Indonesia yang adil,
makmur, dan sejahtera. Amin.
Jakarta, Maret 2011
Menteri Negara Perumahan Rakyat
Suharso Monoarfa
iii
4. LAPORAN KINERJA
KEMENPERA, TAHUN 2010
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL........................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR................................................................................................... vi
DAFTAR ISTILAH..................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
1.1 Pentingnya Perumahan sebagai Hak Asasi Manusia................................. 2
1.2 Komitmen Global...................................................................................... 3
1.3 Tantangan yang Dihadapi.......................................................................... 3
1.4 Pengemban Amanat Konstitusi................................................................. 4
BAB II RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT 2010-2014...... 7
2.1 Acuan Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat....................... 7
2.2 Visi dan Misi Renstra Kemenpera 2010-2014........................................... 12
2.3 Arah Kebijakan dan Sasaran...................................................................... 12
2.4 Program dan Kegiatan.............................................................................. 15
BAB III KINERJA KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2010..................... 17
3.1 Pencapaian Anggaran............................................................................... 17
3.2 Pencapaian Rencana Pemba gunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
n
2010-2014................................................................................................ 22
3.3 Pencapaian Kontrak Kinerja Menteri Negara Perumahan Rakyat............ 22
3.4 Pencapaian Misi Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat
Tahun 2010-2014..................................................................................... 23
3.5 Rekapitulasi Kinerja Kemeterian Perumahan Rakyat pada
Tahun 2010.............................................................................................. 49
BAB IV PENCAPAIAN LAINNYA ............................................................................... 51
4.1 Peran di Tingkat Regional......................................................................... 51
4.2 Pemasyarakatan Isu Perumahan.............................................................. 53
4.3 Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).................................. 54
4.4 Akuntabilitas dan Keterbukaan Publik...................................................... 57
BAB V PENUTUP..................................................................................................... 63
LAMPIRAN
iv
5. LAPORAN KINERJA
KEMENPERA, TAHUN 2010
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Prioritas Nasional dalam RPJMN 2010-2014 (Buku I)....................... 9
Tabel II.2 Prioritas Bidang dalam RPJMN 2010-2014 (Buku I)......................... 10
Tabel II.3 Kontrak Kinerja Menteri Perumahan Rakyat 2010-2014................. 11
Tabel III.1 Target dan Anggaran Kementerian Perumahan Rakyat
Tahun 2010-2014 (Sesuai RPJM dan Renstra Kemenpera
2010-2014)...................................................................................... 18
Tabel III.2 Anggaran Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010................. 19
Tabel III.3 Kinerja Anggaran Pembangunan Perumahan Rakyat
Tahun 2010...................................................................................... 21
Tabel III.4 Proporsi Penyerapan Bagian Anggaran 091 dan 999
terhadap Pagu (%)........................................................................... 22
Tabel III.5 Daftar Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat
Tahun 2010 ..................................................................................... 26
Tabel III.6 Peringkat SAKIP Kementerian Perumahan Rakyat
Tahun 2006-2007............................................................................ 27
Tabel III.7 Opini Laporan Keuangan Kementerian Perumahan Rakyat
Tahun 2006-2007............................................................................ 27
Tabel III.8 Lokasi Pembangunan Rusunawa Tahun Anggaran 2010................. 29
Tabel III.9 Rekapitulasi Pemberian Bantuan Stimulan Pembangunan Baru
Tahun Anggaran 2010...................................................................... 32
Tabel III.10 Rekapitulasi Pemberian Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas
Tahun Anggaran 2010...................................................................... 35
Tabel III.11 Daftar Lokasi Pembangunan PSU Rsh/Rusunawa
Tahun Anggaran 2010...................................................................... 36
Tabel III.12 Rekapitulasi Pemberian Bantuan Stimulan PSU
Tahun Anggaran 2010..................................................................... 38
Tabel III.13 Rekapitulasi Sertifikasi Hak Atas Tanah Bagi MBR Tahun 2010....... 41
Tabel III.14 Realisasi Daftar Hunian Rumah Khusus dan Rumah Sosial
Tahun Anggaran 2010...................................................................... 42
Tabel III.15 Realisasi Penerbitan Subsidi Perumahan TA 2010........................... 44
Tabel III.16 Penerima Penghargaan Adiupaya Puritama Bidang
Penyelenggaraan Perumahan Dan Permukiman Tahun 2010......... 48
Tabel III.17 Rekapitulasi Kinerja Kemenpera pada Tahun 2010......................... 49
Tabel IV.1 Perbandingan antara Skim Subsidi Pola Lama dengan
Skim Fasilitas Likuiditas................................................................... 56
v
6. LAPORAN KINERJA
KEMENPERA, TAHUN 2010
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Kementerian Perumahan Rakyat.................... 5
Gambar 3.1 BA 091 dan BA 999 Menurut RPJMN 2010-2014 (Milyar)............ 17
Gambar 3.2 Proporsi Alokasi Anggaran Program BA 091
Menurut RPJMN 2010-2014 (Milyar)............................................ 20
Gambar 3.3 Lokasi Pembangunan Rusunawa Tahun Anggaran 2010............... 30
Gambar 3.4 Alur Pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera 2010......... 46
vi
7. LAPORAN KINERJA
KEMENPERA, TAHUN 2010
DAFTAR ISTILAH
APBD : Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
APBN : Anggaran Pendapatan Belanja Negara
APMCHUD : Asia Pacific Ministerial Conference on Housing and
Urban Development
BA : Bagian Anggaran
Bappenas : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Bappertarum : Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan
Pegawai Negeri Sipil
Bimtek : Bimbingan Teknis
BLM : Badan Layanan Masyarakat
BLUD : Badan Layanan Umum Daerah
BMN : Barang Milik Negara
BPA : Biro Perencanaan dan Anggaran
BP-FLPP : Bantuan Pembiayaan Fasilitas Likuiditas
Pembiayaan Perumahan
BPN : Badan Pertanahan Nasional
BPRS : Badan Pengelola Rumah Susun
BSP2S : Bantuan Stimulan Pembangunan Perumahan Swadaya
BTN : Bank Tabungan Negara
BUMD : Badan Usaha Milik Daerah
BUMN : Badan Usaha Milik Negara
CA : Certificate Authority
CALK : Catatan Atas Laporan Keuangan
CAP : Community Action Planning
CPM : Calon Penerima Manfaat
CSR : Corporate Social Responsibility
DAK : Dana Alokasi Khusus
DED : Detail Engineering Design
DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
DPR : Dewan Perwakilan Rakyat
FGD : Focussed Group Discussion
FLPP : Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan
G2C : Government to Citizen
G2B : Government to Business
G2G : Government to Government
ha : hektar
HAM : Hak Asasi Manusia
Hapernas : Hari Perumahan Nasional
vii
8. LAPORAN KINERJA
KEMENPERA, TAHUN 2010
ITS : Institut Teknologi 10 Nopember
Jamsostek : Jaminan Sosial Tenaga Kerja
K/L : Kementerian/Lembaga
Kab : Kabupaten
Kemenkeu : Kementerian Keuangan
Kemen PAN-RB: Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi
Kemenpera : Kementerian Perumahan Rakyat
KPR : Kredit Pemilikan Rumah
KTP : Kartu Tanda Penduduk
LAKIP : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
LAN : Local Area Network
LKM : Lembaga Keswadayaan Masyarakat
LKNB : Lembaga Keuangan Non Bank
LKPP : Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LPSE : Lembaga Pengadaan Secara Elektronik
MBM : Masyarakat Berpendapatan Menengah
MBR : Masyarakat Berpendapatan Rendah
MCK : Mandi Cuci Kakus
MDGs : Milennium Development Goals
Monev : Monitoring dan Evaluasi
OSS : Open Source Software
PB : Pembangunan Baru
PBB : Perserikatan Bangsa Bangsa
Permenpera : Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat
PJU : Penerangan Jalan Umum
PKP : Perumahan dan Kawasan Permukiman atau
: Peningkatan Kualitas Permukiman
PLP2K-BK : Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman
Kumuh Berbasis Kawasan
PNS : Pegawai Negeri Sipil
PP : Peraturan Pemerintah
PPRS : Perhimpunan Penghuni Rumah Susun
Pokja : Kelompok Kerja
Pokmas : Kelompok Masyarakat
PPK : Pejabat Pembuat Komitmen
PPN : Pajak Pertambahan Nilai
PSU : Prasarana, Sarana, dan Utilitas
Renstra : Rencana Strategis
RLH : Rumah Layak Huni
viii
9. LAPORAN KINERJA
KEMENPERA, TAHUN 2010
RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
RPJPN : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Rsh : Rumah Sederhana Sehat
RTLH : Rumah Tidak Layak Huni
Rusun : Rumah Susun
Rusunami : Rumah Susun Sederhana Milik
Rusunawa : Rumah Susun Sederhana Sewa
RUU : Rancangan Undang-Undang
SAI : Sistem Akuntansi Instansi
SAKIP : Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
SAKPA : Sistem Akuntansi Keuangan Pengguna Anggaran
Sarusuna : Satuan Rumah Susun Sederhana
Sarusunami : Satuan Rumah Susun Sederhana Milik
SDM : Sumber Daya Manusia
SIMAK : Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi
SIUP : Surat Izin Usaha Perdagangan
SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah
SPSE : Sistem Penyedia Barang/Jasa Secara Elektronik
TA : Tahun Anggaran
TB : Twin Block
TDP : Tanda Daftar Perusahaan
Tupoksi : Tugas Pokok dan Fungsi
UKP4 : Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan
Pengendalian Pembangunan
UN : United Nation
Univ : Universitas
UU : Undang Undang
UUD : Undang Undang Dasar
WTP : Wajar Tanpa Pengecualian
YKPP : Yayasan Kesejahteraan Pendidikan dan Perumahan
ix
11. LAPORAN KINERJA
KEMENPERA, TAHUN 2010
BAB I
PENDAHULUAN
“memang tjita-tjita itoe (perumahan rakyat) tidak akan tertjapai
dalam setahoen doea tahoen, tidak akan terselenggara semoeanja
dalam 10 ataoe 20 tahoen. Tetapi dalam 40 tahoen ataoe setengah abad
pasti dapat ditjapai, apabila kita bersoenggoeh-soenggoeh maoe dan
beroesaha dengan penoeh kepertjajaan. Djangan hendaknja ada orang
jang berkata “moestahil” terpengaroeh oleh keadaan jang dihadapinja
sekarang. Lima belas tahoen dahoeloe djoega rata-rata orang mengira
dalam hatinja, moestahil kita akan merdeka. Tetapi sekarang! Sekarang
kita telah merdeka dan berdaoelat. Apa jang kiranja moestahil
dahoeloe itoe, sekarang soedah mendjadi kenjataan. Sebab itoe, tidak
ada moestahil, apabila kita maoe mengamalkan dan mengerdjakan
soenggoeh-soenggoeh”.
