Pemberontakan PKI di Madiun terjadi pada September 1948 yang dipimpin oleh Muso dan Amir Syarifuddin. Mereka mendirikan pemerintahan Soviet Republik Indonesia di Madiun setelah mengumpulkan kekuatan melalui Front Demokrasi Rakyat. Pemerintah Indonesia kemudian mengirim pasukan TNI untuk menumpas pemberontakan ini, yang berhasil merebut kembali kota Madiun pada 30 September 1948. Muso tewas dalam pelariannya, sementara Amir Sy
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Pemberontakan pki di madiun
1. Pemberontakan PKI di Madiun
Ketika bangsa Indonesia sedang berjuang menghadapi agresi militer Belanda yang ingin menjajah
kembali, muncul pengkhianatan dalam bentuk pemberontakan yang berasal dari dalam negeri
sendiri, yaitu dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun. Pemberontakan bersenjata
ini diawali dari keinginan Amir Syarifuddin untuk menjatuhkan Kabinet Hatta di Suarakarta pada
tanggal 26 Februari 1948.
Upaya yang dilakukan oleh PKI dalam menggalang kekuatan massa untuk memberontak dimulai
dengan mendirikan Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang berasal dari Partai Sosialis, Partai Komunis
Indonesia (PKI), Pesindo, PBI, dan Sobsi para tanggal 28 Juni 1948. Beberapa langkah yang ditempuh
oleh Front Demokrasi Rakyat (FDR) untuk menyusun kekuatan antara lain sebagai berikut:
1. Membentuk Front Nasiaonal melalui parlemen untuk mempersatukan berbagai kekuatan
sosial dan politik dalam rangka menjatuhkan Kabinet Hatta.
2. Menghasut rakyat yang berwawasan sempit agar tidak percaya pada pemerintah dengan
cara mogok kerja secara umum dan berbagai bentuk pengacauan.
3. Menarik pasukan yang pro terhadap Front Demokrasi Rakyat (FDR) dari medan pertempuran
untuk memperkuat wilayah yang telah dibina.
4. Menjadikan Madiun sebagai basis pemerintahan dan Surakarta sebagai daerah liar (seba
kacau) dalam rangka mengalihkan perhatian Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Kegiatan FDR selanjutnya dikendalikan oleh PKI. Langkah PKI selanjutnya adalah menyusun
pertahanan pertahanan yang kuat serta menempatkan Muso dan Amir Syarifudin sebagai ketua dan
seketaris pertahanan. Kedua tokoh ini selanjutnya berkeliling ke Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk
melakukan kegiatan yang sangat picik seperti meningkatkan propaganda tentang PKI, menghasut
rakyat agar anti-pemerintah serta mengadu domba kesatuan TNI. Faktor inilah yang kemudian
menjadi pemicu terjadinya pemberontakan PKI di Madiun atau perisitwa yang dikenal dengan
“Madiun Affair”.
Sebagai upaya menyelesaikan konflik tersebut, pemerintah RI mengangkat Kolonel Gatot Subroto
sebagai Gubernur Militer untuk wilayah Surakarta dan sekitranya. Atas amanat itu, Kolonel Gatot
Subroto segera bertindak cepat dan memundurkan pasukan pro-PKI di Suarakarta. Peristiwa
pemunduran tersebut hanya sebagai media unruk mengalihkan perhatian saja, karena Sumarsono
dan Partai Pesindo dan Letnan Kolonel Dahlan dari Brigade 29 yang pro-PKI pada tanggal 18
Sepetember 1948 menggalang kekuatan untuk merebut kekuasaan di Madiun. Pada hari yang sama,
Muso dan Amir Syariffudin segera menuju Madiun untuk memproklamasikan berdirinya
pemerintahan Soviet Republik Indonesia. Kemudian, pada tanggal 19 September 1948,
pemerintahan Soviet Republik Indonesia ini mengumumkan pembentukan pemeritahan baru di Kota
Madiun dan Pati.
Menyikapi pemberontakan yang sangat berbahaya itu, pemerintah Indonesia segera bertindak
tegas, yakni dengan cara menawarkan kepada rakyat untuk memilih ikut Muso atau ikut
pemerintahan Soekarno-Hatta. Selanjutnya, pemerintah Indoneisa menunjuk Provinsi Jawa timur
sebagai Daerah Istimewa dan mengangkat Kolonel Sungkono sebagai Gubernur Militer.
2. Instruksi pemerintah Indonesia untuk merebut Kota Madiun kemudian segera disikapi oleh Pasukan
TNI dengan menyerang kota Madiun dari dua arah, yaitu dari arah barat oleh pasukan Divisi Siliwangi
dan dari arah timur oleh pasukan Kolonel Sungkono dan Brigade Surachman. Para tanggal 30
September 1948, Madiun sudah berhasil direbut kembali oleh TNI. Dalam pelariannya, Muso dapat
dikejar oleh operasi militer dan berhasil ditembak mati. Adapun Amir Syariffudin dan tokoh-tokoh
PKI lainnya tyertangkap di hutan Ngrambe Kabupaten Grobogan (Purwodadi) dan kemudian dibawa
ke Yogyakarta untuk dijatuhi hukuman mati. Operasi penumpasan terus dilakukan ke seluruh
pelosok hingga Madiun dinyatakn benar-benar aman.
Nama :
Ivan Haddar M. (21)
Nody Risky P. (33)
Kelas : 93