Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Percobaan iv
1. LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR I
PERCOBAAN 1V
KESETIMBANGAN HASIL KALI KELARUTAN
NAMA : PRASTYO PRAKOSO
NIM : J1F111031
KELOMPOK : IV
ASISTEN : NIKEN E.O. SITOMPUL
PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2012
PERCOBAAN IV
2. KESETIMBANGAN HASIL KALI KELARUTAN
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan praktikum ini adalah dapat memahami sifat larutan
jenuh, kelarutan suatu garam dalam pelarut air dan menentukan hasil kali larutan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Sistem kesetimbangan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sistem
kesetimbangan homogen dan sistem kesetimbangan heterogen. Kesetimbangan
homogen merupakan kesetimbangan yang anggota sistemnya mempunyai
kesamaan fase, sehingga sistem yang terbentuk itu hanya memiliki satu fase.
Kesetimbangan heterogen merupakan suatu kesetimbangan yang anggota
sistemnya mempunyai lebih dari satu fase, sehingga sistem yang terbentuk pun
mempunyai lebih dari satu macam fase (Syukri, 1999).
Kelarutan dari suatu garam adalah banyaknya garam yang dapat larut
dalam suatu pelarut sampai garam tersebut tepat akan mengendap. Besarnya
kelarutan dari suatu garam nilainya beragam untuk setiap macam garam dan
merupakan salah satu sifat fisis dari garam tersebut (Syukri, 1999).
Pada ilmu kimia terdapat hubungan antara konstanta kesetimbangan
dengan persamaan reaksi yang disebut Hukum Kesetimbangan. Konstanta
kesetimbangan konsentrasi adalah hasil perkalian antara zat hasil reaksi dibagi
dengan perkalian konsentrasi zat pereaksi, dan masing-masing dipangkatkan
dengan koefisien reaksinya (Syukri, 1999).
Suatu larutan tak jenuh kalah pekat (lebih encer) dari pada larutan jenuh.
Dan suatu larutan lewat jenuh lebih pekat dibandingkan dengan larutan jenuh.
Suatu larutan lewat jenuh biasanya dibuat dengan membuat larutan jenuh pada
temperatur yang lebih tinggi. Zat terlarut haruslah lebih banyak larut dalam dalam
pelarut panas dari pada dalam pelarut dingin. Jika tersisa zat terlarut yang belum
larut, sisa itu disingkirkan. Larutan panas itu kemudian didinginkan dengan hati-
hati untuk menghindari pengkristalan. Artinya larutan itu tidak boleh digetarkan
atau diguncang, dan debu maupun materi asing dilarang masuk. Jika tidak ada zat
terlarut yang memisahkan diri selama pendinginan, maka larutan yang dingin itu
bersifat lewat jenuh (Brady, 1999).
3. Sejauh ini, larutan jenuh yang mengandung ion-ion berasal dari satu
sumber padatan murni. Namun, bagaimana pengaruhnya pada kesetimbangan
larutan jenuh jika ion-ion dari sumber lain dimasukkan ke dalam larutan pertama?
Menurut prinsip Le Chatelier, sistem pada keadaan setimbang menanggapi
peningkatan salah satu pereaksinya dengan cara menggeser kesetimbangan ke
arah dimana pereaksi tersebut dikonsumsi (Petrucci, 1987).
Kehadiran ion tak senama cenderung meningkatkan kelarutan. Jika
konsentrasi ion total dalam larutan meningkat, gaya tarik antar ion menjadi lebih
nyata. Aktifitas (konsentrasi efektif) menjadi lebih kecil dibanding konsentrasi
stoikiometrinya (Petrucci, 1987).
Sejauh ini kita hanya membahas permasalahan tentang suatu garam
tunggal yang sedikit larut mencapai keadaan setimbang dengan komponen ionnya
di dalam air. Konsentrasi relatif dari kation dan anion dalam larutan seperti ini
tergantung jumlah mol relatifnya dalam garam awal. Dengan demikian, jika AgCl
dilarutkan, jumlah mol ion Ag+
(aq) dan ion Cl-
(aq) yang dihasilkan sama, dan
jika Ag2SO4 dilarutkan, jumlah mol ion Ag+
(aq) sebanyak dua kali dari jumlah
mol ion SO4
2-
(aq) yang dihasilkan (Petrucci, 1987).