(Wakil Presiden R.I. I Moh. Hatta –
Kongres Perumahan Rakjat Sehat 25-30 Agustus 1950)
1
12. LAPORAN KINERJA
KEMENPERA, TAHUN 2010
1.1 Pentingnya Perumahan sebagai Hak Asasi Manusia
Hunian yang layak merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan
bagian dari hak asasi manusia (HAM) yang pemenuhannya diamanatkan dalam
Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia pasal 40
yang menyebutkan bahwa “Setiap orang berhak untuk bertempat tinggal serta
berkehidupan yang layak”.
Hal ini sejalan dengan Amandemen Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28H ayat 1
yang menyebutkan bahwa “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
berhak memperoleh pelayanan kesehatan”.
Selain itu, dalam Undang-Undang Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP)
yang disahkan DPR pada tanggal 17 Desember 2010 sebagai revisi dari undang-
undang sebelumnya yaitu Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang
Perumahan dan Permukiman disebutkan bahwa setiap orang berhak menempati,
menikmati, dan/atau memiliki rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat,
aman, serasi, dan teratur.
Selain UU PKP, terdapat juga Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005 tentang
Pengesahan International Covenant on Ecosoc Pasal 11 yang menyebutkan
bahwa negara pihak pada kovenan ini mengakui hak setiap orang atas standar
kehidupan yang layak baginya dan keluarganya, termasuk pangan, sandang dan
perumahan, dan atas perbaikan kondisi hidup terus menerus.
Berbagai peraturan perundang-undangan seperti telah disebut di atas menegaskan
pentingnya perumahan. Pembangunan perumahan sudah seharusnya mendapat
perhatian sepenuhnya dengan mempertimbangkan bahwa perumahan
merupakan hak asasi manusia. Pembangunan perumahan dan permukiman pada
hakikatnya ditujukan untuk mendukung upaya peningkatan kualitas keluarga yang
diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam pembangunan komunitas dan
memperkokoh kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sebagai konsekuensi logis, pemerintah wajib menghormati, melindungi,
menegakkan, dan memajukan perumahan dengan menciptakan iklim yang
kondusif bagi seluruh masyarakat Indonesia, khususnya bagi masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR) secara berkelanjutan. Tujuan ini selaras dengan
amanat pembukaan UUD 1945 dan telah ditetapkan sebagai bagian dari
sasaran pembangunan nasional sebagaimana tercantum dalam visi Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 (Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Tahun 2005-2025).
2
13. LAPORAN KINERJA
KEMENPERA, TAHUN 2010
1.2 Komitmen Global
Sebagai hak dasar yang fundamental dan sekaligus menjadi prasyarat bagi setiap
orang untuk bertahan hidup dan menikmati kehidupan yang bermartabat,
damai, aman, dan nyaman maka penyediaan perumahan dan permukiman yang
memenuhi prinsip-prinsip layak dan terjangkau bagi semua orang juga menjadi
komitmen global sebagaimana dituangkan dalam Agenda Habitat (The Habitat
Agenda, Istanbul Declaration on Human Settlements) dan Tujuan Pembangunan
Milenium (Millenium Development Goals/MDGs).
Dalam Agenda Habitat yang disepakati negara-negara di dunia pada tahun 1996
di Istanbul, Turki, terdapat 2 pesan utama yaitu Adequate Shelter for All (Hunian
yang Layak bagi Semua) dan Sustainable Human Settlements Development in
an Urbanizing World (Permukiman yang Berkelanjutan di Dunia yang Makin
Mengota). Indonesia pun turut aktif dalam mengangkat isu ini antara lain
melalui peringatan Hari Habitat Dunia setiap tahunnya. Selain itu, Indonesia
juga berperan aktif di tingkat internasional antara lain melalui peran serta dalam
Governing Council United Nation (UN) Habitat yang diselenggarakan setiap
2 tahun sekali. Indonesia juga berpartisispasi dalam APMCHUD (Asia Pacific
Ministerial Conference on Housing and Urban Development) sejak tahun 2006
hingga akhirnya menjadi tuan rumah APMCHUD yang ketiga pada 2010 di Solo.
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Negara Perumahan Rakyat terpilih mewakili
Pemerintah Indonesia menjadi ketua biro APMCHUD 3, yang menjadikan Indonesia
memiliki posisi yang lebih strategis dalam bidang perkotaan dan permukiman di
kancah internasional.
Selain Agenda Habitat, dalam Millenium Development Goals yaitu pada Tujuan
7 Target 11 disebutkan tentang meningkatkan secara signifikan kehidupan
masyarakat yang hidup di permukiman kumuh. Dalam MDGs ditargetkan bahwa
pada 2020, perlu ada peningkatan kondisi bagi 100 juta jiwa penduduk dunia
yang tinggal di permukiman kumuh. Untuk itu, pemerintah bertanggung jawab
untuk membantu masyarakat agar dapat bertempat tinggal serta melindungi dan
meningkatkan kualitas permukiman dan lingkungannya.
1.3 Tantangan yang Dihadapi
Berdasar data tahun 2009, di Indonesia terdapat ‘backlog’ (kekurangan)
perumahan yang mencapai jumlah sekitar 7,4 juta rumah. Jumlah backlog ini
meningkat dari sebelumnya yaitu sejumlah 5,8 juta unit pada tahun 2004. Selain
itu, masih terdapat sekitar 4,8 juta unit rumah yang diperkirakan dalam kondisi
rusak dan permukiman kumuh yang semakin meluas diperkirakan telah mencapai
57.800 ha. Di lain pihak, proporsi jumlah rumah tangga yang belum mempunyai
bukti hukum berupa sertifikat dari Badan Pertanahan Nasional (BPN), girik,
maupun akta jual beli masih mencapai 22,06% (2007).
Secara garis besar, kondisi tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga
permasalahan pokok, yaitu: (i) keterbatasan penyediaan rumah; (ii) meningkatnya
3
14. LAPORAN KINERJA
KEMENPERA, TAHUN 2010
jumlah rumah tangga yang menempati rumah yang tidak layak huni dan tidak
didukung oleh prasarana, dan sarana lingkungan dan utilitas umum yang
memadai; serta (iii) permukiman kumuh yang semakin meluas.
Beragam faktor yang menjadi penyebab permasalahan tersebut, yaitu: (i)
Regulasi dan kebijakan yang belum sepenuhnya mendukung terciptanya
iklim yang kondusif dalam pembangunan perumahan dan permukiman; (ii)
Keterbatasan akses masyarakat berpenghasilan menengah-bawah terhadap
lahan; (iii) Lemahnya kepastian bermukim (secure tenure); (iv) Belum tersedia
dana murah jangka panjang untuk meningkatkan akses dan daya beli masyarakat
berpenghasilan menengah-bawah; (v) Belum efisiennya pasar primer dan belum
berkembangnya pasar sekunder perumahan; (vi) Belum mantapnya kelembagaan
penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman; dan (vii) Belum
optimalnya pemanfaatan sumber daya perumahan dan permukiman.
1.4 Pengemban Amanat Konstitusi
Sebagai pengemban amanat konstitusi dan untuk menghadapi tantangan
perumahan dan permukiman, Kementerian Perumahan Rakyat berdiri di garis
depan dalam penanganan perumahan dan permukiman. Dalam Kabinet Indonesia
Bersatu II, Kementerian Perumahan Rakyat mempunyai tugas dan fungsi
sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Republik Indonesia.
Berdasarkan peraturan diatas, Kementerian Perumahan Rakyat mempunyai
tugas membantu Presiden Republik Indonesia dalam merumuskan kebijakan dan
koordinasi di bidang perumahan rakyat dengan fungsi:
1. Perumusan kebijakan nasional di bidang perumahan rakyat,
2. Koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang perumahan rakyat,
3. Pengelolaan barang/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Perumahan Rakyat,
4. Pengawasan atas pelaksanaan tugas Kementerian Negara Perumahan
Rakyat; penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di
bidang tugas dan fungsi Kementarian Negara Perumahan Rakyat kepada
Presiden.
Untuk itu, dalam rangka menyelenggarakan tugas dan fungsinya, sesuai dengan
Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Unit Organisasi dan Tugas
Kementerian Republik Indonesia, Menteri Perumahan Rakyat dibantu oleh:
1. Sekretariat Kementerian
2. Deputi Bidang Pembiayaan
3. Deputi Bidang Pengembangan Kawasan
4. Deputi Bidang Perumahan Swadaya
5. Deputi Bidang Perumahan Formal;
6. Kelompok Staf Ahli:
4
15. LAPORAN KINERJA
KEMENPERA, TAHUN 2010
a. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan
b. Staf Ahli Bidang Kemitraan dan Hubungan Antar Lembaga
c. Staf Ahli Bidang Peran Serta Masyarakat dan Pemberdayaan
d. Staf Ahli Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan Industri
e. Staf Ahli Bidang Tata Ruang, Pertanahan, dan Permukiman
7. Inspektorat
8. Pusat Pengembangan Perumahan
9. Pusat Pembiayaan Perumahan
Dengan demikian, Kementerian Perumahan Rakyat diharapkan dapat menjalankan
peran perumusan kebijakan dan koordinasi di bidang perumahan rakyat yang
menjadi tanggung jawabnya.
Sebagai bentuk dari pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan Kementerian
Perumahan Rakyat pada tahun 2010 kepada publik, maka disusunlah Laporan
Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010. Laporan ini terdiri dari lima
bagian yaitu: (i) Bab I Pendahuluan; (ii) Bab II Rencana Strategis Kementerian
Perumahan Rakyat 2010-2014; (iii) Bab III Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat
Tahun 2010; (iv) Bab IV Pencapaian Lainnya; dan (v) Bab V Penutup.
Gambar 1.1 Struktur Organisasi
5
16. LAPORAN KINERJA
KEMENPERA, TAHUN 2010
SUMBER FOTO: ISTIMEWA
6
17. LAPORAN KINERJA
KEMENPERA, TAHUN 2010
BAB II
RENCANA STRATEGIS
KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT
1
2010 - 2014
2
2.1 Acuan Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat
Untuk mendukung peran Kementerian Perumahan Rakyat dalam menjalankan
amanahnya, telah disusun Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat
Tahun 2010-2014. Rencana Strategis (Renstra) ini disusun untuk menjadi patokan
serta memberikan arah dan sasaran yang jelas serta tolok ukur kinerja dalam
pelaksanaan pembangunan perumahan rakyat. Renstra tersebut juga telah
disahkan melalui Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor: 02/
PERMEN/M/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat
Tahun 2010-2014. Dokumen tersebut meliputi uraian tentang Visi, Misi, Tujuan,
dan Sasaran Strategis serta Arah Kebijakan dan Strategi.
Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014 tersebut
merupakan turunan dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
2005-2025 yang mencantumkan bahwa “daya saing perekonomian meningkat
melalui ...; percepatan pembangunan infrastruktur dengan lebih meningkatkan
kerja sama antara pemerintah dan dunia usaha...; serta pengembangan sumber
daya air dan pengembangan perumahan dan permukiman”. Sebagai landasan
arah pembangunan perumahan dan permukiman secara jangka panjang, RPJPN
mengamanatkan tiga pokok utama yaitu:
a) penyelenggaraan pembangunan perumahan yang berkelanjutan, memadai,
layak, dan terjangkau oleh daya beli masyarakat serta didukung oleh
prasarana dan sarana permukiman yang mencukupi dan berkualitas yang
dikelola secara profesional, kredibel, mandiri, dan efisien;
b) penyelenggaraan pembangunan perumahan beserta prasarana dan sarana
pendukungnya yang mandiri mampu membangkitkan potensi pembiayaan
yang berasal dari masyarakat dan pasar modal, menciptakan lapangan kerja,
7
18. LAPORAN KINERJA
KEMENPERA, TAHUN 2010
serta meningkatkan pemerataan dan penyebaran pembangunan; dan
a) pembangunan perumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnya
yang memperhatikan fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup.
Amanat ini kemudian diturunkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2010-2014 yang terdiri dari target-target pembangunan fisik
dan non fisik. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun
2010–2014 tersebut mengamanatkan Kementerian Perumahan Rakyat untuk ikut
memastikan kegiatan dan program yang termasuk dalam prioritas Bidang Sarana
dan Prasarana, sub bidang Perumahan dan Permukiman. Prioritas Nasional
untuk sektor Perumahan Rakyat tersebut adalah memastikan pembangunan
685.000 Rumah Sederhana Sehat Bersubsidi, 180 Tower Rusunami dan 650 twin
block Rusunawa berikut fasilitas pendukung kawasan permukiman yang dapat
menampung 836.000 keluarga yang kurang mampu pada 2012. Amanat tersebut
ditugaskan kepada Kementerian Perumahan Rakyat bersama-sama dengan
Kementerian Pekerjaan Umum. Rincian detail dari penjabaran amanat RPJMN
yang dikhususkan untuk Kementerian Perumahan Rakyat dapat dilihat pada
Tabel II.I dan Tabel II.2.
Sasaran umum yang akan dicapai dalam pembangunan perumahan dan
permukiman tersebut adalah meningkatnya akses bagi rumah tangga terhadap
rumah dan lingkungan permukiman yang layak, aman, terjangkau, dan didukung
oleh prasarana dan sarana dasar serta utilitas yang memadai, serta memiliki
jaminan kepastian hukum dalam bermukim (secure tenure) untuk mendukung
pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs). Sasaran lain yang
ingin dicapai adalah meningkatnya kualitas perencanaan dan penyelenggaraan
pembangunan perumahan dan permukiman di tingkat pusat dan daerah.
Sedangkan, sasaran khusus untuk sektor perumahan adalah tersedianya akses
bagi masyarakat terhadap perumahan baik perumahan baru maupun peningkatan
kualitas perumahan dan lingkungan permukiman serta kepastian hukum bagi 5,6
juta rumah tangga.
Kemudian dalam Kontrak Kinerja Menteri Perumahan Rakyat dengan Presiden
terdapat target Program 100 hari dan program di luar 100 hari yaitu program
2010-2014. (lihat tabel II.3)
8
19. Tabel II.1
Prioritas Nasional dalam RPJMN 2010-2014 (Buku I)
Target Indikasi
Substansi Inti/
NO Sasaran Indikator Pagu K/L
Kegiatan Prioritas 2010 2011 2012 2013 2014 (Rp Miliar)
4. PERUMAHAN RAKYAT:
Pembangunan 685.000 Rumah Sederhana Sehat Bersubsidi, 180 Rusunami dan 650 twin block berikut fasilitas pendukung kawasan permukiman yang dapat
menampung 836.000 keluarga yang kurang mampu pada 2012
1 Pembangunan rumah susun 380 twin block Jumlah rusunawa terbangun 100 100 180 0 0 4.560,0 Kemenpera
sederhana sewa
Fasilitasi pembangunan Jumlah fasilitasi dan stimulasi
prasarana, sarana, dan prasarana, sarana, dan
2 90.374 117.010 145.000 161.616 186.000 4.375,00 Kemenpera
utilitas kawasanperumahan 700.000 unit utilitas kawasan perumahan
dan permukiman dan permukiman
Jumlah bantuan subsidi
3 Bantuan subsidi perumahan 1.350.000 unit 210.000 250.000 290.000 290.000 310.000 20.700,00 Kemenpera
Tahun 2010-2014 perumahan
Pembayaran Tunggakan Jumlah bantuan subsidi
4 187.006 unit 187.006 - - - - 923,51 Kemenpera
Subsidi Tahun 2008-2009 perumahan
Fasilitasi dan stimulasi Jumlah fasilitasi dan
5 pembangunan baru 200.000 unit stimulasi pembangunan baru 30.000 50.000 65.000 30.000 25.000 2.145,00 Kemenpera
perumahan swadaya perumahan swadaya
Fasilitasi dan stimulasi Jumlah fasilitasi dan stimulasi
6 peningkatan kualitas 400.000 unit peningkatan kualitas 50.000 75.000 85.000 90.000 100.000 625,00 Kemenpera
perumahan swadaya perumahan swadaya
Sumber : RPJMN 2010-2014 (Buku I) Bidang Perumahan dan Permukiman
LAPORAN KINERJA
KEMENPERA, TAHUN 2010
9
20. LAPORAN KINERJA
KEMENPERA, TAHUN 2010
Tabel II.2
Prioritas Bidang dalam RPJMN 2010-2014 (Buku I)
SASARAN TARGET PAGU
PROGRAM/KEGIATAN
No. (Outcomes/ Output INDIKATOR 2010-2014
PRIORITAS
yang diharapkan) 2010 2010-2014 (Rp Miliar)
I PROGRAM DUKUNGAN DAN 1.171,4
MANAJEMEN TUGAS TEKNIS
LAINNYA
II PROGRAM PENGEMBANGAN 12.111,1
PERUMAHAN DAN
PERMUKIMAN
1 Pembangunan rumah susun 380 twin block Jumlah rusunawa 100 380 4.560,0
sederhana sewa terbangun
2 Fasilitasi dan stimulasi 50.000 unit Jumlah fasilitasi dan 7.500 50.000 536,3
pembangunan perumahan stimulasi pembangunan
swadaya baru perumahan
swadaya
3 Fasilitasi dan stimulasi 50.000 unit Jumlah fasilitasi dan 7.500 50.000 286,3
peningkatan kualitas stimulasi peningkatan
perumahan swadaya kualitas perumahan
swadaya
4 Fasilitasi pembangunan PSU 700.000 unit Jumlah fasilitasi dan 90.374 700.000 4.375,0
kawasan perumahan dan stimulasi prasarana,
permukiman sarana dan utilitas
perumahan swadaya
5 Fasilitasi pembangunan PSU 50.000 unit Jumlah fasilitasi dan 7.500 50.000 236,3
perumahan swadaya stimulasi prasarana,
sarana dan utilitas
perumahan swadaya
6 Fasilitasi dan Stimulasi 655 Ha Jumlah permukiman 50 655 1.043,0
Penataan Lingkungan kumuh yang terfasilitasi
Permukiman Kumuh
7 Fasilitasi pra-sertifikasi 30.000 unit Jumlah unit lahan dan - 30.000 12,0
dan pendampingan pasca- bangunan rumah yang
sertifikasi terfasilitasi pra-sertifikasi
dan pendampingan pasca
sertifikasi
8 Fasilitasi pembangunan 5.000 unit Jumlah rumah khusus 250 5.000 259,7
rumah khusus terbangun
9 Pengembangan Kebijakan 20 peraturan Jumlah revisi peraturan 4 20 802,6
dan Koordinasi Pelaksanaan perundangan perundangan
Kebijakan Perumahan dan
Permukiman
III PROGRAM PENGEMBANGAN 412,0
PEMBIAYAAN PERUMAHAN
DAN PERMUKIMAN
1 Pengembangan Kebijakan 10 peraturan Jumlah revisi peraturan 2 10 412,0
dan Koordinasi Pelaksanaan perundangan perundangan
Kebijakan Pembiayaan
Perumahan dan Permukiman
TOTAL ALOKASI KEMENPERA 2010-2014 13.694,5
Sumber : RPJMN 2010-2014 (Buku II) Bidang Perumahan dan Permukiman
10
21. LAPORAN KINERJA
KEMENPERA, TAHUN 2010
Tabel II.3
Kontrak Kinerja Menteri Perumahan Rakyat 2010-2014
NO PROGRAM WAKTU
A. Memastikan tersusunnya Rencana Strategis Kementerian Negara
Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014
Menyusun usulan Renstra Kemenpera Tahun 2010-2014 yang terdiri Paling lambat
dari: visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, kegiatan pokok, tanggal 20
indikator kinerja per Eselon II November 2009
Menyempurnakan Renstra Kemenpera Tahun 2010-2014 Paling lambat
tanggal 31
Desember 2009
B. Memastikan tercapai-nya target capaian program 100 hari
Meningkatkan tingkat hunian rusunawa yang sudah/sedang dibangun Paling lambat
dari sekitar 40% menjadi 80% dalam 100 hari dan melakukan kaji ulang Januari 2010
menyeluruh atas kebijakan pembangunan dan penghunian rusunawa
dan rusunami.