Misalkan sebuah larutan disiapkan dengan mencampur satu garam yang
dapat larut, seperti AgNO3, dengan larutan kedua NaCl. Apakah akan terbentuk
endapan perak klorida yang sedikit larut? Untuk menjawabnya, koefisien reaksi
Q, yang didefinisikan dalam hubungannya dengan kesetimbangan gas yang
digunakan. Q reaksi awal Qo, jika pencampuran larutan sudah selesai tetapi reaksi
tertentu belum terjadi, adalah :
Qo = [Ag+]o [Cl-]o
Jika Qo<Ksp, Perak Klorida padat tidak dapat terjadi, sebaliknya jika Qo>Ksp,
Perak Klorida akan mengendap sampai Q reaksi mencapai Ksp (Petrucci, 1987).
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat-alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah gelas piala 100 ml,
erlenmeyer 100 ml, pipet volume (ukuran 5 m, 20 m, 25 ml), buret 50 mL, corong
kaca.
4. B. Bahan-bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan jenuh MgCO3,
CaCO3, BaCO3, larutan standar HCl 0,001 M, larutan standar NaOH 0,001 M,
indikator fenol merah.
IV. PROSEDUR KERJA
1. Larutan MgCO3 jenuh diambil sebanyak 25 ml dengan
pipet gondok kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer.
2. Sebanyak 5 ml larutan HCl 0,001 M ditambahkan
dengan menggunakan pipet gondok
3. Sebanyak 10 ml larutan NaOH 0,001 M ditambahkan
dengan pipet gondok
4. Buret yang akan digunakan dicuci dengan aquades lalu
dikeringkan
5. Larutan standar HCl 0,001 M diambil, dimasukkan
dalam buret
6. Ditambahkan indikator fenol merah ke dalam
erlenmeyer
7. Larutan dalam elenmeyer dititrasi dengan larutan HCl
0,001 M dari buret sampai terjadi perubahan warna yang konstan
8. Titrasi dihentikan. Volume HCl yang diperlukan untuk
titrasi dicatat.
9. Titrasi diulangi sebanyak dua kali. Volume HCl yang
digunakan dirata-ratakan.
10. Prosedur yang sama dilakukan untuk larutan CaCO3 dan
BaCO3.
5. VI. PEMBAHASAN
Pada percobaan 1, hasil titrasi 5 ml MgCO3 dengan 1 ml HCl 0,001 M,
terlihat larutan berwarna bening. Kemudian ditambahkan 2 ml NaOH 0,001 M
dan 1 tetes indikator fenol merah, warna larutan berubah menjadi ungu muda,
kemudian diambil larutan standar HCl 0,001 M dan dimasukkan ke dalam buret,
tidak ada perubahan warna (merah muda), dititrasi larutan (MgCO3 + HCl +
NaOH + fenolmerah) tadi dengan HCl 0,001 M sebanyak 3 kali, juga tidak ada
perubahan warna.
6. VII. KESIMPULAN
Dari percobaan dapat diambil kesimpulan hal-hal sebagai berikut :
1. Hasil kali kelarutan adalah nilai dari perkalian ion-ion dalam larutan
dimana pada suhu tertentu terjadi keseimbangan antara ion-ion tersebut
dengan padatan
2. Suatu garam ionik apabila dilarutkan dalam air, akan terurai menjadi
ion-ionnya.Apabila dalam air larutan tersebut telah lewat jenuh, maka
garam tersebut akan mengendap Suatu garam ionik apabila dilarutkan
dalam air, akan terurai menjadi ion-ionnya. Apabila dalam air larutan
tersebut telah lewat jenuh, maka garam tersebut akan mengendap
3. Keadaan dimana ion-ion yang terlarut kembali membentuk padat itu
disebut keadaan jenuh atau larutan yang terbentuk disebut larutan jenuh.
Dengan demikian jika peristiwa tersebut digabung akan terbentuk
kesetimbangan
DAFTAR PUSTAKA
Brady, James E. 1999. Kimia Universitas Asas Dan Struktur. Bina Rupa Aksara.
Jakarta.
7. Petrucci. 1987. Kimia Dasar Jilid 2. Erlangga. Jakarta.
Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. ITB. Bandung.