C. Memastikan tercapainya prioritas nasional yang mencakup namun
tidak terbatas pada
Memastikan pembangunan 685.000 unit RSH Bersubsidi, 180 Tower Paling lambat
Rusunami dan 650 TB Rusunawa berikut fasilitas pendukung kawasan Oktober 2014
permukiman yang dapat menampung 836.000 keluarga pada tahun
2012.
D. Melaksanakan reformasi bidang pelayanan umum
Mengkaji ulang dan mengusulkan perbaikan kebijakan, peraturan, Paling lambat
dan proses pelaksanaan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan Juni 2010
pelayanan umum yang diberikan Kementeriannya secara tuntas sebelum
Juni 2010 serta memastikan efektifitas implementasi perbaikan peraturan
tersebut sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan oleh pejabat yang
ditunjuk Presiden untuk memimpin reformasi pelayanan umum.
E. Melaksanakan perbaikan peraturan yang mendukung investasi
Mengkaji dan mengusulkan perbaikan peraturan-peraturan yang Paling lambat
menghambat atau berpotensi menghambat investasi dengan sebelum Juni 2010
Juni 2010 dan memastikan efektifitas perbaikan peraturan tersebut
sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan.
SUMBER: KONTRAK KINERJA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT DENGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
11
22. LAPORAN KINERJA
KEMENPERA, TAHUN 2010
2.2 Visi dan Misi Renstra Kemenpera 2010-2014
Renstra Kemenpera 2010-2014 menyatakan visi pembangunan perumahan
rakyat adalah ”Setiap Keluarga Indonesia Menempati Rumah yang Layak
Huni”. Pencapaian visi tersebut memerlukan komitmen dari seluruh pemangku
kepentingan di bidang perumahan dan permukiman mengingat intensitas dan
kompleksitas permasalahan yang harus ditangani. Kementerian Perumahan
Rakyat sebagai salah satu pemangku kepentingan dalam pencapaian visi
tersebut memiliki kewenangan sebagai regulator, fasilitator maupun pelaksana
pembangunan perumahan sehingga kebutuhan rumah yang layak huni bagi
setiap keluarga Indonesia dapat terpenuhi.
Visi Kementerian Perumahan Rakyat ini akan dapat dicapai melalui serangkaian
misi yaitu:
(i) meningkatkan iklim yang kondusif dan koordinasi pelaksanaan kebijakan
pembangunan;
(ii) meningkatkan ketersediaan rumah layak huni yang didukung oleh
prasarana, sarana dan utilitas (PSU)
(iii) mengembangkan sistem pembiayaan perumahan jangka panjang
(iv) meningkatkan pendayagunaan sumber daya perumahan dan permukiman
(v) meningkatkan peran pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya.
2.3 Arah Kebijakan dan Sasaran
Dalam rangka melaksanakan penugasan dari RPJM Nasional, maka disusun arah
kebijakan Kementerian Perumahan Rakyat sebagai berikut:
1. Pengembangan regulasi dan kebijakan untuk menciptakan iklim yang kondusif,
serta koordinasi pelaksanaan kebijakan di tingkat Pusat dan Daerah dalam
rangka pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Perumahan
dan Permukiman.
2. Peningkatan pemenuhan kebutuhan Rumah Layak Huni (RLH) yang didukung
dengan prasarana, sarana dan utilitas (PSU) serta kepastian bermukim bagi
masyarakat berpenghasilan menengah-bawah, melalui:
a. Pembangunan rumah layak huni (RLH) melalui pasar formal maupun
secara swadaya masyarakat baik untuk pembangunan baru maupun
peningkatan kualitas;
b. Pembangunan rumah susun sederhana (rusuna) baik sewa maupun
milik;
c. Penyediaan PSU perumahan dan permukiman yang memadai untuk
pengembangan kawasan dan PSU perumahan swadaya;
d. Penanganan lingkungan perumahan dan permukiman kumuh;
e. Pembangunan rumah khusus, termasuk rumah sederhana sewa dan
pasca bencana;
12
23. LAPORAN KINERJA
KEMENPERA, TAHUN 2010
f. Pengembangan kawasan khusus, termasuk kawasan perbatasan, daerah
tertinggal dan pasca bencana;
g. Fasilitasi pra sertifikasi dan pendampingan pasca sertifikasi tanah bagi
MBR.
3. Pengembangan sistem pembiayaan perumahan dan permukiman bagi MBM
melalui:
a. Pengembangan pembiayaan perumahan melalui fasilitas likuiditas;
b. Pengembangan Tabungan Perumahan Nasional;
c. Peningkatan pemanfaatan sumber-sumber pembiayaan untuk
pembangunan perumahan dan permukiman.
4. Peningkatan pendayagunaan sumberdaya pembangunan perumahan dan
permukiman serta pengembangan dan pemanfaatan hasil-hasil penelitian
dan pengembangan teknologi maupun sumber daya dan kearifan lokal.
5. Peningkatan sinergi pusat-daerah dan pemberdayaan pemangku kepentingan
lainnya dalam pembangunan perumahan dan permukiman.
Dalam mewujudkan visi dan misi Kementerian Perumahan Rakyat, sepanjang
2010-2014 terdapat sasaran-sasaran yang telah ditetapkan antara lain:
1. Meningkatnya pengembangan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan
kebijakan pembangunan perumahan dan permukiman, khususnya: (i)
Revisi UU Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman,
(ii) Revisi UU Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun, (iii) Revisi PP
Nomor 80 Tahun 1999 tentang KASIBA/LISIBA BS, (iv) Revisi PP Nomor 41
Tahun 1996 tentang Pemilikan Rumah Tempat Tinggal atau Hunian bagi
Orang Asing yang Berkedudukan di Indonesia, (v) Revisi PP Nomor 31
Tahun 2007 tentang tentang Perubahan Keempat Atas PP Nomor 12 Tahun
2001 tentang Impor dan Atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu
Yang Bersifat Strategis Yang Dibebaskan Dari Pengenaan PPN, (vi) Revisi PP
Nomor 15 Tahun 2004 tentang Perum Perumnas, (vii) Penyiapan masukan
formulasi kebijakan Hak Tanggungan dalam rangka sekuritisasi KPR terkait
dengan UU Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas Tanah
beserta Benda-benda yang Berkaitan dengan Tanah, (viii) Revisi Keppres
Nomor 22 Tahun 2006 tentang Tim Koordinasi Percepatan Pembangunan
Rumah Susun di Kawasan Perkotaan, (ix) Revisi Keppres Nomor 63 Tahun
2000 tentang Badan Kebijaksanaan dan Pengendalian Pembangunan
Perumahan dan Permukiman Nasional (BKP4N), (x) Revisi Keppres Nomor
14 Tahun 1993 jo. Keppres Nomor 46 Tahun 1994 tentang Tabungan
Perumahan Pegawai Negeri Sipil (Taperum PNS), serta (xi) Pengembangan
NSPK dalam rangka penerapan SPM bidang Perumahan Rakyat.
2. Terlaksana penataan dan pengelolaan lahan untuk pembangunan
perumahan dan permukiman.
3. Terlaksana fasilitasi PSU Kawasan perumahan dan permukiman sebanyak
700.000 unit.
13
24. LAPORAN KINERJA
KEMENPERA, TAHUN 2010
4. Terlaksana penataan lingkungan permukiman kumuh seluas 655 Ha dengan
jumlah penduduk terfasilitasi sebanyak 130.000 jiwa.
5. Terlaksana pembangunan rumah susun sederhana berupa rusunawa
sebanyak 36.480 unit.
6. Terlaksana pembangunan Rumah Khusus sebanyak 5.000 unit termasuk
rumah sederhana sewa dan rumah pasca bencana.
7. Terlaksana fasilitasi Pembangunan Rumah Swadaya berupa pembangunan
baru sebanyak 50.000 unit.
8. Terlaksana fasilitasi Pembangunan Rumah Swadaya berupa peningkatan
kualitas sebanyak 50.000 unit.
9. Terlaksana fasilitasi penyediaan PSU Perumahan Swadaya berupa bantuan
stimulan PSU Swadaya sebanyak 50.000 unit.
10. Terlaksana fasilitasi pra-sertifikasi dan pendampingan pasca-sertifikasi
lahan dan bangunan rumah bagi MBR sebanyak 30.000 unit.
11. Meningkatnya pemanfaatan sumber daya pembangunan perumahan dan
permukiman serta pengembangan dan pemanfaatan hasil-hasil penelitian
dan pengembangan teknologi maupun sumber daya dan kearifan lokal.
12. Terlaksana penyaluran bantuan subsidi perumahan sebanyak 1.350.000
unit.
13. Meningkatnya mobilisasi dan pemanfaatan sumber pembiayaan untuk
mendukung pembangunan perumahan dan permukiman.
14. Terselenggara fungsi pelayanan bidang perumahan dan permukiman di
tingkat pusat dan daerah (33 Provinsi).
15. Terlaksana Dana Alokasi Khusus (DAK) Perumahan dan Permukiman berupa
fasilitasi PSU kawasan perumahan dan permukiman sebanyak 320.000
unit.
16. Terlaksana kewajiban pelayanan publik (Public Service Obligation) bidang
perumahan dan permukiman.
17. Terselenggara tugas dan fungsi Kementerian Perumahan Rakyat secara
efektif dan efisien.
14
25. LAPORAN KINERJA
KEMENPERA, TAHUN 2010
2.4 Program dan Kegiatan
Untuk menjalankan kebijakan-kebijakan pembangunan perumahan serta
mewujudkan sasaran-sasaran yang telah disusun di atas, Kementerian Perumahan
Rakyat menyiapkan program-program sebagai berikut:
A. Program Dukungan dan Manajemen Tugas Teknis Lainnya
Merupakan program dari Sekretariat Kementerian Perumahan Rakyat yang terdiri
dari beberapa kegiatan yaitu :
• Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya
• Perencanaan dan penganggaran pembangunan perumahan dan
permukiman
• Peningkatan produk hukum, humas dan kepegawaian
• Pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur Kementerian
Perumahan Rakyat
• Dukungan pengembangan kebijakan pembangunan perumahan dan
permukiman
B. Program Pengembangan Perumahan dan Permukiman
Merupakan program dari Deputi Bidang Pengembangan Kawasan, Deputi Bidang
Perumahan Formal dan Deputi Bidang Perumahan Swadaya yang terdiri dari
beberapa kegiatan yaitu :
• Fasilitasi pembangunan Prasaran, Sarana, dan Utilitas (PSU) kawasan
perumahan dan permukiman
• Fasilitasi dan stimulasi penataan lingkungan permukiman kumuh
• Pembangunan rumah susun sederhana sewa
• Fasilitasi dan stimulasi pembangunan baru perumahan swadaya
• Fasilitasi dan stimulasi peningkatan kualitas perumahan swadaya
• Fasilitasi pembangunan PSU perumahan swadaya
• Fasilitasi pra-sertifikasi dan pendampingan pasca-sertifikasi
C. Program Pengembangan Pembiayaan Perumahan dan Permukiman
Merupakan program dari Deputi Bidang Pembiayaan yang terdiri dari beberapa
kegiatan yaitu :
• Perencanaan dan koordinasi pengembangan pembiayaan perumahan dan
permukiman
• Pengembangan pola bantuan pembiayaan perumahan dan permukiman
• Pengembangan kerjasama pembiayaan perumahan dan permukiman
• Pengembangan dan penggalangan sumber-sumber pembiayaan perumahan
• Pengembangan investasi perumahan dan permukiman
15
26. LAPORAN KINERJA
KEMENPERA, TAHUN 2010
16
SUMBER FOTO: ISTIMEWA
27. LAPORAN KINERJA
KEMENPERA, TAHUN 2010
BAB III
KINERJA KEMENTERIAN
PERUMAHAN RAKYAT
TAHUN 2010
3.1 Pencapaian Anggaran
Untuk mewujudkan visi Kementerian Perumahan Rakyat yaitu “Setiap keluarga
Indonesia menempati rumah yang layak huni”, telah dialokasikan dana
dalam RPJMN 2010-2014 sebesar Rp 13,69 triliun dan dana subsidi sebesar Rp
21,62 triliun. Dengan demikian total anggaran dalam RPJMN 2010-2014 untuk
Kemenpera adalah sebesar Rp 35,318 trilyun. (lihat tabel III.1)
Anggaran Kementerian Rakyat dialokasikan melalui Bagian Anggaran (BA) 091 dan
Bagian Anggaran Subsidi Perumahan 999 (BA 62 dan 69 yang kemudian berubah
menjadi BA 999 mulai Tahun
Anggaran/TA 2008). Sejalan
dengan komitmen Pemerintah,
pagu definitif baik untuk BA 091
maupun BA 999 mengalami
peningkatan dari tahun 2009.
Pagu yang ada untuk tahun
2010 meningkat menjadi Rp
2.395 trilyun untuk BA 091 dan
menjadi Rp 4.163,51 trilyun
untuk BA 999. Sepanjang
periode 2010-2014, BA 999
memiliki alokasi tahunan yang Gambar 3.1
lebih tinggi dibandingkan BA BA 091 dan BA 999
091. (lihat gambar 3.1) Menurut RPJMN 2010-2014 (Milyar)
17
28. 18
Tabel III.1
Target dan Anggaran Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014
(Sesuai RPJM dan Renstra Kemenpera 2010-2014)
RPJMN 2010-2014
NO. PROGRAM/KEGIATAN PRIORITAS SATUAN TARGET ALOKASI ANGGARAN (Rp. Milyar)
2010 2011 2012 2013 2014 TOTAL 2010 2011 2012 2013 2014 TOTAL
LAPORAN KINERJA
A BA 091
PROGRAM DUKUNGAN DAN MANAJEMEN
I 127,61 156,63 242,46 303,33 341,35 1.171,4
TUGAS TEKNIS DAN LAINNYA
PROGRAM PENGEMBANGAN
II 2.185,73 2.520,46 3.874,52 1.679,37 1.851,02 12.111,1
KEMENPERA, TAHUN 2010
PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN
1 Pembangunan rumah susu sederhana sewa twin block 100 100 180 - - 380 1.200,00 1.200,00 2.160,00 - - 4.560,0
Fasilitas dan stimulasi pembangunan
2 unit 7.500 12.500 16.250 7.500 6.250 50.000 75,00 125,00 178,75 82,50 75,00 536,3
Perumahan swadaya
Fasilitas dan stimulasi peningkatan kualitas
3 unit 7.500 12.500 16.250 7.500 6.250 50.000 37,50 62,50 97,50 45,00 43,75 286,3
Perumahan swadaya
Fasilitas pembangunan PSU kawasan
4 unit 90.374 117.010 145.000 161.616 186.000 700.000 564,84 731,31 906,25 1.010,10 1.162,50 4.375,0
perumahan dan pemukiman
Fasilitasi pembangunan PSU perumahan
5 unit 7.500 12.500 16.250 7.500 6.250 50.000 30,00 50,00 81,25 37,50 37,50 236,3
swadaya
Fasilitasi dan stimulasi Penataan Lingkungan
6 unit 50 100 150 175 180 655 75,00 160,00 240,00 280,00 288,00 1.043,0
Pemukiman kumuh
Fasilitasi pra-sertifikasi dan pendampingan
7 unit - 7.500 7.500 7.500 7.500 30.000 - 2,25 3,00 3,00 3,75 12,0
pasca sertifikasi
8 Fasilitasi pembangunan rumah khusus unit 250 750 1.050 1.350 1.600 5.000 42,87 28,88 47,25 60,75 80,00 259,7
Pengembangan kebijakan dan koordinasi Peraturan
9 pelaksanaan kebijakan perumahan 4 4 4 4 4 20 160,52 160,52 160,52 160,52 160,52 802,6
perundangan
pemukiman
PROGRAM PENGEMBANGAN
III PEMBIAYAAN PERUMAHAN DAN 82,40 82,40 82,40 82,40 82,40 412,0
PERMUKIMAN
Pengembangan kebijakan dan koordinasi Peraturan
1 pelaksanaan kebijakan pembiayaan 2 2 2 2 2 10 82,40 82,40 82,40 82,40 82,40 412,0
perundangan
perumahan dan pemukiman
TOTAL ALOKASI KEMENPERA 2010-1014 (BA 091) 2.395, 7 2.759,5 4.199,4 2.065,1 2.274,8 13.694,5
B BA 999
III PROGRAM PENGEMBANGAN
PEMBIAYAAN PERUMAHAN DAN 4.163,51 3.840,00 4.440,00 4.440,00 4.740,00 21.623,51
PERMUKIMAN
1 Bantuan Subsidi Perumahan unit 210.000 250.000 290.000 290.000 310.000 1.350.000 3.240,00 3.840,00 4.440,00 4.440,00 4.740,00 20.700,00
Masa Transisi 187.006 187.006 923,51 923,51
TOTAL ALOKASI KEMENPERA 2010-1014 (BA 999) 4.163,5 3.840,0 4.440,0 4.440,0 4.740,0 21.623,5
SUMBER: RPJMN 2010-2014 BIDANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DAN RENSTRA KEMENPERA 2010-2014
29. LAPORAN KINERJA
KEMENPERA, TAHUN 2010
Tabel III.2
Anggaran Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010
TAHUN 2010
RPJMN 2010-1014 DIPA
No PROGRAM/KEGIATAN PRIORITAS
PAGU PAGU
SATUAN TARGET TARGET
(Rp. Milyar) (Rp. Milyar)
A BA 091
PROGRAM DUKUNGAN DAN MANAJEMEN
I 127,61 174,51
TUGAS TEKNIS DAN LAINNYA
PROGRAM PENGEMBANGAN
II 2.185,73 750,14
PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN
1 Pembangunan rumah susu sederhana sewa TB 100 1.200,00 49 248,28
Fasilitas dan stimulasi pembangunan
2 Unit 7.500 75 2.000 20
Perumahan swadaya
Fasilitas dan stimulasi peningkatan kualitas
3 Unit 7.500 37,5 10.000 100
Perumahan swadaya
Fasilitas pembangunan PSU kawasan
4 Unit 90.374 564,84 10.374 64,84
perumahan dan pemukiman
Fasilitasi pembangunan PSU perumahan
5 Unit 7.500 30 10.000 40
swadaya
Fasilitasi dan stimulasi Penataan Lingkungan
6 Ha 50 75 50 75
Pemukiman kumuh
Fasilitasi pra-sertifikasi dan pendampingan
7 - - - - 0
pasca sertifikasi
8 Fasilitasi pembangunan rumah khusus Unit 250 42,87 1.000 39,31
Pengembangan kebijakan dan koordinasi Peraturan
9 pelaksanaan kebijakan perumahan dan 4 160,52 4 162,71
Perundangan
pemukiman
PROGRAM PENGEMBANGAN
III PEMBIAYAAN PERUMAHAN DAN 82,4 39,88
PERMUKIMAN
Pengembangan kebijakan dan koordinasi Peraturan
1 pelaksanaan kebijakan pembiayaan 2 82,4 2 39,88
Perundangan
perumahan dan pemukiman
TOTAL ALOKASI KEMENPERA 2010- 2.395,74 964,53
B BA 999
PROGRAM PENGEMBANGAN
I PEMBIAYAAN PERUMAHAN DAN 4.163,51 3.099,05
PERMUKIMAN
1 Bantuan Subsidi Perumahan Unit 210.000 3.240,00
2 Pembayaran Tunggakan Unit 187.006 923,51 90.000 416
1. SSB RSH
2. SSB Resunami
3. Masa Transisi
4. Wasdal
3 Fasilitas Likuiditas ***) 67.219 2.683,05
TOTAL ALOKASI KEMENPERA 2010-1011 (BA 999) 4.163,51 3.099,05
TOTAL ALOKASI KEMENPERA 2010-2011 4.163,51 4.063,58
SUMBER: DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) TAHUN ANGGARAN 2010
Untuk tahun 2010 telah teralokasi dana sebesar Rp 964,518 miliar (BA 091)
ditambah dengan dana subsidi sebesar Rp 3,099 triliun (BA 999). Alokasi tersebut
berbeda dengan alokasi dalam RPJMN 2010-2014 dikarenakan keterbatasan
anggaran pada tahun 2010. Sehingga, target pada tahun 2010 pada Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) berbeda dengan target yang ditetapkan dalam
RPJMN 2010-2014. (lihat tabel III.2)
19
30. LAPORAN KINERJA
KEMENPERA, TAHUN 2010
Pada BA 091 terdapat 3 program yaitu (i) Program Dukungan dan Manajemen
Tugas Teknis Lainnya, (ii) Program Pengembangan Perumahan dan Permukiman,
dan (iii) Program Pengembangan Pembiayaan Perumahan dan Permukiman.
Program Pengembangan Perumahan dan Permukiman memiliki alokasi terbesar
dalam BA 091 (Gambar III.2) yaitu sebesar 750,24 milyar rupiah (berdasarkan
DIPA).
Gambar III.2
Proporsi Alokasi Anggaran Program BA 091
Menurut RPJMN 2010-2014 (Milyar)
Program Pengembangan Perumahan dan Permukiman ini memiliki 9 kegiatan
prioritas. Kegiatan prioritas pembangunan rumah susun sederhana sewa
memiliki alokasi anggaran yang tertinggi. Pada tahun 2010 tersebut, ditargetkan
agar terbangun 49 rusunawa dengan alokasi biaya sebesar 248,28 milyar rupiah.
sesuai DIPA. Alokasi tertinggi berikutnya adalah untuk pembangunan PSU
kawasan perumahan dan permukiman. Pada tahun 2010 ditargetkan terbangun
10.374 unit PSU kawasan dengan alokasi anggaran sebesar 64,84 milyar rupiah.
Berbeda dengan pembangunan rusunawa, pada PSU kawasan targetnya semakin
meningkat dari tahun ke tahun.
Sementara itu, BA 999 merupakan Bagian Anggaran dengan DIPA yang
terintegrasikan langsung pada Kementerian Keuangan. Namun dalam realisasnya
ada 2 kelompok kegiatan yang dibiayai yaitu bantuan pembiayaan perumahan
berupa subsidi dan bantuan pembiayaan perumahan berupa Fasilitas Likuiditas
Pembiayaan Perumahan (FLPP). Timbulnya 2 skema tersebut karena pada
semester II tahun 2010, terdapat reformasi kebijakan baru dari semula subsidi
menjadi Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sehingga alokasi
anggarannya adalah Rp 416 Milyar untuk subsidi dan Rp 2.683,05 milyar untuk
FLPP.
20
31. LAPORAN KINERJA
KEMENPERA, TAHUN 2010
Tabel III.3
Kinerja Anggaran Pembangunan Perumahan Rakyat Tahun 2010
Total
No Unit Organisasi, Satuan Kerja, Kegiatan DIPA Penyerapan S/D 31-12-2010
(Rp. 000.000) (Rp. 000.000) %
A. Penyusunan Kebijakan & NSPM
1 Sekretariat Kemenpera 179.106 163.604 91,34
2 Pembiayaan Perumahan 39.877 38.757 97,19
3 Pengelolaan Kawasan 41.086 38.823 94,49
4 Pemberdayaan Perumahan Swadaya 36.211 33.856 93,50
5 Pengembangan Perumahan Formal 38.961 37.455 96,13
B Operasionalisasi Kebijakan
1 Penyediaan Perumahan Reguler 618.277 592.436 95,82
2 Pembiayaan Perumahan Operasionalisasi Pusat 11.000 10.178 92,52
Jumlah Bagian Anggaran : 091 964.518 915.108 94,88
C Belanja Subsidi
1 Pembiayaan Masa Transisi 416.000 415.999 100,00
2 Pembiayaan Fasilitas Likuiditas 2.683.049 KEUANGAN, KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT
SUMBER: BAGIAN
2.683.049 100,00
Jumlah Bagian Anggaran : 999 3.099.049 3.099.048 100,00
Jumlah Bagian Anggaran : 091+999 4.063.567 4.014.156 98,78
Catatan: Penyerapan per 31 Desember 2010 Sumber: Bagian Keuangan, Kementerian Perumahan Rakyat
Penggunaan alokasi subsidi adalah untuk membiayai:
1. Rekonsiliasi Pembayaran dari masyarakat berpenghasilan rendah yang
sudah melakukan perjanjian kredit 2008 dan 2009. Untuk sisa yang
belum dibayarkan akan dikonversi dalam pembayaran dengan FLPP
2. Tunggakan merupakan pembayaran terhadap mereka yang sudah
melakukan perjanjian kredit tahun 2009 namun belum menerima
penyaluran pembayaran pada tahun tersebut
Dalam hal kemampuan penyerapan alokasi dana untuk tahun 2010, realisasinya
terlihat menggembirakan. Realisasi dana BA 091 mencapai Rp 915,108 miliar atau
94,88 % dari pagu (Rp 964,518 miliar). Sementara itu, realisasi dana subsidi (BA
999) mencapai Rp 3,099 triliun atau 100% dari pagu. Dengan demikian realisasi
total pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 4.014,156 milyar atau sebesar 98,78 %
(Selengkapnya pada tabel III.3).
21
32. LAPORAN KINERJA
KEMENPERA, TAHUN 2010
3.2 Pencapaian Rencana Pemba Tabel III.4
ngunan Jangka Menengah Proporsi Penyerapan Bagian
Nasional (RPJMN) 2010- Anggaran 091 dan 999 (dalam juta)
2014 terhadap Pagu (%)
Dalam melaksanakan amanahnya, BA 091 Absolut %
salah satu acuan utama
Pagu 964.518.419 100,00%
Kementerian Perumahan Rakyat
adalah Rencana Pembangunan Realisasi 915.108.464 94,88%
Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2010-2014. Pencapaian BA 999 Absolut %
yang perlu diraih oleh
Kementerian Perumahan Rakyat Pagu 3.099.049.000 100,00%
berdasar RPJMN tersebut adalah
Realisasi 3.099.047.563 100,00%
memastikan pembangunan
SUMBER: BAGIAN KEUANGAN, KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT
685.000 Rumah Sederhana Sehat
Bersubsidi, 180 Tower Rusunami
dan 650 twin block Rusunawa berikut fasilitas pendukung kawasan permukiman
yang dapat menampung 836.000 keluarga yang kurang mampu pada 2012.
Tujuan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2010-2014, kemudian diturunkan secara khusus dalam misi-misi Kementerian
Perumahan Rakyat yang juga terdapat dalam Rencana Strategis Kementerian
Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014. Pada tahun 2010, pencapaian yang cukup
strategis diraih antara lain adalah pembangunan rusunawa dan pengesahan
Undang Undang Perumahan dan Kawasan Permukiman di DPR. Rincian lebih
detail dari pencapaian-pencapaian tersebut dapat dilihat pada sub bab 3.4 yang
menguraikan pencapaian Kementerian Perumahan Rakyat berdasarkan misi
dalam Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014.
3.3 Pencapaian Kontrak Kinerja Menteri Negara Perumahan Rakyat
Menteri Negara Perumahan Rakyat juga telah melakukan kontrak kinerja dengan
Presiden terkait tujuan dan sasaran dari Kementerian Perumahan Rakyat yang
perlu dicapai. Salah satu sasaran utama dari Kontrak Kinerja tersebut adalah
memastikan tercapainya target capaian program 100 hari.
Target program 100 hari tersebut adalah meningkatkan tingkat hunian rusunawa
yang sudah atau sedang dibangun dari sekitar 40% menjadi 80% dalam 100
hari dan melakukan kaji ulang menyeluruh atas kebijakan pembangunan dan
penghunian rusunawa dan rusunami. Target tersebut harus dicapai paling lambat
Januari 2010. Target program 100 hari tersebut didefinisikan dengan terhuninya
124 TB Rusunawa dari 155 TB Rusunawa siap huni dan pencapaiannya mampu
melebihi 100 % dengan terhuninya 132 TB dari target 124 TB pada hari ke-100.
Selain itu dalam 100 hari tersebut telah juga tercapai sepenuhnya identifikasi
22
33. LAPORAN KINERJA
KEMENPERA, TAHUN 2010
terhadap permasalahan dan tersusunnya substansi perubahan kebijakan
pembangunan dan penghunian Rusunawa dan Rusunami terkait dengan (i)
Pengelolaan Rusunawa, (ii) Perhitungan tarif sewa Rusunawa, (iii) Pedoman
bantuan Rusunawa Pendidikan Tinggi dan Berasrama, (iv) Pembentukan PPRS
Rusunami, (v) Penghunian dan Pengalihan Sarusunami, (vi) Revitalisasi KepPres
22 Th 2006, (vii) Revisi PP 31 Th 2007, dan (viii) Revisi PP 38 Th 2008.
Beberapa target lain dalam kontrak kinerja yang perlu dicapai dalam tahun 2010
adalah tentang pelaksanaan perbaikan peraturan yang mendukung investasi.
Kemenpera perlu untuk mengkaji dan mengusulkan perbaikan peraturan-
peraturan yang menghambat atau berpotensi menghambat investasi sebelum
Juni 2010 dan memastikan efektifitas perbaikan peraturan tersebut sesuai dengan
batas waktu yang ditetapkan.
Target berikutnya yang juga perlu dicapai pada tahun 2010 adalah melaksanakan
reformasi bidang pelayanan umum. Dalam mencapai target ini perlu dikaji ulang
dan diusulkan tentang perbaikan kebijakan, peraturan, dan proses pelaksanaan
seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan umum yang diberikan
Kementerian secara tuntas sebelum Juni 2010 serta memastikan efektivitas
implementasi perbaikan peraturan tersebut sesuai dengan batas waktu yang
ditetapkan oleh pejabat yang ditunjuk Presiden untuk memimpin reformasi
pelayanan umum. Pencapaian target-target tersebut dalam Tahun 2010 adalah
dengan melalui diterbitkannya peraturan-peraturan yang mendukung. Daftar dari
peraturan-peraturan yang diterbitkan tersebut dapat dilihat pada Tabel III.5.
Sasaran lain yang lebih bersifat jangka menengah adalah memastikan pembangunan
685.000 unit RSH Bersubsidi, 180 Tower Rusunami dan 650 TB Rusunawa berikut
fasilitas pendukung kawasan permukiman yang dapat menampung 836.000
keluarga pada tahun 2012. Sasaran ini mempertegas prioritas nasional yang telah
ada dalam RPJMN 2010-2014 dan pencapaian dari sasaran tersebut termasuk
dalam pencapaian misi Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun
2010-2014 (sub bab 3.4).
3.4 Pencapaian Misi Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun
2010-2014
Memasuki akhir Desember 2010, beberapa hal siginifikan yang telah dicapai
terkait misi dan target tahun 2010 sesuai dengan Renstra Kemenpera 2010-2014
yaitu:
3.4.1 Kinerja Pencapaian Misi 1: Meningkatkan iklim yang kondusif dan koordi
nasi pelaksanaan kebijakan pembangunan
23
34. LAPORAN KINERJA
KEMENPERA, TAHUN 2010
A. Revisi UU Nomor 4 Tahun 1992 menjadi UU Perumahan dan Kawasan
Permukiman
Sampai akhir tahun 2010, telah disahkan Undang Undang Perumahan dan
Kawasan Permukiman (UU PKP) pada tanggal 17 Desember 2010 dalam
Sidang Paripurna DPR. Proses penyusunan UU PKP dalam tahun 2010
memang menjadi prioritas pembahasan Program Legislasi Nasional melalui
usulan Badan Legislasi DPR RI.
Pengesahan Undang
Undang Perumahan
dan Kawasan
Permukiman di DPR
pada 17 Desember
2010.
SUMBER: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN
Undang-Undang Perumahan dan Kawasan Permukiman yang telah disahkan
ini diharapkan dapat meningkatkan penyelenggaraan perumahan dan
kawasan permukiman yang berkeadilan dan berpihak pada masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR). Undang-Undang tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman ini secara keseluruhan mencerminkan adanya
keberpihakan yang kuat sekaligus memberikan kepastian bermukim terhadap
masyarakat berpenghasilan rendah
Selain itu, lahirnya UU ini juga mengamanatkan dibentuknya dua UU lainnya
yakni UU tentang Rumah Susun (Rusun) dan Tabungan Perumahan. UU ini
juga mengamanatkan Peraturan Pemerintah atau peraturan pelaksanaan
lainnya ditetapkan paling lama 1 (satu) tahun sejak Undang-undang ini
berlaku. Terkait dengan semua kelembagaan yang perlu dibentuk atau yang
perlu ditingkatkan statusnya harus sudah disusun paling lambat 2 (dua) tahun
sejak undang-undang ini diundangkan.
24
35. LAPORAN KINERJA
KEMENPERA, TAHUN 2010
B. Revisi Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun
Pada tahun 2010, telah tersusun rancangan revisi dari Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun dan pembahasannya telah
memasuki Pembahasan tingkat I DPR-RI. Revisi UU tersebut menjadi prioritas
pembahasan Program Legislasi Nasional pada tahun 2010 melalui usulan
Badan Legislasi DPR RI yang tertera dalam rapat antara Pemerintah melalui
Badan Legislasi Nasional dan Badan Legislasi DPR RI dengan nomor 21 untuk
RUU Rumah Susun.
RUU ini diharapkan akan memiliki beberapa persepektif baru seperti (i)
pembangunan rumah susun sebagai instrumen untuk percepatan pemenuhan
kebutuhan hunian, efisiensi pemanfaatan tanah perkotaan, dan peningkatan
kualitas lingkungan dan pengembangan perkotaan; (ii) status kepemilikan satuan
rumah susun, disamping hak milik satuan rumah susun kondominium (dengan
tanah bersama) juga diatur hak milik satuan rumah susun strata title (tanpa
tanah bersama), (iii) status penguasaan satuan rumah susun, selain dengan cara
memiliki, cara sewa dan sewa beli serta jangka waktu kepemilikan, dan perspektif-
perspektif lain yang lebih memperkaya rancangan undang-undang ini.
Untuk tahun 2011, perlu disusun substansi RUU Rumah Susun yang perlu
disempurnakan. Substansi yang belum disepakati dalam tahapan pembahasan
yang telah berjalan pada tahun 2010 adalah (i) tanah, berupa pemisahan
horizontal antara tanah dan bangunan diatasnya, tanah sewa yang dibangun
Rumah Susun (tanpa tanah bersama), sertifikat Satuan Rumah Susun (Sarusun)
yang dibangun diatas tanah sewa (ii) kelembagaan, berupa tugas pokok dan
fungsi (tupoksi) Badan Pengelola Rumah Susun (BPRS).
C. Penyusunan UU Tabungan Perumahan
Rancangan Undang-Undang Tabungan Perumahan pada tahun 2010 telah
mulai memasuki masa penyusunan. UU Tabungan Perumahan sendiri sudah
diamanatkan dalam UU Perumahan dan Kawasan Permukiman (UU PKP) bahwa
tabungan perumahan akan diatur secara tersendiri melalui Undang-Undang.
D. Revisi Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap
Bangun dan Lingkungan Siap Bangun Berdiri Sendiri
Pada tahun 2010 telah disiapkan rancangan dari revisi Peraturan Pemerintah
Nomor 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap
Bangun Berdiri Sendiri. Penyiapan Revisi Peraturan Pemerintah Nomor 80
Tahun 1999 tentang Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun Berdiri
Sendiri ini bertujuan untuk merumuskan kembali pengaturan tentang Badan
Pengelola agar tidak rigid sehingga tidak menjadi kendala dalam pelembagaan
badan pengelola. Pengaturan yang akan dikembangkan adalah bentuk badan
pengelola yang lebih banyak pilihannya, proses tender yang lebih menarik
minat swasta, kemudahan dan bantuan kepada Pemda. Pengaturan juga akan
membedakan antara pemilikan tanah oleh Pemda dan Swasta.
25
36. LAPORAN KINERJA
KEMENPERA, TAHUN 2010
E. Penerbitan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat
Pada tahun 2010, telah diterbitkan juga 18 buah Peraturan Menteri Negara
Perumahan Rakyat. Peraturan Menteri tersebut bertujuan untuk lebih
mendukung segi teknis dalam menciptakan iklim yang kondusif terkait
pelaksanaan kebijakan pembangunan. Delapan belas Peraturan Menteri
tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel III.5
Daftar Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Tahun 2010
No Nomor Permenpera Tentang
1 01/PERMEN/M/2010 Pengelolaan Pengaduan Masyarakat di Bidang Perumahan dan
Permukiman
2 02/PERMEN/M/2010 Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014
3 03/PERMEN/M/2010 Pelimpahan Sebagian Urusan Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010
melalui Dekonsentrasi
4 04/PERMEN/M/2010 Pedoman Pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kementerian Perumahan
Rakyat Tahun 2010
5 Nomor 5 Tahun 2010 Pelaksanaan Pengadaan Barang-Jasa Secara Elektronik (E-Procurement) di
Lingkungan Kementerian Perumahan Rakyat
6 Nomor 6 Tahun 2010 Pola Klasifikasi Arsip Kemenpera
7 Nomor 7 Tahun 2010 Tata Naskah Dinas Kemenpera
8 Nomor 8 Tahun 2010 Tata Kearsipan Kemenpera
9 Nomor 10 Tahun 2010 Acuan Pengelolaan Lingkungan Perumahan Tapak
10 Nomor 11 Tahun 2010 Pengadaan Perumahan dan Permukiman dengan Dukungan Bantuan
Pembiayaan Perumahan dalam Bentuk Fasilitas Subsidi Perumahan
melalui Kredit/ Pembiayaan Pemilikan Rumah
11 Nomor 12 Tahun 2010 Penetapan Struktur dan Perubahan Besaran Gaji Pokok Karyawan
Pelaksana Sekretariat Tetap Bapertarum-PNS
12 Nomor 13 Tahun 2010 Tata Cara Pelaksanaan KPR Bersubsidi dan KPR Syariah Bersubsidi Serta
KPR Sarusuna Bersubsidi dan KPR Sarusuna Syariah Bersubsidi
13 Nomor 14 Tahun 2010 Pengadaan Perumahan Melalui Kredit/Pembiayaan Pemilikan Rumah
Sejahtera dengan Dukungan Bantuan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan
Perumahan
14 Nomor 15 Tahun 2010 Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Perumahan melalui Kredit/Pembiayaan
Pemilikan Rumah Sejahtera dengan Dukungan Bantuan Fasilitas Likuiditas
Pembiayaan Perumahan
15 Nomor 16 Tahun 2010 Petunjuk Teknis Perencanaan Pembiayaan Pencapaian Standar Pelayanan
Minimal Bidang Perumahan Rakyat Daerah Provinsi dan Daerah
Kabupaten/Kota
16 Nomor 17 Tahun 2010 Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor
11 Tahun 2010 tentang Pengadaan Perumahan dan Permukiman dengan
Dukungan Bantuan Pembiayaan Perumahan dalam Bentuk Fasilitas Subsidi
Perumahan Melalui Kredit/ Pembiayaan Pemilikan Rumah
17 Nomor 18 Tahun 2010 Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 13
Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan KPR Bersubsidi dan KPR Syariah
Bersubsidi Serta KPR Sarusuna Bersubsidi dan KPR Sarusuna Syariah
Bersubsidi
18 Nomor 21 Tahun 2010 Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perumahan Rakyat
26
37. LAPORAN KINERJA
KEMENPERA, TAHUN 2010
F. Koordinasi Pemantauan dan Evaluasi Kinerja
Untuk menunjang pemantauan dan evaluasi kinerja sebagai bagian dari
koordinasi pelaksanaan kebijakan pembangunan, Kementerian Perumahan
Rakyat telah melaksanakan beberapa kegiatan yaitu sebagai berikut:
- Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah mewajibkan setiap instansi pemerintah baik pusat maupun daerah
untuk menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
Didasari oleh aturan tersebut setiap instansi pemerintah terlebih dahulu harus
menyusun Perencanaan Strategis (Renstra) atau strategic planning.
Kemenpera mengupayakan pengembangan penerapan sistem pertanggung
jawaban yang tepat, jelas dan legitimate, sehingga pemerintahan dan
pembangunan di bidang perumahan dapat berlangsung secara berdaya guna,
berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, serta bebas dari KKN (korupsi,
kolusi dan nepotisme) dalam rangka perwujudan good governance.
Evaluasi penerapan Sistem AKIP telah dilaksanakan oleh KemenPAN-RB di
Kemenpera sejak Tahun 2006 dimana materi yang dievaluasi adalah berbagai
dokumen pendukung penerapan AKIP Kemenpera sejak Tahun 2005. Hasil
penilaian/evaluasi yang diseleng
garakan oleh KemenPAN-RB setiap
Tabel III.6
tahunnya mengalami peningkatan. Peringkat SAKIP Kementerian Perumahan Rakyat
Dalam melaksanakan amanat Instruk Tahun 2006-2008
si Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tahun Peringkat
tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi 2006 57 dari 63 instansi
Pemerintah tersebut, Kemen era sejak
p 2007 16 dari 71 instansi
Tahun 2005 selalu menyampaikan 2008 13 dari 67 instansi (predikat CC)
LAKIP secara tepat waktu. Sumber: Biro Perencanaan dan Anggaran
- Sistem Akuntansi Instansi (SAI)
Dalam hal keuangan, secara periodik yaitu dalam kurun waktu 6 bulan sekali,
Kementerian Perumahan Rakyat mengisi SAI atau Sistem Akuntasi Instansi untuk
diserahkan kepada Kementerian
Keuangan. SAI ini terdiri dari dua Tabel III.7
Opini Laporan Keuangan Kementerian Perumahan
bagian yaitu Sistem Akuntansi Rakyat Tahun 2006-2009
Keuangan Pengguna Anggaran Tahun Opini
(SAKPA) dan (Sistem Informasi 2006 Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
Manajemen dan Akuntansi Barang
2007 Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
Milik Negara) SIMAK BMN. Selain
2008 Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
itu, disusun juga Catatan atas
Laporan Keuangan (CALK) untuk 2009 Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
Sumber: Biro Perencanaan dan Anggaran
melengkapi SAI tersebut.
27
38. LAPORAN KINERJA
KEMENPERA, TAHUN 2010
Pada bulan Juli 2010, Kementerian Perumahan Rakyat memperoleh penghargaan
dari Pemerintah Republik Indonesia berupa opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian)
atas keberhasilan menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan Tahun 2009 yang
merupakan capaian standar tertinggi dalam Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Pemerintah. Opini WTP tersebut merupakan capaian yang secara konsisten diraih
oleh Kementerian Perumahan Rakyat sejak tahun 2006.
- Pelaporan Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian
Pembangunan (UKP4)
Dalam rangka penyusunan Laporan Inpres 1 Tahun 2010 tentang Percepatan
Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional 2010, telah dikoordinasikan
Laporan tentang Rencana Aksi Kemenpera mengenai target prioritas nasional 6
bidang infrastruktur. Laporan ini penting karena merupakan penilaian terhadap
kinerja Kementerian Perumahan Rakyat dan menjadi dasar pengambilan
keputusan strategis Presiden. Pada tahun 2010, Kementerian Perumahan Rakyat
melaporkan mengenai pembangunan rusunawa serta subsidi KPR dan fasilitas
likuiditas bagi Rsh bersubsidi dan Rusunami. Pelaporan untuk UKP4 pada tahun
2010 tersebut terdiri dari 5 checkpoint yaitu pada B04 (April 2010), B06 (Juni
2010), B08 (Agustus 2010), B10 (Oktober 2010), dan B12 (Desember 2010).
3.4.2 Kinerja Pencapaian Misi 2: Meningkatkan ketersediaan rumah layak huni
yang didukung oleh prasarana, sarana dan utilitas (PSU)
A. Telah terbangunnya rumah susun sejahtera sewa sebanyak 49 unit
Untuk pemenuhan kebutuhan rumah layak huni bagi seluruh keluarga
Indonesia terutama kepada masyarakat berpenghasilan rendah yang belum
mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan rumahnya melalui
kepemilikan, diprogramkan pembangunan Rumah Susun (Rusun) Sejahtera
yang sebelumnya dikenal dengan Rumah Susun Sederhana Sewa.
Pada tahun 2010 ini telah terselesaikan 49 TB, pencapaian ini telah sesuai
dengan target berdasar alokasi anggaran tahun 2010. Rusun Sejahtera yang
dibangun oleh Kemenpera tersebut diprioritaskan untuk lembaga pendidikan
tinggi, prajurit TNI/POLRI, pekerja industri, dan pondok pesantren.
28
39. LAPORAN KINERJA
KEMENPERA, TAHUN 2010
Tabel III.8
Lokasi Pembangunan Rusunawa Tahun Anggaran 2010
NO LOKASI UNIT
1 KODAM Iskandar Muda, Kota Banda Aceh 1
2 KODAM I/ Bukit Barisan, Sunggal, Kota Medan 1
3 KODAM I/ Bukit Barisan, Gaperta, Kota Medan 1
4 LANTAMAL I, Belawan, Kota Medan 1
5 PP. Modern Daarul Muhsinin Janjimanahan Kaawat, Kab. Labuhan Batu 0,5
6 LANTAMAL IV, Kota Tanjung Pinang 1
7 Kota Pekanbaru, Pekerja 2
8 Kota Batam 1, Pekerja Kabil 2
9 Kota Batam 2, Pekerja Tanjung Uncang 2
10 LANAL Piyambung, Kota Bandar Lampung, Lampung 2
11 SATPASS SIM Polri, Kota Jakarta Barat 2
12 KODAM Jaya Jatiwarna, Kota Bekasi 1
13 MABES TNI Jatimakmur, Kota Bekasi 1
14 BRIMOB Kelapa Dua, Kota Depok 1 2
15 BRIMOB Kelapa Dua, Kota Depok 2 2
16 Kementerian Pertahanan, Ciangsana, Kabupaten Bogor 1
17 BRIMOB Kedung Halang, Kabupaten Bogor 2
18 KOSTRAD Cibinong, Kabupaten Bogor 1
19 Kabupaten Bandung, Pekerja Rancaekek 1
20 KODAM III/ Siliwangi, Kota Bandung 2
21 Kabupaten Bandung Barat, Pekerja Batujajar 1
22 KODAM IV/ Diponegoro, Kota Semarang 1
23 PP. Al-Anwar, Karang Mangu Sarang, Kabupaten Rembang 1
24 PP. Maslakul Huda, Kabupaten Pati 1
25 LANUD TNI AU Adisucipto, Kota Yogyakarta 1
26 Stikes Ahmad Yani, Kabupaten Sleman 1
27 PP. Tarbiyatul Mukmin / Ikhsanul Fikri, Pabelan, Kabupaten Magelang 0,5
28 SMA Taruna Nusantara, Kabupaten Magelang 0,5
29 KODAM V/ Brawijaya, Kota Malang Jawa Timur 1
30 KOSTRAD Malang, Kota Malang Jawa Timur 1
31 LANUD TNI AU Iswahjudi, Kabupaten Madiun 1
32 KODAM VII/ Wirabuana, Kota Makassar 1
33 KODAM XII/ Tanjung Pura, Kabupaten Sintang 1
34 KODAM XII/ Tanjung Pura, Kota. Pontianak 1
35 Kabupaten Sidoarjo, Pekerja 1
36 PP. Al-Ghazali Dukuh Dempok Wuluhun, Kabupaten Jember 0,5
37 PP. Tremas, Kabupaten Pacitan 0,5
38 PP. Gontor, Kabupaten Ponorogo 0,5
39 PP. Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai, Kabupaten Amuntai 1
40 KODAM XVI/ Pattimura, Kota Ambon 2
41 KODAM XVII/ Cenderawasih, Kabupaten Manokwari 2
TOTAL 49
SUMBER: PUSAT PENGEMBANGAN PERUMAHAN
29